22
PROPOSAL KEGIATAN MAGANG MAHASISWA Disusun Oleh: MUHAMAD AGUNG AL HUDA H0712127 UJI PATOGENISITAS PENYAKIT DIPLODIA (BOTRYODIPLODIA THEOBROMAE) PADA BEBERAPA VARIETAS JERUK

Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal magang

Citation preview

Page 1: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

PROPOSAL KEGIATAN MAGANG MAHASISWA

Disusun Oleh:

MUHAMAD AGUNG AL HUDA

H0712127

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

UJI PATOGENISITAS PENYAKIT DIPLODIA

(BOTRYODIPLODIA THEOBROMAE) PADA

BEBERAPA VARIETAS JERUK

Page 2: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

PROPOSAL KEGIATAN MAGANG MAHASISWA

JUDUL :UJI PATOGENISITAS PENYAKIT DIPLODIA (BOTRYODIPLODIA

THEOBROMAE) PADA BEBERAPA VARIETAS JERUK

MAHASISWA :

Muhamad Agung Al Huda H0712127

PEMBIMBING

Nama : Ir. Sri Widadi M.P

NIP : 195208231976112001

Jurusan : Agroteknologi

INSTITUSI MITRA

1. Nama Institusi Mitra : Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

2. Alamat : Jalan Raya Tlekung No.1 Junrejo, Kota Batu. Jawa

Timur 65301. Indonesia.

3. Jangka Waktu : 03 Agustus – 04 September 2015

Surakarta, Juli 2015

Mengetahui

Ketua Gugus KMM-FP UNS

Dr. Ir. Joko Sutrisno , M P

NIP. 196708241992031003

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Ir. Sri Widadi M.P

NIP. 195208231976112001

Mengesahkan:

Wakil Dekan Bidang Akademik

Prof . Dr. Samanhudi, SP, Msi

NIP. 196806101995031003

Page 3: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jeruk merupakan jenis buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat

Indonesia karena memiliki berbagai manfaat yang terkandung di dalamnya. Jeruk

dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahan dengan kadar protein

0,5 g, lemak 0,1 g, vitamin C 500- 1.000 g dan karbohidrat 7,20 g. Indonesia

telah menjadikan jeruk menjadi produk industri seperti: minyak dari kulit dan

biji jeruk, alkohol, gula tetes dan pektin dari buah jeruk. Minyak dari kulit jeruk

dipakai untuk minyak wangi, sabun dan campuran kue. Jeruk dimanfaatkan

sebagai obat tradisional, seperti penurun panas, pereda nyeri dan untuk radang

mata (Buton 2010). Jeruk adalah salah satu buah yang paling bergizi, karena

mengandung vitamin C dan fitonutrient seperti lycopene, crytoxanthin, dan

flavonoids yang bermanfaat untuk kesehatan manusia sebagai antioksidan, anti-

angiogenesis, anti kanker, serta mengontrol pertumbuhan sel dan memperbaiki

komunikasi antar sel.

Permintaan buah jeruk yang kaya mineral dan vitamin ini terus meningkat

berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya

pendapatan, dan kesadaran kebutuhan gizi masyarakat. Menurut Hutabarat dan

Setyanto (2008), konsumsi jeruk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke

tahun. Konsumsi buah jeruk pada tahun 1995-2004 mengalami peningkatan

sebesar 12,15% per tahun. Total konsumsi jeruk Indonesia pada tahun 2004

mencapai 2161,90 ribu ton sedangkan produksi jeruk dalam negeri hanya

2071,08 ribu ton (Deptan 2009). Pemenuhan kebutuhan jeruk yang kurang

tersebut dilakukan dengan mengimpor jeruk dari luar negeri sehingga membuat

jeruk lokal kurang berkembang. Hal ini merupakan tantangan dan peluang baik

bagi petani,pengusaha jeruk, dan pemerintah dalam usaha meningkatkan

produksi tanaman jeruk lokal.

