35
BAB 1 PE NDAHULUAN PENGERTIAN TAK definisi ; Terapi aktivitas kelompok salah satu terapi modalaitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mepunyai masalah keperawatan yang sama.akivitas digunakansebagai repi, dan kelompok diogunakan target asuhan. jenis TAK; 1} terapi aktivitas kelompok sosialisasi 2} terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi 3} terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi 4} terapi aktivitas kelopok orientasi realita TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: ORIENTASI REALITA Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitaas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat. TUJUAN Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah: 1.Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada 2.Klien mengenal waktu dengan tepat. 3.

Proposal TAK.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal TAK.doc

BAB 1

PE NDAHULUANPENGERTIAN TAK

definisi ;Terapi aktivitas kelompok salah satu terapi modalaitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mepunyai masalah keperawatan yang sama.akivitas digunakansebagai repi, dan kelompok diogunakan target asuhan.jenis TAK; 1} terapi aktivitas kelompok sosialisasi2} terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi3} terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi4} terapi aktivitas kelopok orientasi realita

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: ORIENTASI REALITA

Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.

Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitaas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

TUJUANTujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:

1.Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada2.Klien mengenal waktu dengan tepat.3.

Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat.

AKTIVITAS DAN INDIKASI

Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang lain, tempat, dan waktu.

TAK ORIENTASI (disorientasi) REALITAS

Page 2: Proposal TAK.doc

Sesi 1.: Pengenalan Orang

Tujuan

1.

Klien mampu mengenal nama-nama perawat.2.

Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.

Setting

1.

Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.2.

Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1.

pan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK2.

Spidol3.

Bola tennis4.

Tape rcorder5.

kaset “dangdut”

Metode

1.

Dinamika kelompok2.

Diskusi dan Tanya jawab

Langkah Kegiatan

1.

Persiapan

- memilih klien sesuai dengan indikasi

Page 3: Proposal TAK.doc

-membuat kontrak dengan klien

-mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2.

Orientasi

1.

salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien

2.

evaluasi/ validasi

menanyakan perasan klien saat ini.

3.

Kontrak1.

terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang2.

terapis menjelaskan atuaran main berikut:

-jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.

-Lama kegiatan 45 menit

-Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3.

Tahap Kerja

1.

terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien2.

terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal3.

terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di depan papan nma yang dibagikan4.

terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara

Page 4: Proposal TAK.doc

berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi5.

terapis menjelaskan langkah berikutnya: tape recorder akan dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu kien ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi dari klien yang lain (minimal nama panggilan).6.

Terapis memutar tape recorder dan menghentikan . saat musik berhenti, klien klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien yang lain.7.

Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran.8.

Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.

4.

Tahap terminasi1.

Evaluasi

1.

terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK2.

terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

2.

tindak lanjut

terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan nama panggilan.

3.

kontrak yang akan datang

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan,

Page 5: Proposal TAK.doc

asal, dan hobi klien lain.

Sesi 1: TAK

Orientasi Realitas Sesorang

Kemampuan mengenal orang lain

NO

Aspek yang dinilai

Nama Klien

1

Menyebutkan nama klien

2

Menyebutkan nama pangilan klien

3

Menyebutkan asal klien lain.

Page 6: Proposal TAK.doc

4

Menyebutkan hobi klien lain

Petunjuk:

1.

Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.2.

Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui nama, pangilan, asal dan hobi klien lain. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mngikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi klien lain di sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan.

Sesi 2: Pengenalan Tempat

Tujuan:

1. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.

2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat.

3. Klien mampu mengenal kamar tidur

4. Klien mampu mengenal tempat tidur

5. Klien mampu mengenal ruan perawata, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi, dan WC.

Page 7: Proposal TAK.doc

Setting

1.

Terapis dan klien duduk bersama dalam limgkaran2.

Ruangan tempat perawatan klien

Alat

1.

Tape recorder2.

