proposal PKM.docx

  • Upload
    uluchan

  • View
    226

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA, JAWA TIMUR

USULAN PRAKTEK KERJA MAGANGPROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRANJURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Oleh :

LUK LUK IL MAKNUUNNIM. 125080100111064

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA, JAWA TIMUR

USULAN PRAKTEK KERJA MAGANGPROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRANJURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanandi Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Brawijaya

Oleh :

LUK LUK IL MAKNUUNNIM. 125080100111064

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

USULAN PRAKTEK KERJA MAGANG

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA, JAWA TIMUR

Oleh :

LUK LUK IL MAKNUUNNIM. 125080100111064

Menyetujui,Dosen Pembimbing,( Prof. Dr. Ir. Diana Arfiati MS. ) NIP. 19591230 198503 2 002Tanggal : Mengetahui,Ketua Jurusan( Dr. Ir. Arning Wilejung Ekawati, MS. ) NIP. 19620805 1986032 2 001 Tanggal :( Dr. Ir. Arning Wilejung Ekawati, MS. ) NIP. 19620805 1986032 2 001 Tanggal :

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDewasa ini, perkembangan industri semakin pesat. Banyaknya kebutuhan masyarakat memunculkan industri-industri baru untuk memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seiring dengan bertambahnya industri yang muncul, tidak bisa dipungkiri bahwa semakin banyak pula limbah industri yang dihasilkan dan berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan apabila terakumulasi dalam jangka waktu yang lama dan tidak ada penanganan khusus yang dilakukan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pasal 1 menyebutkan bahwa pengertian dari pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.Berbagai macam kasus pencemaran saat ini banyak terjadi akibat adanya air limbah atau limbah cair yang dihasilkan dari berbagai kegiatan termasuk salah satunya kegiatan industri. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya, pada pasal 1 disebutkan bahwa Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan yang dapat menurunkan kualitas lingkungan. Limbah yang dikeluarkan mengandung bahan polutan yang bersifat racun, hal ini berpotensi merusak lingkungan dan sumberdaya alam. Oleh karena itu pada setiap industri diperlukan penanganan khusus bagi air limbah yang dikeluarkan agar tidak mengganggu ekosistem perairan. Penanganan khusus dalam bentuk pengelolaan limbah dimaksudkan untuk menurunkan hingga menghilangkan kadar bahan pencemar sehingga limbah tersebut memenuhi syarat untuk dibuang.Menurut "Peraturan Menteri Perindustrian tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar, Balai Riset dan Standardisasi Industri Baristand Industri Surabaya" Nomor 49/M-IND/PER/6/2006 adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Perindustrian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Tugas pokok dari Baristand Industri Surabaya adalah melaksanakan riset dan standardisasi serta sertifikasi di bidang industri. Terdapat beberapa struktur organisasi dalam Baristand Industri Surabaya yang salah satunya adalah Seksi Teknologi Industri yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelitian dan pengembangan teknologi industri bahan baku, bahan penolong, proses, peralatan / mesin, dan hasil produk, serta penanggulangan pencemaran industri.Sebagai sebuah instansi yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Departemen Perindustrian, Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya memberikan layanan publik yang salah satunya adalah pengujian bahan dan barang. Pelayanan tersebut didukung dengan adanya lima laboratorium yakni laboratorium kimia, laboratorium fisika, laboratorium pencemaran, laboratorium elektronika dan telematika serta laboratorium kalibrasi. Layanan pengujian bahan dan barang ini salah satunya dalam bentuk pengujian limbah.Dalam melaksanakan kegiatan pengujian limbah, baristand menggunakan berbagai bahan kimia untuk mengetahui kandungan serta kadar zat-zat yang terdapat dalam limbah yang diuji. Hal ini menyebabkan laboratorium baristand juga menghasilkan limbah sendiri yang tidak bisa dibuang langsung ke perairan dikarenakan limbah tersebut mengandung berbagai zat-zat kimia yang dapat menurunkan kualitas perairan. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya, maka baristand industri Surabaya juga memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) guna mengelolah limbah yang dikeluarkan sebelum akhirnya dibuang ke perairan.Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Prektek Kerja Magang ini dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai teknik pengolahan limbah cair Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya, Jawa Timur.

1.2 Rumusan MasalahDari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa pengolahan air limbah sangat diperlukan untuk meminimalisir bahkan menghilangkan kandungan zat atau bahan berbahaya dari hasil produksi. Sehingga sangat diperlukan adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Diharapkan dengan adanya pengolahan air limbah yang tepat akan mampu mengurangi kandungan bahan berbahaya serta limbah yang dibuang pada akhirnya tidak mencemari perairan karena telah memenuhi baku mutu yang ada. Di sisi lain, perlu juga adanya pengetahuan mengenai teknik terapan pengolahan limbah yang efektif dan sesuai dengan jenis limbah yang dihasilkan.Adapun rumusan masalah dalam praktek kerja magang ini yaitu :1. Bagaimana teknik dan mekanisme pengolahan limbah cair di Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya?

