Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PROSES BERKARYA SENI KRIYA LOGAM
TEKNIK TIMBULSISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 26 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
RISALDI
NIM 10541065713
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Risaldi. 2013. Proses Berkarya Seni Kriya Logam Teknik TimbulSiswaKelas
VIII SMP Negeri 26 Makassar. Skripsi. Progam Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Drs. Yabu M., M.Sn dan Pembimbing II Irsan Kadir S.Pd.,M.Pd.
Tujuan penelitian ini adalah secara umum untuk mengetahui proses
pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa Kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar, dalam
membuat seni kriya logam kaleng bekas sedangkan secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh data tentang proses berkarya siswa dalam membuat
seni kriya logam dengan menggunakan teknik totok. Penelitian ini merupakan
strategi belajar mengajar yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat dan
memotifasi belajar siswa dan mengembangkan kreaktivitas belajar siswa dalam
berkarya seni kriya dan dapat mendorong siswa belajar secara sistematis.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 26 Makassar dalam proses pembelajaran seni
kriya logam kaleng bekas. Dengan populasi kelas VIII dengan jumlah 1 kelas
dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Menggunakan metode pengumpulan
data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan menggunakan
teknik analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
proses Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Bahan logam Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 26 Makassar dalam membuat seni kriya logam kaleng bekas
sudah lumayan baik dari 18 orang yang terdiri dari dua kelompok dan dua
kelompok tersebut mengahasilkan karya yang paling bagus, baik dari cara
mendesainnya maupun sampai proses penyelesaiannya dan itu menunjukkan
bahwa mereka sangat termotifasi dalam membuat seni kriya logam kaleng bekas.
Namun disisi lain masih ada sebagian siswa yang belum terlalu berani dan tidak
terlalu mengerti dalam proses pembuatan seni kriya logam dan siswa merasa
kesulitan dalam proses pemindahan desain dari kertas A4 dan dipindahkan ke
permukaan logam.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT. Yang maha mengatur lagi maha bijaksana,
yang maha penyayang lagi maha dermawan, Tuhan semesta alam. Shalawat dan
salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad SAW. Serta keluarga yang
mulia, sahabatnya tercinta dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman
member rahmat,taufik dan hidayahnya sehingga skripsi yang berjudul “Proses
Berkarya Seni Kriya Logam Teknik Timbul bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri
26 Makassar” dapat diselesaikan dengan baik. Tulisan ini diajukan sebagai syarat
yang harus dipenuhi guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Pada Program
Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua seiring sujud dan
terima kasih kepada kedua orang tua tercinta. Ayahanda Karim dan Ibunda
tersayang Nurhayati, yang tidak pernah sedikit pun melewatkan hidupnya untuk
mencurahkan pikiran, semangat, kasih sayang dan doanya yang begitu tulus
selama ini hingga selesainya studi. Serta yang sangat berjasa dalam kehidupan
penulis yang tidak dapat diuraikan satu persatu dan sentiasa menyertai dengan
do‟a.
Sepenuhnya penyulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan
berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tulus dan ikhlas member
motivasi kenndala namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
viii
pihak dan berkah dari Allah SWT. Sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi dengan baik.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. H. Irwan Akib, M.pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Dr. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd, M.Sn, Ketua Program Studi Pendidikan
Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Muhammad Thahir, S.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
5. Drs. Yabu M., M.Sn, Pembimbing 1.
6. Irsan Kadir S.Pd.,M.Pd, Pembimbing II
7. Nur Rahmah S.Pd.,M.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 26 Makassar yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
serta keluarga besar SMP Negeri 26 Makassar yang telah memberikan
bantuan dan dukungan selama penulis melakukan penelitian hingga selesai.
8. Dosen Prodi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
9. Staf administrasi akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
10. Saudara kandung tercinta, Rifal dan Fauzan. Terima kasih atas do‟a dan
dukungannya.
11. Keluarga besar yang selama ini menyayangi, mendukung, dan memotivasi
saya untuk menjadi yang terbaik dan jadi kebanggan keluarga.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 Program Studi Pendidikan Seni
Rupa yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
kebersamaannya serta aman dan sumbangsinya semoga persaudaraan kita
tetap terajut untuk selamanya.
Segenap kemampuan, tenaga dan daya pikir telah tercurahkan dalam
merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil maksimal. Namun
kesempurnaannya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu
penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat
membacanya.
Wahai Tuhanku, terimalah segala usaha hamba, Engkaulah yang Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui. Semoga Allah SWT membalas dengan pahala
yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tulisan ini.
Makassar,… April 2020
Risaldi
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanPustaka ................................................................................ 6
1. Pengertian Kaleng Bekas ............................................................. 7
2. Pengertian Seni Kriya Logam ...................................................... 7
3. Teknik Timbul ............................................................................. 11
4. Pengertian Limbah Organik ......................................................... 12
B. Kerangka Pikir .................................................................................. 13
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Tempat Penelitian .............................................................. 13
B. Variabel dan Langkah-Langkah Penelitian ........................................ 13
C. Langkah-langkah Penelitian .............................................................. 14
D. Devinisi Operasional Variabel ........................................................... 14
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 15
1. Teknik Observasi ......................................................................... 15
2. Studi Dekumentasi....................................................................... 16
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 16
1. Pengumpulan Data....................................................................... 16
2. Mereduksi Data ........................................................................... 16
3. Penyajian Data............................................................................. 17
4. Verifikasi dan Kesimpulan .......................................................... 17
G. Instrumen Penelitian .......................................................................... 17
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 19
1. Sejarah SMP Negeri 26 Makassar ................................................. 19
2. Pembelajaran Seni Budaya Secara Umum ..................................... 21
3. Proses Pembelajaran Seni Kriya Logam Dengan Menggunakan
Kaleng Bekas Teknik Timbul ........................................................ 22
4. Hasil Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Bahan Logam ........ 33
5. Pembahasan .................................................................................. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................... 43
B. Saran ................................................................................................... 44
Daftar Pustaka .............................................................................................. 45
Lampiran .......................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. 1 Bunga .......................................................................................... 8
Gambar. 2 Kuda ............................................................................................ 9
Gambar. 3 Kaligrafi ...................................................................................... 9
Gambar. 4 Kuda Berlari ................................................................................ 10
Gambar. 5 Motif Burung Merak .................................................................... 10
Gambar. 6 Kerangka Pikir ............................................................................. 12
Gambar.7 Lokasi Penelitian .......................................................................... 13
Gambar. 8 Skema Desain Penelitian .............................................................. 14
Gambar. 9 Guru Memerikan Materi .............................................................. 26
Gambar. 10 Siswa Membuat Sket ................................................................. 26
Gambar. 11 Alat dan Bahan .......................................................................... 29
Gambar. 12 Hasil Karya Siswa Kelompok I .................................................. 37
Gambar. 13 Hasil Karya Siswa Kelompok II ................................................. 38
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 1 Format Observasi ............................................................................ 16
Tabel. 2 Instrumen Penilaian Kriya Logam ................................................... 17
Tabel. 3 Kriteria Penilaian Hasil Karya Siswa ............................................... 33
Tabel. 4 Rentang Nilai .................................................................................. 34
Tabel. 5 Hasil Evaluasi Pembelajaran Seni Kriya .......................................... 39
Tabel. 6 Nilai Kelompok I............................................................................. 38
Tabel. 7 Nilai Kelompok II ........................................................................... 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membuat barang dari kerajinan logam bukanlah hal yang baru bagi
Masyarakat Indonesia. Karya seni kriya dalam kehidupan umat Manusia
merupakan salah satu sarana pemenuhan kebutuhan hidup. Karya seni kriya
memiliki kekhasan tersendiri karena seni kriya merupakan suatu karya cipta
manusia yang didasari rasa estetis sesuai apa yang diinginkan oleh Manusia itu
sendiri.Berkesenian erat kaitannya dengan kreativitas apalagi bagi setiap siswa
yang dituntut untuk kreatif bukan hanya di Sekolah tetapi di lingkungan
Masyarakat.
