35
BAB I I.1 Latar Belakang Dengan telah diterbitkannya UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, Permen ESDM No. 0007 Tahun 2005, dan Permen ESDM Nomor 26 tahun 2009, Badan Usaha yang mengajukan permohonan izin dalam kegiatan usaha pengangkutan minyak dan gas bumi makin meningkat. Dalam Permen ESDM Nomor 0007 tahun 2005, telah diatur mengenai persyaratan yang harus dipenuhi Badan Usaha untuk mendapatkan Izin Usaha Pengangkutan Migas. Persyaratan tersebut terdiri dari persyaratan administrasi dan persyaratan teknis, dimana beberapa persyaratan merupakan dokumen atau izin yang dikeluarkan oleh instansi pusat ataupun instansi daerah. Dalam pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi kadangkala masih ditemukan tumpang tindih kewenangan antara beberapa instansi. Izin atau dokumen yang diterbitkan suatu instansi merupakan salah satu persyaratan dalam pengajuan Izin

Proposal Teknis Pedoman

  • Upload
    ediabc

  • View
    149

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jhjhj

Citation preview

BAB I

I.1 Latar Belakang

Dengan telah diterbitkannya UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan

Gas Bumi, Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan

Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, Permen ESDM No. 0007 Tahun 2005,

dan Permen ESDM Nomor 26 tahun 2009, Badan Usaha yang

mengajukan permohonan izin dalam kegiatan usaha pengangkutan

minyak dan gas bumi makin meningkat. Dalam Permen ESDM Nomor

0007 tahun 2005, telah diatur mengenai persyaratan yang harus dipenuhi

Badan Usaha untuk mendapatkan Izin Usaha Pengangkutan Migas.

Persyaratan tersebut terdiri dari persyaratan administrasi dan persyaratan

teknis, dimana beberapa persyaratan merupakan dokumen atau izin yang

dikeluarkan oleh instansi pusat ataupun instansi daerah. Dalam

pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal

Minyak dan Gas Bumi kadangkala masih ditemukan tumpang tindih

kewenangan antara beberapa instansi. Izin atau dokumen yang diterbitkan

suatu instansi merupakan salah satu persyaratan dalam pengajuan Izin

Usaha atau rekomendasi yang diperlukan dalam penerbitan Izin Usaha

Pengangkutan. Hal ini menyebabkan waktu penerbitan izin menjadi lama.

Karena itu, untuk mempercepat proses penerbitan izin dan peningkatan

pelayanan prima dan agar pelaksanaan penerbitan Izin Usaha

Pengangkutan Migas tidak menyalahi peraturan – peraturan perundang -

undangan dan tidak merugikan Badan Usaha yang bermaksud untuk ikut

serta dalam kegiatan usaha migas, maka perlu dilakukan evaluasi

terhadap metode koordinasi dan kewenangan antar instansi – instansi

terkait. Selain itu, metode pembinaan maupun pengawasan terhadap

kegiatan usaha pengangkutan migas pun perlu dievaluasi sehingga dapat

disusun suatu program koordinasi kelembagaan yang efektif dalam

penerbitan Izin Usaha, Pembinaan dan Pengawasan Pengangkutan

Migas.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud :

1. Mendapatkan rumusan pedoman koordinasi kelembagaan yang

efektif dalam penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas dan

Pembinaan, serta pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas.

2. Mendapatkan hasil kajian tentang rekomendasi dan perbaikkan

terhadap penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, Penerbitan

dan Pengawasan Badan Usaha sehingga terjalin kerja sama yang

efektif dan saling mendukung antar lembaga pemerintah dalam

upaya peningkatan kualitas pelayanan publik bidang pengangkutan

migas.

Tujuan:

Tujuan kegiatan ini dilaksanakan adalah untuk meningkatkan kualitas

pelayanan agar lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugas dan

fungsi Subdirektorat Pengangkutan Migas.

