47
A. JUDUL : Upaya Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan kolaborasi strategi Critical Insident dan Index Card Match pada materi Akhlak kelas VI di SDN 12 Pontianak Utara. B. LATAR BELAKANG Tujuan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagaimana diamanatkan Pasal 3 Bab II Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan Pendidikan Umum PAI ini terelaborasi untuk masing-masing satuan pendidikan dan jenjangnya, dan kemudian dijabarkan menjadi kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai siswa. ( Ditjen Kelembagaan Agama Islam, 2004; 4). 1

Proposal Penelitian Sobian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal PTK

Citation preview

Page 1: Proposal Penelitian Sobian

A. JUDUL :

Upaya Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan

kolaborasi strategi Critical Insident dan Index Card Match pada materi

Akhlak kelas VI di SDN 12 Pontianak Utara.

B. LATAR BELAKANG

Tujuan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum adalah

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa

terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa

kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagaimana diamanatkan Pasal 3 Bab

II Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tujuan Pendidikan Umum PAI ini terelaborasi untuk masing-masing satuan

pendidikan dan jenjangnya, dan kemudian dijabarkan menjadi kompetensi-

kompetensi yang harus dikuasai siswa. ( Ditjen Kelembagaan Agama Islam, 2004;

4).

Proses pembelajaran yang menghasilkan out put yang tinggi dalam

penguasaan kompetensi yang ditetapkan, merupakan harapan semua pendidik dan

semua unsur yang mendukung pendidikan seperti orang tua, masyarakat, dan

negara. Karena ini merupakan salah satu cermin keberhasilan dunia pendidikan

dalam menyelenggarakan proses pendidikan yang pada akhirnya mendukung

tercapainya tujuan pendidikan nasional termasuk di dalamnya pendidikan Agama

Islam.

1

Page 2: Proposal Penelitian Sobian

Untuk mencapai standar kompetensi pada setiap jenjang pendidikan

sebagaimana yang telah ditetapkan oleb BNSP , membutuhkan seperangkat sistem

pembelajaran yang membutuhkan keahlian dari pendidik yang terlatih dalam

menyampaikan materi pembelajaran.

Kompetensi-kompetensi dasar yang dituangkan di dalam silabus

membutuhkan kecermatan guru dalam menuangkannya ke dalam bentuk indikator

dan tujuan pembelajaran hingga tersaji dalam bentuk RPP yang siap dilaksanakan.

Di lapangan yang sering terjadi adalah bahwa guru dalam menyajikan

materi pembelajaran tidak lagi mengoreksi atau bahkan menyeleksi indikator yang

akan disampaikan kepada siswa. Karena pada umumnya mereka terima jadi RPP

dari berbagai penerbit yang ada. Karena keterbatasan pengetahuan, strategi

pembelajaranpun disampaikan secara monotone dengan model teacher centered.

Hal ini berakibat pada rendahnya motivasi dan aktifitas belajar siswa yang pada

akhirnya mempengaruhi prestasi belajarnya. Hal tersebut secara jujur penulis akui

karena keterbatasan pengetahuan terutama di dalam penerapan strategi

pembelajaran aktif. Akibatnya sebagaimana yang terjadi di lapangan, prestasi

belajar siswa rendah. Sebagai contoh data prestasi siswa kelas V SDN 12

Pontianak Utara pada materi akhlak semester satu tahun ajaran 2009/2010 dari 24

orang siswa, hanya 5 orang yang mendapat skor nilai 8 – 10 , dan 10 orang siswa

yang mendapat nilai 6,5 – 7,9 selebihnya dibawah ketuntasan minimal yaitu 6,5.

Setelah mengikuti perkuliahan pada program S I penyetaraan yang

diselenggarakan STAIN Pontianak, Saya merasakan apa yang saya lakukan

2

Page 3: Proposal Penelitian Sobian

selama ini belumlah cukup untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Khususnya

setelah mengikuti materi perkuliahan Strategi Pembelajaran Aktif membuka mata

saya akan kekurangan yang selama ini saya lakukan dalam menyampaikan materi

pembelajaran kepada siswa saya.

Untuk menerapkan hasil pengetahuan yang telah saya terima di bangku

kuliah, dalam penelitian ini saya berusaha mencari jalan keluar terhadap

permasalahan yang saya hadapi di lapangan. Terutama dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PAI yang saya sampaikan.

Dalam penelitian ini saya berusaha untuk mengkolaborasikan dua strategi

mengajar sekalibus dalam satu situasi proses pembelajaran. Hal ini beralasan

karena strategi-strategi yang telah dipelajari kebanyakan telah diuji dan diteliti.

