56
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap asap yang dihasilkan. Asap ini membawa bahaya dari sejumlah kandungan tembakau dan juga bahaya dari pembakaran yang dihasilkan. Dengan menganalisa asap yang dihasilkan, ditemukan bahwa 60% adalah gasdan uap yang terdiri dari 20 jenis gas diantaranya karbon monoksida, hidro sianida, nitric acid, nitrogen sianida fluorocarbon, asetone dan amonia. Para peneliti mengungkapkan bahwa paling sedikit 9 dari keseluruhan gas yang ada dalam asap rokok merupakan gas yang sangat berbahaya bagi kesehatan paru-paru (Aiman Husaini, 2006: 21). Oleh karena itu pengetahuan tentang bahaya merokok sangat penting dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat. Berdasarkan Riskesdas tahun 2007, presentase penduduk di Indonesia yang merokok dengan usia diatas 10 tahun adalah 23,7%. Di Jawa Timur terdapat 24,3% perokok yang berusia diatas 10 tahun (DEPKES RI, 2008). Sedangkan menurut hasil pengkajian PKMD di Dusun Sagad Desa Taman Agung Kec. Cluring didapatkan lansia yang merokok sebanyak 105 orang atau 53,3% dari 197 jumlah lansia (Sumber Data Primer: hasil pengkajian praktek keperawatan komunitas, 2010). Banyak penduduk Dusun Sagad yang tidak mengetahui bahaya dari kebisaaan merokok, terbukti dari 10 orang lansia yang merokok yang diambil secara acak di Dusun Sagad Desa Taman 1

Proposal Bahaya Merokok

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Bahaya Merokok

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap asap

yang dihasilkan. Asap ini membawa bahaya dari sejumlah kandungan

tembakau dan juga bahaya dari pembakaran yang dihasilkan. Dengan

menganalisa asap yang dihasilkan, ditemukan bahwa 60% adalah gasdan uap

yang terdiri dari 20 jenis gas diantaranya karbon monoksida, hidro sianida,

nitric acid, nitrogen sianida fluorocarbon, asetone dan amonia. Para peneliti

mengungkapkan bahwa paling sedikit 9 dari keseluruhan gas yang ada dalam

asap rokok merupakan gas yang sangat berbahaya bagi kesehatan paru-paru

(Aiman Husaini, 2006: 21). Oleh karena itu pengetahuan tentang bahaya

merokok sangat penting dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat.

Berdasarkan Riskesdas tahun 2007, presentase penduduk di Indonesia

yang merokok dengan usia diatas 10 tahun adalah 23,7%. Di Jawa Timur

terdapat 24,3% perokok yang berusia diatas 10 tahun (DEPKES RI, 2008).

Sedangkan menurut hasil pengkajian PKMD di Dusun Sagad Desa Taman

Agung Kec. Cluring didapatkan lansia yang merokok sebanyak 105 orang

atau 53,3% dari 197 jumlah lansia (Sumber Data Primer: hasil pengkajian

praktek keperawatan komunitas, 2010). Banyak penduduk Dusun Sagad yang

tidak mengetahui bahaya dari kebisaaan merokok, terbukti dari 10 orang

lansia yang merokok yang diambil secara acak di Dusun Sagad Desa Taman

1

Page 2: Proposal Bahaya Merokok

2

Agung Kec. Cluring, didapatkan bahwa 4 dari 10 orang yang merokok tidak

mengetahui bahaya dari merokok, sedangkan sisanya tahu tentang bahaya

merokok.

Kebisaaan merokok banyak dialami oleh orang dewasa dengan beragam

profesinya, termasuk mereka yang melakukan wirausaha dan bahkan mereka

yang berprofesi sebagai pelajar ataupun mahasiswa. Banyak kita jumpai

kebisaaan merokok justru banyak dialami oleh masyarakat miskin yang rata-

rata tingkat pengetahuannya rendah dibanding masyarakat yang lebih mampu.

Dengan demikian, faktor yang menyebabkan seseorang cenderung untuk

merokok tidak bisa dipastikan. Kesemuanya itu secara tidak langsung

mengindikasikan lemahnya kesadaran dalam diri tiap individu dan rendahnya

pola pikir yang dimilikinya, hingga tanpa pikir panjang mereka terjerumus

dalam kebisaaan merokok. (Aiman Husaini, 2006: 29).

Menurut pakar pencegahan rokok dari Universitas Diponegoro

Semarang Fakultas Kesehatan Masyarakat DR. Antono Suryoputro M.Ph.

dalam paparannya pada undangan suatu acara di Kabupaten brebes

mengungkapkan strategi untuk mencegah mereka yang belum pernah

merokok menjadi tidak merokok dan yang sudah merokok supaya tidak

mengganggu orang lain dengan asap rokoknya salah satunya adalah dengan

peringatan tentang bahaya merokok (dikutip dari http://www.brebes-

kab.go.id/)

Page 3: Proposal Bahaya Merokok

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan

masalahnya sebagai berikut: “Bagaimana tingkat pengetahuan lansia tentang

bahaya merokok di Dusun Sagad Desa Taman Agung Kec. Cluring Tahun

2010?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia tentang bahaya merokok

di Dusun Sagad Desa Taman Agung Kec. Cluring tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, peneliti mengharapkan penelitian

ini dapat memberikan manfaat, adapun manfaat dari penelitian ini :

1. Teoritis

Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu riset yang telah didapat selama

mengikuti perkuliahan dan juga sebagai informasi awal bagi peneliti untuk

selanjutnya.

2. Praktis

Memberikan suatu wawasan dan pengetahuan peneliti tentang tingkat

pengetahuan lansia tentang bahaya merokok secara nyata.

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ada banyak orang yang meneliti tentang bahaya merokok dan salah

satunya adalah Novi Natasia Indah Swarini yang merupakan mahasiswi

Akademi Keperawatan Rustida yang meneliti tentang hubungan kebisaaan

merokok dengan hipertensi pada klien hipertensi di Puskesmas Genteng

Page 4: Proposal Bahaya Merokok

4

Kulon pada tahun 2009. Dari penelitian tersebut dihasilkan sebuah

kesimpulan bahwa ada hubungan antara kebisaaan merokok dengan

hipertensi pada klien hipertensi di Puskesmas Genteng kulon. Dari adanya

kesimpulan dari penelitian diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil

topik tentang gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang bahaya merokok

karena penelitian sebelumnya menyebutkan ada hubungan antara kebisaaan

merokok dengan kejadian hipertensi dan ini relevan dengan penelitian yang

akan diteliti.

