Proposal Metolid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal metode penelitian

Citation preview

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah............................................................................... 2B. Perumusan Masalah...................................................................................... 5C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 5

BABII TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Dasar Sistem.................................................................................... 7B. Pengertian Audit.......................................................................................... 12C. Tujuan dan Jenis Audit............................................................................... 15D. Pengertian Pengendalian intern.................................................................. 18E. Tujuan Pengendalian Intern........................................................................ 20F. Pengertian Penjualan................................................................................... 25

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPerkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perushaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal tersebut mendorong terjadinya persaingan ketat antar perusahaan. Perusahaan adalah suatu instansi yang terorganisir, berdiri dan berjalan yang tidak dapat terlepas dari hukum ekonomi dan prinsip dasar perusahaan pada umumnya. Perusahaan didirikan untuk mencari laba yang sebesar-besarnya dan untuk dipertahankan kelangsungan hidup usahanya.Perusahaan banyak melakukan usaha untuk mencapai tujuannya itu. Perusahaan harus tetap berusaha mempertahankan kelangsungan usahanya di masa yang akan datang. Usaha yang dilakukan pasti memiliki kemampuan untuk menghasilkan profit dan keuntungan. Banyak jenis usaha yang didirikan diantaranya dibidang jasa dan manufaktur. Tentu saja kelangsungan usaha ini dapat terwujud jika barang atau jasa yang ditawarkan dapat diterima di pasaran, dan dapat menarik pangsa pasar. Oleh karena itu, penting untuk perusahaan mempelajari sistem penjualan, karena penjualan merupakan sumber penghasilan bagi perusahaan. Penjualan yang sukses adalah penjualan yang dapat menguasai pangsa pasar. Dengan peningkatan penjualan maka laba yang akan diperoleh perusahaan akan meningkat serta perusahaan dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya.Penjualan merupakan sumber utama penghasilan dalam sebuah perusahaan. Pengelolaan perusahaan yang kurang baik akan merugikan perusahaan karena akan berakibat rugi dan pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan. Perusahaan yang baik harus memiliki sistem yang tepat dalam setiap kegiatan yang dijalankannya. Sistem yang baik ini merupakan salah satu kunci dalam pengendalian. Kegiatan operasi perusahaan dapat dikatakan efektif bergantung pada kebijakan manajemen. Pihak manajemen mengutamakan adanya pengendalian intern, maka semua bagian dalam struktur organisasi pun akan mematuhi kebijakan dan prosedur yang ditetapkan perusahaan. Pemahaman terhadap pengendalian intern merupakan unsur yang penting, sebab dengan pemahaman tersebut aplikasi kunci-kunci pengendalian dapat diuraikan dalam melaksanakan transaksi penjualan. Dalam aktivitas penjualan tidak hanya pekerjaan menjual saja, tapi adalah dari awal bagaimana aktivitas penjualan tersebut dapat tercatat baik, bagaimana memperoleh konsumen, kemudian mengadakan pemesanan, sampai barang tersebut diterima oleh konsumen dengan puas tanpa adanya keluhan dari konsumen.Pada perusahaan jasa maupun manufaktur, penjualan sangatlah penting dan merupakan salah satu roda penggerak dalam kelangsungan hidup usaha perusahaan. Agar kegiatan penjualan dapat berjalan dengan efektif, tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan, maka perlu adanya pengendalian internal. Pengendalian ditetapkan agar kegiatan operasi berjalan dengan efektif dan efisien, serta menjamin adanya keandalan mengenai catatan laporan keuangan. Pengendalian intern sangat besar pengaruhnya atas laporan keuangan. Dengan adanya pengendalian intern akan tercipta suatu sarana untuk menyusun, mengumpulkan informasi-informasi yang berhubungan dengan transaksi perusahaan.Evaluasi mengenai sistem pengendalian intern penjualan ini akan memberikan informasi-informasi yang penting bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan baik, dan dapat meningkatkan penjualannya. Tentu saja aktivitas penjualan akan menghasilkan produktivitas yang optimal jika diimbangi oleh sistem pengendalian intern yang baik. (Mulyadi,2002).Banyak cara yang ditempuh oleh pihak manajemen untuk meningkatkan volume penjualan barang dan jasa, mulai dari variasi produk, pemberian hadiah dan potongan harga, sampai dengan penjualan secara kredit. Perusahaan menyadari bahwa persaingan sangat ketat mengharuskan perusahaan terus bertahan dan menghasilkan laba. Oleh karena itu semakin dirasakan pentinganya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya. Strategi yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha, dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya, terjadi aliran kas masuk (cash inflow) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Sistem pengendalian intern ini dijalankan oleh dewan manajemen dan personil lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan yaitu, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi. Oleh karena itu diperlukan evaluasi mengenai sistem pengendalian intern dan sistem informasi terhadap penjualan untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta tercapainya tujuan perusahaan.PT Aquaria Prima merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penyewaan jasa alat berat lepas pantai (Rig). Maka untuk mengetahui lebih lanjut mengenai evaluasi sistem pengendalian intern pada penjualan jasa dalam praktik yang sebenarnya dalam perusahaan tersebut, maka dilakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi yang mengangkat judul, EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN JASA PERSEWAAN ALAT BERAT (Rig) STUDI PT. AQUARIA PRIMA.