Page 4: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

Hama dan pathogen penyebab penyakit yang menyerang tanaman juga

merupakan salah satu permasalahan dalam produksi jeruk. Banyak petani jeruk

yang mengalami kerugian akibat serangan hama dan pathogen penyakit

contohnya diplodia. Penyakit diplodia atau blendok merupaka penyakit utama

yang menyebabkan kematian pada batang dan cabang tanaman jeruk di Indonesia

(Triwiratno 2014). Penyakit Diplodia disebabkan adanya Cendawan

Botryodiplodia theobromae Pat. Cendawan ini dapat membentuk piknidium yang

tersebar, mula-mula tertutup kemudian pecah dan berwarna hitam. Konidium

berbentuk jorong dan mempunyai 1 sekat berwarna gelap, penyebaran di

lapangan terutama oleh air.

Patogen adalah organism atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit

pada organism lain. Kemampuan pathogen untuk menyebabkan penyakit disebut

dengan patogenisitas. Kegiatan magang mahasiswa kali ini akan dilakukan uji

patogenisitas isolat pathogen penyakit diplodia yang diujikan pada beberapa

varietas jeruk lain. Manfaat dilakukannya uji patogenisitas tersebut adalah untuk

mengetahui patogenisitas tiap penyakit terhadap beberapa varietas jeruk yang

diujikan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan

pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

b. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori

dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa

untuk terjun ke masyarakat.

c. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja mahasiswa yang

kompeten dan secara langsung dapat memecahkan permasalahan yang ada

dalam kegiatan di bidang pertanian

Page 5: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

d. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antar perguruan tinggi, dan

institusi yang bersangkutan dalam hal ini Balai Penelitian Jeruk dan Buah

Subtropik.

2. Tujuan Khusus

a. Mempelajari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh (BALITJESTRO)

khususnya di bidang pengendalian penyakit tanaman jeruk.

b. Bagi mahasiswa, kegiatan magang ini bermanfaat untuk meningkatkan

pemahaman antara teori dan aplikasi lapangan mengenai pengendalian

penyakit diplodia pada jeruk.

c. Sebagai strategi peningkatan kompetensi lulusan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

C. Manfaat Magang

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan magang di Balai Penelitian Tanaman

Jeruk dan Buah Subtropika yaitu:

1. Memperoleh akses terhadap fasilitas peralatan, prosedur teknik maupun

lainnya yang mungkin tidak diperoleh di Perguruan Tinggi.

2. Mengembangkan kepribadian, rasa percaya diri, dan kedewasaan mahasiswa,

serta dapat melatih manajemen emosi maupun jiwa kepemimpinn dalam kerja

tim, terkait profesionalisme, kedisiplinan, dan keakraban dengan pegawai

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.

3. Memperoleh kesempatan pemenuhan kebutuhan akan permintaan benih jeruk

bebas penyakit di Indonesia.

Page 6: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Jeruk (Cytrus sp.)

Tanaman jeruk termasuk dalam susunan taksonomi sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rutales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Species : Citrus sp. (Khairia 2009).

Tanaman jeruk berupa pohon dengan tinggi antara 2-3 m. Batangnya

mempunyai duri yang kuat. Cabang muda umumnya pipih bersudut, warnanya

hijau tua agak mengilat dan bila batang sudah tua akan terdapat retak-retak halus

yang pada sudut ketiak akan terdapat duri yang umumnya berwarna hijau tua

(Pracaya 2003). Tanaman jeruk ditanam di daerah antara 400˚LU- 400˚LS. Banyak

terdapat pada daerah 20-400˚LU dan 20-400˚LS. Di daerah tropis, dapat ditanam

di dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl. Di daerah katulistiwa dapat di

tanam sampai ketinggian 2000 m dpl. Sinar matahari sangat diperlukan untuk

pertumbuhan jeruk oleh karena itu jeruk manis yang ditanam di tempat terlindung

pertumbuhannya kurang baik dan mudah terserang penyakit (Purnomosidhi et al.

2007). Tanaman jeruk tumbuh baik pada tanah gembur dan tanah mengandung

banyak udara. Jenis tanah yang baik adalah andosol dan latosol dengan pH 5,5-

6,5. Tanaman tumbuh baik pada suhu 25˚C-30˚C dan kelembaban optimal 70-80%

dan memerlukan 5-7, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan) (Bangun 2005).

