Upload
thieach
View
4
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PE NDAHULUANPENGERTIAN TAK
definisi ;Terapi aktivitas kelompok salah satu terapi modalaitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mepunyai masalah keperawatan yang sama.akivitas digunakansebagai repi, dan kelompok diogunakan target asuhan.jenis TAK; 1} terapi aktivitas kelompok sosialisasi2} terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi3} terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi4} terapi aktivitas kelopok orientasi realita
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: ORIENTASI REALITA
Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitaas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
TUJUANTujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:
1.Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada2.Klien mengenal waktu dengan tepat.3.
Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat.
AKTIVITAS DAN INDIKASI
Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang lain, tempat, dan waktu.
TAK ORIENTASI (disorientasi) REALITAS
Sesi 1.: Pengenalan Orang
Tujuan
1.
Klien mampu mengenal nama-nama perawat.2.
Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.
Setting
1.
Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.2.
Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1.
pan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK2.
Spidol3.
Bola tennis4.
Tape rcorder5.
kaset “dangdut”
Metode
1.
Dinamika kelompok2.
Diskusi dan Tanya jawab
Langkah Kegiatan
1.
Persiapan
- memilih klien sesuai dengan indikasi
-membuat kontrak dengan klien
-mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2.
Orientasi
1.
salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2.
evaluasi/ validasi
menanyakan perasan klien saat ini.
3.
Kontrak1.
terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang2.
terapis menjelaskan atuaran main berikut:
-jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
-Lama kegiatan 45 menit
-Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3.
Tahap Kerja
1.
terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien2.
terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal3.
terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di depan papan nma yang dibagikan4.
terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi5.
terapis menjelaskan langkah berikutnya: tape recorder akan dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu kien ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi dari klien yang lain (minimal nama panggilan).6.
Terapis memutar tape recorder dan menghentikan . saat musik berhenti, klien klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien yang lain.7.
Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran.8.
Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.
4.
Tahap terminasi1.
Evaluasi
1.
terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK2.
terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2.
tindak lanjut
terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan nama panggilan.
3.
kontrak yang akan datang
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan,
asal, dan hobi klien lain.
Sesi 1: TAK
Orientasi Realitas Sesorang
Kemampuan mengenal orang lain
NO
Aspek yang dinilai
Nama Klien
1
Menyebutkan nama klien
2
Menyebutkan nama pangilan klien
3
Menyebutkan asal klien lain.
4
Menyebutkan hobi klien lain
Petunjuk:
1.
Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.2.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui nama, pangilan, asal dan hobi klien lain. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mngikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi klien lain di sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan.
Sesi 2: Pengenalan Tempat
Tujuan:
1. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.
2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat.
3. Klien mampu mengenal kamar tidur
4. Klien mampu mengenal tempat tidur
5. Klien mampu mengenal ruan perawata, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi, dan WC.
Setting
1.
Terapis dan klien duduk bersama dalam limgkaran2.
Ruangan tempat perawatan klien
Alat
1.
Tape recorder2.
Kaset lagu “dangdut3.
Bola tnis
Metode
1.
Diskusi kelompok2.
Orientasi lapangan
Langkah Kegiatan
1.
Persiapan
- memilih klien sesuai dengan indikasi
- membuat kontrak dengan klien
- mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2.
Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi/ validasi
menanyakan perasan klien saat ini.
c. Kontrak
1. terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat yang biasa dilihat.
2. terapis menjelaskan atuaran main berikut:
- jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
- lama kegiatan 45 menit
- setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3.
Tahap Kerja
a) terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama ruangan; klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada klien yang mampu menjawab dengan tepat.
b) Terpais menjelaskan dengan menyalakan tape recorder lagu dangdut, sedangkan bola tennis diedarkan satu persatu ke peserta yang lain searah jarum jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang sedang memegang bola tennis akan diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan tempat klien dirawa.
c) Terapis menyalakan tape recorder, menghentikan lagu, dan meminta klien memegang bola tennis untuk menyebutkan nama ruangan dan nama rumah sakit. Kegiatan ini diulang sampai semua peserta mendapat giliran.
d) Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar.
e) Trapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat, kamar mandi, WC, ruang istirahat, ruang TAK, dan ruangan lainnya
4.
Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1.
terapis mennyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK2.
terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama tempat
c. kontrak yang akan dating
1.
menyepakati kegiatan TAK yang akan dating, yaitu mengenal waktu.2.
menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas tempat, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal tempat di rumah sakit.
Sesi 2: TAK
Orientasi Realita Tempat
Kemampuan mengenal tempat di rumah sakit
NO
Aspek yang dinilai
Nama Klien
1.
Menyebutkan nama rumah sakit
2.
Menyebutkan nama ruangan
3.
Menyebutkan letak kantor perawat.
4.
Menyebutkan letak kamar mandi dan WC
5.
Menyebutkan letak kamar tidur
Petunjuk:
a. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
b. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengenal tempat-tempat di ruang rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 2, ruangan dan letak kamar tidur yang lain belum mampu. Orientasikan klien dengan tempat-tempat di ruangan.