Adapun strategi yang akan saya jadikan fokus penelitian adalah kolaborasi strategi

Critical Insident dan Index Card Match dengan materi pilihan Akhlak di kelas VI

SD. Pemilihan strategi Critical Insident dalam materi keimanan saya rasa

sangat tepat, karena strategi ini melibatkan pengalaman pribadi kedalam materi

pembelajaran sehingga siswa akan termotivasi untuk aktif dalam proses

pembelajaran. Pengkombinasian Strategi Critical Insident dan Index Card Match

cukup beralasan karena strategi card match merupakan permainan yang

menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan

sebelumnya. Dengan demikian Index card match dapat dijadikan sebagai evaluasi

proses sebelum evaluasi hasil dilaksanakan.

Harapan saya sebagai peneliti , mudah-mudahan strategi yang saya pilih

ini benar-benar sosok dengan materi pembelajaran yang akan saya sampaikan

3

Page 4: Proposal Penelitian Sobian

dalam penelitian ini sehingga mendukung tercapainya hasil pembelajaran

( prestasi belajar) siswa yang lebih baik.

Semoga penelitian ini bermanfaat bagi diri saya sebagai guru di lapangan

khususnya dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

PAI di SDN 12 Pontianak Utara.

C. IDENTIFIKASI MASALAH

Setelah melihat lebih jauh kedalam permasalahan yang dihadapi siswa, saya

menemukan beberapa kelemahan-kelemahan yang dilakukan selama ini,

diantaranya:

1. Proses pembelajaran yang dilakukan dirasa monoton dan berpusat pada

guru.

2. Sarana dan prasarana untuk kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah

dirasa sangat kurang.

3. Kurangnya upaya mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

4. Perilaku siswa yang masih jauh dari perilaku sopan dan terpuji.

Diantaranya sering berkelahi diantara teman, kurang penghargaan terhadap

guru, kurang disiplin dalam belajar, tugas-tugas PR sering tidak

dikerjakan.

5. Lingkungan masyarakat yang kurang kondusif bagi perkembangan akhlak

siswa.

6. Prestasi siswa yang jauh dari memadai , sebagian besar dibawah standar

kriteria ketuntasan minimal.

4

Page 5: Proposal Penelitian Sobian

D. BATASAN MASALAH

Peneliti memfokus permasalahan dilapangan terhadap prestasi belajar

siswa yang masih rendah, dan membatasi lingkup permasalahan yang akan diteliti

yaitu dengan memfokuskan permasalah pada pendidikan akhlak terpuji . Kelas

yang akan menjadi objek penelitian kali ini adalah kelas VI dengan pertimbangan

mereka akan melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi.

Pada penelitian kali ini , peneliti berusaha untuk menerapkan strategi

dengan mengkolaborasikannya dua strategi sekaligus dalam satu pertemuan, hal

ini beralasan karena strategi-strategi yang ada telah dijadikan objek penelitian

oleh peneliti sebelumnya. Untuk itu saya berusaha mencari nuansa baru dengan

menggabungkan dua strategi sekaligus dalam satu pertemuan.

Pemilihan strategi jatuh pada Critical Insident dan Index Card Match. Hal

ini beralasan karena strategi ceritical insident ( pengalaman penting) berupaya

menggali pengalaman siswa yang tak terlupakan untuk diceritakan kembali

didepan kelas, dengan harapan dapat mengugah perasaan siswa dan mengajaknya

untuk aktif sejak awal pertemuan. Disamping itu materi akhlak sangat erat

kaitannya dengan perilaku siswa sehari-hari. Berdasarkan alasan tersebut maka

pemilihan strategi Critical insident peneliti anggap sangatlah tepat.

Strategi Index Card Match dipilih adalah untuk memberkan variasi agar

kelas lebih hidup, disamping strategi Index Card Match dapat dipergunakan untuk

mengulang materi yang telah disampaikan sekaligus sebagai sarana penilaian

proses disamping mengajak peserta didik untuk lebih aktif dalam proses

pembelajaran.

5

Page 6: Proposal Penelitian Sobian

Harapan saya penelitian ini dapat membuahkan hasil, terutama dalam

upaya peningkatan prestasi belajar siswa di sekolah tempat saya mengajar.

Khususnya Siswa kelas VI SDN 12 Pontianak Utara yang menjadi fokus

penenelitian saya.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Latar belakang masalah, Rumusan Masalah dan Batasan

Masalah yang seperti diungkapkan di atas, maka dalam penelitian ini masalah

yang menjadi fokus perhatian saya adalah “Upaya meningkatkan prestasi belajar

siswa dengan menggunakan kolaborasi strategi Critical Insident dan Index Card

Match dalam materi Akhlak di kelas VI SDN 12 Pontianak Utara”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini secara lebih khusus dapat diperinci

sebagai berikut :

a. Bagaimanakah prestasi belajar siswa sebelum menggunakan kolaborasi

strategi Critical Insident dan Index Card Match pada materi Akhlak

kelas VI di SDN 12 Pontianak Utara?

b. Bagaimanakah prestasi belajar siswa sesudah menggunakan kolaborasi

strategi Critical Insident dan Index Card Match pada materi Akhlak

Kelas VI di SDN 12 Pontianak Utara?

c. Apakah kolaborasi strategi Critical Insident dan Index Card Match

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi Akhlak kelas

VI di SDN 12 Pontianak Utara?

