Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    1/58

    KONSEP PROSPEL DALAM KERONCONG

    PROPOSAL TESIS

    Untuk memenuhi sebagian persyaratan

    guna mencapai derajat sarjana S2

    Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni

    Minat Studi Pengkajian Musik

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    2/58

    2

    A.  Pendahuluan

    Bentuk musik keroncong saat ini semakin berkembang sesuai

    dengan selera masyarakatnya. Keroncong semakin banyak

    diminati baik dari kalangan tua dan muda. Berbagai bentuk sajian

    seperti penggabungan chamber orchestra 1 mulai menjadi perhatian

    saat ini. Adapun lagu dengan genre  pop-modern yang

    digubah/diaransemen menjadi bentuk lagu keroncong, saat ini

     juga semakin marak disajikan.

    Pada dasarnya keroncong di Indonesia memiliki 4 bentuk

    komposisi lagu, yaitu; keroncong Asli, Langgam, Stambul dan

    Ekstra Keroncong Perkembangan kreatifitas seniman ang tanpa

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    3/58

    3

    disesuaikan dengan suasana tema/ide musikal instrumen

    daerahnya masing-masing. Seperti; Orkes Keroncong (OK.) Harry

    Palmers menambahkan gambang kromong dan kendang Betawi

    pada kegiatan Solo Keroncong Festival 2015.

    Hastanto (2011: 86-90) dalam Kajian Musik Nusantara-1

    menjelaskan bahwa; jika dikelompokkan dalam pembagian era,

    keroncong dapat dikategorikan ke dalam empat era, yakni;

    Keroncong tempoe doeloe (1880-1920), Keroncong abadi (1920-

    1960), Keroncong modern, dan Keroncong millenium (2000-

    sekarang). Adapun perkembangan setiap era tersebut dan

    perbedaan wilayah budaya menimbulkan beragam „rasa‟ musikal

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    4/58

    4

    atau disesuaikan dengan kebutuhan lagu yang ingin disajikan.

    Harmunah (1996: 17) menjelaskan bahwa keroncong asli memiliki

    tiga bentuk bagian yakni: bagian angkatan  atau permulaan/awal

     yaitu kalimat A, bagian ole-ole  atau tengah/reffrain  yaitu kalimat B

    dan bagian akhir atau bagian C. Salah satu keunikan keroncong

    asli terletak diantara birama ke sembilan dan ke sepuluh,

    biasanya terdapat senggaan atau midle spell   –  interlude. Keunikan

    lainnya juga terdapat ketika akan dilakukan repetisi  atau ulangan

    lagu, kecenderungannya akan mengambil melodi intro dari kalimat

    A pada bagian A dan kemudian lagu tersebut diulang kembali.

    Pada akhir lagu kecenderungan akan ditutup oleh coda .

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    5/58

    5

    peneliti tertarik dengan fenomena  prospel ini dan kemudian

    mencari data/informasi awal sebelum memutuskan  prospel akan

    dijadikan sebagai bahan tulisan tesis.

    Prospel berbeda bentuknya dengan intro, karena  prospel  

    berdiri sendiri dan kecenderungannya dimainkan sebelum bagian

    intro sebagai salah satu ciri khas keroncong asli. Beberapa

    seniman maupun pengamat keroncong pada mulanya berpendapat

    bahwa, prospel adalah karakteristik atau ciri khas dari keroncong

    asli yang dibangun melalui daya improvisasi atau improvisare 6 

    pemain  flute /biola/gitar yang memiliki virtuositas 7   untuk

    membuka lagu dan digunakan untuk menunjukkan ketrampilan –  

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    6/58

    6

    pertanyaan bagi peneliti mengenai apakah  prospel adalah bagian

    dari keroncong asli; sebagai ciri khas  yang „mutlak‟, ataukah

    hanya sebagai improvisasi maupun sebagai cadenza 8   sehingga

    kadang disajikan kadang juga tidak.

    Kedua, ditemukan penyajian bentuk  prospel  yang tidak bisa

    ditebak; bahwa prospel kadang dilakukan dalam satu bagian, dua

    bagian atau bahkan tiga bagian. Peneliti tentunya bertanya

    tentang batasan untuk memahami bagaimanakah dan ciri apakah

     yang menunjukkan bahwa improvisasi tersebut dapat dikatakan

     prospel . Ketiga, mengenai alat musik yang digunakan dalam

    improvisasi  prospel. Pada beberapa kesempatan pertunjukkan

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    7/58

    7

    pemain tersebut memiliki gaya serta karakter pribadi dalam

    menyajikan  prospel, hal ini menimbulkan pertanyaan

    bagaimanakah proses imajinasi untuk membuat  prospel setiap

    pemain. Kelima, ditemukan pada beberapa repertoar lagu

    keroncong dengan jenis stambul dan keroncong kreatif juga

    menggunakan  prospel.  Jadi apakah sebenarnya  prospel  juga

    digunakan pada seluruh jenis lagu keroncong. Keenam, dari

    berbagai pernyataan di atas, maka apakah sebenarnya fungsi

     prospel dalam keroncong, jika tidak ada, lantas akan

    menyebabkan apa ? atau mengapa harus ada  prospel ?

