52
PROSES PEMBENTUKAN BPUPKI SERTA PENYUSUNAN SILA- SILA PANCASILA DAN UUD 1945, DETIK-DETIK PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DAN PENGESAHAN PANCASILA DAN UUD 1945 OLEH: ABDUL HALIM SIMBOLON PROSES PEMBENTUKAN BPUPKI Paham Nasionalisme adalah paham yang menyadarkan harga diri suatu bangsa berupa perasaan cinta kepada bangsa dan tanah airnya. Para pencetus paham nasionalisme seperti Joseph Ernest Denan, Otto Baver, Hans Kohn dan Louis Snyder. Paham Nasionalisme di Asia Afrika dimulai akibat pembukaan Terusan Suez. Ada beberapa faktor yang mendorong timbulnya rasa nasionalisme : 1. Penandatanganan Magna Chatra oleh raja Inggris tahun 1215 2. Perjuangan Belanda mnentang kerajaan Spanyol 3. Adanya Declaration of Independent oleh Amerika 1776 4. Adanya UU di Perancis tentang HAM 1791 Sedangkan munculnya rasa nasionalisme di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang berasal dari dalam dan luar negeri. 1

Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

PROSES PEMBENTUKAN BPUPKI SERTA PENYUSUNAN SILA-

SILA PANCASILA DAN UUD 1945, DETIK-DETIK PROKLAMASI

KEMERDEKAAN INDONESIA DAN PENGESAHAN PANCASILA

DAN UUD 1945

OLEH:

ABDUL HALIM SIMBOLON

PROSES   PEMBENTUKAN   BPUPKI

Paham Nasionalisme adalah paham yang menyadarkan harga diri suatu bangsa berupa

perasaan cinta kepada bangsa dan tanah airnya. Para pencetus paham nasionalisme seperti

Joseph Ernest Denan, Otto Baver, Hans Kohn dan Louis Snyder. Paham Nasionalisme di

Asia Afrika dimulai akibat pembukaan Terusan Suez. Ada beberapa faktor yang

mendorong timbulnya rasa nasionalisme :

1. Penandatanganan Magna Chatra oleh raja Inggris tahun 1215

2. Perjuangan Belanda mnentang kerajaan Spanyol

3. Adanya Declaration of Independent oleh Amerika 1776

4. Adanya UU di Perancis tentang HAM 1791

Sedangkan munculnya rasa nasionalisme di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor yang berasal dari dalam dan luar negeri.

Faktor dari dalam negeri :

1. Penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan.

2. Berkembangnya komunikasi di Indonesia..

3. Adanya pengaruh dari bahasa melayu

4. Reaksi terhadap perlawanan yang bersifat kedaerahan.

5. Ditetapkanya UU Desentralisasi 1903

6. Kejayaan masa lampau kerajan-kerajaan di Indonesia.

1

Page 2: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Faktor dari luar negeri :

1. Dampak pendidikan luar negeri.

2. kemenangan Jepang atas Rusia.

3. Munculnya paham Liberalisme.

4. Adanya nasionalisme negara-negara Asia

Sejak tahun 1908 perjuangan bangsa Indonesia terbagi dalam 4 zaman, yaitu : zaman

perintis (1908-1927), zaman penegak dan pancaroba (1927-1942), zaman pendobrak

(1942-1945) dan zaman pelaksana (1945-sekarang).

A. Kebangkitan Nasional

Pada abad XX di pangung politik Internasional terjadilah pergolakan kebangkitan Dunia

Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Republik Philipina (1898) yang

dipelopori oleh Jose Rizal, kemenangan Jepang atas Rusia di Tsunia (1905), gerakan Sun

Yat Sen dengan Republik Cinanya (1911), Partai Kongres di India dengan tokoh Tilak

dan Ghandi, adapun di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa

yaitu Kebangkitan Nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sodirohusodo dengan

Budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk

mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan

kekuatannya sendiri.

Budi Utomo yang didirikan pada 20 Mei 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan

nasional, sehingga setelah itu munculah organisasi-organisasi pergerakan lainnya.

Organisasi-organisasi pergerakan itu antara lain : Sarekat Dagang Islam (SDI) (1909),

yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan

mengganti namanya menjadi Sarekat Islam (SI) tahun (1911) dibawah H.O.S

Cokroaminoto.

Berikutnya munculah Indische Partij (1913), yang dipimpin oleh Tiga Serangkai yaitu :

Douwes Dakker, Cipto Mangunkusumo, Suwardi Surya diningrat ( yang kemudian lebih

dikenal dengan nama Ki Hajar dewantoro). Sejak semula paratai ini menunjukkan

keradikalannya, sehingga tidak berumur panjang karena pimpinannya dibuang ke luar

negeri (1913).

2

Page 3: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Dalam situasi yang menggoncangkan itu munculah Partai Nasional Indonesia (PNI)

(1927) yang dipelopori oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya.

Mulailah kini perjuangan Indonesia dititikberatkan pada kesatuan nasional dengan tujuan

yang jelas yaitu Indonesia merdeka. Tujuan itu diekspesikannya dengan tujuan yang jelas,

kemudian diikuti dengan tampilnya golongan pemuda yang tokoh-tokohnya antara lain :

M. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbapranoto, serta tokoh-tokoh pemuda lainnya.

