31
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal inimembuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa,khususnya pada anak dan orang tua. Diare dapat disebabkan oleh bakteri, salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi diantaranya Shigella dysentriae. Bakteri lain yang menjadi penyebab diare meliputi, Escherichia coli, Salmonella, dan Campylobacter. Dehidrasi akibat diare merupakan salah satu penyebab kematian. Penyakit yang disebabkan oleh S. Dysentriae adalah disentri basiler,yaitu suatu infeksi peradangan akut saluran pencernaan, dengan kondisi kronis meliputi diare, buang air besar berair yang disertai darah, lendir, dan nanah. Melihat kondisi diatas maka perlu adanya suatu pengobatan yang aman untuk menghambat atau membunuh bakteri penyebab penyakit tersebut.

Proposal Edys

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Edys

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

 Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala buang air  besar

dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan

biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami

diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh.

Hal inimembuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat

membahayakan jiwa,khususnya pada anak dan orang tua.

Diare dapat disebabkan oleh bakteri, salah satu bakteri yang dapat

menyebabkan infeksi diantaranya Shigella dysentriae. Bakteri lain yang

menjadi penyebab diare meliputi, Escherichia coli, Salmonella, dan

Campylobacter. Dehidrasi akibat diare merupakan salah satu penyebab

kematian.

Penyakit yang disebabkan oleh S. Dysentriae adalah disentri basiler,yaitu

suatu infeksi peradangan akut saluran pencernaan, dengan kondisi kronis

meliputi diare, buang air besar berair yang disertai darah, lendir, dan nanah.

Melihat kondisi diatas maka perlu adanya suatu pengobatan yang aman untuk

menghambat atau membunuh bakteri penyebab penyakit tersebut.

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, sumber daya alam

dan pengetahuan tradisional, pengetahuan tradisional di era globalisasi saat

ini juga mempunyai peran cukup tinggi apabila dikelola dengan tepat, khususnya yang

terkait dengan bidang pertanian dan kesehatan. Dengan adanya perkembangan

dibidang bioteknologi, dapat dilakukan penelitian yang bisa dimanfaatkan

masyarakat tradisional serta bidang kesehatan dengan pemanfaatan tanaman

obat tradisional.

Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah tanaman

manggis (Garcinia mangostana L.). Sudah sejak lama tanaman ini dipercaya

dapat menyembuhkan infeksi yang disebabkan oleh beberapa spesies bakteri.

Misalnya untuk mengobati sariawan, obat luar, wasir, gangguan pencernaan

(misalnya mencret), dan borok. Salah satu bagian tanaman manggis yang

Page 2: Proposal Edys

digunakan untuk pengobatan adalah bagian kulitnya. Kulit buah manggis

mengandung senyawa xanton yang hanya dihasilkan oleh genus Garcinia

yang sangat bermanfaat untuk kesehatan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana L ) Terhadap Zona Hambat Bakteri Shigella

dysenteriae”.

I.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat didefinisikan rumusan

masalahnya adalah:

1. Kandungan kimia apakah yang terdapat pada ekstrak kulit buah manggis

sehingga dapat dikatakan sebagai zona hambat bakteri Shigella

dysenteriae?

2. Berapa konsentrasi minimun Ekstrak Kulit Buah Manggis yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dyseenteriae.

I.3 Tujuan penelitian.

1. Tujuan umum

Melihat salah satu kandungan kimia yang terdapat pada kulit buah

manggis sehingga dapat dikatakan sebagai zona hambat bakteri Shigella

dysenteriae dengan cara diekstraksi dan melihat khasiat kulit buah

manggis.

2. Tujuan khusus

Mengetahui kandungan kimia kulit buah manggis dengan menggunakan

metode ekstraksi maserasi (perendaman) selama 24 jam.

I.4 Manfaat penelitian

1. Dapat menambah wawasan mengenai Ekstrak Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana terhadap Zona hambat bakteri Shigellady

senteriae.

