Proposal Skripsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh proposal skripsi gis

Citation preview

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI WISATA KULINER

BERBASIS WEB GIS PADA KOTA DEPOK1. Latar Belakang

Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun pada tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri dalam Negeri (H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh belas) Desa, selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok berkembang pesat baik dibidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan. Khususnya bidang Pemerintahan semua Desa berganti menjadi Kelurahan dan adanya pemekaran Kelurahan, sehingga pada akhirnya Depok terdiri dari 3 Kecamatan dan 23 Kelurahan.Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin mendesak agar Kota Administratif Depok diangkat menjadi Kotamadya dengan harapan pelayanan menjadi maksimum. Disisi lain Pemerintah Kabupaten Bogor bersama sama Pemerintah Propinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan tersebut, dan mengusulkannya kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat. Berdasarkan Undang undang No. 15 tahun 1999, tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tk. II Depok yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan tanggal 27 April 1999 (PEMKOT Depok, 2012).

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o1900 - 6o2800 Lintang Selatan dan 106o4300 - 106o5530 Bujur Timur, dengan luas kurang lebih 20.029 Ha. Wilayah perencanaannya meliputi 11 kecamatan dan 63 kelurahan, yaitu Kecamatan Beji, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Cinere, Kecamatan Limo, Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Cipayung, Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Sawangan, Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Cilodong, dan Kecamatan Tapos.

Sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat. Depok secara ekonomi pada tahun 1999, berkembang pesat sampai dengan saat ini. Dengan poros utama Jalan Margonda Raya (DTRPK Depok, 2010). Setidaknya ada empat faktor yang memicu perkembangan pesat Depok, yaitu kedekatan geografis dengan ibukota, adanya Universitas Indonesia, daya tarik Depok sebagai tempat bermukim dan otonomi daerah. Keempat faktor ini bekerja simultan mendongkrak ekonomi Depok seperti sekarang. (BAPPEDA Depok, 2010).Berdasarkan ekspos Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok tahun 2010 mencapai 6,36%. Nilai tersebut lebih tinggi dari laju LPE Propinsi Jawa Barat yang hanya 6,22%. Tidak hanya itu LPE Kota Depok bahkan melampaui LPE Nasional yang hanya 6,10%. penyumbang tertinggi dari LPE Kota Depok berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang sekitar 8,38%.

Tingginya aktivitas perdagangan di Depok berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, Meski mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan di tahun 2010, tapi dari data BPS inflasi di Kota Depok terbilang tinggi yakni mencapai 7,97%. Namun di tahun 2011 menurun tajam dan hanya mencapai 2,55%. hal ini diakibatkan keberhasilan Pemkot Depok menekan dan mengendalikan angka inflasi hingga ke titik aman. Dengan melakukan operasi pasar di sejumlah kelurahan (PEMKOT Depok, 2011)

Depok menjadi pusat penyangga ibukota serta menjadi sentral di antara kota lainnya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Artinya dari pemetaan wilayah, Kota Depok menjadi pusat dan tempat pelintasan di antara kota-kota tersebut. Hal ini menjadi peluang besar untuk mengembangkan potensi wisata di kota Belimbing ini (BAPPEDA Depok, 2010). Tidak hanya mengandalkan keunggulan perekonomian di bidang jasa dan perdagangan. Namun kini, Depok juga sudah mulai mengandalkan bidang wisata kuliner (Virdhani, 2011).Penelitian di bidang wisata telah banyak dilakukan sebelumnya, salah satunya Chang dan caneday (2011) meneliti pengujian situasi perjalanan turis, aktifitas dan persepsi terhadap webgis. Sebuah metode survei elektronik dan teknik regresi berganda digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Temuan menunjukan bahwa manfaat dan peran adalah faktor kunci dalam menentukan tingkat penggunaan dan interaksi. Pengguna webgis menunjukan kecenderungan prilaku yang berbeda di dalam situasi perjalanan dan aktifitas saat mencari informasi pariwisata dengan menggunakan webgis.