Perjuangan rintisan Kesatuan Nasional kemudian Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober

1928,  yang isinya satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia. Lagu Indonesia

Raya pada saat ini pertama kali dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak

kebangkitan kesadaran berbangsa.

Pada masa ini perjuangan juga dilakukun secara kooperasi, antara lain munculnya patindo

dan parinda. Pada saat ini muncul pula fraksi baru dalam Volksraad yang diketuai olh M.

Husni Thamrin, yaitu Fraksi Nasional yang menurut jaminan kemerdekaan nasional,

selain itu jugaa menurut adanya pelarangan sekolah swasta. Untuk nanti muncul Petisi

Sutarjo yang menuntut perbaikan Indonesia serta wakil Indonesia di volksraad. Tetapi

tuntutan ini ditolak oleh pemerintah Belanda sehingga melahirkan GAPI yang tidak

mendapat tanggapan dari Belanda sehingga Jepang datang di Indonesia.

Selain itu masih ada organisasi di bidang pendidikan seperti :

1. Pendididkan Wanita (Perjuangan Kartini dilanjutkan oleh Dewi Sartika dengan

melahirkan Sekolah Istri (1904) yang kemudian berubah menjadi Keutamaan

Istri). Demikian pula kota Gadang Sumatera berdiri Kerajinan Amal Setia (1914).

2. Taman Siswa 3 Juli 1922

3. Sekolah Sarikat Islam

4. Ksatrian Institut dengan pendiri EFE, Douwis Dakker.

5. Indonesisch-Nederlansche School (INS) di Kayutaman Sumatera Barat       (31

Oktober 1926) oleh Muhammad Syafri

6. Perguruan Rakyat 1928

B. Zaman Penjajahan Jepang

Fasis Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang Pemimpin Asia, Jepang

saudara tua bangsa Indonesia”. Akan tetapi dalam perang melawan sekutu Barat yaitu :

3

Page 4: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Amerika, Inggris, Rusia, Perancis, belanda dan Negara sekutu lainnya) nampaknya

Jepang semakin terdesak, oleh karena itu agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia,

yaitu menjanjikan indonesia merdeka di kemudian hari.

Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan hari lahirnya kaisar Hironito (jepang),

beliau memberikan hadiah ‘ulang tahun’ kepada bangsa Indonesia yaitu janji kedua

pemerintah Jepang berupa “ Kemerdekaan Tanpa Syarat”. Jani itu disampaikan kepada

bangsa indonesia seminggu sebelum bangsa Jepang menyerah, dengan maklumat

Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di seluruh Jawa dan

Madura), No. 23, dalam janji kemerdekaan yang kedua tersebut bangsa Indonesia

diperkenankan untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Bahkan dianjurkan kepada

bangsa Indonesia untuk mendirikan Negara Indonesia Merdeka dihadapan musuh-musuh

Jepang yaitu sekutu termasuk kaki tangannya NICA (Netherlands Indie Civil

Administration), yang ingin mengembalikan kekuasaan kolonialnya di indonesia. Bahkan

NICA telah melancarkan serangannya di pulau Tarakan dan Morotai.

Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi

atas janji tersebut maka dibentuklah suatu Badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha

persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan

kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dekoritsu Zyunbi Tioosakai . Pada hari itu juga di

umumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta sebagian para anggota sebagai berikut :

Pada waktu itu susunan BPUPKI adalah sebagai berikut :

1. Ketua (kaicoo)                        : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat

2. Ketua  Muda               : Hibangse Yosio (Orang Jepang)

(Fuku Kaicoo Tokubetsu Iin)

1. Ketua  Muda               : R.P. Soeroso ( Merangkap Kepala)

( Fuku kaicoo atau Zimokyoku Kucoo)

1. Ir. Soekarno

2. Drs. Moh. Hatta

3. Mr. Muhammad Yamin

4

Page 5: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

4. Prof. Dr. Mr. Soepomo

5. KH. Wachid Hasjim

6. Abdoel Kahar Muzakir

10.  Mr. A.A. Maramis

11.  Abikoesno Tjokrosoejoso

12.  H. Agoes Salim

13.  Mr. Achmad Soebardjo

14.  Prof. Dr. P.A.A. Hoesein Djajadiningrat

15.  Ki Bagoes Hadikoesoemo

16.  Soekiman

17.  Abdoel Kaffar

18.  R.A.A. Poerbonegoro Soemitro Kolopaking

19.  KH. Ahmad Sanusi

20.  KH. Abdul Halim

Di antara para anggotanya terdapat lima orang keturunan Tionghoa, yaitu :

1. Liem Koen Hian

2. Tan Eng Hoa

3. Oey Tiang Tjoe

4. Oey Tjong Hauw

5. Drs. Yap Tjwan Bing.

Enampuluh (60) orang anggota biasa (Iin) bangsa tidak termasuk ketua dan ketua muda), 

kebanyakan berasal dari pulau jawa, tetapi terdapat beberapa dari Sumatera, Maluku,

Sulawesi dan beberapa orang peranakan Eropa, Cina dan Arab. Semuanya itu tinggal di

Jawa, Karena Badan Penyelidik itu oleh Saikoo Saikan Jawa.

5

Page 6: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha

(semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata

Usaha ini dipimpin oleh R.P.Soeroso, dengan wakil Abdoel Gafar

Pringgodigdo dan Masuda (orang Jepang).

