Upload
truongdat
View
267
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
PROSES KREATIF
KARYA SINEMATOGRAFI
FILM PENDEK “ ROCK N’ ROLL KOMIK “
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
FX. HERY FILIMON
NIM : 004114021
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Bukankah hidup ini perjuangan,
Dan siapa linglung harus digulung.
Dan orang yang linglung termasuk golongan
yang tidak berani berontak dan menuntut.
(Pramoedya Ananta Toer)
Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Bunda Maria, Pelindungku
Alm. Mama Theodora
Papa Yustus One
Kakak-kakak dan adik-adikku tercinta
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dengan baik. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akhir
dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia,
Universitas Sanata DharmaYogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
terselesainya tugas akhir ini, yaitu :
1. S.E. Peni Adji, S.S., M. Hum. sebagai dosen pembimbing I, terima kasih
atas segala bimbingan, masukan, dan semangat yang selalu diberikan pada
saya agar segera menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Drs. B. Rahmanto, M. Hum. sebagai dosen pembimbing II, terima kasih
telah meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
3. Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum., Drs. Ari Subagyo, M. Hum., Drs. Heri
Antono, M. Hum., Drs. FX. Santosa, S.U., Drs. Heri Santoso, M. Hum.,
Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum., Dra. Tjandrasih, M. Hum., dan semua
dosen Sastra Indonesia yang belum saya sebutkan, terima kasih atas segala
kesabaran kalian dalam membimbing saya selama menempuh pendidikan
di Sastra Indonesia.
v
4. Buat Papa Yustus One, terima kasih atas doa, dukungan, kesabaran, dan
pengorbanannya selama ini untuk terus menyekolahkanku. Buat (Alm)
Mama Theodora yang sudah dulu merdeka, terima kasih atas doa dan
kasih sayangmu selama ini. Semoga Mama bahagia melihat semua ini.
Buat kakak-kakak dan adik-adikku, keceriaan kalian yang membuatku
tetap semangat.
5. Gendutku, terima kasih atas segala kesabaran, cinta, dan dukungannya
untuk tetap memberiku semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
Akhirnya kita berhasil melewati semua ini !!
6. Para kru, pemain, dan pendukung Film “Rock N’ Roll Komik” : Mas Pras,
Mbak Ina, Rosa, Miko, Iwank, Cosy, Gurid, Baskoro, Yusron, Hanif,
Heru, Lutfi, Purna, Andre, Tiara, Gintani, Mia, Pak Gandung, Bude
Wiwik, Sie “Z”, Yellow Teeth Comik, Kornchonk Chaos, Night Lover,
Bentara Budaya, Jogja National Museum, FKY 2008, Kedai 3 Ceret,
Hollahop Bimbel, Hetero Desain, Roof Store, Ndalem Gamelan, Toko
Buku “Betania”, Kios Buku “Shooping”, Bernas, Foto Copy Amalia
Nitiprayan, dan semua yang mendukung proses pembuatan film ini yang
tak bisa disebutkan satu per satu, tanpa kalian semua film ini tak mungkin
terwujud. Terima kasih sobat !!
7. Teman-temanku di Bengkel Sastra khususya Cindil (Hendra Sigalingging)
terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya. Bagi semua sobatku
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas
vi
kebersamaannya selama di bangku kuliah. Tetap semangat, kehidupan
keras !!
8. Untuk teman-temanku di rumah kontrakan Kledokan khususnya Topik dan
Wiwid, terima kasih atas bantuannya selama ini sehingga aku bisa
menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat waktu.
9. Terima kasih pula untuk saudaraku Bily dan Bunda Lince di Denpasar
Bali, berkat doa kalian aku bisa melewati semua ini dengan lancar.
10. Semua karyawan di Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas
pelayanannya selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, segala saran dan kritik dari berbagai pihak akan penulis terima dengan
senang hati dan harapan dapat lebih meningkatkan serta meyempurnakan tugas
akhir ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 5 September 2008
Penulis
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang telah saya
tulis ini adalah hasil inspirasi dan imajinasi saya sendiri. Saya tidak mengutip
hasil karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan, daftar pustaka,
sebagaimana layaknya membuat karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 September 2008
Penulis
(FX. Hery Filimon)
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : FX. Hery Filimon
Nomor Mahasiswa : 004114021
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PROSES KREATIF KARYA SINEMATOGRAFI
FILM PENDEK “ROCK N’ ROLL KOMIK"
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 September 2008
Yang menyatakan,
( FX. Hery Filimon )
ix
ABSTRAK
Filimon, FX. Hery. 2008. Proses Kreatif Karya Sinematografi Film Pendek “Rock N’ Roll Komik”. Tugas Akhir Strata 1 (S-1). Yogyakarta : Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Tugas Akhir ini merupakan karya sinematografi yang mendeskripsikan proses kreatif pembuatan film pendek yang berjudul “Rock N’ Roll Komik” yang merupakan karya penulis sendiri. Tujuan dari tugas akhir ini memaparkan proses pembuatan karya sinematografi dari tahap praproduksi, produksi, dan pascaproduksi, hingga menjadi sebuah karya film. Dalam proses pembuatan karya sinematografi ini penulis menempuh beberapa tahap antara lain (1) tahap praproduksi seperti penulisan skenario, pembentukan tim produksi atau kru, perekrutan pemain, hunting lokasi, pembuatan storyboard, pembuatan desain tata artistik, (2) tahap produksi seperti tata artistik (setting, properti, kostum, dan tat arias), shooting film, tata cahaya dan suara, dan (3) tahap pascaproduksi seperti proses editing gambar, editing suara, dan tata musik. Film “Rock N’ Roll Komik” mengisahkan perjalanan seorang komikus muda bernama Iwank dalam memperjuangkan hidup dan mewujudkan obsesinya menjadi komikus terkenal. Pecinta musik Rock N’ Roll ini, berusaha membiayai kuliah dan kehidupannya sendiri sejak dari bangku kuliah hingga berhasil menyelesaikan studinya. Obsesi Iwank menjadi komikus terkenal sudah tersimpan sejak kuliah hingga akhirnya ia mengorbitkan sendiri komik-komiknya. Namun, Iwank tidak puas karena selama ini komik-komiknya hanya dikenal oleh sebagian orang saja. Iwank pun mulai menawarkan komiknya ke penerbit-penerbit tetapi usahanya selalu gagal. Meskipun begitu, Iwank tetap berusaha mencari uang agar bisa memproduksi komik-komiknya sendiri, mulai dari menjadi loper koran, ngeband, mengikuti pameran, mengisi workshop komik, dan membuka stan komik bersama teman-temannya. Dibalik perjuangan Iwank tersebut selalu diwarnai dengan masalah yang pada akhirnya berujung pada kekecewaan yang mendalam. Kegagalannya dalam memasukkan komiknya ke penerbit justru membuat Iwank sadar bahwa keberhasilannya ada di tangannya sendiri. Akhirnya Iwank berjuang sendiri memproduksi dan mengorbitkan komik-komiknya hingga masyarakat luas mengetahui karya si Rock N’ Roll Komik. Setelah melewati keseluruhan proses pembuatan film, hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah (a) sebuah film pendek yang berjudul “Rock N’ Roll Komik” yang dikemas dalam bentuk vcd dan dvd, (b) sebuah laporan tugas akhir sebagai pertanggung jawaban sebuah karya film yang isinya mendeskripsikan proses pembuatan karya sinematografi yang telah dilaksanakan. Pada akhirnya penulis menarik kesimpulan bahwa film merupakan perpaduan dari unsur bahasa dan seni. Sebuah film tidak dapat diukur dari besar kecilnya modal dan canggih tidaknya peralatan yang digunakan, tetapi lebih pada
x
kekreativitasan dalam pembuatan film yaitu bagaimana tim kreatif mewujudkan sebuah skenario cerita menjadi sebuah film yang sangat artistik. Oleh karena itu, dalam membuat film perlu ditunjang pula sumber daya manusia atau kru yang berkualitas sehingga mampu mengatasi segala keterbatasan dengan ide-ide kreatif mereka.
xi
ABSTRACT
Filimon, FX. Hery. 2008. Creative Process Of The Short Film Cinematography
Of “Rock N’ Roll Komik” film. Final Test Of 1st Strata (S-1). Yogyakarta: Indonesian Literature Study Program Of Literature Faculty, Sanata Dharma University.
This final test is a cinematography masterpiece of a short film named
“Rock ‘N Roll Komik”. It describes the creative process of the author in Rock ‘N Roll Komik film project. This project is created to describe the process of creating a cinematography masterpiece in pre-production phase, production phase, after-production phase, and finally when it resulted as a film. In creating this project, the writer tried to follow some phases which contained of (1) pre-production phase where the writer made the scenario, grouped the production crew, casting, location hunting, storyboard making, artistic arranging design making, (2) production phase like artistic arranging (setting, property, costum, and make up), film shooting, lighting and sound system, and (3) after-production phase which contained the processes of pictures editing, sound editing, and music arranging. The short film of “Rock ‘N Roll Komik” tells us about the life of Iwank, a comic writer, in fighting his life and existence his obsession to be a well known comic writer. This Rock n’ Roll music lover, try to pay his study and his life up to succeed finished his study. Iwank’s obsession to be a well known comic writer had kept since he was studied up to produce his comic by himself. In spite of that, Iwank is not satisfied because the whole of time, his comic only be known by some of the people. Iwank start offer his comic for publishers but his work always fail. More the less, Iwank fixed try to looking for some money to produce his comics himself such as newspaper seller, music performance, follow some exhibition, comics workshop, and stand opening of comics with his friends together. Behind Iwank’s strunggle, coloured some trouble that finally end to deepen disappointed. His failure to bring in his comics to publishers exactly make Iwank realize that his successful can be reach only by himself. Finally Iwank try produce his comics by himself up to much of the people know of a Rock N’ Roll Comic writer’s labour. Following all these phases, the author could find some results; (a) the short film of “Rock ‘N Roll Komik” in VCD and DVD form, (b) a report for the final test of re-describing the creating of cinematography masterpiece. In the end of these forewords, the author conclude that film is a combination of language and arts. A film could not be measured in it’s main capital and how sophisticated the shooting set. It is exactly depended in the creativity of the film crew in reforming a film scenario to become an artistic film. In other words, creating a film needs the high quality crew to eliminate all of the limited ideas with their creative ideas.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………. Ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI………………………………...... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………… iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………. viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.. ix
ABSTRAK…………………………………………………………………... x
ABSTRACT………………………………………………………………….. xii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xvii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………….... 4
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………. 4
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 4
1.5 Landasan Teori …………………………………………………… 5
1.5.1 Sinematografi……………………………………………….. 5
1.5.2 Skenario…………………………………………………….. 6
1.5.3 Sutradara…………………………………………………….. 7
1.5.4 Produser dan Modal………………………………………… 7
1.5.5 Storyboard…………………………………………………… 9
1.5.6 Penata Fotografi dan Juru Kamera………………………….. 10
1.5.7 Tata Artistik………………………………………………… 13
1.5.8 Tata Suara…………………………………………………… 16
xiii
1.5.9 Tata Cahaya…………………………………………………. 17
1.5.10 Editing……………………………………………………… 18
1.5.11 Tata Musik…………………………………………………. 19
1.5.12 Pemeran…………………………………………………….. 21
1.6 Sistematika Penyajian…………………………………………….. 22
1.7 Jadwal Kegiatan…………………………………………………… 23
BAB II RENCANA KEGIATAN
PEMBUATAN FILM PENDEK“ROCK N’ ROLL KOMIK”…. 24
2.1 Skenario…………………………………………………………… 24
2.2 Sutradara dan Produser……………………………………………. 27
2.3 Modal……………………………………………………………... 28
2.4 Hunting Lokasi……………………………………………………. 28
2.5 Storyboard………………………………………………………… 29
2.6 Penata Fotografi dan Juru Kamera………………………………... 30
2.7 Penata Artistik…………………………………………………….. 31
2.7.1 Setting………………………………………………………... 31
2.7.2 Properti……………………………………………………… 32
2.7.3 Tata Rias atau Make Up……………………………………. 32
2.7.4 Kostum……………………………………………………... 33
2.8 Tata Cahaya dan Suara……………………………………………. 33
2.9 Proses Editing……………………………………………………... 35
2.9.1 Editing Gambar……………………………………………… 35
2.9.2 Editing Suara………………………………………………... 36
2.9.3 Tata Musik………………………………………………….. 37
2.10 Pemeran…………………………………………………………... 38
xiv
BAB III HASIL KEGIATAN
FILM PENDEK “ROCK N’ ROLL KOMIK”………………….. 40
3.1 Skenario…………………………………………………………… 40
3.2 Sutradara dan Produser……………………………………………. 54
3.3 Modal……………………………………………………………… 59
3.4 Storyboard………………………………………………………… 60
3.5 Hunting Lokasi……………………………………………………. 61
3.6 Penata Fotografi dan Juru Kamera………………………………… 65
3.7 Penata Artistik…………………………………………………….. 75
3.7.1 Setting………………………………………………………… 75
3.7.2 Properti………………………………………………………. 77
3.7.3 Tata Rias dan Kostum……………………………………….. 78
3.8 Tata Cahaya dan Suara…………………………………………….. 83
3.9 Proses Editing……………………………………………………… 88
3.9.1 Editing Gambar……………………………………………… 88
3.9.2 Editing Suara………………………………………………… 93
3.9.3 Tata Musik…………………………………………………… 95
3.10 Pemeran…………………………………………………………… 98
3.10.1 Tokoh Iwank (Tokoh Utama)………………………………. 99
3.10.2 Tokoh Cosy alias Kenthut (Tokoh Pembantu)…………… 102
3.10.3 Tokoh Gudir (Tokoh Pembantu)…………………………. 104
3.10.4 Tokoh Tejo (Tokoh Pembantu)…………………………… 106
3.10.5 Tokoh Editor I (Tokoh Pembantu)……………………….. 107
3.10.6 Tokoh Penjaga Distro (Tokoh Pembantu)………………... 108
3.10.7 Tokoh Editor II (Tokoh Pembantu)………………………. 110
3.10.8 Tokoh Pelanggan Koran I, Pelanggan Koran II,
Pelanggan Koran III, Pengunjung Pameran, Pemilik
Kios Foto Copy, Pelanggan Koran dan Komik, Para
Peminat Komik. (Tokoh Figuran/
Tokoh Pendukung)............................................................. 111
xv
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………….. 116
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………… 116
4.2 Saran ……………………………………………………………. 118
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 120
LAMPIRAN………………………………………………………………… 121
1. Skenario Awal………………………………………………………... 121
2. Skenario Akhir……………………………………………………….. 141
3. Contoh Storyboard…………………………………………………… 164
4. Contoh Gambar Desain Kostum……………………………………... 167
5. Contoh Gambar Desain Setting………………………………………. 169
6. Contoh Jadwal Shooting……………………………………………… 171
7. Contoh Catatan Scene……………………………………………….. 172
8. Sinopsis……………………………………………………………….. 174
BIOGRAFI PENULIS ……………………………………………………. 178
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 dan 2. Sutradara memberi arahan kepada kameramen……………… 54
Gambar 3 dan 4. Sutradara memberi arahan pada pemeran saat shooting
di Jalan Kapas dan kost Iwank………………………………… 55
Gambar 5 dan 6. Contoh screen direction pada adegan di stasiun…………… … 56
Gambar 7. Contoh adegan Iwank saat memandangi mural di pinggir jalan…… 57
Gambar 8. Sutradara dan kru saling sharing saat break shooting……………….. 58
Gambar 9. Sutradara memantau kerja editor saat proses editing……………….. 58
Gambar 10. Lokasi pada adegan Iwank memandangi mural,
diambil di Jalan Gamelan……………………………………………. 62
Gambar 11. Lokasi di depan kantor penerbitan I, diambil di depan
Cozy.Com Internet…………………………………………………… 62
Gambar 12. Lokasi di angkringan, diambil di Kedai 3 Ceret Nitiprayan……… 62
Gambar 13. Lokasi di tempat cucian kost Iwank, diambil di rumah
Kontrakan Nitiprayan………………………………………………… 62
Gambar 14 dan 15. Penata fotografi sedang mencari the best angle untuk
adegan di taman kost…………………………………………… 65
Gambar 16 dan 17. Contoh hasil foto the best angle untuk pengambilan
gambar………………………………………………………….. 66
Gambar 18, 19, 20, dan 21. Kameramen saat mengambil gambar……………… 67
Gambar 22. Handycam Mini DV…………………………………………………… 67
Gambar 23. Clapper………………………………………………………………… 67
Gambar 24. Monitor TV…………………………………………………………….. 68
Gambar 25. Tripod…………………………………………………………………... 68
Gambar 26. Contoh gerak zoom in…………………………………………………. 68
Gambar 27. Contoh gerak zoom out………………………………………………... 68
Gambar 28. Contoh gerak pan shot kamera dari kanan ke kiri (pan right)…….. 69
Gambar 29. Contoh gerak tilt shot, kamera dari bawah ke atas (tilt down)……… 69
Gambar 30. Contoh gerak tracking kamera mundur……………………………... 69
Gambar 31. Contoh gerak follow through kamera mengikuti gerak pemeran…. 70
xvii
Gambar 32. Contoh extreme long shot……………………………………………… 71
Gambar 33. Contoh long shot……………………………………………………… 71
Gambar 34. Contoh medium long shot……………………………………………... 71
Gambar 35. Contoh medium shot…………………………………………………. 71
Gambar 36. Contoh medium close up. …………………………………………… 72
Gambar 37. Contoh close up...................................................................................... 72
Gambar 38. Contoh big close up………………………………………………… .. 72
Gambar 39. Contoh extreme close up……………………………………………… 72
Gambar 40 dan 41. Contoh two shot.………………………………………………. 73
Gambar 42. Contoh low angle. …………………………………………………….. 73
Gambar 43. Contoh high angle…………………………………………………….. 73
Gambar 44. Contoh straight angle…………………………………………………. 74
Gambar 45. Pencatat Adegan ……………………………………………………… 75
Gambar 46. Petugas Clapper………………………………………………………. 75
Gambar 47 dan 48. Penata artistik sedang menyeting taman di kost Iwank…… 76
Gambar 49, 50, 51, 52, 53, dan 54. Contoh properti dalam film pendek
“Rock N’ Roll Komik”……………………... 78
Gambar 55. Penata rias saat merias pemeran…………………………………… 78
Gambar 56, 57, 58, dan 59. Contoh kostum yang dikenakan tokoh Iwank
dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”……… 80
Gambar 60. Contoh kostum Iwank dan Cosy pada adegan malam hari………. 80
Gambar 61 dan 62. Contoh kostum tokoh Cosy dan tokoh Pelanggan
Koran II dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”……… 81
Gambar 63. Contoh kostum tokoh Editor I pada film pendek
“Rock N’ Roll Komik”………………………………………………. 82
Gambar 64. Contoh kostum tokoh Iwank pada adegan manggung
bersama bandnya…………………………………………………….. 82
Gambar 65. Peralatan untuk perekaman suara…………………………………… 84
Gambar 66. Perekam suara (sound recordist) sedang merekam
suara dengan tape recorder. ………………………………………… 85
Gambar 67. Boom person sedang mengarahkan mic ke pemeran……………….. 85
Gambar 68 dan 69. Lampu 400 watt, kabel, dan styrofoam (gabus putih)
sebagai peralatan lighting........................................................... 86
Gambar 70 dan 71. Contoh lighting saat shooting.................................................... 87
xviii
Gambar 72 dan 73. Contoh cahaya dari samping atas............................................. 87
Gambar 74 dan 75. Editor saat mengedit film pendek “Rock N’ Roll Komik”… 88
Gambar 76. Contoh tampilan di layar komputer program
Adobe Premiere Pro 2.0……………………………………………… 89
Gambar 77. Contoh cut to. ………………………………………………………… 90
Gambar 78. Contoh dissolve………………………………………………………… 90
Gambar 79. Contoh fade to black ………………………………………………… 92
Gambar 80. Contoh fade to white. ………………………………………………… 92
Gambar 81. Contoh fade in………………………………………………………… 92
Gambar 82. Contoh sebelum diberi efek warna coklat…………………………… 93
Gambar 83. Contoh sesudah diberi efek warna coklat…………………………… 93
Gambar 84. Tampilan audio track pada program Adobe Audition…………… .. 93
Gambar 85. Tampilan Noise Reduction pada Adobe Audition 2.0……………….. 94
Gambar 86. Tampilan Graphic Equalizer pada Adobe Audition 2.0…………… 95
Gambar 87 dan 88. Erwan Hersi Susanto, S.Sn. sebagai Iwank dalam
film pendek “Rock N’ Roll Komik”……………………….. 99
Gambar 89 dan 90. Fitrilia Wulansari, S.Sn. sebagai Cosy alias Kenthut
dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”............................. 102
Gambar 91. Erfianto Wardhana sebagai Gudir dalam film pendek
“Rock N’ Roll Komik”………………………………….................... 104
Gambar 92 dan 93. Baskoro Latu Anurogo, S.Sn. sebagai Tejo dalam
film pendek “Rock N’ Roll Komik”....................................... 106
Gambar 94. Prasasti Raden, S.Sn. sebagai Editor I dalam
“Rock N’ Roll Komik”………………………………………………. 107
Gambar 95. Tiara sebagai Penjaga Distro dalam film pendek
“Rock N’ Roll Komik”………………………………………………. 109
Gambar 96. Jatmiko Indro Kusno sebagai Editor II dalam film pendek
“Rock N’ Roll Komik”........................................................................ 110
Gambar 97. Muh. Yusron Nur Wijaya sebagai Pelanggan koran I
dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”...................................... 111
Gambar 98 dan 99. Ibu Wiwik sebagai Pelanggan koran II dalam
film pendek “Rock N’ Roll Komik”........................................ 112
xix
Gambar 100 dan 101. Gintani, Mia, Pak Gandung sebagai Pengunjung Pameran
dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”....................... 113
Gambar 102. Pak Nardi sebagai Pemilik Kios Foto Copy dalam
film pendek “Rock N’ Roll Komik”................................................. 114
Gambar 103. Sie “Z”, S.Sn. sebagai Pelanggan Koran dan Komik
dalam “Rock N’ Roll Komik”.......................................................... 114
Gambar 104. Lilo, Dian, Joni, Aris sebagai Peminat Komik di
kalangan anak-anak dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” .. 115
Gambar 105. Lutfi, Purna, Andre sebagai Pemi nat Komik di
kalangan remaja dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”........ 115
Gambar 106 dan 107 . Ani Astari dan Heru sebagai Peminat Komik di
kalangan mahasiswa dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”.... 115
Gambar 108. Hanifuddin, S.H. sebagai Peminat Komik di kalangan
pegawai kantoran dalam film pendek “Rock N’ Roll komik”....... 115
xx
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan film cerita di Indonesia saat ini sangat pesat. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya peserta festival film yang setiap tahun hadir meramaikan
kegiatan perfilman Indonesia. Belakangan ini, pergerakan komunitas film yang
telah menyusup hingga ke pelosok Indonesia makin terasa kuat dan tak
terpatahkan. Saat ini, banyak ruang-ruang alternatif yang dengan sukarela
menyediakan tempat mereka secara gratis bagi para film maker muda yang ingin
memutar karya mereka dan membuka forum diskusi dengan para penonton secara
langsung.
Para pembuat film juga terkadang hanya bermodal kenekatan. Walau
hanya berbekal video kamera, dan komputer sebagai alat editing, mereka berani
memproduksi film. Dalam penilaian sebuah karya, mutu film-film tersebut
memang kadang tidak memenuhi standar kriteria sebuah film yang baik dan
benar. Namun bukankah segalanya bermula dari impian dan semangat untuk
mewujudkannya ? (Darmawan, 2007)
Hal di atas menunjukkan animo dalam dunia perfilman Indonesia saat ini
sangat berkembang, bahkan sekelas film indie sekalipun. Para film maker muda
sangat antusias mengikuti beragam festival film indie yang dilakukan oleh instansi
yang bergelut dalam perfilman. Hal ini menunjukkan bahwa dunia perfilman saat
ini mulai berada pada tempat yang wajib diapresiasikan, bukan lagi sekadar seni
yang hanya kejar tayang. Kekreativitasan dalam pembuatan film sangat dihargai
2
saat ini. Film yang diapresiasikan tidak lagi berpatok pada film layar lebar atau
film kolosal yang memakan biaya yang kolosal juga tentunya. Saat ini, banyak
kantong-kantong perfilman yang menyediakan tempat bagi pemula atau yang
belum mendapat nama dalam dunia perfilman untuk mempresentasikan
kreativitasnya dalam sebuah film. Dengan kata lain, bagi pembuat film “kecil-
kecilan” dituntut untuk tidak minder, karena film apapun itu saat ini pantas untuk
dihargai.
Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk membuat suatu
karya sinematografi yang diwujudkan dalam sebuah film pendek yang berdurasi
sekitar 38 menit dengan judul “Rock N’ Roll Komik” untuk memenuhi tugas
akhir perkuliahan.
Faktor lain yang mendukung pembuatan film ini yaitu secara kurikulum
Sastra Indonesia memberi peluang untuk menghasilkan karya sinematografi.
Beberapa mata kuliah mendukung pembuatan film ini secara langsung seperti
Penulisan Skenario Radio, TV, dan Film, Penulisan Drama, Penulisan Iklan,
Drama Indonesia, dan Pementasan Ekspresi Sastra. Hal ini ditambah dengan mata
kuliah yang membantu secara tidak langsung seperti Analisis Drama Indonesia
dan Penulisan Resensi.
Film merupakan bahasa yang disajikan melalui gambar dan suara oleh
pembuatnya. Tema-tema yang diangkat dalam sebuah film biasanya berangkat
dari sebuah fiksi maupun realitas yang ada dalam hidup si pembuat film tersebut.
Hasil refleksi seseorang akan sebuah realitas yang terjadi dalam hidupnya, juga
dapat dijadikan sebagai ide dasar dalam pembuatan sebuah film, contohnya dalam
3
film pendek yang berdurasi sekitar 38 menit dengan judul “Rock N’ Roll Komik”
ini.
Film “Rock N’ Roll Komik” mengisahkan perjalanan seorang komikus
muda bernama Iwank dalam memperjuangkan hidup dan mewujudkan obsesinya
menjadi komikus terkenal. Pecinta musik Rock N’ Roll ini, berusaha membiayai
kuliah dan kehidupannya sendiri sejak dari bangku kuliah hingga berhasil
menyelesaikan studinya. Obsesi Iwank menjadi komikus terkenal sudah tersimpan
sejak kuliah hingga akhirnya ia mengorbitkan sendiri komik-komiknya. Namun,
Iwank tidak puas karena selama ini komik-komiknya hanya dikenal oleh sebagian
orang saja. Iwank pun mulai menawarkan komiknya ke penerbit-penerbit tetapi
usahanya selalu gagal. Meskipun begitu, Iwank tetap berusaha mencari uang agar
bisa memproduksi komik-komiknya sendiri, mulai dari menjadi loper koran, main
band, mengikuti pameran, mengisi workshop komik, dan membuka stan komik
bersama teman-temannya. Segala permasalahan Iwank dan perjuangannya dalam
mewujudkan obsesinya itulah yang akan diangkat dalam film ini.
Tema dari film pendek “Rock N’ Roll Komik” ialah semangat dan
berjuang dalam berkarya. Dasar dari gagasan atau ide cerita film “Rock N’ Roll
Komik” sendiri diangkat dari kehidupan seorang komikus independent yang
berjuang mengorbitkan sendiri komik-komiknya hingga akhirnya berhasil
mengangkat komik-komik kemanusiaannya dalam masyarakat dengan tetap
mempertahankan idealismenya dalam berkarya. Hal inilah yang menjadi ide
penulis untuk membuat suatu karya sinematografi yang diwujudkan dalam sebuah
film pendek yang berdurasi sekitar 38 menit dengan judul “Rock N’ Roll Komik”.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: bagaimana menghasilkan karya sinematografi
melalui (1) tahap praproduksi seperti penulisan skenario, pembentukan tim
produksi, perekrutan pemain, hunting lokasi, pembuatan storyboard, pembuatan
desain tata artistik, (2) tahap produksi seperti tata artistik (setting,, properti, tata
rias, dan kostum), pengambilan gambar, tata suara, tata cahaya, dan (3) tahap
pascaproduksi yaitu proses editing (editing gambar dan editing suara), tata musik,
sampai dengan menghasilkan sebuah film pendek “Rock N’ Roll Komik” ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan tugas
akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut: menghasilkan karya sinematografi
melalui (1) tahap praproduksi seperti penulisan skenario, pembentukan tim
produksi, perekrutan pemain, hunting lokasi, pembuatan storyboard, pembuatan
desain tata artistik, (2) tahap produksi seperti tata artistik (setting, properti, tata
rias dan kostum), pengambilan gambar, tata suara, tata cahaya, dan (3) tahap
pascaproduksi yaitu proses editing (editing gambar dan editing suara), tata musik,
sampai dengan menghasilkan sebuah film pendek “Rock N’ Roll Komik”.
1.4 Manfaat
Hasil pembuatan karya sinematografi ini bermanfaat bagi perkembangan
sinematografi itu sendiri. Dengan adanya pembuatan film pendek “Rock N’ Roll
5
Komik” ini kita dapat mengetahui tahap dan proses pembuatan film sampai
akhirnya menghasilkan sebuah karya film. Karya ini juga dapat memberi inspirasi
bagi generasi muda yang belum atau telah menggeluti dunia sinematografi. Bagi
Sastra Indonesia sendiri, karya ini dapat menjadi bahan kajian untuk mata kuliah
yang memiliki relevansi dengan film.
1.5 Landasan Teori
1.5.1 Sinematografi
Sinema berasal dari bahasa Yunani yaitu kinematik yang berarti gerak.
Secara harafiah pengertian sinema adalah Cinemathographie yang berasal dari
kata Cinematho yang artinya sama dengan phytos (cahaya) dan graphie berarti
tulisan, gambar, atau citra, sehingga pengertian sinematografi adalah melukis
gerak dengan cahaya. Untuk dapat melukis gerak dengan cahaya, diperlukan alat
khusus yang biasa disebut dengan kamera (http://id.wikipedia.org/wiki/Sinema).
Pada awalnya Thomas Alfa Edison menciptakan kinetoskop pada tahun
1887 dan pada tahun 1895 berkembang menjadi cinematographe, yaitu kamera
yang sekaligus berfungsi sebagai proyektor, yang diciptakan oleh Lumiere
bersaudara. Adanya cinematographe ini menandai dimulainya era pertunjukkan
film untuk orang banyak (Bengkel Film Pemula, 2003).
Film (sinema) merupakan perkembangan dari fotografi yang telah
disempurnakan dan saat ini dikenal dengan istilah gambar hidup atau film. Film
disebut gambar hidup karena film merupakan sebuah rentetan gambar mati yang
berbeda satu dengan yang lain dengan jumlah 24 gambar per 1 detiknya. Maka,
6
ketika rangkaian gambar mati tersebut diputar akan menimbulkan gerakan dari
rangkaian gambar-gambar wajar seperti dalam kenyataan (Sumarno, 1996:2-3).
1.5.2 Skenario
Skenario adalah bentuk tertulis dari cerita atau isi yang terkandung dalam
sebuah film yang berupa rangkaian sekuen dan adegan-adegan namun tidak dalam
rincian yang persis (Sutisno, 1993:70). Skenario film yang disebut screenplay atau
script diibaratkan seperti kerangka bagi manusia. Sebagai sebuah karya tulis,
skenario yang baik dinilai bukan dari enaknya untuk dibaca, melainkan
efektivitasnya sebagai kerangka cerita untuk sebuah film. Dengan demikian,
skenario film harus disampaikan dalam deskripsi-deskripsi visual dan harus
mengandung ritme adegan-adegan serta dialog yang selaras dengan tuntutan
sebuah film (Sumarno, 1996:44).
Penulis skenario adalah orang yang mempunyai keahlian membuat
transkripsi sebuah film alias membuat film dengan bentuk tertulis. Ada pun tugas
penulis skenario yaitu membangun cerita yang menunjukkan perkembangan jalan
cerita yang baik dan logis. Karakterisasi para tokoh terungkap dengan jelas.
Penjabaran gagasan (ide) tertuang dengan jelas melalui jalan cerita, perwatakan,
dan bahasa. Dialog disusun dengan bahasa yang hidup dan sesuai dengan
karakteristik tokoh-tokoh (Sumarno, 1996:50).
7
1.5.3 Sutradara
Sutradara yaitu pemimpin sekaligus penanggung jawab terlaksananya
kegiatan produksi film sehingga menghasilkan sebuah film yang siap tayang
(Sutisno, 1993:21). Tanggung jawabnya meliputi aspek-aspek kreatif, baik
interpretatif maupun teknis dari sebuah produksi film. Selain itu tugas sutradara
tidak hanya mengatur laku pemain di depan kamera dan mengarahkan akting serta
dialog tapi sutradara juga mengontrol posisi kamera beserta gerak kamera, suara,
dan pencahayaan hingga hasil akhir sebuah film (Sumarno, 1996:34).
Dalam pembuatan film, seorang sutradara harus mempunyai wawasan,
keartistikan, serta pengetahuan tentang film, untuk mengontrol film dari awal
produksi (pra produksi), produksi, sampai dengan tahap editing (pasca produksi).
Sutradara juga harus memperhitungkan daya tarik film yang akan disaksikan oleh
penonton karena biaya produksi memerlukan sukses komersial (Sumarno,
1996:36).
1.5.4 Produser dan Modal
Produser sebagai penggerak awal produksi sebuah film atau orang yang
memproduksi sebuah film, bukan membiayai atau menanam investasi dalam
sebuah produksi film. Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim
produksi sesuai tujuan yang ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun
manajemen produksi, sesuai dengan anggaran yang telah disepakati bersama
(Bengkel Film Pemula, 2003).
8
Seorang produser harus memiliki latar belakang pengetahuan maupun
pengalaman yang memadai tentang produksi film. Jenis film yang pernah
ditanganinya akan sangat menentukan keberhasilan sebuah film. Produser juga
mempunyai otoritas membentuk tim kerja. Ia dituntut menjadi orang yang bisa
menyelesaikan masalah dan mampu berdiri sebagai penengah. Oleh karena itu,
sebagai produser harus menguasai benar seluruh tahapan produksi sebuah film
sambil belajar mencari jalan keluar atas masalah-masalah yang mungkin akan
muncul.
Dalam proses pembuatan film seorang produser bertanggung jawab atas
ide, penelitian, penyediaan naskah, pembiayaan, publikasi, kontak luar, dan
perjalanan (Sutisno, 1993:21). Bersama dengan sutradara dia mencari dan
memilih cerita untuk filmnya, penulis skenarionya, pemeran, lokasi, logistik,
peralatan shooting, jadwal, dan juru kamera serta penyusun filmnya. Setelah
pembuatan film selesai dan layak ditonton, produser kemudian mempromosikan
dan mendistribusikan film tersebut kepada khalayak luas (Bengkel Film Pemula,
2003).
Modal (budget) dalam film adalah anggaran produksi film untuk
mengetahui berapa banyak uang yang akan dikeluarkan untuk membiayai proyek
film secara keseluruhan. Perkiraan jumlah modal yang diperlukan dalam
memproduksi sebuah film sangatlah tergantung dari berbagai jenis peralatan
shooting yang dipakai, lokasi, pemain/pemeran yang terlibat bahkan sumber daya
manusia dari tim produksi. Suatu riset cukup diperlukan untuk memperkirakan
jumlah anggaran yang nantinya akan dikeluarkan. Baik riset perlengkapan
9
shooting (set dan properti) yang digunakan, maupun suasana yang dicapai melalui
hunting lokasi-lokasi yang akan dijadikan sebagai lokasi shooting.
Perhitungan budget pembuatan film, biasanya dilakukan dengan cermat
dan ketat. Budget dihitung menurut pengeluaran seluruh biaya pembuatan film
yang bersangkutan. Hal ini meliputi harga-harga baku, ongkos peralatan,
honorarium bagi para petugas pembuatan film, seperti penulis skenario, para
pemain film, penyusun film, biaya shooting, biaya administrasi untuk perizinan
produksi, serta biaya pengolahan film sampai film itu jadi. Setelah seluruh budget
pembuatan film dibuat, kemudian dipilah-pilah menurut jadwal acara shooting
agar jangan sampai terjadi kemacetan dalam pembuatan film lantaran kehabisan
modal (Mangunhardjana, 1976:68-69).
1.5.5 Storyboard
Storyboard atau papan cerita adalah deretan gambar-gambar film yang
melukiskan adegan-adegan atau bagian-bagian pokok dari adegan film itu.