1.2 Perumusan MasalahSistem pengendalian intern dan sistem informasi dalam suatu perusahaan sangatlah penting, karena pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi akurat dan memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya dan sistem informasi digunakan untuk mendukung kegiatan operasional pada perusahaan PT Aquaria Prima, penjualan jasa Rig merupakan kegiatan yang paling banyak ditangani oleh perusahaan dan ujung tombak kelangsungan hidup perusahaan. Sehingga penelitian ini hanya dibatasi pada sistem pengendalian intern penjualan jasa Rig. Berdasarkan hal tersebut maka perumusan masalahnya adalah:1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini, memiliki tujuan untuk:Manajemen PT. Aquaria Prima sebagai evaluasi penerapan sistem pengendalian intern penjualan jasa Rig.a. Untuk menguji struktur pengendalian intern atas penjualan pada PT Aquaria Prima yang terdiri dari: control environment, risk assessment, control activities, information and communication, dan monitoring.b. Untuk memastikan bahwa transaksi penjualan di PT. Aquaria Prima telah didukung oleh bukti yang terkait.

1.3.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini memiliki kegunaan, diantaranya:a. Bagi PT. Aquaria PrimaSebagai evaluasi pada sistem pengendalian intern penjualan jasa Rig apakah dalam sistem penjualan jasa Rig telah efisien dan efektif dan juga untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengendalian pada PT. Aquaria Primab. Bagi PenelitiUntuk memadukan dan membandingkan teori yang didapat dibangku kuliah dengan praktek bisnis yang sebenarnya, serta untuk mengetahui apakah teori tersebut dapat diaplikasikan untuk membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam PT. Aquaria Primac. Bagi AkademisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan menambah wawasan pengetahuan tentang sistem pengendalian intern penjualan jasa Rig, khususnya bagi pihak-pihak yang bersangkutan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Dasar SistemSecara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur-unsur, komponen-komponen, atau variable-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lain dan terpadu. Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan oleh Kenneth Boulding (1997) terutama menekankan pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk sebuah sistem.2.1.1 Pengertian SistemSebelum membangun sebuah sistem perlu diketahui terlebih dahulu apa pengertian sistem itu. Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling ketergantungan dan terpadu satu dengan yang lainnya. Model dasar dari suatu sistem yaitu adanya masukan (input), adanya suatu proses (process), dan adanya suatu keluaran (output). Sistem terbagi menjadi dua yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka, sistem akuntansi merupakan contoh dari sistem tertutup karena di dalam prosesnya yang membatasi pengaruh dari lingkungan luarnya, sedangkan sistem informasi merupakan contoh sistem terbuka yang bisa menerima masukan dari lingkungan luarnya.Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang lebih menekankan pada prosedurnya dan lebih menekankan pada elemen atau komponennya. Definisi sistem yang menekankan pada prosedurnya, suatu sistem adalah Mendefinisikan sebagai jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto,2005:1).Definisi sistem yang lebih menekankan pada elemen-elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto,2005:2).Pendekatan sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Suatu sistem terdiri dari beberapa subsistem atau sistem bagian, sebagai contoh sistem akuntansi dapat terdiri dari beberapa subsistem yaitu subsistem akuntansi pembayaran, subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntani penggajian dan sebagainya.Komponen-komponen dalam suatu sistem tidak dapat lepas sendiri-sendiri, karena komponen-komponen atau subsistem-subsistem saling berhubungan membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan atau sasaran sistem.Suatu sistem memandang suatu organisasi sebagai sistem yang menyatu dan mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berhubungan. Maksud dari suatu sistem yaitu mencapai suatu tujuan (goal) dan untuk mencapai suatu sasaran (objective).2.1.2 Karakteristik SistemSuatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.a. Batasan Sistem (Boundary)Merupakan daerah yang dibatasi antara satu sistem dengan sistem lainnya.b. Lingkungan Luar Sistem (Evironment)Lingkungan luar sistem adalah suatu sistem yang terkait dengan sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan.c. Penghubung SistemPenghubung (interface) merupakan media pengubung antara satu subsistem dengan sistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem yang lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.d. Masukan SistemMasukan (input) adalah energy yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energy yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi, sedangkan signal input adalah energy yang diproses untuk didapatkan keluaran.e. Keluaran Sistem Keluaran sistem (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem lain.f. Pengolah sistemPengolah sistem adalah suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.g. Sasaran SistemTujuan sistem merupakan karakteristik sistem yang menentukan daerah mana sistem yang akan berjalan sehingga sangat menentukan masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang dihasilkan.