2. Dapat mengetahui Zona Hambat (Garcinia mangostana L)

terhadap bakteri Shigella dysenteriae yang dapat digunakan sebagai obat

dysentri.

Page 3: Proposal Edys

BAB II

TINJAUAN TEORI

II.1 Definisi Buah Manggis (Garcinia mangostana L )

Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau

abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara.

Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter. Buahnya juga disebut

manggis, berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula

varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam perdagangan

dikenal sebagai "ratu buah", sebagai pasangan durian, si "raja buah". Buah

ini mengandung mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.

Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki

kadar antioksidan tertinggi di dunia(Dalimartha, 1999).

a. Klasifikasi (www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Theales

Famili :  Clusiaceae

Genus :  Garcinia

Spesies :  Garcinia mangostana L.

Nama Umum : Manggis

DESKRIPSI

Habitus Pohon, tinggi ± 15 m.

Batang Berkayu, bulat, tegak, percabangan

simpodial, hijau kotor.

Daun Tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal

tumpul, tepi rata, pertulangan

Page 4: Proposal Edys

menyirip, panjang 20-25 cm, lebar 6-9 cm,

tebal, tangkai silindris, hijau.

Bunga Tunggal, berkelamin dua, di ketiak

daun, tangkai silindris, panjang 1-2 cm,

benang sari kuning, putik satu putih, kuning.

Biji Bulat, diameter + 2 cm, dalam satu buah

terdapat 5-7 biji, kuning.

Buah Buni, bulat, diameter 6-8 cm, coklat

keunguan.

Akar Perakaran tunggang, putih kecoklatan.

Kandungan

Kimia

Tanaman manggis mengandung tannin, sakarosa, dekstrosa dan bijinya dilaporkan mengandung vitamin C. Ditemukan pula senyawa xanthone dengan senyawa utama mangostin dan alfa mangostin. Lebih dari 60 senyawa xanthone lain yang telah diisolasi dari beberapa bagian tanaman manggis. Ekstrak kulit buah yang larut dalam petroleum eter ditemukan 2 senyawa alkaloid. Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu mangostin dan beta mangostin yang berhasil di isolasi. Mangostin merupakan komponen utama sedangkan beta mangostin merupakan konstituen minor. Ditemukan metabolit baru yaitu butenil (xanthon) yang diberi nama al mangostana.

b. Penyebaran

Page 5: Proposal Edys

Asal-usul manggis diduga berasal dari Asia Tenggara, mungkin dari

Indonesia (Pulau Kalimantan). Hanya dalam 2 abad terakhir tanaman

manggis tersebar kenegara-negara tropis lainnya, seperti Srilangka,

India bagian selatan, Amerika Tengah, Brazil dan Queesland

(Asustralia).

c. Khasiat Buah Manggis

Dalam bidang kesehatan kulit buah digunakan untuk mengobati

sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit. Buah yang mengandung resin

digunakan untuk mengobati disentri dan diare. Kulit batang digunakan

untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang

tidak teratur. Menurut hasil penelitian kulit buah manggis memiliki

aktivitas antibakteri, antioksidan dan antimetastasis pada kanker

usus(Tambunan, 1998).

Ekstrak kulit manggis mempunyai aktivitas melawan sel kanker

meliputi kanker payudara, hati, dan leukemia. Selain itu, juga

digunakan untuk antihistamin, antiinflamasi, menekan sistem saraf

pusat, dan tekanan darah, serta anti peradangan. Sedangkan getah

kuning dimanfaatkan sebagai bahan baku cat dan insektisida. Efek

biologi dan farmakologi, rebusan kulit buah manggis mempunyai efek

antidiare. Buah manggis muda memiliki efek speriniostatik dan

spermisida (Sudarsono dkk., 2002).