Dengan kata lain storyboard menjadi penyambung antara kata-kata tertulis dan
gambar (visual) yang bergerak. Storyboard dapat berupa sketsa kasar atau dalam
bentuk ilustrasi yang bagus dan bewarna dengan setiap bingkai untuk beberapa
detik tayangan di layar. Bagi seorang penulis, storyboard sangat efektif dalam
penyusunan alur sekuen demi sekuen cerita secara jelas dan memberikan petunjuk
tentang posisi dan pentingnya gambar (visual), musik, efek suara, narasi, dan
dialog yang bersangkutan (Sutisno, 1993:66-68).
10
1.5.6 Penata Fotografi dan Juru Kamera
Penata fotografi dan juru kamera adalah tangan kanan sutradara dalam
kerja di lapangan. Mereka bekerja bersama sutradara untuk menentukan jenis-
jenis shot. Penata fotografi bertugas melakukan pembingkaian. Dalam
pelaksanaan tugasnya, penata fotografi akan membuat komposisi-komposisi dari
subyek yang hendak direkam. Oleh karena itu, komposisi untuk film harus
dipikirkan dengan seksama agar penonton tidak kehilangan pusat perhatian
(Sumarno, 1996:50-51).
Tugas pokok seorang juru kamera atau kameramen adalah mengambil
gambar-gambar kemudian disusun menjadi sebuah film. Dialah yang bertanggung
jawab sepenuhnya atas segala segi fotografis dari film yang dibuat
(Mangunhardjana, 1976:19).
Sebuah film terbentuk banyak shot. Tiap shot membutuhkan penempatan
kamera pada posisi yang paling baik bagi pandangan penonton, tata set, dan
action pada suatu saat tertentu dalam perjalanan cerita. Bahasa gambar dan
gerakan kamera merupakan kunci pokok untuk dapat menghasilkan gambar yang
memenuhi syarat. Bahasa gambar dan gerakan kamera lebih mengacu pada
komposisi gambar. Komposisi gambar bisa mengarahkan perhatian penonton pada
obyek yang ditampilkan sehingga memiliki arti dramatik dan memiliki unsur-
unsur yang menarik perhatian. Dalam pengaturan kamera ada tiga hal yang perlu
diperhatikan yaitu pergerakan kamera, ukuran gambar, dan sudut pengambilan
gambar (Sumarno, 1996 : 57).
11
1) Pergerakan kamera
Bagian terpenting dalam memberikan gerak pada suatu frame adalah
dengan menggerakkan posisi kamera. Suatu gerakan kamera dilakukan atas
dasar kebutuhan mengikuti subyek yang bergerak, memperlihatkan suatu
obyek lebih besar dari frame, memperlihatkan bagian yang tak tampak dari
suatu subyek ataupun memberikan kesan kedalaman (Sumarno, 1996 : 57 ).
Gerakan kamera dapat dibedakan dalam 2 tipe. Pertama, gerakan
tanpa mengubah posisi kamera (stationary camera). Kedua, gerakan yang
memberikan perubahan posisi letak kamera (moving camera). Stationary
camera dapat dilakukan melalui; (a) Panoramic shot (pan shot) yaitu gerakan
kamera secara horisontal ke arah kiri ke kanan (pan left) atau sebaliknya (pan
right), (b) Tilt shot yaitu gerakan kamera secara vertikal dari atas ke bawah
(tilt up) ataupun sebaliknya (tilt down) (Sumarno, 1996 : 57-58).
Moving camera dapat dilakukan melalui; (a) Tracking shot yaitu
gerak kamera yang disebabkan kamera itu secara fisik dipindahkan posisinya.
Kamera yang mendekat pada subyek disebut track in, sebaliknya kamera yang
menjauh dari subyek disebut track out. Biasanya gerakan kamera dibantu
menggunakan dolly atau kereta yang digunakan untuk mendorong kamera. (b)
Follow through yaitu gerakan kamera yang dilakukan dengan mengikuti objek
yang bergerak (Sumarno, 1996: 57-58).
2) Ukuran gambar
Ada beragam variasi dalam pengambilan gambar yang nampak pada
layar. Hal ini juga memudahkan seorang sutradara untuk memberi arahan
12
kepada seorang kameramen untuk mengambil gambar subjek dari berbagai
sisi. Dalam pengambilan gambar, terdapat jenis-jenis shot/ukuran gambar
yang nantinya dapat menjelaskan gambar dalam sebuah storyboard ataupun
script, antara lain :
a. Extreme Long Shot (ELS)
Pengambilan gambar secara keseluruhan. Objek dan latar belakang
akan nampak dan menjelaskan sebuah kejadian atau pemandangan.
b. Long Shot (LS)
Figur sebuah objek terletak di bawah garis frame pada layar.
c. Medium Long Shot (MLS)
Bila objek tersebut adalah manusia maka pengambilan gambar dimulai
dari kepala hingga lutut.
d. Medium Shot (MS)
Pengambilan gambar sebuah figur manusia dimulai dari kepala sampai
pinggang. Untuk objek benda dapat terlihat semuanya.
e. Medium Close Up (MCU)
Pengambilan gambar objek manusia bermula dari kepala hingga garis
dada.
f. Close Up (CU)
Pengambilan gambar sebuah objek manusia dimulai dari kepala hingga
bahu yang nampak pada layar.
13
g. Big Close Up (BCU)
Jika objek pengambilan gambar adalah manusia, maka yang nampak
hanya kepalanya.
h. Extreme Close Up (ECU)
Pengambilan gambar untuk menjelaskan detail dari sebuah objek.
i. Two Shot (TS)
Pengambilan gambar dua objek manusia secara bersamaan yang
bermula dari kepala hingga garis dada. (Sutisno, 1993:34-35)
3) Sudut pengambilan gambar
Konsep ini berkaitan erat dengan penempatan/komposisi kamera
dengan obyek yang membentuk sudut tertentu atau biasa disebut angle kamera
(Subroto, 1995:134). Adapun angle kamera atau posisi kamera yang
digunakan dalam sudut pengambilan gambar yaitu high angle, low angle, dan
straight angle (Subroto, 1994:100-101). High angle adalah pengambilan
gambar dengan posisi kamera berada di atas objek dan kamera diarahkan ke
bawah pada saat merekam objek. Low angle adalah posisi kamera berada di
bawah objek yang pada waktu pengambilan gambar, kamera menengadah
dalam merekam objek. Sedangkan straigh angle adalah pengambilan gambar
dengan posisi kamera berada sejajar/setara dengan objek.
1.5.7 Tata Artistik
Tata artistik berarti penyusunan segala sesuatu yang melatarbelakangi
cerita film yakni menyangkut pemikiran tentang seting, properti, tata rias, dan
14
kostum (Sumarno, 1996:66-67). Fungsi dari tata artistik adalah memperkuat
karakter atau penokohan pemain dan dapat juga membuat sesuatu agar tidak
membosankan. Menurut Darwanto Sastro Subroto (1994:405), tata artistik
merupakan suatu perekayasaan seni yang bersifat mendukung keberhasilan
pembuatan suatu film.
Penata artistik bertugas menerjemahkan konsep visual sutradara kepada
pengertian-pengertian visual yaitu segala hal yang mengelilingi aksi di depan
kamera, di latar depan maupun di latar belakang. Selain itu, penata artistik tidak
boleh merancang penciptaan setting hanya berdasarkan pertimbangan estetik
semata tetapi juga menyangkut soal biaya dan teknis pembuatan (Sumarno,
1996:67).
Penciptaaan setting berarti juga menyangkut konsep visual secara
keseluruhan. Adapun elemen-elemen pendukung tata artistik meliputi :
a. Setting
Setting adalah tempat dan waktu berlangsungnya cerita film. Dengan
demikian sebuah setting harus memberikan informasi lengkap tentang peristiwa-
peristiwa yang sedang disaksikan penonton yang antara lain menyangkut waktu
atau masa berlangsungnya cerita (Sumarno, 1996:66). Setting juga bisa diartikan
sebagai dekorasi yaitu segala sesuatu yang mengelilingi pemain, bisa berupa
kamar, rumah, maupun halte bis. Selain itu, setting bisa dijadikan pertimbangan
dalam menyusun adegan demi adegan sehingga membentuk suatu kewajaran
sesuai dengan tuntutan naskah.
15
Peranan penting dari setting adalah untuk membangkitkan dan mendukung
penampilan artis dalam memainkan peran dengan wajar. Didukung latar belakang
(background) dan latar depan (foreground) sehingga bisa menghidupkan suasana
yang alami untuk melakukan akting maupun gerakan sesuai dengan tuntutan
naskah (Subroto, 1994:412).
b. Properti
Properti merupakan bagian dari setting. Dengan bantuan properti, setting
dapat dibangun sesuai dengan tuntutan naskah. Maka dari itu, perlu dipilih
properti yang sesuai dan cocok untuk melengkapi tata dekorasi agar bisa
memberikan gambaran yang utuh (Subroto, 1994:420). Penata propertilah yang
berkewajiban menyediakan perlengkapan baik untuk tata letak maupun pemain.
c. Tata Rias dan Kostum
Penataan rias, rambut, serta pemilihan kostum berperan besar sebagai
identitas dan karakter tokoh serta untuk mendukung keberhasilan jalan cerita
(Subroto, 1994:421). Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika
untuk mewujudkan wajah peranan sehingga berfungsi memberikan dandanan atau
perubahan-perubahan pada para pemain. Penata rias akan bertugas menyiapkan
pemain dengan tata rias dasar agar dihasilkan gambar yang baik. Misalnya,
mampu mengubah seorang gadis belia menjadi seorang nenek tua. Selain itu, rias
film menjadikan suasana yang dilihat penonton di layar putih melalui lensa
kamera (Harymawan, 1993:134–135).
Kostum adalah segala sandangan dan perlengkapan (accessories) yang
dikenakan di dalam sebuah pertunjukkan (Harymawan, 1993:127) sedangkan
16
petugas yang bertanggung jawab menyediakan kostum sesuai kebutuhan film
disebut penata kostum. Fungsi kostum yang pertama dan paling penting ialah
menghidupkan perwatakkan pelaku. Artinya, kostum sudah menunjukkan siapa
dia sesungguhnya. Kedua, untuk individualisasi peranan. Artinya, warna dan gaya
kostum dapat membedakan seorang peranan dari peranan yang lain, dari setting,
serta latar belakang. Ketiga, memberi fasilitas dan membantu gerak pelaku.
Artinya, kostum harus menambah efek visual gerak, menambah indah, dan
menyenangkan setiap posisi yang diambil pelaku ( Harymawan, 1993:131- 132).
1.5.8 Tata Suara
Dalam sebuah film penggabungan keseluruhan gambar dan suara yang
baik akan mampu menciptakan puncak-puncak dramatis dalam keseluruhan isi
cerita. Film merupakan salah satu bentuk karya audio video yang terdapat dua
unsur yang saling melengkapi yaitu gambar dan suara. Gambar dan suara saling
mendukung satu sama lain untuk menghasilkan sebuah visualisasi karya yang
sempurna (Mangunhardjana, 1976: 32).
Penata suara bertugas merekam suara baik di lapangan maupun di studio.
Proses pengolahan suara ini berarti proses memadukan unsur-unsur suara (mixing)
yang terdiri atas dialog dan narasi, musik serta efek-efek suara. Perpaduan suara
itu akan mempertimbangkan perasaan jauh dekatnya penonton dengan sumber
bunyi sebagaimana tampak di layar. Fungsi suara yang paling pokok adalah
memberikan informasi lewat dialog dan narasi. Fungsi penting lainnya dengan
menjaga kesinambungan gambar sehingga sejumlah shot yang dirangkai dan
17
diberi suara (musik, dialog, dan efek suara) akan terikat dalam satu kesatuan
(Sumarno, 1996:72-73).
Pada umumnya perekaman suatu dialog mempergunakan perekam suara
DAT (digital audio tape) karena selain pengoperasiannya mudah, alat ini
bentuknya sederhana. Proses perekaman dialog dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu langsung (direct sound) atau tidak langsung (after recording) (Bengkel Film
Pemula, 2003). Direct sound memiliki kelebihan bahwa suara yang terekam akan
mencerminkan mood pemeran. Perekaman suara dengan sistem ini dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan shooting sehingga menghasilkan efek kewajaran,
realistis pada gambar. Oleh karena itu, pada saat proses berlangsung tidak boleh
terganggu oleh suara-suara yang tidak diperlukan dan pemeran pun harus hafal
dialog serta mampu mengucapkan dialog secara benar. Sebaliknya, after
recording dilaksanakan setelah shooting atau bersamaan saat proses editing.
Perekaman ini dilakukan di studio suara berdasarkan jalur gambar yang sudah
diedit. Biasanya jalur gambar diisi suara sepenggal demi sepenggal untuk
mengingat lamanya film. Dengan sistem ini, suara seorang pemeran bisa diisi oleh
suara orang lain (Sumarno, 1996:73).
1.5.9 Tata Cahaya
Tata cahaya atau tata sinar adalah suatu cara penyinaran khusus pada suatu
obyek sehingga membuat gambar atau objek itu menjadi lebih jelas dari pada
obyek-obyek lain di sekitarnya sehingga memberi kesan khusus
(Mangunhardjana, 1976:24). Dalam penataan cahaya yang terpenting adalah hasil
18
keseluruhan harus menunjang jiwa maupun mood film serta harus tampak
berkesinambungan antara shot sebelum dan sesudahnya (Sumarno, 1996:52).
Tugas penata cahaya yaitu membantu penata fotografi dalam mengatur
komposisi-komposisi pencahayaan, besarnya cahaya, dan jenis-jenis pencahayaan
yang akan digunakan. Penataan cahaya dapat menggunakan cahaya alami dan key
light, yaitu sumber penyinaran yang terarah dan merupakan penyinaran terhadap
suatu subyek atau area tertentu (Subroto, 1994:293). Untuk penggunaan jenis
lampu sangat tergantung dari jumlah cahaya yang dibutuhkan pada saat shooting.
Hal ini merupakan pertimbangan dari penata fotografi dan sutradara dalam
menghasilkan pencahayaan sesuai konsep kreatif yang dipersiapkan.
1.5.10 Editing
Proses editing termasuk pada proses pasca produksi yang meliputi editing
gambar dan editing suara. Keterlibatan sutradara tidak berhenti sampai produksi
selesai dilaksanakan, namun masih berlanjut sampai proses editing dan karya ini
layak ditonton. Editing merupakan bagian terpenting dalam menentukkan hasil
akhir dari film ini. Tenaga pelaksananya disebut editor. Seorang editor bertugas
menyusun hasil shooting dengan sejumlah peralatan komputer editing canggih
dengan mengedit adegan yang sesuai dengan storyboard hingga membentuk
pengertian cerita (Sumarno, 1996:59).
Pelaksanaan shooting sebuah film tidak selalu berurutan sesuai dengan
yang tertulis di skenario. Shot yang tidak berurutan tadi akan disusun shot demi
shot menjadi rangkaian gambar-gambar yang mempunyai arti sesuai dengan apa
19
yang ada dalam naskah. Dalam proses editing, seorang editor memasuki tahap
kreativitas di mana ia dapat melakukan pemotongan, penyempurnaan, dan
pembentukan kembali untuk mendapatkan isi yang diinginkan, konstruksi serta
ritme dalam setiap babak, dan dalam film secara keseluruhan. Karena begitu
pentingnya peranan proses editing maka peran editor dapat disamakan peran
sutradara (Sumarno, 1996:59).
Ada beberapa bentuk transisi shot yang akan digunakan dalam
penyambungan shot nantinya, diantaranya adalah :
a. Cut to Cut
Cut to cut ialah perpindahan gambar baik antar shot maupun waktu
ataupun adegan tanpa transisi yang jelas atau langsung.
b. Fade-in, fade-out
Fade-in, fade-out ialah gambar terakhir dari shot pertama perlahan-lahan
tenggelam dalam gelap (fade out) untuk sesaat disusul dengan makin
terangnya shot berikutnya (fade in).
c. Dissolve
Dissolve ialah perpaduan bertahap dari akhir sebuah shot ke dalam awal
shot berikutnya yang dihasilkan dengan jalan mendempetkan. (Sutisno,
1993:39).
1.5.11 Tata Musik
Tata musik termasuk dalam proses editing (pascaproduksi). Tugas seorang
penata musik atau music illustrator ialah mendesain suatu komposisi musik yang
20
diperlukan sebagai background atau musik utama yang mampu menciptakan
suasana yang diperlukan untuk memperkuat suatu adegan film yang ditampilkan.
Musik dalam film ini mempunyai beberapa fungsi, pertama ialah untuk
membantu merangkaikan adegan yang artinya sejumlah shot yang dirangkai diberi
ilustrasi musik sehingga terkesan terikat dalam suatu kesatuan. Kedua, musik
dapat menutupi kelemahan atau cacat dalam film. Artinya, kelemahan dalam
akting dan pengucapan dialog yang ditutupi dengan musik, sehingga akting yang
lemah atau dialog yang dangkal itu menjadi lebih dramatik dari yang sebenarnya.
Jika dialog itu tidak dangkal, efek dramatiknya semakin tinggi apabila diiringi
musik yang tepat (Sumarno, 1996: 77).
Ketiga, musik menunjukkan suasana batin tokoh-tokoh utama film,
sehingga musik yang diperdengarkan seolah-olah menunjukkan suasana batinnya.
Keempat, musik menunjukkan suasana waktu dan tempat. Kelima, musik mampu
mengiringi kemunculan susunan kerabat kerja atau nama-nama pendukung
produksi (credit title). Maksudnya supaya lebih menarik, bergaya, dibandingkan
dengan kehadiran sebenarnya yang tanpa musik. Keenam, musik mengiringi
adegan dengan ritme cepat. Ketujuh, musik dapat mengantisipasi adegan
mendatang dan membentuk ketegangan dramatik. Kedelapan, menegaskan
karakter lewat musik (Sumarno, 1996:77-78).
21
1.5.12 Pemeran
Keberadaan pemeran atau pemain dalam film memiliki arti yang sangat
penting baik dilihat dari segi fisik maupun kemampuannya berakting. Pemain
merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan sebuah produksi film.
Seorang pemain harus mampu memainkan suatu karakter dengan kewajaran
sehingga mampu mengkomunikasikan suatu pesan dari isi cerita dengan baik
melalui ekspresi dan aktingnya. Pemain harus mengerti benar karakter tokoh yang
dimainkannya sesuai dengan tuntutan naskah sehingga ketika ia bermain atau
berakting dan mengucapkan kata-kata sesuai dengan dialog dalam naskah dan
dapat merasakan makna yang terdapat dalam dialog tersebut.
Akting film bisa diartikan kemampuan berlaku sebagai orang lain. Proses
penokohan akan menggerakkan seorang pemain menyajikan penampilan yang
tepat seperti cara bertingkah laku, ekspresi emosi dengan mimik dan gerak-gerik,
cara berdialog, untuk tokoh yang ia bawakan. Selain pemeran utama pria/wanita,
terdapat juga peran pembantu pria/wanita, dan biasanya sebuah film memerlukan
pemeran-pemeran pelengkap (figuran) sebagai pendukung (Sumarno, 1996 : 80).
Akting yang baik menurut para ahli adalah akting dalam film yang
sungguh-sungguh bisa dinikmati dan memenuhi delapan syarat berikut ini :
1. Pemilihan pemeran-pemeran yang tepat dalam setiap produksi film.
2. Make up yang memuaskan.
3. Pemahaman yang cerdas dari pemeran tentang peran yang dibawakan.
4. Kecakapan pemeran menampilkan emosi-emosi tertentu.
22
5. Kewajaran dalam akting. Maksudnya, kewajaran adalah takaran main
yang tepat. Sebab berbeda dengan akting teater, sedikit gerak-gerik
atau mimik pemeran film dapat tampak sangat jelas di layar putih.
6. Kecakapan menggunakan dialog.
7. Pemain memiliki kemampuan untuk melakukan apa yang disebut
timing, tampil dengan tepat, bicara pada saat yang tepat, bergerak
dengan waktu yang tepat.
8. Cukup adanya adegan dramatik untuk dibawakan oleh pemain.
(Sumarno, 1996:79-80)
Pada proses kreatif pembuatan film “Rock N’ Roll Komik” ini penulis
(pembuat film) akan melakukan penulisan skenario, merekrut kru dan pemain,
membuat storyboard, menjadi produser sekaligus sutradara
(memimpin/mengkoordinasi akting, pengambilan gambar, mengarahkan tata
artistik), dan memimpin pengeditan.
1.6 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dapat dipaparkan sebagai berikut. Bab pertama
berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, landasan teori,
sistematika penyajian, dan jadwal kegiatan. Bab dua berisi rencana kegiatan
pembuatan film pendek “Rock N’ Roll Komik”. Bab ketiga berisi hasil kegiatan
film pendek “Rock N’ Roll Komik”. Bab keempat merupakan penutup yang berisi
kesimpulan dan saran. Bagian terakhir berupa lampiran yang berisi skenario awal,
23
skenario akhir, contoh storyboard, contoh, catatan scene, sinopsis, foto-foto
dokumentasi proses pembuatan film pendek “Rock N’ Roll Komik”.
1.7 Jadwal Kegiatan
Jadwal yang akan digunakan dalam proses pembuatan film pendek “Rock
N’ Roll Komik” ini adalah sebagai berikut:
1. 1 September – : Pembuatan skenario dan penyusunan
15 Desember 2007 proposal.
2. 17 - 20 Desember : Perekrutan kru, pemain, dan pembentukan
2007 tim produksi.
3. 22 - 28 Desember : Hunting lokasi, pembuatan storyboard dan
2007 desain tata artistik.
4. 1 – 5 Januari 2008 : Persiapan kru dan properti.
5. 10 – 14 Januari 2008 : Latihan dialog, gestur, dan blocking pemain.
6. 15 Januari 2008 : Penyusunan jadwal shooting.
7. 16, 17, 22, 24, 25, 29,
31 Januari 2008 : Pengambilan gambar.
8. 23 Februari 2008 –
22 Maret 2008 : Proses pengeditan gambar, suara, sound effect, dan
tata musik.
9. 23 - 25 Maret 2008 : Proses akhir pengeditan dan master film.
10. 26 – 29 Maret 2008 : Desain serta pembuatan cover cd film
11. 1 April – 1 Juni 2008 : Penyusunan laporan akhir
24
BAB II
RENCANA KEGIATAN
PEMBUATAN FILM PENDEK “ROCK N’ ROLL KOMIK”
Perencanaan kegiatan dalam proses pembuatan sebuah film sangatlah
penting dilakukan agar sewaktu pelaksanaan produksi dimulai, segala sesuatunya
dapat berjalan dengan lancar. Kecepatan dan kecermatan kerja begitu penting,
mengingat keefisienan waktu produksi dan biaya yang dikeluarkan. Beberapa hal
yang perlu direncanakan, antara lain skenario, sutradara, produser, modal,
storyboard, hunting lokasi, penata fotografi dan juru kamera, tata artistik, tata
suara, tata cahaya, proses editing, dan tata musik. Berikut ini penulis akan
menguraikan perencanaan kegiatan dalam proses pembuatan film pendek “Rock
N’ Roll Komik”.
2.1 Skenario
Penulisan skenario film pendek “Rock N’ Roll Komik” dimulai pada awal
bulan September tahun 2007 dan selesai pada tanggal 15 Desember tahun 2007.
Sebelum penulisan skenario, terlebih dahulu penulis mencari ide cerita yang
menarik, membuat sinopsis, lalu membuat struktur ceritanya. Dari tiga hal itulah
penulis lalu mengembangkannya menjadi sebuah skenario film.
Awal dari perjalanan panjang sebuah skenario adalah ide. Munculnya ide
cerita dari film pendek “Rock N’ Roll Komik” ini berawal dari ketertarikan
penulis akan perjalanan hidup seorang sahabat yang kebetulan seorang komikus
muda asal Kediri yang selalu mengalami jatuh bangun dalam memperjuangkan
25
hidupnya di kota Yogyakarta sekaligus mewujudkan obsesinya untuk menjadi
seorang komikus terkenal. Tidak hanya itu saja, ide penulis untuk mengangkat
musik Rock N’ Roll dalam film ini juga muncul dari kegemaran musik si komikus
sampai pada penampilannya yang selalu bergaya Rock N’ Roll. Pengalaman
pribadi di atas kemudian dijadikan oleh penulis sebagai bahan dasar pembuatan
skenario film pendek “Rock N’ Roll Komik”.
Setelah penulis mendapatkan ide cerita yang menarik dan pas, penulis
kemudian membuat sebuah tulisan yang berisi garis besar cerita film pendek
“Rock N’ Roll Komik” atau lazimnya disebut sinopsis. Di dalam sinopsis tersebut
sudah termuat nama tokoh utama, para tokoh pembantu, dan peristiwa yang
mereka alami.
Langkah penulis selanjutnya adalah membuat struktur cerita atau
membangun kerangka skenario. Langkah ini bertujuan untuk mempermudah
penulis dalam penulisan skenario nantinya. Struktur cerita dalam film pendek
“Rock N’ Roll Komik” terdiri dari 3 babak yaitu babak perkenalan, babak
pertentangan, dan babak penyelesaian/solusi. Babak perkenalan memuat informasi
seputar tokoh dan latar belakang tokoh, misalnya dalam film ini digambarkan
kegiatan Iwank sebagai loper koran, komikus, menyukai musik Rock N’ Roll,
rajin mengikuti pameran, dan mengisi workshop komik. Babak pertentangan
memuat masalah atau konflik yang terjadi pada diri tokoh utama, seperti
kegagalan Iwank dalam memasukkan komiknya ke penerbit, Iwank harus rela
melepas kepergian Cosy ke Jakarta untuk bekerja, dan kekecewaan Iwank saat
26
kontrak kerjanya dengan penerbit dibatalkan karena komiknya luntur. Selanjutnya
babak penyelesaian/solusi mengantarkan penonton ke akhir cerita.
Ada tiga macam cara mengakhiri cerita yaitu happy ending, sad ending,
dan open ending. Dalam skenario film pendek “Rock N’ Roll Komik” ini penulis
mengakhiri ceritanya dengan happy ending, yaitu tokoh Iwank berhasil bangkit
dari kegagalannya dan membuktikan bahwa ia mampu berjuang mengorbitkan
sendiri komik-komiknya dan ia cukup puas karena dengan usaha kerasnya itu
komik-komiknya disukai oleh semua kalangan.
Setelah penulisan skenario selesai, penulis kemudian menyerahkan pada
dosen pembimbing untuk dapat diberi masukan, kritikan, dan saran yang sangat
memungkinkan dapat terjadi beberapa perubahan pada adegan, dialog, dan alur
ceritanya. Untuk keseluruhan skenario film pendek “Rock N’ Roll Komik” ini
tidak mengalami banyak perubahan adegan maupun dialog. Hanya satu masukan
dari dosen pembimbing mengenai skenario film ini yaitu penambahan satu adegan
dan narasi pada bagian ending-nya agar pesan yang akan disampaikan lebih
mengena pada penonton. Namun, tidak menutup kemungkinan pada saat shooting
akan terjadi penambahan adegan maupun dialog karena sutradara memberi
kebebasan kepada para pemain untuk melakukan improvisasi sejauh tidak keluar
dari skenario aslinya.
Secara garis besar, skenario film pendek “Rock N’ Roll Komik”
menceritakan tentang perjuangan seorang komikus bernama Iwank dalam
memperjuangkan hidup dan mewujudkan obsesinya untuk menjadi komikus
terkenal. Cerita diawali dengan permasalahan Iwank yang selalu gagal dalam
27
memasukkan komik-komiknya ke penerbit. Selama ini, Iwank berusaha
memproduksi dan mengorbitkan sendiri komik-komiknya, tetapi bagi Iwank
keinginannya belum tercapai karena hanya sebagian orang yang tahu komiknya.
Dukungan dari Gudir, Tejo, dan Cosy yang membuat Iwank kuat. Permasalahan
kembali muncul saat Cosy, kekasihnya memutuskan untuk bekerja di Jakarta.
Semenjak kepergian Cosy, semangat Iwank kembali menurun. Namun, di tengah-
tengah kesedihannya itu, tiba-tiba Iwank mendapat tawaran dari penerbit untuk
segera membuat komik dalam 2 hari dan akan langsung diterbitkan. Semangat
Iwank kembali bangkit karena kesempatan itulah yang diharapkannya selama ini.
Akan tetapi, kebahagiaan Iwank hanya berlangsung singkat. Komik yang telah
dibuatnya tiba-tiba luntur terkena tetesan air hujan yang berasal dari atap
kamarnya yang bocor. Iwank pun kehilangan kontrak kerjanya saat itu juga dan
Iwank mengalami kekecewaan yang hebat. Kegagalannya itu justru membuat
Iwank sadar bahwa keberhasilannya ada di tangannya sendiri. Akhirnya Iwank
berjuang sendiri mencari uang untuk memproduksi dan mengorbitkan komik-
komiknya kembali hingga masyarakat mengetahui karyanya.
2.2 Sutradara dan Produser
Dalam pembuatan sebuah film pendek, sutradara bisa memiliki beberapa
jabatan sekaligus. Begitu juga dengan pemeran, mereka juga bisa merangkap
sebagai kru dalam produksi film tersebut. Biasanya hal ini dilakukan untuk
penghematan biaya yang akan dikeluarkan. Dalam proses film pendek “Rock N’
Roll Komik”, sutradara film juga merangkap sebagai produser sehingga
28
bertanggung jawab penuh secara segi artistik dan modal yang dibutuhkan untuk
pembuatan film. Bahkan semua kru yang terlibat merangkap menjadi pemeran
dalam film ini, tetapi hanya sebagai pemeran pembantu saja.
2.3 Modal
Modal atau budget yang akan dikeluarkan dalam pembuatan film pendek
“Rock N’ Roll Komik” ini bisa dikatakan cukup terbatas yaitu Rp. 1.700.000,00.
Namun, film dengan budget yang rendah belum tentu menghasilkan film dengan
kualitas yang rendah. Oleh karena itu, produser memperhitungkan dengan matang
anggaran biaya yang akan dikeluarkan agar pada saat proses pembuatan film tidak
kehabisan modal.
Pertama-tama budget dihitung dengan cara membagi terlebih dahulu
elemen-elemen dalam beberapa kategori, seperti jumlah peralatan shooting yang
dipakai, properti, kru, para pemain, lokasi, serta lamanya shooting akan
berlangsung. Dalam perencanaan biaya, elemen-elemen itulah yang harus
diperhatikan karena yang menentukan berapa banyak jumlah biaya yang akan
dikeluarkan. Setelah mengkalkulasi jumlah biaya yang akan dikeluarkan selama
proses pembuatan film, barulah sutradara menyusun jadwal shooting.
2.4 Hunting Lokasi
Hunting lokasi merupakan proses pencarian lokasi yang akan digunakan
untuk shooting sebuah film. Dalam hunting lokasi juga harus diperhitungkan
masalah perkiraan biaya, alat transportasi yang digunakan, jenis-jenis akomodasi
29
yang ada, sekaligus masalah perijinan lokasi shooting. Biasanya hunting lokasi
dilakukan oleh sutradara, penata fotografi, juru kamera, tata artistik, dan
koordinasi lokasi. Tujuannya untuk mempelajari dan menguasai lokasi yang akan
digunakan untuk shooting film.
Proses hunting lokasi dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” dilakukan
selama 1 minggu. Jarak lokasi satu dengan yang lainnya kebanyakan relatif dekat
sehingga bisa menghemat biaya dan tenaga. Setelah menemukan lokasi yang
cocok untuk shooting, lokasi tersebut difoto agar kru dan pemain dapat
mempelajarinya terlebih dahulu sehingga mereka mempunyai gambaran tentang
lokasi yang akan digunakan untuk shooting.
2.5 Storyboard
Storyboard merupakan sejumlah sketsa yang menggambarkan aksi,
deskripsi, dan suasana adegan. Karakter pemain dalam film telah coba
digambarkan begitu juga aksi pemain yang akan ditampilkan dengan background
dan suasana pendukung. Dengan adanya storyboard sangat membantu kerja
sutradara, kameramen, dan penata artistik pada saat proses shooting nantinya.
Melalui storyboard sutradara dapat menuangkan semua imajinasi dan pandangan
akan apa yang nantinya ditampilkan di layar. Selain itu, storyboard dapat menjadi
panduan bagi kameramen dalam pengambilan gambar meski sangat
memungkinkan terjadi improvisasi sudut pengambilan gambar. Sedang bagi
penata artistik, storyboard memandu kerja mereka dalam mengatur seting lokasi
shooting sesuai dengan keinginan sutradara atau tuntutan skenario.
30
Dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”, hanya adegan-adegan yang
dianggap penting saja yang dibuat storyboard. Untuk adegan-adegan yang lainnya
biasanya improvisasi dari sutradara, kameramen, dan penata fotografi saat di
lokasi shooting.
2.6 Penata Fotografi dan Juru Kamera
Penata fotografi seringkali disalahartikan sebagai juru kamera atau
kameramen. Secara teknis, penata fotografi menentukan kualitas gambar yang
terekam dalam sebuah film. Singkatnya, penata fotografilah yang mengkoordinasi
dan merancang apa yang harus dilakukan oleh para kameramen. Sedang
kameramen adalah orang yang bertanggung jawab mengoperasikan kamera saat
shooting. Jadi keduanya merupakan dua kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Dalam proses film pendek “Rock N’ Roll Komik” digunakan satu penata
fotografi, satu kameramen, dan satu petugas clapper. Ada dua tugas yang
dilakukan penata fotografi yakni mencari sudut paling artistik untuk pengambilan
gambar dengan menggunakan kamera foto digital lalu didiskusikan terlebih
dahulu dengan sutradara, penata artistik, dan kameramen. Setelah menentukan
sudut-sudut gambar yang akan diambil, penata fotografi lalu bertugas merancang
tata cahaya dan tata kamera yang sesuai dengan kualitas gambar yang terekam
dalam film. Barulah penata cahaya bertugas menciptakan komposisi lampu sesuai
dengan rancangan penata fotografi dan kameramen merekam setiap adegan sesuai
dengan arahan sutradara yang diawali dengan merekam clapper. Clapper
31
berfungsi sebagai penanda adegan yang akan direkam sehingga memudahkan
dalam proses pengeditan.
2.7 Tata Artistik
Segala yang tampak dalam sebuah film tentunya dipersiapkan oleh penata
artistik, mulai dari setting waktu dan lokasi, baju, rambut, aksesoris, hingga
sepeda. Kerja sama dan komunikasi yang baik antar penata artistik, sutradara,
penata fotografi, dan juru kamera adalah penting, guna menghasilkan gambar
yang sesuai. Penata artistik ini membawahi bagian properti, penata rias, dan
penata kostum.
2.7.1 Setting
Tenaga penata artistik dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” ini
hanya bertugas menyeting lokasi di dalam ruang saja. Sebelumnya sutradara
membuat rancangan dalam bentuk sket gambar terutama pada lokasi dalam ruang.
Selanjutnya sket gambar tersebut diserahkan pada bagian tata artistik untuk segera
melakukan penataan ruang dan tata letak perabot seperti yang dirancang. Namun,
jika lokasi sudah dianggap memenuhi gambaran sutradara, lokasi tersebut tidak
perlu di-setting oleh penata artistik sehingga dibiarkan apa adanya.
Untuk setting di luar ruang, dibiarkan apa adanya agar terkesan natural
jika tertangkap kamera. Dengan begitu, untuk pemilihan lokasi di luar ruang yang
paling penting harus memperhitungkan unsur-unsur artistiknya, seperti kondisi
artistik bangunan dan lingkungan sekitarnya, jalan raya, dan suasana alam.
Setelah semua lokasi tertata dengan artistik, barulah penata fotografi bertugas
32
untuk mencari sudut-sudut artistik untuk pengambilan gambar lalu didiskusikan
dengan sutradara dan kameramen.
Setting waktu yang digunakan dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”
ialah kota Yogyakarta pada tahun 2008. Lokasi yang digunakan dalam film ini
meliputi jalan raya perempatan Taman Sari, jalan raya Pasar Serangan, sepanjang
jalan perumahan Nagan, sepanjang gang perumahan Patangpuluhan, sepanjang
jalan Gamelan, sepanjang pertokoan jalan Solo, perempatan Malioboro, sepanjang
jalan Kapas, rumah kontarakan di Nitiprayan, Griya Patangpuluhan, Ndalem
Gamelan, Jogja National Museum, Gedung Purna Budaya, Kedai 3 Ceret, Distro
Roof Store Jalan Magelang, Toko Buku “Betania”, Toko Buku “Shopping”,
Cozy.Com Internet, Pasar Beringharjo, Alun-Alun Utara, Stasiun KA Tugu, depan
gedung Bank Indonesia, halaman kantor Pro XL, Rumah Sie “Z” di Nitiprayan,
Wisma Putri Sonopakis, dan Foto Copy “Amalia”.
2.7.2 Properti
Untuk properti dalam produksi film pendek “Rock N’ Roll Komik” ini
sebagian besar menggunakan properti yang sudah ada di lokasi shooting karena
sudah sesuai dengan rancangan sutradara. Properti utama yang digunakan dalam
film ini, misalnya sepeda onthel, tas pinggang, koran, buku komik, rokok, gitar,
komputer, peralatan gambar, kanvas, cat minyak, dan lain sebagainya.
