19

Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,
Page 2: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Prosiding

Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi Tahun 2013

Makassar, 20-21 November 2013

EKOLOGI DAN KONSERVASI Sumberdaya Hayati dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Page 3: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Sanksi Pelanggaran Hak Cipta

Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta

Pasal 2:

1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta dan pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut paraturan perundang-undangan yang berlaku

Ketentuan Pidana

Pasal 72:

1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulandan/atau denda paling sedikit Rp. 1000,000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi Tahun 2013

Makassar, 20-21 November 2013

EKOLOGI DAN KONSERVASI Sumberdaya Hayati dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Tim Editor

Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc.Prof. Dr. Ir. Amran Achmad, M.Sc.

Dr. Risma Illa Maulany, S.Hut. M.NatResSt.Asrianny, S.Hut. M.Si.

Diterbitkan oleh

Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddinbekerja sama

Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan Masagena Press2014

Page 5: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013 | iv

EKOLOGI DAN KONSERVASI Sumberdaya Hayati dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Copyright © 2014 Fakultas Kehutanan UnhasHak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Tim Penyunting: Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Amran Achmad, M.Sc.

Dr. Risma Illa Maulany, S.Hut. M.NatResSt. Asrianny, S.Hut. M.Si.

Desain Sampul: Nasri, S.Hut. A. Siady Hamzah, S.Hut.

Agussalim, S. Hut, M.Si.Line@rt

Penerbit : Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin bekerja sama

Balai Besar Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan Masagena Press (Anggota IKAPI)

Ukuran : 21 x 29,7 cm

Jumlah Halaman : xii + 280

Cetakan: Pertama

ISBN: 978-602-97683-3-6

Page 6: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

v | Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013

SAMBUTAN KETUA PANITIA

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rakhmatNya Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi tahun 2013 telah berhasil diselenggarakan dengan baik pada tanggal 20 sampai dengan 21 November 2013 di Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.

Seminar ini dimaksudkan sebagai media saling bertukar pengalaman ilmiah berupa hasil-hasil penelitian serta sebagai media komunikasi di antara para ilmuwan bidang ekologi dan konservasi, para praktisi, serta masyarakat umum di Indonesia dalam rangka menumbuhkan pemahaman akan pentingnya kelestarian sumberdaya alam hayati bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Sebagai bangsa yang pendapatannya sebagian besar bergantung pada sumberdaya alam maka pendekatan pemanfaatan sumberdaya alam, khususnya sumberdaya hayati secara lestari adalah sangat penting untuk menjamin manfaat yang kita peroleh dapat berkesinambungan. Oleh karena itu pula seminar ini diberi tema “Ekologi dan Konservasi dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan”.

Partisipan dari seminar ini berjumlah 140 orang lebih yang terdiri dari 60 pemakalah dan lebih dari 80 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institute Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman, Universitas Syam Ratulangi, Universitas Haluoleo, Universitas Mataram, Universitas Negeri Papua, Politeknik Pertanian Negeri Kupang,IAIN Raden Fatah Palembang, Badan Litbang Kementerian Kehutanan, Balai Penelitian Kehutanan Makassar, BKSDA Sulawesi Selatan, Kebun Raya Bogor, Balai Penelitian Kehutanan Manado, Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta, Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, dan dari Universitas Hasanuddin sendiri. Terdapat banyak calon peserta yang terpakasa tidak dapat diakomodir keinginannya untuk menyampaikan hasil penelitiannya secara lisan sebagai akibat dari keterbatasan waktu seminar komisi yang kami siapkan. Untuk itu kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.

Proceeding ini merupakan makalah lengkap dari topik-topik yang dipresentasikan oleh para peserta pemakalah dalam seminar ini. Namun demikian, tidak semua peserta pemakalah bersedia untuk mencantumkan makalah lengkapnya di dalam proceeding ini dengan alasan bahwa makalah lengkapnya telah diterima untuk dipublikasi dalam jurnal ilmiah. Sebaliknya, terdapat beberapa makalah pendukung dari para peserta seminar yang tidak terakomodasi untuk mempresentasikan makalahnya dalam seminar mengingat keterbatasan waktu yang tersedia.

Banyak pihak telah memberikan dukungan dan kerjasamanya sehingga seminar ini dapat terlaksana dengan baik sampai pada tercetaknya proceeding ini. Oleh karena itu kami atas nama Panitia Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi tahun 2013 menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala partisipasi, bantuan, dukungan dan kerjasama yang telah diberikan kepada kami sehingga seminar ini dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.

Kami menyadari bahwa tidak mudah untuk menyiapkan kegiatan seminar ilmiah nasional secara baik dalam kurun waktu yang tersedia kurang dari 2 bulan. Sehubungan dengan hal itu, kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas kekurangan dan ketidaknyamanan yang telah kami perbuat mulai dari masa persiapan seminar sampai pada hari penyelenggaraan seminar dalam penyambut dan melayani para peserta seminar. Kami juga memohon maaf atas keterlambatan dari pencetakan proceeding ini.

Makassar, Agustus 2014Hormat Kami / Panitia

Prof. Dr. Ngakan Putu Oka, M.Sc

Page 7: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013 | vi

SAMBUTAN

DEKAN FAKULTAS KEHUTANAN UNHAS

Ucapan terimakasih dan selamat kami sampaikan kepada jajaran Panitia dan Peserta Seminar Nasional Ekologi dan Konservasi tahun 2013 atas kerja keras dan partisipasinya sehingga seminar yang dilaksanakan di Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin tersebut dapat terlaksana dengan baik sampai pada tercetaknya proceeding ini. Pengharagaan dan terimakasih kami juga sampaikan kepada Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung beserta staf atas kepercayaannya kepada kami untuk bekerjasama menyelenggarakan seminar ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada para pembicara tamu dan pembicara undangan atas kesediannya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam seminar ini.

