43
1 ANALISIS PERFORMANCE ACHIEVEMENT BERDASARKAN HASIL OUTPUT PADA PROSES PENGEMASAN NORMAL NOODLE LINE 2 DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk. DIVISI NOODLE CABANG CIREBON LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh: ALBERTIN LUDWINNIA DAMARA NIM: 16.I1.0148 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2019

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

1

ANALISIS PERFORMANCE ACHIEVEMENT BERDASARKAN HASIL

OUTPUT PADA PROSES PENGEMASAN NORMAL NOODLE LINE 2 DI PT.

INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk. DIVISI NOODLE CABANG

CIREBON

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh:

ALBERTIN LUDWINNIA DAMARA

NIM: 16.I1.0148

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2019

Page 2: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

i

HALAMAN PENGESAHAN

Page 3: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat-Nya

sehingga Penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. Divisi Noodle cabang Cirebon serta menyelesaikan laporan kerja praktek

tentang “Analisis Performance Achievement Berdasarkan Hasil Output Pada Proses

Pengemasan Normal Noodle Line 2 di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Cabang Cirebon” dengan tepat waktu. Selama melaksanakan kerja praktek dari

tanggal 10 Januari 2019 hingga 15 Februari 2019, Penulis mendapat banyak wawasan dan

pengetahuan dalam proses pembuatan mie instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. noodle, Cirebon. Dalam melaksanakan dan menyelesaikan kerja praktek serta

laporan kerja praktek tentunya tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari

berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan kali ini, Penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Robertus Probo Yulianto Nugrahedi, STP, MSc. selaku dosen wali saya dan

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

2. Ibu Novita Ika Putri, STP. MS. dan Ibu Meiliana, S.Gz. MS. selaku dosen

pembimbing Kerja Praktek yang sudah bersedia meluangkan waktu, pikiran, tenaga,

dan dengan sabar memberikan pengarahan serta bimbingan mulai dari proposal

hingga Penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan finansial serta

perhatian melimpah kepada Penulis.

4. Bapak Michael Hartono selaku branch manager yang telah memberikan izin kepada

Penulis untuk dapat melaksanakan Kerja Praktek di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. Divisi Noodle cabang Cirebon.

5. Ibu Nunik Larasari selaku pihak HR PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi

noodle Cirebon yang telah meluangkan waktu untuk membantu mengurus izin dan

administrasi dalam melaksanakan kerja praktek.

6. Bapak Imam Muhadi selaku production manager yang telah menerima penulis untuk

melakukan kerja praktek di bagian produksi mie instan.

7. Bapak Shahreza Muhammad selaku production shift supervisor departemen

Produksi yang telah menerima dan meluangkan waktu untuk penulis dapat

Page 4: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

iii

melakukan kerja praktek dan memberi bimbingan serta penjelasan dalam pembuatan

laporan kerja praktek.

8. Bapak Muhammad Al Basir selaku production section supervisor departemen

Produksi yang telah meluangkan waktu untuk mendampingi penulis terjun ke

lapangan kerja produksi mie instan, memberikan pengarahan dan penjelasan

sehingga penulis dapat memahami proses produksi mie instan.

9. Bapak Dadang dan Mas Tri selaku quality control field dan quality control analyst

yang sudah memberikan banyak pengetahuan dan berbagi pengalaman kepada

penulis selama melaksanakan kerja praktek.

10. Mas Nana, Mas Bandi, Bu Herni, Mbak Mawar selaku operator mesin dan helper

bagian pengemasan yang sudah merelakan waktunya untuk direpotkan dengan

berbagai pertanyaan demi penulis mendapatkan data yang dibutuhkan dan berbagi

pengalaman serta keterampilan kepada penulis selama melaksanakan kerja praktek.

11. Mbak Tiara dan Mbak Fraya selaku admin departemen Produksi yang sudah

menemani dan menbantu penulis untuk mendapatkan dokumen data-data yang

dibutuhkan.

12. Seluruh karyawan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle cabang

Cirebon yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

kelancaran penulis melaksanakan kerja praktek ini.

13. Catharina Santi Paramita dan Nengah Wida Renata selaku rekan seperjuangan kerja

praktek di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk noodle Cirebon yang telah

mendampingi dalam suka dan duka selama pelaksanaan dan penulisan laporan kerja

praktek.

14. Mas Gery selaku saudara sepupu yang sudah berbaik hati memberikan tempat tinggal

untuk penulis dan memberikan dukungan selama pelaksanaan kerja praktek.

15. Teman-teman dan kakak tingkat di FTP yang selalu bersedia untuk direpotkan

dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya.

16. Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan

dukungan dalam doa.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini tentu tidak luput

dari kekurangan dan kesalahan. Penulis berterimakasih atas kritik dan saran yang

Page 5: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

iv

membangun dari pembaca dan pihak yang terlibat. Akhir kata, semoga laporan kerja

praktek ini dapat memberikan manfaat dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dari

pihak yang membutuhkan.

Semarang, 28 Mei 2019

Penulis

Page 6: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK ....................................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2. Tujuan ................................................................................................................ 1

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................................ 2

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN ................................................................................... 3

2.1. Profil dan Sejarah Perusahaan ........................................................................... 3

2.2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan ............................................................... 4

2.3. Lokasi dan Tata Letak ........................................................................................ 4

2.4. Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................................... 5

2.5. Sistem Ketenagakerjaan Perusahaan.................................................................. 7

2.6. Logo Perusahaan ................................................................................................ 8

BAB III. SPESIFIKASI PRODUK .................................................................................. 9

3.1. Jenis Produk ....................................................................................................... 9

3.2. Kapasitas Produksi dan Sistem Distribusi Produk ........................................... 12

BAB IV. PROSES PRODUKSI ..................................................................................... 13

4.1. Bahan baku dan pengemas ............................................................................... 13

4.1.1. Tepung .......................................................................................................... 13

4.1.2. Larutan Alkali .............................................................................................. 14

4.1.3. Minyak ......................................................................................................... 14

4.1.4. Air................................................................................................................. 15

4.1.5. Pengemas ...................................................................................................... 15

4.2. Proses produksi ................................................................................................ 15

BAB V. ANALISIS PERFORMANCE ACHIEVEMENT BERDASARKAN HASIL

OUTPUT PADA PROSES PENGEMASAN NORMAL NOODLE LINE 2 DI PT.

INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk. DIVISI NOODLE CABANG CIREBON

........................................................................................................................................ 20

5.1. Latar Belakang ................................................................................................. 20

5.2. Tujuan Khusus ................................................................................................. 21

5.3. Metode ............................................................................................................. 21

5.4. Hasil dan Pembahasan ..................................................................................... 21

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 30

6.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 30

6.2. Saran ................................................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 31

Page 7: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Performance Achievement pada Pengemasan Normal Noodle Line 2 ... 25

Page 8: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta lokasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cirebon ........................ 5

Gambar 2. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. .............................................. 8

Gambar 3. Varian produk Indomie .................................................................................. 9

Gambar 4. Varian produk Sarimi .................................................................................. 10

Gambar 5. Varian produk Supermi................................................................................. 11

Gambar 6. Varian produk Pop Mie ................................................................................ 11

Gambar 7. Varian produk Mi Sakura ............................................................................. 11

Gambar 8. Diagram Alir Pembuatan Mie Instan ............................................................ 16

Page 9: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Persentase Achievement Pengemasan Normal Noodle di Line 2 ................... 26

Page 10: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap umat manusia yang sangat

berpengaruh terhadap ketahanan hidup baik dipandang dari segi kualitas maupun

kuantitasnya. Seiring berjalannya waktu industri pangan di Indonesia mengalami

perkembangan yang pesat baik dilihat dari segi proses maupun teknologinya. Laju

pertumbuhan industri pangan di Indonesia telah mendorong berkembangnya pola makan

masyarakat yang pada mulanya hanya asal kenyang menjadi harus bergizi seimbang,

mampu menggugah selera, dan menarik dilihat. Hal tersebut yang menuntut mahasiswa

Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata

Semarang untuk mempunyai pengalaman dan wawasan lebih luas lagi tentang dunia

industri khususnya bidang pangan.

