58
MODEL STRATEGI PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAH YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tema sentral dari rancangan proposal disertasi ini alah Pengawasan Internal Pemerintah (PIP) dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance). Pelaksanaan pengawasan internal pemerintah prakteknya menunjukan dinamika dengan mengalami evolusi yang mengikuti evolusi internal auditor (IA) sektor private yakni yang semula lebih pada pengujian administratif berupa pengecekan transaksi, pengujian sebelum

proposal awal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemikiran awal

Citation preview

Disertasi 1

MODEL STRATEGI PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAH YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Tema sentral dari rancangan proposal disertasi ini alah Pengawasan Internal Pemerintah (PIP) dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance). Pelaksanaan pengawasan internal pemerintah prakteknya menunjukan dinamika dengan mengalami evolusi yang mengikuti evolusi internal auditor (IA) sektor private yakni yang semula lebih pada pengujian administratif berupa pengecekan transaksi, pengujian sebelum pembayaran, menghitung aset dan lain-lain telah begeser pada level yang lebih tinggi yakni akuntabilitas penggunaan dana publik dan efisiensi pelayanan publik. Lebih lanjut aktivitas ini telah mendorong (enhance) terwujudnya governance antara lain dalam meningkatkan transparansi, fairness, mencegah/meminimalisir korupsi hingga meyakinkan efisiensi dan efektivitas uang publik. Effektivitas fungsi Pengawasan Internal Pemerintah menjadi sangat penting dalam rangka membangun Good Governance (GG), hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Lapointe (2007) bahwa An effective of audit function is a basic requirement of sound governance and strong accountability. Lebih lanjut dikemukakan pula peran fungsi audit dalam sektor publik adalah oversight, insight dan foresight. Oversight dalam rangka mengevaluasi kinerja, insight adalah dalam rangka mengevaluasi program dan kegiatan dan memberikan usulan penyempurnaannya, serta foresight dalam rangka memprediksi risiko dan peluang yang akan terjadi. Pengawasan Internal Pemerintah (PIP) sebagai organisasi yang diimplementasikan melaului Internal Auditor (IA) yang sering disebut sebagai mata dan telinga pimpinan tertinggi dalam mewujudkan tujuan organisasi, telah megalami berbagai evolusi dalam perannya dari repressif watchdog yang lebih menekankan pada ketaatan hingga lebih menekankan pada yang preventive (consultant dan catalyst), dengan perannya sebagai consultant dan catalyst. Peran watchdog, merupakan fungsi pengawasan untuk meyakinkan bahwa tidak ada kesalahan dan penyimpangan terjadi atas pelaksanaan program dan kegiatan sangat penting dalam tahap penegakan kebijakan (compliance). Peran consultant, melengkapi peran sebelumnya, yaitu mengevaluasi dan memberikan masukan kecukupan dan keandalan pengendalian. Sedangkan peran catalyst merupakan peran Internal Auditor untuk meyakinkan bahwa program dan kegiatan secara berkelanjutan memperlihatkan perbaikan kinerja (performance) yang seyogyanya mampu membawa mencapai nilai, tujuan dan sasaran utama melalui proses quality assurance. Internal Auditor telah dikenal sebagai contributor yang penting (valuable) atas implementasi governance pada organisasi yang tidak hanya pada level operasional namun juga level stratejik melalui peran assurance, kepatuhan hingga mencegah dan mendeteksi adanya fraud serta peran sebagai consultant. Kehadiran IA menjadi suatu hal yang esensial bagi organisasi dalam memberikan pelayanan yang independen, untuk menambah nilai dan meningkatkan operasional organisasi serta mendorong tercapainya tujuan melalui evaluasi efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola. Hal ini sebagaimana didefinisikan oleh The Institute of Internal Auditor (IIA) sebagai berikut: Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organizations operations. It helps and organization accomplished its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process

Demikian pula halnya dengan Internal Auditor Pemerintah yang dikenal di Indonesia dengan sebutan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) telah mengalami evolusi yang mengikuti evolusi IA sektor private yakni yang semula lebih pada pengujian administratif berupa pengecekan transaksi, pengujian sebelum pembayaran, menghitung assets dan lain-lain telah begeser pada level yang lebih tinggi yakni akuntabilitas penggunaan dana publik dan efisiensi pelayanan publik. Lebih lanjut dikemukakan bahwa Internal auditor mendorong (enhance) terwujudnya governance antara lain dalam meningkatkan transparansi, fairness, mencegah/meminimalisir korupsi hingga meyakinkan efisiensi dan efektivitas uang publik. Efektivitas fungsi internal audit menjadi sangat penting oleh karena merupakan dalam rangka membangun good governance, sebagaimana dikemukakan oleh Lapointe (2007) bahwa An effective of audit function is a basic requirement of sound governance and strong accountability . Lebih lanjut dikemukakan pula bahwa peran fungsi audit dalam sektor publik adalah oversight, insight dan foresight. Oversight dalam rangka mengevaluasi kinerja, insight adalah dalam rangka mengevaluasi program dan kegiatan dan memberikan usulan penyempurnaannya, serta foresight dalam rangka memprediksi risiko dan peluang yang akan terjadi. Ekspektasi peran APIP lebih effektif dalam suatu organisasi pemerintahan antara lain tertuang dalam berbagai regulasi baik dalam UU maupun Peraturan Pemerintah yang mengemukakan antara lain:1) Penempatan APIP pada struktur organisasi yang bertanggung jawab langsung pimpinan tertinggi, agar independen dan objektif2) Peran APIP yakni melakukan pengawasan internal atas Kinerja dan Keuangan, melalui audit, evaluasi, pemantauan, evaluasi dan lainnya,3) PP 60/2008 yang menggambarkan APIP sebagai unsur terpenting dalam pengendalian intern.Lebih lanjut dikemukakan persyaratan APIP yang effektif yang dapat dikatakan menyerupai definisi universal pada umumnya yakni menilai efektivitas 3 pillar yakni governance, control and Risk Management melalui consultancy and assurance services. Keberadaan APIP diharapkan akan menambah value organisasi serta secara agregasi mendorong terciptanya good government governance danclean governmentsertapublic services yang baik.4) Berdasarkan PP 81/2010, Pemerintah telah menetapkan APIP adalah sebagai salah satu variabel dari 8 (delapan) variabel yang perlu dilakukan reformasi Birokrasi.5) Pemerintah sedang memproses RUU SPIP (Sistem Pengawasan Internal Pemerintah).6). Presiden mengemukakan pentingnya APIP untuk mengawasi penerimaan dan belanja Negara yang telah mencapai Rp. 1.817 Trilyun, agar efisien, efektif dan akuntabel (Nota Keuangan 2013)

