Proposal PKm Terbaru

  • Upload
    iman

  • View
    194

  • Download
    16

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FARMASI

Citation preview

Usulan Program Kreativitas MahasiswaDAUN KITOLOD (ISOTOMA LONGIFLORA PRESL) SEBAGAI ANTIGLAUKOMA BIDANG KEGIATAN:PKM P

Diusulkan oleh:Teja Kusuma Wardani1004017050 2010Dewi Retnowati10040150662010Vannya Amanda10040152822010

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKAJAKARTA20121. Judul kegiatan :DAUN KITOLOD (ISOTOMA LONGIFLORA) SEBAGAI ANTIGLAUCOMA2. Bidang kegiatan: PKMP3. Bidang ilmu: Kesehatan 4. Ketua Pelaksanaan Kegiatan a. Nama Lengkap: Teja Kusuma Wardanib. NIM: 1004017050c. Jurusan : Farmasi d. Universitas / institut/ politeknik: Universirtas Prof. Dr.Hamkae. Alamat Rumah dan No. Telp/ Hp: Jakarta, 081514812844 f. Alamat email: [email protected]. Anggota Pelaksanaan kegiatan/ penulis: Dewi Retno Wati Vannya Amanda6. Dosen pendampinga. Nama lengkap dan gelar: Siska, M.Farm Apt.b. NIDN: 0325107703c. Alamat Rumah dan No. telp/ Hp :Perum permata Depok sek. Nilam blok F4A No. 5. Hp.0813898609167. Biaya kegiatan Totala. Dikti : Rp.9.950.000 ,-b. Sumber lain : -8. Jangka waktu pelaksanaan: 5 bulan

Jakarta, 29 Oktober 2012Menyetujui Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan Ketua Pelaksana kegiatan

Drs. H. Priyanto,M.Biomed.,Apt Teja Kusuma WardaniNIDN: 03.120763.01NIM.1004017050

