Upload
yusri-sumiarni
View
282
Download
27
Embed Size (px)
Citation preview
1. Latar Belakang
Berdasarkan data dari Balittri (2009) permintaan minyak didunia sebesar 84,20 juta barel
per hari dan diperkirakan pada tahun 2030 permintaannya akan meningkat menjadi 113,30
juta barel per hari. Meningkatnya permintaan tersebut mengakibatkan persediaan minyak
bumi semakin menipis, salah satunya adalah di Indonesia. Terbatasnya sumber daya minyak
bumi didalam negeri telah menjadikan sekitar 50% pemenuhan kebutuhan bahan bakar solar
nasional harus dilakukan melalui impor (BRDST, 2008). Dengan demikian Indonesia
menjadi negara importir minyak terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka dilakukan berbagai penelitian untuk mencari energi alternatif yang dapat
diperbaharui. Salah satu energi alternatif tersebut adalah Bahan Bakar Nabati (BBN). Solusi
tersebut antara lain penanaman tanaman yang berpotensi sebagai bahan bakar alternatif
(bioenergi). Salah satu tanaman yang sedang dikembangkan untuk dijadikan bioenergi, dalam
hal ini biodiesel adalah Kemiri Sunan (Aleurites trisperma Blanco). Penanaman kemiri Sunan
terus dilakukan karena selain berpotensi sebagai bahan bakar alternatif, tanaman ini dapat
berfungsi sebagai tanaman konservasi dan penahan air. Pada saat ini, tanaman kemiri Sunan
banyak ditanam di daerah Indonesia khususnya di daerah Jawa Barat seperti Majalengka,
Sumedang, Garut dan Tasikmalaya. Pada saat ini lebih dari 2 juta pohon ditanam di DAS
Cimanuk (TV One dan Kabar Indonesia, 2010). Berdasarkan hal tersebut maka berbagai
pihak telah melakukan penelitian dan pengembangan mengenai tanaman tersebut.
Dari hasil yang dilakukan oleh Hasyim dan Nurjuwita (2008) dan Balittri-Litbang,
Deptan (2009) disebutkan bahwa setelah melalui pengukusan maupun pengeringan, biji
kemiri Sunan dapat diolah untuk memperoleh minyaknya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Balittri (2009), tanaman kemiri Sunan yang telah berumur 10 tahun dapat
menghasilkan 50-289 kg biji/pohon/tahun dengan rendemen minyak 55-56%. Minyak yang
dihasilkan berupa minyak nabati non pangan (non edible oil) sehingga tidak bersaing dengan
kebutuhan pangan. Minyak tersebut mengandung ester asam-asam lemak yang dapat
digunakan sebagai biodiesel. Ester asam-asam lemak tersebut antara lain asam palmitat, asam
linoleat, asam oleat, dan asam -oleostearat.
Berdasarkan potensi minyak kemiri Sunan yang diperoleh dari hasil penelitian diatas,
maka dilakukan penelitian lanjutan yaitu pembuatan biodiesel dari minyak Kemiri Sunan
(Aleurites trisperma Blanco) melalui transesterifikasi dengan menggunakan katalis homogen
KOH dan NaOH (Wulandari dan Nurhardiyani; Djenar, N.S dan Lintang, 2009)
1
Dari hasil penelitian tersebut disebutkan bahwa minyak Kemiri Sunan (Aleurites
trisperma Blanco) yang sudah diesterifikasi terlebih dahulu, pada saat transesterifikasi
dengan katalis KOH menghasilkan biodiesel dengan nilai viskositas kinematik (400C) 6,78
cSt, bilangan iodium 76,66 g iod/100 g, berat jenis (400C) 0,9002 g/cm3 dan bilangan asam
1,41 mg KOH/g. Berdasarkan hasil tersebut, meskipun nilai bilangan asam yang diperoleh
masih cukup tinggi, biodiesel yang dihasilkan telah memenuhi Syarat Mutu Biodiesel
Indonesia.
