8
d. Pengamatan Mutu Obat Mutu obat yang disimpan di gudang dapat mengalami perubahan baik karena faktor fisikmaupun kimiawi. Perubahan mutu obat dapat diamati secara visual dan dari pengamatan visual diduga ada kerusakan yang tidak dapat ditetapkan dengan cara organoleptik, harus dilakukan sampling untuk pengujian laboratorium. Tanda-tanda perubahan mutu obat 1) Tablet Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab. Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat 2) Kapsul Perubahan warna isi kapsul Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekatsatu dengan yang lainnya 3) Tablet salut Pecah-pecah, terjadinya perubahan warna Basah dan lengket satu dengan yang lainnya Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik 4) Cairan Menjadi keruh atau timbul endapan Konsisten berubah Warana atau rasa berubah Botol-botol plastik rusak atau bocor 5) Salep Warna berubah

Proposal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

1

Citation preview

d. Pengamatan Mutu ObatMutu obat yang disimpan di gudang dapat mengalami perubahan baik karena faktor fisikmaupun kimiawi. Perubahan mutu obat dapat diamati secara visual dan dari pengamatan visual diduga ada kerusakan yang tidak dapat ditetapkan dengan cara organoleptik, harus dilakukan sampling untuk pengujian laboratorium.Tanda-tanda perubahan mutu obat1) Tablet Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab. Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat2) Kapsul Perubahan warna isi kapsul Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekatsatu dengan yang lainnya3) Tablet salut Pecah-pecah, terjadinya perubahan warna Basah dan lengket satu dengan yang lainnya Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik4) Cairan Menjadi keruh atau timbul endapan Konsisten berubah Warana atau rasa berubah Botol-botol plastik rusak atau bocor5) Salep Warna berubah Konsistensi berubah Pot atau tube rusak atau bocor Bau berubah6) Injeksi Kebocoran wadah (vial, ampul) Terdapat partikel asing pada serbuk injeksi Larutan yang seharusnya jernih tampak keruh atau ada endapan Warna larutan berubah

Tindak lanjut terhadap terhadap obat yang terbukti rusak adalah : Dikumpulkan dan disimpan terpisah Dikembalikan / diklaim sesuai aturan yang berlaku Dihapuskan sesuai aturan yang berlaku

2.2.4. Pengaturan Penyimpanan Obata. Menurut bentuk sediaan dan Alfabetisb. Menerapkan sistem FIFO dan FEFOc. Menggunakan almari, rak, palletd. Menggunakan almari khusus untuk menyimpan narkotika dan psikotropikae. Menggunakan almari khusus untuk perbekalan farmasi yang memerlukan penyimpanan pada suhu tertentuf. Dilengkapi kartu stock obat

2.2.5 Standar Penyimpanan ObatMenurut KepMenkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, standar penyimpanan obat yaitu sebagai berikut :1. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnyaPenyimpanan obat dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya yaitu penyimpanan antara kelompok atau jenis satu dengan yang lain harus jelas sehingga memudahkan pengeluaran dan perhitungan. Penyimpanan obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan. Penyimpanan obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan. Contohnya : kelompok sediaan sirup, kelompok sediaan tablet, kelompok sediaan injeksi dan kelompok sediaan salep.2. Dibedakan menurut suhu dan kestabilannyaPenyimpanan obat dibedakan menurut suhu dan kestabilannya yaitu penyimpanan obat dibedakan berdasarkan suhu dari masing-masing obat yang telah ditentukan. Berdasarkan farmakope III, suhu penyimpanan obat terbagi menjadi beberapa suhu, yakni :a. Disimpan pada suhu kamar, yakni disimpan pada suhu 15C hingga 30Cb. Disimpan ditempat sejuk, yakni disimpan pada suhu 5C hingga 15Cc. Disimpan ditempat dingin, yakni disimpan pada suhu 0C hingga 5Cd. Disimpandilewat dingin, yakni disimpan pada suhu -15CContoh sediaan obat yang harus disimpan pada suhu dingin, yaitu vaksin, suppostoria, serum, insulin dan lain-lain (Anonim, 1979)3. Menurut mudah tidaknya meledak/terbakarPenyimpanan obat dibedakan menurut mudah tidaknya meledak/ terbakar. Bahan-bahan yang mudah terbakar seperti eter atau alkohol, harus disimpen dalam ruangan khusus. Sebaiknya penyimpanan di letakkan diruang tersendiri yang terpisah dari gedung induk.4. Menurut tahan/ tiduknya terhadap cahayaPenyimpanan obat dibedakan menurut tahan / tidaknya terhadap cahaya. Kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena pengaruh cahaya seperti sinar matahari. Contoh sediaan yang harus terhindar dari sinar matahari, yaitu : a. Golongan antibiotik harus disimpen dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya matahari dan disimpan ditempat yang keringb. Obat injeksi, cairan, salep dan rim disimpen ditempat yang terhindar dari cahaya matahari.c. Bentuk dragee (tablet salut) harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terhindar dari cahaya matahari serta pengambilannya menggunakan sendok.