Kandungan zat aktif dalam kulit buah manggis yang berperan

sebagai anti mikroba seperti Flavonoid berperan melindungi sel pada

suatu organ. Kelompok polifenol memiliki peran sebagai antioksidan

yang baik untuk kesehatan. Tanin berperan sebagai penghambat kerja

enzim yang terdapat dalam mikroba, selain itu tanin juga menghambat

keluar masuknya zat pada membran mikroorganisme(Cowan, 1999).

d. Manfaat

Page 6: Proposal Edys

Manggis merupakan tanaman yang seluruh bagian tanamannya dapat

dimanfaatkan, mulai dari daging buah, kulit buah, daun, batang dan

akar.

Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah

kaleng, ataupun dibuat sari buah. Manggis juga dapat dijadikan sebagai

obat anti kanker. Kulit buah manggis dapat pula dijadikan pewarna

alami. (Dalimartha, 2005).

e. Senyawa-senyawa dalam buah manggis antara lain :

1. Xanthone

Antioksidan yang unik dengan kadar tinggi pada kulit buah

manggis adalah senyawa xanthone. Senyawa yang paling banyak

pada kulit buah manggis adalah alfa-mangostin. Berbagai

penelitian menunjukkan, senyawa xanthon memiliki sifat sebagai

antidiabetes, antikanker, anti peradangan, hepatoprotektif,

meningkatkan kekebalan tubuh, aromatase inhibitor, antibakteri,

antifungi, antiplasmodial dan aktivitas sitotoksik. Memiliki

kemampuan dalam menekan penbentukan senyawa karsinogen

pada kolon. Penelitian lain menunjukkan bahwa gamma

mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat

anti inflamasi lain yang dijual dipasaran. Xanthon jenis ini dapat

menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan peradangan.

2. Antosianin

Antosianin adalah kelompok pigmen yang berwarna merah sampai

biru yang terdapat pada tanaman. Pigmen ini banyak ditemukan

pada buah-buahan, sayuran dan bunga seperti anggur, stoberi,

rasberi, ceri, apel, bunga mawar dan bunga sepatu. Pigmen

antosianin tergolong ke dalam turunan benzopiran. Senyawa

antosianin memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan berperan

cukup penting dalam mencegah penyakit neuronal, kardiovaskuler,

kanker dan diabetes.

3. Tanin

Page 7: Proposal Edys

Tannin mempunyai rasa sepat dan dapat digunakan dalam

menyamak kulit. Beberapa senyawa tannin mempunyai aktivitas

antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor, dan menghambat

enzim seperti reverse transcriptase dan DNA topoisomerase,

antidiare, hemostatik dan antihemoroid. Selain menyebabkan rasa

pahit dan sepat, tannin mampu membentuk kompleks kuat dengan

protein sehingga menghambat proses absorpsi protein dalam

pencernaan, atau bersifat antinutrisi.

II.2 Tinjauan Tentang Disentri

Disentri merupakan penyakit yang umum di derita masyarakat di

indonesia. Berasal dari bahasa Yunani yaitu dys yang berarti gangguan dan

enteron yang berarti usus. Jadi disentri berati gangguan berupa

radang pada usus yang menyebabkan tinja feces bercampur lendir dan

darah. Secara endemik, disentri sering terjadi di negara tropis,

termasuk indonesia. Disentri menyerang anak-anak yang kurang baik

imunisasinya. Disentri disebabkan oleh organisme golongan Shigella

dysenteriae, yang terdiri dari tiga golongan strain yaitu Shigella shigae,

yang menyerang daerah tropis, Shigella ambigua dan Shigella flexneri atau

paradisentri yang sering menyerang bagian lintang khatulistiwa

(Widjaja,2002).

