Upload
duongnhan
View
437
Download
21
Embed Size (px)
Citation preview
i
PROPOSAL
PENDIRIAN SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
( S T I T )
SYEKH MUHAMMAD NAFIS TABALONG
TABALONG
2017
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
A Pendahuluan 1
B Penyelenggara 8
C Program Studi 9
D Visi dan Misi 9
E Keunggulan dan Distingsi Prodi 9
F Profil Prodi dan Standar Kompetensi 10
G Proyeksi Tenaga Kerja pada Bidang tertentu hingga 2021 17
H Sumber Daya 18
I Rencana Pengembangan Staf Pengajar 19
J Pendanaan 20
K Manajemen Akademik 22
L Jumlah Mahasiswa Baru yang Diterima 23
M Penutup 23
Lampiran
A. Studi Kelayakan
B. Rancangan Rencana Induk Pengembangan
C. Rancangan Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal
D. Rancangan Statuta STIT Syekh Muhammad Nafis
E. Rancangan Kode Etik
F. Rancangan Kurikulum
G. Foto Gedung dan Fasilitas
H. Rekomendasi Kopertais
I. Ijazah dan Pernyataan Kesediaan Tenaga Pengajar
J. Rekomendasi Pemerintah Daerah
K. Akta Pendirian Yayasan Syekh Muhammad Nafis
L. Surat Keterangan BPN terkait hak milik lahan
M. Sertifikat Tanah
N. Surat Bukti Peminjaman/Hak Pakai Islamic Center
O. Laporan Keuangan/Rekening Bank milik Yayasan Syekh Muhammad Nafis
1
PROPOSAL
PENDIRIAN STIT SYEKH MUHAMMAD NAFIS
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat Tabalong
Kabupaten Tabalong dengan ibukotanya Tanjung terletak paling utara
dari provinsi Kalimantan Selatan dengan batas-batas: sebelah utara dan
timur dengan Provinsi Kalimantan Timur, sebelah selatan dengan
Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Balangan, kemudian
sebelah barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah, dengan posisi
geografis berada pada 115° 9ʹ – 115° 47ʹ Bujur Timur dan 1° 18ʹ – 2° 25’
Lintang Selatan.
Luas wilayah Kabupaten Tabalong yang meliputi 12 kecamatan adalah
3.946 km2 atau sebesar 10,61 persen dari luas provinsi Kalimantan
Selatan. Kecamatan terluas adalah Muara Uya dengan 924,16 km2,
kemudian Jaro dengan 819,00 km2. Daerah terkecil adalah kecamatan
Muara Harus dengan 62,90 km2.
Wilayah administrasi Kabupaten Tabalong dengan ibukota Tanjung
terdiri dari 12 kecamatan yang terbagi atas tiga wilayah pengembangan
pembangunan (WPP), bagian utara meliputi Haruai, Bintang Ara, Upau,
Muara Uya dan Jaro. Bagian tengah meliputi Tanta, Tanjung dan
Murung Pudak, serta bagian selatan meliputi Banua Lawas Pugaan,
keluar, dan Muara Harus.
2. Urgensi STIT
Pendirian STIT Syekh Muhammad Nafis akan sangat berkaitan dengan
studi berkenaan dengan kelaikan usulan pengajuan proposal institusi
2
terkait. Pengajuan proposal (RFP) dan rencana kerja resultan
memerlukan dua faktor penting: penentuan (determination) dalam
keperluan-kelayakan, dan asistensi dalam rencana yang dapat
mencakup estimasi-estimasi biaya dan waktu memerlukan
penyempurnaan dan implementasi model tertentu.
Studi ini akan melibatkan metodologi kualitatif dan kuantitatif serta
konsultasi dengan beberapa pihak yang kompeten. Beberapa model
yang berbeda juga perlu untuk diidentifikasi, dipertimbangkan, dan
dikomparasikan. Hal ini tentunya akan memerlukan adanya kolaborasi
lintas institusi dan tingkatan.
Secara makro atau keseluruhan, pertumbuhan ekonomi kabupaten
Tabalong Tahun 2015 adalah 2,5 persen, turun dibanding tahun 2014
yang sebesar 4,1 persen. Secara agregat terdapat perlambatan ekonomi
sejak tahun 2012, yakni sebesar 5,33 persen. Hal utama yang
menyebabkan ini adalah perlambatan ekonomi regional dan global.
Secara parsial, penurunan turut disebabkan adanya koreksi terhadap
pertumbuhan terbesar pada sumber utama pertumbuhan selama ini,
seperti pertambangan dan penggalian yang terkoreksi sebesar -0,80
persen.