6

Page 7: Proposal Penelitian Sobian

D. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penggunaan kolaborasi

strategi Critical Insident dan Index Card Match pada materi Akhlak di kelas VI

SDN 12 Pontianak Utara, khususnya untuk mendapat kejelasan tentang :

a. Untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa sebelum

menggunakan kolaborasi strategi Critical Insident dan Index Card

Match pada materi Akhlak kelas VI di SDN 12 Pontianak Utara.

b. Untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa sesudah

menggunakan kolaborasi strategi Critical Insident dan Index Card

Match pada materi Akhlak kelas VI di SDN 12 Pontianak Utara.

c. Untuk mengetahui apakah penggunaan kolaborasi strategi Critical

Insident dan Index Card Match dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa pada materi Akhlak kelas VI di SDN 12 Pontianak Utara.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu sudut teoritis

dan sudut praktis.

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

literatur ilmu pengetahuan dibidang penelitian pendidikan Agama Islam

khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran aktif PAI, karena

dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, rujukan atau perbandingan dalam

7

Page 8: Proposal Penelitian Sobian

penelitian yang berhubungan dengan penggunaan strategi Critical Insident

dan Index Card Match.

b. Manfaat Praktis

Sebagai calon sarjana dalam bidang Pendidikan Agama Islam, manfaat

langsung yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai

pengalaman berharga yang menjadi tonggak pertama bagi saya untuk

melakukan penelitian berikutnya.

Penelitian ini memberikan pengalaman baru dalam menambah wawasan

saya tentang Pendidikan Agama Islam terutama dalam menjalankan tugas

profesi saya sebagai Guru Agama Islam khususnya terhadap penerapan

strategi pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran yang saya

laksanakan sehari-hari.

c. Manfaat secara tidak langsung.

Hasil penelitian ini secara tidak langsung dapat sebagai masukan bagi

Sekolah tempat saya mengajar (SDN 12 Pontianak Utara) terutama bagi

rekan-rekan guru yang ingin meningkatkan prestasi belajar siswanya.

Bagi Lembaga pendidikan seperti STAIN yang berperan mencetak calon

guru profesional di dalam Pendidikan Agama Islam, hasil penelitian ini

dapat dijadikan bahan referensi. masukan dan studi banding bagi

mahasiswanya yang akan melakukan riset terutama dalam Penelitian

Tindakan Kelas.

8

Page 9: Proposal Penelitian Sobian

F. KAJIAN TEORI

1. Pengertian Hasil Belajar dan Prestasi Belajar

Sebelum kita sampai pada pengertian hasil belajar, terlebih dahulu kita

memahami pengertian belajar. Belajar merurut Winkel ( 1996: 53 ) dalam

bukunya Psikologi Pengajaran mengemukakan sebagai berikut: “ Belajar adalah

suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa

hasil yang baru atau pula penyempurnaan hasil yang diperoleh.”

Berdasarkan pendapat tersebut, belajar adalah proses perubahan tingkah

laku pada diri seseorang sebagai akibat proses interaksinya dengan

lingkungannya. Sebagai akibat proses belajar, perubahan yang terjadi pada diri

seseorang tersebut meliputi pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan

yang terjadi menghasilkan sesuatu yang baru atau menyempurnakan sesuatu yang

telah dimiliki sebelumnya.

Perubahan pola tingkah laku sebagai konsekuensi dari proses belajar inilah

yang dinamakan hasil belajar. Sebagaimana pendapat Prayitno (1973: 33 ) sebagai

berikut: “hasil belajar adalah suatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil

dari adanya proses belajar.”

Menurut Ngalim Purwanto (1986: 28 )

(Sunartombs.wordpress.com/2009/01/05) memberikan pengertian prestasi belajar

9

Page 10: Proposal Penelitian Sobian

yaitu: “Hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang

dinyatakan dalam raport”.

Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie” , dalam bahasa

Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Winkel (1996: 162)

mengemukakan bahwa “prestasi belajar suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan

bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S Nasution (1996: 17 ) prestasi

belajar adalah : “kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa,

dan berbuat.” Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai

seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor

setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan

instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar dapat diketahui setelah

diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau

rendahnya prestasi belajar siswa.

Menurut Muhibbin Syah (1997 : 141 ) menjelaskan bahwa : “Prestasi

belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.”

10

Page 11: Proposal Penelitian Sobian

Jika dilihat dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa:

a. prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dari suatu

kegiatan atau usaha belajar yang dapat diukur dengan alat tes

tertentu. Atau dengan kata lain sebagai hasil dari proses belajar

yang meliputi penguasaan kognitif. Afektif, dan psikomotor

yang dapat diukur dengan tes tertentu.

b. Prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai

seseorlang setelah melaksanakan proses pembelajaran.

c. Prestasi belajar dapat diukur dengan menggunakan alat

evaluasi.

