Upload
pauljhon
View
247
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ady
Citation preview
1
1. Pendahuluan1.1 Latar Belakang Masalah
Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu Kabupaten di
Provinsi Lampung, Indonesia. Terletak 75 kilo meter dari ibukota provinsi
Lampung yaitu Kota Bandar Lampung. Dapat ditempuh dari ibukota selama
± 1,5 jam dengan memakai Bus atau Mobil. Kabupaten Lampung Tengah
memiliki luas wilayah 9.189,50 km² dan memiliki wilayah administratif
yaitu 28 Kecamatan dan 10 Kelurahan, dengan populasi penduduk
1.170.717 jiwa (berdasarkan sensus 2010). Lampung Tengah merupakan
Kabupaten kaya akan potensi daerah salah satunya disektor pertanian sawah,
dengan luas lahan sawah mencapai 76705 Ha (Sumber : Dinas pertanian
tanaman pangan dan holtikultura provinsi lampung, 2013).
Potensi lahan sawah terluas pada Kabupaten Lampung Tengah
dimiliki Kecamatan Seputih Raman dengan luas 6756 Ha (sumber : Dinas
pertanian tanaman pangan dan holtikultura provinsi Lampung, 2013).
Kecamatan Seputih Raman memiliki luas wilayah sebesar 146,65 km2
dengan jumlah penduduk 47.248 jiwa dengan kepadatan 322 jiwa/km2,
dengan mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah disektor pertanian.
Secara administratif kecamatan Seputih Raman memiliki 14 kampung
dengan pusat kampung di Rukti Harjo.
Kegiatan alih fungsi lahan secara sporadis atau dilakukan oleh
pemiliknya sendiri, kemungkinan terjadi disetiap Kabupaten dan Kecamatan
di Provinisi Lampung. Tidak menutup kemungkinan pada Kecamatan
Seputih Raman dengan melihat potensi luasan lahan sawah yang dimiliki
Kecamatan Seputih Raman. Kenyataan dilapangan bahawasannya pemilik
lahan mengalih fungsikan sawahnya untuk ditanami komoditas lain seperti
halnya komoditas karet dan sawit.
Kegiatan Alih fungsi lahan tersebut akan merugikan petani sawah
yang berada didekat lahan tersebut yang akan mempengaruhi produktivitas
padi, namun hal tersebut memang sulit untuk dicegah,sehingga alih fungsi
lahan sawah ke penggunaan lain telah menjadi salah satu ancaman yang
serius terhadap keberlanjutan swasembada pangan. Mengingat hal tersebut
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung sudah membuat dan mengesahkan
2
Peraturan Daerah nomor 17 tahun 2013 tentang “Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan”, dengan tujuan yang tertuang pada pasal 4
point c yang berbunyi mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan
pangan.
Alih fungsi lahan tidak dapat terhindarkan dengan begitu saja
dengan adanya Perda tersebut, namun harus ada media pendukung untuk
mensinergikan Perda tersebut, yaitu dengan cara melakukan pendataan
kepemilikan lahan melalui kelompok tani kemudian dibuatlah suatu sistem
infromasi geografis lahan sawah yang nantinya akan berisi informasi
mengenai kepemilikan lahan beserta riwayat alih fungsi lahan oleh pemilik
lahan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini
menggunakan Google Maps API (Application Programming Interface)
sebagai metode pembuatan dan penyajian informasi geografis lahan sawah
di Kecamatan Seputih Raman. Google Maps API adalah kumpulan API
yang memungkinkan menghamparkan data melalui peta sehingga peneliti
hanya fokus mengenai data saja. Selain itu dapat membuat aplikasi web dan
seluler menarik dengan platform pemetaan canggih dari Google, termasuk
basis data citra satelit, street view, profil ketinggian, petunjuk arah
mengemudi, peta dengan sentuhan gaya, demografi, analisis, dan basis data
yang besar. Dengan cakupan global yang paling akurat di dunia, dan
komunitas pemetaan yang aktif memperbarui setiap harinya, sehingga
pengguna akan mendapatkan manfaat dari layanan Google Maps API.
(sumber
:https://www.google.co.id/intx/id/work/mapsearth/products/mapsapi.html).
1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas,
maka rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana menyajikan posisi geografis lahan sawah
menggunakan API Google Maps,
2. Bagaimana mengetahui informasi kepemilikan lahan sawah
melalui Sistem Informasi Geografis (SIG).
3
1.3 Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari peneilitian ini yaitu:
1. Mengetahui posisi geografis lahan sawah di desa yang menjadi
objek penelitian, pada kecamatan seputih raman menggunakan
API Google Maps,
2. Mengetahui informasi mengenai identitas pemilik lahan sawah
beserta luasan sawahnya, dan
3. Mengetahui jumlah kelompok tani beserta anggotanya di desa
yang menjadi objek penelitian pada Kecamatan Seputih Raman.
1.4 Batasan MasalahUntuk pembatasan ruang lingkup penelitian ini, berdasarkan uraian
latar belakang sebelumnya, maka berikut ini merupakan batasan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
1. Objek penelitian merupakan lahan sawah berkelanjutan di
Kecamatan Seputih Raman,
2. Objek penelitian yaitu 5 desa pada Kec.Seputih Raman
diantaranya Desa Rejo Asri (RA) , Rukti Endah (RE), Rama
Gunawan (RG), Rama Utama (RU) dan Rukti Harjo (RH),
dengan cara mengambil sampel data pada setiap desa tersebut,
3. Luasan lahan sawah berupa hektar (Ha), bukan luasan petakan
sawah
4. Sistem Informasi Geografis Pemetaan lahan sawah tidak akan
membahas mengenai batas luas lahan sawah,
5. Penyajian pemetaan lahan sawah tidak akan menampilkan batas
petak lahan sawah (pematang),
6. Penyajian Peta berupa bentuk citra satelit dengan memanfaatkan
API Google Maps,
7. Pengambilan Koordinat Geografis (longitude, latitude) lahan
sawah menggunakan metode survey lapangan.
4
1.5 Manfaat yang diharapkanAdapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai media Informasi geografis Dinas Pertanian untuk
mensurvei lahan sawah berkelanjutan pada Kec.Seputih Raman
Kab.Lampung Tengah,
2. Sebagai media informasi mengenai perubahan alih fungsi lahan
sawah berkelanjutan,
3. Membantu Pemerintah untuk mensurvei penyaluran pupuk
bersubsidi di Kec.Seputih Raman,
4. Sebagai media promosi Kec.Seputih Raman dalam hal
perdagangan, sehingga pelaku bisnis mudah untuk mendapatan
komoditas padi,
5. Meningkatkan daya saing masyarakat dalam hal produktivitas
lahan sawah.
6. Sebagai acuan penyusunan kebijakan Pemerintah dalam hal
distribusi pupuk bersubsidi dan peraturan daerah mengenai
lahan sawah.