    mungkinkah akan ada yang hilang dari salah satu ciri/identitas

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    8/58

    8

    kata prospel diduga memiliki penyebutan yang berbeda-beda, pada

    kasus ini jika beberapa seniman keroncong menyebut  prospel,

    beberapa seniman ada yang menyebutnya dengan voorspel / 

     proospel / vorspiel atau  prelude. Proses pencarian data awal pada

    proposal ini yakni; kata  prospel diduga berasal dari bahasa

    belanda yakni; voorspel  yang berarti  prelude;overture  

    (woordenboeken, 1987: 653). Adapun dalam kamus umum bahasa

    Belanda-Indonesia, voor’spel  yang berarti musik pendahuluan

    atau sesuatu yang mendahului (Wojowasito, 1958: 768).

    Banoe (2003 : 433) dalam kamus musik juga menjelaskan

    kata yang mirip dengan  prospel ,   yakni vorspiel  yang berarti

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    9/58

    9

    mengenai prospel, memahami adanya konsep untuk menunjukkan

    kualitas/kepiawaian atau virtuositas  yang disajikan sebagai

    implikasi dari  prospel , mengungkap bahwa  prospel bukanlah

    abstraksi lagu, menunjukkan perbedaan prospel dengan intro atau

     prelude   atau cadenza   dan juga menunjukkan bahwa; meskipun

    alat musik keroncong yang dimainkan merupakan alat musik

    Barat, namun cara memainkan dan „citarasa‟ yang digunakan

    dalam keroncong adalah „citarasa‟ nusantara, istilah orang

    keroncong menyebut citarasa kerongcong adalah „rasa‟

    ngeroncongi .12 

    Bagi masyarakat keroncong,  prospel merupakan salah satu

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    10/58

    10

    sesuatu hal yang kecil, namun memiliki peranan/dampak sebagai

    bahan literasi musik Nusantara.

    Penelitian ini akan dilihat dari sudut pandang emik,

    kemudian informasi dari setiap narasumber nantinya juga akan

    divalidasi dengan melihat „ kepantasan budaya‟   dari masyarakat

    keroncong yang diteliti, untuk membuktikan dan menunjukkan

    bahwa  prospel hidup dan berkembang pada masyarakat

    keroncong.

    Penelitian  prospel ini akan fokus membahas mengenai

    karakterisasi dan konsep  prospel sebagai bahan tesis. Lokasi

    penelitian ini akan dilakukan pada wilayah Solo dan Surabaya,

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    11/58

    11

    sejarah, fungsi, perkembangannya, dan sebagainya. Tentu saja

    pada awal penelitian ini, peneliti harus mengetahui apakah

    keberadaan  prospel memang benar-benar hidup dan berkembang

    di masyarakat keroncong sampai saat ini. Berbagai pertanyaan

    mengenai kompleksitas masalah tersebut akan disajikan dalam

    rumusan sebagai berikut.

    1.  Bagaimanakah karakterisasi prospel dalam keroncong ?

    2. 

    Bagaimanakah konsep prospel dalam keroncong ?

    Berbicara mengenai karakterisasi dapat menimbulkan „tafsir‟

     yang sangat beragam, untuk dapat membatasi pemaknaan

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    12/58

    12

    C.  Tujuan Penelitian

    1.  Tujuan Umum

     Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep

     prospel  yang berkembang di masyarakat keroncong. Tujuan

    penelitian ini juga nantinya akan menjawab segala pertanyaan

    peneliti pada daftar pertanyaan, mengenai apa itu sebenarnya

     prospel dalam musik keroncong.

    2.  Tujuan Khusus

    Berdasarkan masalah yang telah terumuskan di atas, tujuan

    khusus dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    13/58

    13

    Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah kualitas

    pengetahuan seni musik Nusantara terhadap pemahaman konsep

    lokal yang seharusnya dapat di‟ gali‟  dan untuk dijadikan sebagai

    pengetahuan/ konsep lokal musik Nusantara.

