11
Pemeriksaan Air dan Pemindahan bakteri Secara Aseptis BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap mikroorganisme memerlukan nutrisi yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Karakteristik pertumbuhan mikroorganisme inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba. Pengetahuan tentang nutrisi ini penting dalam membantu persiapan medium tumbuh mikroorganisme tersebut. Melalui media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.Kegiatan menumbuhkan mikroorganisme dalam suatu medium memerlukan serangkaian persiapan yang baik. Kegiatan tersebut dapat berupa persiapan alat maupun persiapan medium yang akan digunakan dalam menumbuhkan mikroorganisme. Kegiatan mempersiapkan alat memerlukan suatu ketelatenan khusus agar alat-alat yang akan digunakan tidak terkontaminasi (dalam keadaan steril). Sedangkan kegiatan pembuatan medium penting agar dapat menumbuhkan mikroba yang diinginkan. I.2 Tujuan Percobaan 1. Dapat menguasai teknik pemindahan bakteri dari suatu wadah ke wadah lain. 2. Memahami berbagai macam proses sterilisasi.

proposal papsa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mikro

Citation preview

Page 1: proposal papsa

Pemeriksaan Air dan Pemindahan bakteri Secara Aseptis

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Setiap mikroorganisme memerlukan nutrisi yang berbeda-beda untuk

pertumbuhannya. Karakteristik pertumbuhan mikroorganisme inilah yang

menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba.

Pengetahuan tentang nutrisi ini penting dalam membantu persiapan medium

tumbuh mikroorganisme tersebut. Melalui media pertumbuhan dapat dilakukan

isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi

media pertumbuhannya.Kegiatan menumbuhkan mikroorganisme dalam suatu

medium memerlukan serangkaian persiapan yang baik. Kegiatan tersebut dapat

berupa persiapan alat maupun persiapan medium yang akan digunakan

dalam menumbuhkan mikroorganisme. Kegiatan mempersiapkan alat memerlukan

suatu ketelatenan khusus agar alat-alat yang akan digunakan tidak

terkontaminasi (dalam keadaan steril). Sedangkan kegiatan pembuatan medium

penting agar dapat menumbuhkan mikroba yang diinginkan.

I.2 Tujuan Percobaan

1. Dapat menguasai teknik pemindahan bakteri dari suatu wadah ke wadah lain.

2. Memahami berbagai macam proses sterilisasi.

3. Dapat menentukan jenis penutup yang terbaik untuk perpindahan bakteri.

I.3 Manfaat Percobaan

1. Mahasiswa mampu menguasai teknik pemindahan bakteri.

2. Mahasiswa mampu memahami berbagai macam proses sterilisasi.

3. Mahasiswa mampu menentukan jenis penutup yang terbaik untuk perpindahan

bakteri.

Page 2: proposal papsa

Pemeriksaan Air dan Pemindahan bakteri Secara Aseptis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan semua

bentuk organisme (Purnawijayanti, 2001). Suatu benda yang steril, dipandang dari

sudutmikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup yang tidak diinginkan.

Peranan sterilisasi pada bidang mikrobiologi diantaranya adalah untuk mencegah

pencemaran organisme luar, untuk mempertahankan keadaan aseptis, sedangkan

pada pembuatan makanan dan obat-obatan, sterilisasi berfungsi untuk menjamin

keamananterhadap pencemaran oleh mikroorganisme (Gupte, 1990).

Metode sterilisasi bermacam- macam, diantaranya :

1. Sterilisasi dengan autoclaf

Pada saat melakukan sterilisasi uap, kita sebenarnya memapakan uap jenuh

padatekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga

terjadi pelepasan energi lain uap yang mengakibatkan denaturasi atau koagulasi

protein sel.Sterilisasi demikian merupakan sterilisasi paling efektif dan ideal

karena uap merupakan pembawa (carrier) energi tertanal paling efektif dan semua

lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakan, sehingga memungkinkan

terjadinya koagulasi, selain itu bersifat nontosik, mudah diperoleh dan relatif

mudah dikontrol. (Stefanus, 2006). Dan menurut Sumarsih (2010), Sterilisasi

menggunakan autoklaf merupakan cara yang paling baik karena uap air panas

dengan tekanan tinggi menyebabkan penetrasi uap air ke dalamsel-sel mikroba

menjadi optimal sehingga langsung mematikan mikroba.

