Proposal Tanpa Halaman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal

Citation preview

28

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALSIS UNJUK KERJA TRANSFORMATOR SATU FASAYANG BEROPERASI SECARA PARALEL

Disusun Oleh:ADI DHARMAWANH1C010063

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTROPURBALINGGA2015

ii

TUGAS AKHIRANALSIS UNJUK KERJA TRANSFORMATOR SATU FASAYANG BEROPERASI SECARA PARALEL

Oleh:ADI DHARMAWANH1C010063

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana TeknikPada Fakultas TeknikProgram Studi Teknik ElektroUniversitas Jenderal Soedirman

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTROPURBALINGGA2015DAFTAR ISI

TUGAS AKHIRiDAFTAR ISIiiDAFTAR GAMBARvDAFTAR TABELviBAB I1PENDAHULUAN11.1Latar Belakang11.2Rumusan Masalah21.3Batasan Masalah21.4Tujuan Penelitian21.5Manfaat Penelitian31.5.1Bidang Keilmuan31.5.2Bidang Masyarakat31.5.3Peneliti31.6Sistematika Penulisan4BAB II6TINJAUAN PUSTAKA62.1 Medan Magnet dan Medan Listrik62.2 Induksi Tegangan-Hukum Faraday82.4 Konsep Rangkaian Magnet92.5 Kurva Magnetasi112.6 Intensitas Medan Magnet-Hukum Ampere132.7 Impedansi142.8 Histerisis172.9 Rugi dan Efisiensi21BAB III23METODE PENELITIAN233.1Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian233.2Alat dan Bahan yang Dibutuhkan233.3Tahapan Penelitian243.3.1 Tahap Persiapan243.3.2 Tahap Perancangan Sistem243.3.2.1Block Diagram243.3.3Tahap Pengambilan Data253.3.4Tahap Analisis253.3.5Tahap Akhir253.4Jadwal Kegiatan253.5Flowchart Penelitian26DAFTAR PUSTAKA28

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Medan Magnet dan Medan Listrik7Gambar 2. 2 Hubungan rangkaian magnet & rangkaian listrik10Gambar 2. 3 kurva B-H12Gambar 2. 4 Intensitas Medan Magnet13Gambar 2. 5 Lingkar Histerisis19Gambar 2. 6 Rugi-Rugi Transformator21Gambar 3. 1 Block diagram perancangan sistem24Gambar 3. 2 Flowchart penelitian27

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Analogi Rangkaian Magnet dan Listrik................................................. 11Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 26

vi

BAB IPENDAHULUAN Latar BelakangTransformator adalah suatu alat yang terdiri dari dua atau lebih rangkaian yang digandengkan (coupled) oleh rangkaian magnetik biasa. Pada dasarnya transformator terdiri dari dua atau lebih kumparan yang dihubungkan oleh medan magnetik bersama (mutual magnetik field). Bila satu diantara kumparan primer ini, yang primer, dihubungkan sumber tegangan bolak-balik akan timbul fluks bolak-balik yang amplitudonya tergantung pada tegangan primer dan jumlah lilitan. Fluks bersama akan menghubungkan kumparan yang lain, yaitu kumparan sekunder dan akan menginduksikan tegangan di dalamnya yang nilainya bergantung pada jumlah lilitan sekunder.

Rumusan MasalahPerasalahan yang dihadapi dalam Tugas Akhir ini, dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut :1. Bagaimana keluaran transformator apabila dioperasikan secara paralel ?2. Bagaimana meninimalisir loses / rugi-rugi trafo ?3. Bagaimana mengoptimalkan arus magnetisasitrafo ?

Batasan MasalahPermasalahan di Tugas Akhir ini harus dibatasi untuk mengatasi kemungkinan penelitian yang terlalu luas. Batasan-batasan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut :1. Perancangan dan simulasi hardware menggunakan software Power PSIM Professional Version 9.0.3.400.2. Menganalasis gelombang keluaran yang dihasilkan transformator satu fasa yang beroperasi secara paralel.3. Variabel yang diamati yaitu arus dan tegangan aktif, reaktif dan kompleks beserta THD ( Total Harmonic Distortion ).