2. Landasan Teori2.1 Tinjauan Studi
Dalam penelitian ini akan digunakan enam tinjauan studi yang
nantinya dapat mendukung penelitian, berikut ini merupakan tinjauan studi
yang diambil dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Daftar Literatur
No_Literatur Penulis Tahun Judul
Literatur001 Barus, B., Panuju, D., Munibah, K., Iman, L., Trisasangko, B., Widiana, N., & Kusumo, R.
2012 Model Pemetaan Sawah dan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan dengan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (Model of Rice Field Mapping and It ’ s Protection using Remote Sensing and GIS)
5
Tabel 1. Lanjutan Daftar Literatur
No_Literatur Pengarang Tahun Judul
Literatur002 Refialy, L. 2013 Pemanfaatan cloud computing dalam google maps untuk pemetaan informasi alih fungsi lahan di kabupaten minahasa tenggara
Literatur003 Masykur, F 2014 Implementasi sistem informasi geografis menggunakan google maps api dalam pemetaan asal mahasiswa
Literatur004 Ahyani, A. I. 2013 Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan menggunakan google maps API
Literatur005 Mahmud, I. N.
2015 Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Pemetaan Pemancar Televisi Digital Terestrial di Indonesia
Literatur006 Wibowo, H., Lestari, U. & Triyono, J.
2014 Sistem Informasi Potensi Industri di Kabupaten Bantul Berbasis Geographic Information System dan Location Based Service
2.2.1 Tinjauan Literatur0011. Masalah
Bagaimana cara melindungi lahan pertanian potensial dengan
mengidentifikasi faktor-fakor pendukung meliputi sarana
pertanian (irigasi, jalan usaha tani dan waduk).
2. Metode
Menggunakan teknologi penginderaan jauh dan sistem
informasi geografis, Dengan pengumpulan data melaui instansi
terkait antara lain Dinas Pertanian dan Pemerintah Kabupaten
Garut dan Bogor. Adapun penetapan lahan pertanian pangan
yang akan dilindungi dengan melihat atau mempertimbangkan
6
(a) Keberadaan sawah, (b) Produktivitas, (c)
Kemampuan/kesuaian lahan (d) tipe irigasi.
3. Objek dan Daerah Penelitian
Lahan pertanian pangan sawah di Kabupaten Garut dan Bogor
4. Kesimpulan
Usulan tersebut diberikan untuk melindungi lahan pertanian
sawah potensial, sehingga lahan sawah dapat diselamatkan
seperti diamanahkan perundangan, sehingga terwujudnya
ketahanan dan kemanan pangan.
5. Tinjauan terhadap literatur001
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada tool dan daerah
penelitian. Tools menggunakan API Google maps kemudian
daerah penelitian di Kec.Seputih Raman Kab.Lampung
Tengah.
2.2.2 Tinjauan Literatur0021. Masalah
Bagaimana membangun aplikasi pemetaan alih fungsi lahan
tanaman pangan di Kab.Minahasa Tenggara dengan
memanfaatkan Google Maps dan Google Satelite dikombinasi
dengan penyediaan cloud computing
2. Metode
Pengumpulan data dilakukan per-kecamatan dengan
menyajikan informasi mengenai luas produksi, rata-rata
produksi dan data kesesuaian lahan yang diperoleh dari BPS
Minahasa Selatan. Sehingga aplikasi ini nantinya akan
menyajikan informasi hanya sebatas kecamatan saja melalui
aplikasi tersebut. Menggunakan tool visual studio 2012 for
web untuk pembuatan peta digital alih lahan tanaman pangan.
3. Objek dan Daerah Penelitian
Lahan Tanaman Pangan di Kabupaten Minahasa Tenggara
4. Kesimpulan
Data yang disajikan dalam aplikasi tersebut, akan menjadi
acuan oleh pemerintah sehingga apabila jumlah produksi di
7
Kecamatan tertentu lebih besar maka perlindungan akan alih
fungsi lahan, menjadi titik perhatian, sehingga pengawasan
akan daerah tersebut lebih diutamakan
5. Tinjauan terhadap literatur002
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada objek dan daerah
penelitian. objek penelitian hanya fokus pada lahan sawah
dengan komiditas Padi untuk daerah penelitiannya yaitu di
Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.
2.2.3 Tinjauan Literatur0031. Masalah
Bagaimana memetakan asal Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Ponorogo menggunakan API
Google Maps.
2. Metode
Tools yang digunakan yaitu API Google Maps, dengan
pengumpulan data melalui Universitas Muhammadiyah
Ponorogo khususnya Fakultas Teknik, kemudian Informasi
Geografis untuk memetakan asal usul mahasiswa didapat
dengan mengakses Google Maps terlebih dahulu untuk
menentukan latitude dan longitude tanpa survey lapangan
3. Objek dan Daerah Penelitian
Mahasiswa pada Universitas Muhammadiyah Ponorogo
4. Kesimpulan
Sistem Informasi Geografis digunakan untuk mengetahui pola
pesebaran asal muasal mahasiswa dikampus tersebut, sehingga
akan keluar output mengenai seberapa dikenalnya kampus
tersebut oleh kalangan masyarakat, yang nantinya akan
berkaitan akan hal promosi kampus.
5. Tinjauan terhadap literatur003
Perbedaan peneltian terletak pada objek dan daerah penelitian.
objek penelitain yaitu lahan sawah untuk daerah penelitian
8
yaitu di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung
Tengah.
2.2.4 Tinjauan Literatur0041. Masalah
Bagaimana memetakan sarana pendidikan yang disajikan
dalam bentuk peta digital menggunakan Google Maps API
2. Metode
Data yang dikumpulkan meliputi data, sekolah (Paud, TK,
SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK, TPQ, tempat Bimbel, dan
Ponpes serta Foto Seluruh Objek. Informasi geografis diambil
melaui survey lapangan disetiap objek yang dibutuhkan.
3. Objek dan Daerah Penelitian
Sarana pendidikan di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten
Kendal
4. Kesimpulan
Pemetaan dilakukan untuk memudahkan pengguna dalam hal
pencarian sarana pendidikan, dengan begitu pihak orang tua
akan mudah untuk memprediksi biaya transportasi menuju
sarana pendidikan tersebut.
5. Tinjauan terhadap literatur004
Perbedaan penelitian terletak pada objek dan daerah penelitian.
Objek penelitian yaitu lahan sawah untuk daerah penelitian
yaitu di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung
Tengah.
2.2.5 Tinjauan Literatur0051. Masalah
Bagaimana mengetahui informasi mengenai spesifikasi
pemancar-pemancar. Televisi digital terestrial yang ada di
Indonesia menggunakan Sistem Informasi Geografis
2. Metode
Mengenai posisi dan informasi akan spesifikasi pemancar
televisi untuk pencarian data geografisnya menggunakan
9
perangkat lunak dari google dan wikimapia.org yang dapat
memberikan tampilan data koordinat dari suatu titik pemancar.
