Upload
riki-hutabarat
View
8
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
prop
Citation preview
PROPOSAL
USAHA POTENSI KELAUTAN
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Mengikuti kegiatan Kapal Pemuda Nusantara (KPN)
Tahun 2011
Oleh:
Mashadi
KEMENTRIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAN
TAHUN 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esayang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidaya-Nya kepada kita semua di dalam keidupan kita
seari-hari. Shalawat serta salam erlimpahkan kepada Nabi Muammad Saw yang elah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang bederang seperti zaman
sekarang ini yakni dengan adanya pancaran agama Islam.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya, proposal ini dapat diselesaikan dan disusun
berdasarkan apa yang dikehendaki, meskipun tidak sesempurna mungkin. Merupakan suatu
harapan pula, semoga proposal ini bermanfaat dan menjadi bekal kelak di tengah-tengah
masyarakat serta semoga menjadi motivasi bagi penulis untuk menyusun proposal lain yang
lebih baik dan bermanfaat. Amin.!
Palangka Raya, 26 Agustus 2011
Mashadi
BUDIDAYA RUMPUT LAUT
A. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki berbagai bidang usaha kelautan yang dijadikan sebagai komoditas
unggulan, salah satunya adalah usaha budidaya rumput laut. Budidaya rumput laut tersebar di
sepanjang pantai perairan Indonesia
Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para petani/nelayan
dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan unsur-unsur sub sistem, mulai dari
penyediaan input produksi, budidaya sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan tersebut
menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam bentuk kemitraan usaha
yang ideal antara petani/usaha kecil yang pada umumnya berada dipihak produksi dengan
Pengusaha Besar yang umumnya berada di pihak yang menguasai pengolahan dan
pemasaran.
Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk usaha
perikanan rakyat, dan perikanan besar milik pemerintah serta milik swasta nasional atau asing.
Perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara lain pengelolaanya
secara tradisional, produktivitas rendah dan para umumnya tidak mempunyai kekuatan
menghadapi kompetisi pasar. Di lain pihak, perikanan besar yang memiliki teknologi skala
usaha yang besar, mengelola usahanya secara modern dan teknologi tinggi, sehingga
produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan pasar.
Kelemahan dari pengusaha perikanan kecil dan kekuatan dari pengusaha perikanan besar,
merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan diantaranya. Karena dalam
perkembangannya ada saling berkepentingan di antara kedua pihak, kesenjangan yang bisa
timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan kemitraan antara pengusaha kecil
perikanan rakyat dengan pengusaha besar di bidang perikanan atau produk kelautan. Salah
satu komoditas yang masuk sebagai komoditas perikanan karena diusahakan di laut, dan yang
dapat dikembangkan dengan menjalin kerja sama kemitraan adalah budidaya rumput laut.
Perairan laut Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000 km diyakini memiliki potensi
rumput laut yang sangat tinggi. Tercatat sedikitnya ada 555 jenis rumput laut di perairan
Indonesia, diantaranya ada 55 jenis yang diketahui mempunyai nilai ekonomis tinggi,
diantaranya Eucheuma sp, Gracilaria dan Gelidium Jenis rumput laut yang banyak
dibudidayakan adalah eucheuma, sp dan gracilaria. Di samping sebagai bahan untuk industri
makanan seperti agar-agar, jelly food dan campuran makanan seperti burger dan lain-lain,
rumput laut adalah juga sebagai bahan baku industri kosmetika, farmasi, tekstil, kertas,
keramik, fotografi, dan insektisida. Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditas
rumput laut ini mempunyai peluang pasar yang bagus dengan potensi yang cukup besar.
Permintaan rumput laut kering kurang 9.300 MT per tahun dan untuk kebutuhan industri di
luar negeri 15.000 s.d. 20.000 MT per tahun. Pabrik engolahan keragian rumput laut di
Indonesia telah ada sejak tahun 1989. Sekarang ini ada 6 pabrik pengolahan rumput laut di
Indonesia, karena itu pabrikan dan eksportir bersaing untuk memperoleh bahan baku rumput
laut kering. Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi
negara dan budidayanya merupakan sumber pendapatan petani nelayan, dapat menyerap
tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang
sangat potensial.[1]
Sebagai negara kepulauan, maka pengembangan rumput laut di Indonesia dapat
dilakukan secara luas oleh para petani/nelayan. Namun adanya permasalahan dalam
pembudidayaan rumput laut seperti pengadaan benih, teknis budidaya, pengolahan pasca
panen dan pemasarannya, maka untuk pengembangan usaha budidaya rumput laut ini para
petani/nelayan perlu melakukannya dengan pola PKT (Proyek Kemitraan Terpadu) dimana
para petani/nelayan bekerjasama menjalin kemitraan dengan pengusaha besar rumput laut.
Untuk pengembangan budidaya rumput laut ini dipandang perlu adanya acuan yang dapat
dimanfaatkan oleh pengusaha kecil, pengusaha besar, dan perbankan dalam mempersiapkan
proyek ini.
