Proposal Div Jadi

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Penyakit hipertensi atau darah

tinggi sampai sekarang masih1

menjadi penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia

. Hipertensi

merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh sebagai penyebab penyakit jantung (kardiovaskuler). Fakta membuktikan bahwa hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik tua maupun muda. Meski hipertensi merupakan penyakit mematikan di dunia, namun hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan dapat memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong penyakit berat yang bisa membawa kematian. Penyakit ini disebut sebagai the silent killer karena penyakit mematikan ini sering sekali tidak menunjukkan gejala atau tersembunyi. Laporan Komite Nasional Pencegahan, Deteksi, Evaluasi dan Penanganan Hipertensi menyatakan bahwa tekanan darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko arteriosklerosis, serangan jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal 2. Penyakit hipertensi ini tahun demi tahun terus mengalami peningkatan. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia. Sebanyak 1 miliar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit hipertensi, bahkan diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 miliar menjelang tahun 2025 2. Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur, dan yang dapat dikontrol seperti kegemukan, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan natrium 3. Meningkatnya resiko hipertensi karena faktor keturunan tidak dapat dihindari lagi, jika kedua orang tuanya mengidap hipertensi, Individu

2

dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi 1. Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih, begitu juga dengan obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Asupan garam yang tinggi juga akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan Kebiasaan merokok berpengaruh dalam meningkatkan risiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti 2. Di Indonesia belum ada penelitian multicenter yang menggambarkan prevalensi secara tepat. Pada umumnya prevalensi hipertensi di Indonesia bervariasi antara 1,8 % sampai dengan 17,6 % 4. Prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%) 4. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010 didapatkan bahwa hipertensi menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak 5. Di kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala penyakit hipertensi menduduki peringkat 6 dari 10 penyakit terbanyak pada tahun 2009 6. Dan meningkat menjadi urutan ke 4 pada tahun 2010 7. Dengan kunjungan pasien rata-rata 150 pasien yang menderita hipertensi per bulannya. Pada bulan april 2011 terdapat 152 pasien penderita hipertensi dari 536 kunjungan pasien yaitu 28,35 %. Maka berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Puskesmas Bantuil Kecamatan Cerbon Bulan April 2011 Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan

3

B.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Puskesmas Bantuil Kecamatan Cerbon Bulan April 2011 Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.

C.

Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Puskesmas Bantuil Kecamatan Cerbon Bulan April 2011 Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan 2. Tujuan Khusus a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Mendiskripsikan faktor keturunan Mendiskripsikan faktor obesitas Mendiskripsikan faktor umur Mendiskripsikan faktor riwayat merokok Mendiskripsikan tingkat asupan natrium Menjelaskan hubungan antara keturunan dengan hipertensi Menjelaskan hubungan antara obesitas penderita dengan hipertensi Menjelaskan hubungan antara umur dengan hipertensi Menjelaskan hubungan antara riwayat merokok dengan hipertensi Menjelaskan hubungan antara tingkat asupan natrium dengan hipertensi

4

D.

Manfaat Hasil 1. Subyek Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan subyek penelitian mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian hipertensi dan komplikasinya. 2. Puskesmas Bantuil Penelitian ini dapat memberikan informasi atau masukan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan angka kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bantuil dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 3. Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan dibidang kesehatan di masa mendatang khususnya dalam penatalaksanaan pasien dengan hipertensi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya. 4. Peneliti a. Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan

memanfaatkan ilmu menambah

yang didapat selama pendidikan dan dan pengalaman dalam membuat

pengetahuan

penelitian ilmiah. b. Menambah pengetahuan peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi.

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Telaahan Pustaka 1. Definisi Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah diukur menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya 1. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Padahal bila terjadi hipertensi terus menerus bisa memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik. Siapapun bisa menderita hipertensi dari berbagai kelompok umur dan kelompok social ekonomi 2. 2. Gejala Hipertensi Tekanan darah tinggi merupakan suatu penyakit yang paling banyak ditemukan. Penyakit ini dapat diderita oleh pria maupum wanita, baik muda, dewasa ataupun usia lanjut (Purwati Susi,2005). Penyakit hipertensi mendapat julukan sebagai the silent disease, datangnya secara diam diam dan tidak menunjukkan adanya gejala tertentu. Sifat inilah yang menyebabkan penyakit hipertensi menjadi lebih berbahaya sehingga harus di waspadai. Penyakit hipertensi dapat menyebabkan berbagai penyakit komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi adalah penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian. Pada