Wakil Rektor Bidangkemahasiswaan Dosen Pendamping

Dr.H Gunawan S M HumSiska, MFarm, Apt NIP. 03.250672.01NIDN. 03.251077.03

iiDAFTAR GAMBAR

Gambar 1Skema alur penelitian8

Gambar 2Tanaman Kitolod11

Gambar 3Tonometer schiotz11

Gambar 4Anatomi mata12

DAFTAR TABEL

Tabel 1Perlakuan uji hewan 7

Table 2Jadwal kegiatan9

Table 3Rancangan Biaya9

Table 4Konversi tonometer schiotz13

DAFTAR ISI

Halama Juduli

Halaman Pengesahanii

Daftar gambar iii

Daftar tabeliv

PENDAHULUAN1

Latar Belakang1

Perumusan Masalah1

Tujuan2

Luaran yang Diharapkan2

Kegunaan2

TINJAUAN PUSTAKA2

Tanaman Kitolod2

Glaukoma3

Obat Pembanding5

Preparasi Sediaan6

Tonometri Schotz6

METODE PELAKSANAAN6

Tempat 6

Alat Dan Bahan6

Prosedur Penelitian6

JADWAL KEGIATAN8

RANCANGAN BIAYA9

DAFTAR PUSTAKA11

6

2

6

DAUN KITOLOD (ISOTOMA LONGIFLORA PRESL) SEBAGAI ANTIGLAUKOMAPENDAHULUANLatar Belakang Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak yang bersifat irreversible. Umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut, pada usia di atas 50 tahun. Hampir separuh penderita glaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut, oleh sebab itu penyakit ini sering disebut "silent blinder" karena gejala penyakit glaukoma sulit dikenali dan terkadang penderita glaukoma tidak menyadari gejala ini. Penglihatan atau mata akan membengak dan sakit, terlebih saat digerakkan, kedipan mata akan meningkat frekuensinya, gejala ini tidak disadari oleh penderita glaukoma. Gejala yang khas pada penyakit ini adalah mengalami penyempitan lapang pandang dan tekanan intraokuler meningkat. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati. Tekanan berlebih dalam bola mata terjadi karena ketidakseimbangan produksi cairan dan pembuangannya dalam bola mata. Salah satu pengobatan pada penyakit glaucoma adalah dengan operasi, tetapi operasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu, banyak masyarakat yang mencoba menggunakan pengobatan herbal. Tanaman kitolod (Isotoma Longiflora Presl) merupakan tanaman obat yang tumbuh liar, tanaman ini dapat tumbuh di pinggir sungai, atau disela-sela bebatuan yang lembab. Dahulu tanaman ini banyak digunakan sebagai obat. Berdasarkan pengalaman, tanaman ini sudah banyak dimanfaatkan untuk mengobati gangguan mata. Berdasarkan penelitian rudi munzirwan pada kosentrasi 25mg/ml daun kitolod mempunyai aktifitas antibakteri yang menyebabkan konjungtivitis. Selain mempunyai aktifitas antibakteri daun kitolod ini juga mempunyai efek dapat meningkatkan pengeluaran cairan mata, sehingga dapat menurunkan tekanan intraokuler pada bola mata. Berdasarkan mekanisme tersebut maka akan dilakukan penelitian terhadap daun kitolod(Isotoma Longiflora Presl) berupa uji aktivitas antiglaukoma.

Perumusan Masalah Glaukoma merupakan suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya tekanan dalam bola mata (Tekanan Intra Okular atau TIO) yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang, dengan peningkatan tekanan intraokuler menimbulkan kerusakan saraf optikus, sehingga dapat menyebabkan kebutaan. Penyakit ini disebabkan bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar dan berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil. Tanaman kitolod (Isotoma Longiflora presl) merupakan tanaman yang sudah lama digunakan untuk mengatasi gangguan mata, seperti glaukoma karena tanaman ini dapat meningkatkan pengeluaran cairan mata, sehingga dipercaya dapat menurunkan tekanan intraokuler pada bola mata. Pada penelitian ini mengunakan pilokarpin sebagai senyawa pembanding, karena pilokarpin mempunyai mekanisme kerja meningkatkan pengeluaran cairan mata. Sebagai senyawa penginduksinya menggunakan tetes mata prednisolon acetat 1%. Tujuan Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak infus daun kitolod (Isotoma Longiflora Presl) terhadap tekanan bola mata pada tikus jantan yang diinduksi tetes mata kortikosteroid.

Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari kegiatan PKM ini adalah dapat menghasilkan informasi secara ilmiah khasiat daun kitolod (Isotoma Longiflora presl) kepada masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif dan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Kegunaan Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai penggunaan daun kitolod (Isotoma Longiflora Presl) terhadap pengobatan glaukoma (penurunan tekanan bola mata).

TINJAUAN PUSTAKATanaman KitolodKlasifikasi TanamanTanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (tumbuhan)Subkingdom: Tracheobionta (berpembuluh)Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)Divisio : Magnoliophyta (berbunga)Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub-kelas: AsteridaeOrdo : CampanulalesFamilia: CampanulaceaeGenus : IsotomaSpesies : Isotoma longiflora presl Nama Daerah : Tolod (Sunda), sangkobak (jawa) Deskripsi Tanaman Tanaman ini tumbuh liar dipinggir saluran air sungai, pematang sawah, sekitar pagar dan tempat- tempat yang lembab dan terbuka. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sapai 1.100 m dpl. Terna, tegak, tinggi mencapai 60cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam dan mengandung racun. Daun tunggal, duduk, bentuk lancet, permukaan kasar, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun 5-17 cm, lebar 2-3 cm, warnanya hijau. Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota berbentuk bintang berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak.

Kandungan Kimia Daunnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol. Kitolod merupakan tanaman yang sudah lama digunakan untuk mengatasi gangguan mata, hal ini dapat dilihat dari kandungan kimia didalamnya seperti alkaloid yaitu lobelin, lobelamin, isotomin (Departemen Kesehatan RI, 1989. Materia Medika Indonesia.).