2.7.3 Tata Rias atau Make Up
Tata rias atau make up digunakan untuk menambah sentuhan artistik pada
wajah tiap tokoh sehingga semakin menunjang karakter yang akan diperankan.
Untuk tata rias atau make up dalam proses pembuatan film pendek “Rock N’ Roll
33
Komik”, akan dibuat senatural mungkin yaitu hanya menggunakan bedak saja.
Hal ini bertujuan agar para pemeran terlihat lebih natural dan wajahnya tidak
terkesan berminyak jika tampak di depan kamera. Namun, ada pula adegan-
adegan tertentu yang menuntut pemeran untuk tidak menggunakan make up,
misalnya pada saat tokoh Iwank bangun tidur, selesai mandi, atau saat Iwank
terlihat letih berkeringat.
2.7.4 Kostum
Kostum dalam film “Rock N’ Roll Komik” dirancang terlebih dahulu oleh
sutradara dengan bentuk sket gambar. Dalam merancang kostum, sutradara harus
memperhitungkan latar belakang setting cerita, keadaan waktu, faktor usia, dan
harus sesuai dengan karakter tiap tokoh. Setelah sket rancangan kostum jadi,
kemudian tugas penata kostumlah yang mencari model kostum yang diinginkan.
Kostum yang dikenakan para pemeran dalam film ini gaya berpakaian pada tahun
2008 antara lain gaya berpakaian anak muda ala Rock N’ Roll, gaya berpakaian
kantoran, gaya berpakaian anak-anak kecil, dan gaya berpakaian orang tua pada
masa itu.
2.8 Tata Suara dan Cahaya
Pada tahap perencanaan kegiatan, penata suara bertugas merancang tata
suara sehingga mampu menghasilkan suasana yang diinginkan oleh sutradara dan
sesuai dengan skenario. Dalam hal ini penata suaralah yang mengatur komposisi
dan mengelola alat yang akan digunakan dalam perekaman suara.
34
Proses perekaman dialog dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” ini
akan dilakukan dengan sistem rekaman langsung (direct sound) sehingga suara
yang terekam diperkuat oleh gambar dan suasana yang muncul saat shooting.
Untuk keperluan merekam dialog, perekam suara yang digunakan dalam film ini
adalah DAT (Digital Audio Tape). Alasan menggunakan DAT karena
pengoperasiannya mudah, harga kasetnya murah, alatnya ringan, serta bentuknya
sederhana. Selain itu, dengan DAT rekaman suara yang dihasilkan cukup baik dan
terhindar dari noise suara yang mengganggu. Selain perekam suara DAT, masih
ada lagi peralatan pendukung lainnya yaitu headphone, yang digunakan untuk
mengecek rekaman suara.
Selain itu, agar suara pemain bisa terekam lebih jelas saat shooting di
dalam atau luar ruangan, penata suara akan mengatasinya dengan membuat boom
sendiri yaitu dengan cara mengikatkan mic pada sebuah tongkat pramuka
sehingga mic dapat didekatkan ke pemain. Untuk mengatasi suara-suara yang
tidak diinginkan saat shooting di luar ruangan, mic akan dibungkus dengan corong
yang terbuat dari kertas sebagai peredam suara sehingga suara yang terekam
dapat fokus.
Selanjutnya untuk tata cahaya, ada dua sumber cahaya yang bisa
digunakan yakni sinar matahari dan lampu. Dalam film pendek “Rock N’ Roll
Komik” sebagian besar menggunakan lighting alamiah baik sinar matahari
maupun lampu-lampu penerangan jalan dan ruang. Namun, ada juga beberapa
adegan pada malam hari di luar ruang yang menuntut menggunakan lighting
warna kuning agar nuansanya terkesan lebih natural.
35
2.9 Proses Editing
2.9.1 Editing Gambar
Sistem editing yang akan digunakan dalam film pendek “Rock N’ Roll
Komik” ini menggunakan sistem editing non linear karena menggunakan Laser
Disc Digital Read and Write kapasitas yang besar atau hard disk komputer untuk
menyimpan informasi video serta audio. Pertama, untuk menggunakan sistem ini
terlebih dahulu mengubah pita kaset analog atau pita kaset Mini DV yang
digunakan selama proses shooting ke dalam bentuk digital dan kemudian
memindahkan hasil shootingan tersebut ke hard disk komputer. Setelah itu
menggunakan program Adobe Premiere Pro 2.0 untuk mengeditnya. Dalam
proses editing ini tentu saja tidak lepas dari arahan sutradara dan kru.
Kelebihan menggunakan sistem editing non linier yakni editor dapat
melakukan editing secara tidak berurutan atau random acces. Sebagai contoh
dalam mengedit sebuah film dengan durasi 60 menit, dengan sistem ini dapat
dengan mudah memotong scene di menit ke 40 dan dipindahkan ke menit 33,
kemudian menambahkan efek di menit ke 21, dan memotong film dari menit ke
19 sampai 40 secara mudah.
Rencana proses pengeditan ini akan diawali dengan menyeleksi hasil
gambar shooting per adegan dengan berpatokan pada catatan scene film atau
lembaran berisi catatan tiap shot yang telah direkam. Berdasarkan catatan scene
tersebut editor memilih gambar dan suara yang telah disetujui oleh sutradara
untuk dipakai dalam film. Hasil transfer ke dalam komputer berwujud file AVI dan
bentuknya ialah frame film.
36
Kedua, setelah semua frame diseleksi kemudian dikelompokkan
berdasarkan scenenya masing-masing sesuai skenario. Barulah editor menyusun
setiap frame menjadi shot, lalu shot satu dengan shot lainnya digabungkan
membentuk rangkaian dalam scene, kemudian menggabungkan scene satu dengan
scene lainnya menjadi sekuen, hingga menggabungkan beberapa sekuen menjadi
continuity (kesinambungan) atau film jadi (Mangunhardjana, 1976:44-45).
Selanjutnya, proses pergantian shot maupun adegan akan menggunakan teknik cut
to, dissolve, fade in, dan fade out (fade to black dan fade to white).
Setelah semua penyusunan gambar dirasa cukup dan sesuai dengan alur
cerita film, maka tahap selanjutnya ialah mengedit kualitas gambar dan pemberian
efek visual karena biasanya gambar asli yang diambil oleh kamera masih terlihat
kasar. Dengan efek visual akan didapatkan hasil yang lebih halus dan baik.
2.9.2 Editing Suara
Setelah semua gambar disusun menjadi satu rangkaian cerita berdasarkan
setiap scenenya, maka selanjutnya ialah tahap mengedit tata suaranya. Proses ini
meliputi penyesuaian suara dialog pemain dengan rekaman gambar karena
mengingat dalam proses perekaman suara saat shooting tidak menggunakan mic
kamera, tetapi menggunakan perekam suara DAT (Digital Audio Tape). Setelah
suara dialog dan rekaman gambar sesuai, selanjutnya akan ada pemberian efek
suara, misalnya dalam film ini ada adegan suasana pagi hari diberi efek suara
kicauan burung. Pemberian efek suara ini berguna untuk menghidupkan situasi
dalam film.
37
Dalam proses editing film pendek “Rock N’ Roll Komik” ini juga akan
dilakukan proses Recording Voice Over atau rekaman suara untuk narasi. Take
voice over dilakukan oleh narator dengan mengacu pada naskah yang telah dibuat.
Caranya dengan menghubungan mic ke komputer kemudian diolah menggunakan
program Adobe Audition 2.0. Narator tersebut akan mengisi suara sebagai narasi
untuk adegan yang menampilkan foto-foto kegiatan tokoh utama.
Tahap akhir ialah penggabungan antara suara dialog dan gambar, suara
asli lokasi, efek suara, suara narasi, dan musik (mixing). Setelah tersusun
semuanya kemudian disatukan dan dirender.
2.9.3 Tata Musik
Penataan musik merupakan proses terakhir dalam editing. Musik sendiri
dimaksudkan untuk mempertegas sebuah adegan agar lebih kuat maknanya atau
memberi efek dramatisir. Selain itu, ilustrasi musik juga dapat menutupi atau
mengatasi suara noise yang mengganggu. Proses penataan musik ini dilakukan
setelah proses editing gambar dan suara selesai.
Dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” ini musik yang akan
melatarbelakangi setiap adegan berjenis modern instrument. Musik-musik tersebut
sebagian besar diambil dari beberapa penyanyi luar negeri, musisi, dan grup
musik luar negeri yang dianggap sesuai dengan nuansa film ini yaitu Rock N’
Roll seperti Bill Conti, Thomas Newman, David Lee Roth, David Bowie, Jimi
Hendrik, Yoko Kanno, The Beatles, Rolling Stones, Sonic Youth, KISS, U2, dan
Mogwai. Selain itu, ada beberapa adegan yang akan menggunakan efek suara
guna untuk mempertegas suasana, seperti bunyi alarm jam dan kicauan burung.
38
2.10 Pemeran
Pemilihan para pemeran dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”
semuanya didapatkan dengan cara direkrut secara langsung oleh sutradara dan tim
produksi. Sebagian besar para pemain yang direkrut dalam film ini adalah pemain
pemula yang masih tergolong amatiran dan mempunyai dasar akting panggung
yang minim. Para pemain direkrut oleh sutradara karena memiliki karakter yang
kuat untuk memerankan tokoh-tokoh dalam film ini.
Setelah para pemeran terkumpul, sutradara mengarahkan para pemeran
sesuai dengan skenario. Latihan pertama yang dilakukan adalah duduk bersama-
sama dan membaca skenario sesuai porsinya (reading) yang dibimbing oleh
asisten sutradara. Hal ini dilakukan untuk membantu para pemeran melafalkan
dialog dan tata gerak sesuai dengan yang harus mereka lakukan dalam film nanti.
Setelah beberapa kali melakukan reading, para pemeran melakukan latihan tata
gerak (blocking), mimik, dan bahasa tubuh pemeran diarahkan sesuai dengan
keinginan sutradara. Selanjutnya, setelah para pemeran dianggap siap oleh
sutradara maka jadwal shooting segera disusun.
Para pemain film pendek “Rock N’ Roll Komik” yang telah direkrut oleh
sutradara dan tim produksi memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-
beda, antara lain para alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta (Desain
Komunikasi Visual, Fotografi, Musik, dan Kriya), alumnus Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta (Hukum), alumnus Universitas Sanata Dharma (Sastra
Indonesia), mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta (Komunikasi),
mahasiswa Universitas Islam Indonesia (Komunikasi), mahasiswa Universitas
39
Ahmad Dahlan (Matematika), siswa-siswa SD Inpres Surokarsan dan SMUN 1
Tirtonirmolo.
Pemeran tokoh utama Iwank dipercayakan pada Erwan Hersi Susanto,
S.Sn. Untuk pemeran tokoh pembantu antara lain tokoh Cosy alias Kenthut
diperankan oleh Fitrilia Wulansari, S.Sn, tokoh Gudir diperankan oleh Erfianto
Wardhana, tokoh Tejo diperankan oleh Baskoro Latu Anurogo, S.Sn, tokoh Editor
Penerbit I diperankan oleh Prasasti Raden, S.Sn, tokoh Editor Penerbit II
diperankan oleh Jatmiko Indro Kusno, dan tokoh Penjaga Distro diperankan oleh
Tiara.
Dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” juga digunakan beberapa tokoh
figuran atau pemeran-pemeran pelengkap sebagai pendukung cerita antara lain
tokoh Pelanggan koran I diperankan oleh Muhammad Yusron Nur Wijaya, tokoh
Pelanggan II diperankan oleh Ibu Wiwik, tokoh Pelanggan koran III diperankan
oleh Ibu Nining, para tokoh Pengunjung Pameran diperankan oleh Gintani, Mia,
Pak Gandung, tokoh Pemilik Foto Copy diperankan oleh Pak Nardi, tokoh
Pelanggan Koran dan Komik diperankan oleh tokoh Sie “Z”, S.Sn, para tokoh
Peminat Komik diperankan oleh Lilo, Dian, Joni, Aris, Lutfi, Purna, Andre, Ani
Astari, Haniffudin, S.H, dan Heru. Namun, tidak menutup kemungkinan apabila
saat shooting berlangsung, sutradara sengaja melibatkan orang-orang di sekitar
lokasi shooting agar terlihat natural. Pelaksanaan kegiatan pembuatan film pendek
“Rock N’ Roll Komik” untuk Praproduksi dimulai pada tanggal 1 September - 15
Januari 2008, Produksi pada tanggal 16, 17, 22, 24, 25, 29, 31 Januari 2008, dan
Pascaproduksi atau proses editing direncanakan memakan waktu 1 bulan.
40
BAB III
HASIL KEGIATAN
FILM PENDEK “ROCK N’ ROLL KOMIK”
Ada 3 tahap yang harus dilalui dalam produksi sebuah film yakni Pra
produksi, Produksi, dan Pascaproduksi. Praproduksi adalah tahap mempersiapkan
sebuah produksi film. Segala sesuatu yang kelak akan dibutuhkan dalam membuat
film disiapkan dalam tahap ini. Produksi adalah tahap perekaman gambar dan
suara. Dengan kalimat lain, produksi merupakan kegiatan saat proses shooting
berlangsung. Sedang Pascaproduksi adalah tahap membuat sentuhan akhir atau
menyiapkan hasil shooting sampai ke penonton. Tahap Pascaproduksi meliputi
proses editing (editing gambar dan suara) dan tata musik (pemberian ilustrasi
musik dan efek suara) (Bengkel Film Pemula, 2003).
Berikut ini penulis akan menjelaskan hasil kegiatan yang telah dilakukan
pada saat proses persiapan shooting (Praproduksi), proses shooting berlangsung
(Produksi) hingga proses editing pembuatan film pendek “Rock N’ Roll Komik”
(Pascaproduksi).
3.1 Skenario
Skenario film pendek “Rock N’ Roll Komik” ditulis oleh FX. Hery
Filimon selaku sutradara dan produser. Pembuatan skenario film ini mengalami
dua tahap. Tahap pertama, penulis membuat skenario awal ini menjadi 39 scenes
dengan tebal 23 halaman. Tahap kedua, skenario akhir yang dibuat setelah film
41
selesai diedit menjadi 50 scenes dan tebal 28 halaman dengan penambahan 10
adegan yang terdiri dari delapan adegan berupa snap shot (foto) disertai narasi dan
dua adegan lainnya berupa gambar bergerak. Selain itu, juga ada penambahan
empat tokoh figuran.
Skenario awal film pendek “Rock N’ Roll Komik” tidak mengalami
perubahan dialog maupun adegan sehingga skenario langsung diberikan pada para
pemeran untuk dipelajari. Namun, pada saat shooting berlangsung perubahan pada
skenario pasti akan terjadi karena para pemeran dibebaskan oleh sutradara untuk
berimprovisasi baik menambah dialog atau pun mengurangi dialog selama tidak
lepas dari inti cerita. Di bawah ini contoh adegan dan dialog yang berubah pada
saat shooting berlangsung :
06. EXT. ANGKRINGAN / MALAM IWANK duduk melamun sambil menikmati rokok dan segelas teh panas di angkringan langganannya. Di angkringan inilah IWANK selalu menceritakan masalahnya pada TEJO, si penjual angkringan. TEJO pun mencoba menanggapinya.
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
(datang mendekati lalu duduk disamping Iwank) Mas..mas..! kok ngelamun…
Mikirin apa to kok kayaknya serius banget… sampai mukanya ditekuk-tekuk…
IWANK
Emangnya gombal ditekuk-tekuk… Wah pusing Jo..
(menghisap rokoknya dalam-dalam)
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Pusing kenapa?
Kalau mikirin hidup jangan dipikir pusing-pusing… Ntar malah stres terus lama-lama gila sendiri lo…
IWANK
Aku tuh nggak habis pikir… Masak setiap kali aku masukin komikku ke penerbit selalu
aja ditolak.
42
Alasannya tema komikku nggak memenuhi kriteria di pasaran.
Dan gilanya lagi kenapa ide-ideku selalu mati dengan aturan-aturan yang harus begini lah..begitu lah..
Nggak bisa berekspresi dengan bebas. Yaa ekspresi itu bebas tapi nggak diakui, ya sama aja.
Berkarya terus tapi ya tetep kere (miskin). Kalau mau kaya ya harus ikut aturan.
Ya sama aja ide-ide kita dikebiri terus sama aturan.
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) (tersenyum) Oalah itu to yang bikin mas Iwank pusing?
Begitu aja kok dipikir to mas…mas… La wong (Ya orang) kita hidup di negara yang penuh dengan aturan…
Dan dirampas pula ma aturan… Kayak aku ini jualan sudah pindah beberapa kali Mas?
Digusur petugas TANTRIP kota sialan… Katanya sih ada aturan tidak boleh berjualan di pingir
jalan tanpa ijin… Alasannya mengganggu pemandangan…
La wong(Ya orang) katanya tanpa ijin kok dimintain pajak terus… IWANK
Wis, wis, (sudah, sudah) malah nggak nyambung sampai ke mana-mana ceritanya…
Malah tambah pusing aku… (berdiri) Aku mau pulang, capek, mau istirahat…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
Lho, kok kesusu (terburu-buru) to Mas? Mbok dihabisin dulu… (Ya dihabisin dulu…)
IWANK
Aku capek’e Jo, seharian tadi gambar… Kejar target, biar jadi duit…
(merogoh saku celana untuk mengambil uang ) Udah berapa nih, es teh satu sama rokok satu…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
Semuanya seribu tujuh ratus mas. (mengelap meja)
IWANK
(memberikan uang) Nih uangnya, makasih ya Jo. Sampai ketemu besok…
Tetap semangat kehidupan keras! (bergegas pergi)
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Iyo mas, tetap semangat!
43
Ati-ati di jalan ya! (memasukkan uang ke saku lalu berdiri mengambil gelas
sambil ngelap meja)
Scene di atas ialah adegan dan dialog yang diambil dari skenario awal atau
tahap pertama yang dipegang oleh pemeran tokoh Iwank dan Tejo. Ketika
shooting berlangsung, pemeran tokoh Tejo berimprovisasi menambahkan dialog
serta adegan sehingga dalam skenario akhir menjadi seperti berikut ini :
07. EXT. ANGKRINGAN / MALAM IWANK duduk melamun sambil menikmati rokok dan segelas teh panas di angkringan langganannya. Di angkringan inilah IWANK selalu menceritakan masalahnya pada TEJO, si penjual angkringan. TEJO pun mencoba menanggapinya.
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
(datang mendekati lalu duduk di samping Iwank) Ealah mikir opo to Mas Iwank ?
(…apa sih…) Kok kayaknya serius banget…
Mukanya sampai kayak ditekuk-tekuk kayak gitu…
IWANK Emangnya gombal ditekuk-tekuk…
Pusing Jo...Jo…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Wah pusing opo Mas…Mas…?
Hidup itu jangan dipikir pusing Mas… Malah jadi gila nanti…
IWANK
Aku tuh nggak habis pikir…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) (memandang Iwank) Pripun…?
(Gimana…?)
IWANK Masak setiap kali aku masukin komikku ke penerbit selalu
aja ditolak. Alasannya tema komikku nggak memenuhi kriteria
pemasaran. Dan gilanya lagi kenapa ide-ideku selalu mati
dengan aturan-aturan yang harus begini lah..begitu lah.. Nggak bisa berekspresi dengan bebas.
44
Yaa berekspresi dengan bebas itu kan nggak diakui, ya sama aja…
Berkarya terus tapi ya tetep kere. Kalau mau kaya ya harus ikut aturan.
Ya sama aja ide-ide kita dikebiri terus sama aturan itu sendiri…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
(tersenyum sambil mengusap mukanya dengan tangan) Oalah itu to yang bikin mas Iwank itu pusing ?
Kayak gitu kok dipikir to mas… La wong kita itu hidup di negara yang penuh dengan
aturan… Dan dirampas pula oleh aturan itu sendiri…
Kayak saya ini jualan beberapa kali pindah ? Digusur sama petugas TANTRIP sialan itu…
Katanya itu ada aturan tidak boleh jualan di pingir jalan…
Katanya membuang…(sedikit berpikir) apa itu…mengganggu pemandangan…
La wong ada peraturan kayak gitu kok dimintain pajak terus… IWANK
Wis, wis, malah ra nyambung omongane, critanya sampai mana…
(Udah, dah, malah nggak nyambung omongannya,…)
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Lho gimana to… (bingung)
IWANK
Dah aku tambah pusing Mas… Aku mau pulang, istirahat saja…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
Lho, kok terburu-buru to Mas? Dihabisin dulu…
IWANK
Tadi itu saya seharian (memukul meja) dah gambar… supaya jadi duit…
(merogoh saku celana untuk mengambil uang ) Berapa Mas, teh panas ?
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
Sama rokok satu… IWANK He…em…
45
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Seribu tujuh ratus aja…
IWANK
(menaruh uang di meja) Pas ! Sik (sebentar) Mas yo…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
Ati-ati Mas ya… (memasukkan uang di sakunya)
IWANK (menepuk pundak Tejo) Tetap semangat lho kehidupan
keras! (bergegas pergi)
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Tetap semangat juga lho Mas… Ati-Ati di jalan lho Mas ya…
Owalah…(ngelap meja)
Tejo berdiri mengambil gelas sambil ngelap meja. Jika scene di atas merupakan penambahan dialog dan adegan, contoh
berikut ini merupakan pengurangan dialog dan adegan.
15. INT. KAMAR KOST / SIANG BERIKUTNYA IWANK tampak sedang asyik menggambar komik di kanvas sambil mendengarkan musik Rock N’ Roll kesukaannya. Tak lama kemudian COSY alias KENTHUT, panggilan kesayangan Iwank kepada COSY, berusaha mengagetkan Iwank yang sedang serius menggambar.
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) (berdiri di pintu kamar) Wah serius banget ngomiknya…
IWANK
(menoleh ke Cosy) Eh…kamu Thut… (Cosy duduk di dekat Iwank) Ya…ini mumpung lagi ada ide,
terus aku iseng-iseng aja nggambar di kanvas… Menurutmu piye Thut?
(berhenti menggambar sambil memandangi gambarannya)
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) (menggut-manggut sambil memandangi lukisan komik Iwank)
Bisa…bisa… Asyik kok, lebih variatif…
46
IWANK Sip ya!
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Sip! Oya tadi coba masukkin ke penerbit lagi nggak?
IWANK
(gambar) Wah nggak Thut..males! Rencana mau tak terbitin sendiri komik-komikku kayak
biasanya… Bisa bebas berekspresi dan nggak pusing-pusing mikirin aturan layak terbit… Pokoknya langsung terbiiiiit!
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Lha ya gitu ajalah… Ngapain susah-susah…
Apa pun yang terjadi, kita tetap berkarya to… Aku yakin kok, kalau kamu tetap semangat, nggak gampang
nyerah, suatu saat pasti kamu akan berhasil…
IWANK
Iya ya Thut…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Ya udah ganti topik aja…
Piye (Gimana), ntar malam jadi manggung ma anak-anak?
IWANK Woo ya jadi…
Lha gimana to? (menoleh ke arah Cosy)
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Enggak…
Ntar malam aku nggak bisa ikut, soalnya mau bantuin Atika pemotretan buat tugas
akhirnya… Kasihan, aku dah janji bantuin soalnya...
Nggak pa-pa ya aku nggak ikut? (menatap Iwank)
IWANK
Slaoow aja… (menaruh kuas dan merangkul Cosy )
Yang penting kita tetap ber…
IWANK + COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Rock N’ Roll!!
47
Scene di atas ialah adegan dan dialog diambil dari skenario awal atau
tahap pertama pada saat adegan di kamar kost Iwank. Pada saat dialog
berlangsung, tokoh Iwank dan Cosy menghilangkan beberapa dialog dan adegan
yang dirasa tidak perlu sehingga menjadi seperti berikut ini :
15. INT. KAMAR KOST / SIANG BERIKUTNYA IWANK tampak sedang asyik menggambar komik di kanvas. Tak lama kemudian COSY alias KENTHUT, panggilan kesayangan IWANK kepada COSY, muncul di depan pintu kamar dan berusaha mengagetkan IWANK yang sedang serius menggambar.
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
(berdiri di pintu kamar) Wah serius banget ngomiknya…(lihat gambaran Iwank)
IWANK
(menoleh ke arah Cosy) Eh…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) (duduk di samping Iwank)
Oya, tadi coba masukin ke penerbit lagi nggak ?
IWANK (gambar) Nggak Thut…
Rencana mau tak terbitin sendiri komik-komikku seperti biasanya…
Bisa lebih bebas berekspresi, nggak repot-repot ngikutin aturan layak terbit…
Pokoknya langsung terbiiiiit !
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) (memegang pundak Iwank) Lha ya gitu aja…
Ngapain susah-susah… Apa pun yang terjadi, kita tetap berkarya to…
Aku yakin kok, kalo kamu semangat, nggak gampang nyerah, Kamu pasti akan berhasil…
IWANK
Iya ya Thut ya…
COSY alias KENTHUT(PANGGILAN KESAYANGAN) He em…
Ya udah ganti topik… Gimana nanti jadi maen sama anak-anak ?
48
IWANK Woo ya jadi…
(menoleh ke arah Cosy) Lha gimana to ?
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Enggak…
Ntar malam aku nggak bisa ikut, Soalnya mau bantuin Atika motret di studio, bantuin TA-
nya…
IWANK Oo…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Kasihan soalnya, aku dah janji’e… Nggak pa-pa kan ? (menatap Iwank)
IWANK
Slow aja…(menaruh kuas dan merangkul Cosy) Yang penting kita tetap ber…
IWANK dan COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Rock N’Roll !
Perubahan adegan saat shooting berlangsung juga terjadi pada proses
pembuatan film pendek “Rock N’ Roll Komik”, yaitu pada bagian klimaks film
yang semula hanya digambarkan dengan suasana kamar kost Iwank saja yang sepi
kemudian oleh sutradara diubah dengan menggambarkan suasana keseluruhan
kost Iwank yang sepi dan hanya kenangan yang tersisa. Berikut ini contoh bagian
klimaks skenario awal :
35. INT. KAMAR KOST / PAGI BERIKUTNYA Suasana kamar kost IWANK tampak sepi tanpa ada penghuni dan aktivitas yang berlangsung. Yang masih tersisa hanya kenangan.
Setelah mengalami penyuntingan, bagian klimaks berubah menjadi seperti
berikut:
35. INT. KOST / PAGI BERIKUTNYA Suasana kost IWANK tampak sepi tanpa ada penghuni dan aktivitas yang berlangsung. Hanya sebuah kenangan yang
49
tersisa. Tempat tidur yang sering ditempati IWANK tampak kosong tak ada yang menempatinya. Lukisan komik IWANK di kanvas tampak dibiarkan belum selesai. Kebiasaan Iwank menyuci tampak tidak ada. Sepeda onthel yang biasa terparkir di samping kamar mandi tampak tidak ada. Kebiasaan IWANK membuat teh di meja depan kamar pun tidak ada. Kebiasaan IWANK bercermin setelah mandi tampak tidak ada lagi. Di depan pintu kamar juga tidak tampak IWANK yang selalu bermain gitar. Bahkan, di meja gambarnya tidak tampak lagi IWANK yang sering menggambar komik. Pada ending cerita terdapat penambahan adegan dan tokoh secara spontan
sewaktu proses shooting berlangsung. Sutradara tiba-tiba menambahkan dua
adegan dan dua tokoh figuran secara spontan tanpa berpatokan pada skenario.
Berikut ini contoh adegan dan tokoh figuran pada ending skenario awal :
36. EXT. KAMPUNG / SIANG / 1 TAHUN KEMUDIAN Tampak empat anak laki-laki jalanan sedang tertawa
asyiknya membaca komik IWANK sambil duduk di halaman rumah.
37. EXT. GANG PERUMAHAN / SIANG Tampak dua siswa SMU sedang berjongkok di gang
perumahan sambil tertawa membaca komik IWANK. Sementara itu, seorang siswa yang lain sedang membeli siomay kemudian ikut nimbrung bersama teman-temannya yang sedang membaca komik IWANK tadi.
38. INT. KIOS BUKU / SORE Di salah satu kios buku tersebut tampak ada seorang
mahasiswa yang sedang melihat-lihat buku. Kedua matanya pun langsung tertuju pada komik IWANK. Ia mengambil komik itu dan membacanya sambil tersenyum-senyum. Sementara itu, tampak langkah kaki berjalan menuruni tangga komplek kios buku itu. Tiba-tiba orang itu menghentikan langkah kakinya dan mendekati anak muda itu sambil tersenyum. Pemuda yang sedang asyik membaca komik tadi kemudian menoleh ke arah IWANK. Awalnya ia tidak menyadari bahwa tokoh komik yang dibacanya itu adalah orang yang ada di dekatnya. Namun pemuda itu penasaran lalu berulang kali menoleh ke arah IWANK dan kembali melihat tokoh komik yang ada di buku. IWANK pun hanya tersenyum lalu meninggalkan mahasiswa itu dan bergegas melanjutkan perjalanannya.
50
39. EXT. JALAN RAYA / SORE Di perjalanan, IWANK tampak merasakan kelegaan karena akhirnya komik-komiknya diminati semua kalangan. Setelah mengalami penambahan adegan dan tokoh figuran, ending di
skenario akhir menjadi seperti berikut ini :
45. INT. KIOS BUKU / SORE / 1 TAHUN KEMUDIAN Di salah satu kios buku tersebut tampak ada seorang mahasiswa yang sedang melihat-lihat buku. Kedua matanya pun langsung tertuju pada komik IWANK. Ia mengambil komik itu dan membacanya sambil tersenyum-senyum. Sementara itu, tampak langkah kaki berjalan menuruni tangga komplek kios buku itu. Tiba-tiba orang itu menghentikan langkah kakinya dan mendekati anak muda itu sambil tersenyum. Pemuda yang sedang asyik membaca komik tadi kemudian menoleh ke arah IWANK. Awalnya ia tidak menyadari bahwa tokoh komik yang dibacanya itu adalah orang yang ada di dekatnya. Namun, setelah pemuda itu melihat tokoh komik yang ada di buku, ia merasa tokoh itu sama dengan orang yang mendekatinya. Pemuda itu lalu menoleh ke arah IWANK dan tersenyum. IWANK pun hanya tersenyum lalu meninggalkan mahasiswa itu dan bergegas melanjutkan perjalanannya.
46. EXT. HALAMAN RUMAH / SIANG Tampak empat anak laki-laki jalanan sedang tertawa
asyiknya membaca komik IWANK sambil duduk di halaman rumah.
47. EXT. GANG PERUMAHAN / SIANG Tampak dua siswa SMU sedang berjongkok di gang
perumahan sambil tertawa membaca komik IWANK. Sementara itu, seorang siswa yang lain sedang membeli siomay kemudian ikut nimbrung bersama teman-temannya yang sedang membaca komik IWANK tadi.
48. EXT. DEPAN RUMAH / SIANG Tampak seorang pegawai kantor laki-laki sedang
istirahat di bangku depan mobil atau bangku sopir dengan pintu terbuka sambil membaca komik IWANK.
49. EXT. WARUNG MAKAN / SIANG
Tampak di sebuah warung makan, ada seorang mahasiswi sedang asyik membaca komik IWANK sambil makan.
51
50. EXT. JALAN PERUMAHAN / SORE. IWANK mengayuhkan sepeda onthelnya dengan semangat. IWANK merasakan kelegaan karena akhirnya komik-komiknya diminati semua kalangan.
Enam scenes di atas diambil pada skenario akhir yang terdapat
penambahan dua tokoh figuran yaitu tokoh pegawai kantor pada scene 48 dan
tokoh mahasiswi pada scene 49. Tujuan sutradara menambahkan adegan dan
tokoh figuran di atas hanya ingin menggambarkan bahwa pada ending cerita
komik-komik Iwank banyak disukai di semua kalangan termasuk pegawai
kantoran dan mahasiswi.
Pemberian dialog di luar skenario juga terjadi pada proses pembuatan film
pendek “Rock N’ Roll Komik”. Maksud dari pemberian dialog di luar skenario
ialah saat pemeran secara spontan memberikan dialog pada adegan yang
sebenarnya tanpa dialog di skenario. Hal ini terjadi pada adegan berikut ini :
08. EXT. PINGIR JALAN / SIANG IWANK menghentikan sepedanya di pinggir jalan untuk istirahat sejenak. Tanpa turun dari sepeda, IWANK mengambil botol minuman dari tasnya lalu meminumnya sambil memandangi tembok yang penuh dengan mural yang bergambar dua orang musisi yang sedang bergaya bermain gitar. IWANK langsung tersenyum lalu mengambil kaca mata hitamnya di tas dan memakainya sambil memandangi kembali gambar mural tersebut. IWANK lalu bergegas mengayuh sepedanya. Scene di atas diambil dari skenario awal atau tahap pertama. Pada scene di
atas awalnya hanya sebuah adegan Iwank istirahat di pinggir jalan sambil
memandang mural tanpa dialog. Namun, sewaktu proses shooting berlangsung,
tokoh Iwank tiba-tiba mengucapkan dialog yang tidak ada dalam skenario dan di
luar pikiran sutradara. Jadi, sifatnya seperti monolog atau berbicara sendiri saat
52
memandang mural di tembok itu. Penambahan dialog pada adegan tersebut
menjadi seperti berikut ini :
09. EXT. PINGIR JALAN / SIANG IWANK menghentikan sepedanya di pinggir jalan untuk istirahat sejenak. Tanpa turun dari sepeda, IWANK memandangi tembok di sebelah ia berhenti. Tembok itu penuh dengan mural yang bergambar dua orang musisi yang sedang bergaya bermain gitar.
IWANK (memandang mural)
Wah hei ki, malah ra kepanasen de’e…(mengambil botol minuman dari tasnya)
(Wah ha ini, malah nggak kepanasan dia…) Ngombe sek nek aku (minum)(Minum dulu kalo aku)
Woo edan ki… (menutup botol minuman sambil memandang mural)(Woo gila nih…)
Rocker tanpa kenal lelah yo ngene ki…(…kayak gini.) Ra kepanasen…(Nggak kepanasan)
Kene we kepanasen… (memakai kaca mata hitam)(Sini aja kepanasan)
Ha…ngene kan iyup (memandang mural lagi) (Ha…gini kan nggak panas )
Mangkat ! (mengayuhkan sepedanya) (Berangkat !)
Penambahan adegan setelah proses shooting selesai juga terjadi pada
proses pembuatan film pendek “Rock N’ Roll Komik”. Ketika proses shooting
selesai dan belum diedit ada sedikit masukan dari dosen pembimbing untuk
menambahkan adegan yang disertai narasi. Penambahan adegan dan narasi ini
sebagai jembatan menuju ending cerita agar pesan film ini dapat tersampaikan ke
penonton. Masukan dari dosen pembimbing lalu dipertimbangkan oleh sutradara
dan berikut ini beberapa adegan dan narasi yang ditambahkan pada skenario:
Dalam scene 36-44 ini hanya berupa kumpulan snap shot yang kemudian diberi narasi.
IWANK (NARATOR) Aku sadar bahwa aku belum bisa mencapai apa yang aku impikan. Namun, setidaknya aku sudah berusaha dengan jalanku sendiri.
Aku akan berjuang melewati semua resiko ini, demi menjaga roh komikku.
Lebih baik, aku gagal dalam perjalanan
53
daripada aku gagal tanpa berjalan.
Hidup adalah sebuah perjuangan. Sesulit apa pun perjuangan itu harus aku jalani,
tidak bisa tidak. Bagiku kegagalan hanyalah pengalaman hidup,
yang pada akhirnya mampu menjadikan aku seorang yang kuat. Apa pun yang terjadi, aku harus tetap berjuang,
demi kesempurnaan “cinta dalam berkarya”.
36. EXT. PEREMPATAN JALAN, TROTOAR, DAN INT. RUMAH MAKAN / SIANG. (Snap Shot)
Dengan ditemani gitarnya, IWANK ngamen di perempatan jalan, trotoar, dan rumah makan.
37. EXT. DEPAN WARUNG / SIANG. (Snap Shot) Hanya dengan modal kertas dan pensil, IWANK tampak
sedang melukis karikatur dan wajah dua orang wanita. 38. EXT. PANGGUNG MUSIK / MALAM. (Snap Shot) IWANK kembali ngeband bersama bandnya di sebuah acara. 39. EXT. SEPANJANG JALAN PERUMAHAN / PAGI.(Snap Shot) Tampak IWANK sedang meloper koran dengan sepeda
onthelnya seperti sedia kala. 40. INT. RUANG TENGAH KOST / SIANG. (Snap Shot)
IWANK sedang menghitung uang hasil jerih payahnya. 41. INT. KAMAR KOST / MALAM. (Snap Shot)
Tampak IWANK mulai menggambar komik lagi. 42. EXT. KIOS FOTO COPY / PAGI. (Snap Shot)
IWANK tampak sedang menjelaskan pada pemilik foto copy yang mana saja komik yang harus difoto copy. Sembari menunggu, IWANK pun meneliti komik-komiknya yang sudah difoto copy.