Meski memiliki sejumlah kelemahan, namun dalam konteks kompetisi
ekonomi global maupun regional, dapat diketahui bahwa pemerintah
Tabalong (Tabalong) hanya dapat memelihara dan mempertahankan
kekuatan perekonomian melalui inovasi teknologi komersial, baik dalam
sektor industri maupun jasa (PEEIT, 2007:5). Sebagai langkah awal,
pemerintah dapat membangun suprastruktur berupa jasa pendidikan
tinggi untuk memperkuat inovasi di tengah masyarakat. Langkah ini
dapat menjadi opsi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
tidak sepenuhnya tergantung pada sektor konvensional.
3
Dalam konteks itu, diketahui jumlah perguruan tinggi di Tabalong
masih sedikit. Kuantitas yang minim ini menyebabkan terjadinya ekses
berupa minimnya sumber daya manusia lokal yang berkiprah di tanah
kelahirannya, serta masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang profesional atau perguruan tinggi.
Padahal, dengan potensi alam yang besar dan letak geografis yang
strategis, sudah saatnya kabupaten Tabalong menyokong
perkembangan ini melalui pembangunan berbasis pendidikan. Seperti
yang ditegaskan pada alenia pertama, bahwa upaya memelihara tren ini
mesti dilakukan melalui inovasi teknologi. Bentuk riilnya adalah
pendirian STIT berwawasan ICT yang sesuai dengan potensi Kabupetan
Tabalong.
Pembangunan STIT dapat dianggap jawaban kontekstual-institusional
yang berfungsi sebagai model evolutif yang tepat karena diarahkan agar
berwawasan ICT. Wawasan ini dipandang memungkinkan munculnya
model epistemologi secara global-nasional yang dapat membebaskan,
bersifat pluralistis, dan partisipatoris (Louis Sanzogni & Heather Arthur-
Gray, 2008: 1882).
Maka dirasa sangat relevan bila tiga nilai berupa “pembebasan”,
“keberagaman” dan “kebersamaan” ini kembali diposisikan pada
konteks otonomi daerah di Indonesia yang secara partikular masih
terjebak pada asimetrisme. Alvin Goldman dalam Knowledge in a Social
World (1999) menekankan bahwa kerja dari epistemologi sosial ini
adalah untuk mengindentifikasi kebijakan-kebijakan sosial yang
berimplikasi positif.
Oleh karena itu, kebutuhan akan STIT di Kabupaten Tabalong
(Tabalong) menjadi hal yang mendesak, bukan karena dalih artifisial
4
semata. Secara empiris, kebutuhan ini setidaknya disebabkan oleh dua
faktor : (1) cukup besarnya potensi investasi di daerah ini yang belum
terekspolarasi secara maksimal demi kesejahteraan masyarakat (lihat
tabel potensi) dan (2) kontribusi menutup kesenjangan pada
pertumbuhan dan inovasi dengan daerah lain. Secara obyektif, upaya
ini diproyeksikan akan menghasilkan efek berupa terjadinya transfer
teknologi demi percepatan pembangunan.
Pendirian STIT ini juga sejalan dengan visi Kabupaten Tabalong yaitu
‘Menuju Tabalong yang Agamis, Sejahtera dan Mandiri’. Visi ini dicoba
untuk direalisasikan melalui misi-misi terukur, di antaranya
ketersediaan infrastruktur yang berkualitas. meningkatkan daya saing
daerah yang berbasis ekonomi kerakyatan melalui peningkatan jaringan
jasa distribusi lokal, regional dan nasional, dan mewujudkan Sumber
Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing dengan peningkatan
akses layanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau.
Aktivitas Ekonomi dan Bisnis
Struktur perekonomian Tabalong tahun 2015 didominasi oleh tiga
sektor besar, yaitu pertambangan dan penggalian, pertanian,
kehutanan, dan perikanan serta industri pengolahan. Hal ini tercermin
dari sumbangan ketiga sektor ini terhadap total PDRB atas dasar harga
berlaku yang cukup besar, yaitu masing-masing 52,09 persen, 10,78
persen, dan 7,34 persen. Pertanian menjadi sektor yang paling banyak
menyerap pekerja di Tabalong, disusul sektor kehutanan, perburuan
dan perikanan.
Berdasarkan data BPS, laju pertumbuhan PDRB menurut lapangan
usaha periode 2012 – 2015, jasa pendidikan mengalami tren yang
cukup positif sebagaimana disebutkan dalam table berikut.
5
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
Jasa pendidikan 5,18 7,92 7,32 9,44
Tabel 3. laju pertumbuhan PDRB sektor pendidikan
(Sumber PDRB Tabalong 2016)
Investasi ekonomi di Tabalong juga masih jalan tidak sesuai target. Hal
ini dapat dilihat dari tabel rencana jumlah proyek, investasi dan tenaga
kerja di Tabalong dan realisasinya berikut ini.
