35
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, banyak aktivitas yang tidak terlepas dari praktek kecurangan atau fraud. Kecurangan yang terjadi tidak mudah dihilangkan seperti membalikkan kedua telapak tangan. Banyak tindakan kecurangan yang masih terjadi dan masih sulit untuk diatasi serta ditekan keberadaannya. Kecurangan bisa saja terjadi dilakukan oleh perorangan, tetapi juga bisa dilakukan oleh sekelompok orang didalam organisasi yang bekerja sama dalam praktek kecurangan. Beberapa kecurangan kebanyakan terjadi di perusahaan- perusahaan yang memiliki struktur organisasi yang cukup kompleks, tetapi tidak menutup kemungkinan dalam perusahaan kecil pun yang baru berdiri indikasi terjadinya kecurangan atau fraud lebih besar terjadi. Dalam pemerintahan tindak kecurangan juga banyak terjadi seperti di pemerintahan pusat hingga pemerintahan daerah juga tidak luput dari praktek kecurangan. Kecurangan yang terjadi di instansi pemerintahan seringkali berkaitan dengan praktik korupsi dan kolusi diantara kelompok yang berkepentingan. Dalam prakteknya kecurangan yang terjadi khususnya di perusahaan biasanya disebabkan oleh

Proposal Penelitian Fraud

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Penelitian Fraud

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, banyak aktivitas yang tidak terlepas

dari praktek kecurangan atau fraud. Kecurangan yang terjadi tidak mudah

dihilangkan seperti membalikkan kedua telapak tangan. Banyak tindakan

kecurangan yang masih terjadi dan masih sulit untuk diatasi serta ditekan

keberadaannya. Kecurangan bisa saja terjadi dilakukan oleh perorangan,

tetapi juga bisa dilakukan oleh sekelompok orang didalam organisasi yang

bekerja sama dalam praktek kecurangan. Beberapa kecurangan kebanyakan

terjadi di perusahaan-perusahaan yang memiliki struktur organisasi yang

cukup kompleks, tetapi tidak menutup kemungkinan dalam perusahaan kecil

pun yang baru berdiri indikasi terjadinya kecurangan atau fraud lebih besar

terjadi. Dalam pemerintahan tindak kecurangan juga banyak terjadi seperti di

pemerintahan pusat hingga pemerintahan daerah juga tidak luput dari praktek

kecurangan. Kecurangan yang terjadi di instansi pemerintahan seringkali

berkaitan dengan praktik korupsi dan kolusi diantara kelompok yang

berkepentingan.

Dalam prakteknya kecurangan yang terjadi khususnya di perusahaan

biasanya disebabkan oleh sistem pengendalian perusahaan tidak mampu

untuk menekan tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pegawainya.

Pegawai yang melakukan kecurangan biasanya mempunyai kekuasaan atau

kesempatan untuk melakukan kecurangan yang merugikan perusahaan.

Kecurangan tidak hanya terjadi pada jajaran pegawai tingkat bawah saja,

tetapi untuk pegawai jajaran tingkat atas kecurangan bisa terjadi lebih besar.

Perusahaan bidang perbankan pun menjadi lahan basah orang atau

kelompok untuk melakukan kecurangan. Perbankan memberikan peluang

yang cukup besar untuk berbuat curang. Beberapa tahun terakhir ini banyak

kasus kecurangan yang terjadi di bidang perbankan, dari praktek korupsi,

kolusi dan kecurangan lainnya. Beberapa kasus fraud yang terjadi di bidang

perbankkan terjadi akibat tindakan yang dilakukan oleh orang di dalam bank

yang bersangkutan.

Page 2: Proposal Penelitian Fraud

Kasus terakhir yang menggemparkan dunia perbankan nasional di

indonesia ialah kasus Malinda dee, seorang karyawan di salah satu bank di

indonesia yang membobol rekening milik nasabahnya hingga meraup Rp. 17

M. Kepolisian menjerat Melinda Dee bernama asli Inong Melinda dalam

kasus pembobolan dana nasabah citibank ini dengan pasal 49 ayat 1 dan 2 UU

no 7 tahun 1992 sebagaimana diubah dengan UU no 10 tahun 1998 tentang

perbankan dan atau pasal 6 UU no 15 tahun 2002 sebagaimana diubah dengan

UU no 25 tahun 2003 sebagaimana diubah dengan UU no 8 tahun 2010

tentang tindak pidana pencucian uang. Selain itu juga Melinda Dee diduga

dengan sengaja melakukan kejahatannya dengan mengaburkan transaksi dan

pencatatan tidak benar terhadap beberapa slip transfer penarikan dana pada

rekening nasabahnya dengan dibantu tersangka D ( Chempornet, 30 maret

2011 ).

Pakar tindak pidana pencucian uang Yenti Ganarsih mengatakan,

kasus-kasus kejahatan perbankan belakangan ini sudah termasuk dalam

kategori kejahatan pencucian uang karena modusnya dengan menyebarkan

dana yang berhasil digelapkan kepada beberapa pihak atau perusahaan lain.

Yenti menyarankan agar pihak berwajib juga menggunakan UU Pencucian

Uang untuk menyelesaikan berbagai kasus perbankan belakangan ini

sehingga bisa melacak larinya dana yang digelapkan dari perbankan.

Beberapa kasus kejahatan di perbankan hanya akan diselidiki menggunakan

UU pidana perbankan atau UU korupsi jika pelaku adalah pejabat negara atau

pimpinan perusahaan negara, namun para penerima dana sulit diungkap atau

dipidanaka ( Arsip Berita, 14 mei 2011 ).