Gejala ini kadang-kadang disertai pembesaran kelenjar limfa,gejala

klinisnya sebagai berikut (anonim. 2010):

1. Masa inkubasi delapan hari.

2. Tubuh penderita lemah, panas yang tinggi.

3. Diare dengan adanya lendir dan darah.

4. Pingsan.

Organisme disebarkan dari satu orang ke orang lainya

melaluimakanan dan air yang sudah dikotori atau melalui vektor berupa

lalat.Bakteri penyebab disentri ini hidup dalam usus besar manusia yang

menyebabkan luka pada dinding usus. Infeksi oleh bakteri dikenal dengan

Page 8: Proposal Edys

disentri basiler. Sedangkan infeksi disebabkan oleh amuba dikenal sebagai

disentri amoeba (anonim. 2010).

II.2.1 Tinjauan umum tentang bakteri Shigella dysenteriae1. Taksonomi bakteri Shigella dysenteriae

Menurut Ryan (2004), klasifikasi Shigella dysenteriae adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Bakteria

Filum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Ordo : EnterobacterialesEnterobacteriaceae

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Shigella

Spesis : Shigella dysenteriae

Shigella merupakan bakteri patogen yang dapat

menyebabkan gejala penyakit Shigellosis atau sering disebut disentri

basiler. Sifat shigella sebagai suatu bakteri dari familia

Enterobacteriaceae, bersifat gram negatip bentuk batang. Bakteri

ini menyerupai Escherichia hanya mempunyai perbedaan utama

karena Shigella bersifat non motil. Berdasarkam sifat biokimiawi

dan antigeniknya. Genus Shigella dibedakan menjadi 4 subgrup

atau species yaitu subgrup A Shigelladysenteriae, subgrup B S.

flexneri, subgrup C S. boydii) dan subgrup D S. sonnei) (Supardi.1998).

Berdasarkan antigen spesifik yang dimilki, S. Dysenteriae

dapat dibedakan menjadi 10 serotipe, diantranya S. Shigae (tipe 1),

S. Achmizii (tipe 2). Sindroma yang ditimbulkan berupa disentri

berat,disertai suhu badan yang tinggi. S. flexneri terdiri dari enam

serotipe yaitu S. new castle bersifat memfermentasi karbohidrat

Page 9: Proposal Edys

dengan membentuk asam dan gas (berbeda dengan Shigella lain

yang hanya membentuk asam saja). Serotipe ini merupakan satu-

satunya serotipe berfimbrin. Sindrom yang ditimbulkan lebih

ringan daripada golongan A, tapi lebih berat dari golongan B. S. Sonnei

hanya memiliki satuserotipe, dan sindrome yang ditimbulkan lebih

ringan daripadagolongan lainnya. Disamping itu, lebih tahan

terhadap pemanasan 55°C, 1 jam, sedangkan bakteri yang lainya mati

(Supardi, 1998).

Berikut ini adalah karakteristik dari S. dysentriae :

a. Patogenesis

Infeksi per oral, bakteri masuk dalam makanan dan minuman

melewati lambung masuk ke usus halus dan kemudian kekolon.

Dalam usus besar bakteri ditangkap sel epitel.

Kemudian bakteri akan berkembang biak dan akan

menyebabkan sel-sel epitelrusak dan hancur. Sehingga kuman

dapat menyebar ke sel-sel yang berbatasan dengan epitel tadi

dan ke lamina propria, bermultiplikasi terus. Akibat kerusakan

sel tadi, timbul ulsera-ulsera dan makro abses mukosa kolon

bagian terminal ileum, terjadi nekrosis, pendarahan dan

pembentukan pseudomembran diatas ucler. Akibat serangan

kuman pada sel yang berdekatan dan lamina propria

menimbulkan reaksi inflamasi dan trombosiskapiler.(Gibson,

1996).

b. Mikroskopi

Organisme tidak bergerak dan merupakan satu-

satunyacoliform yang tidak bergerak (Gibson, 1996).

c. Biakan

Organisme tidak memfermentasi laktosa, kecuali S. Sonnei yang

memfermentasi secara lambat (Gibson,1996).