Penggunaan bahan logam yang digunakan bagi siswa yang kerap membuat
siswa terbebani dalam pemenuhan bahan itu sendiri menjadikan Sekolah atau
siswa itu menghambat dalam membuat sebuah karya seni kriya logam, apalagi di
Sekolah-Sekolah yang jauh dari perkotaan yang ada di daerah-daerah atau pelosok
merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan logam yang biasa digunakan bahkan
siswa merasa terbebani oleh masalah biaya yang ditanggung dalam pengadaan
bahan logam untuk membuat karya seni kriya logam tersebut.
Mengacu pada ide atau kreativitas yang harus dikembangkan untuk
memecahkan sebuah masalah maka muncul ide untuk pengolahan limbah
anorgani berbahan logam untuk menggantikan bahan yang dipakai oleh siswa
2
serta hasil dan kualitas yang dihasilkan tidak kalah bagus dengan bahan logam
yang biasanya dibeli.
Salah-satu unsur yang ikut menentukan di dalam kerberhasilan
pembelajaran seni rupa adalah berkreasi seni kriya terapan. Banyak hal-hal yang
dapat dilakukan oleh seorang guru seni rupa agar siswanya dapat berkreasi seni
kriya terapan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai.Untuk mencapai tujuan pembelajaran seni rupa siswa diharapkan mampu
berkreativitas dalam berkarya seni rupa. Salah satu langkah yang dilakukan adalah
dengan membuat rancangan pengembangan materi pembelajaran berkarya seni
kriya logam bahan limbah anorganik.Suharto (2011: 222) menarik kesimpulan
sebagai berikut.
Kaleng merupakan jenis sampah anorganik yang sulit diurai oleh tanah
sehingga memerlukan waktu cukup lama. Kaleng mengandung banyak
unsur/komponen penyusun dan paling banyak adalah logam aluminium.
Limbah padat aluminium dibagi dua macam, yaitu limbah padat
aluminium primer seperti kaleng minuman ringan dan minuman bir serta
limbah padat aluminium sekunder seperti bingkai jendela dan pintu
aluminium. Limbah padat aluminium sekunder berbedakualitasnya dengan
limbah padat aluminium primer sehingga memerlukan perlakuan dan
pemeriksaan limbah padat aluminium sekunder sebelum didaur ulang.
Daur ulang aluminium adalah memproses kembali aluminium.
Dengan menggunakan media kaleng bekas siswa diharapkan dapat
mengelolah limbah atau segala sesuatu yang tersedia di sekitarnya menjadi karya
seni. Dalam pembuatan karya logam ini saya menggunakan logam aluminium,
karena logam ini memiliki kelebihan dan keunikan dibandingkan logam yang lain,
mudah didapat dan cara pengerjaannya pun tidak terlalu sulit dan alatnya pun
sangat sederhana yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
3
Pemanfaatan logam bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk
mengembangkan keahlian dan pengalaman estetis siswa yaitu dengan membuat
karya seni kriya, yang secara fungsional karya tersebut memiliki nilai hias.Artinya
siswa dituntut untuk mengukur tingkat keakuratan dalam merancang suatu bentuk
sekaligus melatih estetika, sehingga bentuk yang dihasilkan akan bernilai tepat
sekaligus estetik. Di sisi lain, pemanfaatan logam bekas ini juga menjawab
tentang persoalan penanggulangan sampah industri logam bekas agar tidak
menumpuk tanpa bermanfaat sama sekali.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis berkeinginan
untuk melakukan penelitian “Proses Berkarya Seni Kriya Logam Teknik Timbul
Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di
atas,dapat diuraikan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimanakah prosesberkarya seni kriya logam menggunakan kaleng bekas
dengan teknik timbul bagisiswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini
bertujuan memperoleh data yang akurat, jelas dan benar atas masalah yang
dirumuskan, secara terperinci tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
proses berkarya seni kriya logam menggunakan kaleng bekas dengan teknik
timbul bagi siswa kelas VIIISMP Negeri 26 Makassar.
4
D. Manfaat Penelitian
Jikatujuan penelitian ini dapat dicapai, maka hasil penelitian ini
diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Mahasiswa, diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi Program Studi
Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh
Makassar.
2. Tenaga pengajar, diharapkan dapat memberi bahan masukan untuk
meningkatkan kreativitas dalam seni kriya.
3. Institusi Universitas Muhammadiyah Makassar, dapat memberi bahan kajian
bagi peneliti dalam memanfaatkan limbah anorganik dan dapat menjadi bahan
pembelajaran yang akan datang.
4. Siswa, dapat mengetahui proses pembuatan seni kriya logam dengan bahan
kaleng bekas dengan teknik timbul bagisiswa kelas VIIISMP Negeri 26
Makassar.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
Salah satu unsur yang ikut menentukan di dalam kerberhasilan
pembelajaran seni rupa adalah berkreasi seni kriya terapan. Banyak hal-hal yang
dapat dilakukan oleh seorang guru seni rupa agar siswanya dapat berkreasi seni
kriya dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran seni rupa siswa diharapkan mampu
berkreativitas dalam berkarya seni rupa. Salah-satu langkah yang dilakukan
adalah dengan membuat rancangan pengembangan materi pembelajaran berkarya
seni kriya logam berbahan limbah anorganik.Dalam pembuatan karya seni kriya
sangat mudah karena alat dan bahannya sangat mudah didapatkan di lingkungan
sehari-hari.
Pada dasarnya tinjauan pustaka merupakan landasan teoritis dan
menggunakan literatur yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Perkembangan dalam dunia seni rupa, yaitu munculnya kriya sebagai bagian
tersendiri yang terpisah dari seni rupa murni. Jika sebelumnya kita mengenal
istilah seni kriya sebagai bagian dari seni murni, kita mengenal istilah kriya atau
ada pula yang menyebutnya kriya seni. Kriya merupakan istilah dari bahasa
Inggris berartiCraft, yaitu kemahiran membuat produk yang bernilai artistik
dengan keterampilan tangan, produk yang dihasilkan umumnya eksklusif dan
dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun kegiatan kreatif individual. Ciri
6
karya kriya adalah produk yang memiliki nilai yang baik dalam segi
estetik maupun guna. Sedangkan karya kriya yang kemudian dibuat misal
umumnya dikenal sebagai barang kerajinan.
. Oleh karena itu, beberapa hal yang merupakan data ilmiah yang dijadikan
sebagai bahan penunjang dalam melakukan penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Pengertian kaleng bekas
Kaleng merupakan salah satu kemasan yang umum beredar di
Masyarakat. Kaleng merupakan jenis sampah anorganik yang sulit diurai oleh
tanah sehingga memerlukan waktu cukup lama.Menarik kesimpulan sebagai
berikut.