1.3 Sasaran

Target/sasaran yang ingin dicapai terkait dengan pengadaan jasa Jasa

Konsultan Pedoman Koordinasi Kelembagaan yang Efektif dalam

Penerbitan Izin Usaha, Pembinaan dan Pengawasan Pengangkutan

Migas adalah menurunnya permasalahan terkait pemenuhan persyaratan

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, Pembinaan dan Pengawasan

Badan Usaha Pengangkutan Migas, serta terjalinnya koordinasi yang

efektif antar lembaga Pemerintahan.;

1.4 Lokasi Kegiatan

Jasa Konsultansi Pedoman Koordinasi Kelembagaan yang Efektif dalam

Penerbitan Izin Usaha, Pembinaan dan Pengawasan Pengangkutan

Migas dilaksanakan di Jakarta

1.5 Referensi Hukum

a. Undang-undang Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas

Bumi;

b. Undang–undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan;

c. Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran;

d. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

e. Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

f. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha

Hilir Minyak dan Gas Bumi;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

h. Peraturan Menteri ESDM Nomor 0007 tahun 2005 tentang

Persyaratan dan Pedoman Pelaksanaan Izin Usaha dalam Kegiatan

Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi;

i. Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 tahun 2009 tentang Penyediaan

dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas.

1.5 Lingkup Pekerjaan

1. Menginventarisi permasalahan – permasalahan yang dihadapi dalam

pelaksanaan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas,

Pembinaan dan Pengawasan Pengangkutan Migas

2. Menginventarisir data persyaratan administrasi dan teknis penerbitan

Izin Usaha Pengangkutan Migas yang berkaitan dengan instansi lain

dan mengumpulkan semua peraturan perundang-undangan yang

terkait dengan persyaratan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan

Migas.

3. Menganalisis tingkat kepentingan data tersebut terhadap penerbitan

Izin Usaha Pengangkutan Migas dan disesuaikan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

4. Menelaah dan mengevaluasi sistem pembinaan dan pengawasan

Pemerintah terhadap Badan Usaha Pengangkutan Migas khususnya

pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

5. Menentukan format pelaksanaan serta pelaporan kegiatan

konsultansi ini yang akan dijadikan acuan kerja setelah

dikoordinasikan dengan Tim Evaluasi.

6. Melakukan pembahasan dengan stakeholder terkait dengan

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, pembinaan dan

pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas.

7. Menganalisis, dan mengevaluasi data secara komprehensif

mengenai pedoman koordinasi kelembagaan yang efektif dalam

penerbitan Izin Usaha, pembinaan dan pengawasan Badan Usaha

Pengangkutan Migas.

8. Merumuskan rekomendasi perbaikan persyaratan penerbitan Izin

Usaha Pengangkutan Migas, serta pola pembinaan dan pengawasan

Badan Usaha Pengangkutan Migas.

9. Mempresentasikan hasil analisis dan evaluasi serta mengusulkan

format penyusunan output kegiatan (laporan kegiatan dan buku

rumusan) kepada Tim Evaluasi.

10. Menyusun draft output kegiatan konsultansi.

11. Mempresentasikan draft output beserta penjelasan komprehensifnya

kepada Tim Evaluasi untuk mendapatkan persetujuan.

12. Membuat Laporan.

1.6 Keluaran

Hasil/produk yang akan dihasilkan dari pengadaan Jasa Konsultansi

Pedoman Koordinasi Kelembagaan yang Efektif dalam Penerbitan Izin

Usaha, Pembinaan dan Pengawasan Pengangkutan Migas adalah berupa

laporan Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan Kebijakan

Kegiatan Usaha Pengangkutan Minyak dan Gas Bumi, BBM, BBG dan

Hasil Olahan.

2. GAMBARAN PEKERJAAN

2.1 Gambaran Umum

Secara umum kegiatan ini merupakan kegiatan kajian, kegiatan

inventarisasi data sekunder dan data primer, Pedoman Koordinasi

Kelembagaan yang Efektif dalam Penerbitan Izin Usaha, Pembinaan dan

Pengawasan Pengangkutan Migas, rekomendasi perbaikan persyaratan

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, serta pola pembinaan dan

pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas, serta penyusunan

rekomendasi dan laporan

2.2 Ruang Lingkup Pekerjaan

2.2.1 Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Menginventarisi permasalahan – permasalahan yang dihadapi dalam

pelaksanaan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas,

Pembinaan dan Pengawasan Pengangkutan Migas

2. Menginventarisir data persyaratan administrasi dan teknis penerbitan

Izin Usaha Pengangkutan Migas yang berkaitan dengan instansi lain

dan mengumpulkan semua peraturan perundang-undangan yang

terkait dengan persyaratan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan

Migas.

