36
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PADA KPP PENANAMAN MODAL ASING DUA Diajukan oleh: TEGUH PURWANTO NPM. 09460005152

Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

TANGERANG SELATAN

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF TERHADAP

PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PADA

KPP PENANAMAN MODAL ASING DUA

Diajukan oleh:

TEGUH PURWANTO

NPM. 09460005152

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan

Pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

2011

Page 2: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

TANGERANG SELATAN

TANDA PERSETUJUAN

RENCANA SKRIPSI

NAMA : TEGUH PURWANTO

NOMOR POKOK MAHASISWA : 09460005152

BIDANG SKRIPSI : SEMINAR PERPAJAKAN

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH TINDAKAN

PENAGIHAN AKTIF TERHADAP

PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

PADA KPP PENANAMAN MODAL

ASING DUA

Mengetahui MenyetujuiKepala Bidang Akademis Pendidikan Akuntan,

Dosen Pembimbing,

Dra. Lies Sunarmintyastuti, M.M. .................................................NIP 195705201982022001 NIP .........................................

Page 3: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Halaman Judul.....................................................................................................i

B. Tanda Persetujuan Rencana Skripsi...................................................................ii

C. Daftar Isi...........................................................................................................iii

II. BAGIAN ISI............................................................................................................1

A. Tujuan dan Pendekatan Penyusunan Skripsi......................................................1

B. Metodologi Penelitian........................................................................................1

C. Rencana Daftar Isi..............................................................................................2

D. Sinopsis..............................................................................................................4

E. Ringkasan Isi Tiap Bab......................................................................................8

F. Rencana Daftar Pustaka....................................................................................10

G. Garis Besar Rencana Checklist Penelitian........................................................11

III. PENUTUP..............................................................................................................19

A. Rencana Aktivitas Penyusunan Skripsi dan Periode Pelaksanaan...................19

B. Rencana Kontinjensi.........................................................................................19

Page 4: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

BAGIAN ISI

A. Tujuan dan Pendekatan Penyusunan Skripsi

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah:

1. mengetahui proses tindakan penagihan aktif pada KPP PMA Dua;

2. mengetahui kondisi tunggakan pajak pada KPP PMA Dua;

3. mengetahui pengaruh tindakan penagihan aktif terhadap pencairan tunggakan

pajak pada KPP PMA Dua;

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dugaan atau hipotesis awal yang akan

disajikan selanjutnya. Untuk melaksanakan uji hipotesis tersebut penulis mengolah

berbagai data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian dengan menggunakan

metode kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan

data dilakukan melalui dua metode, yaitu :

1. Metode penelitian kepustakaan (library research)

Penelitian kepustakaan adalah cara penelitian dengan mengumpulkan, membaca

dan memahami berbagai literatur, artikel, dan dokumen-dokumen lain yang

mungkin terkait dengan materi penulisan skripsi.

1

Page 5: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

2

2. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dilakukan dengan wawancara dan mengumpulkan data-data

yang berkaitan yang hendak diteliti. Penulis akan melakukan penghitungan

kuantitatif dalam menganalisis data dan informasi yang berupa data sekunder.

Data-data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan bantuan program

statistik sehingga diperoleh kesimpulan mengenai pengaruh transfer pricing

terhadap penerimaan pajak.

C. Rencana Daftar Isi

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

TANDA LULUS UJIAN MEMPERTAHANKAN SKRIPSI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

B. Ruang Lingkup Penelitian

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Sistematika Pembahasan

Page 6: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum Perpajakan di Indonesia

B. Pemeriksaan Pajak

C. Penagihan Pajak

D. Telaah Penelitian Sebelumnya

E. Hubungan Tindakan Penagihan Aktif Terhadap Pencairan

Tunggakan Pajak

F. Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

B. Kisi-Kisi Penelitian

C. Populasi dan Sampling

D. Teknik Pengambilan Sampel

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

B. Pengujian Hipotesis

C. Hasil Pengolahan Data Penelitian

D. Interpretasi dan Pembahasan

E. Keterbatasan Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

Page 7: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

4

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

D. Sinopsis

Indonesia adalah salah satu Negara di dunia yang mendanai sebagian besar

pemerintahan dan pembangunannya dari penerimaan pajak. Setiap tahun target

penerimaan pajak yang dianggarkan dalam APBN mengalami peningkatan sesuai

dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dan tuntutan akan peningkatan kemandirian

pembiayaan pemerintahan dan pembangunan nasional.