Pengertian hasil belajar dan prestasi belajar adalah sama, namun hasil

belajar sering digunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-

macam aturan yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-

tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes

akhir catur wulan dan sebagainya. Dalam tulisan ini, pengertian prestasi belajar

dimaksudkan adalah hasil tes akhir dari proses pembelajaran dalam satu kali

pertemuan yang dilakukan secara tertulis melalui alat evaluasi.

Menurut Robert yang dikutip oleh Syahril (1987:29) ada lima macam

kemampuan yang dihasilkan sebagai akibat dari hasil belajar antara lain :

a. Keterampilan intelektual.

11

Page 12: Proposal Penelitian Sobian

b. Strategi kognitif berupa kemampuan mengatur cara belajar dan berfikir

dalam arti yang luas termasuk dalam memecahkan masalah.

c. Informasi vertikal berupa pengetahuan dalam arti fakta dan

sebagainya.

d. Keterampilan metodik.

e. Sikap dan nilai.

Hasil belajar siswa dapat dinyatakan secara kualitatif dan dapat pula dinyatakan

secara kuantitatif. Secara kualitatif hasil belajar dapat diungkapkan dengan

pernyataan sangat baik, baik, sedang , kurang dan sebagainya. Sedangkan secara

kuantitatif hasil belajar dapat dinyatakan dengan angka-angka.

Hasil belajar merupakan umpan balik dari kegiatan proses belajar

mengajar, hasil belajar adalah beberapa bentuk prinsip perpaduan pola tingkah

laku dan nilai-nilai ideal dalam arti fakta-fakta, kecakapan yang dicapai dan

keterampilan.

Keberhasilan suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar setelah

mengikuti usaha belajar. Hasil belajar merupakan dasar yang digunakan untuk

menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai suatu materi pelajaran.

Manusia melakukan kegiatan belajar dengan berbagai macam cara sesuai dengan

keadaan. Bila seseorang telah melakukan kegiatan belajar maka dalam dirinya

akan terjadi perubahan-perubahan yang merupakan pernyataan perbuatan belajar,

12

Page 13: Proposal Penelitian Sobian

perubahan ini disebut dengan hasil belajar. Perubahan yang terjadi pada proses

belajar meliputi perubahan kognitif (pengetahuan) , afektif (rasa), dan

psikomotor (tingkah laku). Hasil belajar sesuai dengan tujuan dan bidang

tertentu dapat diukur atau diketahui dengan mengadakan penelitian evaluasi yang

menunjukkan sudah sejauh mana suatu kemampuan telah dicapai.

Seseorang dapat dinyatakan berhasil dalam belajar apabila telah terjadi

perubahan tingkah laku dalam dirinya. Menurut Djamarah (2000: 96 ) indikator

dari proses belajar mengajar itu dianggap berhasil adalah:

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai perstasi

tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam Tujuan Belajar Khusus (TPK) telah

dicapai oleh anak didik baik secara individual maupun kelompok.

Dalam hal ini Djamarah juga menjelaskan beberapa tingkat keberhasilan dari

suatu proses belajar mengajar yaitu:

a. Istimewa atau maksimal. Apabila seluruh bahan pelajaran dapat

dikuasai anak didik.

b. Baik sekali ( optimal ) . Apabila sebagian besar (76% - 94%) bahan

pelajaran dikuasai anak didik.

c. Baik (minimal). Apabila bahan pelajaran dikuasai anak didik hanya

66% - 75%.

d. Kurang. Apabila bahan pelajaran dikuasai anak didik kurang dari 65%.

13

Page 14: Proposal Penelitian Sobian

Kriteria Penilaian Hasil Belajar:

10,0 : Istimewa

7,6 – 9,9 : Baik sekali

6,6 – 7, 5 : Baik

0 - 6,5 : Kurang

2. Tujuan Hasil Belajar

Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 7 ) bahwa: “Tujuan penilaian hasil

belajar adalah untuk dapat mengetahui siswa-siswi mana yang berhak melanjutkan

pembelajarannya karena sudah berhasil menguasai materi dan apakah metode

mengajar yang digunakan sudah tepat atau belum”.

Hal ini senada dengan Ditjen Kelembagaan Agama Islam (2004: 74 )

“Tujuan utama penilaian adalah untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar

yang dikuasai oleh peserta didik dalam serangkaian pembelajaran”.

Jadi berdasarkan pendapat tersebut di atas, tujuan penilaian hasil belajar

adalah untuk mendapatkan ketuntasan belajar siswa secara individu dan sebagai

sarana umpan balik bagi guru dalam melakukan proses pembelajaran mengenai

ketepatan dalam menggunakan strategi dan metode pengajaran.

