Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROSES BERKREASI SENI KRIYA DENGAN
MEMANFAATKAN LIMBAH ANORGANIK ( KAIN PERCA )
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 MAKASSAR
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan ( S1 ) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
RAHIMA MUHTAR
10541087215
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jika tak tahan lelahnya belajar,
maka kau akan menanggung perihnya kebodohan”
-Imam Syafi’i-
Karya ini kupersembahkan untuk
Ayahanda dan Ibundaku tercinta,serta
keluarga besar dan para sahabatku atas segala kasih
sayang, dukungan, doa dan pengorbanannya yang tulus
demi sebuah kebahagiaan dan keberhasilan dunia akhirat.
vi
ABSTRAK
RAHIMA MUHTAR, 2019. Proses Berkreasi Seni Kriya dengan
Memanfaatkan Limbah Anorganik (Kain Perca) pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Makassar. Skripsi. Program Study Pendidikan Seni Rupa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing 1, Dr. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn. dan Pembimbing II, Dr.
Muh Faisal, S.Pd., M.Pd.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana proses berkreasi seni kriya
dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain perca) dan bagaimana hasil karya
seni kriya yang dihasilkan dengan memanfaatkan kain perca pada siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan dan
alat apa yang digunakan dalam berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan kain
perca, proses berkreasi seni kriya dan untuk mengetahui hasil karya yang
dihasilkan dalam memanfaatkan kain perca oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5
Makassar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi
lapangan, wawancara, dokumentasi dan tes praktik. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini dilihat dari Proses
berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan kain perca pada siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Makassar. Terdiri atas beberapa tahapan penting yaitu peneliti mulai
membagi kelompok kerja, kemudian menyiapkan peralatan, memilah bahan,
merancang desain, proses berkreasi seni kriya kemudian penyajian hasil karya.
Selain itu kemampuan siswa dalam proses berkreasi seni kriya dengan
pemanfaatan kain perca yang dihasilkan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Makassar
dapat diukur atau diklasifikasikan berdasarkan aspek penilaian kemampuan yaitu
gagasan dan ide, penguasaan bahan, kreativitas dan kegunaan.
Kata kunci : Seni Kriya, Limbah anorganik, Kain perca.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum, Wr.Wb.
Tiada rasa syukur yang terucap selain rasa syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rahmat serta hidayahnya pada semua umat
manusia, shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah membebaskan kita dari belenggu-belenggu dari
zaman jahiliyah.
Suka duka mewarnai proses dalam menjalani penulisan skripsi ini.
Walaupun demikian, sebuah kata yang mampu membuat bertahan yakni semangat
sehingga segala tantangan mampu ditaklukkan sampai akhir penyelesaian
penulisan skripsi ini, sebagai salah satu syarat guna mengikuti ujian skripsi pada
Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul “Proses Berkreasi Seni Kriya
dengan Memanfaatkan Limbah Anorganik (Kain Perca) Pada Siswa Kelas VII
SMP Negeri 5 Makassar”.
Dengan penuh kerendahan hati tidak lupa penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. H. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. H. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
3. Dr. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn., Ketua Jurusan Pendidikan Seni
Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar sekaligus sebagai
pembimbing I.
4. Makmun, S.Pd., M.Pd., Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dr. Muh. Faisal, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II.
6. Kedua orang tua yang dengan tulus dan penuh kasih sayang mendukung
langkah kemajuan ananda.
7. Kepada suami tercinta yang selalu memberi semangat dan masukan
selama proses penyelesaian skripsi ini.
8. Segenap rekan-rekan dan seluruh mahasiswa seni rupa yang telah
mendukung kelancaran dan penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini
senantiasa penulis harapkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, September 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
D. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR .......................... 5
A. Kajian Pustaka ................................................................................. 5
1. Proses, Kemampuan dan Hasil pembelajaran………………….. 5
2. Pembelajaran Seni Rupa………………………………………... 11
xi
3. Limbah Lunak Anorganik……………………………………. ... 14
4. Sejarah Kain Perca ………………………………….. ................ 16
5. Kerajinan Limbah Kain Perca……………………………….. .... 18
a. Bahan Pembuatan Kerajinan Limbah Kain Perca…….. ....... 18
b.Alat Pembuatan Kerajinan Limbah Kain Perca……………… 20
6. Hasil Karya dari Kain Perca………………………….. .............. 23
B. Kerangka Pikir ................................................................................ 28
C. Penelitian Relevan………………………………………………… 29
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 30
A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian ............................................. 30
B. Variabel dan Desain Penelitian ........................................................ 31
a. Variabel Penelitian ..................................................................... 31
b. Desain Penelitian ......................................................................... 32
C. Defenisi Oprasional Variabel ........................................................... 33
D. Objek Penelitian………………………………………………… ... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 34
F. Teknik Analisis Data……………………………………………… 36
G. Indikator Penelitian……………………………………………...... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 41
A. Penyajian Hasil Penelitian ………………………………………… 41
B. Proses Berkarya Seni Kriya ………..……………………………... 49
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 60
A. Kesimpulan ...................................................................................... 60
B. Saran ................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Uraian Halaman
Gambar 1. Jenis Limbah 15
Gambar 2. Kain perca 19
Gambar 3 Lem 19
Gambar 4. Benang 19
Gambar 5. Peralatan 20
Gambar 6. Gantungan Kunci 23
Gambar 7 Celemek 23
Gambar 8 Taplak kaki 24
Gambar 9. Hiasan dinding 24
Gambar 10. Sajadah 25
Gambar 11. Kalung 25
Gambar 12. Tempat pensil 26
Gambar 13. Tas 26
Gambar 14. Peta Lokasi 30
Gambar 15. Lokasi Penelitian 40
Gambar 16. Kain perca 42
Gambar 17. Permata 42
Gambar 18. Kancing 43
Gambar 19 . Lem 43
Gambar 20. Benang 44
xiv
Gambar 21. Peniti bros 44
Gambar 22. Gunting 45
Gambar 23 . Lem tembak 46
Gambar 24. Jarum 46
Gambar 25. Meteran 47
Gambar 26. Pensil 47
Gambar 27 . Pentul 48
Gambar 28. Tahap awal 50
Gambar 29. Tahap mendesain 50
Gambar 30. Membentuk kain 51
Gambar 31. Menggunting sesuai pola 51
Gambar 32. Proses pembuatan bros 52
Gambar 33. Hasil karya kelompok 1 53
Gambar 34. Hasil karya kelompok 2 54
Gambar 35. Hasil karya kelompok 3 55
Gambar 36. Hasil karya kelompok 4 56
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 2 : Persuratan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua
aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa,
mengajar beorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi
pelajaran (Suherman, 2013: 11). Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara
terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan
siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat pembelajaran sedang berlangsung.
Dengan kata lain, pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi
antara peserta didik dengan pendidik serta antara peserta didik dalam rangka
perubahan sikap.
Dalam pembelajaran terdapat sejumlah mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah, diantaranya adalah mata pelajaran Seni Budaya yang dibagi menjadi
beberapa sub mata pelajaran, salah satunya adalah seni rupa, pelajaran seni rupa
merupakan suatu bagian dari mata pelajaran Seni Budaya yang diterapkan di
sekolah baik SD, SMP, dan SMA dengan tujuan mengapresiasikan karya seni
rupa dan mengekspresikannya melalui karya-karya yang dihasilkan dari
pengembangan kemampuan dasar dan kreativitas berkesenirupaan.
Pelaksanaan pembelajaran seni rupa di sekolah dapat dipraktikkan melalui
program pembelajaran pengalaman kreatif dan apresiatif, salah satu kegiatan
kreatif dalam pembelajaran seni rupa adalah dengan berkarya seni kriya dengan
memanfaatkan Limbah Anorganik (Kain Perca) menjadi karya seni yang indah
1
2
dan memiliki nilai ekonomis. Yang dimana kita ketahui bahwa kain perca
merupakan sisa kain dari proses penjahitan. Sepintas kain sisa ini adalah kain
yang tidak memiliki manfaat, tapi sebenarnya sisa kain ini dapat dimanfaatkan
menjadi suatu produk yang berguna. Daripada terbuang menjadi sampah lebih
baik digunakan sebagai barang yang lebih berguna. Kain perca ini dapat
dimanfaatkan menjadi barang-barang kerajinan tangan seperti sarung bantal,
gantungan kunci, gorden, bandana ataupun produk-produk yang lain.
Kain perca yang sebelumnya hanya menjadi limbah anorganik dan tidak
terpakai kemudian bisa bernilai ekonomis dan menjadi barang yang berguna
ditangan orang kreatif, kain perca dapat disulap menjadi barang-barang kerajinan
yang trendi dan tentunya bermanfaat. Membuat kerajinan kain perca, ternyata
tidak serumit yang kita bayangkan, cukup sedikit ketelitian dan kreatifitas kita
saja.
Siswa sebagai generasi muda harus memiliki kepeduliaan dan kepekaan
terhadap lingkungan hidup yang perlu ditanamkan sejak dini. Tantangan ke
depan membutuhkan usaha dan kreativitas dari generasi muda untuk
memperbaiki kondisi lingkungan menjadi lebih baik. Pengetahuan dan
pemahaman tentang lingkungan hidup perlu dipelajari lebih dalam sehingga
solusi limbah untuk masa depan dapat teratasi berdasarkan analisa yang tepat
dan akurat. Sehigga usaha mengolah limbah kain perca menjadi karya seni ini
akan sangat mudah untuk bisa di tekuni oleh para siswa-siswi untuk mengasah
kreatifitas dan keterampilan mereka dalam membuat kerajinan pada Mata
Pelajaran Seni Budaya. Dimana mereka bisa menciptakan barang dari limbah
3
anorganik yang bernilai ekonomis. Selain itu, siswa-siswi juga bisa
diperkenalkan sejak dini untuk berbinis kecil-kecilan, bisa dengan
mengembangkan keterampilan menghasilkan benda-benda dari kain perca yang
tidak sulit untuk di dapatkan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis berkeinginan
untuk meneliti “Proses Berkarya Seni Kriya dengan Memanfaatkan Limbah
Anorganik (Kain Perca) Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 5 Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan tersebut,
dapat diuraiakan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan kain
perca pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Makassar ?
2. Bagaimana hasil karya seni kriya yang dihasilkan dengan
memanfaatkan kain perca pada siswa kelas VII SMP Negeri 5
Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini
bertujuan memperoleh data yang akurat, jelas dan benar atas masalah yang
dirumuskan, secara terperinci tujuan penelitian ini adalah:
4
1. Untuk mendeskripsikan proses berkreasi seni kriya dengan
memanfaatkan kain perca pada siswa kelas VII SMP Negeri 5
Makassar.
2. Untuk mengetahui hasil karya seni kriya yang dihasilkan oleh siswa
kelas VII SMP Negeri 5 Makassar.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Jika tujuan penelitian ini dapat dicapai, maka hasil penelitian ini
diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Secara akademik diharapkan dapat memberi informasi dan bahan
referensi bagi pembaca agar lebih memahami tentang proses
pemanfaatan limbah anorganik (kain perca) menjadi karya seni kriya.
2. Sebagai bahan komparasi bagi Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa
dalam berkarya seni.
3. Menambah pengetahuan penulis terhadap masalah dalam penelitian
ini.
4. Dapat menambah literatur perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini akan diketengahkan kerangka acuan teori yang akan
digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian. Pada dasarnya
tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sasaran penelitian secara teoritis,
dan pada bagian ini akan diuraikan landasan teoritis yang dapat menjadi
kerangka acuan dalam melakukan penilitian. Landasan yang dimaksud ialah teori
yang merupakan kajian kepustakaan dari berbagai literature yang relevan
dengan masalah yang akan diteliti.
1. Proses, Kemampuan dan Hasil Pembelajaran
W.J.S.Poerwadarminta (1984:769) berpendapat bahwa:
Proses adalah suatu tuntutan perubahan peristiwa dalam pengembangan
sesuatu, yang maksudnya adalah rangkaian kegiatan di dalam
mengembangkan sesuatu. Selanjutnya dalam kamus besar bahasa
Indonesia bahwa proses adalah rangkaian tindakan perbuatan, atau
pengolahan produk.
Jadi kesimpulannya proses dapat diartikan sebagai suatu tahap awal dari
suatu kegiatan dimana didalamnya terdapat interaksi antara pelajar, pengajar
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi
tertentu dalam jangka satuan waktu tertentu pula.
5
6
a. Belajar
Menurut Slameto (2013: 2) bahwa:
Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.
Lebih jauh Slameto (2013) memberikan ciri-ciri tentang perubahan
tingkah laku yang terjadi dalam belajar sebagai berikut:
1) Terjadi secara sadar
2) Besifat kontinue dan fungsional
3) Bersifat positif dan aktif
4) Bukan bersifat sementara
5) Bertujuan dan terarah, dan
6) Mencakup seluruh aspek tingkah laku
Ismiyanto (2009:1) mengemukakan bahwa :
Belajar adalah mengalami, artinya dalam belajar murid menggunakan
atau mengubah lingkungan tertentu dan anak belajar mengenai
lingkungan tersebut melalui akibat tindakannya; tidak hanya sekadar
berhubungan dengan lingkungannya.Oleh karena itu, dapat ditegaskan
lingkungan sangat mempengaruhi hasil belajar murid, selain belajar dari
akibat tindakannya murid juga belajar dari berbagai hal di dalam
lingkungan tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar tertuju
kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa dalam mencacapai tujuan
pembelajaran.
7
b. Mengajar
Menurut Slameto (2013:8) mengungkapkan bahwa mengajar adalah
penyerahan kebudayaan kepada anak didik yang berupa pengalaman dan
kecakapan atau usaha untuk mewariskan kebudayaan masyarakat kepada
penerusnya.