Kaset lagu “dangdut3.

Bola tnis

Metode

1.

Diskusi kelompok2.

Orientasi lapangan

Langkah Kegiatan

1.

Persiapan

- memilih klien sesuai dengan indikasi

- membuat kontrak dengan klien

- mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2.

Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien

b. Evaluasi/ validasi

menanyakan perasan klien saat ini.

Page 8: Proposal TAK.doc

c. Kontrak

1. terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat yang biasa dilihat.

2. terapis menjelaskan atuaran main berikut:

- jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.

- lama kegiatan 45 menit

- setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3.

Tahap Kerja

a) terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama ruangan; klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada klien yang mampu menjawab dengan tepat.

b) Terpais menjelaskan dengan menyalakan tape recorder lagu dangdut, sedangkan bola tennis diedarkan satu persatu ke peserta yang lain searah jarum jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang sedang memegang bola tennis akan diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan tempat klien dirawa.

c) Terapis menyalakan tape recorder, menghentikan lagu, dan meminta klien memegang bola tennis untuk menyebutkan nama ruangan dan nama rumah sakit. Kegiatan ini diulang sampai semua peserta mendapat giliran.

d) Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar.

e) Trapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat, kamar mandi, WC, ruang istirahat, ruang TAK, dan ruangan lainnya

4.

Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1.

terapis mennyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK2.

terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. tindak lanjut

Page 9: Proposal TAK.doc

Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama tempat

c. kontrak yang akan dating

1.

menyepakati kegiatan TAK yang akan dating, yaitu mengenal waktu.2.

menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas tempat, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal tempat di rumah sakit.

Sesi 2: TAK

Orientasi Realita Tempat

Kemampuan mengenal tempat di rumah sakit

NO

Aspek yang dinilai

Nama Klien

1.

Menyebutkan nama rumah sakit

Page 10: Proposal TAK.doc

2.

Menyebutkan nama ruangan

3.

Menyebutkan letak kantor perawat.

4.

Menyebutkan letak kamar mandi dan WC

5.

Menyebutkan letak kamar tidur

Petunjuk:

Page 11: Proposal TAK.doc

a. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

b. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengenal tempat-tempat di ruang rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 2, ruangan dan letak kamar tidur yang lain belum mampu. Orientasikan klien dengan tempat-tempat di ruangan.

Sesi 3: Pengenalan Waktu

Tujuan

1. Klien dapat mengenal waktu dengan tepat

2. Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat

3. Klien dapat mengenal hari dengan tepat

4. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat

Setting

3. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

4. Klien berada di ruangan yang ada kalender dan jam dinding.

Alat

1.

Kalender2.

jam dinding3.

Tape recorder4.

Kaset lagu dangdut5.

Bola tennis

Metode

Page 12: Proposal TAK.doc

1.

Diskusi2.

Tanya Jawab

Langkah Kegiatan

1. Persiapan

- memilih klien sesuai dengan indikasi

- membuat kontrak dengan klien

- mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien

b. Evaluasi/ validasi

* menanyakan perasan klien saat ini.

* menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama ruangan yang sudah dipelajari.

c. Kontrak

1. terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal waktu

2. terapis menjelaskan atuaran main berikut:

- jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.

- lama kegiatan 45 menit

- setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan

b. Terapis menjelaskan akan menghidupkan tape recorder, sedangkan bola tennis diedarkan dari satu klien ke klien lain. Pada saat musik berhenti, klien yang memegang bola menjawab pertanyaan dari terapis.

c. Terapis menghidupkan musik, dan mematikan musik. Klien mengedarkan bola tennis secara bergantian searah jarum jam. Saat

Page 13: Proposal TAK.doc

musik berhenti, klien yang memegang bola menjawab pertanyaan dari terapis tentang tanggal, bulan, tahun, hari, dan jam saat itu. Kegiatan ini diulang sampai semua klien mndapat giliran.