Tujuan PenelitianPada penelitian tugas akhir ini memiliki beberapa tujuan yang diantaranya sebagai berikut :1. Mendeskripsikan potensi energi angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin Ciheras2. Merancang prototipe discharge controller Pembangkit Listrik Tenaga Angin3. Merancang prototipe safety monitoring dan alert system Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Manfaat PenelitianPada penelitian tugas akhir ini memiliki beberapa manfaat di beberapa bidang antara lain :Bidang KeilmuanBerikut merupakan beberapa manfaat dalam bidang keilmuan :1. Sebagai pembelajaran dalam menganalisis pengoptimalan rating arus pada trafo yang terhubung secara paralel.2. Sebagai sumber pengetahuan dari penggunaan software Power PSIM Professional Version 9.0.3.400.3. Sebagai sumber referensi tentang cara memperbesar rating arus pada trafo.Bidang MasyarakatBerikut merupakan beberapa manfaat dalam bidang masyarakat :1. Sebagai pengetahuan terhadap masyarakat bahwa untuk memperbesar rating arus pada trafo perlu dilakukan pengoperasian trafo secara paralel.2. Sebagai pengetahuan bagi masyarakat yang ingin mempelajari trafo.3. Sebagai pengetahuan bagi masyarakat, bagaimana prinsip kerja trafo.PenelitiBerikut merupakan beberapa manfaat yang didapat oleh peneliti :Dapat memperdalam pengetahuan tentang kontrol instrument dan sistem tenaga listrik pembangkit energi listrik tenaga angin.Dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisis prinsip kerja dan karakteristik mikrokontroller Atmega 16 sebagai pemrosesan pengendalian beban dan pengoptimalan penyimpanan energi pada baterai.Dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisis prinsip kerja dan karakteristik sensor tegangan, gas, temperatur dan modul sms sebagai komponen deteksi dini keamanan battery station.

Sistematika PenulisanAgar tercapainya sasaran dari pembahasan Tugas Akhir ini sesuai dengan yang diharapkan, maka susunan dari sistematika pembahasan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB IPENDAHULUANPada bab ini memberikan penjelasan singkat mengenai latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, hipotesa, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAPada bab ini menguraikan tentang teori dan kajian pustaka yang mendasari dari gagasan-gagasan tentang medan magnet dan listrik, histeresis dan impedansi.

BAB IIIMETODE PENELITIANPada bab ini menjelaskan metode penelitian yang akan digunakan, yang meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan yang dibutuhkan, tahap penelitian, jadwal penelitian, serta flowchart penelitian.

5

1

28

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Medan Magnet dan Medan ListrikMedan magnet pada transformator berfungsi untuk memindahkan dan mengubah energi listrik dari rangkaian prime ke rangkaian sekunder melalui prinsip induksi elektromagnet. Dari sisi pandangan elektris medan magnet mampu untuk mengimbaskan tegangan pada konduktor sedangkan dari sisi mekanis medan magnet sanggup menghasilkan gaya dan kopel.Keutamaan medan magnet sebagai perangkai proses konversi energi disebabkan terjadinya bahan-bahan magnetik yang tinggi ini akan menghasilkan kapasitas tenaga perunit volume mesin yang tinggi pula. Medan magnet terbentuk dari gerakan elektron mengingat arus listrik yang melalui suatu hamparan merupakan aliran elektron maka sekitar kawat hantaran listrik tersebut akan ditimbulkan suatu medan magnet. Medan magnet memiliki arah, kerapatan dan intensitas yang digembarkan sebagai garis-garis fluks dan dinyatakan dengan gambar simbol adalah fluks dalam besaran weberBesaran kerapatan medan magnet dinyatakan dengan banyaknya garis-garis fluks yang menembus suatu luas bidang tertentu dan mempunyai simbolB adalah kerapatan fluksi dalam weber/m2( WB/m2)Intensitas medan magnet disebut sebagai kuat medan dan dinyatakan dengan besarnya fluksi sepanjang jarak tertentu, mempunyai simbolH adalah kuat medan dalam ampere/m ( A/m )Kuat medan B maupun kuat medan H merupakan besaran vektor yang mempunyai besaran dan arah yang besarnyaB = H.......................................................................................................(2.1)Dimana adalah permeabiltas dalam henry/meter ( H/M )Permeabilitas pada ruang bebas (udara), o mempunyai nilai 4 x 10-7 H/m. Material seperti besi dan nikel mempunyai permeabilitas yang relatif tinggi dan biasanya disebut sebagai material yang mempunyai karakteristik feromagnet. Besaran fluks dapat juga dinyatakan dengan = B Da...................................................................................................(2.2)Dimana dA adalah unsur luas