Pada sisi yang lain prakteknya kondisi tata kelola Pemerintahan Indonesia saat ini belum menunjukkan suatu keadaan yang makin baik, hal ini dapat dilihat antara lain dari sisi akuntabilitas keuangan, pelayanan publik, permasalahan korupsi dan lain-lain yang kesemuanya memerlukan pengawasan agar kinerja pembangunan negara dapat mencapai tujuan. Berikut ini dapat dilihat beberapa data menunjukkan sebagai berikut:1) Persoalan Korupsi

Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pada tahun 2012 adalah 3.0 dari skala 1-10 (angka 10 adalah bebas korupsi), yang dapat diartikan termasuk negara yang korup. Dampak dari korupsi yang belum tertangani serta Birokrasi yang tidak efisien adalah daya saing nasional yang semakin menurun. Menurut World Competitive Index (WCI) oleh World Economic Forum (WEF) Indonesia berada pada peringkat 50 dari 144 negara. Pejabat tinggi setingkat Menteri, hingga kepala Daerah Gubernur, Bupati dan Walikota turut tersangkut kasus korupsi. Dalam kurun waktu 2004-2012 (D Andhi, Nirwanto, 2013), 173 Kepala daerah atau 33 % kepala daerah tersangkut kasus korupsi dan 70 % telah diputus bersalah. Bahkan sejak otonomi khususdiberlakukan, dana yang digulirkan sebesar Rp 33 Trilyun untuk Papua dan Rp. 7,5 Trilyun untuk Papua Barat namun belum mampu untuk menyejahterakan masyarakat Papua yang ternyata 37,5 % masih tergolong miskin. Terlebih indikasi penyimpangan yang berkaitan dengan keuangan Negara yang ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebesar Rp. 4,28 Trilyun untuk periode 2002 sd 2010.

2) Pelayanan Publik belum membaik terlihat dari Survey Integritas Nasional yang dilakukan KPK pada tahun 2012, masih dalam kisaran angka index 6,86 untuk Pusat serta 6,32 untuk pemerintah Daerah, sedangkan target 2014 adalah 8. Hal ini terlihat pula dari kasus-kasus perijinan, sebagai misal Ijin Usaha Pertambangan (IUP) yang lebih dari 41 % mengalami pertambangan dan lebih dari 4000 pemegang ijin belum memiliki NPWP dan lain-lain.3) Kualitas akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)masih belum membaik, terlihat pada baru LKPD atau 23 % dari 524 LKPD yang mendapat pernyataan pendapat akuntan yang Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK. Demikian pula Kualitas akuntabilitas kinerja masih dikatakan belum cukup baik, yakni untuk tahun 2013 dari 451 kabupaten dan kota yang dievaluasi, baru 153 pemkab/kot atau 33,92 % yang akuntabel dengan nilai rata-rata keseluruhan 43,78.PREDIKAT20132012

AA----

A----

B42

CC149102

C244254

D5477

Jumlah dievaluasi451435

% akuntabel33,92 %23,91 %

Nilai rata-rata43,7840,54

4) Kemudahan berusaha di Indonesia juga terlihat masih memerlukan waktu yang lama dibandingkan dengan negara-negara lain yakni untuk tahun 2012 sebesar 130 hari sedangkan target 2014 adalah 75 hari, yang pada akhirnya akan mengurangi minat investasi asing.

Rangkaian korelasi dari Kebijakan Pengawasan Internal Pemerintah yang effektif Sebagai Bentuk Tata Kelola Pemerintah yang baik (Good Governance) sudah seharusnya secara umum akan memberikan kontribusi penting pada organisasi pemerintah. Secara agregasi hal tersebut seharusnya juga merupakann cerminan dari pelaksanaan agenda nasional berkenaan dengan reformasi birokrasi untuk meujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance). Akan tetapi berdasarkan data dari kondisi Indikator kinerja sebagaimana telah dikemukakan, memperlihatkan kondisi yang kontra produktif atau gap berkenaan dengan effektifitas APIP dalam memberikan kontribusi nilai terutama pada organisasi pemerintahan. APIP seharusnya sangat berperan dalam mendukung efektivitas manajemen risiko (effectiveness of risk management), pengendalian (control) dan governance proces yang pada akhirnya akan menciptakan akuntabilitas, transparansi, efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan bernegara. Untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance) maka diperlukan model strategi Pengawasan Internal Pemerintah (PIP). Model strategi sendiri merupakan rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Penomena ini menurut peneliti hal ini sangat menarik dan perlu untuk dikaji, sehingga pada kesempatan ini Peneliti menyampaikan usulan penelitian dengan judul:

MODEL STRATEGI PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAH YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)