2.3. Rumah Sakit2.3.1 Definisi Rumah SakitBerdasarkan undang-undang tentang rumah sakit no.44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehata adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan (Siregar, 2004).Menurut Siregar dan Amalia (2004), rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medic modern, yang semuanya terkait bersama-sama dalam maksud yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

2.3.2. Tugas dan Fungsi Rumah SakitMenurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi :a. Penyelenggaran pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.3.3 Klasifikasi Rumah SakitMenurut Siregar dan Amalia (2004), rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:1. Klasifikasi Berdasarkan KepemilikanKlasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas:1) Rumah Sakit Pemerintah terdiri atas:a. Rumah Sakit Vertikal yang Langsung di kelola oleh Departemen Kesehatanb. Rumah Sakit Pemerintah DaerahRumah Sakit Umum Pemerintah Pusat dan Daerah diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit Umum kelas A, B, C dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan fisik dan peralatan.1. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subpesialistik luas2. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas.3. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialisik dasar.4. Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar (Siregar, 2004).c. Rumah Sakit Militerd. Rumah Sakit Bumn

2). Rumah Sakit Swasta adalah rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat.Rumah Sakit Umum Swasta adalahrumah sakit umum yang diselenggarakan oleh pihak swasta. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 806b/MenKes/SK/XII/1987 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Umum Swasta maka Rumah Sakit Umum Swasta dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. Rumah sakit umum swasta pratama, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum2. Rumah sakit umum swasta madya, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4 (empat) cabang.3. Rumah sakit umum swasta utama, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik (Siregar,2004).2. Klasifikasi Berdasarkan Jenis PelayanannyaBerdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit ini terdiri atas:1) Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis kesakitan, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatri, ibu hamil, dan sebagainya.2) Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberi pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan kondisi mediktertentu baik bedah maupun non bedah, seperti rumah sakit kanker, bersalin, psikiatri, pediatrik, ketergantungan obat, rumah sakit rehabilitasi dan penyakit kronis.3. Klasifikasi Berdasarkan Afiliasi PendidikanRumah sakit berdasrkan afiliasi pendidikan terrdiri atas dua jenis yaitu:1. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang melaksanakan program pelatihan dalam bidang medik, bedah, pediatrik dan bidang spesialis lain2. Rumah sakit non pendidikan adalah rumah sakit yang tidak memiliki program pelatihan profesi dan tidak ada kerjasama rumah sakit dengan universitas.

2.4 Instalasi Farmasi Rumah Sakit2.4.1. Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Siregar dan Amalia (2004), Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit yang berada di bawah pimpinan seorang apoteker dan di bantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompoten secara profesional, dan merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaran yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri.Kegiatan pada instalasi ini terdiri dari pelayanan farmasi minimal yang meliputi perencanaa, pengadaan, penyimpanan perbekalan farmasi, dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu, pengendalian distribusi pelayan umum dan spesialis, pelayanan langsung pada pasien serta pelayanan klinis yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan (Siregar dan Amalia, 2004)