    2.  Manfaat praktis

    a.  Memberikan pengalaman terhadap peneliti secara pribadi

    mengenai cara menyajikan prospel .

    b.  Memberikan pengetahuan dan pemahaman dalam

    menyajikan prospel .

    c.  Memberikan gambaran, pemahaman, pemaknaan teknik

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    14/58

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    15/58

    15

    Dijelaskan dalam buku ini bahwa, dalam keroncong asli selalu

    ada intro dan coda . Intro merupakan imrovisasi tentang akor I dan

    V, yang diakhiri dengan akor I dan ditutup dengan kadens

    lengkap. Berbeda dengan pengertian intro  –   introduction , Banoe

    (2003: 197) menjelaskan bahwa intro adalah pengantar, pembuka

    atau musik pengiring vokal yang lazimnya mengawali sebelum

    masuknya suara vokal. Intro biasanya terencana tanpa adanya

    improvisasi dan biasanya diambil dari bagian lagu dengan akor

     yang disesuaikan dengan melodinya. Tentunya hal ini belum dapat

    dipastikan maksud dari penjelasan intro pada buku ini karena

    tidak ada contoh notasi yang menggambarkan maksud dari

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    16/58

    16

    seperti biola,  flute , atau gitar dilanjutkan dengan interlude 13 .

    Berbeda namun sejenis dengan penjelasan Harmunah mengenai

    intro diatas bahwa, maksud dari  prelude pada buku ini diduga

    menjelaskan mengenai  prospel . Tidak adanya contoh  prelude pada

    penjelasannya, sehingga menyulitkan peneliti untuk menulusuri

    lebih lanjut prelude yang dimaksud pada buku ini.

    c. Dieter Mack. 1995. Sejarah Musik Jilid 4 . Dieter Mack dalam

    buku ini menjelaskan perkembangan sejarah musik setelah

    perang dunia ke-II dimulai dari tahun 50‟an sampai tahun 80‟an.

    Pada bagian selanjutnya, Dieter Mack menjelaskan musik di

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    17/58

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    18/58

    18

    Singgih Sanjaya pada tulisan Penyusunan Aransemen dalam

    Musik Keroncong , pada bagian; introduksi, interlude, dan coda

    menjelaskan bahwa keroncong asli biasanya diawali dengan apa

     yang disebut voorspel,  yaitu permainan solo  –   tunggal  flute dan

    biola. Budiman B.J. pada bagian tulisan Mengenal Keroncong dari

    Dekat  juga menjelaskan bahwa lagu-lagu Kroncong Asli biasanya

    dimulai dengan permainan solo  –   tunggal biola yang disebut

    voorspel   (Introduksi), biasanya voorspel   itu dibagi menjadi tiga

    bagian. Budiman juga menjelaskan; dapat disimpulkan voorspel  

    pada Kroncong Asli adalah permainan solo  –   tunggal yang bebas

    sebelum masuk ke irama keroncong. Kajian ini nampaknya hanya

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    19/58

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    20/58

    20

    teknik permainan biola pada musik keroncong. Teknik yang

    ditemukan oleh penulis adalah teknik ornamen (nada hiasan) yang

    meliputi; teknik cengkok,15   teknik gregel,16   teknik embat,17  teknik

    mbesut,

    18 

     teknik acciaccatura,

    19 

     dan teknik trill.

    20 

     

    Beberapa teknik tersebut dijelaskan dalam skripsi mirip dengan

    teknik ornamentasi dalam ilmu musik Barat. Berbagai teknik ini

    dikatakan juga digunakan pada voorspel dalam pembahasannya.

    Istilah-istilah tersebut juga menjadi kajian yang menarik, karena

    pada informasi dari penutur tidak banyak menggunakan istilah

    teknik musik Barat, melainkan istilah karawitan Jawa. Selain itu

    ada teknik embat   yang dalam istilah karawitan menjadi bagian

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    21/58

    21

    b. Fakhri Isa Maulana. 2013. Skripsi dengan judul “Metode

    Permainan Flute Keroncong Asli Mengacu pada Lagu Kr 21  Burung

    Kenari oleh Orkes Keroncong Bintang Jakarta ” . Skripsi ini

    menjelaskan bahwa metode pelatihan pada f lute didapat dari isian-

    isian lagu dan voorspel . Unsur-unsur improvisasi menggunakan

    pendekatan lick dan chordal.22   Metode latihan  flute diambil dari

    teknik-teknik yang dimainkan instrumen  flute pada lagu Kr

    Burung Kenari. Pelatihan teknik ini diantaranya memainkan pola

    tangga nada, melodi sekuens naik-turun, pengembangan dari

    unsur lick dan tri suara  –   arpeggio . Skripsi ini juga banyak

    menggunakan istilah teknik musik Barat yang kemungkinan para

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    22/58

    22

    „ luwes‟ .23 Suryanto juga menjelaskan bahwa gaya biola keroncong

    benyak menirukan dari pembawaan pada vokal keroncong,

    diantaranya seperti; cengkok, gregel, embat, mbesut, dan

    nggandul .24  Adapun pembahasan lainnya dalam skripsi ini

    mengenai permainan biola yang ngeroncongi menurut Mamad dan

    Muri (pebiola keroncong). Informasi tersebut nantinya pada

    penelitian ini akan ditelusuri kembali dan memberikan dasar

    pengetahuan yang akan menjadi bahan pertanyaan pada para

    pelaku keroncong yang ada di Surabaya dan Solo.

    d. Arie Kusumah. 2010. Teknik Permainan Improvisasi Gitar

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    23/58

    23

    Skripsi ini masih bersifat kajian tekstual dan bersifat analisa

    musik Barat, masyarakat dan „rasa‟ dari musik itu sendiri

    diabaikan pada skripsi ini. Pada penelitian ini nanti selain

    membahas unsur musikal juga akan membahas kajian teks dan

    konteks dari prospel itu sendiri.