1.2. Identifikasi Dan Perumusan Masalah

Sebelum diajukan identifikasi masalah penelitian berupa pertanyaan masalah (problem question), terlebih dahulu akan dikemukakan pernyataan masalah (problem statement) dengan asumsi bahwa tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, memerlukan pengawasan internal pemerintah yang handal dan effektif, yang secara terus menerus mengawal efektivitas pengendalian, manajemen risiko dan tatakelola organisasi birokrasi. Sehingga yang menjadi problem statement adalah bahwa: Model Strategi Pengawasan Internal Pemerintah (PIP) yang effektif dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (Good Governance) kurang memenuhi harapan. Dalam kerangka ini beberapa problem yang mengemuka antara lain dilihat dari: Pengawasan internal pemerintah kurang memberikan kontribusi nilai pada organisasi, sistem pengawasan internal pemerintah masih bersifat parsial, belum holistik dan belum sinergis; Belum adanya rumusan model strategi pengawasan internal pemerintah yang efektif yang dapat mendorong pemerintahan yang baik dan bersih. Hal ini juga tercermin dari gap antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi seperti tingkat korupsi yang tinggi, pelayanan publik yang rendah, kualitas akuntabilitas Laporan Keuangan terutama di Pemerintah Daerah (LKPD) masih belum membaik, kemudahan berusaha juga terlihat masih masih perlu semakin ditingkatkan. Bila keadaan ini tidak segera diupayakan jalan keluarnya dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai masalah kenegaraan terutama dari aspek sosial ekonomi. 2. TujuanPenelitianPenelitianinibertujuanuntuk(1)Merancangmodel strategi pengawasan internal pemerintah berdasarkanprinsip-prinsipmanajemen strategi dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance), (2)Merancangsistemmanajemen pengawasan internal pemerintah berdasarkan evaluasikinerjasuatu lembaga pemerintahyang berbasispadasumberdaya aparatur dan stakeholder lainnya.3. RuangLingkupPenelitianPenelitianinidilakukanuntukkeperluan membangun model strategi pengawasan internal pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia,khususnyapadaperan tugas pokok dan fungsi institusi pengawasan internal pemerintah.Verifikasidanvalidasi terhadap strategi pengawasan internal pemerintahsebagai modelevaluasikinerjayang akan dilakukan pada unit kerja lembaga pengawasan internal pemerintah di pusat dan di daerah. Model strategi pengawasan internal pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance)dibangun dengan menggunakan pendekatan sistem manajemen strategiyang terdiriatastiga tahap:Tahappertamaadalahstudi pendahuluan yang bertujuan untuk mengidentifikasiindikatorkinerjayangdianggap Penting darisuatu strategi pengawasan internal pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance).Tahapkeduaadalahpenggunaanstrategi berbasissumberdaya aparatur dan pengetahuan yang bermanfaat dalam mentransformasikan data mengenaikarakteristik teknis standar dan indikator kinerjakuncidenganmenggunakanteknikOrderedWeightedAveraging(OWA)Operators.Padatahap ini juga dilakukanpenentuanbobotkepentinganindikatorkinerjakunciyangdidasarkanpadateknikProsesHirarkiAnalitikyangbersifatfuzzy(FuzzyAnalyticalHierarchyProcess)untukmemperolehinformasitentangindikatoryangharusdiperbaiki,tingkathubunganindikatorkinerjakuncidankarakteristikteknis.TingkatkepentinganperbaikanindikatorkinerjakuncidanalternatifrekomendasiperbaikankinerjadiolahdenganteknikOWAOperators.Tahapketigaadalahperancanganmodel strategi pengawasan internal pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance).ModelpengukurankinerjamenggunakanteknikPengukuranyangBerimbang(BalancedScorecard). selainitudilakukanpenetapantargetlevelkinerjadenganmenggunakanmetodebenchmarkingdanteknikFuzzyAnalyticalHierarchyProcess.Modelperbaikan terhadapindikatorkinerja pengawasan internal pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) dilakukandengan menggunakan teknikPenyebaranFungsiKualitas(QualityFunctionDeployment- QFD). Penggunaan strategiberbasisrisikodilakukanmelaluiperancanganmodel pemeringkatan(rating) lembaga pengawasan internal pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance)dandeteksidinilevelkinerja aparatur pengawasan internal pemerintah. Model pemeringkatan menggunakan teknik Perbandingan Indeks Kinerja (Comparative PerformanceIndexCPI)untukmengetahuikondisikinerja aparatur pengawasan internal pemerintahsaatinidanmengelola (mengatasi)masalah yangtelahterjadi. Model deteksidinidilakukanmelaluipenentuan level kinerja lembaga aparatur pengawasan internal pemerintah pada berbagai kondisi lingkungan eksternal yangdinamisdengan menggunakan teknik Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Deteksidiniditujukanuntuk mengelola(mencegah)resikoyangbelum terjadi. Keduapendekatantersebut ditujukanuntukmenghasilkaninformasi yang akurat tentangberbagaiindikator kinerjalembaga pengawasan internal pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) dansebagaiinputpenentuantingkatkinerjaoptimum. Implementasimodel strategi lembaga pengawasan internal pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance)dilakukanterhadapaparatur dan lembaga pengawasan internal pemerintah untuk mengetahui apakah model dapat bekerja pada level unit operasional.4. ManfaaatPenelitianPenelitianinidiharapkanmemberikanmanfaatilmiahbagipengembanganteorievaluasikinerjapengawasan internal pemerintah diIndonesiamelaluideskripsiindikatordanintegrasiteknikperbaikankinerjayangmampumemberikanevaluasikinerjasecaraoptimum.Selainitupenelitianinijugadiharapkandapatmemberikanmanfaatpraktisbagi pemerintah dan pemerintah daerah dalampenentuanstrategievaluasikinerja aparatur pemerintah, serta sebagai dasar pengambilan kebijakanbagipemerintah dan pemerintah daerah dalamupayapengembanganmodel strategi pengawasan internal pemerintah dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) diIndonesia.5. LandasanKonseptualModel strategimerupakanalatpentingdalamrangkamencapaikeunggulan. Model strategijuga merupakan suaturencanayangdisatukan,menyeluruh,danterpadu, untukmenjaminpencapaiantujuanorganisasi(WheelendanHunger,1996;JauchdanGlueck,1997;Blocheretal.,1999). Keberhasilanorganisasimengelolakinerja yangberbasispadasumberdayayangdimilikinyadapatdicapaiapabilakombinasimodel perencanaanstrategiyangbaikdenganpelaksanaan model strategi yang baikpula.Untukitupengetahuanmengenaimanajemenstrategiyangberkaitandengankinerja aparatur pemerintah dan pemerintah daerah dibutuhkandalamrangkaoptimalisasisumberdayauntukmencapaikinerja aparatur pengawasan internal pemerintah yang efektifdalamlingkunganyang berubah(WheelendanHunger,1996;JauchdanGlueck,1997),karenalingkungan (eksternal)merupakanfaktorkontekstualpentingyangmempunyaipengaruhterhadapkinerja aparatur (HameldanPrahalad,1990;Child,1997).Untukmenjagakesiapanpemerintahdalammenghadapiperubahanlingkunganeksternalyangbersifatmakro,perludilakukandeteksidini(peramalan)terhadaplevelkinerjaaparatur pengawasan internal pemerintah padaberbagaikondisilingkunganeksternalyangdinamisdilakukandenganmenggunakanprinsipmanajemenstrategiberbasisresiko.MenurutGilad(2004),denganmelakukandeteksidinimakalembaga akandapatmenjalankanstrateginyadenganresikominimum.Dengankatalain,kesesuaianantaralingkunganorganisasidanstrategiakanberpengaruhpositifterhadapkinerjaorganisasi(Kelly,1993).Prosesmanajemenstrategimeliputiempatelemendasar,yaitu(1)pengamatanlingkungan(eksternaldaninternal),(2)perumusanstrategi,(3)implementasistrategi,(4)evaluasidanpengendalian(WheelendanHunger,1996;JauchdanGlueck,1997).Variabellingkunganeksternalterdiriataslingkungansosialdanlingkungantugas,sedangkanvariablelingkunganinternalterdiriatasstruktur,budayadansumberdayaperusahaan.Keduavariabeltersebutmemilikihubungandenganstrategiperusahaandalamtujuanmeningkatkankinerjanya.Variabellingkunganeksternalterdiriatasvariabel-variabeldiluarorganisasidantidaksecarakhususadadalampengendalianjangkapendekdarimanajemenpuncak.Lingkunganinternalterdiriatasvariabel-variabelyangadadidalamorganisasitetapibiasanyatidakdalampengendalianjangkapendekdarimanajemenpuncak(GuptadanGovindarajan,1999;WheelendanHunger,1996;JauchdanGlueck,1997).MenurutWheelendanHunger(1992),lingkunganeksternalterdiriatasduabagian,yaitulingkungansosialdanlingkungankerja.Lingkungansosialmerupakan kekuatanumumyangsecaratidaklangsungberhubungandenganaktivitas-aktivitasorganisasijangkapendektetapiseringkalidapatmempengaruhikeputusanjangkapanjang,yaitukekuatanekonomi,kekuatanteknologi,kekuatanhukum-politik,kekuatansosio-kultural.Kekuatanhukum-politikdansosio-kulturalmerupakankekuatanyangbersifatsensitifsehinggatidaktermasukdalamkapasitaspengkajianpenelitian ini.Lingkungankerjameliputielemen-elemenataukelompok-kelompokyangberpengaruhlangsungkepadaperusahaandanpadagilirannyaakandipengaruhiolehperusahaan,yaitupemerintah,komunitaslokal,pemasok,pesaing,pelanggan,kreditur,tenagakerja/serikatburuh,kelompokkepentingankhusus,danasosiasiperdagangan.Variabel-variabeldarilingkunganinternalmeliputistruktur,budaya,dansumberdayaorganisasi.Strukturadalahcarabagaimanaperusahaandiorganisasikanberkenaandengankomunikasi,wewenang,danaruskerja.Budayaadalahpolakeyakinan,pengharapan,dannilai-nilaiyangdibagikanolehanggotaorganisasi.Sumberdayaadalahasetyangmerupakanbahanbakubagiproduksibarangdanjasaorganisasi,meliputikeahlian,kemampuan,danbakatmanajerial.Padatahapperencanaanstrategiakandijabarkanstrategipilihanuntukmewujudkanvisidanmisiorganisasikedalamsasaran-sasaranstrategis,dengandidasarkanpadahasilpengamatanterhadaplingkunganeksternalmaupuninternal,karenaperumusanstrategiyangdimulaidengananalisislingkungantidakdapatdipisahkandariprosesperencanaanstrategiperusahaanataupadaunitbisnis(WheelendanHunger,1996;JauchdanGlueck,1997).Penjaminanterhadappencapaiankinerjayangbaikmembutuhkansuatuprosesevaluasikinerja.MenurutKaplandanNorton(1996)evaluasiterhadapkinerjadapatdiawalidenganmelakukanpengukurankinerjayangdidasarkanpadaempatperspektif,yaituperspektifkeuangan,pelanggan,prosesbisnisinternal,sertapertumbuhandanpembelajaran.Tahapselanjutnyadariprosesevaluasikinerjaadalahtahapperbaikan(improvement).MenurutCohen(1995)danDale(1995),untuk memastikanbahwakebutuhandankeinginanstakeholderdapatterpenuhidalamprosesperbaikankinerja,makadibutuhkanprosesperbaikanyangberfokuspadastakeholderdanbermuladarisuarastakeholdertersebut. Struktur Teori

