Proposal Pkm Penelitian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal karya ilmiah mahasiswa, penelitian mengenai kopi madu dan kopi hijau

Citation preview

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAARABICA GREEN HONEY: Pengolahan Kopi Arabika dengan Melakukan Proses Pengeringan Langsung Tanpa Proses Pulper Guna Mengeluarkan Karakteristik Madu Pada Buah Kopi

BIDANG KEGIATAN:PKM PENELITIANDisusun olehHeri 240110130080Adlan 240110120129Tri Halimah 240110130065Aditya Bambang P. 240110150064Nur Oktavia B. 240110120046

UNIVERSITAS PADJADJARANSUMEDANG2015

DAFTAR ISI

RINGKASAN

Aceh merupakan daerah penghasil kopi arabika terbesar dengan penjualan hingga mencapai pasar ekspor. Kopi arabika asal Kabupaten Gayo, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam ini memiliki kualitas kopi yang baik dengan cita rasa yang khas. Cita rasa tersebut muncul ketika kopi diminum dan kemudian meninggalkan rasa di mulut seperti halnya madu. Kopi hijau merupakan salah satu dari olahan biji kopi. Kopi hijau memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dari jenis kopi kopi lainya, namun kopi hijau mempunyai rasa yang tidak nyaman pada mulut. Sehingga jarang diminati sebagai minuman, lebih sering di ekstrak dan dijadikan pil. Dengan kelebihan dan kekurangan dari dua jenis kopi diatas. Tentu penggabungan dari kedua jenis kopi tersebut pasti akan menjadi suatu kombinasi yang baik. Tidak hanya memiliki rasa khas yang melekat pada lidah seperti pada honey coffie gayo namun juga mempunyai khasiat mempuni dari tingginya kandungan anti oksidan yang terdapat pada kopi hijau. Proses pengolahan yang dilakukan hampir sama dengan pengolahan biji kopi pada umumnya yaitu penyortiran biji kopi hingga menjadi bubuk kopi. Perbedaan mencolok pemrosesan kopi hijau dan kopi madu ini yaitu, untuk kopi hijau biji kopi yang dipilih adalah biji kopi yang masih hijau, sudah berbiji namun belum matang. Pada proses penyanggraian kopi hijau tidak melakukan itu, kopi hijau hanya melakukan proses penjemuran dan pengeringan untuk mengurangi kadar air dari biji kopi. Penghilangan proses penyanggraian disebabkan karena jika kopi hijau disangrai maka asam klorogeniknya akan menurun drastis dan digantikan dengan kandungan kafein yang meningkat. Untuk kopi madu perbedaan mencolok dalam pengolahannya yaitu pada proses fermentasi, kopi madu difermentasi lebih lama dan tanpa melewati proses pulper sehingga akan didapatkan rasa khas yang melekat pada biji kopi.

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangDataran tinggi Gayo yang terletak di provinsi Nangroe Aceh Darussalam merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia. Kawasan dengan ketinggian elevasi berada di atas 800 mdpl ini sangat cocok ditanami kopi jenis arabika (Puslit Kopi dan Kakao, BPTP Aceh dan Pemda Aceh Tengah, 2010). Selain kadar kafein yang rendah, kopi arabika yang berasal dari dataran tinggi Gayo ini memiliki cita rasa yang khas salah satunya adalah aftertaste (rasa yang tertinggal di mulut) sehingga amat digemari oleh para penikmat kopi, baik lokal maupun mancanegara. Berdasarkan data yang diperoleh dari AEKI dalam Rahman (2011), produksi kopi arabika kawasan ini pada tahun 2007 adalah 41.895 ton biji kopi dengan nilai ekspor US$ 18.890, kemudian meningkat menjadi US$ 21,55 juta pada tahun 2008. Angka ini terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Kopi hijau merupakan istilah yang digunakan untuk kopi yang belum melalui proses roasting atau penyangraian. Kopi hijau kaya akan polifenol yang bernama asam klorogenat yang memiliki efek hipotensif. Asam klorogenat bertanggung jawab terhadap efek supresif yang membuat ekstrak biji kopi hijau mampu menurunkan kadar trigliserida sehingga dapat menurunkan berat badan bagi yang mengkonsumsinya (Riska, 2012). Selain itu, kopi hijau dipercaya memiliki khasiat yang lebih baik untuk kesehatan dibandingkan dengan kopi roasted, seperti mengurangi pengaruh radikal bebas, memperlambat penuaan, melembabkan kulit, dan mencegah kerusakan pada rambut. Suatu produk yang dikonsumsi dipilih berdasarkan rasa dan khasiat yang dimilikinya. Semakin tinggi cita rasa dan semakin banyak manfaat untuk kesehatan, maka semakin produk tersebut diminati. Kopi gayo yang memiliki cita rasa aftertaste yang khas apabila dikombinasikan dengan pengolahan tanpa proses roasting yang akan menghasilkan manfaat yang baik untuk kesehatan tentunya akan semakin diminati oleh para konsumen sehingga akan meningkatkan nilai ekonomis kopi gayo itu sendiri. Untuk dapat mengkombinasikan antara cita rasa dengan khasiat yang dihasilkan, perlu dilakukan suatu penelitian mengenai zat atau senyawa apa yang terkandung dalam kopi gayo serta cara pengolahan yang tepat agar dihasilkan kopi gayo hijau dengan formulasi terbaik sehingga dapat bermanfaat untuk kesehatan tanpa menghilangkan cita rasa aftertaste yang dimilikinya. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dikaji antara lain: 1. Senyawa dan zat apa yang terkandung dalam kopi gayo hijau 2. Bagaimana proses pengolahan kopi gayo hijau agar diperoleh kopi gayo hijau yang berkhasiat untuk kesehatan namun tetap memiliki cita rasa aftertaste yang khas.