    3.  Unsur-unsur Pembentuk Musik

    Berbicara mengenai  prospel tidak terlepas dari eksplorasi

    melodi dan harmoni sebagai wadah melodi. Adapun komponen

    musik lainnya seperti tempo, dinamika, timbre, ritme pada

    voorspel  juga menjadi unsur pembentuknya. Dapat dijelaskan

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    24/58

    24

    Berbagai bentuk pola melodi tersebut tentunya tidak

    keseluruhan dapat menjawab bentuk melodi yang ada pada

    seluruh jenis musik, salah satu contoh seperti pada pola melodi

    keroncong yakni nggandhul . Perlu diingat juga bahwa pola melodi

    dari improvisasi  prospel bersifat bebas yang disesuaikan dengan

    kemampuan pemainnya.

    b. Elie Siegmeister. 1996. Harmony and Melody –   Volume II:

    Modulation; Chromatic and Modern Styles. Elie dalam hal ini

    menjelaskan berbagai macam bentuk harmoni25  dengan pola

    modulasi26  yang berbeda-beda. Harmoni dijelaskan sebagai wadah

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    25/58

    25

    dan contra bass  merupakan alat musik  fretless  –   tidak memiliki

    papan  fret 29  maka lebih leluasa dalam improvisasi nada.

    Pendekatan kromatik ini dapat digunakan pada alat musik  f lute,

    gitar, cak dan cuk.

    F.  Landasan Konseptual

    Peneliti menggunakan landasan konseptual dimaksudkan

    untuk dapat memahami rancangan/ide konsep, perspektif,30 

    paradigma31  dan teori yang digunakan tanpa harus „patuh‟ ,

    namun lebih berorientasi pada inti gagasan. Konseptual pada

    pembahasan ini lebih menekankan pada esensi ide gagasan yang

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    26/58

    26

    kebudayaan. Wilayah musik juga terkait dengan sektor lain,

    seperti; aspek estetika, ekonomi-politik, kepercayaan, lingkungan

    dan sebagainya. Sangat penting para etnomusikolog melihat

    realitas budaya yang beragam sebagai sebuah fenomena budaya.

    Suanda (2007: 49) juga menjelaskan bahwa seorang

    etnomusikolog diajarkan untuk mampu lebih peka untuk melihat

    fenomena dan mengamati gejala-gejala yang ada. Sejalan dengan

    penelitian ini yang melihat  prospel sebagai fenomena pada

    keroncong.

    Etnomusikologi pada dasarnya terdiri dari berbagai

    multidisiplin ilmu, namun pada penelitian ini etnomusikologi

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    27/58

    27

    a.  Fenomenologi –  Jenis Transendental Empiris

    Penelitian  prospel bersifat fenomenologis. Berawal dari

    fenomena yang dideskripsikan, Creswell (2015: 105) menjelaskan

    bahwa studi fenomenologis mendiskripsikan esensi pemaknaan

    umum (makna dibalik bentuk) dari sejumlah individu/narasumber

    terhadap berbagai pengalaman hidup terkait dengan konsep atau

    fenomena. Tujuan utama dari fenomenologi adalah untuk

    mereduksi pengalaman (data emik) individu menjadi deksripsi etik.

    Prosedur jenis fenomenologi transendental empiris ini

    adalah; dengan mengurung (menyembunyikan/mengabaikan

    sementara) pengalaman pribadi dan mengumpulkan data dari

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    28/58

    28

    berasal dari pemilik budaya dengan memperhitungkan

    pandangan-pandangan pengetahuan di dalam-nya.

    c.  Etnografi baru –  Tipe Realis

    Etnografi - Pencatatan budaya bermanfaat untuk

    merefleksikan suatu pandangan mengenai pengetahuan budaya

    tertentu. Spradley (2007: xii) menjelaskan bahwa etnografi baru

    merupakan pencatatan bentuk sosial dan budaya masyarakat

     yang dibangun dan dideskripsikan dari masyarakat yang diteliti.

    Deksripsi tersebut merupakan susunan yang ada dalam pikiran

    (mind ) anggota masyarakat yang diteliti dan tugas peneliti adalah

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    29/58

    29

    d.  Kepantasan Budaya –  „Nusantara‟  

    Setiap budaya dalam konteks seni memiliki kesepakatan

    aturan yang mengikat untuk melihat budayanya masing-masing.