Kaleng mengandung banyak unsur atau komponen penyusun dan paling
banyak adalah logam aluminium.Limbah padat aluminium dibagi dua
macam, yaitu limbah padat aluminium primer seperti kaleng minuman
ringan dan minuman bir serta limbah padat aluminium sekunder seperti
bingkai jendela dan pintu aluminium (Suharto, 2011: 222).
2. Pengertian seni kriya logam
Kata „kriya‟ dalam bahasa Indonesia berarti pekerjaan (kerajinan tangan).
Di dalam bahasa Inggris disebut craft yang mengandung arti: energi atau
kekuatan, arti lain suatu keterampilan mengerjakan atau membuat sesuatu
(http:www.answers.com/topic/craft). Istilah itu diartikan sebagai keterampilan
yang dikaitkan dengan profesi seperti yang terlihat dalam craftsworker
(pengrajin). Pada kenyataannya seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang
dihasilkan karena pengetahuan atau keterampilan seseorang; sebagaimana
diketahui bahwa semua kerja dan ekspresi seni membutuhkan keterampilan.
7
Bandem (2002:94) menyimpulkan “sebuah karya (seni) dalam proses
penggarapannya tidak berdasarkan pada kepakaan dan keterampilan yang baik
(mumpuni), maka tidak akan ada kesempatan bagi kita untuk menikmati karya
tersebut sebagai karya seni”.
Perkembangan dalam dunia seni rupa adalah munculnya kriya sebagai
bagian tersendiri yang terpisah dari seni rupa murni. Jika sebelumnya kita
mengenal istilah kriya atau ada pula yang menyebutnya kriya seni. Kriya
merupakan istilah dari bahasaInggris berarti craft yaitu kemahiran membuat
produk yang bernilai artistik dengan keterampilan tangan, produk yang dihasilkan
umumnya eksklusif dan dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun kegiatan kreatif
individual. Ciri karya kriya adalah produk yang memiliki nilai yang baik dalam
segi estetik maupun guna. Sedangkan karya kriya yang kemudian dibuat misal
umumnya dikenal sebagai barang kerajinan.
Seni kriya logam adalah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti
besi, perunggu, emas dan perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya
menggunakan sistem cor, ukir, tempa, rakit, las atau sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Contohnya pisau, barang aksesoris, miniatur alat transportasi, alat-alat
berat, alat tempur dan lain-lain.Seni kriya (seni kerajinan) ialah suatu usaha
membuat barang-barang hasil pekerjaan tangan, atau dapat pula berarti pekerjaan
tangan.Artono (2007: 17)menyimpulkan “benda seni kriya biasanya dibuat untuk
digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sekaligus melestarikan
tradisi kesenirupaan suatu daerah”.
8
Dari uraian ini dapat ditarik satu kata kunci yakni kriya adalah kerja,
pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai penciptaan karya
seni yang didukung oleh keterampilan (skill)yang tinggi.Wahyuni (2015:45).
Kriya merupakan cabang seni yang memiliki muatan estetik, simbolik dan
filosofis sehingga menghadirkan karya-karya yang monumental sepanjang
zaman. Praktik kriya pada masa lalu dibedakan dari kerajinan, kriya
berada dalam lingkup istana (kerajaan) pembuatnya diberi gelar Empu
sedangkan kerajinan yang berakar dari kata “rajin” berada di luar
lingkungan istana, diperankan oleh rakyat jelata dan pembuatnya disebut
pengrajin atau pandh.
Berikut contoh hasil karya yang terbuat dari kaleng bekas sebagai berikut:
Gambar.1 Bunga
Sumber :https://www.google.comsenikriyakalengbekas
https://www.google.com/
9
Gambar.2 Kuda
Sumber :https://www.google.comsenikriyakalengbekas
Gambar.3 Kaligrafi
Sumber :https://www.google.com senikriyakalengbekas kaligrafi
https://www.google.com/
10
Gambar.4 Kuda berlari
Sumber: https://www.google.com seni kriya plat kuningan kuda berlari
Gambar.5.Motif burung merak
Sumber: https://www.google.com plat kuningan burung merak.
3. Teknik timbul
Teknik yang digunakan dalam pembuatan karya seni kriya logam dalam
pemanfaatan limbah anorganik yaitu teknik ketok atau biasa disebut totol, tekstur
https://www.google.com/https://www.google.com/
11
yang dihasilkan oleh totolan dari alat yang digunakan mengikuti pola desain yang
akan membentuk sebuah gambar yang timbul sesuai yang diinginkan.Hudisunaryo
(1982:51).
Pengertian teknik ketok timbul dalam dunia barat sama dengan "Repousse
(rəpūsā '),adalah teknik menghiasi permukaan logam dengan teknik tekan
dari arah dalam dan disepakati dari belakang dengan tangan dan dalam
makna yang sebenarnya repouse berartiRepousse, diterapkan
padagayaornamenlogamdiperolehdengan mengarahkankeluar
hinggadesain menjadicembung, dan terbentuk relief. Kemudian
dihiasidengan pola reliefyang dibuatdengan menekan ataumemalupada sisi
sebaliknya. Repousebekerja dengan teknik ornamentasilogamdalamdengan
menekan ataumemalupada sisi sebaliknya. Proses ini berulang sampai
tercapai bentuk yang diinginkan.
4. Pengertian limbah anorganik
Menurut Soekarman (1983:73) menyimpulkan “Sampah digolongkan
menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik yaitu
sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering,
dan sebagainya, sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Sedangkan
sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng,kayu dan sebagainya. Adanya limbah anorganik seperti kaleng minuman
yang begitu banyak ditemukan disekitar kita maka dapat memunculkan ide untuk
membuat sebuah karya seni rupa terapanguna untuk mengurangi sampahlimbah-
limbah yang ada, serta melatih siswa untuk berfikir kreatif terhadap
penanggulangan limbah-limbah yang ada sehingga dapat meningkatkan rasa cinta
terhadap lingkungan sekitar”.
12
B. Kerangka Pikir
Dengan melihat beberapa konsep di atas yang telah diuraikan pada
tinjauan pustaka maka, dapatlah dibuatkan kerangka atau skema yang dijadikan
sebagai kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 6. Kerangka Pikir
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26
Makassar
Proses berkarya Seni kriya logam
menggunakankaleng bekas
Kaleng Bekas dalam berkarya seni
Kriya Logam
Hasil Penelitian
Sekolah SMP Negeri 26 Makassar
Guru Seni Budaya
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Tempat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan secara langsung di SMP Negeri 26
Makassar. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan. Alasan memilih
tempat penelitian di Sekolah tersebut untuk mengetahui proses berkarya seni kriya
logam teknik timbul bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar.
2. Lokasi Penelitian
Berikut Dena Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan secara langsung diSMP Negeri 26
Gambar 5. Lokasi penelitan
SMPN 26 MKS
MESJID NURUL
MUKHLISIN
JL.BULDOZER
JL. TRAKTOR
JL. TRAKTOR IV
14
B. Variabel dan Langkah-Langkah Penelitian
Variabel (Setyosari, 2010:108) adalah segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan dalam penelitian.
