5
Tugas translate Widya Nanda (1202101010200013) Ena Damayanti (1202101010200015) Lian Varis Riandi (1202101010200014) Prosedur Inseminasi Tujuan dari inseminasi buatan adalah untuk meletakkan sperma normal dan motil dalam jumlah yang memadai didalam saluran reproduksi betina sehinggasperma mampu mencapai oosit pada waktu yang paling menguntungkan untuk memastikan terjadinya kapasitasi spermatozoa dan fertilisasi (Table 10- 4). Pada kebanyakan spesies hewan domestik, kecuali kucing betina, inseminasi dilakukan secara transervical kedalam uterus dengan menggunakan semen segar yang didinginkan atau semen beku yang sudah dithawing. Hewan betina biasanya diinseminasi pada bagian anterior vagina dikarenakan keberadaan pseudo-cervix (lihat Bab 16). Namun, kini tersedia teknik serat optic yang memungkinkan visualisasi tulang serviks bagian luar pada betina, yang memudahkan kateter inseminasi untuk melewati serviks. Inseminasi buatan dengan semen anjing beku yang dithawing membutuhkan inseminasi transervical atau inseminasi bedah intrauterus untuk keberhasilan kebuntingan. Sapi

Prosedur Inseminasi g

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prosedur Inseminasi g

Tugas translate Widya Nanda (1202101010200013)

Ena Damayanti (1202101010200015)

Lian Varis Riandi (1202101010200014)

Prosedur Inseminasi

Tujuan dari inseminasi buatan adalah untuk meletakkan sperma normal dan motil

dalam jumlah yang memadai didalam saluran reproduksi betina sehinggasperma mampu

mencapai oosit pada waktu yang paling menguntungkan untuk memastikan terjadinya

kapasitasi spermatozoa dan fertilisasi (Table 10-4).

Pada kebanyakan spesies hewan domestik, kecuali kucing betina, inseminasi dilakukan

secara transervical kedalam uterus dengan menggunakan semen segar yang didinginkan atau

semen beku yang sudah dithawing. Hewan betina biasanya diinseminasi pada bagian anterior

vagina dikarenakan keberadaan pseudo-cervix (lihat Bab 16). Namun, kini tersedia teknik

serat optic yang memungkinkan visualisasi tulang serviks bagian luar pada betina, yang

memudahkan kateter inseminasi untuk melewati serviks. Inseminasi buatan dengan semen

anjing beku yang dithawing membutuhkan inseminasi transervical atau inseminasi bedah

intrauterus untuk keberhasilan kebuntingan.

Sapi

Semen untuk inseminasi buatan pada sapi umumnya dikemas dalam straw plastik

prancis sebanyak 0.25 sampai 0.5 ml (Gbr. 10-11). Industi IB pada sapi telah melewati fase

penggunaan ampul dan digantikan oleh straw plastik untuk kemampuan penyimpanan yang

lebih efisien dan meningkatkan alat-alat inseminasi.

Diluar kemasan, semen dapat disimpan di peternakan didalam tanki kecil berisi

nitrogen cair (Gbr. 10-12). Tanki ini memiliki tingkat kehilangan nitrogen yang statis

(evaporasi tingkat rendah) dan harus secara berkala diisi kembali untuk mempertahankan suhu

cryogenic yang memadai. jangka waktu sperma dapat tetap bertahan hidup dengan

penyimpanan yang memadai, tidak diketahui, namun IB dengan semen sapi yang dikoleksi 40

Page 2: Prosedur Inseminasi g

tahun lalu masih memberikan fertilitas yang dapat diterima. Namun, bagaimanapun, terdapat

penurunan secara bertahap tetap terjadi bahkan pada penyimpanan suhu rendah tersebut.

Ketika menangani semen yang disimpan, baik untuk pemindahan straw dari tanki ke

tanki atau mengambil satu unit straw dari termos penyimpanan, paparan terhadap suhu

ruangan harus dibatasi sampai hitungan detik. Apabila semen dibiarkan menghangat sampai

suhu -80oC, dapat terjadi rekristalisasi, yang dapat merusak spermatozoa.

Straw umumnya dithawing secara cepat di dalam waterbath dengan suhu 35oC selama

30 sampai 60 detik. Kimawi fisik yang terlibat dalam pembekuan dan thawing semen tidak

tercakup dalam bahasan bab ini, namun termasuk tingkat pembekuan, ukuran kristal es

intraselular, perubahan osmolaritas intraselular selama pembekuan dan thawing, dan derajat

dehidrasi sel. Umumnya, pembekuan berlangsung cepat, sehingga proses thawing pun harus

berlangsung cepat.