Page 5: Proposal Bahaya Merokok

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam hal ini disajikan konsep dasar berdasarkan teori yang pertama:

Konsep Dasar Pengetahuan, Kedua: Konsep Dasar Lansia, Ketiga: Konsep Dasar

Merokok

A. Konsep Dasar Pengetahuan

Dibawah ini akan disajikan konsep dasar pengetahuan yang meliputi

pengertian pengetahuan, tingkat pengetahuan didalam domain kognitif, faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, dan

kualitatif pengetahuan.

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang

sekadar menjawab pertanyaan ”What”, misalnya apa air, apa manusia,

apa alam dan sebagainya (Notoadmojo, 2002: 3).

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001 : 1121).

2. Tingkat Pengetahuan Didalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2002: 122) Pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

5

Page 6: Proposal Bahaya Merokok

6

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi yang harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagaianya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya)

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Page 7: Proposal Bahaya Merokok

7

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Arikunto yang dikutip oleh Hendra (2008) bahwa Faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

a. Umur

Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan

pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu

atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat

suatu pengetahuan akan berkurang.

b. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan

berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi

baru. Perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh terhadap

tingkat pegetahuan.

c. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Lingkungan meemberikan pengaruh pertama

bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang

baik dan buruk tergantung pada sifat kelompok.

Page 8: Proposal Bahaya Merokok

8

d. Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungan dengan

orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses

belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.

e. Pendidikan

Tingkat pendidikan menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap

dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya

semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula

pngetahuanya.

f. Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh seseorang. Meskipun seseorang

memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi

yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar

maka hal itu akan meningkatkan pengetahuan seseorang.

g. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002: 10) cara memperoleh pengetahuan

adalah:

Page 9: Proposal Bahaya Merokok

9

a. Cara Tradisional / Non Ilmiah Yaitu Antara lain:

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi:

1) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Yaitu apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya

pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba

ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil maka dicoba dengan kemungkinan berikutnya, sampai

masalah tersebut dapat terpecahkan.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Yaitu cara yang secara turun temurun dari generasi

kegenerasi berikutnya. Keadaan ini seolah-olah diterima dari

sumber yang mutlak yaitu dari pemimpin masyarakat baik formal

atau informal,ahli agama dan sebagainya. Dengan kata lain orang

lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas,tanpa lebih dahuulu menguji

kebenarannya,baik berdasarkan fakta empiris atau penalaran

sendiri,karena orang yang menerima menganggap apa yang

dikemukakan sudah benar.

Page 10: Proposal Bahaya Merokok

10

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun

dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.

4) Melalui Jalan Pikiran

Yaitu dengan cara menggunakan penalaran atau secara

induksi / deduksi yang pada dasarnya merupakan cara untuk

melahirkan pemikiran secara tak langsung melalui pernyataan-

pernyataan yang dikemukakan dan dicari hubungannya sehingga

dapat dibuat suatu kesimpulan.

b. Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara modern yang lebih sistematis, logis, ilmiah disebut dengan

metode penelitian ilmiah (Research methodology). Dalam

memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi

langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta

sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup

3 hal pokok, yakni:

1) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

2) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan

Page 11: Proposal Bahaya Merokok

11

3) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi tertentu.

5. Kualitatif Pengetahuan

Menurut Nursalam (2003: 124) kualitatif pengetahuan dibagi dalam

3 kategori antara lain :

a. Kategori Baik yaitu menjawab benar 76 % - 100 % dari yang

diharapkan

b. Kategori Cukup yaitu menjawab benar 56 % - 75 % dari yang

diharapkan

c. Kategori Kurang yaitu menjawab benar dibawah 56 % dari yang

diharapkan.

B. Konsep Dasar Lansia

1. Pengertian Lansia

Lanjut usia merupakan individu dewasa yang telah memasuki

masa perkembangan yang lebih lanjut, dimana kekuatan fisik maupun

psikis lambat laun mulai menurun karena usia yang telah lanjut.

Menurut UU No. 4 Tahun 1965 yang dikutip oleh Nugroho (2000 ; 20)

bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia

setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun tidak mempunyai

daya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan

menerima nafkah dari orang lain.

Page 12: Proposal Bahaya Merokok

12

2. Proses Menua

Proses menua antar individu dan antar organ tubuh tidaklah sama.

Proses menua dipengaruhi oleh penyakit, degeneratif, kondisi

lingkungan serta gaya hidup seseorang (Siti Setiati, 2000 ; 06).

Gerontology berpendapat bahwa lanjut usia bukan suatu penyakit,

melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia yaitu : bayi, kanak-

kanak, remaja, dewasa muda, dewasa tua dan lanjut usia. Menua

merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi

rangsangan dari dalam maupun dari luar.

3. Teori Proses Menua

Ada beberapa tori-teori yang menjelaskan tentang proses menua,

yaitu :

a. Teori-teori Biologi

1) Teori Genetika dan Mutasi

Menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies

tertentu, menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia

yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pula

saatnya akan mengalami mutasi.

2) Pemakaian dan rusak

Kelebihan usia stres dapat menyebabkan sel-sel tubuh lelah

(rusak)

Page 13: Proposal Bahaya Merokok

13

3) Reaksi dari kekebalan sendiri (Autoimmune teory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi

suatu zat khusus, ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan

terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah

dan sakit.

4) Theory immunologi slow

Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan

masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan

organ tubuh.

5) Teori stress

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang bisaa digunakan

tubuh, regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan

kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress

menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

6) Teori Radikal Bebas

Teori radikal bebas dipercaya sebagai teori yang dapat

menjelaskan terjadinya proses menua karena dianggap sebagai

penyebab penting terjadinya kerusakan fungsi sel. Kerusakan

fungsi sel terjadi karena radikal bebas hidroksil bereaksi

dengan asam lemak tidak jenuh ganda yang menghasilkan

piroksida lemak. Selain itu, senyawa beracun hasil piroksida

lemak yang diinduksi oleh radikal bebas dapat mengikat

Page 14: Proposal Bahaya Merokok

14

berbagai protein sehingga menghasilkan perubahan fungsi

protein atau antigenisitas (Setiati, 2000 ; 7)

7) Teori rantai silang.

Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan

ikatan kimia yang kuat, khususnya jaringan kolagen, ikatan ini

menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan dan hilangnya

fungsi.

8) Teori program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang

membelah setelah sel-sel tersebut mati.

b. Teori Kejiwaan Sosial

1) Aktivitas atau kegiatan sosial

a) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah

kegiatan secara langsung, teori ini menyatakan bahwa usia

lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut

banyak dalam kegiatan sosial.

b) Ukuran optimal (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup

dari lanjut usia.

c) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan

individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut

usia.

Page 15: Proposal Bahaya Merokok

15

2) Kepribadian berlanjut (continuity teory) / kesinambungan.

Dasar kepribadian atau tingkah laku yang tidak berubah pada

lansia, teori ini merupakan gabungan dari diatas, teori ini

menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang

yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang

dimiliki.