Crespo et al. (2008) penelitian saat ini memiliki tujuan untuk mengintegrasikan inovasi teknologi ke dalam sistem informasi, dalam rangka membangun pengalaman pengguna yang lebih baik bagi wisatawan. Kekuatan utama dari pendekatan ini adalah the fusion of context-aware pervasive systems, sistem GIS, jaringan sosial dan semantik. Penelitian ini menyajikan sistem SPETA, yang menggunakan pengetahuan tentang lokasi pengguna, preferensi, serta riwayat lokasi masa lalu, untuk menyediakan jenis layanan yang rekomendasi sehingga wisatawan merasa dipandu oleh pemandu wisata sungguhan.Kemudian dalam bidang sistem penunjang keputusan, Wber (2002) melakukan penelitian tentang sistem penunjang keputusan pemasaran / Management Decision Support System (MDSS) dapat sangat penting karena dapat mendukung organisasi dalam mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan informasi, dan dalam proses pengambilan keputusan dengan menyediakan prakiraan dan model keputusan (Little, 1979). Dalam penelitian ini memberikan wawasan ke dalam keberhasilan penerapan MDSS di sektor pariwisata. Berdasarkan temuan pada analisis protokol file sistem, membahas kebutuhan informasi dalam manajemen pariwisata.

Song dan Li (2007)membahas penelitian tentang pemodelan permintaan pariwisata dan peramalan sejak tahun 2000. Salah satu temuan kunci dari tinjauan ini adalah bahwa metode yang digunakan dalam menganalisis dan peramalan permintaan untuk pariwisata lebih beragam daripada yang diidentifikasi oleh artikel lainnya. Sebagai tambahan yang paling terkenal dari waktu ke waktu dan model ekonometrik, sejumlah teknik baru telah muncul dalam literatur. Namun, sejauh sebagai akurasi peramalan yang bersangkutan, penelitian menunjukkan bahwa tidak ada model tunggal yang konsisten performanya melebihi model lain dalam segala situasi. Selanjutnya, penelitian ini mengidentifikasi beberapa arah penelitian baru, yang meliputi meningkatkan akurasi peramalan melalui kombinasi perkiraan; mengintegrasikan pendekatan peramalan kualitatif dan kuantitatif, siklus pariwisata dan analisis musiman, penilaian dampak peristiwa dan risiko peramalan.

Beedasy et al. (2002) memanipulasi dan mengintegrasikan semua faktor yang mempengaruhi perencanaan pariwisata di pulau Mauritius dan mencocokkan data spasial dengan atribut yang relevan. Sebuah Sistem Pendukung Keputusan Spasial (SDSS) digunakan untuk perencanaan pariwisata yang berkelanjutan, mencakup GIS sebagai komponen inti untuk mendukung pengambilan keputusan dalam konteks spasial yang terkandung dalam penggunaan GIS. Dengan menggunakan teknik Evaluasi Multikriteria (MCE) meningkatkan ruang lingkup model GIS dan sebagai alat pendukung keputusan.

Penelitian dari negeri sendiri, Himayan (2009) melakukan penelitian pariwisata kota Yogyakarta dengan membuat e-tourism yang berbasis WAP meliputi fasilitas menu informasi tentang wilayah tujuan pariwisata dan fasilitas pendukung lainnya seperti hotel, bank dan informasi lainnya, yang memudahkan pengguna khususnya wisatawan sehingga dapat mudah diakses dari handphone. Penelitian lainya yaitu Rachmawati dan Wirawan (2010) membuat web aplikasi pemetaan wisata sejarah dan budaya DKI Jakarta ini menyajikan peta digital yang didalamnya terdapat informasi sejarah Jakarta, cagar budaya, wisata perkampungan budaya, wisata religi, museum, wisata bahari serta wisata pendukung seperti Taman Kota. di mana pemogramannya berorientasikan objek atau OOP dengan menggunakan bahasa java.