C. Sidang BPUPKI Pertama

Sedang BPUPKI pertama dilaksanakan selama empat hari di gedung Chuo Sangi In di

Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan  Gedung Pancasila. Pada

zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR bentukan

Belanda.

Sidang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29

Mei 1945 dengan tema dasar negara. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang

mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.

Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato singkatnya

mengemukakan lima asas yaitu  :

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Ketuhanan

3. Kesejahteraan Rakyat

4. Peri Kemanusiaan

5. Peri Kerakyatan

Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo dalam pidato singkatnya mengusulkan

lima asas :

1. Persatuan

2. Mufakat dan Demokrasi

3. Keadilan Sosial

4. Kekeluargaan

5. Musyawarah

6

Page 7: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima asas pula yang disebut

Pancasila, yaitu :

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme dan Perikemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang Maha Esa

Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau dapat diperas menjadi

Trisila atau Tiga Sila yaitu :

1. Sosionasionalisme

2. Sosidemokrasi

3. Ketuhanan dan Kebudayaan

Bahkan masih menurut Soekarno, Trisila tersebut di atas masih dapat diperas menjadi

Ekasila yaitu sila Gotong Royong. Selanjutnya lima asas tersebut kini dikenal dengan

istilah “Pancasila” namun dengan urutan dan nama yang sedikit berbeda. Sementara itu,

perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai penerapan aturan

Islam dalam Indonesia yang baru.

D. Masa antara Sidang Pertama dan Kedua

Sampai akhir rapat pertama, masih belum ditemukan kesepakatan untuk perumusan dasar

negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia kecil untuk mengambil berbagai masukan.

Panitia kecil beranggotakan 9 orang dan dikenal pula sebagai Panitia Sembilan dengan

susunan sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno (ketua)

2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)

3. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)

4. Mr. Muhammad Yamin (anggota)

5. KH. Wachid Hasyim (anggota)

6. Abdul Kahar Muzakir (anggota)

7. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota)

7

Page 8: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

8. H. Agus Salim (anggota)

9. Mr. A.A. Maramis (anggota)

Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalis) dan 4

orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan

menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan “Piagam Jakarta” (Jakarta

Charter) yang berisikan :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

E. Sidang BPUPKI Kedua

Rapat kedua berlangsung 10-17 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara, wilayah

negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan,

pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Dalam rapat ini dibentuk “Panitia

Perancang Undang-Undang Dasar” beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir.

Soekarno, “Panitia Pembelaan Tanah Air” dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan

“Panitia Ekonomi dan Keuangan” diketuai Mohamad Hatta.

Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia merdeka yakni

wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor-

Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya.

Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil

beranggotakan 7 orang yaitu :

1. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)

2. Mr. Wongsonegoro

3. Mr. Achmad Soebardjo

4. Mr. A.A. Maramis

8

Page 9: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

5. Mr. R.P. Singgih

6. H. Agus Salim

7. Dr. Soekiman

Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas

hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut. Kemudian pada tanggal 14 Juli 1945,

rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir.

Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu :

1. Pernyataan indonesia merdeka

2. Pembukaan UUD 1945

3. Batang tubuh UUD

Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia

pertama. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari

alinea keempat Piagam Jakarta.

PENYUSUNAN SILA-SILA PANCASILA DAN UUD 1945

Latar Belakang Terbentuknya Pemerintahan Indonesia

Ketika pecah Perang Dunia ke- 2 di Eropa dan menyebar ke Pasifik, Jepang menduduki

Hindia Belanda bulan Maret 1942, setelah tentara Belanda menyerah menyusul kejatuhan

Hing Kong, Manila, dan Singapura. Pada 1 April 1945 pasukan Amerika mendarat di

Okinawa. Kemudian pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Amerika menjatukan bom atom

di Hiroshima dan Nagasaki (Jepang). Beberapa hari kemudian, pada 14 Agustus 1945,

Jepang menyerah kepada Tentara Sekutu. Kejadian tersebut membuka peluang bagi

bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan. Tiga hari setelah Jepang

menyerah tanpa syarat, pada tanggal 17 Agustus 1945, pemimpin nasional Indonesia Ir.

Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia atas

nama bangsa Indonesia.

Proklamasi, yang diselenggarakan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, didengar

oleh ribuan bangsa Indonesia karena teks tersebut secara rahasia disiarkan oleh pegawai

radio memakai pemancar yang dikontrol Jepang .  Dari peristiwa inilah mulai

terbentuknya Pemerintahan Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Ir. Soekarno.

9

Page 10: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Sedangkan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden. Pada tanggal 15 September 1945

kabinet pertama terbentuk.

B. Pengertian

Sebelum kita membahas Proses Penyusunan Sila-sila Pancasila dan Undang-undang

Dasar 1945, disini kami akan membahas pengertian dari Pancasila dan Undang-undang

Dasar 1945.