TeoriKelompok/ Rumpun Teori

TeoriKinerjaberbasisstrategi(AnthonydanDearden,1976;Younker,1993;BernadinR,1993,KaplandanNorton,1996)TeoriUmum(GrandTheory)

Teoriperbaikan(improvement)dengan fokusstrategipadapenggunadanpenentuanprioritasperbaikan.(Cohen,1995;Dale,1995)

TeoriAntara(MiddleRange Theory)

Teori Sistem, Eriyatno (2003) SistemManajemen Strategi; TeoriPengukurandan PerbaikanKinerja BerbasisSistem;

ManajemenStrategi, Teori Sistem Manajemen, Strategi Evaluasi Kinerja;Teori Model, Ackoff (1962)TeoriStrategiBerbasisSumberdaya(Resource-basedstrategy)danStrategiBerbasisPengetahuan(Knowledge-basedstrategy)(Tiwana,2000)TeoriStrategiBerbasisResiko(RiskStrategy)(Gilad,1995;Simon,1998)TeoriTeknikAplikasi

TeoriManajemenStrategi TeoriLingkunganInternalTeoriLingkunganEksternalTeoriPerencanaanStrategis(JauchdanGlueck,1992;WheelendanHunger,1992;ChristoperdanThor,1993;HameldanPrahalad,1990;GuptadanGovindarajan,1994;David,1998);TeoriPeramalanKinerja(Haykin,1994,Marimin,2005);

Teori Penunjang:

10Berdasarkanpemikiran awal dapatdikatakanbahwakesesuaianantara model danstrategiakanberpengaruhterhadapperspektifkinerja aparatur pengawasan internal pemerintah danprosespengukuransertaperbaikanyangtepatdiharapkandapatmenjadidasarevaluasikinerjayangoptimum.Keterkaitanantaralingkungan,rencanastrategik,perspektifkinerja,prosespengukurandanperbaikankinerja akan menjadi landasan pemikiran. Untuk selanjutnya akan dilakukan transformasi suatu pemikiran baru, yaitu bahwateoripengukurankinerjayangdidasarkanpada teknikpengukuran berbasis strategi(BalancedScorecard),apabiladelaborasidenganberbagaipendekatandariteorimanajemenstrategidiharapkandapatmenghasilkanteoripengukurankinerjayangmampumenggambarkansecarakomperensiflevelkinerjadariaparatur pengawasan internal pemerintah. Apabilateoripengukurankinerjatersebut diintegrasikan denganteoriperbaikan kinerjayangjugaberbasisstrategi,diharapkan mampu menghasilkanteorievaluasi kinerjabaru,yaituevaluasikinerjaberbasismanajemenstrategi.6. Tinjauan Pustaka 1). PendekatanSistemPendekatansistemselalumengutamakankajiantentangstruktursistembaikyangbersifatpenjelasanmaupunsebagaidukungankebijakan.MenurutEriyatno(2003),sistemmerupakantotalitashimpunanhubunganyangmempunyaistrukturdalamnilaiposisionalsertamatradimensionalterutamadimensiruangdanwaktu.SedangkanmenurutSimatupang(1995),terminologisistemdarisudutpandangrekayasaadalahsuatuprosesmasukan(input)yangditransformasikanmenjadikeluaran(output)tertentu.Halinibersesuaiandenganprinsipdasarmanajemensebagaisuatuaktivitasyangdapatmentransformasikansumberdaya(input)menjadihasilyangdikehendaki(output)secarasistematisdanterorganisasigunamencapaitingkatefektivitasdanefisiensidaristrategisistemyangdirekayasa.Metodologiilmusistemdinilaisangateratdenganprinsipdasarmanajemenmelaluimetodepenyelesaianmasalahyangterdiriataslimatahapanproses,yaitu(1)analisissistem,(2)rekayasamodel,(3)implementasirancangan,(4)implementasimodel,dan(5)operasisistem.Manfaatmetodologisistemadalahuntukmendapatkansuatugugusalternatifsistemyanglayakuntukmencukupikebutuhan-kebutuhanyangtelahdiidentifikasidandiseleksi.Dilihatdaristruktur,makapendekatankesistemanberbedadenganpendekatanagregasidimanabagian-bagiandijumlahkansehinggapalingtidaksatuelementidakberhubungandenganelemenyanglainnya.Operasidanelemen-elemenyangbiasanyadisebutsebagaisifattransformatifharusdispesifikasikansecaraterperinciuntukmenghubungkaninputdenganoutput(Gambar2).inputoutputTRANSFORMASIGambar.KonsepTransfromasidalamPendekatanSistem(Eriyatno,2003)

12Analisissistemdilakukanmelaluienamtahapan,antaralainadalah(1)analisakebutuhan,(2)identifikasisistem,(3)formulasimasalah,(4)pembentukanalternatifsistem,(5)determinasidarirealisasifisik,sosial,danpolitik,dan(6)penentuankelayakanfinansial.AnalisisKebutuhanAnalisiskebutuhanmerupakansuatulangkahawalyangharusdilakukandalammengkajisuatusistem.Padatahapinidilakukanidentifikasikebutuhansetiapkomponenyangterkaitdalamsistemsehinggaterciptasuatusistemyangdapatmenciptakankeharmonisanseluruhkomponenyangterlibatdidalamnya.Padatahapinijugaterjadiinteraksiantararesponyangtimbuldaripengambilkeputusan(decisionmaker)terhadapjalannyasistem.Metodapengambilamdatapadaanalisissistemdapatberasaldarihasilsurvey,pendapatpakar,observasilapang,danlainsebagainya.FormulasiMasalahFormulasimasalahmerupakantahapsetelahpenentuaninformasisecaraterperinciyangtelahdihasilkanmelaluiidentifikasisistemdilakukansecarabertahap(Eriyatno,2003.Padatahapinijugaperludiformulasikandalamsuatupernyataantentangbagaimanasistemyangdimaksuddapatbekerjaagarmemenuhikebutuhanyangtelahditentukansebelumnya,termasukmenentukanoutputdankriteriaprosesberjalannyasistemsecaraspesifikgunamencapaikondisiyangoptimal.Hasilrumusanmasalahkemudiandidefinisikansebagaiguguskriteriatingkahlakusistemuntukkemudiandilakukanevaluasi.IdentifikasiSistemMenurutEriyatno(2003),identifikasisistemmerupakansuaturantaihubunganantarapernyataandarikebutuhan-kebutuhandenganpernyataankhususdarimasalahyangharusdipecahkanuntukmencukupikebutuhan-kebutuhan

13tersebut.Tahapidentifikasisistemjugadapatdiartikansebagaiprosestransformasiinputmenjadioutput.Inputterdiriatasduakategori,yaituinputyangberasaldariluarsistemataubiasadisebutsebagaiinputlingkungan,daninputyangberasaldaridalamsistemitusendiri.Disampingituoutputjugadikategorikankedalamduakelompok,yaituoutputyangdikehendakiyangmerupakanpemenuhandarianalisiskebutuhandanoutputyangtidakdikehendakiyangmerupakanhasilsampinganataudampakyangditimbulkanolehsistem.Jikasistemmenghasilkanoutputyangtidakdikehendaki,makainputterkendalidapatditinjaukembalimelaluikontrolmanajemen.Identifikasisistembertujuanuntukmemberikangambaranterhadapperilakusistemyangsedangdikaji.Identifikasisistemdapatdirepresentasikandalambentukdiagraminput-output.Identifikasisistemmenggunakankonsepblack-boxuntukmenyatakantransformasisebagaikotakgelapyangmewakilipengelompokandariperincian-perinciankarenaahlisistemtidakinginterlibatlebihmendalamataukarenatidakberkemampuanuntukmenembusberbagaibatasankotakgelap.Suatukotakgelapsebenarnyaadalahsebuahsistemdaridetail-detail(perincian)yangtidakterhinggayangmencakupstruktur-strukturterkecilyangpalingmikro.Karakterdarikotakgelapdengandemikianadalahbehavioristic(tinjauansikap).Transformasikotakgelapdapatdiketahuimelaluitigacara:1.Melaluispesifikasi.Apabilaobservasitelahdipahamibetul,makaspesifikasiuntukoperasidapatditimbulkanolehyanglain,misalnyamelaluikatalogataubukustandar.Padatingkatini,kemampuankotakgelapinijelasdidefinisikansebagaitransformasi.2.Melaluianalogi,kesepadanandanmodifikasi.Disinikitaakandituntutolehdeskripsiteoritis,atauspesifikasiteknisuntukbagian-bagiandariproses-proses.Meskipuntransformasiyangdiusulkanolehteori-teoriumumtidakbegitucocokolehkotakgelapyangkhusus,namunseringkaliteoridapatdimodifikasidenganusahayangtidakbanyakdaripadamulaidariawal.3.Melaluiobservasidanpercobaan.Apabilatidakdiketahuisamasekalitentangkotakgelaptersebut,ahlisistemtidakpunyapilihanselainmelakukanpercobaan.Halinidikerjakandenganmelakukanobservasi