Sugiyono (2014:54) Variabel dalam penelitian ini adalah proses berkarya
seni kriya logam dengan mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat sebuah
kerajinan tangan terutama bagi siswa siswi menuangkan kreaktivitas dalam
pembuatan dan menciptakan karya seni kriya bahan logam, mulai awal pembuatan
sampai akhir pembuatan suatu karya bagi siswa kelas VIIISMP Negeri 26
Makassar.
C. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian disusun sedemikian rupa sehingga peneliti
dapat memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian.Adapun
bentuk desain dalam penelitian tersebut digambarkan dalam skema di bawah ini:
Proses berkarya seni kriya logam menggunakan
kaleng bekas dengan teknik timbul
Pengolahan dan analisis data
Deskripsi Data
Kesimpulan
Teknik Pengumpulan Data
(Observasi, tes praktik, dan dokumentasi)
15
Gambar 6.Skema Desain Penelitian
D. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan variabel di atas maka perlu dilakukan pendefenesian
operasional variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu
kesalahan serta memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik observasi
Observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera.Teknik atau metode observasi, akan digunakan
dalam pengumpulan data dengan melakukan penelitian secara langsung dengan
mengukur kemampuan siswa. Sasaran observasi ini adalah bahan
pembelajaran,fasilitas ataupun teknik yang digunakan dalam berkarya seni kriya
logam bahan kaleng bekas dengan teknik timbul,dapat diukur dari indikator
penilaian atau prinsip berkarya yang digunakan dalam penelitian ini.
Data yang ingin dicapai melalui observasi tersebut yaitu data primer
adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khususmenyelesaikan
permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
16
Format Observasi
NO Hal-hal yang di amati Hasil pengamatan
1. Pembuatan gambar sketsa sesuai dengan materi
yang di berikan
2. Mengenal fungsi bahan dan alat yang digunakan
dalam berkarya kriya logam
3. Proses membuat kriya logam
4. Penyelesaian akhir dan hasil karya kriya logam
Tabel 1. Format Observasi
2. Studi dokumentasi
Teknik ini akan digunakan untuk mencatat semua data yang diperoleh dari
buku-buku atau literatur yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti.
Disamping itu juga mengambil gambar dengan cara hasil karya siswa-siswi yang
dibuat berdasarkan alat dan bahan yang sudah disediakan.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya penulis
mengolah data secara terpisah dengan teknik sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data yaitu kegiatan menelaah data yang terkumpul berdasarkan
hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Kegiatan menelah data
dilaksanakan dengan melakukan proses transkripsi hasil dari pengumpulan
17
data. Data yang telah ditranskripsikan dikelompokkan sesuai dengan masalah
penelitian.
2. Mereduksi data
Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mengelompokkan dan
mengklasifikasikan data. Data yang terkumpul selama penelitian diseleksi dan
diidentifikasikan untuk kemudian dikelompokkan sesuai permasalahannya
selain itu, seleksi yang dilakukan untuk menentukan data dibutuhkan dan data
yang tidak dibutuhkan.
3. Penyajian data
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
4. Verifikasi dan kesimpulan
Verifikasi dan kesimpulan adalah kegiatan menetapkan simpulan terhadap hasil
penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini meliputi pencarian makna data serta
memberi penjelasan. Pada penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan
dengan menyimpulkan data yang disajikan dan disesuaikan dengan rumusan
masalah yang telah ditentukan
.
18
G. Instrumen Penilaian
Tabel 2. Instrumen Penilaian Kriya logam
No IndikatorKemampu
an
HasilPenilaian
Sangat
Baik Baik Cukup Kurang
SangatKur
ang
1
Pembuatan gambar
sketsa sesuai
dengan materi yang
diberikan
2
MengenalFungsiba
handan alat yang
digunakan dalam
berkaya kriya
logam
3 Proses membuat
kriya logam
4
Penyelesaianakhird
an hasil karya kriya
logam
Hasil Penelitian
Sumber: Sunaryo dan Sumartono. 2006. Seni Kriya
Dasar (Bahan Ajar Seni Kriya I). Buku Ajar. UNNES
19
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Proses berkarya seni kriya logam menggunakan kaleng bekas dengan
teknik timbul bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar, siswa sangat
antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran tersebut, hal tersebut
dilihat dari kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dan dilihat dari bahan-
bahan yang disiapkan siswa untuk praktik pembuatan hasil karya seni kriya
dengan menggunakan kaleng bekas disisi lain siswa juga sangat gampang
menemukan bahan yang ada disekitarnya.
1. Sejarah SMP Negeri 26 Makassar
SMP Negeri 26 Makassar yang terletak di Jalan Komp. PU Mallengkeri
Baru Makassar, Kelurahan Tamalate, Kecamatan Mangasa Kota Makassar
Propinsi Sulawesi Selatan berdirisejaktahun 1990. Secara geografis sekolah ini
terletak di Kota Makassar sangat mudah dijangkau dari segala arah melalui
banyak alat transportasi.
SMP Negeri 26 Makassar memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu
terletak di lingkungan perumahan, sedangkan di sebelah kanan atau sebelah utara
sekolah terdapat Sekolah Dasar Mallengkeri yang memberikan gambaran antusias
Masyarakat terhadap SMP Negeri 26 Makassar sehingga banyak diminati oleh
calon siswa pada saat penerimaan siswa baru. Terbukti pada penerimaan siswa
20
baru tahun 2018/2019 dengan jumlah pendaftar yang mencapai 400 calon siswa,
sedangkan daya tamping hanya324 siswa (9 rombel), dan jumlah siswa
keseluruhan 788 siswa (27 Rombel).
Fasilitas yang dimiliki SMP Negeri 26 Makassar antara lain ruang kelas
sejumlah 9 buah, laboratorium IPA terdiri dari 1 buah, ruang UKS-PMR terdiri
dari 1 buah, ruang koperasi terdiri dari 1 buah dan mushallah 1 Buah, dan 1 buah
Perpustakaan. Namun sekolah ini memiliki sarana olahraga yang belum memadai,
juga belum memiliki ruang guru, ruang komputer, dan solusinya adalah
memanfaatkan fasilitas ruangan laboratorium. Fasilitas Sekolah yang masih dirasa
kurang memadai tidak menyurutkan komitmen komponen Sekolah untuk berbuat
maksimal demi terwujudnya mutu pendidikan. Pada tahun pelajaran 2014/2015
SMP Negeri 26 Makassar telah menggunakan Kurikulum 2013 yang dimulai dari
kelas VII sampai kelas IX.
SMP Negeri 26 Makassar memiliki tenaga pendidik/guru sejumlah 49
orang dan tenaga tata usaha 7orang. Dari jumlah 49 guru terdiri dari 41 orang guru
tetap (PNS) dan 8 orang guru tidak tetap. Pada SMP Negeri 26 Makassar terdapat
guru berkualifikasi ijazah S1/Akta IV, dan berkualifikasi ijazah S2.