(latitude dan longitude). Tools yang digunakan yaitu Arcmap
10 untuk pembuatan petanya.
3. Objek dan Daerah Penelitian
Pemancar Televisi digital di Indonesia
4. Kesimpulan
Memberikan Informasi mengenai pesebaran, spesfikasi dan
daya pancar yang direpresentasikan melalui gambar yang
tersaji dalam sistem informasi geografis
5. Tinjauan terhadap literatur002
Perbedaan penelitian terletak pada tool, objek dan daerah
penelitian. Tool mengguanak API Google Maps, objek lahan
sawah dan daerah penelitian di Kec.Seputih Raman
Kab.Lampung Tengah
2.2.6 Tinjauan Literatur0061. Masalah
Bagaimana menyediakan layanan informasi lokasi industri
berbasis web GIS.
2. Metode
Menggunakan fasilitas/tools google maps API sebagai penyedia
layanan peta. Serta menggunakan metode location based service
(LBS) untuk mencari keberadaan lokasi industri yang tersebar di
Kabupaten Bantul.
3. Objek dan Daerah Penelitian
Pesebaran lokasi industri di Kabupaten Bantul
4. Kesimpulan
Memberikan informasi mengenai keberadaan industri di
Kabupaten Bantul dengan layanan web GIS dipandu dengan
metode location based service (LBS).
5. Tinjauan terhadap literatur006
10
Perbedaan dengan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
terletak pada objek dan daerah penelitian. Objek yaitu lahan
sawah sedangkan daerah penelitian Kecamatan Seputih Raman
Kabupatenn Lampung Tengah.
2.2 Tinjauan Pustaka2.2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis (Irwansyah, 2013) adalah sebuah
sistem yang didesain untuk menangkap, menyimpan, memanipulasi,
menganalisa, mengatur dan menampilkan seluruh jenis data geografis.
Akronim GIS terkadang dipakai sebagai istilah untuk geographical
information science atau geospatial information studies yang merupakan
ilmu studi atau pekerjaan yang berhubungan dengan Geographic
Information System. Dalam artian sederhana sistem informasi geografis
dapat kita simpulkan sebagai gabungan kartografi, analisis statistik dan
teknologi sistem basis data (database).
Sehingga dapat dirangkum konsep sebuah sistem informasi geografis
adalah sebagai berikut:
1. Informasi geografis adalah informasi mengenai tempat
dipermukaan bumi.
2. Teknologi informasi geografis meliputi Global Positioning
System (GPS), remote sensing dan Sistem Informasi
Geografis.
3. Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer dan
piranti lunak (software).
4. Sistem Informasi Geografis digunakan untuk berbagai
macam variasi aplikasi.
5. Sains Informasi Geografis merupakan ilmu sains yang
melatar belakangi teknologi Sistem Informasi Geografis.
SIG tidak lepas dari data spasial, yang merupakan sebuah data yang
mengacu pada posisi, obyek dan hubungan di antaranya dalam ruang bumi.
Data spasial merupakan salah satu item dari informasi di mana di dalamnya
11
terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, di bawah
permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfer.
2.2.2 Lahan Sawah2.2.2.1 Definisi
Lahan sawah (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat, 2004) adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi
oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang
biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya
atau status tanah tersebut. Lahan sawah yang dimaksud disini adalah lahan
sawah yang termasuk juga lahan yang terdaftar di Pajak Hasil Bumi, Iuran
Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang
ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah,
baik yang ditanami padi maupun palawija.
2.2.2.2 Jenis – jenis sawahBerdasarkan pengairannya lahan sawah dibedakan menjadi:
A. Lahan Sawah Berpengairan (Irigasi).
Yaitu lahan sawah yang memperoleh pengairan dari sistem
irigasi, baik yang bangunan penyadap dan jaringan-
jaringannya diatur dan dikuasai dinas pengairan PU maupun
dikelola sendiri oleh masyarakat.
Lahan sawah irigasi terdiri atas :
1. Lahan sawah irigasi teknis.
2. Lahan sawah irigasi setengah teknis.
3. Lahan sawah irigasi sederhana.
4. Lahan sawah irigasi desa/non PU.
B. Lahan Sawah Tak Berpengairan (Non Irigasi)
Lahan sawah non irigasi adalah lahan sawah yang tidak
memperoleh pengairan dari sistem irigasi tetapi tergantung
pada air alam seperti : air hujan, pasang surutnya air
sungai/laut, dan air rembesan.
12
Lahan sawah non irigasi meliputi :
1. Lahan sawah tadah hujan.
2. Lahan sawah pasang surut.
3. Lebak, polder dan sawah lainnya.
2.2.3 API Google Maps2.2.3.1 Definisi
Google Maps (Svennerberg, 2010) adalah solusi pemetaan yang
pertama kali dicetuskan oleh dua bersaudara dari Denmark yaitu Lars dan
Jens Rasmussen kemudian diakuisi oleh google pada Oktober 2004. Google
Maps merupakan solusi pemetaan canggih dari Google, untuk melihat
lokasi, mencari alamat, mendapatkan petunjuk mengemudi dan fasilitas
lainnya termasuk tampilan citra satelit,profil ketinggian, dan basis data yang
besar.
Pada awal sebelum adanya Application Programming Interface
(API) ,pengembang menemukan cara untuk hack google maps untuk dapat
digabungkan dengan web situs mereka, oleh karena itu google
berkesimpulan adanya kebutuhan untuk sebuah API umum, kemudian pada
bulan juni 2005 dirilis dan dipublikasikan oleh google.
2.2.3.2 Cara Kerja API Google MapsDalam penyajian sebuah tampilan peta, Google maps menyajikan
dengan sangat menawan, hal tersebut dapat terwujud dikarenakan
JavaScript, HTML dan CSS berjalan secara bersamaan. Adapun langkah-
langkah menulis program Google Maps API dengan urutan sebagai berikut:
1. Memasukkan Maps API JavaScript ke dalam HTML.
2. Membuat element div dengan nama map_canvas untuk
menampilkan peta.
3. Membuat beberapa objek literal untuk menyimpan property-properti
pada peta.