Kabupaten/
Kota
Proyek
Rencana
Investasi
Rencana
Tenaga Kerja
Realisasi
Investasi
Realisasi Tenaga
Kerja
TKI TKA TKI TKA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Tabalong PMDN 5.123.993,00 1300 74.596,61 61
PMA 50.000,00 200 42.935,03 23.481 181
Tabel 4. Rencana dan Realisasi Investasi (PMDN dan PMA) Tabalong
Tahun 2014
(Sumber: Kalimatan Selatan dalam Angka/Diolah)
Pengangguran
Pada tahun 2010 tingkat pengangguran terbuka Tabalong mencapai
3,15 persen. Dari sisi jenjang pendidikan, mayoritas pengangguran
didominasi oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan menengah ke
bawah. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan memiliki
peran yang sangat penting dalam mengatasi pendidikan. Secara khusus,
dapat dikatakan bahwa belum adanya perguruan tinggi keagamaan
6
berbasis ICT di Tabalong ikut menjadi batu rintangan tersendiri bagi
usaha Pemerintah untuk menekan angka pengangguran.
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
Sekolah Dasar 62 6 68
Sekolah Menengah Pertama 151 23 174
Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan
1619 651 2270
Diploma I/II/III/Akademi 86 152 238
Universitas 217 242 459
Jumlah 2135 1074 3209
Tabel 5. Jumlah Pencari Kerja Terdaftar
Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada tahun 2015 di Kabupaten Tabalong
(Sumber: Tabalong dalam Angka 2015)
Berdasarkan data dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tabalong serta data BPS, dapat dikalkulasikan bahwa angkatan kerja
terbanyak diserap oleh pasar berdasarkan tingkat pendidikan masih
didominasi oleh lulusan SD. Dalam perspektif politik perekonomian,
perlu dilakukan pergeseran struktur jenjang pendidikan pekerja untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
No. Jenjang
Pendidikan Bekerja
Pengangguran Terbuka
Jumlah
Bukan Angkatan Kerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. SD 38.525 844 39.369 9.162
2. SMP 24.555 699 25.254 15.695
3. SMA 22.094 1.095 23.190 7.752
4. SMA
Kejuruan 9.409 556 9965 2512
7
5. Diploma 3 2925 0 2925 549
6. S1
Universitas 8029 618 8647 598
Total 122. 418 3.985 126.403 43.993
Tabel 6. Angka bekerja dan tidak bekerja berdasarkan tingkat pendidikan
(Sumber: Tabalong dalam Angka 2016)
Dengan demikian, menjadi penting untuk mengedepankan investasi di
bidang pendidikan terutama pendidikan tinggi. Kebutuhan pendidikan
tinggi ini, selain karena masih hanya ada satu PT di Tabalong, juga
dimaksudkan untuk menciptakan adanya linkage antara dunia
pendidikan dan dunia usaha.
3. Tujuan Pendirian STIT
Sebagaimana diketahui bahwa tujuan Pendidikan Nasional seperti yang
diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia beriman, bertaqwa terdahadap Tuhan Yang Maha Esa,
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka seluruh jenjang dan
jenis pendidikan yang ada harus berupaya semaksimal mungkin untuk
mengembangkan secara seimbang seluruh aspek kepribadian peserta
didik, termasuk di dalamnya kecerdasan intelektual, kepekaan hati
nurani, beriman dan berketrampilan, berprilaku/ bertindak dan
berahlak mulia yang baik dalam hal ini salah satunya adalah tugas
perguruan tinggi untuk menghasilkannya. Untuk itulah pendidikan
8
tinggi merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan, sebagali
berikut:
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/ atau propesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan/ atau memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan, teknologi dan/ atau kesenian.
2. Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
3. Memberikan kepada mereka kemampuan intelektual, dengan
demikian lulusan diharapkan mempunyai kemampuan intelektual
yang tinggi dan handal, mampu melakukan perencanaan yang baik
serta melaksanakan dengan efektif dan efisien, mengendalikan
sumberdaya manusia dan alam dengan baik, mengambil keputusan
dengan tepat, dapat memberikan pengawasan dengan tegas.
Berdasarkan tersebut di atas, maka bagi semua pihak menjadi
kewajiban baginya untuk mengimplementasikan tujuan pendidikan
tersebut kepada masyarakat menuju terciptanya kehidupan yang
lebih baik.
4. STIT Syekh Muhammad Nafis sebuah lembaga yang didirikan dengan
tujuan memberikan sumbangsih kepada negeri khususnya di
Tabalong dan sekitarnya.
B. PENYELENGGARA
Pihak penyelenggara STIT Syekh M. Nafis adalah Yayasan Syekh M.