Dari hasil penelitian berikutnya (Andriana dan Suryani, 2010:34) diperoleh bahwa
kondisi optimum transesterifikasi pada proses pembuatan biodiesel dari minyak Kemiri
Sunan (Aleurites trisperma Blanco) adalah pada temperatur 400C selama 30 menit. Dari hasil
analisis secara fisika dan kimia, biodiesel pada kondisi optimum memiliki nilai berat jenis
(400C) sebesar 0,8870 g/cm3, viskositas kinematik (400C) sebesar 6,2457 cSt, heating value
sebesar 41.414 J/kg, titik nyala (flash point) sebesar 1400C, kadar air sebesar 3,52 x 10-3 %-b,
% FFA sebesar 0,14%, bilangan asam sebesar 0,2639 mg KOH/g, kandungan metil ester
sebesar 97,03%, angka penyabunan sebesar 226,49 mg KOH/g dan bilangan yang tidak
tersabunkan sebesar 1,56%.
Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa minyak
Kemiri Sunan (Aleurites trisperma Blanco) telah layak menjadi bahan baku biodiesel, karena
berdasarkan sifat fisika dan kimia telah memenuhi Syarat Baku Mutu Biodiesel Indonesia
berdasarkan SNI-04-7182-2006.
Pada umumnya produksi biodiesel dilakukan dengan menggunakan katalis homogen (fasa
katalis sama dengan campuran reaksi) yaitu KOH atau NaOH. Penggunaan katalis homogen
memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak dapat digunakan kembali (reused), dapat terjadi
reaksi samping yang tidak diharapkan (saponifikasi), pemisahan antara katalis dan produk
harus melalui berbagai tahapan sehingga meningkatkan biaya produksi. Pada katalis
heterogen, seperti CaO, MgO dan CaCO3 kelemahan diatas dapat dicegah karena katalis-
katalis ini mempunyai fasa yang berbeda (berbentuk padat), sehingga mudah dipisahkan dan
diperoleh kembali (recovery) melalui proses dekantasi dan filtrasi dengan menggunakan alat
yang sederhana (Mittelbach and Koncar, 2004:55). Dengan demikian dapat menghemat biaya
produksi dan diharapkan yield yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan katalis
homogen.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut diatas, maka dilakukan penelitian
lanjutan pembuatan biodiesel dari minyak Kemiri Sunan (Aleurites trisperma Blanco) dengan
katalis heterogen dalam hal ini adalah kalsium oksida (CaO). Pemilihan katalis CaO ini
2
karena berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan minyak kacang
kedelai yang direaksikan dengan metanol, dapat menghasilkan biodiesel dengan konversi
97% dengan waktu reaksi 3 jam. CaO yang telah dipakai dalam penelitian tersebut dapat
digunakan kembali (reused) untuk 20 kali reaksi (Liu dkk, 2007 dalam Yulistina dan
Elizabeth, 2008). Pada pembuatan biodiesel dari minyak kelapa sawit dengan katalis CaO
menghasilkan biodiesel dengan konversi 100% (Yulistina dan Elizabeth, 2008). Atas dasar
itulah penelitian ini diberi judul ”Kajian Awal Proses Transesterifikasi Minyak Kemiri Sunan
(Aleurites trisperma Blanco) Dengan Menggunakan Katalis Heterogen Kalsium Oksida
(CaO)”.
2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Memanfaatkan potensi biji Kemiri Sunan (Aleurites trisperma Blanco) sebagai
bahan baku pembuatan biodiesel.
2. Uji coba produksi biodiesel dari minyak Kemiri Sunan (Aleurites trisperma Blanco)
melalui reaksi transesterifikasi secara batch dengan menggunakan katalis heterogen
kalsium oksida (CaO).
3. Memperoleh kondisi operasi optimum dari pembuatan biodiesel dengan
menggunakan katalis heterogen (CaO).
3. Ruang Lingkup
Batasan dari penelitian ini adalah :
1) Pengeringan biji kemiri Sunan (Aleurites trisperma Blanco) dengan menggunakan
oven pada suhu ± 70oC selama ± 60 menit.
2) Ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi padat-cair menggunakan peralatan
leaching dengan pelarut n-heksana pada tekanan steam < 1 bar selama ±180 menit
(15 kali siklus) yang dilanjutkan dengan proses evaporasi pada temperatur 40˚C
dalam keadaan vakum.
3) Degumming menggunakan H3PO4 0.8% yang dilanjutkan dengan proses netralisasi
menggunakan NaOH 0,5N.
3
4) Esterifikasi dilakukan dengan cara mereaksikan minyak kemiri dengan metanol pada
perbandingan volume 4 : 1 dengan katalis H2SO4 sebanyak 3%/v-minyak pada
temperatur 60˚C selama 1 jam.
5) Transesterifikasi dengan menggunakan metanol dan katalis CaO 6%/b-minyak.
Perbandingan volume antara minyak kemiri dengan metanol adalah 4 : 1. Reaksi
dilakukan dalam skala laboratorium pada temperatur reaksi 50˚C, 60˚C, 65˚C dan
waktu 1, 3 dan 5 jam.
6) Pemisahan biodiesel dengan metanol sisa menggunakan rotavapor.
7) Pemisahan antara metil ester (biodiesel), CaO dan gliserol yang dilakukan dengan
menggunakan corong pemisah. Sehingga terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan atas
berupa biodiesel, lapisan tengah yaitu CaO dan lapisan bawah yaitu gliserol.
8) Pemurnian metil ester.
9) Penentuan persen perolehan biodiesel.
10) Analisis sifat fisika dan kimia terhadap biodiesel antara lain pH, viskositas, kadar air,
flash point, heating value, kadar gliserol total dan bebas, %FFA dan bilangan asam,
massa jenis, bilangan setana, bilangan iod dan bilangan penyabunan.
4. Metodologi Penelitian
Tahap penelitian meliputi :
1). Tahap Persiapan
Tahap Persiapan terdiri dari :
a) Penyediaan dan perangkaian seperangkat alat ekstraksi padat cair dan
evaporasi.
b) Penyediaan dan perlakuan awal terhadap biji kemiri Sunan (Aleurites
trisperma Blanco) dengan pengeringan menggunakan oven pada suhu ±70oC
selama ±60 menit.
c) Penyediaan zat kimia yang akan digunakan.
d) Ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi padat-cair menggunakan peralatan
leaching dengan pelarut n-heksana pada tekanan steam < 1 bar (15 kali siklus).
e) Evaporasi minyak kemiri pada temperatur 40˚C dalam keadaan vakum.
f) Pemurnian minyak kemiri melalui degumming dengan menggunakan asam
posphat (H3PO4) 0,8% dan dilanjutkan dengan netralisasi menggunakan NaOH
0,5N.
4
g) Penyediaan dan perangkaian seperangkat alat untuk reaksi esterifikasi dan
transesterifikasi.
2). Tahap Pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan terdiri dari :
a) Esterifikasi
Mereaksikan minyak kemiri dengan metanol pada perbandingan volume 4 : 1
dengan katalis H2SO4 sebanyak 3%/v-minyak.
b) Transesterifikasi
Mereaksikan minyak kemiri dengan metanol dalam perbandingan volume 4 : 1
menggunakan katalis CaO 6%/b-minyak kemiri dengan variasi temperatur (50,
60 dan 650C) dan waktu (1, 3 dan 5 jam).
c) Pemurnian
Pemisahan biodiesel dengan methanol sisa menggunakan rotavapor dengan
suhu 70oC.
d) Pemisahan (dekantasi)
Pemisahan antara metil ester (biodiesel), CaO dan gliserol yang dilakukan
dengan menggunakan corong pemisah. Sehingga terbentuk 3 lapisan yaitu
lapisan atas berupa biodiesel, lapisan tengah yaitu CaO dan lapisan bawah
yaitu gliserol. Proses dekantasi dilakukan selama + 8 jam.
e) Penentuan persen perolehan biodiesel.
