Proposal Kelompok True Eksperiment

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan kewarganegaraan adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara warga dengan negara. Materi pendidikan kewarganegaraan yang dibahas untuk siswa kelas 4 SD BPI meliputi sistem pemerintahan desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, kota, dan provinsi, serta sistem pemerintahan pusat seperti lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga yudikatif. Pada materi pemerintahan pusat yang materinya banyak serta lingkup pembahasan yang tidak dikenali oleh siswa menimbulkan kesulitan dalam mengingat apalagi memahami materi pelajaran kewarganegaraan tersebut. Terlihat saat guru memberikan soal isian dalam rangka mengevaluasi materi yang telah diberikan, ternyata banyak yang masih salah menjawab.Menurut salah satu siswa kelas 4A SD BPI berinisial AR, saat ditanyakan mengenai materi pemerintahan pusat, ia mengatakan materinya itu susah. Lalu saat ditanya lagi apa saja materi yang ada di sistem pemerintahan pusat, dia malah mengambil sebuah buku dan menunjukan materi sistem pemerintahan pusatlalu berkata ya yang kaya gini. Penelitipun menanyakan hal yang sama kepada siswa yang lain, salah satunya R saat ditanya apa saja yang ada pada sistem pemerintahan pusat, R menjawab ga inget, tapi kalo liat buku inget.Dilihat dari hasil ulangan harian materi sistem pemerintahan pusat, untuk siswa kelas IVA dan kelas IV B, hampir 50 persen nilainya belum tuntas. Untuk kelas 4A masih ada 17 orang dari 34 orang siswa dan kelas B ada 16 orang dari 32 orang siswa yang belum memenuhi standar dari nilai yang telah ditentukan. Guru sudah mengupayakan beberapa hal dalam menghadapi permasalahan ini diantaranya, guru memberikan kisi-kisi materi dan memberi rangkuman materi namun masih belum berhasil. Selain itu guru juga mengadakan post test. Post test ini dilakukan untuk perbaikan nilai mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa yang masih belum mencapai nilai minimal. Bentuk soal yang diberikan berbeda dengan soal ujian, yaitu dengan bentuk pilihan ganda. Namun masih tetap ada siswa yang belum lulus.Menurut guru bersangkutan, dalam materi pendidikan kewarganegaraan khususnya materi sistem pemerintahan pusat, guru mengalamikesulitan untuk memberikan contoh kongkrit yang dapat dipahami oleh siswa. Beda dengan materi IPS,misalkan materi kenampakan alam, sosial, dan budaya. Materi didalamnya dapat diberikan contoh yang familiar dan kongkrit seperti pantai, gunung, hutan, sungai,gempa bumi, banjir dan sebagainya. Karena hal-hal tersebut pernah bahkan sering ditemui oleh siswa dan dialami langsung.Guru Pkn tersebut menyampaikan untuk KTSP, pemerintah menyerahkan hal tersebut sepenuhnya pada sekolah yang bersangkutan. Sebetulnya kompetensi dasar dari pemerintah mengenai materi sistem pemerintahan pusat ini adalah memahami isi materi. Namun hal tersebut terlalu berat untuk dijangkau oleh siswa SD kelas IV. Guru bersangkutan memiliki kesulitan dalam menyampaikan materidengan bahasa sederhana yang dapat difahami anak. Sehingga guru di sekolah tersebut menurunkan standar kompetensinya yaitu siswa hanya mengetahui sistem pemerintahan pusat beserta tugas-tugasnya.Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh visualisasi power point untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas 4A dan 4B SD BPI tentang materi sistem pemerintahan pusat. Oleh karena itu, dengan memberikan visualisasi power point, peneliti berharap siswa kelas 4A dan kelas 4B SD BPI dapat lebih memahami isi materi sistem pemerintahan pusat pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

1.2. Rumusan MasalahDalam penelitian ini terdapat dua variabel. Pertama, variabel independen yaitu visualisasi yang artinya variabel yang memberikan pengaruh pada variabel dependen. Variabel dependennya yaitu pemahaman siswa kelas 4A dan 4B SD BPI pada materi sistem pemerintahan pusat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.Sehingga di dapat perumusan masalah :Adakah pengaruh visualisasi power point terhadap pemahaman siswa kelas 4A dan 4B pada materi sistem pemerintahan pusat mata pelajaran kewarganegaraan di SD BPI Bandung?