Untuk mencapai amanat APBN, Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana

tertuang dalam visinya yaitu menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan

sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya

masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi; mengemban misi yang

spesifik untuk terwujudnya visi tersebut. Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah

menghimpun penerimaan Negara berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang

mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.

Sebelum tahun 1983, sistem perpajakan Indonesia menggunakan official

assessment system. Kemudian ada pembaruan dalam sistem perpajakan yang ideal

sesuai dengan perkembangan ekonomi dan tuntutan keadilan bagi Wajib Pajak yaitu

self assessment system. Penyempurnaan itu tidak berhenti sampai tahun tersebut,

melainkan terus berlanjut pada 1994, 1997, dan 2001.

Page 8: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

5

Pembaruan itu menyangkut kebijakan perpajakan (tax policy), administrasi

perpajakan (tax administration), dan undang-undang perpajakan (tax law) yang saling

berhubungan satu sama lain, bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan

atau target perolehan penerimaan pajak bagi negara secara optimal. Ketiga unsur

tersebut saling menunjang satu sama lain, dan tidak bisa dipisahkan. Ketiga unsur

tersebut harus sama kuat dan sama stabil sehingga dapat menopang sistem perpajakan.

Selain tanggung jawab untuk menghimpun penerimaan, Negara memberikan

kewenangan melalui undang-undang pada Direktorat Jenderal Pajak untuk bertindak

sebagai law enforcement agent. Tiga hal yang termasuk tindakan penegakan hukum

(law enforcement) yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah tindakan

pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pajak. Ketiga hal tersebut adalah alat bagi

Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak selain setoran dari

pembayaran pajak secara sukarela (voluntary compliance).

Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji

kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka melaksanakan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan sebagai konsekuensi dari pelaksanaan self

assessment system, sehingga dapat meningkatkan penerimaan negara untuk

pembiayaan pengeluaran umum dengan demikian fungsi pemeriksaan merupakan

bagian yang terpenting dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

“Penegakan hukum (law enforcement) dilakukan dengan pemeriksaan,

penyidikan, dan penagihan. Sistem pemeriksaan harus dapat mendorong kebenaran

dan kelengkapan pelaporan penghasilan, penyerahan, dan pemotongan, pemungutan

serta penyetoran pajak oleh Wajib Pajak” (Mansury, 2005). Norman (1973;68)

Page 9: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

6

menekankan bahwa pemeriksaan pajak memberikan pengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, yaitu dapat

mencegah terjadinya penyelundupan pajak oleh Wajib Pajak yang diperiksa. Pendapat

tersebut diatas menunjukkan bahwa, pemeriksaan pajak merupakan merupakan bagian

vital dari fungsi pengawasan dalam sistem self assessment. Tujuan pemeriksaan

adalah menguji kebenaran pajak terutang yang dilaporkan Wajib Pajak berdasarkan

data, informasi dan bukti pendukung. Dalam meningkatkan kepatuhan sukarela dari

Wajib Pajak diperlukan keadilan dan keterbukaan dalam menerapkan ketentuan

perpajakan, kesederhanaan ketentuan perpajakan, dan prosedur perpajakan dengan

pelayanan prima terhadap Wajib Pajak yang melaksanakan kewajiban perpajakan,

disamping pengawasan dan penegakan hukum diatas.

Pemeriksaan pajak yang dilakukan secara professional dengan berpegang teguh

pada undang-undang perpajakan mempunyai pengaruh menghalang-halangi

(deterrence effect) wajib pajak melakukan tax evasion; baik wajib pajak yang sedang

diperiksa, maupun wajib pajak lainnya sehingga mereka akan berusaha untuk patuh.