4. Menuliskan fungsi JavaScript untuk membuat objek peta.
5. Meng-inisiasi peta dalam tag body HTML dengan event onload.
13
2.2.4 Dasar penentuan studi kasus2.2.4.1 Tingkat Kabupaten
Kabupaten Lampung Tengah merupakan Kabupaten yang kaya
akan potensi daerah terutama lahan pertanian sawah , Tercatat luasan sawah
untuk Kabupaten Lampung Tengah yaitu sebesar 76.705 Ha (sumber: Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikulutra Provinsi Lampung, 2013),
sebagai daerah yang memiliki luasan lahan sawah terluas di Provinsi
Lampung. Adapun luasan lahan sawah di Kabupaten/Kota di Provinsi
Lampung, dapat dilihat pada lampiran no.1
2.2.4.2 Tingkat KecamatanLuas panen dan produktivitas, Kecamatan Seputih Raman
merupakan Kecamatan yang memiliki luas panen dan tingkat produktivitas
unggul diantara 28 kecamatan lainnya, (sumber: sumber: Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Holtikulutra Kabupaten Lampung Tengah, 2013),
dapat dilihat pada daftar lampiran no.2
2.2.4.3 Tingkat DesaTerdapat 5 desa yang menjadi objek penelitian, pada Kecamatan
Seputih Raman, penetapan 5 desa tersebut didasarkan pada luasan lahan
sawah dan mempertimbangkan besarnya ruang lingkup penelitian. Maka
dalam penelitian ini diambil 5 desa yang memiliki luasan lahan sawah
terluas di Kecamatan Seputih Raman (sumber: UPTD Pertanian Kecamatan
Seputih Raman), dapat dilihat pada lampiran no.3
2.2.5 Peraturan Pemerintah2.2.5.1 Peraturan Daerah Provinsi Lampung
Berdasarakan (Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 17 Tahun
2013 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan), lahan
pertanian berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan
untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan
pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan daerah.
Tujuan dibentuknya Perda ini tertuang dalam pasal 4 mengenai
Tujuan Peraturan Daerah:
a. Melindungi kawasan dan lahan pertanian pangan secara
berkelanjutan;
14
b. Menjamin tersedianya lahan pertanian pangan secara
berkelanjutan;
c. Mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan;
d. Melindungi kepemilikan lahan pertanian pangan milik petani;
e. Meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan petani dan
masyarakat;
f. Meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani;
g. Meningkatkan penyediaan lapangan kerja bagi kehidupan yang
layak;
h. Mempertahankan keseimbangan ekologis; dan
i. Mewujudkan revitalisasi pertanian.
Penetapan mengenai luasan lahan pertanian diatur dalam point 3
pasal 12 yaitu untuk Kabupaten Lampung Tengah dengan luas 71.791
hektar. Dengan rincian penetapannya tertuang dalam pasal 4 yang menjadi
tanggung jawab kabupaten/kota di Provinsi Lampung.
Pasal 22, mengenai Insentif dan Disinsentif. Insentif sebagaiman
dimaksud dalam pasal 22 huruf a diberikan kepada pemilik lahan, petani
penggarap, dan/atau kelompok tani berupa:
a. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan;
b. Pengembangan infrastruktur pertanian;
c. Hasil penelitian dan pengembangan benih dan bibit unggul;
d. Kemudahan dalam mengakses informasi dan teknologi;
e. Fasilitasi pasaranan dan sarana produksi pertanian;
f. Jaminan penerbitan sertifikat bidang tanah pertanian pangan
melalui pendaftaran tanah secara sporadic dan sistematik;
dan/atau
g. Penghargaan bagi petani berprestasi.
Ketentuan Pidana Pasal 54 yaitu:
1. Setiap orang yang melakukan alih fungsi lahan pertanian
berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp. 1000.000.000,00,- (satu milyar rupiah)
15
2. Orang perseorangan yang tidak melakukan kewajiban
mengembalikan keadaan lahan pertanian pangan berkelanjutan ke
keadaan semula sebagaiamana dimaksud dalam pasal 39 ayat (2) dan
pasal 40 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan denda paling banyak Rp. 3000.000.000,00,- (tiga milyar rupiah)
3. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) dilakukan oleh pejabat pemerintah, pidananya ditambah 1/3 (satu
pertiga) dari pidana yang diancamkan.
2.2.5.2 Peraturan Menteri Pertanian No.82/Permentan/OT.140/8/2013Dalam pedoman tersebut dibahas mengenai ruang lingkup
pertanian salah satunya adalah Kelompk Tani (Poktan). Adapun pengertian
kelompok tani yaitu kelompok tani yang selanjutnya disebut poktan adalah
kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan; kesamaan kondisi, lingkungan sosial, ekonomi, dan
sumberdaya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usahan anggota.
Berikut Fungsi Kelompok Tani:
a. Kelas Belajar: kelompok tani merupakan wadah belajar
mengajar bagi anggota guna meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap agar tumbuh dan berkembang menjadi
usaha tani yang mandiri sehingga dapat meningkatkan
produktivitas, pendapatan serta kehidupan yang lebih baik.
b. Wahan Kerjasama: Kelompok Tani merupakan tempat untuk
memperkuat kerjasama baik diantara sesama petani dalam
poktan dan antar poktan maupun dengan pihak lain. Melalui
kerjasama ini diharapkan usaha tani lebih efisien dan lebih
mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, gangguan
serta lebih menguntungkan.
c. Unit Produksi: Usaha Tani yang dilaksanakan oleh masing-
masing anggota poktan secara keseluruhan harus dipandang
sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk
16
mencapai skala ekonomis usaha, dengan menjaga kuantitas,
kualitas maupun kontinuitas.
2.2.6 Pengujian Sistem
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian sistem, dengan
menggunakan blackbox testing (Jatnika & Irwan, n.d.). blackbox testing
dilakukan tanpa pengetahuan detail struktur internal dari sistem atau
komponen yang dites. Juga disebut sebagai behavioral testing, specification-
based testing,input/output testing atau functional testing. Dengan adanya
blackbox testing, perekayasa software dapat menggunakan sekumpulan
kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan
kebutuhan fungsional pada suatu program.
Kategori error yang akan diketahui melalui blackbox testing:
1. Fungsi yang hilang atau tidak benar
2. Error dari antar muka
3. Erorr dari struktur data atau akses eksternal database
4. Error dari kinerja atau tingkah laku
5. Error dari insialisasi dan terminasi
17
3 Metode Penelitian3.1 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan gambaran besar penulis dalam melakukan penelitian, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
1. Problems (masalah)Diawali dengan problems atau penentuan masalah penelitian,
yaitu mengenai pemetaan lahan sawah berdasarkan kepemilikan
lahan, mengapa pemetaan berdasarkan kepemilikan lahan,
karena alih fungsi lahan sebagian besar dilakukan oleh pemilik
lahan sehingga akan berdampak pada ancaman alih fungsi lahan
oleh pemilik ke pengguna lain. Sesuai penjelasan pada latar
18
belakang bahwasanya pemetaan ini nantinya akan menampilkan
pemetaan sawah berdasarkan kepemilikan lahan didesa yang
menjadi objek penelitian, dengan begitu Dinas Pertanian pusat
akan mengetahui informasi mengenai alih fungsi lahan
berdasarkan kepemilikan lahan.