2.1.3 Klasifikasi SistemSistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya, oleh karena itu sistem itu dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut:a. Sistem abstrak (Abstract system) dan Sistem Fisik (physical System)Abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan tuhan, sedangkan sistem secara fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem computer, sistem produksi, sistem penjualan dan lain sebagainya.b. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem peputaran bumi, terjadinya siang dan malam, pergantian musim, sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan manusia dengan mesin, yang disebut dengan human machine system. Sistem informasi yang berbasis computer merupakan contoh human machine system, karena menyangkut penggunaan computer yang berinteraksi dengan manusia.c. Sistem Tertentu (Deterministik System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistik System)Sistem tertentu adlah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagian dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan, sedangkan sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mangandung unsur tak menentu.d. Sistem Terbuka (Open System) dan Sistem Tertutup (Closed System)Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan berpengaruh dengan lingkungan luarnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, amak suatu sistem harus mempunyai pengendalian yang baik, sedangkan sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak berpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya.2.1.4 Siklus Hidup SistemSiklus hidup sistem adalah proses evaluasioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis computer. Siklus hidup sistem terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara top down. Siklus hidup sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pembangunan dan pengembangan sistem. Beberapa tahapan dari daur hidup sistem, yaitu:a. Mengenali Adanya KebutuhanSebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan atau problema yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya.b. Pembangunan SistemSuatu proses atau prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun sistem untuk memenuhi kebutuhan tersebut.c. Pemasangan SistemMerupakan tahap yang penting dalam dasar hidup sistem, dimana dari tahap pembangunan sampai operasional yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.d. Pengoperasian SistemProgram dan prosedur yang membutuhkan suatu sistem yang berbentuk statis.e. Sistem Menjadi UsangKadang-kadang perubahan yang terjadi begitu drastis, sehingga sistem sudah tidak layak untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.2.2 Pengertian AuditKeputusan ekonomi biasanya didasarkan atas informasi yang tersedia bagi para pengambil keputusan. Untuk memperoleh manfaat terbaik, para pengguna harus memiliki informasi ekonomi yang relevan dan handal. Informasi yang relevan harus membantu para pengguna membentuk prediksi mengenai hasil kejadian masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Agar informasi menjadi handal maka informasi tersebut harus menyajikan apa yang semestinya disajikan.Kebutuhan akan informasi keuangan yang relevan dan handal ini menciptakan permintaan akan jasa akuntansi dan audit. Pihak-pihak pengguna seperti bank dan kreditur memerlukan informasi seperti itu untuk membuat keputusan pemberian pinjaman. Adapun manajemen dan pemerintah memerlukan informasi keuangan yang handal untuk membuat keputusan sesuai kebutuhan masing-masing, jasa seorang auditor sangatlah bermanfaat bagi pihak-pihak tadi dalam mengurangi resiko tidak relevan dan tidak handal suatu informasi.Banyak pengertian mengenai audit yang dikemukakan beberapa ahli di bidang audit, diantaranya:Alvin A. Arens dan Mark. S. Beasly, (2003:11) memberikan definisi audit sebagai berikut:Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independensi untuk dapat menetukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan criteria yang telah diciptakan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten.American accounting association committee dalam basic auditing concept yang dikutip oleh Guy, et. Al, (2002:5) memberikan pengertian auditing sebagai berikut: Suatu audit yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.Agoes (2003:4) memberikan pengertian auditing sebagai berikut:Suatu audit yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.Definisi yang sangat terkenal aalah definisi yang berasal dari ASOBAC (A Statement Of Basic Auditing Concepts) yaitu:Sebagai proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektifmengenasi aseri-asersi tentang sebagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.Jusup (2001:11) memberikan pengertian auditing sebagai berikut:Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi buku yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menetukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Definisi tersebut dapat diuraikan menjadi tujuh elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu:a. Proses sistematikAuditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur dan terorganisasi.b. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektifProses sistematis yang dilakukan tersebut merupakan proses untuk menghimpun bukti-bukti yang mendasari asersi-asersi yang dibuat oleh individu atau entitas. Auditor kemudian mengevaluasi bukti-bukti yang diperoleh tersebut. Baik saat penghimpunan maupun pengevaluasian bukti, auditor harus obyektif. Obyektif berarti mengungkapkan fakta apa adanya yang senyata, tidak bias atau tidak memihak dan tidak berprasangka buruk terhadap individu atau entitas yang membuat representasi tersebut.c. Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomiAsersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut. untuk audit laporan keuangan historis, asersi merupakan asersi manajemen melalui laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berhak umum. Asersi-asersi meliputi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, laporan operasi internal, dan laporan biaya maupun pendapatan berbagai pusat pertanggungjawaban pada suatu perusahaan. Jadi, asersi atau pernyataan tentang tindakan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi. Proses akuntani merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang.d. Menentukan tingkat kesesuaianHal ini berarti penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti dimaksudkan untuk menetukan dekat tidaknya asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk kuantitatif. Bentuk kuantitatif contohnya prosentase pencapaian penjualan bila dibandingkan dengan penjualan yang dianggarkan. Bentuk kualitatif contohnya kewajaran laporan keuangan.e. Kriteria yang ditentukanKriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukuran untuk mempertimbangkan asersi-asersi atau representasi-representasi. Kriteria tersebut dapat berupa prinsip akuntansi yang berlaku umum atau standar akuntansi keuangan, aturan-aturan spesifik yang ditentukan oleh badan legislatip atau pihak lainnya, anggaran atau ukuran lain kinerja manajemen.f. Menyampaikan hasil-hasilHal ini berarti hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengidentifikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria yang telah ditentukan. Komunikasi hasil audit tersebut dapat meperkuat ataupun memperlemah kredilitas representasi atau pernyataan yang dibuat.g. Para pemakai yang berkepentinganPara pemakai yang berkepentingan merupaka para pengambil keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan yang diinformasikan melalui laporan audit dan laporan lainnya. Para pemakai tersebut meliputi investor maupun calon investor dinpasar modal, pemegang saham, kreditor maupun calon kreditor, badan pemerintahan, manajemen, dan public pada umumnya.2.3 Tujuan dan Jenis AuditTujuan audit secara umum adalah untuk memberikan informasi yang dapat dipercayai mengenai suatu hasil audit yang telah dilakukan pada suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Secara khusus, audit dapat dirinci untuk masing-masing jenis audit sebagai berikut: (Arens dan Lobbecke, 2001:4)