Gambar 2. 1 Medan Magnet dan Medan ListrikApabila seperti terlihat pada gambar 2.1 suatu sumber tegangan ( V ) mengalirkan Arus listrik ( i ) melalui suatu kumparan dengan jumlah lilitan ( N ), maka pada inti besi ( core ) akan ditimbulkan suatu kuat medan ( H ). Hubungan antara arus listrik dan medan magnet dinyatakan oleh hukum Ampere dan untuk rangkaian sederhana seperti pada gambar 2.1 persamaannya adalahNi = Hl ampere-turn................................................................................(2.3) DimanaN = jumlah lilitani = arus listrik (A)H = kuat medan (A/m)l = panjang jalur (m)2.2 Induksi Tegangan-Hukum FaradayApabila medan magnet berubah-ubah terdapat waktu, akibat arus bolak-balik yang berbentuk sinusoid, suatu medan listrik akan dibangkitkan atau diinduksikan. Hubungan ini dinyatakan oleh Hukum Faraday. Pada gambar 2.1 medan magnet atau fluks yang berubah-ubah pada inti besi menghasilkan gaya gerak listrik (ggl) sebesar ................................................(2.4)Dimana=N. merupakan flux linkage menyatakan harga fluks yang berubah-ubah terhadap waktu.Perubahan fluks yang menghasilkan gaya gerak listrik (ggl) tersebut dapat terjadi karena :(a) Perubahan fungsi (t), akibat arus bolak-balik yang berbentuk sinusoid seperti diuraikan di atas.(b) Fungsi putaran (), akibat berputarnya rotor pada mesin-mesin dinamis.Secara lebih terperinci, Hukum faraday dapat ditulis sebagai berikut :...................................(2.5)atau.................................................(2.6)Oleh karena flux linkage merupakan fungsi putaran () dan fungsi waktu (t), maka :.......................................(2.7).........................(2.8).................................(2.9)ataue (induksi) = e (rotasi) + e (transformasi).................(2.10)Untuk transformator hanya terdapat gejala induksi karena transformasi yaitu e (transformasi). Untuk mesin arus searah hanya terdapat e (rotasi), sedangkan pada mesin arus bolak-balik terdapat e (rotasi) maupun e (transformasi). 2.4 Konsep Rangkaian MagnetArus listrik (i) yang dialirkan melalui penghantar yang dibelitkan pada inti besi yang berbentuk cincin toronoidal, akan menghasilkan medan magnet yang sebanding dengan jumlahan lilitan (N) dikalikan besaran arus listrik (i). Ampere-turn Ni ini dikenal sebagai gaya gerak magnet (ggm) dan dinyatakan dengan notasi F. amper-turn ...................................(2.11)Gaya gerak magnet (ggm) adalah perbedaan potensial magnet yang cenderung menggerakkan fluks di sekitar cincin toronoidal.Gerak fluks di sekitar cincin, selain ditentukan oleh besaran ggm, juga merupakan fungsi dari tahanan inti besi itu disebut reluktansi F dari rangkaian magnet. = F / R weber..........................................................................(2.12)Seperti juga tahanan dalam rangkaian listrik, relukansi berbanding lurus dengan panjang (l),berbanding berbalik dengan penampang luas bidang (A) dan bergantung pada bahan magnetik rangkaian magnet tersebut, dimana besaran l dalam meter dan A dalam meter persegi :R = l / A ampere-turn/weber.......................................................(2.13)

Gambar 2. 2 Hubungan rangkaian magnet & rangkaian listrikTerdapat analogi antara hubungan rangkaian magnet dan rangkaian listrik untuk gambar 2.2 sebagai berikut :R = F / = l / A R = V / I = l / A.................................(2.14)

