Upload
sindykusuman1225
View
381
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
A. LATAR BELAKANG
Perusahan sekarang ini harus mampu berjalan dalam suatu
lingkungan persaingan bisnis yang sangat ketat yang disebabkan
oleh adanya kemajuan teknologi, hukum, ataupun kebijakan
pemerintah yang terus berubah-ubah secara cepat, sehingga
perusahaan diharapkan mampu bertahan dalam keadaan
tersebut. Persaingan dalam bisnis terjadi karena satu atau lebih
perusahaan pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat
peluang untuk memperbaiki posisinya. Banyaknya pemain baru
membuat pemain lama harus berusaha lebih kuat untuk memenangkan persaingan.
Terkadang pemain baru tersebut membawa layanan atau produk yang baru, yang
mungkin lebih berkualitas, bahkan membawa nuansa baru yang mungkin merubah
konsumen untuk berpindah ke merek lain.
Persaingan ini tidak dialami oleh satu industri saja, melainkan berbagai
jenis industri. Industri manufaktur, media, retail, banking, pertambangan, dan
service termasuk industri yang mengalami ketatnya persaingan bisnis. Seperti
halnya manufaktur, persaingan ini tidak dari domestik saja, tetapi dari FTA Asean
China, seperti yang dikatakan Menteri Perindustrian, MS Hidayat (2010) pada
www.vivanews.com.
Untuk bertahan dalam persaingan bisnis seperti itu, perusahaan
memerlukan suatu strategi yang tepat. Strategi Generic Porter dapat menjadi salah
satu alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh pelaku di industri media ini.
Dengan menggunakan strategi kompetitif yang efektif, perusahaan dapat
1
menemukan posisi yang sesuai dalam industrinya dan mempelajari konsumennya
(Porter, 1980).
Peringkat negara Indonesia pada Global Competitivenes Index:
Tahun Peringkat Skor
2008-2009 55 4.3
2009-2010 54 4.3
Sumber: Global Competitiveness Report 2009-2010
Dapat dilihat, Indonesia mengalami kenaikan peringkat pada Global
Competitivenes Index. Peringkat ini didasarkan pada institusi, infrastruktur,
stabilitas makroekonomi, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan dan pelatihan,
efisiensi produk pasar, efisiensi pasar tenaga kerja, keadaan pasar finansial,
kesiapan teknologi, ukuran pasar, keadaan bisnis, dan inovasi dibandingkan
dengan negara-negara lain. Kenaikan peringkat ini bukan tidak mungkin karena
keberhasilan dan ketepatan dari penerapan strategi pada perusahaan-perusahaan
yang beroperasi di Indonesia.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penelitian ini akan mengidentifikasi
dan menganalisa tentang Generic Porter’s Strategies pada industri manufaktur,
media, retail, banking, pertambangan, dan service di Indonesia dan apakah ada
pengaruhnya kepada kinerja organisasinya. Studi sebelumnya menghasilkan
Generic Porter Strategies berpengaruh dengan rentang persentase 16-41% kepada
kinerja organisasinya (Richard S. Allen dan Marilyn M.Helmes, 2006).
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Generic Porter’s Strategies apa sajakah yang diterapkan pada
industri manufaktur, media, retail, banking, pertambangan, dan
service?
2. Apakah Generic Porter’s Strategies berpengaruh terhadap kinerja
organisasi?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengidentifikasi penerapan Generic Porter’s Strategies pada
industri manufaktur, media, retail, banking, pertambangan, dan
service.
2. Mengetahui pengaruh Generic Porter Strategies pada industri
manufaktur, media, retail, banking, pertambangan, dan service
terhadap kinerja organisasi.
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan di atas, diharapkan penelitian ini
memberikan manfaat:
1. Bagi Perusahaan:
Dapat dijadikan bahan masukan kepada manajer perusahaan untuk penentuan
strategi.
3
2. Bagi Pihak Lain:
Dapat digunakan dalam memperkaya pengetahuan sebagai bahan
perbandingan dan pertimbangan, khususnya pada manajemen stratejik.