a. Financial Statement Audit (audit Laporan Keuangan)Tujuan audit umum atas laporan jeuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.b. Compliace audit (Audit Ketaatan)Tujuan audit ketaatan adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur-prosedur, aturan-aturan, dan pedoman-pedoman khusus yang telah ditetapkan oleh manajemen atau pihak yang mempunyai keenangan.c. Operasional audit (audit operasional)Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian maupun dari prosedur dan metode operasional suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya. Pada saat audit operasional selesai, auditor akan member sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan.Menurut Mulyadi, (2002:30), auditing umumnya digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain

a. Audit Laporan KeuanganAudit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan-laporan keuangan tersebut secara keseluruhan yang merupakan keterngan-keterangan terukur yang akan diverifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Pada umumnya kriteria-kriteria tersebut adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Namun sering pula dilakukan pemeriksaan terhadap laporan-laporan keuangan yang disusun berdasarkan atas asas kas atau asas-asas akuntansi lainnya yang sesuai bagi organisasi yang bersangkutan.Asumsi yang mendasari suatu audit dari laporan-laporan keuangan adalah bahwa laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh kelompok-kelompok yang berbeda-beda. Oleh karena itu, jauh lebih bermanfaat untuk menggunakan seorang auditor yang menyelenggarakan suatu pemeriksaan dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang dapat diandalkan oleh semua pihak daripada membiarkan masing-masing pihak menyelenggarakan pemeriksaannya sendiri.

b. Audit KepatuhanTujuan dari suatu kepatuhan audit adalah untuk mempertimbangkan apakah klien (nasabah) telah mengikuti prosedur-prosedur atau peraturan-peraturan tertentu yang telah ditetapkan oleh yang berwenang. Suatu audit ketaatan bagi suatu perusahaan swasta dapat berupa audit apakah para pelaksana akuntansi telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh kontroler perusahaan, menunjau sistem upah apakah telah sesuai dengan undang-undang upah minimum, atau mengaudit surat-surat perjanjian dengan pihak bank atau kreditor, serta untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut telah memnuhi serta ketentuan hokum yang berlaku.