Sesuai dengan temanya yaitu Ekologi dan Konservasi Sumberdaya Hayati dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan, seminar ini dimaksudkan dapat menjadi media bertukar pengetahuan dan pengalaman di antara para ilmuwan/peneliti dan praktisi di bidang ekologi dan konservasi untuk menghasilkan rumusan pemikiran berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya hayati secara lestari bagi pembangunan berkelanjutan. Hutan adalah salah satu sumberdaya hayati yang sebetulnya sangat potensial dimanfaatkan secara lestari untuk meningkatkan penerimaan negara baik melalui pemanfaatan langsung maupun pemanfaatan tidak langsung. Sehubungan dengan hal itu kami berharap bahwa, makalah-makalah di proceeding hasil seminar ini dapat memberikan inspirasi bagi para praktisi dalam penyusunan rencana pengelolaan hutan secara lestari dan berkelanjutan.

Walaupun pada kesempatan seminar kali ini belum disepakati untuk membentuk asosiasi ekologi dan konservasi Indonesia, mengingat sudah ada Himpunan Ekologi Indonesia (HEI), kami berharap seminar-seminar di bidang ekologi dan konservasi dapat dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Hal tersebut mengingat pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya alam di negara kita untuk mendukung pembangunan secara berkelanjutan. Jika HEI tidak berkenan untuk menyelenggarakannya, mungkin kesepakatan para peserta seminar untuk membentuk lembaga baru perlu dipertimbangkan. Akhirnya semoga proceeding ini bermanfaat dalam menjaga kelestarian sumberdaya hayati khususnya di Indonesia,

Makassar, Agustus 2014Fakultas Kehutanan UNHASDekan,

Prof. Dr. Muh. Restu, MP

Page 8: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

vii | Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013

SAMBUTAN

REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN

Penghargaan dan terima kasih disampaikan kepada Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung beserta jajaran stafnya atas kerjasama yang selama ini telah diselenggarakan bersama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, terutama dalam rangka penyelenggaraan Seminar Nasional Ekologi Konservasi tahun 2014. Terima kasih juga disampaikan kepada Dekan Fakultas Kehutanan Unhas yang telah mengkoodinir penyelenggaraan seminar tersebut. Dengan telah berhasilnya diselenggarakan seminar tersebut secara baik dan sampai pada dicetaknya proceeding seminar ini, saya juga menyampaikan selamat sukses kepada seluruh jajaran panitia dan peserta seminar.

Sebagai bangsa yang sebagian besar pendapatannya bersumber dari sumberdaya alam, saya menilai tema yang diusung dalam penelitian ini yaitu Ekologi dan Konservasi Sumberdaya Hayati dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan adalah sangat relevan. Sumberdaya hayati hutan yang dulu merupakan pemasok devisa kedua setelah minyak bumi dan gas kini tidak lagi dapat berkontribusi secara nyata pada penerimaan negara sebagai akibat dari pemanfaatan di masa lalu yang tidak berlandaskan pada prinsip-prinsip kelestarian. Hal serupa juga kita hadapi berkenaan dengan sumberdaya kelautan. Hasil tangkapan nelayan mengalami penurunan secara terus-menerus sebagai akibat dari praktek penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Meskipun sumberdaya hayati dapat terbarukan melalui proses regenerasi, keberlanjutan sumberdaya hayati ini akan terganggu apabila dimanfaatkan melebihi kemampuannya untuk beregenerasi. Hanya dengan pendekatan konservasi berbasis ekologi maka sumberdaya alam hayati dapat dimanfaatkan secara lestari, sehingga manfaatkan dapat diperoleh secara berkesinambungan untuk mendukung pembangunan ekonomi bangsa secara berkelanjutan sampai pada generasi berikutnya.

Tentu banyak hal berkaitan dengan ekologi dan konservasi telah dibahas selama belangsungnya acara seminar tersebut yang kini dituangkan dalam bentuk prosiding. Oleh karena itu saya berharap prosiding ini dapat menjadi rujukan bagi upaya-upaya pengelolaan sumberdaya hayati berkelanjutan di Indonesia.

Makassar, Agustus 2014Universitas HasanuddinRektor

Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pabuluhu, MA.

Page 9: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013 | viii

PENGANTAR EDITOR

Hampir pada setiap lembaga perguruan tinggi, khususnya universitas negeri, yang ada di Indonesia terdapat laboratorium ekologi atau konservasi beserta ilmuwan ekologi dan konservasinya. Selain itu, pada berbagai lembaga penelitian dan pengembangan baik pada tingkat pusat seperti Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) maupun pemerintah daerah juga sering terdapat peneliti bidang ekologi dan konservasi. Sejalan dengan itu, banyak pula penelitian-penelitian di bidang ekologi dan konservasi telah diselenggarakan baik oleh mahasiswa maupun oleh staf dosen dan peneliti pada masing-masing universitas tersebut. Namun demikian sayang sekali, sampai saat ini belum terdapat wadah sebagai sarana berkomunikasi di antara sesama ilmuwan dan mahasiswa di bidang ekologi dan konservasi yang representatif secara nasional. Walaupun sebetulnya saat ini sudah terdapat Himpunan Ekologi Indonesia (HEI), tetapi himpunan tersebut belum pernah tercatat pernah menyelenggarakan seminar nasional dan menerbitkan publikasi sebagai media komunikasi di antara ilmuwuan ekologi dan konservasi di Indonesia

Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi tahun 2013 ini merupakan seminar ilmiah nasional ekologi dan konservasi pertama di Indonesia yang dimaksudkan untuk memediasi komunikasi ilmiah di antara sesama peneliti ekologi dan konservasi di negeri ini. Sebagai salah satu bentuk hasil keluaran dari seminar tersebut, proceeding ini memuat makalah hasil-hasil penelitian di bidang ekologi, konservasi, dan ilmu-ilmu terkait yang yang ditulis oleh para peserta seminar. Namun demikian, tidak semua peserta seminar yang diberi kesempatan untuk memaparkan hasil penelitiannya secara lisan dalam seminar tersebut bersedia untuk menyajikan makalahnya dalam proceeding ini dengan alasan makalahnya telah diterima untuk dipublikasi dalam jurnal. Sebaliknya ada beberapa peserta yang tidak terakomodasi untuk memaparkan hasil penelitiannya secara lisan dalam seminar menyampaikan makalah hasil penelitiannya untuk dapat dimuat dalam proceeding ini sebagai makalah pendamping.