beberapa penderita hipertensi, tekanan darah meningkat dengan cepat

6

sehingga tekanan diastolenya menjadi lebih besar dari 140 mmHg (hipertensi malignant). Gejala yang sering muncul adalah sakit kepala, pusing, serasa akan pingsan, terdengar suara mendenging dalam telinga dan penglihatan menjadi kabur. 3. Klasifikasi Hipertensi a. Berdasarkan Penyebab 1) Hipertensi Primer (Hipertensi Esensial) Hipertensi primer atau hipertensi esensial adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal tanpa penyebab sekunder yang jelas. Hipertensi essensial meliputi lebih kurang 90% dari seluruh penderita hipertensi dan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder 2. 2) Hipertensi Sekunder Hipertensi Sekunder (Hipertensi non Esensial)

Hipertensi sekunder atau hipertensi non esensial adalah hipertensi yang dapat diketahui penyebabnya. Hipertensi sekunder meliputi lebih kurang 10% dari total penderita hipertensi. Faktor ini biasanya juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol 1. Kelainan yang menyebabkan hipertensi sekunder adalah salah satu atau kombinasi dari akibat stres yang parah, penyakit atau gangguan ginjal, kehamilan dan pemakaian hormon pencegah kehamilan, pemakaian obat-obatan seperti

7

heroin, kokain, dan sebagainya, cedera di kepala atau perdarahan di otak yang berat, dan tumor atau sebagai reaksi dari pembedahan 2. b. Berdasarkan TDS dan TDD Menurut The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-VII) tahun 2003 hipertensi dibedakan berdasarkan Tekanan Darah Sistolik (TDS) dan Tekanan Darah Diastolik (TDD) sebagai berikut : 1) Normal bila tekanan darah sistolik 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg 2) Prehipertensi bila tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg 3) Hipertensi stadium 1 bila tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg 4) Hipertensi stadium 2 bila tekanan darah sistolik 160 mmHg dan diastolik 100 mmHg Bila tekanan darah penderita hipertensi berbeda dengan klasifikasi sebagai contoh TDS 170 mmHg sedangkan TDD 90 mmHg maka derajat hipertensi ditentukan dari tekanan sistolik (TDS) karena merupakan tekanan yang terjadi ketika jantung berkontraksi memompakan darah 1. 4. Faktor Risiko Hipertensi a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dikontrol

1) Faktor Keturunan Adanya faktor keturunan pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita

8

hipertensi. Meningkatnya risiko hipertensi karena faktor keturunan tidak dapat dihindari lagi 2. Penelitian mengatakan bahwa jika seseorang mempunyai orang tua yang salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut mempunyai risiko lebih besar untuk terkena hipertensi dari pada orang yang kedua orang tuanya normal 3.

2) Umur Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan

pertambahan umur 2. Pada umumnya, hipertensi pada pria terjadi diatas usia 31 tahun, sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun setelah menopause 3. Penderita hipertensi yang berumur di atas 60 tahun, sekitar 50 60 % mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya 8. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa

perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu reflex baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun8.

3) Jenis kelamin Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita 8. Pria pada umumnya lebih mudah terserang hipertensi dibandingkan dengan wanita, hal ini mungkin disebabkan kaum pria lebih banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya hipertensi seperti stress, kelelahan dan makan yang

9

tidak terkontrol. pada saat mengatasi masalah pria cenderung emosi dan mencari jalan pintas seperti merokok, mabuk minum-minuman alkohol, dan pola makan yang tidak baik sehingga tekanan darahnya dapat meningkat. Sedangkan pada wanita dalam mengatasi masalah atau stres, masih dapat mengatasinya dengan tenang dan lebih stabil Sedangkan pada wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah

kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun 8. 4) Etnis Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopressin lebih besar 10.