14

Page 15: Proposal Penelitian Sobian

3. Strategi Critical Insident

Strategi Critical Insident menurut Hisyam Zaini dkk,( Mengutip buku M.

L Silberman,2002: 2) Strategi ini digunakan untuk memulai perkuliahan. Tujuan

penggunaan strategi ini adalah untuk melibatkan mahasiswa sejak awal dengan

melihat pengalaman mereka.

Jadi Strategi Critical Insident adalah strategi yang digunakan untuk

memulai proses pembelajaran dengan tujuan melibatkan pengalaman siswa

sehari-hari dengan materi pembelajaran yang akan di sampaikan.

Langkah-langkah penerapan

1. Menyampaikan topik atau materi yang akan dipelajari dalam

pertemuan ini.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengingat-

ingat pengalaman mereka yang tidak terlupakan berkaitan dengan

materi yang ada.

3. Tanyakan kepada mereka pengalaman apa yang menurut mereka

tidak terlupakan.

4. Sampaikan materi pembelajaran dengan mengkaitkan

pengalaman-pengalaman siswa dengan materi yang akan

disampaikan.

15

Page 16: Proposal Penelitian Sobian

4. Strategi Pembelajaran Index Card Match

Melvin L Silberman ( 2004: 268) mengatakan bahwa: salah satu cara yang

pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adala dengan

mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang dipelajari. Materi yang

telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat dalam pikiran

ketimbang materi yang tidak dibahas. Pembahasan memungkinkan siswa untuk

memikirkan kembali informasi tersebut dan menemukan cara untuk

menyimpannya di dalam otak. Hal ini dapat di implementasikan dengan

menggunakan strategi pembelajaran aktif yang disebut dengan strategi index card

match atau pencocokan kartu indeks.

Strategi Index Card Match merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk

meninjau ulang materi pelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk

berpasangan dan memberi pertanyaan kepada temannya. ( Melvin L Silberman,

2004 : 269 ).

Jadi berdasarkan pendapat di atas, strategi Index Card

Match adalah strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk

membahas kembali atau meninjau kembali materi yang telah

dipelajari dengan cara pencocokan kartu indeks.

Langkah-langkah Penerapan

1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada dalam

16

Page 17: Proposal Penelitian Sobian

kelas.

2. Bagi kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

3. Tulis pertanyaan pada separoh kertas potongan dengan materi yang

telah diberikan sebelumnya.

4. pada separoh kertas yang lain tulis jawaban dari pertanyaan yang dibuat

tadi.

5. Kocoklah semua kertas sehingga tercampur antara soal dan jawaban.

6. Berikan kertas potongan secara acak sehingga semua siswa

mendapatkan potongan kertas.

7. Mintalah siswa menemukan pasangannya dengan mencocokkan antara

pertanyaan dan jawabannya.

8. Setelah siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, mintalah

setiap pasangan membacakan pertanyaan dan jawabannya dengan keras

kepada teman-temannya.

9. Guru mengklarifikasi dan menyimpulkan.

5. Prosedur Penerapan Kolaborasi Strategi

Karena di dalam penelitian ini peneliti hendak mengkolaborasikan kedua

strategi tersebut dalam satu pertemuan , maka prosedur penerapannya dapat

dilakukan sebagai berikut:

1. Diawal pertemuan Guru menjelaskan topik atau materi pembelajaran

yang akan disampaikan.

17

Page 18: Proposal Penelitian Sobian

2. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengingat

pengalamannya yang tak terlupakan yang berkaitan dengan materi

yang akan disampaikan.

3. Guru menanyakan kepada siswa pengalaman yang menurut mereka

tidak terlupakan.

4. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan mengkaitkan cerita

siswa dengan materi yang sedang diajarkan.

5. Guru membagikan Card ( potongan kertas ) kepada siswa yang berisi

pertanyaan dan jawaban tentang materi yang telah disampaikan.

6. Guru meminta siswa menemukan pasangannya berdasarkan pasangan

pertanyaan dan jawaban dari potongan kertas yang dibagikan.

7. Guru meminta siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk

duduk berdekatan.

8. Jika semua sudah menemukan pasangannya, masing-masing pasangan

maju kedepan bergantian sesuai petunjuk guru. Mereka membacakan

potongan kertas yang mereka dapat kemudian menempelkannya di

papan tulis.

9. Guru mengklarifikasi dan menyimpulkan.

G. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

penelitian dengan menggunakan langkah-langkah yang relevan dengan masalah

yang dirumuskan ( Hadari Nawawi, 2000: 61) Sedangkan menurut Suharsimi

18

Page 19: Proposal Penelitian Sobian

Arikunto ( 2002: 126 ) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah

cara yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Untuk menentukan salah satu

metode yang digunakan dalam memecahkan suatu masalah sangat tergantung

pada masalah dan tujuan penelitian. Oleh karena itu, ketepatan dalam

menggunakan metode akan mempermudah memecahkan masalah. Sehingga

tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini dapat dicapai secara optimal.