Manfaat Tanaman kitolod yang mempunyai nama ilmiah Isotoma Longiflora Presl mempunyai banyak manfaat, tanaman ini telah banyak digunakan untuk mengobati beberapa penyakit, diantaranya : Luka, Sakit gigi, bronchitis, radang tenggorokan, diabetes, kolesterol, beberapa macam penyakit mata seperti: katarak, mata berarir dan glaukoma.Glaukoma Pengertian Glaukoma merupakan suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya tekanan dalam bola mata (tekanan intaokular /TIO) yang disertai pencekungan diskus dan pengecilan lapang pandang. Kelainan ini disebabkan bertambahnya produksi cairan mata didaerah sudut bilik mata atau dicelah pupil. Dengan meningkatnya tekanan bola mata (intraokuler) dari keadaan normal dapat mengakibatkan kerusakan saraf optic dan mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandang atau disebut dengan buta. Tekanan bola mata yang normal berkisar antara 15 mmhg sampai 20 mmhg yang diukur dengan schiotz. Umumnya tekanan 24,4 mmhg dianggap sebagai batas tertinggi. Tekanan 22 mmhg dianggap high normal dan kita perlu waspada.

Klasifikasi glaukomaGlaukoma dibagi beberapa antara lain :1. Glaukoma sudut terbuka (glaukoma kronis)Glakoma sudut terbuka merupakan glakoma yang penyebabnya tidak diketahui yang ditandai dengan sudut bilik mata terbuka. Glakoma ini juga disebut glakoma primer atau glakoma simpleks, terdapat gangguan aliran aqueous humor pada trabekulum, kanal schlemm atau sistem vena. faktor resiko terdapat pada orang yang menderita penyakit diabetes melitus, hipertensi, orang kulit hitam dan myopia.2. Glakoma sudut tertutup (glaukoma akut)Glakoma sudut tertutup adalah glakoma yang ditandai dengan sudut bilik mata depan yang tertutup, bersifat bilateral dan herediter. Glakoma sudut tertutup mempunyai 2 tipe yaitu akut dan kronis. Glakoma sudut tertutup akut ditandai dengan menutupnya tempat mengalirnya cairan air mata secara mendadak. Bila terdapat penutupan dapat mengakibatkan peningkatan tekanana bola mata mendadak. Dengan adanya peningkatan tekanan bola mata akan terjadi kerusakan pada saraf optic disertai dengan gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan tersebut seperti penglihatan kabur, gambaran pelangi terlihat disekitar lampu akibat udem kornea, selain itu nyeri kepala hebat, mual, muntah.Glaukoma sudut tertutup kronis berlangsung perlahan, perlahan-lahan penglihatan samping atau perifer berkurang penglihatan sentral masih normal. Penglihatan akan hilang pada keaadaan glaukoma lanjut. Pada glaukoma tertutup kronis iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar cairan mata tanpa gejala yang nyata. Pada keadan ini perlahan-lahan terbentuk jaringan parut antara iris dan jalur keluar cairan mata. Tekanan bola mata akan naik bila terjadi gangguan jumlah cairan keluar akibat bertambahnya jaringan parut.3. Glakoma kongenitalGlaukoma kongenital adalah glaukoma yang ditandai tekanan intraokuler yang tinggi yang akan menimbulkan kerusakan pada mata dan memburuknya penglihatan pada masa bayi atau anak-anak. Glaukoma ini umumnya terjadi pada bayi yang ditandai pembesaran kornea dan fotofobia. 4. Glakoma sekunder Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diakibatkan kelainan mata atau kelainan sistemik. Glaukoma ini dapat dihubungkan dengan keadaan-keadaan atau penyakit yang telah diderita sebelumnya. Glakoma sekunder terjadi karena sudut bilik mata depan rusak akibat faktor eksternal seperti : kecelakaan/trauma, mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang (steroid), tumor, reaksi peradangan, katarak yang meluas dan pembuluh darah yang tak normal (Sidarta ilyas, 2007).

