8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang. Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU Sisdiknad 2003) Kurikulum Pendidikan Nasional selalu terjadi perubahan seperti halnya pada kurikulum 2004 (KBK) Kurikulum Berbasis Kompetensi, berubah menjadi kurikulum 2006 atau sering disebut (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dengan maksud agar pedidikan berbasis otonomi daerah dapat tergali potensinya di daerah tempat siswa mendapatkan pendidikan dengan tidak terlepas dari Tandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta

Proposal Kuliah

  • Upload
    piki

  • View
    633

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Kuliah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar

dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan

datang. Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan,

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU Sisdiknad 2003)

Kurikulum Pendidikan Nasional selalu terjadi perubahan seperti halnya

pada kurikulum 2004 (KBK) Kurikulum Berbasis Kompetensi, berubah

menjadi kurikulum 2006 atau sering disebut (KTSP) Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan, dengan maksud agar pedidikan berbasis otonomi

daerah dapat tergali potensinya di daerah tempat siswa mendapatkan

pendidikan dengan tidak terlepas dari Tandar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar serta indicator pendidikan yang mengacu pada Permendiknas yang

dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Nasional.

Sekolah Menengah Pertama berusaha meningkatkan mutu pendidikan

dengan cara meningkatkan prestasi belajar siswa disemua pelajaran. Setiap

mata pelajaran mempunyai karakteristik ilmu yang berbeda-beda, salah

satunya adalah sub mata pelajaran ekonomi pada mata pelajaran IPS

Terpadu.

Dalam pelajaran ekonomi di SMP masih mengalami kesulitan, hal ini

disebabkan karena kurang bervariasinya pendekatan ataupun strategi

pembelajaran sub mata pelajaran ekonomi pada mata pelajaran IPS

Terpadu..

Page 2: Proposal Kuliah

Kenyataan yang ada, terutama siswa di kelas VIII B SMPN 4

Pangalengan pada waktu pertama kali melaksanakan pembelajaran

ekonomi terlihat ada masalah antara lain :

1. Keaktifan siswa di kelas dalam mengikuti pelajaran ekonomi

kurang aktif.

2. Tidak adanya kemandirian serta kurangnya stimulus untuk

mencapai ketulusan belajar.

3. Kurang adanya tanggung jawab siswa dalam memecahkan setiap

permasalahan yang terdapat didalam materi pembelajaran ekonomi.

4. Pada waktu melaksanakan tes awal rata-rata siswa memperoleh

nilai rendah dan tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal).

Hal ini dimungkinkan karena adanya salah satu factor pemilihan

metode yang kurang tepat, yaitu guru yang lebih aktif (Teacher Center

Oriented) pembelajaran berpusat pada guru, yang berakibat siswa menjadi

pasif, karena mata pelajarn yang sedang dilaksanakan ekonomi, untuk

memecahkan masalah yang terjadi di kelas maka diperlukan suatu metode

yang aktif learning (pembelajaran aktif) pembelajaran dengan stategi yang

berpusat pada siswa (student Center Oriented).

Dalam pencapaian tujuan pembelajaran, guru harus bisa memilih

strategi pembelajaran dengan model pembelajaran yang tepat, guru

diperlukan untuk menguasai pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan

tentang teknik dan cara-cara pelaksanaanya. Sehingga ketuntasan belajar

siswa dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam hal ini, penulis mencoba memilih model pembelajaran

Kooperatif dengan tipe CIRC (Cooperative, Integrating, Reading and

Compositioning). CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis

secara kooperatif yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa, dengan bertujuan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran yang

masih mengacu pada pembelajaran “Teacher Oriented”, dimana posisi

guru lebih dominan di banding anak didik yang duduk, mendengar dan

Page 3: Proposal Kuliah

mencatat, sehingga ketika anak dihadapkan pada suatu permasalahan yang

membutuhkan pemahaman khusus tentang ekonomi anak kurang mampu

memahaminya.

Untuk menunjang optimalisasipembelajaran tersebut, diperlukan guru

yang kreatif, yang mampu mengembangkan rencana pembelajran

danberiteraksi dengan siswa serta memperhatikan kebutuhan siswa akan

pelajran. Suasana kelas perlu dirancang dan dibangun sedemikian rupa

dengan model pembelajran yang tepat serta dapat mencapai sasaran

pembelajran yang tepat agar siswa memperoleh prestasi belajar yang

sesuai dengan harapan.

Berkaitan dengan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik

untuk mengungkap lebih jauh tentang pembelajran kooperatif tipe CIRC

terhapad prestasi belajar siswa dengan judul : Implementasi Model

Kooperatif Tipe CIRC sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut : Implementasi model Kooperatif

Tipe CIRC bagaimana yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah rencana pembelajaran model kooperatif tipe CIRC

yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?

2. Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC?

3. Bagaimanakah dampak pembelajaran model kooperatif terhadap

peningkatan prestasi belajar siswa?

Page 4: Proposal Kuliah

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan, maka peneliti memiliki tujuan adalah untuk :

1. Mengetahui rencana pembelajaran model kooperatif tipe CIRC yang

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC.

3. Mengetahui dampak pembelajaran model kooperatif yang dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa,

guru maupun komponen pendidikan sekolah lainnya. Manfaat hasil

penelitian . Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, diantaranya :

a. Guru lainnya

1. Meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran melalui

pembelajaran kooperatif tipe CIRC

2. Sebagian bahan referensi untuk memperbaiki kegiatan

pembelajaran dikelas.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan

pembelajaran kooperatif tife CIRC pada pokok bahasan lain.

b. Siswa

1. Menumbuhkan motivasi belajar siswa

2. Mengatasi kejenuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran

3. Melatih siswa – siswa berkolaborasi dengan siswa lain.

c. Sekolah ( Kepala Sekolah )

Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perbaikan kualitas

pembelajaran dikelas.

d. Peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai referensi, pada penelitian dengan kasus

yang sama, dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian

berikutnya.

Page 5: Proposal Kuliah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran KooperatifModel pembelajaran Kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem

pengajaran Kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar

kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah

lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan

positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja

sama, dan proses kelompok.

Pembelajaran Kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang

menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam

kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan

strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil

yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas

kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama

dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam

pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu

teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC

2.3 Prestasi Belajar Siswa