    Budaya Jawa contohnya; memiliki aturan tersendiri mengenai

    norma budayanya dan tentunya berbeda dengan budaya Melayu,

    Sunda, Bali dan sebagainya. Kepantasan budaya ini merupakan

    kesepakatan dari para seniman pada setiap wilayah budayanya

    baik secara pengalaman, pengetahuan maupun pemaknaan.

    Hastanto (wawancara, 18-09-2014) menjelaskan bahwa

    kepantasan budaya merupakan otoritas dari para empu/seniman

     yang telah memiliki empirical practices pada bidang/budayanya.

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    30/58

    30

    Kepantasan budaya akan melihat lebih dalam mengenai

    toleransi permainan  prospel yang baik atau „enak‟ itu seperti apa.

    Kepantasan budaya juga akan dijadikan sebagai alat validasi data

    dari penelitian ini. Validasi data dilihat/‟ditarik‟   dari „benang

    merah‟ /simpulan dari berbagai narasumber dan validasi data

    mensyaratkan kesesuaian hasil penelitian dengan data/fakta

    lapangan.

    2. Perspektif yang mendekati prospel  

    Penelitian tentunya tidak terlepas dari; perspektif,

    paradigma dan istilah yang mendekati dari objek penelitian, maka

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    31/58

    31

    b.  Unjuk Ketrampilan - virtuositas  

    Keterampilan pada pembahasan ini didefinisikan sebagai

    kecakapan untuk menyelasaikan tugas. Melihat perspektif ilmu

    musik Barat, unjuk keterampilan dapat diistilahkan cadenza .

    Banoe (2003: 69) menjelaskan bahwa cadenza adalah unjuk

    keterampilan, hal tersebut khusus bagi improvisasi seorang solis  

    (pemain utama/permainan tunggal) dalam suatu concerto ,33  baik

    berupa improvisasi murni tanpa teks secara ad libitum ,34  pada

    saat mana orkes pengiring dalam keadaan tacet  –   diam hingga

    pada saat bergabung kembali. Hal ini akan ditelusuri kembali,

    apakah dapat diterapkan pada  prospel  yang kemudian dapat

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    32/58

    32

     Jika permainan  prospel adalah improvisasi, maka tentunya

    setiap pemain tersebut tidak bisa/sulit untuk menirukan kembali

    apa yang telah diimprovisasikan. Proses tersebut tentunya tidak

    begitu saja terjadi, namun cara prosesnya akan ditelusuri sebagai

    sebuah proses imajinasi oleh pemain  prospel . Proses imajinasi

    inilah yang dianggap peneliti sebagai proses kreatif dari para

    pemain  prospel berkaitan dengan pengalaman, kemampuan,

    kematangan, dan daya „bayang‟ eksplorasi melodi. 

    d.  Biang Pathêt

    Hastanto (2009; 117) menjelaskan bahwa „biang‟ diartikan

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    33/58

    33

    ETNOMUSIKOLOGI 

    Emik - EtikFenomenologi

     Transendental Empiris

    Etnografi BaruRealis

    Prospel

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    34/58

    34

    G.  Metode Penelitian

    Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode akan

    menyangkut masalah cara/langkah kerja untuk dapat memahami

    dan mengungkap objek yang menjadi sasaran penelitian. Metode

    penelitian merupakan cara ilmiah (rasional35, empiris36, dan

    sistematis37) untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

    kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014: 2).

    Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode

    penelitian kualitatif. Berbeda dengan penelitan kuantitatif,

    Sugiyono menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif; memiliki

    „masalah‟ yang dipecahkan harus jelas, spesifik, dan dianggap

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    35/58

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    36/58

    36

    seperti media sosial; Facebook, WhatsApp, BlackBerry Messenger,

    Youtube dan media sosial lainnya untuk berbagi informasi antar

    sesama seniman keroncong. Hal ini dapat dijadikan strategi

    peneliti untuk mencari pendukung data dan menggali informasi

    dari berbagai kelompok di berbagai daerah tersebut.

    Sedangkan fokus objek penelitian diperoleh peneliti setelah

    melakukan grand tour observation dan grand tour question.39  

    Kemudian dari kegiatan tersebut maka peneliti akan menemukan

    fokus objek penelitiannya. Maka sebelum membuat proposal atau

    menentukan tujuan penelitan, maka lebih baik dilakukanlah

    penjelajahan umum untuk memfokuskan penelitian. Fokus objek

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    37/58

    37

    kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan

    perhitungan yang sistematis.

    Paradigma metode penelitian yang dipakai dalam penelitian

    ini adalah model etnografi baru atau ethnoscience dengan

    pendekatan etnomusikologi. Esensi dari etnografi baru ini adalah

    untuk menemukan bagaimana masyarakat mengorganisasikan

    budaya/kesenian mereka dalam pikiran dan kemudian

    menggunakan/mengaplikasikan budaya/kesenian tersebut dalam

    kehidupan masyarakatnya.   Tugas peneliti adalah „menggali‟

    pemikiran yang sudah ada pada para pelaku kesenian/masyarakat

    budaya. Peneliti akan mengungkap secara mendalam mengenai

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    38/58

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    39/58

    39

    penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

    alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2014: 102).