10

b. Faktor Risiko Yang Dapat Dikontrol Faktor risiko yang dapat dikontrol adalah sebagai berikut : 1) Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu 11. Mekanisme obesitas dalam meningkatkan tekanan darah belum diketahui secara pasti, namun penyelidikan membuktikan curah jantung dan sirkulasi darah pada penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan hipertensi dengan berat badan normal 2. Berbagai penelitian epidemiologik telah membuktikan adanya hubungan yang kuat antara obesitas dan hipertensi. Data yang diperoleh dari NHANES pada populasi orang Amerika Serikat memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan linier antara kenaikan IMT dengan tekanan darah sistolik dan diastolik serta tekanan nadi. Farmingham study (2007) melaporkan risiko terjadinya hipertensi sebesar 65% pada wanita dan 78% pada laki-laki berhubungan langsung dengan obesitas dan kelebihan berat badan 8. Dari hasil penelitian yang lain juga dikatakan bahwa orang yang obesitas lebih mudah terkena hipertensi. Wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun mempunyai risiko terserang hipertensi 7 kali lipat dibandingkan wanita langsing pada usia yang sama. Selain itu dikatakan bahwa lebih dari 50 % hipertensi, baik pada pria maupun wanita berhubungan dengan kegemukan 3. Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA (NIH,1998),

11

prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT 2400 mg 12.

5) Obesitas Menggunakan perhitungan IMT (Indek Masa Tubuh) dengan : (a) Obesitas jika IMT 25 Kg/m2 (b) Tidak Obesitas jika IMT < 25 Kg/m212

6) Riwayat merokok Menilai riwayat merokok menggunakan kuesioner ditentukan dengan : (a) Merokok (b) Tidak merokok

F.

Analisis Data Dari hasil pengolahan data, maka dapat dianalisa dengan cara univariate dan secara bivariate.

1.

Analisis Univariate Analisis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi status hipertensi, keturunan, umur, obesitas, riwayat merokok. Data ditampilkan dengan menggunakan tabel frekuensi dua kolom, angka yang disajikan dalam tabel frekuensi bersifat absolut dan relatif (prosentase).

24

2.

Analisis Bivariate Analisis ini bertujuan untuk menilai hubungan antara keturunan, umur, obesitas, riwayat merokok dengan status hipertensi pada pasien rawat jalan di Puskesmas Bantuil Kecamatan Cerbon Bulan April 2011. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan tingkat kemaknaan 5 % dan menggunakan program komputer. Untuk menarik kesimpulan digunakan kaidah sebagai berikut : Ho H : : tidak ada hubungan antara variabel bebas dan terikat. ada hubungan antara variabel bebas dan terikat. : Ho ditolak (ada hubungan antara variabel bebas dan terikat). P > 0,05 : Ho diterima (tidak ada hubungan antara variabel bebas dan terikat). Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol maka dapat dihitung derajat hubungan dengan menggunakan OR (Odds Ratio). OR dapat menerangkan perbandingan derajat hubungan antara variabel bebas dan terikat 17.

P < 0,05

25

G.

Definisi Operasional

Definisi operasional dapat dilihat pada matriks dibawah ini : Variabel Status Hipertensi Definisi Operasional Alat Ukur penderita yang Buku didiagnosis oleh register Hasil Hipertensi = 1 Skala Ordinal

dokter yang bertugas rawat jalan Tidak di puskesmas Bantuil Puskesmas dan tercatat dalam Bantuil Hipertensi = 0

buku register rawat puskesmas, bersedia subjek penelitian ini. Keturunan Riwayat dari keturunan Kuesioner yaitu Keturunan hipertensi = 1 Tidak keturunan hipertensi = 0 Umur Rentang waktu antara Kuesioner saat lahir sampai saat responden memberikan keterangan, dihitung Tidak faktor Jika Tahun Asupan Natrium Asupan rata-rata Survey Buruk : 2400 Ordinal mg < ada resiko 45 Ada faktor Ordinal resiko jika 45 Tahun Ordinal jalan serta menjadi dalam

keluarga

kakek, nenek, ayah, ibu, paman dan bibi.

sampai ulang tahun terakhir

natrium sehari yang konsumsi

26

dikonsumsi dinyatakan

yang rumah dalam tangga Baik : < 2400 mg

satuan mg , berasal metode dari makanan dan food frekuensi semi kuantitatif Obesitas Suatu patologis terdapatnya penimbunan lemak keadaan Timbangan dengan injak dan mikrotoise

minuman

Obesitas : IMT Ordinal 25 Kg/m2

Tidak Obesitas : < 25 Kg/m2

yang berlebihan dari yang diperlukan oleh tubuh Riwayat Merokok Riwayat menghisap kebiasaan Kuesioner rokok

Merokok = 1

Ordinal

minimal satu batang per hari

Tidak merokok =0

27

DAFTAR PUSTAKA

1.