Seluruh artikel yang dipublikasikan dalam proceeding ini berjumlah ?? artikel. Satu artikel ditulis oleh invited speaker dan selebihnya merupakan makalah yang disampaikan oleh peserta seminar secara lisan dalam 4 seminar komisi dan oleh peserta yang tidak terakomodasi untuk memaparkan hasil penelitiannya secara lisan. Namun demikian, artikel tidak dikelompokkan berdasarkan kesamaan komisi, melainkan berdasarkan keterkaitan satu topik dengan topik lainnya.

Dibutuhkan waktu hampir setahun mulai dari penyelenggaraan seminar sampai dengan terbitnya proceeding ini. Hal tersebut disebabkan oleh adanya beberapa peserta yang terlambat menyampaikan makalahnya serta rumitnya proses editing dan layout. Sehubungan dengan hal itu, dengan segala kerendahan hati Tim Editor memohon maaf atas keterlambatan ini.

Makassar, Agustus 2014

Tim Editor

Page 10: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

ix | Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013

DAFTAR ISI

Halaman

Sambutan Ketua Panitia vSambutan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin viSambutan Rektor Universitas Hasanuddin viiPengantar Editor viii

Daftar Isi ix

PENDAHULUANKonservasi Keanekaragaman Hayati untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

1-8

Putu Oka Ngakan

INVITED SPEAKERPengelolaan Taman Nasional Bersama Masyarakat (Studi Kasus di Taman Nasional Bukit Duabelas)

9-16

Waldemar Hasiholan

KOMISI A. EKOLOGI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Identifikasi Potensi Ancaman Tarsius fuscus di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung 17-22

Bayu Wisnu Broto dan Heru Setiawan

Pengamatan Perilaku, Pakan dan Habitat Tarsius spectrum di Kawasan Hutan Sekunder Sekitar Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Gorontalo

23-28

Akbar Reza, Ikhsan Fauzi Wiryawan, Gian Aditya Pertiwi, Indra Lesmana, Hendra Nugraha

Struktur Kelompok dan Penyebaran Bekantan (Nasalis larvatus Wrumb.) di Kuala Samboja, Kalimantan Timur

29-34

Tri Atmoko, Ani Mardiastuti, dan Entang Iskandar

Sebaran dan Status Bekantan (Nasalis larvatus) di Luar Kawasan Konservasi di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

35-40

Mochamad Arief Soendjoto, Cecep Budiarto, Hafizh Muhardiansyah, Mahrudin

Persebaran dan Karakteristik Habitat Rekrekan (Presbytis frdericae) di Gunung Slamet Jawa Tengah

41-50

Abdi Fithria

Keanekaragaman dan Konservasi Herpetofauna di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

51-58

Adininggar U. Ul-Hasanah, M. Irfansyah Lubis, Hadijah Azis K, Wempy Endarwin, Septiantina D. Riendriasari, Suwardiansah, Akmal Malawi dan Feri Irawan

Page 11: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013 | x

Kesesuasian Habitat Satwa Kunci Sebagai Dasar Restorasi Habitat Terdegradasi Pasca Erupsi Gunung Merapi

59-70

Hendra Gunawan, N.M. Heriyanto, E. Subiandono, A.F. Mas’ud, dan H. Krisnawati

Keanekaragaman Lebah Kelulut (Trigona spp.) di Hutan Pendidikan Lempake Samarinda Kalimantan Timur

71-76

Syafrizal, Daniel, Roosena Yusuf

Sebaran Anggrek Tanah Genus Nervilia di Yogyakarta 77-82

Rina Septu Ningsih

Studi Ekologi Hutan Mangrove di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai 83-88

Heru Setiawan

Daya Dukung Biologis Formasi Hutan Pantai Blok Triangulasi Terhadap Keragaman Jenis Burung di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi Jawa Timur

89-94

M. Fajar Fahmi Suffiandi, Randi Hendrawan*, dan Teguh Husodo

Signifikansi Ekologis Kualitas Diversitas Pohon Sebagai Penyedia Layanan Ekosistem untuk Habitat Mushroom di Sekitar Ranu Regulo, Desa Ranupani, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

95-100

Budiman, Didik S. Utomo, L. H. Kurniawan, V. Silahooy, E. Arisoesilaningsih

KOMISI B. KONSERVASI SUMBERDAYA HAYATI SEBAGAI BASIS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Mekongga: New Hope for Biodiversity Conservation in Sulawesi 101-110

Hendra Gunawan dan Sugiarti

Kebun Raya Daerah Sebagai Wujud Nyata Upaya Konservasi Ex-situ Tanaman Endemik Sulawesi

111-116

Margaretta Christita, Edelynna A.M.O.Wirespathi, Indang F. Dermawan, M. Bima Atmaja

Perbanyakan Tumbuhan Pakan Kupu - Kupu untuk Konservasi Ek-situ dan In-situ Kupu - Kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

117-122

Heri Suryanto dan Albert Donatus Mangopang

Restorasi Areal Hutan Bekas Tebangan di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara 123-128

Martina A. Langi

Konservasi Ekosistem Pulau Kecil Melalui Rehabilitasi Mangrove Menggunakan Propagul Rhizophora mucronata. Lamk

129-134

Ady Suryawan, Bayu Wisnu Broto dan Anita Mayasari

Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang Emas PT Kelian Equatorial Mining (KEM): Sebuah Upaya Pemulihan Lahan untuk Mendukung Konservasi Hayati

135-148

Triyono Sudarmadji

Page 12: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

xi | Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013

Putaran Ulin (Eusideroxylon zwageri T.et.B) Sebagai Alternatif Konservasi In-situ 149-154

M. Fadjeri dan Hasanudin

Urgensi Konservasi dan Budidaya Litsea cubeba Lour. Persoon Sebagai Tumbuhan Langka Indonesia Bernilai Ekonomi Tinggi (Studi Kasus di Gunung Papandayan Jawa Barat)

155-162

Ichsan Suwandhi dan Cecep Kusmana

KOMISI C. PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL DARI PERSPEKTIF SOSIAL KEMASYARAKATAN

Analisis Kelembagaan Kesepakatan Konservasi Masyarakat di Taman Nasional Lore Lindu (Studi Kasus Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah)