Page 10: Proposal Edys

d. Gejala disentri basiler

S.dysenteriae terdiri atas beberapa serotipe yang berbeda. Tipe

1 pertama kali ditemukan oleh Shiga pada tahun 1898

sebagai penyebab penyakit disentri epidemik di Jepang. Oleh

karena itu, tipe 1 S.dysenteriae dikenal juga Bacillus shiga.

Berbeda dengan organisme penyebab disentri lainya terutama

yang menyerang saluran pencernaan. Bacillus shiga

memproduksi eksoktoksin spesifik yang bersifat termolabil dan

disebut toksin shiga. Toksinini terdiri dari protein dan dapat

menyebabkan paralisis pada berbagai hewan percobaan.

Shigellosis sangat bervariasi dari yang ringan, parah

sampai fatal. Waktu inkubasi sampai timbulnya gejala

bervariasi dari 1-7 hari, tetapi biasanya kurang dari 4 hari.

Pada dosis yang tinggi, gejala dapat timbul lebih cepat yaitu

berkisar 12-24 jam.

2. Morfologi Bakteri Shigella dysenteriae

a. Kekhasan organisme

Shigella merupakan batang gram negatip yang tipis, berbentuk

cocobacili terjadi pada perbenihan muda.

b. Kultur

Shigella merpakan fakultatip aerob, tetapi tumbuh baik secara

aerob. Koloni Shigella cembung, bundar, transparan dengan

diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam.

c. Karakteristik kultur

Semua Shigella memfermentasi glukosa. Dengan pengecualian

Shigella sonnei yang tidak memfermentasi laktosa.

Ketidakmampuan untuk memfermentasi laktosa diperlihatkan

Shigallea dalam media diferensial. Shigella membentuk asam

dari karbohidrat tetapi jarang memproduksi gas.

Page 11: Proposal Edys

d. Struktur antigenik

Shigella mempunyai bentuk antigenik yang kompleks. Ada tumpang

tindih dari sifat serologik dari spesies yang berbeda, dan

kebanyakan dari mereka mempunyai antigen O yang sama

dengan basil enterik lainnya.

e. Toksin

Pada autolisis, semua Shigella menularkan liposakarida.

Endotoksin ini mungkin berpengaruh pada iritasi dinding usus.

Shigella sysenteria memproduksi eksotoksin yang tidak

tahan panas yang mempengaruhi usus dan susunan saraf pusat.

Eksotoksin merupakan salah satu protein antigenik dan

mematikan. Pada manusia eksotoksin juga menghambat

penyerapan gula dan asam amino pada usus.

f. Epidemologi, Pencegahan dan Kontrol

Shigella disebarkan oleh makanan, jari, tinja, dan lalat

dariorang ke orang. Banyak kasus infeksi Shigella terjadi pada

anak dibawah 10 tahun. Ketika manusia host pathogenik

Shigella, kontrol harus diarahkan pada pengurangn oraganisme

pada tendonair dengan cara : 1) Kontrol sanitasi air, makanan

dan susu, pembuatan sampah, kontrol terhadap lalat. 2)

Pengisolasian pasiendan disinfektan. 3). Pendekatan kasus

subklinis dan penyebab. 4) pengobatan antibiotik pada individu

yang terinfeksi.

Kandungan zat aktif dalam kulit buah manggis yang

berperan sebagai antimikroba seperti flavonoid berperan

sebagai melindungi sel pada suatu organ, kelompok polifenol

memiliki peran sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan

(anonimouse. 2009), Tanin berperan sebagai penghambat kerja

enzim yang terdapat dalam mikroba, selain itu tanin juga

menghambat keluar masuknya zat pada membran

mikroorganisme (Cowan,1999).

Page 12: Proposal Edys

II.3 Ekstraksi Maserasi

II.3.1 Pengertian Ekstraksi Maserasi

Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari

bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut.