14beberapakombinasidariinputdanoutput;kemudianmencatatnyasecaraberurutan,danmencobamendeduksihubungan-hubunganapayangmungkinuntukmenjelaskanapayangdipelajari.Perancangankotakgelap(blackbox)terdiriatas(1)peubah-peubahinput,(2)peubah-peubahoutput,dan(3)parameter-parameteryangmembatasistruktursistem.Peninjauanterhadapkotakgelapmemerlukaninformasiyangdikategorikanmenjaditigagolongan,yaitupeubahinput,peubahoutput,danparameter-parameteryangmembatasistruktursistem.Inputterdiridari duagolongan,yaituyangberasaldariluarsistem(eksogen)atauinputlingkungandanovertinputyangberasaldaridalamsistem.Overtinputadalahpeubahendogenyangditentukanolehfungsidarisistem.Halinidipastikanolehperancangataupengelolasistem,untukmembantuklasifikasilebihlanjutmengenaigugusandaripeubahsistem,sehinggainputyangnonovertdapatdikontrolsebagaisesuatuyantgmengubahkelakuansistemselamaoperasi.Inputyangterkontroldapatdivariasikanselamaoperasiuntukmenghasilkanperilakusistemyangsesuaidenganyangdiharapkan.Sebagaimanahalnyaovertinputyangtidakterkontrol,perwujudaninputdapatmeliputimanusia,barang,tenaga,modal,daninformasi.Outputterdiridariduagolonganyaituoutputyangdikehendaki(desirableoutput)danyangtidakdikehendaki.Outputyangdikehendakibiasanyaberasaldariadanyapemenuhankebutuhanyangditentukansecaraspesifikpadawaktuanalisakebutuhan.Sedangkanoutputyangtidakdikehendakiadalahmerupakansampinganataudampakyangditimbulkanbersama-samadenganoutputyangdiharapkan.

15PermodelanSistemPermodelandenganpendekatansistemdidefinisikansebagairepresentasidarisuatusistemdanmenggambarkanbagaimanasistemitubekerjapadakondisiaktual(LawdanKelton,1982).Dalampendekatansistem,suatupemodelanterdiriatastujuhtahapan,yaitu:1)Tahapseleksikonsep2)Tahaprekayasamodel3)Tahapimplementasikomputer4)Tahapvalidasi5)Tahapsensitivitas6)Tahapstabilitas7)AplikasimodelMenurutMaarifdanTanjung(2003),terdapatlimatipemodelyangseringkalidiaplikasikandalamdunianyata,yaitu:1.ModelFisik2.ModelDeskriptif3.ModelMatematik4.ModelProsedural5.ModelSimulasiPadabeberapaperihalsebuahmodeldibuathanyauntuksemacamdeskripsimatematisdarikondisidunianyata.Modelinidisebutmodeldeskriptifdanbanyakdipakaiuntukmempermudahpenelaahansuatupermasalahan.Modelinidapatdiselesaikansecaraeksaksertamampumengevaluasihasilnyadariberbagaipilihandatainput.Dalammodeldeskriptif,halyangkompleksumumnyamempunyaiketerkaitanyangspasialdantemporal,makagambaranlengkapdaristruktursistemdapatdiekspresikanmelaluibahasa,grafis,dandeskriptifmatematik(Eriyatno,2003).Pemodelanstrukturmemberikanbentukgrafisdanperkataandalampolayangsecarahati-hatimemotretperihalyangkompleksmelaluiduatahap.Tahappertamayaitupenerapansuatualatpembangkitdarisejumlahdaftarelemen-elemenyangberhubungandenganperihalyangditelaah.Tahapkeduaadalahpemilihanhubungan-hubunganyangrelevan,dansuatualatstrukturisasiyangtepatsehinggaelemen-elementersebutdapatdiformasikan.Alatpembangkityangdapatdigunakanadalah:1.Diskusiahli,dimanamelaluiprosesmusyawarahdanbrainstormingditetapkandaftarelemen-elemenolehparapanelisyangterpilihdenganketat.2.ExpertSurvey,melaluiin-depthinterviewdariberbagaipakarlintasdisiplin,didapatkankesimpulantentangdaftarelemen(BrainwritingatauClinicalInterview).3.MetodaDelphi,denganmengumpulkaninformasiterkendali,iteratifdanberumpanbalik.4.Mediaelektronikseperticomputerizedconferencing,generatinggraphicsatautele-conferenceManejemenStrategidalamEvaluasiKinerjaMenurutBlocheretal.(1999),manajemenstrategimerupakanpembangunansuatuposisikompetitifyangberkelanjutansehinggamenciptakankeberhasilanbersaingyangterusmenerus.SelainituPearcedanRobinson(1997),mendefinisikanmanajemenstrategisebagaisekumpulankeputusandankegiatandalammemformulasikandanmengimplementasikanrencanayangdirancangdalammencapaitujuanperusahaan.Manajemenstrategibiasanyadihubungkandenganpendekatanmanajemenyangintegratifyangmengedepankansecarabersama-samaseluruhelemen,sepertiperencanaan,pelaksanaan,danpengendaliansebuahstrategibisnis(Ward,1993).Tujuanutamadarimanajemenstrategiadalahuntukmengidentifikasimengapadalampersainganbeberapaperusahaanbisasuksessementarasebagianlainnyamengalamikegagalan.Peranmanajemenstrategi(Mulyadi,2001)adalah(1)melakukanpengamatanterhadaptrend(trendwatching)danperubahanlingkunganmakrodanlingkunganindustriuntukmenggambarkankondisimasadepanperusahaan(invisioning),(2)penerjemahanvisidanstrategikedalamrencanatindakan(actionplan),dan(3)pengelolaansumberdaya(resourcemanagement)untukmewujudkanvisiorganisasi.AdapunkomponenutamaprosesmanajemenstrategimenurutYuwonoetal.(2004),meliputi:(1)penentuanmisidantujuanutamaorganisasi,(2)analisislingkunganinternaldaneksternalorganisasi,(3)pilihanstrategiyangselarasdansesuaiantarakekuatandankelemahanperusahaandenganpeluangdanancamanlingkunganeksternal,dan(4)pengadopsianstrukturorganisasidansistempengendalianuntukmengimplementasikanstrategiorganisasiyangdipilih.Untukperusahaanyangbesar,strategipadalevelkorporasi,levelbisnis,danlevelfungsionalmembentukhirarkistrategi.Strategi-strategiituberinteraksierat,berkelanjutandanharusdiintegrasikandenganbaikdemikesuksesanperusahaan.Tetapipelaksanaankhusushirarkistrategisangatbervariasidarisuatuperusahaandenganperusahaanlainnya.Manajemenstrategidapatdimulaidarisatuatausemualevelhirarkidalamorganisasi(HungerdanWheelen,2001). Efektifitasprosesmanajemenstrategiberkaitaneratdenganpendekatansistem.Alasanakanperlunyapendekatansistemdalampelaksanaanmanajemenstrategi(Mulyadi,2001)adalah(1)untukmenghadapilingkunganbisnisyangkompleksdanturbulen,(2)perencanaandanimplementasirencanamembutuhkankonsensus,dan(3)keluaransuatuorganisasibersifatmayadantidakterstruktur.Adapunprosesmanajemenstrategidiawaliolehpengamatanlerhadaplingkunganeksternaldaninternalperusahaan,dilanjutkandenganformulasistrategi,implementasistrategi,sertadiakhiriolehevaluasidanpengendalian(WheelendanHunger,1992).MenurutKaplandanNorton(1996),terdapatempathambatandalammengimplementasikanstrategi,yaitu(1)hambatanvisi,(2)hambatansumberdayamanusia,(3)hambatanoperasi,dan(4)hambatanpembelajaran.Masing-masinghambatantersebutdapatditanggulangidenganpenerapankomponen-komponenmanajemenstrategi,yaitumemformulasikandanmentransformasikanvisidanstrategiperusahaan,mengkomunikasikandanmenghubungkantujuan-tujuandantolokukurstrategi,menyusundanmelaksanakantarget-targetsertamenyelaraskaninisiatif-inisiatifstrategis,danmempertinggiumpanbalikdanpembelajaranstrategis.Dalamperspektifmanajemenstrategi,lingkunganmerupakanfaktorkontekstualpentingyangmempunyaidampakterhadapkinerjaperusahaan(Child,1997).Konsepmanajemenmodernmenunjukkanbahwabadanusahayangmelakukansuatukegiatanekonomitidaklahberdirisendiri,melainkanberadadalamlingkunganbisnisyangsalingberpengaruh.Padaumumnyaperusahaanberadaditengahlingkunganbisnisyangterdiriataspemerintah,masyarakatsosial,pelanggan,pemasok,karyawan,danindustrisejenisyangmerupakanpesaing.Strategidiperlukanperusahaanagarmampumewujudkansuatuhasilyangsesuaidenganvisi,misi,tujuan,dansasaranperusahaan.Kemampuanperusahaanmenempatkanposisinyadalamlingkungandenganmemperhitungkandanmengevaluasikondisidirinyadarifaktor-faktorlingkunganyangsalingberpengaruhdanmempengaruhi,akansangatmenentukankeberhasilanperusahaan.Langkahmemperhitungkandanmengevaluasikondisidirinyadan