3) Teori pembebasan

Teori ini menyatkan bahwa dengan bertambahnya usia,

seseorang secara berangsu-angsur mulai melepaskan diri dari

kehidupan sosialnya, keadaan ini mengakibatkan interaksi

sosial lanjut usia menurun baik secara kualitas maupun

kuantitas sahingga sering terjadi kehilangan ganda (triple loss)

yakni :

a) Kehilangan peran

b) Hambatan kontak sosial

c) Berkurangnya kontak komitmen

Menurut Brunner & Suddart, (2000 ; 173) penuaan biologik

normal dibagi 2 yaitu :

a) Penuaan instrinsik

Mengacu pada perubahan yang diakibatkan oleh proses

penuaan normal yang telah terprogram secara genetik dan

pada dasarnya universal.

Page 16: Proposal Bahaya Merokok

16

b) Penuaan Ekstrinsik

Terjadi akibat pengaruh dari luar tubuh, penyakit, polusi

udara dan sinar ultraviolet adalah contoh faktor ekstrinsik

yang akan mempercepat proses penuaan.

4. Batasan Umur Lansia

Menurut Departemen Kesehatan RI (1995) yang dikutip oleh

Nugroho (2000 ; 19-20) membuat pengelompokan sebagai berikut :

a. Kelompok pertengahan umur ialah kelompok dalam masa Virilitas

yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan

fisik dan kematangan jiwa.

b. Kelompok usia lanjut dini adalah kelompok masa prasenium, yang

memasuki usia 55 – 66 tahun.

c. Kelompok usia lanjut adalah kelompok Seneseans (65 tahun

keatas)

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penuaan

Menjadi tua merupakan hal yang akan dilalui oleh setiap individu,

namun cepat lambatnya penuaan tergantung dari individu itu sendiri.

Menurut Nugroho (2000 ; 19) faktor-faktor yang mempengaruhi

penuaan adalah sebagai berikut :

a. Hereditas : keturunan / genetik

Individu dengan faktor genetik yang kurang sehat membuat orang

cepat menjadi tua.

Page 17: Proposal Bahaya Merokok

17

b. Nutrisi : makanan

Jika asupan nutrisi makanan yang dikonsumsi manusia kurang gizi

dapat menyebabkan oksidasi dalam tubuh.

c. Status Kesehatan

Kesehatan manusia yang tidak dijaga misalnya tidak pernah

melakukan olahraga atau senam juga dapat menurunkan daya tahan

tubuh dan orang akan menjadi tidak bersemangat, badan terasa

lemas, dan banyak mengidap penyakit yang dapat mempercepat

proses penuaan.

d. Pengalaman Hidup

Pengalaman dalam hidup juga dapat mempengaruhi proses

penuaan, karena informasi yang didapat untuk selalu menjaga

kesehatan tubuh digunakan sebagai sumber pengetahuan dalam

menghadapi masalah kesehatan.

e. Lingkungan

Lingkungan yang tidak mendukung seperti lingkungan keluarga

dan masyarakat yang acuh juga dapat mempercepat proses penuaan

dalam diri manusia, karena manusia akan merasa terkucilkan

sehingga mengganggu pola pikir yang dapat menyebabkan pola

hidup menjadi buruk dan proses penuaan menjadi cepat.

f. Stress

Dalam diri manusia selalu ada konflik, dimana konflik tersebut jika

individu tidak dapat mengolah dengan baik maka akan

Page 18: Proposal Bahaya Merokok

18

menyebabkan stress yang berkepanjangan. Apabila individu tidak

mampu menanggulangi stress bisaanya pola hidup yang sudah

dijalani dengan baik akan berubah dan mengganggu kesehatan

dalam diri individu.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa Lansia

Masalah kesehatan jiwa lansia merupakan masalah yang membuat

lansia tidak dapat menikmati hari tua mereka, ada beberapa faktor yang

dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa lansia

adalah sebagai berikut :

a. Penurunan Kondisi Fisik

Setelah seseorang memasuki masa lansia umumnya mulai

dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis (multiple

pathology) misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit

menjadi keriput, gigi dan tulang mulai rapuh, hal ini semua dapat

menimbulkan gangguan/kelainan fungsi, psikologis, maupun

saosial, yang menimbulkan gangguan/kelainan fungsi fisik,

psikologis maupun sosial yang selanjutnya dapat menyebabkan

suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.

b. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual

Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali

berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti gangguan

jantung, gangguan metabolisme, vaginitis, pasca operasi, nafsu

makan menurun, selain itu faktor psikologis seperti rasa malu bila

Page 19: Proposal Bahaya Merokok

19

mempertahankan kehidupan seksual pada lansia,

kelelahan/kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya,

pasangan hidup telah meninggal dunia, cemas, depresi dan mudah

lupa (pikun).

c. Perubahan Aspek Psikososial.

Perubahan aspek psikologis diakibatkan karena adanya penurunan

fungsi kognitif dan psikomotor yang berkaitan dengan keadaan

kepribadian lansia. Fungsi kognitif meliputi : proses belajar,

persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian, sehingga

menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi lebih lambat.

Fungsi psikomotor meliputi : gerakan, tindakan, koordinasi yang

berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.

d. Perubahan yang Berkaitan dengan Pekerjaan.

Perubahan ini diawali ketika masa pensiunan, karena pensiunan

dapat diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan,

jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri sehingga lansia dapat

menganggap bahwa dirinya menjadi tidak berguna.

e. Perubahan Dalam Peran Sosial Masyarakat.

Adanya perubahan dalam fungsi indera yang semakin menurun

seperti pendengaran, penglihatan, gerak fisik, dll. Hal ini sebaiknya

dicegah selalu mengajak mereka melakukan aktivitas selama lansia

itu masih sanggup, karena jika sudah terjadi, maka dapat

memunculkan perilaku regresi seperti: mudah menangis,

Page 20: Proposal Bahaya Merokok

20

mengurung diri/menarik diri, mengumpulkan barang-barang tidak

berguna, dsb.

7. Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lansia.

Menurut Nugroho (2000 ; 21 - 26) perubahan yang terjadi pada lansia

yaitu :

a. Perubahan Fisik

Sel :

1) Lebih sedikit jumlahnya.

2) Lebih besar ukurannya.

3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan

intraseluler.

4) Jumlah sel otak menurun

b. Sistem Persyarafan

1) Cepat menurunnya hubungan persyarafan..

2) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya

dengan stress.

3) Mengecilnya syaraf panca indera.

4) Kurang sensitif terhadap sentuhan.

c. Sistem Pendengaran

1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran), hilangnya

kemampuan pendengaran pada telinga dalam.

2) Membran timpani menjadi atropi.