Pancasila adalah landasan filosofis dari Negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata

Sansekerta yang terdapat didalam kitab Sutasoma karangan Empu Tantular pada masa

kerajaan Majapahit, yaitu Panca artinya lima, dan Sila artinya dasar. Jadi, Pancasila itu

adalah lima prinsip dasar yang terkait dan tidak dapat terpisahkan satu sama lainnya, yaitu

:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sedangkan Undang-Undang Dasar 1945 adalah sesuatu draf yang didahului oleh

Preambul, Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 37 pasal, 4 peraturan peralihan dan

peraturan tambahan. Preambul terdiri dari empat paragraf dan mengandung kecaman

terhadap penjajahan di dunia, merujuk kepada perjuangan kemerdekaan Indonesia,

deklarasi kemerdekaan, dan pernyataan tujuan dasar dan prinsip-prinsip. Demikianlah

pengertian undang-undang menurut kami.

C. Sejarah Perkembangan UUD 1945

Sejarah Tatanegara Republik Indonesia telah mencatat bahwa sejak Negara Republik

Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan sekarang, sudah

tiga Undang-Undang Dasar pernah berlaku dan digunakan sebagai landasan

konstitusional Negara Republik Indonesia. Adapun tiga Undang-Undang Dasar itu ialah:

10

Page 11: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

1. Undang-Undang Dasar 1945 yang memuat dalam berita Republik Indonesia tahun

II (1945) No. 7., halaman 45 sampai 48, berlaku mulai tanggal 18 Agustus 1945

sampai 17 Agustus 1950; kemudian berlaku kembali sejak 5 Juli 1959 sampai

sekarang.

2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat yang diundangkan dalam Lembaran Negara

Nomor 3 tahun 1950, berlaku mulai tanggal 27 Desember 1949 sampai 17

Agustus 1950.

3. Undang-Undang Dasar sementara yang diundangkan dalam Lembaran Negara

Nomor 56 tahun 1950 sebagai Undang-Undang Nomor 7 tahun 1950, yang

berlaku mulai 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959.

Jadi dalam sejarah konstitusi, Undang-Undang Dasar 1945 mempunyai perkembangan

yang istimewa jika dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar lain yang pernah berlaku

di Indonesia. Keistimewaannya itu diantaranya:

1. Undang-Undang Dasar 1945 berlaku yang pertama kali setelah Negara Republik

Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, tepatnya berlaku sejak

tanggal 18 Agustus 1945.

2. Pada saat berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949

sampai 17 Agustus 1950) tidak berarti bahwa UUD 1945 tidak berlaku lagi. Ia

tetap berlaku, malahan Undang-Undang ini memakai dengan dua konstitusi, yaitu

UUD 1945 dan Konstitusi Republik Indonesia Serikat.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat diadakan penahapan berlakunya Undang-

Undang Dasar 1945 sebagai berikut:

1. 1. Tahap pertama   : 18 Agustus 1945-27 Desember 1949

2. 2. Tahap kedua      : 27 Desember 1949-17 Agustus 1950

3. 3. Tahap ketiga       : 5 Juli 1959-sekarang.

D. Proses Perumusan Dasar Negara Indonesia

Setelah kita amati secara teliti, historis penyusunan UUD 1945 memiliki karakteristik

yang berbeda dengan ketika disusunannya UUD 1945. Rancangan pembukaan disusun

dengan aktivitas historis yang sangat unik, seperti Undang-undang Dasar menciptakan

11

Page 12: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan dalam pasal-pasalnya. Secara

yuridis (hukum), pembukaan (preambule) berkedudukan lebih tinggi dari pada UUD 1945

karena ia berstatus sebagai pokok kaidah fundamental (mendasar) daripada Negara

Indonesia, sifatnya abadi, tidak dapat diubah oleh siapapun walaupun oleh MPR ataupun

dengan jalan hukum, oleh karena itu bersifat imperatif.

Historis penyusunan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945 secara kronologis dapat

digambarkan sebagai berikut :

1. Tanggal 7 September 1944 adalah janji politik Pemerintahan Balatentara Jepang

kepada Bangsa Indonesia, bahwa Kemerdekaan Indonesia akan diberikan besok

pada tanggal 24 Agustus 1945.

Latar belakang :

1. balatentara Jepang menjelang akhir 1944, menderita kekalahan dan tekanan dari

tentara sekutu.

2. tuntutan dan desakan dari pemimpin Bangsa Indonesia.

3. Tanggal 29 April 1945 pembentukan BPUPKI oleh Gunswikau (Kepala

Pemerintahan Balatentara Jepang di Jawa). Badan ini bertugas untuk menyelidiki

segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia, dan beranggotakan

60 orang terdiri dari para Pemuka Bangsa Indonesia yang diketuai oleh Dr.

Rajiman Wedyodiningrat, dengan wakil muda Raden Panji Soeroso dan

itibangase Yosio.

1. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI)

Badan ini dibentuk pada tanggal 29 April 1945 oleh Gunaaikan (kepala Pemerintahan

Balatentara Jepang di Jawa) dengan tugas untuk menyelidiki segala sesuatu mengenai

persiapan kemerdekaan Indonesia, dan kemudian dilantik pada tanggal 29 Mei 1945.