E. LITERATUR
1. Strategi Perusahaan
Menurut Thomson, Strickland, dan Gamble dalam bukunya Crafting and
Executing Strategy (2010), strategi perusahaan adalah rencana perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya dan menjalankan operasi perusahaannya. Strategi
perusahaan terkait tentang bagaimana manajemen mengembangkan bisnisnya,
bagaimana hal tersebut akan membangun pembeli yang loyal dan bersaing dengan
pesaing, bagaimana tiap fungsi bisnis (riset dan pengembangan, aktivitas rantai
pasokan, produksi, pemasaran dan penjualan, distribusi, keuangan , dan sumber
daya manusia) akan dioperasikan, dan bagaimana mendorong kinerja.
Perusahaan akan mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing
ketika sejumlah pembeli lebih suka produk dan layanan mereka tawarkan dan
didasarkan kesukaan ini bertahan lama. Empat strategi yang paling sering
digunakan untuk memisahkan perusahaan dari pesaing, membangun konsumen
yang loyal, dan memenangkan keunggulan bersaing yaitu:
a. Berusaha untuk berbiaya rendah
4
b. Menciptakan suatu diferensiasi yang didasarkan fitur kunci seperti kualitas
tinggi, pemilihan perluasan produk, menumbuhkan kinerja, layanan nilai
tambah, superior dalam teknologi, atau nilai yang tidak biasa.
c. Terfokus untuk melayani kebutuhan dan selera konsumen pada market
niche.
d. Mengembangkan kekuatan sumber daya yang dapat memberikan
perusahaan nilai kompetitif dimana pesaing tidak mudah untuk
mencocokan, dan meniru kapabilitas pengganti.
Tiga pertanyaan yang biasanya digunakan untuk mengenal strategi yang
unggul, yaitu:
a. Sebaik apakah strategi cocok dengan situasi perusahaan?
b. Apakah strategi tersebut membantu perusahaan mencapai dan
mempertahankan keunggulan bersaing?
c. Apakah strategi tersebut menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih
baik?
2. Generic Competitive Strategies
Sumber: Crafting dan Executing Strategy, 2010
5
Menurut Thomson, Strickland, dan Gamble dalam bukunya Crafting and
Executing Strategy (2010), lima strategi kompetitif, yaitu:
a. Strategi biaya rendah: berusaha untuk mencapai biaya rendah secara
keseluruhan dari pesaing dan menarik konsumen, biasanya dengan
harga lebih rendah dari pesaing.
b. Strategi diferensiasi: mencari tahu keunikan produk yang ditawarkan
dari pesaing untuk menarik konsumen.
c. Strategi harga terbaik: memberikan konsumen nilai lebih dari uang
dengan memberikan atribut baik hingga terbaik pada produk pada
tingkat harga lebih rendah dari pesaing; tujuannya adalah memiliki
biaya paling rendah (terbaik) dan harga dibandingkan dengan pesaing
yang menawarkan produk dengan atribut yang bisa dibandingkan.
d. Stategi terfokus dengan biaya rendah: terkonsentrasi pada segmen
pembeli yang terbatas dan bersaing dengan mencapai biaya yang lebih
rendah dari pesaing sehingga dapat melayani pada tingkat harga yang
lebih rendah.
e. Strategi terfokus dengan diferensiasi: terkonsentrasi pada segmen
pembeli yang terbatas dan bersaing dengan menawarkan atribut produk
yang lebih baik dari pesaing yang memenuhi selera dan kebutuhan
konsumen.
6
Sumber: Crafting dan Executing Strategy, 2010
3. Corporate Performance
Menurut Dess dan Robinson pada Measuring Organizational Performance
in the Absence of Objective Measures (1984), pengukuran kinerja perusahaan
termasuk bottom-line, indikator keuangan seperti penjualan, profit, arus kas,
pengembalian modal, dan pertumbuhan. Ini sangat penting untuk mengetahui
bagaimana perusahaan jika dibandingkan oleh pesaing pada industrinya pada saat
menilai kinerja perusahaan. Menurut Walker dan Ruekert pada Marketing’s Role
in the Implementation of Business Strategies: a Critical Review and Conceptual
7
Framework, ditemukan dimensi utama dari kinerja bisnis bisa dikelompokkan ke
dalam tiga kategori yaitu efektifitas, efisiensi, dan dapat beradaptasi.