2. Sterilisasi panas kering (Oven)

Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas

akandiabsorpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian

dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas

kering biasanya digunakan untuk alat-alat atau bahan dengan uap tidak dapat

penetrasi secaramudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca. Pada sterilisasi

panas kering, pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui mekanisme oksidasi

sampai-sampai terjadinya koagulasi protein sel. Karena panas dan kering kurang

Page 3: proposal papsa

Pemeriksaan Air dan Pemindahan bakteri Secara Aseptis

efektif dalam membunuhmikroba dari autoklaf, maka sterilisasi memerlukan suhu

yang lebih tinggi dan waktu yanglebih panjang (Stefanus. 2006).

3. Sterilisaisi secara kimiawi

Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain

alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti

halnya alkohol. Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun

merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif. Penambahan yodium pada

alkohol akan meningkatkan daya disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak

efektif terhadap spora. Solusi terbaik untuk membunuh spora adalah campuran

formaldehid dengan alkohol, tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai

antiseptik. Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan

tertentu serta efek yang dikehendaki

4. Sterilisasi Tyndallisasi

Metode ini dilakukan dengan cara mendidihkan medium dengan uap beberapa

menitsaja. Setelah didiamkan satu hari, spora-spora tumbuh menjadi bakteri

vegetatif. Maka medium tersebut dididihkan lagi selama beberapa menit. Akhirnya

pada hari ketiga,medium tersebut dididihkan sekali lagi.

5. Sterilisasi dengan penyaringan (Filtrasi)

Medium disaring dengan saringan porselin atau dengan tanah diatom. Dengan jalan

ini, maka zat-zat organik tidak akan mengalami penguraian sama sekali.

6. Sterilisasi radiasi ultraviolet

Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 100-

400 mm dengan efek optimal pada 254 nm. Sumbernya adalah lampu uap merkuri

dengandaya tembus hanya 0,01-0,2 mm. ultraviolet digunakan untuk sterilisasi

ruangan pada penggunaan aseptik (Ratna. 1985).

7. Sterilisasi dengan pendidihan

Sterilisasi ini merupakan metode yang sangat sederhana, yakni hanya melalui

pendidihan untuk mematikan mikroorganismenya.

Page 4: proposal papsa

Pemeriksaan Air dan Pemindahan bakteri Secara Aseptis

II.2 Aspergillus nigger

Gambar 1. Aspergillus niger secara mikroskopik

Klasifikasi jamur Aspergillus niger adalah sebagai berikut:

Domain : Eukariot

Kingdom : Fungi

Subfilum : Ascomycota

Class : Pezizomycota

Ordo : Eurotides

Family : Trichoco macaeae

Genus : Aspergillus Spesies : Aspergillus niger

Aspergillus niger merupakan jamur muliseluler (mempunyai inti lebih dari

satu) yang membentuk benang, benang hifa/ filamen. Secara mikroskopik (pada

media SG A+ antibiotik) jamur yang berbentuk mold membentuk koloni yang

berserabut/ granuler koloninya tampak kasar (rough) .

Aspergillus niger termasuk ke dalam jamur jenis kapang. Aspergillus niger

mempunyai tubuh yang terdiri dari benang yang bercabang-cabang disebut hifa,

kumpulannya disebut misselium, tidak mempunyai klorofil dan hidup heterotrof.

Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih hitam. Kepala konidia

berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih

longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki dinding yang halus,

hialin juga memiliki warna coklat. Aspergillus niger dan spora-spora dibentuk dalam

askus atau kotak spora.