163-170

Andi Chairil Ichsan

Komunikasi Lingkungan Masyarakat di Kawasan Suaka Margasatwa (Studi Pada Masyarakat Dusun Gersik Belido di Kawasan SM Bentayan, Sumatera Selatan)

171-178

Yenrizal

Dampak Pariwisata Alam Terhadap Kupu-Kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

179-188

Indra A.S.L.P.Putri

Kerjasama Pemanfaatan Air: Studi Kasus di Taman Nasional Halimun Salak 189-194

Prama Wirasena

Analisis Ekonomi Pengembangan Ekowisata Berkelanjutan di Taman Nasional Tanjung Puting, Provinsi Kalimantan Tengah

195-204

Irawan

Pelibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (Studi kasus Desa Samaenre Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros Prov Sulawesi Selatan)

205-212

Asrianny

KOMISI D. KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN IKLIM

Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Ketersediaan Sumberdaya Air di DAS Konaweha Provinsi Sulawesi Tenggara

213-228

Sitti Marwah dan La Baco

Kajian Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Degradasi Lahan dan Kondisi Hidrologi DAS Wanggu DS

229-242

La Ode Alwi

Akumulasi Logam Berat Pb Pada Komunitas Padang Lamun Heterogen di Perairan Teluk Banten, Provinsi Banten

243-250

Dessaeda Adilla dan Devi N. Choesin

Page 13: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Seminar Ilmiah Nasional Ekologi dan Konservasi – Makassar, 20-21 November 2013 | xii

Kajian Sebaran Spasial Kondisi Biogeofisik Kawasan Hutan DAS Bone Provinsi Gorontalo 251-264

Nawir N. Sune, Marini S. Hamidun, Hasim

Identifikasi Penyakit Karang di Perairan Lhok Iboih, Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

265-272

Citra Indah Lestari dan Devi N. Choesin

Page 14: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Sebaran dan Status Bekantan (tUacalis tonrvatus) di Luar Kawasan Konsentasi di

Ibbupaten Baniar, Ihlimantan Selatan

Mochamad Arief Soendjoto 1, CecepBudiarto 2, Hafizh Muhardiansyah 3, Mahrudin a

I Fakuttas Kehutanan, Uniyersitas LambungMangkurat,lalan NrmailYaniKm36EaniarbaruTOTL4,Telp./Fax'+62577477 229O. surel: [email protected]'3 BolaiKonservaslsumberDayaAlomKalimantonselotan,lolanSungaiUlinNo.2SBaniarbaruT0TT4lFakultaslkguruandanllmuPendidikan, UniversitasLambungManglatrat,JalanHasonBasryBanjarmaeinTAT23

ABSTRACfl: Distribution and status of the proboscis monkey (Nasalt's larvatus) out of conservation area of

Banjar Regency had been never documented. The obiectives of the research were to invent locations of the

proboscis monkey, estfmate its population and identify the faetors affecting the population. The research

methodswereinterviewtothepeopleqnd direct surveytothe locotion. Of 13 locafions, the proboscismonkey

was observed in six locations (62 individu).lnthe six nExt locatione visited, the proboscis monlcey wos not

found. ln the three locations however, habitat condition and people information showed the presence of the

proboscis monkey. ln the three rest locations, the primate was local extinct. One location was not visited,

because of itsaccessfbility . Thefactors decreasing this primate population are conversion of land (fromforest

toeitherricefield, palmoil plantotion, mining infrastructure, orreasetlement) andland/forestfireoecurring

currently.

|(ry wtds: Banjar, location, Nosalfs laruatus, population, status

PEITTDNIULI,TNBekantan (Nasalis laruatus) telah ditetapkan

sebagai fauna identitas Provinsi Kalimantan Selatartberdasarkan pada Surat Keputusan (SK) GubernurKepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan No.29 Tahun 1990 tanggal LG lanuari 199O tentangPenetapan Identitas Daerah Propinsi Tingkat IKalimantan Selatan. Namun, sebaran dan statugprimata berhidung mancung atau serupa mentimunini di seluruh wilayah provinsi belum lengkapdidokumentasikan.

BKSDA Kalsel (2OO8) mencatat keberadaanprimata ini di kawasan konservasi KalimantanSelatan, yaitu Cagar Alam (CA) Gunung Kentawan,CA Teluk Kelumpang, SeLat l:ut dan Selat Sebuku'Suaka Margasatwa (SM) Kuala Lupak, SM PleihariTanah laut dan Taman Hutan Raya Sultan Adam.Untuk bekantan di luar kawasan konsenrasi,

Soendjoto et al. (ZOofb) mendokumentasikansebaran dan status primata ini di 10 lokasi di wilayahKabupaten Barito Kuala, Soendioto et ol. (2OO3)

di 18 lokasi di Kabupaten Tabalong, Soendiotodan Nazaruddin (2012) di 13 lokasi di KabupatenBalangan dan Soendioto et al. (2OL3) di 18 lokasi di

Kabupaten Hulu Sungai Tengah.Kabupaten Baniar adalah kabupaten di

Kalimantan Selatan yang sebaran dan statusbekantannya belum didokumentasikan.Pendokumentasian ini penting tidak hanya karenastatus bekantan yang dikategorikan langka'endemtk Borneo dan (menurut IUCN, 2013) bahkan

hampir pnnah (endangered), tetapi iuga karenakondisi dan habitatnya yang makin memprihatinkanakibat aktivitas manusia.

Penelitian tentang sebaran dan statusbekantan di Kabupaten Baniar ini merupakanpenelitian laniutan. Tirjuannya tidak hanya untukmenginventarisasi lokasi keberadaan bekantan,tetapi iuga mendrrga populasi serta mengidentifikasifaktor yang menurunkan populasi. Data yangdihasilkan selaniutnya dimanfaatkan oleh semuapihak, baik pemerintah (Balai Konservasi SumberDaya Alam, Dinas Kehutanan, Badan LingkunganHidup Daerah) maupun masyarakat (pemerhati,pendidik, penangkar) untuk mengembangkanstrategi dan memantapkan kebiiakan ddamkerangka pelestarian bekantan.