Adapun susunan Keanggotaan BPUPKI adalah sebagai berikut :

1. Ketua (Kaityoo)                 : Dokter K. R. T. Rajiman Widyodiningrat

2. Ketua Muda (Fuku)            : Raden Panji Soeroso

3. Ketua Muda (Fuku)            : Itibangase Yosio

12

Page 13: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Anggota-anggotanya terdiri dari :

1. Ir. Soekarno

2. Mr. Muh. Yamin

3. Ki. Hajar Dewantara

4. Drs. Muhammad Hatta

5. KH. Abdulhalim, dan lain-lain.

Adapun latar belakang pembentukan BPUPKI secara formil, termuat dalam Maklumat

Gunseikan nomor 23 tanggal 29 Mei 1945, dilihat dari latar belakang dikeluarnya

Maklumat No. 23 itu adalah karena kedudukan Facisme (kekuasaan) Jepang yang sudah

sangat terancam. Maka sebenarnya, kebijaksanaan Pemerintah Jepang dengan membentuk

BPUPKI bukan merupakan kebaikan hati yang murni tetapi Jepang hanya ingin

mementingkan dirinya sendiri, yaitu pertama; Jepang ingin mempertahankan sisa-sisa

kekuatannya dengan cara memikat hati rakyat Indonesia, dan yang kedua; untuk

melaksanakan politik kolonialnya.

1. Dasar Disusunnya Rancangan Pembukaan (Preambule) UUD 1945 Sebagai

Hukum Dasar

Dasar-dasar pikiran disusunnya Rancangan Pembukaan UUD 1945 sebagai Hukum Dasar

dapat kita dapati dengan memeriksa kembali jalannya persidangan BPUPKI yang secara

kronologis nanti kita bahas pada bab berikutnya. Dipembahasan ini, kami akan tampilkan

secara sistematis cara kerja yang ditempuh oleh BPUPKI.

Adapun cara kerja yang ditempuh oleh BPUPKI dalam penyusunan Rancangan

Pembukaan UUD 1945 sebagai Hukum Dasar Negara ada 2 (dua) Pase, yaitu :

1. Pase Penyusunan (Perumusan)

1. penyusunan konsep Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka yang

kemudian disahkan sebagai Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka.

2. penyusunan Konsep Rancangan Preambule Hukum Dasar yang kemudian

diserahkan menjadi Rancangan Preambule Hukum Dasar.

3. penyusunan hal-hal yang lain, seperti :

1. Rancangan pernyataan Indonesia Merdeka.

13

Page 14: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

2. Rancangan Ekonomi dan Keuangan

3. Rancangan Bagian Pembelaan Tanah Air.

4. Bentuk Negara.

5. Wilayah Negara.

6. Pase Pengesahan

1. pengesahan Rancangan Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia, adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan Rancangan Preambule Hukum Dasar

(yang terkenal dengan nama Piagam Jakarta) dengan

beberapa perubahan (amandemen) sebagai

pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia.

2. Menetapkan Rancangan Hukum Dasar Negara

Republik Indonesia setelah mendapat beberapa

perubahan sebagai Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia.

3. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik

Indonesia.

4. Menetapkan berdirinya Komite Nasional.

Jadi, kesimpulan menurut kami; Idea disusunnya suatu konsep Rancangan Preambule

Hukum Dasar timbul dalam Rapat-rapat Gabungan tanggal : 22 Juni 1945. Didalam Rapat

Gabungan itu, selanjutnya akan terbentuk Panitia Delapan dan Panitia Sembilan.

Perumusan Sila-Sila Pancasila

Pada awal mula Perumusan (penyusunan) Sila-sila Pancasila adalah sidang pertama

BPUPKI pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945 dengan Acara Sidang Mempersiapkan

Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka.

Berpidato dan Mengajukan Konsep:

1. Tanggal 29 Mei 1945 : Prof. Mr. H. Moh. Yamin (berpidato), mengajukan

saran/usul yang disiapkan secara tertulis, yang berjudul “Azas dan Dasar Negara

14

Page 15: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Kebangsaan Republik Indonesia” . Lima Azas dan Dasar itu adalah sebagai

berikut :

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat

Disamping itu juga beliau melampirkan “Konsep Rancangan Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia”. Rumusan konsep Dasar Negara itu adalah :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Keputusan belum mendapat kesepakatan.

1. Sementara itu dari golongan islam dalam siding BPUPKI mengusulkan juga

konsepsi Dasar Negara Indonesia Merdeka ialah Islam.

Keputusan tidak mendapat kesepakatan.

1. Tanggal 31 Mei 1945 :

Prof. Dr. Mr. R. Soepomo di gedung Chuuco Sangi In berpidato dan menguraikan

tentang teori Negara secara yuridis, berdirinya Negara, bentuk Negara dan bentuk

pemerintahan serta hubungan antara Negara dan Agama.

Prof. Mr. Muh Yamin, menguraikan tentang daerah Negara Kebangsaan Indonesia

atas tinjauan yuridis, histories, politik, sosiologis, geografis dan konstitusional

yang meliputi seluruh Nusantara Raya.

15

Page 16: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Berpidato juga P. F. Dahlan, menguraikan masalah golongan Bangsa Indonesia,

peranakan Tionghoa, India, Arab dan Eropa yang telah turun temurun tinggal di

Indonesia.

Berpidato juga Drs. Muh. Hatta, menguraikan tentang bentuk Negara Persatuan

Negara Serikat dan Negara Persekutuan, juga hubungan negara dan agama serta

Negara Republik ataukah Monarchi.