2. Oppurtunity (Kesempatan)Kesempatan yang dimaksud adalah penelitian yang dilakukan
peneliti sebelumnya. Penulis memiliki acuan utama dalam
melakukan penelitian ini, yaitu Prosiding Seminar Nasional
dengan judul “Model Pemetaan Lahan Sawah dan Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan menggunakan Penginderaan Jauh dan
Sistem Informasi Geografis”, Hasil dari penelitian tersebut
adalah untuk melindungi lahan pertanian potensial dengan
mengidentifikasi faktor-faktor pendukung diantaranya,
infrastruktur pertanian, kondisi geografis dan faktor-faktor
ekonomi, namun dalam penelitian tersebut tidak dibahas
mengenai kepemilikan lahan sawah, jadi hipotesis awal
mengenai penelitian tersebut, bagaimana cara perlindungan
lahan pertanian potensial? Jikalau informasi kepemilikan tidak
diketahui, sedangkan bahwasannya ancaman terbesar akan
swasembada dan ketahanan pangan adalah alih fungsi lahan oleh
pemilik lahan.
3. Approach (Pendekatan) Pendekatan dalam penelitian adalah cara penulis untuk
melakukan pendekatan terhadap hal yang akan diteliti
diantaranya melalui metode yang digunakan yaitu API Google
Maps dan Peraturan perundang-undangan yang mendukung
penelitian ini antaralain Perda Lampung No 17 Thn 2013
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan, dari perda
tersebut dibahas mengenai pengawasan sampai penyampaian
informasi akan alih fungsi lahan beserta sanksi akan alih fungsi
lahan. Dan faktor pendukung lainnya untuk mendapatkan
informasi mengenai kepemilikan lahan melalui pendekatan
19
kelompok tani yang diatur melalui Permentan Nomor
82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan
Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani.
4. Identification & Assesment (Identifikasi dan Tujuan)Identifikasi yang dimaksud adalah berkaitan dengan variabel
yang akan digunakan dalam penelitian ini, sehingga informasi
yang akan disajikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu
mengenai informasi kepemilikan lahan sawah dan alih fungsi
lahan.
5. Proposed (Usulan)Usulan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah membuat
pemetaan lahan sawah berdasarkan kepemilikan lahan sawah
dengan penyajian informasi melalui Sistem Informasi Geografis
menggunakan API Google Maps
6. Validation (Pengujian)Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Blackbox,
yaitu dengan menguji tampilan interface sistem sesuai atau tidak
dengan fungsionalitasnya. Dalam penelitian ini nantinya akan
dibuat skenario pengujian sistem berdasarkan metode Blackbox.
7. Result (Hasil)Hasil dari penelitian penyajian informasi kepemilikan lahan
sawah melalui Sistem Informasi Geografis pemetaan lahan
sawah menggunakan API Google Maps.
20
3.2 Tahapan PenelitianTahapan penelitian merupakan lanjutan dari kerangka pemikiran.
Sehingga dari tahapan ini nantinya akan tergambar jelas apa yang akan
dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini, dapat dilihat pada
gambar 2.
Gambar 2. Tahapan Penelitian
21
1. Tahap 1: Studi Pustaka dan Literatur
Kajian literatur didapat dari jurnal, prosiding, buku statistik
provinsi (lampung dalam angka, lampung tengah dalam angka
dan seputih raman dalam angka 2013-2014), web page, dan
peraturan perundang-undangan.
2. Tahap 2: Analisis Kebutuhan InformasiPada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan informasi,
terdapat 2 variabel utama dalam analisis tersebut diantaranya
data kelompok tani dan data kepemilikan lahan sawah. Data
tersebut nantinya yang akan menjadi acuan dalam pembuatan
pemetaan lahan sawah dikarenakan data tersebut saling
berkaitan dalam hal memperoleh informasi mengenai
kepemilikan lahan sawah.
3. Tahap 3: Pemodelan SistemPemodelan sistem dalam tahapan ini, maksudnya agar
mempermudah dalam pembuatan sistem nantinya, sehingga
gambaran apa yang akan dibuat jelas maksud dan tujuannya.
4. Tahap 4: Validasi/Rancangan Pengujian SistemRancangan pengujian, penulis menggunakan metode
pengujian blackbox (blackbox testing). Blackbox testing
adalah salah satu metode pengujian perangkat lunak yang
berfokus pada sisi fungsionalitas, khususnya pada input dan
output aplikasi (apakah sudah sesuai dengan apa yang
diharapkan atau belum).
5. Tahap 5: PenutupMerupakan kesimpulan terhadap pengujian sistem
menggunakan metode blackbox testing. Sehingga akan ditarik
kesimpulan bahwa fungsionalitas sistem berjalan dengan baik
atau tidak.
22
3.3 Bahan Atau Materi Penelitian3.3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu:
1. ObservasiPengumpulan data dengan cara mengadakan peneliitian langsung
dilapangan dengaan mengamati pola dan alur kegiatan yang
terjadi dilapangan, dalam hal ini peneliti melakukan observasi di
Kecamatan Seputih Raman memalui instansi terkait yaitu pihak
Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kelautan (BP3K).
2. WawancaraWawancara adalah salah satu instrument yang digunakan untuk
menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara
mendalam agar mendapatkan data yang valid dan detail. Dalam
hal ini peneliti melakukan wawancara kepada penyuluh pertanian
yang terdapat di Kecamatan Seputih Raman melalui instansi
BP3K.
3. Dokumentasi Dokumentasi adalah salah satu instrumen penting dalam hal
pengumpulan data, dikarenakan dengan adanya dokumentasi
maka peneliti akan memiliki bukti valid mengenai informasi yang
dibutuhkan. Dalam hal ini peneliti mendokumentasikan arsip-
arsip yang dianggap penting untuk menggali informasi
diantaranya data kelompok tani, data potensi kelompok tani dan
foto-foto dilapangan.
3.3.2 Objek Penelitian 1. Tempat
Penelitian dilakukan pada Kecamatan Seputih Raman Kabupaten
Lampung Tengah, dikarenakan Lampung Tengah merupakan
Kabupaten dengan potensi luas lahan sawah terluas diantara
Kabupaten lainnya di Provinsi Lampung, dengan luas lahan
76705 Ha (Sumber : Dinas pertanian tanaman pangan dan
23
holtikultura provinsi lampung, 2013), kemudian Kecamatan
dengan potensi luas lahan sawah terluas yaitu dimiliki Kecamatan
Seputih Raman, dengan luas 6756 Ha (sumber : Dinas pertanian
tanaman pangan dan holtikultura provinsi Lampung, 2012).
Kecamatan Seputih Raman memiliki luas wilayah sebesar 146,65
km2 dengan jumlah penduduk 47.248 jiwa dengan kepadatan 322
jiwa/km2, dengan mayoritas mata pencaharian penduduknya
adalah disektor pertanian. Secara administratif kecamatan Seputih
Raman memiliki 14 kampung dengan pusat kampung di Rukti
Harjo. Peneliti menentukan kampung yang menjadi objek
penelitian diantaranya kampung Rejo Asri (RA), Rukti Endah
(RE), Raman Gunawan (RG), Rukti Harjo (RH) dan Rama Utama
(RU), peneliti menentukan 5 desa tersebut dengan memperhatikan
luasan lahan sawah (sumber : UPTD Pertanian Kecamatan
Seputih Raman, 2012).