Nafis. Yayasan ini didirikan pada tanggal 6 Maret 2017 berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Hak Asasi Manusia RI Nomor AHU-
0004375.AH.01.04.Tahun 2017.
9
C. PROGRAM STUDI
1) Program Studi Pendidikan Agama Islam
2) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
D. VISI DAN MISI
1. Visi
Menjadikan perguruan tinggi yang visioner dan mencetak insan beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, berintelektual
dan profesional tahun 2026.
2. Misi
Misi STIT Syekh M. Nafis adalah:
Mengantarkan mahasiswa menuju kedalaman ilmu-ilmu
keislaman yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Menyediakan pelayanan yang profesional dan tanggung jawab
dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Mewujudkan sarjana yang profesional serta menjunjung tinggi
nilai-nilai keagamaan, memiliki wawasan kebangsaan,
berkemampuan akademik dan profesional yang mampu
menerapkan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
E. KEUNGGULAN DAN DISTINGSI PROGRAM STUDI
Keungggulan STIT Syekh Muhammad Nafis di Tabalong diproyeksikan
untuk tidak hanya mencapai sasaran KKNI namun juga diarahkan dapat
mengembangkan diri sebagai center of excellence (CoE) pada studi
pendidikan Islam di daerah perbatasan. Hal ini mengacu pada fakta
bahwa Tabalong merupakan pertemuan segitiga emas dari Provinsi
Kalsel, Kaltim dan Kalteng.
10
F. PROFIL PRODI DAN STANDAR KOMPETENSI
1. Prodi Pendidikan Agama Islam
Tujuan Program Studi Pendidikan Agama Islam:
1) Menyiapkan guru Pendidikan Agama Islam yang berkepribadian
muslim serta memiliki kompetensi akademik, pedagogik, sosial,
dan profesional, yang akan bekerja di lingkungan sekolah,
madrasah, dan lembaga pendidikan dan pelatihan.
2) Menyiapkan tenaga pendidik PAI yang memiliki landasan dan
wawasan keilmuan yang kuat sehingga mampu melaksanakan
tugas sebagai guru PAI di sekolah atau madrasah yang menguasai
bidang keahliannya.
3) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
kependidikan Islam dalam rangka memajukan Islam dan
meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
4) Mengembangkan pendidikan Islam untuk mewujudkan
masyarakat utama, adil dan makmur yang diridai Allah SWT.
Profil Lulusan PAI dan Capaian Pembelajaran:
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap level kualifikasi pada KKNI
mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut:
1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap keagamaan;
2) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam menjalankan
tugas berdasarkan agama, moral dan etika;
3) Berperan sebaga warga Negara yang bangga dan cinta tanah air,
memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada Negara
dan bangsa;
11
4) Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan
Pancasila;
5) Bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian
terhadap masyarakat dan lingkungan;
6) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan
kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
7) Taat Hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara;
8) Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan dibidang
keahliannya secara mandiri;
9) Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik;
10) Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan.
Keterampilan Kerja Umum Lulusan PAI:
1) Menerapkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi di
bidang keahliannya melalui penalaran ilmiah berdasarkan
pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif;
2) Mengkaji pengetahuan dan/ atau teknologi di bidang keahliannya
berdasarkan kaidah keilmuan, atau menghasilkan karya
desain/seni berserta deskripsinya berdasarkan kaidah atau
metoda rancangan baku, yang disusun dalam bentuk skripsi atau
laporan tugas akhir;
3) Mempublikasikan hasil tugas akhir atau karya desain/seni, yang
memenuhi syarat tata tulis ilmiah, dan dapat diakses oleh
masyarakat akademik;
4) Menyusun dan mengkomunikasikan ide dan informasi
bidang keilmuannya secara efektif, melalui berbbagai
bentuk media kepada masyarakat akademik;
12
5) Mengambil keputusan secara tepat berdasarkan analisis dalam
melakukan supervise dan evaluasi terhadap pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya;
6) Mengelola pembelajaran diri sendiri;
7) Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan
pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar
lembaganya.
Deskripsi Spesifik Lulusan PAI
Profil Deskripsi Learning Outcomes
Pendidik, Praktisi,
Konsultan
1. Mengetahui teori bidang Pendidikan Agama Islam
(PAI) secara mendalam sehinggga mampu memahami
permasalahan PAI. 2. Mampu mengaplikasikan keilmuan dan
memanfaatkan teknologi pada bidang PAI sesuai
dengan perkembangan pendidikan. 3. Mampu mengambil keputusan yang tepat
berdasarkan analisis informasi dan data, serta
mampu memformulasikan berbagai alternatif solusi
atas problematika PAI secara mandiri dan kelompok. 4. Bertanggung jawab pada profesi kependidikan
Islam dan pencapaian hasil kerja di lembaga
pendidikan. 5. Mampu melakukan analisis, supervisi dan
mengevaluasi pekerjaan yang menjadi tangung
jawabnya. 6. Mampu menyusun dan menyampaikan ide dan
informasi bidang PAI secara efektif melalui berbagai
media. 7. Mampu mempublikasikan karya ilmiah di bidang
PAI.