3). Tahap Analisis Produk
Tahap Analisis Produk terdiri dari :
Analisis sifat fisika dan kimia terhadap biodiesel antara lain pH, viskositas, kadar air, flash
point, heating value, kadar gliserol total dan bebas, %FFA dan bilangan asam, massa jenis,
bilangan setana, bilangan iod dan bilangan penyabunan.
5
Skema Pelaksanaan Penelitian
Diagram Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kemiri Sunan (Aleurites trisperma
Blanco)
6
TRANSESTERIFIKASI(T=500,600dan 650C,
t=1, 3 dan 5 jam)Metanol
CaO
PEMISAHAN (DEKANTASI)
Gliserol + Biodiesel + CaO
EVAPORASIVakum, T=700C
Biodiesel MurniPENETAPAN %
PEROLEHAN
Gliserol
ANALISIS SIFAT KIMIA DAN FISIKA
PENGADUKANT = 250C, t = 30 menit
ESTERIFIKASI(T=600C,t=60 menit)
PEMANASAN (T= 600C)
Minyak Kemiri Sunan
PENGGERUSAN
Methanol Recovery
PENIMBANGAN
Biodiesel Murni + CaO
PEMISAHAN (DEKANTASI)Suhu Ruang, t = + 8 jam
CaO
Metanol
AirH2SO4 3%/v-minyak
CaO Recovery
5. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan adalah pada tabel 5.1 dan 5.2
Tabel 5.1 Daftar Kebutuhan Alat
No Alat yang digunakan Spesifikasi Jumlah
1 Rotavapor - 1
2 Sentrifuge - 1
3 Penangas air T = 100˚C 3
4 Kondensor - 3
5 Termometer T = 100˚C 3
6 Tabung CaCl2 - 3
7 Batu didih - 3
8 Viskometer - 1
9 pH meter - 1
10 Labu erlenmeyer Vol = 250 mL 3
11 Bomb kalorimeter - 1
12 Piknometer Vol = 25 mL 3
13 Gelas kimia Vol = 500 mL 1
14 Gelas kimia Vol = 250 mL 1
15 Gelas ukur Vol = 250 mL 2
16 Corong kaca - 2
17 Klem - 10
18 Penyangga reaktor - 3
19 Donkrak - 3
20 Statip - 3
21 Selang plastik - -
22 Benang kasur - 1 gulung
23 Hot plate - 1
24 Reaktor leher 4 750 mL 2
25 Magnetic stirer - 1
26 Motor pengaduk - 2
27 Labu takar 500 mL 2
28 Klem holder - 10
29 Corong tetes 100 mL 2
7
30 Batang pengaduk - 2
31 Flash Point Analyzer - 1
32 Oven - 1
33 Lumpang - 1
34 Alu - 1
35 Bola Hisap - 2
36 Pipet Ukur 5 ml 1
37 Pipet Tetes - 3
38 Pipet Volum 10 ml 1
39 Alumunium foil - 1 lembar
40 Tabung reaksi - 1
41 Buret 50 ml 1
42 Neraca Analitik - 1
43 Botol Semprot - 1
44 Spatula - 2
45 Kaca Arloji - 2
46 Penjepit Kayu - 2
47 Corong Pisah - 1
Tabel 5.2 Daftar Kebutuhan Bahan
No Bahan yang digunakan Spesifikasi Jumlah
1 Biji kemiri Aleurites trisperma Blanco 8 kg
2 Aquadest - 15 L
3 n-Heksana Teknis 15 L
4 HCl p.a. 250 mL
5 CaO p.a. 250 g
6 Phenolptalein p.a. 1 g
7 Asam oksalat p.a. 1 g
8 Alkohol netral 95% p.a. 2 L
9 NaOH p.a. 5 g
10 Karbon tetraklorida p.a. 100 mL
11 Kalium iodida p.a. 25 g
12 Natrium tiosulfat p.a 25 g
8
13 Iod monoklorida p.a. 8 g
14 Asam asetat glasial p.a. 500 mL
15 Pati - 1 kg
16 HgI p.a 0.5 g