Keragaman jeruk cukup tinggi, tetapi yang dianggap sebagai jeruk asli

hanya 3 kelompok yaitu mandarin, jeruk besar dan sitron, sedangkan yang

lain merupakan hasil persilangan dari ke tiga kelompok tersebut. Kelompok

mandarin terdiri dari spesies yang secara fenotip bervariasi jauh. Penyebaran

Page 7: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

beberapa spesies jeruk khususnya di Indonesia, sangat cepat dan luas, hal ini

ditandai dengan banyaknya bermunculan varietas-varietas jeruk lokal komersil

dari beberapa speseis seperti jeruk Keprok Garut (Jawa Barat), Tawangmangu

(Jawa Tengah), Blinyu (Jawa Timur), Batu 55 (Jawa Timur), Pulung (Ponorogo),

Siam Pontianak (Kalimantan Barat), Siam Madu (Sumatera Utara) dan Siam

Banjar (Kalimantan Selatan), sedangkan untuk jeruk manis antara lain jeruk Manis

Pacitan (Jawa Timur), Manis Punten (Jawa Timur) (Hardyanto et al. 2007).

Varietas jeruk manis cukup banyak, diantaranya jeruk manis nanas, puser,

merah data, tidak asam, batu, Hamlin, Shamouti, Tenerife, Thomson, Australia,

Brasil, dan Sunkist. Seringkali jeruk manis disebut pula dengan nama daerah

asalnya, misalnya jeruk manis batu karena asalnya dari Batu (Pracaya 2003).

Indonesia merupakan negara tropis di mana berbagai jenis jeruk banyak dijumpai

dan dibudidayakan mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Bahkan

beberapa jenis jeruk tersebut telah menjadi unggulan daerah maupun nasional

seperti jeruk manis Pacitan dari daerah Pacitan, Jawa Timur; jeruk manis Waturejo

dari Jawa Tengah; keprok SoE dari Nusa Tenggara Timur; Keprok Batu 55 dari

Batu, Jawa Timur; Siam Madu, Keprok Maga, dan Beras Sitepu dari Medan,

Sumut; Siam Pontianak dari Kalimantan Barat; dan Pamelo Nambangan, Sri

Nyonya, serta Magetan dari Magetan, Jawa Timur (Martasari dan Mulyanto 2008).

Menurut AAK (1994) jenis-jenis jeruk yang ada di Indonesia cukup banyak,

antara lain sebagai berikut :

1. Jenis jeruk manis (Citrus aurantium L.)

2. Jenis jeruk keprok (Citrus reticula Blaco atau Citrus nobilis)

3. Jenis jeruk besar (Citrud maxima Merr, Citrus grandis Osbeck)

4. Jenis jeruk lemon (Citrus limon Linn)

5. Jenis jeruk lime (Citrus aurantifolia Swingle)

6. Jenis jeruk sitrun (Citrus medica Limnaeus)

7. Jenis jeruk grape fruit (Citrus paradisi Mactadijen)

8. Jenis jeruk hybrid.

Page 8: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

B. Penyakit Diplodia pada Jeruk

Walaupun populasi tanaman mengalami peningkatan yang tajam, namun

sampai saat ini produk buah jeruk belum memenuhi harapan. Hal ini disebabkan

oleh terbatasnya pengetahuan para petani dalam hal bercocok tanam jeruk yang

benar. Kendala lain yang menyebabkan produk buah jeruk di Indonesia belum

memenuhi harapan adalah munculnya penyakit sampai periode pasca panen (AAK

1994). Penyakit-penyakit yang sering menyerang buah jeruk antara lain busuk

buah phoma oleh Phoma sp, busuk buah nematospora oleh Nematospora coryli

Peg., busuk buah oospora oleh Oospora sp, busuk buah antraknosa oleh

Colletotrichum sp, penyakit lapuk hijau dan penyakit lapuk biru oleh Penicillium

digiatum dan Penicillium italicum, busuk aspergillus oleh Aspergillus sp, penyakit

busuk kering Phytophthora sp, penyakit diplodia oleh Botryodiplodia theobromae,

dan penyakit busuk fusarium oleh Fusarium sp (Semangun 2004).