Zat-zat aktif terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan

berbeda demikian pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode

ekstraksi dengan pelarut tertentu dalam mengekstraksinya (Dirjen POM,

1986).

Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen

kimia yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada

prinsip perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, dimana

perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian berdifusi

masuk ke dalam pelarut. (Dirjen POM, 1986).

Macam-macam metode ekstraksi secara umum yaitu seperi metode

ekstraksi meserasi, soxhletasi, dan perkolasi. Pada penelitian ini, metode

ekstraksi yang digunakan adalah metode “Ekstraksi Maserasi”.

Ekstraksi Maserasi merupakan proses ekstraksi menggunakan

pelarut diam atau dengan beberapa kali pengocokan pada suhu ruangan.

Pada dasarnya metoda ini dengan cara merendam sampel dengan sekali-

sekali dilakukan pengocokan. Umumnya perendaman dilakukan 24 jam

dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru (Dirjen POM, 1986).

a. Kelebihan cara maserasi :

Alat dan cara yang digunakan sederhana.

Dapat digunakan untuk zat yang tahan dan tidak tahan

pemanasan.

b. Kelemahan cara maserasi :

Banyak pelarut yang terpakai.

Waktu yang dibutuhkan cukup lama.

Page 13: Proposal Edys

II.3.2 Teknik ekstraksi

Tanaman yang akan digunakan dalam Ekstraksi umumnya telah

dilakukan "TREATMENT" atau perlakuan khusus (simplisia).

Simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan-

bahan obat alam yang berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami

perubahan bentuk (Gunawan, 2004).

Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa

bahan yang telah dikeringkan (FI III, Dirjen POM 1979).

Proses "TREATMENT" antara lain :

Panen tanaman sesuai standar tertentu

Pemilihan bagian tanaman tertentu

Pencucian

Sortasi

Pengeringan

Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan 10 bagian simplisia

dengan derajat yang cocok ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan

penyari 75 bagian, ditutup dan dibiarkan selama 24 jam, terlindung dari

cahaya sambil diaduk sekali-kali setiap hari lalu diperas dan ampasnya

dimaserasi kembali dengan cairan penyari. Penyarian diakhiri setelah

pelarut tidak berwarna lagi, lalu dipindahkan ke dalam bejana tertutup,

dibiarkan pada tempat yang tidak bercahaya, setelah dua hari, lalu

endapan dipisahkan (Drijen POM, 1986).

Penyarian zat-zat berkhasiat dari simplisia, baik simplisia dengan zat

khasiat yang tidak tahan pemanasan. Sampel biasanya direndam selama 3-

5 hari, sambil diaduk sesekali untuk mempercepat proses pelarutan

komponen kimia yang terdapat dalam sampel. Maserasi dilakukan dalam

botol yang berwarna gelap dan ditempatkan pada tempat yang terlindung

cahaya. Ekstraksi dilakukan berulang-ulang kali sehingga sampel

terekstraksi secara sempurna yang ditandai dengan pelarut pada sampel

Page 14: Proposal Edys

berwarna bening. Sampel yang direndam dengan pelarut tadi disaring

dengan kertas saring untuk mendapat maseratnya. Maseratnya dibebaskan

dari pelarut dengan menguapkan secara in vacuo dengan rotary evaporator

(Dirjen POM, 1986).

Page 15: Proposal Edys

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Populasi dan Sampel

III.1.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek sebagai sumber data yang

memiliki ciri-ciri/ karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (). Pada

penelitian ini mengambil populasi buah manggis yang dijual ditoko buah-

buahan yang masih segar tepatnya Hypermart dan Toko buah di jln.

kalimantan. Dimana pengambilan populasi ini berada di Gorontalo Mall

dan jln.kalimantan.

III.1.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan cara

mengambil secara acak buah manggis sebanyak 2 kg buah manggis yang

sudah matang berada di toko buah dan hypermart.