Berbicara tenang budidaya rumput laut, di Kalimantan tengan khusunya di Kabupaten
Kota Waringin Barat juga berpotensi untuk dikembangkannya usaha budidaya rumput laut.
Hal ini akan bermanfaat sebagai pendukung perekonomian daerah dan perekonomian
masyarakat yang berada disekitar usaha tersebut.
Maka dari itu, dalam rangka mengembangkan sektor usaha kelautan yang berada di
Kalimantan Tengan, khususnya yang berada di Kabupaten Kota Waringin Barat yang
berpotensi dikembangkannya usaha kelautan yaitu budidaya rumput laut. Dengan adanya
usaha ini, maka banyak pihak yang akan terbantu dan merasakan hasil dari kegiatan usaha
tersebut, dimulai dari pihak yang terlibat dalam usaha budidaya tersebut seperti para
masyarakat disekitar yang terlibat menjadi pengelola sampai dengan pihak-pihak yang
merasakan hasil dari budidaya rumput laut tersebut.
B. BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Daerah kelautan yang memiliki potensi di kembangkannya budidaya rumput laut adalah
terletak di Kabupaten Kota Waringin Barat yang sejauh ini belum ada kendala mengenai
lahan yang dijadikan uasaha pengembangan budidaya rumput laut. Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan Kalteng Darmawan di Palangka Raya mengatakan, jika dilihat potensi rumput
laut di wilayah itu yang dapat dikembangkan khususnya di Kecamatan Kumai sekitar 180
hektare yang meliputi Desa Kubu 60 hektare, Sungai Bakai 30 hektare, Teluk Bogam 50
hektare, Keraya 30 hektare dan Sebuai 10 hektare.[2]
Usaha budidaya rumput laut hanya menggunakan teknologi murah dan sederhana, masa
pemeliharaan relatif pendek atau hanya 45 hari sudah bisa dipanen, biaya per unit apabila
menggunakan metode tali panjang cukup murah, dan permintaan pasar cukup tinggi. Dengan
budidaya ini, keuntungan yang bisa didapatkan antar lain berkurangnya jumlah pengangguran,
meningkatnya pendapatan masyarakat, dan bertambahnya pendapatan asli daerah. Kemudian
persaingan usaha semakin ketat sehingga roda perekonomian akan terus berjalan dan tercipta
iklim usaha yang kondusif dan pada akhirnya akan tercipta kesejahteraan hidup masyarakat.
Gambar: Sumber http://www.kalimantan-news.com/berita.php?idb=770.
Darmawan mengatakan sasaran produksi rumput laut Kalteng berdasarkan hasil rapat
nasional dalam rangka akselerasi pembangunan perikanan budidaya pada Februari 2010 di
Surabaya adalah 150 ton. "Apabila melihat potensi rumput laut di Kotawaringin Barat yang
dapat dikembangkan, kami optimistis angka sasaran tersebut dapat terealisasi," katanya.
Terkait dengan usaha budidaya rumput laut di Kotawaringin Barat, katanya, untuk
mendukung pengembangan budidaya tersebut pada tahun anggaran 2010, Pemerintah
Provinsi Kalteng melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kalteng mengapresiasi kegiatan
tersebut dengan memberikan bantuan. Bantuan tersebut diberikan untuk 12 unit sarana
pengembangan produksi rumput laut dengan sistem long line (garis panjang) di Teluk Bogam.
Bantuan yang diberikan terdiri atas tongkat pancang, tali rentang, tali pengikat, pelampung,
jaring pengaman dan peralatan budidaya serta bibit rumput laut jenis "Gracilaria Sp" dan
"Euchema Sp". "Rumput laut merupakan aset ekonomi negara yang dapat dimanfaatkan
menjadi sumber pangan dan energi serta memperbaiki lingkungan,".[3]
1. Manfaat Budidaya Rumput Laut
Berbicara mengenai manfaat, tentunya akan mengacu pada seberapa besar peran dari
usaha itu sendiri. Di sini kita berbicara mengenai budidaya rumput laut, maka manfaatnya
akan terasa pada khususnya masyarakat yang berada di sekitar budidaya tersebut dan
umumnya akan terasa pada perekonomian negara. Bukan hanya dari rumput lautnya saja
yang memiliki manfaat, memang manfaat dari rumput laut itu sangat banyak bagi kesehatan
tubu manusia, akan tetapi lebih dari itu manfaat budidaya rumput laut yakni akan berdampak
pada perkekonomian juga.
Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi
daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja, dan pendapatan
penduduk. Sumber daya kelautan tersebut mempunyai keunggulan komparatif karena tersedia
dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat dimanfaatkan dengan biaya
eksploitasi yang relatif murah sehingga mampu menciptakan kapasitas penawaran yang
kompetitif. Di sisi lain, kebutuhan pasar sangat besar karena kecenderungan permintaan pasar
global yang terus meningkat. Untuk memenuhi hal tersebut maka akselerasi pembangunan
kelautan merupakan sebuah jawaban yang tepat.