Penyakit busuk buah phoma disebabkan oleh jamur Phoma citricarpa McAlp

yang disebut juga sebagai Phyllosticta citricarpa (McAlp.), dan Guignardia

citricarpa Kiely. Menurut Semangun (2004), buah yang terserang terdapat bercak-

bercak merah kecoklatan di dekat ujung tangkai atau pada sisi buah. Bercak

mempunyai titik titik hitam dan hanya terbatas pada kulit. Penyebaran penyakit

sering terjadi pada saat pemetikan buah, misalnya buah terjatuh ke tanah dan

terbentur benda keras sehingga mengakibatkan memar. Penyakit yang sering

menyerang tanaman jeruk adalah penyakit kulit diplodia yang disebabkan oleh

Botryodiplodia theobromae, pengendalian dapat dilakukan dengan mengupas

bagian yang sakit dan mengolesinya dengan karboloneum palantarium selain itu

dapat juga dibuat dengan bubur kalifornia dari campuran belerang : kapur : air

dengan perbandingan 1:2:10 (Pinem dan Yusuf 2004).

Penyakit blendok (diplodia) menyerang batang dan cabang tanaman jeruk.

Bagian yang terserang penyakit ini mengeluarkan cairan kental berwarna kuning

emas. Pada serangan lanjut, kulit terluka secara tidak teratur, luas dan dangkal,

menjadi kering, pecah dan mudah mengelupas. Akibatnya daun-daun menguning,

Page 9: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

kering, dan menyebabkan mati ranting. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan

Diplodia natalensis atau Botryodiplodia theobromae (Semangun 1994).

Penyakit Diplodia kering mempunyai gejala kulit batang atau cabang tanaman

yang terserang akan mengering, terdapat celah-celah kecil pada permukaan kulit.

Pada bagian celah-celah kulit terlihat adanya massa spora cendawan berwarna

putih atau hitam, selanjutnya kulit yang terserang akan mengering dan

mengelupas. Serangan pada batang utama akan lebih berbahaya dibanding pada

cabang/ranting. Serangan yang melingkar pada batang atau cabang mengakibatkan

bagian tanaman diatas serangan akan kering/ mati dan berwarna hitam (Triwiratno

dan Siti N 1998).

Tingkat pemasakan buah sangat mempengaruhi tingkat keparahan penyakit

busuk Botryodiplodia. Buah yang masak akan lebih cepat terserang jamur

penyebab penyakit, sehingga perkembangan penyakit menjadi lebih cepat, jika

dibandingkan dengan buah yang masih mentah. Selain itu, penyakit akan cepat

berkembang pada kisaran suhu antara 29-30 derajat C, dengan kelembaban yang

tinggi. Bahkan pada kelembaban antara 92-96% penyakti dapat berkembang rata-

rata 2,6 cm per hari. Adanya luka pada buah dapat mempercepat serangan jamur

(Soesanto L 2006).

Pengendalian penyakit blendok yang efektif adalah dengan menyayat batang

atau cabang yang luka, kemudian diolesi dengan fungisida yang mengandung

tembaga (Nurhadi dan Whittle 1988). Penyemprotan benomil pada kulit dua kali

dalam setahun dapat mencegah timbulnya penyakit tersebut. Secara in vitro

terbukti bahwa fungisida sistemik seperti benomil, karbendazim, dan mankozeb

mampu menekan pertumbuhan cendawan D. natalensis (Nurjanani dan

Hutagalung 1993). Menurut Asa'ad dan Hutagalung (1993), benlate cukup efektif

mengendalikan penyakit blendok.

Page 10: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1
Page 11: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

II. TATA LAKSANA MAGANG

A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang ini akan dilaksanakan selama lima minggu yaitu 03

Agustus 2015 sampai dengan 04 September 2015 di Balai Penelitian Tanaman

Jeruk dan Buah Subtropika Jl. Raya Tlekung Junrejo, Batu, Malang.

B. Metode Pengambilan Data

Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa yang berlangsung di Balai

Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika ini menggunakan beberapa

metode pengambilan data. Beberapa metode yang akan dilaksanakan adalah

sebagai berikut:

1. Pengamatan Lapang

Pengamatan lapang ini dilakukan secara langsung dengan cara ikut

bekerja di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika mulai dari

proses produksi benih, pembibitan, penanaman, pascapanen hingga pemasaran

hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara lebih jelas mengenai

aspek yang dikaji. Seluruh mahasiswa yang ikut magang ataupun peserta

magang di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika juga harus

mengamati kegiatan-kegiatan yang berlangsung. Kegiatan ini dilakukan apabila

peserta tidak memungkinkan ikut bekerja langsung sebagaimana halnya para

petugas sesuai kebijakan dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah

Subtropika.