Wahdah Nurul. Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes. Multi Press: Yogyakarta,2011,hal. 5 Ramadhan AJ. Mencermati Berbagai Gangguan Pada Darah dan Pembuluh Darah. DIVA Press: Yogyakarta,2010, hal. 102-1-3 Purwati Susi, Salimar, Rahayu Sri. Perencanaan Menu Untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi. Penebar Swadaya : Jakarta,2005,hal.9-13 Depkes RI. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga. Depkes.RI: Jakarta,2009. http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi penyebab-kematian-nomor-tiga.html di akses tgl 27 juli 2011 Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala. Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2010. Marabahan. 2011 Puskesmas Bantuil. Laporan Tahunan Puskesmas Bantuil Tahun 2009. Bantuil 2010. Puskesmas Bantuil. Laporan Tahunan Puskesmas Bantuil Tahun 2010. Bantuil 2011. Anggraini Dian, Waren Annes, Situmorang Edward, Asputra Hendra, Siahaan SS. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008. Dalam http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312017/bab3.p df . Diakses tanggal 26 Mei 2011. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier Saunders, 2005.p 528-529

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10. Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS. 2007.http;//www.CerminDuniaKedokteran.com/index.php?option=co m_content&tas k=view&id=38&Itemid=12). Diakses tanggal 24 Mei 2011

28

11. Agoes Dina, Maria Poppy. Mencegah dan Mengatasi Kegemukan Pada Balita. Puspa Swara : Jakarta, 2003, hal. 13 12. Almatsier Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 2005,hal.231 13. Sediaoetama, A. Djaeni. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Penerbit PT. Dian Rakyat. Jakarta,2008,hal 29 14. Sianturi G. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Last update 27 Februari 2003.www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1046314663,167 13,24k. Diakses pada tanggal 12 Juni 2011 15. Dahlan, M. Sopiyudin. Besar Sampel Dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. PT. ARKANS : Jakarta,2006,hal.46 16. Depkes RI. Kesehatan Masyarakat Pedesaan. Jakarta : Depkes.RI,1996. Inash Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi. WWW.depkes.go.id. Diakses tanggal 16 juni 2011 17. Hastono, SP. Modul Analisa. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia : Jakarta, 2001,hal. 117-119

18. Supariasa IDN, Bachyar B, Ibnu F. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta, 2002,hal. 25 19. Anggraini Scolastica Dwi. Hubungan Asupan Energi, Lemak dan Natrium Dengan Status Hipertensi Pada Wanita Usia 46 60 Tahun Di Pesisir Pantai Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara. Semarang:Poltekkes Kemenkes Semarang Jurusan Gizi,2008. 20. Haryanto Maria Ikelasia.Gambaran Lingkar Pinggang dan IMT Pada Penderita Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Emanuel Purworeja Klampok Banjarnegara:Poltekkes Kemenkes Semarang Jurusan Gizi,2008. 21. Almatsier Sunita. Penuntun Diet Edisi Baru. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta,2004. Hal. 266-268.

29

Lampiran 1 FORMULIR WAWANCARA

A.

DATA IDENTITAS SAMPEL Nomor Sampel Nama Alamat Tanggal Lahir Umur Jenis Kelamin Pendidikan : : : : : : : Tahun Perempuan Tamat SD Tidak Tamat SD Tamat SLTP Tidak Tamat SLTP Tamat SLTA Tidak Tamat SLTA Lulus Perguruan Tinggi Tidak Lulus Perguruan Tinggi Pekerjaan : / Laki-laki

B.

DATA HASIL PENGUKURAN SAMPEL

Berat Badan Tinggi Badan IMT Tekanan Darah

: : : :

Kg

. Cm . Kg/m2 . mmHg

30

Lampiran 2 Kuesioner

I.

KETURUNAN A. Apakah di keluarga anda ada yang menderita hipertensi ? a. Ya b. Tidak

B. Kalau jawaban ya, Siapa ? Hubungan Keluarga Kakek Nenek Ayah Ibu Kakak Adik Paman Bibi Lain-lain :. Ket : beri tanda (v) II. RIWAYAT MEROKOK A. Apakah anda merokok ? a. Ya b. Tidak Hipertensi

Bila jawaban ya (lanjutkan pertanyaan berikutnya) : B. Sejak Tahun berapa anda mulai merokok ? C. Bagaimana frekuensi anda merokok ? a. Setiap hari b. 1-3 kali/minggu

31

D. Berapa batang jumlah rokok yang anda hisap ? a. < 10 batang b. 10-20 batang c. >20 batang

E. Apa jenis rokok yang anda hisap ? a. Filter b. non filter

F. Sejak umur berapa anda mulai merokok ? a. 6-15 thn b. 16-18 thn c. 19-35 thn