(Nurmantu, 2003: 153)

Oleh karena itu pelaksaanaan pemeriksaan harus dilakukan secara efektif

dengan tetap berpegang pada keadilan, kepastian hukum, pembinaan serta

keseimbangan antara hak dan kewajiban wajib pajak dan aparat pajak. Jika tidak

maka pemeriksaan tersebut hanya akan menghasilkan suatu ketetapan yang pada

akhirnya akan menambah jumlah tunggakan pajak yang sulit untuk dicairkan.

(Gunadi, 2004: 117)

Page 10: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

7

Keberhasilan pemungutan pajak dengan tingkat efektivitas dan efisiensi tinggi

ditentukan oleh banyak faktor. Prawiro (1998:47) menguraikan bahwa keberhasilan

pelaksanaan sistem perpajakan nasional dipengaruhi oleh empat faktor sebagai

berikut:

1. Sistem perpajakan khususnya menyangkut perangkat undang-undang dan

peraturan perpajakan lainnya termasuk aparat pelaksananya.

2. Sistem penunjang misalnya sistem pembukuan, akuntansi dan mekanisme

penghitungan pajak yang andal, profesionalisme aparat dan ketersediaan sarana

dan prasarana lainnya.

3. Faktor-faktor eksternal seperti faktor ekonomi, social, budaya dan politik.

4. Masyarakat khususnya wajib pajak, termasuk di dalamnya sistem informasi

dalam arti seluas-luasnya; tingkat kesadaran dan kepatuhan.

Pada paparan kepada media massa disebutkan bahwa tunggakan pajak per 30

Juni tahun 2010 adalah Rp 59,69 triliun. Melihat jumlah tunggakan pajak yang sangat

besar tersebut, potensi penerimaan pajak yang dapat dicairkan melalui tindakan

penagihan masih cukup signifikan.

Apabila tindakan penegakan hukum melalui penagihan aktif dapat terlaksana

secara efektif dan efisien, maka pencairan tunggakan saja telah berkontribusi sebesar

7,1% dari seluruh target penerimaan sebesar Rp 839,5 triliun pada tahun 2011.

Pemerintah menyadari bahwa upaya-upaya pelaksanaan penegakan hukum

dalam bidang perpajakan harus memerhatikan keseimbangan hak dan kewajiban

aparat dan wajib pajak; sehubungan dengan hal tersebut peraturan perundangan yang

mengatur tentang pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pajak sebagai unsure-unsur

Page 11: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

8

dari law enforcement mengalami beberapa kali penyempurnaan, sebagaimana telah

tercantum dalam Undang-undang nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan

Tatacara Perpajakan.

Perubahan tersebut mengindikasikan keseriusan pemerintah dalam

merealisasikan pencairan tunggakan pajak tanpa mengabaikan hak-hak wajib pajak.

Perubahan terhadap undang-undang tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas

ketetapan pajak dan meningkatkan persentase pencairan tunggakan pajak dari

ketetapan maupun utang pajak lainnya.

Dari paparan di atas mengenai pentingnya peran penerimaan pajak bagi APBN,

tingginya jumlah tunggakan pajak dari tahun ke tahun dan usaha penegakan hukum

dalam bidang perpajakan melalui pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pajak maka

penulis bermaksud mengangkat topik tersebut dalam skripsi dengan judul

“ANALISIS PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF TERHADAP

PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PADA KPP PENANAMAN MODAL

ASING DUA”.

E. Ringkasan Isi Tiap Bab

Skripsi ini direncanakan akan terdiri dari lima bab, dimana tiap-tiap bab

tersebut akan berisi pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian,

ruang lingkup penelitian, identifikasi masalah penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan yang

Page 12: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

9

menggambarkan garis besar/pokok-pokok pembahasan secara

menyeluruh.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai teori-teori yang

diambil dari literatur-literatur dan bacaan-bacaan yang dianggap

relevan. Penulis akan menjelaskan mengenai pengertian pajak dan

fungsi pajak, self assessment sistem dan official assesment sistem,

kepatuhan wajib pajak, dan penagihan pajak beserta pentingnya

peranan penagihan pajak dalam administrasi perpajakan. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan penjelasan

secara deskriptif yang mengungkapkan dan menjelaskan subjek dan

objek penelitian sesuai data yang diperoleh..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan menguraikan mengenai deskripsi objek penelitian,

metode penelitian, hipotesis, populasi dan teknik pengambilan sampel

penelitian, variabel penelitian dan pengukurannya, serta pengujian atas

hipotesis yang telah disebutkan sebelumnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI

Dalam bab ini penulis akan menjabarkan mengenai deskripsi data hasil

penelitian dengan melaporkan hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan

pembahasan.