1. Tanggal 1 Juni 1945 :

Ir. Soekarno, berpidato dan mengusulkan tentang “Konsepsi Dasar Falsafah

Negara Indonesia Merdeka” yang diberi nama Pancasila dengan urutan sebagai

berikut :

1. Kebangsaan Indonesia

2. Peri Kemanusiaan (Internasionalisme)

3. Mufakat Demokrasi

4. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

Keputusan belum mendapat kesepakatan

   Berpidato juga :

Abikusno Cokrosoejoso

M. Soetarjo Kartohadikoesoemo

Ki. Bagus Hadikusumo

Liem Koen Hian.

1. Rumusan pada Piagam Jakarta 22 Juni 1945;

1. Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-

pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan.

16

Page 17: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

6. Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945;

1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

6. Mukaddimah Konstitusi RIS dan UUD 1950;

1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kerakyatan

5. Keadilan Sosial.

6. Rumusan Lain;

1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kedaulatan Rakyat

5. Keadilan Sosial.

Setelah diadakan rapat dan diskusi, maka telah disepakati berdasarkan sejarah perumusan

dan pengesahannya, yang shah dan resmi menurut yuridis menjadi Dasar Negara

Indonesia adalah Pancasila seperti tercantum didalam Pembukaan UUD 1945. Yaitu 18

Agustus 1945 sampai 1 Juni 1945 merupakan proses menuju pengesahannya

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

17

Page 18: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD

1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan

negara Republik Indonesia saat ini. [1]

UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18

Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan

sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli

1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR

pada tanggal 22 Juli 1959.

Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan

(amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan

Republik Indonesia.

Naskah Undang-Undang Dasar 1945

Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16

bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49

ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan,

dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.

Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3

pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.

Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah

Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.

Sejarah Awal

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk

pada tanggal 29 April 1945, adalah Badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada

masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai dengan tanggal 1 Juni

1945 Ir.Sukarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama

18

Page 19: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Pancasila. Kemudian BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang terdiri dari 8 orang untuk

menyempurnakan rumusan Dasar Negara. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota

BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam

Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak

kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka

naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada

tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang

bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia

disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan

(BPUPK). Nama Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk

tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPK untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal

10-17 Juli 1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949

Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena

Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa

KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14

November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel ("Semi-Parlementer") yang pertama,

sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem pemerintahan agar dianggap lebih

demokratis.

Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950

Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.

bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri

dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri

untuk mengurus urusan dalam negerinya.

Periode UUDS 1950 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959

Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.

19

Page 20: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Periode kembalinya ke UUD 1945 5 Juli 1959-1966

Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur

kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5

Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya

memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan

Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.

Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya:

Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil

Ketua DPA menjadi Menteri Negara

MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup

Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai

Komunis Indonesia

Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD

1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata

menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23

(hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33

UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancur hutan dan

sumberalam kita.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara

melalui sejumlah peraturan:

Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan

untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan

perubahan terhadapnya

Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain

menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu

harus minta pendapat rakyat melalui referendum.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan

pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

20

Page 21: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999

Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh

B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.

Periode UUD 1945 Amandemen

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen)

terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena

pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan

di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang

terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD

1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan

konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti

tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara

demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan

aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya

tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan

(staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.

Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen)

yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama

UUD 1945

Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua

UUD 1945

Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga

UUD 1945

Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat

UUD 1945

21

Page 22: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

DETIK-DETIK PROKLAMASI

Catatan Sejarah | Detik-Detik Proklamasi, 17 Agustus 1945

Proklamasi Kemerdekaan, yang kita peringati setiap tanggal 17 Agustus, adalah sebuah

peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia . Proklamasi, telah mengubah perjalanan

sejarah, membangkitkan rakyat dalam semangat kebebasan. Merdeka dari segala bentuk

penjajahan. Bagaimanakah sesungguhnya, peristiwa yang terjadi 61 tahun yang lalu itu.

Mari kita buka kembali catatan sejarah sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus

1945.Perdebatan Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan

pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya

sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana

kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja, mengenai cara

melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan

perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan

darah, jika tetap bekerjasama dengan Jepang.

Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang

terorganisir. Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan

pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI). Dengan cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak

menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh

golongan pemuda. Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang.

Sebaliknya, golongan pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu,

dengan kekuatan sendiri. Lepas sama sekali dari campur tangan pemerintah Jepang.

22

Page 23: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan golongan pemuda kepada

golongan tua yang mendorong mereka  melakukan “aksi penculikan”

terhadap diri Soekarno-Hatta (lihat Marwati Djoened Poesponegoro, ed.1984:77-81)

Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56

Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok

pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan

Lasmidjah Hardi (1984:58); Ahmad Soebardjo (1978:85-87) sebagai berikut:

” Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !” kata Chaerul Saleh

dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung

kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. ” Kita  harus segera merebut kekuasaan !”

tukas Sukarni berapi-api. ” Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !” seru mereka

bersahutan. Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; ” Jika Bung

Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya

suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .”

Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju

Wikana sambil berkata: ” Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah

leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”. Hatta kemudian

memperingatkan Wikana; “… Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus

menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini.

Jika saudara tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara

telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak

memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk

melakukan hal itu ?” Namun, para pemuda terus mendesak; ” apakah kita harus

menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun

Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam ‘Perang Sucinya ‘!”. ” Mengapa

bukan rakyat itu sendiri yang memprokla-masikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan

kita yang menyata-kan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?”.