1.3 TujuanTujuan dari Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah untuk memperoleh pengetahuan mengenai teknik dan mekanisme pengolahan limbah cair, mengamati dan mempelajari setia tahap pengolahan limbahnya sehingga limbah yang nantinya dibuang ke perairan tidak mencemari kondisi lingkungan.1.4 KegunaanKegunaan dari Praktek Kerja Magang (PKM) mengenai pengolahan limbah cair di Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya ini antara lain sebagai berikut : Bagi mahasiswa diharapkan berguna untuk melatih mahasiswa dalam menerapkan dan membandingkan antara ilmu yang diterima selama kuliah dengan teknis yang ada di lapangan sehingga mahasiswa nantinya akan lebih siap untuk terjun ke lingkungan masyarakat, khususnya mengenai proses pengolahan limbah cair industri serta mendapatkan pengalaman kerja juga menambah wawasan. Bagi Instansi terkait diharapkan dapat menjadi sarana penghubung antara Instansi Pemerintah dengan lembaga pendidikan agar bisa bekerjasama dengan lebih baik. Bagi lembaga Perguruan Tinggi diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk penelitian pelngolahan limbah selanjutnya. Bagi pihak lain yang memerlukan dapat berguna sebagai informasi dan .pertimbangan yang dapat merumuskan kebijakan terutama dalam proses pengolahan limbah cair.

1.5 Waktu dan TempatPraktek Kerja Magang (PKM) ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya Jl. Jagir Wonokromo No. 360 Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 1 Juli sampai 28 Agustus 2015.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja MagangNoKegiatanMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktober

Minggu ke123412323412341234123412341234

1Survey

2Pengajuan ijin magang

3Pelaksanaan magang

4Penyusunan Laporan

2. MATERI DAN METODE

2.1 Materi Praktek Kerja MagangDalam mekanisme pengolahan limbah cair industri, yang diamati adalah teknik dari setiap tahap pengolahan limbah cair industri. Sedangkan pengukuran dan analisa kualitas air limbah hasil pengolahan diamati dengan menggunakan parameter kualitas air secara umum yang kemudian disesuaikan dengan baku mutu yang tercantum dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 mengenai Baku Mutu Air Limbah bagi Industri dan/atau kegiatan usaha lainnya. Parameter kualitas airnya meliputi suhu, pH, BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dan TSS (Total Suspensed Soil).

2.1.1 Alat2.1.2 Bahan2.2 Metode Praktek Kerja MagangPraktek Kerja Magang ini menggunakan metode deskriptif menurut Arifin dan Junaiyah (2010), metode deskriptif dapat digunakan untuk memerikan, menggambarkan, menguraikan dan menjelaskan fenomena objek penelitian. Metode ini menjelaskan data atau objek secara alami, objektif, dan apa adanya (faktual).2.3 Metode Pengambilan Data2.3.1 Data PrimerMenurut Wandansari (2013), data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yaitu individu atau perseorangan yang membutuhkan pengelolaan lebih lanjut seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Data primer yang diambil dalam Praktek Kerja Magang ini meliputi : Teknik pengolahan limbah yang dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya, Jawa Timur. Parameter kualitas air yang diukur oleh Baristand Industri Surabaya secara umum berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 tahun 2013 yang meliputi BOD, COD, pH, TSS dan parameter lainnya.Data ini diperoleh melalui partisipasi aktif dengan pengamatan secara langsung dan pencatatan dari hasil observasi serta wawancara.a. Partisipasi AktifPartisipasi aktif ini dilakukan dengan cara mengikuti dan melaksanakan secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya dalam mengelolah limbah mulai tahap awal sampai tahap akhir pengolahan serta kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pengolahan limbah. Menurut Djaelani (2013), partisipasi aktif merupakan keadaan dimana peneliti terlibat aktif dalam kegiatan yang diteliti.b. ObservasiSecara umum, observasi merupakan cara atau metode menghimpun keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan (Mania, 2008). Observasi pada Praktek Kerja Magang ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap kegiatan pengolahan limbah meliputi teknik dan cara pengolahan limbah yang dilakukan oleh Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya.c. WawancaraWawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada pihak Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya yang meliputi sejarah berdirinya Baristand Industri Surabaya, struktur organisasi, sarana dan prasarana yang ada, teknik pengolahan limbah serta hal lain yang berhubungan dengan Baristand Industri Surabaya. Menurut Rahmat (2009), wawancara mendalam adalah proses memperolah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.