43. INT. KAMAR KOST / SIANG. (Snap Shot) IWANK tampak dengan telitinya melipat dan menyusun lembaran-lembaran komik yang telah diperbanyak tadi. Selanjutnya setelah tersusun sesuai cerita, IWANK lalu memberi cover pada komiknya.
44. EXT. RUMAH PELANGGAN KORAN DAN KOMIK / PAGI
BERIKUTNYA. (Snap Shot) Tampak di depan pintu rumah pelanggan korannya, IWANK menyerahkan koran beserta komiknya.
Penambahan adegan di atas juga disertai dengan penambahan dua tokoh figuran
yaitu tokoh Pemilik Foto Copy dan tokoh Pelanggan Koran dan Komik.
54
Tokoh Pemilik Foto Copy terdapat pada scene 42 saat Iwank memfoto copy
komiknya. Sedang tokoh Pelanggan Koran dan Komik terdapat pada scene 44 saat
Iwank menyerahkan koran dan komiknya ke pelanggan tersebut.
3.2 Sutradara dan Produser
Dalam proses pembuatan film pendek “Rock N’ Roll Komik”, sutradara
juga merangkap sebagai produser sehingga ia bertanggung jawab penuh dalam
segi artistik dan modal yang dibutuhkan untuk pembuatan film ini. Selain itu,
sutradara juga mengontrol film dari awal produksi (praproduksi), shooting
(produksi), sampai dengan proses editing (pascaproduksi).
Memasuki tahap produksi atau shooting film pendek “Rock N’ Roll
Komik”, sutradara selalu memantau dan memberi arahan kepada kameramen.
Setiap posisi kamera beserta gerak kamera akan dikontrol oleh sutradara baik
melalui monitor TV atau langsung dari kamera. Dengan begitu, sutradara dapat
menentukan dari mana setiap shot yang dirancangnya akan direkam sehingga
gambar yang ditangkap oleh kamera benar-benar dari sudut yang paling artistik
seperti yang diinginkan. Biasanya tempat yang ditunjuk atau ditentukan oleh
sutradara disebut titik kamera.
Gambar 1 dan 2. Sutradara memberi arahan kepada kameramen
55
Mengarahkan para pemeran dalam berakting di depan kamera juga
merupakan tugas utama sutradara. Sesuai dengan arahan waktu latihan atau pada
tahap pra produksi, sutradara selalu membimbing para pemeran dalam melakukan
tugasnya. Para pemeran telah berlatih dialog, gestur, dan blocking kamera sesuai
dengan skenario dan lokasi shooting yang telah dipelajari sebelumnya. Selama di
lokasi shooting, sutradara berusaha membuat suasana shooting senyaman
mungkin agar para pemeran tidak terlalu tegang dalam berakting di depan kamera.
Sebab ketegangan yang berlebihan seringkali mengakibatkan para pemeran tidak
mampu memberikan yang terbaik saat shooting sehingga terkadang penampilan
mereka tidak sebaik saat latihan. Pada dasarnya para pemeran dalam film ini
cukup bisa menyesuaikan suasana saat di lokasi shooting sehingga sutradara tidak
kesulitan dalam mengarahkan para pemeran berakting dan berdialog di depan
kamera.
Gambar 3 dan 4. Sutradara memberi arahan pada pemeran saat shooting di Jalan Kapas dan kost Iwank.
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan oleh sutradara dalam menjaga
continuity atau kesinambungan saat pengambilan gambar dan suara seperti screen
direction, properti, waktu, dan suara. Screen direction adalah arah hadap para
pemeran sebelum, sesudah, dan pada saat tiap shot direkam. Sutradara selalu
56
memperhatikan kedudukan dan pergerakan pemain karena semuanya harus
sinkron. Misalnya saat adegan di stasiun, pada shot sebelumnya Iwank dan Cosy
duduk di ruang tunggu stasiun menghadap ke arah kanan, arah dari mana kereta
mestinya datang, dengan demikian pada shot lain ketika kereta datang harus
datang dari arah kanan layar.
Gambar 5 dan 6. Contoh screen direction pada adegan di stasiun.
Untuk properti tiap shot yang direkam, sutradara selalu meneliti
kelengkapan properti yang digunakan karena umumnya karakter tokoh dibangun
dengan bantuan properti yang tampil bersamanya dalam satu layar. Hal ini
bertujuan agar penonton mudah mengidentifikasi tokoh-tokoh dan pesan yang
hendak disampaikan sutradara. Misalnya, tokoh Iwank identik dengan sepeda
onthel, maka ke mana pun Iwank pergi tidak bisa lepas dari sepeda onthel.
Waktu juga sangat diperhatikan oleh sutradara karena menyangkut
kekronologisan cerita dalam film ini. Maksudnya, di lokasi shooting sutradara
selalu menyesuaikan sumber cahaya dengan waktu yang tercantum di skenario.
Misalnya, saat hendak take adegan Iwank loper koran pagi hari, sumber cahaya
yang digunakan harus selayaknya suasana pagi hari. Selain dialog yang wajib
direkam, sutradara juga mengarahkan penata suara untuk merekam suara dan
atmosfir yang mendukung suasana film, seperti suara keramaian jalan dalam
57
adegan Iwank istirahat di pinggir jalan sambil memandangi mural. Unsur ini yang
membantu menciptakan suasana yang diinginkan sutradara.
Gambar 7. Contoh adegan Iwank saat memandangi mural di pinggir jalan.
Selain itu, sutradara juga bertugas menentukan layak tidaknya sebuah
rekaman gambar dan suara untuk dipakai dalam film ini. Saat shooting, sutradara
dan pencatat adegan selalu membawa catatan scene sebagai panduan saat
melakukan pengambilan gambar dan suara. Dengan begitu, apabila sutradara puas
dengan perekaman gambar dan suara yang diambil, maka sutradara akan
menyuruh pencatat adegan untuk mengisi tanda centang (V) pada kolom PAKAI
dan sebaliknya kalau tidak puas diisi tanda silang (X) pada kolom GAGAL dan
melakukan take ulang.
Kru yang bekerja dalam proses pembuatan film pendek “Rock N’ Roll
Komik” juga di bawah pengawasan sutradara. Setiap petugas diberi tempat,
kekuasaan, dan tanggung jawab yang jelas oleh sutradara. Meskipun begitu,
sutradara selalu menempatkan dirinya sama dengan kru maupun para pemeran
lainnya sehingga tidak ada kesenjangan dan terjalin kerja sama tim yang kuat. Di
saat break shooting, sutradara selalu mengajak kru dan para pemeran untuk
58
sharing, terbuka satu sama lain, dan saling memberikan masukan demi kelancaran
proses shooting.
Gambar 8. Sutradara dan kru saling Gambar 9. Sutradara memantau kerja sharing saat break shooting. editor saat proses editing. Pengawasan terakhir yang dilakukan sutradara dalam pembuatan film
pendek “Rock N’ Roll Komik” ialah saat proses editing. Setelah shooting
berakhir, sutradara kemudian menyerahkan hasil catatan scene film ini secara
lengkap pada editor sebagai panduan untuk menyeleksi gambar. Dalam masalah
editing, sutradara memberikan kebebasan editor untuk bekerja sampai seluruh
adegan disambung menjadi kesatuan cerita. Setelah selesai, editor akan
memperlihatkan hasil kerjanya dan barulah sutradara memberikan komentar atau
koreksi sesuai dengan patokan skenario dan hasil catatan scene. Dalam proses
editing ini, sutradara juga memberikan kesempatan bagi kru dan para pemeran
untuk memberikan masukan mengenai hasil editan film ini. Selebihnya, untuk
keputusan akhir (final) film ini tetap ada di tangan sutradara sekaligus produser
59
3.3 Modal
Modal yang disediakan untuk produksi film pendek “Rock N’ Roll
Komik” sebesar Rp. 1.700.000,00, dengan perincian sebagai berikut :
a. Praproduksi
1). Rapat pembentukan tim produksi, Rp. 50.000,00
penentuan anggaran dan jadwal
2) Pembuatan skenario dan storyboard Rp. 50.000,00
3) Foto copy Rp. 20.000,00
4) Hunting lokasi (Transportasi) Rp. 20.000,00
6) Konsumsi Rp. 50.000,00
7) Rokok (2 bungkus) Rp. 6.850,00 x 2 Rp. 13.700,00 ----------------------+
Rp. 203.700,00 b. Produksi
Jumlah hari : 7 hari
Jumlah personil : 10 orang
1) Video cassette
• Mini DV Sony
@ Rp. 22.500,00 x 4 buah Rp. 90.000,00
• Mini DVD
@ Rp. 7200,00 x 3 buah Rp. 21.600,00
2) Kaset Tape
@ Rp. 4.500,00 x 2 buah Rp. 9.000,00
3) Properti Rp. 16.000,00
4) Make up Rp. 14.000,00
60
5) Kameramen Rp. 200.000,00
6) Dokumentasi Rp. 20.000,00
7) Set Lokasi Rp. 20.000,00
8) Transportasi Rp. 50.000,00
9) Konsumsi
• @ Rp. 5.000,00 x 10 orang x 7 hari Rp. 350.000,00
• Camilan Rp. 30.000,00
10) Rokok Rp. 30.000,00
11) Lain-lain Rp. 50.000,00 ---------------------+
Rp. 900.600,00
c. Pascaproduksi
1) Editor Rp. 300.000,00
2) Konsumsi + Rokok Rp. 100.000,00
2) Mastering Rp. 50.000,00
3) Lain-lain Rp. 50.000,00 ----------------------+
Rp. 500.000,00
-------------------+ Total Biaya Produksi Rp. 1.604.300,00
Sisa Rp. 95.700,00
3.4 Storyboard
Storyboard untuk film pendek “Rock N’ Roll Komik” hanya dibuat untuk
beberapa adegan utama saja. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu dan
61
shooting harus segera dilaksanakan. Untuk adegan-adegan yang tidak memiliki
storyboard, selebihnya merupakan improvisasi dari sutradara, penata fotografi,
dan kameramen saat di lokasi shooting. Beberapa scene yang memiliki storyboard
antara lain, adegan Iwank kesiangan bangun pagi dan tergesa-gesa hendak
meloper koran, adegan di ruang editor I dan II, adegan di angkringan, adegan
Iwank memergoki Gudir mencuri komiknya, adegan Iwank melukis gambar besar,
adegan di pameran, adegan percakapan Iwank dan Cosy di kamar dan taman,
adegan percakapan Gudir dan Iwank di depan kamar mandi, adegan di stasiun,
adegan Iwank mencuci lalu mendapat telepon dari penerbit, adegan komik Iwank
terkena tetesan air hujan dan kaget. Contoh storyboard dalam film pendek “Rock
N’ Roll Komik” dapat dilihat pada lampiran.
3.5 Hunting Lokasi
Hunting lokasi pada saat proses pembuatan film pendek “Rock N’ Roll
Komik” dilakukan saat sebelum shooting (praproduksi) dan saat shooting
berlangsung (produksi) atau tepatnya saat jeda jadwal shooting. Hal ini
dikarenakan sebelum jadwal shooting dibuat, beberapa lokasi shooting belum
didapatkan secara pasti. Lokasi agen koran, rumah mewah, kios buku dan
majalah, kursi taman, sepanjang jalan Iwank berjalan kaki, dan trotoar pinggir
jalan saat Iwank merobek komiknya, justru baru ditemukan di tengah-tengah
jadwal shooting berlangsung. Berikut ini beberapa foto hasil hunting lokasi :
62
Gambar 10. Lokasi pada adegan Iwank me- Gambar 11. Lokasi di depan kantor penerbitan I, mandangi mural, diambil di Jalan Gamelan. diambil di depan Cozy.Com Internet.
Gambar 12. Lokasi di angkringan, diambil di Gambar 13. Lokasi di tempat cucian kost Iwank, Kedai 3 Ceret Nitiprayan diambil di rumah kontrakan Nitiprayan.
Setelah hunting lokasi dilakukan, hasil foto lokasi akan dipelajari bersama-
sama oleh sutradara, semua kru, dan para pemainnya. Melalui hasil foto ini
barulah sutradara menjelaskan pada semua kru dan para pemeran tentang kondisi
dan situasi lokasi yang akan digunakan untuk shooting. Selain itu, sutradara juga
memperkirakan besar biaya yang akan digunakan saat berlangsungnya shooting.
Berikut ini daftar lokasi yang didapat melalui hunting lokasi untuk
shooting film pendek “Rock N’ Roll Komik” :
1. Semua adegan “di kost Iwank”, diambil di rumah kontrakan di Nitiprayan.
63
2. Adegan “di agen koran”, diambil di kantor redaksi Harian BERNAS di jalan
IKIP PGRI.
3. Adegan “Iwank meloper koran”, diambil di Nagan, Patang Puluhan, dan
Ndalem Gamelan.
4. Adegan “Iwank naik sepeda berhenti di perempatan jalan raya”, diambil di
perempatan Taman Sari.
5. Adegan “Iwank bersepeda melewati mural” dan “Iwank memandangi mural
di tembok” , diambil di jalan Gamelan.
6. Adegan “di ruang editor penerbitan I dan III”, diambil di sebuah rumah di
Patang Puluhan.
7. Adegan “masuk keluar kantor penerbitan I”, diambil di pintu masuk
Cozy.Com Internet di Patang Puluhan.
8. Adegan “masuk keluar kantor penerbitan II”, diambil di pintu masuk Toko
Buku “Betania” di jalan Gowongan.
9. Adegan “Iwank menitipkan komik di kios majalah”, diambil di salah satu
kios majalah di dalam Stasiun KA Tugu.
10. Adegan “angkringan”, diambil di Kedai 3 Ceret Nitiprayan.
11. Adegan “pameran lukisan”, diambil pada saat acara Pameran Biennale Neo
Nation 2008 di Jogja National Museum di jalan Gampingan.
12. Adegan “Iwank ngeband”, diambil di halaman kantor Pro XL, Jl. Solo.
13. Adegan “di distro”, diambil di distro Roof Store di jalan Magelang.
14. Adegan “workshop komik dan buka stan komik”, diambil pada saat acara
Festival Literasi Indonesia 2007 di gedung Purna Budaya UGM.
64
15. Adegan “di pasar”, diambil di pinggiran Pasar Beringharjo.
16. Adegan “Iwank dan Cosy boncengan naik sepeda”, diambil di sepanjang
pertokoan jalan Solo.
17. Adegan “di pasar malam”, diambil di acara Pasar Malam Sekaten di Alun-
Alun Utara Yogyakarta.
18. Adegan “percakapan Iwank dan Cosy di kursi taman”, diambil di rumah
kontrakan di Nitiprayan.
19. Adegan “stasiun”, diambil di Stasiun KA Tugu.
20. Adegan “Iwank berjalan menyusuri jalan raya”, diambil di sepanjang jalan
raya Serangan dan perempatan Kantor Pos.
21. Adegan “kantor penerbitan 3”, diambil di sebuah wisma putri di Sonopakis.
22. Adegan “Iwank merobek komiknya”, diambil di pinggir trotoar depan
gedung Bank Indonesia.
23. Adegan “Iwank sedang memberikan koran dan komiknya di pintu rumah
pelanggannya”, diambil di rumah Sie “Z” di Nitiprayan.
24. Adegan “Iwank sedang foto copy komiknya”, diambil di Foto Copy
“Amalia”.
25. Adegan “di kios buku”, diambil di salah satu kios buku “Shopping”.
26. Adegan “Iwank ngamen”, diambil di Benteng Venderburg (FKY 2008),
sepanjang trotoar Malioboro, dan perempatan Kantor Pos.
27. Adegan “Iwank melukis wajah dan karikatur”, diambil di Benteng
Venderburg (FKY 2008).
65
28. Adegan “anak-anak jalanan membaca komik Iwank”, diambil di halaman
sebuah rumah di Surokarsan.
29. Adegan “para pelajar SMU nongkrong membaca komik Iwank”, diambil di
gang Patang Puluhan.
30. Adegan “seorang pegawai membaca komik Iwank di dalam mobil”, diambil
di halaman sebuah rumah di Patangpuluhan.
31. Adegan “seorang mahasiswi membaca komik Iwank di sebuah warung
makan”, diambil di Warung Mie Ayam Cakar di Sonosewu.
32. Adegan “Iwank mengayuh sepedanya (ending)”, diambil di sepanjang jalan
Kapas.
3.6 Penata Fotografi dan Juru Kamera
Pada proses pembuatan film pendek “Rock N’ Roll Komik” menggunakan
tenaga penata fotografi yang dipercayakan pada Prasasti Raden, S.Sn. Penata
fotografi ini dipilih langsung oleh sutradara karena dianggap memahami betul
seluk beluk tentang dunia fotografi sehingga mampu menentukan kualitas gambar
yang akan terekam dalam sebuah film.
Gambar 14 dan 15. Penata fotografi sedang mencari the best angle untuk adegan di taman kost.
66
Tugas yang dilakukan penata fotografi dalam film ini yakni mempelajari
terlebih dahulu setiap sudut yang terdapat di lokasi shooting lalu mencari sudut
paling artistik atau the best angle untuk pengambilan gambar dengan cara difoto
menggunakan Handycam DVD. Setelah menentukan sudut-sudut gambar yang
akan diambil, tugas penata fotografi lalu merancang tata cahaya yang akan
diarahkan pada pemeran saat shooting berlangsung. Selain itu, penata fotografi
juga merancang tata kamera yang sesuai dengan kualitas gambar yang terekam
dalam film. Semua yang dilakukan oleh penata fotografi itu kemudian
didiskusikan pada sutradara, kameramen, dan penata artistik sehingga saat
shooting berlangsung dapat berjalan dengan baik.
Gambar 16 dan 17. Contoh hasil foto the best angle untuk pengambilan gambar.
Posisi kameramen atau juru kamera dalam pembuatan film pendek “Rock
N’ Roll Komik” ditangani oleh Jatmiko Indro Kusno dan Prasasti Raden, S.Sn.
Keduanya dipilih langsung oleh sutradara karena keduanya dianggap mampu dan
paham betul dalam mengoperasikan kamera. Selain itu, keduanya juga memiliki
gaya, cara, watak khusus dalam pengambilan gambar-gambar film.
67
Gambar 18, 19, 20, dan 21. Kameramen saat mengambil gambar
Peralatan yang digunakan dalam memproduksi film sebenarnya cukuplah
kompleks, tergantung seberapa banyak dan serumit apa pengambilan gambar yang
akan diambil. Namun, dari sejumlah peralatan tersebut, ada beberapa peralatan
inti yang digunakan penata fotografi dan kameramen pada saat shooting film
pendek “Rock N’ Roll Komik”, antara lain kamera film (Handycam Mini DV dan
DVD), tripod, clapper, dan monitor TV.
Gambar 22. Handycam Mini DV Gambar 23. Clapper
68
Gambar 24. Monitor TV Gambar 25. Tripod
Bagian yang terpenting agar gambar dalam sebuah film tampak lebih
variatif dan enak ditonton adalah dengan menggerakkan posisi kamera. Dalam
pengambilan gambar film pendek “Rock N’ Roll Komik”, kameramen
menggunakan zoom yaitu gerakan shot menggunakan fasilitas yang ada di
kamera, yang membuat sebuah objek long shot menjadi close up (zoom in) atau
sebaliknya (zoom out). Selain menggunakan zoom, kameramen menggunakan dua
tipe gerakan kamera yaitu gerakan kamera tanpa mengubah posisi kamera
(stationary camera) dan gerakan yang memberikan perubahan posisi kamera
(moving kamera).
Gambar 26. Contoh gerak zoom in. Gambar 27. Contoh gerak zoom out..
69
Untuk gerakan kamera tanpa mengubah posisi kamera (stationary
camera), kameramen menggunakan tripod kamera untuk melakukan teknik pan
shot dan tilt shot. Dalam teknik pan shot ini, gerakan kamera dengan poros
horizontal dapat mengamati keadaan sekitarnya dari arah kiri (pan left) atau ke
kanan (pan right). Sedang teknik tilt shot, gerakan kamera dengan poros vertikal
dari atas (tilt up) ke bawah (tilt down) atau sebaliknya. Poros yang dimaksud ialah
kepala tripod yang bisa bergerak.
Gambar 28. Contoh gerak pan shot kamera dari kanan ke kiri (pan right).
Gambar 29. Contoh gerak tilt shot Gambar 30. Contoh gerak tracking kamera dari bawah ke atas (tilt down). kamera mundur.
70
Selain itu, kemeramen juga menggunakan moving camera yang dilakukan
melalui teknik tracking shot dan follow through. Gerak tracking shot merupakan
gerak kamera yang mendekati (track in) atau menjauhi subjek (track out), baik
maju mundur atau ke samping kiri kanan. Gerak kamera semacam ini disebabkan
karena kamera secara fisik dipindahkan posisinya dengan diletakkan di atas benda
yang bergerak. Biasanya menggunakan dolly atau kereta yang digunakan untuk
mendorong kamera. Pada film ini menggunakan sepeda motor sebagai pengganti
dolly saat pengambilan gambar adegan Iwank dan Cosy boncengan naik sepeda
malam hari. Sedang follow through, merupakan gerakan kamera yang dilakukan
dengan mengikuti objek yang bergerak. Berbeda dengan panning, follow through
dilakukan dengan cara kamera ikut bergerak searah dengan gerakan objek.
Gambar 31. Contoh gerak follow through kamera mengikuti gerak pemeran.
Dalam pengambilan gambar pada film pendek “Rock N’ Roll Komik”
menggunakan beberapa jenis shot. Untuk pengambilan jarak jauh atau secara
keseluruhan dikenal dengan istilah extreme long shot. Shot ini menunjukkan objek
dan segala latar belakangnya sehingga dapat menjelaskan suatu kejadian atau
pemandangan. Selain itu, terdapat teknik long shot, dalam shot ini figur sebuah
objek terletak di bawah garis frame pada layar atau objek lebih tampak jelas dari
pada extreme long shot.
71
Gambar 32. Contoh extreme long shot. Gambar 33. Contoh long shot.
Untuk pengambilan jarak sedang, dikenal dengan teknik pengambilan
medium long shot dan medium shot. Dalam medium long shot, suatu objek dapat
berupa barang maupun manusia. Apabila objek tersebut manusia, maka
pengambilan gambar dimulai dari kepala hingga lutut dan masih nampak erat
dengan latar belakangnya. Sedang untuk medium shot, objek benda dapat terlihat
semuanya. Bila objek tersebut manusia, maka pengambilan gambar dimulai dari
kepala hingga pinggang. Shot ini lebih bersifat netral, tenang, dan objektif.
Gambar 34. Contoh medium long shot. Gambar 35. Contoh medium shot.
Selain itu, semakin dekat dengan objek yang diambil, kameramen
menggunakan teknik medium close up dan close up. Medium close up merupakan
pengambilan gambar objek manusia bermula dari kepala hingga garis dada. Shot
72
ini paling jelas memberi keterangan mengenai objek yang diambil meski sifatnya
belum begitu dramatis. Sedangkan close up, merupakan pengambilan gambar
objek manusia dari kepala hingga bahu yang nampak dari layar. Shot ini sifatnya
dramatis dan ekspresif karena tokoh hanya bisa memainkan mimik wajahnya.
Gambar 36. Contoh medium close up. Gambar 37. Contoh close up.
Pada film ini juga digunakan teknik pengambilan gambar objek dengan
jarak yang sangat dekat yaitu big close up dan extreme close up. Dalam big close
up, jika objek pengambilan gambar adalah manusia, maka yang tampak hanya
kepalanya. Untuk extreme close up, merupakan pengambilan gambar untuk
menjelaskan detail dari sebuah objek. Ada pula teknik two shot yaitu teknik
pengambilan gambar dua objek manusia secara bersamaan yang bermula dari
kepala hingga garis dada.
Gambar 38. Contoh big close up. Gambar 39. Contoh extreme close up.
73
Gambar 40 dan 41. Contoh two shot.
Setiap adegan dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” juga direkam
oleh kamera dengan berbagai sudut pengambilan gambar (angle). Dalam
pengambilan gambar objek, kamera bisa diletakkan lebih rendah atau lebih tinggi
dari objek itu. Jika kamera ditempatkan lebih tinggi dari objek maka disebut high
angle dan sebaliknya jika kamera ditempatkan lebih rendah dari objek maka
disebut low angle. Umumnya low angle memberi kesan lemah, tak berdaya, atau
kekaguman atas objek atau tokoh lain sedangkan high angle menunjukkan
superioritas atau dominasi seorang tokoh. Namun, dalam konteks ruang terutama
pada film ini, baik high angle maupun low angle digunakan untuk memberikan
informasi tentang tinggi rendahnya tempat di mana tokoh berada.
Gambar 42. Contoh low angle. Gambar 43. Contoh high angle.
74
Jika saat pengambilan gambar dengan posisi kamera sejajar dengan objek
yang direkam, maka disebut straight angle. Straight angle ini memberi kesan
sepadan, sejajar, atau tidak ada dominasi. Jenis angle inilah yang banyak
digunakan dalam film pendek “Rock N Roll Komik” karena film ini akan mudah
dinikmati bila disajikan menggunakan straight angle.
Gambar 44. Contoh straight angle.
Penata fotografi dan kameramen merekam setiap adegan sesuai dengan
arahan sutradara yang diawali dengan merekam clapper. Clapper merupakan alat
penanda adegan setiap gambar yang diambil oleh kamera. Isi dari clapper berupa
nomor scene atau adegan, nomor shot (posisi kamera), nomor take (pengambilan
gambar), nama cast atau pemeran, nama sutradara dan kameramen. Setiap
pergantian shot atau pengulangan take, nomor-nomornya akan berubah secara
kontinuitas, begitu juga pergantian cast (pemeran) dan kameramen. Clapper dan
catatan adegan merupakan dua hal yang sangat membantu editor dalam proses
pengeditan sehingga editor dapat mengetahui adegan yang digunakan, dibuang,
atau disimpan sebagai cadangan. Pada pembuatan film pendek “Rock N’ Roll
Komik”, petugas clapper dan pencatat adegan ditangani oleh Rosa Dewi Raden,
S.S.
75
Gambar 45. Pencatat Adegan Gambar 46. Petugas Clapper
3.7 Tata Artistik
Tugas utama penata artistik adalah menyediakan komposisi visual yang
baik untuk direkam. Penciptaan setting dalam pembuatan film pendek “Rock N’
Roll Komik” menyangkut konsep visual secara keseluruhan yang meliputi setting
film, properti, tata rias atau make up, dan tata kostum. Penata fotografi tidak bisa
berbuat banyak apabila elemen visual di atas tidak baik secara keseluruhan karena
penata fotografi hanya merekam apa yang disediakan. Oleh karena itu, tugas
penata artistiklah yang akan mengusahakan dan mewujudkan setiap seting film
berdasarkan skenario agar di depan kamera tampak artistik. Penata artistik dalam
film ini dipercayakan pada Prasasti Raden, S.Sn. yang sekaligus membawahi
bagian properti, tata rias, dan tata kostum.
3.7.1 Setting
Pada tahap produksi film pendek “Rock N’ Roll Komik”, di lokasi
shooting penata artistik berusaha menampilkan visualisasi berdasarkan desain
ruang yang telah dibuat oleh sutradara sebelumnya. Setting ruang dalam film ini
hanya dilakukan di dalam ruang, seperti kamar kost Iwank, dan ruang editor
76
(contoh desain ruang dapat dilihat di lampiran). Namun, untuk lokasi dalam ruang
yang dianggap sudah memenuhi keinginan sutradara tidak perlu di-setting atau
dibiarkan apa adanya, seperti ruang tengah kost Iwank saat Iwank melukis, ruang
pameran, ruang workshop komik, ruang stan komik, distro, dan panggung musik.
Gambar 47 dan 48. Penata artistik sedang menyeting taman di kost Iwank.
Untuk setting luar ruang dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”
kebanyakan tidak membutuhkan dekor sehingga lokasi yang dicari hanya
berdasarkan segi artistiknya saja, seperti di depan garasi kost Iwank, sepanjang
jalan perumahan tempat Iwank loper koran, rumah-rumah pelanggan koran,
beberapa bangunan sebagai kantor penerbitan, angkringan, pasar malam, depan
kios majalah dan buku, pasar, stasiun kereta api, beberapa jalan raya saat Iwank
berjalan kaki ke penerbitan, trotoar depan bangunan saat Iwank menyobek
komiknya, kios foto copy, halaman rumah saat anak-anak jalanan membaca
komik Iwank, gang perumahan saat anak-anak SMU membaca komik Iwank,
parkiran mobil saat seorang pegawai membaca komik Iwank, warung makan saat
seorang mahasiswi membaca komik Iwank. Namun, ada juga lokasi di luar ruang
77
dalam film ini yang perlu sedikit sentuhan atau di-setting, seperti tempat mencuci
di kost Iwank, dan taman kost Iwank.
3.7.2 Properti
Setting ruang biasanya berkaitan dengan properti yang akan digunakan
saat shooting berlangsung. Dengan propertilah, setting dapat dibangun sesuai
tuntutan skenario. Properti yang harus dipersiapkan dalam pembuatan film pendek
“Rock N’ Roll Komik” bisa dikatakan sangat mudah dalam mendapatkannya.
Hampir semua properti yang dirancang oleh sutradara untuk melengkapi setting di
dalam ruang maupun luar ruang didapatkan di lokasi shooting. Untuk masalah
properti dipercayakan pada FX. Hery Filimon dan Rosa Dewi Raden, S.S. Berikut
ini beberapa contoh properti yang digunakan saat shooting berlangsung:
1. Properti “kamar kost Iwank”, antara lain kasur single, bantal, jam weker,
rak pakaian sekaligus rak buku dari kayu, meja gambar dari kaca,
peralatan menggambar, alat tulis, radio tape, foto-foto, poster-poster,
gantungan pakaian, lampu kamar, lampu belajar, perlengkapan kosmetik,
buku-buku, komik-komik, tas, gitar, kanvas, dan sebagainya.
2. Properti “tempat cucian kost” , antara lain ember besar hitam.
3. Properti “ruang tengah kost”, antara lain meja tinggi dari kayu yang
diatasnya terdapat seperangkat cangkir, teko, kendi, dan toples.
4. Properti “depan kamar mandi kost”, antara lain cermin, gunting, sisir,
sepeda onthel, sapu, serok, dan jemuran pakaian.
5. Properti “taman kost”, antara lain kotak kayu sebagai kursi, beberapa
tanaman hias, dan sate gajih.
78
6. Properti “ruang editor”, antara lain, meja, kursi, taplak, komputer, printer,
telepon, buku-buku, arsip-arsip, alat tulis, asbak, kipas angin, vas bunga,
poster, tanggalan, dan sebagainya.
Gambar 49, 50, 51, 52, 53, dan 54. Contoh properti dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”.
3.7.3 Tata Rias dan Kostum
Tata rias atau make up dalam pembuatan film pendek “Rock N’ Roll
Komik” juga dipercayakan pada Rosa Dewi Raden, S.S. Semua perlengkapan
make up yang akan digunakan dalam film ini telah dipersiapkan sebelumnya pada
tahap pra produksi. Fungsi dari tata rias hanya untuk menambah sentuhan artistik
pada wajah tiap tokoh. Hal yang sangat diperhatikan dalam tata rias film ini
hanyalah pada segi kenaturalannya.
Gambar 55. Penata rias saat merias pemeran.
79
Pada tahap produksi, para pemeran hanya dirias menggunakan bedak saja.
Bahkan di beberapa adegan tertentu para pemeran justru dituntut tidak
menggunakan make up agar terlihat natural dan realistis, seperti adegan Iwank
bangun tidur, Iwank terlihat letih dan kusam saat masuk keluar penerbitan, Iwank
berkeringat saat berjalan menyusuri jalan raya siang hari, dan sebagainya.
Pada tahap praproduksi, sutradara merancang kostum terlebih dahulu
dalam bentuk sket gambar sesuai dengan karakter tiap tokoh (rancangan desain
kostum dapat dilihat pada lampiran). Kostum yang dikenakan para pemeran harus
benar-benar sesuai baik ditinjau dari warna, ukuran, dan modelnya. Dalam
perancangan kostum ini, sutradara juga memperhitungkan latar belakang atau
seting cerita, keadaan waktu, faktor usia, karakter tiap tokoh, dan aktor yang
menjadi fokus adegan.
Latar belakang atau seting cerita memang mempengaruhi kostum yang
akan dirancang oleh sutradara. Dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”
memiliki seting pada masa sekarang sehingga kostum yang dikenakan para
pemeran juga berseting masa sekarang. Misalnya kostum yang sering dikenakan
oleh tokoh Iwank yaitu kaos oblong, kaos tanpa lengan, kaos lengan panjang
bermotif garis-garis, hem lengan panjang bermotif kotak-kotak, jaket jeans, celana
panjang jeans, celana pendek jeans, ikat pinggang, topi koboi, kaos kaki, sepatu
kets, sepatu but, dan sandal jepit.
80
Gambar 56, 57, 58, dan 59. Contoh kostum yang dikenakan tokoh Iwank dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”.
Merancang kostum para pemeran juga mempertimbangkan keadaan waktu
dalam skenario. Untuk adegan pada malam hari, maka para pemeran akan
memakai kostum yang berwarna terang sehingga tidak tenggelam oleh warna
sekitarnya yang cenderung gelap. Misalnya, pada adegan tokoh Iwank dan Cosy
saat buka stan komik, boncengan naik sepeda, jalan-jalan di pasar malam, hingga
percakapan mereka di taman kost Iwank, keduanya memakai kaos bernuansa pink
dengan celana panjang jeans hitam (Iwank) dan biru dongker (Cosy).
Gambar 60. Contoh kostum Iwank dan Cosy pada adegan malam hari.
Selain itu, faktor usia juga penting diperhatikan oleh sutradara dalam
merancang kostum karena perbedaan usia pasti mempengaruhi kostum yang
81
dikenakan. Misalnya dalam film ini, kostum tokoh Cosy yang digambarkan
berusia 26 tahun pastilah berbeda dengan kostum tokoh Pelanggan Koran II yang
digambarkan seorang ibu berusia 50 tahun. Kostum yang dikenakan Cosy
dirancang bergaya anak muda, misalnya kaos ketat, celana panjang jeans, syal
hitam, sepatu kets, kaos kaki, dan tas cewek putih (Gambar 60 dan 61). Sedang
kostum yang dirancang untuk Pelanggan koran II antara lain baju batik lengan
panjang nuansa cokelat, celana panjang kain berwarna putih, mukena cokelat, dan
sandal jepit.
Gambar 61 dan 62. Contoh kostum tokoh Cosy dan tokoh Pelanggan Koran II dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”
Karakter tiap tokoh dapat dilihat dari kostum yang dikenakan, maka
sutradara berusaha membangun karakter tiap tokoh lewat kostum. Misalnya pada
film ini, tokoh Editor I memiliki karakter yang serius, keras, idealis, dan kritis,
maka kostum yang dikenakan tokoh Editor I cenderung bernuansa gelap antara
lain kaos berkerah warna hitam, rompi warna hitam dan celana panjang jeans
hitam.
82
Gambar 63. Contoh kostum tokoh Editor I pada film pendek “Rock N’ Roll Komik”
Aktor yang menjadi fokus adegan juga diperhitungkan kostumnya oleh
sutradara. Biasanya pada saat adegan yang melibatkan banyak orang, maka aktor
yang menjadi fokus adegan akan mengenakan kostum yang sedikit berbeda
sehingga agak menonjol. Seperti dalam film ini, pada saat adegan Iwank
manggung bersama bandnya, kostum yang dikenakan Iwank sedikit berbeda
dengan teman-temannya. Tokoh Iwank mengenakan kostum bergaya Rock N’
Roll antara lain kaos putih tanpa lengan (baju dalam), hem lengan panjang motif
kotak-kotak merah-hitam-putih (baju luar), celana panjang jeans dengan motif
garis-garis biru-putih, ikat pinggang, sepatu but coklat, ikat kepala bermotif garis-
garis coklat-kuning, dan menggunakan assesoris kalung maupun gelang manik-
manik.
Gambar 64. Contoh kostum tokoh Iwank pada adegan manggung bersama bandnya.
83
Penyediaan kostum untuk para pemeran film pendek “Rock N’ Roll
Komik” tidak mengalami kesulitan. Semua kostum bisa didapat dengan mudah
sesuai dengan rancangan sutradara. Kostum yang telah didapat kemudian dipilah-
pilah oleh penata kostum sesuai dengan jadwal shooting dan disimpan oleh bagian
kostum. Untuk masalah kostum dipercayakan kepada Rosa Dewi Raden, S.S.