1.3 Tujuan Tujuan utama penelitian ini adalah mengkombinasikan karakteristik cita rasa kopi gayo yang khas dengan manfaat dari kopi hijau. 1.4 Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari kegiatan PKMP ini adalah mendapatkan formulasi terbaik kopi gayo hijau dalam hal cita rasa dan khasiat yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis kopi gayo hijau. 1.5 Kegunaan Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari kopi gayo, memberikan informasi untuk membuka wawasan dan peluang bisnis serta sebagai referensi untuk kajian ataupun penelitian selanjutnya.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KafeinKafein memiliki rumus molekul C8H10N4O2 dengan berat molekul 194,19 (Kafein Anhidrat), 212,21 (Kafein Monohidrat). Pemeriannya berupa serbuk putihatau bentuk jarum mengkilat putih, biasanya menggumpal, tidak berbau, rasa pahit. Larutan bersifat netral terhadap kertas lakmus. Senyawa ini agak sukar larut dalam air, dalam etanol, mudah larut dalam klororform, sukar larut dalam eter (Depkes RI, 1995).Kafein anhidrat (caffeine anhydrous) adalah bubuk kafein, stimulant sistem saraf pusat (SSP) yang dapat mencegah rasa kantuk dan kelelahan. Bahan ini umumnya digunakan dalam suplemen penurunan berat badan Kafein anhidrat diperoleh dengan memanen biji-bijian yang mengandung kafein, mengekstrak kafein, dan merebusnya pada suhu tinggi hingga kering. Proses ini menghasilkan bubuk putih, kristal, sebagai bentuk anhidrat-nya. Bubuk ini kemudian dikombinasikan dengan properti yang lain, dibentuk menjadi tablet atau dimasukkan ke dalam kapsul dan dijual. Kafein anhidrat dapat ditemukan dalam bentuk bubuk, meskipun lebih sering ditemukan dalam bentuk pil. Efek kafein anhidrat pada tubuh mirip dengan yang dikonsumsi dalam bentuk cair. Zat ini pertama kali diserap oleh jaringan dalam perut dan usus kecil, dan kemudian didistribusi ke bagian tubuh yang lain. Efek yang paling signifikan adalah kemampuannya untuk merangsang Sistem Saraf Pusat, yang memproses informasi yang dikirim dari daerah tubuh yang lain. Keadaan ini sementara akan mencegah seseorang dari perasaan lelah, dan juga meningkatkan kewaspadaan. Zat ini juga mempercepat denyut jantung dan meningkatkan daya tahan tubuh, efek yang sering dicari oleh para atlet dan binaragawan. Kafein anhidrat dapat menyebabkan berbagai efek samping. Studi telah menunjukkan ia dapat menyebabkan penglihatan kabur, pusing, mulut kering, dan ketidaknyamanan pada sistem pencernaan. Zat ini juga dapat membuat seseorang merasa lebih cemas atau jengkel, karena dampaknya pada sistem saraf pusat. Efeknya juga mengarah pada jantung, dan bahkan penggunaan secara moderat bisa menyebabkan denyut jantung menjadi cepat secara tak lazim.