Dalam upaya memecahkan masalah dalam penelitian ini, maka diperlukan

suatu metode yang tepat. Ini dimaksudkan agar kegiatan yang dilakukan lebih

jelas, terarah, serta mudah dipahami.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas ( PTK). Menurut Susilo (2007:16) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

Penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar

dengan melakukan penekanan dan penyempurnaan atau peningkatan praktik atau

proses pembelajaran.

Menurut I Wayan Santyasa ( 2007: 5 ) PTK diidentifikasikan sebagai

suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Tindakan tersebut

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan

19

Page 20: Proposal Penelitian Sobian

mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana

praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan

tersebut, PTK dilaksanakan dalam proses berdaur (Cyclical ) yang terdiri dari

empat tahapan yaitu : Planning, action, observation / evaluation, dan reflection.

Hopkins dalam wiraatmadja (2007: 11 ) mengatakan bahwa PTK

merupakan suatu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan

tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquri, atau

suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat

dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Pendapat lain diungkapkan oleh Basuki Wibawa (2004 : 9 ) dalam

bukunya yang berjudul ”Penelitian tindakan Kelas”, Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap

berbagai ”aksi” atau tindakan yang dilakukan oleh guru/pelaku, mulai dari

perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di kelas yang

berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang

dilakukan.

Model yang dilakukan Kurt Lewin dalam Basuki Wibawa (2004: 13)

bahwa konsep inti PTK ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah,

yaitu: Perencanaan (Planning), Aksi atau Tindakan (Acting), Observasi

20

Page 21: Proposal Penelitian Sobian

(Observing), dan Refleksi (Reflecting). Dalam hal ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Planning

Refleksi PTK Aksi

.

Observasi

Model Action Research Kurt Lewin

Berdasarkan langkah-langkah seperti yang digambarkan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa dalam PTK ini memiliki empat tahapan dasar yang

sangat penting dan mempunyai keterkaitan antara satu dengan lainnya, yaitu: (1)

tahapan perencanaan tindakan (Planning) , (2) tahap tindakan (Acting), (3) tahap

pengamatan (Observing), dan (4) tahap refleksi (Reflecting).

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Basuki Wibawa

( 2004: 22 ) mengatakan bahwa dalam tahapan ini harus diawali dengan tahapan

Pra-PTK, yang meliputi : identifikasi masalah, analisis masalah, rumusan

masalah, dan rumusan hipotesis masalah. Tahapan pra-PTK ini sangat esensial

21

Page 22: Proposal Penelitian Sobian

untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan disusun. Tanpa tahapan ini

suatu proses PTK akan kehilangan arah dan arti sebagai suatu penelitian ilmiah.

Dalam hal ini, tahapan pelaksanaan Pra Penelitian Tindakan Kelas ( PTK)

dapat digambarkan sebagai berikut:

Pra PTK

Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan Tindakan

Refleksi terhadap Tindakan

Tahapan Pelaksanaan Pra-PTK

Dalam tahapan pra-PTK ini merupakan suatu upaya reflektif dari guru

terhadap masalah yang ada di kelasnya. Masalah ini tentunya bukan yang bersifat

individual pada salah seorang murid saja, namun lebih merupakan masalah umum

yang bersifat klasikal, misalnya kurangnya motivasi belajar di kelas, takutnya

untuk bertanya atau menjawab pertanyaan, rendahnya semangat untuk mencatat

pelajaran, dan kurangnya keseriusan dalam belajar.

a. Tahapan Pra-PTK

Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau

disadari oleh guru. Dalam tahapan pertama ini, peneliti melakukan identifikasi

22

Page 23: Proposal Penelitian Sobian

masalah yang dirasakan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam hal ini

peneliti menemukan permasalahan yang meliputi antara lain:

(a) Dalam proses pembelajaran siswa cendrung pasif hal ini ditandai

dengan kurangnya aktifitas siswa, sehingga masih ada diantara mereka

yang mengantuk saat guru menerangkan pelajaran.

(b) Proses pembelajaran berjalan monoton karena berpusat pada apa yang

diterangkan oleh guru, sedang siswa hanya duduk, mendengarkan

penjelasan guru (pasif).

(c) Perhatian siswa tidak terpusat pada proses pembelajaran berlangsung

sering kali ditemukan berbicara dengan teman sebangku saat guru

menerangkan pelajaran.

(c ) Pada saat guru melakukan evaluasi pembelajaran, materi yang

disampaikan kurang diserap oleh siswa, hal ini terlihat dengan hasil

evaluasi diakhir pertemuan yang menunjukkan prestasi belajarnya rendah

dan masih banyak dibawah kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan

sekolah (6,5).