Sesi 3: Pengenalan Waktu
Tujuan
1. Klien dapat mengenal waktu dengan tepat
2. Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat
3. Klien dapat mengenal hari dengan tepat
4. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat
Setting
3. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
4. Klien berada di ruangan yang ada kalender dan jam dinding.
Alat
1.
Kalender2.
jam dinding3.
Tape recorder4.
Kaset lagu dangdut5.
Bola tennis
Metode
1.
Diskusi2.
Tanya Jawab
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
- memilih klien sesuai dengan indikasi
- membuat kontrak dengan klien
- mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi/ validasi
* menanyakan perasan klien saat ini.
* menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama ruangan yang sudah dipelajari.
c. Kontrak
1. terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal waktu
2. terapis menjelaskan atuaran main berikut:
- jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
- lama kegiatan 45 menit
- setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan
b. Terapis menjelaskan akan menghidupkan tape recorder, sedangkan bola tennis diedarkan dari satu klien ke klien lain. Pada saat musik berhenti, klien yang memegang bola menjawab pertanyaan dari terapis.
c. Terapis menghidupkan musik, dan mematikan musik. Klien mengedarkan bola tennis secara bergantian searah jarum jam. Saat
musik berhenti, klien yang memegang bola menjawab pertanyaan dari terapis tentang tanggal, bulan, tahun, hari, dan jam saat itu. Kegiatan ini diulang sampai semua klien mndapat giliran.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
*
terapis mennyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK*
terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien memberi tanda/ mengganti kalender setiap hari.
c. kontrak yang akan datang
* menyepakati kegiatan TAK yang akan dating, yaitu mengenal waktu.
* menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realita waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun. Formulir:
Sesi 3: TAK
Orientasi Realita Waktu
Kemampuan mengenal waktu
NO
Aspek yang dinilai
Nama Klien
1.
Menyebutkan jam
2.
Menyebutkan hari
3.
Menyebutkan tanggal
4.
Menyebutkan bulan
5.
Menyebutkan tahun
Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 3, TAK orientasi realitas waktu. Klien mampu menyebutkan tanggal dan hari, tetapi yang lain belum mampu. Orientasikan klien dengan tempat-tempat di ruangan.
BAB 2THERAPY AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI
1. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan
gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan
klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan
kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan
lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam
hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti
therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi
sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota
kelompok yang lain.
2. Pengertian/ Landasan Theory
a. Defenisi Halusinasi
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa
adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental
Health Nursing, 1987).
b. Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan
karakteristik tertentu, diantaranya :
1) Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara
orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan
apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan
sesuatu.
2) Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran
cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas
dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
3) Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau
harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4) Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah,
benda mati atau orang lain.
5) Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan.
6) Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
c. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan
TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN
Tahap I
Memberi
rasa nyaman
tingkat ansietas
Mengalami ansietas,
kesepian, rasa bersalah dan
ketakutan.
Mencoba berfokus pada
Tersenyum,
tertawa sendiri
Menggerakkan
sedang secara
umum, halusinasi
merupakan suatu
kesenangan
pikiran yang dapat
menghilangkan ansietas
Fikiran dan pengalaman
sensori masih ada dalam
kontol kesadaran,
nonpsikotik.
bibir tanpa suara
Pergerakkan
mata yang cepat
Respon verbal
yang lambat
Diam dan
berkonsentrasi
Tahap II
Menyalahk
an
Tingkat
kecemasan berat
secara umum
halusinasi
menyebabkan
perasaan antipati
Pengalaman sensori
menakutkan
Merasa dilecehkan oleh
pengalaman sensori tersebut
Mulai merasa
kehilangan kontrol
Menarik diri dari orang
lain non psikotik.
Terjadi
peningkatan denyut
jantung, pernafasan
dan tekanan darah
Perhatian dengan
lingkungan berkurang
Konsentrasi
terhadap pengalaman
sensori kerja
Kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi dengan
realitas
Tahap III
Mengontrol
Tingkat
kecemasan berat
Pengalama
n halusinasi tidak
dapat ditolak lagi
Klien menyerah dan
menerima pengalaman
sensori (halusinasi).
Isi halusinasi menjadi
atraktif.
Kesepian bila
pengalaman sensori berakhir
psikotik.
Perintah
halusinasi ditaati.
Sulit
berhubungan dengan
orang lain.
Perhatian
terhadap lingkungan
berkurang hanya
beberapa detik.
Tidak mampu
mengikuti perintah
dari perawat, tremor
dan berkeringat
Tahap IV
Klien sudah
Pengalaman sensori
mungkin menakutkan jika
Perilaku panik.
Resiko tinggi
dikuasai oleh
Halusinasi.
Klien
panik.
individu tidak mengikuti
perintah halusinasi, bisa
berlangsung dalam beberapa
jam atau hari apabila tidak
ada intervensi terapeutik.
mencederai.
Agitasi atau
kataton.
Tidak mampu
berespon terhadap
lingkungan.
d. Hubungan Schizoprenia dengan Halusinasi
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari
gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk
halusinasi ini bisa berupa suara–suara bising atau mendengung. Tetapi paling
sering berupa kata–kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang
mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respons tertentu
seperti: bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang membahayakan.
Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan
mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada
benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari
gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor untuk metankolia
involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak organik.
Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi,
sehingga halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh
kecemasan, halusinasi menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan
harga diri, kritis diri, atau mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.
Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara –
suara biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini
menghasilkan tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut
di atas (tingkat halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamati).
3. Metode Therapy Aktifitas Kelompok
Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah
metode:
1. Diskusi dan tanya jawab.2. Melengkapi jadwal harian.
Kegiatan TAK menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima sesi,
setiap sesi memiliki tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK kali ini adalah
melanjutkan kegiatan TAK sebelumnya, kali ini adalah TAK untuk sesi kelima
yaitu tentang program pengobatan.
4. Tujuan Therapy Aktivitas Kelompok
a. Tujuan Umum
1. Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.
2. Klien mampu mengontrol halusinasinya.
3. Klien mengikuti program pengobatan secara optimal.
b. Tujuan Khusus (Tujuan Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat)
1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat.2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
5. Kriteria Anggota
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:
a. Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi
sensori; halusinasi.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Therapy Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Kamis, 26 Februari 2009.
Waktu : Pukul 13.15 WIB s.d selesai
Tempat : Ruang Bougenvile RSJ Prov. Jabar.
7. Nama Klien dan Ruangan
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 5 orang, sedangkan sisanya sebagai
cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai
cadangan yaitu:
Klien peserta TAK:
a. Tn. Hendra
b. Tn. Fran
c. Tn. Iyang
d. Tn. Akmaludin
e. Tn. Ade Sunarta
Klien peserta TAK cadangan:
a. Ny. Entin
b. Ny. Neng
8. Media dan Alat
TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat
hanya yang ada diruangan saja seperti:
a. Spidol dan whiteboard / papan tulis.b. Jadwal kegiatan harian (jika ada yang dibuat saat TAK sebelumnya).c. Beberapa contoh obat.d. Tape recorder untuk game jika ada.
9. Susunan Pelaksana
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang
telah disepakati. Sebagai berikut:
a. Leader : Anton Purkon Patoni
b. Co. Leader : Rendra Gustiawan
c. Fasilitator 1 : Adrian Fauzirakhman
d. Fasilitator 2 : Susi Susanti
e. Fasilitator 3 : Siti Nurhayati
f. Fasilitator 4 : Sri Afani Setia Ningrum
g. Fasilitator 5 : Abdilah Abdul Aziz
h. Observer : Tita Rosita
10. Uraian Tugas Pelaksana
a. Leader
Tugas:
Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
Memimpin diskusi kelompok.
b. Co. Leader
Tugas:
Membuka acara.
Mendampingi Leader.
Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator
Tugas:
Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya therapy.
d. Observer
Tugas:
Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.
11. Mekanisme Kegiatan
1. Persiapana. Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi 4.b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasia. Salam tarapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien. 2. Terapis dank lien memakai papan nama.
b. Evaluasi / validasi 1. Menanyakan perasaan klien saat ini. 2. Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol
halusinasi setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap-cakap).
c. Kontrak 1. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat. 2. Menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 30 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerjaa. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat member perasaan tenang, dan memperlambat kambuh.
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab kambuh.
c. Terapis meminta klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di
whiteboard).h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard).i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi / kambuh.j. Menjelaskan akibat / kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi / kambuh.k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat.l. Member pujian tiap kali klien benar.
4. Tahap terminasi.a. Evalusi
1. Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK. 2. Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi
yang sudah dipelajari. 3. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjutMenganjurkan klien menggunakan empat cara mengontol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan
patuh minum obat.
c. Kontrak yang akan datang 1. Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk
mengontrol halusinasi. 2. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan
indikasi klien.
12. Evalusi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evalusi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi Sesi 5, kemampuan
klien yang diharapkan adalah menyebutkan lima benar cara minum obat,
keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Gunakan formulir
evaluasi yang ada.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5 benar cara minum obat,
manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh). Anjurkan
klien minum obat dengan cara yang benar.
12. Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.2. Ruangan nyaman dan tenang.
Keterangan:
: Leader
: Co.
Leader
:
Fasilitator
: Klien
: Observer
13. Tata Tertib dan Program Antisipasi
a. Tata Tertib
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
5) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
7) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
b. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah
yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah:
1) Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada
saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah:
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria
dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
2) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati
tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur
terlebih dahulu dan bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari
kegiatan.
3) Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak
boleh dilakukan.
15. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta
partisipasinya dalam kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.
Lembar Evalusi Kemampuan Pasien
Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
No Nama klienMenyebutkan lima benar cara minum
obat
Menyebutkan keuntungan minum obat
Menyebutkan akibat tidak patuh
minum obat1 Tn. Hendra
2 Tn. Fran
3 Tn. Iyang
4 Tn. Akmaludin
5 Tn. Ade Sunarta
6 Ny. Entin
7 Ny. Neng
8
9
10
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda (V) jika klien mampu dan beri tanda (X) jika klien tidak mampu.