Dari beberapa kasus yang telah terjadi di dunia perbankan di

indonesia, membuktikan bahwa perbankan di indonesia masih rawan terhadap

tindakan kecurangan atau fraud. Kasus fraud perbankan rata-rata disebabkan

oleh tindakan kecurangan dari orang di dalam bank dimana tempat dia

bekerja. Kasus pembobolan dana nasabah yang terjadi berulang kali di

Indonesia dinilai karena perbankan nasional tidak memiliki fraud database

yang bisa menjadi bahan pembelajaran untuk menghindari kasus pembobolan

dana masa lalu terjadi kembali di masa mendatang. Pengamat perbankan dari

Page 3: Proposal Penelitian Fraud

Strategic Indonesia Jos Luhukay mengatakan bank nasional saat ini memiliki

informasi yang minim tentang kasus pembobolan dana yang pernah terjadi di

Indonesia, karena belum adanya fraud database. Hanya dua sumber bagi bank

untuk mempelajari kasus fraud yaitu media massa dan pengalaman dari

bankir yang pernah menghadapi kasus pembobolan dana, ujar mantan Wakil

Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia tersebut, hari ini ( ArsipBerita,

2 mei 2011 ).

Tindakan yang diambil oleh bank indonesia sebagai regulator

peraturan perbankan di indonesia ialah dengan menyiapkan pedoman untuk

mengurangi tindakan kecurangan yang terjadi di dunia perbankan. Bank

Indonesia akan segera menyusun pengaturan Pedoman Penyusunan Strategi

AntiFraud yang harus diterapkan dalam sistem pengendalian internal bank

untuk mencegah terjadinya kasus-kasus penyimpangan operasional di

perbankan, kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Muliaman D. Hadad (

ArsipBerita, 25 mei 2011 ).

Pedoman anti fraud atau anti pembobolan yang sedang disiapkan oleh

Bank Indonesia dalam menekan tindakan kecurangan serta mengurangi

praktek tindak pidana kejahatan perbankan akan diwajibkan untuk diadopsi di

perbankan indonesia. Pedoman anti fraud menjadi ukuran tentang kewajiban

perbankan nasional untuk memenuhi standar keamanan operasional bank.

Dari gambaran diatas peneliti tertarik untuk membahas tentang konsep

pedoman anti fraud dan peranannya dalam mengurangi tindakan fraud di

perbankan. Peneliti akan mengambil judul “PERANAN PEDOMAN ANTI

FRAUD DALAM MENURUNKAN TINGKAT KECURANGAN

PERBANKAN NASIONAL DI INDONESIA” yang akan diteliti di salah

satu bank nasional di kota malang Bank Mandiri Cabang Universitas

Brawijaya.

Page 4: Proposal Penelitian Fraud

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dalam latar belakang, maka permasalahan yang

dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

a) Apakah pengertian dari pedoman anti fraud perbankan?

b) Bagaimanakan peran pedoman anti fraud di perbankan nasional di

indonesia ?

c) Bagaimana penerapan pedoman anti fraud dalam menurunkan tingkat

kecurangan perbankan nasional di indonesia indonesia ( studi kasus pada

Bank Mandiri Cabang Universitas Brawijaya Malang ) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah :

a. Mengetahui pengertian dari pedoman anti fraud perbankan

b. Mengetahui bagaimana peran pedoman anti fraud di perbankan nasional

di indonesia

c. Mengetahui bagaimana penerapan pedoman anti fraud dalam menurunkan

tingkat kecurangan perbankan nasional di indonesia ( studi kasus pada

Bank Mandiri cabang Universitas Brawijaya Malang ) ?

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang ingin disampaikan oleh peneliti dalam penelitian ini

ialah :

a. Peneliti

1. Memberikan manfaat ilmu pengetahuan tentang pedoman anti fraud

dan bagaimana peran pedoman anti fraud dalam mengurangi tingkat

kecurangan perbankan di indonesia

2. Memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana program

studi S1 pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya Malang

b. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat untuk

menambah wawasan dan dapat dijadikan referensi atau bahan penelitian

lebih lanjut.

Page 5: Proposal Penelitian Fraud

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kecurangan

Beberapa orang (pakar) mendefinisikan kecurangan dengan pendapat

berbeda-beda. Albrecht, (2009) mengemukakan dalam bukunya “Fraud

examination” menyatakan bahwa fraud is a generic term, and embraces all

the multifarious means which human ingenuity can devise, which are resorted

to by one individual, to get an advantage over another by false

representations. No definite and invariable rule can be laid down as general

proportion in defining fraud, as it includes surprise, trickery, cunning and

unfair ways by which another is cheated. The only boundaries defining it are

those which limit human knavery ( Albrecht, 2009 ).

Sedangkan definisi fraud menurut Black Law Dictionary ialah 1. A

knowing misrepresentation of the truth or concealment of a material fact to

induce another to act to his or her detriment; is usual a tort, but in some

cases (esp. when the conduct is willful) it may be a crime, 2. A

misrepresentation made recklessly without belief in its truth to induce

another person to act, 3. A tort arising from knowing misrepresentation,

concealment of material fact, or reckless misrepresentation made to induce

another to act to his or her detriment. Yang diterjemahkan (tidak resmi),

kecurangan adalah : 1. Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu

kebenaran atau keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang

dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan atau tindakan

yang merugikannya, biasanya merupakan kesalahan namun dalam beberapa

kasus (khususnya dilakukan secara disengaja) memungkinkan merupakan

suatu kejahatan; 2. penyajian yang salah/keliru (salah pernyataan) yang

secara ceroboh/tanpa perhitungan dan tanpa dapat dipercaya kebenarannya

berakibat dapat mempengaruhi atau menyebabkan orang lain bertindak atau

berbuat; 3. Suatu kerugian yang timbul sebagai akibat diketahui keterangan

atau penyajian yang salah (salah pernyataan), penyembunyian fakta material,

atau penyajian yang ceroboh/tanpa perhitungan yang mempengaruhi orang

lain untuk berbuat atau bertindak yang merugikannya.