4. Kerangka Penelitian
Sumber:Linking Strategic Practices and Organizational Performance to Porter’s Strategies, 2006
F. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
H1: ada pengaruh Generic Porter Strategies pada industri manufaktur,
media, retail, banking, pertambangan, dan service terhadap kinerja
organisasi.
G. METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak
di bidang industri manufaktur, media, retail, banking, pertambangan, dan service.
Pengambilan sampel akan dilakukan dengan nonprobability sampling dengan
metode purposive judgement sampling, yaitu peneliti menentukan anggota
sampel dengan kriteria. Kriteria di dalam penelitian ini adalah berstatus jabatan
manajer ke atas dan minimal bekerja tiga tahun di perusahaan tersebut.
8
Data yang digunakan adalah data yang bersumber dari hasil kuesioner
yang dibagikan kepada 30 perusahaan yang diisi oleh pihak manajerial yang akan
diuji melalui uji statistik (Satu perusahaan hanya satu kuesioner). Data pada
kuesioner ini adalah data primer melalui kuesioner dan kuesioner menggunakan
skala ordinal.
Tujuan Jenis dan Metode Analisis Unit Analisis Time Horizon
T1 Deskriptif dan kuesioner Perusahaan Cross sectional
T2 Asosiatif dan kuesioner Perusahaan Cross sectional
Sumber: Diolah sendiri oleh peneliti.
Penelitian ini diawali dengan menguji uji validitas dan reliabilitas. Untuk menguji
validitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis
Ho= Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor
H1= Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor
2. Menentukan nilai r tabel
Untuk Df = jumlah kasus- 2. Tingkat signifikansi 5%.
3. Mencari r hasil
Masukkan data jawaban responden untuk diolah dengan software SPSS. Di
sini r hasil untuk tiap item bisa dilihat pada kolom CORRECTED ITEM-
TOTAL CORRELATION dari tampilan software SPSS.
4. Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika r hasil positif, dan r hasil>r tabel, maka butir tersebut Valid
9
b. Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r tabel, maka butir tersebut Tidak
Valid.
Sedangkan untuk menguji reliabilitas, langkah-langkah yang dapat dilakukan
menurut sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis
Ho= Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktornya.
H1= Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya.
2. Menentukan nilai r tabel
Untuk Df= jumlah kasus – 2. Tingkat signifikansi 5%.
3. Mencari r hasil
Di sini r hasil adalah angka ALPHA (terletak di akhir output) dari tampilan
software SPSS.
4. Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika r ALPHA positif, dan r ALPHA > r tabel, maka butir tersebut
Reliabel
b. Jika r ALPHA tidak positif, dan r ALPHA<r tabel, maka butir tersebut
Tidak Reliabel.
Menurut Triton (2006,p248), tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach
diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut
dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran
kemantapan alpha dapat diinterpretasikan seperti tabel berikut:
Alpha Tingkat Reliabilitas
10
0,00 s.d 0,20 Kurang Reliabel
>0,20 s.d 0,40 Agak Reliabel
>0,40 s.d 0,60 Cukup Reliabel
>0,60 s.d 0,80 Reliabel
>0,80 s.d 1,00 Sangat Reliabel
Sumber: Triton, 2006
Faktor-faktor Generic Porter Strategies akan dianalisa dengan
menggunakan analisa faktor pada software SPSS dengan menggunakan Varimax
rotation dan Kaiser normalization. Setelah itu, untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh terhadap kinerja organisasi, dilakukan uji statistik regresi.