8. Mampu belajar secara mandiri dan berkelanjutan
untuk mengembangkan bidang PAI yang bermutu. 9. Mampu menjadi guru PAI berkarakter Islam
berkemajuan, bermoral, memiliki komitmen
kebangsaan serta menghargai keberagaman.
Tabel 8. Learning Outcomes PAI
2. Prodi Manajemen Pendidikan Islam
Tujuan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam:
1) Menyiapkan pengelola Pendidikan Islam yang berkepribadian
muslim serta memiliki kompetensi akademik, pedagogik, sosial,
13
dan profesional, yang akan bekerja di lingkungan sekolah,
madrasah, dan lembaga pendidikan dan pelatihan.
2) Menyiapkan pengelola pendidikan Islam yang memiliki landasan
dan wawasan keilmuan yang kuat sehingga mampu
melaksanakan tugas sebagai pengelola pendidikan di sekolah atau
madrasah yang menguasai bidang keahliannya.
3) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
kependidikan Islam dalam rangka memajukan Islam dan
meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
4) Mengembangkan pendidikan Islam untuk mewujudkan
masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi Allah SWT.
Profil Lulusan MPI dan Capaian Pembelajaran
Lulusan MPI diproyeksikan dapat mencapai target setiap level
kualifikasi pada KKNI mencakup proses sebagai berikut:
1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap keagamaan;
2) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam menjalankan
tugas berdasarkan agama, moral dan etika;
3) Berperan sebaga warga Negara yang bangga dan cinta tanah air,
memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada Negara
dan bangsa;
4) Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan
Pancasila;
5) Bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian
terhadap masyarakat dan lingkungan;
6) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan agama dan
kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
7) Taat Hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara;
14
8) Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan dibidang
keahliannya secara mandiri;
9) Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik;
10) Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan.
Keterampilan Kerja Umum Lulusan MPI
1) Menguasai tata kelola pendidikan dan mampu mencari solusi
persoalan tata kelola pendidikan;
2) Menerapkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi di
bidang keahliannya melalui penalaran ilmiah berdasarkan
pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif;
3) Mengkaji pengetahuan dan/ atau teknologi di bidang keahliannya
berdasarkan kaidah keilmuan, atau menghasilkan karya
desain/seni berserta deskripsinya berdasarkan kaidah atau
metoda rancangan baku, yang disusun dalam bentuk skripsi atau
laporan tugas akhir;
4) Mempublikasikan hasil tugas akhir atau karya desain/seni, yang
memenuhi syarat tata tulis ilmiah, dan dapat diakses oleh
masyarakat akademik;
5) Menyusun dan mengkomunikasikan ide dan informasi
bidang keilmuannya secara efektif, melalui berbbagai
bentuk media kepada masyarakat akademik;
6) Mengambil keputusan secara tepat berdasarkan analisis dalam
melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya;
7) Mengelola pembelajaran diri sendiri;
8) Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan
pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar
lembaganya.
15
Deskripsi Spesifik Lulusan MPI
Profil Deskripsi Learning Outcomes
Pendidik, Praktisi,
Konsultan
1. Mengetahui teori bidang Manajemen Pendidikan Islam
secara mendalam sehinggga mampu memahami permasalahan.
2. Mampu mengaplikasikan keilmuan dan
memanfaatkan teknologi pada bidang tata kelola pendidikan Islam sesuai dengan perkembangan
pendidikan.
3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, serta
mampu memformulasikan berbagai alternatif solusi
atas problematika pengelolaan pendidikan Islam secara mandiri dan kelompok.
4. Bertanggung jawab pada profesi kependidikan Islam
dan pencapaian hasil kerja di lembaga pendidikan.
5. Mampu melakukan analisis, supervisi dan mengevaluasi pekerjaan yang menjadi tangung
jawabnya.
6. Mampu menyusun dan menyampaikan ide dan informasi bidang manajemen pendidkan Islam secara
efektif melalui berbagai media.
7. Mampu mempublikasikan karya ilmiah di bidang manajemen pendidikan Islam.
8. Mampu belajar secara mandiri dan berkelanjutan
untuk mengembangkan bidang MPI yang bermutu. 9. Mampu menjadi pengelola pendidikan yang
berkarakter Islam berkemajuan, bermoral, memiliki
komitmen kebangsaan serta menghargai
keberagaman.
Tabel 9. Learning Outcomes MPI
Standar kompetensi untuk lulusan Prodi PAI adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui teori bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) secara
mendalam sehinggga mampu memahami permasalahan PAI.
