30
  1 A. Judul Penerapan Model Kooperatif Tipe Investigasi kelompok untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Biologi. B. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan hal yang sangat mendasar bagi manusia dan merupakan proses yang tidak henti-hentinya. Belajar merupakan proses yang berkesinambungan yang mengubah pembelajar dalam berbagai cara. Menurut Gagne (dalam trianto, 2007:12) mengemukakan bahwa terjadinya belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu, kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau di tata dalam suatu pembelajaran. Dalam kurikulum 2006 yang dinyatakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 377-378) dikatakan bahwa pembelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaa n, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya. 2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adannya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, li ngkunga n, teknologi dan masyarakat 4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan keterampilan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi

Proposal Mohammad Iqbal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 1/30

 

 

1

A.  Judul

Penerapan Model Kooperatif Tipe Investigasi kelompok untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa SMP dalam Pembelajaran Biologi.

B.  Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan hal yang sangat mendasar bagi manusia dan merupakan proses

yang tidak henti-hentinya. Belajar merupakan proses yang berkesinambungan yang

mengubah pembelajar dalam berbagai cara. Menurut Gagne (dalam trianto, 2007:12)

mengemukakan bahwa terjadinya belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik 

kondisi internal maupun eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa

sebagai hasil belajar terdahulu, kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang

atau di tata dalam suatu pembelajaran.

Dalam kurikulum 2006 yang dinyatakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(2006: 377-378) dikatakan bahwa pembelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1.  Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya.

2.  Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3.  Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adannya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

4.  Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan keterampilan berpikir, bersikap dan

bertindak ilmiah serta berkomunikasi

Page 2: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 2/30

 

 

2

5.  Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan serta sumber daya alam

6.  Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai

salah satu ciptaan tuhan

7.  Melanjutkan ke jenjang selanjutnya.

Dalam KTSP, Biologi dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran

tersendiri salah satunya dengan pertimbangan bahwa “...Biologi dimaksudkan sebagai

wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna memecahkan masalah di

dalam kehidupan sehari-hari...” (Ditjen Dikdasmen, 2004: 443). Artinya implementasi

kurikulum tersebut dalam proses pembelajaran di kelas, menuntut keterlibatan siswa secara

aktif untuk mengembangkan potensinya secara optimal termasuk mengembangkan

kemampuan atau keterampilan berpikirnya dalam menyelesaikan suatu fenomena atau

masalah.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa kelas VIII dengan jumlah

siswa sebanyak 35 orang di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat didapatkan

beberapa temuan yaitu:

1.  Hasil tes yang diperoleh siswa masih sangat rendah, dengan standar kelulusan yang

ditetapkan oleh sekolah itu adalah 65, hanya 20% yang nilainya di atas KKM. Adapun

yang menjawab benar pada soal C1 sebesar 60%, soal C2 sebesar 40%, soal C3 sebesar

20% dan soal C4 sebesar 20%.

2.  Hasil observasi yang dilakukan pada mata pelajaran biologi dapat dilihat bahwa peranan

guru dalam pembelajaran masih relatif dominan, guru lebih banyak berceramah diselingi

dengan latihan soal-soal sehingga kurang adanya aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran. Hasil observasi pada tanggal 18 januari 2011 dari 35 siswa hanya tiga

orang yang memberikan pertanyaan, satu orang yang memberikan saran, tiga orang yang

Page 3: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 3/30

 

 

3

mengemukakan pendapat dan empat orang yang berdiskusi. Sedangkan hasil observasi

yang dilakukan pada tanggal I Juni 2011 terjadi penurunan aktivitas siswa dibandingkan

hasil observasi sebelumnya, adapun hasil observasi yang diperoleh yaitu dua orang siswa

memberikan pertanyaan, tidak ada yang memberikan saran, satu orang mengemukakan

pendapat dan dua orang yang berdiskusi.

3.  Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA yang mengajar di kelas tersebut prestasi

yang diperoleh siswa rendah dan hanya sedikit saja yang nilainya memenuhi KKM,

dalam proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga

pembelajaran lebih terarah kepada teacher center hal ini mengakibatkan aktivitas siswa

rendah. Jika siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan diberikan tugas untuk 

dikerjakan bersama hanya beberapa orang saja yang mengerjakan tugas dan berdiskusi

sedangkan yang lainnya hanya mengobrol.