19faktorlingkunganyangberpengaruhdansalingmempengaruhidalamprosespengambilankeputusanuntuksuaturencanatindakanataupunkebijakandalammengelolaperusahaanadalahsuatubentukmanajemenstrategis.Perusahaanmengembangkanstrateginyadenganmelakukanpenyesuaianantarakemampuanintinyadenganpeluangindustriyangada.Gambar4memperlihatkanperumusanstrategisebagaisuatuprosesevaluasikekuatandankelemahanyangadadalamperusahaanyangdilakukanoleheksekutifseniorsertamelihatkesempatandanancamansaatini(AnthonydanGovindajaran,1998).MenurutWheelendanHunger(1992),lingkunganyangharusdiamatiperusahaanterdiriatas(1)lingkunganyangadadidalamperusahaan(internalenveronmental)yangterdiriatasstruktur,budaya,dansumberdaya,(2)lingkunganyangberadadiluarperusahaan(externalenveronmental)yangterdiriataslingkungansosialdanlingkungantugas(Gambar5). StrategiBerbasisSumberdayadanStrategi BerbasisPengetahuan (Resource-basedStrategy danKnowledge-basedStrategy)MenurutSavage(1996)manajemengenerasi kelima merupakan karakteristik terkinifenomenaglobalisasi,danditandaioleh beberapahal yangpalingmenonjoladalahpentingnyamembangundayasaingmelaluipenciptaanpengetahuanolehorganisasidanjaringanpengetahuannya(knowledgecreatingorganizationandknowledgenetwork).Intinyaadalahbahwadayasaingsebuahbadanusahasangatditentukanolehbagaimanaorganisasiitudapatmentransformasikandatauntukdianalisissehinggamenjadiinformasi,daninformasidiberipenilaian(judgement)hinggamenjadiide,laluidetersebutdiberikonteks,sehinggamenjadipengetahuan(knowledge),ataulebihdipopulerkandenganistilahpengelolaanpengetahuan(Tiwana,2000).Daripengetahuaninilahdayasaingorganiasidapatdiwujudkan,danpadaakhirnyabarangdanjasayangdihasilkanolehsuatuperusahaanyangunggulakanselalubertumpupadastrategiyangberbasissumberdaya(Resource-based)danberbasispengetahuan(Knowledge-base).Pendekatanresource-basedyangdimotorioleh SelznickdandikembangkanolehHameldanPrahalad,padaakhirnyamembuahkankonsepyangbermuarapadakompetensiinti(corecompetence).Konsepinilahyangmenjadibasisdayasaingdanmenjadikanperusahaanbisabertahanuntukjangkapanjang.Pendekatanresource-basedpadadasarnyamerupakanpenyempurnaandaripendekatanberbasispasar(market-based).Kajiantentangkeduapendekatantersebutsebetulnyamerupakankajiantentangsekepinguanglogamyangnampakdariduasisiyangberbedadankeduanyasebenarnyamengarahkepadapenciptaanstrategikemenangandalampenciptaannilai(winningstrategiesforvalue-creation)yangmempermasalahkanbagaimana(howto)padamodelmarket-based,dantambahantentangapa(whatis)padaresource-basedapproach.Polaberpikirstrategibisnisdenganpendekatanmarket-basedadalahmeletakkanfokuspenyusunanstrategibersaingpadabagaimanamemproteksipasar(howtoprotectthemarket),sedangkanpendekatanresource-basedselaluberupayameletakkanjargonbersaing 22utamanyapadabagaimanamenciptakaninovasimasadepan(howtoinventtomarket)melaluisumberdayayangdimilikiolehorganisasiuntukdapatditingkatkankapabilitasnyadalambersaingmelaluipemilihankompetensiintisehinggadapatdiciptakanstrategihambatanuntukparapesing,berupakesulitanuntukditiru(barrierstoimitation).MenurutHuseini(1999),ChatterjeedanWernerfelt(1991)mengklasifikasikansumberdayakedalamtigakategori:fisik,tak-wujud(intangible),dankeuangan.SedangkanGrant(1995)mengelompokkansumberdayatak-wujudkedalamempatsub-kelas:sumberdayamanusia,sumberdayateknologi,reputasidanasetorganisasi.Aset-wujudorganisasijugaseringdisebutsebagaipengatahuantersembunyi(tacitknowledge),pengalaman,reputasidannamabaik(goodwill),kebiasaan(routine),danketerampilanorganisasi.Held(1999)mengklasifikasikansumberdayatak-wujudsebagaiassetataukompetensi.Aset-takwujudmencakupkapabilitaskepemilikanyangbiasanyadiperolehkarenaregulasi(misalnyahakpaten),atauposisitertentu(misalnyareputasi).Sedangkanketerampilanataukompetensitakwujudberkaitandengankapabilitaspelaksanaanyangmeliputikapabilitasfungsionaldankapabilitaskulturalatauorganisasional(misalnyakebiasaan).Keterampilantak-wujudbiasanyabergantungpadaorang,sedangkanassettak-wujudtidaktergantungpadaorang. StrategiBerbasisResiko(RiskStrategy)Perubahanlingkunganyangsangatcepatmengakibatkantingginyadinamikalingkunganyangakanmenimbulkanketidakpastianyangdihadapiorganisasi.Milliken(1987),mendefinisikanketidakpastiansebagaiungkapanterhadapketidakmampuanindividumemprediksisesuatusecaratepat.Persepsiketidakpastianlingkunganbisnisdidefinisikansebagaipersepsiindividualatasketidakpastianyangberasaldarilingkunganeksternalyangdapatmempengaruhiorganisasi.MenurutGilad(2004),terdapathubunganantaraperubahanyang