Page 21: Proposal Bahaya Merokok

21

3) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena

meningkatnya keratin.

d. Sistem Penglihatan.

1) Spingter pupil timbul seklerosis dan hilangnya respon terhadap

sinar.

2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).

3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak.

4) Hilangnya daya akomodasi.

e. Sistem Cardiovaskuler.

1) Elastisitas dinding aorta menurun..

2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

4) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya

resistensi dari pembuluh darah perifer.

f. Sistem Respirasi

1) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

2) Menurunnya aktifitas dari silia.

3) Paru-paru kehilangan elastisitas..

4) Alveoli ukurannya melebar dari bisaanya, jumlahnya berkurang.

5) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.

6) CO2 pada arteri tidak berganti.

Page 22: Proposal Bahaya Merokok

22

g. Sistem Gastro Intestinal.

1) Kehilangan gigi, penyebabnya adalah periodental desease,

penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk.

2) Indra pengecap menurun.

3) Esophagus melebar.

4) Peristaltik menurun, bisaanya timbul konstipasi.

5) Fungsi absorbsi melemah

6) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat

penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

h. Sistem Genitourinaria.

1) Ginjal mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal

menurun sampai dengan 50%.

2) Meningkatnya retensi urine.

3) Pembesaran prostat.

4) Atropi vulva.

i. Sistem Endokrin.

1) Penurunan produksi hormon dan aktifitas tiroid.

2) Penurunan produksi aldosteron dan sekresi hormon katekolamin.

3) Fungsi tiroid dan sekresinya tidak berubah.

j. Sistem Integumen.

1) Kulit keriput, menurunnya respon terhadap trauma osteoartritis.

2) Berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dari

vaskularisasi.

Page 23: Proposal Bahaya Merokok

23

3) Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.

k. Sistem Musculoskeletal.

1) Tulang makin rapuh, kifosis.

2) Pinggang lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.

3) Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.

4) Atropi serabut otot sehingga bergerak menjadi lamban, otot-otot

kram dan menjadi tremor.

5) Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

l. Perubahan Psikologis.

Tidak semua fungsi-fungsi pada lansia mengalami penurunan, adapun

perubahan psikis yang terjadi menurut stevens dan hurlock (1990)

adalah:

1) Pengamatan.

Memerlukan waktu lebih lama untuk menyimak keadaan

sekelilingnya.

2) Daya Ingat.

Cenderung masih mengingat hal yang lama dibanding dengan

yang baru.

3) Berpikir dan Argumentasi.

Terjadi penurunan dalam pengambilan keputusan/kesimpulan.

Page 24: Proposal Bahaya Merokok

24

4) Belajar

Lebih berhati-hati dalam belajar, memerlukan waktu lebih lama

untuk mengintegrasikan jawaban, kurang mampu mempelajari

hal-hal yang baru.

m. Perubahan Sosial

Lansia cenderung mengurangi bahkan berhenti dari kegiatan sosial

atau menarik diri dari pergaulan sosialnya, keadaannya ini

mengakibatkan interaksi sosial usia menurun secara kualitas maupun

kuantitas, yaitu kehilangan peran, kontak sosial, dan berkurangnya

komitmen karena merasa sudah tidak mampu (Hurlock, 1990)

n. Perubahan Spiritual.

Hubungan horisontal, antar pribadinya berupa menyerasikan

hubungan dengan dunia.

8. Perubahan-Perubahan Psikososial Lansia

Menurut Nugroho (2000 ; 29) perubahan-perubahan psikososial

yang terjadi yaitu :

a. Pensiunan

Nilai seseorang sering diatur oleh produktifitasnya dan identitas

dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiunan

akan mengalami kehilangan :

1) Finansial (pendapatan berkurang).

2) Status.

3) Teman atau relasi.

Page 25: Proposal Bahaya Merokok

25

4) Pekerjaan atau kegiatan.

5) Merasakan atau sadar akan kematian

6) Perubahan dalam cara hidup, yaitu : memasuki rumah

perawatan

7) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan, meningkatkan

biaya hidup dan pengobatan

8) Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

9) Gangguan syaraf panca indera, misalnya: terjadinya kebutaan

dan ketulian.

10) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

11) Rangkaian kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan

teman-temannya/family.

12) Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik: perubahan terhadap

gambaran diri, konsep diri.

9. Macam-macam Tipe Lansia.

Menurut Nugroho (2000 ; 9) macam-macam tipe lansia terdiri

dari:

a. Tipe Arif Bijaksana.

Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan

perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah

hati, sederhana, dermawan, menjadi panutan.

Page 26: Proposal Bahaya Merokok

26

b. Tipe Mandiri

Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-

kegiatan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman

pergaulan serta memenuhi undangan.

c. Tipe Tidak Puas.

Konflik lahir batin menentang proses penuaan, yang

menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik

jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi,

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut dan pengkritik.

d. Tipe Pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis

gelap terbitlah terang, mengikuti kegiatan ibadah, ringan kaki,

pekerjaan apa saja yang dilakukan.

e. Tipe Bingung.

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa

minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.

10. Penyakit yang Sering di Jumpai Pada Lansia.

Menurut “The National Old People’s Welface Council” di Inggris

mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia

ada 7 macam, yakni (Nugroho, 2000 ; 42) :

1) Depresi mental.

2) Gangguan pendengaran.

3) Bronkitis kronik.

Page 27: Proposal Bahaya Merokok

27

4) Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.

5) Gangguan pada koksa/sendi panggul.

6) Anemia.

7) Demensia.

C. Konsep Dasar Merokok

1. Pengertian Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga

120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm

yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada

salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup

lewat mulut pada ujung lainnya (http://id.wikipedia.com/).

2. Komposisi Rokok

Menurut dr. Aiman Husaini (2006: 23), kandungan zat kimiawi dalam

sebatang rokok antara lain:

a. Nikotin

Zat ini bersifat zat adiktif yang membuat seseorang menjadi ketagihan

untuk bisa selalu merokok. Zat ini sangant berbahaya bagi kesehatan

tubuh manusia maupun binatang. Selain itu nikotin adalah satu

penyebab penyakit jantung koroner dan kanker.

b. Tar

Zat ini adalah racun bagi tubuh.

c. Insektisida

Zat ini sangat beracun dan digunakan untuk membunuh serangga.

Page 28: Proposal Bahaya Merokok

28

d. Polycyclic

Zat ini menyerang paru-paru dan menyebabkan kerusakan yang fatal

bagi perokok aktif.

e. Carcinogens

Asap yang dihasilkan dari pembakaran tembakau dan kertas sigaret

mengandung beragam zat kimiawi yang sangat berbahaya dan mampu

memicu penyakit kanker bagi siapa pun yang menghirupnya.