Suasana pembelajaran yang membuat siswa merasa bosan sehinga berakibat pada

prestasi siswa yang rendah dan aktivitas yang minim seperti keadaan diatas, maka perlu

adanya upaya untuk memperbaiki suasana belajar yang dapat membuat siswa lebih merasa

tertarik, upaya yang dilakukan tentu saja harus sesuai dengan salah satu prinsip pendidikan

pada kurikulum KTSP yaitu berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivis. Pembelajaran ini muncul

dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit

 jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok 

untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial

dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif 

(Trianto,2010:56).

Page 4: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 4/30

 

 

4

(Trianto, 2007:44) para ahli telah menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa

memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa

kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas

akademik.

Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa akan duduk bersama dalam kelompok 

yang beranggotakan 2-6 orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Model

pembelajaran kooperatif membantu siswa mengembangkan tingkah laku kooperatif dan

hubungan yang lebih baik diantara siswa. Selain itu, secara bersamaan pembelajaran

kooperatif membantu siswa dalam pembelajaran akademik mereka. Slavin mengatakan

bahwa dari hasil 45 penelitian, 37 diantaranya menyatakan bahwa kelas kooperatif 

menunjukkan hasil belajar akademik yang signifikan.

Salah satu model pembelajaran yang mungkin cocok untuk mengatasi masalah

tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Model

pembelajaran ini meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam

membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan dapat melatih aktifitas siswa.

Berdasarkan dari masalah-masalah tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk 

melakukan Penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

 Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Prestasi Belajar siswa SMP dalam Pembelajaran

 Biologi.”

Page 5: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 5/30

 

 

5

C.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan prestasi

belajar siswa SMP setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi

kelompok ?”. 

D.  Batasan Masalah 

Masalah pada penelitian ini perlu dibatasi agar lebih terarah sehingga memberikan

gambaran secara jelas. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.  Peningkatan prestasi belajar adalah peningkatan yang signifikan antara skor  pretest  

dengan skor post test yang ditunjukkan dengan gain skor.

E.  Variabel Penelitian

1.  Variabel bebas, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok 

2.  Variabel terikat, yaitu prestasi belajar siswa

F.  Definisi Istilah

Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai definisi operasional variabel

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, definisi operasional variabel penelitian yang

dimaksud dijelaskan sebagai berikut : 

1.  Investigasi Kelompok yang dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan di

Universitas Tel Aviv merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum dimana

para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan koperatif, diskusi

kelompok serta perencanaan dan proyek kooperatif. Pengertian tersebut sesuai dengan

pernyataan sharan dan sharan yang terdapat dalam buku (Slavin, 2009: 24). Dalam

implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-

kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen (Trianto, 2007: 59). Sharan,dkk 

Page 6: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 6/30

 

 

6

1984 membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi

enam fase, yaitu: (1) Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok, (2)

Tahap merencanakan penyelidikan kelompok, (3) mengidentifikasi topik dan

mengatur murid dalam kelompok, (4) Tahap merencanakan penyelidikan kelompok,

(5) Tahap melaksakan penyelidikan, (6) Tahap menyiapkan laporan akhir, (7) Tahap

menyajikan laporan dan (8) Tahap evaluasi. Untuk mengukur keterlaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok digunakan lembar observasi

keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.

2.  Prestasi belajar adalah taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran

di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai

sejumlah materi pelajaran tertentu. Pengertian tersebut sesuai dengan pernyataan

Muhibbin Syah, sebagaimana yang dikutip oleh Abu Muhammad Ibnu Abdullah

(2008). Dalam penelitian ini hanya ditinjau tiga ranah kognitif yaitu C1 (hapalan), C2 

(pemahaman), C3

(penerapan) dan C4

(Analisis). Adanya peningkatan hasil belajar ini

diukur dengan menggunakan tes awal dan tes akhir. Tes yang diberikan berbentuk tes

objektif jenis pilihan ganda.

G.  Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu

untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa SMP setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.

