Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROSIDINGSEMINARNASIONAL
FORUMKOMUNIKASIPERGURUANTINGGIPERTANIANINDONESIA2015
PenguatanPeranPendidikanTinggiPertanianuntukMendukungKedaulatanPangandalamKerjasamaMenghadapiMasyarakatEkonomiASEAN
29-30September2015
Q-GrandDafamSyariahHotelBanjarbaru-KalimantanSelatan
UNIVERSITASLAMBUNGMANGKURATFAKULTASPERTANIANJl.AhmadYaniKm.36KotakPos1028Banjarbaru70714Telp./Fax.(0511)4772254
Diterbitkanoleh:
FakultasPertanian,UniversitasLambungMangkuratBanjarbaru–KalimantanSelatan.
SEMINARNASIONAL
FORUMKOMUNIKASIPERGURUANTINGGIPERTANIANINDONESIA2015
PenguatanPeranPendidikanTinggiPertanianuntukMendukungKedaulatanPangandalamKerjasamaMenghadapiMasyarakatEkonomiASEAN
DewanPenyuntingKetuaDr.Ir.HestyHeryani,M.SiAnggotaDr.AgungNugroho,S.TP,M.ScDr.Ir.FakhrurRazie,M.SiDr.IkaSumantri,S.Pt,M.SiDr.YudiFerrianta,SP,M.SiTataNaskahHennyAnggreine,S.TPIstiqomah,S.TPISBN9786021454619Tahun2015
KATAPENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT dan hanya karena rahmat dankarunianya, Proceeding Seminar Nasional Forum Komunikasi Perguruan Tinggi PertanianIndonesia (FKPTPI) 2015 telah terselesaikan dengan baik. Prosiding seminar ini merupakankumpulanmakalahhasilpenelitianparaakademisi,peneliti,danpraktisiindustriyangsebelumnyatelah dipresentasikan pada Seminar FKPTPI Tahun 2015 yang dilaksanakan di Q-Grand DafamSyariah Hotel Banjarbaru pada tanggal 29-30 September 2015 satu paket dengan pelaksanaanLokakaryaNasional FKPTPI 2015, dimana Fakultas Pertanian –Universitas LambungMangkuratuntuktahuninidipercayasebagaituanrumah.TemaSeminarNasionalFKPTPITahun2015adalah“Penguatan Peran Pendidikan Tinggi Pertanian untuk Mendukung Kedaulatan Pangan dalamKerjasamaMenghadapiMasyarakatEkonomiASEAN”.
Sesuai dengan enam topik yang diusung dalam seminar, penerbitan prosiding inidimaksudkan untuk penyebarluasan hasil-hasil penelitian dan kajian pada bidang agribisnis danpemberdayaanmasyarakat,pengelolaansumberdayalahandanmanajemenlingkungan,teknologipengelolaan tanamandanagronomi,perlindungan tanaman, ilmu-ilmupeternakan, sertabidangrekayasa agroindustri. Informasi yang disampaikan dalam prosiding ini selain sebagai sumberinformasibarujugadiharapkansebagaimediakomunikasidankerjasamaparaakademisi,peneliti,danpraktisi industri lintasbidangkeilmuandi Indonesiayangakanmendukungpenguatanperanpendidikan tinggi pertanian untuk mendukung kedaulatan pangan khususnya dalam kerjasamamenghadapiMasyarakatEkonomiASEAN(MEA).
Pada kesempatan ini Tim Penyunting menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnyakepadaparaakademisi,peneliti,danpraktisiindustri,baikyangtergabungdalamFKPTPImaupunbukanatashasilkaryadansumbanganpemikiranyangdirepresentasikandalambentukmakalahdan presentasi ilmiah. Harapan kita bersama, semoga prosiding ini dapatmenambah khasanahpengembanganilmupengetahuandanteknologidiIndonesiakhususnyadalamrangkapenguatanperanpendidikantinggipertanianuntukmendukungkedaulatanpangan.