Setelah melakukan identifikasi masalah, kemudian peneliti melakukan

analisis terhadap permasalahan yang ditemukan di dalam proses pembelajaran,

maka masalah yang ada dapat dirumuskan( sebagaimana telah dipaparkan pada

bagian pendahuluan tentang rumusan masalah) sebagai berikut:

1). Proses pembelajaran yang dilaksanakan monoton dan berpusat pada

guru.

23

Page 24: Proposal Penelitian Sobian

2). Strategi yang diterapkan guru dan proses pembelajaran kurang

melibatkan siswa sehingga pola mengajar guru satu arah dan tidak

interaktif.

3). Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan

mengakibatkan siswa yang pasif menjadi mengantuk karena bosan dan

siswa yang aktif sibuk berbicara dengan teman sebangku.

4). Rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berakibat pada

rendahnya perhatian dan konsentrasi siswa tehadap materi pembelajaran

yang disampaikan. Pada akhirnya mempengaruhi prestasi belajar siswa

khususnya dalam mata pelajaran PAI yang disampaikan.

Setelah rumusan masalah dibuat, kemudian peneliti membuat hipotesis dan

tindakan yang akan dilakukan. Sebagaimana dikemukakan oleh Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Basuki Wibawa (2004: 5) ,

bahwa: ”Rumusan hipotesis tindakan hendaknya menyatakan intervensi yang akan

dilaksanakan dan hasil yang diperoleh”.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: ”Peningkatan prestasi

belajar siswa dengan menggunakan kolaborasi strategi Critical insident dan Index

card match pada materi akhlak kelas VI di SDN 12 Pontianak Utara”.

b. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan ( Planning)

Perencanaan pembelajaran menurut Departemen Pendidikan Nasional

( 2004 : 25 ) adalah : “Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan

24

Page 25: Proposal Penelitian Sobian

secara rinci. Segala keperluan PTK mulai dari materi / bahan ajar, rencana

pembelajaran, yang mencakup metode / teknik mengajar, serta teknik dan

instrumen, observasi / evaluasi dipersiapkan secara matang pada tahap

perencanaan ini”. Jadi perencanaan tindakan dapat diartikan sebagai langkah-

langkah secara terperinci dan sistematis yang dilakukan peneliti sebelum

pelaksanaan tindakan.

Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan segala perangkat yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan. Adapun hal-hal yang harus peneliti

siapkan antara lain :

1. Menentukan materi ajar yang akan dijadikan objek penelitian. Dalam

hal ini peneliti telah memilih materi ajar tentang Akhlak “Perilaku

dengki dan bohong”. Kelas VI SD.

2. Menentukan Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran

yang sesuai dengan Materi akhlak ”Bohong dan Dengki” untuk kelas

VI SDN 12 Pontianak Utara.

3. Menyusun skenario pembelajaran dengan strategi pembelajaran

konvensional.

4. Memilih dan menentukan media dan sumber belajar yang sesuai

dengan materi akhlak “Bohong dan Dengki” pada Kelas VI SDN 12

Pontianak Utara.

5. Membuat dan menyusun prosedur dan alat evaluasi yang mendukung

tujuan pembelajaran pada materi akhlak ”Bohong dan Dengki” pada

kelas VI SDN 12 Pontianak Utara.

25

Page 26: Proposal Penelitian Sobian

6. Membuat dan menyusun alat observasi yang akan dilakukan pada saat

pelaksanaan tindakan.

7. Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan. Sebagaimana tercantum

dalam silabus Kurikulum SD maka jadwal pelaksanaan untuk materi

“dengki dan bohong” di kelas VI SD pada pertengahan Semester I.

Pelaksanaan diperkiraan sekitar Bulan Agustus – September 2010.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action).

Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti berusaha menerapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun kedalam situasi kegiatan

pembelajaran di kelas.

c. Tahap Observasi Tindakan (Observing)

Pada tahap ini peneliti dengan didampingi oleh teman sejawat mengamati

jalannya proses pembelajaran materi “Bohong dan Dengki” di kelas VI SDN 12

Pontianak Utara, mulai dari awal kegiatan sampai selesai. (proses interaksi guru

siswa sampai proses evaluasi).

d. Tahap Refleksi Tindakan (Reflecting).

Pada tahap ini peneliti menganalisa data dari hasil observasi dan evaluasi

hasil belajar siswa pada saat pelaksanaan tindakan ( strategi konvensional ).

Kemudian membuat kesimpulan dan selanjutnya merencanakan pelaksanaan

siklus ke dua.

c. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

26

Page 27: Proposal Penelitian Sobian

1. Tahap Perencanaan Tindakan ( Planning)

Pada tahap ini peneliti merencanakan untuk menerapkan kolaborasi

strategi Critical Insident dan Index Card Match pada materi ”Dengki dan Bohong”

di kelas VI SDN 12 Pontianak Utara.

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama, peneliti menyiapkan segala

perangkat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan. Sebagai berikut:

a. Menentukan materi ajar yang akan dijadikan objek penelitian.