Mengajar atau teaching adalah membantu siswa memperoleh informasi,
ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengepresikan dirinya, cara-
cara belajar bagaimana belajar (Joyce dan Well, 2013: 9). Berdasarkan pengertian
di atas, dapat disimpulkan bahwa mengajar beorientasi pada apa yang harus
dilakukan oleh guru yang berperan sebagai pemberi pelajaran.
c. Pembelajaran
Menurut Usman (2013: 12) “Pembelajaran adalah inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.”
Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu rencana pembelajaran hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan
otentik, karena hal ini di perlukan untuk memungkinkan seseorang
berproses dalam belajar (belajar untuk memahami, belajar untuk
berkarya, dan melakukan kegiatannyata) secara maksimal.
2) Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik siswa
karena pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme adaptif dalam
8
proses konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi pengetahuan, sikap, dan
kemampuan.
3) Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan. Ketersediaan
media dan sumber belajar yang memungkinkan siswa memperoleh
pengalaman belajar secara konkrit, luas, dan mendalam, adalah hal yang
perlu diupayakan oleh guru yang professional dan peduli terhadap
keberhasilan belajar siswanya.
4) Penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif sebagai
diagnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara
berkesinambungan dan dalam bingkai belajar sepanjang hayat (life long
continuing education).
Mulyasa (2009:65) menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses
interaksi antara siswa dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku
kearah yang lebih baik. Interaksi ini terjadi terutama antara siswa dan guru.”
Pada proses pembelajaran terjadi hubungan yang bersifat dwiarah antara guru
dan siswa. Pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses
mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta
memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga
tercapai tujuan pendidikan.
Konsep tentang pembelajaran diutarakan oleh banyak ahli, dari
Wikipedia (www.wikipedia.com) konsep pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
9
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Gulo (2004: 8) menyebutkan ada tujuh komponen pembelajaran.
Komponen-komponen tersebut yaitu; (1) tujuan pengajaran, (2) Guru, (3) peserta
didik, (4) materi pelajaran, (5) metode pengajaran, (6) media pengajaran, (7)
faktor administratif dan finansial.
Sementara itu disebutkan dalam Ismiyanto (2009: 19) komponen
pembelajaran meliputi beberapa unsur sebagai berikut :
1) Tujuan Pembelajaran disebut sasaran belajar. Merupakan komponen
utama dan paling awal harus dirumuskan oleh guru dalam merancang
pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku
yang harus ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa
sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan.
2) Guru adalah orang profesional yang melakukan penyelanggaraan
mengajar dalam suatu pembelajaran di sekolah, guru menempati posisi
kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif
dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai
tujuan secara optimal.
3) Siswa adalah semua individu yang menjadi peserta dalam suatu
lingkup pembelajaran.
4) Bahan ajar adalah sesuatu yang harus diolah dan disajikan oleh guru
yang selanjutnya dipahami oleh murid dalam rangka pencapaian
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
10
5) Pendekatan, strategi dan metode pembelajaran adalah rencana dan cara
yang dilakukan oleh guru untuk membantu mewujudkan interaksi
komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar. Pemahaman guru
terhadap pendekatan pembelajaran akan dapat membantunya
menetapkan pilihan strategi pembelajaran, selanjutnya strategi
pembelajaran akan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana
bentuk interaksi belajar mengajar yang diharapkan oleh guru dan dapat
digunakan oleh guru dalam memilih dan menetapkan metode
pembelajaran atau merancang kegiatan belajar mengajar.
6) Sumber dan media pembelajaran adalah pendukung kegiatan belajar
mengajar, sumber belajar dapat digunakan oleh guru untuk membantu
mengembangkan bahan ajar dan bagi murid sebagai media belajar
serta pengayaan hasil belajar. Media belajar kedudukannya sebagai
media belajar yang diharapkan dapat meningkatkan pengalaman
belajar murid kearah yang lebih konkret dan bermakna bagi murid.
7) Evaluasi Hasil Pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan
sebelum atau setelah berlangsungnya suatu kegiatan untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan kegiatan tersebut. Evaluasi sebaiknya
dilakukan dua kali, yang pertama pretest (sebelum pelaksanaan
pembelajaran) dengan tujuan mengetahui kemampuan awal murid
berkenaan dengan pembelajaran, dan yang kedua dilakukan post test
(sesudah pelaksanaan pembelajaran) dengan tujuan mengetahui
gambaran kemampuan murid setelah mengikuti pembelajaran. Dengan
11
cara membandingkan hasil tes awal dengan akhir, maka guru akan
mengetahui efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan untuk
kemudian dijadikan bahan pertimbangan perlu diadakan remidial
(perbaikan) bagi para murid atau program pembelajaran.
2. Pembelajaran Seni Rupa
Pembelajaran seni rupa merupakan sub mata pelajaran bidang Seni
Budaya di samping seni musik, seni tari, dan seni teater. Paham yang
menyiasati dunia pendidikan seni rupa, yakni “pendidikan dalam seni” dan
“pendidikan melalui seni”. Pendidikan dalam seni merupakan upaya pendidik
dan juga institusi pendidikan dalam rangka mewariskan, mengembangkan, dan
melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada kepada anak sebagai peserta
didik. Pendidikan dalam seni merupakan program yang mengarahkan anak atau
siswa trampil dalam bidang seni. Kemudian pendekatan pendidikan melalui seni
yang dikemukakan oleh Syafi’I (2006: 8) bahwa “seni seharusnya menjadi alat
untuk mencapai tujuan pendidikan, bukan untuk kepentingan seni itu sendiri.”
Dengan pendekatan ini seni berkewajiban membantu ketercapaian tujuan
pendidikan secara umum. Pendekatan pendidikan melalui seni dalam
implementasi pembelajarannya merangsang keingintahuan dan sekaligus
menyenangkan bagi siswa.
Fungsi pembelajaran seni rupa salah satunya adalah untuk menanamkan
nilai estetis yang terwujud dalam program pembelajaran melalui pengalaman
kreatif dan apresiatif. Menurut Lindermen dan Linderman (2006: 13) bahwa
12
“Pendidikan seni rupa sebagai pendidikan estetis dapat dilakukan dengan jalan
memberikan pengalaman perseptual, kultural, dan artistik.” Pengalaman
perseptual diberikan melalui proses penggunaan indra mata dan juga indra
lainya, ketika siswa melakukan pengamatan dan proses berkarya. Pengalaman
kultural dapat diperoleh siswa melalui kegiatan mempelajari dan memahami
bentuk-bentuk peninggalan seni rupa masa lampau maupun saat ini. sementara
pengalaman artistik dikembangkan melalui pengamatan, penghayatan dan
penghargaan siswa dalam kegiatan apresiasi dan kemampuan memanfaatkan
berbagai media seni dalam kegiatan kreatif.
Menurut Syafi’i (2006: 29) bahwa :
Pendidikan seni pada dasarnya berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan
berekspresi, berapresiasi, berkreasi, dan berekreasi anak. Berekspresi
merupakan kebutuhan bagi setiap orang, termasuk juga anak-anak.
Ekspresi adalah ungkapan yang dikaitkan dengan aspek psikologis
seseorang, perasaan, perhatian, persepsi, fantasi atau imajinasi, dan
sebagainya.
Aspek-aspek ini dapat dituangkan ke dalam proses berkarya seni. Bagi
orang dewasa tercurahkannya aspek psikologis ini dapat memuaskan dan
melepaskan ketegangan yang dihadapi, demikian juga bagi anak-anak. Anak-
anak, dalam hal ini siswa jika diberi ruang untuk berekspresi dalam berkarya
seni rupa akan merasa senang dan gembira oleh karena terpuaskan, dan akhirnya
melepaskan persoalan psikologis yang dihadapi.
Selain sebagai media pemenuhan kebutuhan anak, pada hakikatnya
pendidikan, termasuk pendidikan seni juga dimaksudkan sebagai upaya
pelestarian sistem nilai oleh masyarakat pendukungnya. Pendidikan seni
13
berupaya untuk mempertahankan, melestarikan, mengembangkan dan berfungsi
sebagai pelestarian dan pendukung khususnya hal-hal yang berkaitan dengan
fenomena budaya visual yang estetik (Syafi’i, 2006: 11).
Dalam konteks pembelajaran seni rupa, secara ideal harus benar-benar
diperhatikan perbedaan setiap individu, karena setiap individu berbeda-beda
dalam mengekspresikan feelings (perasaan) dan emotions (ungkapan dari
perasaan). Menurut Lowenfeld dan Brittain (2009: 21) “Pembelajaran kelas seni
rupa difokuskan pada hal-hal yang memungkinkan siswa terdorong dalam proses
pembelajarannya”. Oleh karena itu, dalam pembelajaran seni rupa harus
diperhatikan tahap perkembangan anak, yang terpenting bukan hasil karya tetapi
bagaimana proses anak dalam menghasilkan karya. Dalam proses pembelajaran
seni rupa adalah mengupayakan terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif
bagi kegiatan belajar anak didik dan menciptakan lingkungan yang dapat
membantu perkembangan anak untuk menemukan sesuatu melalui eksplorasi
dan eksperimen dalam belajar.
Proses pembelajaran seni penting untuk mengupayakan terciptanya
situasi dan kondisi yang kondusif bagi kegiatan belajar menyangkut ekspresi
artistik dan menciptakan lingkungan yang dapat membantu perkembangan anak
untuk menemukan sesuatu melalui eksplorasi dan eksperimentasi dalam belajar.
Oleh karena itu ditegaskan bahwa situasi dan kondisi serta suasana lingkungan
menjadi hal yang sangat dominan dalam proses pembelajaran seni (Ismiyanto,
2009: 22).
14
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
seni rupa adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram untuk
mengapresiasi dan berkreasi dengan kreatif menciptakan serta dapat mengasah
kemampuan siswa.
3. Limbah Lunak Anorganik
Limbah lunak anorganik berasal dari bahan olahan dengan campuran zat
kimiawi dan menghasilkan bahan yang lembut, empuk, lentur, dan mudah
dibentuk serta diolah dengan bahan yang sederhana. Sementara sifat limbah
anorganik ini relatif sulit terurai, dan mungkin beberapa bisa terurai tetapi
memerlukan waktu yang lama. Limbah anorganik umumnya berasal dari
kegiatan industri, pertambangan, dan domestik dari sampah rumah tangga,
contohnya plastik kemasan, kotak kemasan, kain perca, kain sintetis, dan
stereofoam. Hampir semua limbah lunak anorganik dapat dimanfaatkan kembali
sebagai produk kerajinan dengan menggunakan alat yang sederhana. (Suci
Paresti, 2006:10)
Adapun proses pengolahan limbah lunak memerlukan pengetahuan yang
memadai agar dalam pemanfaatannya tidak menghasilkan limbah baru yang
justru semakin menambah permasalahan kehidupan. Paling tidak limbah hasil
daur ulang ini dapat dikelola dengan efisien dan efektif agar sampah yang
dihasilkan dari proses pemanfaatan ini dapat diminimalisasi. Adapun prinsip-
prinsip yang bisa diterapakan dalam pengelolaan sampah yaitu: mengurangi
(reduce), menggunakan kembali (reuse), mendaur ulang (recycle).
15
Dengan mendaur ulang limbah (recycle) menjadi karya kerajinan tangan,
dapat dikatakan telah turut serta dalam mengatasi lingkungan yang mengganggu
kehidupan. Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai wadah penyaluran hobi
keterampilan, kreativitas, dan menumbuhkan wirausaha bagi siswa.
(a. Limbah kain Perca) (b. Limbah karet ban)
(c. Limbah Styrofoam) (d. Limbah Plastik kemasan)
Gambar 1.Limbah anorganik
(Sumber : http://oddav.com)
16
4. Sejarah Kain Perca
Kerajinan limbah kain perca merupakan salah satu kerajinan yang paling
tua. Teknik penggabungan berbagai macam potongan kain untuk menciptakan
motif unik dan satu kain lebar baru ternyata sudah tercipta sejak ribuan tahun
yang lalu. Bukti sejarah menunjukkan bahwa kerajinan perca sudah ada sejak
zaman Mesir Kuno dan Cina kuno sekitar 5000 tahun yang lalu. Di masa abad
pertengahan, kerajinan limbah kain perca juga digunakan oleh berbagai bangsa
untuk melapisi baju perang para prajurit mereka yang terbuat dari baja.
Semakin lama, teknik kerajinan kain perca semakin berkembang. Di abad
XI hingga abad XIII, orang-orang di Eropa sudah mulai menggunakan teknik
kerajinan ini untuk membuat berbagai kebutuhan rumah tangga, termasuk
selimut, baju, dan lain sebagainya. Hal ini seiring dengan perubahan cuaca yang
menjadi semakin dingin.Kemudian, kreasi dan motif -motif baru dalam kerajinan
kain ini juga semakin berkembang hingga menjadi salah satu kesenian yang
indah. Tradisi pembuatan kerajinan perca ini kemudian tersebar ke seluruh dunia
karena dibawa oleh para pengembara dan musafir. Seiring dengan berjalannya
waktu dan tersebarnya seni kerajinan perca ke penjuru dunia, semakin banyak
pula kreasi dan motif penggabungan kain yang tercipta. Semula kerajinan ini
diciptakan hanya untuk menggabungkan beberapa potongan kain dan membuat
pakaian yang lebih bisa menghangatkan.
Tujuan pembuatannya semakin berkembang dan lebih bernilai seni
tinggi. Bahkan sekarang, pembuatan kerajinan kain perca tidak hanya dengan
tujuan pemanfaatan limbah kain saja. Kerajinan perca juga dibuat dengan tujuan
17
kenyamanan dan keindahan si pemakai. Cukup banyak juga para pengrajin
kerajinan perca yang menggunakan 100% bahan baru yang dipotong-potong.
Potongan kain tersebut kemudian dibentuk kembali dengan teknik kerajinan kain
ini sehingga hasilnya lebih berkualitas, baik dari segi kenyamanan maupun nilai
estetikanya. Bahkan motif perca juga sering menjadi ide para desainer untuk
menciptakan karya-karya unik dan indah yang baru.