METODEPENELTTIANData dikumpulkan di luar kawasan

konservasi di wilayah Kabupaten Baniar (luas

seluruh kabupaten 4.558,5 km2 dan memiliki 2Okecamatan) pada tanggal 5 - 10 Oktober 2013.Metode penelitian adalah wawanc:rra denganmasyarakat dan survei/obsenrasi langsung kelapangan dengan berialan kaki, berkendaraanroda dua, dan berkendaraan air (kelotok). Melduiwaw:rnc.rra, informasi tentang keberadaan, lokasidan kondisi bekantan digali. Dari informasi lokasidisurvei, dicatat koordinat, habitat, dan populasibekantan, serta diidentifikasi fuktor yang didugaatau bahkan meniadi bktor utama dafam penurwumpopul,asi.

35 | Semrna r ttmiah Nasional Ekotqi dan Konseruasi- Makassar, 2&21 November 2013

Page 15: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

NNSN DANPEMBIHISTNHaril

Terdapat 13 lokasi bekantan di Kabupaten

Baniar (Tabel I).

1) Dua belas lokasi didatangi diperoleh:

a) Bekataan diiumpai secara langsung

di 5 lokasi dengan iumlah populasi 62

individu. Jumlah tersebut terbagi dalam f 2l

kelompok masing-masing di 5 lokasi dan 2

subkelompok di 1 lokasi lainnYa.

b) Bekatan tidak diiumpai secara langsung di

5 lokasi lainnya. Namun,

- di 3 lokasi, kondisi habitat dan

informasi masyarakat menuniukkan

bahwa primata ini ada dan masih bisaditemukan.

- di 3 lokasi lain, kondisi habitat daninfomasi masyarakat menuniukkanbahwa bekantan tidak ada atau tidakbisa diiumpai lagi dan dipastikanpunah secara lokal.

Satu lokaei tidak didatangi, karenadiperhitungkan bahwa aksesibilitas yangrelatif sulit akan menghambat rangkaian eunteiberikutnya. Untuk ke lokasi yang beriarak 12km, harus dildui iala:r eetapak dengan berialankaki sekitar 3 iam atau berkendaraan roda-2sekitar I jam peridanan.

Tebet l.Lokasi, tipe habitat, dan populasi bekantan di Kabupaten Baniar

No. Lokasi Populasi dan tipe habitat

1 o lGmpung Batu Belah, Desa BelimbingLama, Kecamatan Stmgai Pinang

o Lokasi bekantan sekitar 30 m ke utaradan menyeberangi Sugai Riam Kiwadari koordinat pengamat (UTM):0314821. 9653722.

o Akses: kel(ampungManinim, DesaBelimbing Baru, Kecamatan Sung aiPinang dengan kendaraan roda-2| 4 dankemudian berialan kaki melewati ialansetapak

r Teramati: 5 individu (L iantan, 2 betina, 2 anak).o Tipe habitat: hutan tepi sungai di hulu Sungai Riam Kiwa

yang lebarnya minimal 30 m.o I\rmbuhannya antara lain kemiri (Aleurites moluccana),

Iurus (Peronemo canescens ), anglai ( lntsio sp. ).o Kemiringanlahantepi (teUing) sungaiyangditumbuhi

hutan tergolong cruirm (rubtr, Sahasa Baniar) lebih dari75.

. Ialnn tepi sungai yang curarn sementara ini dianggapmenguntungkan bagi kelangnrngan hidup bekantan.

o Bekantan aman, karena kecil kemungkinan habitatnyayangtumbuh di lahan inidijadikan ladang.

o Bila diladangi, peladang mengkhawatirkan keselamatandirinya atau keltrarganya. Pada poaisi miring, mereka akanmudah iatuh dan terierembab ke sungai.

o lahandikelilingi kebunkaret, ladang, sungai.

2 o DesaHananai,Kecamatan Paramasan

. Akses: keDesaAngkipih, KecamatanParamasan dengan kendaraan roda-2| 4dan kemudian meldui ialan setapakberiank 12 km dengan beridan kakiatau berkendaraan roda- 2.

. Lokasi tidak didatangi, karena aksesibitasnya relatif eulitatau diprediksi melebthi target waktu.

r Infomasyarakat: bekantanada.r Tipe hebitat: hutan tepi sungai di hulu Sungai Riam Kirva

3 r l€mpungHambatarung, DesaAngkipih, Kecamatan Paramasan

e Lokasi beriarak sekitar 115 m ke baratdarl koordinat pengamat (IITM):03198t 3, 9555012.

o Antanlokasi dan titik pengamatterdapat s€rmk belukar dan lembah keSunqaiRiamKiura

r Lokasi didatangi, tetapi bekantan tidak ditemukan.r Info masyarakat: bekantan ada dan mudah diiumpai pada

sorehari.o Tipe habitat: hutan tepi Sungai Hambatarung. anak Sungai

RiamKiwa

4 o Danau Caluk, Desa Sungai Baru,KecamatanSimpuqEmpat

r Lokasi beriarak sekitar 200 m ke utaradari koordinat pengamat (UTM) :0283053, 9645335.

o Anta.ra tltik pengamat dan lokasiterdapat materi terapnng (dipenuhitumbuhan seperti purun, rumput),sehingga tidak bisa diiniak (dilewati).

o Lokasi didatangi, tetapi bekantan tidak ditemukan.o Infomasr/arakat: bekantantidak pernahditemukan

lagt seiak tahun L985, ketika lokasi dikembangkan iadiperkebunan inti (karet) dan ared transmigrasi.

o Tipe habitatr hutan rawa seluas r 30 ha yang didominasigalam ( Melale uca cair4uti).

r Latran selalu tergenang air, setringga tidak bisa ditenami.. Sekeliling lahan terdapat kebrm karet (Heveo brasilfensis),

persawatran dan permukiman transmigrasi

Seminar llmiah Nasional Ekotqidan Konseruasi- Makasar,2ol21 November2Olgl?,6

Page 16: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

No. Lokaei Populasi dan tipe habitat

5 o DesaGaris Binuang, KecamatanSimpangEmpat.

o Koordinat penganat (UTM): g277gGS,9647L70

o Lokasi didatangi, tetapi bekantan tidak ditemukan.o Info masyarakat: bekantan terakhir dijumpai tahun 1990-

an.o Tipe habitat: hutan ranra galam yang sebagian besar sudah

berubah meniadi persawahan. Kebakamnlahanteriadi. Penyebabnya: pembakaran

ierami dan limbah panen padi atau pembuangan puntungrokok yang masih berapi.