Faktor - Faktor Yang Meningkatkan Glaucoma Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya glaukoma, antara lain :1. Usia, merupakan faktor resiko terbesar. Setiap orang dengan usia di atas 60 tahun sangat beresiko menderita glaukoma.2. Ras tertentu seperti pada orang-orang berkulit hitam mempunyai resiko yang lebih besar dari pada ras yang lain.3. Riwayat keluarga dengan glaukoma. Bila seseorang memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma akan berpotensi menderita glaukoma.4. Kondisi medis seperti diabetes mellitus dapat meningkatkan resiko glaukoma. Faktor lainya adalah tumor mata, radang seperti iritis dan operasi mata juga dapat memicu glaukoma.5. Cedera fisik, trauma parah seperti pukulan pada mata dapat meningkatkan tekanan mata, karena cidera fisik tersebut dapat merusak sistem drainase mata.6. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang, juga dapat meningkatkan resiko terjadinya glaukoma.7. Kelainan struktural pada mata.

Pengobatan glaukoma Pengobatan glaukoma ditujukan untuk menurunkan tekanan intraokuler, untuk mencegah kerusakan nervus optikus, menurunkan inflamasi intraokuler, miosis, dan lain-lain. Ada beberapa jenis obat antiglaukoma, antara lain:1. Prostaglandin analog, Meningkatkan pengeluaran akuos humor (outflow). Contoh: latanopros, travoprost, bimatoprost.2. - adrenergic antagonis ( - bloker), Menurunkan produksi akuos. Nonselektif contoh: timolol maleat 0,25% - 0,5%, selektif: betaxolol 0,25%. 3. Parasimpatomimetik (miotik agent), meningkatkan aliran trabekular. Agonis kolinergik (direct acting) contoh : pilokarpin HCl 0,2% - 10%. Antikolinesterase agent (indirect acting) contoh achothiopate iodide 0,125%.4. Karbonik anhidrase inhibitor, Menurunkan produksi akuos contoh asetazolamide, metazolamide, dorzolamide.5. Hiperosmotic agent, Osmotic gradient dehydrates vitreous Contoh manitol (parenteral) dan gliserin (oral) (Sidarta ilyas, 2007).

Obat pembanding Obat pembanding yang digunakan pada penelitian adalah tetes mata pilokarpin. Pilokarpin adalah alkaloid muskarinik yang diperoleh dari daun belukar tropis Amerika dari genus Pilocarpus. Pilokarpin bekerja sebagai reseptor agonis muskarinik pada sistem saraf parasimpatik. Pilokarpin digunakan untuk glaukoma untuk mencegah kerusakan lebih lanjut akibat tekanan yang dapat berisiko kebutaan, Pilokarpin mengatasi gejalanya dengan menurunkan tekanan pada mata penderita glaukoma. Pilokarpin bekerja pada reseptor muskarinik (M3) yang terdapat pada otot spingter iris, yang menyebabkan otot berkontraksi dan menyebabkan pupil mata mengalami miosis. Pembukaan terhadap jala mata trabekular secara langsung meningkatkan tekanan pada cabang skleral. Aksi ini memfasilitasi pengeluaran cairan pada kelopak mata sehingga menurunkan tekanan intraokular (dalam mata). Preparasi sediaan Metode Ekstraksi yg digunakan pada penelitian ini adalah metode infundasi. Pada metode penyarian ini menggunakan pemanasan pada suhu 90 0C selama 15 menit. Keuntungan metode penyarian ini adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana. Tonometri schiotz Tonometer schiotz adalah alat untuk mengukur tekanan bola mata dan alat untuk mendiagnosis glaukoma akut (Daniel G Vaughan, 2000)