Penulis telah mendapatkan begitu banyak teori selama proses perkuliahan dan

mengaplikasikannya dengan kegiatan praktikum. Namun, penulis menyadari bahwa teorii

dan praktek yang didapat dalam perkuliahan belum cukup untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan dunia industri pangan. Oleh sebab itu, melalui kegiatan

Kerja Praktek ini penulis dapat mengetahui kondisi sesungguhnya dalam industri pangan

dan lapangan kerja serta mendapat pengetahuan dan pengalaman baru.

1.2. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini yaitu:

Memberikan kesempatan mahasiswa untuk menerapkan dan mempraktekkan ilmu

yang sudah di dapat pada bangku perkuliahan dalam dunia industri pangan.

Menambah dan mengambangkan wawasan yang didapat, latihan kerja, dan

pengamatan metode yang digunakan dalam lapangan pekerjaan.

Mendapatkan wawasan mengenai dunia kerja khususnya dalam industri pangan.

Mengetahui dan memahami proses produksi mi instan di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. Divisi Noodle Cirebon.

Page 11: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

2

Mempelajari masalah yang mungkin timbul selama proses keerja dan memecahkan

masalah tersebut.

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja Praktek dilaksanakan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle

Cabang Cirebon mulai dari tanggal 10 Januari 2019 sampai dengan 15 Februari 2019.

Jam kerja selama 6 hari kerja terbagi menjadi dua shift yaitu shift satu pukul 06.30 sampai

14.00 dan shift dua pukul 14.00 sampai 21.30 dengan diselingi 30 menit waktu istirahat

kecuali hari Jumat dengan diselingi 1 jam waktu istirahat. Untuk hari Sabtu selama 5 jam

mulai pukul 06.30 sampai 11.30 untuk shift satu dan pukul 11.30 sampai 16.30 untuk shift

dua dengan waktu istirahat masing-masing 30 menit.

Page 12: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

3

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Profil dan Sejarah Perusahaan

PT. Indofood CBP (ICBP) Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu produsen produk

konsumen bermerek yang terkemuka yang berdiri pada bulan April tahun 1970 di Jakarta

dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. Perusahaan ini memulai usaha

di bidang mi instan pada tahun 1982. Kemudian pada tahun 1990 memulai kegiatan usaha

dibidang makanan ringan melalui perusahaan patungan dengan Fritolay Netherlands

Holding B.V., perusahaan afiliasi PepsiCo Inc.

Pada bulan Maret tahun 1994 PT. Sanmaru Manufacturing Co. Ltd dan anak perusahaan

yang berada dalam lingkup Indofood bergabung menjadi sebuah perusahaan bernama PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk. kemudian pada bulan Oktober 2009 berganti nama lagi

menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Hingga saat ini kegiatan operasional

telah didukung oleh lebih dari 50 pabrik yang tersebar diberbagai wilayah di Indonesia.

Salah satunya adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cirebon yang merupakan

anak perusahaan dari Indofood yang bergerak dalam bidang Noodle. Perusahaan ini

merupakan pabrik noodle ke-17 yang diresmikan pada tanggal 25 Mei 2016 dan sudah

menerapkan konsep “Green Factory”. “Green Factory” tercapai ketika pabrik dalam

kegiatan operasionalnya mampu melakukan beberapa hal yaitu efisiensi energi,

pengurangan emisi gas rumah kaca dan bahan perusak ozon, 3R (reduce, reuse, recycle)

limbah, dan pemanfaatan desain atau teknologi dan sumber daya dengan tepat guna.

Produk yang dihasilkan dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. berupa mie instan

dalam berbagai brand yaitu Indomie, Supermi, Sarimi, Pop Mie, Mi Sakura, dan Indo

Krip Krip. Pabrik ini bergerak dalam bidang pengolahan pangan dari bahan baku sampai

menjadi produk akhir mi instan. Selain mi instan, ICBP juga mengelola beberapa kegiatan

usaha dibeberapa produk lain seperti makanan ringan, penyedap makanan (saos sambal,

saos tomat, kecap, bumbu instan), dairy product (mentega, susu kental manis, creamer),

nutrisi dan makanan khusus (minuman sereal, bubur sereal dan biskuit, snack sereal),

serta minuman (kopi, air minum dalam kemasan, teh, minuman berkarbonasi).

Page 13: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

4

2.2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan

Visi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah menjadi perusahaan produsen

barang-barang konsumsi yang terkemuka.

Misi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yaitu:

Melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, dan menawarkan merek-merek

unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi.

Menyediakan produk pilihan pelanggan yang berkualitas.

Meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi.

Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara

berkelanjutan.

Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan.

Nilai-nilai yang diterapkan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah dengan

disiplin sebagai falsafah hidup, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. menjalankan

usaha dengan menjunjung tinggi integritas, menghargai seluruh pemangku kepentingan

dan secara bersama-sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi

yang berkelanjutan.

2.3. Lokasi dan Tata Letak

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi Noodle cabang Cirebon terletak di Jalan

Raya Cirebon Tegal Km 18 Desa Ender Kecamatan Pangean, Kabupaten Cirebon, Jawa

Barat. Pabrik di Cirebon ini memiliki luas lahan 11,5 Ha. Sisi sebelah kanan, kiri, dan

belakang pabrik adalah sawah sedangkan sisi depan merupakan jalan pantura. Secara

umum pabrik terdiri dari dua bangunan. Bangunan pertama merupakan bangunan untuk

kantor sedangkan bangunan kedua merupakan bangunan khusus produksi mi instan mulai

dari gudang bahan baku hingga gudang barang jadi dan kantin karyawan. Bangunan lain

yang terdapat dalam area pabrik antara lain mushola, koperasi, gudang scrap, bangunan

khusus boiler serta penanganan limbah pabrik.

Page 14: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

5

Gambar 1. Peta lokasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cirebon

2.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam sebuah perusahaan perlu adanya suatu struktur organisasi yang jelas sehingga

perusahaan tersebut mampu mempertahankan eksistensinya dan tetap tangguh melakukan

penyesuaian dan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan

produktivitas produk yang dihasilkan. Struktur organisasi tidak semata-mata alat untuk

mencapai tujuan dimana kegiatan berlangsung tetapi juga sebagai sarana bagi para

pekerja untuk berinteraksi. Struktur organisasi sangat penting karena dapat memperjelas

pemisahan fungsi dan pemberian wewenang secara tepat dan terstruktur.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi Noodle dikepalai oleh seorang Branch

Manager (BM) yang tugas pokoknya adalah memimpin dan mengarahkan keseluruhan

kegiatan untuk mencapai performance yang tinggi dan produk yang dihasilkan

berkualitas dengan jaminan mutu yang dijaga secara konsisten. Dalam melaksanakan

tugasnya BM dibantu oleh seorang sekretaris dalam bidang administrasi. BM membawahi

departemen-departemen yang saling berkaitan satu sama lain, diantaranya yaitu:

- Departemen Personalia

Departemen ini dipimpin oleh seorang Branch Human Resources Officer (BHRO). Tugas

dari BHRO yaitu untuk merencanakan, mengkoordinir, mengendalikan, serta

mengarahkan seluruh kegiatan yang terkait dengan sumber daya manusia meliputi

administrasi pegawai dan penguapahan, jaminan sosial dan pelayanan umum, serta

hubungan industrial untuk pencapaian sasaran perusahaan dengan lebih baik.

Page 15: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

6

- Departemen Purchasing

Departemen ini dipimpin oleh seorang Purchasing Officer dibantu seorang staff. Tugas

dari departemen ini adalah untuk melakukan pengadaan barang-barang kebutuhan bagi

masing-masing departemen.

- Departemen Finance & Accounting

Departemen ini dipimpin oleh seorang Finance & Accounting Manager (FAM). Tugas

dari departemen ini adalah untuk merencanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan

keuangan mulai dari menyajikan laporan keuangan hingga analisa keuangan untuk

mendukung kegiatan operasional perusahaan.

- Departemen Manufacturing

Departemen ini dipimpin oleh seorang Production Manager (PM) yang bertanggung

jawab untuk memimpin departemen Manufacturing yang bertugas merencanakan,

mengkoordinir, mengendalikan dan mengarahkan kegiatan manufacturing yang meliputi:

Production Planning and Inventory Control (PPIC)

PPIC dipimpin oleh seorang supervisor yang bertugas merencanakan jadwal produksi

berdasarkan confirmed weekly order (CWO) yang diterima serta mengendalikan tingkat

ketersediaan raw material dan finished goods sehingga standar stock tetap terjaga.