3. Penyebab merokok

Banyak hal yang memicu orang untuk merokok. Menurut dr. Aiman

Husaini (2006:27) dalam bukunya mengatakan kebiasaan merokok pada

sebagian orang dipicu oleh citra dalam diri tiap individu dan juga

pergaulan. Terkadang orang merokok karena menghadapi tekanan hidup

dan menjadikannya sebagai sarana untuk melarikan diri dari masalah yang

dihadapinya dan akhirnya merokok pun menjadi kebiasaan dalam dirinya.

Keluarga juga memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk

perilaku merokok dalam diri tiap anggotanya. Selain itu, peranan media

informasi dalam mengiklankan rokok dan juga film-film yang secara tidak

langsung mempromosikannya turut pula membentuk kebiasaan merokok

dalam diri penontonnya.

4. Jenis rokok

Menurut (http://id.wikipedia.com/), rokok dibedakan menjadi

beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok,

Page 29: Proposal Bahaya Merokok

29

bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter

pada rokok.

a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

1) Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

2) Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

3) Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

4) Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun

tembakau.

b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.

1) Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun

tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan

aroma tertentu.

2) Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek

rasa dan aroma tertentu.

3) Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk

mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

1) Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya

dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan

dan atau alat bantu sederhana.

Page 30: Proposal Bahaya Merokok

30

2) Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya

menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan

ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin

pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat

rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu

sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat

rokok, bisaanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok

sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok

batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin

pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa

rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum

ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena

terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT.

Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama

besar.

d. Rokok berdasarkan penggunaan filter.

1) Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat

gabus.

2) Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya

tidak terdapat gabus.

5. Bahaya merokok

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) rokok adalah pembunuh

yang akrab di tengah-tengah masyarakat. Setiap detik, satu orang

Page 31: Proposal Bahaya Merokok

31

meninggal akibat merokok. Rokok, juga membunuh separuh dari masa

hidup perokok, dan separuh perokok mati pada usia 35 sampai dengan 69

tahun. Rokok/tembakau dapat menyebabkan berbagai penyakit tidak

menular seperti jantung dan gangguan pembuluh darah, stroke, kanker

paru, dan kanker mulut. Di samping itu, rokok juga menyebabkan

penurunan kesuburan, peningkatan insidens hamil diluar kandungan,

pertumbuhan janin (fisik dan IQ) yang melambat, kejang pada kehamilan,

gangguan imunitas bayi dan peningkatan kematian perinatal. Rokok

mengandung lebih dari empat ribu bahan kimia, termasuk 43 bahan

penyebab kanker yang telah diketahui, sehingga lingkungan yang terpapar

dengan asap tembakau juga dapat menyebabkan bahaya kesehatan yang

serius, ujar Menkes dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, dalam

sambutan yang dibacakan Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Dirjen P2PL

Depkes ketika membuka Temu Karya Peringatan Kesehatan akan Bahaya

Rokok di Jakarta tanggal 12 Desember 2009 (Depkes RI, 2009).

Menurut Ernest Caldwell (2001: 37), rokok dapat memperburuk

beberapa penyakit, antara lain:

a. Membahayakan penderita TBC

Iritasi yang terus menerus pada paru-paru yang sakit, mempersulit

tubuh untuk menormalkan kembali keadaannya. Doktor Samuel

Wright dari Dt. Mary’s Hospital, London, menyatakan pada kasus

TBC yang parah, merokok berarti hidup atau mati.

Page 32: Proposal Bahaya Merokok

32

b. Penderita Diabetes

Pembuluh nadi penderita diabetes menyempit oleh sifat penyakit yang

mereka derita. Merokok juga dapat menyempitkan pembuluh-

pembuluh darah. Perokok yang menderita diabetes sungguh telah

memperlakukan diri mereka sendiri dengan sangat mengerikan, karena

dengan merokok pembuluh darah yang telah mengerut menjadi

semakin sempit. Selain gangren, resiko lain yaitu kerusakan trombosit

dan buerger disease. Sebuah studi yang dilakukan oleh dua orang

dokter, Leonard Weinroth dan Joseph hirzstein, terhadap 301

penderita diabetes di Mount Sinai Hospital, mereka menemukan 58%

perokok yang megidap diabetes mengalami Buerger’s Disease,

sedangkan penderita diabetes yang tidak merokok hanya 37% saja.

c. Penderita Kelenjar Gondok Aktif

Menurut Dr. Kulbs, seorang ahli dari Jerman, mengatakan merokok

menyebabkan perokok jadi berkeringat, gemetar, gugup, dan lelah.

d. Pembedahan Perut

Batuk yang dialami perokok menimbulkan gerakan-gerakan tak teratur

di daerah perut, tentu hal ini mengganggu proses penyembuhan

jaringan yang baru saja dibedah. Doktor V.J. Morton mengemukakan,

tingkat kematian dalam pembedahan perut enam kali lebih tinggi bagi

perokok dibandingkan orang yang tidak merokok.

Page 33: Proposal Bahaya Merokok

33

e. Penyakit telinga

Asap rokok menimbulkan iritasi pada saluran eustasius, yaitu saluran

yang menghubungkan antara telinga, hidung, tenggorokan. Iritasi

menyebabkan selaput lendir yang melindungi saluran ini

mengeluarkan lendir diluar kewajaran. Ini memicu timbulnya radang,

dan akhirnya tuli. Menurut Dr. Wyatt Wingrave, zat yang bertanggung

jawab atas kerusakan ini adalah piridin.

Menurut Lanny Sustrani, dkk (2003) merokok merupakan faktor

resiko stroke yang sebenarnya paling mudah diubah. Merokok hampir

melipatgandakan resiko stroke iskemik, terlepas dari faktor resiko yang

lain, dan dapat juga meningkatkan resiko subarakhnoid hemoragik hingga

3,5%. Merokok adalah penyebab nyata kejadian stroke, yang lebih banyak

terjadi pada usia dewasa muda ketimbang usia setengah baya atau lebih

tua.

Sedangkan menurut Menkes RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)

pada peringatan hari tembakau sedunia yang diperingati 31 Mei 2006 di

Jakarta mengatakan tembakau dalam bentuk apa pun memang mematikan.

WHO memperkirakan penyakit yang berkaitan dengan tembakau pada

tahun 2020 akan menjadi masalah kesehatan terbesar dan menyebabkan

kematian 8,4 juta setiap tahun (Majalah Kesehatan, 2006:48).

6. Upaya pencegahan dan penaggulangan rokok

Menurut pakar pencegahan rokok dari Universitas Diponegoro

Semarang Fakultas Kesehatan Masyarakat DR. Antono Suryoputro M.Ph.