2.2 Antioksidan Antioksidan adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit mampu mempengaruhi secaralangsung proses oksidasi lemak sehingga dapat menghambat terbentuknya kerusakan bau dan rasa. Zat ini dapat menghambat oksidasi oleh oksigen di atmosfer pada temperatur sedang (autooksidasi). Antioksidan digunakan secara meluas dalam bidang polimer, produk minyak bumi dan makanan (Othmer, 1978). 2.3 Asam KlorogenatAsam klorogenat, asam ini diyakini potensial untuk mengobati epilepsi, hiperaktivitas dan masalah tidur. Hasillaboratorium menunjukkan bahwa asam klorogenat berperan sebagai antioksidan dengan melawan molekul-molekul radikal bebas penyebab penyakit jantung. Peran asam klorogenat dalam menghambat pertumbuhan Cell Lines Hep-G2 melalui reaksi oksidasi-reduksi dengan cara menangkap radikal bebas yang pada akhirnya menurunkan Reactive oxygen spesies (ROS). Asam klorogenat menginduksi antioksidan endogen sehingga aktifitasnya meningkat. Penurunan aktifitas ROS akan menurunkan aktifitas Mitogen-activated protein kinases (MAPK), kemudian menurunkan aktifitas cFos-cJun, kemudian menurunkan aktifitas Cyclin-dependent Kinase (CDK) 4 dan 6 yang pada akhirnya terjadi penghambatan fase G1 yang bertanggung jawab dalam proliferasi dalam siklus sel, sehingga terjadi gangguan keseimbangan ke arah apotosis karena terjadi supresi pada onkogen (Nakazato T, et al., 2005; Yanagimoto K, et al., 2004).

Pada bab ini dikemukakan teori yang melandasi proposal kegiatan berdasar acuan primer (penelitian dalam jurnal ilmiah) yang up to date dan relevan. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari kegiatan PKM yang akan dilakukan. Tinjauan Pustaka juga menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari pustaka acuan serta menjadi landasan proposalkegiatan PKM. Tinjauan Pustaka bukan kumpulan teori, namun merupakan rangkaianhasil yang sudah dikenali dan mempunyai sebuah atau beberapa alur pikir tentang terjadinya suatu peristiwa ilmiah dari suatu topik ilmiah yang akan dikaji atau diteliti.

BAB 3. METODE PENELITIAN

Roasting

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN4.1 Anggaran BiayaRingkasan anggaran biaya disusun sesuai dengan format pada Tabel 2.1.Tabel 2.1Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-PNo Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)1 Peralatan penunjang, ditulis sesuai kebutuhan (1525%).2 Bahan habis pakai, ditulis sesuai dengan kebutuhan (2035%).3 Perjalanan, jelaskan kemana dan untuk tujuan apa (1525%).4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnyasebutkan (Maks. 15%) NoJenis PengeluaranBiaya (Rp)

1Peralatan

Alat sortasi

Pengayak

Hulling machine

Mesin pencuci

2Bahan

Kopi gayo

3Perjalanan

4Lain

4.2 Jadwal KegiatanPEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM)Jadwal kegiatan antara 3 (tiga) sampai 5 (lima) bulan dan disusun dalam bentuk bar chart untuk rencana penelitian yang diajukan dan sesuai dengan format pada Lampiran 3.1.

NoJenis KegiatanBulan

12345

1

2

3

4Analisis Data

5Pembuatan Laporan

DAFTAR PUSTAKANakazato T, Ito K, Miyakawa Y, Kinjo K, Yamada T, Hozumi N, Ikeda Y, Kizaki M. 2005. Catechin, a green tea component, rapidly induces apoptosis of myeloid leukemic cells via modulation of reactive oxygen species production in vitro and inhibits tumor growrh in vivo. The hematology Journal. 90(3): 31725.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao dan BPTP NAD. 2010. Usulan Pelepasan Kopi Arabika Gayo Bor-Bor dan Tim-Tim. Takengon.

Rachman Jaya, Machfud, Muhammad Ismail. 2011. Aplikasi Teknik Ism Dan Me-Mcdm Untuk Identifikasi Posisi Pemangku Kepentingan Dan Alternatif Kegiatan Untuk Perbaikan Mutu Kopi Gayo. Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol.21 No. 1. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Riska Febriadne Primastuti. 2012. Efek Perpaduan Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica) dan Ekstrak Biji Kopi Hijau (Coffea canephora robusta P.) dalam Sediaan Krim untuk Mengatasi Selulit Tingkat 1-3 dan Pelangsing. Tesis. Program Magister Herbal, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. Depok.

Daftar pustaka disusun berdasarkan sistem nama dan tahun, dengan urutan abjad nama pengarang, tahun, judul tulisan, dan sumber. Hanya pustaka yang dikutip dalam Proposal penelitian yang dicantumkan di dalam daftar pustaka.i. LAMPIRAN-LAMPIRANLampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pembimbing yangditandatangani (Lampiran 3.2)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan (Lampiran 3.3).Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas (Lampiran 3.4).

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti (Lampiran 3.5)