Upload
risna-hariani-jehambur
View
207
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/16/2019 PROPOSA1
http://slidepdf.com/reader/full/proposa1-5634fb59537cb 1/5
PROPOSAL
PENGAJUAN UNIT KERJA FARMASI KLINIK DENGAN SISTEM
ODDD (ONE DAY DOSE DISPENSING)
DIAJUKAN OLEH:
7/16/2019 PROPOSA1
http://slidepdf.com/reader/full/proposa1-5634fb59537cb 2/5
A. PENGANTAR
Pembuatan distribusi ODDD di rumah sakit sangat diperlukan secara khusus untuk pasien
rawat inap. One Day Dose Dispensing (ODDD), merupakan sistem distribusi obat sesuai dengan
jumlah yang ditetapkan untuk satu hari pemakaian. Hal terpenting yang harus diperhatikan
adalah menjamin pemberian obat yang benar dan tepat kepada pasien sesuai dengan dosis dan
jumlah yang tertulis pada resep/kartu obat.
Alsan dilakukan?
Keuntungn?
PERMASALAHAN
1. Pada rumah sakit dalam pemberian obat untuk pasien, menjadi tugas seorang perawat.
Sehingga informasi yang diberikan tidak mencakup semuanya. Sehingga diperlukan
system ODDD dimana adanya kerja sama antara aopteker, dokter dan perawat dalam
pendistribusian obat.
2. Terjadinya pemborosan obat,
B. TUJUAN
Ada beberapa tujuan pengadaan system ODDD di rumah sakit seperti
1. Adanya peningkatan profil melalui peningkatan mutu pelayanan, penambahan jumlah
fasilitas. Peningkatan mutu pelayanan yang dimaksudkan disini adalah, dalam
pendistribusian dan pelayanan obat dilakukan oleh apoteker sendiri, sehingga
peningkatan kerasional penggunaan obat, seperti tepat dosis, tepat pasien, tepat indikasi,
dan sebagainya.
7/16/2019 PROPOSA1
http://slidepdf.com/reader/full/proposa1-5634fb59537cb 3/5
2.
C. KAJIAN PUSTAKA
Distribusi obat adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk
pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk
menunjang pelayanan medik. Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau
oleh pasien dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas sumber daya yang ada.
Distribusi obat bertujuan agar ketersediaan obat di rumah sakit tetap terpelihara dan mutu obat
tetap stabil. Sebagai salah satu dalam pendistribusian obat adalah ODDD. One Day Dose
Dispensing (ODDD), merupakan sistem distribusi obat sesuai dengan jumlah yang ditetapkan
untuk satu hari pemakaian. Manfaat system ODDD adalah dengan program ini, obat diberikan
secara teratur per unit atau per hari kebutuhan obat pasien, sehingga tidak terjadi pemborosan
obat.
System ODDD (One Day Dose Dispensing) sebenarnya sudah dilakukan di bebrapa
rumah sakit. Salah satu contoh di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan. Dirumah sakit
Medan, system ini sudah berlangsung lama, sehingga dalam pelayanan pengobatan dilakukan
oleh apoteker sendiri. Di rumah sakit ini, sistem distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat
jalan dan pasien rawat inap dilakukan berdasarkan resep perorangan (Individual Prescription).
Untuk pasien rawat inap umum dilakukan berdasarkan pada kartu obat, sedangkan untuk pasien
rawat inap Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dilakukan berdasarkan One Day Dose
Dispensing(ODDD). Namun untuk memenuhi permintaan perbekalan farmasi pada sore dan
malam hari (emergency) dilakukan system floor stock di setiap ruang rawat inap.
D. KERANGKA ATAU KONSEP
Berlandaskan pada kajian pustaka, dilihat pula konsep dalam pengadaan sistem ODDD di
rumah sakit. Pendistribusi dengan system ODDD secara khusus pada pelayanan farmasi untuk
pasien Rawat Inap. Pelayanan obat rawat inap menggunakan system ODDD(one day dose
dispensing), obat oral yang ditulis dalam resep maksimum untuk tiga hari dan pelayanan ke
pasien diberikan untuk pemakaian setiap hari. Untuk obat injeksi, resep ditulis dan diberikan
ke pasien per hari. Untuk resep alkes ditulis terpisah dari resep obat dan resep alkes langsung
7/16/2019 PROPOSA1
http://slidepdf.com/reader/full/proposa1-5634fb59537cb 4/5
dilayani, namun resep obat harus disetujui oleh Tim legalisasi Askes terlebih dahulu. Setiap obat
yang diberikan kepada pasien dicatat dalam formulir catatan pemberian obat(CPO).
Dalam pendistribusian obat melalui sistem ini, hal yang dilakukan apoteker adalah:
Keterangan : 1) Petugas farmasi melakukan pengecekan obat yang ada di loker pasien yang ada di bangsal.
2) Petugas melihat catatan pemberian obat yang ada di rekam medis untuk penyesuaian
pemberian obat pada hari itu.
3) Dilakukan pembagian obat per dosis (sekali minum) untuk 1 hari (24 jam) pemakaian
dengan wadah/plastik.
4) Setiap wadah/plastik kemudian diberi etiket berisi tanggal, nama pasien, nomor rekam
medis, nomor ruangan, nama obat, waktu pemberian, dan aturan khusus jika ada. Etiket
dibedakan menjadi 4warna berdasarkan waktu penggunaan obat:
u: untuk obat yang diberikan pagi hari
obat yang diberikan sore hari
7/16/2019 PROPOSA1
http://slidepdf.com/reader/full/proposa1-5634fb59537cb 5/5
Penggunaan etiket yang berbeda warna dimaksudkan untuk meminimalkan kesalahan
pemberian obat kepada pasien.
5) Setelah selesai memberi etiket, obat-obat tersebut kemudian disimpan dalam loker sesuai
nama pasien serta waktu pemberian obat (pagi,siang, sore, malam). Sedangkan sisa obat
yang masih ada disimpan dalam loker yang lain.
6) Setelah menyimpan obat, petugas farmasi kemudian melengkapi catatan pemberian obat
di rekam medis pasien, disesuaikan dengan sisa obat yang ada di loker tiap pasien.
E. SARANA DAN PRASARANA
Gaji Apoteker 10 orang/ bulan : Rp. 40.000.000
Gaji Asisten Apoteker 5 orang/bulan : Rp. 7.500.000
Pembeli Rak obat 10 : Rp. 10.000.000
F. RANCANA KEGIATAN
Program ini apabila disetujui akan dikerjakan pada awal bulan juni dan
diperkirakan akhir juni sudah dapat digunakan sebagai pelayanan klinik apoteker.