3.8 Penata Suara dan Cahaya
Perekaman suara adalah bagian yang tak terpisahkan saat proses shooting
berlangsung, kecuali jika berniat hendak membuat film bisu. Sistem perekaman
dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” menggunakan cara langsung (direct
sound) atau merekam suara secara langsung saat proses shooting. Untuk
menghasilkan kualitas suara yang baik, dalam proses perekaman dialog film ini
tidak menggunakan mic handycam melainkan alat perekam DAT (Digital Audio
Tape). Oleh karena itu, dalam pembuatan film ini digunakan tenaga penata suara,
perekam suara (sound recordist), dan pengarah mic (boom person) yang
mengarahkan mikrofon ke arah pemeran. Dalam pembuatan film pendek “Rock
N’ Roll Komik”, penata suara sekaligus merangkap sebagai perekam suara (sound
recordist) dipercayakan pada Muhammad Yusron Nur Wijaya dan pengarah mic
(boom person) dipercayakan pada Erfianto Wardhana.
84
Gambar 65. Peralatan untuk perekaman suara.
Selama shooting film pendek “Rock N’ Roll Komik” berlangsung, penata
suara yang juga merangkap sebagai perekam suara (sound recordist)
berkoordinasi dengan pengarah mic (boom person). Hal ini disebabkan ada
beberapa hal yang perlu dicermati saat perekaman berlangsung yakni pengaturan
suara dan perekaman suara. Suara dapat diatur dengan baik saat pergerakan para
pemeran (blocking) diketahui dengan pasti sehingga penata suara dapat
merancang jauh dekatnya mic yang digunakan. Untuk menghasilkan rekaman
suara yang lebih jelas, dalam proses ini juga digunakan tongkat pramuka yang
kemudian diikatkan pada mic agar bisa didekatkan ke pemeran. Selain itu, jika
kondisi lokasi shooting dirasa berangin atau ada suara-suara yang mengganggu,
mic akan dipasangi peredam yang terbuat dari corong kertas agar suara yang
terekam lebih fokus.
85
Gambar 66. Perekam suara (sound recordist) Gambar 67. Boom person sedang menga- sedang merekam suara dengan tape recorder. rahkan mic ke pemeran.
Meskipun perekaman suara telah menggunakan DAT, bukan berarti
mikrofon kamera tidak digunakan. Akan tetapi, mic kamera tetap digunakan pada
saat shooting agar mempermudah dalam menyesuaikan suara dengan rekaman
gambar pada saat proses editing. Selanjutnya, barulah melakukan perekaman
gambar serta suara secara bersamaan. Untuk perekaman suara dengan
menggunakan DAT hanya dibutuhkan kaset pita dan mic yang dihubungkan ke
DAT. Setelah semuanya siap barulah tugas perekam suara (sound recordist)
menekan tombol play dan rec pada DAT, maka suara dialog para pemeran akan
terekam pada kaset pita. Untuk mengecek hasil suara yang terekam saat shooting
berlangsung digunakan headphone. Selain itu, untuk perekaman suara dialog
maupun suasana di luar ruang misalnya di jalanan, menggunakan alat perekam
suara tape recorder yang biasa dipakai oleh wartawan.
Dengan demikian, hasil rekaman suara selama shooting film pendek
“Rock N’ Roll Komik” di lokasi terhindar dari suara noise yang mengganggu dan
menghasilkan suara yang lebih baik. Selanjutnya tugas penata suara di tahap pasca
produksi membantu editor meletakkan semua elemen suara agar sesuai dengan
rekaman gambar dan suasana yang diinginkan (sync).
86
Untuk tata cahaya atau lighting pada pembuatan film pendek “Rock N’
Roll Komik” dilakukan saat shooting di luar ruang, tepatnya pada malam hari di
luar kamar kost Iwank saja. Selebihnya untuk pencahayaan di luar ruang pada
pagi, siang, dan sore hari mengandalkan cahaya alami atau matahari dan jika
shooting berlangsung pada malam hari mengandalkan lampu-lampu penerangan
jalan sekitar. Sedang untuk pencahayaan di dalam ruang hanya mengandalkan
lampu penerangan saja, seperti di kamar kost Iwank, ruang pameran, ruang
workshop, stan komik, dan panggung musik.
Gambar 68 dan 69. Lampu 400 watt, kabel, dan styrofoam (gabus putih) sebagai peralatan lighting.
Pencahayaan di luar ruang dilakukan hanya pada dua seting tempat, yaitu
depan kamar mandi kost Iwank dan taman kost Iwank dengan jumlah dua adegan.
Teknik arah cahaya hanya menggunakan satu sisi, yaitu penyinaran dari samping
atas. Untuk penyinaran dari samping atas dilakukan dengan mengarahkan cahaya
bertolak belakang dengan pemeran sehingga cahaya dipantulkan ke styrofoam
(gabus putih). Dengan begitu, cahaya yang dihasilkan tidak terlalu terang dan
tingkat pencahayaannya dapat diatur dengan styrofoam. Dalam hal ini kendala
yang dihadapi yaitu pencahayaan kurang stabil dari shot yang satu ke shot yang
berikutnya. Hal ini dikarenakan keterbatasan alat yang tidak menggunakan tripod
87
lampu dan lampu hanya dipegangi dengan tangan sehingga agak kesulitan dalam
pengaturan cahaya.
Gambar 70 dan 71. Contoh lighting saat shooting.
Gambar 72 dan 73. Contoh cahaya dari samping atas.
Penyinaran dari samping atas dilakukan pada seting tempat di depan
kamar mandi kost Iwank yaitu saat adegan malam hari Iwank memergoki Gudir
sedang tertawa membaca komiknya di depan kamar mandi. Sedang adegan kedua
pada seting tempat di taman kost Iwank yaitu saat adegan malam hari percakapan
Iwank dan Cosy perihal rencana kepergian Cosy ke Jakarta. Warna lighting yang
digunakan hanya satu warna yaitu warna kuning karena warna ini dinilai lebih
tampak alami dan pencahayaan ini menggunakan lampu 400 Watt. Tata cahaya di
luar ruang dipercayakan pada Baskoro Latu Anurogo, S.Sn dan Muhammad
Yusron Nur Wijaya.
88
3.9 Proses Editing
3.9.1 Editing Gambar
Proses editing merupakan tahap pasca produksi sebuah film. Proses editing
film pendek “Rock N’ Roll Komik” ditangani oleh Jatmiko Indro Kusno dan
memakan waktu 2 bulan. Sistem editing yang digunakan editor dalam film ini
ialah sistem editing non linear karena menggunakan Laser Disc Digital Read and
Write kapasitas yang besar atau hard disk komputer untuk menyimpan informasi
video serta audio. Selain itu, dengan sistem ini editor dapat melakukan editing
secara tidak berurutan atau random acces.
Gambar 74 dan 75. Editor saat mengedit film pendek “Rock N’ Roll Komik”.
Jumlah kaset Mini DV yang ditransfer atau dicapture ke komputer
berjumlah empat buah yang masing-masing berdurasi 60 menit dengan
menggunakan alat Fire Ware. Hasil kaset yang ditransfer ke komputer berupa file
AVI atau Video for Windows dengan bentuk frame film yang berisi gambar
bergerak dan program yang digunakan untuk mengedit film ini ialah Adobe
Premiere Pro 2.0.
89
Gambar 76. Contoh tampilan di layar komputer program Adobe Premiere Pro 2.0
Tahap pertama pengeditan ialah menyeleksi frame film atau hasil gambar
shooting berdasarkan scenesnya masing-masing dengan berpatokan pada catatan
pencatat scenes film. Berdasarkan catatan pencatat scenes tersebut editor dengan
mudah memilih gambar yang telah disetujui oleh sutradara untuk dipakai dalam
film. Selain itu, setiap frame film juga memiliki nomor sendiri berdasarkan
clapper. Setelah frame film diseleksi kemudian dikelompokkan berdasarkan
scenenya masing-masing sesuai skenario. Selanjutnya ialah proses menyusun
beberapa frame menjadi satu shot lalu menyusun beberapa shot menjadi sebuah
scene sesuai dengan skenario filmnya.
Tahap kedua dalam proses editing film ini ialah membuat potongan kasar
(rough cut) menjadi potongan akhir (fine cut) yang lebih halus. Dalam proses ini
seluruh hasil editing tahap pertama diperiksa kembali dan dilakukan perbaikan
pada bagian film yang terasa masih kaku dan belum pantas. Potongan-potongan
film yang masih kasar (rough cut) akan dibuang pada setiap scene kemudian
diperbaiki sehingga menjadi satu potongan akhir yang lebih halus (fine cut).
90
Ketepatan membuat potongan dalam hal waktu dan tempat adalah kunci dalam
proses tahap kedua ini agar tercipta gaya dan irama pada film ini.
Ada beberapa teknik penyambungan setiap frame, shot, dan sequence yang
digunakan dalam proses editing film pendek “Rock N’ Roll Komik”. Teknik
penyambungan tersebut antara lain cut to, dissolve, fade out (fade to black dan
fade to white) dan fade in. Pada umumnya teknik penyambungan ini digunakan
untuk menciptakan irama film dan menunjukkan hubungan waktu dan peristiwa.
Semua itu dapat diterjemahkan dalam film menjadi setelah itu, kemudian, lain
kali, tidak lama kemudian (Bengkel Film Pemula, 2003).
Gambar 77. Contoh cut to. Gambar 78. Contoh dissolve.
91
Teknik cut to merupakan teknik perpindahan gambar satu ke gambar yang
lain tanpa transisi, langsung menggantikan gambar awal dengan gambar yang
berikutnya. Biasanya teknik cut to sering digunakan dalam film ini untuk
pergantian shot ke shot berikutnya. Dissolve merupakan teknik berpindah dari
shot ke shot atau adegan lain dengan cara menumpuk gambar awal dan akhir
selama beberapa saat atau berangsur-angsur. Dissolve termasuk salah satu bentuk
transisi. Dalam film ini teknik dissolve digunakan untuk menandai perpindahan
waktu dan tempat. Fade out ialah gambar terakhir dari shot pertama perlahan-
lahan tenggelam dalam gelap. Teknik fade out ini ada dua macam yaitu fade to
black dan fade to white. Fade to black ialah transisi dari satu gambar ke gambar
yang lain dengan membuat layar menjadi hitam secara bertahap. Teknik ini
digunakan untuk mengakhiri film atau perpindahan adegan. Fade to white ialah
transisi dari satu gambar ke gambar yang lain dengan membuat layar menjadi
putih secara bertahap. Dalam film ini fade to white digunakan untuk perpindahan
shot ke shot berikutnya yaitu saat adegan Cosy memotret para pengunjung
pameran. Sedang teknik fade in menampilkan gambar secara perlahan, tidak
langsung utuh ditampilkan. Biasanya di film ini digunakan untuk memulai film
atau adegan baru.
92
Gambar 79. Contoh fade to black Gambar 80. Contoh fade to white. Gambar 81. Contoh fade in.
Selanjutnya memasuki tahap ketiga pengeditan yaitu proses rendering dan
filtering. Setelah tahap pertama dan kedua selesai dilakukan, editor kemudian
melakukan proses penggabungan seluruh shot menjadi satu kesatuan file sequence
dalam bentuk AVI atau proses rendering. Setelah dirender, film ini akan diberi
teknik filtering atau pemberian efek visual karena biasanya gambar asli yang
diambil oleh kamera masih terlihat kasar warnanya. Dengan efek visual akan
93
didapatkan hasil film yang lebih halus dan baik. Dalam film pendek “Rock N Roll
Komik” efek warna yang digunakan ialah coklat agar terkesan natural.
Gambar 82. Contoh sebelum diberi Gambar 83. Contoh sesudah diberi efek warna coklat. efek warna coklat. 3.9.2 Editing suara
Editing suara merupakan tahap keempat dalam proses editing film pendek
“Rock N’ Roll Komik”. Sejak awal perekaman suara saat shooting tidak
menggunakan mic kamera tetapi menggunakan perekam suara DAT (Digital
Audio Tape) sehingga suara yang terekam melalui mic kamera tidak digunakan
dalam film dan hanya digunakan sebagai panduan dalam menyesuaikan suara
dengan rekaman gambar. Suara yang terekam melalui tape recorder akan
ditransfer ke komputer dalam wujud grafik suara dalam track program editing
atau audio track. Program yang digunakan untuk mengedit suara pada film ini
menggunakan Adobe Audition 2.0.
Gambar 84. Tampilan audio track pada program Adobe Audition.
94
Proses pengeditan suara film ini juga mengalami beberapa kendala dalam
mengatasi disturb voice atau suara menganggu yang tidak bisa diatasi karena
bersamaan dengan dialog pemeran. Misalnya, adegan di ruang editor penerbitan I
saat editor sedang berdialog dengan Iwank dan pada adegan Iwank mengangkat
HP saat mendapat telepon dari penerbit, audio pada kamera sangat peka pada
sinyal HP sehingga menimbulkan suara yang mengganggu. Selain itu, disturb
voice juga ditimbulkan dari suara gerak mic yang bersamaan dengan dialog dan
gerak pemeran. Misalnya, saat adegan Iwank bercermin sambil ngobrol dengan
Gudir terdengar suara gerak mic. Untuk mengatasi gangguan tersebut editor hanya
berusaha meminimkan disturb voice pada grafik suara dengan menggunakan
Noise Reduction.
Gambar 85. Tampilan Noise Reduction pada Adobe Audition 2.0.
Dalam proses editing suara film pendek “Rock N’ Roll” ini juga akan
dilakukan proses Recording Voice Over atau rekaman suara untuk narasi. Take
voice over dilakukan oleh narator dengan mengacu pada naskah yang telah dibuat.
Caranya dengan menghubungkan mic ke komputer kemudian suara yang masuk
berwujud grafik suara dalam track program Adobe Audition 2.0. Narator tersebut
95
akan mengisi suara sebagai narasi untuk adegan yang menampilkan foto-foto
kegiatan tokoh utama. Untuk mengatur dinamik suara agar hasil suara lebih halus
menggunakan Graphic Equalizer.
Gambar 86. Tampilan Graphic Equalizer pada Adobe Audition 2.0.
Selanjutnya, pemberian sound effect pada adegan tertentu, yaitu suara
alarm jam weker pada adegan Iwank terlambat bangun pagi dan suara kicauan
burung saat adegan suasana pedesaan pagi hari. Setelah itu, dilakukan proses
mixing atau penggabungan suara dialog, suara asli lokasi, sound effect, dan suara
narasi menjadi satu kesatuan. Proses akhir dari editing suara film ini ialah proses
rendering. Proses ini menggabungkan suara-suara yang telah diedit menjadi satu
dengan gambar dan belum disertai dengan musik.
3.9.3 Tata Musik
Penataan musik merupakan tahap kelima dalam proses editing film pendek
“Rock N’ Roll Komik”. Musik dalam film ini memberikan fungsi tersendiri antara
lain, membantu merangkaikan adegan, dapat menutupi kelemahan atau cacat
dalam film, menunjukkan suasana batin tokoh-tokoh utama film, menunjukkan
suasana waktu dan tempat, mampu mengiringi kemunculan susunan kerabat kerja
96
atau nama-nama pendukung produksi (credit title), mengiringi adegan dengan
ritme cepat, mengantisipasi adegan mendatang dan membentuk ketegangan
dramatik, dan menegaskan karakter para pemeran.
Pada tahap pra produksi film ini, penata musik sebelumnya berdiskusi
terlebih dahulu dengan sutradara yang juga merangkap produser guna membahas
konsep musik yang akan digunakan dalam film tersebut. Selain itu, penata musik
juga mempersiapkan beberapa contoh musik untuk dipresentasikan. Setelah
konsepnya diterima, penata musik baru menyediakan stok musik berupa beberapa
CD musik atau MP3 yang dirasa cocok. Musik pada film pendek “Rock N’ Roll
Komik” ini semuanya diambil dari beberapa penyanyi luar negeri, musisi, dan
grup musik luar negeri yang beraliran modern instrument.
Di tahap pasca produksi, penata musik membantu editor untuk meletakkan
musik pada tempatnya yang sesuai. Program yang digunakan untuk mengedit
musik ialah program Adobe Audition 2.0 dan musik ini berwujud grafik suara
dalam track program editing atau music track. Untuk penataan musik dalam
proses editing ini tidak ada kesulitan yang berarti hanya menyesuaikan musik
dengan adegan-adegannya saja. Selain besar kecilnya suara musik dapat diatur
dengan menggunakan line system, dapat juga dilakukan pemotongan musik sesuai
dengan yang diinginkan. Setelah musik sudah sesuai dengan yang diinginkan
kemudian dilakukan proses rendering.
Film pendek “Rock N’ Roll Komik” menggunakan 14 lagu sebagai back
ground musiknya. Berikut ini urutan daftar musik beserta adegannya :
1. Opening title dan Iwank loper koran : “Rebel Rebel” oleh David
97
Bowie
2. Iwank masuk keluar kantor penerbit : “Stalker” oleh Sonic Youth
dan kios majalah
3. Iwank memergoki Gudir mencuri komiknya : “Unrest Feeling” oleh Yoko
Kanno
4. Iwank melukis untuk pameran : “Start Me Up” oleh Rolling
dan ruang pameran Stone
5. Ruang workshop dan pasar : “Just Like Paradise” oleh
David Lee Roth
6. Stan komik dan jalan-jalan : “Crazy Crazy Nights” oleh
KISS
7. Stasiun Kereta Api dan mengenang Cosy : “Stay” oleh U2
8. Iwank mencuci sambil mengenang Cosy : “Quick Exit” oleh Bill Conti
9. Iwank menggambar komik 2 hari : “Fire” oleh Jimi Hendrix
10. Iwank tidur selesainya menggambar dan hujan :“Radar Maker” oleh Mogwai
11. Iwank kaget komiknya luntur : “Stone Free” oleh Jimi
dan jalan kaki ke penerbit Hendrix
12. Iwank menyobek komiknya : “The Long And Winding
Road” oleh The Beatles
13. Suasana kost Iwank sepi, : “Any Other Name” oleh
Iwank memproduksi komiknya (Snap Shot), Thomas Newman
dan narasi
14. Kios buku, para peminat komik Iwank, : “God Gave Rock N’ Roll To
98
Iwank mengayuh sepedanya, dan Credit title You” oleh KISS
Selanjutnya, setelah proses editing gambar, editing suara, dan penataan
musik dimasukkan, maka film pendek “Rock N’ Roll Komik” telah berbentuk
menjadi satu continuity atau film jadi. Tahap keenam atau tahap terakhir adalah
menyerahkan film ini pada dosen pembimbing dan mengajak orang-orang yang
sama sekali tidak bersinggungan dalam proses pembuatan film pendek “Rock
N’ Roll Komik” untuk melihat hasil editing film yang sudah dicompress dalam
bentuk dvd. Tahap inilah yang akan memunculkan kritik dan saran untuk
dijadikan landasan proses editing terakhir agar lebih layak ditonton.
3.10 Pemeran
Para pemain dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” berjumlah 25
orang dan direkrut langsung oleh sutradara maupun tim produksi. Dengan
klasifikasi sebagai berikut : satu orang pemeran utama, dua orang pemeran
pembantu wanita, empat orang pemeran pembantu pria, lima orang pemeran
figuran wanita, dan tiga belas orang pemeran figuran pria. Pada tahap pra
produksi, para pemeran utama dan pembantu melakukan latihan dialog, gestur,
dan blocking kamera sesuai dengan skenario selama satu minggu sebelum
shooting dengan pengawasan sutradara. Untuk para pemeran figuran tidak
melakukan latihan sebelumnya, jadi pada saat shooting langsung diarahkan oleh
sutradara. Lamanya shooting film pendek “Rock N’ Roll Komik” ialah 7 hari,
pada tanggal 16, 17, 22, 24, 25, 29, dan 31 Januari 2008. Dalam film ini jika ada
orang lain yang tertangkap kamera selain para pemeran figuran, itupun karena
99
suasana lokasi shooting dibiarkan apa adanya oleh sutradara. Berikut ini para
pemeran beserta karakteristik para tokoh dalam film pendek “Rock N’ Roll
Komik” :
3.10.1 Tokoh Iwank (Tokoh Utama)
Tokoh Iwank dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” ini adalah tokoh
utama yang diperankan oleh Erwan Hersi Susanto. Sutradara langsung merekrut
Erwan Hersi Susanto sebagai tokoh Iwank karena pada awalnya ide cerita ini
muncul dari kehidupan Erwan sendiri. Oleh karena itu, sutradara mencoba tidak
mengubah karakter tokoh Iwank dengan pemeran aslinya baik dari segi kultural,
karakter fisik dan biologis, psikologis, hubungan keluarga dan pertemanan, dan
sosial ekonomi.
Gambar 87 dan 88. Erwan Hersi Susanto, S.Sn. sebagai Iwank dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”
Berdasarkan kultural, tokoh Iwank memiliki nama asli Iwank Susanto dan
nama panggilan akrabnya ialah Iwank. Ia lahir di Kediri pada tanggal 14 April
1979, berjenis kelamin laki-laki, dan bersuku bangsa Jawa. Tokoh Iwank
memiliki ketrampilan dan kemampuan khusus yaitu menggambar komik dan
melukis. Selain itu, ia juga mempunyai kegemaran di bidang musik yaitu bermain
100
gitar dan suka ngeband bersama bandnya. Oleh karena itu, ia suka membaca buku
tentang seni dan musik. Di samping membaca, Iwank juga suka olahraga
bersepeda karena setiap hari ia naik sepeda ke mana pun ia pergi. Prinsip hidup
yang selalu dipegang oleh Iwank ialah tetap semangat dalam hidup dan terus
berkarya.
Berdasarkan karakter fisik dan biologis, tokoh Iwank memiliki bentuk
tubuh sedang, tinggi badan kira-kira 168 cm, berat badan 60 kg, warna mata
hitam, warna rambut hitam dan keriting sebahu, bentuk muka oval, dan kulit sawo
matang. Ciri khusus pada wajah Iwank yaitu dua gigi seri depan sebelah tengah
atas palsu berwarna kuning, berkumis tebal, dan berkaca mata. Selain itu, Iwank
mempunyai kebiasaan khusus yaitu garuk-garuk kepala dan menggosok
hidungnya saat sedang bingung. Gaya bicara Iwank pelan, berlogat Jawa, dan cara
berjalannya agak terburu-buru. Minuman kesukaannya ialah teh panas dan suka
makanan camilan. Tokoh Iwank digambarkan sebagai seorang komikus indie
yang berusia kira-kira 29 tahun. Ia menyukai musik Rock N’ Roll hingga
penampilannnya pun bergaya Rock N’ Roll tapi tetap sederhana.
Di samping itu, berdasarkan psikologisnya Erwan Hersi Susanto harus
mampu melukiskan sifat tokoh Iwank yang sederhana, sabar, humoris, cuek,
mudah bergaul, aktif, dan mandiri. Tokoh Iwank juga digambarkan mempunyai
watak yang pantang menyerah dan semangat yang tinggi dalam memperjuangkan
hidup dan karyanya. Namun, tanpa disadari ia selalu melakukan tindakan konyol
untuk menunjukkan kekesalannya. Misalnya, pada adegan di ruang editor I Iwank
sengaja menghisap dan mengambil rokok Editor I karena kesal komiknya ditolak
101
lagi. Pada adegan di ruang editor II Iwank juga menunjukkan kekesalannya
dengan membersihkan kotoran di lubang hidungnya lalu berjabat tangan dengan
Editor II karena kesal komiknya luntur dan gagal kontrak kerja dengan penerbit.
Karakter yang paling disukai Iwank ialah orang yang perhatian, semangat, dan
pantang menyerah. Sedang karakter yang paling tidak disukai ialah orang yang
suka mengatur dan pembohong. Perkembangan tokoh Iwank dalam hal
pendidikan, tahun 2006 berhasil mencapai gelar Sarjana Seni, jurusan seni lukis.
Dalam pembentukan karakter sifat tokoh Iwank hampir tidak ada kesulitan karena
Erwan Hersi Susanto memiliki karakter yang hampir sama dengan tokoh Iwank.
Dari segi hubungan keluarga dan pertemanan, tokoh Iwank lahir sebagai
anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Effi Moeljoto (Alm) dan Sri
Sekar Widuri. Almarhum ayah Iwank dulunya bekerja sebagai pegawai negeri dan
ibunya bekerja sebagai penjahit di rumah. Hubungan Iwank dan keluarganya
sangat baik dan di kalangan masyarakat dan teman-teman pun, Iwank dikenal
mudah bergaul sehingga mempunyai banyak teman. Berdasarkan segi sosial dan
ekonomi, di Yogyakarta tokoh Iwank tinggal di kost-kostan dengan lingkungan
perkampungan. Tujuan jangka pendek tokoh Iwank ialah mengorbitkan komik-
komiknya dan mendapat kerja.
Tokoh Iwank merupakan jantung dari film ini karena selalu hadir dalam
48 scenes yang ada pada film pendek “Rock N’ Roll Komik”. Oleh karena itu,
diperlukan kemampuan berakting yang baik agar mampu membentuk karakter
tokoh Iwank yang sebenarnya. Secara keseluruhan, kemampuan akting Erwan
Hersi Susanto cukup baik, meskipun agak kesulitan dalam menghafal dialog tetapi
102
ia cukup baik dalam berimprovisasi dialog. Selain itu, meskipun belum
mempunyai pengalaman dalam berakting di depan kamera, tetapi Erwan Hersi
Susanto memiliki banyak pengalaman dalam performance art sehingga beradegan
apa pun ia tidak merasa malu dan kaku.
3.10.2 Tokoh Cosy alias Kenthut (Tokoh Pembantu)
Tokoh Cosy alias Kenthut diperankan oleh Fitrilia Wulansari, S.Sn. Dalam
film pendek “Rock N’ Roll Komik”, Fitrilia Wulansari sebagai pemeran
pembantu yang hadir tujuh scenes. Untuk pemilihan pemeran tokoh Cosy alias
Kenthut ini sutradara dan tim produksi langsung merekrut Fitrilia Wulansari yang
sekaligus kekasih dari Erwan Hersi Susanto. Hal tersebut dimaksudkan agar
mereka berdua dapat berperan secara natural dan tidak dibuat-buat. Sebagai
seorang pemula, Fitrilia Wulansari cukup baik dalam memerankan tokoh ini
meskipun masih ada kekurangan pada pengucapan vokal yang sedikit kaku.
Gambar 89 dan 90. Fitrilia Wulansari, S.Sn. sebagai Cosy alias Kenthut dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”
Berdasarkan kultural, tokoh Cosy alias Kenthut memiliki nama asli
Cosylia Sari dan nama panggilan akrabnya ialah Cosy atau Kenthut (Kenthut
adalah panggilan kesayangan Iwank ke Cosy). Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal
103
2 Oktober 1982 dan berjenis kelamin perempuan. Nama panggilan Kenthut
diberikan kepada Cosy karena postur tubuh Cosy yang agak gemuk. Istilah
Kenthut ini bukan diartikan buang gas, tetapi istilah Kenthut sering digunakan di
daerah Kediri untuk menyebut postur seseorang yang agak gemuk. Agama yang
dianutnya ialah Islam (tidak fanatik) dan bersuku bangsa Jawa. Tokoh Cosy
memiliki kemampuan khusus yaitu fotografi dan ia suka membaca buku tentang
seni fotografi. Makanan kesukaan Cosy ialah sate gajih. Prinsip yang selalu
dipegang oleh Cosy ialah apa pun yang terjadi, kita tetap berkarya.
Di samping itu, berdasarkan karakter fisik dan biologis, tokoh Cosy
memiliki bentuk tubuh agak gemuk tidak terlalu tinggi, tinggi badan kira-kira 158
cm, berat badan 55 kg, warna mata hitam, warna rambut hitam, panjang, dan
berombak, bentuk muka oval, dan kulit agak putih. Ciri khusus pada wajah Cosy
yaitu mata agak sipit dan berkaca mata. Selain itu, gaya bicara Cosy pelan,
berlogat Jawa, dan cara berjalannya santai. Tokoh Cosy digambarkan sebagai
seorang wanita berusia 26 tahun yang menyukai dunia fotografi sekaligus sebagai
kekasih tokoh Iwank. Ia juga menyukai musik Rock N’ Roll hingga
penampilannnya pun bergaya Rock N’ Roll tapi tetap sederhana. Sutradara
sengaja memasangkan Fitrilia Wulansari dengan Erwan Hersi Susanto karena
keduanya memiliki karakter fisik yang unik.
Berdasarkan psikologisnya Fitrilia Wulansari harus mampu melukiskan
sifat tokoh Cosy yang sederhana, pengertian, perhatian, sabar, humoris, mandiri,
aktif, selalu memberikan semangat kepada Iwank untuk terus berkarya, dan
mempunyai obsesi yang tinggi untuk menjadi fotografer. Digambarkan pula tokoh
104
Cosy mempunyai watak yang sedikit manja tetapi cukup dewasa dalam
menentukan masa depannya. Karakter yang paling disukai Cosy ialah orang yang
perhatian, semangat, dan pantang menyerah. Sedang karakter yang paling tidak
disukai ialah orang yang suka bohong. Perkembangan tokoh Cosy dalam hal
pendidikan, tahun 2007 berhasil mencapai gelar Sarjana Seni, jurusan Fotografi.
Dalam pembentukan karakter sifat tokoh Cosy tidak ada kesulitan karena Fitrilia
Wulansari memiliki karakter yang tak jauh berbeda dengan tokoh Cosy.
Dari segi hubungan keluarga dan pertemanan, tokoh Cosy lahir sebagai
anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Sumadi dan Sabirah. Ayah
Cosy seorang pengusaha ukiran dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga.
Hubungan Cosy dan keluarganya sangat baik dan di kalangan masyarakat dan
teman-teman pun, Cosy dikenal mudah bergaul dan agak pendiam. Berdasarkan
segi sosial dan ekonomi, Cosy masih tinggal di rumah orang tuanya di Yogyakarta
dengan lingkungan perkampungan.
3.10.3 Tokoh Gudir (Tokoh Pembantu)
Tokoh Gudir digambarkan sebagai teman satu kost tokoh Iwank yang
diperankan oleh Erfianto Wardhana. Erfianto Wardhana direkrut langsung oleh
sutradara untuk menjadi pemeran pembantu yang hadir dua scenes saja dalam film
pendek “Rock N’ Roll Komik”. Dalam pembentukan karakter tokoh Gudir, tidak
ada kesulitan yang dialami oleh Erfianto Wardhana. Meskipun hanya hadir dua
scenes, tetapi ia cukup berhasil membawakan karakter tokoh Gudir yang konyol
dan cukup baik dalam melakukan improvisasi dialog maupun gerak.
105
Gambar 91. Erfianto Wardhana sebagai Gudir dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”
Berdasarkan kultural, tokoh Gudir memiliki nama asli Gunawan Kadir dan
nama panggilan akrabnya ialah Gudir (Gudir kependekan dari Gunawan Kadir). Ia
lahir di Kediri pada tanggal 21 Juni 1981, berjenis kelamin laki-laki, dan bersuku
bangsa Jawa. Bacaan kesukaannya yaitu komik. Karakter fisik dan biologis tokoh
Gudir ialah memiliki postur badan agak gemuk dan tidak tinggi, tinggi kira-kira
168 cm, berat badan kira-kira 66 kg, warna mata hitam, warna rambut hitam dan
keriting sebahu, bentuk muka oval, dan kulit sawo matang. Gaya bicara Gudir
agak keras, berlogat Jawa, dan cara berjalannya santai. Tokoh Gudir digambarkan
sebagai seorang mahasiswa yang berusia kira-kira 26 tahun. Penampilan sehari-
harinya sederhana dan suka sekali memakai sarung saat di kost.
Berdasarkan psikologisnya Erfianto Wardhana harus mampu melukiskan
sifat tokoh Gudir yang humoris, mudah bergaul, sok tahu, dan perhatian. Secara
garis besar tokoh ini digambarkan sebagai teman satu kost Iwank yang konyol
yaitu suka mengambil komik Iwank tengah malam lalu membacanya sambil
cekikikan sendiri dan selalu memberi dukungan kepada Iwank. Perkembangan
106
tokoh Gudir dalam hal pendidikan, masih berstatus mahasiswa angkatan 2003
mengambil jurusan musik.
3.10.4 Tokoh Tejo (Tokoh Pembantu)
Tokoh Tejo diperankan oleh Baskoro Latu Anurogo dan direkrut langsung
oleh sutradara untuk menjadi pemeran pembantu yang hadir dua scenes saja
dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”. Dalam pembentukan karakter dan
berakting, Baskoro Latu Anurogo cukup baik dalam membawakan karakter tokoh
Tejo. Tokoh Tejo ini digambarkan sebagai seorang penjual angkringan dari desa
yang lugu dan mudah bergaul dengan siapa saja. Dengan tokoh Tejo inilah, tokoh
Iwank selalu mencurahkan isi hatinya dan mereka saling memberikan semangat
dalam hidup.
Gambar 92 dan 93. Baskoro Latu Anurogo, S.Sn. sebagai Tejo dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”
Berdasarkan kultural, tokoh Tejo memiliki nama asli Sutejo dan nama
panggilan akrabnya ialah Tejo. Ia lahir di Wonosari pada tanggal 1 Januari 1978,
berjenis kelamin laki-laki dan bersuku bangsa Jawa. Tokoh Tejo digambarkan
suka sekali membaca komik Iwank. Pepatah kesukaan Tejo ialah hidup itu jangan
dibuat pusing. Berdasarkan karakter fisik dan biologis, tokoh Tejo memiliki
107
bentuk tubuh sedang, tinggi badan kira-kira 170 cm, berat badan 60 kg, warna
mata hitam, warna rambut hitam dan panjang berombak, bentuk muka oval, dan
kulit sawo matang. Ciri khusus pada wajah Iwank yaitu berkumis dan berkaca
mata. Gaya bicara Tejo pelan, berlogat Jawa, dan cara berjalannya agak santai.
Tokoh Tejo digambarkan sebagai seorang penjual angkringan dari desa yang
berusia kira-kira 30 tahun dan berpenampilan sederhana. Prinsip hidup yang
selalu dipegang oleh Tejo ialah hidup itu jangan dibuat pusing.
Di samping itu, karakter psikologis tokoh Tejo dilukiskan sebagai karakter
orang desa yang masih lugu, sederhana, dan penuh perhatian. Ia selalu sabar
mendengarkan keluhan Iwank dan selalu memberikan nasihat serta semangat agar
Iwank terus berkarya. Tokoh Tejo juga digambarkan mempunyai watak yang
pantang menyerah dan semangat dalam mencari nafkah. Perkembangan tokoh
Tejo dalam hal pendidikan, hanya lulusan SMP tahun 1995.
3.10.5 Editor I (Tokoh Pembantu)
Tokoh Editor I diperankan oleh Prasasti Raden, S.Sn sebagai pemeran
pembantu dalam film ini. Dia dianggap memiliki karakteristik fisik dan sifat yang
sangat mendukung untuk memerankan tokoh ini. Meskipun belum memiliki
pengalaman dalam berakting, Prasasti Raden mampu melakukan improvisasi
dialog dan gerak tubuh sehingga karakter tokoh Editor I dapat digambarkan
dengan baik. Tokoh Editor I hanya hadir satu scene saja dalam film ini. Tokoh
Editor I ini digambarkan sebagai seorang editor di sebuah penerbitan, di sana
Iwank selalu memasukkan komiknya di penerbitan ini. Dari cara berbicara dan
108
raut mukanya, tokoh ini digambarkan sangat serius dan selalu disibukkan oleh
pekerjaannya.
Gambar 94. Prasasti Raden, S.Sn. sebagai Editor I dalam “Rock N’ Roll Komik”
Berdasarkan kultural, tokoh Editor I lahir di Yogyakarta pada tanggal 4
Oktober 1968, berjenis kelamin laki-laki, suku bangsa Jawa, dan berstatus sudah
menikah. Berdasarkan karakter fisik dan biologis, tokoh Editor I digambarkan
mempunyai postur tubuh yang gemuk dan tidak tinggi, berat badan kira-kira 70kg,
tinggi badan kira-kira 165 cm, warna mata hitam, warna rambut hitam, pendek,
dan berombak, bentuk muka bulat, dan kulit sawo matang. Tokoh Editor I ini juga
digambarkan sebagai seorang editor yang berusia 40 tahun. Gaya bicara Editor I
keras dan berlogat Jawa. Berdasarkan psikologisnya, tokoh Editor I memiliki sifat
keras, tegas, kritis, dan humoris. Perkembangan tokoh Editor dalam hal
pendidikan, mempunyai gelar Sarjana Seni mengambil jurusan Desain
Komunikasi Visual.
3.10.6 Penjaga Distro (Tokoh Pembantu)
Tokoh Penjaga Distro merupakan peran pembantu yang diperankan oleh
Puspa Wardhani. Sejak awal sutradara sudah merekrut Tiara karena kebetulan ia
bekerja sebagai penjaga distro di Roof Store dan karakternya juga sesuai dengan
109
tokoh penjaga distro. Tokoh Penjaga Distro dalam film ini hanya hadir satu scene
saja dan sebagai pemula sudah cukup baik dalam berakting. Tokoh Penjaga Distro
digambarkan sebagai seorang mahasiswa yang juga bekerja sebagai penjaga
distro. Hubungan tokoh Penjaga Distro dan Iwank sudah lama saling kenal karena
Iwank sering menitipkan komik-komiknya di distro tersebut.