Page 34: Proposal Bahaya Merokok

34

Dalam paparannya menyampaikan pokok persoalan dari pencegahan rokok

pada usia dini dan perokok pasif bertujuan bagaimana caranya mencegah

mereka yang belum pernah merokok menjadi tidak merokok / perokok dan

bagaimana caranya perokok agar tidak mengganggu orang lain dengan

asap rokoknya. Adapun strateginya antara lain : meningkatkan Bea Cukai

Rokok, menghapus promosi rokok, Peringatan Bahaya merokok,

menyediakan area bebas rokok.

Menurut http://www.hitamputih19.co.cc/ berikut adalah tips untuk

berhenti merokok:

a. Kemauan atau niat kuat untuk berhenti merokok, lalu buat komitmen

dengan diri sendiri untuk berhenti merokok.

b. Jauhkan dari teman-teman yang sedang merokok maupun tukang

rokok, serta jauhkan juga dari area merokok.

c. Jauhkan dari hal yang mengingatkan dengan keinginan merokok

seperti korek dan rokok.

d. Alihkan keinginan merokok dengan makanan kecil atau menghisap

permen sebagai ganti merokok, setiap kali datang keinginan untuk

merokok.

e. Lupakan keinginan merokok dengan perbanyak kegiatan, seperti

bekerja, berolah raga, main game, dan sebagainya.

f. Jika Anda kesulitan untuk langsung berhenti total, mulailah dengan

mengurangi jumlah rokok. Misalnya jika sebelumnya Anda merokok

Page 35: Proposal Bahaya Merokok

35

12 batang dalam sehari, kurangi menjadi 10 batang, 6 batang dan

seterusnya sampai anda benar-benar berhenti merokok.

Page 36: Proposal Bahaya Merokok

36

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Keterangan : : Variabel / sub variabel yang dilakukan penelitian

: Variabel / sub variabel yang tidak dilakukan penelitian

: Garis berGambaran yang dilakukan penelitian

: Garis berGambaran yang tidak dilakukan penelitian

Gambar 3.1 Kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang bahaya merokok di

Dusun Sagad Desa Taman Agung kec. Cluring Banyuwangi.

Memahami

Aplikasi

Tahu

Domain

Input: Lansia yang merokok

Pengetahuan lansia tentang bahaya merokok: – Pengertian rokok – Penyebab

merokok – Komposisi rokok – Bahaya merokok – Upaya

pencegahan dan penanganan rokok

Analisis

Evaluasi

Sintesa

Baik

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan: - Pendidikan - Usia - Pengalaman - informasi

Knowledge

Attitude

Psikomotor

Tingkat Pengetahuan

Cukup

Kurang

35

Page 37: Proposal Bahaya Merokok

37

BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

ilmu pengetahuan atau pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah

(Notoadmojo 2002: 19). Pada bab ini akan disajikan: 1) Desain penelitian

2) Waktu dan tempat penelitian 3) Kerangka kerja 4) Identifikasi variabel

5) Definisi operasional 6) Desain sampling 7) Pengumpulan dan Analisa data

8) Etika Penelitian.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang

dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa

diterapkan (Nursalam @ Pariani, 2001: 46). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan, yaitu untuk mempelajari gambaran tingkat pengetahuan lansia

tentang bahaya merokok di dusun Sagad desa Taman Agung Cluring

Banyuwangi, maka desain penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif eksploratif, dimana peneliti hanya ingin menggambarkan suatu

keadaan secara obyektif yaitu tentang pengetahuan lansia tentang bahaya

merokok.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian rencananya akan dilakukan di dusun sagad Desa Taman

Agung Cluring Banyuwangi, dan dilaksanakan pada bulan Juli 2010.

36

Page 38: Proposal Bahaya Merokok

38

C. Kerangka Kerja (Frame Work)

Keterangan :

: Diteliti : sub variabel diteliti

: Tidak diteliti : sub variabel tidak diteliti

Gambar 4.1: Kerangka Kerja Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Bahaya Merokok Di

Dusun Sagad Desa Taman Agung Kec. Cluring Banyuwangi.

Hasil penelitian dan laporan

Evaluasi

Pengumpulan data

Pengolahan data & analisa data dengan langkah coding,

scoring dan tabulating

Sampel yang didapatkan di dusun Sagad

Simple Random Sampling

Lansia yang merokok di dusun Sagad Desa Taman

Agung cluring Banyuwangi N=105 lansia

Kriteria inklusi Lansia yang merokok Lansia yang bersedia menjadi

responden dan mengisi lembar inform consent

Lansia yang bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi Lansia yang tidak

ada dirumah Lansia yang

merokok tapi tidak kooperatif

Dilakukan pengukuran dengan kuesioner tentang tingkat pengetahuan lansia tentang

bahaya merokok

Page 39: Proposal Bahaya Merokok

39

D. Identifikasi Variabel

”Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi

nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti

secara empiris atau ditentukan tingkatannya” (Setiadi, 2007: 161). Dan

variabel dalam penelitian ini adalah gambaran tingkat pengetahuan lansia

tentang bahaya merokok di dusun Sagad desa Taman Agung kec. Cluring

Banyuwangi.

E. Definisi Operasional

Variabel yang telah didefinisikan perlu didefinisikan secara operasional

sebab istilah (variabel) dapat diartikan secara berbeda – beda oleh orang yang

berlainan. Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003: 106).

”Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang

akan digunakan dalam penelitian secara operasional, sehingga akhirnya

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian” (Setiadi,

2007: 165).

Page 40: Proposal Bahaya Merokok

40

Tabel 4.1 Definisi Operasional Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Bahaya Merokok

Di Dusun Sagad Desa Taman Agung Kec. Cluring Banyuwangi.

Variabel Definisi

Operasional

Parameter Alat ukur Skala Skor

Gambaran

tingkat

pengetahuan

Lansia

Tentang

Bahaya

Merokok

Segala sesuatu

yang diketahui

oleh lansia

tentang bahaya

yang

ditimbulkan

karena merokok

– Pengertian rokok

– Penyebab

merokok

– Komposisi rokok

– Bahaya merokok

– Upaya pencegahan

dan penanganan

rokok

Kuesioner

Ordinal Dengan kriteria

tingkat

pengetahuan :

Baik =

dengan

prosentase

76 – 100 %

Cukup=

dengan

prosentase

56 – 75 %

Rendah =

dengan

prosentase

< 56 %

F. Desain Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah setiap subyek (misalnya, manusia)

yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003: 33).

Populasi adalah keseluruhan dari suaru variable yang menyangkut

masalah yang diteliti. Variabel tersebut bisa berupa orang, kejadian,

Page 41: Proposal Bahaya Merokok

41

perilaku, atau sesuatu hal lain yang akan dilakukan penelitian (Nursalam

@ Siti Pariani, 2001: 64). Populasi dalam penelitian ini adalah Lansia

yang merokok di Dusun Sagad desa Taman Agung Kec. Cluring

Banyuwangi dengan populasi sejumlah 105 lansia.