    Instrumen atau alat penelitian pada penelitian kualitatif

    adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai

    instrumen harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap

    melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan sebagai

    etnomusikolog. Peneliti kualitatif sebagai human instrument,

    berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

    sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas

    data, analisis data, mengeksplanasi data dan membuat

    kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2014: 222). Beberapa

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    40/58

    40

    5.  Intuisi peneliti berkaitan dengan panca indera. Mampu

    merasakan emosi, rasa, dan bahkan mampu memahami

    bahasa informan ketika memberikan pengetahuannya.

    6.  Kesiapan mental, etika peneliti dan sikap humanis

    selama melakukan penelitian. Peneliti memposisikan

    sebagai siswa yang belajar pada informannya (guru).

    5. 

    Teknik Pengumpulan Data

     Teknik pengumpulan data dilakukan pada natural setting

    (kondisi alamiah) tanpa mengubah/menginstruksikan informan

    untuk menjawab pertanyaan peneliti dan pengumpulan data

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    41/58

    41

    interview)   adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

    penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

    pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,

    dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)   wawancara

    (lihat daftar pertanyaan peneliti yang akan digunakan sebagai

    pedoman wawancara pada lampiran 1).

    Dalam melakukan wawancara, pengumpulan data dapat

     juga dibantu dengan menggunakan catatan lapangan –   fieldnotes ,

    kamera dan rekaman selama wawancara agar memudahkan

    peneliti untuk mengingat hal-hal apa saja yang diinformasikan.

    Rekaman juga dapat dijadikan sebagai bukti adanya data

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    42/58

    42

    2.  Pertanyaan berkaitan dengan pengalaman ketubuhan

    narasumber sebagai pelaku (embodiment ). Kesaksian

    narasumber sebagai pelaku/pemain prospel pada penelitian ini

    lebih diutamakan. Pertanyaan ini berkaitan dengan cara

    meminta narasumber untuk memberikan contoh langsung

    bagaimana  prospel itu disajikan dan nantinya dapat

    menjelaskan apapun yang dicontohkan oleh narasumber

    (mengenai istilah, teknik maupun keterhubungannya).

    3.  Pertanyaan berkaitan dengan pengetahuan narasumber.

    4.  Pertanyaan berkaitan dengan „rasa‟  musikal.

    5.  Pertanyaan berkaitan dengan pendapat atau opini .

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    43/58

    43

    Melalui observasi peneliti akan memperoleh pengalaman

    langsung, sehingga dapat memungkinkan merasakan pengalaman

    ketubuhan pelaku ketika menyajika prospel . Pengamatan ini dapat

    dilakukan pada beberapa peristiwa amatan, diantaranya;

    pengamatan pada pertunjukan keroncong, pada sesi latihan grup

    keroncong dan diskusi seniman keroncong.

    Sanafiah Faisal (1990) dalam Sugiyono (2014: 226)

    menjelaskan bahwa klasifikasi observasi diantaranya; observasi

    partisipasi ( participant observation), observasi terus terang dan

    tersamar (overt observation and  covert observation ), dan observasi

    tak terstruktur (unstructed observation ). Spradley kemudian

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    44/58

    44

    Penelitian ini dimungkinkan melakukan berbagai macam

    observasi, karena akan melihat kondisi lapangan dan kemudian

    barulah dapat ditentukan teknik observasi mana yang tepat

    dilakukan. Teknik observasi yang demikian dinamakan teknik

    observasi tak terstruktur. Perlu diingat, walaupun dengan

    kemungkinan model observasi tersebut, namun harus disiapkan

    „ rambu-rambu‟/pedoman  pengamatan dari berbagai model

    observasi agar sewaktu-waktu siap dalam melakukan

    pengamatan.

    5.3 Studi Dokumen

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    45/58

    45

    ini banyak memberikan dokumentasi rekaman pertunjukan

    keroncong di berbagai daerah maupun di berbagai negara.

    Klasifikasi data lagu keroncong yang diunduh adalah lagu

    keroncong yang memiliki prospel. Penggunaan dokumen virtual ini

    tentunya harus menggunakan etika pengambilan data, salah satu

    contoh dengan cara memposting atau meminta izin dari yang

    mengunggah data di situs Youtube.

    Selain situs Youtube, dapat juga memanfaatkan layanan

    E-book dan E-Jurnal yang terkait dengan kebutuhan penelitian.

    Syaratnya adalah „jeli‟ melihat kemungkinan  validitas data

    tersebut, sehingga perlu dicek kebenarannya. Sejatinya menjadi

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    46/58

    46

     Tabel 1. Gambaran jurnal penelitian.