Gambar 95. Tiara sebagai Penjaga Distro dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”
Berdasarkan kultural, tokoh Penjaga Distro lahir di Jakarta pada tanggal
14 Februari 1985, berjenis kelamin perempuan, dan bersuku bangsa Jawa.
Berdasarkan karakter fisik dan biologis, tokoh Penjaga Distro memiliki bentuk
tubuh sedang, tinggi badan kira-kira 157 cm, berat badan 45 kg, warna mata
hitam, warna rambut hitam dan pendek lurus, bentuk muka oval, dan kulit putih.
Tokoh Penjaga Distro digambarkan seorang wanita yang berusia kira-kira 23
tahun. Gaya bicara tokoh ini cepat dan berlogat Jakarta. Berdasarkan
psikologisnya, tokoh ini memiliki sifat ramah, humoris, dan agak cerewet.
Perkembangan tokoh Penjaga Distro dalam hal pendidikan, masih berstatus
mahasiswa angkatan 2004 mengambil jurusan akuntansi.
110
3.10.7 Editor II (Tokoh Pembantu)
Tokoh Editor II diperankan dengan baik oleh Jatmiko Indro Kusno dan
hanya hadir satu scene saja dalam film ini. Jatmiko Indro Kusno ini harus
membawakan karakter tokoh Editor II yang digambarkan sebagai seorang editor
di sebuah penerbitan, di mana penerbitan inilah yang menawarkan kontrak kerja
dengan tokoh Iwank agar komik-komiknya dapat diterbitkan. Namun, setelah
komik Iwank mengalami kelunturan, pihak penerbitan yang diwakili oleh tokoh
Editor II ini membatalkan kontrak kerja dengan tokoh Iwank. Jatmiko Indro
Kusno cukup baik dalam membawakan karakter tokoh Editor II dan mampu
berimprovisasi dalam dialog maupun gerak tubuh.
Gambar 96. Jatmiko Indro Kusno sebagai Editor II dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”
Berdasarkan kultural, tokoh Editor II lahir di Yogyakarta pada tanggal 2
Mei 1973, berjenis kelamin laki-laki, dan bersuku bangsa Jawa. Berdasarkan
karakter fisik dan biologis, tokoh Editor II memiliki bentuk tubuh sedang, tinggi
badan kira-kira 170 cm, berat badan 60 kg, warna mata hitam, warna rambut
hitam dan pendek lurus, bentuk muka oval, dan kulit putih. Gaya bicara Editor II
cepat dan berlogat Jawa. Selain itu, tokoh Editor II digambarkan sebagai seorang
editor penerbitan yang berusia kira-kira 35 tahun dan memiliki karakter sifat
111
serius, tegas, dan kritis. Perkembangan tokoh Editor II dalam hal pendidikan,
bergelar Sarjana Fisipol, jurusan komunikasi.
3.10.8 Tokoh Pelanggan Koran I, Pelanggan Koran II, Pelanggan Koran III,
Pengunjung Pameran, Pemilik Kios Foto Copy, Pelanggan Koran dan
Komik, Para Peminat Komik (Tokoh Figuran/Tokoh Pendukung)
Tokoh Pelanggan Koran I, Pelanggan Koran II, Pelanggan Koran III,
Pengunjung Pameran, Pemilik Kios Foto Copy, Pelanggan Koran dan Komik,
Para Peminat Komik merupakan beberapa tokoh figuran yang ikut mendukung
film ini. Dalam pemilihan para pemeran figuran, sutradara hanya membutuhkan
kemampuan berakting yang cukup karena porsi mereka dalam film ini hanya
sebagai pendukung. Para pemeran figuran ini direkrut secara langsung oleh
sutradara dan tim produksi karena sesuai dengan krtiteria sutradara.
Tokoh Pelanggan Koran I diperankan oleh Muh. Yusron Nur Wijaya. Ia
cukup baik dalam memerankan tokoh seorang pemuda yang kira-kira berumur 22
tahun, setiap pagi menyapu halaman rumahnya, dan berlangganan koran yang
diantarkan oleh tokoh Iwank. Secara fisik dan biologis, tokoh ini memiliki bentuk
badan yang tinggi dan kurus, tinggi kira-kira 175 cm, berat badan kira-kira 60 kg,
warna mata hitam, warna rambut hitam, pendek, dan lurus, bentuk muka panjang,
dan kulit sawo matang. Gaya berbicara keras dan berlogat Jawa. Karakter sifat
tokoh ini yaitu sabar dan rajin.
112
Gambar 97. Muh. Yusron Nur Wijaya sebagai Pelanggan koran I dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” Tokoh Pelanggan Koran II diperankan oleh Ibu Wiwik dengan cukup baik
dan sangat natural. Ibu Wiwik ini harus membawakan karakter seorang ibu rumah
tangga yang kira-kira berumur 50 tahun, menyukai tanaman dan setiap hari
berlangganan koran yang diantarkan oleh tokoh Iwank. Secara fisik dan bilogis,
tokoh ini memiliki bentuk badan yang agak gemuk, tinggi kira-kira 157 cm, berat
badan kira-kira 65 kg, warna mata hitam, warna rambut hitam, pendek, dan lurus,
bentuk muka oval, dan kulit sawo matang. Gaya bicara pelan dan berlogat Jawa.
Tokoh ini juga memiliki karakter sifat yang lembut dan sabar.
Gambar 98 dan 99. Ibu Wiwik sebagai Pelanggan koran II dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”.
113
Tokoh Pelanggan Koran III sekaligus pemilik rumah mewah diperankan
oleh Ibu Nining. Ibu Nining cukup baik dalam membawakan karakter seorang ibu
rumah tangga yang kira-kira berumur 40 tahun, tinggal di rumah yang begitu
mewah, dan tetap santun dalam bersikap. Secara fisik dan bilogis, tokoh ini
memiliki bentuk tubuh yang sedang, tinggi kira-kira 162 cm, berat badan 50 cm,
warna mata hitam, warna rambut hitam, panjang, dan lurus, bentuk muka oval,
dan kulit putih. Gaya berbicara pelan dan berlogat Jawa. Karakter sifat yang
dimiliki tokoh ini baik, sabar dan rendah hati.
Tokoh Para Pengunjung Pameran diperankan oleh Gintani, Mia, dan Pak
Gandung. Mereka dipilih langsung oleh sutradara karena mampu berakting
dengan cukup baik dan untuk karakter fisik, biologis, dan sifat tidak diutamakan.
Untuk pengunjung pameran yang lainnya memang sengaja oleh sutradara
dibiarkan apa adanya karena adegan saat tokoh Iwank pameran memang benar-
benar terjadi dan tidak dibuat-buat.
Gambar 100 dan 101. Gintani, Mia, Pak Gandung sebagai Pengunjung Pameran dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”.
Tokoh Pemilik Kios Foto Copy diperankan oleh Pak Nardi sedangkan
tokoh Pelanggan Koran dan Komik diperankan oleh Sie “Z”, S.Sn. Keduanya
dipilih langsung oleh sutradara dan tidak ada kriteria khusus dalam pemilihan
114
tokoh ini karena yang diutamakan hanya proses tokoh Iwank dalam memproduksi
dan memasarkan komiknya. Dalam adegan tokoh Iwank sedang foto copy
komiknya, sutradara tidak meminta Pak Nardi untuk berakting tetapi dibiarkan
apa adanya agar terlihat natural karena Pak Nardi sendiri sudah profesinya sebagai
tukang foto copy. Sedang Sie “Z”, S. Sn. perlu sedikit berakting sebagai seorang
pemuda yang berlangganan koran dan sangat menyukai komik Iwank. Keduanya
cukup baik dalam membangun suasana dalam film ini.
Gambar 102. Pak Nardi sebagai Pemilik Gambar 103. Sie “Z”, S.Sn. sebagai Pelang- Kios Foto Copy dalam film pendek gan Koran dan Komik dalam “Rock N’ Roll “Rock N’ Roll Komik” Komik”
Untuk tokoh Para Peminat Komik terdiri dari kalangan anak-anak jalanan
yang diperankan Lilo, Dian, Joni, Aris, yang berusia kira-kira 8 tahun; kalangan
SMU diperankan oleh Lutfi, Purna, Andre, yang kira-kira berusia 17 tahun;
kalangan mahasiswa diperankan oleh Ani Astari dan Heru, yang kira-kira berusia
27 tahun, dan di kalangan pegawai kantoran diperankan oleh Haniffudin, S.H.
yang berusia kira-kira 35 tahun. Mereka semua mewakili dari beberapa kalangan
yang menyukai komik Iwank dan ternyata mereka cukup mengesankan dalam
berakting sehingga berhasil membangun suasana dalam film ini. Dalam pemilihan
para tokoh peminat komik ini sutradara hanya berpatokan pada karakter fisik yang
115
dapat mewakili setiap kalangan baik anak-anak, remaja, dan dewasa. Selain itu,
memerlukan sedikit kemampuan berakting saat membaca komik sambil tertawa.
Gambar 104. Lilo, Dian, Joni, Aris sebagai Pe- Gambar 105. Lutfi, Purna, Andre sebagai Pe minat Komik di kalangan anak-anak dalam nat Komik di kalangan remaja dalam film film pendek “Rock N’ Roll Komik” pendek “Rock N’ Roll Komik”
Gambar 106 dan 107 . Ani Astari dan Heru sebagai Peminat Komik di kalangan mahasiswa
dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”.
Gambar 108. Hanifuddin, S.H. sebagai Peminat Komik di kalangan pegawai kantoran dalam film pendek “Rock N’ Roll komik”
116
BAB 1V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan Berdasarkan proses panjang yang telah dilewati penulis dalam
menghasilkan film pendek “Rock N’ Roll Komik” yaitu melalui (1) tahap
praproduksi seperti penulisan skenario, pembentukan tim produksi, perekrutan
pemain, hunting lokasi, pembuatan storyboard, pembuatan desain tata artistik, (2)
tahap produksi seperti tata artistik (setting, properti, kostum, dan tata rias),
pengambilan gambar, tata suara dan tata cahaya, dan (3) tahap pascaproduksi
seperti editing gambar, editing suara, dan tata musik, hingga menghasilkan sebuah
film pendek “Rock N’ Roll Komik”, penulis akhirnya menarik kesimpulan
sebagai berikut.
Pertama, film merupakan perpaduan unsur bahasa dan seni yang tidak
dapat terpisahkan. Seperti layaknya bahasa yang berfungsi menyampaikan
informasi, bahasa film pun pada dasarnya bersifat audio visual yaitu dituangkan
melalui suara dan gambar sehingga penonton dapat menangkap pesan dalam film
ini dengan baik. Begitu pula seni merupakan ungkapan kreativitas manusia, yang
mana dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik” memadukan berbagai unsur seni
di dalam seni film. Seni lukis dan fotografi, tampak dalam teknik pengambilan
gambar yang artistik (shooting) serta tebal tipisnya penyusunan gambar (editing).
Seni suara dan musik, tampak pada proses penataan suara dan musik yang
menyertai gambar-gambar dalam film. Seni drama, tampak dalam dialog dan
akting para pemainnya. Seni sastra, menyangkut tentang penulisan skenario serta
pengolahan karakter tokoh-tokohnya.
117
Kedua, sebuah skenario yang baik pasti akan membuahkan film yang baik
pula. Dalam membuat skenario, penulis benar-benar diperas idenya untuk
membuat sebuah ide cerita yang sederhana menjadi sebuah skenario film yang
berkualitas. Oleh karena itu, sebuah skenario film harus dipersiapkan sebaik
mungkin sehingga tidak terjadi banyak perubahan saat shooting berlangsung.
Ketiga, seorang sutradara sekaligus produser harus memiliki wawasan
tentang produksi film sehingga mampu memimpin seluruh tim produksinya baik
dari aspek kreatif maupun manajemen produksi sesuai dengan anggaran yang
telah ditentukan. Selain itu, modal yang terpenting sebagai seorang sutradara
harus memiliki daya visual dan kemampuan berkomunikasi dengan baik sehingga
mampu menciptakan suasana nyaman di lokasi shooting serta mampu mencari
solusi atas masalah-masalah yang muncul.
Keempat, modal yang terbatas dalam membuat film tapi bisa
menghasilkan film yang baik. Modal yang didapat harus disesuaikan dengan
anggaran yang telah direncanakan agar proses shooting tidak terhenti karena
kehabisan modal. Memang terkadang dengan modal yang terbatas membuat
proses shooting terkesan terburu-buru karena menghemat waktu dan biaya. Oleh
karena itu, pemilihan kru dan pemeran harus benar-benar yang berkualitas
sehingga proses shooting dapat lancar sesuai jadwal.
Kelima, penempatan kru atau pekerja film disesuaikan dengan
kemampuannya masing-masing dan mampu bekerja dalam sebuah tim produksi.
Dalam film pendek “Rock N’ Roll Komik”, terdiri dari 25 pemain dan 10 orang
kru. Untuk pemilihan pemeran dilakukan dengan perekrutan langsung oleh
118
sutradara maupun tim produksi. Setiap kru dan pemeran mengerti akan tugasnya
masing-masing, mereka mampu menjalin komunikasi yang baik, kompak,
terbuka, dan memiliki solidaritas yang tinggi. Selain itu, sumber daya manusia
(SDM) yang terlibat dalam film ini memiliki kemampuan di bidangnya masing-
masing sehingga dengan modal dan peralatan film yang minim tetap mampu
menghasilkan film yang baik.
Keenam, proses editing merupakan tahap terakhir dalam pembuatan film.
Baik tidaknya sebuah film tidak hanya ditentukan dari sudut artistik pengambilan
gambar saja tetapi perlu didukung dengan editan yang baik pula. Pada tahap ini
memakan waktu yang agak lama dibandingkan saat proses shooting karena
dibutuhkan kesabaran dalam menggabungkan tiap shot menjadi sekuen,
penggabungan tiap sekuen menjadi scene, dan penggabungan tiap scene menjadi
kesinambungan (continuity) atau film besar. Setelah editing gambar masih
dilakukan editing suara dan tata musik. Ketelitian editor dalam proses editing
sangat dibutuhkan agar film ini terhindar dari kesalahan yang tampak di layar dan
mengurangi suara noise yang menganggu.
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa hasil film pendek “Rock N’ Roll Komik”
memang masih sangat jauh dari sempurna. Namun, setidaknya ada pembelajaran,
pengetahuan, dan pengalaman yang diperoleh oleh penulis selama proses
pembuatan film ini. Untuk itu, penulis sedikit memberikan saran dalam
menghasilkan film yang baik dan berkualitas.
119
1. Skenario film dibuat sebaik mungkin, pemilihan pemeran harus sesuai
dengan karakter tokohnya, dan pentingnya storyboard untuk
memudahkan saat proses pengambilan gambar.
2. Sudut pengambilan gambar yang artistik memang sangat baik
menggunakan kamera standar perfilman. Namun, bila modal
pembuatan film terbatas dan dalam proses pembelajaran bisa
menggunakan Handycam Hi-8, D-8, Mini DV dan jangan
menggunakan Handycam DVD karena hasilnya kurang baik.
3. Modal dipersiapkan secukupnya dan sesuai dengan anggaran. Modal
yang besar belum tentu menghasilkan sebuah film yang berkualitas.
4. Sumber daya manusia (SDM) yang terlibat harus berkualitas. Besar
kecilnya modal yang dikeluarkan dan peralatan yang secanggih apa
pun belum tentu menjamin hasil film yang baik jika tidak ditunjang
dengan kru yang berkualitas dan kreatif.
5. Kerja sama tim harus kompak, komunikatif, terbuka, dan saling gotong
royong antar kru maupun pemain.
6. Untuk Jurusan Sastra Indonesia, penulis berharap agar para mahasiswa
Sastra Indonesia yang berminat dalam bidang sinematografi bisa
memanfaatkan wadah serta fasilitas yang telah disediakan oleh prodi
dengan sebaik-baiknya agar bakat dan kreativitas kalian dapat
tersalurkan.
120
DAFTAR PUSTAKA
Ajidarma, Seno Gumira. 2000. Seni Komik Teguh Santosa. Retropeksi 1965-2000.
Jakarta : Galang Press. Bengkel Film Pemula. 2003. (CD) Membuat Film : Bikin Film? Ternyata
gampang kok, seru lagi!. Surabaya : Program Bimbingan Anak SAMPOERNA.
Darmawan, Ariani.2007. Berbicara tentang Komunitas Film dan Film Independen
Indonesia.http://www.rumahbuku.info/user/artikel_detail.php?id_nws=27.Didownload 11 November 2007, pukul 10:45.
Harymawan, RMA. 1993. Dramaturgi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Http://id.wikipedia.org/wiki/Sinema. Sinema. di-download 11 November 2007,
pukul 11:00. Mangunhardjana, A. Margija. 1976. Mengenal Film. Yogyakarta : Yayasan
Kanisius. Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta : Duta
Wacana Press. Sumarno, Marseli. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta : Gramedia. Sutisno, P. C. S. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video.
Jakarta : Grasindo.
121
LAMPIRAN 1
SKENARIO AWAL
FADE IN – OPENING TITLE …kadang saya merasa terkucil dan berjuang sendiri untuk menjaga roh komik itu… (Teguh Santosa 1965 – 2000) (Ajidarma, 2000:1).
DISSOLVE 01. INT. KAMAR KOST / PAGI
Suasana kamar pada pagi hari sekitar pukul 7.15 WIB. Terlihat penghuni kamar yang masih tidur mendengkur. Tiba-tiba IWANK terperanjat bangun melihat jam weker yang sudah menunjukkan pukul 7.15. IWANK spontan teringat bahwa ia sudah kesiangan harus cepat-cepat kerja mengantarkan koran ke para pelanggannya.
IWANK Koran…!!
(berteriak dan segera berdiri mengambil keperluannya)
Tanpa cuci muka, bergegas IWANK pakai kaca mata, baju, lalu mengambil tas. Tidak lama kemudian IWANK masuk kamar lagi hendak ganti celana panjang karena lupa masih menggunakan celana pendek.
CUT TO
02. EXT. DEPAN KAMAR KOST DAN GARASI KOST / PAGI IWANK keluar kamar dan di depan pintu kamar ia bergegas memakai kaos kaki dan sepatu dengan tergesa-gesa hingga hampir jatuh. Hanya dengan seteguk air kendi, IWANK lalu mengambil sepeda onthelnya yang disandarkan di samping kamar mandi. Di depan garasi, IWANK langsung menaiki sepedanya dengan terburu-buru.
CUT TO 03. EXT. AGEN KORAN / PAGI
IWANK dengan sepedanya tampak sedang memasuki agen koran. Tidak lama kemudian IWANK sudah keluar menaiki sepedanya dengan membawa beberapa koran yang diletakkan di depan tempat duduknya.
CUT TO
04. EXT. SEPANJANG JALAN PERUMAHAN / PAGI IWANK mendatangi rumah ke rumah untuk mengantarkan koran langganan. Tanpa turun dari sepedanya, IWANK melemparkan koran-korannya di beberapa rumah pelanggannya. Ada seorang pemuda yang sedang menyapu di pekarangan rumahnya dan dengan spontan menangkap koran yang dilemparkan IWANK.
IWANK Mas sarapan koran sik lho Mas, santai-santai ki…
122
(melempar koran) (Mas sarapan koran dulu lho Mas, santai-santai ya…)
PELANGGAN KORAN 1
(berhenti menyapu lalu menangkap koran) Oh nggih! (Oh, ya!)
Di rumah sebuah langganan korannya, tampak seorang ibu sedang melihat-lihat tanaman di depan rumahnya. IWANK kemudian datang, turun dari sepeda lalu menyandarkan sepeda onthelnya di tembok pinggir jalan gang. IWANK berjalan mendekati ibu itu dan dengan ramahnya ia menyerahkan korannya.
IWANK (berjalan mendekati)
Kula nuwun, Sugeng Enjing Bu… (Permisi, selamat pagi Bu…)
(menyerahkan koran) Koranipun… (Korannya…)
PELANGGAN KORAN (menerima koran) Nggih matur nuwun… (Ya, terima kasih…)
IWANK berjalan mengambil sepeda dan bergegas melanjutkan perjalanannya untuk meloper koran di perumahan selanjutnya.
DISSOLVE 05. EXT. RUMAH MEWAH / PAGI
IWANK berhenti pada salah satu rumah mewah milik pelanggannya yang baru sekaligus pelanggan koran terakhir yang harus ia antarkan. IWANK menyandarkan sepedanya di pagar rumah itu lalu berjalan masuk mendekati pemilik rumah yang sedang duduk bersantai bersama anaknya.
IWANK (menyerahkan koran sambil membungkuk)
Koran Bu!
PELANGGAN KORAN (menerima koran) Makasih ya Mas!
Setelah menyerahkan koran kepada pemilik rumah mewah itu, Iwank lalu berjalan mengambil sepeda sambil berbicara sendiri mengagumi rumah itu.
IWANK
Ck...ck..ck..ya ampuuun…(geleng-geleng kepala) Rumah apa kerajaan ya, kok gede banget…
Njuk ngepele piye kuwi… (Terus ngepelnya gimana itu…)
IWANK menaiki sepedanya lalu meninggalkan rumah mewah itu.
123
CUT TO
06. EXT. PINGIR JALAN / SIANG IWANK menghentikan sepedanya di pinggir jalan untuk istirahat sejenak. Tanpa turun dari sepeda, IWANK mengambil botol minuman dari tasnya lalu meminumnya sambil memandangi tembok yang penuh dengan mural yang bergambar dua orang musisi yang sedang bergaya bermain gitar. IWANK langsung tersenyum lalu mengambil kaca mata hitamnya di tas dan memakainya sambil memandangi kembali gambar mural tersebut. IWANK lalu bergegas mengayuh sepedanya.
CUT TO 07. EXT. PENERBITAN I / SIANG
IWANK melaju dengan sepeda onthelnya masuk ke penerbitan. IWANK kemudian memarkirkan sepedanya di parkiran lalu berjalan memasuki kantor penerbitan itu.
DISSOLVE 08. INT. KANTOR EDITOR I / SIANG
IWANK duduk sambil berbincang-bincang dengan seorang EDITOR.
IWANK Ini pak, komik karya saya yang hendak saya tawarkan ke Bapak…
(menyerahkan komik)
EDITOR I (menerima komik dan menghisap rokok)
Emm...emm… (membaca sambil manggut-manggut kemudian meletakan rokoknya
di asbak)
EDITOR I Begini mas, komik Anda belum bisa saya terima…
Yaa…karena belum layak terbit… (meletakkan komik di meja)
IWANK
Waduh, kalau boleh tahu (mengambil rokok di asbak) kenapa komik saya belum layak diterbitkan Pak? (menghisap
rokok) Apa tema-temanya tidak cocok atau ada yang salah dengan
komik-komik saya? (garuk-garuk kepala)
EDITOR I
Begini mas…. Dilihat dari keseluruhan komik-komik Anda cukup menarik…
Namun dari segi tema, komik Anda terlalu monoton pada kisah-kisah keseharian saja…
Padahal, kriteria layak terbit di penerbitan kami lebih mengarah pada komik-komik Jepang.
Misalnya, tema-tema percintaan dan kepahlawanan (heroik). Ya, selama ini kami mengikuti minat pasar Mas.
124
IWANK (manggut-manggut dan menghisap rokok)
Em…em…jadi tema-tema komik saya belum laku di pasaran ya Pak?
EDITOR I (menyahut) Oh, jangan salah paham…
Saya nggak mengatakan bahwa komik Anda tidak laku dijual… Cuma untuk kriteria di penerbitan kami,
tema komik Anda kurang memenuhi persyaratan pasar…
IWANK (diam berpikir dan mencoba memahami) (menghisap rokok) Emm…begitu ya Pak…
Ya udah Pak…(menerima komik) Terima kasih (berjabat tangan)
EDITOR I
(berjabat tangan) Ya…ya IWANK beranjak dari tempat duduknya dan bergegas keluar dari kantor itu sambil membawa rokok milik EDITOR penerbitan tadi.
EDITOR I (melihat ke asbak lalu melihat ke arah pintu)
Woo, kemplu’i…. (Woo, dasar bodoh…)
Kurang ajar…
CUT TO 09. EXT. KANTOR PENERBITAN I, KANTOR PENERBITAN II, KIOS MAJALAH
/ SIANG IWANK keluar dari pintu kantor penerbitan dengan wajah yang kecewa. Dengan langkah kaki yang lesu, ia mengambil sepeda onthelnya lalu meningalkan kantor penerbitan. IWANK kemudian mencoba lagi memasuki kantor penerbitan yang lain, tapi tampaknya ditolak lagi karena ia keluar kantor dengan wajah yang kecewa. Untuk mengobati rasa kecewanya itu, IWANK lalu mampir di kios majalah langganannya untuk menitipkan komik-komiknya.
FADE IN 10. EXT. ANGKRINGAN / MALAM
IWANK duduk melamun sambil menikmati rokok dan segelas teh panas di angkringan langganannya. Di angkringan inilah IWANK selalu menceritakan masalahnya pada TEJO, si penjual angkringan. TEJO pun mencoba menanggapinya.
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
(datang mendekati lalu duduk di samping IWANK) Mas..mas..! kok ngelamun…
Mikirin apa to kok kayaknya serius banget… sampai mukanya ditekuk-tekuk…
IWANK
Emangnya gombal ditekuk-tekuk… Wah pusing Jo..
125
(menghisap rokoknya dalam-dalam)
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Pusing kenapa?
Kalau mikirin hidup jangan dipikir pusing-pusing… Ntar malah stres terus lama-lama gila sendiri lo…
IWANK
Aku tuh nggak habis pikir… Masak setiap kali aku masukin komikku ke penerbit
selalu aja ditolak. Alasannya tema komikku nggak memenuhi kriteria
di pasaran. Dan gilanya lagi kenapa ide-ideku selalu mati dengan aturan-aturan yang harus begini lah..
begitu lah.. Nggak bisa berekspresi dengan bebas.
Yaa ekspresi itu bebas tapi nggak diakui, ya sama aja.
Berkarya terus tapi ya tetep kere. Kalau mau kaya ya harus ikut aturan.
Ya sama aja ide-ide kita dikebiri terus sama aturan.
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) (tersenyum) Oalah itu to yang bikin mas Iwank pusing?
Begitu aja kok dipikir to mas…mas… La wong kita hidup di negara yang penuh dengan aturan…
Dan dirampas pula ma aturan… Kayak aku ini jualan sudah pindah beberapa kali Mas?
Digusur petugas TANTRIP kota sialan… Katanya sih ada aturan tidak boleh berjualan di pingir jalan
tanpa ijin… Alasannya mengganggu pemandangan…
La wong katanya tanpa ijin kok dimintain pajak terus…
IWANK Wis, wis, malah nggak nyambung sampai ke mana-mana ceritanya…
Malah tambah pusing aku… (berdiri) Aku mau pulang, capek, mau istirahat…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
Lho, kok kesusu (terburu-buru) to Mas? Mbok dihabisin dulu… (Ya dihabisin dulu…)
IWANK
Aku capek’e Jo, seharian tadi gambar… Kejar target, biar jadi duit…
(merogoh saku celana untuk mengambil uang ) Udah berapa nih, es teh satu sama rokok satu…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
Semuanya seribu tujuh ratus mas. (mengelap meja)
126
IWANK (memberikan uang) Nih uangnya, makasih ya Jo.
Sampai ketemu besok… Tetap semangat kehidupan keras!
(bergegas pergi)
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Iyo mas, tetap semangat! Ati-ati di jalan ya!
(memasukkan uang ke saku lalu berdiri mengambil gelas sambil ngelap meja)
DISSOLVE 11. INT. KAMAR KOST / MALAM
Tengah malam IWANK tampak tidur mendengkur dengan lelapnya. Tiba-tiba terdengar suara cekikikan di luar kamarnya dan ia terbangun. IWANK lalu bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan mendekati pintu. IWANK mendekatkan kupingnya di pintu dengan sedikit penasaran campur takut. IWANK membuka pintu kamarnya perlahan-lahan sambil mengeluarkan kepalanya sedikit.
CUT TO 12. EXT. DEPAN KAMAR KOST / MALAM
Semakin penasaran IWANK kemudian melangkahkan kakinya keluar perlahan-lahan dan mencoba mencari sumber suara itu. Semakin IWANK berjalan mendekati arah kamar mandi, suara itu semakin keras. IWANK lalu jongkok sambil mengintai dari balik tembok. Ternyata di balik tembok tempat ia jongkok terdapat seseorang yang sedang jongkok di depan kamar mandi sambil berkerudungan sarung sedang cekikikan sendiri. Dengan memberanikan diri IWANK menarik sarung orang itu.
IWANK (narik sarung)
Weit…edan…eh..coro..eh..celeng..
GUDIR (jatuh ketarik sarung) Wei…wei..wong edan… (menengok dan kaget)
He….he…he…Wank…
IWANK (tampak nggak percaya)
Woalah dasar wong edan (orang gila), ngapain kamu di sini? (melihat komik yang dibawa Gudir) Woo…kamu to yang ngambil komikku?
(merebut komik yang ada di tangan Gudir lalu berjalan menuju kamarnya)
GUDIR
(berjalan mengikuti Iwank) Enggak kok..eh..iya..sori ya Wank…
Diam-diam aku ambil komikmu tiap malam... Habisnya aku takut ngganggu kamu tidur…
127
(garuk-garuk kepala sambil cengar-cengir) Gini-gini aku penggemar komikkmu lho Wank… Apa kamu nggak coba masukkin ke penerbit?
IWANK
(masuk kamar meletakkan komiknya di meja) Wah sampai bosen Dir, banyak aturan!
Ya udah aku mau tidur lagi! (menutup pintu)
GUDIR (di depan pintu sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Iwank
Iya…Iya gitu we marah! Padahal lagi asyik-asyiknya je…wah!
(balik ke kamarnya) FADE IN
13. EXT. DEPAN KAMAR KOST / SIANG BERIKUTNYA IWANK sedang asyik menyelesaikan lukisannya yang dibentangkan di tembok depan kamar kostnya. Rencananya lukisan tersebut akan diikutsertakan dalam pameran. Dengan melukislah IWANK mampu melepaskan rasa kecewa dan kejenuhannya.
DISSOLVE 14. INT. RUANG PAMERAN / MALAM
Lukisan IWANK tampak dipajang dalam pameran yang telah berlangsung di sebuah museum seni. Para pengunjung baik dalam negeri maupun mancanegara tampak sedang mengamati karya-karya yang dipamerkan termasuk lukisan IWANK. Di sela-sela pameran itu, Iwank juga mempersilahkan para pengunjung yang ingin berfoto. COSY pun sibuk memotret para pengunjung yang ingin bergaya dengan background lukisan milik IWANK. FADE IN
15. INT. KAMAR KOST / SIANG BERIKUTNYA
IWANK tampak sedang asyik menggambar komik di kanvas sambil mendengarkan musik Rock N’ Roll kesukaannya. Tak lama kemudian COSY alias KENTHUT, panggilan kesayangan Iwank kepada COSY, berusaha mengagetkan Iwank yang sedang serius menggambar.
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) (berdiri di pintu kamar) Wah serius banget ngomiknya…
IWANK
(menoleh ke Cosy) Eh…kamu Thut… (Cosy duduk di dekat Iwank) Ya…ini mumpung lagi ada ide,
terus aku iseng-iseng aja nggambar di kanvas… Menurutmu piye Thut?
(berhenti menggambar sambil memandangi gambarannya)
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) (menggut-manggut sambil memandangi lukisan komik Iwank)
Bisa…bisa… Asyik kok, lebih variatif…
IWANK Sip ya!
128
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Sip!
Oya tadi coba masukin ke penerbit lagi nggak?
IWANK (gambar) Wah nggak Thut..males!
Rencana mau tak terbitin sendiri komik-komikku kayak biasanya…
Bisa bebas berekspresi dan nggak pusing-pusing mikirin aturan layak terbit… Pokoknya langsung terbiiiiit!
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Lha ya gitu ajalah… Ngapain susah-susah…
Apa pun yang terjadi, kita tetap berkarya to… Aku yakin kok, kalau kamu tetap semangat, nggak gampang
nyerah, suatu saat pasti kamu akan berhasil…
IWANK
Iya ya Thut…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Ya udah ganti topik aja…
Piye (Gimana), ntar malam jadi manggung ma anak-anak?
IWANK Woo ya jadi…
Lha gimana to? (menoleh ke arah Cosy)
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Enggak…
Ntar malam aku nggak bisa ikut, soalnya mau bantuin Atika pemotretan buat tugas akhirnya…
Kasihan, aku dah janji bantuin soalnya... Nggak pa-pa ya aku nggak ikut?
(menatap Iwank) IWANK
Slow aja… (santai) (menaruh kuas dan merangkul Cosy )
Yang penting kita tetap ber…
IWANK + COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Rock N’ Roll!!
CUT TO 16. EXT. PANGGUNG MUSIK / MALAM
PEMBAWA ACARA (MC) berdiri di atas panggung sambil menyerukan band milik IWANK dan teman-temannya yang sudah siap untuk membawakan lagu-lagu beraliran Rock N’ Roll.
PEMBAWA ACARA
Mari kita saksikan… NIGHT LOVER !
129
IWANK dan teman-temannya lalu mulai membawakan lagu yang pertama dan para penonton satu demi satu mendekati panggung dan ikut berjoget ala Rock N’ Roll. Tampak IWANK dengan gayanya memainkan gitarnya.
DISSOLVE 17. INT. DISTRO / SIANG BERIKUTNYA
IWANK berjalan masuk ke distro lalu menyapa TIARA yang sedang bertugas menjaga distro.
IWANK
Halo..Mbakyu! (berjabat tangan) Gimana komik-komikku, ada yang laku nggak?
TIARA (PENJAGA DISTRO)
Wah…hanya beberapa saja yang baru terjual Wank…
IWANK (duduk santai) Slow aja ! (santai)
Seperti pepatah mengatakan, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit…
Asal jangan bukit beneran yang didapet, he..he.. (mengeluarkan komik dari dalam tas dan berdiri menyerahkan
komik) Oya ini aku mau nitip lagi komikku yang terbaru…
TIARA (PENJAGA DISTRO)
Ok…(melihat komik Iwank), ini lanjutan cerita yang kemarin ya? (menatap Iwank)
IWANK
Iya, lanjutannya…
TIARA (PENJAGA DISTRO) (meletakkan komik di meja)
Sabar aja Wank, kan belum banyak yang tau tentang komik-komikmu,
jadi masih sedikit yang beli… (mengambil amplop lalu menyerahkan)
Ini Wank, hasil penjualan komikmu bulan kemarin, lumayan kok…
IWANK (menerima amplop dan membukanya sebentar)
Sip..makasih banyak… Kalo gitu aku langsung cabut dulu ya…
(berjabat tangan dan berjalan menuju pintu keluar)
TIARA (PENJAGA DISTRO) (menatap kepergian Iwank)
Ok, hati-hati wank…
CUT TO 18. EXT. DEPAN KAMAR MANDI / SIANG
IWANK keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lalu bercermin di depan kamar mandi. Sementara
130
itu, GUDIR sedang mengelap sepeda motor di dekat tempat cucian tepatnya di depan kamar mandi.
IWANK
(mengelus-elus kumis) Dir…
GUDIR (duduk mengelap ban sepeda) Hem…
IWANK
Kalo jadi orang terkenal seperti selebritis-selebritis di TV tuh…
Prosesnya lama nggak ya? Mereka itu dari nol apa memang sejak dari sononya sudah kaya
ya..bung Menurutmu piye bung…?
GUDIR
Waduh, terkenal jadi apa dulu Wank… IWANK
Apa pun…pokoknya dikenal banyak orang gitu lho Dir…. Wah kamu ki…ck
(mengambil gunting lalu sedikit merapikan kumisnya)
GUDIR Lhaa...kalau cuma pokok jadi terkenal aja gampang…
IWANK
Gampang piye…
GUDIR Yo gampang to, tinggal ngencingi mukanya Pak RT lak mesti
terkenal…he…he…
IWANK Wah, kalo itu nggak ikut-ikutan aku…
GUDIR
He..he..katanya ingin terkenal…
IWANK (menatap Gudir) Maksudku, terkenal pada umumnya gitu lho…
Wah wis…
GUDIR (berhenti mengelap sejenak) Woo… ya setahuku tuh kalau di bidang seni seperti kamu itu…standarnya ya…5 th…10 th
lah…sampai jadi kaya…
IWANK (kaget) Waduh…kok lama banget ya…
GUDIR
(mengelap body motor) Lho… ya lama to namanya aja proses untuk jadi SAKSES …
131
Itu belum lagi kamu bergaulnya dengan siapa dulu… Kalau mau jadi terkenal harus sering nimbrung dengan orang-
orang terkenal, lebih pas lagi yang sehobi dengan kamu…
Itu akan lebih MAQUK …kamu hobinya nggambar to…
IWANK (menoleh ke arah Gudir)
Ho..o..bung…
GUDIR (mengelap motor) Lha iya...
