10
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Kegiatan pemetaan ini mempunyai maksud untuk mempelajari, mengetahui dan memetakan kondisi geologi secara menyeluruh pada daerah pemetaan, sesuai dengan disiplin ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan. Adapun tujuan dari pemetaan ini adalah mengetahui keadaan bentang alam, mengetahui persebaran jenis batuan, dan struktur geologi yang ada pada daerah pemetaan. Sehingga dapat disusunnya stratigrafi satuan batuan, sejarah geologi, dan evaluasi geologinya secara baik dan sistematis. 1.2 Daerah Pemetaan Lokasi daerah pemetaan terletak pada daerah Karangmanggu dan sekitarnya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis daerah ini terletak di 07 26’ 45.81” – 07 30’ 00” LS dan 109 06’ 33,08” – 109 09’ 17,02” BT. Secara administratif, bagian utara berbatasan dengan desa Mentelu, bagian barat berbatasan dengan desa Karanggandul- Kidul, bagian selatan berbatasan dengan Gunung Sanggawedi, dan bagian timur berbatasan dengan Desa Pesanggrahan. Daerah pemetaan memiliki luas ± 30 km² dengan bentuk persegi panjang. 1.3 Studi Pustaka

Proposal Pemetaan Nugi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mapping proposal of karangmanggu areapurwokerto, Indonesia

Citation preview

BAB 1

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan TujuanKegiatan pemetaan ini mempunyai maksud untuk mempelajari, mengetahui dan memetakan kondisi geologi secara menyeluruh pada daerah pemetaan, sesuai dengan disiplin ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan. Adapun tujuan dari pemetaan ini adalah mengetahui keadaan bentang alam, mengetahui persebaran jenis batuan, dan struktur geologi yang ada pada daerah pemetaan. Sehingga dapat disusunnya stratigrafi satuan batuan, sejarah geologi, dan evaluasi geologinya secara baik dan sistematis.1.2 Daerah PemetaanLokasi daerah pemetaan terletak pada daerah Karangmanggu dan sekitarnya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis daerah ini terletak di 07 26 45.81 07 30 00 LS dan 109 06 33,08 109 09 17,02 BT. Secara administratif, bagian utara berbatasan dengan desa Mentelu, bagian barat berbatasan dengan desa Karanggandul-Kidul, bagian selatan berbatasan dengan Gunung Sanggawedi, dan bagian timur berbatasan dengan Desa Pesanggrahan. Daerah pemetaan memiliki luas 30 km dengan bentuk persegi panjang.1.3 Studi PustakaStudi pustaka daerah pemetaan dilakukan dari peta geologi regional berskala 1:100.000 yang merupakan hasil penelitian geologi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi yang dikepalai oleh : Irwan Bahar, yang merujuk pada Peta Geologi Lembar Purwokerto dan Tegal, oleh : M. Djuri, H. Samodra, T.C. Amin dan S. Gafoer (1996).

BAB 2GEOMORFOLOGI REGIONALMenurut Van Bemmelen (1949), secara fisiografis daerah Jawa Tengah dibagi menjadi 6 zona fisiografi, yaitu : Daratan Aluvial Jawa Utara, Deperesi Jawa Tengah, Antiklinorium Bogor Serayu Utara Kendeng, Depresi Jawa Tengah, Pengunungan Serayu Selatan dan Pengunungan Selatan Jawa. Berdasarkan proses geologi bekerja termasuk ke bentukan bentang alam asal endogen dan satuan geomorfologinya yaitu yang bentuk asal struktural (A. Handaya dan Hindartan, 1992).Kondisi geomorfologi (bentang alam) daerah penelitian terbagi menjadi empat satuan, yaitudaerah dataran, meliputi Kota Purwokerto dan Kota Kecamatan Sokaraja, Karanglewas, Patikraja, Banyumas, Wangon, Jatilawang dan Rawalo. Daerah bergelombang lemah, merupakan peralihan antara dataran lembah dan punggungan bukit. Meliputi wilayah sebagian Ajibarang, Cilongok dan Karanglewas. Daerah perbukitan dengan relief rendah, merupakan rangkaian perbukitan memanjang dengan relief rendah, tersusun oleh batuan sedimen berlapis dan struktur perlipatan, meliputi daerah Patikraja, Kalibagor, Ajibarang. Daerah perbukitan relief terjal, merupakan rangkaian perbukitan tinggi dan memanjang tersusun oleh batuan sedimen berlipat kuat dan berumur tua (Tersier), seringkali dijumpai struktur patahan yang membentuk gawir curam.Daerah tubuh gunung berapi, meliputi lereng selatan - tenggara Gunung Slamet, tersusun dari endapan rempah vulkanik.

Gambar 2.1 Peta Kontur Daerah Karangmanggu dan sekitarnyaBAB IIIGEOLOGI REGIONAL3.1 Stratigrafi RegionalBerdasarkan peta geologi lembar Purwokerto - Tegal (M. Djuri ; 1975) ; jenis batuan yang menyusun daerah penyelidikan terdiri dari endapan aluvium, endapan vulkanik muda (Kuarter) dan batuan sedimen berumur Tersier; yaitu:a.Satuan aluvium dataran banjir dan undak sungai, berupa material lepas, terdiri dari lempung, pasir dan kerikil, tersebar di daerah dataran rendah.b.Satuan aluvium gunung api, berasal dari migrasi batuan gunung api ke arah wilayah yang lebih rendah, berupa material lepas terdiri dari pasir, kerikil dan bongkahan batuan beku ; tersebar di daerah bergelombang lemah dan kaki perbukitan.c.Satuan batuan gunung api merupakan hasil kegiatan Gunung Slamet, terdiri dari lelehan lava, rempah/material lepas terdiri dari breksi, lapili, tufa pasiran, abu vulkanik. Pada umumnya tersebar dan membentuk tubuh gunung dan lereng yang relatif terjal di bagian utara Purwokerto.d.Satuan batuan sedimen berumur Tersier (Miosen - Pliosen)e.Terdiri dari beberapa Formasi ; antara lain F. Tapak; F. Kumbang; F. Halang dan F. Pemali ; telah mengalami perlipatan kuat dan membentuk perbukitan berelief rendah dan terjal.f.Secara fisik jenis batuan terdiri dari batu pasir, konglomerat, breksi, batu pasir gampingan, batu gamping, batulempung/napal, lava andesit; tufa dan batuan intrusi.g.Sifat fisik batuan sedimen tua tersebut, pada umumnya kompak, padat dan keras dengan tingkat kelulusan relatif kecil.h.Tingkat kelulusan (permeabialitas) batuan yang paling kecil yaitu pada batu lempung dan napal, terutama pada anggota Formasi Tapak (Tpt).