(Jong dan Gantt, 1987)

Page 5: proposal papsa

Pemeriksaan Air dan Pemindahan bakteri Secara Aseptis

II.3 Aplikasi Aspergillus nigger

Sejarah penggunaan yang aman untuk A. niger terutama berasal dari

penggunaannya dalam industri makanan untuk produksi banyak enzim seperti

aamylase, amiloglukosidase, selulase, laktase, invertase, pectinases, dan protease

asam. Selain itu, produksi tahunan asam sitrat secara fermentasi sekarang sekitar

350.000 ton, baik menggunakan A. niger atau ragi Candida sebagai organisme

memproduksi. Fermentasi asam sitrat dengan menggunakan A. niger dilakukan

secara komersial di kedua budaya permukaan dan dalam proses terendam.

A. niger memiliki beberapa kegunaan sebagai organisme itu sendiri, selain

produk fermentasi. Misalnya, karena kemudahan visualisasi dan resistensi terhadap

agen antijamur beberapa, A. niger digunakan untuk menguji kemanjuran pengobatan

pengawet (Jong dan Gantt, 1987). Selain itu, A. niger telah terbukti sangat peka

terhadap defisiensi mikronutrien mendorong penggunaan strain A. niger untuk

pengujian tanah . Ada juga minat menggunakan jamur ini untuk reaksi enzimatik

performcertain yang sangat sulit untuk dicapai dengan ketat cara kimia, seperti

penambahan khusus untuk steroid dan cincin kompleks lainnya (Jong dan Gantt,

1987).

Page 6: proposal papsa

Pemeriksaan Air dan Pemindahan bakteri Secara Aseptis

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Bahan

1. Aspergillus niger

III.1.2 Alat

1. Tabung reaksi

2. Inokulum

3. Beaker glass

4. Pipet tetes

5. Gelas ukur

6. Kompor listrik

7. Cawan petri

8. Mikroskop

III.2 Gambar Alat

Tabung Reaksi Beaker Glass Pipet tetes

Gelas ukur Kompor listrik Cawan peri Mikroskop

Page 7: proposal papsa

Pemeriksaan Air dan Pemindahan bakteri Secara Aseptis

III.3 Variabel Operasi

1. Aspergillus niger pH= 1, 3, dan 8

III.4 Cara Kerja

Langkah-langkah percobaan PSA:

1. Biarkan media dalam tabung reaksi memadat (untuk media miring, sebelum

memadat kedudukan tabung reaksi dibuat miring di bawah 45°, kemudian dibiarkan

sampai memadat).

2. Menyiapkan kawat osse, bunsen, dan HCl.

3. Mensterilkan kawat osse: panaskan kawat osse menggunakan bunsen kemudian

memasukkan ke larutan HCl kemudian panaskan kawat osse lagi.

4. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia menggunakan kawat

osse yang sudah disterilisasi ke tabung media.

5. Simpan di dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi yang ditentukan.

6. Mengamati kenampakannya setelah waktu inkubasi.

Page 8: proposal papsa

Pemeriksaan Air dan Pemindahan bakteri Secara Aseptis

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.1978. Dasar-Dasar Bioteknologi .Djambatan : Jakarta

Gupte, S. Mikrobiologi Dasar, Alih bahasa oleh Suryawidjaya, J.E. Jakarta: PenerbitBinarupa Aksara, 1990.

Hadioetomo, Ratna Siri.Mikrobiologi dasar dalam praktek: teknik dan prosedur dasar Laboratorium.Jakarta: Gramedia, 1985.

Jong, S.C. and M.J. Gantt, (eds.) 1987. Catalogue of fungi and yeasts, 17th edition. American Type Culture Collection, Rockville, MD.

Purnawijayanti, Hiasinta A.Sanitasi , Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengelolaan Makanan.Yogjakarta: Kanisius. 2001.

Stefanus, Lukas. Formulasi Steri.Indonesia: ANDI, 2006.

Sumarsih, Sri. Untung Besar Usaha Bibit Jamur Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya. 2010.

Wati, Fatna Andika.2010. Pengaruh Air Perasan Kulit Jeruk Manis (Citrus Aurantium Sub Spesies Sinensis) Terhadap Tingkat Kematian Larva Aedes Aegypti Instar Iii In Vitro.Uns