15
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAk) PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DI RUANG SENA RSJD SURAKARTA 1. Latar Belakang Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia sering sekali diikuti dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain. 2. Pengertian Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987). Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa didukung oleh stimulus yang nyata dengan kata lain

Proposal Tak Hal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mm

Citation preview

Page 1: Proposal Tak Hal

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAk)

PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DI RUANG SENA RSJD SURAKARTA

1. Latar Belakang

Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia sering sekali diikuti dengan

gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien

menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan

halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.

Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok

(TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi

dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien

yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien

dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

2. Pengertian

Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang

(stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987).

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa didukung oleh stimulus

yang nyata dengan kata lain klien menginterprestasikan tanpa adanya raangsangan dari

luar (Budi Anna Keliat, 2005).

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan

internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien member persepsi atau

pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata (Direja, 2011).

Jenis Halusinasi

Menurut Stuart (2007), jenis halusinasi antara lain :

a. Halusinasi pendengaran (auditorik) 70%. Karakteristik ditandai dengan mendengar

suara, teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang

sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk

melakukan sesuatu.

Page 2: Proposal Tak Hal

b. Halusinasi penglihatan (Visual) 20%. Karakteristik dengan adanya stimulus

penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun

dan / atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau

menakutkan.

c. Halusinasi penghidu (olfactory). Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk,

amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau feses. Kadang – kadang

terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan

dementia.

d. Halusinasi peraba (tactile). Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau

tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang

dari tanah, benda mati atau orang lain.

e. Halusinasi pengecap (gustatory). Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu

yang busuk, amis dan menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin

atau feses.

f. Halusinasi sinestetik. Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti

darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

g. Halusinasi Kinesthetic. Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

Fase Halusinasi

Fase halusinasi ada 4 yaitu (Stuart dan Laraia, 2001):

a. Tahap 1: halusinasi bersifat tidak menyenangkan

Gejala klinis:

1) Menyeriangai/tertawa tidak sesuai

2) Menggerakkan bibir tanpa bicara

3) Gerakan mata cepat

4) Bicara lambat

5) Diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasikkan

b. Tahap 2: halusinasi bersifat menjijikkan

Gejala klinis:

1) Cemas

2) Konsentrasi menurun

Page 3: Proposal Tak Hal

3) Ketidakmampuan membedakan nyata dan tidak nyata

c. Tahap 3: halusinasi bersifat mengendalikan

Gejala klinis:

1) Cenderung mengikuti halusinasi

2) Kesulitan berhubungan dengan orang lain

3) Perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah

4) Kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk).

d. Tahap 4: halusinasi bersifat menaklukkan

Gejala klinis:

1) Pasien mengikuti halusinasi

2) Tidak mampu mengendalikan diri

3) Tidak mamapu mengikuti perintah nyata

4) Beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas dalam terapi

keperawatan jiwa. Terapi ini berbentuk terapi kelompok dimana klien belajar

mengkomunikasi perasaan positif.

Kelompok kami mengambil TAK dengan stimulasi persepsi pada klien halusinasi

dikarenakan klien yang kami ikut sertakan dalam kegiatan ini mengalami halusinasi.

Metodenya sharing persepsi dan experience, dengan cara klien bertukar pikiran tentang

pengalaman Halusinasi yang dialami. Terapi aktivitas kelompok halusinasi adalah

aktivitas berupa stimulasi dan persepsi,

3. Tujuan

a. Tujuan Umum

Klien mampu melakukan TAK persepsi sensori

b. Tujuan  Khusus

Klien dapat mengenal halusinasi

Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi

Klien mengenal situasi terjadiinya halusinasi

Page 4: Proposal Tak Hal

Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi

4. Kriteria Pasien

a. Klien yang sudah kooperatif dan tenang.

b. Klien tidak cacat fisik atau tidak ada kekurangan anggota tubuh seperti; tangan dan

kaki

c. Klien yang komunikasi verbalnya baik.

d. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan gangguan persepsi sensori:

halusinasi

e. Klien yang bisa membaca dan menulis.

f. Tidak di bawah pengaruh obat, sehingga menghambat aktivitas.

contoh : mengantuk berat, tremor, kehilangan asosiasi.

5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Tempat : Ruang Rehabilitasi RSJD Surakarta

b. Hari/Tanggal : Kamis-Selasa/25 Oktober-29 Oktober 2012

c. Pukul : ± 10.00 – 11.00 Wib (60 menit)

6. Nama Klien

a. Tn. E

b. Tn. P

c. Tn. N

d. Tn. K

e. Tn. Ks

f. Tn. J

7. Metode

a. Diskusi dan Tanya Jawab

b. Bermain Peran/Stimulasi

Page 5: Proposal Tak Hal

8. Media dan Alat

a. Spidol

b. Papan tulis/ whiteboard/flipchart.

c. Lektop

d. Spiker

9. Susunan pelaksanaa. Leaderb. Co-Leaderc. Fasilitatord. Observer

10. Uraian tugas pelaksanaa. Leader

Tugas :

- Memimpin jalannya TAK

- Merencanakan,mengontrol, dan mengatur jalanya terapi

- Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK

- Memimpin diskusi kelompok

- Memberi motivasi kegiatan TAK.

b. Co Leader

- Membuka acara

- Mendampingi leader

- Mengambil alih posisi leader jika leader bloking

- Menggantikan leader jika leader pasif.

c.Observer

- Mengawasi jalanya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,proses sampai

selesai

- Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)

- Mengingatkan waktu kepada Leader atau Co Leader, jika akan selesai

d. Fasilitator

- Memperhatikan kehadiran peserta sebagai role model.

- Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta.

Page 6: Proposal Tak Hal

- Membantu klien dalam kegiatan terapi.

- Memperhatikan keadaan dan sikap para peserta.

11. Setting TAK

a. Terapis dan klien duduk bersamaan membentuk dua barisan

b. Tempat yang tenang dan nyaman

12. Tata tertib dan Program Antisipasi

a. Tata Tertib

Apabila ada klien yang ingin meninggalkan kelompok , harus minta izin

dengan para terapis.

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

b. Program Antisipasi

Memanggil klien.

Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien

lain.

Panggil nama klien

Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan

Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah

dipilih.

1

23

6

6

6

6

6

6

5

44

Keterangan :

1. Papan tulis

2. Leader

3. Co leader

4. Fasilitator

5. Observer

Page 7: Proposal Tak Hal

Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien

tersebut.

Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi

pesan pada kegiatan ini.

13. Langkah-langkah kegiatan:

1. Persiapan

a. Memilih klien dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan sensori perseptual:

halusinasi

b. Membuat kontrak yang jelas dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempatnya.

2. Orientasi

a. Salam Teraputik

1) Salam dari terapis kepada klien

2) Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)

3) Menanyakan nama dan nama panggilan klien (beri papan nama).

b. Evaluasi/Validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal

suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi

terjadinya, dan perasaan klien saat terjadi.

2) Terapis menjelaskan aturan kegiatan:

a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada

terapis.

b) Lama kegiatan 60 menit

c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahapan Kerja

a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal halusinasinya

tentang isi, waktu, situasi pencetus, perasaaan klien dan cara menghardik saat terjadi

halusinasi.

Page 8: Proposal Tak Hal

b) Sebelum permainan setiap klien akan dipersilahkan untuk memperkenalkan diri:

nama lengkap, nama panggilan dan hobi.

c) Fasilitator memberikan balon kepada masing-masing pasangan.

d) Tape recorder di putar dan balon dilempar ke teman disampingnya sampai dengan

lagu berhenti.

e) Klien yang mendapat tugas di minta untuk berdiri dan terapis meminta klien

menceritakan isi, waktu, situasi, frekuensi, dan perasaan klien pada saat mengalami

halusinasi. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.

f) Beri pujian pada klien yang dapat melakukan dengan baik.

g) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, perasaan klien terhadap halusinasi.

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak Lanjut

Terapis menjelaskan kembali mengenai halusinasi yang dialami oleh peserta.

c. Kontrak Yang Akan datang

1) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu tentang: mengontrol halusinasi

dengan cara menghardik.

2) Menyepakati waktu dan tempatnya.

14. Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap

kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.

No Nama KlienMenyebutkan isi halusinasi

Menyebutkan waktu terjadinya

halusinasi

Menyebutkan situasi dan frekwensi yang bisa

menimbulkan halusinasi

Perasan saat terjadi serta akibat yang

halusinasi

1 Tn. E

2 Tn. P

3 Tn. N

Page 9: Proposal Tak Hal

4 Tn. K

5 Tn. Ks

6 Tn. J

Petunjuk:

a) Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK pada kolom.

b) Untuk setiap klien diberi poin/penilaian kemampuan mengenai halusinasi, isi, waktu

terjadinya serta situasi dan perasaanya.

1. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi halusinasi

sesi 1 mengenal halusinasi klien mampu menyebutkan halusinasi (menyuruh

mengikuti suara itu), waktunya (16.30 WIB) dan situasinya (saat sedang melamun

dan mau tidur). perasaan saat halusinasi terjadi (jengkel dan kesal). Anjurkan kepada

klien untuk mengidentifikasi halusinasinya yang timbul dan menyampaikannya

kepada perawat.

15. Anggota kelompok

1. Leader : I made yase sanjaya

2. Co leader : Widiyono

3. Observer : Anggit prakasiwi

4. Fasilitator :1. Maya

2. Tika

3. Desi

Page 10: Proposal Tak Hal

Daftar Pustaka

Kelliat.B A, 2005, Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok, EGC, Jakarta

Maslim. R, 2003, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Bag. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta

Nurjannah I, 2004, Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia, Yogyakarta

Tim keperawatan jiwa, 2009, Panduan praktikum keperawatan jiwa,stikes jenderal a yani yogyakarta

Direja ade HS, 2011, Buku Asuhan Keperawatan Jiwa, Nuha Medika, Yogyakarta

Page 11: Proposal Tak Hal

PROPOSAL

Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)

Pada Pasien dengan Halusinasi

Oleh

Kelompok Ruang Sena