5 Hutan Mangga Tiga, Desa Cintapuri,Kecamatan Cintapuri DarussalalnKoordinat (ttTM): O275l:O2, 9543503

o Teramatl: 10 individu (2 iantan, 3 betina, 5 anak)o Bekantan teramati berada di belakang permukiman

(sekitar 100 m dari rumah masyarakat).o Tipehabitat: hrtankaret.. Hutan dikelilingi ladang dan permukiman transmigrasi

(area pertama dibuka tahurn 2007, area kedua tahun 2011),ialan anqkut (berbatu) dan hutan galam

7 Baruh Pulau llatung, Desa SurianHan'Fr, Kecamatan Simpang EmpatKoordinat (UTM) : O27 4492, 9641841

r Lokasi didatangi, tetapi bekantan tidak ditemukan.o lrfomasyarakat: bekantanada.o Tipe habitat: hutan rawa yang didominasi galano ltrmbuhan lairurya antara lain daban ( Vi tex pubescerlal ,

irngah (Gluto renghas) dan sdah satu tumbuhan alien,mangium (Acocia mangfum )

o Lahantergenangairpadamusimhuian (terutamapadabulan Desember), tetapi kering pada musim kemarau(terutama pada bulan Oktober)

r Hutan dikelilingi oleh kebun karet dan terdapat sungalkecil (lebarnp sekitar 2 m) yang masih berair.

o Sebagian lalnn hutan bahkan ditebangi dan sudahditanamikarct.

8 o Sungai Rusuh, Desa Surian Hanyar,Kecamatan Simpang Empat

o l(oordinat (UTM): 0273384, 9642443

o Teramatir 3 individu (2 iantan, L betina).. Trpe habitat: hutan rarra yang didominasi gal,rm serta

hutankaret.r Tlrmbuhanlainnya: barunai, daban, galarn, rambuatap

(Baeclcpafrutescms). Tinggi tumbulran ini hanya sekitarl0m

o Sebagian besar hutan galam telah diubah fadi ladang dankebunsawit.

. Sebagian masih dalam kondisi terbakar. Pembakarandilakukan untuk pemberslhan lahan rlalam upayaperernaiaan karet atau penEonversian ke kebunsawit.

9 o Hutan galam di Dega Alalak Padang,Kecarnatan Slmpang Empat

r Koordinat pengamat (UTM): 0255700,9548155

o Lokasi didatangi, tetapi bekantan tidak ditemukan.o Infomasyarakat: bekantan adasekitar 5 tahun lalu;

primata ini biasanya ada di pepohonan yang tumbuh di tepiatau minum air Sungai Pengapit.

. Tipe habitat: hutarr gdamberiarak eekitar 1 km daripermukiman.

o Hutan galam ini ddam petak-petak yang luasnya sekitar30 ha per petak.

. Petak-petak galam adalah petak yang (menr.rutmasyarakat) memang disisakan untuk konsenrasi olehperusahaansawit.

o Hutandikelilingiialanangkutan (lebargekitar 5 m), kanallebar (lebar sekitar 5 m) dan lahan konversi yang ditanamisawit (umursekitar 3 bulan).

37 lSeminar llmiah NasionatEkotogidan Konseruasi- Makassar 20-21 November2013 ,

Page 17: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

No. Lokasi Populasi dan tipe habitat

10 Hutan di Kompleks Rumah Sakit JiwaSambang Lihum, Kecamatan Gambut.Lokasi bekantan beriarak sekitar 50m ke selatandari koordinat pengamat(UTM): 0245155, 9623564

o Teramati: 8individu ( 2iantan, 5betina, lanak).o Tipehabitat: hutanrawa.r l\rmbuharurya antara lain galam dan merapat

(Eombretocarpus rofundatus). Selain itu, terdapattumbuhan dien, yaitu mangium (Acacia mangium) yangtampaknyahrmbuhdami.

o Lahan hutan ini dikuasai Pemerintah Provinsi KalimantanSelirtan (dalarn hal ini manaiemen Rumah Sakit JiwaSambang Lihum). Sekelilingnya dikuasai perorangan ataubadan usaha (antara lain pengembang perumahan).

o Hutan lain disekelilingnya sudah dikapling olehmasyaralat dan pegawai Pemerintatt Provinsi KalimantartSelirtan.

e Terdapat pembakaran lahan atau bekas kebakaran di hutansekitar.

11 Sungai Mr:sang, Kecamatan Aluh-aluhLokasi bekantan beriarak sekitar 50 mke aratr barat darikoordinat pengamat(UTM) : O2244s6, 9610940.

o Teramati: 2 kelompok bekantan.r Kelompok l: 8 individu (l iantan, 4 betina, 3 anak).o Kelompok 2: 9 individu (r iantan, 2 betina, 6).o Tipe habitat: hutan mangrove yang didominasi rambai

(Sonnerotia caseolaris).r llrmbuhan lainnya: bakau (Rhizophoru sp.), warrr

(Hibiscus tilioceus) dan ntpah (tVypaJiuftans).r Lebar hutan 10-150 m dan terletak di tepi timur muara

SungaiBarito.r Hutan dibatasi Sungai Barito (utara, barat, selatan) dan

persawahan (timur).

L2 Muara Podok, Kecamatan Nuh-duhLokaei bekantan beriarak sekitar 50 mke arah timurdari koordinat Pengamat(UTM) : 02237 69, 95220s8

o Teramati: 19 individu.r Tipe habitat: hutan mangrove yang didominasi ranbai.o Tumbuhanlainnya: bakau (Rhizophom sp.), rraru

(Hfbiscus titiaceus) dan nipah (Nypa/iuticans).o Lebarhutan 5-25 mdanterletak ditepi timur muara

SungaiBarito.r Hutan dibatasi Sungai Barito (utara, barat), Sungai Podok

( selatan) dan persarrahan ( timr.r).