SMP Negeri 26 Makassar saat ini adalah menyusun kurikulum 2013 untuk
memberi kesempatan kepada peserta didik agar:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami dan
menghayati, serta mengamalkan ajaran agamanya masing-masing;
21
b. Meningkatkan pengembangan keragaman potensi, minat dan bakat,serta
kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangannya;
c. Mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. Meningkatkan potensi fisik dan membudayakan sportifitas serta kesadaran
hidup sehat;
e. Meningkatkan kepekaan (sensitivitas), kemampuan mengekspresikan dan
mengapresiasi keindahan dan keseimbangan (harmoni), hidup bermasyarakat,
berguna untuk orang lain;
f. Membangun, menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif,
efektif inovatif dan menyenangkan.
2. Pembelajaran seni budaya secara umum
Pembelajaran deni budaya yang berlangsung di SMP Negeri 26 Makassar
dilaksanakan dengan mengacu pada kurikulum 2006. Bahan ajar yang
disampaikan oleh guru seni budaya dengan berpedoman pada SK/KD. Selain itu,
pemilihan pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran juga disusun berdasarkan SK/KD. Dalam KTSP,
pembelajaran seni budaya dilaksanakan dalam delapan belas kali pertemuan untuk
tiap semester.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, salah-satu faktor yang paling
menentukan adalah sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang dijadikan
sebagai acuan ataupun penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran di Sekolah-
22
sekolah. Untuk diketahui bersama dalam pelaksanaan pembelajaran, guru, materi,
dan metode tidak akan berjalan dengan lancar tanpa ada sistem yang mengatur
secara struktur. Dengan demikian maka penulis mengedepankan permasalahan
tentang kurikulum sebagai sistem yang menjadi salah satu faktor penentu dalam
keberhasilan suatu proses pelaksanaan pembelajaran disebuah Instansi atau
Sekolah, maka kurikulum dalam hal ini merupakan sistem yang digunakan
diSekolah untuk dipahami oleh guru dalam menyampaikan materi secara struktur
baik teoritis maupun praktis. Dengan demikian maka akan lebih mudah guru
menekuninya secara totalitas.
Adanya kurikulum di Sekolah memiliki arti yang penting dalam proses
pelaksanaan pembelajaran, karena dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan di kelas, harus mengacu pada kurikulum yang berlaku karena
kurikulum dijadikan sebagai pedoman atau landasan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
3. Proses pembelajaran seni kriya logam dengan menggunakan kaleng bekas
teknik timbul
Alokasi waktu yang diberikan untuk setiap pertemuan adalah 2x45 menit.
Salah-satu materi pembelajaran seni rupa yang berkaitan dengan seni kriya adalah
pembuatan kaligrafi atau gambar lainnya dengan menggunakan bahan kaleng
bekas teknik timbul. Pembelajaran seni kriya di SMP Negeri 26 Makassar ini
memanfaatkan kaleng bekas sebagai bahan utama. Pembelaran ini melalui tiga
tahapan yaitu kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan, dan kegiatan evaluasi.
Kegiatan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
23
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilakukan sebelum melakukan proses kegiatan
pembelajaran. Perencanaan dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar yang
meliputi prota (program tahunan), pomes (program semesteran), silabus dan RPP
yang dibuat oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran berisi
standar kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu, indikator, tujuan
pembelajaran, materi yang akan disampaikan, sumber dan media yang digunakan,
metode yang akan digunakan serta penilaian hasil belajar.
Indikator pembelajaran yang dirumuskan yaitu menjelaskan seni kriya,
menyebutkan alat dan bahan seni kriya dengan menggunakan bahan logam,
menjelaskan teknik pembuatan kaligrafi menggunakan bahan logam kaleng bekas,
menerapkan langkah-langkah pembuatan kaligrafi dari bahan logam kaleng bekas.
Kemudian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa mampu membuat
karya seni kriya menggunakan bahan logam kaleng bekas teknik timbul.
Media berkarya yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaleng bekas.
Bahan seni kriya yang dapat digunakan seperti logam, kaleng bekas, pulpen
kosong, besi atau paku, gunting dan penggaris.
Metode yang digunakan yaitu pendekatan CTL, demonstrasi dan
pemberian tugas. Metode CTL, bertujuan untuk mengajak siswa pada aktivitas
yang mengaitkan materi pembelajaran pada kehidupan sehari-hari. Metode
demostrasi, digunakan untuk menjelaskan mengenai prosedur berkarya, yaitu
demonstrasi berkarya seni kriya menggunakan bahan logam. Sedangkan metode
24
pemberian tugas digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam berkarya
seni kriya menggunakan kaleng bekas.
Penilaian yang dilakukan yaitu tes berkarya seni kriya menggunakan
bahan logam kaleng bekas teknik timbul. Penilaian hasil karya berdasarkan
beberapa aspek yaitu penggunaan bahan dan alat, idea tau gagasan, kreaktivitas,
dan teknik.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 26 Makassar
meliputi tiga tahapan yaitu, kegiatan awal (pembukaan), kegiatan inti, serta
kegiatan akhir (penutup). Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat sebelum melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
Pada pembelajaran seni rupa, biasanya guru menggunakan metode
demonstrasi serta metode penugasan. Dalam penyampaian materi, guru
mempunyai strategi yang digunakan untuk menghadapi para siswanya. Guru
memberikan motivasi atau penghargaan terhadap siswa disesuaikan dengan
karakter masing-masing siswa. Sedangkan dalam media yang digunakan dalam
pembelajaran seni rupa disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan kepada
Siswanya.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru seni budaya (seni rupa)
sebelum melaksanakan kegiatan pembelajarannya, guru mempersiapkan
perangkap pembelajarannya terlebih dahulu. Pelaksanaan pembelajaran seni
budaya di SMP Negeri 26 Makassar, guru menggunakan metode demosntrasi.
25
Dalam kegiatan belajar mengajar, pada umunya pembelajaran seni budaya
dilaksanakan di dalam kelas.
Pada pertemuan pertama yang dilakukan guru saat kegiatan awal
pembelajaran adalah mengucapkan salam, mempresensi kehadiran siswa, dan
menyampaikan tujuan dari pembelajaran seni kriya menggunakan bahan logam.
Kegiatan selanjutnya, guru menyampaikan materi pembelajaran seni kriya
menggunakan kaleng bekas. Namun guru tidak menunjukkan contoh karya seni
kriya dari bahan logam. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya. Langkah selanjutnya adalah guru menjelaskan tentang bahan dan
alat yang akan digunakan untuk pembuatan hasil karya seni kriya
menggunakankaleng bekas. Dalam proses pembelajaran, guru juga menjelaskan
tentang langkah-langkah pembuatan seni kriya dengan menggunakan bahan
logam, yaitu sebagai berikut:
Tahapan pertama, siswa menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan
untuk praktis seni kriya menggunakankaleng bekas. Selanjutnya, siswa mulai
membuat sket pada kertas atau langsung pada logam sesuai dengan ide yang ada
pada pikiran siswa masing-masing dengan menggunakan tema seni kriya berbahan
logam. Berikut gambar pada siswa sedang melakukan kegiatan membuat sket
gambar pada kertas yang berukuran 20x25cm.
26
Gambar 4.1: Guru Memberikan Materi
(dokumentasi Risal, tanggal 27 Maret 2020)
Pada saat sedang berlangsungnya pembelajaran seni kriya menggunakan
kaleng bekas yang dilakukan di dalam kelas, siswa antusias dan bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran tersebut.