    No Tempat dan Tanggal

    Kegiatan

    Wawancara

    ObservasiStudi Pustaka/Dokumen

    Kesimpulan HasilKegiatan

    Memo

    1.2.

    3. Dst.

    6.  Teknik Analisis Data

    Analisis data dalam penelitian kualitatif sebenarnya telah

    dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan. Contoh hal

    tersebut adalah; peneliti telah merumuskan dan menjelaskan

    masalah  prospel dalam pembuatan proposal dari analisis data

    hasil studi sebelumnya atau dokumen yang sudah ada. Rumusan

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    47/58

    47

    setelah mengumpulkan berbagai data dapat dijelaskan sebagai

    berikut.

    1.  Reduksi data (Data  reduction ): memilih data yang

    penting, membuat kategori-kategori dan menyimpan

    /mengenyampingkan yang tidak terpakai.

    2.  Penyajian data (Data display ): menyajikan ke dalam pola

    sesuai dengan kategori dan ciri-cirinya.

    3. 

    Penarikan kesimpulan (conclusion/verification ): memilih

     yang penting, membuat kategori-kategori dan

    menyimpan/mengenyampingkan yang tidak terpakai.

    Mengeksplanasi data dari berbagai kategori, kemudian

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    48/58

    48

    saja perlu diingat bahwa; tidak ada perbedaan dari hasil temuan

    dengan kenyataan lapangan maka data itu valid.

    Sedangkan reliabilitas berarti konsistensi dan stabilitas data

    penelitian. Sugiyono (2014: 269) menjelaskan reliabilitas pada

    penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Penelitian

    kualitatif pada dasarnya melihat suatu realitas itu bersifat

    majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada

     yang konsisten, dan berulang seperti semula. Maka agar

    reliabilitas penelitian kualitatif dapat dipertahankan, pembaca

    harus menyadari kapan penelitian ini dilakukan, agar tidak heran

     jika sewaktu-waktu mungkin pada 10 tahun mendatang terdapat

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    49/58

    49

     jelas dalam memahami hasil laporan penelitian ini dan jika

    pembaca dapat memutuskan bisa atau tidaknya

    mengaplikasikan hasil penelitian ini di tempat lain,

    penelitian dapat diberlakukan (transferability ), maka

    penelitian ini dapat memenuhi standart transferabilitas.

    3. Pengujian Depenability (reliabilitas). Melakukan audit

    kegiatan penelitian dengan cara adanya pembimbing atau

    auditor yang mengaudit, agar keterpercayaan aktivitas

    penelitian dan keterpercayaan data tidak diragukan.

    4. Pengujian Konfirmability (obyektifitas). Uji obyektivitas bila

    hasil penelitian telah disepakati banyak orang atau

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    50/58

    50

    H. Sistematika Penulisan

    Hasil penelitian ini tersusun menjadi lima bab, dengan

    sistematika penulisan sebagai berikut.

    Bab I, Pendahuluan meliputi latar belakang masalah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan

    pustaka, landasan konseptual, metode penelitian, dan sistematika

    penulisan.

    Bab II, Keroncong „mengIndonesia‟ akibat persentuhan

    budaya. Meliputi dugaan munculnya  prospel dan penemuan

    istilah-istilah prospel yang berkembang di masyarakat.

    Bab III, Kajian Teks: Bentuk, Kategori, Karakteristik, Teknik

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    51/58

    51

    Daftar Pustaka

    Ahimsa-Putra, Heddy Shri. “Ethnoart: Fenomenologi Seni untuk

    Indiginasi Seni dan Ilmu,” dalam Ed. Waridi dan Bambang

    Murtiyoso, Seni Pertunjukan Indonesia: Menimbang

    Pendekatan Emik Nusantara.Surakarta: Program Pendidikan

    Pascasarjana Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta,

    2005, Bagian II 102-115.

    Andjar Any, dkk. 1997. Musik Keroncong Menjawab Tantangan

    Jamannya  (Kumpulan tulisan tentang Keroncong).

    Surabaya: Direktorat Kesenian.

    Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik.Yogyakarta: Kanisius.

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    52/58

    52

    Harmunah. 1996. Musik Keroncong: Sejarah, Gaya dan

    Perkembangan. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

    Hastanto, Sri. 2009. Konsep Pathêt dalam Karawitan Jawa .

    Surakarta: ISI Press Solo.

    . 2011. Kajian Musik Nusantara-1. Surakarta: ISI

    Press Solo.

    Kurniasari, Vivien. “Analisis Teknik Permainan Biola Keroncong di

    Orkes Keroncong Flamboyant Yogyakarta.” Skripsi: Institut

    Seni Indonesia - Yogyakarta, 2012.

    Kusumah, Arie. “ Teknik Permainan Improvisasi Gitar dalam Musik

    Keroncong.” Skripsi: Institut Seni Indonesia - Yogyakarta,

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    53/58

    53

    Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metode Penelitian: Kajian Budaya

    dan Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar.