3. Menganalisis tingkat kepentingan data tersebut terhadap penerbitan

Izin Usaha Pengangkutan Migas dan disesuaikan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

4. Menelaah dan mengevaluasi sistem pembinaan dan pengawasan

Pemerintah terhadap Badan Usaha Pengangkutan Migas khususnya

pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

5. Menentukan format pelaksanaan serta pelaporan kegiatan

konsultansi ini yang akan dijadikan acuan kerja setelah

dikoordinasikan dengan Tim Evaluasi.

6. Melakukan pembahasan dengan stakeholder terkait dengan

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, pembinaan dan

pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas.

7. Menganalisis, dan mengevaluasi data secara komprehensif

mengenai pedoman koordinasi kelembagaan yang efektif dalam

penerbitan Izin Usaha, pembinaan dan pengawasan Badan Usaha

Pengangkutan Migas.

8. Merumuskan rekomendasi perbaikan persyaratan penerbitan Izin

Usaha Pengangkutan Migas, serta pola pembinaan dan pengawasan

Badan Usaha Pengangkutan Migas.

9. Mempresentasikan hasil analisis dan evaluasi serta mengusulkan

format penyusunan output kegiatan (laporan kegiatan dan buku

rumusan) kepada Tim Evaluasi.

10. Menyusun draft output kegiatan konsultansi.

11. Mempresentasikan draft output beserta penjelasan komprehensifnya

kepada Tim Evaluasi untuk mendapatkan persetujuan.

12. Membuat Laporan

2.2.2 Ruang Lingkup Obyek Kegiatan

Obyek kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Badan usaha Pengangkutan Migas;

2. Lembaga Pemerintah Pusat Terkait;

3. Pemerintah Daerah

2.3 Hasil yang Diharapkan

Berdasarkan kegiatan tersebut diatas, hasil yang diharapkan adalah

menurunnya permasalahan terkait pemenuhan persyaratan penerbitan

Izin Usaha Pengangkutan Migas, Pembinaan dan Pengawasan Badan

Usaha Pengangkutan Migas, serta terjalinnya koordinasi yang efektif

antar lembaga Pemerintahan.

3 METODOLOGI DAN TAHAPAN KEGIATAN

3.1 Metodologi

Dalam melakukan kegiatan ini, metodologi yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut:

Metodologi pelaksana ini adalah sbb:

1. Inventarisasi data primer dan data sekunder.

1. Data sekunder, diperoleh dari pengumpulan data dari studi

pustaka, referensi ilmiah, majalah, koran dan. Sumer-sumber

data yang berasal dari instasi terkait seperti Ditjen Migas,

Departemen Perhubungan, BPH Migas, Badan Usaha

Pengangkutan Migas, dan Pemerintah Daerah yang

merupakan sumber data yang sangat penting dalam kajian

ini.

2. Data Primer, diperoleh dari survey langsung ke lapangan.

3. Melakukan kajian, meliputi:

Menganalisis tingkat kepentingan data tersebut terhadap

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas dan disesuaikan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menelaah dan mengevaluasi sistem pembinaan dan

pengawasan Pemerintah terhadap Badan Usaha

Pengangkutan Migas khususnya pembagian kewenangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Menentukan format pelaksanaan serta pelaporan kegiatan

konsultansi ini yang akan dijadikan acuan kerja setelah

dikoordinasikan dengan Tim Evaluasi.

Melakukan pembahasan dengan stakeholder terkait dengan

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, pembinaan dan

pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas.

Menganalisis, dan mengevaluasi data secara komprehensif

mengenai pedoman koordinasi kelembagaan yang efektif

dalam penerbitan Izin Usaha, pembinaan dan pengawasan

Badan Usaha Pengangkutan Migas.Menyusun aplikasi

perhitungan biaya penyediaan dan distribusi BBM PSO.