Page 6: Proposal Penelitian Fraud

Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengertian fraud

( kecurangan) mengemukakan tentang adanya aktivitas penipuan, cara yang

tidak adil dan ketidakjujuran demi mendapatkan keuntungan lebih dari yang

lain dengan cara-cara yang tidak etis yang menyebabkan kerugian untuk

orang lain. Beberapa tindakan kecurangan yang dilakukan dapat disebabkan

tindakan yang disengaja maupun tidak disengaja. Kecurangan yang dilakukan

secara disengaja merupakan salah satu bentuk kejahatan.

2.2. Jenis-jenis Kecurangan

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau Asosiasis

Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat, merupakan organisasi professional

bergerak di bidang pemeriksaan atas kecurangan yang berkedudukan di

Amerika Serikat dan mempunyai tujuan untuk memberantas kecurangan,

mengklasifikasikan fraud (kecurangan) dalam beberapa klasifikasi, dan

dikenal dengan istilah “Fraud Tree” yaitu Sistem klasifikasi mengenai hal-hal

yang ditimbulkan oleh kecurangan

1. Penyimpangan atas asset (Asset Misappropriation); Asset

misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta

perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang paling

mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung

(defined value).

2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statement);

Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau

eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi

kondisi

keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan

(financial engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk

memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah

window dressing.

3. Korupsi (Corruption). Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena

menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, di

Page 7: Proposal Penelitian Fraud

mana hal ini merupakan jenis yang terbanyak terjadi di negara-negara

berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan masih kurang

kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih

dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena

para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis

mutualisma). Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan

wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery),

penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan

secara ekonomi (economic extortion) ( Albrech, 2009 ).

2.3. Penyebab Orang Melakukan Kecurangan ( Triangle Fraud)

Siapa yang melakukan fraud atau kecurangan, ini yang selalu menjadi

pertanyaan untuk orang yang menyelidiki tentang fenomena kecurangan dan

gejalanya. Albrecht, (2009) menyatakan bahwa Pelaku fraud umumnya lebih

berpendidikan, lebih beragama, dan sedikit dari mereka yang memiliki

catatan kriminalitas. Mereka juga memiliki kesehatan psikologis yang lebih

baik. Sedangkan untuk perbandingan yang nomor dua, yaitu dengan pelajar,

mereka hanya berbeda tipis. Dimana pelaku fraud cenderung lebih tidak jujur,

lebih mandiri, lebih dewasa, lebih memiliki penyimpangan sosial, serta lebih

empatik daripada pelajar/mahasiswa ( Albrecht, 2009 ).

Alasan orang untuk melakukan sebuah kecurangan dipicu oleh

beberapa alasan yang berbeda. Dalam buku “Fraud Examination” karangan

Albrect mengemukakan bahwa ada tiga alasan utama mengapa orang-orang

melakukan fraud, yaitu: (1) tekanan (2) kesempatan dan (3) suatu cara untuk

merasionalisasi bahwa tindakan fraud diperbolehkan. Ketiga elemen itulah

yang kita sebut dengan fraud triangle ( Albrecht, 2009 ).

Elemen pertama orang melakukan kecurangan ialah saat dia berada

dalam tekanan. Tekanan paling umum yang sering membuat orang

melakukan sebuah kecurangan ialah tekanan finansial, dimana tekanan akan

kebutuhan pribadi keuangan menjadi penyebab yang mendorong orang untuk

berbuat curang. Tekanan yang lain berhubungan dengan pekerjaan, dimana

Page 8: Proposal Penelitian Fraud

pekerjaan seseorang menuntut dia secara sadar atau tidak untuk melakukan

kecurangan. Faktor-faktor yang memicu timbulnya fraud yang berhubungan

dengan tekanan pekerjaan, yaitu seperti tidak adanya penghargaan terhadap

pekerjaan yang telah dilakukannya, ketidakpuasan terhadap pekerjaan,

ketakutan akan kehilangan pekerjaan, sedang mencari-cari promosi kenaikan

jabatan, serta kurangnya upah atau gaji yang diberikan ( Albrecht, 2009 ).

Penyebab kedua orang dapat melakukan tindakan kecurangan ialah

adanya kesempatan. Setidaknya ada enam faktor utama yang dapat

meningkatkan kesempatan bagi individu-individu untuk dapat terlibat dalam

tindakan fraud, yaitu: Kurangnya pengendalian yang mengitari untuk dapat

mencegah atau mendeteksi adanya perilaku kecurangan/fraud;

Ketidakmampuan untuk menilai kualitas dari performa kinerja. ;Gagal untuk

mendisiplinkan pelaku fraud.; Kurangnya akses informasi. ;Ketidak

mampuan, ketidak cakapan, serta sikap apatis. ;Kurangnya jejak audit

( Albrecht, 2009 ).

Penyebab yang ketiga dalam fraud triagle ialah rasionalisasi.

Rasionalisasi disini maksudnya adalah pelaku fraud meyakinkan diri mereka

sendiri bahwa fraud tersebut diperbolehkan dengan berbagi argumentasi yang

mereka berikan. Ada beberapa rasionalisasi yang biasanya digunakan oleh

para fraudsters/pelaku fraud, yaitu: ‘perusahaan meminjamkannya padaku’;

‘aku hanya meminjam-nanti akan kukemablikan lagi’; ‘tidak ada orang yang

terluka’; ‘aku pantas mendapatkan lebih’; ‘ini untuk tujuan baik’; ‘kami akan

memperbaiki pencatatan secepatnya setelah kesulitan ekonomi kami selesai’;

‘sesuatu harus dikorbankan, entah tiu integritasku atau reputasiku’( Albrecht,

2009).