1.3.Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris dari pengaruh visualisasi power point terhadap pemahaman siswa kelas 4A dan 4B materi sistem pemerintahan pusat mata pelajaran kewarganegaraan di SD BPI Bandung. Sehingga dapat diketahui ada tidaknya pengaruh visualisasi terhadap pemahaman dalam penelitian ini.

1.4. Kegunaan penelitian Dari penelitian ini diharapkan hasilnya akan memberikan kegunaan bagi semua pihak, baik teoritis maupun praktis.Kegunaan penelitian ini adalah: Pengembangan ilmu khususnya Psikologi Eksperimen. Memberi sumbangan data penelitian pengaruh visualisasi terhadap pemahaman siswa kelas 4A dan 4B pada materi sistem pemerintahan pusat mata pelajaran kewarganegaraan di SD BPI Bandung.

BAB IITINJAUAN TEORITIS

2.1. VisualisasiMedia visual adalah media yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbol-simbol auditif (verbal dan/atau non-verbal) yang melibatkan rangsangan indera penglihatan. Secara umum media visual memiliki karakteristik atau ciri diantaranya, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas), dapat mengembangkan daya imajinasi dan dapat mengatasi masalah kekurangan guru.Teori-teori pembelajaran terbaru juga membahas pentingnya komunikasi visual dalam pembelajaran. Pertama adalah teori Gestalt, komunikasi visual dapat diperoleh dari suatu observasi yang simpel, hal ini dikemukakan oleh Max Wertheimer. Penekanan teori Gestalt pada komunikasi visual adalah bagaimana menciptakan isi gambar. Teori Gestal memberi pelajaran bahwa komunikasi visual perlu mengkombinasikan elemen-elemen dasar kedalam bentuk yang bermakna. Dalam hal ini alat peraga/media menjadi piranti yang sangat penting yang seyogyanya digunakan dalam proses komunikasi/pembelajaran. Dengan begitu tujuan dari kegiatan komunikasi akan tercapai dengan baik. Sistem pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi yang berorientasi pada tujuan. Komunikasi visual sudah seharusnya dilakukan mengingat pesan belajar menyangkut hal-hal yang kongkrit terjadi atau ada dalam kehidupan. Keterlibatan secara aktif dalam menangkap pesan visual merupakan aktivitas mengamati dan bukan sekedar melihat.Media gambar memiliki peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini mengacu pada pernyataan Winataputra (2005:55) yang menyatakan bahwa penglihatan (visual) memiliki komposisi paling besar (75%) dalam hal rata-rata jumlah informasi yang dapat diperoleh seseorang. Informasi yang diperolehmelalui penglihatan juga lebih mudah ditangkap dan diingat oleh memori seseorang. Media gambar apabila didukung oleh metode pembelajaran yang sesuai, juga dapat membawa siswa pada lingkungan belajar yang aktif dan menyenangkan.

