20
PROPOSAL PELAKSANAAN SUPERVISI PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG C2 RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA Oleh : KELOMPOK 1E, 2A DAN 2B 1. Chynthia Putri 2. Eka Yenita S. 3. Erik Puji S 4. Linda Prima S 5. Mariati Dwi M 6. Medio Hari 7. M. Saleh 8. Muslim Efendi 143.0010 143.0022 143.0027 143.0043 143.0051 143.0052 143.0056 143.0057 9. Niken Isnaria 10. Priska A. F 11. Rizki Amelia 12. Rully Kristian 13. Sahman Haskal 14. Sarah 143.0061 143.0066 143.0075 143.0077 143.0078 143.0079 143.0086

Proposal Pelaksanaan Supervisi c2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal Pelaksanaan Supervisi c2

Citation preview

PROPOSAL PELAKSANAAN SUPERVISIPRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATANDI RUANG C2 RUMKITAL Dr. RAMELANSURABAYA

Oleh :KELOMPOK 1E, 2A DAN 2B

1. Chynthia Putri2. Eka Yenita S.3. Erik Puji S4. Linda Prima S5. Mariati Dwi M6. Medio Hari7. M. Saleh 8. Muslim Efendi143.0010143.0022143.0027143.0043143.0051143.0052143.0056143.00579. Niken Isnaria10. Priska A. F11. Rizki Amelia12. Rully Kristian13. Sahman Haskal14. Sarah Anindita15. Tri Wahyuni143.0061143.0066143.0075143.0077143.0078143.0079143.0086

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAHSURABAYA2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PELAKSANAAN SUPERVISIPRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATANDI RUANG C2 RUMKITAL Dr. RAMELANSURABAYA

( Pelaksanaan Role Play Supervisi tanggal 11 Maret 2015 )Proposal ini telah diuji dan disetujui olehPembimbing Institusi dan Pembimbing LahanHari/Tanggal : 11 Maret 2015

Mengetahui,Pembimbing Institusi

Dhian Satya R, S.Kep.,Ns.,M.Kep03.008

Pembimbing Klinik I Pembimbing Klinik II

Pudji Agung W,S.Kep Muharini, S.Kep.,NsLetkol Laut (K) NRP.11314/P 196410171987032005

BAB 1PENDAHULUAN1.1Latar BelakangGlobalisasi telah memberi dampak positif bagi setiap profesi kesehatan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja profesionalnya dalam berkontribusi diberbagai kebutuhan pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan makin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional didukung dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu, standart pelayanan, termasuk pelayanan yang berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan sesuai dengan harapan konsumen dan memenuhi standard yang berlaku maka perlu dilakukan pengawasan atau supervisi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Supervisi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan. Supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama. Kunci sukses supervisi yaitu 3 F, yaitu Fair, Feedback, dan Follow Up (H. Burton, dalam Pier AS, 1997 : 20). Supervisi merupakan ujung tombak tercapainya tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit.Supervisi merupakan suatu cara yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, suasana kerja, dan jumlah sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas.Tujuan dari supervisi observasi TTV dan pemberian obat intravena melalui selang IV adalah sebagai pembelajaran dan untuk evaluasi para perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan standar atau prosedur yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan C2, kegiatan supervisi dilakukan setiap 3 bulan sekali yang bersifat tertutup maupun terbuka yang dilakukan sewaktu-waktu. Peserta yang disupervisi meliputi katim dan perawat pelaksana, dimana format penilaian hasil supervisi sudah ditentukan rumah sakit, karu juga memiliki format penilaian supervivsi tersendiri. Hal-hal yang disupervisi meliputi visi misi rumah sakit, SPO, jumlah pasien, tugas dan tanggungjawab masing-masing perawat pelaksana maupun ketua tim sesuai jabatan dalam struktur organisasi ruangan. Hasil supervisi selalu disampaikan kepada perawat yang disupervisi dan ditandatangai oleh perawat agar yang bersangakutan bisa meningkatkan kualitas kerjanya jika hasilnya tidak memuaskan dan bisa dipertahankan jika hasilnya memuaskan. Oleh karena itu pada kesempatan praktek manajemen keperawatan ini kami mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya akan mencoba melaksanakan atau mengaplikasikan supervisi berdasarkan konsep manajemen keperawatan di Ruangan C2 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.1.2Tujuan1.2.1Tujuan UmumMampu mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dalam lingkup tanggung jawabnya, terutama untuk menilai kinerja perawat dalam pelaksanaan prosedur observasi TTV dan pemberian obat intravena melalui selang IV di Ruang C2 di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya.1.2.2 Tujuan Khususa. Kepala ruangan mampu merumuskan tujuan dan melakukan supervisi tindakan observasi TTV.b. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai pengetahuan perawat dalam pelaksanaan observasi TTV.c. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam pelaksanaan observasi TTV. d. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai sikap perawat dalam melakukan prosedur observasi TTV.e. Kepala ruangan mampu memberikan reward pada perawat pelaksana dalam prosedur observasi TTV.f. Kepala ruangan mampu memberikan konsep solusi dan perbaikan dalam pelaksanaan prosedur observasi TTV.g. Kepala ruangan mampu mendokumentasikan hasil supervisi prosedur observasi TTV. h. Kepala ruangan mampu memberikan rencana tindak lanjut dari supervisi yang telah dilakukan.i. Kepala ruangan mampu membimbing dan memberikan masukan kepada perawat pelaksana.1.3Manfaat1. Bagi Perawata. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawatb. Menjalin kerjasama dan keakraban antar perawatc. Menciptakan komunitas keperawatan profesional2.Bagi Pasien a. Membantu menyelesaikan masalah keperawatan pasien sehingga mempercepat masa penyembuhanb. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasienc. Memberikan kepuasan pada pasien3.Bagi Rumah Sakit Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara komprehensif