Gambar 4.2: siswa membuat Sket Lafal Allah dan Menduplikat
Gambar ke Logam
(Dokumentasi Risal, tanggal 27 Maret 2020)
27
Gambar 4.2 merupakan kegiatan siswa pada saat melakukan kegiatan
membuat gambar sket. Siswa membuat gambar sket dengan menggunakan media
kertas. Sket yang dibuat siswa yaitu kaligrafi sesuai dengan kreaktivitas siswa.
Namun saat memberikan materi, guru memberikan arahan tentang
bagaimana cara membuat kaligrafi dengan menggunakankaleng bekas. Gambar di
bawah menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran berlangsung siswa
nampak aktif dalam mengikuti pembelajaran seni kriya menggunakan kaleng
bekas.
Gambar 4.3. Proses di Totok
(Dokumentasi Risal, Tanggal 27 Maret 2020)
Gambar 4.3 adalah kegiatan siswa dalam melakukan pengetokan dan
penindisan pada logam. Dalam kegiatan tersebut, siswa mencetak kaligrafi. Proses
pencetakan tersebut dilakukakan dengan perlahan dan sedikit tekanan pada
gambar. Kemudian guru mengecek hasil karya siswa yang sudah jadi.
Selanjutnya, seluruh hasil karya siswa dikumpulkan ke meja yang paling depan
28
untuk dikumpulkan. Semua karya yang telah dikumpulkan selanjutnya akan
dilakukan penilaian oleh guru setelah proses pembelajaran selesai. Lalu guru
bertanya jawab tentang simpulan pembelajaran seni kriya menggunakan bahan
logam kaleng bekas. Pada penutup guru memberikan motivasi kepada siswa.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hasil karya
siswa cukup bervariasi.
Pembelajaran seni kriya menggunakan bahan logam di SMP Negeri 26
Makassar di ikuti siswa dengan cukup antusias. Hal ini dapat di lihat dari
keseriusan siswa saat mengikuti pembelajaran seni kriya menggunakan kaleng
bekasdan kesiapan siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
buat praktik (kreasi). Siswa SMP Negeri 26 Makassar kelas VIII Sudah
menanggapi pembelajaran karya seni kriya dengan memanfaatkan bahan logam
dengan baik. Tingkat kesulitan siswa yang dialami yaitu proses pengetokan yang
memerlukan kecermatan dalam penindisan bahan logam sesuai dengan sket yang
telah dibuat di atas kertas serta saat proses pengetokan yang memerlukan
kesabaran. Secara garis besar, siswa SMP Negeri 26 Makassar cukup rajin dalam
membuat hasil karyanya. Hasil karya di kelas VIII ini beraneka ragam dan bentuk
dalam pembuatan temanya misal: Lafal Allah, Muhammad, dan lainnya.
Hal tersebut dilihat dari kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dan
dilihat dari bahan-bahan yang disiapkan siswa untuk praktik pembuatan hasil
karya seni dengan menggunakan kaleng bekas. Gambar bahan dan alat yang
dibawa siswa adalah sebagai berikut:
29
Gambar 4. Alat dan Bahan
Gambar 4.4. Palu
(Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)
Gambar 4.5. Kater
(Dokumentasi Risal. Tanggal 28 Maret 2020)
Gambar 4.6. Gunting
(Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)
30
Gambar 4.7. Penggaris
(Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)
Gambar 4.8. Paku
(Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)
Gambar 4.10. Logam kaleng bekas
(Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)
31
Gambar 4.10 menunjukkan bahan yang akan digunakan untuk praktik
siswa. Alat yang dibawa siswa adalah gunting, pisau, pulpen, paku, palu dan
penggaris. Sedangkan bahan yang dibawa adalah logamkaleng bekas, tripleks dan
lakban.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru selalu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal yang belum jelas. Hal ini
dilakukan oleh guru untuk memastikan siswa benar-benar memahami apa yang
disampaikan guru.
Kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan tugas pada siswa untuk
membawa bahan dan alat untuk pertemuan yang selanjutnya. Guru melakukan
refleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Guru dan siswa bertanya
jawabuntuk menyimpulkan hasil pembelajaran seni kriya dengan menggunakan
kaleng bekas.
Kemudian pada pertemuan ke dua guru melakukan kegiatan pendahuluan
dengan mengucapkan salam, membimbing siswa berdoa bersama, mengecek
kehadiran siswa dan menyampaika tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru
bertanya jawab dengan siswa mengenai materi pembelajaran sebelumnya,
kemudian guru mengecek bahan dan alat yang digunakan lalu mengecek sket yang
sudah dibuat oleh siswa. Setelah itu siswa memulai karya seni kriya kaligrafi dari
kaleng bekas.
Siswa mulai membuat kaligrafi kuningan dengan didesain yang
digambarkan sebelumnya, langkah yang dilakukan siswa selanjutnya
menduplikatkan desain, setelah desain jadi duplikatkan ke ukuran yang 20x25cm.
32
Setelah proses penduplikatkan selesai selanjutnya siswa yaitu melakukan
penggoresan pada logam. Selanjutnya siswa mulai menindis kaleng bekasyang
telah kita gores.
c. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan setiap selesai melaksanakan pembelajaran.
Cara guru mengevaluasi bisa dilihat dari nilai yang ada pada penugasan. Guru
mengevaluasi siswa dari proses pembuatan karyanya dan hasil karya siswa. Siswa
yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), dalam dilakukan
remedial pada waktu pulang sekolah. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP
Negeri 26 Makassar untuk pembelajaran seni budaya yaitu 75.
Siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar senang dalam mengikuti
pembelajaran seni kriya dengan menggunakan kaleng bekas. Hal tersebut sesuai
dengan penuturan salah-satu siswa yang berkata “saya senang karena saya bias
mendapatkan pengalaman”. Siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar lebih
senang dengan pembelajaran seni kriyadengan menggunakan kaleng bekas karena
disisi lain bahannya gampang didapat dan dijangkau. Kemudian, siswa juga cukup
menanggapi dengan baik kegiatan yang dilakukan, sehingga siswa semangat
dalam menyelesaikan hasil karya kaligrafinya. Karya kaligrafi yang dihasilkan
siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar hasilnya cukup bervariasi sesuai
dengan kreaktivitas yang dilakukan oleh setiap siswa. Kegiatan evaluasi
pembelajaran dilakukan untuk mengetahui hasil proses pembelajaran seni kriya
dengan menggunakan kaleng bekaspada siswa kelas VIII SMP Negeri 26
Makassar.
33
4. Hasil pembelajaran seni kriya menggunakan bahan logam
Pembelajaran seni kriya dengan menggunakan kaleng bekasyang telah
dilaksanakan di SMP Negeri 26 Makassar yang berjumlah 18 siswa, dilihat oleh
guru dan peneliti untuk diberi penilaian.