H.  Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan

prestasi belajar siswa dan profil aktifitas lisan siswa khususnya pada mata pelajaran biologi.

Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru,

sekolah, peneliti, dan peneliti lainnya :

Page 7: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 7/30

 

 

7

1  Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan prestasi

belajar siswa.

2  Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi model

pembelajaran untuk diterapkan di sekolah.

3  Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam

membekali diri sebagai calon guru biologi yang memperoleh pengalaman penelitian

secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam mengajar.

I.  Tinjauan Teoritis (Asumsi)

1.   Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok

Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai

sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam

mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif ini juga dinamakan “belajar teman

sebaya.” Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan metode pembelajaran

dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.

Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif 

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.  siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar

2.  kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah

3.   jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang

berbeda-beda

4.  penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga

tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai berikut:

Page 8: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 8/30

 

 

8

a.  Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga

bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa

ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif juga telah dapat

meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang

berhubungan dengan hasil belajar.

b.  Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial,

kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan

peluang kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi untuk bekerja saling

bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur

penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

c.  Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa

keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak 

muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.

Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat beberapa variasi dari

model tersebut, setidaknya terdapat empat tipe kooperatif, yaitu STAD, JIGSAW, investigasi

kelompok,TPS dan NHT.

 Investigasi kelompok 

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling

kompleks, model ini dikembangkan pertama kali oleh thelan. Dalam perkembangannya

model ini diperluas dan dipertajam oleh sharan dari universitas Tel Aviv. Berbeda dengan

STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topic yang dipelajari dan

bagaimana jalannya penyelidikan mereka.

Page 9: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 9/30

 

 

9

Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi

kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok di sini dapat

dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam

topic tertentu.slanjutnya siswa memilih topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk 

diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topic yang dipilih. Selanjutnya ia

menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

Sharan,dkk 1984 membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok 

meliputi enam fase, yitu:

1.  Memilih topik 

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya

ditetapkan oleh guru.selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota

tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi

kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.

2.  Perencanaan kooperatif 

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tujuan khusus yang konsisten

dengan subtopic yang telah dipilih pada tahap pertama.

3.  implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua.

Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang

luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda

baik di dalam ataupun di luar sekolah. Guru secara ketat mengikut kemajuan tiap

kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.

Page 10: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 10/30

 

 

10

4.  Analisis dan sintesis

Sisa menganalisis dan mensitesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan

merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang

menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.

5.  Presentasi hasil final

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang

menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu

sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topic itu.

Presentasi dikoordinasi oleh guru.

6.  Evaluasi

Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topic yang sama,

siswa dan guru mengevalusi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu

keseluruhan. Evaluasi yang dialakukan dapat berupa penilaian individu atau kelompok.

 2.   Prestasi belajar

Benyamin S. Bloom membagi kawasan belajar yang disebut sebagai tujuan

pendidikan menjadi tiga bagian yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

prestasi belajar meliputi ketercapaiannya ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ranah kognitif sebagaimana tercakup dalam taksonomi Bloom yang meliputi C1 (hapalan),

C2 (pemahaman) , C3 (penerapan) dan C4 (analisis), C5 (sintesis) dan C6 (evaluasi). Tujuan

pengajaran yang diarahkan pada ranah afektif berorientasi pada faktor-faktor emosional,

seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, dan sebagainya. Penggolongannya

dikategorikan dalam lima jenis taksonomi yang terurut secara bertahap yaitu penerimaan

(Receiving), penanggapan (Responding), penilaian (Valuing), pengorganisasian (Organizing),

karakterisasi (Characterization). Pengajaran yang terarah pada ranah psikomotorik menuntut

pengembangan keterampilan dalam bidang tertentu. Simpson membagi kawasan ini dalam

Page 11: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 11/30

 

 

11

tujuh taksonomi, yaitu kesiapan (set), meniru (Imitation), membiasakan (Habitual),

menyesuaikan (Adaptation), menciptakan (Organitation).

Hampir semua ahli teori belajar, baik pengikut faham behaviorisme maupun

kognitivisme, menekankan pentingnya umpan balik berupa nilai guna meningkatkan belajar

(Thorndike,at.al.,1991). Pengalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar giat dan

berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa di akhir program yang sedang

ditempuh akan diadakan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka.