Merumuskan rekomendasi perbaikan persyaratan penerbitan

Izin Usaha Pengangkutan Migas, serta pola pembinaan dan

pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas

3.2 Tahapan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam beberapa tahapan antara lain

sebagai berikut:

1. Persiapan:

a. Perijinan;

b. Inventarisasi kebutuhan data sekunder dan data primer;

c. Penyusunan metodologi dan manajemen pelaksanaan kegiatan;

d. Penyusunan SOP dan penyiapan manajemen pelaksanaan

kegiatan lapangan;

2. Pengumpulan/inventarisasi data sekunder;

3. survey/pengumpulan data lapangan;

4. Analisis dan evaluasi data

5. Merumuskan rekomendasi perbaikan persyaratan penerbitan Izin

Usaha Pengangkutan Migas, serta pola pembinaan dan pengawasan

Badan Usaha Pengangkutan Migas

6. Menyusun laporan.

BAB II

Berdasarkan penelaahan terhadap ketentuan-ketentuan dan petunjuk

yang diuraikan dalam Term of Reference (TOR) dan RKS, konsultan

menyimpulkan bahwa semuanya telah cukup jelas. Berikut akan

dipaparkan apresiasi konsultan terhadap TOR yang telah diterima.

Apresiasi tersebut terdiri atas Apresiasi atas Maksud dan Tujuan dan

Ruang Lingkup.

2.1 APRESIASI TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultasi Pedoman

Koordinasi Kelembagaan yang Efektif dalam Penerbitan Izin Usaha,

Pembinaan dan Pengawasan Pengangkutan Migas adalah :

Maksud :

1. Mendapatkan rumusan pedoman koordinasi kelembagaan yang

efektif dalam penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas dan

Pembinaan, serta pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas.

2. Mendapatkan hasil kajian tentang rekomendasi dan perbaikkan

terhadap penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, Penerbitan

dan Pengawasan Badan Usaha sehingga terjalin kerja sama yang

efektif dan saling mendukung antar lembaga pemerintah dalam

upaya peningkatan kualitas pelayanan publik bidang pengangkutan

migas.

Tujuan :

Tujuan kegiatan ini dilaksanakan adalah untuk meningkatkan kualitas

pelayanan agar lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugas dan

fungsi Subdirektorat Pengangkutan Migas..

2.2. APRESIASI TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN

2.2.1. Lingkup Kegiatan

Konsultan melihat bahwa ketentuan lingkup pekerjaan telah cukup jelas

yaitu kegiatan kajian, kegiatan inventarisasi data sekunder dan data

primer, analisa data, sistem pembinaan dan pengawasan Pemerintah,

pedoman koordinasi kelembagaan yang efektif, serta merumuskan

rekomendasi perbaikan persyaratan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan

Migas.

a. Menginventarisi permasalahan – permasalahan yang

dihadapi dalam pelaksanaan penerbitan Izin Usaha

Pengangkutan Migas, Pembinaan dan Pengawasan

Pengangkutan Migas

Menginventarisi permasalahan – permasalahan yang dihadapi

dalam pelaksanaan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas,

Pembinaan dan Pengawasan Pengangkutan Migas bertujuan agar

dapat diketahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

Badan Usaha dalam mengajukan izin usaha pengangkutan migas.

Hal ini yang akan menjadi dasar atau acuan dalam perbaikan

prosedur penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, Pembinaan

dan Pengawasan Pengangkutan Migas.

b. Menginventarisir data persyaratan administrasi dan

teknis penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas

yang berkaitan dengan instansi lain dan

mengumpulkan semua peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan persyaratan

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas.;

Inventarisasi terhadap data persyaratan administrasi dan teknis

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas yang berkaitan dengan

instansi lain serta peraturan perundang-undangan yang terkait

dengan persyaratan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas

diperlukan untuk bahan analisis dan evaluasi agar dapat dilakukan

perbaikan prosedur izin usaha pengangkutan migas sehingga dapat

tersusun pedoman Penerbitan Izin Usaha, Pembinaan dan

Pengawasan Pengangkutan Migas yang efisiensi dan efektif.

Adapun dasar dan landasan hukum yang akan dijadikan acuan

dalam kegiatan ini adalah :

1. Undang-undang Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas

Bumi;

2. Undang–undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan;

3. Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran;

4. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

5. Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2004 tentang Kegiatan

Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Menteri ESDM Nomor 0007 tahun 2005 tentang

Persyaratan dan Pedoman Pelaksanaan Izin Usaha dalam

Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi;

9. Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 tahun 2009 tentang

Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas.

c. Menganalisis tingkat kepentingan data tersebut

terhadap penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas

dan disesuaikan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Dari berbagai data dan informasi yang telah dikumpulkan baik

data-data yang diperoleh dari hasil survey langsung ke

lapangan ataupun data-data sekunder, dilakukan kajian

terhadap priorits atau tingkat kepentingan data tersebut

terhadap penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas dan

disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi atau

mengefektifkan prosedur yang ada saat ini sehingga dapat

dicapai efisiensi waktu dan prosedur penerbitan Izin Usaha

Pengangkutan Migas tanpa mengurangi kualitasnya.