Hal ini lah yang menjadi perhatian pemerintah sebenarnya, karena dengan
mengembangkan budidaya rumput laut perekononian masyarakat bahkan negara akan
meningkat, kesejahteraan masyarakatpun akan meningkat pula. Oleh karena itu, budidaya
rumput laut ini perlu dikembangkan di Indonesia terkhusus di provinsi Kalimantan Tengah
tepatnya di daerah Kabupaen Koa Waringin Barat.
Beberapa manfaat secara umum yang dapat diambil dari budi daya rumput laut antara
lain adalah :
a. Merupakan usaha untuk meningkatkan yang sekaligus mempertahankan kelestarian sumber
daya hayati laut dan perairan lainnya.
b. Menciptakan lapangan kerja baru yang bersifat padat karya,dan hanya menggunakan
teknologi yang sederhana.
c. Merupakan upaya dalam rangka meningkatkan penghasilan nelayan dan petani ikan, dan
upaya mencukupkan kebutuhan masyarakat akan gizi.
d. Dapat meningkatkan devisa bagi negara.
e. Dapat mensuplai bahan baku dalam jumlah tertentu dan teratur.
f. Mutu akan lebih baik, karena tidak tercampur dengan jenis rumput laut lain yang tidak
dikehendaki, serta tidak juga tercampur dengan benda-benda lain yang mengotori, seperti :
batu-batuan, pecahan karang, kulit kerang, atau benda-benda lain sebagai tempat
menempelnya rumput laut tersebut. Peningkatan mutu ini dapat juga dilakukan dengan
penggunaan bibit unggul pada waktu penanaman.
g. Waktu panen dapat diatur pada saat yang tepat, sehingga kualitas yang dapat diperoleh akan
lebih baik.
h. Stok bibit dapat terus dipertahankan.
2. Tujuan Budidaya Rumput Laut
Adapun tujuan mengembangkan budidaya rumput laut ini adala sebagai berikut:
a. Penjagaan kelestarian panen dengan cara yang baik,
b. Penyeragaman mutu dan penyediaan bibit unggul,
c. Pengolahan pasca panen dengan baik dan tepat.
d. Terlebih lagi kita bisa sekaligus memelihara kelestarian rumput laut dan menjaga kondisi
pantai.
3. Lokasi Budidaya Rumput Laut
Adapun lokasi yang dijadikan sebagai tempat di kembangkannya budidaya rumput laut
tersebut adalah di Desa Teluk Bogam tepatnya di Pantai Tanjung Penghujan, Kabupaten Kota
Waringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
C. ASPEK KEUANGAN KEBUTUHAN BIAYA
Dalam pelaksanaan budidaya tentunya banyak sekali yang perlu kita persiapkan dalam
rangka untuk mendukung pelaksanaan budidaya yang kondusif. Adapun yang menjadi
pendukung itu bisa berupa materil maupun non materil.
Kebutuhan biaya proyek terdiri atas biaya investasi dan biaya tenaga kerja. Biaya
investasi adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan sarana produksi terdiri atas :
Pengadaan bambu, tali nilol, tali rafia, tali jangkar, jangkar, bibit, tempat dan alat penjemuran
dan pondok tunggu. Biaya tenaga kerja dapat dirinci atas : biaya pembuatan rakit, pengikatan
bibit, merajut tali gantungan, memasang setting di laut, pemeliharaan tanaman, pembuatan
jemuran, biaya operasi perahu, biaya panenan dan pasca panen.
Untuk memenuhi itu semua, perlu dilakukan usaha pencarian atau pemenuhan perangkat
pendukung itu. Maka dalam hal ini tentunya peran pemerintah sangat diperlukan untuk
mendukung terlaksananya usaha budidaya ini.
D. ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN
Kekuatan :
1.Harga Terjangkau
2.Kualitas terjamin
3.Kebersihan Rumput laut terjamin
Kelemahan :
1.Manajemen tradisional
2.Sarana dan prasarana sederhana
3.Sumberdaya manusia yang masih rendah pendidikan
4.Pemasaran yang masih terbatas
Peluang :
1.Pangsa pasar yang masih luas
2.Bahan baku yang mudah di dapat
3.Pesaing besar relatip terbatas
4.Biaya produksi yang terjangkau
Ancaman :
1.Munculnya pesaing baru
E. PENUTUP
Demikian rancangan proposal yang disusun dalam rangka untuk memenuhi pihak-pihak
yang memerlukan dan bagi pemilik sebagai acuan pengembangan bisnis/usaha budidaya
kelautan yaitu rumput laut.
Mudah-mudahan dengan adanya usaha untuk membudidayakan rumput laut ini dapat
membantu masyarakat dalam mencari lapangan pekerjaan dan membantu perekonomian
masyarakat dan negara. Selain itu daerah pantai akan terkelola dengan baik, terlebih lagi
apabila sekaligus bisa menjaga kelesatarian pantai dan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Palangka Raya, 25 Agustus 2011
Mashadi