2.4. Kecurangan di Perusahaan Multinasional

Skandal fraud yang terjadi sampai sekarang sudah tidak terhitung, dari

yang tingkat kecil hingga skandal mega fraud yang menyebabkan perusahaan

itu hancur. Beberapa skandal kecurangan yang terjadi di berbagai negara dan

penyebab yang memicu kebangkrutan di perusahaan tersebut menurut

Sunarsip ( kompas, 15/7/02 ), ada berbagai sebab yang memicu kebangkrutan

Page 9: Proposal Penelitian Fraud

berbagai perusahaan tersebut, sebagaimana diikhtisarkan dalam tabel berikut

ini :

Skandal Kejahatan Korporat di AS

Nama Perusahaan Pemicu Permasalahan

Enron Corp Manipulasi Pembukuan

Tyco Internasional Penggelapan Pajak

Adelphia Communications Penipuan Sekuritas

Global Crossing Insider Trading, Penipuan Sekuritas

Xerox Corporation Manipulasi Pembukuan

Worldcom Manipulasi Pembukuan

Wald Disney Company Manipulasi Pembukuan

ImClone System Inc Insider Trading

Sumber: Gugus Irianto, Skandal Korporasi dan Akuntan 2 juli 2003

Dalam daftar skandal kejahatan kecurangan yang terjadi di berbagai

perusahaan di atas sangat memprihatikan, khususnya skandal kecurangan

yang terjadi pada Enron Corp di tahun 2001 yang menampar wajah profesi

akuntan di dunia. Beberapa skandal kecurangan diatas pemicu

permasalahannya ialah manipulasi pembukuan, penggelapan pajak dan

insider trading. Dari data diatas rata-rata skandal kecurangan yang terjadi

karena manipulasi pembukuan, dan ini yang berimbas pada profesi akuntan

dan Arthur Andersen, salah satu dari The Big Five Public Accounting Firms,

juga ikut terlilit dalam permasalahan ini ( Gugus Irianto, 2003 ).

Beberapa kasus fraud atau kecurangan juga terjadi di indonesia,

khususnya kasus manipulasi pembukuan dan manipulasi pasar. Perusahaan-

perusahaan di indonesia terkena sangsi yang dijatuhkan oleh Badan Pengawas

Pasar Modal (Bapepam) baik itu perseorangan atau dalam bentuk lembaga

berbadan hukum, beberapa diantaranya ialah 12 perusahan sekuritas , 1 rekan

dari salah satu KAP besar di Indonesia (didenda sebesar Rp. 100 juta), salah

satu manajemen perusahaan farmasi (didenda sebesar Rp. 500 juta), dan

sekitar 15 individu dan 1 PT (secara keseluruhan didenda lebih dari Rp. 3

milyar) . Total denda keuangan secara keseluruhan mencapai lebih dari Rp.

4,4 milyar. Berikut ini data tentang perusahaan yang tersandung masalah :

Page 10: Proposal Penelitian Fraud

Nama Perusahaan Jumlah Denda

Jasabanda Sekuritas dan Ficor Sekuritas Indonesia 500 juta*)

BNI Securities 150 Juta*)

Kuo Capital Raharja, Megakarya Securities dan Intra Asia

Securities

100 Juta*)

Arab Malaysia Securities, Samuel Sekurities, dan Intra Asia

Securities, Global Inter Capital, Jalur Wahana, dan Panin

Securities

75 Juta*)

Sumber: Gugus Irianto, Skandal Korporasi dan Akuntan 2 juli 2003

2.5. Kasus Perbankan Nasional

Kasus kecurangan perbankan yang terjadi di indonesia bulan

september 2010 yang dikemukakan oleh Bank Indonesia menyatakan bahwa

hampir 70% bank perkreditan rakyat yang tutup selama ini karena terjadi

kasus kecurangan perbankan atau fraud. Direktur Kredit, BPR dan UMKM

Bank Indonesia (BI) Edy Setiadi menyatakan sebagian besar bank perkreditan

rakyat (BPR) yang berstatus pengawasan khusus disebabkan karena terjadi

pembobolan dana oleh manajemen atau pemilik bank mikro itu ( kompas, 13

mei 2011 ).

Skandal kecurangan lain yang terjadi di dunia perbankan seperti yang

dikutip dari okezone 8 juni 2011 ialah tentang Bank Indonesia (BI) yang

mengatakan fraud (kekacauan) di perbankan khusus kartu kredit mencapai

2.741 kasus dengan nilai kerugian mencapai Rp11,78 miliar dari Januari

sampai April 2011. BI mengatakan fraud ini terjadi karena pencurian

identitas. Bank sentral mencatat fraud dari pencurian identitas tercatat

sebanyak 1.204 kasus dengan kerugian Rp5,963 miliar. Sedangkan terbanyak

kedua adalah fraud kartu kredit terjadi akibat adanya pemalsuan kartu yang

mencapai 545 kasus dengan kerugian Rp 2,530miliar. Sedangkan untuk fraud

Page 11: Proposal Penelitian Fraud

kartu ATM (debet), BI memaparkan terdapat 3.246 kasus dengan kerugian

sebanyak Rp 294 juta. Paling banyak kasus fraud kartu ATM (debet} karena

hilang dan atau dicuri dimana mencapai 3.005 kasus dengan kerugian Rp62

juta ( Okezone, 8 juni 2011 ).

Beberapa kasus kecurangan dalam bidang perbankan yang telah

terekam dan di publikasikan di harian kompas. Berikut ini adalah sembilan

kasus perbankan pada kuartal pertama yang dihimpun oleh Strategic

Indonesia melalui Badan Reserse Kriminal Mabes Polri:

1. Pembobolan Kantor Kas Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tamini Square.

Melibatkan supervisor kantor kas tersebut dibantu empat tersangka dari

luar bank. Modusnya, membuka rekening atas nama tersangka di luar

bank. Uang ditransfer ke rekening tersebut sebesar 6 juta dollar AS.