2. OrganisasiDalam memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian,
peneliti bekerjasama dengan instansi terkait diantaranya Kantor
Kecamatan Seputih Raman dan Balai Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Seputih Raman. Melalui
Penyuluh BP3K peneliti memperoleh informasi mengenai
Kelompok Tani dan Pemilik Lahan, serta peneliti dapat
bekerjasama dengan Kelompok Tani untuk mengetahui letak
sawah yang akan dijadikan sebagai objek penelitian untuk diambil
titik koordinatnya dalam hal pemetaan.
3.3.3 Karakteristik Data1. Data Mentah
Data mentah merupakah data yang didapat dari hasil observasi ke
instansi BP3K Seputih Raman. Data yang didapat meliputi Data
Komulatif Kelompok Tani (Lampiran no.4) dan Data Potensi
Kelompok Tani per-kampung di Kecamatan Seputih Raman
(Lampiran no.5).
24
2. Penentuan Sampel DataPemetaan berkaitan dengan kepemilikan lahan sawah, oleh karena
itu data yang akan diolah mengenai identitas pemilik lahan. Data
tersebut dapat diperoleh dari data rincian kelompok tani disetap
kampung yang menjadi objek penelitian, diantaranya Rukti Endah
(RE), Rama Gunawan (RG), Rejo Asri (RA), Rukti Harjo (RH)
dan Rama Utama (RU). Mengingat jumlah data yang besar, maka
peneliti akan mengambil sampel dari data tersebut, adapun
tahapan pengambilan sampel data sebagai berikut:
a. Menentukan variabel yang akan dicari dalam kasus ini
adalah kelompok tani dan anggota kelompok tani
(pemilik lahan sawah/petani),
b. Menghitung ukuran sampel petani di desa yang menjadi
objek penelitian,
c. Dari sampel tersebut, akan diambil rata-rata sampel
petani berdasarkan kelompok tani, dengan cara :
Ukuran SampelJumlah Kelompok Tani
, maka akan diketahui berapa
jumlah petani yang harus diambil setiap kelompok-nya,
dapat dilihat dari simulasi perhitungan dibawah ini:
Penulis menggunakan Rumus Solvin untuk mencari
sampel data :
n= N
1+(N ×e2)Keterangan:n = Ukuran sampelN = Populasie = Prosentasi kelonggaran ketidakterikatan karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih diinginkan.
Contoh desa Rukti Endah (RE)Menentukan tingkat kepercayaan sebesar 85% dan tingkat erorr 15%
25
Diketahui:Jumlah Kelompok Tani di desa RE = 18 KelompokJumlah Petani di desa RE = 905 Petani
Menentukan:Ukuran sampel petani di kampung tersebut?Rata-rata data petani yang harus diambil per-kelompok tani?
Penyelesaian:
n= 905
1+(905 ×0,152)
n= 9051+20,3625
n= 90521,3625
n=42 , 36396
n=42 anggota (dibulatkan)
Ukuran sampel keseluruhan adalah 42 Petani di desa Rukti Endah (RE), langkah selanjutnya adalah menentukan berapa data petani yang akan diambil per-kelompok taninya, dengan cara sebagai berikut:
X=ukuran sampeljumlah kelompok tani
X=42 anggota18 kelompok tani
X=3 anggota/kelompok tani
Maka dapat diambil kesimpulan, data yang akan diambil peneliti adalah 3 anggota/kelompok tani, artinya setiap kelompok tani yang tersebar di kampung Rukti Endah (RE) akan diambil sampel data sebanyak 3 anggota, dapat dilihatp pada tabel 2.
Tabel 2. Data sampel anggota kelompok tani
26
NO
Kelompok TaniJumlah Anggota
Jumlah Data Sampel
1 SIDO LANCAR 40 32 AMANAH 58 3…n
d. Setelah sampel data anggota kelompok tani ditentukan, maka tahapan selanjutnya adalah menentukan siapa saja anggota tani yang akan dijadikan sampel. Dalam tahapan ini peneliti menentukan dengan cara, mengambil anggota yang memiliki luasan lahan sawah terluas diantara anggota lainya serta lahan ketua kelompok, dapat dilihat pada tabel 3:
Tabel 3. Data sampel luas garapan
NOKelompok
TaniNama
AnggotaAlamat
(RT/RW)
Luas Garapan Sawah(Ha)
1SIDO LANCAR
1. Julianto (Ketua)
16/06 1
2. Purnomo 16/06 13. Suqiran 16/06 1
2 AMANAH
1. Hariyanto (Ketua)
18/06 0.75
2. H. Suyatni 18/06 2.503. H. Sukardi 18/06 3
…n
4. Hasil Olah Data Berikut adalah hasil olah data mentah berupa informasi yang akan digunakan untuk dijadikan acuan mengenai survey lahan sawah per kelompok tani di setiap kampung yang menjadi objek penelitian, dapat dilihat pada tabel 4 dan 5, dibawah ini:
27
Tabel 4. Rincian Informasi Kelompok Tani
Tabel 5. Acuan survei lapanganKelompok
TaniNama
AnggotaAlamat
(RT/RW)Luas
GarapanLat Long
XXXXXX 1. XXX2. XXX3. XXX
1. XXX2. XXX3. XXX
1. XXX2. XXX3. XXX
1. XXX2. XXX3. XXX
1. XXX2. XXX3. XXX
3.3.4 Karakteristik HardwareHardware
Hardware adalah perangkat fisik yang menyusun sebuah komputer
dan ikut memungkinkan komputer bekerja. Perangkat keras atau
spesifikasi minimal hardware yang diperlukan untuk menjalankan
sistem
1. Processor Intel Core2Duo CPU T5750 @2.00Ghz
2. RAM DDR2 3 GB
3. Display Mode 1280 x 800 (32bit) (60Ghz)
4. Memory VGA Minimal 256 MB
3.3.5 Karakteristik SoftwareSoftware yang dimaksud adalah, software yang direkomendasikan
dalam menjalankan sistem ini yaitu Google Chrome versi 43.0
3.4 Desain Sistem3.4.1 Konseptual (UML)
Desain konseptual dibuat untuk memberikan gambaran mengenai
ruang lingkup sistem, sehingga jelas dalam hal penggunaannya.
Dapat dilihat pada gambar 3.