c. Audit OperasionalAudit operasional adalah suatu tinjauan terhadap setiap bagian dari prosedur operasi dan metode-metode suatu organisasi dengan tujuan untuk menilai ketepatan dan kegunaan serta keberhasilannya. Pada umumnya pada akhir suatu audit operasional diajukan saran-saran kepada manajemen untuk membenahi jalannya operasi did ala perusahaannya. Karena luasnya ruang linkup dimana dapat dilakukan evaluasi terhadap tingkat keberhasilan suatu operasi, adalah tidak mungkin untuk menentukan cirri-ciri pelaksanaan audit operasional secara pasti.Tujuan audit operasional adalah untuk mengidentifikasikan program atau kegiatan yang memerlukan perbaikan atau penyempurnaan dalam rangka memberikan rekomendasi, agar pengelolaan program atau kegiatan organisasi dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif. Tujuan audit operasional diarahkan pada tiga aspek yaitu: (1) Mengevaluasi kinerja; (2) Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan; dan (3) Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.2.4 Pengertian Pengendalian InternSuatu perusahaan yang telah berjalan harus memonitor kegiatan dan hasil operasinya. Manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap yang profesional untuk memajukan atau me meningkatkan hasil-hasil yang telah dicapainya.Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan secara efektif sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan dapat dengan segera dicapai, apabila pengendalian intern yang dijalankan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Tujuan dasar pengendalian intern adalah untuk meningkatkan efisiensi operasi dari perusahaan. Definisi pengendalian intern menurut beberapa pengarang sebagai berikut:Menurut Sawyer, et., al (2003:62) pengendalian internal berdasarkan COSO adalah:Sebuah perangkat manajemen yang digunakan untuk memberikan keyakinan yang wajar bahwa tujuan manajemen tercapai, tujuan tersebut terdiri dari: (a) meningkatkan susunan, keekonomisan, efisiensi dan efektifitas operasi serta kualitas barang dan jasa sesuai misi organisasi, (b) mengamankan sumber daya terhadap kerugian akibat pelepasan, penyalahgunaan, kealahan pengolahan, kekeliruan dan kecurangan, (c) meningkatkan kepatuhan pada hokum dan arahan manajemen, dan (d) membuat data keuangan dan manajemen yang dapat diandalkan serta pengungkapan yang wajar pada pelaporan yang tepat waktu.Definisi pengendalian intern menurut Standar Professional Akuntan Public (SPAP), SA seksi 319.2 adalah sebagai berikut:Pengendalian intern(dapat juga disebut sebagai struktur pengendalian intern) adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, dan personil lain entitas dan didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.Pengendalian meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketetuan yang terkoordinsai yang dianut dalam suatu perusahaan untuk menjamin ketiga tujuan seperti yang disebutkan di atas dapat tercapai. Pengendalian intern menurut model COSO (The Committee Of Sponsoring Oganization of the Tradeway Commission) terdiri dari lima komponen, sebagai berikut:1. Lingkungan control komponen ini meliputi manajemen disemua tingkatan terhadap operasi secara umum dan konsep control secara khusus. Hal ini mencakup: etika kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga mencakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen.2. Penentu resiko mencakup penentuan resiko disemua aspek organisasi dan penetuan kekuatan organisasi melalui evaluasi resiko3. Aktivitas control komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dahuunya dikaitkan dengan konsep control internal. Aktivitas-aktivitas ini meliputi persetujuan, rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur , pemeriksaan internal dan audit internal.4. Informasi dan komunikasi komponen ini merupakann bagian penting dari proses manajemen. Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi informasi tentang operasi control internal memberikan substansi yang dapat digunakan manajemen untuk mengevaluasi aktifitas control dan untuk mengelola operasinya.5. Pengawasan pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemem control.