Namun, sebelum dilakukan uji statistik regresi, dilakukan terlebih dahulu
uji asumsi klasik. Menurut Sunyoto ( 2007,p95-96 ) uji asumsi klasik normalitas
akan menguji data variabel bebas ( X ) dan data variabel terikat ( Y ) pada
persamaan regresi yang dihasilkan, berdistribusi normal atau berdistribusi tidak
normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas
dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.
Uji asumsi klasik normalitas dapat diketahui dengan cara melihat hasil normal
probability plot, suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis (titik – titik)
data riil mengikuti garis diagonal.
Selain itu, juga ada beberapa uji yang harus dilakukan yaitu:
a. Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak
tergambarkan dalam spesifikasi model regresi, misalnya perubahan struktur
ekonomi dan kebijakan pemerintah yang dapat mengakibatkan terjadinya
11
perubahan tingkat keakuratan data. Dengan kata lain, heteroskedastisitas
terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstan. Gangguan
heteroskedastisitas sering muncul dalam data cross section, tetapi juga bisa
terjadi pada data runtut waktu (time series). Gangguan heteroskedastisitas
dapat membawa kita pada galat bakun yang bias dan menjadikan uji statistik
tidak tepat serta interval sehingga keyakinan untuk estimasi parameter juga
kurang tepat. Kita dapat mengonversi regresi dengan sistem kuadrat terkecil
tertimbang (weighted least square) untuk menghilangkan gangguan
heteroskedastisitas. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah
dengan melihat pola diagram pencar. Grafik tersebut merupakan diagram
pencar residual, yaitu selisih antara nilai prediksi dengan Y observasi. Jika
diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka
regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas, tetapi jika diagram pencar
tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
b. Multikolinearitas adalah keadaan dimana variabel-variabel
independen dalam persamaan regresi mempunyai korelasi (hubungan) yang
erat satu sam lain. Parameter yang mudah ditenggarai dari adanya
multikolinearitas adalah biasanya regresi mempunyai persamaan dengan nilai
yang tinggi atau sangat tinggi, tinggi, tetapi banyak variabel bebas
yang tidak signifikan ( -nya rendah) dan terdapat beberapa variabel yang
mempunyai nilai Eigenvalue mendekati nol. Multikolinearitas menyebabkan
timbulnya masalah-masalah seperti koefisien regresi yang bertanda positif
12
dalam regresi sederhana bisa berubah negatif dalam regresi berganda atau
sebaliknya, fluktuasi nilai estimasi koefisien regresi sangat besar, dan jika
variabel-variabel independen terkorelasi satu sama lain, variabel-variabel
tersebut menjelaskan varian yang sama dalam mengestimasi variabel
independen, jadi penambahan variaebl independen tidak berpengaruh apa-apa.
Multikolinearitas terkadang dapat dihilangkan dengan cara memperbanyak
jumlah sampel (mengumpulkan lebih banyak data) dan melakukan
transformasi terhadap hubungan fungsional, dan/atau menghilangkan variabel
independen yang memiliki kolinearitas tinggi. Metode terakhir dapat berarti
penghilangan harga sebagai variabel penjelas yang kadang dapat
menimbulkan permasalahan baru yang lebih serius dibandingkan masalah
multikolinearitas itu sendiri. Deteksi terhadap gangguan multikolinearitas
dengan melihat nilai VIF pada tabel Coefficients. Regresi yang bebas
multikolinearitas ditandai dengan nilai VIF berkisar angka 1 dan nilai toleransi
berkisar angka 1.
Di dalam analisis regresi dapat diketahui juga bagaimanakah hubungan
setiap variabel. Angka dari koefisien determinasi ( r2 ) menunjukkan besarnya
pengaruh variabel x terhadap variabel y untuk dapat memberikan penafsiran
terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar/kecil, maka dapat
berpedoman terhadap ketentuan sebagai berikut( Sugiyono,2007,p183 ):
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
13
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono,2007
Pada uji statistik regresi, perlu dilakukan uji t wt9dan uji F. Adapun
langkah-langkah pengujian uji individu (uji t) adalah menentukan hipotesis null
(Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).