Kain perca memiliki sejarah yang panjang, bahkan telah ditemukan
ribuan tahun yang lalu. Bangsa Cina dan Mesir Kuno melapisi baju perangnya
yang terbuat dari besi dari kain perca. Pada tahun 1100 sampai 1300 kain perca
dipakai untuk membuat selimut, baju, dan lain-lain untuk melindungi tubuh dari
dinginnya musim dingin di Eropa.Setelah abad tersebut, perca mulai menyebar
ke seluruh dunia. Seni Kerajinan Perca atau Quilting sudah ada sejak abad ke-19
di USA, Mesir, China dan Eropa. Sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia.
Walaupun di Indonesia seni kerajinan perca sudah ada sejak dulu, beberapa
tahun belakangan ini mulai berkembang menjadi kesenian modern. Paduan
warna dan bahan katun yang nyaman dipakai ini mulai menghiasi butik-butik
mahal di kota besar di Indonesia.
Kerajinan limbah kain perca sebenarnya sudah cukup lama dikenal di
Indonesia dan juga termasuk ke dalam kerajinan seni tradisional. Awalnya
kerajinan perca di Indonesia kurang diminati. Karena pembuatannya yang
berbahan dasar limbah perca, kerajinan ini menjadi dipandang sebelah mata.
Namun, seiring dengan semakin meningkatnya daya kreatifitas dan kualitas
18
bahan yang digunakan oleh para pengrajin, saat ini kerajinan ini semakin
populer.
5. Kerajinan Limbah Kain Perca
Kebutuhan sandang manusia yang berupa pakaian merupakan
kebutuhan primer sehari-hari yang harus dipenuhi. Produksi pakaian yang
dilakukan oleh para penjahit atau konveksi sebagai perusahaan pakaian jadi,
menghasilkan banyak limbah yang biasa disebut kain perca. Kain perca yang
dihasilkan banyak jenis bahannya dan bervariasi corak dan warnanya, ada
batik kotak-kotak, bunga dan sebagainya. Terkadang limbah ini bisa
dijadikan lap pel atau lap tangan dengan cara dijahit. Semakin banyak orang
yang menekuni limbah jenis ini dapat member peluang usaha bagi setiap
orang.
Limbah kain perca dapat dibuat sebagai bahan dasar kerajinan yang
cukup unik dan menarik. Bahkan busana itu sendiri dapat dihasilkan dari
kain-kain perca yang dijahit bersambung-sambungan. Sekarang sudah
banyak orang melirik produk kerajinan berbahan kain perca, karena selain
murah, desainnya juga semakin berkembang dari waktu ke waktu.
a. Bahan Pembuatan Kerajinan Limbah Kain Perca
Adapun bahan yang digunakan dalam membuat produk kerajinan
Limbah kain perca diantaranya :
19
1) Kain Perca
Kain perca merupakan kain sisa-sisa guntingan yang berasal dari
pembuatan pakaian, kerajinan atau berasal dari produk tekstil lainnya.
Gambar 2. Kain Perca
(Sumber :http://oddav.com)
2) Lem
Gambar 3. Lem kain perca
(Sumber: m.tokopedia.com)
20
3) Benang
Gambar 4. Benang
(Sumber: m.tokopedia.com)
b. Alat Pembuatan Kerajinan Limbah Kain Perca
Alat pembuatan kerajinan limbah kain perca yang digunakan adalah :
1) Mesin jahit
2) Gunting
3) Lem tembak
4) Meteran
Gambar 5. Alat pembuatan kerajinan limbah kain perca (Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-
dari-kain-perca.html)
21
Dalam pembuatan kerajinan dari limbah kain perca dapat dilakukan
dengan beberapa teknik yaitu ditempel saja, dijahit tangan, dianyam, dan
dijahit dengan menggunakan mesin. Selain bahan dasar kain perca, ada pula
yang memanfaatkan kancing, manic-manik, aluminium, dan tali temali untuk
member aksen pada produk kerajinan yang dibuat agar nampak lebih
menarik. Adapun bentuk-bentuk potongan kain perca yaitu :
1) Bentuk Segitiga
Potongan kain dipotong menjadi bentuk segitiga dengan beragam ukuran,
potongan kain segitiga banyak dipakai untuk membentuk motif sisik, rumput,
dan lain-lain. Bentuk ini adalah bentuk yang paling sederhana.
2) Bentuk Persegi
Bentuk persegi ataupun bentuk persegi panjang, cocok bagi para pemula.
Karena bentuk ini juga sama mudahnya dengan segitiga untuk dipotong, bentuk
persegi ini bisa dipakai dalam berbagai motif seperti papan catur.
3) Bentuk Geometri
Selain bentuk persegi dan segi tiga, masih banyak lagi bentuk geometri
lainnya seperti segi lima, segi enam. Semakin banyak sisinya maka semakin sulit
untuk dipotong, contoh bentuk yang diaplikasikan untuk motif adalah segi
delapan untuk motif sarang lebah, dan lain-lain.
4) Bentuk Manusia, Hewan dan Tumbuhan
Biasanya bentuk ini dipakai sebagai pemanis, tapi banyak juga yang
memakai bentuk ini untuk motif utama. Bentuknya yang lucu dan bervariatif
membuat banyak orang menyukai bentuk yang satu ini. Adapun teknik jahitan
22
dalam Kerajinan kain perca bisa dibuat dengan dijahit menggunakan mesin jahit
ataupun tangan. Semakin kecil dan tidak teraturnya potongan kain yang
disediakan, maka semakin sulit pula cara menggabungkannya. Misalnya untuk
membuat kerajinan perca dengan potongan-potongan kain berbentuk segi empat.
Pola yang paling sederhana yang bisa Anda buat yaitu pola seperti papan catur
yang berwarna-warni kontras. Anda juga bisa menggabungkan potongan-
potongan kain tersebut membentuk pola zig zag, bintang, dan sebagainya.
Pusatkan beberapa detil di bagian tengah kerajinan dengan warna kontras
sehingga bisa menjadi lebih menarik. Kemudian Anda juga bisa membuat
semacam frame yang juga terbuat dari potongan kain dengan warna berbeda
sehingga polanya terlihat.
Untuk memulai membuat kerajinan kain perca, ada beberapa persiapan
yang harus perhatikan :
1) Pertama-tama, pisahkan kain perca sesuai warna dan coraknya.
2) Cuci kain perca dengan detergen dengan memisahkan antara kain yang
bercorak kuat dan bercorak warna netral, hal ini untuk menghindari adanya
percampuran warna atau luntur.
3) Keringkan kain perca dengan bantuan sinar matahari.
4) Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan selama proses
produksi berlangsung. Mulai dari mesin jahit, benang, jarum, gunting, dan
lain sebagainya.
5) Buat pola-pola yang disesuaikan dengan desain yan dibuat.
23
6. Hasil karya yang dihasilkan dari pemanfaatan kain perca
Adapun hasil karya yang dihasilkan dari pemanfaatan kain perca yang kemudian
menjadi hasil karya yang bernilai ekonomis, yaitu seperti:
a. Gantungan Kunci
Gambar 6. Contoh hasil karya (gantungan kunci) dari bahan kain perca (Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
b. Celemek
Gambar 7. Contoh hasil karya (celemek) dari bahan kain perca
(Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
24
c. Taplak Kaki
Gambar 8. Contoh hasil karya (taplak meja) dari bahan kain perca
(Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
d. Hiasan Dinding
Gambar 9. Contoh hasil karya (hiasan dinding) dari bahan kain perca (Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
25
e. Sajadah
Gambar 10. Contoh hasil karya (sajadah) dari bahan kain perca
(Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
f. Kalung
Gambar 11.Contoh hasil karya (kalung) dari bahan kain perca
(Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
26
g. Tempat Pensil
Gambar 12. Contoh hasil karya (tempat pensil) dari bahan kain perca (Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
h. Tas
Gambar 13.Contoh hasil karya (Tas) dari bahan kain perca (Sumber: http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html)
27
7. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 5 Makassar
Gambar 14: Lokasi Penelitian
(Dokumentasi: Rahima 25/8/2019)
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII di SMP Negeri 5 Makassar
dengan rancangan penelitian Proses berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan
limbah anorganik (kain perca). Proses pembelajaran seni disekolah ini berjalan
dengan baik, kegiatan ekstrakurikuler dan kesenian mulai berkembang seiring
waktu. Begitu pula dengan pembelajaran seni kriya, namun masih perlu
peningkatan agar siswa lebih memahami secara terstruktur bagaimana cara
mengubah dan memanfaatkan limbah anorganik (kain perca) menjadi karya yang
bernilai estetik dan memiliki nilai ekonomis, selain itu juga perlu diketahui oleh
siswa bagaimana proses berkreasi menghasilkan karya yang kreatif dengan
memanfaatkan kain perca.
28
B. Kerangka Pikir
Dengan melihat beberapa konsep di atas yang telah diuraikan pada tinjauan
pustaka maka, dapatlah dibuatkan kerangka atau skema yang dijadikan sebagai
kerangka pikir sebagai berikut :
Skema 1. Kerangka Pikir
Hasil Penelitian
Pemanfaatan Limbah anorganik
(kain perca)
Proses berkreasi seni kriya dengan
memanfaatkan kain perca.
Siswa Kelas VII SMPN. 5 Makassar
Hasil karya seni kriya yang
dihasilkan dari pemanfaatan kain
perca
29
C. Penelitian Relevan
Adapun kajian relevan yang kemudian menjadi acuan saya yang
berkaitan dengan judul penelitian saya yaitu :
Reni Wulandari (2015), Mahasisiwi Universitas Telkom dalam skripsinya yang
berjudul “Pengolahan Limbah Kain Perca untuk Produk Fashion Hijabers”
pada tahun 2015 memberikan kesimpulan dalam skripsinya bahwa
perkembangan Fashion di Indonesia yang semakin pesat disebabkan adanya
globalisasi dan media massa yang menunjang, hal ini membuat Indonesia
menjadi salah satu negara yang berkembang trend fashionnya salah satunya
fashion hijab. Dimana sebagian besar penjahit konveksi membuang sisa kain
percanya. Limbah kain perca tersebut dapat diolah kembali secara kreatif sebagai
produk yang memiliki nilai ekonomi, fungsional, dan estetika yang tinggi.
Dengan pemanfaatan limbah kain perca, diharapkan dapat menanggulangi
dampak limbah kain perca untuk memberikan inovasi terhadap produk yang
dihasilkan. Adapun teknik yang digunakan dalam mengolah limbah kain perca
yaitu teknik struktur design dan surface design pada kain agar memiliki nilai
fungsional, nilai estetika dan ekonomi yang lebih tinggi.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk metode “deskriptif kualitatif”, yang artinya
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post-positivisme yang
biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, yang mana
peneliti berperan sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2008 : 15). Dalam arti lain
deskriptif kualitatif ialah berusaha mengungkapkan sesuatu atau memberi
gambaran secara objektif sesuatu dengan kenyataan sesungguhnya mengenai
proses berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain perca)
pada siswa kelas VII SMPN. 5 Makassar.
Pengertian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah
yang diselidiki dengan melukiskan obyek dan subyek penelitian pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada dan tampak atau bagaimana adanya.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Kota Makassar. Tepatnya di SMP
Negeri 5 Makassar. Yang terletak di jalan Sumba No. 9 Makassar, Pattunuang,
Kecamatan Wajo, Kota Makassar. Hal ini dianggap relevan dengan judul dan
30
31
tujuan penelitian, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 15: Peta lokasi Sumber https://www.google.co.id/maps/place/Smpn.5makassar
(4 Februari 2019)
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel (Setyosari, 2010:108) adalah segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan guna memperoleh data
tentang bagaimana proses berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan limbah
anorganik (kain perca) pada Siswa kelas VII SMPN. 5 Makassar. Dengan
demikian, adapun keadaan variabel-variabel sebagai berikut:
a. Proses Pemanfaatan Limbah Anorganik (kain perca) pada siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Makassar.
32
Pengolahan Data
Kesimpulan
Analisis Data
Hasil yang dicapai
b. Hasil karya yang dihasilkan dalam proses Berkreasi seni kriya
Dengan memanfaatkan limbah anorganik (Kain Perca) Pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Makassar.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian (Setyosari, 2010 : 148) merupakan rencana atau
struktur yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh
jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian.
Adapun bentuk desain penelitian ini dapat digambarkan dalam skema
sebagai berikut :
Skema 2. Desain Penelitian
Pemanfaatan limbah anorganik ( kain
perca) pada siswa kelas VII SMPN. 5
Makassar.
Hasil karya dari Pemanfaatan limbah
anorganik (kain perca) pada siswa
kelas VII SMPN. 5 Makassar
Pengumpulan data (observasi,
wawancara dan dokumentasi)
33
C. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan variabel diatas maka perlu dilakukan pendefinisian operasional
variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu kesalahan. Serta
memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik. Adapun definisi
operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut :
Proses Berkreasi Seni Kriya Dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain
perca) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Makassar.
a. Penelitian yang dimaksud dalam proses berkreasi seni kriya dengan
menggunakan kain perca adalah tindakan belajar yang dinilai dari
pemahaman dan penguasaan siswa terhadapan pemanfaatan limbah kain
perca sampai pada pemanfaatan maupun praktik berkarya seni dengan
menggunakan limbah kain perca. Adapun prosesnya adalah :
1. Tahap awal (Materi ajar yang berkaitan dengan seni kriya dengan
pemanfaatan limbah). Didalamnya terdapat materi yang berkaitan
dengan tingkat apresiasi siswa terhadap karya seni kriya)
2. Tahap berkarya (praktik berkarya siswa). Pada bagian ini, pembelajaran
tentang kreasi siswa dalam menciptakan karya seni kriya dilakukan
berdasarkan acuan pembelajaran.
3. Hasil karya siswa sebagai hasil ketuntasan penciptaan karya seni kriya,
sesuai dengan pedoman penugasan yang diberikan dalam proses
pembelajaran.
