3
Proses Identifikasi Jenazah Proses identifikasi tehadap jenazah adalah proses pengungkapan jati diri atau pengenalan dari jenazah yang ditemukan untuk mengetahui dan mengembalikan jenazah tersebut terhadap anggota keluarganya. Dalam melakukan identifikasi terhadap jenazah, diperlukan beberapa benda yang bersifat penting untuk menentukan siapa jati diri si jenazah tersebut. Benda yang masuk dalam proses identifikasi tersebut dinamakan identifier. Identifier dalam proses identifikasi jenazah, dikelompokkn ke dalam 2 bagian, yaitu identifier primer dan identifier sekunder. Identifier primer meliputi sidik jari (fingerprints), sidik DNA, dan data gigi geligi (dental records). Sedangkan identifier sekunder, yaitu : medis (medical), kepemilikan(property) , dokumentasi (photography) Prinsip identifikasi adalah dengan membandingkan antara data korban sebelum meninggal dunia (antemortem) dengan data korban setelah meninggal dunia (postmortem). Korban teridentifikasi secara ilmiah jika telah terpenuhi minimal salah satu identifier primer baik atau tanpa disertai identifier sekunder, atau telah terpenuhi minimal dua identifier sekunder.

Proses Identifikasi Jenazah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

forensik

Citation preview

Proses Identifikasi JenazahProses identifikasi tehadap jenazah adalah proses pengungkapan jati diri atau pengenalan dari jenazah yang ditemukan untuk mengetahui dan mengembalikan jenazah tersebut terhadap anggota keluarganya. Dalam melakukan identifikasi terhadap jenazah, diperlukan beberapa benda yang bersifat penting untuk menentukan siapa jati diri si jenazah tersebut. Benda yang masuk dalam proses identifikasi tersebut dinamakan identifier. Identifier dalam proses identifikasi jenazah, dikelompokkn ke dalam 2 bagian, yaitu identifier primer dan identifier sekunder. Identifier primer meliputi sidik jari (fingerprints), sidik DNA, dan data gigi geligi (dental records). Sedangkan identifier sekunder, yaitu : medis (medical), kepemilikan(property) , dokumentasi (photography)Prinsip identifikasi adalah dengan membandingkan antara data korban sebelum meninggal dunia (antemortem) dengan data korban setelah meninggal dunia (postmortem). Korban teridentifikasi secara ilmiah jika telah terpenuhi minimal salah satu identifier primer baik atau tanpa disertai identifier sekunder, atau telah terpenuhi minimal dua identifier sekunder.

Analisis SkenarioDari tanda-tanda yang ditemukan pada korban tersebut kita dapat menentukan sebab-sebab kematianya. Misalnya ciri pada korban yang sudah mengalami pembengkakan, mengeluarkan aroma busuk, dan ditemukan belatung pada bagian tubuh jenazah. Hal tersebut menunjukkan bahwa korban meninggal di atas seminggu yang lalu. Ini karena belatung akan muncul setelah mereka berada dalam bentuk telur sekitar minimal 9 hari setelahnya. Ciri lainnya adalah adanya kaki yang berwarna putih mengkilap dan berbau tengik yang dapat dikatakan sebagai penanda adiposure. Adiposure muncul sekitar minimal seminggu setelah kematian, namun kebanyakan bahkan muncul lebih dari seminggu. Selain itu, buih halus bercampur darah yang keluar dari mulut korban juga bisa mengindikasikan bahwa jenazah tersebut adalah korban tenggelam dalam air asin/ air laut. Namun, diperlukan lagi proses identifikasi lebih lanjut untuk mengungkap jati diri korban tersebut. Misalnya dengan melakukan anamnesis terhadap kedua pihak yang mengklaim jenazah tesebut. Anamnesis disini dilakukan dengan menanyakan ciri-ciri dari orang yang mereka maksud, dan kemudian dicocokkan dengan ciri dari jenazah itu sendiri. Atau mudahnya dilakukan dengan menanyakan identifier sekunder kepada pihak-pihak pengklaim. Jika ada minimal 2 dari identifier sekunder terpenuhi dari jawaban satu pihak, maka benar jenazah tersebut adalah anggota keluarga mereka.

Sumber :Apuranto, H. & Hoediyanto. (2008). Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal, ed. 4. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga : Surabaya.