Ho : bi = 0 artinya Xi tidak mempunyai pengaruh terhadap Y
H1 : bi # 0 artinya Xi mempunyai pengaruh terhadap Y
Kesimpulan : sig. t stat < 0.05 Ho ditolak
sig. t stat > 0.05 Ho diterima
Ho gagal ditolak berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen, sedangkan penerimaan H1 mempunyai
arti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent terhadap variabel
dependen.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai penulisan thesis ini, maka
dalam pembahasannya dibagi ke dalam lima bab, yaitu:
Bab I – Pendahuluan
Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan
judul thesis ini, yaitu mengenai kondisi persaingan pada industri industri
manufaktur, media, retail, banking, pertambangan, dan service. Strategi Generic
Porter adalah salah satu alternatif dalam bersaing di dunia, Pada bab ini juga
14
disebutkan beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai, manfaat daripada
penelitian ini, dan terakhir adalah sistematika penulisan.
Bab II – Literatur
Dalam bab ini, akan dibahas mengenai kerangka teoritis dan pengertian
yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian, seperti:
- Konsep Dasar Strategi Perusahaan
- Konsep Dasar Strategi Generic Porter
- Konsep Dasar Kinerja Perusahaan atau Organisasi
Bab III – Metode Penelitian
Bab ini memberi penjelasan tentang metode penelitian yang digunakan.
Penelitian yang digunakan ialah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
kuesioner kepada seseorang yang sudah berstatus manajer ke atas pada
perusahannya masing-masing dan sudah bekerja minimal 3 tahun di
perusahaannya masing-masing dan bersifat deskriptif asosiatif sebanyak 30
perusahaan industri industri manufaktur, media, retail, banking, pertambangan,
dan service.
Bab IV – Analisis dan Pembahasan
Bab ini merupakan inti dari pembahasan, yang akan dimulai dari profil
responden dalam penelitian ini. Setelah itu terdapat tahap pengumpulan data yang
akan dianalisa faktor-faktor penerapan Generic Porter Strategies pada industri
manufaktur, media, retail, banking, pertambangan, dan service masing-masing
dengan menggunakan analisa faktor pada software SPSS. Setelah itu dianalisa ada
15
tidaknya pengaruh strategi Generic Porter terhadap kinerja organisasi atau
perusahaan.
Bab V – Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dilakukan setelah analisis dan pembahasan yang dikaitkan
dengan tujuan penelitian yang ada pada bab pertama, sedangkan saran dalam bab
ini mencakup hal-hal yang dapat diterapkan oleh perusahaan dan dapat berguna
bagi pembaca maupun perusahaan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Richard.S and Marilyn M. Helmes (2006), “Linking Strategic Practices and Organizational Performance to Porter’s Strategies, “Business Process Management Journal, Vol.12, No.4, pp. 433-454
Cooper, Donald R & Pamela S. Schindler (2008), Business Research Methods, McGraw Hill, New York, NY
Dess, G.G. & Robinson, R.B. Jr (1984), “Measuring organizational performance in the absence of objective measures”, Strategic Management Journal, Vol. 5, pp. 265-273
PB, Triton. (2006). SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. ANDI, Yogyakarta
Porter, M. (1980), Competitive Strategy, Free Press, New York, NY.
Schwab, Klaus (2009), The Global Competitiveness Report 2009-2010. World Economic Forum, Geneva, Switzerland
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung
Sunyoto, Danang. (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Amara Books, Yogyakarta
Thompson, Arthur., Strickland A.J., & John E. Gamble.(2010). Crafting and Executing Strategy, McGraw Hill, New York, NY
Walker, O.C. Jr and Ruekert, R.W. (1987), “Marketing’s role in the implementation of business strategies: a critical review and conceptual framework”, Journal of Marketing, Vol. 51, pp. 15-33
http://bisnis.vivanews.com/news/read/1183522010__industri_manufaktur_naik_4_5_, diakses tanggal 1 Agustus 2010
17