III.2 Besar Sampel

Penentuan besar sampel kulit buah manggis ini hanya sesuai dengan

kebutuhan peneliti yaitu sebanyak 2 kg.

III.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampling kulit buah manggis ini menggunakan

teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel berdasarkan pada ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya (notoadmodjo, 2010).

Peneliti mengambil teknik ini karena peneliti telah mengetahui

terlebih dahulu karakteristik atau ciri dari populasi yang akan diambil dan

sebelumnya telah menentukan tempat pengambilan sampel.

Dalam hal ini peneliti mengambil sampel buah manggis yang sudah

matang di toko buah yang sudah disurvey sebelumnya karena buah

manggis sukar di temukan di daerah Gorontalo maka dari itu peneliti

mengambil sampel yang di jual di toko buah tersebut.

Page 16: Proposal Edys

III.4 Waktu dan tempat penelitian

Waktu penelitian yaitu pada tanggal 23 oktober 2012 sampai 23

november. Adapun tempat Penelitian untuk mengisolasi kulit buah

manggis yaitu di laboratorium farmakognosi Fakultas Ilmu-ilmu

Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.

III.5 Definisi Operasional Variabel

III.5.1 Jenis Variabel Penelitian

Hipotesis: “Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana

L ) Terhadap Zona Hambat Bakteri Shigella dysenteriae”.

Variabel utama

a. Variabel bebas : Ekstrak kulit buah manggis

b. Variabel terikat : Zona hambat Bakteri Shigella dysenteriae

III.5.2 Definisi Operasional Variabel

a. Variabel bebas: Ekstraksi kulit buah manggis

Dalam buku Metode Fitokimia ekstraksi adalah Ekstraksi adalah

penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian tanaman

obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif

terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda demikian

pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dengan

pelarut tertentu dalam mengekstraksinya.

Berdasarkan pengertian diatas ekstraksi yang dilakukan oleh

peneliti adalah ekstraksi kulit buah manggis pada buah manggis

dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi. Adapun pelarut yang

peneliti gunakan adalah pelarut Etanol dan air yang sifatnya polar.

b. Variabel terikat: Bakteri Shigella dysenteriae

Menurut supardi dalam bukunya Shigella merupakan bakteri

patogen yang dapat menyebabkan gejala penyakit Shigellosis atau sering

disebut disentri basiler. Sifat shigella sebagai suatu bakteri dari familia

Enterobacteriaceae, bersifat gram negatip bentuk batang. Bakteri ini

menyerupai Escherichia hanya mempunyai perbedaan utama karena

Shigella bersifat non motil. Berdasarkam sifat biokimiawi dan

Page 17: Proposal Edys

antigeniknya. Genus Shigella dibedakan menjadi 4 subgrup atau

species yaitu subgrup A Shigelladysenteriae, subgrup B S. flexneri,

subgrup C S. boydii) dan subgrup D S. sonnei)

Berdasarkan pengertian diatas bakteri Shigella dysenteriae yang

digunakan pada penelitian ini adalah bakteri yang sudah diisolasi

sebelumnya oleh peneliti.

III.6 Teknik Analisis data

Teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah

teknik analisis kualitatif, dimana analisis kualitatif ini melihat efek dari

ekstraksi dari kulit buah manggis pada bakteri Shigella dysenteriae yang

dihasilkan dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi.

Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan dan sterilisasi seluruh

alat dan bahan.

2. Tahap pelaksanaan

a. Membuat peremajaan bakteri

1. Isolat bakteri di suspensi ke dalam larutan NaCl fisiologis

padatabung reaksi.

2. Isolat bakteri dari NaCl digoreskan dengan jarum ose di

atasMuller Hinton agar yang telah padat.