17 Kalium dikhromat p.a. 5 g
18 NaCl p.a. 1 kg
19 Asam posphat p.a. 20 mL
20 Metanol Teknis 2 L
21 Khloroform p.a. 1 L
22 Sodium hipoklorit - 1 L
23 H2SO4 p.a 100 mL
24 KOH p.a 10 g
25 Asam Benzoat p.a 2 g
Tabel 7.1 Daftar Perkiraan Biaya
No Uraian KuantitasHarga Satuan
(Rp)Harga (Rp)
1 Proses PenelitianBiji kemiri 8 kg - -Aquadest 15 L 1.600 24.000CaO 250 gram 1.300 325.000n-Heksana 15 L 39.000 585.000
Kertas saring 3 lembar 17.000 51000
Benang kasur 1 gulung 2.000 2.000
NaOH 45 g 1.500 67.500Metanol 1 L 39.000 39.000
H2SO4 100 mL - -2 Proses Analisis
HCl 250 mL 350 87.500KOH 45 g 1.500 67.500
Phenolptalein 1 g 48.000 48.000
Alkohol netral 95% 1,5 L 68.000 102.000
9
Asam oksalat 1 g 2.000 2.000
Asam Benzoat 2 g
NaOH 5 g 700 3.500
Karbon tetraklorida 1 L 104.000 104.000
Kalium iodida 25 g 6.000 150.000
Natrium tiosulfat 50 g 1000 30.000
Iod monoklorida 8 g 13.000 104.000
Asam asetat glasial 500 mL 200 100000
Pati 1 kg 5.200 5.200Hgl 0,5 g 58.000 24.000
Kalium dikhromat 5 g 3.500 17.500
NaCl 1 kg 11.000 11.000
Asam phospat 20 mL 160.000 160.000
Khloroform 1 L 167.000 167.000
Sodium hipoklorit 1 L 13.000 13.000
Analisis GC-MS 2 sampel 390.000 780.000
Analisis viskositas 10 sampel 50.000 350.000
Analisis Heating Value
10 sampel - -
3 Pembuatan laporanPhotocopy - - 75.000Penjilidan - - 100.000Kertas A4 - - 75.000Tinta Printer - - 100.000
Total Pengeluaran 3.769.700
10
DAFTAR PUSTAKA
Djenar, N.S dan Ninik Lintang, 2009, Proses Transesterifikasi Dari Minyak Kemiri Sunan (Aleurites trisperma Blanco Menjadi Biodiesel, Politeknik Negeri Bandung.
11
Mittelbach, M, dkk, 2004, Biodiesel The Comprehensive Handbook, Vienna : BaersedructGes mbH.
Wulandari, Canrika dan Dian Nurhardiyani, 2009, Studi Pendahuluan TransesterifikasiSecara Bertahap Dari Minyak Kemiri Sunan (Aleurites trisperma Blanco) MenjadiBiodiesel, Politeknik Negeri Bandung.
Andriana dan Nelly Suryani, 2010, Penentuan Temperatur dan Waktu OptimumTransesterifikasi pada Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kemiri Sunan(Aleurites trisperma Blanco), Politeknik Negeri Bandung.
Yulistina, Citra dan Lidya Elizabeth, 2008, Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawitdengan Katallis Kalsium Oksida, Politeknik Negeri Bandung.
Hasyim, Handri dan Nurjuwita, 2008, Pengambilan Minyak Kemiri dari Inti Biji KemiriSpesies Aleurites trisperma Blanco dengan Ekstraksi Padat-Cair Menggunakan Peralatan Soxhlet, Politeknik Negeri Bandung.
BRDST, 2008, Membangun Pabrik Biodiesel Skala Kecil, Jakarta : Swadaya.
(http://www.balittri.litbang.deptan.go.id (on line) (22 Desember 2009).
12