Tabel 2.1 Analogi Rangkaian Magnet dan Listrik

2.5 Kurva MagnetasiPerhitunagan rangkaian magnet dapat pula dilakukan melalui pendekatan grafik dengan penjelasan sebagai berikut : weber/m2 ..............(2.15)dimana ampere-turn/m...........................................(2.16)Besaran H disebut kuat medan dan merupakan harga ggm per unit panjang. Untuk rangkaian magnet yang seragam seperti pada gambar 2.2. Harga ggm per unit panjang inti besi adalah konstan. Oleh karena itu harga kuat medan H sepanjang jalur inti besi juga adalah konstan. Persamaan diatas memperlihatkan hubungan sifat magnet suatu bahan dengan permeabilitas , yang dapat ditunjukan melalui kurva kerapatan fluks B sebagai fungsi dari kuat medan H, yang biasanya disebut kurva B-H atau kurva magnetasi (lihat gambar 2.3a). Kurva B-H hanya dipengaruhi oleh jenis bahan yang dipakai dan tidak bergantung pada dimensi bahan tersebut. Apabila diketahui harga amper-turn Ni dan panjang rata-rata jalur fluksi, maka harga kuat medan Ni / l jatuh pada sumbu horizontal dan secara grafik dengan mudah dapat ditentukan kerapatan fluksi B yang terletak pada sumbu ordinat tegaknya.Karena H = Ni / l dan B = / A, maka dengan mudah terlihat bahwa kuat medan (H) sebanding dengan gaya gerak magnet (Ni) dan keraptan fluks (B) sebanding dengan garis fluks (). Oleh karena itu hubungan kurva B-H pada gambar 2.3a akan mempunyai bentuk yang sama dengan hubungan kurva -ggm

Gambar 2. 3 Kurva B-HPada gambar 2.3b. Kemiringan B terhadap H pada gambar 2.3a menunjukan permeabilitas inti besi (core). Dari kurva B-H dapat diketahui bahwa permeabilitas besar untuk keadaan tidak jenuh dan kemudian secara berangsur-angsur menurun rendah sekali pada keadaan inti besi menjadi sangat jenuh.Keuntungan menggunakan bahan ferromagnet sebagai inti besi pada mesin-mesin listrik adalah dimungkinkannya diperoleh fluks yang berlipat ganda untuk ggm tertentu yang diberikan. Walaupun demikian bila dikehendaki harga fluks yang sebanding dengan harga ggm-nya, maka inti besi harus dioperasikan pada daerah tidak jenuh. Bentuk nonlinier kurva magnetisasi ini akan berperan penting dalam pembahasan sifat mesin-mesin listrik dan transformator.

2.6 Intensitas Medan Magnet-Hukum AmpereHukum ampere bersama dengan beberapa persamaan lain membentuk persamaan Maxwell; menyatakan bahwa integral keliling kuat medan magnet berbanding lurus dengan besar arus listrik yang terkurung oleh integral keliling itu..................................................(2.17)Ddimana dA = unsur luasDalam proses konversi energi yang menyangkut mesin dengan elemen bergerak (berputar) seperti transducer atau motor, pada inti besi (core) akan terdapat celah udara. Melalui celah udara ini dapat berlangsung proses konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya.

Gambar 2. 4 Intensitas Medan MagnetUntuk inti yang bercelah udara berlaku hubungan

.................................................................(2.18)