L3 o HutanBiru, DesaCindai Nug,Kecamatan Martapura

o Lokasi hutanberiarak 100 m danmelewati sungai kecil (yang masihberair) selebar 5 m dari koordinatpenganat (ttTM): 0251938, 9624367

o Lokasididatangi, bekantantidakditemukano lnfo maeyarakat (terutama pemancing ikan): bekantan

ada.. Apabila tidak segera dipadamkan, dalam 1-2 hari' luas

lahan terbakar dipastikan bertambah atau menghabiskansemua potensi hutan.

e Tipe habitat: hutan rawa yang luasnla diperkirakan eekitar20 ha.

r ltrmbuharurya antara lainmerapat, galam, palem.o Hutan dikelilingi hutan galam dan persanahan.o Beberapa meter sebelah barat terdapat kebakaran lahan

(hutan galam) yang pada saat survei dilaksanakan iustrumasih berlangsung.

peng:fiurt

* Seminar ttmiah NasionatEkotogidan Konseruasi- Makassa c 2&21 November2ot3 | 38

Page 18: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Lokasi-lokasi yang disunrei seperti tersebutpada tabel hanya sebagian saia dari wilayahkabupaten. Dengan kalimat lain, masih ada lokasilain di wilayah ini yang tidak atau belum disurvei.Lokasi ini berada di luar kawasan konservasl ataubahkan di kawasan konservasi.

Lokasi di luar kawasan konservasi antaralain adalah deea-desa di wilayah Kecamatan Aranio'Kecamatan Mataraman, atau Kecamatan KertakHanyar, yang berada di DAS (Daerah Aliran Sungai)Riam Kanan. Sampai saat ini belum ada informasi(sementara) keberadaan bekantan di DAS ini.

Hal sebdiknya terjadi di Taman Hutan RayaSultan Adam, kawasan konservasi yang luasnyasekitar 112.000 ha, ditetapkan berdasarkan padaKeputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1989, daneaat ini dikelola oleh Dinas Kehutanan KalimantanSelatan. Menurut BKSDA Kalsel (2008), bekantanada di kawasan konsenrasi ini.

FernbeherenDi Kabupaten Baniar bekantan tersebar

mulai dari pedalaman hingga pesisir dengantipe habitat mulai dari hutan tepi sungai, hutanrawa, hutan rawa galam, hutan karet, hinggahutan nurngrove. Temuan ini memertegas temuansebelumnya tentang bekantan di hutan karet danhutan rawa galam di kabupaten lain dalam wilayahKalimantan Selatan (Soendioto et al.,200la, 2O01b,2O02, 2003: Soendioto dan Nazaruddin, 2O12) sertamemerkaya temuan berkaitan dengan kehadiranbekantan di hutan yang tumbuh di karst (Soendioto

et a!.,20L3).Walaupun bekantan tidak ditemukan

langsung di beberapa lokasi, terdapat dua petuniuk(indikator) kuat bahwa primata ini ada dan bisaditemukan pada sunrei berikutnya di lokasi-lokasitersebut. Kedua petuniuk saling melengkapi dartdtgunakan bers:rmaan.

Petuniuk pertama addah informasidari masyarakat. Masyarakat yang tinggal ataumelakukan aktivitas di sekitar lokasi meniadieumber informasi yang bisa dipercaya. Mereka tidakhanya menuniukkan lokasi, tetapi seringkali dapatmenceritakan kebiasaan atau perilaku bekantan dilokasi. Dalam beberapa kasus, informasi itu tidakdigunakan, karena tidak sesuai dengan kondisisebenannya.

Petuniuk kedua berkaitan dengan kondisitipe habitat yang sec:ua kualitatif mirip dengan tipehabitat bekantan di lokasi atau kabupaten lain yangmem:rng telah terbukti ditemukan bekantan danrelatlf ideal bagi kehidupan primata ini. Kemiripanini ditentukan melalui pembandingan antar-tipe habitat. Ddam suntei yang relatif singkat,

pembandingan tidak dilakukan meldui pengukuranatau secara kuantitatif. Pembandingan hanyadilakukan oleh peneliti secara kualitatif melaluipengamatan visual.

Pada beberapa lokasi, bekantan tidakditemukan l,angsung oleh peneliti, karena sunrei inisangat singkat. Dengan tuiuan pokok inventarisasilokasi bekantan, peneliti harus segera bergerakpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, sehinggawaktu pengamatan bekantan di satu lokasi tidaklama, Akibatnya, waktu pengamatan itu berpeluangbesar tidak tepat dengan waktu aktivitas bekantanyangdiduga ada di lokasi itu.

Bertitik tolak pada Soendloto et al. (2005),

Soendioto et al. (2O13) mengemukakan bahwasalah satu aktivitas bekantan adalah berpindahdari satu tempat ke tempat lain; aktivitas inimerupakan strategi untuk mengatasi keterbatasanakan iumlah pakan, meningkatkan keragaman lenispakan dan menemukan air. Aktivitas Lainnya adalahberistirahat pada tengah hari (iam 09.00-15.00) distrata pohon dengan ketinggian kurang dari 15 m.Selain itu, Soendioto et al. (2013) mengemukakanbahwa karena sifatnya yang sensitif, bekantan akanmenjauh atau bahkan menghindar dengan carabersembunyi, ketika mendengar suara atau melihatsosok manusia yang mendekati.

Berkaitan dengan penurunan populasi,faktor eksternal yang teridentifikasi dan menoniol dilapangan adalah pengubahan habitat atau konversilahan. Lahan hutan tepi sungai, rauta, rawa gdamdan mangrove dikonversi untuk:a) persawahan atau ladang (padi), terutama oleh

masyarakat,b) perkebunan sawit beserta fasilitas

pendukungnya (perumaha:r, iatan angkutan)olehperusahaan,

c) infrastruktur pertambangan (ialan angkutan)olehperusahaan,

d) permukiman (melalui program tranomigrasi)olehpemerintah.

Dalam konversi lahan, kegiatan utarnasetelah penebasan vegetasi adalah pembakaran.Dengan pembakaran, lahan bersih dari vegetasimati, sehingga penanaman pun mudah dilakukan.Pembersihan ini mudah, murah dan tidakmemerlukan banyak tenaga keria.