Kota Depok adalah merupakan salah satu kota yang cukup diminati untuk bisnis pariwisata. Seiring dengan perkembangannya, berbagai bisnis pariwisata pun banyak diminati oleh para warganya. Terutama pada bidang makanan atau biasa disebut wisata kuliner. Wisata kuliner kini menjadi semakin populer di hidup warga negara untuk melakukan kunjungan ke tempat-tempat makanan yang menarik (Hamdani, 2010). Aneka produk kuliner umumnya dapat ditemukan di berbagai warung-warung pinggir jalan, gerobak kaki lima, sampai pada restoran kelas atas, kafe maupun hotel. Namun dari sekian banyak menu kuliner yang ditawarkan di Kota Depok, tidak banyak orang yang tahu secara detail mengenai menu-menu tersebut. Baik itu macam, bahan baku, cita rasa, kekhasan, nama tempat dan alamat yang menyediakan, maupun ciri khas lainnya yang memberikan daya tarik tersendiri dan patut untuk dicicipi (Andayani et al. 2010). Oleh karena itu perlu adanya sebuah media informasi yang dapat menyajikan informasi serta keruangan secara online, dengan membangun website berbasis SIG (Sistem Informasi Geografi) atau lebih dikenal dengan webgis. Diharapkan mampu memberikan informasi mengenai kuliner serta lokasi kuliner yang berada di Kota Depok.Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada dorongan bagi penulis untuk melakukan penelitian di bidang wisata kuliner khususnya pada Kota Depok dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Wisata Kuliner Berbasis WebGIS Pada Kota Depok. 2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang timbul di uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

a. Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi wisata kuliner yang ada di Kota Depok berbasis webgis.

b. Bagaimana merancang dan membangun user interface yang mampu memberikan interaksi kepada penggunanya dengan memberikan rating terhadap tempat wisata kuliner yang ada di Kota Depok.

c. Bagaimana menampilkan informasi serta lokasi tempat-tempat wisata kuliner yang berada di Kota Depok.

3. Batasan Masalah

Dari rumusan masalah diatas, batasan masalah yang dibahas pada Rancang Bangun Sistem Informasi Wisata Kuliner Kota Depok, meliputi :

1. Sistem ini hanya menampilkan tempat-tempat kuliner yang ada di website www.jajanandepok.com (Kota Depok).2. Menggunakan aplikasi OpenGeo Community (opensource) sebagai tools GIS yang membantu dalam mengolah dan menyajikan data spasial ke dalam website.3. Penelitian ini menggunakan metode berorientasi objek dengan model pengembangan RAD dan menggunakan notasi UML.

4. Sistem dibuat berbasis Web dengan menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman dan notasi UML untuk perancangan sistem. Sedangkan database yang digunakan adalah MySQL.

4. Ruang Lingkup

Pelaksanaan penelitian ini berlangsung di pusat informasi wisata kuliner jajanandepok.com, Jl.MargondaRaya,Depok, JawaBarat.5. TujuanDi dalam penelitian ini terdiri dua jenis tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan Rancang Bangun Sistem Informasi Wisata Kuliner Kota Depok. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah menghasilkan:

a. Perancangan sistem informasi wisata kuliner Kota Depok berbasis webgis.b. Memberikan tempat wisata yang rekomendasi beradasarkan pilihan penggunanya.

c. Merekomendasikan tempat wisata kuliner yang ada di kota depok berdasarkan rating dari pengunjung website.d. Menampilkan berbagai informasi serta lokasi tempat-tempat wisata kuliner yang ada d Kota Depok.

6. ManfaatAdapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi bagi penelitian berikutnya, khususnya di bidang wisata kuliner berbasis webgis.b. Diharapkan dapat meningkatkan peranan sektor wisata kuliner sebagai sumber pendapatan daerah asli (PAD) dan lapangan pekerjaan.

c. Memudahkan kepada pengguna untuk mencari informasi serta lokasi wisata kuliner yang ada di Kota Depok.

d. Menjadikan sebuah sarana kepada pengusaha kuliner yang ada di kota depok untuk memasarkan produk kulinernya secara online.

7. Metode PenelitianMenurut Hasibuan (2007) Metodologi penelitian adalah langkah atau tahapan perencanaan dengan bantuan beberapa metode, teknik, alat (tools) dan dokumentasi dengan tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalkan resiko kegagalan dan membantu menekankan pada proses atau sasaran penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

7.1. Metode Pengumpulan Data

a. ObservasiGuba dan Lincoln (1981) mengemukakan beberapa alasan penggunaan teknik observasi: Pertama, teknik ini didasarkan atas pengamatan secara langsung, kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat sendiri, kemudian mencatat kejadian sebagaimana terjadi, ketiga, pengamatan memungkinkan mencatat peristiwa dalam situasi berkaitan dengan pengetahuan yang diperoleh dari data, keempat, pengamatan merupakan alternatif menghindari bias data, kelima, memungkinkan memahami situasi-situasi yang rumit.

Disamping itu teknik observasi merupakan teknik penelitian melalui penjajakan lapangan berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik dan keadaan alam, sedangkan yang dimaksud dengan penilaian keadaan lapangan adalah untuk menilai keadaan, situasi, latar dan konteksnya lebih spesifik lagi observasi dikatakan sebagai penelitian dengan cara pengindraan yaitu mengamati.b. Wawancara Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden dengan bercakap-cakap secara tatap muka, wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas seperti yang dinyatakan oleh Creswell (Rachmawati, 2008).

c. Studi Pustaka

Memperoleh informasi dari penelitian terdahulu merupakan langkah yang penting dan harus dilakukan dalam penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara menelusuri data dan informasi yang ada dan menelaahnya secara tekun (Nazir, 2005), dengan cara membaca buku-buku, jurnal, skripsi, maupun referensi lainnya yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.

7.2. Metode Pengembangan SistemMetode pengembangan sistem yang dipakai dalam penelitian skripsi ini adalah metode berorientasi objek dengan model pengembangan Rapid Application Development (RAD) yang memiliki tahapan-tahapan, yaitu perencanaan syarat-syarat, workshop design, dan implementasi (Kendall & Kendall, 2008):

a. Requirements Planning

b. Design Workshop

c. Implementation

Dalam metode pengembangan sistem ini menggunakan UML (Unified Modelling language) sebagai tools-nya (Whitten et al. 2004):

a. Use case diagram;b. Class diagram;c. Statechart Diagram;

d. Sequence Diagram, dan

e. Activity Diagram

8. Kerangka Berpikir Penelitian

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Penelitian9. Jadwal Penelitian

10. Kajian Teori/Pustaka AwalA. Definisi Rancang Bangun

Kata Rancang merupakan kata kerja dari merancang yakni mengatur segala sesuatu (sebelum bertindak, mengerjakan, atau melakukan sesuatu) atau merencanakan sedangkan perancangan merupakan kata benda yang memilki arti proses perbuatan merancang. Sedangkan Rancang Bangun dapat diartikan sebagai merancang atau mendesain suatu bangunan (KEMDIKNAS, 2008).

Perancangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Perancangan itu adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik. Fase ini adalah inti teknis dari proses rekayasa perangkat lunak. Pada fase ini elemenelemen dari model analisa dikonversikan. Dengan menggunakan satu dari sejumlah metode perancangan, fase perancangan akan menghasilkan perancangan data, perancangan antarmuka, perancangan arsitektur dan perancangan prosedur. Banyak langkah yang perlu dilakukan dalam perancangan perangkat lunak. Langkah-langkah tersebut menggambarkan struktur data, struktur program, karakteristik antarmuka dan detail prosedur yang merupakan sintesa dari keperluan-keperluan informasi (Pressman, 2010).

