7
 PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU LINGKUNGAN YANG ASRI MELALUI SISTEM BANK SAMPAH DI KAMPUNG AMANUBAN OEBUFU KOTA KUPANG BAB I PENDAHULUAN A. LA T AR BELAKANG Pen ataan ruang adala h suatu sist em pro ses per encanaan tata rua ng, pemanf aatan rua ng dan pen gendalian pemanf aatan rua ng (Un dan g-Unda ng Nomor 26 T ahun 2007 tentan g Penataan R uan g)  T u!uan dari penataan ruang adalah mencipta"an "ota#$ila%ah &er"elan!utan %ang di ta ndai dengan "egiatan e"onomi hi !a u, mas%ara"at %ang sehat dan &ahagia, infrastru"tur %ang cerdas dan &er"eadilan, lestarin%a "eane"aragaman ha%ati, rendahn%a produ"si "ar&on ('2), munculn%a "reatiitas, dan e*sien penggunaan sum&er da%a +ondisi terse&ut harus dapat dini"mati oleh generasi se"arang maupun generasi mendatang Ruang %ang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasu" ruang di dalam &umi, se&agai tempat manusia dan ma"hlu" lain hi dup, me la"u" an "egiatan, dan memelih ara "el angsungan hidupn%a, pada dasarn%a "etersediaann%a tida" ta" ter&atas er"aitan dengan hal terse&ut, dan untu" me$u!ud"an ruang $ila%ah %ang aman, n%aman, produ"tif, dan &er"elan!u tan, Undang-Undang mengamanat "a n perl un%a dil a" u" an penataan ruang %ang dapat men gha rmoni s" an ling "unga n ala m dan ling" ung an &uatan, %an g mampu me$u!ud"an "eterpaduan penggunaan sum&er da%a alam dan sum& er da %a &u atan, serta %ang dapat me m&er i" an peli ndungan ter had ap fun gsi ruang dan pen ceg aha n dampa" neg ati f ter had ap ling"ungan hidup a"i&at pemanfaatan ruang +aidah penataan ruang ini harus dapat diterap"an dan di $u!ud"an dalam setiap pr oses perencanaan tata ruang $ila%ah Penataan ruang per"otaan le&ih "omple"s dari penataan ruang perdesaan, sehingga perlu le&ih diperhati" an dan direncana" an dengan &ai" alah satu titi" perhatian dari penataan ruang $ila%ah per"otaan

Proposal Sayembara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal Sayembara