Kelompok Tani
Alamat Skretariat
Ketua Kelompok
Nomor Telp/HP
XXXXXX XXXXXX XXXXXXX XXXXXXX
28
Gambar 3. Use Case diagram SIG lahan sawah
Adapun penjelasan dari use case diatas adalah sebagai berikut:
Sebagai Admin BP3K:
1. Admin mem-validasi sistem terlebih dahulu agar dapat
mengelola sistem (dengan cara memasukan nama pengguna
serta kata sandi-nya ke sistem)
2. Admin mengelola master data kelompok tani (baik input data
baru maupun update), selanjutnya,
3. Mengelola master data desa (input dan update), kemudian,
4. Mengelola master data detail desa (input dan update),
feature/fasilitas selanjutnya
5. Admin dapat mengelola profilnya (yaitu dengan menambah
pengelola baru selain dirinya dan mengganti username serta
passwordnya dengan yang baru
6. Seluruh aktifitas admin tersebut akan diproses oleh sistem
dan akan disimpan kedalam database, dan yang terakhir
7. Admin dapat melihat informasi yang disajikan website
29
Sebagai Pengunjung Website:Sebagai pengunjung website hanya dapat melihat informasi yang
disajikan website, yaitu informasi mengenai sawah meliputi
kepemilikan lahan, kelompok tani dan history/riwayat alih fungsi
lahan.
3.4.2 Desain Logic (Rancangan Database)Desain logic yang dimaksud adalah rancangan database sistem,
adapun rancangannya dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Rancangan Database Sistem
3.4.3 Spesifikasi TabelSpesifikasi tabel yang didalamnya berisi tentang field-field yang ada
didalam database dari perancangan sistem yang dirancang, dengan kita
melihat spesifikasi tabel maka kita akan mengerti tipe dan size dari field-
field yang ada di rancangan sistem, dan dapat dilihat pada tabel 6 dibawah
ini :
1. Tabel Pemilik Lahan
Nama Tabel : tbl_pemilik_lahanPrimary Key : id_lahanForeign Key : id_detail_desa
id_kel_taniJumlah Field : 8
30
Tabel 6. Pemilik Lahan
No Field Name Data Type Len Keterangan
1 id_pemilik Int (A.I) Id pemilik lahan
2 nama_pemilik varchar 255Nama pemilik lahan
3 id_detail_desa intForeign key dari tbl_ detail_desa
4 id_kel_tani intForeign key dari tabel_ kelompok_tani
2. Tabel Lahan
Nama Tabel : tbl_lahanPrimary Key : id_lahanForeign Key : id_pemilikJumlah Field : 7
Tabel 7. Data Lahan
No Field Name Data Type Len Keterangan
1 id_lahan Int (A.I) Id lahan
2 id_pemilik intForeign key dari tbl_pemilik
3 lat doubleInformasi geografis lahan sawah
4 long doubleInformasi geografis lahan sawah
5 foto_lahan varchar 255Foto lahan sawah disimpan berupa file path
6 luas_lahan intLuas lahan sawah (Ha)
7 id_detail_desa char 3Foreign Key dari tbl_detail_desa
31
3. Tabel riwayat alih pemilik
Nama Tabel : tbl_riwayat_alih_pemilikPrimary Key : id_riwayatForeign Key : id_lahan_awal
id_lahan_baruJumlah Field : 4
Tabel 8. Riwayat alih pemilik
No Field Name Data Type Len Keterangan
1 id_riwayat Int (A.I)Id riwayat alih pemilik
2 id_lahan_awal intForeign Key dari tbl_lahan
3 id_lahan_baru intForeign key dari tbl_lahan
4 luas_lahan_dibeli intLuas lahan yang dibeli
5 tanggal dateTanggal alih kepemilikan
4. Tabel Pengelola Sistem
Nama Tabel : tbl_pengelolaPrimary Key : id_pengelolaForeign Key : -Jumlah Field : 3
Tabel 9. Pengelola Sistem
No Field Name Data Type Len Keterangan
1 id_pengelola Int (A.I) Id pengelola
2 username varchar 100Nama pengguna sistem
3 password varchar 100 Kata sandi sistem
32
5. Tabel Kelompok Tani
Nama Tabel : tbl_kelompok_taniPrimary Key : id_kel_taniForeign Key : id_detail_desaJumlah Field : 5
Tabel 10. Kelompok Tani
No Field Name Data Type Len Keterangan
1 id_kel_tani Int (A.I) Id kelompok tani
2 nama_kel_tani varchar 100 Nama kelompok tani
3 id_detail_desa int Foreign key dari tbl_ detail_ desa
4 nama_ketua varchar 100 Nama ketua kelompok tani
5 no_telp_hp varchar 17 No telpon ketua kelompok tani
6. Tabel Desa
Nama Tabel : tbl_desaPrimary Key : id_desaForeign Key : -Jumlah Field : 3
Tabel 11. Desa
No Field Name Data Type Len Keterangan
1 id_desa Int (A.I) Id desa2 nama_desa varchar 100 Nama desa
3 id_kecamatan int
Nama kecamatan diambil dari primary key tbl_kecamatan
33
7. Tabel Desa
Nama Tabel : tbl_kecamatanPrimary Key : id_kecamatanForeign Key : -Jumlah Field : 2
Tabel 12. Kecamatan
No Field Name Data Type Len Keterangan
1 id_kecamatan Int (A.I) Id kecamatan
2 nama_kecamatan varchar 100 Nama kecamatan
8. Tabel Detail Desa
Nama Tabel : tbl_detail_desaPrimary Key : id_detail_desaForeign Key : -Jumlah Field : 4
Tabel 13. Detail Desa
No Field Name Data Type Len Keterangan
1 id_detail_desa Int (A.I) Id detail desa
2 id_desa IntForeign key dari tbl_desa
3 rt varchar 7 Nama RT4 rw varchar 7 Nama RW
34
9. Tabel Alih Fungsi
Nama Tabel : tbl_alih_fungsiPrimary Key : id_alih_fungsiForeign Key : id_lahanJumlah Field : 8
Tabel 14. Alih Fungsi Lahan
No Field Name Data Type Len Keterangan
1 id_alih_fungsi Int (A.I) Id alih fungsi
2 id_lahan intForeign key dari tbl_lahan
3 status enum‘aktif’,’nonaktif’
Status alih fungi, aktif dan non aktif
4 tanggal_mulai dateTanggal mulai alih fungsi
5 tanggal_selesai dateTanggal berakhirnya alih fungsi
6 foto_lahan varchar 255Foto lahan yang ter-alih fungsi
7 deskripsi textDeskripsi alih fungsi, dari pihak BP3K
8 luas_alih_fungsi doubleLuas lahan yang ter-alih fungsi
35
3.4.4 Desain Fisik (User Interface)Adapun desain antar muka pengguna dapat dilihat pada gambar 5,
dibawah ini:
Gambar 5. Desain Fisik Sistem
Secara umum, desain web pada gambar 5, terbagi menjadi 2 yaitu
bagian kiri merupakan tampilan peta seputih raman dengan
pemetaan lahan sawah yang ditandai dengan marker lahan sawah,
sedangkan bagian sebelah kanan adalah informasi mengenai lahan
sawah tersebut meliputi identitas kepemilikan, kelompok tani dan
history (riwayat) alih fungsi lahan. Adapun keterangan mengenai
desain fisik sistem adalah sebagai berikut:
a. Kolom page url/pengisian alamat situs, dalam hal ini
www.infosawah-seputihraman.com,
b. Menu informasi sistem, terbagi atas lihat peta, lihat peta per-
desa dan lihat data alih fungsi berguna agar lebih memudahkan
pengunjung website dalam hal mendapatkan informasi,
c. Marker peta, berfungsi sebagai penanda lahan sawah,
36
d. Fasilitas zoom in dan zoom out, berguna untuk memperbesar
dan memperkecil tampilan peta,
e. Kotak pop up informasi lahan sawah, apabil marker diklik
maka akan muncul kotak pop up mengenai informasi lahan
sawah,
f. Kotak pop up detail alih fungsi lahan, apabila link lihat detail
diklik maka menu pop up tersebut akan muncul,
g. Fasilitas Scrool up dan down, berguna untuk menaikan dan
munurunkan halaman website,
h. Tampilan peta seputih raman, nantinya akan bercitra satelit
menggunakan API Google Maps.