    Santosa, dkk. 2007. Etnomusikologi Nusantara: Perspektif dan

    Masa Depannya. Surakarta: ISI Press Surakarta.

    Soeharto, dkk. 1996. Serba-Serbi Musik Keroncong. Jakarta:

    Musika.

    Spradley, James P. 2007. Metode Etnografi . Terj. Misbah Zulfa

    Elizabeth. Yogyakarta: Tiara Wacana.

    Suanda, Endo. 2007. “Etnomusikologi Terapan: Penumbuhan

    Wawasan Kebudayaan Melalui Kesenian,” dalam Ed. Aton

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    54/58

    54

    Wojowasito. 1985. Kamus Umum: Belanda-Indonesia. Jakarta:

    Ichtiar Baru –  Van Hoeve.

    Woordenboeken, Kramers. 1987. Engels: Engels – Nederlands/

    Nederland-Engels in een band. Brussel-Amsterdam: Elseiver

    boeken B.V.

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    55/58

    55

    Lampiran 1

    Guide/ Pedoman wawancara

    Daftar Pertanyaan Peneliti

    Dari hasil pengamatan, ditemukan pertanyaan sebagai berikut;

    1. 

    Bagaimanakah awal mula prospel ?

    a. Apakah benar bahwa penyebutan nama  prospel   dari kata

    serapan bahasa Belanda prospel  ?

    b. Di Belanda, bentuk prospel apakah sama dengan prospel  ?

    2.  Apakah terbentuknya prospel dipengaruhi oleh gamelan Jawa ?

    3. 

    Apakah fungsi prospel  dalam keroncong asli ?

    4.  Berapakah ragam atau bagian improvisasi prospel  ?

    5.  Apakah  prospel   hanya disajikan dibagian awal saja sebelum

    intro, dari pengamatan ada sebuah karya yang menempatkan

     prospel pada bagian akhir lagu, hal tersebut apakah masih

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    56/58

    57

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    57/58

    57

    No Pemain Prospelinstrumen

     prospel Definisi

    Prosesimprovisasi

     prospel

    Carapenyajian prospel

    Penggunaan prospel

    Penempatan prospel

    Fungsi prospel

    Adu gengsidalam prospel

    1. RahmadaniO.K. Kurmunadi Surabaya 

    Flute

    2. SayutiBuaya Keroncong Solo 

    Flute

    3. EbitO.K Bintang Surakarta  

    Biola (violin) 

    4. DanisO.K. Swastika Solo 

    Biola (violin) 

    5. Musafir IsfanhariPengamat/pemerhatiKeroncong di Surabaya 

    6. WartonoKetua HAMKRI Solo 7. Koko Tole

    Pesona Jiwa 

    8.9.

     Tabel 1. Narasumber Penelitian 

    58

  • 8/20/2019 Proposal Tesis Moh. Tsaqibul Fikri-14211125

    58/58

    58

    Fungsi

    Sebagai salah satu

    ciri pada musikkeroncongkhususnya

    keroncong asli danstambul

    Sebagai ajang unjukkemampuan

    individu

    Menunjukkan kualitas

    grup keroncong

     PROSPEL

    Teknik

    mbesut 

    trill drone 

    Karakteristik

    Free rhytm Sifat

    improvisasiadalah bebas

    sesuai dengankemampuanNada-

    nadanyavariatif/tidakmonoton

    Bentuk

    Improvisasimelodi

     genjrengan

    Bentuk  genjrengan

    sesuai kesepakatanbersama

    Bagian

    Bagian 1

    Kadens/akord I

    ‘mantap’ 

    Bagian 2

    Kadens/akord V‘nggandul’ 

    Bagian 3Kadens/akord I

    ‘mantap’ 

    Kecenderungan

    diberikan tandaakhir nada #5

    atau 3Kecenderungandiberikan tanda

    akhir nada 7

    Kecenderungandiberikan tanda

    akhir nada 4/ nadabebas namun tegas

    InstrumenInstrumen  filler ( flute,biola & Gitar)

    Perkembangannya: segalamacam alat melodis dan

    alat musik Daerah

    Keyboard, SulingSunda, Saluang, dsb.

    Kategori

    Prospel tangganada ma yor

    Prospel tangga

    nada minor

    Prospe  

    campuran/kromatik

    Prospel tangga

    nada pentatonic/

    tema daerah

    Kreatifitas/

    ketrampilan

    Virtuositas

    pemain prospel

    Solfeggio

    atau

    kepekaannada

    Imajinasi

    melodipemain

    keroncong

    Pengetahuan

    mengenai

    ros el

    meniru memahami prospel

    Untuk mengetahuiimprovisasi  prospel

    akan selesai/habis 

    Kematangan,

    keberanian

    dan mental 

    Berkaitan denganlong term memory

    Matriks Sasaran Penelitian