Production

Production dipimpin oleh seorang Production Shift Supervisor yang dibantu oleh

Production Section Supervisor yang tugasnya merencanakan, mengkoordinir, dan

mengendalikan aktivitas produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan juga

menjaga kelancaran proses produksi dengan berusaha meminimalkan pemborosan bahan

baku.

Teknik

Bagian teknik dipimpin oleh technical supervisor yang mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinir, dan mengendalikan seluruh kegiatan dibagian teknik mulai dari

perawatan hingga perbaikan mesin sehingga dapat menjamin kelancaran produksi serta

sarana penunjangnya.

Warehouse

Bagian warehouse dipimpin oleh warehouse supervisor yang mempunyai tugas

merencanakan, mengkoordinir, dan mengendalikan kegiatan pergudangan baik itu

Page 16: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

7

gudang bahan baku maupun gudang barang jadi sehingga tercapai keakurasian jumlah,

keutuhan, dan keamanan produk yang dihasilkan.

- Departemen Process Development and Quality Control (PDQC)

Departemen ini dipimpin oleh Branch Process and Quality Control Manager (BPDQCM)

yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh supervisor untuk mengontrol dan

mengendalikan mutu produk yang dihasilkan meliputi incoming quality control, process

quality control, outgoing quality kontrol, dan market audit.

- Departemen Marketing

Departemen ini dipimpin oleh Area Sales & Promotion Manager (ASPM) yang

mempunyai kewajiban merencanakan dan mengkoordinasi strategi kegiatan promosi

pemasaran dan penjualan terhadap produk yang dihasilkan. ASPM terbagi dalam 5

wilayah yang membawahi Area Sales Promotion Supervisor (ASPS).

2.5. Sistem Ketenagakerjaan Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cirebon memiliki jumlah tenaga

kerja sebanyak 394 orang. Jumlah tersebut dapat berubah seiring dengan keluar masuknya

karyawan dan terbagi menjadi dua golongan yaitu karyawan tetap dan karyawan kontrak.

Pada departemen produksi sendiri jumlah karyawan sebanyak 247 orang dengan jumlah

jam kerja 40 jam dalam satu minggu. Jam kerja yang diberlakukan terdiri dari 2 jenis,

yaitu shift dan non-shift. Karyawan shift bekerja selama 6 hari dalam seminggu, yaitu

pada hari Senin hingga Sabtu dengan pembagian shift sebagai berikut:

Senin – Jumat:

Shift 1 : 06.30-14.00 WIB

Shift 2 : 14.00-21.30 WIB

Sabtu :

Shift 1 : 06.30-11.30 WIB

Shift 2 : 11.30-16.30 WIB

Karyawan non-shift akan mengikuti office hour yang serlangsung selama 5 hari kerja

dalam seminggu dimulai dari hari Senin hingga Jumat dengan 8 jam kerja mulai pukul

08.00-16.00 WIB dengan diselingi waktu istirahat selama 30 menit. PT. Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cirebon menyediakan fasilitas bagi karyawan berupa

tempat ibadah, jaminan makan (satu kali makan di kantin per hari), koperasi, transportasi

Page 17: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

8

(antar jemput), tunjangan kesehatan (BPJS) serta ada klinik untuk medical check up yang

sesuai persyaratan Good Manufacturing Practice (GMP), dan bonus.

2.6. Logo Perusahaan

Gambar 2. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.(Indofood CBP, 2015)

Logo dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tersebut menggunakan dua warna

dasar yaitu biru dan merah dengan pencitraan grafis huruf dan warna. Warna biru

menggambarkan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Warna merah

melambangkan semangat.

Page 18: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

9

BAB III

SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Jenis Produk

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi Noodle Cirebon memproduksi mie instan

dengan berbagai brand antara lain Indomie, Sarimi, Supermi, Pop Mie, Mi Sakura.

a. Indomie

Indomie pertama kali muncul pada tahun 1972 dengan produk Indomie kuah rasa kaldu

ayam yang seleranya sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia. Lalu pada tahun 1982,

peningkatan penjualan Indomie menjadikan peluncuran varian baru yaitu Indomie kuah

rasa kari ayam dan pada tahun berikutnya meluncurkan varian Indomie mi goreng. Seiring

berjalannya waktu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi Noodle terus

melakukan inovasi untuk varian flavor indomie. Hingga saat ini produk indomie sudah

memiliki beragam varian flavor seperti pada Indomie kuah meliputi ayam spesial, ayam

bawang, soto mie, kari ayam; pada Indomie goreng meliputi goreng spesial, rendang, iga

penyet, goreng aceh, sambal matah, sambal rica-rica; Indomie goreng jumbo spesial dan

Indomie goreng jumbo ayam spesial.

Gambar 3. Varian produk Indomie (Idmarco, 2015)

Page 19: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

10

b. Sarimi

Sarimi pertama diluncurkan pada tahun 1982. Pada tahun 2007 diluncurkan varian rasa

baru Sarimi Soto Koya rasa jeruk nipis dan pedas dan dua tahun kemudian soto koya

hadir dengan rasa gurih. Sarimi hingga saat ini memiliki varian flavor meliputi ayam

bawang, tongseng ayam, baso sapi, ayam + bawang goreng. Selain itu pada tahun 2010

sarimi meluncurkan produksi isi 2 dalam satu kemasan dengan varian flavor meliputi mi

goreng rasa ayam kecap, kari spesial, soto koya, ayam bawang, dan yang terbaru yaitu

sarimi dok-dok deerr.

Gambar 4. Varian produk Sarimi (Sarimi, 2015)

c. Supermi

Supermi diproduksi tahun 1968 sebagai mie instan serbaguna sebelum Indomie

diproduksi. Setelah Indomie diproduksi, Supermi berubah menjadi mie instan yang

dilengkapi dengan bumbu dan minyak bumbu. Supermi meluncurkan produk berbumbu

pada tahun 1976 dengan varian rasa kaldu ayam. Kemudian pada tahun 2008 Supermi

meluncurkan Supermi Go dengan tiga flavor yaitu GoBang (Goreng Bawang), GoKar

(Goreng Kari), dan GoSo (Goreng Soto). Tahun 2013 kembali meluncurkan flavor baru

rasa ayam spesial dengan kaldu ayam yang dilengkapi dengan saus cabai dan bawang

goreng.

Page 20: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

11

Gambar 5. Varian produk Supermi (Idmarco, 2015)

d. Pop Mie

Pop Mie pertama kali diproduksi pada tahun 1987 dalam kemasan cup yang menjadikan

konsumen lebih mudah dan praktis serta mengenyangkan untuk dikonsumsi. Pop Mie

hadir dengan kemasan cup mulai dari ukuran jumbo hingga mini. Pop Mie mempunyai

beberapa varian flavor diantaranya kari ayam, rasa ayam bawang, rasa baso, rasa soto

ayam, dan baso spesial. Pada tahun 2014 Pop Mie kembali meluncurkan flavor baru yaitu

Pop Mie goreng spesial dan goreng pedas.

Gambar 6. Varian produk Pop Mie (Pop Mie, 2015)

e. Mie Sakura

Mi instan Sakura hadir dalam berbagai pilihan flavor diantaranya ada mi goreng, rasa

ayam bawang, hingga rasa kaldu ayam.

Gambar 7. Varian produk Mi Sakura(Sakura Noodle, 2015)

Page 21: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

12

3.2. Kapasitas Produksi dan Sistem Distribusi Produk

Kapasitas produksi mie instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle

cabang Cirebon ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pemasaran beberapa daerah di

perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Saat ini pabrik Cirebon memiliki jumlah line

sebanyak 4 line dengan target produksi 43.200 pcs/jam untuk normal noodle. Kapasitas

produksi ini ditangani oleh Departemen Production Planning and Inventory Control

(PPIC) yang mengatur jadwal harian di bagian produksi dimana varian yang diproduksi

telah disesuaikan dengan bagian marketing, jumlah tenaga kerja yang tersedia dan jam

kerja, serta efisiensi mesin yang digunakan. Selain itu kapasitas produksi juga

dipengaruhi oleh banyaknya permintaan pada bulan tertentu seperti pada saat hari raya

dan akhir tahun.