Page 13: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

10

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir ini, penulis akan mengambil simpulan berdasarkan

analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dan mencoba

memberikan saran-saran perbaikan yang penulis pandang perlu.

F. Rencana Daftar Pustaka

Literatur yang akan digunakan penulis sebagai referensi dalam penyusunan

skripsi ini adalah:

Advianto, Hari. (2010). Modul Tindakan Penagihan Pajak. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Pajak.

Arens, Alvin. A, and James K. Loebbecke. (2006). Auditing: An Intregated Approach 11th ed. New Jersey: Prentice Hall.

Brotodihardjo, R. Santoso. (1989). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Eresco.

Fred N. Kerlinger. (2004). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Gunadi. “Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak (Tax Compliance)”, Jurnal Perpajakan Indonesia, Volume 4, Nomor 5, Februari 2005.

Ismawan, Indra. ( 2001). Memahami Reformasi Perpajakan 2000. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Kurniawan, Anang Mury dan Paryan. (2010). Modul Administrasi Penagihan Pajak. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Pajak.

Mansury. (2002). Pajak Penghasilan Lanjutan. Jakarta: Yayasan Pengembangan dan Penyebaran Pengetahuan Perpajakan.

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. (1998). Auditing. Edisi Kelima Buku I dan II, Jakarta: Salemba Empat.

Page 14: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

11

Norman, D Nowak. (1973). Tax Administration in Theory and Practice. USA: Preager Publishers.

Sekaran, U. Research Methods For Business 4th Ed, New York: John Wiley.

Sumitro, Rochmat. (1979). Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, Eresco, Bandung.

Resmi , Siti. (2003). Perpajakan, Jakarta: Salemba Empat.

Williams, Thomas A., (2006). Statistics For Business and Economics 10th Ed, New Jersey: Prentice Hall.

Peraturan:

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi Dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan Dan Penyidikan Pajak, Dan Kantor Penyuluhan Dan Pengamatan Potensi Perpajakan.

Jurnal Acuan:

Ginting, Riskon. (2006). Pengaruh Pemberian Surat Penagihan terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak Penghasilan di Tiga Kantor Pelayanan Pajak. Jurnal Ekonomi & Bisnis, 11-20.

G. Garis Besar Rencana Checklist Penelitian

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dugaan atau hipotesis awal yang akan

disajikan selanjutnya. Untuk melaksanakan uji hipotesis tersebut penulis mengolah

berbagai data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian dengan menggunakan

metode kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif.

Seluruh kajian teoritis yang akan dipaparkan pada karya tulis ini dikumpulkan

untuk membangun desain penelitian yang dapat ditampilkan sebagai berikut:

Page 15: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

12

Gambar III.1

Desain Penelitian

Adapun tolok ukur yang digunakan untuk menilai pelaksanaan penagihan aktif

di KPP Penanaman Modal Asing Dua antara lain adalah sebagai berikut :

Penerimaan Pajak

Pembayaran rutin/sukarela

Pembayaran Utang Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak

Efisiensi dan Efektivitas Kegiatan Penagihan Aktif

Sebelum Jatuh Tempo

Saat Jatuh Tempo

Sesudah Jatuh Tempo

Pencairan/Pelunasan

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Page 16: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

13

Tabel III.1

Tolok Ukur Pelaksanaan Penagihan Aktif

No. Jenis Tindakan Penagihan Aktif Daftar

Cek

Jumlah Tindakan pada

Tahun-tahun Observasi

1. Surat Teguran √ / x

2. Surat Paksa √ / x

3. Surat Perintah Melakukan

Penyitaan (SPMP)