3.2 Struktur RegionalPulau Jawa secara tektonik dipengaruhi oleh dua lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Indo-Australia dibagian selatan. Pergerakan dinamis dari lempeng-lempeng ini menghasilkan perubahan tatanan tektonik Jawa dari waktu ke waktu. Secara berurutan, rejim tektonik Jawa mengalami perubahan yang dimulai dengan kompresi, kemudian mengalami regangan dan kembali mengalami kompresi.

Pulunggono dan Martodjojo (1994) menjelaskan bahwa tektonik kompresi terjadi pada Kapur Akhir-Eosen (80-52 juta tahun yang lalu), yang diakibatkan oleh penunjaman berarah timurlaut-baratdaya dari Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Tektonik regangan terjadi pada Kala Eosen-Oligosen Akhir akibat dari berkurangnya kecepatan gerak Lempeng Indo-Australia. Tektonik Kompresi kembali terjadi pada kala Oligosen-Miosen Awal, akibat terbentuknya jalur penunjaman baru di selatan Jawa. Pada Eosen Akhir-Miosen Awal pusat kegiatan magma berada di Pegunungan Serayu Selatan, Bayat, dan Parangtritis. Kegiatan magma yang lebih muda yang berumur Miosen Akhir-Pliosen bergeser ke utara dengan dijumpai singkapan batuan volkanik di daerah Karangkobar, Banjarnegara (Asikin, 1992). Pada kala Miosen Tengah-Pliosen Awal, posisi tektonik Cekungan Serayu Utara merupakan bagian dari cekungan belakang busur (Kartanegara dkk., 1987).

BAB IVKONDISI UMUM DAERAH PEMETAANWilayah Kabupaten Banyumas terletak di sebelah Barat Daya dan merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah. Terletak di antara garis Bujur Timur 108 39` 17`` sampai 109 27` 15`` & di antara garis Lintang Selatan 7 15` 05`` sampai 7 37` 10`` yang berarti berada di belahan selatan garis khatulistiwa. Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah :1.Sebelah Utara: Gunung Slamet, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang.2.Sebelah Selatan:Kabupaten Cilacap3.Sebelah Barat: Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes4.Sebelah Timur: Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara

Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan & pegunungan dengan strukturpegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman & pekarangan, dan seba-gian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak dilereng Gunung Slamet sebelah selatan. Bumi & kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M & masih aktif. Keadaan cuaca & iklim di Kabupaten Banyumas karena tergolong di belahan selatan khatulistiwa masih memiliki iklim tropis basah. Demikian Juga karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari permukaan pantai/lautan maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak, namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4 C - 30,9 C

BAB 5METODA PENELITIAN

5.1Metodologi PenelitianPada kegiatan Pemetaan Geologi ini, Metedologi penelitian yang digunakan yaitu 1) Tahap persiapan dan studi pustaka, 2) Tahap pengumpulan data primer atau tahap Pemetaan Geologi, 3) Tahap analisa data dan 4) Tahap penyusunan laporan dan kolokium.

5.1.1Tahap persiapan dan studi pustakaTahap persiapan dan studi pustaka dilakukan untuk menunjang tahap pengumpulan data primer atau tahap pemetaan. Tahap persiapan dan studi pustaka berupa pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan. Mulai dari membaca literatur yang berhubungan dengan daerah kegiatan, penentuan tempat bermukim, penentuan lintas yang akan dilewati nantinya serta persiapan fisik.

5.1.2Tahap pengumpulan data primer atau tahap pemetaan geologiTahap pengumpulan data primer atau Tahap pemetaan Geologi merupakan inti dari kegiatan yang akan dilakukan di daerah kegiatan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa pengumpulan data-data lapangan dengan pendekatan rumusamn masalah dan nantinya dapat memberikan hasil yang diharapkan untuk menjawab batasan masalah.

5.1.3Tahap analisa dataTahap analisa data merupakan tahap lanjutan setelah Tahap pengumpulan data primer telah dilakukan. Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap sampel batuan, fosil, mikrofosi dan analisa struktur yang diambil saat pengumpulan data primer. Analisa batuan dan fosil dilakukan dengan menggunakan mikroskop analisis. Hasil dari pengataman dibawah mikroskop nantinya dapat memberi data yang lebih akurat untuk mendukung data primer yang telah dikumpulkan.

5.1.4Tahap penyusunan laporan dan kolokiumSetelah melakukan tahap analisa data selanjutnya dilakukan tahap penyusunan laporan. Tahap ini merupakan tahap penulisan hasil data yang diperoleh dilapangan serta analisa data yang telah dilakukan di laboratorium . Penulisan data yang didapatkan berupa laporan geologi, nantinya setelah selesai melakukan laporan geologi dilanjutkan dengan kegiatan kolokium