Dalam hal ini peneliti memilih materi akhlak ”Bohong dan

Dengki” di kelas VI.

b. Menentukan Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan

Pembelajaran

c. Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan strategi

Critical Insident dan Index Card Match.

d. Memilih dan menentukan media dan sumber belajar sesuai dengan

materi bohong dan dengki pada kelas VI SDN 12 Pontianak Utara.

e. Membuat dan menyusun prosedur dan alat evaluasi yang relevan

dengan Tujuan Pembelajaran pada materi akhlak “Bohong dan

Dengki” di kelas VI SDN 12 Pontianak Utara.

f. Membuat dan menyusun alat observasi yang akan digunakan pada

saat pelaksanaan tindakan.

g. Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan. Sebagaimana tercantum

dalam silabus Kurikulum SD maka jadwal pelaksanaan untuk

materi “dengki dan bohong” di kelas VI SD pada pertengahan

27

Page 28: Proposal Penelitian Sobian

Semester I. Pelaksanaan diperkiraan sekitar Bulan Agustus –

September 2010.

2. Tahap Tindakan (Action)

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti mencoba menerapkan

(mengimplementasikan) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

disusun kedalam situasi kegiatan pembelajaran di kelas.

3. Tahap Observasi ( Observing)

Pada tahap ini, peneliti dibantu oleh teman sejawat mengamati jalannya

proses pembelajaran pada materi akhlak ”Bohong dan Dengki” di kelas VI

SDN 12 Pontianak Utara. Sejak dari awal sampai akhir kegiatan ( proses

interaksi guru siswa sampai proses evaluasi).

4. Tahap Refleksi ( Reflecting)

Pada tahap ini peneliti menganalisa data dari hasil observasi dan evaluasi

hasil belajar siswa pada saat pelaksanaan tindakan (kolaborasi strategi Critical

Insident dan Index Card Match). Kemudian membuat kesimpulan dan selanjutnya

jika dipandang perlu melaksanakan siklus ke III.

d. Pengumpulan Data

28

Page 29: Proposal Penelitian Sobian

Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 9) , yang dimaksud dengan metode

pengumpulan data adalah cara dan langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk

mencatat peristiwa atau proses tindakan secara rinci, sesuai dengan maksud untuk

memperoleh jawaban dari kalimat pertanyaan yang sudah diajukan dalam

rumusan masalah.

Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil

evaluasi belajar siswa pada siklus pertama dan siklus kedua yang merupakan

Instrumen yang akan digunakan peneliti mengetahui hasil penelitian.

Teknik observasi dengan menggunakan teman sejawat sebagai observer

adalah bertujuan untuk menjaga objektifitas dari hasil penelitian ini.

e. Analisis Data

Data yang diperoleh berupa hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai

siswa pada siklus pertama dan kedua dikumpulkan kemudian dianalisis melalui

beberapa proses yakni mereduksi data, penyajian data dan melakukan penarikan

kesimpulan. Setelah data dianalisis, langkah selanjutnya adalah proses mereduksi

data dengan menyusun data kedalam kategori-kategori sesuai dengan kodefikasi

data. Setelah semua proses tersebut, tahap selanjutnya adalah menarik

kesimpulan terhadap semua data yang diperoleh.

29

Page 30: Proposal Penelitian Sobian

DAFTAR PUSTAKA

- Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, (2004) Pedoman

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Jakarta.

- Winkel. W.S. 1996, Psikologi Pengajaran, Jakarta, Grasindo.

- Ngalim Purwanto ,1986.( Sunartombs.wordpress.com/2009/01/05)

- S Nasution (1996:

- Muhibbin Syah ,1997, Psikologi Belajar, Jakarta, Logos Wacana Ilmu.

- Syahril ,1987,

- Djamarah Saiful Bahri ,2000, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,

Surabaya, Usaha Nasional.

- Arikunto Suharsimi, 1998, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah

Pendekatan Edukatif, Jakarta , Bina Aksara.

- Zaini Hisyam dkk, (2002), strategi Pembelajaran aktif di Perguruan Tinggi,

Yogyakarta, Center for Teaching Staff Development.

- Melvin L Silberman (2004), Active Learning ( terjemahan), Bandung,

Musa Media dan Nuansa.

- Hadari Nawawi, 2000, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta,

Gajah Mada University Press.

- Arikunto Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta, Rinneka Cipta.

- Arikunto , 2007, Makalah Seminar ”Penilaian Laporan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), STKIP PGRI, Pontianak.

30

Page 31: Proposal Penelitian Sobian

- Departeman Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar

dan Menengah Direktorak Tenaga Kependidikan, (2004), Penilitian

Tindakan Kelas (PTK), Jakarta.

- Ratna, (2010) Skripsi, Upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam

membaca huruf hijaiyah dengan menggunakan strategi card short dikelas

II SDN 76 Pontianak Kota. (STAIN) Pontianak.

31