METODE PELAKSANAAN Tempat Penelitian dilakukan di laboratorium fitokimia dan laboratorium Farmakologi jurusan Farmasi fakultasi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka, Jakarta timur.Alat - Alat Dan Bahan Pada penelitian ini menggunakan kandang berbentuk persegi, botol minum tikus, timbangan analitik, gelas ukur, kertas saring, batang pengaduk, tabung reaksi, tonometer, schiotz, pipet tetes, botol tetes dan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun kitolod, aqua destilata, pilokarpin tetes mata sebagai senyawa pembanding, prednisolon asetat 1% tetes mata sebagai senyawa penginduksi. Kemudian untuk uji antiglaukoma digunakan hewan coba tikus putih jantan.Prosedur Penelitian: a) Determinasi tanaman kitolod (isotoma longiflora)b) Ekstraksi daun kitolod dengan menggunakan metode infundasic) Lakukan Penapisan fitokimia meliputi uji flavonoid, tannin, alkaloid, saponin.d) Buat kosentrasi ekstrak 2%, 1%, 0.5% dengan menggunakan pelarut NaCl 0.9%.e) Pada penelitian ini dibagi menjadi 6 kelompok yang masing- masing kelompok terdiri dari 5 ekor hewan uji.Kelompok I: Kontrol normal Kelompok II : Kontrol positifKelompik III : Kontrol negatifKelompok VI: Kosentrasi 2%Kelompok V: Kosentrasi 1%Kelompok VI: Kosentrasi 0.5%

Tabel 1. Perlakuan Hewan UjikelompokNPerlakuan

I5Aquadest ( kontrol normal)

Pengukuran dengan tonometer schiotz

II5Tetes mata prednisolon asetat 1% (kontrol negatif)

III5Tetes mata prednisolon asetat 1% (kontrol positif)

IV5Tetes mata prednisolon asetat 1% + ekstrak daun kitolod (kelompok uji I)

V5Tetes mata prednisolon asetat 1% + ekstrak daun kitolod (kelompok uji II)

VI5Tetes mata prednisolon asetat 1% + ekstrak daun kitolod (kelompok uji III)

Keterangan N: adalah jumlah tikusf) Perlakuan pertama adalah mengukur tekanan bola mata normal pada hewan uji.g) Kemudian hewan uji atau tikus diinduksi dengan tetes mata prednisolon asetat 1% dalam waktu 1 jam sebanyak 12 tetes (1 tetes setiap 5 menit)h) Tiga puluh menit kemudian setelah penginduksian selesai, mata tikus diteteskan ekstrak yang di teliti sebanyak 1 tetes.i) Setelah 5 menit dari pemberian ekstrak, dilakukan pengukuran tekanan bola mata tikus dengan menggunakan tonometer schiotz.j) Dari pengukuran tersebut, diambil nilai skala yang sama dan dilakukan pengukuran 3 kali pengukuran.k) Analisa data dengan menggunakan analisis varian satu arah(one way Anova.)

Gambar 1. Skema alur penelitianJADWAL KEGIATANTabel 2. Jadwal KegiatanNo. UraianKegiatanBulan IBulan IIBulan IIIBulan IVBulan V

1Telaah pustaka

2Konsultasi

4Pengumpulan bahan

5Pelaksanaan penelitian

6Pengumpulan data

7Pengolahan data dan pembuatan laporan

RANCANGAN BIAYATabel 3. Rancangan BiayaNoUraianJumlahHarga satuan(Rp)Total(Rp)