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

*

terapis mennyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK*

terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien memberi tanda/ mengganti kalender setiap hari.

c. kontrak yang akan datang

* menyepakati kegiatan TAK yang akan dating, yaitu mengenal waktu.

* menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realita waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun. Formulir:

Sesi 3: TAK

Orientasi Realita Waktu

Kemampuan mengenal waktu

NO

Aspek yang dinilai

Nama Klien

Page 14: Proposal TAK.doc

1.

Menyebutkan jam

2.

Menyebutkan hari

3.

Menyebutkan tanggal

4.

Menyebutkan bulan

5.

Page 15: Proposal TAK.doc

Menyebutkan tahun

Petunjuk:

1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 3, TAK orientasi realitas waktu. Klien mampu menyebutkan tanggal dan hari, tetapi yang lain belum mampu. Orientasikan klien dengan tempat-tempat di ruangan.

Page 16: Proposal TAK.doc

BAB 2THERAPY AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

 

1. Latar Belakang

Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan

gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan

klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan

kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan

lingkungan disekitarnya.

Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas

Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam

hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti

therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi

sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota

kelompok yang lain.

 

2. Pengertian/ Landasan Theory

a. Defenisi Halusinasi

Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa

adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental

Health Nursing, 1987).

 

Page 17: Proposal TAK.doc

b. Klasifikasi Halusinasi

Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan

karakteristik tertentu, diantaranya :

1)      Halusinasi pendengaran

Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara

orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan

apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan

sesuatu.

 

 

 

2)      Halusinasi penglihatan

Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas

dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.

3)      Halusinasi penghidu

Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang

menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau

harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.

4)      Halusinasi peraba

Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa

stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah,

benda mati atau orang lain.

5)      Halusinasi pengecap

Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan

menjijikkan.

6)      Halusinasi sinestetik

Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah

mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

 

c. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan

 TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN

Tahap I

Memberi

rasa nyaman

tingkat ansietas

Mengalami ansietas,

kesepian, rasa bersalah dan

ketakutan.

Mencoba berfokus pada

Tersenyum,

tertawa sendiri

Menggerakkan

Page 18: Proposal TAK.doc

sedang secara

umum, halusinasi

merupakan suatu

kesenangan

pikiran yang dapat

menghilangkan ansietas

Fikiran dan pengalaman

sensori masih ada dalam

kontol kesadaran,

nonpsikotik.

bibir tanpa suara

Pergerakkan

mata yang cepat

Respon verbal

yang lambat

Diam dan

berkonsentrasi

Tahap II

Menyalahk

an

Tingkat

kecemasan berat

secara umum

halusinasi

menyebabkan

perasaan antipati

Pengalaman sensori

menakutkan

Merasa dilecehkan oleh

pengalaman sensori tersebut

Mulai merasa

kehilangan kontrol

Menarik diri dari orang

lain non psikotik.

Terjadi

peningkatan denyut

jantung, pernafasan

dan tekanan darah

Perhatian dengan

lingkungan berkurang

Konsentrasi

terhadap pengalaman

sensori kerja

Kehilangan

kemampuan

membedakan

halusinasi dengan

realitas

Tahap III

Mengontrol

Tingkat

kecemasan berat

Pengalama

n halusinasi tidak

dapat ditolak lagi

Klien menyerah dan

menerima pengalaman

sensori (halusinasi).

Isi halusinasi menjadi

atraktif.

Kesepian bila

pengalaman sensori berakhir

psikotik.

      

Perintah

halusinasi ditaati.

Sulit

berhubungan dengan

orang lain.

Perhatian

terhadap lingkungan

berkurang hanya

beberapa detik.

Tidak mampu

mengikuti perintah

dari perawat, tremor

dan berkeringat

Tahap IV

Klien sudah

Pengalaman sensori

mungkin menakutkan jika

Perilaku panik.

Resiko tinggi

Page 19: Proposal TAK.doc

dikuasai oleh

Halusinasi.