2.3.2 Data SekunderData sekunder pada Praktek Kerja Magang dini diperoleh dari laporan dan beberapa literatur yang meliputi keadaan umum dan kondisi praktek kerja magang, serta kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Baristand Industri Surabaya yang kemudian data tersebut diolah dan menjadi pendukung atau pelengkap dari data primer. Menurut Subandi (2011), data sekunder sebagai pelengkap dari data yang diambil secara langsung peneliti.2.4 Metode Pengukuran Kualitas Air

Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya (BARISTAND INDUSTRI SURABAYA), sejak awal berdirinya telah mengalami beberapa kali perubahan nama dan perpindahan lokasi dari satu kota ke kota lain. Didirikan pada 4 Maret 1947 di Klaten Jawa Tengah dengan nama Balai Penyelidikan Kimia, berada di bawah Kementerian Kemakmuran. Dari Klaten pindah ke Solo pada 25 April 1950 dan pindah untuk ke dua kalinya ke Yogyakarta pada 25 April 1951. Dari Yogyakarta pindah ke Jalan Garuda No. 2 Surabaya dan pada Mei 1961, pindah untuk ke empat kalinya ke Jl. Perak Timur 358 Surabaya. Untuk terakhir kalinya bersamaan dengan peringatan hari Pahlawan 10 November 1975, menempati gedung milik sendiri seluas 4.200 m di atas tanah 10.200 m yang berlokasi di Jl. Jagir Wonokromo 360 Surabaya.Selain perpindahan lokasi, juga mengalami perubahan nama dari semula Balai Penyelidikan Kimia, berubah menjadi Balai Penelitian Kimia dibawah PNPR Nupika Yasa (1966 1980). Sesuai dengan tuntutan perkembangan industrialisasi maka berdasar Keputusan Menteri Perindustrian No. 357/MK/SK/8/1980, tanggal 26 Agustus 1980, nama, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsinya ditingkatkan menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Surabaya (BISb), yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Departemen Perindustrian. Guna menunjang peningkatan daya saing industri dalam perdagangan bebas, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi BISb ditingkatkan dan namanya diubah menjadi Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Surabaya (BARISTAND INDAG SURABAYA) berdasar Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 784/MPP/SK/11/2002 tanggal 29 November 2002.Sehubungan dengan pemisahan Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan serta dalam rangka menyesuaikan misi organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat industri maka berdasar Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 maka struktur organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Surabaya diubah menjadi Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya (Baristand Industri Surabaya).

Sejak awal berdirinya sampai dengan tahun 2005, kegiatan jasa pelayanan teknis lebih terkonsentrasi pada bidang kimia dan logam, namun sejak tahun 2005 fokus kegiatan diarahkan ke bidang peralatan listrik dan elektronika (termasuk audio video), namun sejak tahun 2007 untuk mendukung pengembangan industri nasional yang berbasis produk elektronika telematika, maka kegiatan riset dan jasa layanan teknis pada Baristand Industri Surabaya lebih difokuskan pada bidang elektronika telematika.Baristand Industri Surabaya sebagai unit pelaksana teknis yang menangani litbang industri elektronika telematika, berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional untuk menopang pengembangan industri elektronika telematika di Indonesia. Dengan melaksanakan tugas tersebut maka diharapkan akan berkembang industri elektronika telematika yang kuat dan mandiri sehingga dapat memperluas lapangan kerja dan mendorong percepatan pembangunan industri nasional.Di samping tugas pembangunan yaitu mendorong tumbuhnya industri elektronika telematika nasional, Baristand Industri Surabaya secara internal mempunyai tugas untuk meningkatkan kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi serta memberikan jasa layanan teknis kepada industri kecil, menengah dan besar yang juga merupakan suatu kegiatan bisnis. Pada dasarnya upaya peningkatan kompetensi Balai merupakan sumber yang dapat meningkatkan peran Baristand Industri Surabaya dalam menunjang program pembangunan industri elektronika telematika maupun meningkatkan jasa pelayanan teknis yang diberikan kepada industri dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKAArifin, E. Z. Dan Junaiyah H. M. . 2010.Keutuhan Wacana. Jakarta: Grasindo.Djaelani, A. R. 2013. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif. Makalah Ilmiah Periwayatan. 20 (1) : 82-92.Mania, S. 2008. Observasi sebagai Alat Evaluasi dalam Dunia Pendidikan dan Pengajaran. Lentera Pendidikan. 11 (2) : 220-233.Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran AirRahmat, P. S. 2009. Penelitian Kualitatif. Equilibrium. 5 (9) : 1-8Subandi. 2011. Deskripsi Kualitatif sebagai Satu Metode dalam Penelitian Pertunjukan. Harmonia. 11 (2) : 173-179Wandansari, N. D. 2013. Perlakuan Akuntansi atas PPH Pasal 21 pada PT. Artha Prima Finance Kotamobagu. Jurnal EMBA. 1 (3) : 558-566.