d. Menelaah dan mengevaluasi sistem pembinaan dan

pengawasan Pemerintah terhadap Badan Usaha

Pengangkutan Migas khususnya pembagian

kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Sistem pembinaan dan pengawasan Pemerintah terhadap Badan

Usaha Pengangkutan Migas khususnya pembagian kewenangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah perlu dievaluasi agar tidak

terjadi tumpang tindih kewenangan yang dapat menyebabkan

inefisiensi sistem pembinaan dan pengawasan Pemerintah terhadap

Badan Usaha Pengangkutan Migas. Pembagian kewenangan dapat

dilakukan berdasarkan prioritas kepentingan serta mengacu pada

landasan hukum yang ada.

e. Menentukan format pelaksanaan serta pelaporan

kegiatan konsultansi ini yang akan dijadikan acuan

kerja setelah dikoordinasikan dengan Tim Evaluasi.

Format pelaksanaan serta pelaporan kegiatan konsultansi ini yang

akan dijadikan acuan kerja setelah dikoordinasikan dengan Tim

Evaluasi menjadi bagian yang sangat penting dalam kegiatan ini

karena menjadi dasar dalam penyusunan rekomendasi perbaikan

persyaratan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas.

f. Melakukan pembahasan dengan stakeholder terkait

dengan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas,

pembinaan dan pengawasan Badan Usaha

Pengangkutan Migas;

Untuk mendapatkan masukan dalam upaya perbaikan persyaratan

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, perlu pembahasan dan

masukan-masukan dari stakeholder terkait dengan penerbitan Izin

Usaha Pengangkutan Migas, pembinaan dan pengawasan Badan

Usaha Pengangkutan Migas sehingga kendala-kendala yang terjadi

di lapangan nantinya dapat diminimalisir.

g. Menganalisis, dan mengevaluasi data secara

komprehensif mengenai pedoman koordinasi

kelembagaan yang efektif dalam penerbitan Izin

Usaha, pembinaan dan pengawasan Badan Usaha

Pengangkutan Migas;

Hal terpenting dalam penerbitan Izin Usaha pembinaan dan

pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas adalah koordinasi

antar lembaga terkait. Adanya kendala-kendala seperti miss

komunikasi, tumpang tindih kewenangan, dan lain-lain perlu

diperbaiki dengan cara Menganalisis, dan mengevaluasi data secara

komprehensif mengenai pedoman koordinasi kelembagaan yang

efektif dalam penerbitan Izin Usaha, pembinaan dan pengawasan

Badan Usaha Pengangkutan Migas.

h. Merumuskan rekomendasi perbaikan persyaratan

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, serta

pola pembinaan dan pengawasan Badan Usaha

Pengangkutan Migas;

Tahapan akhir dari kegiatan ini adalah Merumuskan rekomendasi

terkait dengan hasil kajian yang telah dilakukan. Setelah dilakukan

berbagai análisis dan evaluasi terhadap persyaratan penerbitan Izin

Usaha Pengangkutan Migas, serta pola pembinaan dan pengawasan

Badan Usaha Pengangkutan Migas, selanjutnya dirumuskan

rekomendasi perbaikan persyaratan penerbitan Izin Usaha

Pengangkutan Migas, serta pola pembinaan dan pengawasan Badan

Usaha Pengangkutan Migas.

2.2.2 Lingkup Obyek Kegiatan

Pada kegiatan ini akan dilakukan pengumpulan data terhadap

obyek kegiatan sesuai dengan lingkup data yang akan dipakai

untuk melakukan analisis. Adapun lingkup obyek pekerjaan yang

akan dilakukan dapat dibagi menjadi tiga (3) yaitu Badan usaha

Pengangkutan Migas, Pemerintah Pusat, dan pemerintah daerah.

Badan Usaha Pengangkutan BBM. Badan Usaha

Pengangkutan Migas adalah Badan Usaha yang mengajukan

izin usaha pengangkutan Migas. Badan Usaha ini menjadi

slah satu objek kegiatan karena merekalah yang akan

menjalani prosedur penerbitan Izin Usaha Pengangkutan

Migas.

Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat dalam hal ini adalah

Ditjen Migas merupakan lembaga yang mengeluarkan izin

Usaha Pengangkutan Migas. Lembaga ini berkoordinasi

dengan lembaga lain yang terkait dalam menjalankan

prosedur penerbitan Usaha Pengangkutan Migas.

Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah memiliki fungsi

pengawasan terhadap kegiatan pengangkutan Migas yang

ada di wilayahnya.

2.2.3 Lingkup Obyek Wilayah Kegiatan

Wilayah kegiatan pedoman koordinasi kelembagaan yang efektif dalam

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas dan Pembinaan, serta

pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas berlaku untuk seluruh

Wilayah NKRI sedangkan kegiatannya sendiri dilakukan di Jakarta.

2.3. APRESIASI TERHADAP TARGET DAN SASARAN

Target/sasaran yang ingin dicapai terkait dengan pengadaan jasa

Konsultan Pedoman Koordinasi Kelembagaan yang Efektif dalam

Penerbitan Izin Usaha, Pembinaan dan Pengawasan Pengangkutan

Migas adalah menurunnya permasalahan terkait pemenuhan persyaratan

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, Pembinaan dan Pengawasan

Badan Usaha Pengangkutan Migas, serta terjalinnya koordinasi yang

efektif antar lembaga Pemerintahan.

Hal tersebut sudah sangat jelas tanpa perlu uraian lebih lanjut.

BAB III

3.1 RENCANA PENANGANAN PEKERJAAN

Mengacu pada tujuan serta ruang lingkup pekerjaan, maka rencana

penanganan pekerjaan dilakukan dengan memperhatikan lingkup pendataan

dan lingkup analisis dan evaluasi.

3.1.1 Lingkup Pendataan

a. Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam rangka melakukan kegiatan pedoman

koordinasi kelembagaan yang efektif dalam penerbitan Izin Usaha

Pengangkutan Migas dan Pembinaan, serta pengawasan Badan Usaha

Pengangkutan Migas terdiri atas data sekunder dan data primer.

1. Data sekunder, diperoleh dari pengumpulan data dari studi pustaka,

referensi ilmiah, majalah, koran dsb.

2. Data Primer, diperoleh dari survey langsung ke lapangan. Dalam

kegiatan ini kegiatan survey diarahkan ke badan usaha

pengangkutan Migas dan lembaga-lembaga Pemerintah yang terkait

dengan penerbitan izin usaha pengangkutan Migas.

b. Sumber Data

Data yang diperlukan dapat diperoleh dari instansi terkait yang terdiri atas:

- Ditjen Migas, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;

- Departemen Perhubungan

- Pemerintah Daerah

- Departemen Perindustrian dan Perdagangan;

- Badan Usaha Pengangkutan Migas

c. Teknik Pendataan

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan secara komprehensif

dan terkini (Uptodate), pelaksanaan pengumpulan data akan dilakukan

melalui 2 (dua) cara, yakni:

- Inventarisasi langsung terhadap data-data yang sudah dalam bentuk jadi,

misalnya laporan tahunan dan data statistik lainnya.

- Interview/wawancara dengan menggunakan daftar isian/kuissioner/

panduan wawancara.

3.1.2 Lingkup Kajian

Kegiatan penelaahan utama yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini

adalah:

Menganalisis, dan mengevaluasi data secara komprehensif

mengenai pedoman koordinasi kelembagaan yang efektif dalam

penerbitan Izin Usaha, pembinaan dan pengawasan Badan Usaha

Pengangkutan Migas.

Merumuskan rekomendasi perbaikan persyaratan penerbitan Izin

Usaha Pengangkutan Migas, serta pola pembinaan dan pengawasan

Badan Usaha Pengangkutan Migas..

Mempresentasikan hasil analisis dan evaluasi serta mengusulkan

format penyusunan output kegiatan (laporan kegiatan dan buku

rumusan) kepada Tim Evaluasi.

-

3.2 STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN STUDI

Secara umum, alur pikir dalam mencapai sasaran studi ditunjukkan pada

Gambar 3.1.