Hasil pembelajaran kreaktivitas siswa dimulai berdasarkan beberapa
kriteria. Kriteria tersebut dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4.1. Kriteria Penilaian Hasil Karya Siswa
Aspek yang Dinilai Skor (1-25)
Penggunaan bahan dan alat
Ide
Kreaktivitas
Teknik
Berdasarkan tabel4.1, dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa
berdasarkan penggunaan bahan dan alat, gagasan, kreaktivitas, teknik. Dari
keempat aspek tersebut akan diperoleh skor 25 untuk masing-masing aspek
sehingga nilai maksimal yaitu 100. Melalui keempat aspek tersebut akan diperoleh
nilai akhir hasil karya siswa yang terbagi ke beberapa kategori nilai, yaitu kategori
sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Rentang nilai kategori
tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2. Rentang Nilai
No. Rentang Nilai Kategori
1. 91-100 Sangat Baik
34
2. 81-90 Baik
3. 71-80 Cukup
4. 61-70 Kurang
5, 0-60 Sangat Kurang
Berdasarkan tabel di 4.2, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 91
sampai 100 termasuk dalam kategori sangat baik. Siswa dengan nilai 81 sampai
90 termasuk dalam kategori baik. Siswa dengan nilai 71 sampai 80 termasuk
dalam kategori cukup, nilai 61 sampai 70 termasuk kategori kurang, serta 0
sampai 60 termasuk kategori sangat kurang. Nilai yang diperoleh siswa kelas VIII
SMP Negeri 26 Makassar adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Bahan
Logam oleh Guru
Nama
Penggunaan
bahan dan
alat
Ide Kreaktivitas Teknik Nilai Kategor
i
Melky 19 20 22 21 82 Baik
Azzahra 18 22 20 21 81 Baik
Fitra 20 18 22 17 77 Cukup
Kiki 21 22 24 19 86 Baik
Amelia 19 20 18 21 78 Cukup
Rizqan 22 20 21 18 81 Baik
Dessi 21 19 21 19 80 Baik
Ansyari 18 19 17 16 70 Kurang
35
Jaenab 19 19 17 20 75 Cukup
Putry 22 23 23 22 88 Baik
Jannah 20 18 19 20 77 Cukup
Astria 19 20 18 18 75 Cukup
Gunawa 20 22 21 19 82 Baik
Nuria 20 19 21 18 78 Cukup
Puspita 18 19 20 18 75 Cukup
Yulianti 19 18 19 17 73 Cukup
Syahrul 21 23 21 22 87 Baik
Yuli 22 23 22 22 87 Baik
Jumlah 1.432
Nilai Rata-rata 79,5 Cukup
Nama guru : Mugniati S.Pd
Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata siswa kelas VIII SMP Negeri 26
Makassar sebagai objek penelitian ini adalah 79,5 termasuk kategori telah
mencapai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh
guru SMP Negeri 26 Makassar. Siswa yang mendapat nilai kategori di atas KKM
berjumlah 9 orang, siswa dengan nilai kategori di bawah KKM berjumlah 8 orang.
Serta siswa yang memperoleh nilai dengan kategori luring yaitu berjumlah 1
orang.
Nilai rata-rata siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar dalam hasil
pembelajaran karya seni kriya menggunakan kaleng bekasyaitu 79,5 termasuk
kategori di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) . Hal ini menunjukkan siswa
36
yang memperoleh nilai dalam kategori baik berjumlah 11 orang, siswa yang
memperoleh nilai dalam kategori di bawah KKM berjumlah 6 orang sedangkan
siswa yang memiliki nilai kurang berjumlah 1 orang.
5. Pembahasan
a. Proses pembelajaran seni kriya menggunakan bahan logam
Pembelajaran seni kriya menggunakan kaleng bekasdengan menggunakan
teknik timbul di SMP Negeri 26 Makassar diikuti siswa dengan cukup antusias.
Hal ini dapat dilihat dari keseriusan siswa saat mengikuti pembelajaran seni kriya
menggunakan kaleng bekasdan kesiapan siswa dalam mempersiapkan alat dan
bahan yang digunakan buat praktik. Siswa SMP Negeri 26 Makassar kelas VIII
sudah menanggapi pembelajaran karya seni kriya dengan memanfaatkan kaleng
bekasdengan baik. Tingkat kesulitan siswa yang dialami yaitu proses pengetokan
yang memerlukan kecermatan dalam penindisan bahan logam sesuai dengan sket
yang telah dibuat di atas kertas serta saat pengetokan yang memerlukan
kesabaran. Secara garis besar, siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar cukup
rajin dalam pembuatan hasil karyanya. Hasil karya kelas VIII ini beraneka ragam
dan bentuk dalam pembuatan temanya misal: Lafal Allah, Muhammad, dan
lainnya.
Siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar senang dalam mengikuti
pembelajaran seni kriya dengan menggunakan kaleng bekas karena bahannya
sangat mudah didapat. Hal tersebut sesuai dengan penuturan salah satu yang
berkata “saya senang karena saya bisa mendapatkan pengalaman”. Siswa kelas
VIII SMP Negeri 26 Makassar lebih senang dengan pembelajaran seni kriya
37
dengan menggunakan kaleng bekas. Kemudian, siswa juga cukup menanggapi
dengan baik kegiatan yang dilakukan, sehingga siswa lebih semangat dalam
menyelesaikan hasil karyanya. Karya kaligrafi yang dihasilkan siswa kelas VIII
SMP Negeri 26 Makassar hasilnya cukup bervariasi sesuai dengan kreativitas
yang dimiliki oleh setiap siswa.
b. Hasil pembelajaran seni kriya menggunakan bahan logam teknik timbul
Gambar 4.11. Proses di Totok
(Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)
38
Gambar 4.12. Hasil Karya Siswa Kelompok 1 Lafal Allah
(Dokumentasi Risal, Tanggal 28 Maret 2020)
Kelas VIII kelompoksatu melakukan proses akhir dalam pembuatan kriya
logam yaitu proses totok pada permukaan logam dengan memperhatikan desain
yang ada pada media logam dan membersihkan kesan agar desain yang
dipindahkan ke logam tersebut muncul dan ini merupakan proses akhir dalam
membuat sebuah karya dua dimensi dari kaleng bekas.
Tabel 4.4 Nilai kelompok 1 Hasil Karya Kaligrafi Lafadz Allah
No. Nama Siswa Nilai Aspek yah dinilai
1. Melky 82 a. Desain
b. Kerja kelompok
c. Kehadiran
d. Keaktifan
2. Azzahra 81
3. Fitra 77
4. Kiki 86
39
5. Amelia 78 e. Ketepatan mengetok
logam
6. Rizqan 81
7. Dessi 80
8. Ansyari 70
9. Jaenab 75
Total : 710
Hasil Karya Siswa Kelompok 2 kaligrafi Lafadz Muhammad
Gambar 4.13. Proses Di Totok
(Dokumentasi Risal, Tanggal 28 Maret 2020)
40
Gambar 4.14. Hasil Karya Siswa Kelompok 2
(Dokumentasi Risal, Tanggal 28 Maret 2020)
Kelas VIII kelompok 2 sebelum proses logamnya ditotok sebaiknya
dikeringkan dulu agar mempermudah dalam proses ditotok dan dibiarkan
menempel dengan baik ditripleks dan menunggu lemnya kering kemudian baru
melakukan proses totok dan ini merupakan proses ke empat dalam membuat seni
kriya logam kaleng bekas menggunakan teknik timbul.
