4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian Kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit ataukelemahan” Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Menurut Hidayat (2005; 62), toilet training akan dapat berhasil dengan baik apabila ada kerjasama antara orangtua dengan anak. Kerja sama yang baik akan memberikan rasa saling percaya pada orangtua dan anak. Menurut beberapa penelitian, sikap, tingkah laku dan cara

Proposal Uly

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kl;p55

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengertian Kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit ataukelemahanPada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.Menurut Hidayat (2005; 62), toilet training akan dapat berhasil dengan baik apabila ada kerjasama antara orangtua dengan anak. Kerja sama yang baik akan memberikan rasa saling percaya pada orangtua dan anak. Menurut beberapa penelitian, sikap, tingkah laku dan cara berpikir anak kelak setelah ia dewasa akan sangat dipengaruhi pengalamannya pada saat ini. Toilet training sangat penting dalam membentuk karakter anak dan membentuk rasa saling percaya dalam hubungan anak dan orangtua. Dampak orangtua tidak menerapkan toilet training pada anak diantaranya adalah anak menjadi keras kepala dan susah untuk diatur. Selain itu anak tidak mandiri dan masih membawa kebiasaan mengompol hingga akhir masa kanak-kanak. Toilet training yang tidak diajarkan sejak dini akan membuat orangtua semakin sulit untuk mengajarkan pada anak ketika anak bertambah usianya.

Kemampuan anak dalam toilet training atau mengontrol rasa ingin buang air kecil dan buang air besar antara anak satu dengan anak lain berbeda. Pencapaian tersebut tergantung dari beberapa faktor baik fisik maupun psikologi. Sensasi untuk buang air besar lebih dirasakan oleh anak, dan kemampuan untuk mengkomunikasikan lebih dahulu dicapai anak sedangkan kemampuan untuk mengontrol buang air kecil biasanya baru akan tercapai sampai usia anak empat sampai lima tahun (Supartini, 2004; 43)

B. Rumusan MasalahPermasalahan yang dapat ditarik dari uraian di atas dan menjadi latar belakang pada penelitian ini adalah Faktor-faktor mempengaruhi keberhasilan toilet training pada anak usia 4-5 tahun di wilayah perdesaan C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumMengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan toilet training terhadap anak usia 4-5 tahun di wilayah perdesaan.2. Tujuan Khususa. Mengetahui bagaimana pelaksanaan terhadap toilet training pada anak usia 4-5 tahun.b. Mengetahui faktor apa saja yang menjadi penghambat keberhasilan toilet training pada anak usia 4-5 tahun.D. Manfaat Penelitian1. Bagi masyarakat: Memberikan tambahan pengetahuan tentang toilet training terhadap usia anak 4-5 tahun2. Bagi institusi pendidikan: Memberikan tambahan informasi bagi pendidik untuk dapat meningkatkan praktik pelaksanaan toilet training pada anak usia 4-5 tahun.3. Bagi institusi kesehatan: Menjadikan bahan tambahan edukasi terhadap pelaksanaan toilet training pada anak usia 4-5 tahun.4. Keaslian Penelitian