Straw dimasukkan kedalam gun inseminasi setelah tip segel dibuang (Gbr. 10-13).

Sarung plastik kaku ditempatkan diseluruh gun, kemudian diikuti oleh sarung yang bersih.

Selama persiapan gun, membawa ke tempat breeding, dan memasukkan gun kedalam vagina,

semen tidak boleh terpapar dengan perubahan suhu yang terlalu besar atau fluktuasi suhu yang

cepat. Batas suhu 15oC sampai 37oC untuk semen yang sudah dithawing kompatibel dengan

tingkat kebuntingan yang memuaskan. Pipet kaku yang melekat pada alat suntik kecil

digunakan untuk inseminasi dengan menggunakan ampul yang berisi semen. Jumlah

spermatozoa minimum per dosis inseminasi untuk inseminasi buatan pada sapi dara untuk

semen yang dikoleksi segar dan diencerkan adalah 5 x 106 sperma motil progresif. Dosis

minimal yang direkomendasikan untuk semen beku adalah 10 x 106 spermatozoa.

Prosedur inseminasi termasuk memasukkan gun IB ke dalam vagina sapi, sementara

memegang cerviks melalui palpasi rectal dengan satu tangan (Gbr. 10-15). Saat pipet

mencapai os serviks eksternal, gun IB didorong melewati sarung bersih dan diarahkan untuk

melewati cincin serviks ke 3 sampai ke 5. Tempat penyemprotan sperma adalah di os cerviks

internal. Semen yang hanya disemprotkan pada sebagian jalan dari serviks akanmenurunkan

tingkat konsepsi dengan signifikan.

Keberhasilan IB di dalam setiap program breeding tergantung pada beberapa factor

termasuk akurasi deteksi estrus, kualitas semen, fertilitas individu pejantan dan betina, dan

keahlian dari teknisi IB.

Page 3: Prosedur Inseminasi g

Deteksi estrus merupakan factor utama dalam mengontrol tingkat konsepsi dengan IB.

sebagai contoh, apabila 95% hewan terdeteksi birahi dengan akurat dan tingkat IB pada waktu

yang tepat dan tingkat fertilitas induk adalah 70% (tingkat konsepsi pada IB pertama), maka

67 dari 100 sapi dara akan bunting. Namun, jika hanya 50% dari hewan yang terdeteksi estrus

dengan tepat, maka hanya 35 dari 100 sapi dara yang akan bunting.

Untuk sapi perah, tujuannya adalah untuk mencapai tingkat deteksi estrus sebesar 85%

untuk sapi dan 95% untuk sapi dara selama 24 hari periode observasi.

Sapi yang estrus akan diam jika dinaiki oleh sapi lain, teaser yang dipersiapkan, atau

sapi jantan. Selain sikap tetap diam ketika dinaiki, sapi juga gelisah dan terdapat vokalisasi,

lendir mucus, dan udem pada vulva dalam berbagai tingkat keparahan. Tanda-tanda tambahan

tersebut makin meningkat seiring hewan mendekati estrus, menjadi semakin sering dan intens

selama estrus, dan kemudian menurun setelah estrus. Satu-satu nya cara yang akurat untuk

memeriksa estrus adalah dengan memantau kapan sapi diam ketika dinaiki (Gbr. 10-16). Alat

bantu dalam mendeteksi estrus antara lain pengamatan sapi (nonstanchioned) 2 sampai 3 kali

sehari, penggunaan alat yang sensitif terhadap tekanan, dan penggunaan hewan detektor

seperti sapi jantan teaser atau sapi yang diberikan androgen. Pemeriksaan progesteron serum

atau susu dan alat elektronik yang mengukur konduksi potensial dari mucus vagina juga

dignakan, dengan hasil rendah sampai (erratic).

Prosedur sinkronisasi estrus yang memperpendek interval betina yang harus diamati

estrusnya, atau yang memungkinkan untuk kawin terjadwal, juga berhasil digunakan

bersamaan dengan IB pada sapi.

Sapi dara umumnya kawin pada berat badan dan umur yang sesuai (is particular for the

breed). Sapi perah post-partum biasanya kawin kembali pada waktu antara 45 sampai 60 hari

setelah melahirkan dan sapi pedaging pada waktu 50 sampai 80 hari setelah melahirkan.