2.5 Tujuan Pengendalian InternPerusahaan memepunyai alas an tertentu dalam mengadakan struktur pengendalian intern. Utamanya untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan. Struktur pengendalian intern antara satu perusahaan dengan yang lainnya tidak sama tergantung dari berbagai macam faktor, antara lain ukuran perusahaan dan kompliksitas usaha. Pengendalian intern memiliki beberapa tujuan yaitu:1. Menjaga dan melindungi harta kekayaan perussahaanSecara umum berarti bahwa setiap pengeluaran uang untuk pembelian persediaan, aktiva, pembiayaan operasi, penggunaan atau pemakaian persediaan dan aktiva, penyimpanan harta kekayaan perusahaan dapat dipertanggung jawabkan sebagaimana mestinya. Dan dalam pengertian yang lain berarti mencegah usaha-usaha penyelewengan yang disengaja. Sekarang pengertian diperluas termasuk mencegah kesalahan-kesalahan administratif yang tidak disengaja. Misalnya salah perkalian, salah penjumlahan, kurang dalam faktur dan semacamnya.2. Meneliti kecermatan dan kebenaran data-data akuntansiPengendalian intern yang baik memungkinkan pemeriksaan, penelitian, ketelitian dan kebenaran dari catatan pembukuan. Ini semua dikarenakan data-data akuntansi diproses secara benar melalui beberapa tahap pengendalian.3. Meningkatkan efisiensi kerjaEfisiensi kerja akan meningkat jika pengendalian intern atas budget, standar kerja dan standar lainnya didasarkan pada pengalaman, analisa serta kebijaksanaan dari pimpinan.4. Meningkatkan disiplin para pegawaiSuatu kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan diatasi apabila:a. Adanya pemisahan fungsi yang jelas untuk tiap bagianb. Adanya tanggung jawab secara organisasic. Adanya prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan oleh para pegawai.Tujuan pengendalian internal menurut Warren Reeve Fess (2008:208) adalah:1. Asset dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usahaPengendalian intern dapat melindungi asset dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan atau penempatan asset pada lokasi yang tidak tepat. Salah satu pelanggaran paling serius terhadap pengendalian intern adalah penggelapan oleh karyawan.2. Informasi bisnis yang akuratInformasi bisnis yang akurat diperlukan demi keberhassilan usaha. Penjagaan asset dan informasi yang akurat sering berjalan seiring. Sebabnya adalah karena karyawan yang ingin menggelapkan asset juga perlu menutupi penipuan tersebut dengan menyelesaikan pencatatan akuntansi.3. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuanPerusahaan harum mematuhi perundang-undangan dan peraturan yang berlaku serta standar pelaporan keuangan.Tujuan utama diselenggarakannya sistem pengendalian adalah untuk menghindarkan perusahaan dari berbagai kerugian. Kerugian ini dapat disebabkan berbagai hal, misalnya:a. penggunaan sumber daya yang berlebihanb. proses pengambilan keputusan yang tidak tegasc. kesalahan pencatatan datad. kerusakan pencatatan datae. kerusakan berbagai pencatatanf. hilang atau rusaknya aktiva karena kelalaian karyawang. ketidakpatuhan karyawan terhadap manajemenh. penyelewengan yang dilakukan oleh karyawanberdasarkan tujuannya struktur pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua macam (mulyadi: 2001:166):a. pengendalian intern akuntansi (internal accounting control)pengendalian intern akuntansi yaitu meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian serta keandalan data akuntansi.b. pengendalian intern administratif (internal administrative control)pengendalian intern administratif yaitu meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.2.5.1 Faktor-faktor Penghambat Pengendalian InternSecara teoritis kita menghendaki suatu sistem pengendalian intern yang sempurna dimana dapat mencerminkan keadaan yang ideal, tetapi secara praktis sesungguhnya sistem pengendalian intern yang sempurna sulit dicapai.Menurut Mulyadi ada keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian intern meliputi:a. Kesalahan dalam pertimbanganSeringkali, manajemen dan personel lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu atau rekanan lain.b. GangguanGangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dalam terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau mebuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.c. KolusiTindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terditeksinya kecurangan oleh pengendalian intern yang dirancang.d. Pengabaian oleh manajemenManajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer. Penyajian kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan semu. Contohnya adalah manajemen melaporkan laba yang lebih tinggi dari jumlah yang sebenarnya untuk mendapatkan bonus lebih tinggi bagi dirinya atau untuk menutupi ketidak patuhannya terhadap peraturan perundangan yang beraku.e. Biaya lawan manfaatBiaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secarakuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian intern.

2.5.2 Alat Untuk Mereview Pengendalian InternAktifitas pengendalian (control activities) merupakan kebijakan dan prosedur untuk membantu memberikan jaminan bahwa tindakan-tidakan yang dilakukan benar-benar telah dilaksanakan dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk itu diperukan suatu alat untuk dapat melakukan aktifitas pengendalian. Sukrisno Agoes mengemukakan ada tiga cara yang bias digunakan, yaitu:a. Internal control questionnaires (ICQ)Cara ini banyak digunakan karena dianggap lebih praktis dan sederhana. Biasanya auditor sudah memiliki satu set ICQ yang standar, yang bias digunakan untuk memahami dan mengevaluasi struktur pengendalian intern di berbagai jenis perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan dalam ICQ diminta untuk dijawab Ya akan menunjukan cirri internal control yang baik, Tidak akan menunjukan cirri internal control yang lemah, Tidak Relevan berarti pertanyaan tersebut tidak relevan untuk perusahaan tersebut.b. Flow ChartFlow chart menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur di suatu unit usaha, misalnya dalam flow chart untuk sistem dan prosedur pembelian, utang dan pengeluaran kas, digambarkan arus dokumen mulai dari permintaan pembeliaan (purchase requisition), order pembelian (purchase order) sampai dengan pelunasan utang yang berasal dari pembelian tersebut.c. NarrativeDalam hal ini auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem dan prosedur akuntansi yang berlaku di perusahaan, misalnya prosedur pengeluaran kas. Cara ini biasanya digunakan untuk perusahaan kecil yang pembukuan sederhana.