Kemudian uang ditukar dengan dollar hitam (dollar AS palsu berwarna

hitam) menjadi 60 juta dollar AS.

2. Pemberian kredit dengan dokumen dan jaminan fiktif pada Bank

Internasional Indonesia (BII) pada 31 Januari 2011. Melibatkan account

officer BII Cabang Pangeran Jayakarta. Total kerugian Rp 3,6 miliar.

3. Pencairan deposito dan melarikan pembobolan tabungan nasabah Bank

Mandiri. Melibatkan lima tersangka, salah satunya customer service bank

tersebut. Modusnya memalsukan tanda tangan di slip penarikan, kemudian

ditransfer ke rekening tersangka. Kasus yang dilaporkan 1 Februari 2011,

dengan nilai kerugian Rp 18 miliar.

4. Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Margonda Depok. Tersangka

seorang wakil pimpinan BNI cabang tersebut. Modusnya, tersangka

mengirim berita teleks palsu berisi perintah memindahkan slip surat

keputusan kredit dengan membuka rekening peminjaman modal kerja.

5. Pencairan deposito Rp 6 miliar milik nasabah oleh pengurus BPR tanpa

sepengetahuan pemiliknya di BPR Pundi Artha Sejahtera, Bekasi, Jawa

Barat. Pada saat jatuh tempo deposito itu tidak ada dana. Kasus ini

Page 12: Proposal Penelitian Fraud

melibatkan Direktur Utama BPR, dua komisaris, komisaris utama, dan

seorang pelaku dari luar bank.

6. Pada 9 Maret terjadi pada Bank Danamon. Modusnya head teller Bank

Danamon Cabang Menara Bank Danamon menarik uang kas nasabah

berulang-ulang sebesar Rp 1,9 miliar dan 110.000 dollar AS.

7. Penggelapan dana nasabah yang dilakukan Kepala Operasi Panin Bank

Cabang Metro Sunter dengan mengalirkan dana ke rekening pribadi.

Kerugian bank Rp 2,5 miliar.

8. Pembobolan uang nasabah prioritas Citibank Landmark senilai Rp 16,63

miliar yang dilakukan senior relationship manager (RM) bank tersebut.

Inong Malinda Dee, selaku RM, menarik dana nasabah tanpa

sepengetahuan pemilik melalui slip penarikan kosong yang sudah

ditandatangani nasabah.

9. Konspirasi kecurangan investasi/deposito senilai Rp 111 miliar untuk

kepentingan pribadi Kepala Cabang Bank Mega Jababeka dan Direktur

Keuangan PT Elnusa Tbk ( Kompas, 3 mei 2011 ).

2.6. Pedoman Anti Fraud Indonesia

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Muliaman D. Hadad

menyatakan di bahwa pedoman antifraud tersebut harus mencakup empat

tahapan yaitu tahap preventif yang mencakup penguatan governance,

pengawasan aktif dari manajemen, dan penerapan prinsip know your

employee, tahap deteksi termasuk whistleblowing system, fraud data, dan

pelaporannya. Kemudian tahap ketiga adalah investigasi yang meliputi

standar investigasi, evaluasi kelemahan sistem, dan pengenaan sanksi, dan

empat tahap monitoring yang meliputi evaluasi mengenai asesmen dan

appetite risiko fraud yang terjadi di bank. Selain itu, lanjutnya, dengan

semakin terintegrasinya sistem keuangan yang memungkinkan terjadinya

Page 13: Proposal Penelitian Fraud

penyimpangan yang melibatkan bank dan lembaga keuangan nonbank, Bank

Indonesia akan meningkatkan koordinasi dan menyelenggarakan pemeriksaan

bersama dengan otoritas pengawas lembaga keuangan nonbank dan lembaga

penjamin simpanan. Dalam kesempatan itu, BI juga meminta agar perbankan

melakukan penguatan pengendalian internal Bank, dengan memperkuat

seluruh lapis pengawasan yang ada untuk mencegah, mendeteksi, dan

meminimalkan peluang atau kesempatan terjadinya risiko dari kegiatan

operasional, termasuk diantaranya menyempurnakan prosedur standar

operasional (SOP) ( ArsipBerita, 25 mei 2011 ).

Bank Indonesia (BI) mengatakan maraknya kasus pembobolan dan

fraud di perbankan belakang ini terjadi karena kelalaian pihak perbankan

dalam hal-hal klasik dan sederhana. BI mengatakan semua kecolongan di

permasalahan dasar ini. "Modusnya klasik, sederhana, basic classic malah,

itu berarti lebih banyak karena semua kecolongan pada permasalahan yang

basic dalam internal kontrolnya, hal yang basic, akuntan publiknya tidak

mampu menangkap hal-hal yang basic dan pengawasan kita tidak menangkap

ada hal yang aneh padahal ini basic," ungkap Gubernur BI Darmin Nasution

di Jakarta. Kemudian menanggapi pelanggaran dari PT Bank Mega Tbk

(MEGA), Darmin mengatakan juga disini ada pelanggaran yang bersifat

dasar seperti kepala cabang Bank Mega yang juga ikut terlibat dalam

pembobolan dana PT Elnusa Tbk (ELSA) ( Okezone, 1 juni 2011 ).

Page 14: Proposal Penelitian Fraud

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian yang Digunakan

Dalam menyusun skripsi ini, metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus.

Menurut Moh. Nazir, Phd (2003;54-55), metode deskriptif yaitu suatu metode

dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang yang

bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki. Secara harfiah, metode deskriptif adalah metode

penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga

metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka..