2. Sampel

Menurut Nursalam @ Siti Pariani (2001: 64) sampel penelitian

adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan “sampling” tertentu

untuk bisa memenuhi / mewakili populasi. Pada penelitian ini sampel

diambil dari para lansia yang merokok dan ditentukan dengan kriteria

sebagai berikut:

a. Kriteria sampel

1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti

(Nursalam, 2003; 96). Pada penelitian ini kriteria inklusi adalah

sebagai berikut:

a) Lansia yang merokok

b) Lansia yang bersedia menjadi responden dan

menandatangani inform consent

c) Lansia yang bica membaca dan menulis

2) Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilang atau mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab

Page 42: Proposal Bahaya Merokok

42

(Nursalam, 2003 ; 97). Pada penelitian ini kriteria eksklusi

adalah sebagai berikut:

a. Lansia yang merokok tapi tidak ada di rumah

b. Lansia yang merokok tapi tidak kooperatif

b. Besar sampel

Adalah besar kecilnya sample atau banyak sedikitnya sample yang

diambil dari populasi (Notoatmodjo, 2002: 84). Untuk menghitung

besarnya sample yang digunakan kita dapat menggunakan rumus.

Rumus yang digunakan menurut Nursalam (2003: 92) adalah :

Rumus:

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan

Jadi penghitungannya :

n = 105

1 + 105 (0.05)²

n = 105

1 + 105 (0.0025)

n = 105

1,2625

n = N

1 + N (d)²

Page 43: Proposal Bahaya Merokok

43

n = 83,168

n = 83, jadi sampel yang digunakan sejumlah 83 lansia

3. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar – benar

sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2003: 97). Pada

penelitian ini menggunakan ”Simple Random Sampling” yang

merupakan jenis pengambilan sampel yang diambil secara acak (Setiadi,

2007: 182) dan pada sampling ini adalah lansia yang merokok sebagai

responden.

G. Pengumpulan dan Analisa Data

1. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner

disini diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan

baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan

interviewer (dalam hal wawancara) tinggal memberikan jawaban atau

dengan memberikan tanda – tanda tertentu (Notoatmodjo, 2002: 116).

Instrumen yang digunakan adalah bentuk kuesioner tertutup dengan

jenis Dichotomous choice dimana daftar pertanyaan yang disusun dan

dikembangkan oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian diisi oleh

responden dengan memberikan jawaban dengan tanda-tanda tertentu.

Bentuk pertanyaan tertutup adalah bentuk pertanyaan yang demikian

Page 44: Proposal Bahaya Merokok

44

mempunyai keuntungan mengarahkan jawaban responden dan juga

mudah diolah (ditabulasi) (Notoatmodjo, 2002: 124).

Tabel 4.2 : Indikator Kuesioner Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang

Bahaya Merokok di Dusun Sagad Desa Taman Agung Cluring

Banyuwangi

No. Indikator

Pertanyaan

Jumlah

Soal

No.

Soal

Pertanyaan

Jawaban + -

1 Pengertian rokok 1 1 √ A

2 Penyebab merokok 1 2 √ B

2 Komposisi rokok 4 3

4

5

6

√ B

A

A

A

3 Bahaya merokok 5 7

8

9

10

11

B

B

A

A

B

4 Upaya pencegahan dan penanganan rokok

3 12

13

14

B

A

B

Jumlah 14 14 7 7 14

Page 45: Proposal Bahaya Merokok

45

2. Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data peneliti akan melakukan hal – hal

sebagai berikut antara lain:

a. Peneliti mendapatkan inform consent

b. Peneliti memberikan kuesioner tentang pengetahuan pengetahuan

bahaya merokok pada responden

c. Peneliti memberikan penjelasan untuk mengisi kuesioner

d. Hasil yang didapatkan oleh peneliti kemudian dikumpulkan

3. Analisis Data

a. Langkah – langkah analisa

1) Coding

Memberikan kode pada setiap responden, pertanyaan–

pertanyaan dan segala hal yang dianggap perlu.

2) Scoring

Tingkat pengetahuan lansia tentang bahaya merokok, apabila

responden menjawab pertanyaan dengan:

a) Benar : 1

b) Salah : 0

Dengan jumlah sebanyak 14 pertanyaan dengan pembagian

masing-masing, dihitung dengan skor total :

P = f X 100%

N

Keterangan :

P : persentase

Page 46: Proposal Bahaya Merokok

46

f : jumlah skor yang benar

N : jumlah skor maksimal

Hasil hitung variabel tingkat pengetahuan menurut Nursalam

(2003: 124) diienterpretasikan dengan prosentase sebagai

berikut:

a) Baik : 76 – 100 %

b) Cukup : 56 – 75 %

c) Rendah : < 56 %

3) Tabulating

Data yang sudah terkumpul, kemudian diolah memuat data

umum dan data khusus, lalu khusus diidentifikasi berdasarkan

masalah penelitian yaitu, untuk mengetahui gambaran tingkat

pengetahuan bahaya merokok.

H. Etika Penelitian

Sebelum kita melakukan penelitian, terlebih dahulu kita lakukan

pendekatan administrasi dengan pihak pendidikan, yaitu dengan berbekal

surat ijin mengadakan penelitian dari Akademi Kesehatan Rustida Program

Studi DIII Keperawatan Krikilan Glenmore Banyuwangi disampaikan kepada

Kepala Dinas Bakesbang, Politik dan Linmas Kabupaten Banyuwangi, Bapak

Camat, Kepala Desa Taman Agung dan kepala dusun setempat. Setelah

mendapat persetujuan penelitian dilakukan dengan menekankan pada masalah

etika yang meliputi:

Page 47: Proposal Bahaya Merokok

47

1. Lembar Persetujuan (Inform Consent)

Diberikan kepada responden dengan tujuan agar responden mengetahui

maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama

pengumpulan data. Jika subyek bersedia untuk diteliti maka harus

menandatangi lembar persetujuan menjadi responden. Jika subyek

menolak, maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati haknya.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga keperawatan identititas responden, peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

pada lembar tersebut dan hanya kode tertentu.

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh

peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau

dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 48: Proposal Bahaya Merokok

48

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek Edisi Revisi, Jakarta : PT Rineka Cipta

Caldwell, Ernest. (2001). Berhenti Merokok, Yogyakarta: Pustaka Populer

Departemen Kesehatan. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008,

http://www.depkes.go.id/. diunduh tanggal 09 Mei 2010, jam 12.06

WIB.

Departemen Kesehatan. (2009). Rokok Membunuh Lima Juta Orang

Setiap Tahun, http://www.depkes.go.id/. diunduh tanggal 20 Juni 2010,

jam 22.46 WIB.