2.6 Pengertian PenjualanSebelum melakukan pembahasan lebih lanjut tentang penjualan maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai pengertian atau definisi penjualan.Dalam setiap perusahaan yang bergerak dalam perdagangan barang dan jasa, penjualan adalah suatu proses penting dalam melaksanakan tujuan perusahaan untuk meperoleh keuntungan maksimal. Oleh sebab itu, penjualan merupakan suatu kegiatan menjual barang-barang atau jasa yang menjadi obyek utama dari operasi perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.Penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan yang penting dalam suatu perusahaan, yang merupakan sumber utama untuk menghasilkan pendapatan. Penjualan menurut Basu Swastha (2005:8): Menjual adalah ilmu yang mempengaruhi prbadi, yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia member barang dan jasa yang ditawarkan.Menurut Warren, et.al, (2005:300) penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang atau jasa yang akan dijual, baik secara tunai maupun kredit.Sedangkan Soemarso (2004:164) memberikan pengertian tentang penjualan sebagai berikut: Penjualan barang dagang secara tunai dicatat sebagai debit pada akun kas dan kredit pada akun penjualan. Dalam praktik, penjualan tunai dicatat dalam buku penerimaan kas. Penjualan barang secara kredit dicatat sebagai debit pada akun piutang dagang dan kredit pada akun penjualan.Pengertian penjulan berdasarkan pendapat Suwardjono (1989:214) adalah Aliran masuk kas atau aktivitas lain yang timbul karena perusahan menjual barang atau jasa. Disebut secara khusus dengan penjualan. Secara umum penjualan dapat juga disebut dengan pendapatan sama seperti perusahaan.Sedangkan menurut pendapat Mulyadi dalam buku sistem akuntansi (2002:199). Penjualan adalah suatu kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit ataupun secara tunai.Kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang dan jasa secara kredit maupun secara tunai.1. Penjualan tunai adalah penjualan dengan cara melakukan pembayaran langsung saat diterimanya barang atau jasa yang dibeli.2. Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu kemudian setelah diterimanya barang atau jasa.Swasta (2001:8) memberikan definisi penjualan yaitu ilmu dan seni mempengaruhi orang yang dilakukan penjualan untuk mengajak orang lain agar membeli barang atau jasa yang ditawarkan.Pengertian penjualan secara umum adalah sebagai berikut:Penjualan adalah transaksi yang menambah nilai pembeli untuk memnuhi kebutuhan mereka dan hasil yang diperoleh dapat menguntungkan penjual dan pembeli. (buchori,2002).2.6.1 Jenis-jenis PenjualanMenurut Basu Swastha (2000:29), penjualan dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu:a. Trade SellingMerupakan jenis penjualan dengan menggunakan perantara. Jadi penjual tidak melakukan penjualan barang atau jasa secara langsung kepada pembeli tetapi melalui perantara.b. Missionary sellingPenjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan.c. Technical sellingPenjualan secara teknis berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya. Dalam hal ini, tenaga penjual dalam perusahaan bertugas untuk mnegidentifikasikan dan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi pembeli, serta enunjukan bagaimana produk atau jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut.d. New business sellingJenis penjualan ini berusaha untuk membuka transaksi baru dengan mengubah calon pembeli menjadi pembeli.e. Responsive sellingSetiap tenaga diharapkan member reaksi terhadap permintaan pembeli dengan pelayanan yang baik serta dapat menyenangkan pelanggan.2.6.2 Pengakuan pendapatan (Recognition of Revenue)Permasalahan pertama dalam akuntansi adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Pada prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognaton principle), umumnya pendapatan diakui pada saat (1) direalisasikan atau dapat direalsasikan dan (2) dihasilkan (earned). Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa.1. Pendapatan dianggap direalisasikan apabila barang dan jasa, barang dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas; Pendapatan dianggap dapat direalisasikan apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat konversi (siap ditukar) menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui.2. Pendapatan dikatakan penghasilan apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.Pendapatan yang berhubungan dengan transaksi penjualan jasa yang dapat diestimasi dengan andal (bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai pemakaian yang ditulis dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan) harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.Suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal jika:a. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.b. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi dari tanggal neraca dapat diukur dengan andal.c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk penyelesaian transaksi tersebut dapat diukur secara andal. Bila transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan yang diakui hanya berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali.2.6.3 Cara-cara PenjualanAntara pengusaha yang satu dengan pengusaha yang lainnya sering terdapat perbedaan dalam cara melakukan penjualannya. Adapun cara penjualan yang umum dilakukan adalah:a. Penjualan langsungPenjualan langsung merupakan cara penjualan dimana penjual langsung berhubungan/berhadapan/bertemu muka dengan calon pembeli atau langganannya, bahkan terjadi tawar menawar untuk mencapai kesepakatan.b. Penjualan tidak langsungDalam penjualan tidak langsung, penjual tidak langsung berhadapan muka dengan calon pembeli atau langganannya.a. Pengertian jasaSumarni (1998:303) memberikan pengertian jasa adalah sebagai berikut: Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu. Produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik.b. Pengakuan Jasa Service (Revenue Recognition)Pengakuan pendapatan jasa service biasanya menggunakan metode penyelesaian proporsional atau oleh menyelesaikan metode layanan kontrak. Dengan metode proporsional kinerja pelaksanaan lebih dari satu tindakan. Pendapatan diakui dengan metode ini akan ditentukan atas dasar nilai kontrak, biaya yang terkait, jumlah tindakan atau lainnya yang sesuai dasar. Untuk tujuan praktis, ketika layanan yang disediakan oleh tak tentu jumlah tindakan over periode waktu tertentu, pendapatan diakui atas dasar garis lurus selama jangka waktu tertentu kecuali ada bukti bahwa beberapa metode lain yang lebih baik merupakan pola kinerja. Dengan metode layanan kontrak kinerja terdiri dari eksekusi tunggal yang act. Altenative, layanan yang dilakukan di lebih dari satu tindakan, dan pelayanan belum dilakukan adalah begitu signifikan dalam kaitannya dengan transaksi secara keseluruhan yang kinerja tidak dapat dianggap telah selesai sampai pelaksanaan tindakan-tindakan. Metode layanan kontrak selesai adalah relevan dengan pola kinerja dan pendapatan sesuai diakui pada saat tindakan tunggal atau terakhir berlangsung dan layanan menjadi dikenakan biaya.c. Kerangka analisaPada dasarnya setiap manajemen dalam perusahaan menginginkan kegiatan operasinya dijalankan dengan baik sesuai dengan kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh manajemen sebelumnya guna untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.Umumnya untuk mengatur atau memastikan bahwa kegiatan operasi telah dilakukan sesuai dengan kebijakan serta prosedur yang telah ditetapkan, manajemen melakukan audit pada bagian atau fungsi tertentu dari suatu perusahaan yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independensi untuk dapat menetukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud kriteria yang diciptakan. Audit yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan umumnya antara lain audit laporan keuangan, audit operasional dan audit ketaatan.Selanjutnya, salah satu hal yang paling penting dalam suatu perusahaan adalah penjualan yang merupakan pendapatan utama bagi perusahaan. Semakin banyak penjualan yang dilakukan maka semakin banyak pendapatan yang akan diterima perusahaan. Begitu sebaliknya semakin sedikit penjualan yang dilakukan maka pendapatan yang diterima akan sedikit. Tentunya untuk melakukan aktivitas penjualan tersebut perusahaan harus melakukannya secara efektif dan efisien.Untuk mengukur aktivitas penjualan perusahaan maka manajemen perlu melakukan audit opeasional atas aktivitas penjualan guna mengetahui apakah aktivitas penjualan telah dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Audit operasional merupakan suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui aakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.Adapun tahap-tahap audit operasional yang akan dilaksanakan antara lain survey pendahuluan, penelaah dan pengujian atas sistem pengendalian intern, pengujian terperinci dan pengembangan laporan.Survey pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai bisnis perusahaan yang dilakukan melalui Tanya jawab dengan manajemen dan staff perusahaan serta penggunaan questionnaires.Penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian intern untuk mengevaluasi dan menguji efektivitas dari pengendalian intern yang terdapat diperusahaan, biasanya menggunakan control questionnaires (ICQ), flow chart dan penjeasan narrative serta dilakukan pengetesan atas beberapa transaksi.Pengujian terinci dimaksudkan dengan melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan untuk mengetahui apakah aktivitas penjualan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen, dalam hal ini auditor harus melakukan observasi terhadap kegiatan dari fungsi-fungsi yang terdapat diperusahaan.Kemudian tahap yang terakhir adalah pengembangan laporan yaitu auditor memberikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan mengenai penyimpangan yang terjadi terhadap kriteria (standar) yang berlaku yang menimbulkan inefisiensi, inefektivitas dan ketidakhematan serta kelemahan dalam sistem pengendalian intern yang terdapat diperusahaan yang di audit.Efektivitas berarti bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai tujuannya baik ditinjau dari kualitas hasil kerja maupun batas waktu yang ditargetkan. Sedangkan efisiensi bertindak dengan cara meninimalisasi kerugian atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan suatu kegiatan operasi.Gambar 2.1.

LINGKUNGAN PENGENDALIANPENAKSIRAN RESIKOSISTEM INFORMASI KOMUNIKASIPEMANTAUANAKTIVITAS PENGENDALIANKerangka Analisa

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PENJUALAN JASA PERSEWAAN Rig

TEST TRANSAKSI DAN DOKUMENTASI

TIDAK EFEKTIFEFEKTIF

Keterangan:

: Objek yang menjadi fokus penelitian

: Ojek yang tidak menjadi fokus

: Hubungan antar variabel

32