PERSIAPAN

PENGUMPULAN DATA1. Permasalahan - permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan penerbitan

Izin Usaha Pengangkutan Migas, Pembinaan dan Pengawasan Pengangkutan Migas.2. Data persyaratan administrasi dan teknis penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas

yang berkaitan dengan instansi lain3. Data peraturan perundang-undangan yang terkait dengan persyaratan penerbitan Izin

Usaha Pengangkutan Migas

ANALISIS DAN EVALUASI1. Menganalisis tingkat kepentingan data tersebut terhadap penerbitan Izin Usaha

Pengangkutan Migas dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

2. Menelaah dan mengevaluasi sistem pembinaan dan pengawasan Pemerintah terhadap Badan Usaha Pengangkutan Migas khususnya pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

3. Menentukan format pelaksanaan serta pelaporan kegiatan konsultansi ini yang akan dijadikan acuan kerja setelah dikoordinasikan dengan Tim Evaluasi.

4. Melakukan pembahasan dengan stakeholder terkait dengan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, pembinaan dan pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas.

5. Menganalisis, dan mengevaluasi data secara komprehensif mengenai pedoman koordinasi kelembagaan yang efektif dalam penerbitan Izin Usaha, pembinaan dan pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas.

MENYUSUN REKOMENDASI

Merumuskan rekomendasi perbaikan persyaratan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, serta pola pembinaan dan pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas

BAB IV

Sesuai dengan ruang lingkup studi, maka telah disusun program kerja

penyelesaian studi. Dalam program kerja ini kegiatan-kegiatan akan

dilaksanakan secara bertahap dengan urutan tahap persiapan, studi

literatur, penyusunan laporan pendahuluan, pengumpulan data/

inventarisasi data, proses pengolahan data, penyusunan laporan

intermediet, tahap analisis dan evaluasi, penyusunan rekomendasi, serta

penyusunan laporan akhir.

Deskripsi dari setiap tahapan kegiatan tersebut secara urut dapat

diuraikan sebagai berikut:

4.1 TAHAP PERSIAPAN

Tahap ini dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang

diperlukan untuk terlaksananya kegiatan studi. Persiapan ini mencakup

dua aspek, yaitu, aspek administrasi dan aspek teknis.

Menyelesaikan persyaratan administrasi dengan pihak proyek;

Pengurusan surat izin pendataan ke sumber data dan informasi yang

menjadi objek proyek;

Mobilisasi personil/tenaga ahli yang akan dilibatkan;

Mempersiapkan surat penugasan kepada tenaga ahli;

Mempersiapkan ruang kerja (studio);

Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan;

Mengumpulkan bahan dan referensi;

Menyusun rancangan studi dan rencana kerja.

4.2 PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN

Laporan ini dibuat untuk menggambarkan kesiapan konsultan dalam

melaksanakan studi. Dalam penyusunan laporan ini mencakup

pemantapan usulan teknis, hasil studi kepustakaan, metodologi yang

lebih detil serta rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

4.3 TAHAP SURVEI LAPANGAN/PENGUMPULAN DATA

Aktivitas ini dilakukan dalam rangka menginventarisasi data/informasi

yang diperlukan berdasarkan aspek-aspek yang akan dikaji.

Berdasarkan pendekatan studi yang digunakan, maka jenis-jenis data

yang diperlukan dan harus dikumpulkan dalam studi ini antara lain:

1) Permasalahan – permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, Pembinaan dan

Pengawasan Pengangkutan Migas.

2) Data persyaratan administrasi dan teknis penerbitan Izin Usaha

Pengangkutan Migas yang berkaitan dengan instansi lain

3) Data peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

persyaratan penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas

4.4 PROSES PENGOLAHAN DATA

Tahapan ini merupakan kegiatan untuk memproses data yang telah

dikumpulkan. Kegiatan ini meliputi: proses kompilasi, deskripsi, analisis

dan evaluasi data.

4.5 PENYUSUNAN LAPORAN INTERMEDIET

Merupakan laporan yang memberikan gambaran mengenai hasil-hasil

identifikasi dan analisis hasil pengumpulan data serta rekomendasi yang

diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

4.6 TAHAP ANALISIS DAN EVALUASI

Tahap analisis ini merupakan kegiatan penelaahan terhadap aspek

pendekatan yang sesuai dengan lingkup kegiatan studi. Kegiatan

pengkajian akan dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menganalisis tingkat kepentingan data tersebut terhadap

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas dan disesuaikan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Menelaah dan mengevaluasi sistem pembinaan dan pengawasan

Pemerintah terhadap Badan Usaha Pengangkutan Migas

khususnya pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah.