Perancangan merupakan tahap persiapan untuk rancang bangun implementasi suatu sistem, yang menggambarkan bagaimana suatu system dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi termasuk mengkonfigurasikan komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.

Perancangan dapat diartikan sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu-kesatuan yang utuh dan berfungsi (Jogiyanto, 2002).

B. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi

1. Definisi Sistem Informasi GeografiMenurut Aronoff yang dikutip oleh Prahasta (2005), Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.

Sedangkan menurut Raper (1994) Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem informasi yang dapat memadukan informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

Sistem Informasi Geografi dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengolahannya. Sistem informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survei lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan sistem informasi geografi otomatis telah menggunakan computer sebagai sistem pengolahan data melalui proses digitasi (Prahasta, 2005).2. Komponen Sistem Informasi GeografiMenurut Prahasta (2005) komponen Sistem Informasi Geografis adalah sebagai berikut:a. Perangkat keras

Perangkat keras sering digunakan untuk SIG adalah Komputer (PC desktop), mouse, digitizer, printer, plotter (untuk pengolahan) dan scanner untuk konversi data kedalam bentuk digital.b. Perangkat lunak

Perangkat lunak SIG menyediakan fungsi untuk masukan, menyimpan, menganalisis dan menampilkan data dalam bentuk geografis.c. Data dan informasi geografis

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data yang diperlukan baik secara tidak langsung maupun mengimpornya dari perangkat lunak SIG lainnya maupun secara langsung dengan cara digitasi data spasial dari peta dan masukan data atributnya dari table dan laporan dengan menggunakan keyboard.

d. User dan management

Proyek SIG akan berhasil jika diatur dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian untuk setiap tahapan implementasi SIG.3. Manfaat Penyimpanan dan Pengolahan Data Digital dengan SIG

SIG yang berbasis komputer, dalam arti data-data yang tersimpan didalamnya memiliki format digital, memiliki berbagai kelebihan yaitu (Prabowo et al. 2002):a. Variasi tampilan data.

Data digital memiliki variasi tampilan yang hampir tidak terbatas. Bentuk, warna, ukuran dari garis, simbol, dan teks yang tersaji dalam peta bisa dibuat bervariasi sesuai dengan apapun keinginan pembuat. Disamping itu tema peta dapat diubah dengan sangat cepat dan direproduksi dalam jumlah berapapun dalam waktu singkat.

b. Keanekaragaman dan Kombinasi.

Data digital spasial memungkinkan dikombinasikan atau diintegrasikan data lain baik spasial maupun non spasial, sehingga dapat menghasilkan keluaran yang sangat beranekaragam. Misalnya peta kualitas lahan, dikombinasikan dengan peta persil tanah, dapat digunakan untuk menaksir harga lahan, selain itu juga peta kualitas lahan juga dapat dikombinasikan dengan tabel persyaratan tumbuh tanaman, dapat menghasilkan peta tingkat kesesuaian lahan untuk jenis tanaman tertentu.

c. Efisiensi

Satu set data digital dapat diakses secara bersama-sama oleh beberapa orang sekaligus untuk dianalisis yang berbeda.

d. Pembaharuan

Data digital relatif lebih mudah diperbaharui, dengan fasilitas editing yang ada. Tidak seperti peta manual yang harus digambar ulang secara keseluruhan, pada peta digital data terbaru tinggal ditambahkan saja pada posisi-posisi yang akan diperbaharui. Dengan demikian peta digital dapat dijaga untuk selalu baru.

C. SIG Berbasis WebSIG berbasis web yaitu suatu aplikasi berbasis SIG yang dapat dijalankan dan diaplikasikan pada suatu web browser apakah aplikasi tersebut dalam suatu jaringan komputer global yaitu internet ataupun dalam jaringan computer berbasis Local Area Network (LAN) atau dalam suatu Personal Computer (PC) namun memiliki dan terkonfigurasi dalam setting jaringan dalam web server (Prahasta, 2007).