Dengan lirih, setelah amarahnya reda, Soekarno berkata; “… kekuatan yang segelintir ini

tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba,

apa yang bisa  kau perlihatkan kepada saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan

itu ? Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-

23

Page 24: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

anak ? Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan ? Kita

tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita

akan tegak di atas kekuatan sendiri “. Demikian jawab Bung Karno dengan tenang.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Soekarno membaca naskah Proklamasi yang sudah diketik Sajuti Melik dan telah

ditandatangani Soekarno-Hatta

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Jumat, 17 Agustus 1945 Tahun Masehi, atau 17

Agustus 2605 menurut tahun Jepang dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh

Drs. Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Latar belakang

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang

oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh

dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa

Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga

menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun

dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

24

Page 25: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan

ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam

untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di

ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu

di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat

radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-

siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang

diberikan sebagai hadiah Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam,

mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera

memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat

dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian

Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat,

Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena

menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap

saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu

nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang

hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah,

dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang

besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno

mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena

itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir

menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI

hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang (sic).

25

Page 26: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan

Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan

mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis,

dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-

desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-

buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi.

Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui

rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka

menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh

konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda

Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda

menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di

Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi

dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus

keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang

berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh

Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat

PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak

muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

26

Page 27: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon

kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan

Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada

dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota

PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur

yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal

sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh.

Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno

bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa

pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad

Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto

untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno

dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para

pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di

Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes

(sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan

setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan

rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat

PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan

Laksamana Muda Maeda

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro

Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala

pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima

Sukarno-Hatta yang diantar oleh Maeda Tadashi dan memerintahkan agar Mayor Jenderal

Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang,

untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak

siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokio bahwa Jepang

27

Page 28: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

harus menjaga status quo, tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi

Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat,

Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah

itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh

Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja

PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu

Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura

agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung

Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang

memutuskan.

Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini

Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan

teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan

Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks

Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh

Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk

duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada

kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks

proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan

administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu

berarti "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti

Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim

Nishijima masih didengungkan.

Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut

menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor

(Laut) Dr. Hermann Kandeler.[2] Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di

Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno,

Jalan Pegangsaan Timur 56 [3] (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).

Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi

28

Page 29: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para

penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad

Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir

B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang

menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama

bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya,

17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara

lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada

pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat

tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati,

dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan

Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan

alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu

ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk

tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera

Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari

sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4].

Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen

Nasional.

Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor

yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan

tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang

pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat

kepada mereka.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD)

sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.

Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk

Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.

29

Page 30: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan

persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang

pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Isi Teks Proklamasi

Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah

tahun 2605.

Naskah Otentik

Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah

seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal² jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-'05

Wakil2 bangsa Indonesia.

Peringatan 17 Agustus 1945

Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi

Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk,

sampai upacara militer di Istana Merdeka, seluruh bagian dari masyarakat ikut

berpartisipasi dengan cara masing-masing.

30

Page 31: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Lomba-lomba tradisional

Perlombaan yang seringkali menghiasi dan meramaikan Hari Proklamasi Kemerdekaan

RI diadakan di kampung-kampung/ pedesaan diikuti oleh warga setempat dan dikoordinir

oleh pengurus kampung/ pemuda desa

Panjat pinang

Balap bakiak

Tarik tambang

Sepeda lambat

Makan kerupuk

Balap karung

Perang bantal

Pemecahan balon

Pengambilan koin dalam terigu

Lari Kelereng

Peringatan Detik-detik Proklamasi

Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden RI selaku

Inspektur Upacara. Peringatan ini biasanya disiarkan secara langsung oleh seluruh stasiun

televisi. Acara-acara pada pagi hari termasuk: penembakan meriam dan sirene,

pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih (Bendera Pusaka), pembacaan naskah

Proklamasi, dll. Pada sore hari terdapat acara penurunan bendera Sang Saka Merah Putih.

PENGESAHAN PANCASILA DAN UUD 1945

2. Perumusan dan Pengesahan Undang-Undang Dasar 1945

Pada perumusan/penyusunan Undang-Undang Dasar 1945 pada dasarnya diawali oleh

beberapa tahap penyusunan, yaitu :

1. pembukaan/mukaddimah

Didalam hasil rapat Gabungan 22 Juni 1945, maka sebagai keputusan yang keempat ialah

dibentuknya Panitia Kecil Penyelidik Usul-usul (Perumusan Dasar Negara/Mukaddimah)

31

Page 32: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

yang terdiri dari 9 anggota (Panitia Sembilan). Adapun dalam rapat tersebut, Mr.

Muhammad Yamin menyampaikan Konsep Rancangan Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia pada tanggal 29 Mei 1945, yang berjudul Azas dan Dasar Negara Kebangsaan

Republik Indonesia.

1. lima azas dan dasar itu adalah peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ke-

Tuhanan, peri kerakyatan, keadilan sosial (kesejahteraan sosial)

2. Mr. Muhammad Yamin juga menyampaikan Konsep Rancangan Pembukaan

UUD 1945 diawali dengan “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan

Penyayang”.

Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan juga telah berhasil merumuskan konsep

Rancangan Preambule Hukum Dasar. Akan tetapi, pada alenia ke-empat para peserta

sidang belum ada yang setuju.