2.2Teori Kognitif BloomKawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berpikir/nalar terdiri dari :a. Pengetahuan (knowledge)Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar. Dengan pengetahuan individu dapat mengenal dan mengingat kembali suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. Dilihat dari objek yang diketahui (isi) pengetahuan dapat digolongkan sebagai berikut : Mengetahui sesuatu secara khusus : Mengetahui terminologi yaitu berhubungan dengan mengenal atau mengingat kembali istilah atau konsep tertentu yang dinyatakan dalam bentuk simbol, baik berbentuk verbal maupun non verbal. Mengetahui fakta tertentu yaitu mengenal atau mengingat kembali tanggal, peristiwa, orang tempat, sumber informasi, kejadian masa lalu, kebudayaan masyarakat tertentu, dan ciri-ciri yang tampak dari keadaan alam tertentu. Mengetahui tentang cara untuk memproses atau melakukan sesuatu: Mengetahui kebiasaan atau cara mengetengahkan ide atau pengalaman. Mengetahui urutan dan kecenderungan yaitu proses, arah dan gerakan suatu gejala atau fenomena pada waktu yang berkaitan. Mengetahui penggolongan atau pengkategorisasian. Mengetahui kelas, kelompok, perangkat atau susunan yang digunakan di dalam bidang tertentu, atau memproses sesuatu. Mengetahui kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi fakta, prinsip, pendapat atau perlakuan. Mengetahui metodologi, yaitu perangkat cara yang digunakan untuk mencari, menemukan atau menyelesaikan masalah. Mengetahui hal-hal yang universal dan abstrak dalam bidang tertentu, yaitu ide, bagan dan pola yang digunakan untuk mengorganisasi suatu fenomena atau pikiran. Mengetahui prinsip dan generalisasi. Mengetahui teori dan struktur.b. Pemahaman (comprehension)Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti merupakan kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Temuan temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru. Tingkatan dalam pemahaman ini meliputi : Translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna. Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah menjadi gambar, bagan atau grafik; Interpretasi yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik dalam bentuk simbol verbal maupun non verbal. Seseorang dapat dikatakan telah dapat menginterpretasikan tentang suatu konsep atau prinsip tertentu jika dia telah mampu membedakan, memperbandingkan atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain. Contoh sesesorang dapat dikatakan telah mengerti konsep tentang motivasi kerja dan dia telah dapat membedakannya dengan konsep tentang motivasi belajar ; Ekstrapolasi yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari suatu temuan. Misalnya, kepada siswa dihadapkan rangkaian bilangan 2, 3, 5, 7, 11, dengan kemapuan ekstrapolasinya tentu dia akan mengatakan bilangan ke-6 adalah 13 dan ke-7 adalah 19. Untuk bisa seperti itu, terlebih dahulu dicari prinsip apa yang bekerja diantara kelima bilangan itu. Jika ditemukan bahwa kelima bilangan tersebut adalah urutan bilangan prima, maka kelanjutannnya dapat dinyatakan berdasarkan prinsip tersebut.

c. Penerapan (application)Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan menguasai kemampuan ini jika ia dapat member contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan dan mengidentifikasi hal-hal yang sama. Contoh, dulu ketika pertama kali diperkenalkan kereta api kepada petani di Amerika, mereka berusaha untuk member nama yang cocok bagi alat angkutan tersebut. Satu-satunya alat transportasi yang sudah dikenal pada waktu itu adalah kuda.Bagi mereka, ingat kuda ingat transportasi. Dengan pemahaman demikian, maka mereka memberi nama pada kereta api tersebut dengan iron horse (kuda besi). Hal ini menunjukkan bagaimana mereka menerapkan konsep terhadap sebuah temuan baru.

d. Penguraian (analysis)Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :1. Menganalisis unsur : Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit pada suatu pernyataan. Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesis. Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan normative. Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme perilaku antara individu dan kelompok. Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang mendukungnya.

2. Menganalisis hubungan Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar ide dengan ide. Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan suatu pernyataan. Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang mendasari suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang mendukungnya. Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan informasi atau asumsi yang ada. Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan argumen guna membedakan mana pernyataan yang relevan mana yang tidak. Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam suatu argumen. Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang penting dan yang tidak penting di dalam perhitungan historis. Menganalisis prinsip-prinsip organisasi. Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat. Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam rangka memahami maknanya. Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya tulis, sudut pandang atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat diperoleh dalam karyanya. Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun suatu materi yang bersifat persuasif seperti advertensi dan propaganda.

3. Memadukan (synthesis)Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru.Kemampuan berfikir induktif dan konvergen merupakan cirri kemampuan ini. Contoh: memilih nada dan irama dan kemudian manggabungkannya sehingga menjadi gubahan musik yang baru, memberi nama yang sesuai bagi suatu temuan baru, menciptakan logo organisasi.

e. Penilaian (evaluation)Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-buruk, atau bermanfaat tak bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif. Terdapat dua kriteria pembenaran yang digunakan, yaitu : Pembenaran berdasarkan kriteria internal; yang dilakukan dengan memperhatikan konsistensi atau kecermatan susunan secara logis unsur-unsur yang ada di dalam objek yang diamati. Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal; yang dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang bersumber di luar objek yang diamati, misalnya kesesuaiannya dengan aspirasi umum atau kecocokannya dengan kebutuhan pemakai.