2) Mampu mengaplikasikan keilmuan dan memanfaatkan teknologi
pada bidang PAI sesuai dengan perkembangan pendidikan.
3) Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis
informasi dan data, serta mampu memformulasikan berbagai
alternatif solusi atas problematika PAI secara mandiri dan
kelompok.
16
4) Bertanggung jawab pada profesi kependidikan Islam dan
pencapaian hasil kerja di lembaga pendidikan.
5) Mampu melakukan analisis, supervisi dan mengevaluasi pekerjaan
yang menjadi tangung jawabnya.
6) Mampu menyusun dan menyampaikan ide dan informasi bidang
PAI secara efektif melalui berbagai media.
7) Mampu mempublikasikan karya ilmiah di bidang PAI.
8) Mampu belajar secara mandiri dan berkelanjutan untuk
mengembangkan bidang PAI yang bermutu.
9) Mampu menjadi guru PAI berkarakter Islam berkemajuan,
bermoral, memiliki komitmen kebangsaan serta menghargai
keberagaman.
Adapun standar kompetensi untuk mahasiswa MPI adalah sebagai
berikut:
1) Mengetahui teori bidang Manajemen Pendidikan Islam (MPI) secara
mendalam sehinggga mampu memahami permasalahan tata kelola
pendidikan Islam
2) Mampu mengaplikasikan keilmuan dan memanfaatkan teknologi
pada bidang manajemen pendidikan Islam sesuai dengan
perkembangan pendidikan.
1) Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis
informasi dan data, serta mampu memformulasikan berbagai
alternatif solusi atas problematika manajemen pendidikan Islam
secara mandiri dan kelompok.
2) Bertanggung jawab pada profesi ketatakelolaan kependidikan
Islam dan pencapaian hasil kerja di lembaga pendidikan.
3) Mampu melakukan analisis, supervisi dan mengevaluasi pekerjaan
yang menjadi tangung jawabnya.
4) Mampu menyusun dan menyampaikan ide dan informasi bidang
manajemen pendidikan Islam secara efektif melalui berbagai media.
17
5) Mampu mempublikasikan karya ilmiah di bidang manajemen
pendidikan Islam.
6) Mampu belajar secara mandiri dan berkelanjutan untuk
mengembangkan bidang manajemen pendidikan Islam yang
bermutu.
7) Mampu menjadi guru sekaligus pengelola pendidikan Islam yang
berkarakter Islam berkemajuan, bermoral, memiliki komitmen
kebangsaan serta menghargai keberagaman.
G. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA BIDANG –
BIDANG TERTENTU S.D TAHUN 2021
Program Studi Pendidikan Agama Islam dan manajemen pendidikan
Islam memiliki peluang kerja yang sangat luas antara lain :
a. Sebagai Pendidik/Guru Pendidikan Agama Islam yang
profesional di berbagai lembaga pendidikan, khususnya
lembaga pendidikan Islam.
b. Sebagai Konsultan model-model pembelajaran Pendidikan
Agama Islam alternatif.
c. Sebagai Peneliti di bidang Pendidikan Agama Islam.
d. Sebagai pengelolola atau manajer lembaga pendididikan Islam.
Pada tahap awal pendirian STIT Syekh Muhammad Nafis prioritas
penyelenggaraan pendidikan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga pendidik Pendidikan Agama Islam (PAI) dan pengelola
madrasah/sekolah yang berkualitas dan profesional. Hal ini karena
di Tabalong meskipun terdapat banyak lembaga pendidikan baik
umum maupun agama namun secara umum kualitas pendidikan
Agama Islam masih belum memadai, antara lain karena tenaga
kependidikan dan guru belum memenuhi standar kualifikasi S1.
Studi kami menemukan bahwa terdapat 77% masyarakat memilih
sekolah tinggi ilmu tarbiyah yang bergerak di bidang pendidikan,
18
sebanyak 21 persen memilih diselenggarakannya sekolah tinggi
ekonomi Islam dan 2 persen memilih dibukanya sekolah tinggi ilmu
syariah.
Secara spesifik, masyarakat cenderung memilih penyelenggaraan
prodi pendidikan agama Islam (73%) dan Manajemen pendidikan
Islam (21%) dan 6 persen memilih prodi lainnya (PBA, PBI dan
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah). Dua prodi dengan persentasi
terbesar dipilih karena alasan keperluan akan peningkatan kualitas
pendidikan. Oleh karena itu STIT Syekh Muhammad Nafis akan
membuka Program Studi Pendidikan Agama Islam dan Manajemen
Pendidikan Islam.