Departemen Kesehatan. (2006). Majalah Kesehatan. Tembakau Dalam

Bentuk Apa Pun Mematikan. Edisi Juni 2006. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2001). Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka

Hitamputih19, (2009). Mengatasi Kecanduan Rokok,

http://www.hitamputih19.co.cc/. diunduh tanggal 20 Juni 2010, jam

22.44 WIB.

Husaini, Aiman. (2006). Tobat Merokok, Depok: Pustaka Iman

Notoatmodjo. (2002). Keperawatan Gerontik Edisi 2, Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:

PT. Rineka Cipta

Page 49: Proposal Bahaya Merokok

49

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka

Cipta

Nugroho, Wahyudi. (2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , Jakarta: EGC

Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika

Nursalam & Pariani. (2001). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi,

Jakarta: CV. Agung Seto

Setiadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta:

Graha Ilmu

Setiati, Siti. (2000). Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri

Untuk Dokter Dan Perawat, Jakarta : FKUI

Suryoputro, Antono. (2010). Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia

2010, http://www.brebes-kab.go.id/. diunduh tanggal 20 Juni 2010, jam

22.45 WIB.

Sustrani, Lanny, Et al. (2003). Stroke, Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Watson, Roger. (2003). Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC

_________. (2010). Rokok, http://id.wikipedia.com/. diunduh tanggal 20 Juni

2010, jam 22.47 WIB.

Page 50: Proposal Bahaya Merokok

50

Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI

RESPONDEN PENELITIAN

Kepada

Yth. Bapak/ibu calon responden

Di _

Tempat

Dengan hormat

Saya adalah mahasiswa Tingkat III Akes Rustida Program Studi DIII

Keperawatan Krikilan Glenmore yang akan mengadakan penelitian sebagai salah

satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir program Studi DIII keperawatan

Akes Rustida Krikilan Glenmore Banyuwangi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran tingkat

pengetahuan lansia tentang masalah bahaya merokok di dusun Sagad desa Taman

Agung ini.

Untuk keperluan diatas saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab

pertanyaan secara jujur dan apa adanya. Informasi yang reponden berikan tidak

akan digunakan untuk maksud lain, tetapi apabila responden keberatan dapat

mengundurkan diri atau menolak untuk menjadi responden karena penelitian ini

bersifat bebas tanpa sanksi apapun.

Page 51: Proposal Bahaya Merokok

51

Demikian surat permohonan dari kami, atas kesediaan serta kerjasamanya

kami ucapkan terima kasih.

Peneliti

M. Bayu Wicaksono 07.058

Page 52: Proposal Bahaya Merokok

52

Lampiran 2

INFORM CONCENT

(Persetujuan Keikutsertaan Dalam Penelitian)

No.Kode :

Nama Responden :

Mahasiswa tingkat III Program Studi DIII Keperawatan Akes Rustida

Glenmore Banyuwangi bermaksud untuk meminta kesediaan saudara untuk

menjadi respoden dalam penelitian yang berjudul ”Gambaran Tingkat

Pengetahuan Lansia Tentang bahaya Merokok Di Dusun Sagad Desa Taman

Agung Cluring Banyuwangi”. Dalam penelitian ini tidak terdapat unsur paksaan

dan tidak ada sanksi yang bisa memberatkan Bapak/Ibu karena sifatnya bebas.

Kami ucapkan banyak terimakasih atas partisiasi Bapak/Ibu dalam

penelitian ini

Taman Agung, Juli 2009

Responden

( )

Page 53: Proposal Bahaya Merokok

53

Lampiran 3

LEMBAR

INSTRUMEN PENELITIAN

Judul : Gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang bahaya

merokok di Dusun Sagad Desa Taman Agung Cluring

Banyuwangi

No. Responden : …..

Tanggal Penelitian : ….. Juli 2010

Petunjuk Pengisian :

1. Pilihlah jawaban yang sesuai menurut anda dengan memberikan tanda silang

pada salah satu jawaban yang tersedia.

2. Jawaban tidak boleh lebih dari satu.

3. Jawaban tidak boleh diwakilkan pada orang lain, kecuali kepada suami / istri.

A. DATA DEMOGRAFI

1. Usia saat ini :

a. 55 - 66

b. > 66

2. Pendidikan terakhir :

a. SD

b. SMP

Page 54: Proposal Bahaya Merokok

54

c. SMA

d. Akademi / perguruan tinggi

3. Pekerjaan :

a. Tidak bekerja

b. Petani

c. Wiraswasta

d. Pensiunan PNS

B. PENGETAHUAN LANSIA TENTANG BAHAYA MEROKOK

1. Daun tembakau adalah bahan yang digunakan untuk membuat rokok

a. Benar b. Salah

2. Alasan orang merokok salah satunya karena menirukan hewan

a. Benar b. Salah

3. Formalin (bahan pengawet mayat) adalah salah satu zat berbahaya yang

terkandung dalam rokok

a. Benar b. Salah

4. Nikotin merupakan zat berbahaya dalam rokok yang bersifat adiktif (dapat

membuat ketagihan)

a. Benar b. Salah

5. Kandungan rokok yang bersifat racun yang sering kita jumpai pada setiap

bungkus rokok adalah Nikotin dan TAR

a. Benar b. Salah

kode

kode

kode

kode

kode

Page 55: Proposal Bahaya Merokok

55

6. Kandungan rokok yang bersifat racun yang biasa dipakai sebagai

pembunuh serangga dan hama di sawah adalah pestisida

a. Benar b. Salah

7. Di bawah ini yang merupakan bahaya rokok yang tertera pada bungkus

rokok yaitu dapat menyebabkan kantuk

a. Benar b. Salah

8. Bahaya rokok yang dapat menyebabkan kematian adalah impotensi

a. Benar b. Salah

9. Gangguan kehamilan dapat terjadi pada wanita hamil yang merokok

a. Benar b. Salah

10. Akibat dari merokok yang dapat menyebabkan kematian adalah kanker

a. Benar b. Salah

11. Perilaku merokok dapat juga memperburuk beberapa penyakit, salah

satunya adalah sakit perut

a. Benar b. Salah

12. menurunkan harga rokok adalah salah satu cara untuk mencegah orang

untuk merokok

a. Benar b. Salah

13. Mengalihkan keinginan merokok dengan makanan kecil atau menghisap

permen sebagai ganti rokok adalah cara yang dapat digunakan untuk

berhenti merokok

a. Benar b. Salah

kode

kode

kode

kode

kode

kode

kode

kode

Page 56: Proposal Bahaya Merokok

56

14. Menambah jumlah konsumsi rokok per hari adalah cara yang digunakan

jika orang merasa kesulitan untuk berhenti merokok secara total

a. Benar b. Salah

--- Terima Kasih ---

kode