Gronlund (1977) (Saifuddin Azwar, 1996:14) dalam bukunya mengenai penyusunan

tes prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi sebagai berikut:

1.  Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan

tujuan intruksional.

2.  Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representative dari hasil belajar dan dari

materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran.

3.  Tes presatasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok guna mengukur

hasil belajar yang diinginkan.

4.  Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan

hasilnya.

5.  Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus

ditafsirkan dengan hati-hati.

6.  Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik.

Page 12: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 12/30

 

 

12

J.  Metode Penelitian 

1.   Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah Quasi Eksperimen,(quasi

eksperimental research) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis yang

didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Quasi eksperimen

ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Quasi

eksperimen ini digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol

yang digunakan untuk penelitian. Quasi eksperimen ini belum secukupnya mempunyai sifat-

sifat suatu percobaan sebenarnya, oleh karena itu sering disebut dengan eksperimen semu.

Metode ini digunakan karena penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan

prestasi belajar dan untuk mengetahui aktivitas lisan siswa setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,

maka metode ini digunakan tanpa menggunakan kelas kontrol atau kelas pembanding.

Adapun tujuan metode eksperimen semu menurut Panggabean (1996) adalah untuk 

memperoleh informasi dengan tidak mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang

relevan.

Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Postest Design. Desain

ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design

Pretes Treatment Postes

T1 X T2 

(Panggabean,1996)

Page 13: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 13/30

 

 

13

Keterangan :

T1 : Tes awal ( pretest ) sebelum perlakuan diberikan.

T2 : Tes akhir ( postest ) setelah diberikan perlakuan.

X : Perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi

kelompok .

Dalam penelitian ini sekelompok siswa diberikan perlakuan berupa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sebanyak tiga kali pertemuan. Pengukuran

dilakukan dua kali yaitu sebelum dan setelah perlakuan diberikan dengan menggunakan

instrumen yang sama. Pengukuran yang dilakukan sebelum diberi perlakuan disebut pretes

(T1) dan pengukuran yang dilakukan setelah diberi perlakuan disebut postes (T2).

Desain penelitian ini digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar dan

untuk mengetahui aktivitas lisan siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe

investigasi kelompok yang diukur melalui tes, maka hasil  pre-test dan post-test siswa diolah

dan dianalisis kemudian dilihat nilai gainnya.

 2.   Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

a.  Tahap persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan yaitu:

1)  Merumuskan permasalahan.

2)  Studi literatur yang ada, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai

permasalahan yang akan dikaji.

3)  Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), untuk mengetahui

kompetensi dasar yang hendak dilakukan.

Page 14: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 14/30

 

 

14

4)  Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Skenario

Pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe investigasi

kelompok .

5)  Menyusun instrument penelitian. Men- judgment  instrumen (tes) kepada dua orang

dosen dan satu guru mata pelajaran fisika yang ada di sekolah tempat penelitian akan

dilaksanakan. Instrumen ini digunakan untuk tes awal dan tes akhir.

6)  Merevisi atau memperbaiki instrumen.

7)  Melakukan uji coba instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan

sampel penelitian.

8)  Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran,

daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai untuk tes awal dan tes akhir.

b.  Tahap pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan yaitu

1)  Memberikan tes awal ( pre tes) untuk mengukur kemampuan kognitif siswa sebelum

diberi perlakuan (treatmen).

2)  Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif 

tipe group investigation (GI) dalam jangka yang sudah ditentukan.

3)  Memberikan tes akhir ( post test ) untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa

setelah diberi perlakuan.

4)  Mengolah data hasil pre tes dan post tes serta menganalisis instrumen tes lainnya.

c.  Tahap akhir 

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir yaitu :

1)  Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

2)  Memberikan saran terhadap aspek-aspek yang perlu diperbaiki kembali.

Page 15: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 15/30

 

 

15

 3.  Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk 

memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data

dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan

data yang digunakan ialah tes dan observasi.