3.5 Rancangan Pengujian SistemRancangan pengujian, penulis menggunakan metode pengujian
blackbox (blackbox testing). Blackbox testing adalah salah satu metode
pengujian perangkat lunak yang berfokus pada sisi fungsionalitas,
khususnya pada input dan output aplikasi (apakah sudah sesuai dengan apa
yang diharapkan atau belum). Tahap pengujian atau testing merupakan salah
satu tahap yang harus ada dalam sebuah siklus pengembangan perangkat
lunak (selain tahap perancangan atau design). Adapun skenario pengujian
blackbox, dapat dilihat pada tabel 1 sampai tabel 4.
A. Uji BrowserTabel 15. Pengujian Browser
Nama Browser Versi Pengamatan Kesimpulan
Internet Explorer (IE)
XXX
Muncul tampilan keseluruhan sesuai dengan fungsionalitas sistem
Support/Tidak
Google Chrome XXX
Muncul tampilan keseluruhan sesuai dengan fungsionalitas sistem
Support/Tidak
Moziila Firefox XXX
Muncul tampilan keseluruhan sesuai dengan fungsionalitas sistem
Support/Tidak
37
Safari XXX
Muncul tampilan keseluruhan sesuai dengan fungsionalitas sistem
Support/Tidak
B. Pengujian Menu Lihat Peta
Tabel 16. Pengujian Menu Lihat Peta
Uji Fungsi Data Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Menu Lihat Peta
Muncul Peta Seputih Raman berupa bentuk citra satelit menggunakan API Google Maps
Masuk Ke Menu Lihat Peta, dan muncul marker sawah
Hasil(Berhasil/Tidak)
C. Pengujian Menu Lihat Per-Desa
Tabel 17. Pengujian Menu Lihat Per-Desa
Uji Fungsi Data Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Menu Lihat per-desa
Mem filter sesuai dengan desa yang dituju dan muncul jumlah marker sawah sesuai dengan desa yang dituju tersebut, contoh: desa ABCD, terdapat 15 pemilik sawah, maka marker didesa tersebut akan berjumlah 15 marker
Masuk ke menu lihat per-desa,kemudian dicocokan dengan data mentah apakah jumlah marker lahan sawah sesuai atau tidak dengan jumlah data yang diinput disistem/database sesuai dengan nama desa
Hasil(Berhasil/Tidak)
38
D. Pengujian menu lihat data alih fungsi
Tabel 18. Pengujian Menu Lihat data alih fungsi
Uji Fungsi Data Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Menu lihat data alih fungsi
Mem filter sesuai dengan data lahan yang sudah alih fungsi
Masuk ke menu lihat data alih fungsi, akan muncul data marker lahan yang sudah alih fungsi
Hasil(Berhasil/Tidak)
E. Pengujian Fasilitas Marker Lahan Sawah
Tabel 19. Pengujian Marker Lahan Sawah
Uji Fungsi Data Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Klik marker lahan sawah
Tampil Informasi mengenai lahan sawah
Mendapatkan informasi mengenai lahan sawah meliputi informasi kepemilikan, kelompok tani dan history alih fungsi lahan
Hasil(Berhasil/Tidak)
39
F. Pengujian Link Lihat Detail
Tabel 20. Pengujian Link Lihat Detail
Uji Fungsi Data Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Klik Link Lihat Detail
Tampil Informasi lengkap mengenai alih fungsi lahan
Mendapatkan Informasi detail mengenai alih fungsi lahan, meliputi bukti foto lahan, tanggal mulai dan berakhirnya alih fungsi serta deskripsi yang diberikan oleh pihak BP3K
Hasil(Berhasil/Tidak)
3.6 PenjadwalanTabel 21. Jadwal Kerja
\3.7 Daftar Pustaka
Ahyani, A. I. (2013). Aplikasi Sistem Informasi Geografis(SIG) untuk inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan menggunakan google maps API. Jurnal Geodesi Undip, 2(2), 95–102.
Barus, B., Panuju, D., Munibah, K., Iman, L., Trisasangko, B., Widiana, N., & Kusumo, R. (2012). Model Pemetaan Sawah dan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan dengan Penginderaan Jauh dan Sistem
40
Informasi Geografis ( Model of Rice Field Mapping and It ’ s Protection using Remote Sensing and GIS ). In Seminar dan Ekspose Hasil Kegiatan dan Penelitian P4W LPPM-IPB (pp. 1–16). Bogor.
Irwansyah, E. (2013). Sistem Informasi Geografis : Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi. Yogyakarta: Digibooks.
Jatnika, H., & Irwan, Y. S. (n.d.). Testing dan Implementasi Sistem (pp. 1–226). Retrieved from hendra-jatnika.web.id
Mahmud, I. N. (2015). Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis ( SIG ) untuk Pemetaan Pemancar Televisi Digital Terestrial di Indonesia. Jurnal Teknik ITS, 4(1), 1–6.
Masykur, F. (2014). Implementasi Sistem Informasi Geografis Menggunakan Google Maps Api dalam pemetaan asal Mahasiswa. Jurnal SIMETRIS, 5(2), 181–186.
Menteri Pertanian. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 (2013). Indonesia: Menteri Pertanian.
Peraturan Daerah Provinsi Lampung. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (2013). Telukbetung.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. (2004). Morfologi dan klasifikasi lahan sawah. (A. Fahmuddin, A. Adimihardja, S. Hardjowigeno, A. M. Fagi, & W. Hartatik, Eds.). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat (Puslitbangtanak).
Refialy, L. (2013). Pemanfaatan cloud computing dalam google maps untuk pemetaan informasi alih fungsi lahan di Kabupaten Minahasa Tenggara. In Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013 (Vol. 10, p. 11). Salatiga.
Svennerberg, G. (2010). Begining Google Maps API 3. (M. Wade, Ed.). New York: Paul Manning. Retrieved from http://code.google.com/apis/maps/index.html
Wibowo, H., Lestari, U., & Triyono, J. (2014). Sistem Informasi Potensi Industri di Kabupaten Bantul Berbasis Geographic Information System dan Location Based Service, 1(2), 120–129.