H. SUMBER DAYA
1. Staf Pengajar Tetap Program Studi Pendidikan Agama Islam
No. Nama Pendidikan
1. Rahmad Hulbat, M.Pd. S2 PAI IAIN Antasari
2. Saifullah, M.Pd. S2 PAI IAIN Antasari
3. Muhammad Husni, M.Od. S2 PAI UIN Suka Yogyakarta
4. Dewi Amalia, M.Pd.I S2 PAI IAIN Antasari
5. H. Hamli, M.Pd.I S2 PAI IAIN Antasari
6. Sulaiman Jazuli, M.Pd.I S2 PAI IAIN Antasari
7 Nurhayati, M.Pd. S2 PAI UIN Suka Yogya
8 Hatmiah, M.Pd. S2 Pemikiran Pendidikan Islam
19
2. Staf Pengajar Tetap Program Studi Manajemen Pendididikan
Islam
No. Nama Pendidikan
1. Sri Hartati Juni Astuti, M.Pd. S2 MPI IAIN Antasari
2. Samaratul Khafifah, M.Pd. S2 MPI IAIN Antasari
3. Lathifah, M.Pd.I S2 MPI IAIN Antasari
4. Miranti, SE., M.Pd. S2 MPI IAIN Antasari
5. Rela Ningsih, M.Pd.I S2 MPI IAIN Antasari
6. Bahran, M.Pd.I S2 MPI IAIN Antasari
7 Chairul Echwan, M.Pd. S2 MPI IAIN Antasari
I. RENCANA PENGEMBANGAN STAF PENGAJAR
Citra akademis suatu lembaga Pendidikan Tinggi akan sangat
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ada di
dalamnya, beserta karya-karya keilmuan yang dihasilkan sebagai
sumbangan untuk masyarakat maupun pengembangan bidang ilmu
masing-masing.
Pengembangan sumber daya manusia, khususnya karir dan prestasi,
perlu direncanakan secara sistematis, selaras dengan perjalanan
institusi yang sesuai dengan prestasi dan minat individual, serta
memperhatikan peluang-peluang yang ada dalam lingkungan dan
bidang ilmu masing-masing.
Dosen merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting
dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Menyadari betapa
penting peranannya, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas
20
lulusan, maka perlu secara terus menerus dan secara simultan
mendorong dan memberi peluang yang seluas-luasnya untuk
melakukan pengayaan wawasan keilmuan baik melalui institusi
maupun usaha mandiri; dengan menyertakan pada kegiatan-kegiatan
ilmiah.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dosen dan dalam
rangka untuk pengembangan STIT yang lebih berkualitas, maka
perlu mengambil beberapa kebijakan antara lain (1) mendorong dan
memfasilitasi para dosen melakukan studi lanjut ke jenjang S3, (2)
mengikuti pelatihan, seminar atau lokakarya, (3) mengikuti refressing
course atau on job training, (4) penulisan buku ajar (5) mendorong
dan memfasilitasi para dosen untuk melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat (6) meningkatkan atmosfer akademik
secara terus menerus dan konsisten.
Pengembangan Dosen
No. Pengembangan Dosen
Tahun
2017 2018 2019 2020 2021
1. Pendidikan Bergelar
2. Pendidikan non Gelar
3. On job training/refreshing course
4. Seminar/Lokakarya
5. Pengembangan Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat
6. Meningkatkan Atmosfer
Akademik
21
J. PENDANAAN
Proyeksi Biaya Pendapatan dan Pengeluaran Program Studi
(Kumulatif)
1) Pemasukan
No. Uraian Tahun
2017 2018 2019 2020 2021
1. Investasi 50.000.000.000,- 50.000.000.000,- 50.000.000.000,- 50.000.000.000,- 50.000.000.000,-
2. Pemeliharaan 1.000.000.000,- 1.000.000.000,- 1.000.000.000,- 1.000.000.000,- 1.000.000.000,-
3. Operasional 1.000.000.000,- 1.000.000.000,- 1.000.000.000,- 1.000.000.000,- 1.000.000.000,-
4. SPP 228.000.000,- 456.000.000,- 600.000.000,- 912.000.000,- 1.140.000.000,-
Jumlah
Pemasukan 52.456.000.000,- 52.456.000.000,-
52.600.000.000,-
- 52.912.000.000,- 53.140.000.000,-
2) Pengeluaran
- Belanja Rutin dan Pengembangan
No Uraian 2017 2018 2019 2020 2021
1 Kumulatif Biaya
PBM 250.000.000,- 300.000.000,- 250.000.000,- 270.000.000,- 300.000.000,-
2 Uang Ujian Semester
50.000.000,- 100.000.000 ,- 150.000.000,- 200.000.000,- 220.000.000,-