Banjarbaru,Desember2015 TimPenyunting
DAFTARISI
Halaman
HalamanJudul i
SusunanTimPenyunting ii
KataPengantar iii
DaftarIsi iv
BIDANGAGRIBISNISDANPEMBERDAYAANMASYARAKAT
1 UjangPaman,Tibrani KinerjaEkonomiTigaTipeHandTraktoryangDikelolaUPJAdiKabupatenKampar,ProvinsiRiau
2
2 Hamdani,NuriDewiYanti,NinaBudiwati AnalisisPerilakuEkonomiRumahtanggaPetaniPlasmapadaPerkebunanKelapaSawitdiKalimantanSelatan
6
3 MuhammadFauziMakki MenakarKetahananPanganKalimantanSelatan:KajianBerbasisDataSensusPertanian2013
11
4 AbdullahDja’far,MuhammadFauzi,AbdulMukti
Faktor-FaktorYangMempengaruhiAlihFungsiLahanSawahDiKabupatenBanjardanDampaknyaTerhadapPendapatanRumahtanggaPetani
15
5 Nusril,IndraCahyadinata,BambangSumantri
AnalisisTingkatKesehatanUnitPengelolaKeuanganDesaDiKabupatenBengkuluUtara
19
6 MMustopaRomdhon,SeptriWidiono StudiKarakteristikPerkebunanKaretRakyatdiKabupatenMusiRawasPropinsiSumateraSelatan
25
7 TutiHeiriyani,Luthfi,Abdussamad IntroduksidanFaktorPembatasTeknologiSawitDupadiDesaAnjirMuaraKabupatenBatolaKalimantanSelatan
30
8 KamiliahWilda,YudiFerrianta,Rifiana AnalisisFaktoryangMempengaruhiTingkatEfisiensiTeknisUsahataniPadidiLahanRawaKalimantanSelatan
33
9 EniIstiyanti,FrancyRisvansunaFivintari,DiahRinaKamardiani,DenyIrfanSaputra
EfisiensiPemasaranEmpingMelinjoDiKabupatenBantulDaerahIstimewaYogyakarta
36
10 AndrieKisrohSunyigono,MardiyahHayati,Mulaab
KarakteristikSosialEkonomidanJaringanAntarAktorpadaRantaiKomoditasSapiPotongdiJawaTimur
40
11 CarolineB.D.Pakasi,LaurineSondakh,MexSondakh
IdentifikasiStatusKetahananPangandanRantaiPasokPangandiDaerahPerbatasanProvinsiSulawesiUtara
47
12 ApriAndani,NyayuNetiArianti,RendiDelfianDinata
NilaiTambahdanKeuntunganAgroindustriBerbasisKedelaidiProvinsiBengkulu
51
13 Salman SistemAgribisnisAyamRasPedagingdiKotaPekanbaru 5714 MaulidatulInayah,ElysFauziyah KajianFaktorProduksiDanEfisiensiTeknisBudidayaUdang
Vaname63
15 PutriSuciAsriani,ApriAndani,Triono SistemAgroindustriUbiKayu:SuatuPendekatanAnalisisUsaha
67
16 TetiSugiarti EfisiensiTeknisUsahataniJagungdanFaktor-FaktoryangMempengaruhinya
75
17 Rosnita PotretKelembagaanPenyuluhanDiRiauDitinjauDariUUNo.16Tahun2006(SP3K)
80
18 MahrusAryadi,TrisnuSatriadi,WahyuniIlham
ModelPemberdayaanMasyarakatPadaKawasanHutanKonservasiSuakaMargasatwaKualaLupakdanPulauKagetKalimantanSelatan
84
19 EndahDjuwendah,TutiKaryani,RaniAndrianiBudikusumo
AnalisisKelayakanUsahataniCabaiMerahUntukMengaksesPembiayaanKonvensionalDanSyariah(StudiKasusKelompokTaniCabaiMerahdiKecamatanPanumbanganKabupatenCiamis)
88
20 MarliatiAhmad UrgensiPerlindungandanPemberdayaanPetaniuntukMemperkuatPeranStrategisSektorPertanian
93
21 IndrawatySitepu
AnalisisPertumbuhandanTingkatKelayakanUsahaIkanLeledanPatindenganPemberianPakanCassapro
98
22 TaufaniSagita EfisiensiAlatPembuatLubangResapanBioporiUntukKegiatanPengabdianKepadaMasyarakat
102
23 EndjangManshur,RyanFirmanSyah PusatStudiPenanggulanganKemiskinan(SuatuGagasan) 10424 Irnad StatusdanStrategiKeberlanjutanAgribisnisPeternakan
AyamPotongdiPropinsiBengkulu107
BIDANGMANAJEMENSUMBERDAYALAHANDANLINGKUNGAN
25 KaramoyLientje,Theffie,JennyRondonuwu,WiesjeKumolontang
AnalisisKandunganHaraPadaBerbagaiJenisKompos
111
26 ZuraidaTitinMariana,FadlyH.Yusran,MuhammadMahbub,AfiahHayati
PengaruhPemberianBerbagaiAmelioranPadaTanahTercemarLogamBeratTerhadapKemasamanLarutanTanahDiLahanPasangSurutKalimantanSelatan
113
27 Yulnafatmawita,Aprisal RoleofManureonAggregateStabilityImprovementofSeveralClayey-TexturedSoilunderWetTropicalEnvironment
117
28 AkhmadR.Saidy,IzharKhairullah,MeldiaSeptiana,EddyTriatmoko
StabilisasiBahanOrganikuntukPertanianBerkelanjutanpadaTanahTukungandiLahanPasangSurut
121
29 HamidahHanum,Lisnawita,AhmadRafiqiTantawi
PemanfaatanKomposLimbahKelapaSawitdanMikrobaEndofituntukMeningkatkanHaraN,PdanKTanahdiPembibitanKelapaSawitPrenursery
127
30 Armaini,JurnawatySjofjan,BernatalManurung
AplikasiAbuSekamPadidanKomposTandanKosongKelapaSawitpadaPadiGogo(OryzasativaL.)diGawanganKelapaSawitpadaLahanGambut
132
31 BujangRusman,YuzirwanRasyid,Aprisal,Darmawan
KajianAirTersediaTanahInceptisolPadaLahanTanamanGandum,AlahanPanjang,Kab.Solok,ProvinsiSumateraBarat
137
32 FakhrurRazie,YudhiAhmadNazari,NoorAidawati,Gunawan
DekomposisiLimbahOrganikSawitpadaSistemResapanBioporiModifikasidiLahanSubOptimalKalimantanSelatan
143
33 Rusdiansyah,M.AfiefMa’ruf,AchmadRusdiansyah
MekanismePeningkatanTahananGeserTanahLunakLahanBasahdenganMenggunakanCerucukBerdasarkanPemodelanSkaladiLaboratorium