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1PengertianSupervisi adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahannya sesuai dgn rencana, perintah, tujuan/kebijakan yang telah ditentukan (Mc Farland, 1988 dalam Harahap, 2004). Selain itu Swansburg (1999) juga mendefinisikan supervisi sebagai segala usaha untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas, dimana dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu menghargai potensi tiap individu, mengembangkan potensi tiap individu, dan menerima tiap perbedaan.Dalam supervisi keperawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam berbagai level seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang perawatan atau pun wakil direktur keperawatan2.2TujuanApabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :a. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.b. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).

2.3Karakteristik Supervisi KeperawatanDalam keperawatan, supervisi yang baik apabila memiliki karekteristik :a. Mencerminkan kegiatan asuhan keperawatan yang sesungguhnyab. Mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada.c. Kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkalad. Dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala Ruangan atau penanggung jawab yang ditunjuk)e. Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan2.4 Elemen Proses Supervisia. Standar praktek keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menilai dan mengarahkan penyimpangan yang terjadib. Fakta empirik di lapangan, sebagai pembanding untuk pencapaian tujuan dan menetapkan kesenjanganc. Adanya tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun upaya memperbaiki2.5Sasaran Supervisi KeperawatanSetiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan pola yang disepakati berdasarkan struktur dan hirearki tugas. Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan. Jika supervisi mempunyai sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan, maka disebut supervisi langsung, sedangkan jika sasaran berupa bawahan yang melakukan pekerjaan disebut supervisi tidak langsung. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kinerja pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan (Suarli dan Bachtiar, 2009).Sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi antara lain:pelaksanaan tugas keperawatan, penggunaan alat yang efektif dan ekonomis, system dan prosedur yang tidak menyimpang, pembagian tugas dan wewenang, penyimpangan/penyeleengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan (Suyanto,2008).

2.6Pelaksanaan Supervisi KeperawatanMateri supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat pelaksana yang disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Supervisi keperawatan dilaksanakan oleh personil atau bagian yang bertangguung jawab antara lain (Suyanto,2008) :a. Kepala ruangan Bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien di ruang perawatan yang dipimpinnya. Kepala ruangan mengawasi perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung disesuaikan dengan metode penugasan yang diterapkan di ruang perawatan tersebut. Sebagai contoh ruang perawatan yang menerapkan metode TIM, maka kepala ruangan dapat melakukan supervisi secara tidak langsung melalui ketua tim masing-masing . (Suarli dan Bahtiar , 2009).b. Pengawas perawatan (supervisor)Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di bawah unit pelaksana fungisional (UPF) mempunyai pengawas yang bertanggung jawab mengawasi jalannya pelayanan keperawatan.c. Kepala bidang keperawatanSebagai top manager dalam keperawatan, kepala bidang keperawatan, kepala bidang keperawatan bertanggung jawab melakukan supervisi baik secara langsung atau tidak langsung melalui para pengawas keperawatan. Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang aman dan nyaman, efektif dan efesien. Oleh karena itu tugas dari seorang supervisor adalah mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan terutama pegawai baru, melatih staf dan pelaksana staf keperawatan, memberikan pengarahan dalam pelaksanaan tugas agar menyadari, mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan, memberikan pelayanan bimbingan pada pelaksana keperawatan dalam memberikan asuahan keperawatan.