34
b. Hasil akhir pembelajaran seni kriya yang dimaksud adalah nilai akhir
ketuntasan yang dihasilkan oleh siswa berkarya yang diperoleh melalui
evaluasi yang dilakukan oleh guru.
D. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran atau permasalahan yang akan
diteliti. Objek dari penelitian ini adalah siswa siswi kelas VII yang dilaksanakan
di SMPN. 5 Makassar. Mengingat yang menjadi objek dalam penelitian ini
adalah proses berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik
(kain perca), maka populasi penelitian adalah pada siswa VII SMPN. 5
Makassar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik kepustakaan, observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi.
1. Teknik Lapangan
Penelitian dengan teknik lapangan digunakan untuk memperoleh data
primer pada penelitian ini. Teknik lapangan yang digunakan yaitu: observasi ,
wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi dilakukan guna memperoleh data secara langsung terhadap
Proses Berkarya Seni Dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain perca)
35
Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 5 Makassar sebagai bahan analisis, serta
didukung atas dokumentasi hasil foto-foto karya dan bentuk dokumentasi
lainnya.
Dengan mendatangi dan melihat langsung suasana kelas VII SMPN.5
Makassar sebagai tempat pembuatan yang tidak lain merupakan kelas dari para
siswa kelas VII yang akan membuat memanfaatkan limbah anorganik (kain
perca). peneliti melihat langsung aktivitas dan kreativitas dari para siswa-siswi
kelas VII SMPN. 5 Makassar dalam berkarya kemudian peneliti mengabadikan
aktivitas tersebut melalui pengambilan gambar menggunakan kamera.
b. Wawancara
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan keterangan objektif melalui
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan rumusan masalah yang
diajukan. Dalam wawancara tersebut peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
terkait dengan masalah yang peneliti teliti mengenai Proses Berkarya Seni
Dengan memanfaatkan limbah anorganik (Kain Perca) pada Siswa Kelas VII di
SMP Negeri 5 Makassar.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengambil foto-foto yang akan lebih
menjelaskan data yang diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara.
Peneliti mangambil gambar yang terkait dengan kegiatan siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Makassar dalam pemanfaatan limbah anorganik (kain perca) dalam
36
berkreasi seni kriya sebagai bahan pembuktian terhadap masalah yang peneliti
teliti.
d. Praktek
Tes yang dilakukan dengan cara memberikan siswa tugas untuk mencari
dan mengumpulkan limbah kain perca yang dapat mereka temui di usaha rumah
jahit. Kemudian, siswa diarahkan untuk mencari ide tentang karya seni kriya apa
yang akan mereka hasilkan dengan memanfaatkan limbah kain perca tersebut.
Proses berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan kain perca dapat dikerjakan
dikelas namun, apabila belum selesai siswa boleh mengerkerjakannya dirumah.
e. Karya kerja siswa
Karya kerja siswa adalah bentuk penilaian atau pengukuran
kemampuan siswa dalam berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan kain
perca.
Pemilahan bahan
Pembuatan/ proses berkarya
Penyajian Karya
F. Teknik Analisis Data
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
mengenai Proses Berkarya Seni Dengan memanfaatkan limbah anorganik (Kain
Perca) Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 5 Makassar. Perlu dijelaskan
37
tentang bagaimana peneliti memperoleh jawaban tentang masalah yang peneliti
teliti.
Dalam memperoleh informasi tentang Proses Berkarya Seni Dengan
memanfaatkan limbah anorganik (Kain Perca) Pada Siswa Kelas VII di SMP
Negeri 5 Makassar, peneliti menggunakan teknik analisis data model interaktif
Miles dan Huberman dalam Sugiono. Dapat dilihat pada gambar berikut :
Teknik Analisis Data Model Interaktif Miles Dan Huberman
Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis
data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Conclusions
drawing/verifyng
Data reduction
Data display
Data Collection
38
1. Data reduction (reduksi data)
Data yang peneliti peroleh dari lapangan sangatlah banyak, semakin lama
peneliti berada di lapangan maka semakin banyak pula data yang peneliti
dapatkan maka peneliti perlu menganalisis data melalui reduksi data yaitu
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, di
cari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah peneliti reduksi akan memberikan
gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, untuk melakukan reduksi data maka peneliti menggunakan alat
seperti computer mini untuk memberikan kode pada aspek tertentu.
2. Data display (penyajian data)
Setelah peneliti mereduksi data maka peneliti melanjutkan analisis
dengan menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif. Dalam hal ini miles
and huberman (1984 ) menyatakan “the most frequent form of display data for
qualitative research data in the past has been narrative tex” yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif.
Dalam penyajian data ini setelah peneliti mengelompokkan data-data
yang peneliti dapatkan maka peneliti memeriksa atau menguji kembali untuk
melihat apakah data-data yang peneliti temukan yang masih bersifat hipotetik
berkembang atau tidak.
39
3. Conclusion drawing/verification
Langkah selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel. Metode inilah yang peneliti
gunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
G. Indikator Penilaian
- Kerapian : Kemampuan siswa dalam menghasilkan karya seni kriya yang
apik, bersih, dan memiliki struktur bentuk yang harmonis.
- Kesesuain : Kemampuan siswa dalam menangkap tema dan
menyesuaiannya pada hasil karya yang diciptakan.
- Kreatifitas : Kemampuan siswa dalam merancang, membentuk dan
menyusun bahan dan alat kerajinan dari kain perca yang digunakan
dalam berkarya seni kriya.
- Ketuntasan/ Finishing : Kemampuan siswa dalam menyelesaikan hasil
karya yang sesuai dengan struktur dan keutuhan karya secara
keseluruhan. Dalam ketuntasan tersebut juga berkaitan dengan aspek
proporsional, simetris dan komposisi yang baik.
40
Keterangan:
P1 : Kerapian
P2 : Kesesuain
P3 : Kreatifitas
P4 : Ketuntasan/ Finishing
H. Instrumen Penilaian
Tabel. Aspek Penilaian
NO NAMA KELOMPOK KARYA Penilaian
Rata rata hasil
P1 P2 P3 P4
1
1
2
2
Keterangan nilai :
Sangat Baik : 93 - 100
Baik : 85 – 92
Cukup : 77 – 84
Kurang : < 77
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan
mengenai Proses Berkarya Seni Kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik
(kain perca) pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Makassar. Dalam penyajian ini
akan diuraikan datanya berdasarkan metode deskriptif yaitu penggambaran data
secara apa adanya berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan.
Berdasarkan rincian masalah yang diajukan peneliti meliputi: Alat dan
bahan yang digunakan dalam berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan limbah
anorganik (kain perca), bagaimana proses berkreasi seni kriya dan jenis karya
apa yang dihasilkan dalam proses berkarya seni kriya dengan memanfaatkan
limbah kain perca.
1. Proses Berkreasi Seni Kriya dengan Memanfaatkan Limbah Kain Perca
Pada pembahasan ini, peneliti akan menguraikan proses berkreasi seni kriya
dengan memanfaatkan limbah organik (kain perca) pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Makassar sebagai berikut :
41
42
a. Bahan dan alat yang digunakan dalam berkreasi seni kriya dengan
memanfaatkan limbah anorganik (kain perca) pada siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Makassar
Bahan merupakan zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat dibuat
darinya, seperti kain perca. Sedangkan alat merupakan peralatan yang digunakan
untuk membuat karya, sehingga bahan berhasil tercipta menjadi suatu hasil karya
yang bernilai dan dapat digunakan sebagai pajangan dan benda pakai.
Di bawah ini dapat diuraikan bahan dan alat apa saja yang digunakan pada
pemanfaatan kain perca dalam berkarya seni kriya:
1) Kain Perca
Kain perca adalah salah satu bahan utama yang digunakan dalam
berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik. Kain perca
berasal dari kain sisa-sisa guntingan yang berasal dari pembuatan pakaian,
kerajinan atau berasal dari produk tekstil lainnya. Contohnya pada
pembuatan karya bros dari kain perca.
43
Gambar 16: Kain perca
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
2) Permata
Pertama merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk menambah
nilai keindahan dari karya yang dibuat. Contohnya pada hasil karya bros.
Gambar 17: Permata
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
44
3) Kancing
Salah satu bahan penunjang untuk menambah nilai keindahan dari karya seni
kriya yang akan dibuat.
Gambar 18: Kancing
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal,25 agustus 2019)
4) Lem
Lem berguna sebagai perekat dalam membuat karya seni kriya.
Gambar 19: Lem
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
45
5) Benang
Gambar 20: Benang
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
6) Peniti Bros
Gambar 21: Peniti Bros
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
Adapun alat yang digunakan dalam proses berkarya seni kriya dengan
memanfaatkan kain perca adalah :
46
1) Gunting
Gunting digunakan untuk memotong kain perca yang digunakan dalam
berkarya seni kriya.
Gambar 22: Gunting
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
2) Lem Tembak
Lem tembak digunakan sebagai perekat dalam membuat karya dari kain
perca. Misalnya untuk menempelkan permata atau manik-manik.
Gambar 23: Lem Tembak
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
47
3) Jarum
Jarum digunakan sebagai alat untuk menyatukan potongan-potongan kain
perca sehingga terbentuk menjadi karya sesuai dengan desain yang diinginkan.
Gambar 24: Jarum
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
4) Meteran
Meteran digunakan sebagai alat untuk mengukur dalam membuat karya.
Gambar 25: Meteran
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
48
5) Pensil
Pensil digunakan sebagai alat untuk menulis dan menggambar desain
karya yang ingin dibuat.
Gambar 26: Pensil
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
6) Pentul
Pentul digunakan sebagai alat agar kain perca yang digunakan tidak
bergerak pada saat proses pembuatan bros.
Gambar 27: Pentul
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
49
b. Bagaimana proses berkarya seni kriya dengan memanfaatkan limbah
anorganik (kain perca)
Pada penelitian ini, proses berkarya seni kriya yang dilakukan oleh siswa
Kelas VII SMP Negeri 5 Makassar dilakukan di dalam ruang kelas dan
didampingi oleh guru untuk mengontrol pelaksanaan pembelajan dengan baik.
Proses berkarya tersebut menggunakan limbah kain perca sebagai bahan utama
yang dikreasikan melalui desain dan struktur bentuk yang telah di uraikan
sebelumnya pada tahap awal pembelajaran.
Pemanfaatan limbah anorganik (kain perca) adalah suatu proses
kreativitas tinggi, yang menggunakan teknik kecekatan dan kinerja dari pekerja
seni, utamanya dalam memanfaatkan kain perca, pada tahap ini telah dirincikan
bagaimana siswa dapat merancang karya seni menggunakan bahan dan peralatan
yang tersedia. Berkarya seni kriya tidak hanya memberikan pengetahuan secara
umum, namun juga dapat memberikan keuntungan bagi yang memiliki bakat dan
keterampilan tangan, serta mampu menghasilkan karya yang memiliki nilai jual.
Untuk memulai membuat kerajinan kain perca, ada beberapa persiapan yang
harus perhatikan :
1) Pertama-tama, pisahkan kain perca sesuai warna dan corak yang
diinginkan.
2) Cuci kain perca dengan detergen dengan memisahkan antara kain yang
bercorak kuat dan bercorak warna netral, hal ini untuk menghindari adanya
percampuran warna atau luntur.
50
3) Keringkan kain perca dengan bantuan sinar matahari.
4) Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan selama proses
produksi berlangsung. Mulai dari benang, jarum, gunting, lem dan lain
sebagainya.
5) Buat pola-pola yang disesuaikan dengan desain yang dibuat.
Adapun tahap dalam proses berkarya seni kriya dengan memanfaatkan
limbah anorganik (kain perca) menggunakan alat, bahan. Kemudian merancang
karya apa yang akan dibuat, dari proses ini siswa dapat memahami terlebih
dahulu apa fungsi dari bahan dan peralatan yang digunakan, kemudian pemilihan
motif-motif kain perca yang diinginkan, mendesain karya yang ingin dibuat,
kemudian proses pengerjaan dan finishing.
1. Proses awal
Tahap awal yaitu dimana siswa memilih corak ataupun warna yang mereka
inginkan dari limbah kain-kain perca yang telah mereka kumpulkan.
Gambar 28: Tahap awal
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal,25 agustus 2019)
51
2. Mendesain dan membuat pola karya yang akan dibuat
Tahapan kedua yaitu setelah mereka selesai memilih corak dan warna dari
kain-kain perca yang telah mereka pilih, kemudian mendesain dan membuat pola
karya seni kriya yang akan dibuat.
Gambar 29: Proses mendesain
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
3. Menggunting kain perca yang telah dipilih berdasarkan corak dan warnanya
Pola yang telah dibuat sebelumnya kemudian di gunting sesuai dengan
desain yang digambarkan dengan menggunakan pensil. Teknik menggunting
dilakukan mengukuti sifat-sifat kain dan desain agar dapat terpola dengan baik
dan rapi.
52
Gambar 30: Menggunting kain
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
4. Menjahit kain perca sehingga membentuk sesuai dengan pola yang telah
dibuat
Selanjutnya bahan yang telah di gunting kemudian di susun sesuai
dengan ide kreatif yang telah di rancang sebelumnya. Teknik penyusunan
tersebut melatih siswa dalam mengkomposisikan bentuk, warna, dan
kreatifitas pengolahan kain perca menjadi karya seni yang estetik. Teknik
penyusunan tersebut dilakukan dengan cara menjahit bagian-bagian bidang
kain agar menghasilkan komposisi dan kualitas karya yang lebih kuat.
53
Gambar 31: Membentuk kain sesuai pola
(Dokumentasi: Rahima/25 agustus 2019)
5. Proses Pembuatan hingga menjadi karya Bros dari kain perca
Pada tahap ini, siswa dituntut untuk menghasilkan ketuntasan karya
dengan memperhatikan komposisi, keseimbangan, dan penerapan karya yang
lebih bersifat fungsional. Oleh karena itu, tahap ini menjadi bagian terpenting
dalam memperbaiki seluruh struktur keseluruhan karya kriya tersebut.