147
34 MuhammadMahbub,ZuraidaTitinMariana,RizaAdrianoorS.
PenerapanDiagramDRISuntukKeseimbanganHarapadaTanamanCabai(CapsicumannuumL.)
155
35 AhmadKurnain,HairilIfansyah DinamikaIonTanahSurjanDiLahanRawaPasangSurut 16136 Wardati,Wawan,FitriZahara SifatBiologiTanahMineralMasamDystrudeptsDiAreal
PiringanKelapaSawitYangDiaplikasiMulsaOrganikMucunabracteata
164
BIDANGTEKNOLOGIPENGELOLAANTANAMANDANAGRONOMI
37 Ernita,RudyIrawan PenggunaanLimbahKelapaSawitdanEthrelpadaTanamanMelon(CucumismeloL)
172
38 Rodinah,FakhrurRazie,ChatimatunNisa,NofiaHardarani
EfekKomposisiMediaTanamdanJenisPupukDaunterhadapKeberhasilanAklimatisasiPisangTalas(MusaparadisiacaVar.SapientumL.)
178
39 IndraDwipa,AuzarSyarif,IrfanSuliansyah,EttiSwasti
UjiResistensiPlasmaNuthfahPadiBerasMerahAsalSumateraBaratTerhadapCekamanAl
182
40 SamsePandiangan,BangunTampubolon,
WilhelmuthAugustinusSitumorangResponTanamanKedelai(GlycinemaxL.)TerhadapSerapanFosforDanNitrogenAkibatPemberianMikorizaVesikularrArbuskularDanPupukKascing
187
41 YudhiAhmadNazari,Fakhrurrazie,NoorAidawati,Gunawan
PolaSebaranPerakaranKelapaSawitPadaLubangSerapanBioporiModifikasiDiLahanKeringMarginal
193
42 SriAndayani,EdySyafrilHayat AplikasiBiomassaChromolaenaodoratadanKomposTandanKosongKelapaSawitTerhadapPertumbuhandanHasilTanamanPadipadaTanahSulfaquentdanPaleudult
196
43 Samanhudi,MujiRahayu,AhmadYunus,BambangPujiasmanto,KarrenziaIntanKurnia
ResponPertumbuhanJaheEmpritterhadapPemberianIBAdanBAPpadaKulturInVitro
201
44 InnakaAgengRineksane,DedeNurjaman,BambangHeriIsnawan
KajianPenggunaanJenisEksplandanThidiazuronuntukMultiplikasiTunasAdventifTanamanSarangSemut(MyrmecodiapendensMerr.&L.M.Perry)
204
45 SriRustianti,Asfaruddin,FaridaAryani EvaluasiGalurTomat(LycopersicumesculentumMill.)Keturunanke-6padaBudidayaOrganik
209
46 Nurhayati,Markhaini,SimburAbadiSiregar
KorelasiProduksiKelapaSawitDenganFaktorIklimDiSumateraUtara
213
47 RaihaniWahdah,GustiRumayadi,RahmiZulhidiani
EvaluasiPenampilanGalurMutanGenerasiM5DanM6BerbasisIrradiasiPadiVarietasLokalKalimantanSelatan
218
BIDANGPERLINDUNGANTANAMAN
48 LamriaSidauruk DinamikaPopulasiCoccinellaspp.sebagaiPredatorMyzuspersicaepadaTumpangSariTanamanKentangSecaraOrganik
230
49AnshaCerbia,LindungTriPuspasari,RikaMeliansyah,YusupHidayat,RaniMaharani,DanarDono
ToksisitasFormulaEkstrakBarringtoniaAsiatica(Lecythidaceae)TerhadapSpodopteraLitura
235
50Nurcholisoh,Salamiah,RahmiZulhidiani EfektivitasTanamanAntagonisLidahMertua(Sansevieratrifasciata)TerhadapPenyakitJamurAkarPutih(Rigidoporuslignosus)PadaTanamanKaretDiBalangan
242
BIDANGILMUPETERNAKANDANPERIKANAN
51 IkaSumantri,FitriPurwanti,AliAgus SurveiCemaranAflatoksinB1PadaPakanSapiPerahDanResidunyaDalamSusuDiDaerahIstimewaYogyakarta
250
52 MuhammadRizal,MuhammadRiyadhi PemanfaatanNiraArendanAirKelapaMudasebagaiPengencerAlternatifSemenKerbauRawa
253
53 BambangIrawan EfekSuplementasiBiofarmakadalamRansumTerhadapPenurunanKadarKolesterolDarahKambingPE
257