√ / x

4. Surat Pemberitahuan Lelang √ / x

5. Pelaksanaan Pencegahan √ / x

6. Pelaksanaan Penyanderaan √ / x

Tabel III.2

Rincian Pelaksanaan Penagihan Aktif

Tahun

Pajak

Triwulan Tindakan Penagihan Aktif yang Dilakukan

Jml Surat Teguran Jml Surat

Paksa

Jml SPMP Jml Pengumuman

Lelang

Lelang

2009 I

II

III

IV

2010 I

II

III

IV

Sedangkan tolok ukur yang digunakan untuk menilai pengaruh tindakan

penagihan aktif terhadap tingkat pencairan tunggakan pajak tersaji pada tabel berikut :

Page 17: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

14

Tabel III.3

Tolok Ukur Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak

Tahun

Pajak

Triwulan Jumlah

Tunggakan

Pajak

Pencairan Tanpa

Penagihan Aktif

Pencairan

Akibat

Penagihan Aktif

Saldo Akhir

Tunggakan Pajak

Persentase

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (6/3)

2009 I

II

III

IV

2010 I

II

III

IV

Sebagaimana dituliskan oleh Gunadi (2004:116), pada akhirnya tolok ukur dari

sistem perpajakan yang bagaimanapun akan dinilai dari besar kecilnya penerimaan ke

kas Negara, baik yang dibayar secara sukarela (voluntary compliance) maupun yang

dipungut oleh petugas pajak melalui tindakan penagihan aktif.

Dugaan awal penelitian ini adalah bahwa kurang efektifnya penegakan hukum

dalam bidang perpajakan (pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan pajak) serta

faktor-faktor eksternal seperti kondisi perekonomian dan pertumbuhan yang kurang

positif ikut memengaruhi jumlah wajib pajak yang tidak mampu melunasi kewajiban

perpajakannya. Karena itu pemeriksaan yang menghasilkan penerbitan ketetapan

harus dilakukan secara efektif dengan tetap berpegang pada keadilan, kepastian

hukum, pembinaan serta keseimbangan antara hak dan kewajiban wajib pajak dan

Page 18: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

15

aparat pajak. Jika tidak, pemeriksaan dan ketetapan tersebut hanya akan menambah

jumlah piutang pajak yang tertunggak dan sulit untuk dicairkan.

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar III.2

Model Penelitian

Keterangan :

X : Tindakan Penagihan Aktif yang meliputi penerbitan Surat Teguran,

Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP), Surat

Pemberitahuan Lelang, Pencegahan, dan Penyanderaan.

Y : Pencairan Tunggakan Pajak akibat tindakan penagihan aktif.

2. Definisi Operasional

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk menentukan pengaruh

variabel tindakan penagihan aktif terhadap pencairan tunggakan pajak. Dalam rangka

memberikan penilaian terhadap efektivitas penagihan aktif, unsur-unsur yang menjadi

perhatian adalah jumlah surat teguran, jumlah surat paksa, jumlah penyitaan,

lelang, pencegahan serta penyanderaan.

Jumlah surat-surat yang diterbitkan KPP PMA Dua sebagai pelaksanaan

tindakan penagihan aktif.(X)

Pencairan tunggakan pajak akibat tindakan

penagihan aktif.(Y)

Page 19: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

16

Pencairan tunggakan pajak diukur dari pembayaran utang pajak yang

dilakukan oleh wajib pajak setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau

setelah melewati jangka waktu tigapuluh hari sejak tanggal surat ketetapan

disampaikan.

3. Rencana Kisi-Kisi Penelitian

Penelitian ini mencoba menganalisis pengaruh tindakan penagihan aktif

terhadap pencairan tunggakan pajak pada KPP Penanaman Modal Asing Dua. Dalam

menganalisis hal tersebut, penulis akan memperhatikan skripsi sebelumnya yang

mirip dengan bahasan penulis, yaitu Skripsi atas nama I Gede Wirawiweka di

Universitas Indonesia pada tahun 2007 dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas

Penetapan dan Tindakan Penagihan Aktif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di

Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Pusat“.

4. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang penting dan mutlak perlu dalam penelitian ilmiah.

Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan dua variabel atau

lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative), dan

menghubungkan secara umum maupun secara khusus variabel yang satu dengan

variabel yang lain (Fred N. Kerlinger, 2004:30).

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh signifikan dari tindakan penagihan aktif terhadap

pencairan tunggakan pajak.

Page 20: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

17

H1 : Ada pengaruh signifikan dari tindakan penagihan aktif terhadap

pencairan tunggakan pajak.

Hipotesis awal tersebut akan diuji secara statistik dengan bantuan program

aplikasi SPSS 17.

5. Rencana Populasi, Sampel, dan Pengambilan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini menggunakan purposive sampling method; sesuai dengan

namanya sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Wajib Pajak diambil

sebagai sampel karena penulis menganggap bahwa Wajib Pajak tersebut memiliki

informasi yang diperlukan bagi penelitian ini. Dua jenis sampel ini dikenal dalam

purposive sampling method adalah judgement sampling dan quota sampling.

Adapun jenis purposive sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

judgement sampling.

Dalam judgement sampling, sampel dipilih berdasarkan penilaian penulis bahwa

elemen populasi tersebut paling baik untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk

mencapai tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh penagihan aktif terhadap

pencairan tunggakan pajak maka penulis menilai bahwa sampel yang dapat

menunjang tercapainya tujuan penelitian ini adalah Wajib Pajak yang memiliki

tunggakan pajak besar, dengan setoran PPh Badan signifikan. Jadi, judment sampling

umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai

“information rich”(=memiliki tunggakan pajak dengan jumlah yang signifikan).

Page 21: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

18

6. Rencana Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode

kuantitatif dengan menggunakan data-data sekunder, dimana data didapat dari

organisasi objek observasi yaitu KPP Penanaman Modal Asing Dua untuk tahun pajak

2009 dan 2010.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam karya tulis ini adalah

dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengolah informasi dari

dokumen-dokumen yang bersumber dari buku, majalah, karya ilmiah terdahulu,

internet, peraturan perundangan dalam bidang perpajakan yang berkaitan dengan topic

tulisan, serta catatan-catatan administrasi yang dilakukan oleh jurusita dan

penatausaha piutang pajak.

7. Rencana Teknik Pengolahan Data Penelitian

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab

permasalahan penelitian adalah regresi berganda yaitu mengetahui bentuk dan

pengaruh antara variabel dengan rumus:

Y = a + bX (Fred N. Kerlinger, 2004:974)

Dimana

Y : subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a : harga bila Y=0

b : angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau

penurunan variabel dependen

X : subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

Page 22: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

PENUTUP

A. Rencana Aktivitas Penyusunan Skripsi dan Periode Pelaksanaan

Rencana aktivitas dan periode pelaksanaan penyusunan skripsi yang dirancang

oleh penulis adalah sebagai berikut:

Usulan Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agst 2011 Sep 2011

Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan Outline        

Penyusunan BAB I        

Penyusunan BAB II        

Penyusunan BAB III        

Penyusunan BAB IV  

Penyusunan BAB V      

Tahap Penyelesaian

Jadwal tersebut telah disesuaikan dengan Jadwal Skripsi dan Ujian

Komprehensif Program Diploma IV Semester X Akuntansi Tahun 2011 yang

diumumkan oleh Sekretariat Diploma IV STAN.

B. Rencana Kontinjensi

Jika dalam penyusunan skripsi ini penulis menemui hambatan baik dalam

pengumpulan data maupun dalam pembahasan masalah, maka akan dilakukan

perubahan-perubahan dari rencana skripsi yang telah disusun. Perubahan-perubahan

19

Page 23: Proposal Skripsi Mr.t-penagihan

20

tersebut meliputi perubahan objek penelitian, perubahan metode penelitian, perubahan

pendekatan penyusunan skripsi, atau perubahan judul, bab dan subbab skripsi.

Sesuai dengan ketentuan resmi penyusunan skripsi, sebelum melakukan

perubahan-perubahan diatas penulis akan mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan

dosen pembimbing dan akan melaporkan pada lembaga jika terjadi perubahan yang

signifikan.