2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual Visualisasi/imajinasiadalah sesuatu yang digunakan untuk membuat dan memperkuat asosiasi yang dibutuhkan, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas), dapat mengembangkan daya imajinasi, dan dapat mengatasi masalah kekurangan guru. Bila dilihat dari konsep teori visualisasi, yaitu penekanan teori Gestalt pada komunikasi visual adalah bagaimana menciptakan isi gambar. Media visualisasi yang akan dibuat oleh eksperimenter adalah visualisasi dalam bentuk power point. Siswa SD BPI kelas 4A dan 4B ini memiliki pengetahuan mengenai materi sistem pemerintahan pusat sebelumnya. Pada treatment yang akan disajikan, materi sistem pemerintahan akan dikemas dalam power point yang berisikan gambar. Eksperimenter memilih visualisasi sebagai treatment dalam penelitian ini sebab melihat keefektifitasannya, efektivitas visual dalam menerima rangsang lebih tinggi dibandingkan reseptor lain. Efektivitas sejumlah indera untuk menerima rangsangan yakni sebagai berikut, indera penglihatan sebesar 83%, indera pendengaran 11%, indera penciuman sebesar 3,5%, indera peraba sebesar 1,5%, indera perasa sebesar 1%. Besar persentase efektivitas indera penglihatan berdasarkan informasi ini tergolong cukup signifikan, sehingga komunikasi visual berpotensi besar dalam menikatkan kualitas pembelajaran.Visualisasi ini diharapkan akan mempengaruhi pemahaman seseorang. Dalam teori bloom mengenai pemahaman, bahwa pemahaman merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar. Dalam hal ini siswa BPI kelas 4A dan 4B memiliki pengetahuan terlebih dahulu mengenai sistem pemerintahan pusat. Dengan pengetahuan tersebut individu akan dapat mengenal dan mengingat kembali suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. Setelah itu akan terjadi proses pemahaman. Pemahaman adalah kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi sistem pemerintahan pusat yang telah diketahui. Temuan temuan yang akan didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini akan diakomodasikan dan kemudian berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada, sehingga akan membentuk struktur kognitif baru. Tingkatan dalam pemahaman akan meliputi translasi, Interpretasi, dan ekstrapolasi. Powerpoint berisi gambar yang diintegrasikan dengan materi sistem pemerintahan pusat dalam bentuk percakapan merupakan proses translasi dalam tingkatan pemahaman, yakni mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa mengubah makna dari simbol sebelumnya.Penjelasan yang nantinya akan disampaikan oleh eksperimenter dengan mempraktikan percakapan yang ada didalam visualisasi powerpoint diharapkan siswa dapat menginterpretasi makna yang terkandung dalam materi sistem pemerintahan pusat yang dirancang eksperimenter. Untuk memperkuat proses ini, eksperimenter akan mencoba melakukan pengulangan dengan melakukan tanya jawab.Berikutnya masuk pada tingkatan ekstrapolasi yang bertujuan untuk melihat kecenderungan subjek penelitian mencapai pemahaman atau tidak mengenai materi yang nanti akan diberikan dalam bentuk visualisasi powerpoint.Melalui proses tersebut diharapkan visualisasi powerpoint yang dirancang oleh eksperimenter dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas 4A dan 4B SD BPI Bandung mengenai materi sistem pemerintahan pusat.

Siswa kelas 4A dan 4B SD BPI Bandung yang nilainya belum tuntasSkema Pemikiran:

Guru memberikan kisi-kisi materi dan memberi rangkuman materi sistem pemerintahan pusatSiswa kelas 4A dan 4B SD BPI Bandung yang kesulitan memahami materi susunan sistem pemerintahan pusat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Pengetahuan mengenai sistem pemerintahan pusatSiswa diberi materi sistem pemerintahan pusat dengan visualisasi gambar

Mengetahui materi secara khusus berhubungan dengan mengenal atau mengingat kembali istilah atau konsep tertentu yang dinyatakan dalam bentuk simbol, baik berbentuk verbal maupun non verbal.Mengetahui cara untuk memproses ide, bagan dan pola yang digunakan untuk mengorganisasi suatu pikiran/materi.

Pemahaman Kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi sistem pemerintahan pusat yang telah diketahui

EkstrapolasiMelihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari suatu temuanInterpretasiMenjelaskan makna yang terdapat dalam simbolTranslasiMengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna

Siswa kelas 4A dan 4B SD BPI Bandung paham terhadap materi susunan sistem pemerintahan pusat.