54 M.AhsinRifa’i,Fatmawati,FransTony,HadiratulKudsiah
SintasandanPertumbuhanTigaSpeciesAnemonLautHasilReproduksiAseksualdiPulauKerumputandanKarayaan,Indonesia
260
55 Herliani,AbraniSulaiman UjiPatogenitasPasteurellamultocidaIsolatLokalPadaMencit
264
BIDANGREKAYASAAGROINDUSTRI
56 SriHastuti,SinarSuryawati PengujianKimiawiCookiesFortifikasiSerbukDaunKelor(Moringaoleifera)Kering
269
57 IffanMaflahah AplikasiPatiJagungSebagaiEdibleCoatingUntukMempertahankanMutuBuahSawo
272
58 HennyAnggreine,HestyHeryani,Susi PotensiBuahTanamanLengkuasPutih(AlpiniaGalangaL.)sebagaiBahanObatTopikalTerhadapPenyakitPanu
276
59 Istiqomah,HestyHeryani,Susi PotensiEnergiBaruTerbarukan(EBT)BerbasisLimbahBerselulosaDenganProsesProduksiSecaraEnzimatis
280
60 AliAkbarHRJ,HestyHeryani,RiniHustianyVerifikasiPenerimaanKonsumenTerhadapMinumanFungsionalFormulasiDaunBeluntasdanDaunJerukPurut
286
61 AhmadAsari,DedyAlharisN UjiKinerjaMesinPencacahSawitdenganJenisPisauCircular
290
62 HestyHeryani,AgungNugroho,Thresye RekayasaProsesProduksiGulaArenFungsionalBernilaiTambahTinggi
294
63 AgungNugroho IdentifikasidanHPLCKuantifikasiSenyawaFlavonoidpadaBungaKrisan(Chrysanthemumboreale)
299
Identifikasi dan HPLC Kuantifikasi Senyawa Flavonoid pada Bunga Krisan (Chrysanthemum boreale)
Agung Nugroho
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714
Email: Email: [email protected]
Abstrak
Bunga dari Chrysanthemum boreale selain sebagai bunga dekorasi juga dimanfaatkan secara tradisional sebagai herbal untuk meredam berbagai penyakit seperti allergic rhinitis, ulcer, cancer, dan juga gangguan fisiologis dan psikologis seperti stress, susah tidur (insomnia), dan juga kecemasan (anxiety). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi senyawa aktif dan utama yang memberikan kontribusi peran farmakologi serta untuk memberikan bukti-bukti dasar ilmiah dari penggunaannya secara tradisional sebagai herbal melalui studi fitokimia dan analisis kuantitatif. Isolasi melalui kolom kromatografi telah berhasil mengidentifikasi lima senyawa dari golongan flavonoid dan asam fenolik, yaitu acacetin, linarin, acacetin 7-O-β-D-glucopyranosyl-(1→2)[α-L-rhamnopyranosyl-(1→6)]-β-D-glucopyranoside, chlorogenic acid, dan 3,5-di-O-caffeoylquinic acid. Senyawa-senyawa ini juga dianalisis secara kuantitatif menggunakan instrumen HPLC. Kandungan dari senyawa linarin, yang teramati sebagai senyawa dengan kuantitas yang dominan, adalah sebesar 10.87 mg/g pada bagian bunga. Kuantitas itu dihitung pada basis berat kering bahan. Walaupun jumlah linarin sangat dominan, keberadaan senyawa aglikonnya yaitu, acacetin, sangatlah terbatas (di bawah 0.05 mg/g). Hasil ini memberikan bukti awal bahwa linarin adalah senyawa flavonoid glikosida utama yang terkandung pada C. boreale yang diperkirakan sebagai penyumbang utama kemampuan farmakologisnya sebagai anti stress, anti insomnia, dan anti-anxiety.
Kata kunci: Chrysanthemum boreale; Compositae; linarin; HPLC kuantifikasi.