Citation preview

PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU LINGKUNGAN YANG ASRI MELALUI SISTEM BANK SAMPAH DI KAMPUNG AMANUBAN OEBUFU KOTA KUPANGBAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPenataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang (Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang). Tujuan dari penataan ruang adalah menciptakan kota/wilayah berkelanjutan yang ditandai dengan kegiatan ekonomi hijau, masyarakat yang sehat dan bahagia, infrastruktur yang cerdas dan berkeadilan, lestarinya keanekaragaman hayati, rendahnya produksi karbon (CO2), munculnya kreativitas, dan efisien penggunaan sumber daya. Kondisi tersebut harus dapat dinikmati oleh generasi sekarang maupun generasi mendatang.Ruang yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, sebagai tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya, pada dasarnya ketersediaannya tidak tak terbatas. Berkaitan dengan hal tersebut, dan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, Undang-Undang mengamanatkan perlunya dilakukan penataan ruang yang dapat mengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan buatan, yang mampu mewujudkan keterpaduan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan, serta yang dapat memberikan pelindungan terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan hidup akibat pemanfaatan ruang. Kaidah penataan ruang ini harus dapat diterapkan dan diwujudkan dalam setiap proses perencanaan tata ruang wilayah.Penataan ruang perkotaan lebih kompleks dari penataan ruang perdesaan, sehingga perlu lebih diperhatikan dan direncanakan dengan baik. Salah satu titik perhatian dari penataan ruang wilayah perkotaan adalah aspek pelestarian lingkungan, dimana bertujuan untuk mendorong secara sistematis kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, misalnya dengan penerapan 3R (reduction-reuse-recycling) dari limbah padat dan pengelolaan lingkungan yang tepat sangat dibutuhkan untuk menciptakan masyarakat berorientasi siklus di kawasan perkotaan. Dalam hal ini pendekatan partisipatoris menjadi salah satu pilihan pendekatan, demikian pula untuk perlindungan lingkungan. Tanpa pengelolaan lingkungan yang sesuai, wilayah perkotaan dapat terjerumus menjadi wilayah yang tidak sehat dan tidak nyaman untuk dihuni serta berpotensi memunculkan perkembangan kota yang semrawut dan tidak terarah yang dibeberapa kota sudah terjadi.Kawasan/zona tata ruang di wilayah perkotaan dibagi kedalam 10 kawasan/zona yaitu (1) Perumahan dan permukiman, (2) Perdagangandanjasa, (3) Industri, (4) Pendidikan, (5) Perkantoran dan jasa, (6) Terminal, (7) Wisata dan taman rekreasi, (8) Pertaniandan perkebunan, (9) Tempat pemakaman umum, dan (10) Tempat pembuangan sampah. Dari 10 (sepuluh) zona yang ada, salah satu yang menjadi perhatian adalah tempat pembuangan sampah. Kekurangan dalam pembuangan limbah padat telah menjadi salah satu persoalan serius di kawasan perkotaan, kota-kota kecil, sedang dan besar serta di Metropolitan, yang harus ditangani secara terpadu untuk mengembalikan kawasan tersebut menjadi bersih. Persoalan sampah yang sering ditemui di jalan-jalan, selokan dan kanal drainase serta lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang sulit ditentukan merupakan tantangan masalah dalam pelaksanaan konsep menjaga kelestarian lingkungan agar seimbang dan selaras.Kota Kupang sebagai kota yang sedang berkembang tidak lepas dari masalah ini. Dari enam kecamatan, setiap harinya di wilayah Kota Kupang menghasilkan sampah sebanyak 926 kubik, yang kemudian dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) di wilayah Kecamatan Alak. Pemerintah Kota Kupang telah membangun bak pembuangan sampah di lingkungan penduduk agar tidak berserakan, namun masih ada juga penduduk yang membuang sampah di sembarang tempat. Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan Kota Kupang, persentase sampah yang terangkut setiap hari berkisar antara30 sampai 32 persen. Dengan demikian, ada kurang lebih 68 sampai 70 persen sampah di Kota Kupang yang tidak terangkut. Dan sampah-sampah ini, tentunya ada di sekitar kita..MEMBUAT GAMBARAN TENTANG KAMPUNG AMANUBANDengan memperhatikan keseluruhan uraian di atas, untuk mengatasi masalah sampah di Kota Kupang khusunya di Kampung Amanuban sebagai wujud penataan ruang menuju Kota Kupang yang ASRI (aman, sejuk, rindang dan indah), maka prinsip-prinsip penataan ruang tidak dapat diabaikan lagi. Dalam konteks ini, pengelolaan sampah di Kampung Amanuban pada dasarnya membutuhkan peran aktif seluruh lapisan masyarakat, terutama dalam mengurangi jumlah sampah, memilah jenis sampah hingga berupaya menjadikan sampah bermanfaat. Pelibatan masyarakat dalam proses pengelolaan sampah dengan basis partisipasi aktif terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu, mengupayakan agar sampah dikelola, dipilah, dan diproses pada tahap awal, mulai dari lingkungan rumah tangga, upaya ini akan mengurangi jumlah sampah yang harus dikumpulkan dan diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Untuk itu keterlibatan seluruh warga Kampung Amanuban untuk berperan serta dalam kegiatan daur ulang perlu diikutsertakan, baik sebagai produsen, maupun sebagai anggota warga penghasil sampah. Sampah akan memiliki nilai ekonomi, apabila sampah tersebut berada dalam jumlah mencukupi untuk diperdagangkan atau diproses lebih lanjut sebagai barang-barang ekonomi, karena barang-barang tersebut pada dasarnya juga berasal dari barang-barang yang bernilai ekonomi. Sampah-sampah individual hanya menghasilkan sampah beberapa puluh gram saja, tidak akan memiliki nilai ekonomi. Ia akan memiliki nilai ekonomi bila telah mencapai jumlah yang cukup banyak, sehingga cukupfeasible (memungkinkan)untuk dijadikan barang ekonomi, baik sebagai bahan baku (daur ulang) maupun sebagai komoditas perdagangan. Untuk menampung dan memasarkan sampah tersebut perlu suatu wadah.Bank sampahadalah suatu tempat yang dapat dijadikan tempat menabungkan sampah bagi masyarakat, dalam hal ini khususnya warga Kampung Amanuban.

B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan diadakannya pengelolaan sampah dengan sistem Bank Sampah ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran warga Kampung Amanuban akan pentingnya merubah perilaku mereka dalam pengelolaan sampah dengan cara membiasakan diri untuk memilah sampah dari sumbernya, serta sebagai upaya alternatif dalam pengelolaan sampah.