1Determinasi daun kitolod300.000

2Daun Kitolod (Isotoma Longiflora)300.000

3Pembelian tikus50 ekor45.0002.250.000

4Tetes mata prednison5 botol150.000750.000

5NaCl fisiologis (0,9%)5 botol10.00050.000

6Pakan tikus10 Kg20.000200.000

7Aquadest200.000

8Tetes mata pilocarpin 10 botol50.000500.000

9Ethanol 96%200.000

10Alat infundasi300.000

11Kandang tikus10 buah40.000400.000

12Botol minum tikus 15 botol25.000375.000

13Tonometer schiotz2.000.000

14Alat - Alat gelas ( beaker gelas, gelas ukur, corong)325.000

15Kertas saring100.000

16Botol dan pipet tetes1015.000150.000

17Masker dan sarung tangan @ 1box25.00050.000

18Penelusuran literatur200.000

19Transportasi 200.000

20Pembuatan proposal 400.000

21Laboratorium 800.000

22Perawatan hewan200.000

Total biaya9.950.000

DAFTAR PUSTAKA

Daniel G. Vaughan, Taylor Asbury, Paul Riordan eva. 2000. Oftalmologi Umum. Widya medika.Departemen farmakologi dan terapi FKUI. 2007. Farmakologi dan terapi. Edisi V. balai penerbit FKUI. Jakarta. hal 100.Departemen Kesehatan RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Jakarta.Hoan, tan tjay dan kirana rahardja. 2002. Obat-obat penting. Edisi V. pt elex media computindo. Jakarta. Hal 475-476.Ilyas, Sidarta. 2007. Glaukoma tekanan bola mata tinggi. Edisi 3. Penerbit sagung seto.Katzung, BG. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Fakultas kedokteran Universitas sriwijaya. EGC.Siregar, RM. 2012. Aktifitas Antibakteri Ekstrak Daun Dan Bunga Kitolod (Laurentia Longiflora L ) terhadap beberapa bakteri penyebab konjungtivitis. Tesis. Bogor. Institute Pertanian Bogor.

LAMPIRAN Lampiran Gambar

Gambar 2Tanaman Kitolod (isotoma Longiflora)

Gambar 3. Tonometer Sciotz

Gambar 4. Anatomi Mata

Table 3. Konversi Tonometer Schiotz

Biodata Mahasiswa1. Nama : Teja Kusuma Wardani2. NIM : 10040170503. Tempat, tgl lahir : Brebes, 4 Oktober 1985 4. Agama : Islam5. IPK : 3.416. Asal sekolah :Universitas Muhammadiyah.Prof.Dr. Hamka7. Alamat :Jl.Pramuka no. 26. Rt/rw: 04/04. Telagasari- karawang8. No. telp/Hp : 081514812844/ 021853026609. Email :[email protected]/ 10. Pembimbing : Siska, M.Farm. Apt

Jakarta, 29 oktober 2012

Teja Kusuma Wardani

Biodata anggota 1

1. Nama : Vannya amanda2. NIM : 100401552823. Tempat, tgl lahir : Jakarta , 1 April 19934. Agama : Islam 5. Asal sekolah : Universitas Muhammadiyah.Prof.Dr. Hamka6. Alamat : Taman Wisma Asri blok M 70 No.49 teluk pucung - Bekasi7. No. telp/Hp: 0838998801608. Email : [email protected]. Jakarta, 29 Oktober 2012

Vannya amanda

Biodata anggota 2

1. Nama : Dewi Retnowati 2. NIM : 10040150663. Tempat, tgl lahir : Jakarta, 10 November 19924. Agama : Islam 5. Asal sekolah : Universitas Muhammadiyah.Prof Dr.Hamka6. Alamat : Pondok ungu permai blok e 14 No.4 Rt/Rw: 04/14 bekasi utara7. No. telp/Hp: 0857700908838. Email : dewi_retnowati@yahoo. Co.id

Jakarta, 29 Oktober 2012

Dewi RetnowatiBiodata Dosen Pendamping

Nama Lengkap dan Gelar: Siska M.Farm, Apt

NIDN: 0325107703

Tempat,Tanggal Lahir:25 Oktober 1977

Fakultas/Program Studi:MIPA/ Farmasi

Perguruan Tinggi:Universitas Muhammadiyah Prof. HAMKA

Bidang Keahlian:Farmakologi

Alamat:Perum permata Depok Sek. Nilam Blok F 4A No.5.Depok 16431

Waktu untuk kegiatan PKM:5 jam/minggu

Jakarta , 29 Oktober 2012Yang menyatakan

Siska, M.Farm.AptNIDN :0325107703

1