2. Wawancara

Kegiatan wawancara dilaksanakan dengan melakukan proses tanya jawab

secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan materi magang dan

kegiatan yang dipelajari di lapangan kepada narasumber yaitu pembimbing

lapangan dan dengan pihak-pihak yang ditugaskan di setiap bagian (divisi).

Page 12: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

3. Studi Pustaka

Kegiatan studi pustaka dilakukan dengan cara mencari referensi

mengenai permasalahan yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan magang

mahasiswa sebagai data pelengkap dan pembanding serta konsep dalam

alternatif pemecahan masalah. Referensi tersebut antara lain diperoleh dari

buku-buku, jurnal, majalah, koran, dan internet.

C. Metode Kegiatan

Kegiatan magang akan dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan

Buah Subtropika yang meliputi kegiatan budidaya tanaman jeruk. Kegiatan

budidaya yang dilakukan antara lain pengolahan tanah, pemilihan benih jeruk,

pengecambahan benih jeruk, pemindahan benih jeruk, pemeliharaan, pemanenan

dan pemasaran. Kegiatan pemeliharaan yang akan dilakukan antara lain

pemupukan, penyiraman, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit.

Sedangkan untuk kegiatan pemanenan, pemanenan dilakukan setelah komoditas

siap panen. Untuk kegiatan pasca panen meliputi penyimpanan, penggudangan

dan pengepakan jeruk. Kegiatan yang terakhir yaitu kegiatan pemasaran

komoditas hortikultura.

D. Metode Identifikasi Masalah di Lokasi Magang

Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul di

lokasi magang, antara lain :

a. Metode langsung

a. Observasi/survei lapangan

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

kondisi institusi mitra selama kegiatan magang dilakukan. Pengamatan atau

observasi dilaksanakan bersamaan dengan praktek lapang. Kunjungan

lapang atau survei dilakukan terhadap kondisi lapang dan bidang-bidang

usaha institusi mitra serta bagaimana keadaan lingkungan setempat di sekitar

Page 13: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

institusi mitra yang diduga dapat digunakan sebagai informasi utama atau

tambahan guna mengidentifikasi permasalahan.

b. Wawancara

Wawancara secara langsung dilakukan dengan menanyakan

permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kasus yang akan atau sedang

dikaji untuk diselesaikan. Wawancara dapat dilakukan dengan institusi mitra

(pembimbing lapang dan karyawan institusi mitra).

b. Metode tidak langsung

a. Pencatatan data sekunder

Pencatatan data sekunder merupakan metode pengumpulan data

dengan mencatat data-data yang telah ada, meliputi data iklim, topografi,

keadaan tanah, luas areal yang digunakan untuk kegiatan usaha institusi

mitra, sejarah singkat dan struktur organisasi institusi mitra. Data sekunder

tersebut dapat berupa data cetak maupun data digital yang menunjukkan

suatu fakta dan dapat dimanfaatkan untuk pelaporan, mengidentifikasi suatu

kasus atau bahkan untuk memecahkan masalah tersebut secara

komprehensif.

b. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan penelusuran referensi sebagai bahan

pelengkap, pendukung, dan pembanding serta konsep dalam mencari

solusi permasalahan.

E. Aspek yang Dikaji

1. Aspek umum

Mengkaji tentang keadaan umum perusahaan meliputi sejarah dan

perkembangannya, lokasi, dan struktur organisasi perusahaan.

2. Aspek khusus

Page 14: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

Mengkaji secara khusus kegiatan budidaya tanaman jeruk dan buah

subtropika, manajemen produksi serta pemasaran jeruk dan tanaman

subtropika di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.