54
Gambar 32:Proses pembuatan bros
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat karya
bros dari kain perca yaitu:
Pertama, kain perca digunting dan dibentuk kotak, ukurannya kurang
lebih 5 cm sebanyak 10 lembar.
Selanjutnya kain perca dilipat menjadi 2 membentuk segitiga, kemudian
setiap sudut bawahnya dilipat ke atas.
Lipat kain perca dan tusuk dengan menggunakan pentul agar bentuknya
tidak berubah.
Setelah itu gunting lipatannya. Lalu matikan ikatan benangnya dengan
lipatan kain perca bertemu dengan lipatan kain perca yang telah dirangkai
Yang terakhir, tinggal dirapikan dan diberi kancing atau permata di
tengahnya. Jangan lupa untuk menempelkan peniti bros dibelakangnya.
55
2. Hasil Karya Seni Kriya Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Makassar
Kualitas sebuah karya tergantung pada proses pengerjaan yang maksimal,
maka kerjasama ekstra dan keterampilan dalam suatu kelompok dibutuhkan agar
menjadi suatu hasil yang sesuai dengan harapan, kemudian kualitas juga
bergantung pada bahan dan alat yang digunakan, namun dalam penelitian ini
siswa dapat melaksanakan tugas dan kreativitasnya dengan baik.
Adapun kemampuan dan hasil karya dari pembuatan bros dengan
menggunakan limbah anorganik (kain perca) pada siswa kelas VII SMP Negeri
5 Makassar, sebagai berikut :
NO NAMA KL
P KARYA
Penilaian Rata
rata hasil
P1 P2 P3 P4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-Abdul latief
-Anggun Zahra
-Dwi AfifaMaisya
-Indrawan S.
-Muammar Yazin
-Musdalifa
-Nur alfiHusna
-Nuradha
-YudiAzis
1
90
92
85
85
88
Baik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-Ahmad Fauzan
-AniqahFiqriyah
-Evan Syamsu
-LutfiahRamdhani
-Muh Farid
-Nadya Anggun
-Nur Ayu
Salsabila
-Ricky Yovan
-ZhaskiaAzzahra
2
87
90
88
85
87.5
Baik
56
1
2
3
4
5
6
7
8
-Andi Mutmainna
-ArditoTrie
-Fauzan Dwi P.
-M. Faizal Reza
-M. Alif Nur
-Nadya Eka P
-Nur Azisah A.
-Selah Ardina
3
90
89
85
90
88,5
Baik
1
2
3
4
5
6
7
8
-Andi Qayla S
-Aurell Lia W
-Harnum Tri P.
-M. Nur Afdal
-Muh. Dzaki
-NailahFadilah
-Nur Putri N.
-Sri Arini M.
4
90
87
85
88
87,5
Baik
Keterangan:
P1 : Kerapian
P2 : Kesesuain
P3 : Kreatifitas
P4 : Ketuntasan/ Finishing
Kemampuan siswa dalam berkarya seni kriya dengan menggunakan
limbah anorganik (kain perca), dalam hal ini membuat karya bros dapat
diketahui dari praktek dengan memperhatikan kerapian karya, kesesuaian,
kreatifitas, dan ketuntasan/finishing. Dengan penilaian rata-rata 88 untuk
57
kelompok I,87,5 untuk kelompok II, 88,5 untuk kelompok III, 87,5 untuk
kelompok IVyang dianggap baik adalah semua kelompok dengan
persentase 100 %. Dari data tersebut disimpulkan bahwa Siswa KelasVII
SMP Negeri 5 Makassar dapat dikategorikan baik dalam kegiatan praktek
membuat karya seni kriya yaitu bros dari limbah anorganik (kain perca).
Kelompok satu, menghasilkan karya seni kriya yakni bros dengan desain
atau bentuk yang cukup kreatif dan menarik. Bros dari kain perca karya mereka
lebih terlihat rapi dibanding kelompok yang lain. Selain itu antusias anggota
kelompok ini jauh lebih semangat dibanding yang lain. Terlihat dari jumlah
karya yang mereka hasilkan.
Kelompok dua, membuat bros dari kain perca dengan motif yang
bermacam-macam, ada juga yang polos. namun bentuknya sederhana dan
menarik, kelompok tersebut mengerjakan dengan maksimal mulai pada tahap
awal, pembuatan desain yang diinginkan, hingga pada proses pembuatan bros.
Kedua kelompok mengerjakan dengan sangat terampil, dan kerjasama yang baik
berjalan dengan baik sehingga menghasilkan karya yang patut di apresiasi.
Kelompok tiga, membuat bros dari kain perca dengan motif batik namun
bentuknya unik dan sederhana, kelompok tersebut mengerjakan dengan
maksimal mulai pada tahap awal, pembuatan desain yang diinginkan, hingga
pada proses pembuatan bros. Kedua kelompok mengerjakan dengan sangat
terampil, dan kerjasama yang baik berjalan dengan baik sehingga menghasilkan
karya yang patut di apresiasi.
58
Kelompok empat, adalah kelompok terakhir yang menghasilkan hasil
karya yang menarik dan pengerjaannya rapi. Kain perca yang dipilih tanpa motif
atau polos.namun sudah maksimal dan kerjasama secara bertahap berjalan
dengan baik, pada kelompok ini siswa dapat memahami dengan baik kegunaan
dari peralatan dan bahan yang digunakan dilanjutkan pada tahap awal sampai
finishing kelompok tersebut berusaha menampilkan karya yang berkualitas.
Berdasarkan hasil pengamatan sikap siswa di kelas selama kegiatan
belajar membuat karya seni kriya dengan menggunakan limbah kain
percaternyata mampu mengubah sikap belajar siswa dan dapat meningkatkan
kreatifitas dan aktivitas belajar siswa serta menumbuhkan rasa saling kerjasama
antar siswa. Terlihat pada pelaksanaan kegiatan praktek yang dibagi dalam 4
kelompok belajar, siswa sudah mulai antusias dan termotivasi mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan kreatif berusaha menemukan sesuatu yang baru
melalui model atau contoh. Walaupun dari kegiatan tersebut masih terdapat
sebagian siswa yang kurang ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.Pada tes evaluasi di lihat dari hasil tes ternyata masih ada sebagian
siswa yang kurang mengerti disebabkan karena kurangnya minat dan partisipasi
siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Karya yang dihasilkan pada setiap kelompok menjadi penilaian tersendiri
bagi sekolah dan siswa itu sendiri,dapat dilihat dari segi bentuk dan jenis karya-
karya yang dihasilkan. Dari segi bentuk karya yang ada siswa sekolah menengah
pertama kelas VII dapat memberikan apresiasi bagi guru disekolah karena telah
membuat karya sendiri dengan maksimal, menghasilkan karya yang bernilai
59
artsistik, berkualitas dan dapat digunakan sebagai benda pakai. Selain itu juga
memiliki nilai ekonomis, yang dapat mengajarkan siswa untuk berwirausaha
dengan menjual hasil karyanya.
60
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Kain Perca merupakan kain sisa-sisa guntingan yang berasal dari
pembuatan pakaian, kerajinan atau berasal dari produk tekstil lainnya
yang begitu mudah kita temui. Seiring berjalannya waktu, kain perca yang
dulunya hanya dianggap sebagai limbah yang tak memiliki manfaat kini
dapat dibuat sebagai bahan dasar kerajinan yang cukup unik, menarik
dan memiliki nilai jual di tangan orang yang kreatif.
2. Penggunaan alat dan bahan dalam pemanfaatan kain perca oleh peseta didik
diharapkan dapat memahami apa kegunaan dari alat dan material yang
digunakan, maka diperlukan peneliti memberikan teknik bagaimana cara
siswa memahami kegunaan suatu benda agar pada proses pembuatan karya
siswa dapat dengan cermat berkarya menggunakan bahan dan alat dengan
benar.
3. Proses berkarya seni kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain
perca) yang dihasilkan berupa benda pajangan dan benda pakai yang unik,
menarik dan memiliki nilai ekonomis. Penelitian berjalan sesuai rancangan
penelitian. Setiap kelompok membuat karya yang sama yakni membuat bros
akan tetapi dengan kemampuan yang berbeda dan kreatifitas serta desain
60
61
yang berbeda-beda. kualitas karya yang dihasilkan terbilang ada yang
memiliki kekurangan dan ada yang memiliki kelebihan, meskipun seperti itu
semua kelompok telah menunjukkan kinerja dan usaha yang baik.
4. Jenis karya yang dihasilkan seorang siswa bergantung pada kekompakan
dan kinerja yang baik, seperti pada hasil dari keempat kelompok tersebut,
menghasikan karya yang unik, menarik dan berkualitas sebagai benda pakai
dan juga memiliki nilai jual.
B. Saran
Untuk meningkatkan Proses berkarya seni kriya dengan memanfaatkan
limbah anorganik (kain perca) pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Makassar
disarankan untuk :
1. Kepada kepala sekolah, tenaga pengajar dan pihak- pihak terkait di
lingkungan SMP Negeri 5 Makassar dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan sangat perlu diperhatikan kekurangan dan kelebihan metode
pembelajaran. Untuk meningkatkan jiwa seni seorang siswa dalam
menghasilkan karya seni kriya sangat dibutuhkan teknik pengajaran secara
langsung, memperlihatkan secara langsung bagaimana mengolah kain perca
dari limbah yang tak mempunyai manfaat menjadi suatu karya yang dapat
memiliki fungsi, seperti fungsi keindahan dan fungsi pakai serta memilki
nilai ekonomis.
62
2. Kepada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Makassar, hendaknya lebih melatih
diri dan keterampilan tangan lebih baik lagi dalam berkarya seni, khususnya
berkarya seni kriya dengan memanfaatkan limbah anorganik (kain perca).
3. Kepada Peneliti yang akan mengadakan penelitian lanjutan, agar penelitian
ini dapat dijadikan acuanuntuk penelitian selanjutnya guna meningkatkan
seni pembelajaran kriya secara terarah.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Malik dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP
UNISMUH Makassar.
Ismiyanto, PC. S. 2010. Strategi Model Pembelajaran Seni. Semarang : FBS
Unnes. https//Iib.unnes.ac.id. 2 September 2015
Jihad, Asep, Drs, M.Pd dan Abdul Haris, Dr, M.Sc (2013). Evaluasi
pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
Moeliono.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.
Paresti, Suci dkk. 2016. Prakarya. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Poerwadarminta, W.J.S. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Suntingan pusat
Pembinaan dan Pengembangan bahasa, Jakarta: Balai Pustaka.
Rohmadi, (2009). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : UPT Unnes Press.
https//Iib.unnes.ac.id.
Subekti, Aji dkk.2018. Seni Budaya dan Keterampilan.Jakarta : Pusat Perbukuan
Kementerian Pendidikan Nasional.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitati
(Bandung : Alfabeta, 2008). Cet.IV : 15.
Setyosari, Punaji, 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta.
Syafi’i, 2006. Konsep dan Model Pembelajaran Seni Rupa. Semarang : FBS
Unnes. https//Iib.unnes.ac.id,
Syamsuri, Sukri. A, dkk. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar:
FKIPUNISMUH Makassar.
64
WEBSITE :
www.wikipedia.com/pembelajaran
https://konbos.weebly.com/artikel/apa-itu-kain-perca-pengertian-jenis-fungsi-
http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/A
https://santaidamai.com/kerajinan-dari-kain-perca/
http://ragamkerajinantangan.blogspot.com/2016/05/20-aneka-kreasi-dari-kain-
perca.html
L
A
M
P
I
R
A
N
Dokumentasi Penelitian
Gambar : Tahap awal proses pemilihan kain perca
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal,25 agustus 2019)
Gambar : Tahap memilih kain perca
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal,25 agustus 2019)
Gambar : Tahap membuat pola
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal,25 agustus 2019)
Gambar : Tahap mendesain atau membuat pola
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal,25 agustus 2019)
Gambar : Tahap menggunting kain perca
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal,25 agustus 2019)
Gambar : Tahap membentuk bros sesuai model yang diinginkan
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal,25 agustus 2019)
Gambar : Tahap finishing
(Dokumentasi: Rahima yang diambil pada tanggal, 25 agustus 2019)
HASIL KARYA SENI KRIYA DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH ANORGANIK
(KAIN PERCA ) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 MAKASSAR
Lampiran Persuratan
Lampiran RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP NEGERI 5 MAKASSAR
Mata Pelajaran : Prakarya
Aspek : Kerajinan
Kelas/Smester : VII/I ( Ganjil )
Materi Pokok : Kerajinan Limbah Lunak Anorganik
Alokasi Waktu : 4 Pertemuan (8 Jam)
A. Kompotensi Inti
KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;
KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
KI.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata;
KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan mem-buat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4
.
Memahami pengetahuan tentang
prinsip perancangan, pembuatan
dan penyajian produk kerajinan
dari bahan limbah lunak kain
perca yang kreatif dan inovatif
3.4.1
Peserta didik membaca buku siswa
pada bagian D, proses produksi
kerajinan bahan limbah lunak
anorganik yang kedua, yaitu
kerajinan bahan limbah lunak
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.2
3.4.3
3.4.4
3.4.5
3.4.6
3.4.7
anorganik. Dalam hal ini, peserta
didik mencoba memahami prosedur
dan teknik pembuatan kerajinan
limbah lunak anorganik.
Guru melakukan demontrasi
pengolahan bahan limbah lunak
anorganik.
Peserta didik melakukan pengolahan
bahan limbah lunak anorganik sesuai
bahan yang tersedia.
Peserta didik mengamati teknik dasar
pembuatan kerajinan dari bahan
limbah lunak anorganik, peserta didik
menentukan jenis teknik dasar yang
akan dibuat dalam berkarya kerajinan
dari bahan limbah lunak anorganik.
Peserta didik mengamati beberapa
produk kerajinan dari bahan limbah
lunak anorganik, dan mengumpulkan
informasi mengenai kerajinan yang
ingin dibuatnya.