2.4. HipotesisAda pengaruh visualisasi powerpoint terhadap pemahaman materisistem pemerintahan pusat mata pelajaran kewarganegaraan pada siswa kelas 4A dan 4B di SD BPI Bandung yang nilainya belum tuntas.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1. Identifikasi Variabela. Variabel IndependenVariabel Independen adalah variabel yang dikontrol oleh eksperimental yang diberikan kepada subjek sebagai tugas yang dimanipulasi terhadap efek yang muncul. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah pemberian visualisasi powerpoint . visualisasi powerpoint adalah media yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbol-simbol auditif (verbal dan/atau non-verbal) yang melibatkan rangsangan indera penglihatan.

b. Variabel independenVariabe independen adalah variabel yang perubahannya memiliki konsekuen dengan perubahan variabel lain. Jadi, variabel dependen adalah faktor yang muncul, menghilang atau berubahubah pada waktu eksperimenter memunculkan, menghilangkan, atau mengubah variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah kemampuan pengetahuan dan pemahaman terhadap mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

3.2.Operasional Variabela. Variabel Independen : metode visualisasiPada penelitian ini independent variabelnya adalah visualisasiPemberian visualisasi berupa powerpoint pada siswa kelas 4A dan 4B di SD BPI Bandung.b. Variabel Dependen : Pemahaman Pada penelitian ini variabel dependennya adalah pemahaman siswa kelas 4A dan 4B SD BPI Bandung pada materi sistem pemerintahan pusat.

3.3. Design OperationalRancangan eksperimen yang digunakan adalah One Group Before-After Design sehingga dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah observasi pada semua subjek eksperimen. Subjek eksperimen dipilih secara random dari populasi yang telah ditentukan.Tabel 1. Design EksperimenGroupBefore Observation TreatmentAfter Observation

IWXY

Keterangan :W : Pengukuran (observasi) pada pre treatment (dilakukan pengukuran awal mengerjakan soal tanpa treatment)X :treatment berupa visualisasi materiY : Pengukuran (observasi) pada post treatment (pengukuran dilakukan kembali setelah diberi treatment)

Jalannya Eksperimen :1. Siswa kelas 4A dan 4B SD BPI yang nilainya belum tuntas, dipilih secara random sebanyak 15 orang sebagai subjek eksperimen. 2. Subjek penelitian akan diberikan materi dalam bentuk visualisasi gambar.3. kemudian diukur tingkat kepahaman dengan memberikan soal yang sama seperti saat pre treatment.4. Hasil W dibandingkan dengan Y Apakah dengan diberikan treatment berupa visualisasi dapat meningkatkan pemahaman siswa SD BPI kelas 4A dan 4B SD BPI Bandung.

a. Controlled VariableTabel 2. Controlled VariableNOAPA BAGAIMANAMENGAPA

1WaktuDiberikan waktu untuk mengerjakan sesuai yang telah ditentukan oleh eksperimenter,Agar waktu pengetesan pre dan post treatment sama

2

Kondisi LingkunganKondisi ruangan yang memadai Agar pada saat penelitian berjalan dengan nyaman.

3Alat tesMenyusun soal-soal sesuai materi dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu mengevaluasi pemahaman.Agar penelitian dapat berjalan lancar dengan alat tes yang ada sehingga dapat memudahkan dalam penelitian.

4Fisik Anak yang sehat jasmani dan rohani. Agar pada saat penelitian tidak terjadi hambatan yang diakibatkan oleh fisik anak yang sedang tidak sehat.

5Instruksi Anak diberi instruksi untuk memperhatikan materi yang telah diberikan eksperimenter.Agar saat penelitian nanti tidak terjadi kekeliruan yang dapat mempengaruhi hasil tes.

6Sampel Tidak mengikutsertakan siswa ABK ( anak berkebutuhan khusus)Agar sampel homogen.

3.5 Uncontrolled VariableDalam penelitian ini yang menjadi uncontrolled variable yaitu motivasi, minat, dan materi yang telah siswa pelajari sebelumnya.

3.6 Alat ukurAlat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan soal tes mata pelajaran kewarganegaraan sesuai materi kelas 4 SD BPI yang sedang dipelajari.dalam penelitian ini digunakan materi tentang susunan pemerintahan pusat.