Dimana Ni = Fm adalah gaya gerak magnet (ggm) dan koefisien di sebelah kanan dikenal sebagai reluctance R. Karena dan ..............................................(2.19)maka ......................(2.20)Oleh karena pada umumnya , maka sebagian rangkaian magnet hanya dipengaruhi oleh reluktansi celah udara . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ggm terkonsentrasi pada celah udara yang merupakan potensi energi untuk proses konversi. 2.7 Impedansi Didalam suatu rangkaian linier yang terdiri atas tahanan (R), induktor (L) dan kapasitor (C), apabila suatu arus atau tegangan listrik adalah sinusoid, maka semua arus dan tegangan yang lain juga berbentuk sinusoid dengan frekuensi yang sama. Melalui penerapan Hukum Kirchoff terdapat tiga cara untuk melakukan penjumlahn dan pengurangan bentuk-bentuk sinusoid : Cara grafis, yaitu dengan menggambarkan gelombang demi gelombang dan dijumlahkan setiap saat. Cara ini memakan waktu dan tidak teliti. Cara trigonometri, yaitu dengan menggunakan dalil-dalil trigonometri untuk menjumlahkan dan mengurangkan dua sinusoid. Cara ini sukar dan memakan waktu. Cara aljabar kompleks dan analisis fasor. Cara ini paling mudah diantara ketiga cara lainnya, karena iu akan digunakan dalam pembahasan berikut.Hubungan antara tegangan dan arus yang berubah-ubah terhadap waktu yang melalui kapasitor, induktor dan tahanan dapat dijelaskan sebagai .............................................(2.21)...............................................(2.22).................................................(2.23)pada persamaan diatas adalah sinusoid dan mempunyai harga .....................................................(2.24)Persamaan .........(2.25)dimana harga sama dengan persamaan v(t) dapat ditulis.........................................................................(2.26)karena r adalah skalar, maka tidak ada pergeseran fasa dan = . Persamaan tegangan v(t) untuk induktor ini dapat ditulis menjadi

.......................(2.27)dimana harga Vm pada persamaan diatas sama dengan LIm dan dalam rotasi fasor persamaan itu menjadi......................(2.28)Karena operator j menggeser fasor sebesar 900, tegangan (V) letaknya terdahulu terhadap arus (I) sebesar /2 radial. Karena sudut fasa tegangan adalah.........................(2.29)Dengan analisis yang sama seperti menentukan V, maka persamaan arus i(t) untuk kapasitor menjadi...............................(2.30)Bbentuk persamaan ini menunjukan bahwa arus terdahulu 900 terhadap tegangan. Secara umum dapat dituliskan persamaan berikut.........................................................(2.31)Impedansi merupakan bilangan kompleks yang tergantung pada elemen-elemen yang terdapat pada rangkaian (R, L, C). Harga impedansi berkaitan dengan elemen-elemen tersebut dapat dinyatakan. Untuk..........................(2.32).......................(2.33).........................(2.34)Impedansi dapat merupakan rangkaian seri maupun paralel yang sama seperti tahanan dan mempunyai satuan Ohm (). Impedansi total dari 2 impedansi yang dihubungkan secara paralel adalah.......................................(2.35)Bagian nyata dari impedansi disebut tahan dan dinyatakan dengan huruf r, sedangkan bagian semu disebut reaktansi dan dinyatakan dengan huruf X.

2.8 Histerisis Bahan magnetic yang sangat baik untuk mendesain sebuah inti kumparan adalah dari ferromagnatic/ferrimagnatik karena bahan tersebut memiliki momen magnetic yang sangat kuat. Untuk menyearahkan momen-momen ke daerah Weiss besarnya kuat medan (H) yang berhubungan dengan kerapatan fluks (B) sangat berpengaruh pada inti kumparan tersebut. Histerisis adalah suatu kondisi dimana sebuah momen magnet bahan merupakan fungsi magnetic yang berubah-ubah. Dimana dalam menyearahkan momen magnet ke daerah Weiss menggunakan 2 cara yaitu dengan gaya magnetisasi dalam dan gaya magnetisasi luar.Apabila kiat menggunakan gaya magnetisasi dari luar dan gaya magnetisasi tersebut dikurangi maka momen magnetiknya akan kembali ke arah magnetisasi yang terdekat dengan medan yang dipergunakan. Tetapi jika tidak menggunakan gaya magnetisasi dari luar maka momen magnetic akan mengarah ke daerah Weiss secara alamiah dan arahnya akan berasosiasi dengan struktur kristal.Jika kuat medan (H) semakin kuat maka penyearahan momen akan semakin berhasil, tetapi akan mengakibatkan perubahan nilai yaitu antar nilai B dan H tidak berbanding lurus. Dengan adanya gaya magnatisasi itu marupakan gejala dimana momen mengalami gesekan yaitu perubahan arah momen dan pergeseran batas tersebut saling kait-mengkait atau saling tersangkut. Karena hal tersebut diatas maka menimbulkan grafik yang tidak berupa garis lurus dan disebut dengan Liku Histerisis.Apabila medan (H) diturunkan maka medan (B) tidak ikut menurun secara sebanding, ini akibat gesekan tersebut di atas sehingga medan B cenderung bertahan. Jika medan H dinaikkan atau diturunkan baik ke arah positif atau ke arah negatif maka perbedaan nilainya dapat kita lihat dengan grafik, grafik tersebut dapt kita lihat melalui gambar lingkar histerisis di bawah ini :