2.7Tehnik Supervisi KeperawatanSupervisi keperawatan merupakan suatu proses pemberian sumbersumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaiakan tugas dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan supervisi memungkinkan seorang manajer keperawatan dapat menemukan berbagai kendala yangdihadapi dalam pelaksanaan asuahan keperawatan di ruang yang bersangkutan melalui analisis secara komprehensif bersama-sama dengan anggota perawat secara efektif dan efesien. Melalui kegiatan supervisi seharusnya kualitas dan mutu pelayanan keperawatan menjadi fokus dan menjadi tujuan utama, bukan malah menyibukkan diri mencari kesalahan atau penyimpangan (Arwani, 2006). Teknik supervisi dibedakan menjadi dua yaitu :a. Teknik Supervisi Secara Langsung.Supervisi yang dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pada waktu supervisi diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah Bittel, 1987 (dalam Wiyana, 2008). Cara memberikan supervisi efektif adalah :1) Pengarahan harus lengkap dan mudah dipahami2) Menggunakan kata-kata yang tepat3) Berbicara dengan jelas dan lambat 4) Berikan arahan yang logis5) Hindari banyak memberikan arahan pada satu waktu6) Pastikan arahan yang diberikan dapat dipahami7) Pastikan bahwa arahan yang diberikan dilaksanakn atau perlu tindak lanjutSupervisi langsung dilakukan pada saat perawat sedang melaksanakan pengisian formulir dokumentasi asuhan keperawatan. Supervisi dilakukan pada kinerja pendokumentasian dengan mendampingi perawat dalam pengisian setiap komponen dalam proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung (Wiyana, 2008):1) Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi bahwa pendokumentasiannya akan disupervisi2) Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat melakukan pendokumentasian. Supervisor melihat hasil pendokumentasian secara langsung dihadapan perawat yang mendokumentasikan3) Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan asuhan keperawatan pakai yaitu menggunakan form A Depkes 20054) Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang disupervisi komponen pendokumentasian mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kepada perawat yang sedang menjalankan pencacatan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai form A dari Depkes5) Mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumen supervisib. Secara Tidak LangsungSupervisi tidak langsung adalah supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Perawat supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga memungkinkan terjadinya kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis (Bittel, 1987) dalam Wiyana, 2008. Langkah-langkah Supervisi tak langsung : 1) Lakukan supervisi secara tak langsung dengan melihat hasil dokumentasi pada buku rekam medik perawat2) Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan3) Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar dokumentasi asuhan keperawatan yang ditetapkan rumah sakit yaitu form A dari Depkes4) Memberikan penilaian atas dokumentasi yang disupervisi dengan memberikan tanda bila ada yang masih kurang dan berikan cacatan tertulis pada perawat yang mendokumentasikan5) Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau sesuai standar

BAB 3PELAKSANAAN KEGIATAN3.1 Pelaksanaan KegiatanHari / tanggal: Rabu, 11 Maret 2015 Pukul: 12.00 WIBPelaksana: Kepala Ruangan, KATIM, Perawat PelaksanaTopik: Supervisi observasi TTV Tempat: Kamar 2 Ruang C2 Supervisor: Kepala Ruangan, KATIMYang disupervisi: Perawat pelaksana3.2 PengorganisasianKepala Ruangan: Cynthia Putri., S.KepKATIM 1 : Niken Isnaria., S.Kep Perawat pelaksana: Medio Hari., S.Kep KATIM 2: Sahman Haskal S.KepPerawat Pelaksana: Rizki Amelia., S.Kep Rully Kristian., S.Kep Pembimbing: 1. Dhian S R.,M.Kep.,Ns 2. Letkol laut Puji., S.Kep 3. Muharini., S.Kep.,Ns

3.3Mekanisme SupervisiTahapKegiatanTempatWaktuPelaksana

Pra Supervisi 1. Kepala ruangan memanggil dan memberitahu Perawat Pelaksana tentang rencana kegiatan Supervisi yang akan di supervise.2. Kepala ruangan menjelaskan kepada Perawat Pelaksana tujuan supervise.3. Kepala ruangan menyiapkan instrument penilaian yang akan digunakan.4. Kepala Ruangan memberi kesempatan kepada Perawat Pelaksana membaca instrument penilaian dan klarifikasi terhadap instrument yang akan digunakan Nurse Station 5 menitKaruKATIMPP

Pelaksanaan supervisi1. PP menyiapkan instrumen observasi TTV 2. Karu menilai pelaksanaan observasi TTV berdasarkan format supervisi.Kamar pasien10 menitKaruKATIMPP

Pasca supervisi1. Karu menginformasikan hasil penilaian.2. Karu memberikan feedback pada PP dan Katim. 3. PP memberikan klarifikasi.4. Karu memberikan reinforcement dan follow up perbaikan pada PP dan Katim 5. Karu mendokumentasikan hasil supervisi.Nurse station5 menitKaruKATIMPP

DAFTAR PUSTAKABarbara, et al (2004). Fundamental Of Nursing. Pearson Education, inc: New Jersey. Hal: 1134 - 1137Gillies, (1989). Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.Nursalam, (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta. Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Vol 1, Edisi 4, EGC, JakartaPerry, et al, (2005). Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar, Edisi 5,EGC, JakartaPSIK, (2003). Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners. Surabaya.Tim Keperawatan Medikal Bedah. (2002). Modul: Penuntun Belajar Ketrampilan Praktika-Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah. Surabaya: Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, tidak dipublikasikan