Yang teriadi kemudian pembakaran iustrutidak lagi terkendali. Akibatnya, kebakaranmerembet ke vegetasi yang tumbuh atau segalabenda yang ada dl sekitarnya. Kebakar:rn punsemakin meluae dan dampak negatiftrya (sepertipolusi udara, iumtah penderita terinfekgi sduranpernafasan atas, tundaan frekuensi penerbangan)semakin meningkat.

39 | Seminar ltmiah Nasional Ekotqi dan Konseruasi- Makassar, 2F21 November 2013

Page 19: Prosiding - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1051/1/Unhas 2013 MASoendjoto BktanBanjar 12.pdf · Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman,

Walaupun dampak negatifnya dirasakanoleh eebagian besar masyarakat, pembakaran lahanmembudaya dan dlanggap lumrah oleh masyarakat(pembakar). Kegiatan atau keiadian seperti initerladi hampir di seluruh Kalimantan Setratan.

Pembakaran berakibat pada kerusakan ataukehancuran habitat bekantan. Dampak kebakaranpada habitat bekantan iuga dilaporkan olehSoendjoto et al. (2003) di Kabupaten Tabalong danSoendioto et ol. (2O13) di Kabupaten Hulu SungaiTengah.

Pada saat yang aama, kebakaranmengakibatkan pengungsian (larinya) bekantanke lokasi lain. Dalam kondiei seperti ini, kasusmemprihatinkan iustru teriadi. Maeyarakatmenginformasikan bahwa bekantan yangmengungsi ditembak dan dikonsumsi oleh sebagianpekerla di perkebunan sawit.

Di samping faktor eksternal merugikan,terdapat faktor eksternal yang menguntungkanatau setidaknya berperan memertahankankeberadaan bekantan. Tepi (tebing) sungai yangfubir mengamankan populasi bekantan, karenatebing ini tidak diiadikan ladang oleh masyarakat.Kendalanya adalah luae tebing yang terldu sempitatau tidak mendukung populasi bekantan.

SIMPT'I.INIIANSIRINLima tlpe habitat bekantan (hutan tepi

sungai, rawa, rawa galam, karet, mangrove)tersebar di lhbupaten Baniar mulai dari pedalamanhingga peeisir, Natnun, hampir aemua tipe habitatddam kondisi yang memprihatinkan.

Di lokasi, bekantan diiumpai aec:lralangsung dengan populasi 62 individu. Inimenrpakan populaei minimum. Di beberapalokagi lainnya bekantan Juga hadir, walaupuntidak ditemukan langsung. Kehadirannya hanyaberdasarkan indikator atau kondlsi habitat daninformaei masyarakat.

Kondisi habitat bekantan menurun, baikaecara kuantitatif nraupun kualitattf, karenakonversilahanmelalui pembakaran atau kebakaran.Parahnya lagi, bekantan yang mengungsi iustrudikonsumsi oleh sebagian pekeria perkebunan.

Survei atau penelitian laniutan perludilakukan untuk mengevaluasi peruntukan lahanEerta menemukan lokasi bekantan pada wilayahyang belum pernah disurvei.

Kesadaran masyarakat ddam pemanfaatanlahan yang ramah lingkungan harus dibangkitkandan pelestarian bekantan perlu ditingkatkan.Kegiatan harus dibarengi dengan koordinasi antar-

instansi sebagai upaya mengurangi ego-sektoral

dan menghindari konflik kepentingan dalam

pemanfaatan lahan.

UCIPINTERII{AKASIH

Survei dilakukan ata.s inisiatif Ir. Adib

Gunawan selaku Kepala BKSDA Kalimantan Selatan

serta dibiayai sepenuhnya dengan anggaran tahun

2013 BKSDA Kalimantan Selatan.

DAFrlR PUSTAKI

BKSDA Kalsel. 2008. ,<owosan Konservasi Kalimantan

Selatan. Baniarbaru: Balai Konservaei Sumber

Daya Alam Kalimantan Selatan.

IUCN. 2013. I UCN Red Lf gt of Threatened Species. Version

2013.1. <www.iucruedlist.org>. Diakses: 04

Agustus 2013.

Soendioto, M.A., Djami'at, lotransyah, &en Hairani.

2002. Bekantan iuga hidup di hutan karet. Warta

Konservasi Lahon Basah, Vol.lO(4):27-28.

Soendioto, M.A., H.S. Alikodra, M. Bismark, dan I{.

Setijanto. 2003. Pereebaran dan status habitat

bekantan (Nasalis lorvatus) di Kabupaten

Tabalong, Kalimantan Selatan. Medio

Konservaai, Vol. 8(2) :45-51.

Soendjoto, M.A., H.S. Alikodra, M. Biamark, dan H.

Setiianto. 2OO6, Aktivitaa harian bekantan(Nogatis larvaarc Wwmb) di hutan karet

I(abupaten Tabdong, Kalimantan Sel,atan. Biota,

Vol. 11(2):1o1-1o9.

Soendioto, M.A., M. Akhdtyat, Haitami, dan L

Kueumaiaya. 2OOla. Bekantan di hutan galam:

quo vadis? WartoKoneervosi Lohan Basoh, Vol.

10(1):18-19.

Soendjoto, M.A., M. Akhdiyat, Haitami, dan I.

Kuewnajaya. 2OO1b. Persebaran dan tipe habitat

bekantan (Nasalis lorvotus) di Kabupaten Barito

Kuda. Kalimantan Selatan. Media Konservosil,

Vol,7(2):55-51.

Soendioto, M.A., M. Rabtatl, Ueman, dan H.

Muhardtansyah. 2013. Sebaran dan 6tatu8

bekantan (Noeolis loruotue) di Kabupaten

Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.I In:

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi

dan Biologi, lurdik Biologi FMIPA, Univergitas

NegeriYogyalarfa(P.C. Kuswandi dan A. Wibowo

eds.). 19 November 2O13.h. pp:15F164.

Soendioto, M.A. dan Nazaruddin. 2O12. Distribution

of the proboscle monkey (Nasalislorvotus) in

Balangan District, South Kalimantan, Indonesia.

Tigerpaper, Vol. 25(2) : l--7.

Seminar tlmiah Nasionat Ekotogi dan Konseruasi - Makassa f 2&21 November 201 3 | 40