Klien

panik.

 

individu tidak mengikuti

perintah halusinasi, bisa

berlangsung dalam beberapa

jam atau hari apabila tidak

ada intervensi terapeutik.

mencederai.

Agitasi atau

kataton.

Tidak mampu

berespon terhadap

lingkungan.

 

d. Hubungan Schizoprenia dengan Halusinasi

Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari

gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk

halusinasi ini bisa berupa suara–suara bising atau mendengung. Tetapi paling

sering berupa kata–kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang

mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respons tertentu

seperti: bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang membahayakan.

Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan

mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada

benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari

gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor untuk metankolia

involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak organik.

Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi,

sehingga halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh

kecemasan, halusinasi menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan

harga diri, kritis diri, atau mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.

Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara –

suara biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini

menghasilkan tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut

di atas (tingkat halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamati).

 

3. Metode Therapy Aktifitas Kelompok

Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah

metode:

1.      Diskusi dan tanya jawab.2.      Melengkapi jadwal harian.

Kegiatan TAK menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima sesi,

setiap sesi memiliki tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK kali ini adalah

Page 20: Proposal TAK.doc

melanjutkan kegiatan TAK sebelumnya, kali ini adalah TAK untuk sesi kelima

yaitu tentang program pengobatan.

 

 

 

4. Tujuan Therapy Aktivitas Kelompok

a. Tujuan Umum

1. Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.

2. Klien mampu mengontrol halusinasinya.

3. Klien mengikuti program pengobatan secara optimal.

 

b. Tujuan Khusus (Tujuan Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan patuh

minum obat)

1.      Klien memahami pentingnya patuh minum obat.2.      Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.3.      Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

 

5. Kriteria Anggota

Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:

a.       Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi

sensori; halusinasi.

b.      Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau

mengamuk, dalam keadaan tenang.

c.       Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).

 

6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Therapy Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal          : Kamis, 26 Februari 2009.

Waktu                     : Pukul 13.15 WIB s.d selesai

Tempat                    : Ruang Bougenvile RSJ Prov. Jabar.

 

7. Nama Klien dan Ruangan

Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 5 orang, sedangkan sisanya sebagai

cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan.

Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai

cadangan yaitu:

 

Page 21: Proposal TAK.doc

Klien peserta TAK:

a.       Tn. Hendra

b.      Tn. Fran

c.       Tn. Iyang

d.      Tn. Akmaludin

e.       Tn. Ade Sunarta

Klien peserta TAK cadangan:

a.       Ny. Entin

b.      Ny. Neng

 

8. Media dan Alat

TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat

hanya yang ada diruangan saja seperti:

a.       Spidol dan whiteboard / papan tulis.b.      Jadwal kegiatan harian (jika ada yang dibuat saat TAK sebelumnya).c.       Beberapa contoh obat.d.      Tape recorder untuk game jika ada.

 

9. Susunan Pelaksana

Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang

telah disepakati. Sebagai berikut:

a.       Leader        : Anton Purkon Patoni

b.      Co. Leader  : Rendra Gustiawan

c.       Fasilitator 1 : Adrian Fauzirakhman

d.      Fasilitator 2 : Susi Susanti

e.       Fasilitator 3 : Siti Nurhayati

f.       Fasilitator 4 : Sri Afani Setia Ningrum

g.      Fasilitator 5 : Abdilah Abdul Aziz

h.      Observer     : Tita Rosita

 

 

 

10. Uraian Tugas Pelaksana

a. Leader

     Tugas:

Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.

Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.

Page 22: Proposal TAK.doc

Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.

Memimpin diskusi kelompok.

b. Co. Leader

     Tugas:

Membuka acara.

Mendampingi Leader.

Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.

Menyerahkan kembali posisi kepada leader.

Menutup acara diskusi.

c. Fasilitator

            Tugas:

Ikut serta dalam kegiatan kelompok.

Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk

aktif mengikuti jalannya therapy.

d. Observer

            Tugas:

Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang

tersedia).

Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,

hingga penutupan.

 

11. Mekanisme Kegiatan

1.      Persiapana.       Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi 4.b.      Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2.      Orientasia.       Salam tarapeutik

                                                            1.      Salam dari terapis kepada klien.                                                            2.      Terapis dank lien memakai papan nama.

b.      Evaluasi / validasi                                                            1.      Menanyakan perasaan klien saat ini.                                                            2.      Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol

halusinasi setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap-cakap).

c.       Kontrak                                                            1.      Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi

dengan patuh minum obat.                                                            2.      Menjelaskan aturan main berikut:

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.

Lama kegiatan 30 menit.

Page 23: Proposal TAK.doc

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3.      Tahap kerjaa.       Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah

kambuh karena obat member perasaan tenang, dan memperlambat kambuh.

b.      Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab kambuh.

c.       Terapis meminta klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard.

d.      Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar dosis obat.

e.       Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara bergiliran.

f.       Berikan pujian pada klien yang benar.g.      Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di

whiteboard).h.      Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di

whiteboard).i.        Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara

mencegah halusinasi / kambuh.j.        Menjelaskan akibat / kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian

halusinasi / kambuh.k.      Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan

kerugian tidak patuh minum obat.l.        Member pujian tiap kali klien benar.

4.      Tahap terminasi.a.       Evalusi

                                                            1.      Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK.                                                            2.      Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi

yang sudah dipelajari.                                                            3.      Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b.      Tindak lanjutMenganjurkan klien menggunakan empat cara mengontol halusinasi,

yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan

patuh minum obat.

c.       Kontrak yang akan datang                                                            1.      Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk

mengontrol halusinasi.                                                            2.      Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan

indikasi klien. 

12. Evalusi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evalusi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap

kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi Sesi 5, kemampuan

klien yang diharapkan adalah menyebutkan lima benar cara minum obat,

keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Gunakan formulir

evaluasi yang ada.

Page 24: Proposal TAK.doc

 

 

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5 benar cara minum obat,

manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh). Anjurkan

klien minum obat dengan cara yang benar.

 

12. Setting Tempat

 

1.      Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.2.      Ruangan nyaman dan tenang.

 

                                                                                                            Keterangan:

                                                                                                                        : Leader

                                                                                                                       

: Co.

Leader

                                                                                                                       

:

Fasilitator

                                                                                                                                                                                                                                                           

: Klien

                                                                                                                       

: Observer

 

 

 

13. Tata Tertib dan Program Antisipasi

a. Tata Tertib

1)      Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.

2)      Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.

3)      Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.

4)      Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)

berlangsung.

Page 25: Proposal TAK.doc

5)      Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan

kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.

6)      Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.

7)      Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.

8)      Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum

selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk

memperpanjang waktu TAK kepada anggota.

b. Program Antisipasi

Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi

kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah

yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah:

1)      Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada

saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah:

mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria

dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.

2)      Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati

tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur

terlebih dahulu dan bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari

kegiatan.

3)      Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader

memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak

boleh dilakukan.

 

15. Penutup

Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta

partisipasinya dalam kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.

Lembar Evalusi Kemampuan Pasien

Page 26: Proposal TAK.doc

 

Sesi 5: TAK

Stimulasi persepsi: halusinasi

Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

 

No Nama klienMenyebutkan lima benar cara minum

obat

Menyebutkan keuntungan minum obat

Menyebutkan akibat tidak patuh

minum obat1 Tn. Hendra      

2 Tn. Fran      

3 Tn. Iyang      

4 Tn. Akmaludin      

5 Tn. Ade Sunarta      

6 Ny. Entin      

7 Ny. Neng      

8        

9        

10        

 

Petunjuk:

                  1.      Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.                  2.      Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima

benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda (V) jika klien mampu dan beri tanda (X) jika klien tidak mampu.

Page 27: Proposal TAK.doc