Abstract
The flowers of Chrysanthemum boreale (Compositae) have been traditionally used as herb tea to reduce anxiety, insomnia and stress or as a medicinal plant to treat allergic rhinitis, ulcer, and cancer. This research was performed to identify the active principle and to find the scientific basis for the traditional use using phytochemical and quantitative analysis. Chromatographic isolation yielded the five compounds, acacetin, linarin, acacetin 7-O-β-D-glucopyranosyl-(1→2)[α-L-rhamnopyranosyl-(1→6)]-β-D-glucopyranoside, chlorogenic acid and 3,5-di-O-caffeoylquinic acid. These compounds were also simultaneously analyzed by HPLC, and the method was validated. The contents of linarin, which were shown to be most abundant in C. boreale, were observed as much as 10.87 mg/g in the dried flower; however, acacetin, the aglycone of linarin was < 0.05 mg/g. It was suggested that linarin is the main flavone glycoside that contributes to those special activities of C. boreale. Therefore, the flowers or the leaves of this plant could be used to treat anxiety, insomnia, stress or convulsion.
Keywords: Chrysanthemum boreale; Compositae; linarin; HPLC quantification.
I. PENDAHULUAN Bunga Krisan (Chrysanthemum boreale) selain sebagai
bunga dekorasi, digunakan juga sebagai bahan herbal. Bunga ini dikenal memiliki khasiat dalam mengurangi efek berbagai penyakit terutama penyakit yang berkaitan dengan sistem pusat syaraf (CNS), seperti susah tidur, stres, dan kegelisahan/kecemasan [1]. Selain itu, juga telah dilaporkan bahwa C. borelae efektif dalam melawan timbulnya sel kanker dan hipertensi [2]. Spesies lainnya dari keluarga bunga krisan juga dilaporkan memiliki beragam efek farmakologis, seperti anti bakteri, anti viral, dan anti inflamatori [3-5].
Beberapa penelitian telah mengungkap senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam C. boreale. Kim et al. [6] melaporkan adanya beberapa senyawa atsiri golongan kampor, seperti α-thujone, cis-chrysanthenol, 1,8-cineole, α-pinene, and β-caryophyllene melalui teknik kromatografi gas. Sementara itu Kim et al. [7] berhasil mengisolasi beberapa senyawa
sesquiterpenoid yang termasuk dalam golongan guaianolides. Senyawa dari golongan flavonoid juga telah diisolasi oleh Shin et al. [8] dari C. boreale yang meliputi acacetin, apigenin, luteolin dan linarin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa flavonoid lain dan menentukan kuantitasnya dalam berat kering tanaman melalui teknik High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Penentuan kandungan senyawa aktif sangat penting menyangkut keamanan dan standarisasi penggunaan bahan untuk bahan herbal. Selain itu juga dapat diidentifikasi senyawa utama yang bertanggung jawab dalam efek farmakologis C. boreale.
II. METODOLOGI
A. Ekstraksi, Isolasi, dan Identifikasi Senyawa Pada penelitian ini bunga krisan (C. boreale) yang
digunakan diperoleh melalui pembelian dari suplier dalam bentuk sediaan kering. Setelah melalui pengeringan ulang menggunakan freeze dryer, bahan tanaman digiling untuk memperkecil ukuran, kemudian ditimbang secara teliti sebanyak 550 gram dan dimasukkan dalam labu ekstraksi dengan diekstrak menggunakan metanol sebanyak 6 liter.
Proses ekstraksi dilakukan pada suhu 80°C selama 5 jam di atas sebuah heating mantel melalui proses reflux. Proses ekstraksi diulang sebanyak tiga kali untuk benar-benar mendapat ekstrak secara maksimal. Larutan ekstrak yang ada disaring menggunakan kertas saring, dan kemudian dievaporasi menggunakan rotary vacuum evaporator untuk mendapatkan ekstrak metanol. Untuk mendapat ekstrak yang lebih solid, maka ekstrak tersebut kembali dikeringkan menggunakan freeze dryer. Ekstrak yang diperoleh sebesar 215 g atau dengan rendemen sebesar 39,1%.
Ekstrak metanol selanjutnya difraksinasi secara bertahap menggunakan pelarut kloroform dan butanol dengan masing-masing sebanyak 800 ml dan diulangi sebanyak tiga kali. Selama proses fraksinasi tahap pertama menggunakan kloroform, dijumpai sebuah fase antara (inter-phase) yang sangat melimpah jumlanya yang berada di antara kloroform (fase bawah) dan air (fase atas). Fase antara ini dikonsentrasikan dan menghasilkan 42 g fraksi padat. Menggunakan kromatografi kolom HP Diaion, fraksi ini diseparasi menghasilkan 16 kelompok fraksi, di mana kelompok fraksi No. 5 merupakan sebuah senyawa tunggal, yang kemudian dianalisis menggunakan NMR dan dapat diidentifikasi bahwa fraksi tersebut merupakan senyawa linarin (acacetin 7-O-β-D-rutinoside, [9]).