BAB IIGAGASAN2.1 KonsepBank SampahBank Sampah tidak terlalu jauh beda dengan bank pada umumnya, hanya saja perbedaannya terletak apa yang ditabungkan, jika pada bank pada umumnya yang ditabungkan/disetorkan adalah uang, sedangkan Bank Sampah yang disetorkan adalah sampah-sampah anorganik yang masih memiliki nilai ekonomi.Sistem Bank Sampah ini dalam manajemennya sama dengan metodebankpada umumnya. Yaitu Bank Sampah memiliki nasabah (orang ataupun komunitas) yang menabungkan sampahnya. Lalu nama mereka akan dicatat sebagai anggota. Dan setiap sampah yang mereka tabung, akan dicatat di buku setor / buku tabungan kepada petugas Bank yang diibaratkanteller.Syarat sampah yang ditabungkan adalah sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomis dan sudah dipilah- pilah terlebih dahulu sesuai dengan jenisnya seperti kertas, plastik, botol, kaleng, besi, alumunium, dan lainnya dimasukkan kekantong-kantong yang terpisah. Sampah yang sudah mereka setorkan akan ditimbang, dicatat, dan diolah lebih lanjut. Nasabah juga akan mendapatkanreward(uang) dari hasil menabungnya, yang diambil sesuai kesepakatan misalnya 3-5 bulan sekali.Konsep Bank Sampah Menggunakan 5 M, yaitu : (1) Mengurangi sampah, (2) Memilah Sampah, (3) Memanfaatkan Sampah, (4) Mendaur Ulang Sampah, (5) Menabung Sampah2.2 CaraMendirikan Bank Sampaha. Pembentukan tim pengelolaTim pengelola akan menjadi lokomotif yang mengajak dan menggerakkan warga untuk turut serta menyukseskan program Bank Sampah. Agar berjalan dengan menyenangkan dan berkesinambungan, timinidapat terdiri dari 5 orang yang masing-masing berperan sebagai, Ketua/Direktur (1 orang), Sekretaris/Administrasi (1 orang), Bendahara/Kasir (1 orang), teller/Pemilah (2 orang).b. Persiapan teknis pelaksanaanSelanjutnya tim pengelola mempersiapkan berbagai aturan teknis pelaksanaan, antaralain : Menyusun prosedur menabung Membuat peraturan pengambilan tabungan Penetapan jenis sampah yang dapat diterima dan nilai kurs tabungan Menetapkan jadwal operasional Bank Sampah Membuat perjanjian kerja sama dengan Bank Sampah induk atau pengepul Menyiapkan peralatan standar, seperti timbangan, buku kas, buku tabungan dan ATK.c. Memulai Bank SampahAgar program Bank Sampah mendapat dukungan dari warga sekitar, maka dilakukan sosialisasi dan publikasi. Sosialiasasi kepada pengurus lingkungan dan warga diharapkan dapat membangun motivasi dan kesadaran warga untuk menangani sampah secara mandiri di rumah masing-masing. Publikasi dilakukan untuk memberikan informasi jasa dan teknis pelaksanaan Bank Sampah. Agar terbangun paradigmadan perilaku yang benar dalam menangani sampah, upaya sosialisasi dan publikasi ini harus dilakukan secara terus-menerus sebagai langkah edukasi.

2.3 Manfaat Bank Sampaha. Membuat Warga lebih Peduli Terhadap SampahDengan adanya Bank Sampah Warga lebih tertarik untuk peduli kepada sampah yang ada di sekitar lingkungan mereka, karena reward yang akan mereka dapat setelah mereka memilah dan mengumpulkan sampah pada Bank Sampah.b. Lingkungan lebih BersihSampah-sampah yang berada di sekitar lingkungan telah dikumpulkan pada Bank Sampah, sehingga jumlah sampah di lingkungan sekitar menjadi lebih berkurang, bahkan bisa menjadi tidak ada sama sekali.

2.4 Cara Menabung Sampah1. Pilah sampah dari rumah2. Tabung di Bank Sampah3. Teller Bank Sampah : Menimbang sampah (kg) Menentukan jenis sampah Menulis dalam slip setoran tabungan sampah (no. rekening, nama penabung, hari, tgl, alamat) Melabeli jenis sampah yang ditabung (nama, alamat, tanggal, jenis, berat) Memasukkan ke loker bank sampah Mengkomunikasikan ke pembeli sampah Memasukkan hasil tabungan sampah ke rekening penabung4. Pihak Ketiga (Pengepul) mengambil sampah para penabung

C. MANFAAT1. Bagi Warga Masyarakat2. Bagi Lingkungan

D. RENCANA KERJA DAN STRATEGI

E. RENCANA ANGGARANF. PELAKSANA PROGRAMG. HASIL YANG DIHARAPKANH. KEBERLANJUTAN PROGRAM