3
Uang Pendidikan Kampus &
Orientasi Mhs Baru
200.000.000,- 200.000.000 ,- 200.000.000,- 200.000.000,- 200.000.000,-
4 Biaya
Ekstrakurikuler 150.000.000 ,- 150.000.000 ,- 170.000.000,- 190.000.000,- 210.000.000,-
5 Biaya ATK 78.000.000 ,- 80.000.000 ,- 80.000.000,- 82.000.000,- 80.000.000,-
6 Praktek 300.000.000 ,- 300.000.000 ,- 300.000.000,- 370.000.000,- 400.000.000,-
7 Biaya Gaji dan
Honor 1.000.000.000,- 1.100.000.000,- 1.200.000.000,- 1.400.000.000,- 1.500.000.000,-
8 Daya dan Jasa 300.000.000 ,- 326.000.000 ,- 350.000.000,- 300.000.000,- 330.000.000,-
9 Pengembangan
Staf 250.000.000 ,- 250.000.000 ,- 250.000.000,- 250.000.000,- 250.000.000,-
10 Furniture 100.000.000 ,- 100.000.000 ,- 100.000.000,- 100.000.000,- 100.000.000,-
11 Peralatan 1.500.000.000,- 1.500.000.000,- 1.500.000.000,- 1.500.000.000,- 1.500.000.000,-
12 Koleksi
Perpustakaan 50.000.000 ,- 50.000.000 ,- 50.000.000,- 50.000.000,- 50.000.000,-
13 Pembanguanan
Gedung Tambahqn
48.000.000.000,- 48.000.000.000,- 48.000.000.000,- 48.000.000.000,- 48.000.000.000,
-
Jumlah 52.228.000.000 ,- 52.456.000.000 ,- 52.600.000.000,- 52.912.000.000,- 53.140.000.000,
-
22
K. MANAJEMEN AKADEMIK
Bagan Struktur Organisasi STIT
23
L. JUMLAH MAHASISWA BARU YANG DITERIMA
No Program
Studi
Tahun Akademik
2017/2018 2018/2019 2019/2020 2020/2021 2021/2022
1 Pendidikan
Agama Islam
72 144 216 288 336
2 Manajemen
Pendididikan
Islam
72 144 216 288 336
JUMLAH 144 288 432 576 672
M. PENUTUP
Kesimpulan
1. Dari segi akademik dan administrasi dapat disimpulkan bahwa
STIT Syekh Muhammad Nafis layak untuk diselenggarakan.
Pasalnya, terdapat prospek pekerjaan defenitif bagi lulusan STIT
Syekh Muhammad Nafis setidaknya hingga selama 5-7 tahun,
sehingga tidak akan menimbulkan pengangguran baru. Bila
dilihat dari sudut pandang ketersediaan perguruan tinggi dan
program studi sejenis dalam satu wilayah, dapat dilihat bahwa
STIT Syekh Muhammad Nafis justru menjadi jawaban solutif atas
kebutuhan akan tenaga pendidik dan kependidikan yang
mumpuni di bidangnya. Bahkan STIT Syekh Muhammad Nafis
menjadi satu-satunya STIT di banua lima. Bila dilihat dari
perspektif keunggulan kompetitif (competitive advantage), STIT
Syekh Muhammad Nafis akan menjadi satu-satunya STIT di
Kalimantan Selatan yang membuka dan menyelenggarakan
program pendidikan dan manajemen pendidikan Islam
berbasiskan ICT. Dengan demikian, implikasi terburuk berupa
tumpang tindih dan persaingan tidak sehat dapat dihindarkan.
Kesiapan dan keberlanjutan bidang akademis tersebut juga
24
disokong oleh ketersediaan sumber daya pendidikan tinggi yang
ada sebagai upaya meningkatkan layanan penyelenggaraan
pendidikan tinggi yang bermutu. Pengembangan sumber daya
administratif itu dimaksudkan untuk mengembangkan sisi
akademis baik dalam pengembangan program studi,
pengembangan kurikulum, pengembangan jumlah pendidik,
penguatan peralatan maupun pengembangan jumlah mahasiswa
selama 5 tahun.
2. Juga dapat disimpulkan, dari pemaparan di atas, bahwa sudah
terdapat kelaikan dalam rencana pengelolaan aliran dana,
kebutuhan dana, aliran kas, dan investasi. Adanya
dukungan/sharing anggaran dengan proyeksi arus kas sesuai
dengan ketentuan minimal selama 5 tahun, menunjukkan
adanya kepastian keberlanjutan (sustainability) dari STIT
tersebut. Ini berarti bahwa manajemen pengelolaan keuangan
untuk pembangunan STIT sudah dapat dinilai seimbang.
3. Dari sisi pemenuhan kepentingan masyarakat dan
pembangunan, pendirian STIT juga reliabel karena faktor dan
dampak turunan berupa kesejahteraan ekonomi dan inklusi
sosial yang keberlanjutan.©