Selanjutnya hasil fraksinasi tahap kedua menggunakan butanol diperoleh fraksi sebanyak 42 gram. Fraksi ini juga dikromatografi menggunakan sebuah kolom HP Diaion dengan tiga jenis pelarut secara berturutan (aquades → 50% aqueous metanol → 100% metanol, masing-masing sebanyak 2 liter) dan menghasilkan sebanyak 12 fraksi yang masing-masing bervolume 500 ml.
Setelah dikonsentrasikan fraksi No. 5 dan No. 6 digabungkan karena memiliki kemiripan pola berdasarkan analisis menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Setelah dikonsentrasikan, fraksi ini kembali dikromatografi menggunakan kolom ODS (octadecylsilane) dengan fase gerak berupa 50% metanol dan menghasilkan 60 fraksi. Setelah dicek pada KLT, fraksi No. 11 s.d. 25 digabungkan karena berpola sama dan setelah direkristalisasi dan dianalisis menggunakan beberapa teknik spektroskopi dan NMR dinyatakan bahwa senyawa tunggal ini adalah chlorogenic acid [10].
Selanjutnya fraksi No. 9 s.d. No. 12 juga dikombinasikan dan dikonsentrasikan untuk mendapatkan sebanyak 9 gram fraksi padat. Fraksi ini kemudian dikromatografi menggunakan kolom silica gel dengan fase gerak berupa CHCl3-MeOH-H2O (70:30:10, lower phase) dan menghasilkan 118 fraksi. Kemudian fraksi No. 76 s.d. No. 89 dikromatografi kembali menggunakan kolom ODS di mana menghasilkan 55 fraksi. Fraksi No. 5 s.d. No. 11 dikombinasikan yang menghasilkan satu
senyawa tunggal, yaitu 3,5-di-O-caffeoylquinic acid (melalui elusidasi dengan 1H- dan 13C-NMR, [11]).
Sementara itu fraksi No. 23 s.d. No. 55 digabungkan untuk mendapatkan satu lagi senyawa tunggal. Berdasarkan proses elusidasi dengan 1H- dan 13C-NMR, senyawa ini adalah acacetin 7-O-β-D- glucopyranosyl - (1→2) [α-L-rhamnopyranosyl - (1→6)] – β – D –glucopyranoside [12].
Hidrolisis senyawa linarin yang dihasilkan pada tahap awal fraksinasi menghasilkan senyawa aglikonnya yaitu acacetin. Proses ini dilakukan dengan menghidrolisis linarin dengan 5% HCl pada 40% MeOH (500 ml) pada suhu 75°C selama 5 jam. Setelah itu dilakukan presipitasi selama 24 jam. Hasil presipitasi yang diperoleh kemudian dicuci dengan aquades secara berulang untuk mendapat komponen dalam fase solid.
B. Analisis Kuantitatif dengan HPLC Tahap selanjutnya pada penelitian ini adalah analisis
kuantitatif menggunakan metode HPLC. Instrumen HPLC yang digunakan adalah sebuah Varian HPLC yang terdiri dari dua buah pompa Prostar 210, sebuah UV-Vis detector Prostar 325, sebuah kolom kromatografi dari Shiseido (Tokyo, Japan) Capcell PAK C18 column (5 µm, 4.6 mm ⅹ 250 mm) beserta pengendali temperaturnya. Data yang dihasilkan dikoleksi dan diolah menggunakan Varian Star Workstation. Fase gerak yang digunakan adalah metanol dan acetonitrile dengan grade HPLC yang dibeli dari J.T. Baker (Phillisburg, NJ, USA). Pelarut A adalah 0.05% trifluoroacetic acid (TFA) in H2O dan Pelarut B adalah0.05% TFA in MeOH-CH3CN (60 : 40).
Elusi gradien dari fase gerak diprogram sebagai berikut (A)/(B) = 85/15 (0 min) → 35/65 (35 min, hold for 10 min) → 0/100 (47 min; hold for 4 min to wash the column) → 85/15 (54 min; hold for 6 min to equilibrate the column condition) dengan kecepatan alir sebesar 1 ml/menit. UV detektor dimonitor pada panjang gelombang 254 nm dan direkam selama 40 menit pada temperatur 40°C.
Stok larutan standar disiapkan dengan konsentrasi 1000 ppm dengan melarutkan senyawa standar dengan metanol. Kurva kalibrasi diperoleh dengan pengukuran peak area dari enam konsentrasi yang serial yang dikorelasikan dengan konsentrasi masing-masing. Larutan standar dan larutan sampel difiltrasi menggunakan syringe filter unit (0.50 µm, Dismic-25JP Advantec, Japan) sebelum diijeksi ke dalam HPLC.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Senyawa Teridentifikasi Lima senyawa telah teridentifikasi dari bunga krisan
(C. boreale) melalui proses ekstraksi, fraksinasi, isolasi, dan elusidasi struktur kimia dengan instrumen spekstroskopi termasuk UV-Vis spectrometer, FTIR, MS, melting point identifier, serta 1H- dan 13C-NMR. Lima senyawa tersebut adalah sebagai berikut, dan struktur kimianya diberikan pada Gambar 1.