Adapun teknik pengumpulan data serta informasi yang dilakukan oleh

penulis dalam penyusunan skripsi ini yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data

yang bersifat teoritis dari literatur, catatan-catatan kuliah, bahan tulisan

lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti sehingga dapat

dijadikan data sekunder. Tujuan dari penelitian kepustakaan ini adalah

untuk mendapatkan landasan teori dan berbagai pengertian mengenai

masalah yang diteliti.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Page 15: Proposal Penelitian Fraud

Yaitu suatu metode penelitian yang digunakan dengan cara melakukan

penelitian secara langsung terhadap masalah yang akan dibahas yang

merupakan objek penelitian untuk mendapatkan data-data dan informasi

yang diperlukan. Data dikumpulkan dengan cara mempelajari data

tertulis, wawancara dengan pejabat yang berwenang, memberikan

kuesioner dan meneliti praktik serta prosedur pelaksanaan secara

langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Albrech, W. Steve, Conan C. Albrech ext. 2009. Fraud Examination . Canada : South-

Western, a part of Cengage Learning

Moh. Nazir, Ph.D. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia

Ganarsih, Yenti. Diunduh dari KCM (kompas Cyber Media ) www.kompas.com 20

juni 2011. Tanggal upload 14 mei 2011

Irianto SE. MSA. Ph.D. Ak. , Gugus. 2003. Skandal Korporasi dan Akuntan. Malang

: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Luhukay, Jos . Mantan Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia. Diunduh dari

www.ArsipBerita.com 20 juni 2011. Tanggal upload 25 mei 211

D. Hadad, Muliaman. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI). BI Susun Pedoman Anti

Fraud. diunduh dari www.arsipberita.com senin 19 juni 2011. Tanggal upload 25

mei 2011

Rusadi Putra, Idris. Kuartal 1, Fraud Kartu Kredit capai 2.741 Kasus. Diunduh dari

www.okezone.com senin 19 juni 2011, tanggal upload 8 juni 2011

Strategic Indonesia melalui Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Inilah 9 Kasus

Kejahatan Perbankan. Diunduh dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/-

2011/05/03/09441743/Inilah.9.Kasus.Kejahatan.Perbankan tanggal 19 juni 2011.

Diupload tanggal 3 mei 2011

Page 16: Proposal Penelitian Fraud

http://chempornet.com/malinda-dee-si-seksi-melinda-dee-pembobol-citibank/

diunduh tanggal 19 juni 2011. Tanggal upload 30 maret 2011

Nasution, Darmin. Gubernur Bank Indonesia. Fraud & Pembobolan Bank Cuma Gara-

Gara Hal Mendasar. Diunduh dari www.kompas.com tanggal 19 juni 2011. Tanggal

upload 23 mei 2011

Setiadi, Edy. Direktur Kredit, BPR dan UMKM Bank Indonesia. Hampir 70% BPR tutup

karena fraud. diunduh di arsipberita.com tanggal 19 juni 2011. Tanggal upload 13 mei

2011

PERANAN PEDOMAN ANTI FRAUD DALAM MENURUNKAN TINGKAT KECURANGAN PERBANKAN NASIONAL DI

INDONESIA

STUDI KASUS BANK MANDIRI CABANG

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Forensic Accounting and Fraud Examination

Dosen : GUGUS IRIANTO, SE. MSA. Ph.D. Ak.

Oleh :

Page 17: Proposal Penelitian Fraud

Benni P. Wijaya

0810230050

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya Malang

2011

2. Akuntan dapat memiliki peran sentral dalam upaya pencegahan (prevention),

pendeteksian (detection), dan investigasi (investigation) fraud. Setujukah

anda dengan pernyataan tersebut? Jelaskan (catatan: kaitkan jawaban Sdr.

dengan profesi akuntan yang mana yang relevan untuk memiliki peran

masing-masing)?

Setuju, karena Akuntan memang memiliki peran yang sangat penting

dalam perusahaan dalam pencegahan, pendeteksian dan investigasi fraud

atau kecurangan yang terjadi di perusahaan atau. Pencegahan kecurangan

memang tidak mudah, dalam buku albrech menjelaskan bahwa pencegahan

kecurangan di suatu lingkungan organisasi diawali dengan menciptakan

budaya yang jujur, terbuka dan saling membantu di dalam organisasi. Jika

setiap pegawai di dalam perusahaan dapat mendukung terciptanya lingkungan

yang jujur dan terbuka, maka kecurangan mungkin tidak akan pernah terjadi.

Sedangkan untuk peran akuntan dalam pencegahan ( prevention) ialah

akuntan dapat menciptakan suatu sistem internal kontrol yang baik dalam

perusahaan, akuntan menciptakan pengendalian di setiap sistem operasional

di perusahaan, seperti pembuatan struktur organisasi, SOP dan kebijakan

serta pembuatan sistem pengendalian berbasis komputer atau sofware.

Semakin kuat sistem pengendalian yang dibuat oleh akuntan, maka

kesempatan untuk melakukan kecurangan atau fraud akan semakin kecil.

Ketika sistem tidak mampu untuk mencegah tindakan kecurangan,

maka tindakan kecurangan akan terjadi di dalam organisasi atau perusahaan.

Inilah peran akuntan yang kedua untuk mendeteksi (detection) kejadian atau

hal-hal gejala terjadiinya kecurangan di dalam perusahaan. Albrech dalam

Page 18: Proposal Penelitian Fraud

bukunya fraud examination menyatakan bahwa gejala kecurangan dibagi

menjadi 6 grup, antara lain : (1) anomali akuntansi, (2) kelemahan

pengendalian internal, (3) anomali analitik, (4) gaya hidup mewah, (5)

kebiasaan yang berbeda dan (6) adanya tips. Peran akuntan dalam mendeteksi

gejala kecurangan dapat dilakukan dalam mendeteksi terjadinya anomali

akuntansi di dalam pencatatan transaksi untuk laporan keuangan. Akuntan

dapat mendeteksi dari pencatatan akuntansi, psoting hingga pembuatan

laporan keuangan apakah sudah dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi

berlaku umum. Akuntan dapat membantu juga untuk menemukan kelemahan-

kelemahan pengendalian internal di perusahaan dan memberikan

rekomendasi untuk membuat perbaikan pengendalian.