3. Bakteri di inkubasi selama 18 jam dalam suhu 37°C

(Gibson,1996).

b. Membuat ekstrak kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L)

Ekstraksi adalah metode umum yang digunakan untuk mengambil

produk dari bahan alami, seperti jaringan tumbuhan, jaringan

hewan dan mikroorganisme. Ekstraksi dianggap sebagai langkah

awal dalam rangkaian kegiatan pengujian aktivitas biologi suatu

tumbuhan pada organisme uji (Dadang dkk, 1999).

Adapun tahapan dalam proses ekstraksi adalah sebagai berikut :

Page 18: Proposal Edys

1. Kulit buah manggis dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskanterlebih

dahulu.

2. Kulit buah manggis di iris-iris pipih, kemudian di timbang dengan

konsentrasi perbandingan tertentu.

3. Irisan Kulit buah manggis di blender sampai halus bersama

etanol sebagai pelarut.

4. Hasil blender di endapkan selama 24 jam, lakukan

penyaringan setelah proses pengendapan.

5. Cairan Ekstrak kulit buah manggis di sterilisasi, bahan

ekstrak siap digunakan untuk penelitian.

c. Membuat suspensi bakteri

Koloni bakteri hasil peremajaan disuspensikan kembali kedalam

media cair yaitu NaCl fisiologis pada tabung reaksi dan

dibandingkan tingkat kekeruhanya dengan standar Mac

farland0,5%.

d. Membuat media agar

1. Muller hinton agar, dicampurkan dengan aquadesh

pada perbandingan 45 gram muller hinton agar, 1000 ml aquadesh

kemudian dipanaskan sampai mendidih. 

2. Agar dituangkan kedalam tabung reaksi untuk disterilisasi

pada autoklaf.

3. Hasil sterilisasi agar, dituangkan ke dalam cawan petri

dengan tebal 4 mm.

4.  Suhu untuk agar kira-kira 45-50°C, 1 ml bakteri cair

diteteskan dan dihomogenkan ke dalam media agar.

Kemudian dibiarkan sampai dingin dan media menjadi padat

(Zawetz dkk, 2001).

e. Memasukkan bahan uji dengan teknik sumur

1. Dibuat 4 buah sumur pada media agar yang telah padat dalam

cawan petri dengan alat pelubang berdiameter 7 mm.

Page 19: Proposal Edys

2. Ekstrak kulit buah manggis dimasukan 0,2 ml pada masing-

masing sumur.

f. Masukkan bahan kedalam inkubator

1. Bahan uji inkubasi pada suhu 37°C selama 18 jam di dalam

inkubator.

2. Zona hambat di amati dengan cara mengukur

daerah bening(diameter zona hambat) disekitar lubang seumur

dengan menggunakan kapiler atau jangka sorong dalam

satuan milimeter dan data hasil pengukuran dimasukan

kedalam tabel pengamatan. 

a. Analisis data

Data yang diperoleh berupa jumlah bakteri Shigella dysenteriae pada

objek pada saat pengamatan berlangsung. Data yang diperoleh dari

hasil pengamatan akan dianalisis dengan menggunakan Uji ANOVA

berganda dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan (UJD) dengan

taraf signifikasi sebesar 5%.

Page 20: Proposal Edys

Anggaran dana yang akan dikeluarkan

Air/Aquadesh 5 liter @5.000,00 RP. 5.000,00 x 5 RP. 25.000,00

ATM(Alat Tulis Menulis) :

- Pulpen @1.500,00 RP. 1.500,00 x 2 RP. 3.000,00

- Pensil @1.000,00 RP. 1.000 x 2 RP. 2.000,00

- Buku @3.500,00 RP. 3.500,00

Buah manggis 2 kg @50.000,00 RP.50.000,00 x 2 RP. 100.000,00

Buku cetak/materi 1 @125.000,00 RP. 125.000,00

Buku cetak/materi 2 @150.000,00 RP. 150.000,00

Pelarut organik @20.000,00 RP. 20.000,00 x 5 RP. 100.000,00

Biaya tak terduga RP. 241.500,00 +

RP. 750.000,00