Senyawa 1
(chlorogenic acid) ESI-MS/MS: MS1-377.0846 [M+Na]+, MS2-355.1014 [M+H]+, 163.0385 [caffeoyl]+; 1H-and 13C-NMR: literature [10].
Senyawa 2 (3,5-di-O-caffeoylquinic acid)
ESI-MS/MS: MS1-539.1160 [M+Na]+, MS2-499.1235, 319.0819, 163.0397; 1H-and 13C-NMR: literature [11].
Senyawa 3 (acacetin-7-O-β-D-glucopyranosyl-(1→2)[α-L-rhamnopyranosyl-(1→6)]-β-D-glucopyranoside) 1H-and 13C-NMR: literature [12].
Senyawa 4 (linarin)
Pale yellowish powder, mp 270 - 272°C, ESI-MS/MS: MS1-593.1876 [M+H]+, MS2-447.1297 [M+H-Rha]+, 285.0768 [M+H-Rha-Glc]+; 1H-and 13C-NMR: literature [9].
Senyawa 5 (acacetin)
White powder, mp 266 - 268°C, 1H-and 13C-NMR: literature [13].
Gambar 1. Struktur kimia senyawa terisolasi.
B. Kandungan Senyawa Terisolasi pada Ekstrak Kandungan lima isolat yang dilakukan menggunakan
metode HPLC. Kromatogram dari lima senyawa standar dan kromatogram dari ekstrak metanol C. boreale ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Kromatogram ekstrak metanol C. boreale.
Dari Gambar 2 terlihat tiga buah puncak (peak) yang cukup dominan, ketiga puncak tersebut berturut-turut mewakili senyawa chlorogenic acid, 3,5-dicaffeoylquinic acid, dan linarin. Proses pemilahan dengan HPLC cukup berhasil, terbukti masing-masing puncak dapat terpisah secara jelas, ini berarti metode HPLC yang dikembangkan dapat bekerja dengan baik pada ekstrak C. boreale.
Meskipun dari kromatogram terlihat adanya tiga puncak yang dominan, tetapi kandungan riil dari senyawa tersebut perlu dianalisis secara detail karena masing-masing senyawa memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap panjang gelombang UV 254 nm. Analisis kuantitatif dilakukan dengan lebih dahulu menentukan persamaan kalibrasinya dengan regresi linear yang melibatkan enam tingkatan konsentrasi untuk masing-masing senyawa. Linearitas dan persamaan linear tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Nilai R2 terlihat lebih dari 0.99 yang berarti metode yang dikembangkan memiliki linearitas yang baik pada enam tingkatan konsentrasi.
Tabel 1. Linearitas dan persamaan linear dari lima senyawa standar.
No Seny.
Persamaan kalibarasi (linear model)
Rentang (µg/ml) R2
1 y = 166.803x + 58.458 1.56-50.00 0.9998
2 y = 157.866x + 75.015 1.56-50.00 0.9999
3 y = 104.764x + 81.542 1.56-50.00 0.9999
4 y = 309.176x + 30.857 1.95-62.50 0.9999
5 y = 369.269x + 45.708 1.56-50.00 0.9999
Tabel 2. Waktu retensi dan LOD/LOQ
No Seny.
Waktu retensi tR ± SD (min)
LOD (µg/ml)
LOQ (µg/ml)
1 8.46 ± 0.132 0.25 0.83
2 16.81 ± 0.128 0.27 0.90
3 18.42 ± 0.127 0.30 1.01
4 24.70 ± 0.096 0.23 0.76
5 36.05 ± 0.083 0.15 0.50
Tabel 3. Kandungan senyawa isolat pada bahan kering (mg/g)
No Seny.
Kandungan pada bahan kering (mg/g) RSD (%) for n: 5
1 4.55 0.57
2 10.59 0.28
3 1.71 1.70
4 10.87 0.59
5 0.05 7.81
Selain memiliki linearitas yang baik, metode HPLC
yang dikembangkan juga memiliki tingkat LOD (limit of detection) dan LOQ (limit of quantitation) yang kecil sebagaimana terlihat pada Tabel 2. Hal ini berarti metode
HPLC memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi sehingga analisis kuantitatif dapat dilakukan secara akurat.
Dengan menggunakan persamaan linear yang dihasilkan dari sebuah metode HPLC yang akurat dan sensitif, maka kandungan lima senyawa isolat dapat dikuantifikasi. Hasil kuantifikasi lima senyawa isolat pada basis bahan kering bunga krisan (C. boreale) diperlihatkan pada Tabel 3. Terlihat bahwa senyawa No. 4 (linarin) memiliki kandungan yang paling tinggi pada bahan kering bunga krisan yaitu sebesar 10.87 mg/g, disusul senyawa No. 2 (3,5-dicaffeoylquinic acid) sebesar 10.59 mg/g, dan senyawa No. 1 (chlorogenic acid) sebesar 4.55 mg/g. Sementara itu senyawa No. 3 dan No. 5, acacetin trigliserida dan acacetin memiliki konsentrasi yang relatif kecil.