SIG berbasis web merupakan teknologi dalam menempatkan dan menyajikan peta melalui internet yang dapat memberikan informasi mengenai lokasi tertentu kepada user. SIG berbasis web biasa juga dibuat sebagai perangkat pengawasan (monitoring) sebuah pelaksanaan pekerjaan atau proyek khususnya yang menyangkut masalah ruang. SIG berbasis web memanfaatkan fungsi interaktivitas yang ada pada aplikasi GIS ke dalam bentuk web.

11. Kajian Pustaka Awal[Bappeda Depok] Badan Pembangunan dan Perencanaan Daerah. 2010. Membangun Pariwisata Sebagai Unggulan Kota. Depok: Bappeda Depok.

[DTRPK Depok] Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Depok. 2010. Penyusunan Naskah Akademis Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok Tahun 2011 2031. Depok: DTRPK Depok.

[Kemdiknas] Kementerian Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Kemdiknas.

[Pemkot Depok] Pemerintah Kota Depok. 2012. Profil Kota Depok. Depok: Pemkot Depok.

Andayani N, Satryanto E, Yuwono W. . Pembuatan Directory Website Wisata Kuliner Berbasis JSP. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Beedasy J, Whyatt D. 1999. Diverting The Tourists: a Spatial Decision-Support System For Tourism Planning on a Developing Island, International Journal of Applied Earth Observation and Geoinformation, Vol 1, Issues 34, pp 163174.

ChangG,Caneday L. 2011. Web-based GIS in tourism information search: Perceptions, tasks, and trip attributes. Tourism Management, Vol 32, Issue 6, pp 1435-1437.

Crespo AG, Chamizo J, Rivera I, Mencke M, Palacios RC, Berbs JMG. 2008. SPETA: Social pervasive e-Tourism advisor. Telematics and Informatics, Vol 26, Issue 3, pp 306315.Hamdani. 2010. Sistem Pendukung Keputusan Wisata Kuliner Dengan Visualisasi Geografi. Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Mulawarman.Jogiyanto HM. 2002. Perancangan Sistem Informasi. Andi: Yogyakarta.

Prabowo D, Nugroho AT, Palapa J, Ardiansyah H. 2002. Modul Pengenalan GIS , GPS & Remote Sensing. Departement GIS Forest Watch Indonesia.

Prahasta E. 2005. Sistem Informasi Geografis; Konsep-Konsep Dasar Informasi Geografis. Bandung: Informatika Bandung.

Prahasta E. 2007. Sistem Informasi Geografis: Membangun Aplikasi Web-Based GIS dengan MapServer. Bandung: Informatika.

Rachmawati V, Wirawan S. 2010. Aplikasi Web Pemetaan Informasi Wisata Sejarah Dan Budaya Pada Wilayah DKI Jakarta. Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma.

Song H, Li G. 2008. Tourism demand modelling and forecastingA review of recent research, Tourism Management, Vol 29, Issue 2, pp 203220.

Virdhani, Marieska Harya. 2011. Depok Andalkan Perkembangan Industri Kreatif. Jakarta: Okezone Ekonomi.

Wber KW. 2003. Information supply in tourism management by marketing decision support systems, Tourism Management, Vol 24, Issue 3, pp 241255.20

_1393719545.vsdPengembangan Sistem

Mulai

Fase Perencanaan Syarat Syarat

Fase Workshop Design

Fase Implementasi

Selesai

Melakukan Pengumpulan Data

Wawancara

Studi Pustaka

Observasi

Informasi Mengenai Wisata Kuliner

Identifikasi Kebutuhan User

Perancangan Darabase

Perangcangan Sistem usulan

Perancangan Interface

Coding

Pemasukan Data

Blackbox Testing

Instalasi