Gambar 2. 5 Lingkar HisterisisPada gambar di atas dapat kita amati dengan tanda anak panah yaitu pada saat rangkaian magnet dalam mengalami fluks penambahan maka intensitas medan magnet juga mengalami penambahan sesuai perubahan dari +H1 ke H1. Apabila siklus ini dilewatkan rangkaian beberapa kali, maka kerapatan fluks magnet yang dihasilkan +B1 ke B1 dan merupakan sebuah fungsi yang bernilai tidak tunggal terhadap nilai H. Variasi harga B dengan H adalah yang mengelilingi simpal a1 b c d e f a1, jika medan pemagnet H1 dihilangkan maka sejumlah magnet sisa (remanent) yang sama dengan titik Ob. Untuk menghilangkan remanent maka medan pemagnet H harus dibalik (dinegatifkan) disebut dengan medan koersif (coercive force) pada titik Oc.Liku histerisis lengkap ini hanya akan dilalui apabila arus (I) dinaikkan sampai nilai maksimal di titik a1 dan diturunkan dan dibalik arahnya sampai nilai minimum di titik d. Dengan bentuk dasar lingkar histerisis sebagai pedoman maka terapat bentuk variasi liku histerisis yang dibedakan secara umum antara lain:a. Liku Histerisis Gemuk Bahan untuk histerisis ini disebut bahan magnet keras, kuat medan remanence Br besar dan medan Hc juga diperlukan untuk magnetisasi besar. Bahan ini biasa digunakan untuk membuat magnet tetap.b. Liku Histerisis KurusBahan ini disebut bahan magnet lunak yaitu medan koersip Hc kecil dan magnetisasinya sudah hilang. Bahan ini dipakai untuk inti kumparan dan trafo.Energi yang dibutuhkan untuk memutar dipol magnetic dalam bahan yang kemudian hilang dalam bentuk klor (panas), akan menimbulkan kerugian akibat histerisis dan disebut dengan rugi-rugi histerisis. Dari keterangan diatas maka definisi rugi-rugi histerisis dapat kita artikan sebagai rugi-rugi yang timbul karena fluks bolak-balik yang ada pada inti besi dengan persamaan :...........................................(2.36)Keterangan :Ph= rugi-rugi histerisis (watt) Kh= konstanta histerisisf = frekuensiBmaks = fluks maksimal (wb/m2)Untuk Kh adalh ketetapan pembanding yang besarnya tergantung pada karakteristik dan volume besi dan satuannya dipergunakan. Untuk pangkat n harga berkisar antara 1,5 sampai dengan 2,5 tetapi biasanya diambil 2 dalam memperkirakan hasil tampilan.

2.9 Rugi dan Efisiensi a. Rugi Tembaga (Pcu) Rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga, Pcu = I2 R karena arus beban berubah-ubah, rugi tembaga juga tidak tetap tergantung pada beban.

Gambar 2. 6 Rugi-Rugi Transformator b. Rugi Besi (Pi)Rugi besi terdiri dari : Rugi histerisis, yaitu rugi yang disebakan fluks bolak-balik pada inti besi ............................................(2.37)Keterangan :Kh = konstanta Bmaks = fluks maksimum (weber) Rugi arus eddy yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi........................(2.38)Jadi rugi besi (rugi inti) :........................(2.39)c. Efisiensi (2.40)dengan d. Perubahan efisiensi terhadap beban.....................(2.41)agar maksimum,.....................(2.42)Jadi, ........................(2.43).......................(2.44)Artinya :Untuk beban tertentu, efisiensi maksimum terjadi ketika rugi tembaga = rugi inti.

BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan PenelitianPada penelitian tugas akhir ini tentang analisis unjuk kerja trfo satu fasa yang beroprasi secara paralel.Tempat Pelaksanaan: Kampus (Blater) Universitas Jenderal SoedirmanWaktu Pelaksanaan : Selama 16 minggu

3.2 Alat dan Bahan yang DibutuhkanDalam penelitian dan penyusunan laporan tugas akhir ini, alat-alat yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut :1. Noteboook PC COMPAQ Presario CQ42 dengan sistem operasi Windows 8.1 32 bit2. Perangkat lunak (software) POWER PSIM Professional Version 9.0.3.400 sebagai pemodelan rangkaian dan simulator.

3.3 Tahapan Penelitian3.3.1 Tahap PersiapanTahap ini merupakan tahap awal dalam penelitian tugas akhir yang meliputi : perumusan masalah, identifikasi masalah, memahami permasalahan melalui berbagai macam sumber referensi (jurnal, buku, artikel, dsb) maupun studi kasus lapangan untuk mendapatkan hipotesa, dan menentukan solusi yang akan digunakan sebagai jawaban atas permasalahan yang ada secara mendalam.

3.3.2 Tahap Perancangan SistemTahap ini merupakan tahap perancangan desain sistem, pada tahap ini sistem desain elektronis trafo yang terhubung secara paralel dirancang menggunakan software POWER PSIM Professional Version 9.0.3.400.

3.3.2.1 Block DiagramPerancangan block diagram dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah realisasi sistem yang akan dibuat.Sumberenergi

energiiTrafoHubungParalel Osciloskop danmultimeter

Gambar 3. 1 Block diagram perancangan sistem

3.3.3 Tahap Pengambilan DataTahap ini merupakan tahap pengambilan data yang dilakukan di Kampus (Blater) Universitas Jenderal Soedirman. Data berupa nilai arus (Iac), dan tegangan (Vac) aktif, reaktif, dan kompleks dari outputan trafo, dan THD (Total Harmonic Distortion).

3.3.4 Tahap AnalisisTahap ini merupakan tahap untuk menganalisis hasil pengukuran di laboratorium mesin listrik guna menilai unjuk kerja trafo satu fasa yang terhubung paralel. Analisis yang dilakukan adalah sebaai berikut :1. Menganalisis loses/rugi-rugi trafo.2. Menganalisis arus magnetisasi.

3.3.5 Tahap AkhirTahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yaitu penyusunan laporan.

3.4 Jadwal KegiatanTabel 3.1 merupakan jadwal penelitian yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini :

Tabel 3.1 Jadwal KegiatanNOJenis KegiatanMaretAprilMeiJuni

Minggu Ke-Minggu Ke-Minggu Ke-Minggu Ke-

1234123412341234

1Pengumpulan Materi dan Literatur (Studi Pustaka)xxx

2Penyusunan Proposalxxxx

3Pelaksanaan Penelitian dan Perancangan Simulasixxxxxxx

4Tahap Analisis Dataxxxxxxxxx

5Penulisan Laporan Akhirxxxxx

3.5 Flowchart PenelitianFlowchart penelitian tugas akhir ini dapat dilihat pada gambar 3.2 :

MulaiTahap persiapanIdentifikasi masalahMenentukan objek penellitian dan studi literature

Memodelkan rangkaian trafo yang terhubung paralel dengan software POWER PSIM Professional Version 9.0.3.400

Tahap analisis hasil karakteristik ujicoba dan pengambilan data

SelesaiHasil Ujicoba

Merakit rangkaian trafo yang terhung paralel dan mengukurnya dengan osciloskop dan multimeter Tahap penulisan laporan

Tidak sesuai yang diharapkan

Sesuai yang diharapkan

Gambar 3. 2 Flowchart penelitianDAFTAR PUSTAKA

William H. Hayt, Jr. 1991. Elektromagnetika Teknologi. Jakarta : Erlangga

Edminister, J.A. 1992. Rangkaian Listrik (Seri Buku Schaum). Jakarta : Erlangga

Rashid, M.H. 1993. Power Electronics (circuits, Devices and applications). ____ : Prentice Hall

Zuhal, 1993. Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya. Jakarta : PT Gramedia

Malvino,A.P. 1994. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta : Erlangga

Hermawan, Erwin. 2003. Analisis unjuk kerja transformator dengan masukan gelombang berbeda. Semarang : UNIKA Soegijapranata.