Mie instan yang dihasilkan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle

cabang Cirebon ini didistribusikan di daerah-daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa

Tengah. Area pemasarannya meliputi Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga,

Kabupaten Cilacap, Kabupaten Brebes, Kota dan Kabupaten Tegal, Kabupaten

Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kota dan Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten

Majalengka. Sistem pemasaran dilakukan melalui distributor Indomarco kemudian

dipasarkan langsung pada toko-toko, pedagang grosir, pasar swalayan. Perusahaan selalu

berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen maka dari itu selalu mengembangkan

inovasi untuk memenuhi kepuasan pelanggan baik dalam kuantitas maupun kualitas

produk yang dihasilkan.

Page 22: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

13

BAB IV

PROSES PRODUKSI

Mie instan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 3351-2000 didefinisikan

sebagai produk makanan kering yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa

penambahan bahan makanan lain, berbentuk khas mie dan siap disajikan setelah dimasak

dengan air mendidih selama maksimal 4 menit. Mie instan dikeringkan dengan

menggunakan minyak goreng dan mampu menyerap minyak hingga 20% selama

penggorengan sehingga mie instan memiliki keunggulan rasa dibandingkan dengan jenis

mie yang lain. Saat perebusan mie instan disyaratkan tidak ada minyak yang terlepas ke

air dan mie harus kompak serta permukaannya tidak lengket (Astawan, 2008).

4.1. Bahan baku dan pengemas

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mie instan di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. divisi Noodle cabang Cirebon ini adalah tepung, air, larutan alkali, dan

minyak. Bahan baku di pabrik ini bekerja sama dengan suplier yang disetujui dan

memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh head office, mayoritas suplier bahan baku

berasal dari satu perusahaan Indofood. Bahan baku yang diterima harus dalam keadaan

yang terkemas rapi tanpa ada kerusakan dan kode produksi nya harus jelas. Produk jadi

mie instan dikemas menggunakan etiket (bungkus) untuk normal noodle dan cup untuk

cup noodle sebagai kemasan primer dan karton sebagai kemasan sekunder.

4.1.1. Tepung

Tepung terigu adalah bahan dasar untuk produksi mie yang diperoleh dari biji gandum

(Triticum vulgare) yang telah digiling yaitu berupa endoperm halus yang telah terpisah

dari kulit luar lembaga. Tepung terigu ini berfungsi untuk membentuk struktur mie,

sumber karbohidrat, dan protein. Kandungan protein utama yang berperan dalam

pembuatan mie dari tepung terigu adalah gluten. Gluten merupakan kompleks protein

yang tidak larut air yang terdiri atas komponen gliadin dan glutenin yang menghasilkan

sifat viskoelastis. Kandungan tersebut mampu membuat adonan menjadi lembaran,

digiling, ataupun dibuat mengembang. Gliadin dan glutenin adalah fraksi yang penting

Page 23: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

14

dan merupakan penyusun bola gluten yang akan diperoleh ketika adonan dicuci untuk

membebaskan patinya (Pomeranz & Meloan, 2000).

Tepung terigu yang digunakan dalam produksi mie instan di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. divisi Noodle cabang Cirebon adalah tepung terigu Cakra Kembar, Segitiga

Biru, dan Segitiga Hijau serta tepung tapioka untuk brand tertentu. Tepung tapioka adalah

pati yang diperoleh dari ekstrak ubi kayu dan penambahannya digunakan sebagai

substitusi tepung terigu dalam pembuatan mie. Tepung tapioka dapat digunakan sebagai

bahan alternatif supaya mie tetap kenyal. Selain itu tepung tapioka dapat berguna supaya

saat dicetak mie tidak lengket (Yuyun, 2008). Komposisi penggunaan tepung tersebut

berbeda pada setiap brand produk. Perbedaan dari masing-masing tepung terigu tersebut

terletak pada kandungan protein dalam tepung tersebut. Tepung Cakra Kembar memiliki

kadar protein 12-13% termasuk dalam kategori protein tinggi, sedangkan Segitiga Biru

memiliki kadar protein sebesar 9,5-11% termasuk dalam kategori protein sedang

(Suyanti, 2008).

4.1.2. Larutan Alkali

Larutan alkali adalah salah satu bahan yang ditambahkan ke dalam pembuatan mie instan

di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cirebon. Tujuan

ditambahkannya larutan alkali adalah untuk memperkuat adonan supaya dapat

mengembang dengan baik, mempercepat gelatinasi pati, serta meningkatkan kekentalan

adonan untuk memperbaiki kekenyalan mie. Kekenyalan mie sebanding dengan jumlah

larutan alkali yang ditambahkan, tetapi penambahan larutan alkali yang berlebihan dapat

membuat adonan menjadi lebih lembek dan memengaruhi warna dan rasa dari mie yang

dihasilkan serta dapat menimbulkan bau busuk (Koswara, 2009). Larutan alkali umumnya

berwarna kuning bening, kuning putih, dan kuning kehijauan dengan pH antara 9-11.

4.1.3. Minyak

Minyak digunakan sebagai medium penggorengan mie yang berfungsi sebagai

penghantar panas, menambah kalori dan rasa gurih dalam bahan. Jenis minyak yang

digunakan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cirebon adalah minyak

kelapa sawit. Minyak kelapa sawit banyak mengandung pro vitamin A dan vitamin E

Page 24: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

15

yang berperan sebagai antioksidan. Beberapa faktor yang menentukan standar mutu

minyak adalah memiliki kadar air kurang dari 0,1%, kandungan asam lemak bebas

diusahakan serendah mungkin (kurang dari 2%), warna harus pucat bebas dari warna

merah dan kuning serta tidak berwarna hijau, dan bilangan peroksida dibawah 2, dan

bebas dari ion logam (Ketaren, 1986 dalam Jumiati, 2009).

4.1.4. Air

Air berfungsi untuk melarutkan garam, sebagai media reaksi antara karbohidrat dengan

gluten, serta membentuk sifat kenyal dari gluten. Pati dan gluten akan mengembang

apabila ada air. Air yang digunakan dalam proses pembuatan mie sebaiknya memiliki pH

antara 6-9 karena absorpsi air akan meningkat seiring kenaikan pH. Semakin banyak air

yang diserap maka mie akan menjadi tidak mudah patah dan jumlah air yang optimum

akan membentuk adonan yang baik (Koswara, 2009).

4.1.5. Pengemas

Jenis kemasan primer yang digunakan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi

noodle Cirebon adalah etiket dan kemasan sekunder yang digunakan adalah karton.

Kemasan etiket terbuat dari Oriented Polyprophylene (OPP) dan Cast Polyprophylene.

4.2. Proses produksi

Proses produksi mie instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk terdiri dari

pengayakan tepung (sieving), pencampuran (mixing), pemadatan (pressing), penguntaian

(slitting), pengukusan (steaming), pemotongan dan pelipatan (cutting and folding),

penggorengan (frying), pendinginan (cooling), dan pengemasan (packing).

Page 25: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

16

Gambar 8. Diagram Alir Pembuatan Mie Instan

- Pengayakan (sieving)

Pengayakan tepung merupakan tahapan awal dalam pembuatan mie instan. Sebelum

diayak, tepung yang diterima dianalisis dahulu oleh Quality Control. Analisis ini

dilakukan untuk mengetahui apakah tepung yang diterima sudah sesuai dengan standar

yang sudah ditetapkan. Kriteria tepung yang tidak sesuai standar dapat berupa kemasan

tepung yang rusak dan tidak sesuai standar warna serta warna tepung yang berbeda dan

tercemar benda asing seperti logam. Setelah dinyatakan layak pakai, tepung dituangkan

dalam screw. Dalam satu penuangan dibutuhkan kurang lebih 10-12 zak tepung dengan

perbandingan yang disesuaikan dengan jenis mie dan flavor yang akan diproduksi pada

Page 26: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

17

hari tersebut. Kemudian tepung diayak dengan ayakan berukuran 20 mesh lalu

dipindahkan dalam mixer melalui screw conveyor.