Peran penting akuntan selanjutnya ialah bagaimana seorang akuntan

dapat menginvestigasi kecurangan yang terjadi, mencari penyebabnya, dalang

dibalik kecurangan, dan dampak yang ditimbulkan dari kecurangan yang

telah terjadi. Akuntan sangat diperlukan untuk menginvestigasi dan

menemukan letak kecurangan yang ada. Kecurangan bisa dilakukan dalam

penyusunan laporan keuangan, dalam organisasi seperti korupsi dan kolusi.

Akuntan yang bertugas dalam menginvestigasi biasanya ialah akuntan

internal perusahaan atau disebut juga sebagai auditor internal.

3. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh manajemen suatu organisasi dalam

menghadapi tindakan kecurangan keuangan (fraud). Jelaskan pendekatan-

pendekatan yang dapat dipilih oleh manajemen dalam menghadapi

kecurangan?

Pendekatan yang dapat dipilih manajemen dalam menghadapi tindakan

kecurangan keuangan ialah dapat dilakukan dalam berbagai cara, antara lain :

a. Pendekatan Preventif Fraud

Perusahaan dapat menghadapi kecurangan dengan pendekatan preventif

atau pencegahan sebelum kecurangan itu terjadi. Pendekatan ini

memfokuskan bagaimana kondisi di dalam perusahaan tidak

memungkinkan terjadinya tindak kecurangan. Seperti menanamkan

budaya kejujuran dan etika yang baik untuk seluruh jajaran karyawan dan

Page 19: Proposal Penelitian Fraud

manajer agar setiap sumber daya manusia di dalam perusahaan memiliki

integritas yang tinggi kepada perusahaan. Hal ini bisa dilakukan

perusahaan dengan menaikkan pangkat pegawai yang jujur serta dengan

mengikutkan karyawannya dalam training fraud. Kedua perusahaan dapat

menciptakan lingkungan kerja yang positif dimana setiap pekerja

mempunyai etos kerja yang tinggi dan berperilaku baik. Ketiga

perusahaan dapat mengeliminasi kesempatan untuk berbuat kecurangan di

dalam lingkungan organisasi. Perusahaan yang baik harusnya memiliki

sistem pengendalian yang kuat, semakin kuat sistem pengendalian di

perusahaan maka pencegahan terhadap tindak kecurangan akan semakin

besar pula. Perusahaan dapat terus memonitor kegiatan operasionalnya.

b. Pendekatan Deteksi Kecurangan

Mendeteksi indikasi terjadinya kecurangan memang tidak mudah, tetapi

mendeteksi kecurangan dapat dilakukan dengan mengenali gejala-gejala

tindakan kecurangan dan dari data pendeteksian kecurangan. Mendeteksi

kecurangan dengan meneliti gejala-gejala kecurangan yang terjadi di

dalam perusahaan. Perusahaan dapat mendeteksi gejala kecurangan yang

dibagi menjadi enam grup, antara lain : (1)anomali akuntansi,

(2)kelemahan pengendalian internal, (3)anomali analitik, (4)gaya hidup

mewah, (5)kebiasaan yang tidak seperti biasa, dan (6)adanya uang tip.

Beberapa bentuk pendeteksian kecurangan dapat difokuskan kedalam

enam grup diatas. Untuk anomali akuntansi, pendeteksian dapat dilakukan

pada pencatatan dan hasil dari proses dalam prosedur sistem akuntansi

perusahaan. Kelemahan pengendalian internal di perusahaan

menunjukkan adanya peluang indikasi terjadinya kecurangan, contohnya

seperti pengendalian yang lemah pada sistem pembelian maka perusahaan

dapat memfokuskan deteksi di sistem pembelian. Anomali analitikal ialah

mendeteksi kesesuaian hubungan dalam data finansial atau nonfinansial

yang tidak wajar, seperti perusbahan volume, harga dan lain-lain. Gaya

hidup mewah merupakan faktor bawaan seseorang dapat melakukan

kecurangan, perusahaan dapat melakukan pendeteksian terhadap

karyawan perusahaan yang memiliki gaya hidup yang mewah. Perubahan

Page 20: Proposal Penelitian Fraud

kebiasaan merupakan salah satu hal yang mengindikasikan terjadinya

kecurangan, perusahaan dapat mencek karyawan yang terjadi perubahan

pola perilaku yang mungkin saja melakukan sebuah kecurangan. Terakhir

adanya tip-tip atau hadiah yang diberikan mungkin saja sebagai uang

tutup mulut untuk menutupi kecurangan.

c. Pendekatan Investigasi

Pendektan investigasi yang bisa dilakukan perusahaan ialah dengan

beberapa tahapan melalui penyelidikan aksi pencurian, penyelidikan aksi

penyembunyian , dan penyelidikan aksi konversi hasil dari pencurian

serta membuat laporan terjadinya kecurangan. Pendekatan investigasi ini

dilakukan perusahaan dengan menyelidiki proses dari pembuatan laporan

keuangan hingga setiap akun dalam laporan apakah menunjukkan nilai

yang wajar. Penyelidikan oleh perusahaan dilakukan dengan menganalisis

bagaimana cara pegawai melakukan kecurangan,selanjutnya bagaimana

pegawai menyembunyikan harta yang didapat dari tindakan kecurangan,

serta menyelidiki bagaimana cara pegawai merubah atau mengkonversi

harta pencurian menjadi aktiva lain.