1.  Tes

Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan

pada tes awal dan tes akhir ini adalah pilihan ganda dengan 4 pilihan. Untuk tes awal dan tes

akhir digunakan soal yang sama berdasarkan anggapan prestasi belajar siswa akan benar-

benar dilihat dan diukur dengan soal yang sama. Butir-butir soal dalam tes prestasi belajar

mencakup ranah kognitif C1, C2 danC3 sesuai taksonomi Bloom.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan tes adalah sebagai berikut.

a. 

Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran biologi kelas VIII SMP semester 2.

b.  Membuat kisi-kisi soal prestasi belajar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) mata pelajaran biologi kelas VIII SMP semester 2 dan membuat

kunci jawaban serta penskoran.

c.  Menulis soal tes prestasi belajar berdasarkan kisi-kisi.

d.  Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing,

kemudian meminta pertimbangan ( judgement ) kepada dua orang dosen dan satu orang

guru bidang studi terhadap instrumen penelitian.

e.  Melakukan uji coba soal pada kelas IX.

f.  Melakukan analisis soal berupa uji validitas, uji reliabilitas, menghitung tingkat

kesukaran, dan menghitung daya pembeda.

Page 16: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 16/30

 

 

16

2.   Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi

Kelompok 

Observasi aktivitas guru bertujuan untuk melihat apakah tahapan-tahapan model

pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok telah dilaksanakan oleh guru atau tidak.

Instrumen observasi ini memuat daftar chek list  () dan disediakan bagian untuk komentar

atau saran-saran terhadap kekurangan aktivitas guru selama pembelajaran terhadap

keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Format observasi

tidak diujicobakan tetapi hanya dikoordinasikan kepada para observer agar tidak terjadi

kesalah pahaman terhadap format observasi tersebut.

 4.  Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Sebelum digunakan sebagai tes awal dan tes akhir  pada kelas yang dijadikan sampel

penelitian, terlebih dahulu soal ini diujicobakan di kelas yang telah mengalami pembelajaran

materi yang akan dijadikan materi untuk penelitian. Data hasil ujicoba selanjutnya dianalisis.

Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran.

1.  Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan

suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen dengan

rumus :

)1.3.....(

2222Persamaan

Y Y  N  X  X  N 

Y  X  XY  N r  xy

 

Page 17: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 17/30

 

 

17

Keterangan :

r  xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan.

 X  = skor tiap butir soal.

Y  = skor total tiap butir soal.

 N  = jumlah siswa.

Nilai r  xy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal

dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.2.(Suharsimi Arikunto, 2009)

Tabel 3.2

Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai r xy Kriteria

0,80 < r  xy  1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r  xy  0,80 Tinggi

0,40 < r  xy  0,60 Cukup

0,20 < r  xy  0,40 Rendah

0,00 < r  xy  0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2007)

2.   Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauhmana suatu

tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah)

walaupun di teskan pada situasi yang berbeda-beda (Syambasri Munaf, 2001). Nilai

reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Dalam penelitian ini,

teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan

metoda belah dua (split half ).

Page 18: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 18/30

 

 

18

Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan perumusan :

r 11 = )2.3...()1(

2

21

21

21

21

Persamaanr 

 

Keterangan :

r 11 = reliabilitas instrumen

r 2

12

1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Nilai r 11 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan reliabilitas instrumen

dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.3.(Suharsimi Arikunto,2007)

Tabel 3.3

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria

0,80 < r 11 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r 11 0,80 Tinggi

0,40 < r 11 0,60 Cukup

0,20 < r 11 0,40 Rendah

0,00 < r 11 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2007)

3.  Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan

mudahnya suatu soal (Arikunto, 2008: 213). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu

mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk 

mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan

siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi di luar

 jangkauan (Suharsimi Arikunto, 2009).

Page 19: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 19/30

 

 

19

Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :

 BP

 JS

 

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

 B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

 JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran

butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.4.(Suharsimi Arikunto, 2007).

Tabel 3.4

Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Kriteria

0,00 Terlalu Sukar

0,00 < P  0,30 Sukar

0,31   P  0,70 Sedang

0,71   P < 1,00 Mudah

1,00 Terlalu Mudah

(Arikunto, 2007)

4.   Daya Pembeda Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan

rendah) (Suharsimi Arikunto, 2007) .

Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:

 A B

 A B A B

 B B DP P P

 J J 

 

(Persamaan 3.3)

(Persamaan 3.4)

Page 20: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 20/30

 

 

20

Keterangan :

 DP = Daya pembeda butir soal

 A J  = Banyaknya peserta kelompok atas

 B J  = Banyaknya peserta kelompok bawah

 A B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

 B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

 AP = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

 BP = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir

soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.5.(Suharsimi Arikunto, 2007)

Tabel 3.5

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai DP Kriteria

Negatif Soal Dibuang

0,00 – 0,20 Jelek 

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik 

0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2007)

 5.  Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain data observasi keterlaksanaan

model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok oleh guru dan data nilai tes ( pre-

test dan post-test ). Adapun teknik pengolahan data yang digunakan terhadap data-data diatas,

antara lain :

Page 21: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 21/30

 

 

21

i.  Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi

Kelompok  

Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru selama

pembelajaran. Observasi aktivitas guru bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan

pembelajaran oleh guru. Dalam lembar observasi aktivitas guru disediakan bagian kritik dan

saran. Hal ini dilakukan agar kekurangan/kelemahan yang terjadi selama pembelajaran bisa

diketahui sehingga diharapkan pembelajaran selanjutnya bisa lebih baik. Pengolahan data

pada data observasi keterlaksanaan model Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok, dilakukan

dengan cara mencari persentase keterlaksanaan model pembelajaran Kooperatif Tipe

Investigasi Kelompok. Kemudian untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model pada

masing-masing tahapan model pembelajaran digunakan interpretasi sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran

No

%Kategori

Keterlaksanaan

Model

Interpretasi

1. 0,0-24,9 Sangat Kurang

2. 25,0-37,5  Kurang 

3. 37,6 – 62,5  Sedang 

4. 62,6 – 87,5  Baik  

5. 87,6 – 100  Sangat Baik  

Mulyadi (Nuh, 2007)

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan untuk mengolah data tersebut adalah

sebagai berikut:

  Menghitung jumlah jawaban “ya” yang observer isi pada format observasi

keterlaksanaan pembelajaran

Page 22: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 22/30

 

 

22

  Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

rumus berikut:

%100seluruhnyaobserverJumlah

yamenjawabobserverJumlahanPembelajarnaanKeterlaksaPersentase

......(3.5)

  Menafsirkan atau menentukan kategori keterlaksanaan model pembelajaran. 

ii.  Data Skor Tes

Dalam penelitian ini, data skor tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Skor tes ini berasal dari nilai tes awal dan tes akhir. Pengolahan data yang dilakukan untuk 

nilai tes prestasi belajar dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a.  Pemberian Skor

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode  Rights Only, yaitu

 jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab

diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang

benar.

Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus (Ratih Wulandari, 2008) berikut.

S R  

Keterangan:

S = Skor siswa

 R = Jawaban siswa yang benar

b.  Perhitungan Skor Gain dan Gain yang dinormalisasi 

Skor gain (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes akhir ( post-test ) dan tes

awal ( pre-test ). Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai

efek dari treatment . Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah:

(Persamaan 3.6)

Page 23: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 23/30

 

 

23

G = Skor post-test   Skor pre-test   .......(persamaan 3.7) 

Data gain tersebut dijadikan acuan sebagai peningkatan prestasi belajar siswa.

Adapun prestasi belajar siswa ini dikatakan meningkat apabila terjadi perubahan yang

positif sesudah pembelajaran (gain bernilai positif).

Untuk perhitungan dan pengklasifikasian gain yang dinormalisasi akan digunakan

persamaan (Hake, 1998) sebagai berikut:

(% % )%

% (100 % )

 f i

maks i

S SGg

G S

  .......(Persamaan .38) 

Keterangan :

g = rata-rata gain yang dinormalisasi

G = rata-rata gain aktual

Gmaks= gain maksimum yang mungkin terjadi

S f  = rata-rata skor tes akhir

Si  = rata-rata skor tes awal

Nilai g yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi pada tabel 3.7 di bawah

ini:

Tabel 3.7

Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi

Nilai g  Interpretasi 

g  0,7 Tinggi

0,7 > g  0,3 Sedang

g < 0,3 Rendah

(Hake, 1998)

Page 24: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 24/30

 

 

24

c. Uji Normalitas Distribusi Gain

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi data yang diperoleh.