- Pencampuran (mixing)

Tepung yang sudah masuk dalam mixer lalu dicampur dengan larutan alkali dan air

hingga menjadi suatu adonan yang homogen. Larutan alkali yang digunakan berbeda-

beda tergantung dari brand mie dan flavor yang akan diproduksi. Larutan alkali sebelum

dicampur dengan tepung dipindahkan terlebih dahulu ke dalam weighing tank untuk

disaring lalu dialirkan ke dalam mixer. Lama proses mixing selama 10-15 menit hingga

adonan menjadi homogen dan adonan yang dihasilkan lunak, lembut, halus dan kompak.

Suhu selama mixing diatur sedemikian rupa maksimal 34°C dengan kecepatan

pencampuran 34-37 rpm. Faktor yang memengaruhi mixing diantaranya lama waktu

mixing karena apabila terlalu lama adonan akan menjadi lembab dan menjadi kering

apabila mixing telalu cepat. Setelah adonan jadi dilakukan analisa kadar air dan standar

kadar air yang sudah ditetapkan adalah sebesar 31-35%. Kemudian, adonan dijatuhkan

dalam feeder untuk dipadatkan.

- Pemadatan (pressing)

Proses pressing bertujuan untuk untuk menghaluskan serat-serat gluten dan pembentukan

lembaran adonan dengan ketebalan tertentu. Ketebalan mie setiap brand berbeda. Adonan

yang sudah selesai dicampur kemudian dilewatkan dalam mesin roll press untuk

pembentukan lembaran adonan. Proses pressing ini dilakukan selama tujuh kali dengan

kecepatan antar roll yang berbeda, semakin kecil ukuran rollnya semakin cepat. Kriteria

yang tidak sesuai standar diantaranya adalah ketebalan adonan yang tidak sesuai dengan

ketentuan. Setelah menjadi lembaran adonan kemudian masuk ke dalam slitter untuk

pembentukan untaian mie.

- Penguntaian (slitting)

Proses slitting bertujuan untuk membentuk lembaran adonan menjadi untaian mie yang

bergelombang. Setelah menjadi lembaran dengan ketebalan yang sesuai, lembaran

adonan dari mesin roll press masuk dalam mesin rol sliting dengan alat sliter untuk

Page 27: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

18

dibentuk menjadi untaian mie. Lalu mie terbagi ke dalam 8 jalur dengan jumlah untaian

per jalur adalah sebanyak 70-80 untaian tergantung brand dan jenis mie yang diproduksi.

- Pengukusan (steaming)

Steaming merupakan proses pengukusan untaian mie yang dilakukan secara kontinyu

dimana untaian mie dilewatkan dalam steam box yang dialirkan dengan uap panas

bersuhu 95-100°C dan bertekanan 0,2-0,4 kg/cm3. Bila tekanan tidak sesuai standar akan

dihasilkan mie yang kurang matang dan harus direject tidak boleh dilanjutkan ke proses

berikutnya. Pada proses ini terjadi gelatinasi pati dan koagulasi gluten sehingga dapat

menyebabkan untaian mie menjadi kenyal. Lama waktu untuk steaming berkisar 100-110

detik hingga untaian mie menjadi padat dan matang. Faktor yang memengaruhi hasil

pengukusan adalah kualitas uap panas yang digunakan sehingga mie dapat matang

merata, pengaturan tekanan uap dan kondisi adonan yang kalis. Kriteria yang tidak sesuai

salah satunya adalah untaian mie tercemar dan tidak matang.

- Pemotongan dan Pelipatan (cutting and folding)

Setelah melalui steam box dan mie telah matang kemudian dilakukan pemotongan untaian

mie menggunakan pisau cutter dan akan langsung dilipat menjadi dua tumpuk untuk

masuk dalam cetakan penggorengan. Pada proses ini bentuk potongan mie dan berat yang

tidak sesuai standar akan direject supaya tidak digunakan dalam proses selanjutnya.

- Penggorengan (frying)

Mie yang sudah terpotong menjadi dua tumpuk kemudian digoreng menggunakan

minyak. Mie dimasukkan dalam cetakan lalu digoreng dengan dilewatkan minyak dengan

suhu antara 120-160°C selama 90 detik. Minyak yang digunakan adalah minyak kelapa

sawit yang sebelumnya sudah dipanaskan dengan steam boiler. Tujuan dari

penggorengan mie yaitu untuk membuat mie menjadi matang dan awet secara alami

dengan mengurangi kadar air menjadi ±3,5%. Pada proses penggorengan, minyak akan

mengalami pemanasan secara terus menerus yang dapat menyebabkan kerusakan minyak

melalui penurunan kualitas kemudian dapat menyebabkan ketengikan. Ketengikan dapat

disebabkan karena proses oksidasi oleh oksigen. Selain oksidasi, hidrolisa juga dapat

menyebabkan penurunan kualitas minyak karena terdapat sejumlah air dalam minyak.

Page 28: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

19

Kedua reaksi tersebut dapat menghasilkan asam lemak bebas (FFA) yang dapat

memengaruhi flavor pada mie apabila kadar FFA lebih besar dari 0,24% dari berat mie

(Ketaren, 1986 dalam Jumiati, 2009).

- Pendinginan (cooling)

Cooling merupakan proses pendinginan mie setelah penggorengan yang dilakukan

dengan cara melewatkan mie ke dalam lorong yang dilengkapi dengan sejumlah kipas

untuk menghembuskan udara. Pendinginan bertujuan untuk melepaskan sisa panas dari

hasil penggorengan dan membuat tekstur mie menjadi keras (Astawan, 2008). Lama

waktu proses pendinginan ini adalah 120 detik supaya dapat menurunkan suhu blok mie

dari 160°C menjadi maksimal 45°C sebelum di kemas dengan etiket sehingga tidak terjadi

penguapan.

- Pengemasan (packing)

Proses pengemasan mie adalah dengan membungkus mie, bumbu (sauce), minyak

bumbu, dan bahan pelengkap (jika ada) dengan menggunakan etiket sesuai standar yang

telah ditentukan. Pengemasan ini bertujuan untuk melindungi produk dari kemungkinan

tercemar atau rusak dan kelembaban oksigen di udara serta sinar matahari sehingga

produk mie tidak mengalami penurunan kualitas sampai ke tangan konsumen. Selain

melindungi produk, pengemasan juga dapat mempermudah transportasi produk. Proses

pengemasan blok mie terbagi menjadi dua tahap yaitu pengemasan primer menggunakan

etiket dan pengemasan sekunder menggunakan karton. Setiap karton berisi 40 pcs mie

instan untuk normal noodle dan 24 pcs untuk mie instan isi dua dan cup noodle.

Keberhasilan pengemasan yang memenuhi standar tergantung pengaturan suhu front

sealer dan end sealer serta kecepatan mesin pengemas. Suhu standar untuk sealer adalah

175-220°C. Kriteria yang tidak sesuai standar pengemasan adalah etiket bocor, tidak ada

kode produksi, dan bumbu tidak lengkap.

Page 29: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

20

BAB V

ANALISIS PERFORMANCE ACHIEVEMENT BERDASARKAN HASIL

OUTPUT PADA PROSES PENGEMASAN NORMAL NOODLE LINE 2 DI PT.

INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk. DIVISI NOODLE CABANG

CIREBON

5.1. Latar Belakang

Pengemasan merupakan hal penting dalam suatu perusahaan karena dapat memengaruhi

kualitas dari produk yang dihasilkan. Kemasan merupakan wadah untuk meningkatkan

nilai dan fungsi sebuah produk. Beberapa fungsi dari kemasan yaitu untuk melindungi

kualitas produk, membuat umur simpan produk lebih panjang, sebagai sarana komunikasi

produk kepada konsumen, membantu proses distribusi produk sampai ke tangan

konsumen, dan menjadi daya tarik untuk memicu minat beli konsumen (Sri Julianti,

2014).

Mie instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan mie yang diproduksi

dengan bahan baku tepung terigu dan larutan alkali yang diproses sedemikian rupa hingga

tercipta mie instan lengkap dengan bumbu dan minyak bumbu. Pada produk mie instan

normal noodle ada dua jenis kemasan yang digunakan yaitu etiket sebagai kemasan

primer dan karton sebagai kemasan sekunder. Etiket mie instan yang digunakan adalah

Oriented Polyprophylene (OPP) dan Cast Polyprophylene.