Peserta didik mengalami dalam
proses pembuatan kerajinan yang
dipilihnya. Peserta didik membuat
rancangan sebuah produk kerajinan
dari bahan limbah lunak anorganik.
Peserta didik membuat rancangan
kerajinan dari bahan limbah lunak
anorganik norganik dan membuat
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
keajinan bahan limbah lunak
anorganik sesuai rancangan dengan
bimbingan guru.
4.4
.
Merancang, membuat, dan
menyajikan produk kerajinan
dari bahan limbah lunak kain
perca yang kreatif dan inovatif,
sesuai dengan potensi daerah
setempat.
.
4.4.1
4.4.2
4.4.3
4.4.4
4.4.5
4.4.6
4.4.7
Peserta didik membuat produk
kerajinan bahan limbah lunak
anorganik dengan mengikuti
persyaratan perancangan produk
kerajinan.
Peserta didik membuat produk bahan
limbah lunak anorganik dengan baik
dan sesuai prosedur.
Peserta didik membuat karya hingga
tuntas dengan jujur dan tanggung
jawab.
Guru dapat membimbing pembuatan
kerajinan bahan limbah lunak
anorganik dengan membantu dari
segi langkah-langkah teknik
pembuatan kerajinan bahan limbah
lunak anorganik. Terutama jika
peserta didik menemui kesulitan.
Peserta didik melakukan finishing
pada pembuatan kerajinan bahan
limbah lunak anorganik yang
dibuatnya.
Peserta didik mengamati produk
kemasan yang cocok untuk produk
kerajinan yang dibuatnya.
Peserta didik membuat rancangan
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.4.8
4.4.9
kemasan yang sesuai dengan produk
kerajinan limbah lunak anorganik dan
membuat kemasan.
Secara berkelompok,
peserta didik meng komunikasikan
hasil produk kerajinan bahan limbah
lunak anorganik yang dibuatnya dan
berani menerima kritikan dan
melakukan perbaikan.
Peserta didik melakukan kegiatan
penyelenggaraan pameran akhir
tahun di
sekolah secara berkelompok. Guru
melakukan bimbingan.
*Nilai karakter : Religius, Mandiri, Gotong royong, Integritas
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Kelima
Melalui ceramah, diskusi dan tanya jawab, peserta didik dapat:
1. Teknik pembuatan kerajinan limbah lunak anorganik secara tepat dan gotong royong
2. Melakukan demontrasi pengolahan bahan limbah lunak anorganik secara gotong royong
3. Melakukan pengolahan bahan limbah lunak anorganik sesuai bahan yang tersedia secara
gotong royong
Pertemuan Keenam
Melalui ceramah, diskusi dan tanya jawab, peserta didik dapat:
1. Mengamati teknik dasar pembuatan kerajinan dari bahan limbah lunak anorganik secara
mandiri.
2. Mengamati beberapa produk kerajinan dari bahan limbah lunak anorganik, dan
mengumpulkan informasi mengenai kerajinan yang ingin dibuatnya secara mandiri
3. Membuat rancangan sebuah produk kerajinan dari bahan limbah lunak anorganik secara
gotong royong
4. Membuat rancangan kerajinan dari bahan limbah lunak anorganik organik dan membuat
kerajinan bahan limbah lunak anorganik sesuai rancangan secara gotong royong
Pertemuan Ketujuh
Melalui ceramah, diskusi dan tanya jawab, peserta didik dapat:
1. Membuat produk kerajinan bahan limbah lunak anorganik secara tepat dan gotong
royong
2. Membuat karya hingga tuntas dengan jujur dan tanggung jawab secara gotong
3. royong
4. Pembuatan kerajinan bahan limbah lunak anorganik dengan membantu dari segi langkah-
langkah teknik pembuatan kerajinan bahan limbah lunak anorganik secara gotong royong
Pertemuan Kedelapan
Melalui ceramah, diskusi dan tanya jawab, peserta didik dapat:
1. Melakukan finishing pada pembuatan kerajinan bahan limbah lunak anorganik yang
dibuatnya secara mandiri
2. Mengamati produk kemasan secara mandiri
3. Membuat rancangan kemasan secara tepat dan gotong royong
4. Mengkomunikasikan hasil produk kerajinan secara gotong royong
5. Melakukan kegiatan penyelenggaraan pameran secara gotong royong
CATATAN : Kalimat dengan TULISAN BIRU adalah kalimat yang termasuk “D
(Degree) dan Nilai Karakter”
D. Materi Pembelajaran
Materi Reguler
1. Memahami prosedur dan teknik pembuatan kerajinan limbah lunak anorganik
2. Melakukan demontrasi pengolahan bahan limbah lunak anorganik
3. Melakukan pengolahan bahan limbah lunak anorganik sesuai bahan yang tersedia.
4. Mengamati teknik dasar pembuatan kerajinan dari bahan limbah lunak anorganik
5. Mengamati beberapa produk kerajinan dari bahan limbah lunak anorganik
6. Membuat rancangan sebuah produk kerajinan dari bahan limbah lunak anorganik
7. Membuat produk kerajinan bahan limbah lunak anorganik
8. Membuat karya hingga tuntas dengan jujur dan tanggung jawab
9. Melakukan finishing pada pembuatan kerajinan bahan limbah lunak anorganik
Materi Pengayaan
Materi pengayaan berupa materi regular kerajinan pada bidang pembuatan kerajinan limbah
lunak anorganik yang belum di praktikan
Materi Remedial
a. Pembuatan kerajinan dari limbah lunak anorganik
b. Prinsip dalam pembuatan dari limbah lunak anorganik
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintific
Model : Projek Based Learning ( PjBL )
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi
F. Media, BahandanAlat
1. Media
1.1 Video jenis-jenis limbah lunak anorganik serta cara pembuatannya;
1.2 Chart / gambar / File berisi slide-slide jenis-jenis limbah lunak anorganik cara
pembuatannya;
1.3 Lembar Kerja Peserta didik tentang identifikasi jenis-jenis limbah lunak anorganik
1.4 Contoh beberapa produk olahan dari limbah lunak anorganik
2. Bahan
2.1 Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan identifikasi jenis-jenis limbah lunak
anorganik.
2.1.1 Berbagai macam gambar jenis-jenis berupa plastic kemasan minuman, sedotan,
plastic bungkus detergen, dan plastic lembaran bekas potongan, (hasil print
dari internet, dan dari berbagai jenis media massa
2.1.2 Lembar kerja peserta didik tentang identifikasi limbah lunak anorganik hasil
olahannya
2.2. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan projek pembuatan kerajinan limbah
lunak anorganik
Bahanutama :contoh Bahan pembuatan kerajinan limbah lunak anorganik; a.
kainperca, b. benang, c. benang
(Sumber: Dokumen Kemdikbud)
3. Alat
Alat pembuatan kerajinan limbah lunak annorganik terdiri dari gunting, meteran, lem
tembak, mesin jahit, dan jarum jahit tangan
Gambar Produk Kerajinan dari limbah lunak anorganik yang sudah jadi
(Sumber: DokumenKemendikbud)
Produk kerajinan limbah lunak annorganik; a. gantungankunci, b. bros, c. dompet,
G. Sumber Belajar
a. Kemdikbud. 2017. Buku Guru Prakarya SMP/ MTs Kelas VII Semester 1. Jakarta:
Kemdikbud RI.
b. Kemdikbud.2017. Buku Peserta didik Prakarya SMP/ MTs Kelas VII Semester 1. Jakarta:
Kemdikbud RI.
c. https://prakarya-indramayu.blogspot.com
H. Langkah - Langkah Pembelajaran
Pertemuan Kelima (2JP)
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam, mengajak peserta didik untuk
mengecek kerapihan meja dan kursi serta kebersihan
kelas yang dilanjutkan dengan berdoa dengan meminta
salah satu peserta didik memimpin doa, peserta didik
mengucap salam khas sekolah.
2. Guru Membimbing peserta didik melaksanakan
pembiasaan rutin menyanyikan Lagu Nasional dan
membaca surat-surat pendek).
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Peserta didik mempersiapkan buku peserta didik, alat,
dan bahan untuk mengikuti pelajaran.
5. Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai tujuan
pembelajaran dan manfaatmempelajari materi pokok
pembuatan kerajinan limbah lunak anorganik dalam
kehidupan sehari-hari sebagai upaya guru dalam
memotivasi peserta didik.
6. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang cakupan
materi pembelajaran untuk pertemuan kelima yaitu
Teknik pembuatan kerajinan limbah lunak anorganik,
8 Menit
Kegiatan Pembelajaran
Melakukan demontrasi pengolahan bahan limbah lunak
anorganik, Melakukan pengolahan bahan limbah lunak
anorganik sesuai bahan yang tersedia.
7. Guru menjelaskan lingkup penilaian yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran (sikap,
pengetahuan dan keterampilan). (meta kognitif)
8. Guru menjelaskan aktifitas pembelajaran peserta didik
dalam menerapkan pembelajaran Projek. (meta kognitif)
9. Guru mengecek penguasaan awal kompetensi yang sudah
dimilik peserta didik dengan melakukan diskusi interaktif
tentang limbah lunak anorganik, sebagai upaya
mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan,
misalnya: “Anak-anak siapakah diantara kalian yang
tahu tentang pengertianlimbahlunakanorganik dan
dari mana bahan limbah lunak anorganik berasal?”
Kerajinan limbah lunak anorganik apa saja yang
kalian sukai? Anak-anak, topik belajar kita adalah
tentang pembuatan kerajinan dari bahan limbah lunak
anorganik.
10. Peserta didik menjawab pertanyaaan gurutentang
kerajinan yang terbuat dari bahan limbah lunak anorganik.
11. Guru memfasilitasi peserta didik untuk dapat
memprediksi jenis kerajinan limbah lunak anorganik .
(LK prediksi terlampir)
12. Guru meminta peserta didik mempersiapkan buku peserta
didik, alat, dan bahan untuk mengikuti pelajaran
Kegiatan
Inti
Peserta didik bersama guru menentukan tema proyek melalui
diskusi interaktif misalnya: “Anak-anak, benda apa saja
yang terbuat dari bahan limbah lunak anorganik yang
pernah kalian miliki?”Adakah produk kerajinan limbah
60 menit
Kegiatan Pembelajaran
Langkah 1:
Penentuan
Proyek
Langkah 2:
Perancangan
langkah-
langkah
penyelesaian
proyek
Langkah 3:
Penyusunan
Jadwal
Pelaksanaan
lunak anorganik yang ada di sekitarmu, di sekolah,di rumah
atau di suatu tempat di daerahmu?”
1. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang langkah-
langkah pembelajaran berbasis proyek.
2. Peserta didik dan guru menyepakati jadwal rencana
pembuatan kerajinan limbah lunak anorganik
3. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
sistematika laporan proyek melalui tayangan power point
dari LCD proyektor.
4. Peserta didik dengan panduan guru membuat kelompok
(setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik) dengan
mempertimbangkan karakteristik dan heterogenitas
peserta didik.
1. Setiap kelompok peserta didik membentuk pengurus
kelompok (ketua, sekretaris, bendahara, anggota).
1. Peserta didik bersama guru menentukan jadwal
berbelanja.
2. Peserta didik bersama guru menentukan jadwal
pembuatan kerajinan dari limbah lunak anorganik.
3. Peserta didik bersama guru menentukan jadwal
penyusunan laporan.
4. Peserta didik bersama guru menentukan jadwal
presentasi laporan.
Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan:
1. Peserta didik membaca buku tentang kerajinan limbah
lunak anorganik, menyatakan pendapat tentang
keragaman karya kerajinan limbah lunak anorganik.
2. Setiap kelompok peserta didik mengerjakan tugas dari
guru untuk mengamati gambar dan meneliti dengan
saksama, tentang limbah lunak anorganik, yang dengan
Kegiatan Pembelajaran
membaca buku peserta didik dan panduan LK-3
(terlampir). Guru memfasilitasi peserta didik dalam
mengerjakan LK-3 dengan berkeliling ke setiap
kelompok untuk membantu peserta didik yang
mengalami kesulitan.
3. Peserta didik berdiskusi interaktif dengan panduan guru
untuk menyimpulkan tentang keragaman karya kerajinan
limbah lunak anorganik, mengklasifikasikan tentang
teknik pembuatan kerajinan limbah lunak anorganik,
Melakukan demontrasi pengolahan bahan limbah lunak
anorganik, Melakukan pengolahan bahan limbah lunak
anorganik sesuai bahan yang tersedia.
4. Kelompok peserta didik yang paling banyak dalam
menyatakan pendapat tentang keragaman karya
kerajinan limbah lunak anorganikdiminta melakukan
presentasi di depan kelas. Peserta didik lainnya
menyimak serta memberikan masukan atau
tanggapan.Guru memandu jalannya presentasi dan
diskusi antar peserta didik, melakukan konfirmasi serta
menyimpulkan hasil diskusi.
Kegiatan
Penutup
1. Peserta didik dan guru melakukan refleksi dengan
mengevaluasi seluruh aktivitas pembelajaran serta
menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan. (meta kognitif)
2. Guru mengkonfirmasi hasil prediksi.
3. Peserta didik menerima tugas dari guru untuk mencari
referensi tentang kerajinan limbah lunak anorganik dari
berbagai sumber, misalnya dari perpustakaan, observasi
dan wawancara terhadap penjual kerajnan bahan limbah
lunak anorganik atau melalui browsing internet agar
12 menit
Kegiatan Pembelajaran
dibawa pada pertemuan berikutnya.
4. Kegiatan penutup diakhiri dengan peserta didik
menerima informasi dari guru tentang materi/kompetensi
yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya tentang
Mengamati teknik dasar pembuatan kerajinan dari bahan
limbah lunak anorganik.
5. Membaca do’a dan mengkondisikan kelas ke semula.
6. Peserta didik melakukan salam sesuai budaya sekolah
mengucapkan terima kasih.