3.7 Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4A dan 4B SD BPI Bandung yang belum tuntas pada materi sistem pemerintahan pusat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Sedangkan yang menjadi sampelnya adalah 15 orang siswa yang dipilih secara random dari populasi yang telah ditentukan.

3.8.Analisis Analisis yang akan digunakan adalah Analisis Statistik Wilcoxon. Nanti data yang akan diperoleh adalah data dari sampel yang sama (data berpasangan) karena design one group pre post observation akan menghasilkan dua data dari sampel yang sama. Hasil yang didapat akan mengukur signifikansi dari pengaruh visualisasi terhadap pemahaman siswa kelas 4A dan 4B pada materi sistem pemerintahan pusat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SD BPI.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Hasil PenelitianPada penelitian ini, pemahaman siswa dalam materi sistem pemerintahan pusat diukur menggunakan soal ujian harian.pemahaman ini dibandingkan antara sebelum diberi visualisasi materi dengan sesudah diberi visualisasi materi. Data pre observation didapat dalam bentuk data sekunder, yakni nilai ulangan harian siswa kelas 4A dan 4B pada materi sistem pemerintahan pusat. Sampel diambil 15 orang dengan cara random dari populasi yaitu siswa kelas 4A dan 4B pada materi sistem susunan pemerintahan pusat. Peneliti memberikan materi yang dirancang dalam bentuk visualisasi powerpoint dan disampaikan selama 25 menit. Setelah itu subjek penelitian diukur kembali tingkat pemahamannya dengan diberikan soal yang sama yaitu soal ujian harian pada pre observation. Berikut hasilnya :

Tabel 3. Hasil Penelitian mengenai Pengaruh Visualisasi Power Point terhadap Pemahaman Siswa Keals 4A dan 4B pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD BPI BandungNoSubjekBeforeAfterHasil

1Aryasuta Bagas Hernandi6045

2Candika Rizkizharfan Argi1560

3Daffa Aria Ghaisan2360

4Kayla Maudiary Putri2050

5Mochamad Rifat Sakti Riyadi3560

6Ratnamaya Uzma3050

7Rayhan Muhammad Yasin3550

8Anggun Apriliani6565

9Ishmael Meilfan Kristanto3360

10Justin Chenko Imera2845

11Muhammad Arsya Himawanto4560

12Rafid Zaki Anugrah3065

13Reinkhan Arzaq Hadi Sutjipto4360

14Anisa Artamevia, Raden4545-

15Vicky Khaylla Azzahra045

Keterangan : : meningkat : menurut : tetap

Untuk hasil penelitian ini, peneliti menggunakan uji Wilcoxon untuk menguji bahwa secara rata-rata tingkat pemahaman sebelum diberi visualisasi lebih rendah dari sesuadah diberi visualisasi.Keterangan dalam penghitungan uji Wilcoxon :X: Visualisasiy1: pemahaman materi sebelum diberi visualisasiy2: pemahaman materi setelah diberi visualisasiD: Perbedaan kepahaman materi tiap sampelRank: ranking dari terendah sampai tertinggi+: rangking bertanda positif : ranking bertanda negatifT+: Jumlah Ranking bertanda positifT-: Jumlah Ranking bertanda negatif

Tabel 4. Hasil Analisis statistik WilcoxonSampel no123456789101112131415

y160152320353035653328453043450

y2456060506050506560456065604545

D15-45-37-30-25-20-150-27-17-15-35-170-45

Rank21311,5976284,52104,511,5

+2

-1311,5976284,52104,511,5

T+2

T-89

Akan menggunakan uji wilcoxon dengan uji pihak kiri.Hipotesis :Ho : MD0, secara rata-rata tingkat pemahaman sebelum diberi visualisasi tidak lebih rendah dari sesudah diberi visualisasiH1 : MD0, secara rata-rata tingkat pemahaman sebelum diberi visualisasi lebih rendah dari sesudah diberi visualisasi.

Statistik uji WilcoxonT+ = 2T- = 89Aturan menolak Ho Uji pihak kiri jika T+TNilai kritis dari tabel Wicoxon pada sampel n=13 (karena D=0 ada dua)Untuk =0,025 maka T=17Untuk =0,01 maka T=13

Kesimpulan : pada =0,025 Ho ditolak sebab 2