Dalam proses pengemasan ada 3 faktor yang berpengaruh yaitu manusia, bahan, dan

mesin. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dalam memengaruhi kelancaran suatu

proses pengemasan. Bila salah satu atau lebih dari tiga faktor tersebut menghambat dapat

berpengaruh terhadap pencapaian kinerja dari produksi. Hambatan tersebut dapat

disebabkan karena alat tidak dapat beroperasi dengan normal karena adanya kerusakan

atau hambatan tetapi pabrik masih dapat beroperasi karena tersedianya alat yang lain dan

bisa menggantikan sehingga proses produksi tetap bisa berjalan.

Selama melaksanakan kerja praktek, penulis ingin mendalami tentang proses pengemasan

mie instan. Tugas khusus yang dipilih yaitu mengamati dan menganalisa data

Page 30: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

21

performance achievement proses pengemasan mie instan berdasarkan hasil output

khususnya pada normal noodle di Line 2 dalam produksi regu A. Dengan adanya tugas

khusus ini diharapkan penulis dapat mengetahui faktor apa saja yang dapat menghambat

suatu proses pengemasan mie instan dan nantinya dapat menganalisa dan memberikan

saran supaya dapat mengurangi hambatan dalam proses pengemasan mie instan serta

dapat meningkatkan performance achievement produk di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk divisi Noodle Cirebon yang dihasilkan di kemudian hari.

5.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari kerja praktek di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle

yaitu:

Mempelajari proses pengemasan mie instan khususnya normal noodle di Line 2.

Mengetahui persentase performance achievement pada proses pengemasan normal

noodle di Line 2.

Mempelajari masalah yang mungkin timbul dalam proses pengemasan mie instan

dan penanganan masalah tersebut.

5.3. Metode

Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah dengan melakukan

pengamatan, wawancara, dan pengumpulan data tertulis. Pengamatan dilakukan terhadap

rangkaian proses produksi mie instan khususmya pada proses pengemasan disertai

dengan wawancara dengan supervisor, section supervisor, hingga operator mesin untuk

pemahaman yang lebih dalam. Pengumpulan data tertulis dilakukan di lapangan dengan

mencatat jumlah output pada daily production report untuk mengetahui berapa jumlah

karton yang dihasilkan. Data yang digunakan penulis yaitu data dari daily production

report pada normal noodle line 2 regu A selama 2 minggu produksi mulai tanggal 21

Januari 2019 hingga 4 Februari 2019.

5.4. Hasil dan Pembahasan

Proses pengemasan adalah salah satu dari bagian proses produksi yang cukup penting

karena dapat memengaruhi daya tarik konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Fungsi

dari kemasan yang utama adalah untuk melindungi produk dari kerusakan dan cemaran

Page 31: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

22

lainnya. Selain itu kemasan juga berfungsi untuk mengetahui masa kadaluarsa produk,

mengetahui komposisi yang digunakan, dan mengetahui kode produksi produk tersebut.

Maka dari itu kesesuaian dalam proses pengemasan perlu diperhatikan.

Mie instan normal noodle dikemas melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu pengemasan

primer menggunakan etiket. Pada tahap ini blok mie yang sudah keluar dari pendingin

terbagi menjadi 4 jalur melalui conveyor pembagi kemudian bergerak menuju ke mesin

noodle feeding. Setelah itu blok mie akan dilengkapi dengan bumbu dan minyak bumbu

melalui mesin autoloader bumbu dan autoloader minyak bumbu. Lalu blok mie yang

sudah dilengkapi bumbu masuk ke dalam mesin packing untuk dikemas menggunakan

etiket. Mesin packing bekerja dengan mengemas bagian bawah kemasan, dilipat dan

direkatkan dengan sealer. Sebelumnya pada etiket telah tercetak kode produksi melalui

mesin jet print dan akan terpotong oleh end sealer. Tahap kedua yaitu pengemasan

sekunder menggunakan karton. Pada tahap ini mie yang sudah berada dalam etiket

dimasukkan ke dalam karton mie yang dilakukan oleh seorang sorter dan packer. Setiap

karton berisi 40 pcs mie instan. Karton berisi mie kemudian dilewatkan pada mesin

bestpack untuk direkatkan dengan plagban dan digiring dengan conveyor menuju gudang

penyimpanan barang jadi.

Pada satu line mesin produksi terdapat 4 mesin pengemas. Untuk setiap shift, satu mesin

pengemas terdiri dari seorang helper isi mie, checker bumbu dan minyak bumbu, sorter

mie, dan packer (cartoning). Setiap dua mesin pengemas didampingi oleh seorang

operator mesin dan seorang asisten operator mesin serta terdapat satu orang yang bertugas

untuk mengupas kemasan mie yang tidak sesuai kriteria untuk 4 mesin pengemas. Jadi

total pekerja untuk satu line mesin pengemas ada 21 orang. Jam kerja terbagi menjadi dua

shift dengan masing-masing jam kerja selama 7 jam untuk hari Senin sampai Jumat dan

selama 5 jam untuk hari Sabtu. Mesin pengemas biasa bekerja dengan kecepatan standar

190 ppm. Kecepatan mesin ini dapat berubah tergantung bagaimana kondisi di lapangan.

Standar output dari proses pengemasan normal noodle untuk satu line mesin dengan 4

mesin pengemas adalah 1.080 karton atau setara dengan 43.200 pcs mie instan.

Page 32: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

23

Secara keseluruhan proses pengemasan mie dimulai saat blok mie keluar dari lorong

pendingin menuju conveyor tandem yang berfungsi untuk menghantarkan mie masuk

dalam mesin noodle feeding unit. Setelah melalui noodle feeding unit, blok mie akan

dihantarkan oleh rantai anting-anting melewati mesin autoloader bumbu dan autoloader

minyak bumbu yang berfungsi untuk memberi bumbu diatasnya. Setelah itu blok mie

masuk ke mesin packing untuk dikemas menggunakan etiket. Sebelum masuk mesin

packing, ada seorang checker yang membantu merapikan bumbu diatas blok mie supaya

sesuai dengan standar dan bumbu tidak terjatuh. Setelah blok mie dikemas dengan etiket

kemudian akan ada seorang sorter mie yang akan memasukkan mie ke dalam karton dan

seorang packer yang menghantarkan karton berisi mie ke dalam mesin bestpack untuk

direkatkan dan melalui conveyor terkirim sampai ke gudang penyimpanan barang jadi.

Seorang sorter juga bertugas untuk memastikan satu kemasan mie lengkap berisi blok

mie, bumbu dan minyak bumbu, serta kemasan tidak robek dan dipastikan terpotong oleh

end sealer.

Sebelum memulai produksi dibagian pengemasan, ada beberapa hal yang perlu disiapkan

oleh masing-masing pekerja. Seorang operator dan asisten operator bertugas menyalakan

mesin pengemas, mengecek bahan baku apakah sudah sesuai dengan flavor yang

diproduksi pada hari itu, mengecek dan mempersiapkan etiket dan karton sesuai dengan

flavor yang diproduksi hari tersebut dan bila perlu diatur penempatan pada mesin packing

untuk etiket. Selain itu operator juga bertugas untuk membuat laporan seperti berat mie,

penggunaan etiket dan penggunaan bumbu. Selama proses pengemasan berlangsung

seorang operator juga selalu mengecek jalannya mesin dan bila ada kendala segera

memperbaiki. Operator mesin akan memastikan setting autoloader untuk panjang

bumbunya sudah sesuai atau belum supaya tidak terjadi kesalahan ketika pemotongan

bumbu. Lalu dilakukan juga pengecekan terhadap kode produksi yang akan tertera pada

etiket melalui mesin jetprint dan yang akan tertera pada karton melalui mesin bestpack.