Adapun Rancangan Preambule Hukum Dasar itu bunyinya sebagai berikut :

Mukaddimah

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu

penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan

dan peri-keadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada saat yang

berbahagia, dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu

gerbang Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan

luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini

menyatakan kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanah daerah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban lingkungan kemakmuran bersama di Asia timur raya, akhirnya

telah menyebabkan perang kepada Amerika dan Inggris………..dan seterusnya!

32

Page 33: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

1. batang tubuh UUD 1945

Pada tanggal 7 Agustus 1945 Jenderal Terauchi mengumumkan dan secara konkrit

membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sidang Pleno PPKI

dimulai pada tanggal 18 Agustus 1945 jam 11.30, mempunyai acara untuk membahas

Rancangan Hukum Dasar (termasuk Rancangan Preambule Hukum Dasar) untuk

ditetapkan Undang-Undang Dasar atas kemerdekaan yang telah diproklamirkan pada

tanggal 17 Agustus 1945.

Sebelum siding Pleno dimulai atas tanggung jawab ketua PPKI ditambah 6 orang anggota

baru untuk mewakili golongan-golongan yang belum terwakili dalam keanggotaan PPKI

yang lama (hasil tunjukan Pemerintah Jepang). Adapun keenam orang anggota baru itu

adalah :

1. RTA Wiranata Kusumah, wakil golongan islam dan golongan menak Jawa Barat.

2. Ki. Hajar Dewantara, wakil golongan Taman Siswa, dan golongan Nasional dan

Jawa Tengah.

3. Mr. Kasman Suryadimejo, wakil golongan Peta.

4. Mr. Akhmad Subarjo, wakil golongan pemuda.

5. Sayuti Malik, wakil golongan kiri.

6. Mr. Iwa Koesoema Sumantri, wakil golongan kiri.

Pada sidang ini Drs. Muhammad hatta menyampaikan hasil keputusan rapat BPUPKI

tentang perumusan UUD 1945, yang berbunyi sebagai berikut :

Mukaddimah

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu

penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan

dan peri-keadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada saat yang

berbahagia, dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu

gerbang Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

33

Page 34: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan

luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini

menyatakan kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Tumpah Darah Indonesia, dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu

Hukum Dasar Negara Indonesia, yang berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik

Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasar pada : Ke-Tuhanan Yang Maha

Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi

seluruh Rakyat Indonesia.

Selanjutnya, acara dengar pendapat:

1. Ir. Soekarno memberikan usulan/saran untuk mengubah Mukaddimah menjadi

Pembukaan.

2. Anggota Ki. Bagoes Hadikoesoemo memberikan usulan/saran untuk menghapus

dasar pada kemanusiaan yang adil dan beradab, menjadi kemanusiaan yang adil

dan beradab.

3. Ir. Soekarno, selanjutnya merevisi kata Hukum Dasar Negara Indonesia menjadi

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Dan masih banyak lagi usulan/saran yang disampaikan oleh anggota rapat PPKI. Akan

tetapi, disini kami hanya menampilkan pendapat mereka-mereka yang diterima saja.

Maka sempurnahlah isi dari Undang-Undang Dasar 1945 itu yang berbunyi sebagai

berikut :

Pembukaan

34

Page 35: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu

penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan

dan peri-keadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada saat yang

berbahagia, dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu

gerbang Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan

luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini

menyatakan kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Tumpah Darah Indonesia, dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara

Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat yang berdasarkan kepada : Ke-Tuhanan

Yang Maha Esa,  Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi

seluruh Rakyat Indonesia.

Demikianlah penjelasan dari kami, mengenai Proses Penyusunan Undang-Undang Dasar

1945 yang seluruhnya dapat diikuti dari jalannya Persidangan Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang kemudian disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

KESIMPULAN

1. Hakekat Pancasila adalah Dasar Negara. Oleh karena itu, harus diucapkan dengan

satu nafas “Pancasila Dasar Negara”.

2. Rumusan Otentik Pancasila Dasar Negara adalah rumusan dalam pembukaan

UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.

35

Page 36: Proses Pembentukan Bpupki,Pancasila,Uud, Detik Proklamasi

3. Badan-badan yang bersangkutan dengan perumusan Pancasila Dasar Negara

adalah BPUPKI dan PPKI.

4. Kronologi Pancasila Dasar Negara:

1. 28 Mei 1945                : Peresmian BPUPKI dan persidangan pertama

BPUPKI dimulai-pidato Moh. Yamin.

2. 31 Mei 1945                : Pidato Soepomo

3. 1 Juni 1945                  : Pidato Soekarno, persidangan pertama selesai.

4. 22 Juni 1945                : Perumusan Piagam Jakarta.

5. 10 s/d 16 Juli 1945       : Persidangan ke-2 BPUPKI tentang draf UUD

1945

6. 18 Agustus 1945          : Pengesahan UUD 1945.

5. Tahap-tahap dalam Perumusan Pancasila Dasar Negara :

1. Individual :

1. Muh. Yamin                       (29 Mei 1945)

2. Supomo                             (31 Mei 1945)

3. Soekarno                           (1 Juni 1945), yaitu Pencetusan nama

Pancasila.

4. Kolektif :

1. Panitia Sembilan                 (22 Juni 1945)

2. Sidang II BPUPKI (10-16 Juli 1945)

3. Sidang PPKI                      (18 Agustus 1945)

36