Uji normalitas dilakukan pada skor gain prestasi belajar. Dalam penelitian ini, pengujian

normalitas dilakukan dengan menggunakan tes kecocokan chi-kuadrat  dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1.  Menyusun data skor skor gain prestasi belajar yang diperoleh kedalam tabel

distribusi frekuensi, dengan susunan berdasarkan kelas interval. Untuk 

menentukan banyak kelas interval dan panjang kelas setiap interval digunakan

aturan Sturges yaitu sebagai berikut :

  Menentukan banyak kelas ()

 

  Menentukan panjang kelas interval ( p)

 

2.  Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas atas diperoleh

dari ujung kelas atas ditambah 0,5; sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung

kelas bawah dikurangi 0,5.

3.  Menentukan skor rata-rata untuk masing-masing kelas, dengan menggunakan

rumus:

  ∑   

dengan   yaitu skor rata-rata,   yaitu skor setiap siswa dan yaitu jumlah

siswa.

Page 25: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 25/30

 

 

25

4.  Menghitung standar deviasi dengan rumus :

√ ∑

 

5.  Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan

menggunakan rumus z skor :

 

6.  Menghitung luas daerah tiap-tiap kelas interval sebagi berikut :

| | dengan yaitu luas kelas interval, yaitu luas daerah batas atas kelas interval,

yaitu luas daerah bawah kelas interval.

7.  Menentukan frekuensi ekspektasi :

 

8.  Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi-Kuadrat :

   

(Panggabean, 2001: 132)

Dengan : 

  = chi-kuadrat hasil perhitungan 

= frekuensi pengamatan 

= frekuensi yang diharapkan 

Page 26: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 26/30

 

 

26

9.  Membandingkan harga  dengan   

Jika :

  <  . , data berdistribusi normal 

  > . , data berdistribusi tidak normal

K.  Lokasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMPN 2 Gununghalu, sedangkan sampel dalam

penelitian ini diambil satu kelas yang dipilih secara random (acak) pada lokasi tersebut.

Page 27: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 27/30

 

 

27

L.  Agenda Kegiatan

Jadwal kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan dituliskan dalam tabel sebagai berikut

Kegiatan Oktober Nopember Desember Januari Februari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Menyusun

Proposal Penelitian

Seminar Proposal

Membuat surat izin

Penelitian

MenghubungiPihak Sekolah

Menyusun

instrumen

penelitian

Melakukan uji

coba instrumen

penelitian

Melaksanakan

penelitian studi

pendahuluan

Melakukan Pre

Test

Proses

pembelajaran

Melaksanakan Post

TestMengolah dan

menganalisis data

Menyusun hasil

penelitian dan

kesimpulan

Page 28: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 28/30

 

 

28

M. Daftar Pustaka

Arikunto, suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta : Bumi

Aksara

Azwar, saifuddin.(1996). Tes Prestasi. Yogyakarta : Pustaka pelajar

Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo

Lie, Anita.(2010). Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo

Suparno, A. Suhaenah. (2001). Membangun Kompetensi Belajar . Jakarta : Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi

Trianto.(2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana

Page 29: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 29/30

 

 

29

DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………………………………… i

Daftar isi ……………………………………………………………….. ii

a.  Judul …………………………………………………………….. 1

b.  Latar belakang……………………………………………………. 2

c.  Rumusan masalah………………………………………………… 5

d.  Batasan masalah………………………………………………….. 5

e.  Variable penelitian………………………………………………... 5

f.  Definisi operasional………………………………………………. 6

g.  Tujuan penelitian…………………………………………………. 6

h.  Manfaat penelitian………………………………………………... 6

i.  Tinjauan teoriris…………………………………………………... 7

 j. 

Metode penelitian……………………………………………….... 12

k.  Lokasi dan sampel penelitian……………………………………... 26

Penutup………………………………………………………………….... iii

Daftar pustaka……………………………………………………………. iv

Page 30: Proposal Mohammad Iqbal

5/16/2018 Proposal Mohammad Iqbal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-mohammad-iqbal 30/30

 

 

30