23terjadipadalingkunganbisnis(industri)ketidakpastian,danresikoataupeluangyangterjadidalamimplementasisuatustrategi(Gambar6).Fischer(1988),menyatakanbahwafaktorkontekstualpentingyangmempengaruhikinerjayaituteknologi,ketidakpastian,strategidankompetensi.LebihlanjutBPS(2001),menyatakanbahwaperencanaanstrategisangatberperandalammengantisipasiketidakpastianlingkungansehinggadapatmeningkatkankinerjaperusahaan.Pelaksanaanstrategiumumnyaselaludikaitkandenganresikoyangmenyertainya.Gilad(2004),mendefinisikanresikosebagaiprospekkehilanganataupotensikesalahanyangdihasilkandarisuatuekspektasi.Resikodarisuatustrategisangatjarangdieksploitasi,meskipunmerupakansuatuhalyangsangatpentingdalampengambilankeputusan.MenurutSimon(1998)mendefinisikanresikodarisuatustrategisebagaisuatukejadianyangtidakdiharapkanatausekumpulankondisiyangsecaranyatamenurunkankemampuanmanajerdalammengimplementasikanstrategibisnisnya.Untukmengatasiresikoyangdihasilkandariimplementasisuatustrategimakadibutuhkanmanajemenstrategiyangdidasarkanpadaresiko.MenurutGilad(2004),manajemenresikostrategiterdiriatas(1)mengelola(mengatasi)resikosetelahterjadiataudisebutjugasebagaimanajemenkrisis,dan(2)mengelola(mencegah)resikosebelumterjadiataudisebutsebagaideteksidini.Sistemdeteksidini(earlywarningsystem)merupakansekumpulanaktivitasyangbertujuanuntukmencegahkrisisyangterjadidalamimplementasisuatustrategi.MenurutGilad(2004),dalamsistemdeteksidiniresikoharusdikelolasecaraproaktif,mulaidaripertamakalimuncultanda-tandamasalahmaupunpadatahapreaksiyangmenunjukkankerugianyangbelumparah.Tahapandeteksidiniterdiriatastigaaktivitas,yaitu(1)tahapidentifikasiresiko, 2)tahapmonitoringsecaracerdas,dan(3)tahaptindakanpengelolaanJadwal Dan Waktu Penelitian

NoKegia tanTahun 2014 Tahun 2015

678910111212345678910 11

1Seminar UPx

2Persia pan Peneli tian Lapa nganxxx

3Pengumpulan DataXXXXX

4Pengola- han DataXXX

5Penuli san Laporan Peneli tianXXXXX

6Konsul tasi dan Perbai kanXXX

7Ujian Naskah Disertasixx

8Ujian Disertasix

DAFTAR PUSTAKA

PROSES

Internal Audit in the public sector: the quiet revolution, February 2011, p. 41, HYPERLINK "http://www.deloitte.com/assets/Dcom-Lebanon"www.deloitte.com/assets/Dcom-Lebanon (akses 270813;07:35)

La Pointe, Jacques, The Role of Auditing in Public Sector Governance, IIAs International Conference in Amsterdam, July 2007

Internal Audit in the public sector: the quiet revolution, February 2011, p. 41, HYPERLINK "http://www.deloitte.com/assets/"www.deloitte.com/assets/ Dcom Lebanon (akses 270813; 07:35)

DSilva, Kenneth, Internal auditings international contribution to governance, International J. Business Governance and Ethics, Vol 3, No 2, 2007

The Institute of InternalAuditors Research Foundation (IIARF), Sawyers: Guide for Internal Auditors, Volume 1, IIARF, Florida, USA, 2012, p.15

Internal Audit in the public sector: the quiet revolution, February 2011, p. 41, HYPERLINK "http://www.deloitte.com/assets/" www.deloitte.com/assets/ Dcom Lebanon (akses 270813; 07:35)

La Pointe, Jacques, The Role of Auditing in Public Sector Governance, IIAs International Conference in Amsterdam, July 2007.

Asare, Thomas, Internal auditing in the Public Sector: Promoting Good Governance and performance Improvement, International Journal on Governmental Financial Management, 2008

Sources: Pengarahan Menteri Dalam Negeri pada Pembukaan Rakornas Pelayanan Terpadu SatuPintu tahun 2013, Bidakara, Jakarta, 2 Desember 2013

Menteri PAN RB, Laporan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah kabupaten/kota dan gelar inovasi pelayanan publik, 29 Januari 2014, Balai Kartini, Jakarta