CATATAN :
Tulis Tebal (bold) = HOTS
Cetak miring = Pembiasaan / PPK
Cetak miring underline = Literasi
Pertemuan Keenam (2 JP)
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam, mengajak peserta didik
untuk mengecek kerapihan meja dan kursi serta
kebersihan kelas yang dilanjutkan dengan berdoa
dengan meminta salah satu peserta didik memimpin
doa, peserta didik mengucap salam khas sekolah.
2. Guru Membimbing peserta didik melaksanakan
pembiasaan rutin menyanyikan Lagu Nasional dan
membaca Al-Qur’an.
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru menanyakan apakah peserta didik mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan
pada pertemuan sebelumnya, yakni mencari referensi
tentang Mengamati teknik dasar pembuatan kerajinan
dari bahan limbah lunak anorganik. Hasil tugas tersebut
dipergunakan oleh peserta didik sebagai referensi untuk
8 menit
Kegiatan Pembelajaran
merencanakan pembuatan kerajinan yang terbuat dari
limbah lunak anorganik..
5. Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai
tujuan pembelajaran dan manfaat mempelajari materi
pokok pembuatan kerajinan limbah lunak anorganik
dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya guru dalam
memotivasi peserta didik.
6. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
cakupan kompetensi untuk pertemuan keenam tentang
Mengamati teknik dasar pembuatan kerajinan dari bahan
limbah lunak anorganik, Mengamati beberapa produk
kerajinan dari bahan limbah lunak anorganik, dan
mengumpulkan informasi mengenai kerajinan yang
ingin dibuatnya, Membuat rancangan sebuah produk
kerajinan dari bahan limbah lunak anorganik, Membuat
rancangan kerajinan dari bahan limbah lunak anorganik
norganik dan membuat keajinan bahan limbah lunak
anorganik sesuai rancangan.
7. Guru menjelaskan lingkup penilaian yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran (sikap,
pengetahuan dan keterampilan).
8. Guru menjelaskan aktifitas pembelajaran peserta didik
dalam menerapkan pembelajaran Projek.
9. Guru mengecek penguasaan awal kompetensi yang
sudah dimilik peserta didik dengan melakukan diskusi
interaktif tentang kesukaan mereka terhadap limbah
lunak anorganik, sebagai upaya mengondisikan suasana
belajar yang menyenangkan, misalnya: “Anak-anak
amati tampilan vidio berikut ini dan sebutkan
bahan-bahan untuk membuat kerajinan dari bahan
Kegiatan Pembelajaran
limbah lunak anorganik?” Anak-anak, topik belajar
kita adalah mengamati beberapa produk kerajinan dari
limbah lunak anorganik?
10. Peserta didik menjawab pertanyaaan guru tentang
aneka kerajinan yang terbuat dari limbah lunak
anorganik.
11. Guru meminta peserta didik mempersiapkan buku
peserta didik, alat, dan bahan untuk mengikuti
pelajaran
Kegiatan
Inti
1. Peserta didik secara berkelompok mengerjakan tugas
untuk mengamatiteknik dasar pembuatan kerajinan dari
limbah lunak anorganik, rancangan pembuatan
kerajinan (terlampir)tentang teknik pembuatan
kerajinan dari limbah lunak anorganik dan tahapan
pembuatan kerajinan dari limbah lunak anorganik,
meliputi: perencanaan, persiapan, pengolahan/ pembuatan
serta penyajian dan pengemasannya dengan menerapkan
prinsif kepiawaian dalam pengrajinan dalam penciptaan
karyanya. Guru memandu tugas peserta didik dengan
menyediakan lembar kerja berupa rancangan
pembuatan kerajinan(terlampir). Peserta didik
menggunakan referensi dari buku peserta didik dan hasil
tugas dari rumah (referensi) untuk mengerjakan tugas
tersebut.
2. Kelompok peserta didik yang paling cepat menyelesaikan
tugasnya diminta melakukan presentasi di depan
kelas.Peserta didik lainnya menyimak dan memberikan
masukan atau tanggapan. Guru memandu jalannya
presentasi dan diskusi antar peserta didik, melakukan
konfirmasi dan menyimpulkan hasilnya.
60 menit
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Penutup
1. Peserta didik melakukan refleksi dengan panduan guru
untuk mengevaluasi seluruh aktivitas pembelajaran serta
menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
2. Peserta didik menerima tugas dari guru untuk mencari
referensi tentang pembuatan kerajinan limbah lunak
anorganik dari berbagai sumber, misalnya dari
perpustakaan, observasi dan melalui browsing internet
agar dibawa pada pertemuan berikutnya.
3. Kegiatan penutup diakhiri dengan peserta didik menerima
informasi dari guru tentang materi/kompetensi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya yakni membuat
produk kerajinan bahan limbah lunak anorganik.
4. Peserta didik dibawah bimbingan guru mengembalikan
kondisi kelas ke semula.
5. Peserta didik membaca do’a dan melakukan salam sesuai
budaya sekolah dan mengucapkan terima kasih.
12 Menit
CATATAN: Tulis Tebal (bold) = Literasi
Cetak miring = Pembiasaan/ PPK
............ = PPK disertai Literasi
Pertemuan Ketujuh (2 JP)
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam, mengajak peserta didik untuk
mengecek kerapihan meja dan kursi serta kebersihan
kelas yang dilanjutkan dengan berdoa dengan meminta
salah satu peserta didik memimpin doa, peserta didik
mengucap salam khas sekolah.
2. Guru Membimbing peserta didik melaksanakan
pembiasaan rutin menyanyikan Lagu Nasional dan
membaca Al-Qur’an.
8 Menit
Kegiatan Pembelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Peserta didik menjawab pertanyaandari guru tentang
kesiapannya dalam pembelajaran, misalnya dengan
guru menanyakan tentang kesulitan peserta didik dalam
mengerjakan tugas rumah yang telah diberikan oleh guru
pada pertemuan sebelumnya.
5. Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai
tujuan pembelajaran dan manfaat mempelajari materi
pokok pembuatan kerajinan limbah lunak anorganik
dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya guru dalam
memotivasi peserta didik
6. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
cakupan kompetensi pembelajaran pada pertemuan
ketujuh yaitu membuat produk kerajinan bahan limbah
lunak anorganik dengan mengikuti persyaratan
perancangan produk kerajinan.
7. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang
aktivitas pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran berbasis proyek.
8. Guru meminta peserta didik mempersiapkan buku peserta
didik, alat, dan bahan untuk mengikuti pelajaran
Kegiatan Inti 1. Setiap kelompok peserta didik dengan panduan guru
melakukan praktik pembuatan kerajinan dari bahan
limbah lunak untuk:
a) Menentukan topik kerajinan limbah lunak anorganik
yang akan dibuatnya;
b) Menentukan bahan dasar kerajinan limbah lunak
anorganik yang akan dibuat;
c) Memutuskan bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat kerajinan limbah lunak anorganik yang akan
60 Menit
Kegiatan Pembelajaran
dibuatnya;
d) Menentukan peralatan yang digunakan untuk membuat
kerajinan limbah lunak anorganik yang akan
dibuatnya;
e) Menentukan rancangan anggaran belanja dalam
membuat kerajinan limbah lunak anorganik yang akan
dibuatnya;
f) Memutuskan pembagian tugas/ kerja kelompok.
2. Setiap kelompok peserta didik mempresentasikan
hasil rancangannya di depan kelas. Peserta didik lainnya
menyimak serta memberikan masukan atau
tanggapan. Guru memandu jalannya presentasi dan
diskusi.
3. Peserta didik menerima konfirmasi dari guru sebagai
bentuk bimbingan proyek secara klasikal serta
menyimpulkan hasil diskusi.
Kegiatan
Penutup
1. Peserta didik melakukan refleksi dengan panduan guru
untuk mengevaluasi seluruh aktivitas pembelajaran serta
menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
2. Peserta didik menerima tugas dari guru untuk
mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan dalam
melakukan finishingpembuatan kerajinan limbah lunak
anorganik sesuai pembagian tugas dari masing-masing
kelompok agar dibawa pada pertemuan berikutnya.
3. Kegiatan penutup diakhiri dengan peserta didik menerima
informasi dari guru tentang materi/kompetensi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4. Peserta didik dibawah bimbingan guru mengembalikan
kelas ke dalam kondisi semula.
12 menit
Kegiatan Pembelajaran
5. Peserta didik berdo’a dan melakukan salam sesuai
budaya sekolah mengucapkan terima kasih.
Pertemuan Kedelapan (2 JP)
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, mengajak peserta didik untuk
mengecek kerapihan meja dan kursi serta kebersihan
kelas yang dilanjutkan dengan berdoa dengan meminta
salah satu peserta didik memimpin doa, peserta didik
mengucap salam khas sekolah.
2. Guru Membimbing peserta didik melaksanakan
pembiasaan rutin menyanyikan Lagu Nasional dan
membaca Al-Qur’an.
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru tentang
kesiapan mereka untuk pembelajaran praktik finishing
pada pembuatan kerajinan bahan limbah lunak
anorganik yang dibuatnya.
5. Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai
tujuan pembelajaran dan manfaat mempelajari materi
mengamati produk kemasan yang cocok untuk produk
kerajinan yang dibuatnya
6. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang
cakupan kompetensi pembelajaran pada pertemuan
kedelapan yaitu Melakukan finishing pada pembuatan
kerajinan bahan limbah lunak anorganik yang dibuatnya.
7. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang
lingkup penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
8. Peserta didik menyiapkan semua alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan projek pembuatan aneka
8 menit
Kegiatan Pembelajaran
ragam kerajinan dari limbah lunak anorganik.
Kegiatan Inti
Langkah ke-
4
Penyelesaian
Proyek
dengan
Fasilitasi dan
Monitoring
Guru
1. Setiap kelompok peserta didik praktik membuat
rancangan kemasan dengan melakukan kegiatan yang
dipandu oleh guru untuk:
a) Membaca tahapan tentang pembuatan kerajinan
limbah lunak anorganik sesuai dengan rancangan yang
telah dibuat;
b) Melakukan persiapan peralatan pembuatan kerajinan
dari bahan alam sesuai dengan rancangan;
c) Melakukan persiapan bahan-bahan kerajinan dari
limbah lunak anorganik alam sesuai dengan rancangan;
d) Praktik membuat kerajinan dari limbah lunak anorganik
sesuai dengan rancangan dengan menerapkan prinsip
kepiawaian dalam pengrajinan dalam penciptaan
karyanya; dan
e) Menyajikan bahan-bahan kerajinan bahan limbah lunak
anorganik sesuai dengan rancangan menggunakan
kaidah pengemasan yang tepat dengan menerapkan
prinsip kepiawaian dalam pengrajinan dalam penciptaan
karyanya.
2. Setiap kelompok peserta didik praktik membuat
kerajinan limbah lunak anorganik alam sesuai dengan
rancangan;
3. Peserta didik dan guru melakukan evaluasi bersama
terhadap hasil praktik kerajinan limbah lunak
anorganik alam sesuai dengan rancangan. Peserta didik
mencatat semua komentar/masukan dari guru dan
temannya sebagai bahan/data yang akan dipergunakan
untuk penyusunan laporan.
60 menit
Penutup 1. Peserta didik melakukan refleksi dengan panduan 12 menit
Kegiatan Pembelajaran
guru untuk mengevaluasi seluruh aktivitas pembelajaran
serta menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
2. Peserta didik menerima tugas dari guru untuk
mempersiapkan data-data/bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk penyusunan laporan pembuatan kerajinan limbah
lunak anorganik pada pertemuan berikutnya
3. Kegiatan penutup diakhiri dengan peserta didik
menerima informasi dari guru tentang penyusunan
laporan pembuatan kerajinan dari bahan limbah lunak
anorganik.
4. Peserta didik dibawah bimbingan guru mengembalikan
kelas ke dalam kondisi semula.
5. Peserta didik melakukan salam sesuai budaya sekolah
mengucapkan terima kasih.
I. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Sikap (spiritual dan sosial)
Teknik Bentuk Instrumen Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaan Ket.
Observasi Jurnal
Saat
pembelajaran
berlangsung
Penilaian untuk dan
pencapaian pembelajaran
(assessment for learning
and assessment of learning)
Catatan: Jurnal dipergunakan untuk mencatat perilaku luar biasa (positif atau negatif) peserta
didik.
b. Pengetahuan
No Teknik Bentuk
Instrumen Butir Instrumen
Waktu
Pelaksanaan Ket.
1. Lisan Pertanyaan
(lisan) dengan
jawaban
terbuka
1. Siapakah yang bisa
menjelaskan apa
yang dimaksud
dengan limbah
lunak anorganik?
2. Sebutkan mcam-
macam kerajinan
yang terbuat dari
limbah lunak
anorganik?
Saat
pembelajaran
berlangsung
Penilaian
untuk
pembelajaran
(assessment
for learning)
2 Tertulis Pertanyaan
dan/atau tugas
tertulis pilihan
ganda dan
isian,
1. Tuliskan yang
dimaksud dengan
limbah lunak
anorganik!
2. Tuliskan 5 macam
bahan untuk
membuat kerajinan
dari limbah lunak
anorganik!
Setelah
pembelajaran
usai
Penilaian
pencapaian
pembelajaran
(assessment of
learning)
3 Portofo
lio
Sampel
pekerjaan
terbaik hasil
dari penugasan
atau tes tertulis
Carilah cara
pembuatan kerajinan
dari limbah lunak
anorganik, lalu
identifikasi sesuai
dengan LK.
Saat
pembelajaran
berlangsung
Data untuk
penulisan
deskripsi
pencapaian
pengetahuan
(assessment
as learning)
c. Keterampilan
No Teknik Bentuk
Instrumen Butir Instrumen
Waktu
Pelaksanaan Ket.
1 Proyek Tugas/ Praktik Buatlah satu macam
kerajinan dari limbah
lunak
anorganikdengan
modifikasi bahan
penujang!