Nimbrunglah dengan temanmu atau siapa kenalanmu dalam dunia seni yang terkenal….
Keren lagi kalau terkenalnya mendunia…
IWANK (mengambil celana panjang di jemuran) Mmmm…ho..o..yo…(masuk kamar mandi)
GUDIR
(mengelap motor) Tapi semuanya tadi menurutku lho Wank… Setahuku lho…
IWANK
(ganti di dalam kamar mandi) Mm ya…ya…
GUDIR (mengelap motor)Tapi gak usah bingung…
Perkara terkenal gak terkenal itu nanti aja… Pokok kamu tetap berkarya, semangat, dan tetap konsisten
dengan pilihanmu. Dan biarkanlah masyarakat luas mengetahui karyamu Wank…
IWANK
(keluar kamar mandi terus bercermin sebentar) Caranya biar masyarakat luas tahu…(mengambil kaos di jemuran
dan memakainya)
GUDIR (mengelap motor) Ya… sering ikut pameran-pameran kayak kamu
kemarin, terus ngisi rubik-rubik komik…
Tawarkan juga komikmu itu ke pelanggan koran kalau kamu pas nganter koran…
Kalau nggak, ikut workshop komik kalau ada…
IWANK (mendorong pundak Gudir)
Heem…lha ya habis ini saya mau ngasih workshop komik je… (mengambil tasnya di meja)
GUDIR
(terdorong lalu melanjutkan mengelap motor) Naaah gene…pokok maju terus nanti pasti di situ akan terjadi yang namanya APRESIASI (agak dieja)…itu istilah kerennya…
132
Pasti terkenal...terkenal… Santai aja…
IWANK
(tergesa-gesa memakai sepatu) Wuluh…cangkemmu! (Walah…mulutmu!)
GUDIR
(berhenti mengelap) Lho tenan’og…
IWANK (mengambil sepeda)
Hiyo…hiyo…pokoke sip…tak berangkat dulu…
GUDIR (berdiri) Yohh…konooh…
(mengibaskan kain lapnya di pundak dan mengikuti Iwank)
IWANK bergegas menuntun sepeda onthelnya keluar garasi. Di depan garasi GUDIR pun menggoda Iwank.
GUDIR
He..he… (merangkul Iwank) Aku membayangkan besok kalau kamu udah terkenal, pasti banyak orang atau media buat gosip seputar
kamu…
IWANK Prex…
(menuntun sepedanya ke jalan)
GUDIR (nada mengejek) Hei…Iwank si Rock N’Roll Komik…he.he..
Kalau nggak Iwank si Pengembara Komik…
IWANK Entut!
(sambil menaiki sepedanya menjauhi kost)
GUDIR Ha…ha..ha… (berteriak) hati-hati bung…
Kalau ada orang terkenal bilang: SAYA KOMIKUS LHO…he…he…
CUT TO 19. INT. RUANG WORKSHOP KOMIK / SIANG
IWANK tampak bersama dengan temannya duduk bersama kerumunan anak-anak kecil yang siap mengikuti workshop komik yang akan diisi oleh IWANK dan temannya itu. Dengan sabar IWANK melatih anak-anak kecil bagaimana menggambar komik. Para peserta workshop terlihat cukup antusias mengikuti pelatihan tersebut. Di samping itu juga, IWANK mendapat kesempatan diwawancarai salah satu stasiun televisi swasta.
133
CUT TO 20. EXT. PASAR / SORE
IWANK mengayuh sepedanya melewati sebuah pasar. Tiba-tiba IWANK berhenti di depan pasar itu. Ternyata kedua matanya tertuju pada jajanan sate gajih (sate lemak daging sapi) yang berjualan di sana. Terlintas keinginannya untuk membeli sate gajih itu. IWANK menyandarkan sepedanya di pinggir pasar lalu berjalan bersama kerumunan orang yang lalu lalang di pasar itu dan mendekati penjual sate gajih itu. IWANK memesan sate gajih lalu menunggui si penjual sate membakar sate pesanannya sambil jongkok di depan bakaran sate. Setelah satenya matang, si penjual sate membungkus sate itu dan menyerahkannya pada IWANK. IWANK lalu berjalan meninggalkan si penjual sate gajih itu.
FADE IN 21. INT. STAN PAMERAN SENI / MALAM
Suasana ramai dalam ruangan pameran. Banyak stan yang menjual komik-komik indie maupun barang seni lainnya. Tampak IWANK dan COSY alias KENTHUT membuka stan bersama teman-temannya. Barang-barang yang mereka jual bermacam-macam dari komik karya Iwank sendiri sampai produk lainnya seperti tas, kaos, gantungan kunci, pin, dan assesoris lainnya yang telah ditata rapi di sebuah meja besar dengan settingan lesehan. Tampak para pengunjung berdatangan di stan mereka. Ada yang hanya melihat-lihat maupun membeli produk-produk milik IWANK dan COSY alias KENTHUT.
DISSOLVE
22. EXT. JALAN RAYA / MALAM IWANK dan COSY alias KENTHUT boncengan naik sepeda setelah pameran usai dan mereka pun menyempatkan diri untuk jalan-jalan di sebuah pasar malam. Di tengah keramaian orang-orang yang sedang berjalan lalu lalang dan nongkrong, terlihat IWANK dan COSY alias KENTHUT berjalan berdua sambil bercanda.
CUT TO 23. EXT. KURSI TAMAN / MALAM
IWANK dan COSY alias KENTHUT duduk bersebelahan menikmati suasana malam. IWANK pun asyik menghisap rokoknya sambil memikirkan hendak memberikan bingkisan kepada COSY alias KENTHUT. Di sela-sela pembicaraan mereka, akhirnya IWANK mengatakan kejutannya itu pada COSY alias KENTHUT.
IWANK
(menatap Cosy) Thut, aku mau ngasih sesuatu buat kamu…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
(menatap Iwank) Ha…ngasih apaan Wank…
IWANK
(menatap Cosy) Ya…pejamkan mata dulu pokoknya…
134
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Iya deh…(memejamkan mata)
IWANK kemudian mengambil bingkisan itu dari tasnya dan menyerahkannya pada COSY alias KENTHUT.
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
(memegang bingkisan) Wah kok baunya menggoda ya…
Apaan sih Wank? (meraba-raba bingkisan)
IWANK
Sekarang buka mata kamu…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
(membuka mata dan kaget) Waah bagus banget…
Tak buka ya…
(membuka bungkusan dan melihat isinya)
Ya ampun sate gajih…
Makasih ya Wank…
(mengambil satu sunduk sate dan memakannya)
Emm enak…
Wah tapi lengket semua di mulut…(mengunyah)
Tapi gak pa-pa kok, yang penting kamu sayang aku…
IWANK
Ya tentu, sate gajih ini kan sebagai tanda sayang dan cintaku ke kamu…
Supaya kita slalu bersama dan tetap lengket kayak sate gajih ini…
Mendengar perkataan IWANK itu tiba-tiba COSY alias KENTHUT teringat akan suatu hal yang mesti ia sampaikan ke IWANK. Sebuah kabar yang sebenarnya berat ia sampaikan ke IWANK.
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Emm…tapi Wank…ada yang mau aku omongin ke kamu… (berhenti makan sate)
IWANK
(menghisap rokok) Ngomong aja… Kok kayaknya serius banget…
(membuang rokok)
135
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Tadi pagi aku dapat telepon dari Jakarta…
(diam sejenak)
IWANK Ngapain? (penasaran)
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Panggilan kerja di Jakarta dan lusa aku harus berangkat… (menatap Iwank)
IWANK kaget mendengar berita itu dan ia berusaha tenang.
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Sebenarnya aku berat memberitahukan hal ini ke kamu… Apalagi harus ninggalin kamu sementara waktu…
Tapi aku juga nggak mungkin nglepasin kesempatan ini… Kamu tahu kan, menjadi seorang fotografer adalah impianku sejak
dulu…
IWANK hanya terdiam dan mengambil nafas panjang. IWANK lalu menatap COSY alias KENTHUT.
IWANK
Aku senang akhirnya kamu dapat kesempatan bekerja di Jakarta… Tapi jujur, aku berat kalo harus berpisah ma kamu…
Selama ini, aku bisa bertahan di sini, berjuang mewujudkan impianku, karena kamu…(senyum kecut)
Ah, tapi terlalu kerdil kalo aku harus menjadi penghalang kepergianmu ke Jakarta…
(merangkul Cosy) Percayalah aku pasti mendukungmu sepenuhnya, Apa pun yang menjadi keputusanmu pasti yang terbaik bagi masa
depanmu.
COSY hanya tersenyum lega sambil memandang IWANK.
FADE IN
24. EXT. STASIUN KERETA / SIANG BERIKUTNYA IWANK dan COSY alias KENTHUT duduk bersebelahan di bangku tunggu stasiun. Mereka hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tiba-tiba suara peluit berbunyi menandakan kereta sudah datang. COSY alias KENTHUT melangkah menuju pintu gerbong. Tak lama kemudian peluit berbunyi, tanda kereta akan segera berangkat. Di depan pintu gerbong, mereka saling berpelukan. COSY alias KENTHUT lalu berjalan masuk ke pintu gerbong. Sementara itu, IWANK masih berdiri menatap COSY alias KENTHUT dari luar gerbong. Tak lama kemudian kereta pun berangkat. Untuk terakhir kalinya IWANK melambaikan tangan sambil berlari mengikuti laju kereta itu.
FADE IN 25. INT. KAMAR KOST / SIANG
IWANK duduk terdiam di depan meja gambar sambil mengambil foto COSY alias KENTHUT yang tertempel di tembok. IWANK pun terus menerus memandangi foto itu.
136
DISSOLVE
26. EXT. ANGKRINGAN / MALAM TEJO tampak sedang asyik cekikikan membaca komik IWANK. Tak lama kemudian IWANK datang.
IWANK
Biasa Jo…(duduk)
TEJO / PENJUAL ANGKRINGAN
(kaget dan meletakkan komiknya di meja)
Eh…Mas Iwank…
Kok lagi kelihatan Mas…(berdiri)
Lagi sibuk ngomik ya Mas…
(berjalan menuju dapur membuat teh panas)
Iwank hanya geleng kepala.
TEJO / PENJUAL ANGKRINGAN
(senyum-senyum sambil menyerahkan segelas teh panas)
Kenapa lagi to Mas, gara-gara ditinggal Mbak Cosy ya?
(duduk berhadapan dengan Iwank)
IWANK
(menyahut) Lho kok tahu?
TEJO / PENJUAL ANGKRINGAN
Wah yo tahu to Mas, wong (orang) kemarin pamitan ma saya…
Pokoknya tenang aja Mas…
Sing slow, sabar… (Yang santai)
Badai pasti berlalu…
Dia pasti pulang!
Sing penting tetap semangat Mas!
IWANK
(manggut-manggut) Ho o yo Jo…
Dia pasti pulang…
Apa pun yang terjadi harus tetap berkarya!
137
(tersenyum lalu minum)
FADE OUT 27. INT. KAMAR KOST / SIANG BERIKUTNYA
IWANK duduk di depan pintu kamarnya sambil memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu. Siang pada saat itu hujan. Tampak di meja gambar IWANK terkena tetesan air hujan yang berasal dari atap kamar yang sering bocor. Tiba-tiba IWANK mendengar suara tetesan air hujan di meja gambarnya. Spontan IWANK lalu meletakkan gitarnya.
IWANK
Wa…Waduh… (beranjak mendekat ke meja)
Dengan panik IWANK mencari tempat untuk menampung air tersebut. Kebetulan yang ada di meja gambarnya hanya toples tempat camilan. IWANK langsung mengambil toples itu lalu membukanya dan memindahkan camilan itu ke tutup toples sedangkan toplesnya ia gunakan untuk menampung tetesan air hujan. IWANK sedikit agak lega karena sudah bisa teratasi. IWANK kembali duduk di depan pintu kamar dan mengambil gitarnya.
FADE OUT 28. EXT. TEMPAT MENCUCI DI KOST / PAGI BERIKUTNYA
IWANK sedang mencuci pakaian sambil senyum-senyum sendiri teringat kenangannya bersama COSY alias KENTHUT. Di tengah-tengah mengenang COSY alias KENTHUT, HPnya berbunyi. IWANK segera meninggalkan cuciannya dan mengambil Hpnya di meja dekat cucian dan mengangkatnya.
IWANK
(mengangkat telepon) Halo… …………………………………………………… Ya Pak, saya sendiri… ……………………………………………………… Serius Pak…(kaget) ………………………………………………… Apa! (berteriak)
Hanya dalam 2 hari saja Pak? ……………………………………………………
Ok lah…baik…saya terima tawaran Bapak… Segera saya buat yang terbaru Pak…
……………………………………………………… Sebentar…sebentar…
(mengambil kertas dan bolpoin di meja itu) (mencatat) Ya Pak, nomernya 081…, penerbit INTAN SAHARA.
………………………………………………… Ok Pak, nanti saya hubungi…
………………………………………………… Trimakasih…(menutup telepon)
(bahagia) Wah, Trimakasih ya Tuhan… Akhirnya ada tawaran juga…(berjalan)
(menyuci) Wuuh!!
138
FADE IN 29. INT. KAMAR KOST / PAGI-SIANG-MALAM
Hari pertama, IWANK serius sekali menggambar komik di meja gambarnya sambil mendengarkan musik Rock N’ Roll. Sesekali ia keluar kamar dan masuk membawa cangkir dan teko berisi teh panas. Iwank istirahat sebentar sambil menuangkan teh panas lalu meminumnya dan kemudian melanjutkan menggambar. Hari kedua, IWANK dengan semangatnya melanjutkan gambarannya. Sesekali ia membakar rokok dan menghisapnya saat menggambar. Tampak IWANK kelelahan lalu ia berbaring sambil menghisap rokok. Malam harinya, genap 2 hari IWANK akhirnya menyelesaikan komiknya yang terbaru. Kelegaan dan kepuasan pun terpancar pada wajah Iwank.
IWANK
(melihat kembali gambar komiknya) Wah pokoknya cocik (cocok) nih…
Terima kasih ya Tuhan… Akhirnya selesai juga…
(merapikan dan meletakkan komiknya di atas meja lalu berbaring tidur)
Ah, turu sik…(berbaring) (Ah, tidur dulu…)
Malam itu turun hujan. IWANK terlihat tertidur pulas karena kecapekan. Seperti biasanya pula, atap yang bocor membuat air hujan setetes demi setetes membasahi meja gambar IWANK.
DISSOLVE 30. INT. KAMAR KOST / PAGI BERIKUTNYA
Raut muka IWANK berubah menjadi sebuah kekagetan yang luar biasa saat mata IWANK tertuju pada meja gambarnya.
IWANK Waduh! (memegang kepala)
Waah…piye ki! (Waah…gimana nih!) (diam dan memegang kertas komik)
Yang terlihat sebagian gambaran komik IWANK sudah luntur dan lengket. IWANK yang saat itu masih memakai sarung, begitu marah dan menyesal karena kelalaiannya sendiri. Seketika itu, IWANK hanya diam dan berusaha menenangkan dirinya.
CUT TO 31. EXT. KOST / SIANG
IWANK keluar garasi sambil menuntun sepedanya. Setelah mau dinaiki ternyata ban belakang sepedanya bocor. IWANK tambah kesal dan marah. Langsung ia tinggalkan saja sepedanya di depan garasi dan kemudian ia jalan kaki.
CUT TO 32. EXT. JALAN RAYA / SIANG
IWANK berjalan menyusuri jalan raya yang penuh dengan kendaraan yang lalu lalang. Terik panas matahari yang begitu menyengat tak menurunkan niat IWANK untuk terus berjalan sampai ke penerbitan.
139
CUT TO 33. INT. KANTOR EDITOR III / SIANG
EDITOR terkejut melihat komik IWANK yang sudah luntur dan lengket.
EDITOR
(melihat komik) Sayang sekali ya Mas, komik Anda jadi seperti ini…
Tapi gimana Mas, saya ini kejar deadline dan hari ini harus segera dicetak…
IWANK
Waduh…mbok saya dikasih kesempatan lagi Pak untuk memperbaikinya…
2 hari lagi, pasti dah siap Pak…
EDITOR (menggelengkan kepala) Maaf, nggak bisa Mas… Saya terpaksa membatalkan kontrak dengan Anda… Mungkin lain kali kita menghubungi Mas lagi…
IWANK
(diam dan mengangguk) Ya…sudah Pak. Terima kasih…(berjabat tangan)
CUT TO 34. EXT. KANTOR PENERBITAN III / SIANG
Tampak langkah kaki IWANK berjalan lesu meninggalkan kantor penerbitan itu. Tiba-tiba langkah kaki IWANK berhenti. IWANK mencoba memandangi kembali komik yang ada dalam genggamannya. IWANK merobek semua komiknya dan membuangnya. IWANK berdiri dan berjalan melanjutkan perjalanannya entah ke mana.
DISSOLVE 35. INT. KAMAR KOST / PAGI BERIKUTNYA
Suasana kamar kost IWANK tampak sepi tanpa ada penghuni dan aktivitas yang berlangsung. Yang masih tersisa hanya kenangan.
FADE IN 36. EXT. KAMPUNG / SIANG / 1 TAHUN KEMUDIAN Tampak empat anak laki-laki jalanan sedang tertawa asyiknya
membaca komik IWANK sambil duduk di halaman rumah. CUT TO
37. EXT. GANG PERUMAHAN/ SIANG Tampak dua siswa SMU sedang berjongkok di gang perumahan
sambil tertawa membaca komik IWANK. Sementara itu, seorang siswa yang lain sedang membeli siomay kemudian ikut nimbrung bersama teman-temannya yang sedang membaca komik IWANK tadi.
CUT TO 38. INT. KIOS BUKU / SORE Di salah satu kios buku tersebut tampak ada seorang mahasiswa
yang sedang melihat-lihat buku. Kedua matanya pun langsung tertuju pada komik IWANK. Ia mengambil komik itu dan
140
membacanya sambil tersenyum-senyum. Sementara itu, tampak langkah kaki berjalan menuruni tangga komplek kios buku itu. Tiba-tiba orang itu menghentikan langkah kakinya dan mendekati anak muda itu sambil tersenyum. Pemuda yang sedang asyik membaca komik tadi kemudian menoleh ke arah IWANK. Awalnya ia tidak menyadari bahwa tokoh komik yang dibacanya itu adalah orang yang ada di dekatnya. Namun pemuda itu penasaran lalu berulang kali menoleh ke arah IWANK dan kembali melihat tokoh komik yang ada di buku. IWANK pun hanya tersenyum lalu meninggalkan mahasiswa itu dan bergegas melanjutkan perjalanannya.
DISSOLVE
39. EXT. JALAN RAYA / SORE Di perjalanan, IWANK tampak merasakan kelegaan karena akhirnya komik-komiknya diminati semua kalangan.
FADE OUT FADE IN - CREDIT TITLE
141
LAMPIRAN 2
SKENARIO AKHIR
FADE IN – OPENING TITLE FADE OUT
FADE IN 01. INT. KAMAR KOST / PAGI
OPENING TITLE …kadang saya merasa terkucil dan berjuang sendiri untuk menjaga roh komik itu…( Teguh Santosa 1965 – 2000 ). (Ajidarma, 2000:1)
Suasana kamar kost IWANK pada pagi hari. Terlihat penghuni kamar yang masih tidur mendengkur. Tiba-tiba alarm jam berbunyi. Dalam keadaan setengah sadar IWANK membuka matanya sambil melihat jam weker yang ada di dekatnya. Dengan spontannya IWANK terperanjat bangun, teringat bahwa ia sudah kesiangan dan harus cepat-cepat kerja mengantarkan koran ke para pelanggannya.
IWANK
Koran…!! (berteriak dan segera berdiri mengambil keperluannya)
Tanpa cuci muka, bergegas IWANK pakai kaca mata, baju, lalu mengambil tas. Tidak lama kemudian IWANK masuk kamar lagi hendak ganti celana panjang karena lupa masih menggunakan celana pendek.
CUT TO 02. EXT. DEPAN KAMAR KOST DAN GARASI KOST / PAGI
IWANK keluar kamar dan di depan pintu kamar ia bergegas memakai kaos kaki dan sepatu dengan tergesa-gesa hingga hampir jatuh. Hanya dengan seteguk air kendi, IWANK lalu mengambil sepeda onthelnya yang disandarkan di samping kamar mandi. Di depan garasi, IWANK langsung menaiki sepedanya dengan terburu-buru.
CUT TO 03. EXT. AGEN KORAN / PAGI
IWANK dengan sepedanya tampak sedang memasuki agen koran. Tidak lama kemudian IWANK sudah keluar menaiki sepedanya dengan membawa beberapa koran yang diletakkan di depan tempat duduknya.
CUT TO 04. EXT. SEPANJANG JALAN PERUMAHAN / PAGI
IWANK mendatangi rumah ke rumah untuk mengantarkan koran langganan. Tampak IWANK begitu menikmati pekerjaannya itu. Tanpa turun dari sepedanya, IWANK melemparkan koran-korannya di beberapa teras rumah pelanggannya. Sampailah IWANK di sebuah gang perumahan. Tampak seorang pemuda yang sedang menyapu di pekarangan rumahnya.
142
IWANK Mas sarapan koran sik lho Mas, (melempar koran)
PELANGGAN KORAN I
(berhenti menyapu) Oh nggih! (Oh, ya!)
IWANK
(melaju) Santai-santai ki… (santai-santai nih…)
Selanjutnya, di sebuah teras rumah tampak seorang ibu sedang melihat-lihat tanaman. IWANK kemudian datang, turun dari sepeda lalu menyandarkan sepeda onthelnya di tembok pinggir jalan gang. IWANK berjalan mendekati ibu itu dan dengan ramahnya ia menyerahkan korannya.
IWANK (berjalan mendekati)
Kula nuwun, Sugeng Enjing Bu… (Permisi, selamat pagi Bu…)
(menyerahkan koran) Koranipun… (Korannya…)
PELANGGAN KORAN II (menerima koran)
Nggih (Ya)
IWANK
(sedikit membungkuk) Pareng… (beranjak pergi) (Permisi)
PELANGGAN KORAN II
(sedikit membungkuk sambil membawa koran) Nggih, matur nuwun… (Ya, terima kasih…)
IWANK berjalan mengambil sepeda lalu bergegas melanjutkan perjalanannya untuk meloper koran sedangkan Ibu tadi segera masuk ke rumahnya sambil membaca koran.
CUT TO 05. EXT. RUMAH MEWAH / PAGI
IWANK berhenti pada salah satu rumah mewah milik pelanggannya yang baru sekaligus pelanggan koran terakhir yang harus ia antarkan. IWANK menyandarkan sepedanya di pagar rumah itu lalu berjalan masuk mendekati pemilik rumah yang sedang duduk bersantai bersama anaknya.
IWANK (menyerahkan koran sambil membungkuk)
Koran Mbak!
143
PELANGGAN KORAN III (menerima koran) Oh ya..
IWANK
(sedikit membungkuk) Makasih, mari…
PELANGGAN KORAN III (melihat kepergian Iwank)
Trima kasih!
Setelah menyerahkan koran kepada pemilik rumah mewah itu, Iwank lalu berjalan untuk mengambil sepeda sambil berbicara sendiri mengagumi rumah itu.
IWANK
(berjalan sambil menengok rumah mewah lagi) Wuh yuh…yuh…omah po kerajaan ki…?
(naik sepeda) Omahe gedene semene, njuk ngepele piye…? (Rumah sebesar gini, terus ngepelnya gimana…?)
Mugo-mugo duwe koyo ngene… (Moga-moga dapat seperti ini)
IWANK lalu bergegas meninggalkan rumah mewah itu.
CUT TO 06. EXT. PINGGIR JALAN / SIANG
IWANK menghentikan sepedanya di pinggir jalan untuk istirahat sejenak. Tanpa turun dari sepeda, IWANK memandangi tembok di sebelah ia berhenti. Tembok itu penuh dengan mural yang bergambar dua orang musisi yang sedang bergaya bermain gitar.
IWANK
(memandang mural) Wah hei ki, malah ra kepanasen de’e…(mengambil botol minuman
dari tasnya) (Wah ha ini, malah nggak kepanasan dia…)
Ngombe sek nek aku (minum) (Minum dulu kalo aku)
Woo edan ki… (menutup botol minuman sambil memandang mural) (Woo gila nih…)
Rocker tanpa kenal lelah yo ngene ki… (…kayak gini.) Ra kepanasen…
(Nggak kepanasan) Kene we kepanasen… (memakai kaca mata hitam)
(Sini aja kepanasan) Ha…ngene kan iyup (memandang mural lagi)
(Ha…gini kan nggak panas ) Mangkat ! (mengayuhkan sepedanya)
(Berangkat !)
CUT TO 07. EXT. PENERBITAN I / SIANG
IWANK melaju dengan sepeda onthelnya masuk ke penerbitan. IWANK kemudian menyandarkan sepedanya di tembok parkiran lalu berjalan memasuki kantor penerbitan itu.
144
CUT TO
08. INT. KANTOR EDITOR I / SIANG
IWANK duduk sambil berbincang-bincang dengan seorang EDITOR.
IWANK (mengambil komik di tas)
Ini komik saya yang hendak saya tawarkan ke Bapak kemarin… (menyerahkan komik)
EDITOR I
menerima komik) Oya…ya… (menghisap rokok sambil membaca komik Iwank lalu meletakkan
rokok tadi ke asbak) Sementara itu, tampak IWANK terdiam menunggu si EDITOR membaca komiknya.
EDITOR I
(membolak-balik komik) Begini Mas, ini kalo saya lihat komik-komik Anda ini ya…
(memandang Iwank) Ini belum bisa saya terima…
IWANK (garuk-garuk kepala) Eh, kalo boleh tahu…
(mengambil rokok di asbak) Kenapa ya Pak, komik saya kok belum layak terbit?
Atau mungkin… (menghisap rokok) Ada yang salah dengan cerita komik saya ? (menghisap rokok
lagi lalu meletakkan kembali ke asbak)
EDITOR I (membolak-balik komik) Begini…dilihat dari segi temanya itu…
komik Anda ini masih terlalu monoton gitu lho Mas… Jadi masih…Anda masih menceritakan kehidupan sehari-hari gitu
lho…(memandang Iwank) Padahal kriteria penerbitan kami itu untuk komik ini ya…
Terus terang mengarah pada komik-komik Jepang. Jadi ya…misalnya komik-komik tentang percintaan, tentang
kepahlawanan gitu lho… Slama ini kami masih mengikuti pola-pola pasar.
IWANK
(manggut-manggut) Jadi tema-tema komik saya belum laku di pasaran ya Pak?
EDITOR I
(menyahut) Oh, jangan salah paham… Saya nggak mengatakan komik Anda ini tidak laku dijual…
Cuma untuk kriteria penerbitan kami, tema komik Anda ini kurang bisa diterima, kurang laku dijual di pasaran gitu lho,
tidak mengikuti pola-pola pasar kalo secara tematik. Jadi ya, maaflah kalo kami tidak bis menerima…(menutup komik)
145
IWANK Oh ya sudah…
EDITOR I
(menyerahkan komik) Maaf lho Mas…
IWANK (menerima komik sambil berjabat tangan) Kalo begitu terima
kasih Pak…
EDITOR I (berjabat tangan) Ya…
IWANK beranjak dari tempat duduknya dan bergegas keluar dari ruangan itu sambil membawa rokok milik EDITOR penerbitan tadi.
EDITOR I
(melihat ke asbak) Loh… (melihat ke arah pintu) Woo, kere’i…
(Woo, dasar miskin…) (melihat ke asbak lagi) Woo, kemplu nek ngene ki…
(Woo, edan kalo kayak gini…) (sedikit tersenyum tak menyangka) Oh mas’e cen biangane…
(Oh masnya memang kurang ajar…)
Tampak dari luar kantor penerbitan, IWANK menuruni tangga dengan langkah kaki yang lesu.
CUT TO 09. EXT. KANTOR PENERBITAN I, KANTOR PENERBITAN II, KIOS MAJALAH
/ SIANG IWANK keluar dari pintu kantor penerbitan dengan wajah yang kecewa. IWANK kemudian mencoba lagi memasuki kantor penerbitan yang lain, tapi tampaknya ditolak lagi karena ia keluar kantor dengan wajah yang kecewa sambil garuk-garuk kepala. Untuk mengobati rasa kecewanya itu, IWANK lalu mampir di kios majalah langganannya untuk menitipkan komik-komiknya. Tampak IWANK sedang mengeluarkan komik-komiknya dari tas lalu menghitung kembali jumlah komik yang akan dititipkan dan menyerahkan pada penjualnya.
DISSOLVE 10. EXT. ANGKRINGAN / MALAM
IWANK duduk melamun sambil menikmati rokok dan segelas teh panas di angkringan langganannya. Di angkringan inilah IWANK selalu menceritakan masalahnya pada TEJO, si penjual angkringan. TEJO pun mencoba menanggapinya.
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
(datang mendekati lalu duduk di samping Iwank) Ealah mikir opo to Mas Iwank ?
(…apa sih…) Kok kayaknya serius banget…
Mukanya sampai kayak ditekuk-tekuk kayak gitu…
146
IWANK
Emangnya gombal ditekuk-tekuk… Pusing Jo...Jo…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Wah pusing opo Mas…Mas…?
Hidup itu jangan dipikir pusing Mas… Malah jadi gila nanti…
IWANK
Aku tuh nggak habis pikir…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) (memandang Iwank) Pripun…
(Gimana…)
IWANK Masak setiap kali aku masukin komikku ke penerbit selalu aja
ditolak. Alasannya tema komikku nggak memenuhi kriteria pemasaran.
Dan gilanya lagi kenapa ide-ideku selalu mati dengan aturan-aturan yang harus begini lah..begitu lah..
Nggak bisa berekspresi dengan bebas. Yaa berekspresi dengan bebas itu kan nggak diakui,
ya sama aja… Berkarya terus tapi ya tetep kere. Kalau mau kaya ya harus ikut aturan.
Ya sama aja ide-ide kita dikebiri terus sama aturan itu sendiri…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
(tersenyum sambil mengusap mukanya dengan tangan) Oalah itu to yang bikin mas Iwank itu pusing ?
Kayak gitu kok dipikir to mas… La wong kita itu hidup di negara yang penuh dengan aturan…
Dan dirampas pula oleh aturan itu sendiri… Kayak saya ini jualan beberapa kali pindah ? Digusur sama petugas TANTRIP sialan itu…
Katanya itu ada aturan tidak boleh jualan di pingir jalan… Katanya membuang…(sedikit berpikir) apa itu…mengganggu
pemandangan… La wong ada peraturan kayak gitu kok dimintain pajak terus…
IWANK
Wis, wis, malah ra nyambung omongane, critanya sampai mana…
(Udah, dah, malah nggak nyambung omongannya,…)
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Lho gimana to… (bingung)
IWANK
Dah aku tambah pusing Mas… Aku mau pulang, istirahat saja…
147
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Lho, kok terburu-buru to Mas?
Dihabisin dulu…
IWANK Tadi itu saya seharian (memukul meja) dah gambar…
supaya jadi duit… (merogoh saku celana untuk mengambil uang )
Berapa Mas, teh panas ?
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Sama rokok satu…
IWANK He…em…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Seribu tujuh ratus aja…
IWANK
(menaruh uang di meja) Pas ! Sek Mas yo…
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
Ati-ati Mas ya… (memasukkan uang di sakunya)
IWANK (menepuk pundak Tejo) Tetap semangat lho kehidupan keras!
(bergegas pergi)
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Tetap semangat juga lho Mas… Ati-Ati di jalan lho Mas ya…
Owalah…(ngelap meja)
Tejo berdiri mengambil gelas sambil ngelap meja.
CUT TO 11. INT. KAMAR KOST / MALAM
Tengah malam IWANK tampak tidur mendengkur dengan lelapnya. Tiba-tiba terdengar suara cekikikan di luar kamarnya dan ia terbangun. IWANK lalu bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan mendekati pintu. IWANK mendekatkan kupingnya di pintu dengan sedikit penasaran campur takut. IWANK membuka pintu kamarnya perlahan-lahan sambil mengeluarkan kepalanya sedikit. CUT TO
12. EXT. DEPAN KAMAR KOST / MALAM
Semakin penasaran IWANK kemudian melangkahkan kakinya keluar perlahan-lahan dan mencoba mencari sumber suara itu. Semakin IWANK berjalan mendekati arah kamar mandi, suara itu semakin keras. IWANK lalu jongkok sambil mengintai dari balik tembok. Ternyata di balik tembok tempat ia jongkok terdapat seseorang yang sedang jongkok di depan kamar mandi sambil berkerudungan sarung sedang cekikikan sendiri. Dengan memberanikan diri IWANK menarik sarung orang itu.
148
IWANK
(narik sarung) Weit…wong edan…(…orang gila…)
GUDIR
(jatuh ketarik sarung) Wei…wong edan…(…orang gila…)
IWANK
(tampak nggak percaya) Woo… Ngapain kamu di sini ?
GUDIR
(menengok dan kaget) He…he…he…Wank…
IWANK (melihat komik yang dibawa Gudir) Woo…kamu yang ngambil komikku to ?
(merebut komik yang ada di tangan Gudir) Kurang ajar !
GUDIR
(gugup) Enggak Wank…iya…(berdiri) (merangkul Iwank sambil berjalan menuju kamar Iwank)
Sori Lek…diam-diam tiap malam aku ngambil komikmu tanpa seijinmu…
La takut ngganggu kamu tidur’e… Nggak coba masukin ke penerbit ?
IWANK
(masuk kamar) Sampai bosen Dir… Tak tidur lagi yo ! (menutup pintu)
GUDIR
(di depan pintu sambil memukul pintu kamar Iwank) We…gitu aja marah…
(balik ke kamarnya) Lagi asyik-asyiknya je…
FADE OUT FADE IN
13. EXT. DEPAN KAMAR KOST / SIANG BERIKUTNYA IWANK sedang asyik menyelesaikan lukisan yang dibentangkan di tembok depan kamar kostnya. Tampak IWANK sedang mengoplos cat untuk mewarnai lukisannya. Sampai-sampai IWANK naik tangga dari bambu untuk mewarna lukisan yang agak tinggi. Rencananya lukisan tersebut akan diikutsertakan dalam pameran. Dengan melukislah IWANK mampu melepaskan rasa kecewa dan kejenuhannya.
CUT TO 14. INT. RUANG PAMERAN / MALAM
Lukisan IWANK tampak dipajang dalam pameran yang telah berlangsung di sebuah museum seni. Tampak IWANK mempersilahkan para pengunjung pameran untuk melihat-lihat lukisannya. IWANK pun mengajak ngobrol para pengunjung
149
pameran dan tampaknya para pengunjung sangat menikmatinya. Para pengunjung baik dalam negeri maupun mancanegara tampak sedang mengamati lukisan IWANK. Di sela-sela pameran itu, Iwank juga mempersilahkan para pengunjung yang ingin berfoto dengannya. COSY pun sibuk memotret para pengunjung yang ingin bergaya dengan background lukisan milik IWANK. Sementara itu, tampak pula suasana pameran yang ramai dikunjungi orang.
FADE OUT FADE IN
15. INT. KAMAR KOST / SIANG BERIKUTNYA IWANK tampak sedang asyik menggambar komik di kanvas. Tak lama kemudian COSY alias KENTHUT, panggilan kesayangan IWANK kepada COSY, muncul di depan pintu kamar dan berusaha mengagetkan IWANK yang sedang serius menggambar.
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) (berdiri di pintu kamar) Wah serius banget ngomiknya…(lihat
gambaran Iwank)
IWANK (menoleh ke arah Cosy) Eh…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
(duduk di samping Iwank) Oya, tadi coba masukin ke penerbit lagi nggak ?
IWANK
(gambar) Nggak Thut… Rencana mau tak terbitin sendiri komik-komikku seperti
biasanya… Bisa lebih bebas berekspresi,
nggak repot-repot ngikutin aturan layak terbit… Pokoknya langsung terbiiiiit !
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) (memegang pundak Iwank) Lha ya gitu aja…
Ngapain susah-susah… Apa pun yang terjadi, kita tetap berkarya to…
Aku yakin kok, kalo kamu semangat, nggak gampang nyerah, Kamu pasti akan berhasil…
IWANK
Iya ya Thut ya…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) He em…
Ya udah ganti topik… Gimana nanti jadi maen sama anak-anak ?
IWANK
Woo ya jadi… (menoleh ke arah Cosy) Lha gimana to ?
