Upload
piki
View
633
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan
datang. Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU Sisdiknad 2003)
Kurikulum Pendidikan Nasional selalu terjadi perubahan seperti halnya
pada kurikulum 2004 (KBK) Kurikulum Berbasis Kompetensi, berubah
menjadi kurikulum 2006 atau sering disebut (KTSP) Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, dengan maksud agar pedidikan berbasis otonomi
daerah dapat tergali potensinya di daerah tempat siswa mendapatkan
pendidikan dengan tidak terlepas dari Tandar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar serta indicator pendidikan yang mengacu pada Permendiknas yang
dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Nasional.
Sekolah Menengah Pertama berusaha meningkatkan mutu pendidikan
dengan cara meningkatkan prestasi belajar siswa disemua pelajaran. Setiap
mata pelajaran mempunyai karakteristik ilmu yang berbeda-beda, salah
satunya adalah sub mata pelajaran ekonomi pada mata pelajaran IPS
Terpadu.
Dalam pelajaran ekonomi di SMP masih mengalami kesulitan, hal ini
disebabkan karena kurang bervariasinya pendekatan ataupun strategi
pembelajaran sub mata pelajaran ekonomi pada mata pelajaran IPS
Terpadu..
Kenyataan yang ada, terutama siswa di kelas VIII B SMPN 4
Pangalengan pada waktu pertama kali melaksanakan pembelajaran
ekonomi terlihat ada masalah antara lain :
1. Keaktifan siswa di kelas dalam mengikuti pelajaran ekonomi
kurang aktif.
2. Tidak adanya kemandirian serta kurangnya stimulus untuk
mencapai ketulusan belajar.
3. Kurang adanya tanggung jawab siswa dalam memecahkan setiap
permasalahan yang terdapat didalam materi pembelajaran ekonomi.
4. Pada waktu melaksanakan tes awal rata-rata siswa memperoleh
nilai rendah dan tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal).
Hal ini dimungkinkan karena adanya salah satu factor pemilihan
metode yang kurang tepat, yaitu guru yang lebih aktif (Teacher Center
Oriented) pembelajaran berpusat pada guru, yang berakibat siswa menjadi
pasif, karena mata pelajarn yang sedang dilaksanakan ekonomi, untuk
memecahkan masalah yang terjadi di kelas maka diperlukan suatu metode
yang aktif learning (pembelajaran aktif) pembelajaran dengan stategi yang
berpusat pada siswa (student Center Oriented).
Dalam pencapaian tujuan pembelajaran, guru harus bisa memilih
strategi pembelajaran dengan model pembelajaran yang tepat, guru
diperlukan untuk menguasai pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
tentang teknik dan cara-cara pelaksanaanya. Sehingga ketuntasan belajar
siswa dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam hal ini, penulis mencoba memilih model pembelajaran
Kooperatif dengan tipe CIRC (Cooperative, Integrating, Reading and
Compositioning). CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis
secara kooperatif yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa, dengan bertujuan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran yang
masih mengacu pada pembelajaran “Teacher Oriented”, dimana posisi
guru lebih dominan di banding anak didik yang duduk, mendengar dan
mencatat, sehingga ketika anak dihadapkan pada suatu permasalahan yang
membutuhkan pemahaman khusus tentang ekonomi anak kurang mampu
memahaminya.
Untuk menunjang optimalisasipembelajaran tersebut, diperlukan guru
yang kreatif, yang mampu mengembangkan rencana pembelajran
danberiteraksi dengan siswa serta memperhatikan kebutuhan siswa akan
pelajran. Suasana kelas perlu dirancang dan dibangun sedemikian rupa
dengan model pembelajran yang tepat serta dapat mencapai sasaran
pembelajran yang tepat agar siswa memperoleh prestasi belajar yang
sesuai dengan harapan.
Berkaitan dengan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik
untuk mengungkap lebih jauh tentang pembelajran kooperatif tipe CIRC
terhapad prestasi belajar siswa dengan judul : Implementasi Model
Kooperatif Tipe CIRC sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : Implementasi model Kooperatif
Tipe CIRC bagaimana yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah rencana pembelajaran model kooperatif tipe CIRC
yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?
2. Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC?
3. Bagaimanakah dampak pembelajaran model kooperatif terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan, maka peneliti memiliki tujuan adalah untuk :
1. Mengetahui rencana pembelajaran model kooperatif tipe CIRC yang
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
3. Mengetahui dampak pembelajaran model kooperatif yang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa,
guru maupun komponen pendidikan sekolah lainnya. Manfaat hasil
penelitian . Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, diantaranya :
a. Guru lainnya
1. Meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran melalui
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
2. Sebagian bahan referensi untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran dikelas.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan
pembelajaran kooperatif tife CIRC pada pokok bahasan lain.
b. Siswa
1. Menumbuhkan motivasi belajar siswa
2. Mengatasi kejenuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran
3. Melatih siswa – siswa berkolaborasi dengan siswa lain.
c. Sekolah ( Kepala Sekolah )
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perbaikan kualitas
pembelajaran dikelas.
d. Peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai referensi, pada penelitian dengan kasus
yang sama, dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian
berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran KooperatifModel pembelajaran Kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem
pengajaran Kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar
kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah
lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan
positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja
sama, dan proses kelompok.
Pembelajaran Kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau
membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama
dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu
teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC
2.3 Prestasi Belajar Siswa