Tugas seorang helper isi mie adalah memastikan mie dalam posisi yang benar setelah

melalui noodle feeding unit supaya tidak ada yang lompat-lompat sehingga menyebabkan

mie tersangkut dan juga melakukan sortir terhadap blok mie yang bentuknya tidak sesuai

karena patah juga apabila ada cemaran pada mie tersebut. Tugas seorang checker

mempersiapkan potongan bumbu yang didapat dari gudang bahan baku dan bila tidak ada

Page 33: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

24

stok bumbu dipotong dengan mesin atau manual dengan gunting. Pada saat proses

pengemasan berlangsung checker memastikan blok mie terisi dengan bumbu dalam posisi

yang baik dan benar supaya tidak ada yang terjatuh dan tersangkut sehingga

menyebabkan kosong bumbu dalam kemasan. Tugas seorang sorter dan packer adalah

memasukkan mie ke dalam karton dan memastikan etiket dalam kondisi yang bagus yaitu

terdapat kode produksi, potongan tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek, serta

terdapat bumbu dan/atau minyak bumbu di dalamnya. Selain fokus terhadap tugas

masing-masing, para pekerja juga dapat saling menggantikan ketika salah satu ada yang

berhalangan. Setiap pekerja juga diwajibkan untuk mencuci tangan dengan sabun lalu

dikeringkan dan setelah kering dibilas dengan alkohol sebelum, sesudah, dan pada saat

proses pengemasan berlangsung.

Setelah dilakukan pengamatan dapat diketahui kondisi yang terjadi pada saat proses

pengemasan. Selama proses pengemasan berlangsung tentunya tidak berjalan dengan

mulus-mulus saja sehingga dapat memengaruhi performance achievement dari

pengemasan normal noodle di line 2. Data nilai performance achievement pengemasan

normal noodle di line 2 pada regu A dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 34: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

25

Tabel 1. Nilai Performance Achievement pada Pengemasan Normal Noodle Line 2

Tanggal

Flavor Standar

(karton)

Realisasi

(karton)

Jumlah Jam

Kerja (jam)

Persentase

Achievement (%)

Week 1

21 Januari 2019 AB 7560 7766 7 102,72

22 Januari 2019 RAB 7560 7762 7 102,67

23 Januari 2019 SKGI 7560 7568 7 100,11

24 Januari 2019 GSS 11880 11534 11 97,09

25 Januari 2019 GSS 11880 11372 11 95,72

26 Januari 2019 SA 7560 7760 7 102,65

Week 2

28 Januari 2019 SPAB 7560 7436 7 98,36

29 Januari 2019 SKGI 7560 7541 7 99,75

30 Januari 2019 SM 7560 7678 7 101,56

31 Januari 2019 AB 7560 7643 7 101,10

1 Februari 2019 SM 6156 6195 5,7 100,63

1 Februari 2019 KBGN 1404 1382 1,3 98,43

2 Februari 2019 AB 7560 7520 7 99,47

3 Februari 2019 GSS 7290 7261 7 99,60

4 Februari 2019 SKGI 7560 7592 7 100,42 Keterangan:

AB : Indomie Ayam Bawang SKGI : Sakura Mi Goreng

GSS : Indomie Goreng Spesial SM : Indomie rasa Soto Mie

KBGN : Indomie rasa Kari Ayam plus Bawang Goreng SPAB : Supermi Ayam Bawang

RAB : Sarimi Ayam Bawang SA : Indomie rasa Ayam Spesial

Page 35: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

26

Berdasarkan Tabel 1., dapat diketahui bahwa nilai performance achievement pada proses

pengemasan normal noodle line 2 setiap harinya berbeda-beda. Pada minggu pertama

produksi dilaksanakan selama 6 hari kerja dengan persentase achievement tertinggi

diperoleh flavor AB pada produksi tanggal 21 Januari 2019 dengan nilai 102,72%.

Persentase achievement terendah diperoleh flavor GSS pada tanggal 25 Januari 2019

dengan nilai 95,72%. Sedangkan pada minggu kedua produksi dilaksanakan selama 7 hari

kerja dengan persentase achievement tertinggi diperoleh flavor SM pada produksi tanggal

30 Januari dengan nilai 101,56%. Persentase achievement terendah diperoleh flavor

KBGN pada tanggal 1 Februari 2019 dengan nilai 98,43%. Persentase achievement ada

yang diatas 100% menunjukkan bahwa proses pengemasan pada hari itu mencapai

bahkan melebihi target yang ditentukan dan tidak terjadi kendala yang berat pada

produksi flavor tersebut. Dari data yang diperoleh tersebut dapat dibuat grafik persentase

achievement (Grafik. 1).

Grafik 1. Persentase Achievement Pengemasan Normal Noodle di Line 2

Berdasarkan Grafik 1., dapat terlihat jelas bahwa persentase achievement mengalami

perubahan yang fluktuatif pada setiap minggunya. Pada minggu pertama penurunan

achievement terjadi pada hari ke-5 produksi. Pada minggu kedua proses produksi

92,00%

94,00%

96,00%

98,00%

100,00%

102,00%

104,00%

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Per

senta

se

Hari ke-

Persentase Achievement

Pengemasan Normal Noodle di Line 2

Persentase Achievement

Page 36: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

27

dilaksanakan selama 7 hari kerja, ada lembur satu hari kerja karena persediaan di gudang

menipis dan perlu diisi ulang sehingga PPIC membuat jadwal pelaksanaan produksi

menjadi 7 hari kerja sampai hari Minggu. Selain itu disebabkan karena adanya hari libur

nasional di hari Selasa. Persentase achievement lebih dari sama dengan 99%

menunjukkan bahwa produksi pada hari tersebut hasil sudah mendekati target atau

mencapai lebih dari yang ditargetkan. Persentase achievement dibawah 99% didapat pada

minggu pertama terjadi pada produksi hari ke-4 dan ke-5 sedangkan pada minggu kedua

terjadi pada produksi hari ke-1 dan ke-6. Persentase achievement dibawah 99% dapat

disebabkan karena beberapa hal. Proses pengemasan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu

bahan, mesin, dan manusia atau tenaga kerja. Secara umum permasalahan yang sering

terjadi pada saat proses pengemasan mie instan dapat dikelompokkan berdasarkan

tahapan sebagai berikut:

Tahap Pemberian Mie

Ketika blok mie keluar dari lorong pendingin akan dihantarkan dengan conveyor tandem

untuk menuju pada mesin pemberi bumbu melalui noodle feeding unit (NFU). Pada NFU

terdapat sebuah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi adanya mie. Apabila sensor

tertutup karena blok mie memenuhi jalur menyebabkan blok mie yang dibelakangnya

akan ter-reject oleh semburan angin dan tertampung di wadah untuk nanti kembali

dinaikkan saat sudah habis. Posisi blok mie yang tidak sesuai seperti mie menumpuk

dapat menghambat proses pemberian mie.

Tahap Pemberian Bumbu dan Minyak Bumbu

a. Mie tersangkut pada mesin autoloader bumbu dan minyak bumbu

Posisi blok mie yang tidak benar dapat menyebabkan mesin autoloader terhenti dan

jalannya proses pengemasan juga terhenti. Posisi mie yang tersangkut biasa

disebabkan oleh blok mie yang lompat-lompat terkena rantai anting-anting sehingga

menjadi menumpuk dan berhenti. Selain itu blok mie juga akan menjadi patah dan

apabila lolos dari mesin autoloader akan langsung dibuang oleh checker sehingga

mengakibatkan peningkatan scrap.

Page 37: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

28

b. Kebocoran bumbu dan/atau minyak bumbu

Bumbu dan minyak bumbu terpotong secara otomatis sesuai dengan setting pada

mesin autoloader. Kebocoran dapat terjadi ketika bumbu atau minyak bumbu tidak

terpotong sesuai dengan ukurannya yang dapat disebabkan karena terlipatnya bumbu

sehingga ketika cutter memotong bumbu terjadi kebocoran. Bumbu atau minyak

bumbu yang bocor dapat memengaruhi kualitas dari blok mie. Apabila bumbu

terjatuh diatas mie dengan jumlah yang cukup banyak dapat membuat umur simpan

mie instan menjadi tidak lama karena mie cepat tengik terutama jika terkena minyak

bumbu.

c. Posisi jatuh bumbu dan minyak bumbu tidak tepat

Ketika blok mie melewati mesin autoloader ada sensor yang mendeteksi blok mie

dan membuat bumbu terpotong dan dijatuhkan diatas blok mie dengan sempurna.

Posisi jatuh bumbu yang tidak tepat biasa disebabkan adanya kendur antara kabel

encoder dengan rantai anting-anting.