IV. KESIMPULAN Isolasi melalui kolom kromatografi telah berhasil
mengidentifikasi lima senyawa dari golongan flavonoid dan asam fenolik, yaitu acacetin, linarin, acacetin 7-O-β-D-glucopyranosyl-(1→2)[α-L-rhamnopyranosyl-(1→6)]-β-D-glucopyranoside, chlorogenic acid, dan 3,5-di-O-caffeoylquinic acid. Senyawa-senyawa ini juga dianalisis secara kuantitatif menggunakan instrumen HPLC. Kandungan dari senyawa linarin, yang teramati sebagai senyawa dengan kuantitas yang dominan, adalah sebesar 10.87 mg/g pada bagian bunga pada basis berat kering bahan. Walaupun jumlah linarin sangat dominan, keberadaan senyawa aglikonnya yaitu, acacetin, sangatlah terbatas (di bawah 0.05 mg/g). Hasil ini memberikan bukti awal bahwa linarin adalah senyawa flavonoid glikosida utama yang terkandung pada C. boreale yang diperkirakan sebagai penyumbang utama kemampuan farmakologisnya sebagai anti stress, anti insomnia, dan anti-anxiety.
Referensi
[1]. Kim, T. J. (1996). Plants Resources (pp. 202-326). The Publication Department of Seoul National University.
[2]. Nam, S. H. & Yang, M. S. (1995). Antibacterial activities of extracts from Chrysanthemum boreale M. Agricultural Chemistry and Biotechnology, 38, 269-272.
[3]. Ren, A. N., Wang, Z. G., Lu, Z. C., Wang, L. W., & Wu, Y. L. (1999). Study on bacteriostasis and antivirotic of flowers Chrysanthemum indicum. Pharmaceutical Biotechnology, 6, 241-244.
[4]. Hu, C. Q., Chen, K., Shi, Q., Kilkuskie, R. E., Cheng, Y. C., & Lee, K. H. (1994). Anti-AIDS agents, 10. Acacetin-7-O-beta-D-galactopyranoside, an anti-HIV principle from Chrysanthemum morifolium and a structure-activity correlation with some related flavonoids. Journal of Natural Products 57, 42-51.
[5]. Cheon, M. S., Yoon, T., Lee, D. Y., Choi, G., Moon, B. C., Lee, A., Choo, B. K., & Kim, H. K. (2009). Chrysanthemum indicum Linne extract inhibits the inflammatory response by suppressing NF-κB and MAPKs activation in lipopolysaccharide-induced RAW264.7 macrophages. Journal of Ethnopharmacology, 122, 473-477.
[6]. Kim, K. J., Kim, Y. H., Yu, H. H., Jeong, S. I., Cha, J. D., Kil, B. S., & You, Y. O. (2003). Antibacterial activity and chemical composition of essential oil of Chrysanthemum boreale. Planta Medica, 69, 274-277.
[7]. Kim, Y., Sung, J., Sung, M., Choi, Y., Jeong, H. S., & Lee, J. (2010). Chrysanthemum boreale Makino extracts on the expression of inducible nitric oxide synthase in RAW264.7 macrophages. Journal of Ethnopharmacology, 131, 550-554.
[8]. Shin, K. H., Kang, S. S., Seo, E. A., & Shin, S. W. (1995). Isolation of aldose reductase inhibitors from the flowers of Chrysanthemum boreale. Archive of Pharmacal Research, 18, 65-68.
[9]. Nazaruk, J. & Gudej, J. (2003). Flavonoid compounds from the flowers of Cirsium rivulare. Acta Poloniae Pharmaceutica, 60, 87-89.
[10]. Lin, L. C., Kuo, Y. C., & Chou, C. J. (1999). Immunomodulatory principles of Dichrocephala bicolor. Journal of Natural Product, 62, 405-408.
[11]. Choi, S. Z., Choi, S. U., & Lee, K. R. (2004). Phytochemical constituents of the aerial parts from Solidago virga-aurea var. gigantea. Archives of Pharmacal Research, 27, 164-168.
[12]. Veitch, N. C., Elliot, P. C., Kite, G. C., & Lewis, G. P. (2010). Flavonoid glycosides of the black locust tree, Robina pseudoacacia (Leguminosae). Phytochemistry, 71, 479-486.
[13]. Do, J. C., Choi, J. Y., & Son, J. K. (1991). Studies on the constituents of Lycopus lucidus (II), Korean Journal of Pharmacognosy, 22, 166-171.