4. Bagaimana relevansi matakuliah ini (a) dalam konteks perusahaan swasta dan

instansi publik di Indonesia, dan (b) terkait dengan pasar kerja di masa yang

akan datang?

Mata kuliah forensic accounting and fraud examination mengajarkan

mahasiswa tentang kejujuran dan untuk meraih prestasi dengan kerja keras

sendiri. Relevansi yang bisa diambil dalam :

a. Konteks perusahaan swasta dan instansi publik

Forensic accounting and fraud examination, ialah salah satu mata kuliah

yang sekarang ditempuh di jurusan akuntansi. Dalam mata kuliah ini

diajarkan tentang bagaimana untuk mencegah, mendeteksi dan

menginvestigasi terjadinya kecurangan di dalam organisasi atau

perusahaan. Perkuliahan mata kulian ini memberikan materi tentang

bagaimana untuk menekan terjadinya kecurangan yang terjadi dalam diri

sendiri, orang lain serta di dalam perusahaan. Studi kasus sering dibahas

dalam perkuliahan, dan ini memberikan gambaran bagaimana kasus-kasus

Page 21: Proposal Penelitian Fraud

kecurangan terjadi di perusahaan baik di indonesia maupun di tingkat

internasional. Pelajaran inilah yang memberikan kemampuan dan

pengalaman bagi mahasiswa untuk dapat terjun langsung di lapangan

serta diharapkan dapat membantu perusahaan menekan terjadinya praktek

kecurangan di perusahaan swasta maupun instansi publik. Harapan yang

besar bagi mahasiswa untuk dapat bekerja secara profesional dan

memiliki etika yang baik untuk tidak malakukan kecurangan yang

merugikan orang lain dan perusahaan.

b. Terkait dengan pasar kerja di masa depan

Dalam perkembangannya dengan pasar kerja di masa depan, mata kuliah

forensic accounting and fraud examination memberikan pengaruh yang

cukup besar. Pasar kerja membutuhkan seorang karyawan dan pegawai

yang memiliki kapabilitas serta integritas yang besar dalam menjalankan

pekerjaannya. Perkembangannya pasar kerja menginginkan seorang

karyawan yang memiliki loyalitas yang kuat terhadap perusahaan dan

mampu bekerja dengan jujur. Seseorang yang memiliki kemampuan yang

besar dalam bekerja, dan memiliki intergritas loyalitas yang besar pula

memberikan keuntungan untuk perusahaan.

5. Bagaimana menanamkan kejujuran dan rasa malu untuk mahasiswa sebagai

bagian dari fraud awareness training. Gunakan imajinasi terbaikmu untuk

menjawab pertanyaan ini.

Menanamkan rasa kejujuran memang tidak mudah, menanamkan

kejujuran harus dimulai dari sekarang dan dari diri pribadi orang tersebut.

Kejujuran tidak bisa dibangun hanya dengan lewat ceramah, penataran atau

indoktinasi kepada masing-masing individu, melainkan kejujuran itu bisa

dibangun lewat pemberian kepercayaan itu sendiri dan saling mempercayai

diantara satu orang dengan orang lain.

Beberapa cara agar orang menjadi jujur ialah dengan peraturan.

Namun lagi-lagi peraturan seperti apapun, jika seseorang mau menyimpang

atau melakukan hal yang tidak jujur, maka bisa saja dicari strategi

Page 22: Proposal Penelitian Fraud

penyimpangan itu. Menanamkan kejujuran harus dengan pendekatan

ketauladanan, menumbuhkan rasa malu tatkala disebut tidak jujur, pemberian

penghargaan, dan juga dengan hukuman. Seseorang akan jujur manakala

yang bersangkutan tahu bahwa semua orang dalam lingkungannya telah

berbuat jujur. Seseorang biasanya tidak mau berbuat salah sendirian, karena

akan malu kalau dianggap berperilaku berbeda. Dan juga sebaliknya

seseorang tidak akan mau berbuat jujur sendiri, sementara lainnya tidak jujur.

Kejujuran didukung juga oleh lingkungan, dimana lingkungan yang selalu

mengakui adanya kejujuran dari pribadi orang tersebut. Untuk itu

membangun kejujuran harus dengan pendektan positif dengan memberikan

citra positif kepada seseorang dan sebaliknya sedikit demi sedikit mengurangi

cara-cara negatif seperti memberi pengawasan yang terlalu berlebihan.

Menanamkan kejujuran dan rasa malu untuk mahasiswa juga harus

dimulai dari lingkungan mahasiswa itu berada serta orang-orang disekitarnya.

Lingkungan dan orang-orang disekitarnya yang selalu memberikan dukungan

positif agar menciptakan budaya yang jujur. Kejujuran yang ditanamkaan

untuk mahasiswa bisa diterapkan melalui pemberian penghargaan terhadap

kejujuran dan hukuman jika melakukan kecurangan. Hukuman yang

diberikan terhadap mahasiswa yang melakukan kecurangan harus

memberikan efek jera sehingga mahasiswa harus berpikir jutaan kali untuk

melakukan kecurangan. Seperti hukuman tidak akan diluluskan dalam mata

kuliah yang dilakukan kecurangan, hingga pemberian sangsi tegas

dikeluarkan dari universitas tempat perkuliahan. Seharusnya menanamkan

kejujuran dan rasa malu untuk mahasiswa tidak hanya sebatas memberikan

tekanan dari peraturan yang ada, tetapi menanamkan rasa kesadaran akan

pentingnya kesadaran hingga mahasiswa sendiri yang malu saat dirinya

melakukan tindakan kecurangan.

*HANYA USAHA DAN DOA YANG BISA UNTUK

MEWUJUDKAN SEBUAH HARAPAN*