IV. PERENCANAAN AKTIVITAS MAGANG

Kegiatan magang mahasiswa yang dilakukan, dialokasikan pada kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan budidaya sebagai berikut:

Tabel 1.Rencana Kegiatan Magang MahasiswaNo Kegiatan Minggu ke

I II III IV V

1 OrientasiPengamatan lokasi serta penyelesaian administrasi

2 Presentasi dan pembagian kerja

3 Pra kegiatan di lapangan

4 Pelaksanaan kegiatan di lapangan

5 Evaluasi data dan hasil kegiatan di lapangan

6 Penyusunan hasil akhir kegiatan magang

7 Presentasi hasil akhir kegiatan magang

Demikian Usulan Kegiatan Magang Mahasiswa di Balai Penelitian Tanaman

Jeruk dan Buah Subtropika ini disusun sebagai acuan dan pegangan dasar berbagai

pihak yang berkepentingan, demi kelancaran seluruh pelaksanaan kegiatan yang telah

direncanakan. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi

mahasiswa dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika pada umumnya.

Demikian permohonan ini diajukan, atas kesediaan serta kerjasamanya, disampaikan

terimakasih.

Page 15: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

DAFTAR PUSTAKA

AAK 1994. Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta: Kanisius

Asa'ad dan Hutagalung 1993. Penelitian Pengendalian Penyakit Diplodia Pada Jeruk Selayar. Laporan Hasil Penelitian. Sub Balai Penelitian Hortikultura Jeneponto. 8 hlm

Bangun 2005. Jenis Atraktan Petrogenol dan Metilat serta Perbedaan Bentuk Perangkap dalam Mengendalikan Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hend.) Pada Tanaman Jeruk (Citrus sinensis L.) di Lapangan. USU Medan.

Buton 2010. Budidaya Jeruk. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan Di Perdesaan. Bappenas. Jakarta.

Departemen Pertanian 2009. Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk Tahun 2004. http://www. deptan. go.id. Diakses pada tanggal 25 Juli 2015.

Hardyanto, Mujiarto,dan Sulasmi 2007. Kekerabatan Genetik Beberapa Spesies Jeruk Berdasarkan Taksonometrik. J Hort.17 (3) : Hal 203- 216.

Hutabarat dan Setyanto 2007. Komoditas Jeruk Indonesia di Persimpangan Jalan Pasar Domestik dan Internasional. Prosiding Seminar Nasional Jeruk. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hal 1-30.

Khairia W 2009. Dampak Penggunaan Pestisida Terhadap Keanekaragaman Arthropoda Tanah Dan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Jeruk (Kasus Petani Hortikultura Di Kabupaten Karo). USU Medan.

Martasari dan Mulyanto 2008. Teknik Identifikasi Varietas Jeruk. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Jawa Timur

Nurhadi dan Whittle 1988. Pengenalan dan Pengendalian Hama dan Penyakit Jeruk. Kerja Sama Sub Balai Penelitian Hortikultura Malang dengan FAO/UNDP. Malang. 118 hlm.

Nurjanani dan Hutagalung 1993. Pengendalian Penyakit Diplodia natalensis Dengan Fungisida (In Vitro). Jurnal Hortikultura 3(1): 43−45.

Pinem dan Yusuf 2004. Buku Ajar Penyakit Tanaman Perkebunan. Medan: USU Press

Pracaya 2003. Jeruk Manis: Varietas, Budidaya, dan Pasca Panen. Jakarta: Penebar Swadaya.

Purnomosidhi, Suparman, Roshetko, dan Mulawarman 2007. Perbanyakan dan Budidaya Buah-Buahan: Durian, Mangga, Jeruk, Melinjo, Dan Sawo. Pedoman Lapangan, Edisi Kedua. World Agroforestry Center & Winrock Internasional. Bogor

Page 16: Proposal Kegiatan Magang Mahasiswa 1

Semangun 1994. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Semangun 2004. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Soesanto L 2006. Penyakit Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius

Triwiratno A 2014. Gejala Serangan Penyakit Diplodia (Botryodiplodia theobromae Pat.) dan Pengendaliannya. http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/id/gejala-serangan-penyakit-diplodia.dan-pengendaliannya.html. Diakses pada 26 Juli 2015

Triwiratno dan Siti N 1998. Pengendalian Penyakit Blendok Pada Tanaman Jeruk Besar. http://pustaka.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada 26 Juli 2015