3. Menentukan format pelaksanaan serta pelaporan kegiatan

konsultansi ini yang akan dijadikan acuan kerja setelah

dikoordinasikan dengan Tim Evaluasi.

4. Melakukan pembahasan dengan stakeholder terkait dengan

penerbitan Izin Usaha Pengangkutan Migas, pembinaan dan

pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas.

5. Menganalisis, dan mengevaluasi data secara komprehensif

mengenai pedoman koordinasi kelembagaan yang efektif dalam

penerbitan Izin Usaha, pembinaan dan pengawasan Badan Usaha

Pengangkutan Migas.

6. Merumuskan rekomendasi perbaikan persyaratan penerbitan Izin

Usaha Pengangkutan Migas, serta pola pembinaan dan

pengawasan Badan Usaha Pengangkutan Migas.

4.7 PENYUSUNAN REKOMENDASI

Kegiatan ini merupakan langkah akhir dalam mencapai target studi, yaitu

merumuskan rekomendasi perbaikan persyaratan penerbitan Izin Usaha

Pengangkutan Migas, serta pola pembinaan dan pengawasan Badan

Usaha Pengangkutan Migas

4.8 PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR

Penyusunan laporan akhir ini dilakukan melalui dua tahap yaitu, laporan

akhir sementara dan laporan akhir.

a. Laporan Sementara

Penyusunan laporan sementara merupakan hasil sementara studi yang

meliputi hasil evaluasi/pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi

sementara.

b. Laporan Akhir

Merupakan hasil akhir Studi. Laporan ini adalah sebagai hasil perbaikan

dari Laporan Sementara yang sebelumnya telah dipresentasikan di

hadapan Tim. Laporan ini akan disampaikan pada akhir bulan ke enam.

4.9 JADWAL PELAKSANAAN

Dari kerangka Acuan Kerja pelaksanaan pekerjaan Pedoman Koordinasi

Kelembagaan yang Efektif dalam Penerbitan Izin Usaha, Pembinaan

dan Pengawasan Pengangkutan Migas dilaksanakan di Jakarta., waktu

pelaksanaan pekerjaan adalah selama 6 (enam) bulan. Untuk memenuhi

waktu tersebut, konsultan telah merancang jadwal kegiatan seperti

terlihat dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan pekerjaan Pedoman Koordinasi Kelembagaan yang Efektif dalam Penerbitan Izin Usaha,

Pembinaan dan Pengawasan Pengangkutan Migas dilaksanakan di Jakarta.

BAB V

Guna mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan yang terkoordinir dengan

baik, terarah dan terkendali, Konsultan telah mempersiapkan tim organisasi

kerja yang disiapkan khusus untuk melaksanakan pekerjaan ini. Susunan

organisasi ini terdiri atas 3 komponen, yaitu: Ketua Tim, Tenaga Ahli dan

Tenaga Penunjang.

5.1 5.1 TENAGA AHLI TENAGA AHLI

Untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan untuk mencapai tujuan dan

sasaran kegiatan, diperlukan tenaga ahli yang sesuai dengan bidang

keahliannya. Tenaga ahli tersebut dikelompokan menjadi Ketua Tim,

Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang. Di bawah ini diuraikan klasifikasi

tenaga ahli yang dimaksud.

a. Ketua Tim, adalah pimpinan tim yang memiliki spesifikasi sebagai ahli

kepala dan telah berpengalaman dalam memimpin proyek.

b. Tenaga Ahli, adalah anggota tim ahli yang memenuhi syarat keahlian

yang dikehendaki dalam pekerjaan ini yang terdiri atas:

Tenaga Ahli Kepala (Manajemen/AdministrasiNegara/Hukum/Ilmu

Pemerintahan)

Tenaga Ahli Kebijakan Publik/Ilmu Pemerintahan/ Ilmu

Pembangunan Sosial/Administrasi Negara (S1);

Tenaga Ahli Teknik Kimia (S1);

Tenaga Ahli Hukum (S1);

Tenaga Ahli Teknik Lingkungan (S1);

1

Tenaga Ahli Hukum/Manajemen/Ekonomi/Akuntansi (D3);

Tenaga Ahli Ilmu Komputer/Informatika/Manajemen Informasi/

Sistem Informasi (D3);

Tenaga Sekretaris/Ekonomi /Public Relation (D1);

2