Tahap Pengemasan

a. Posisi bumbu tidak tepat di atas blok mie

Ketika bumbu tidak berada di posisi yang seharusnya dapat menyebabkan bumbu

terpotong oleh end sealer sehingga harus di tarik dan tidak boleh dipasarkan.

b. Etiket tidak terpotong

Keadaan ini dapat disebabkan karena suhu sealing mengalami penurunan sehingga

sealing tidak sempurna dan pada end sealer tidak terpotong.

c. Kode produksi tidak tercetak

Kode produksi tidak tercetakdapat disebabkan mesin jet print tidak membaca etiket

sehingga ketika coding tidak tertera pada etiket. Maka dari itu perlu setting sensor

dengan tepat.

d. Kosong bumbu

Kosong bumbu dapat disebabkan bumbu terjatuh sesaat sebelum masuk ke dalam

etiket yang tidak terlihat oleh checker.

Page 38: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

29

Cartoning

Permasalahan yang sering terjadi saat cartoning adalah kode produksi tidak tercetak

dengan jelas atau hanya tercetak setengah, plagban tidak merekat dengan baik, karton

robek peletakan pada conveyor tidak tepat. Untuk mengurangi risiko kode produksi yang

tidak tercetak dapat dilakukan pengecekan pada roll kode produksi.

Personil

Seperti sudah disebutkan sebelumnya proses pengemasan dipengaruhi oleh tiga faktor

yaitu bahan, mesin, dan manusia atau tenaga kerja. Permasalahan yang biasa terjadi dari

bagian personil tenaga kerja apabila ada yang izin, sakit, atau cuti karena personil menjadi

kekurangan dan seperti operator harus merangkap menjadi sorter atau packer. Hal

tersebut dapat menghambat apabila terjadi eror mesin dan operator sedang merangkap

akan memperlambat proses penanganan.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi diatas, mayoritas penyebab penurunan persentase

achievement adalah kinerja dari mesin. Solusi yang dapat diberikan adalah

memperhatikan kerja maksimal dari mesin yang digunakan dengan melakukan perawatan

pada mesin. Perawatan mesin bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin

yang dapat dilakukan dengan cara pelumasan, dan penyetelan sehingga dapat terhindar

dari kerusakan selama mesin beroperasi. Selain itu dapat dilakukan perbaikan dapat

dengan modifikasi rancangan agar peralatan seperti mesin menjadi lebih baik. Operator

mesin dan asisten operator mesin sudah melakukan perawatan mesin yang terjadwal

setiap minggunya dan selalu melakukan pengecekan pada mesin setiap produksi sedang

berlangsung. Selain itu kinerja personil perlu ditingkatkan mengenai ketelitian dan

tingkat kefokusan supaya proses pengemasan berjalan dengan teratur. Pada kenyataannya

persentase achievement yang mencapai target atau bahkan melebihi tidak luput dari

beberapa kendala yang ada namun karena masih ada faktor penunjang lain seperti mesin

lain dan adanya tenaga kerja dapat membuat proses pengemasan tetap berlangsung.

Page 39: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

30

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Proses produksi mie instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk terdiri dari

sieving, mixing, pressing, slitting, steaming, cutting and folding, frying, cooling,

dan packing.

Proses pengemasan mie instan terdiri dari beberapa tahap yaitu pemberian mie,

pemberian bumbu dan minyak bumbu, pengemasan dengan etiket, dan cartoning.

Persentase achievement yang diperoleh selama dua minggu produksi

menunjukkan perubahan yang fluktuatif.

Permasalahan yang sering terjadi pada proses pengemasan normal noodle di line

2 adalah posisi jatuh bumbu dan minyak bumbu tidak tepat di atas mie, blok mie

tersangkut pada mesin autoloader, dan kebocoran minyak bumbu.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. sudah memiliki prosedur pencegahan

dan penanganan terhadap permasalahan yang ada.

6.2. Saran

Modifikasi bunyi bel tanda mesin berhenti dibuat berbeda untuk setiap line mesin

supaya operator tidak kaget dan bingung mencari sumber tersebut ada pada mesin

yang mana.

Pada saat proses produksi berlangsung, dapat diputarkan lagu dengan volume

yang tidak terlalu keras supaya karyawan di dalam ruang produksi tidak jenuh.

Lagu yang diputarkan diusahakan yang dapat membangun semangat.

Page 40: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

31

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, M. (2008). Membuat Mi Dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta.

https://books.google.co.id/books?id=R63Bo_S5bRoC&printsec=frontcover&d

q=Astawan,+M.+(1999).+Membuat+Mie+Dan+Bihun.+Penebar+Swadaya.+Ja

karta.&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjakqTj7ffiAhWGfn0KHZM7AmsQ6AEI

MjAC#v=onepage&q&f=false

Badan Standarisasi Nasional. (2000). Standar Nasional Indonesia Mie Instan No. 3551-

2000. BSN. Jakarta. https://www.scribd.com/doc/62758621/SNI-Mie-Instan

Idmarco. (2015). http://www.idmarco.com/ Diakses pada 10 Februari 2019 pukul 10.30

Indofood CBP. (2015). http://www.indofoodcbp.com/. Diakses pada 10 Februari 2019

pukul 22.00

Julianti, Sri. (2014). The Art of Packaging. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

https://books.google.co.id/books?id=IKJLDwAAQBAJ&pg=PR6&dq=Julianti,

+Sri.+(2014).+The+Art+of+Packaging.+Jakarta:+Gramedia+Pustaka+Utama.

&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjV7b7p8PfiAhWFtI8KHYSbBWwQ6AEIKTA

A#v=onepage&q=Julianti%2C%20Sri.%20(2014).%20The%20Art%20of%20

Packaging.%20Jakarta%3A%20Gramedia%20Pustaka%20Utama.&f=false

Jumiati, Tri. (2009). Pengendalian Mutu Mi Instan Di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Semarang Jawa Tengah. Laporan Magang Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

https://eprints.uns.ac.id/8622/1/103422809200909431.pdf

Koswara, Sutrisno. (2009). Teknologi Pengolahan Mie. Ebookpangan

http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-Pengolahan-

Mie-teori-dan-praktek.pdf

Pomeranz & Meloan. (2000). Food Analysis: Theori and Practice. Aspen Publisher.

USA.

https://books.google.co.id/books?id=DUL7B7JegcUC&pg=PA578&dq=Food+

Analysis:+Theory+and+Practice.&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwisgKep4fniAh

WWbysKHfuHDx8Q6AEILDAA#v=onepage&q=Food%20Analysis%3A%20

Theory%20and%20Practice.&f=false

Pop Mie. (2015). http://www.popmie.com/product. Diakses pada 10 Februari 2019

pukul 10.40.

Sakura Noodle. (2015). http://www.sakura-noodle.co.id/. Diakses pada 10 Februari 2019

pukul 10.50.

Sarimi. (2015). http://www.sarimi.co.id/. Diakses pada 10 Februari 2019 pukul 10.20.

Suyanti, (2008). Membuat Mi Sehat Bergizi dan Bebas Pengawet. Penebar Swadaya.

Depok. https://books.google.co.id/books?id=PBRrJ0QJ1-

sC&pg=PP6&dq=Suyanti,+(2008).+Membuat+Mie+Sehat+Bergizi+dan+Beba

s+Pengawet.+Penebar+Swadaya.+Depok.&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi7ntO

k9PfiAhUFknAKHY5LCaIQ6AEIKTAA#v=onepage&q=Suyanti%2C%20(20

08).%20Membuat%20Mie%20Sehat%20Bergizi%20dan%20Bebas%20Penga

wet.%20Penebar%20Swadaya.%20Depok.&f=false

Page 41: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

32

Yuyun, A. (2008). Panduan Membuat dan Menjual Aneka Mi. Agromedia. Jakarta.

https://books.google.co.id/books?id=-

FDOCgAAQBAJ&pg=PR2&dq=Yuyun,+A.+(2008).+Panduan+Membuat+da

n+Menjual+Aneka+Mie.+Agromedia.+Jakarta.&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEw

jd1ZjS9PfiAhVHgI8KHWocDCEQ6AEIKTAA#v=onepage&q=Yuyun%2C%

20A.%20(2008).%20Panduan%20Membuat%20dan%20Menjual%20Aneka%2

0Mie.%20Agromedia.%20Jakarta.&f=false

Page 42: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

33

Page 43: PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI … · 2020. 1. 6. · dengan pertanyaan mengenai kerja praktek dan penyusunan laporannya. 16. Pihak yang tidak dapat disebutkan

34