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Enggak…
150
Ntar malam aku nggak bisa ikut, Soalnya mau bantuin Atika motret di studio, bantuin TA-nya…
IWANK Oo…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Kasihan soalnya, aku dah janji’e… Nggak pa-pa kan ? (menatap Iwank)
IWANK
Slaoow aja…(menaruh kuas dan merangkul Cosy) Yang penting kita tetap ber…
IWANK dan COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Rock N” Roll !
CUT TO 16. EXT. PANGGUNG MUSIK / MALAM
Tampak IWANK bersama grup band-nya sedang memainkan lagu Rock N’ Roll dalam sebuah acara. Para penonton tampak asyik menikmati alunan musik yang dibawakan IWANK dan grup band-nya. IWANK pun begitu asyik memainkan gitarnya sambil bergaya.
FADE IN
17. INT. DISTRO / SIANG BERIKUTNYA
IWANK berjalan masuk ke distro lalu menyapa TIARA yang sedang bertugas menjaga distro.
IWANK
Selamat siang Mbakyu…(berjabat tangan)
TIARA (PENJAGA DISTRO) (berjabat tangan) Siang Wank…
IWANK
Gimana penjualan kemarin ?
TIARA (PENJAGA DISTRO) Sedikit’e yang laku…
IWANK
Oo… ya…ya…(duduk) Slow (santai) aja ya Mbak ya…(sambil membuka tas dan
mengambil komiknya) Dikit-dikit lama-lama menjadi bukit pokoknya…
(berdiri menyerahkan komik) Skalian titip komik yang baru Mbak…
TIARA (PENJAGA DISTRO)
(menerima komik) Lanjutan yang kemarin ya ? (melihat komik)
IWANK Yoi…
151
TIARA (PENJAGA DISTRO) (meletakkan komik di meja)
Sabar aja Wank, kan masih banyak yang belum tahu komikmu… Jadi yang beli belum banyak juga…
(mengambil amplop lalu menyerahkan ke Iwank) Ini penjualan yang kemarin ya…
IWANK
(menerima amplop) Oya… (membukanya sebentar) Sip… (berjabat tangan)
TIARA (PENJAGA DISTRO)
(habis berjabat tangan lalu menatap kepergian Iwank) Ati-ati ya…
FADE OUT 18. EXT. DEPAN KAMAR MANDI / SIANG
IWANK keluar kamar mandi lalu bercermin. Sementara itu, GUDIR sedang mengelap sepeda motor di dekat tempat cucian tepatnya di depan kamar mandi.
IWANK
(bercermin sambil mengelus-elus kumis) Dir…
GUDIR (duduk mengelap sepeda motor)
Hem…
IWANK Kalo jadi orang terkenal seperti selebritis-selebritis di TV
tuh… Prosesnya lama nggak ya Bung ?
Mereka itu dari nol atau memang sudah dari sononya kaya ya Bung ?
Menurutmu piye Bung ? (…gimana…)
GUDIR
(tampak di cermin sedang mengelap motor) Waduh, terkenal jadi apa dulu Wank ?
IWANK
(sambil menggunting jenggot) Ya…apa pun, pokoknya dikenal banyak orang gitu lho…
(menoleh ke arah Gudir) Wah kamu…
GUDIR (menoleh ke arah Iwank sambil ngelap motor)
Lha, kalo cuma pengen jadi terkenal aja gampang Wank…
IWANK (menggunting jenggot) Gimana ?
152
GUDIR (sedikit tersenyum) Yo ngencingin mukanya Pak RT aja dah jadi
terkenal’o…
IWANK Wah, nggak ikut-ikutan aku…
GUDIR (tertawa) He…he…katanya jadi terkenal…
IWANK (menoleh ke arah Gudir) Ya maksudnya pada umumnya gitu lho…
GUDIR
(mengelap motor dan sedikit berpikir) Woo ya, setahuku tuh kalau di bidang seni seperti kamu itu
WANK… Ya…sekitar 5 tahun…10 tahun…itu dah jadi kaya Wank (menoleh
ke arah Iwank)
IWANK (kaget dan menoleh ke arah Gudir) Waduh…kok lama banget ya
Bung ya…
GUDIR (mengelap motor dan tersenyum)
Lho, ya lama to ya…ya..namanya aja proses untuk jadi SAKSES… Itu belum lagi kamu nongkrongnya sama siapa (menoleh ke
Iwank), kumpulnya sama siapa…
Lebih pas lagi kalau sehobi dengan kamu… Itu akan lebih MAQUK…
Kamu hobinya nggambar to (menoleh ke arah Iwank)
IWANK (menoleh ke arah Gudir) Ho o Bung…
GUDIR
(mengelap motor) Nimbrunglah dengan teman-temanmu atau siapa pun
yang hobinya gambar, dalam dunia seni yang terkenal… Keren lagi kalau terkenalnya udah mendunia gitu Wank…
IWANK
(mengambil celana panjang di jemuran) Mmm…ho o yo Bung yo…(masuk kamar mandi)
GUDIR
(mengelap motor) tapi semuanya tadi Cuma menurutku lho Wank… Setahuku lho…
IWANK
(ganti di dalam kamar mandi) Ho o…
GUDIR (mengelap motor) Tapi nggak usah bingung Prend… Perkara terkenal nggak terkenal itu nanti aja…
153
Pokoknya kamu tetap berkarya, semangat, dan tetap konsisten dengan pilihanmu
yo to…
IWANK (dalam kamar mandi) Yo…yo…yo…
GUDIR
Dan biarkan masyarakat luas mengetahui karyamu Wank…
IWANK (keluar kamar mandi sambil menaikkan resleting celana)
Tetapi, caranya masyarakat luas mengetahui karyaku gimana Bung ?
GUDIR
(mengelap motor) Ya…sering ikut pameran contohnya kayak kamu kemarin…
(Iwank mengambil kaos di jemuran dan memakainya) terus ngisi rubrik-rubrik komik…
tawarkan juga komikmu itu ke pelanggan-pelanggan koran atau kamu pas nganter koran itu…
Kalau nggak, ikut workshop komik kalau ada…
IWANK (mendorong pundak Gudir) Lha ya aku ini mau ngisi workshop
komik’o…
GUDIR (terdorong lalu melanjutkan mengelap motor)
Nah gene…pokok maju terus pasti di situ akan terjadi yang namanya APRESIASI (agak dieja) Wank…
IWANK (mendorong pundak Gudir sambil tergesa-gesa memakai sepatu)
Wuluh…cangkemmu! (Walah mulutmu!)
GUDIR
(terdorong) Loh ngerti ra kowe… Itu istilah kerennya…
IWANK
Tak berangkat dulu yo…(mengambil tas di meja)
GUDIR Yoh…konoh…ati-ati yo…(berdiri sambil membawa lap)
IWANK bergegas menuntun sepeda onthelnya keluar garasi. Di
depan garasi GUDIR menggoda IWANK.
GUDIR (merangkul Iwank) Aku mbayangne to besok kalau kamu udah
terkenal,
154
pasti banyak orang-orang atau media-media buat gossip tentang kamu…
IWANK
(tersenyum) Prex ! Ngising ! (sambil menuntun sepedanya)
GUDIR (nada mengejek) Loh…Iwank seorang komikus Rock N’ Roll yo to…
Iwank si pengembara komik…
IWANK (tertawa) Ngising!
GUDIR Loh…
IWANK Sek ya…(sambil menaiki sepedanya menjauhi kost)
(udah dulu ya…)
GUDIR (nada teriak) Ati-ati Prend…
Kalau ketemu orang terkenal bilang kalau kamu seorang komikus lho…
(melambaikan tangan) Ok, ati-ati !
CUT TO 19. INT. RUANG WORKSHOP KOMIK / SIANG
IWANK dan temannya tampak duduk dikerumunan anak-anak kecil yang siap mengikuti workshop komik.
TEMAN IWANK Dah siap semuanya !
ANAK-ANAK
(teriak semangat) Siap !
TEMAN IWANK Huh…kita bagi kertasnya ya…
IWANK dan temannya itu lalu membagikan kertas gambar kepada anak-anak peserta workshop. Para peserta workshop terlihat cukup antusias mengikuti workshop tersebut. Dengan sabarnya IWANK memantau para peserta dan memberikan contoh bagaimana cara menggambar komik. Di samping itu juga, IWANK mendapat kesempatan diwawancarai salah satu stasiun televisi swasta.
CUT TO 20. EXT. PASAR / SORE
IWANK mengayuh sepedanya melewati sebuah pasar. Tiba-tiba IWANK berhenti di depan pasar itu. Ternyata kedua matanya tertuju pada jajanan sate gajih (sate lemak daging sapi) yang berjualan di sana. Terlintas keinginannya untuk membeli sate gajih itu. IWANK menyandarkan sepedanya di pinggir pasar lalu berjalan bersama kerumunan orang yang lalu lalang di pasar itu dan mendekati penjual sate gajih itu. IWANK memesan sate
155
gajih lalu menunggui si penjual sate membakar sate pesanannya sambil jongkok di depan bakaran sate.
FADE OUT FADE IN
21. INT. STAN PAMERAN SENI / MALAM Suasana ramai dalam ruangan pameran. Banyak stan yang menjual
komik-komik indie maupun barang seni lainnya. Tampak IWANK dan COSY alias KENTHUT membuka stan bersama teman-temannya. Barang-barang yang mereka jual bermacam-macam dari komik karya Iwank sendiri sampai produk lainnya seperti tas, kaos, gantungan kunci, pin, dan assesoris lainnya yang telah ditata rapi di sebuah meja besar dengan settingan lesehan. Tampak para pengunjung berdatangan di stan mereka. Ada yang hanya melihat-lihat maupun membeli produk milik IWANK dan COSY alias KENTHUT.
FADE OUT FADE IN
22. EXT. JALAN RAYA DAN EXT. PASAR MALAM / MALAM IWANK dan COSY alias KENTHUT boncengan naik sepeda setelah pameran usai dan mereka pun menyempatkan diri untuk jalan-jalan di sebuah pasar malam. Di tengah keramaian orang-orang yang sedang berjalan lalu lalang terlihat IWANK dan COSY alias KENTHUT berjalan berdua sambil bercanda. Mereka tampak menikmati gulali (permen gula) sambil melihat komedi putar.
CUT TO 23. EXT. TAMAN KOST / MALAM
IWANK dan COSY alias KENTHUT duduk bersebelahan menikmati suasana malam. IWANK pun asyik menghisap rokoknya sambil memikirkan hendak memberikan bingkisan kepada COSY alias KENTHUT. Di sela-sela pembicaraan mereka, akhirnya IWANK mengatakan kejutannya itu pada COSY alias KENTHUT.
IWANK
(menatap Cosy) Thut, aku mau ngasih sesuatu buat kamu…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
(menatap Iwank) Ha…ngasih apaan Wank…
IWANK
(menatap Cosy) Ya…pejamkan mata dulu pokoknya…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Iya deh…(memejamkan mata)
IWANK kemudian mengambil bingkisan itu dari tasnya dan menyerahkannya pada COSY alias KENTHUT.
156
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
(memegang bingkisan) Baunya menggoda…
Apaan sih Wank? (meraba-raba bingkisan lalu membukanya)
(kaget dan tertawa) Waah sate gajih…
(membuka bungkusan dan melihat isinya)
Ya ampun sate gajih…
Tak makan ya ?
IWANK
(menatap Cosy) Makan aja…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
(mengambil satu sunduk sate dan memakannya)
Emm enak…
IWANK
Ya iya lah…
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Tapi lengket semua di mulut…(mengunyah)
(manja) Yang penting kamu tetap sayang ma aku…
IWANK
Yoi, sate gajih ini sebagai tanda sayang dan cintaku ke kamu…
Supaya kita slalu bersama dan tetap lengket seperti sate gajih ini…
Mendengar perkataan IWANK itu tiba-tiba COSY alias KENTHUT teringat akan suatu hal yang mesti ia sampaikan ke IWANK. Sebuah kabar yang sebenarnya berat ia sampaikan ke IWANK.
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Tapi Wank…ada sesuatu yang mau aku omongin ke kamu… (berhenti makan sate)
IWANK
(menatap Cosy penasaran) Ngomong aja… Kok kayaknya serius banget…
(menunduk)
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Tadi pagi aku dapat telepon dari Jakarta…
157
(diam sejenak) IWANK
Ngapain? (penasaran)
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN) Panggilan kerja di Jakarta…
Jadi lusa aku harus berangkat… (menatap Iwank)
IWANK kaget mendengar berita itu dan ia berusaha tenang.
COSY alias KENTHUT (PANGGILAN KESAYANGAN)
Sebenarnya aku berat ngasih tahu hal ini ke kamu… Apalagi untuk jauh dari kamu sementara waktu…
Tapi ini adalah kesempatan yang nggak mungkin aku lepaskan… Kamu tahu sendiri kan menjadi fotografer adalah impianku
sejak dulu…
IWANK mengambil nafas panjang dan sedikit membuang muka.
IWANK (menatap Cosy) Aku senang akhirnya kamu dapat kerja di
Jakarta… Tapi jujur, aku terasa berat kalau harus berpisah dengan
kamu… Karna selama ini, aku bertahan di sini, berjuang mewujudkan impianku karena kamu…
(senyum kecut) Ah, tapi terlalu kerdil jika aku harus melarang kamu berangkat ke Jakarta…
(merangkul Cosy) Apa pun keputusannya kamu harus mewujudkan cita-citamu.
Cosy hanya terdiam dan Iwank merangkul Cosy sambil membelai kepala Cosy.
FADE OUT
FADE IN
24. EXT. STASIUN KERETA / SIANG BERIKUTNYA IWANK dan COSY alias KENTHUT berjalan menuju pintu masuk stasiun. Setelah itu, tampak mereka duduk bersebelahan di bangku tunggu stasiun dan IWANK pun merangkul COSY. Mereka hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Akhirnya, kereta jurusan Jakarta tiba dan di depan pintu gerbong mereka saling berpelukan. COSY alias KENTHUT lalu berjalan masuk ke pintu gerbong dan segera duduk di bangku kereta sambil menatap IWANK. Sementara itu, IWANK masih berdiri menatap COSY alias KENTHUT dari luar gerbong. Tak lama kemudian kereta pun berangkat. Untuk terakhir kalinya IWANK melambaikan tangan sambil berlari mengikuti laju kereta itu.
CUT TO
158
25. INT. KAMAR KOST / SIANG IWANK duduk terdiam di depan meja gambar sambil mengambil foto COSY alias KENTHUT yang tertempel di tembok. IWANK pun terus menerus memandangi foto itu.
CUT TO 26. INT. KAMAR KOST / SIANG BERIKUTNYA
IWANK duduk di depan pintu kamarnya sambil memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu. Siang pada saat itu hujan. Tampak di meja gambar IWANK terkena tetesan air hujan yang berasal dari atap kamar yang sering bocor. Tiba-tiba IWANK mendengar suara tetesan air hujan di meja gambarnya. Spontan IWANK lalu meletakkan gitarnya.
IWANK
Wa…Waduh… (beranjak mendekat ke meja)
Dengan panik IWANK mencari tempat untuk menampung air tersebut. Kebetulan yang ada di meja gambarnya hanya toples tempat camilan. IWANK langsung mengambil toples itu lalu membukanya dan memindahkan camilan itu ke tutup toples sedangkan toplesnya ia gunakan untuk menampung tetesan air hujan. IWANK sedikit agak lega karena sudah bisa teratasi. IWANK kembali duduk di depan pintu kamar dan mengambil gitarnya.
FADE OUT FADE IN
27. EXT. ANGKRINGAN / MALAM TEJO tampak sedang asyik cekikikan membaca komik IWANK. Tak lama kemudian IWANK datang.
IWANK (memukul tangan Tejo) We…biasa Jo…(duduk di depan Tejo)
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
(kaget dan meletakkan komik di meja) (menatap Iwank) Eh…Mas Iwank… Kok baru kelihatan…(berdiri)
Lagi sibuk ngomik ya ? (berjalan menuju dapur membuat teh panas)
IWANK hanya duduk terdiam.
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
(menghampiri Iwank sambil menyerahkan segelas teh panas) Ada apa lagi to Mas, opo gara-gara ditinggal Mbak Cosy lagi ?
(duduk berhadapan dengan Iwank) IWANK
(menyahut) Lho kok tahu situ ?
159
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN) Lho ya tahu, wong (orang) tadi pamitan ma saya…
Sing slow Mas… (Yang santai) Badai pasti berlalu… Dia pasti pulang !
IWANK
(manggut-manggut) Ho oyo Jo… Dia pasti pulang…
Apa pun yang terjadi harus tetap berkarya ! (tersenyum lalu minum)
TEJO (PENJUAL ANGKRINGAN)
(kembali membaca komik) Tetap semangat Mas…
FADE OUT FADE IN
28. EXT. TEMPAT MENCUCI DI KOST / PAGI BERIKUTNYA IWANK sedang mencuci pakaian sambil senyum-senyum sendiri teringat kenangannya bersama COSY alias KENTHUT. Di tengah-tengah mengenang COSY alias KENTHUT, HP-nya berbunyi. IWANK segera meninggalkan cuciannya dan mengambil Hp-nya di meja dekat cucian dan mengangkatnya.
IWANK
(mengangkat telepon) Halo… ………………………………
Ya Pak, saya sendiri Pak… ………………………………
Ya…ha a…bener Pak… ………………………………
(kaget) Serius Pak ! ………………………………
(berteriak) Apa ! Dalam 2 hari ? ………………………………
Oya ya ya…saya buat. …………………………………
Sebentar (mengambil kertas dan bolpoin di meja itu) …………………………………
(mencatat) Ho..o.., penerbit opo ? INTAN SAHARA (dieja)…Oya… …………………………………
Oya Pak, segera saya buat. ………………………………… Ok. Sip…sip… …………………………………
(sedikit menunduk) Trima kasih….yuk… (bahagia) Wah…(melihat ke kertas) dadi… (berjalan ke tempat
cucian) (menyuci) Wuuh!!!
CUT TO 29. INT. KAMAR KOST / PAGI-SIANG-MALAM
Hari pertama, IWANK serius sekali menggambar komik di meja gambarnya. Sesekali ia keluar kamar dan masuk membawa cangkir dan teko berisi teh panas. Iwank istirahat sebentar sambil menuangkan teh panas lalu meminumnya dan kemudian melanjutkan
160
menggambar. Hari kedua, IWANK dengan semangatnya melanjutkan gambarannya. Sesekali ia minum teh, membakar rokok dan menghisapnya saat menggambar. Tampak IWANK kelelahan lalu ia berbaring sambil menghisap rokok. Malam harinya, genap 2 hari IWANK akhirnya menyelesaikan komiknya yang terbaru. Kelegaan dan kepuasan pun terpancar pada wajah Iwank.
IWANK (melihat kembali gambar komiknya)
Wah pokoknya cocik (cocok)… Terima kasih ya Tuhan…
Jadi akhirnya… (merapikan dan meletakkan komiknya di atas meja lalu berbaring
tidur)
Malam itu turun hujan. IWANK terlihat tertidur pulas karena kecapekan. Seperti biasanya pula, atap yang bocor membuat air hujan setetes demi setetes membasahi meja gambar IWANK dan membasahi komiknya.
FADE OUT 30. INT. KAMAR KOST / PAGI BERIKUTNYA
Raut muka IWANK berubah menjadi sebuah kekagetan yang luar biasa saat mata IWANK tertuju pada meja gambar dan mendapati komiknya luntur semua.
IWANK (melihat komiknya yang luntur)
Wah… (memegang kepala dan kesal)
IWANK terus membolak-balik komiknya itu. Yang terlihat sebagian gambaran komik IWANK sudah luntur dan lengket. IWANK begitu marah dan menyesal karena kelalaiannya sendiri. Seketika itu, IWANK hanya diam dan berusaha menenangkan dirinya.
CUT TO 31. EXT. KOST / SIANG
IWANK keluar garasi sambil menuntun sepedanya. Setelah mau dinaiki ternyata ban belakang sepedanya bocor. IWANK tambah kesal dan marah. Langsung ia tinggalkan saja sepedanya di depan garasi dan kemudian ia jalan kaki.
CUT TO 32. EXT. JALAN RAYA dan EXT. KANTOR PENERBITAN III/ SIANG
IWANK berjalan menyusuri jalan raya yang penuh dengan kendaraan yang lalu lalang. Terik panas matahari yang begitu menyengat tak menurunkan niat IWANK untuk terus berjalan sampai ke penerbitan. Akhirnya sampai juga di kantor penerbitan 3.
CUT TO
161
33. INT. KANTOR EDITOR II / SIANG EDITOR II terkejut melihat komik IWANK yang sudah luntur dan lengket.
EDITOR II
(melihat komik Iwank) Waduh…sayang’e Mas, komik Anda jadi seperti ini…
Tapi gimana Mas, saya hari ini dikejar deadline ini…
IWANK (garuk-garuk kepala)
Waduh…mbok saya minta kesempatan lagi Pak untuk memperbaikinya…
EDITOR II (meletakkan komik Iwank dan sedikit marah)
Nggak bisa !
IWANK (memohon) 2 hari aja Pak…
EDITOR II
(menatap Iwank dan menggelengkan kepala) Maaf, nggak bisa…
Saya terpaksa membatalkan kontrak dengan Anda… Mungkin lain kali kita menghubungi Mas lagi ya…
IWANK
(membersihkan kotoran hidung atau upil) (berjabat tangan) Makasih Pak…
CUT TO 34. EXT. KANTOR PENERBITAN III / SIANG
Tampak langkah kaki IWANK berjalan lesu meninggalkan kantor penerbitan itu. IWANK lalu duduk di pinggir trotoar dan mencoba memandangi kembali komik yang ada dalam genggamannya. IWANK kesal lalu merobek semua komiknya itu dan membuangnya. IWANK berdiri dan berjalan melanjutkan perjalanannya entah ke mana.
FADE OUT FADE IN
35. INT. KOST / PAGI BERIKUTNYA Suasana kost IWANK tampak sepi tanpa ada penghuni dan aktivitas yang berlangsung. Hanya sebuah kenangan yang tersisa. Tempat tidur yang sering ditempati IWANK tampak kosong tak ada yang menempatinya. Lukisan komik IWANK di kanvas tampak dibiarkan belum selesai. Kebiasaan Iwank menyuci tampak tidak ada. Sepeda onthel yang biasa terparkir di samping kamar mandi tampak tidak ada. Kebiasaan IWANK membuat teh di meja depan kamar pun tidak ada. Kebiasaan IWANK bercermin setelah mandi tampak tidak ada lagi. Di depan pintu kamar juga tidak tampak IWANK yang selalu bermain gitar. Bahkan, di meja gambarnya tidak tampak lagi IWANK yang sering menggambar komik.
FADE OUT
162
Dalam scene 36-44 ini hanya berupa kumpulan snap shot yang kemudian diberi narasi. FADE IN
IWANK (NARATOR)
Aku sadar bahwa aku belum bisa mencapai apa yang aku impikan. Namun, setidaknya aku sudah berusaha dengan jalanku sendiri.
Aku akan berjuang melewati semua resiko ini, demi menjaga roh komikku.
Lebih baik, aku gagal dalam perjalanan dari pada aku gagal tanpa berjalan. Hidup adalah sebuah perjuangan.
Sesulit apa pun perjuangan itu harus aku jalani, tidak bisa tidak.
Bagiku kegagalan hanyalah pengalaman hidup, yang pada akhirnya mampu menjadikan aku seorang yang kuat.
Apa pun yang terjadi,aku harus tetap berjuang, demi kesempurnaan “cinta dalam berkarya”.
36. EXT. PEREMPATAN JALAN, TROTOAR, DAN INT. RUMAH MAKAN,KIOS
BUKU / SIANG. (Snap Shot) Dengan ditemani gitarnya, IWANK ngamen di perempatan jalan,
trotoar, dan rumah makan. CUT TO
37. EXT. DEPAN WARUNG / SIANG. (Snap Shot) Hanya dengan modal kertas dan pensil, IWANK tampak sedang
melukis karikatur dan wajah dua orang wanita. CUT TO
38. EXT. PANGGUNG MUSIK / MALAM. (Snap Shot) IWANK kembali ngeband bersama bandnya di sebuah acara.
CUT TO 39. EXT. SEPANJANG JALAN PERUMAHAN / PAGI.(Snap Shot) Tampak IWANK sedang meloper koran dengan sepeda onthelnya
seperti sedia kala. CUT TO
40. INT. RUANG TENGAH KOST / SIANG. (Snap Shot) IWANK sedang menghitung uang hasil jerih payahnya.
CUT TO 41. INT. KAMAR KOST / MALAM. (Snap Shot)
Tampak IWANK mulai menggambar komik lagi. CUT TO
42. EXT. KIOS FOTO COPY / PAGI. (Snap Shot) IWANK tampak sedang menjelaskan pada pemilik foto copy yang mana saja komik yang harus difoto copy. Sembari menunggu, IWANK pun meneliti komik-komiknya yang sudah difoto copy.
CUT TO 43. INT. KAMAR KOST / SIANG. (Snap Shot)
IWANK tampak dengan telitinya melipat dan menyusun lembaran-lembaran komik yang telah diperbanyak tadi. Selanjutnya setelah tersusun sesuai cerita, IWANK lalu memberi cover pada komiknya.
CUT TO
163
44. EXT. RUMAH PELANGGAN KORAN DAN KOMIK / PAGI BERIKUTNYA. (Snap Shot) Tampak di depan pintu rumah pelanggan korannya, IWANK menyerahkan koran beserta komiknya. FADE OUT FADE IN
45. INT. KIOS BUKU / SORE / 1 TAHUN KEMUDIAN Di salah satu kios buku tersebut tampak ada seorang mahasiswa yang sedang melihat-lihat buku. Kedua matanya pun langsung tertuju pada komik IWANK. Ia mengambil komik itu dan membacanya sambil tersenyum-senyum. Sementara itu, tampak langkah kaki berjalan menuruni tangga komplek kios buku itu. Tiba-tiba orang itu menghentikan langkah kakinya dan mendekati anak muda itu sambil tersenyum. Pemuda yang sedang asyik membaca komik tadi kemudian menoleh ke arah IWANK. Awalnya ia tidak menyadari bahwa tokoh komik yang dibacanya itu adalah orang yang ada di dekatnya. Namun, setelah pemuda itu melihat tokoh komik yang ada di buku, ia merasa tokoh itu sama dengan orang yang mendekatinya. Pemuda itu lalu menoleh ke arah IWANK dan tersenyum. IWANK pun hanya tersenyum lalu meninggalkan mahasiswa itu dan bergegas melanjutkan perjalanannya.
CUT TO 46. EXT. KAMPUNG / SIANG Tampak empat anak laki-laki jalanan sedang tertawa asyiknya
membaca komik IWANK sambil duduk di halaman rumah. CUT TO
47. EXT. GANG PERUMAHAN / SIANG Tampak dua siswa SMU sedang berjongkok di gang perumahan
sambil tertawa membaca komik IWANK. Sementara itu, seorang siswa yang lain sedang membeli siomay kemudian ikut nimbrung bersama teman-temannya yang sedang membaca komik IWANK tadi.
CUT TO 48. EXT. DEPAN RUMAH / SIANG Tampak seorang pegawai laki-laki sedang istirahat di bangku
depan mobil atau bangku sopir dengan pintu terbuka sambil membaca komik IWANK.
CUT TO 49. EXT. WARUNG MAKAN / SIANG
Tampak di sebuah warung makan, ada seorang mahasiswi tampaknya sedang asyik membaca komik IWANK sambil makan.
CUT TO 50. EXT. JALAN PERUMAHAN / SORE.
IWANK mengayuhkan sepeda onthelnya dengan semangat. IWANK merasakan kelegaan karena akhirnya komik-komiknya diminati semua kalangan.
FADE OUT FADE IN - CREDIT TITLE BEHIND THE SCENE
164
LAMPIRAN 3
CONTOH GAMBAR STORYBOARD
165
166
167
LAMPIRAN 4
CONTOH GAMBAR DESAIN KOSTUM
168
169
LAMPIRAN 5
CONTOH GAMBAR DESAIN SETTING
170
171
LAMPIRAN 6
CONTOH JADWAL SHOOTING
172
173
LAMPIRAN 7
CONTOH CATATAN SCENE
174
LAMPIRAN 8
SINOPSIS
FILM PENDEK “ROCK N’ ROLL KOMIK”
Rock N’ Roll Komik mengisahkan sebuah perjalanan hidup yang keras
dan terus berputar yang harus dilalui Iwank dalam memperjuangkan hidup dan
mewujudkan impiannya untuk menjadi komikus terkenal. Iwank merupakan salah
satu dari ribuan mahasiswa perantauan yang datang ke kota Gudeg untuk meraih
gelar sarjana. Dengan kondisi keluarga yang pas-pasan, Iwank rela mencari uang
sendiri untuk membiayai kuliah dan mencukupi kebutuhannya sehari-hari.
Semangatnya yang besar serta usahanya yang keras membuat Iwank berhasil
meraih gelar sarjana seni.
Keinginan Iwank yang terbesar dalam hidupnya adalah ingin menjadi
komikus terkenal. Membuat komik sudah digelutinya sejak masih kuliah. Iwank
selalu mengabadikan momen-momen menarik dalam hidupnya dalam sebuah
cerita komik dan ternyata komik-komiknya banyak diminati teman-teman
kampusnya. Berawal dari hobi menggambar komik itulah setelah lulus kuliah
Iwank mulai menitipkan komik-komiknya ke kios majalah dan distro. Namun,
usahanya itu tidak membuat iwank puas karena hanya sebagian orang saja yang
mengetahui komik-komiknya. Iwank pun mulai menawarkan komik-komiknya ke
beberapa penerbit. Namun, usahanya memasukkan ke penerbit selalu ditolak
dengan alasan kurang memenuhi syarat penerbitan. Dari sanalah Iwank mulai
berontak dengan aturan-aturan penerbit yang justru tidak memberikan lahan
baginya untuk mengekspresikan ide-idenya.
Iwank mulai putus asa dengan usahanya yang selalu gagal, tapi dengan
segala dukungan yang diberikan dari teman-temannya yaitu, Gudir (teman
kostnya), Tejo (penjual angkringan), dan terutama Cosy alias Kenthut, sang pacar,
membuat dirinya bangkit kembali untuk tetap berkarya. Besar harapan Iwank
untuk dapat memperkenalkan komik-komiknya ke semua kalangan masyarakat.
Namun, kegagalannya menembus penerbitan justru membuat dirinya semakin
175
terobsesi untuk membuat komik meskipun ia harus mengorbitkan sendiri komik-
komiknya tanpa melalui penerbit.
Sementara itu, kehidupan Iwank tak lepas dari musik Rock N’ Roll. Rock
N’ Roll merupakan sebuah aliran musik dan gaya hidup yang melekat pada diri
Iwank. Bisa dikatakan musik tersebut selalu mengiringi perjalanan Iwank
terutama dalam mencari inspirasi untuk membuat komik. Dengan semangat Rock
N’ Roll, Iwank pun berusaha mengumpulkan uang dari loper koran, ngeband, ikut
pameran lukisan, dan mengisi workshop-workshop komik bersama teman-
temannya. Melalui kegiatan pameran dan workshop komik itulah Iwank mulai
dikenal oleh masyarakat. Dari hasil kerja kerasnya itu sebagian uangnya
digunakan untuk memproduksi sendiri komik-komiknya lalu memasarkannya ke
distro, kios-kios majalah, bahkan ia juga sering membuka stan dalam acara-acara
seni untuk menjual komik-komiknya.
Ternyata hasil yang diperoleh dari usahanya itu kurang memuaskan
dirinya. Iwank pun menyadari bahwa hanya sebagian kecil orang saja yang tahu
akan komiknya. Keterbatasan dana inilah yang sebenarnya mempengaruhi
banyaknya komik yang diproduksi. Di tengah-tengah berkecamuknya
keputusasaan itu, tiba-tiba muncul masalah baru lagi yang membuat Iwank patah
semangat. Cosy mendapat kesempatan bekerja di Jakarta sebagai fotografer. Cosy
adalah seorang sarjana seni fotografi. Menurut Cosy, bisa bekerja di Jakarta
merupakan kesempatan yang baik bagi masa depannya. Berita itu membuat Iwank
senang sekaligus sedih karena harus berpisah sementara waktu dengan Cosy.
Baginya, Cosy merupakan seorang kekasih sekaligus sahabat yang selama ini
menjadi tempat curahan hati, berbagi cerita, sekaligus pemberi semangat dalam
setiap perjuangannya selama ini.
Semenjak kepergian Cosy, sepertinya Iwank tampak tak punya semangat
dalam berkarya. Namun, untungnya Iwank cepat bangkit dari kesedihannya itu.
Suatu pagi, Iwank mendapat telepon dari penerbit yang mengabarkan bahwa ia
mendapat kesempatan untuk menerbitkan komiknya. Saat itu juga Iwank kaget
dan ia menerima tawaran penerbit untuk membuat komik yang terbaru dalam
waktu 2 hari.
176
Sepanjang hari Iwank dengan semangatnya menggambar komik sampai
akhirnya ia mampu menyelesaikan dalam waktu 2 hari. Hingga suatu malam, saat
Iwank tertidur pulas karena kecapekan menggambar, hujan turun deras sekali.
Seperti biasanya, atap kamar Iwank bocor dan tepat membasahi meja gambarnya.
Entah mengapa Iwank malam itu lupa meletakkan tempat tampungan air tetesan
hujan di meja gambarnya. Pagi harinya, raut muka Iwank berubah menjadi sebuah
kekagetan yang luar biasa saat kedua matanya tertuju pada meja gambarnya. Yang
terlihat sebagian gambaran komik Iwank sudah luntur dan lengket. Iwank begitu
marah dan menyesal karena kelalaiannya sendiri. Seketika itu, Iwank hanya diam
dan berusaha menenangkan dirinya. Akhirnya Iwank mendatangi penerbitan itu
dan menjelaskan perihal komiknya yang luntur. Namun, pihak penerbitan tidak
mau tahu dan membatalkan kontrak dengannya karena alasan kejar deadline.
Seketika itu, Iwank mengalami kekecewaan yang berat hingga merobek-robek
komiknya dan membuangnya di jalan. Selama beberapa hari, tampak suasana
kamar Iwank sepi tanpa penghuni dan aktivitas. Hanya kenangan yang tersisa.
***
Kegagalannya itu justru membuat Iwank sadar bahwa keberhasilannya ada
di tangannya sendiri. Akhirnya Iwank mulai bangkit dengan kembali beraktivitas
dan bekerja. Ia berjuang sendiri mengumpulkan dana untuk memproduksi dan
mengorbitkan komik-komiknya. Hanya dengan modal ngamen, melukis wajah
dan karikatur, ngeband, dan loper koran. Iwank mampu mengumpulkan dana
untuk memproduksi komiknya kembali. Iwank pun mulai memasarkan komiknya
ke pelanggan korannya hingga ke kios-kios buku.
***
Setahun kemudian, di salah satu kios buku tersebut tampak ada seorang
mahasiswa yang sedang melihat-lihat buku. Kedua matanya pun langsung tertuju
pada komik Iwank. Ia mengambil komik itu dan membacanya sambil tersenyum-
senyum. Sementara itu, tampak langkah kaki berjalan menuruni tangga komplek
kios buku itu. Tiba-tiba orang itu menghentikan langkah kakinya dan mendekati
anak muda itu sambil tersenyum. Pemuda yang sedang asyik membaca komik tadi
kemudian menoleh ke arah Iwank. Awalnya ia tidak menyadari bahwa tokoh
177
komik yang dibacanya itu adalah orang yang ada di dekatnya. Namun, setelah
pemuda itu melihat tokoh komik yang ada di buku, ia merasa tokoh itu sama
dengan orang yang mendekatinya. Pemuda itu lalu menoleh ke arah Iwank dan
tersenyum. Iwank pun hanya tersenyum lalu meninggalkan mahasiswa itu dan
bergegas melanjutkan perjalanannya.
Tampak Iwank dengan semangatnya mengayuh sepeda. Kepuasan pun
terpancar pada diri Iwank karena akhirnya ia dapat menemukan jati dirinya
sebagai komikus indie. Iwank juga sadar bahwa ia belum bisa mencapai apa yang
diimpikannya, tetapi setidaknya ia sudah berusaha dengan jalannnya sendiri untuk
memperkenalkan komik-komiknya ke masyarakat luas. Sampai kapan pun Iwank
akan berjuang hingga akhirnya semua sorotan mata tertuju pada sebuah buku hasil
karya si Rock N’ Roll Komik.
SELESAI
178
BIOGRAFI PENULIS
FX. Hery Filimon lahir di Magelang pada tanggal 2
Agustus 1980. Menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) tahun
1994 di SD Bolon II Karanganyar dan Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP) tahun 1997 di SLTP Katolik
Simo Boyolali Melanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Umum (SMU) di SMU Veteran Boyolali dan
lulus tahun 2000. Setelah itu, melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, Fakultas Sastra, Jurusan Sastra. Tahun 2000 – 2007 aktif
dalam kegiatan Theater “Bengkel Sastra” di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.