Selama atau
usai
pembelajaran
berlangsung
Penilaian
untuk
pembelajaran,
dan Penilaian
sebagai
pembelajaran
(assessment
for learning,
assessment as
learning, and
assessment of
learning)
2 Portofo
lio
Sampel produk
terbaik dari
tugas atau
proyek
Buatlah laporan
tentang pembuatan
kerajinan limbah
lunak anorganik yang
kalian praktikkan!
Saat
pembelajaran
usai
Penilaian
untuk
pembelajaran
dan sebagai
data untuk
penulisan
deskripsi
pencapaian
keterampilan
2. Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan bentuk remedial, yaitu:
a. Pembelajaran ulang, jika 50% atau lebih peserta didikbelum mencapai ketuntasan.
b. Pemanfaatan tutor sebaya, jika 11-49% peserta didikbelum mencapai ketuntasan.
c. Bimbingan perorangan, jika 1-10% peserta didik belum mencapai ketuntasan.
3. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan
belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan bentuk pengayaan yaitu tugas berupa proyek
(merencanakan, membuat produk dan laporan) pembuatan satu macam kerajinan limbah lunak
anorganik
PENILAIAN SIKAP
No Nama Peserta
didik
Jenis Tugas :
.........................................................................................................
Kriteria
Kesungguhan Santun
Menghargai Kerjasama/Interaksi Peduli
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Keterangan:
Rentang Skor : 1 – 5
1 = Belum terlihat
2 = Mulai terlihat
3 = Kadang-kadang terlihat
4 = Sering terlihat
5 = Sudah berkembang baik
PENILAIAN KETERAMPILAN
No. Nama Peserta didik
Proyek: Pembuatan Kerajinan
Bahan Limbah Lunak Anorganik
Kriteria
Persiapan Pelaksanaan Penyajian/
Penampilan
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Rubrik :
Aspek Kriteria
Rentang
Skor
1 - 4
Bobot
Persiapan Ide/gagasan karya 30%
Kesesuaian alasan dalam pemilihan
ide/gagasan pembuatan produk
kerajinan limbah lunak anorganik
Desain perencanaan (persiapan alat,
persiapan bahan, perencanaan
pelaksanaan/jadwal pembuatan karya
kerajinan limbah lunak anorganik
Pembagian kerja antar anggota
kelompok (jika dibuat dalam
kelompok)
Pelaksanaan Kemampuan pembuatan
karya/produk sesuai dengan tahapan
kerjanya
50%
Kesesuaian tahapan pembuatan
dengan perencanaan produk kerajinan
limbah lunak anorganik
Orisinalitas gagasan, kreativitas/
inovasi pembuatan produk, dan
ketepatan hasil akhir karya/produk
kerajinan limbah lunak anorganik
Keselarasan pelaksanaan tanggung
jawab kerja, jujur, dan mandiri
Kerapian, kebersihan, keamanan dan
keselamatan kerja (K3)
Kemampuan melakukan kerja secara
teliti, detail secara individual
Kerjasama dan toleransi saat bekerja
Kelompok
Penyajian/
Penampilan
Kreativitas penyajian produk
kerajinan limbah lunak anorganik
50%
Estetika penyajian kemasan
Kemampuan melakukan presentasi
Mengaplikasikan hasil belajar lewat
tindakan perilaku (produk kerajinan
limbah lunak anorganik digunakan)
Rentang Skor: 1 – 4
1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat Baik
Lampiran Lembar Kerja (LK) 3
LK-3 diberikan pada pertemuan 6
Petunjuk
1) Bacalah BAB I pada Buku Peserta didik Kerajinan Limbah lunakanorganik Semester I
2) Diskusikan bersama dengan kelompok kalian tentang identifikasi limbah lunak anorganik
pada produk kerajinan limbah lunak anorganik yang ada di sekitar tempat tinggal kalian.
3) Isilah tabel berikut.
Nama Anggota : ..............................................
Kelas : ..............................................
Mendeskripsikan Tindakan Pengolahan Limbah Bahan Lunak
Reduce Rouse Recycle
Lembar Kerja-1 (LK-3)
Ungkapkan perasaan saat melakukan tindakan pengolahan limbah bahan lunak yang ada di
lingkungan sekitar.............................................................................................................
Lampiran Lembar Kerja (LK) 2
LK-2 diberikan pada pertemuan 2
Petunjuk
1) Bacalah BAB I pada Buku Peserta didik Kerajinan Limbah lunakanorganik Semester I
2) Diskusikan bersama dengan kelompok kalian tentang identifikasi limbah lunak anorganik
pada produk kerajinan limbah lunak anorganik yang ada di sekitar tempat tinggal kalian.
3) Isilah tabel berikut.
Nama Anggota Kelompok : ..............................................
Kelas : ..............................................
Mengidentifikasi Karakteristik Bahan Limbah lunak anorganik Organik Pada Produk
Kerajinan
Jenis Bahan Limbah
lunak anorganik Organik
Ciri-ciri Produk
Kerajinan
Bentuk Produk
Kerajinan Teknik Pembuatan
Lembar Kerja-2 (LK-2)
Ungkapan perasaan saat melakukan kegiatan identifikasi karakteristik kerajinan bahan limbah
lunak anorganik....................................................................................................................
Lampiran Lembar Kerja (LK) 3
LK-3 diberikan pada pertemuan 3
Petunjuk
1) Bacalah BAB I pada Buku Peserta didik Kerajinan Limbah lunak anorganik Semester I
2) Diskusikan bersama dengan kelompok kalian tentang identifikasi limbah lunak anorganik
pada produk kerajinan limbah lunak anorganik yang ada di sekitar tempat tinggal kalian.
3) Isilah tabel berikut.
Nama Anggota : ..............................................
Kelas : ..............................................
Mendeskripsikan Tindakan Pengolahan Bahan Limbah Anorganik
Reduce Rouse Recycle
Ungkapkan perasaan .............................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
Lembar Kerja-3 (LK-3)
Lampiran Lembar Kerja (LK) 5
LK-5 diberikan pada pertemuan 4
Petunjuk
1) Bacalah BAB I pada Buku Peserta didik Kerajinan Limbah lunak anorganik
2) Diskusikan bersama dengan kelompok kalian tentang identifikasi limbah lunak anorganik
pada produk kerajinan limbah lunak anorganik yang ada di sekitar tempat tinggal kalian.
3) Isilah tabel berikut.
Nama Anggota Kelompok : ..............................................
Kelas : ..............................................
Mengobservasi Sentra Kerajinan dari Limbah lunak anorganik di Daerah Setempat
Nama Usaha :
Nama Pengrajin :
Alamat Lokasi :
Jenis Bahan Limbah lunak anorganik Organik
atau Anorganik :
Proses Pembuatan Bahan Mentah Menjadi
Bahan Baku :
Alat :
Teknik Pengerjaan :
Proses Kerja:
Sketsa produk/foto:
Lembar Kerja-4 (LK-4)
Ungkapkan perasaan saat melakukan kegiatan observasi ke sentra kerajinan bahan limbah lunak
anorganik:
..........................................................................................................................................................
Satuan Pendidikan : SMPN 5 Makassar
Mata Pelajaran : PRAKARYA
Kelas : VII (Tujuh)
Kompetensi Inti :
KI1 dan KI2:Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah
abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran *Nilai
Karakter Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
3.2 Memahami pengetahuan tentang jen
is, sifat, karakter, dan teknik pengola
han kertas dan plastik lembaran
4.2 Memilih jenis bahan dan teknik peng
olahan kertas dan plastik lembaran y
ang sesuai dengan potensi daerah set
empat
Kerajinan Dari Bahan Limb
ah Lunak Prinsip Kerajinan Bahan
Limbah Lunak
Jenis Dan Karakteristik
Kerajinan Bahan Limbah
Lunak
Proses Produksi Kerajinn Ba
han Limbah Lunak
Jujur,
Disiplin ,
Mandiri,
Rasa ingin
tahu, pedui
lingkungan,
kerjasama
Mengamati melalui berbagai
sumber tentang jenis alat, teknik
dan langkah pembuatan
Membuat pertanyaan tentang cara
merancang dan pembuatan produk
kerajinan
Membuat rancangan kebutuhan
alat dan bahan serta teknik
pembuatan
Membuat produk dari bahan serat
dan tekstil, serta menyajikan dan
mengemas
Mengevaluasi dan melaporkan
proses dan hasil pembuatan
produk kerajinan
Menonton video/ mengamati
gambar/mengamati serat dan
tekstil dan atau membaca wacana
tentang jenis, sifat, karakter kertas
dan plastik
Membuat pertanyaan tentang
jenis, sifat, karakter serta teknik
a. Sikap
(spiritual dan
sosial)
Observasi
(jurnal)
b. Pengetahuan
Tes tertulis
c. Keterampilan
Kinerja
16 JP 1. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
akaryaSMP/MTsK
elasVIISemester1
BukuGuru.
Jakarta:
KementerianPendi
dikan dan
Kebudayaan.
2. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
akarya
SMP/MTsKelasVI
IBukuSiswa.Keme
nterian
Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran *Nilai
Karakter Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
pengolahan kertas dan plastik
yang tidak di pahami.
Memilih dan menentukan jenis
bahan dan teknik pengolahan
Mengomunikasikan hasil
pemilihan bahan dan teknik
pengolahan 3.3 Memahami rancangan
pembuatan,penyajian dan
pengemasan bahanpangan buah
segar menjadimakanan dan
minuman yang adadi wilayah
setempat
4.3 Mengolah bahan pangan buah segar
menjadi makanan dan minuman
sesuai pengetahuan rancangan dan
bahan yang ada di wilayah setempat
Pengolahan Bahan Pangan
Sayuran Menjadi Makanan
Dan Minuman Kesehatan
Pengertian sayuran
Klarifikasi sayuran
Kandungan dan manfaat
sayuran
Teknik pengolahan
Tahapan pembuatan/
pengolahan makanan dan
minuman
Jujur,
Disiplin ,
Mandiri,
Rasa ingin
tahu, pedui
lingkungan,
kerjasama
Mengamati jenis bahan dan alat
pengolahan di wilayah setempat
dari berbagai sumber
Membuat pertanyaan tentang cara
mengolah dan mengemas hasil
olah sayuran
Membuat rancangan kebutuhan
alat dan bahan serta teknik
pengolahan
Mengolah sayuran menjadi
makanan dan minuman kesehatan
, mengemas dan menyajikan
Mengevaluasi dan melaporkan
proses dan hasil pengolahan.
a. Sikap
(spiritual dan
sosial)
Observasi
(jurnal)
b. Pengetahuan
Tes tertulis
c. Keterampilan
Kinerja
8 JP 1. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
akaryaSMP/MTsK
elasVIISemester1
BukuGuru.
Jakarta:
KementerianPendi
dikan dan
Kebudayaan.
2. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
akarya
SMP/MTsKelasVI
IBukuSiswa.Keme
nterian
Pendidikan dan
Kebudayaan. 3.4 Memahami rancangan
pengolahan,penyajian, dan
pengemasan bahanhasil samping
sayuran menjadiproduk pangan
yang ada di wilayahsetempat
Pengolahan Bahan Pangan
Hasil Samping Sayuran
Menjadi Produk Pangan
Kandungan dan manfaat dari
Jujur,
Disiplin ,
Mandiri,
Rasa ingin
tahu, pedui
Mengamati jenis bahan dan alat
pengolahan di wilayah setempat
dari berbagai sumber
Membuat pertanyaan tentang cara
a. Sikap
(spiritual dan
sosial)
8 JP 1. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran *Nilai
Karakter Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
4.4 Mengolah, menyaji dan
mengemasbahan hasil samping
sayuranmenjadi produk pangan
yang adadi wilayah setempat
bagian hasil samping sayuran
Teknik pengolahan
Tahapan
pembuatan/pengolahan
produk pangan
Pengertian hasil samping
sayuran
lingkungan,
kerjasama
mengolah dan mengemas hasil
samping pengolahan sayuran
Membuat rancangan kebutuhan
alat dan bahan serta teknik
pengolahan
Mengolah hasil samping menjadi
produk pangan, mengemas , dan
menyajikan
Mengevaluasi dan melaporkan
proses dan hasil pengolahan.
Observasi
(jurnal)
b. Pengetahuan
Tes tertulis
c. Keterampilan
Kinerja
akaryaSMP/MTsK
elasVIISemester1
BukuGuru.
Jakarta:
KementerianPendi
dikan dan
Kebudayaan.
2. Suci Paresti, Dewi
Sri Handayani
Nuswantari, Erny
Yuliani, dan Indra
Samsudin.2017.Pr
akarya
SMP/MTsKelasVI
IBukuSiswa.Keme
nterian
Pendidikan dan
Kebudayaan.
Makassar, 07 Januari 2019
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 5 Makassar Guru Mata Pelajaran
FIRMAN S.Pd. M.Pd Dra Hj MARJUNI NIP. 19710228 199702 1 003 NIP. 19650517 199003 2 008
RIWAYAT HIDUP
Rahima Muhtar lahir di Siwa pada tanggal 5 November
1978. Anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan
ayahanda Alm. Muhtar dan ibunda Hj St. Burhani.
Penulis merupakan istri dari Sirajuddin, S.Sos. M.Si., dan
dikaruniai dua orang anak yakni Rintis Wira Hadi dan
Alya Rezky Handayani. Jenjang pendidikan formal yang
ditempuh, Sekolah Dasar di SDN. 182 Siwa, tamat pada tahun 1990, kemudian
penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Siwa, tamat pada tahun 1993.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri Pitumpanua, tamat pada tahun
1996. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan
Pendidikan Seni Rupa. Selain itu, Sejak tahun 2000 sampai sekarang penulis
merupakan seorang guru di SMP Negeri 5 Makassar. Di akhir studinya penulis
menyusun skripsi dengan judul “Proses Berkreasi Seni Kriya dengan Memanfaatkan
Limbah Anorganik (Kain Perca) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Makassar”.