Tabel 4.5. Nilai Kelompok 2 Hasil Karya Kaligrafi Lafadz Muhammad
No. Nama Siswa Nilai Aspek yang dinilai
1. Putry 88 a. Desain
b. Kerja Kelompok
c. Kehadiran
d. Keaktifan
e. Ketepatan Mengetok Logam
2. Jannah 77
3. Astria 75
4. Gunawa 82
5. Nuria 78
41
6. Puspita 75
7. Yulianti 73
8. Syahrul 87
9. Yuli 87
Total : 722
Hasil penelitian oleh guru tentang pembelajaran hasil kriya menggunakan
kaleng bekasnilai rata-rata siswa 79.5 kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar adalah
termasuk kategori di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditentukan oleh guru mata pelajaran seni budaya. Selain guru yang memberikan
nilai, peneliti juga memberikan nilai untuk mengetahui bagaimana hasil
pembelajaran seni kriya menggunakan kaleng bekaskaleng bekasyaitu nilai rata-
rata siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar dalam hasil pembelajaran karya
seni kriya menggunakan bahan logam teknik timbul yaitu termasuk kategori di
atas KKM yang telah ditentukan oleh guru SMP Negeri 26 Makassar dan apabila
ada siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditentukan oleh guru seni budaya maka siswa yang bersangkutan akan melakukan
remedial.
Aspek-aspek penilaian karya yang digunakan oleh guru dan peneliti yaitu
ide, kreativitas, teknik dan karakteristik. Hasil evaluasi oleh guru menunjukkan
nilai rata-rata siswa adalah termaksud kategori cukup dan hasil evaluasi oleh
peneliti menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah termaksud kategori cukup.
Kedua hasil evaluasi tersebut termasuk dalam kategori cukup atau memenuhi di
42
atas KKM, tetapi bila dilihat berdasarkan rincian nilai yang diperoleh oleh siswa
diketahui bahwa hasil evaluasi oleh peneliti menunjukkan adanya 11 siswa yang
memperoleh nilai dengan kategori baik. Sementara hasil evaluasi oleh guru
menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak
9 siswa.
Hasil penilaian tersebut maka dapat disimpulkan hasil evaluasi guru dan
peneliti menunjukkan perolehan nilai yang sama yaitu termasuk dalam kategori
telah mencapai KKM yang telah ditentukan.
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan maka adapun kesimpulan
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka dapat dikemukakan
simpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran seni kriya menggunakan bahan
logam kaleng bekas teknik timbul pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26
Makassar berjalan sesuai dengan rancangan oleh guru. Pembelajaran seni kriya
menggunakan bahan kaleng bekas yang dilakukan didalam kelas, siswa dengan
cukup antusias dan bersemangat. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan siswa
saat mengikuti pembelajaran seni kriya menggunakan kaleng bekas dan
kesiapan siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan buat praktik.
2. Tingkat kesulitan siswa yang dialami yaitu proses pengetokan yang
memerlukan kecermatan dalam penindisan bahan logam sesuai dengan sket
yang dibuat diatas kertas serta proses pengetokan yang memerlukan kesabaran.
Secara garis besar, siswa SMP Negeri 26 Makassar cukup rajin dalam
pembuatan hasil karyanya. Hasil karya siswa kelas VIII ini beraneka ragam dan
bentuk dalam pembuatan temanya misal: Lafal Allah, Muhammad, dan
lainnya.
Siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar senang dalam mengikuti
pembelajaran seni kriya dengan menggunakan kaleng bekas selain itu
44
bahannya mudah di dapat, hal tersebut sesuai dengan penuturan siswa yang
berkata “saya senang karena bias mendapatkan pengalaman”. Siswa kelas VIII
SMP Negeri 26 Makassar lebih senang dengan pembelajaran seni kriya dengan
menggunakan bahan kaleng bekas. Kemudian, siswa juga cukup menanggapi
dengan baik kegiatan yang dilakukan, sehingga siswa lebih semangat dalam
meyelesaikan karya kaligrafinya. Karya kaligrafi yang dihasilkan siswa kelas
VIII SMP Negeri 26 Makassar hasilnya cukup bervariasi sesuai dengan
kreativitas yang dimliki oleh setiap siswa
3. Pada pertemuan kedua, guru mengkondisikan siswa untuk melaksanakan tugas
yang diberikan yaitu membuat karya seni kriya mengguanakan bahan logam
kaleng bekas. Sesuai hasil pengataman peneliti, guru sudah cukup baik dalam
membimbing siswa selama proses pembuatan karya. Hasil pengamatan
terhadap siswa juga diketahui bahwa siswa terlihat serius dalam mengerjakan
tugas yang diberikan.
B. Saran
Untuk meningkatkan pemanfaatan limbah anorganik dalam karya seni kriya
logam kaleng bekas, maka disarankan:
1. Sebaiknya Pendidik memberikan bimbingan khusus kepada peerta didik yang
dianggap mengalami kesulitan dalam proses penciptaan karya dengan benar.
2. Kepada Pendidik, agar hasil penelitian ini dijadikan referensi guna menemukan
cara yang efektif dan bervariasi dalam usaha untuk menarik perhatian peserta
didik dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Seni Budaya.
45
3. Kepada Peneliti yang akan mengadakan penelitian lanjutan, agar penelitian ini
dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya guna meningkatkan kualitas
pembelajaran Seni Budaya.
46
DAFTAR PUSTAKA
Artono.2007. Kreasi Seni Budaya SMA X. Jakarta. Ganeca Exact
Bandem, 2002. “Seni Dalam Perspektif Pluralisme Budaya”. Makalah SEMNAR
di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.
Haryono, 2002.Seni Kriya Logam.Jakarta. Alfabeta.
Hudisunaryo &Kuwat. 1982. Penuntun Prektik Kerajinan Logam. Jakarta:
C.V.Sandang Mas.
Rohidi, T. R. 2011. MetodologiPenelitianSeni. Semarang. Cipta Prima Nusantara
CV.
Setyosari.2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Jakarta. EGC.
Soekarman. 1983. Pemanfaatan Tinja dan Sampah DKI Jakarta untuk Menunjang
Pembangunan Nasional.Jakarta. CV. Era Swasta.
Sugiono. 2014.MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharto, 2010.Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air, Yogyakarta. PT
Raja Grafindo Persada
Sunaryo & Sumartono. 2006. Seni Kriya Dasar (Bahan Ajar Seni Kriya I). Buku
Ajar. UNNES
Syamsuri,2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP UNISMUH
Makassar.
Wahyuni.2015. “Pemanfaatan Limbah Anorganik dalam Karya Seni Lukis
Dengan Perpaduan Teknik Kolese Dan Mozaik Pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 21 Makassar” Skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar
Fakultas Seni Rupa.
48
RIWAYAT HIDUP PENULIS
RISALDI, lahir di Sinjai Desa Bua Kecamatan
Tellulimpoe Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Lahir
pada tanggal 9 Desember 1993, merupakan anak Ke 1
dari 3 bersaudara dari pasangan Karim dan Hayati.
Penulis menghabiskan masa kecil di kampung halaman
sendiri dan pertama kali mengikuti pendidikan formal pada tahun 2000 di SDN
163 Lempangan tamat pada tahun 2007, kemudian melanjutnya pendidikan di
SMPN 3 Sinjai timur dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis
melanjutnya pendidikan di Sekolah Menengah Atas di SMAN 10 Sinjai dan tamat
pada tahun 2013. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas
Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) Pada tahun 2013 dan diterima di
Program Studi Pendidkan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP).