52
Protein PROTEIN merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh,karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam asam amino yang mengandung unsur unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Protein merupakan molekul molekul yang sangat besar, kompleks dan bermacam macam. Karakteristik protein mengandung unsur sunsur N yang melibatkan proses proses vital yang berhubungan dengan makhluk hidup. Pada mamalia termasuk manusia, fungsi protein sebagai komponen struktur dari tubuh. Otot-otot dan organ organ tubuh manusia sebagian besar terdiri atas protein. Bahan-bahan mineral dari tulang ditopang kuat oleh kolagen protein. Kulit yang merupakan penutup dari tubuh diperhitungkan sekitar 10 % dari total protein tubuh. Protein-protein berfungsi sebagai biokatalis (enzim dan hormon) untuk mengatur reaksi kimia didalam tubuh. Sebagai proses proses dasar kehidupan seperti

Protein

Embed Size (px)

DESCRIPTION

protein

Citation preview

  • Protein

    PROTEIN merupakan suatu zat makanan yang sangat

    penting bagi tubuh,karena zat ini disamping berfungsi

    sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi

    sebagai zat pembangun dan pengatur.

    Protein adalah sumber asam asam amino yang

    mengandung unsur unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki

    oleh lemak atau karbohidrat.

    Protein merupakan molekul molekul yang sangat besar,

    kompleks dan bermacam macam.

    Karakteristik protein mengandung unsur sunsur N yang

    melibatkan proses proses vital yang berhubungan dengan

    makhluk hidup.

    Pada mamalia termasuk manusia, fungsi protein sebagai

    komponen struktur dari tubuh. Otot-otot dan organ organ

    tubuh manusia sebagian besar terdiri atas protein.

    Bahan-bahan mineral dari tulang ditopang kuat oleh kolagen

    protein.

    Kulit yang merupakan penutup dari tubuh diperhitungkan

    sekitar 10 % dari total protein tubuh.

    Protein-protein berfungsi sebagai biokatalis (enzim dan

    hormon) untuk mengatur reaksi kimia didalam tubuh.

    Sebagai proses proses dasar kehidupan seperti

  • pertumbuhan, pencernaan dan metabolisme, ekskresi,

    perubahan enersi kimia menjadi enersi mekanis, mengontrol

    enzim dan hormon.

    Protein pada plasma darah dan hemoglobin mengatur

    tekanan osmotik dan pH dari cairan cairan tubuh.

    Protein berfungsi sebagai reaksi kekebalan (immunological).

    Antibodi-antibodi, seperti modified plasma globulin,

    mencegah masuknya senyawa senyawa asing atau

    mikroorganisme penyebab bermacam macam penyakit

    kedalam tubuh.

    Kekurangan bahan makanan terjadi dibeberapa bagian

    dunia dan menjadi semakin menyebar dengan pertumbuhan

    penduduk yang semakin cepat.

    Menyediakan jumlah protein yang cukup merupakan

    masalah yang lebih besar daripada penyediaan jumlah

    karbohidrat atau lemak.

    Protein tidak hanya berharga mahal untuk

    memperoduksinya tetapi kebutuhan protein per berat badan

    manusia tetap sampai umur lanjut .

    Secara umum kebutuhan protein sekitar 1 g/kg b.b/hari,

    jumlah tersebut diharapkan sudah cukup untuk memenuhi

    keperluan menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh

    dengan syarat protein yang dikonsumsi mempunyai mutu

  • yang tinggi.

    Untuk memenuhi kebutuhan protein di masa datang,

    beberapa tindakan diperlukan.

    Misalnya diperlukannya sumber sumber protein yang baru,

    teknologi yang tepat guna untuk menghasilkan protein harus

    dikembangkan, efisiensi penggunaan protein konvensional

    harus dicapai.

    Pemenuhan dari tujuan tujuan ini merupakan tantangan dan

    kesempatan bagi pakar yang terlibat dalam bidang pangan

    dan bidang-bidang terkait.

    Fungsi Protein:

    Protein mempunyai bermacam-macam fungsi bagi tubuh,

    yaitu sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan

    tubuh, alat pengangkut dan lainlain.

    Sebagai enzim

    Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh

    suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim;

    dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi

    transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit

    seperti replikasi kromosom. Hampir semua ensim

    menunjukkan daya katalitik yang luar biasa, dan biasanya

  • dapat mempercepat reaksi sampai beberapa juta kali.

    Sampai kini lebih dari seribu enzim telah dapat diketahui

    sifat-sifatnya dan jumlah tersebut masih terus bertambah.

    Protein besar peranannya terhadap perubahan perubahan

    kimia dalam sistem biologis.

    Alat pengangkut dan alat penyimpan

    Banyak molekul dengan BM kecil serta beberapa ion dapat

    diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu.

    Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit,

    sedang mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi

    diangkut dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan

    dalam hati sebagai kompleks dengan feritin, suatu protein

    yang berbeda dengan transferin.

    Pengatur Pergerakan

    Protein merupakan komponen utama daging; gerakan otot

    terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling

    bergeseran. Pergerakan flagella sperma disebabkan oleh

    protein.

    Penunjang mekanis

  • Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan

    adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan

    mudah membentuk serabut.

    Pertahanan tubuh/ Immunisasi

    Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu

    suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel

    atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam

    tubuh seperti virus,bakteri,dan sel sel asing lainnya. Protein

    ini pandai sekali membedakan benda-benda yang menjadi

    anggota tubuh dengan benda benda asing.

    Media Perambatan Impul syaraf

    Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk

    reseptor misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak

    sebagai reseptor/penerima warna atau cahaya pada sel sel

    mata.

    Pengendalian pertumbuhan

    Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang

    dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang

    mengatur sifat dan karakter bahan.

  • Siklus Protein

    Didalam tubuh manusia terjadi suatu siklus protein, artinya

    protein dipecah menjadi komponen-komponen yang lebih

    kecil yaitu asam asam amino dan atau peptida.

    Terjadi juga sintesis protein baru untukmengganti yang

    lama. Praktis tidak ada sebuah molekul protein pun

    disintesis untuk dipakai seumur hidup.

    Semuanya akan dipecahkan dan diganti dengan yang baru

    dengan laju yang berbeda beda tergantung dari jenis dan

    keperluannya didalam tubuh.

    Waktu yang diperlukan untuk mengganti separuh dari

    jumlah kelompok protein tertentu dengan protein baru

    disebut half life atau waktu paruh jangka hidup protein.

    Waktu paruh dari enzim-enzim interselulair hanyalah

    beberapa jam sampai beberapa hari.

    Sedang protein-protein yang lain lebih stabil, seperti

    misalnya hemoglobin mempunyai waktu paruh 120 hari,

    dankolagen sampai sampai kira kira satu tahun.

    Siklus protein dapat terjadi dalam sel, dalam jaringan, atau

    dalam badan dan melibatkan saluran percernaan.

    Enzim pencernaan dalam lambung dan pancreas bila sudah

    tidak berfungsi lagi setiap harinya dapat menyumbangkan

    sekitar 30 g protein, ditambah lagi dengan 30 g protein dari

  • selaput bulu-bulu (villi) dalam lambung.

    Musin daan protein serum dalam jumlah yang kecil juga

    masuk ke dalam saluraan pencernaan sehingga

    menyumbangkan beberapa gram protein lagi setiap harinya.

    Diperkirakan sebanyak 70 g protein dari tubuh masuk

    kedalam saluran pencernaan bersama 30-80 g protein yang

    masuk melalui bahan makanan yang dikonsumsi setiap

    harinya.

    Dipihak lain dalam jumlah yang sedikit protein juga keluar

    bersama faeces; diperkirakan protein yang keluar bersama

    faeses tidak lebih dari 10 g per hari.

    Dari data tersebut dapat dipahami bahwa badan manusia

    ternyata sangat efisien dalam mengolah protein yang tidak

    berfungsi lagi.

    Jumlah protein yang dipecah dan disintesa diperkirakan

    meliputi sekitar 3,5 sampai 4,5 g/kg berat badan setiap hari,

    atau sekitar 200- 300 g per hari untuk orang dewasa.

    Tentu saja hal ini jauh melebihi jumlah protein yang masuk

    dari bahan makanan.

    Sebagian terbesar dari penyediaan asamamino datang dari

    pemecahan protein jaringan tubuh.

    Asam Amino

  • Asam-asam amino adalah struktur (building block) protein.

    Untuk mengerti maka diperlukan beberapa sifat protein ,

    uraian tentang struktur dan sifat-sifat asam amino.

    Bila suatu as protein dihidrolisis dengan asam, alkali, atau

    enzim, akan dihasilkan campuran asam asam asam amino.

    Sebuah asam amino terdiri atas sebuah gugus amino,

    gugus karboksil sebuah atom H dan gugus R yang terikat

    pada sebuah atom C yang dikenal sebagai karbon dan

    gugus R merupakan rantai cabang.

    H H O

    N C C

    H R OH

    Gugus amino rantai cabang gugus hidroksil

    Asam amino pada kondisi netral (pH isolistrik, pI) berada

    dalam larutan baik gugus amino maupun gugus hidroksil

    terionisasi.

    Gugus karboksil kehilangan sebuah proton dan memperoleh

    ion negatif sedangkan gugus amino memperoleh proton dan

    memerlukan ion positif.

    Sebagai hasilnya asam-asam amino memiliki ion dipolar

  • (zwitter ion)

    NH2

    H------C----COOH

    R

    NH3+

    H----C-----COO -

    R

    Asam amino yang tidak mengion Asam amino dipolar

    (zwitter ion)

    NH3 +

    H C COOH

    R

    PH pI

    NH3+

    H C COO-

    R

    PH = pI

    NH2

    H C COO-

    R

    PH pI

    Derajat ionisasi asam amino sangat dipengaruhi oleh pH.

    Pada pH = 1, gugus karboksilnya tidak terdisosiasi,

    sedang gugus aminonya menjadi ion. Pada pH = 11

    gugus karboksilnya terdisosiasi sedang gugus aminonya

    tidak.

  • Gugus R yang merupakan rantai cabang mempunyai

    peranan penting terhadap komposisi kimia asam-asam

    amino protein. Gugus R dapat diklasifikasikan menjadi

    empat kelompok:

  • IKATAN PEPTIDA

    Dua asam amino berikatan melalui suatu ikatan peptida dg

    melepas sebuah molekul air. Reaksi nya kearah hidrolisis.

    Dipeptida

    3 asam amino -------Tripeptida

    10 atau lebih ------ poli peptida

    Lebih dr 100 buah dpt membentuk rantai tdk bercabang.

    Struktur Protein

    Secara teoritik dari 21 jenis asam amino alami dapat

    dibentuk protein dengan jenis yang tidak terbatas.

    Namun diperkirakan hanya sekitar 2000 jenis protein yang

    terdapat dialam.

    Para ahli pangan sangat tertarik pada protein sejak

    pengetahuan tentang struktur protein dan sifat-sifatnya

    dapat dimanipulasikan untuk keperluan protein untuk

    manusia.

    Struktur protein dapat dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu

    struktur primer, sekunder, tertier dan kuartair.

  • Struktur primer

    Susunan linier asam asam amino dalam protein merupakan

    struktur primer. Bila protein mengandung banyak asam

    amino dengan gugus hidrofobik, daya kelarutan dalam air

    kurang baik dibandingkan dengan protein yang banyak

    mengandung asam amino dengan gugus hidrofil.

    Struktur sekunder

    Bila hanya struktur primer yang

    ada dalam protein, maka

    molekul tsb. akan merpakan

    bentuk yang sangat panjang

    dan tipis. Struktur yang

    demikian memungkinkan ter-

    jadinya banyak sekali reaksi

    dengan senyawa lain, yang

    kenyataanya hal tersebut tidak

    terjadi di alam.

    Dalam kenyataanya struktur

    protein biasanya merupakan

    bentuk tiga dimensi dengan

    cabang2 rantai polipeptidanya

    tersusun saling berdekatan.

    Struktur yang demikian

    disebut struktur sekunder.

    Contoh dari struktur

    sekunder adalah -helix

    dari wool, sutra dan

    colagen helix.

  • Struktur tersier

    Bentuk penyusunan bagian terbesar rantai cabang disebut

    struktur tersier. Artinya adalah susunan dari struktur

    sekunder yang satu dengan struktur sekunder bentuk lain.

    Contoh: beberapa protein yang mempunyai bentuk -helix

    dan bagian yang tidak berbentuk -helix.

    Biasanya bentuk bentuk sekunder ini dihubungkan dengan

    ikatan hidrogen, ikatan garam, ikatan hidrofobik dan ikatan

    disulfida. Ikatan disulfida merupakan ikatan yang terkuat

    dalam mempertahankan struktur tersier protein.

    Struktur kuartener.

    Struktur primer, sekunder dan tersier umumnya hanya

  • melibatkan satu rantai polipeptida.

    Tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa polipeptida

    dalam membentuk suatu protein maka disebut struktur

    kuartener.

    Pada umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sampai

    terbentuknya protein sama dengan ikatan-ikatan yang

    terjadi pada struktur tersier, kecuali ikatan di sulfida tidak

    membantu mempertahankan struktur kuartener.

  • Protein konyugasi

    Protein yang mengandung senyawa lain yang non protein

    disebut protein konyugasi, sedangkan protein yang tidak

    mengandung senyawa non protein disebut protein

    sederhana.

    Ada bermacam-macam protein konyugasi yang

    perbedaannya terletak pada senyawa non protein yang

    bergabung dengan molekul proteinnya.

  • Tabel 5. beberapa jenis protein konyugasi

    Nama Tersusun

    oleh

    Terdapat pada

    Lipoprotein Protein +

    lemak

    Serum darah, kuning

    telur, susu, darah.

    Glycoprotein Protein +

    karbohidrat

    Musin pada kelenjar

    ludah, tendomusin pada

    tendon, hati

    Metaloprotein protein +

    pigmen

    Hemoglobin

    Nukleoprotein Protein +

    asam nukleat

    Inti sel, kecambah biji-

    bijian

    Fosfoprotein Protein + fosfat yang mengandung lesitin

    Kasein susu dan vitelin/

    kuning telur.

    Sifat-sifat protein yang penting dalam

    bahan makanan

    1. hidrasi

    2. sifat-sifat kimiawi protein dalam larutan

    3. denaturasi

    4. pembentukan gel

  • 1. hidrasi

    Molekul protein mempunyai berat molekul yang tinggi

    sehingga bersifat tidak larut dalam air/unsoluble, sebetulnya

    ditinjau dari turunannya dibagi 2:

    a. Turunan primer yaitu protein yang mempunyai BM yang

    tinggi dan bersifat tidak larut dalam air. Contoh : albumin,

    fibrin (dalam darah)

    b. Turunan sekundair yaitu protein yang kemungkinan dapat

    larut dalam air. Contoh jenis protease, pepton, peptida

    jenis ini kalau dipeptidanya hanya terdiri dari 2 jenis

    asam amino.

    Turunan primer kalau dihirolisa oleh asam, basa, ensim

    menghasilkan turunan sekunder.

    Dalam bahan makanan kadang-kadang juga sudah terdapat

    dalam bentuk sekunder sehingga sudah tidak ada persoalan

    karena sudah bersifat digestible.

    Protein dari turunan primer ditambahkan air akan

    membentuk larutan dispersi (koloidal).

  • Protein dipengaruhi oleh suhu, pH, elektrolit dan reagent-

    reagen tertentu misalnya logam logam berat.

    Dengan keempat faktor tersebut dapat merubah strukturnya,

    atau terjadi dekomposisi sehingga terbentuk molekul yang

    besar.

    Adanya gugus-gugus amino dan karboksil bersifat amfoter,

    dalam medium yang bersifat alkalis dalam ionisasinya akan

    memberikan ikatan negatif, dalam medium asam maka

    gugus amina bereaksi dengan ion H+ sehingga muatannya

    menjadi positif, sedang dalam keadaan isoelektrisnya

    protein dalam keadaan netral.

    NH3 NH3Cl-

    pH rendah : protein + H+Cl- protein

    COOH COOH

    NH3 NH3+

    pH tinggi : protein + Na + OH- protein

    COOH COONa

    Karena protein dispersinya bersifat kolloid maka dalam

    dispersi tersebut akan menunjukkan tekanan osmose yang

    lebih kecil yang bersifat memantulkan, memancarkan dan

    menimbulkan cahaya.

  • Dengan sifat-sifat tersebut maka dapat ditentukan

    konsentrasi dengan alat spektrofotometer, panjang

    gelombang yaitu : 260 -280 mA., jumlah cahaya yang

    dipantulkan tergantung pada partikel partikel koloid dan

    besarnya molekul protein.

    Sifat pembentuk hidrat sangat penting karena molekul

    protein mengandung sejumlah gugus karena dalam gugus

    tersebut dapat berikatan dengan elektron bebas dan dapat

    membentuk ikatan hidrogen, jadi protein berkemampuan

    mengikat air.

    Terjadinya hidrasi karena faktor lingkungan:

    1. komponen-komponen seperti elektrolit yang bersifat

    mengikat air. Misalnya dalam bahan makanan yang

    mengandung protein dan karbohidratnya keadaannya

    bersaingan dalam mengikat H2O, sehingga

    mempengaruhi terbentuknya hidrat.

    2. Jumlah air yang terikat dipengaruhi oleh konsentrasi

    protein, atau kemampuan molekul protein menyerap air.

    3. Suhu berpengaruh terhadap jumlah air yang diikat oleh

    bahan makanan dengan suhu tinggi maka kadar air yang

    terikat berkurang.

  • Kegunaan sifat hidrasi protein:

    Untuk mengetahui sifat stabilitas dari protein seperti muatan

    dari protein, makin besar derajat hidrasinya maka protein

    bersifat lebih stabil.

    Contoh:

    Pada molekul kasein bila sudah mencapai titik isoelektrik pH

    4,7 maka akan terbentuk suatu presipitat yang disebabkan

    oleh derajat hidrasi kasein tidak mampu mencegah

    terjadinya koagulasi.

    Pada laktogglobulin pH 5,18 (titik isoelektris) tidak terjadi

    presipitat disebabkan karena derajat hidrasinya mampu

    mencegah koagulasi. Jadi pada protein pada titik

    isoelektrisnya belum tentu terjadi presipitat karena

    dipengaruhi oleh derajat hidrasinya dari masing-masing

    protein.

    Titik isoionik

    Pada titik isoionik didefinisikan pH dari dispersprotein

    dimana jumlah muatan positif dari kation sebanding dengan

    jumlah anion yang telah melepaskan ion H.

    Titik isoelektris

  • Ialah pH dispers protein dimana muatan protein = 0 hal ini

    dipengaruhi oleh elektrolit luar. Didalam larutan asam kuat

    semua gugus kation bermuatan positif, sedang anion

    bersifat netral, pada titik isoionik bila ditambahkan basa

    yang jumlahnya ekivalent dngan kation maka muatan protein

    akan turun menjadi nol dengan syarat apabila ada ion lain

    yang berpengaruh dan dapat mengikat protein di mana pH

    protein terakhir = 0 akan mengalami keadaan titik

    isoelektrisnya.

    2. sifat kimia

    a. Oksidasi.- Sifat oksidasi protein tergantung dari

    oksidant dan kondisi lingkungannya. Pada gugus

    fungsionil dari protein dapat menyebabkan proses

    oksidasi dari protein karena berubahnya gugus fungsionil

    dapat menyebabkan berubahnya sifat protein menjadi

    labil.

    Gugus fungsionil :

    1. gugus SH contoh adanya ferricyanid, phorphidindrin

    dapat mengoksidir gugus sulfidril sehingga pecah

    menjadi S- dan H

    +.dan bersifat labil.

    2. Gugus fenol dan indol dalam asam amino tirosin dan

    triptophan.

  • 3. Gugus disulfida S=S akan dioksidir sehingga menjadi

    pecah dan akan menyebabkan juga oksidasi dari

    protein zat oksidannya yang dapat memecah asam

    performat.

    4. Tergantung struktur dasar protein itu sendiri, primer,

    sekunder, kompleks,

    5. Zat oksidant : H2O2, KMnO4, K2Cr2O7, perbenzoat.

    b. Reduksi.- Reduksi protein dilakukan oleh LiAlH4 dapat

    mereduksi gugus karboksil bebas menjadi alkohol

    R

    NH2 C COOH LiAlH4 ROH

    H

    c. Hidrolisa.-Protein dapat dihidrolisa oleh asam, basa dan

    enzim. Enzim disebut proteinase/protease, terhadap protein

    oleh asam dapat menyebabkan kerusakan asam amino

    triphtophan, sistein, apabila hidrolisa oleh alkali, proses

    deaminasi. Hidrolisa oleh bermacam-macam proteolitik

    menghasilkan hasil akhir yang berbeda-beda tergantung

    spesifikasi ikatan peptida yang diserang, contohnya : tripsin

  • dapat menghidrolisa ikatan peptida antara gugus karboksil

    dari lisin dan arginin dan gugus amino, sedang kemotripsin

    menghidrolisa ikatan peptida antara gugus karboksil, tirosin,

    fenilalanin, triptophan, gugus amino.

    Hidrolisa menghasilkan senyawa senyawa yang berbeda:

    Proteinase protease peptinase

    Protein proteosa pepton peptida

    Proteolitik ( yang bisa langsung

    diserap oleh darah)

    c. reaksi dengan formaldehida

    1. Primary reaction. H

    RNH2 + HCHO RN CH2OH

    RN (CH2OH)

    2. Titrasi fermol

    CHOH

    RNH3 RNH2 + H + RN(CH2OH)2

    3. Secondary reaction: pemecahan ikatan CH2 sehingga

  • terbentuk N bebas

    OH OH

    RN- CH2 --- CH2 RN R + N

    PECAH

    N dapat ditangkap oleh basa, dengan cara titrasi

    dengan basa maka jumlah N yang dibebaskan dapat

    ditera langsung sehingga dapat menera % N dari protein

    dengan formaldehid.

    3. Denaturasi.-

    Denaturasi merupakan perubahan struktur molekul

    protein yang asli yaitu protein dari hewani/nabati kalau

    terjadi perubahan akan mengalami denaturasi, terjadi

    pada struktur sekunder dan tertier tetapi tidak

    mengadakan perubahan pada struktur primernya. Selain

    proses di atas terjadi perubahan-perubahan:

    a. terjadinya pengikatan ion-ion logam mercuri atau Al.

    b. terbentuknya agregat protein pada keadaan tertentu

    c. terjadinya hidrolisa protein

  • d. terjadinya proses oksidasi dari gugus SH atau S=S

    e. hilangnya gugus prostetis

    Denaturasi protein bisa diikuti dengan proses koagulasi

    pada proses denaturasi yang banyak terjadi yaitu diikuti

    dengan pemecahan struktur sekunder seperti terjadi

    proses agregasi, koagulasi, pengikatan kembali dari

    beberapa molekul, reaksi kimia yang dapat

    mengeluarkan gugus baru seperti oksidasi dapat

    dibebaskan gugus SH. Pada umunya pada beberapa

    pengolahan bahan makanan proses denaturasi bersifat

    ireversible/reversible.

    Pada denaturasi reversible protein yang telah

    terdenaturasi dapat kembali ke protein asal dan

    mempunyai sifat fisik dan mempunyai aktivitas biologis

    yang semula. Misalnya pada alkaline fosfatase dengan

    sterilisasi HTST (High Temperature Short Time) sebagian

    bersifat reversible. Jika protein yang telah mengalami

    denaturasi dengan cepat dibebaskan dari pengaruh-

    pengaruh penyebab denaturasi dan dimasukan dalam

    larutan sesuai dengan pH titik isoelektrisnya maka

    molekul protein dengan cepat akan mengendap demikian

    juga jika dipindahkan dalam larutan pH yang tidak sesuai

    dengan titik isoelektrisnya sehingga bersifat amfoter

  • seperti keadaan biasa.

    Faktor-faktor penyebab denaturasi protein :

    a. faktor fisik:

    - panas

    gelombang sonik/ultrasonik

    tekanan permukaan (surface tension) : dapat

    menyebabkan denaturasi hanya pada permukaan

    (surface denaturation)

    b. Faktor kimia:

    penyinaran ultraviolet

    radiasi dengan ionisasi

    pH (rendah/tinggi)

    alkohol / zat pelarut lain.

    Adanya urea, guanidin, N yang lain

    Adanya detergent yang bersifat ionik.

    Sifat-sifat protein dalam pengolahan bahan makanan :

    1. Jika ditinjau sifat protein dari bahan makanan akan terjadi

    pengurangan kelarutan pada keadaan yang sama yaitu

    dengan mengukur agregat dari protein makin sedikit

    agregat yang terjadi makin besar pengurangan kelarutan.

    2. Enzim dalam bahan makanan karena mengalami

    denaturasi akan menjadi inaktif.

  • 3. Terjadi kenaikan aktivitas gugus fungsional dari protein,

    disini perlu perlakuan sebelum perubahan reaksi karena

    pengaruh suhu.

    4. Terjadi perubahan bentuk dan besar molekul protein,

    pengaruh terhadap besar dan bentuk agregat protein.

    5. Terjadi kenaikan rotasi optis karena denaturasi dapat

    merusak bentuk heliks dari protein.

    6. Kehilangan kemampuan untuk mengkristal terutama

    untuk enzim karena tiap enzim mempunyai bentuk kristal

    yang berbeda sebagai identifikasi dari enzim tersebut.

    Aplikasinya dalam bahan makanan

    1. Karena kehilangan sifat kelarutan protein juga

    kehilangan sifat dalam bentuk gel.

    2. Denaturasi berpengaruh pada tekstur bahan makanan

    3. Adanya aktivitas enzim pada bahan makanan maka

    denaturasi dapat dipakai untuk mengetahui bahan

    makanan tersebut masih baik atau sudah rusak. Misalnya,

    enzim fosfatase pada proses pasteurisasi susu, adanya

    inaktivasi fosfatase maka dapat diketahui cukup tidaknya

    kekuatan enzim ini untuk mengolah. Pada industri

    fermentasi tertentu dikehendaki adanya enzim tertentu

    misalnya mengubah unsur mentah menjadi produk baru.

  • 4. Pembentukan gel.-

    Terdapat tiga mekanisme pembentukan gel.

    a. Adsorpsi pelarut (adsorption pelarut)

    Pembentukan gel terjadi karena proses adsorpsi (tekanan

    keseluruh bagian) dari molekul-molekul pelarut oleh

    partikel partikel zat terlarut.

    Dengan adanya pendinginan terjadi pembesaran partikel

    zat terlarut pembesaran partikel partikel ini makin lama

    makin besar dengan penambahan hidrasi sehingga sifat

    keseluruhan immobile sehingga terbentuk gel yang keras

    dan adsorpsi ini makin banyak dan cepat bila suhunya

    makin rendah.

    b. Pembentukan jaringan tiga dimensi

    Pembentukan jaringan tiga dimensi khususnya untuk

    protein berbentuk serat selama proses denaturasi dan

    apabila didinginkan atau terjadi perubahan disekeliling

    maka serat-serat tersebut akan bergandeng membentuk

    jaringan yang bersifat 3 dimensi ( lapisan yang mengikat

    antara serat yang satu dengan yang lain): ikatan primer,

    ikatan sekunder, ikatan tidak menentu.

  • Pada ikatan primer yaitu ikatan antara gugus-gugus

    fungsionalnya pada ikatan ini jaringan yang dihasilkan

    merupakan jaringan yang permanen dan gel yang

    terbentuk tidak dapat rusak apabila diiris, apabila

    dijatuhkan tidak terjadi penggelembungan (swelling) dan

    tidak bersifat sineresis (mengeluarkan cairan apabila

    disimpan).

    Pada ikatan sekunder terjadi apabila ikatan pada ion-ion

    hidrogen. Kekuatan nya lebih rendah dari ikatan primer

    dan mudah rusak karena tekanan, mengalami kerusakan

    bila dipotong.

    Pada ikatan yang tidak menentu merupakan ikatan yang

    terjadi oleh adanya sifat hidrophil dari air, sifat gel

    tergantung pada kekuatan ikatan antar gugus gugus yang

    ada, jadi molekul molekul gel yang terlarut akan tarik

    menarik satu sama lain dan bila molekul molekul

    tersebut bersifat mudah ditarik oleh zat pelarut maka

    ikatan zat yang terlarut dan pelarut akan pecah, dengan

    pecahnya zat tersebut maka terbentuk suatu gel, bila

    molekul-molekul pelarut sangat kuat menarik zat terlarut

    maka partikel-partikel zat terlarut satu sama lain menjadi

    tidak berikatan dan terbentuk suatu gel.

    Pembentukan gel disini dipengaruhi oleh :

  • -suhu, -konsentrasi larutan, -pH, konsentrasi garam.

    Misalnya pada pembentukan curd.

    Susu asam/enzim Whey curd mempunyai protein juga yang berupa kasein keju

    c. orientasi partikel.

    Disini gel dapat berbentuk/terbentuk oleh adanya suatu

    sistem yang mempunyai kecenderungan antara zat

    terlarut dan pelarut berikatan satu sama lain dan

    membentuk konfigurasi tertentu. Misalnya pembentukan

    kristal protein, pada pembentukan protein kristal tertentu

    dapat menyerap air tanpa ada perubahan bentuk

    kristalnya.

    Sifat- sifat gel :

    1. Gel mempunyai beberapa tingkat kekerasan

    tergantung pada cara terbentuknya gel dan macam

    bahan yang membentuk.

    2. Beberapa macam gel bersifat elastis.

    3. Beberapa gel dapat terbentuk kembali dengan adanya

    tekanan/ aliran dengan kecepatan tertentu.

  • 4. Gel tidak memerlukan konsentrasi fase dispersal yang

    tinggi, contoh pada konsentrasi 1 % dapat terbentuk

    gel.

    5. Sifat dari masa cair dari dari besarnya gel hanya

    mengalami perubahan sedikit oleh adanya tekanan uap

    atau konduksi bersifat elektris

    6. Gel kadang kadang dapat bersifat sineresis bila

    dibiarkan

    7. Kadang-kadang gel bersifat thixotropi yaitu bila ditekan

    gel akan rusak dan berubah menjadi masa yang cair.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap perubahan

    gel :

    1. Konsentrasi fase dispersal makin tinggi konsentrasi

    makin cepat terbentuk gel dan gel yang terbentuk

    makin keras.

    2. Makin rendah suhu dapat mempercepat pembentukan

    gel dan dapat menambah kekerasannya.

    3. pH gel yang terbentuk dapat distimulir oleh pH sekitar

    pH isoelektris

    4. Faktor faktor lain yang berpengaruh: adanya

    persaingan protein dan air, makin banyak air maka

    makin lambat perubahan gel, elektrostatis, adanya

  • penggolongan protein atau perubahan sifat protein.

    Pembentukan gelatin:

    Merupakan peristiwa perombakan dari protein dan terbentuk

    gelatin hanya terjadi pada hidrolisa alkali/asam lemah pada

    kolagen (kulit) dan ligamen (tulang). Pada kolagen dapat

    terbentuk gelatin apabila ada pemisahan dari rantai triple

    helix yang dipecah oleh adanya senyawa alkali/asam

    tertentu, dengan terpecahnya triple heliks maka

    membentuk suatu campuran dari beberapa rantai sehingga

    membentuk ikatan yang panjang dan membentuk gel.

    Terbentuknya gelatin ditandai dila berat molekulnya

    mencapai 110.000 atau lebih besar. Sedangkan pada tulang

    terbentuk gelatin dengan jalan pelarutan dengan asam

    kemudian dilakukan hidrolisa dengan air kapur, Ca(OH)2,

    tingkat kekerasan dari gelatin yang terbentuk secara

    hidrolisa asam tersebut dapat dihitung secara kasar sebesar

    kuadrat dari konsentrasi bahan semula. Penurunan suhu

    dapat menyebabkan tingkat kekerasannya naik, makin

    tinggi berat molekulnya gelatin yang terbentuk makin keras,

    pH disekitar titik isoelektris tidak begitu terpengaruh

    terbentuknya gelatin. Pada konsentrasi 3 % menunjukan

    sedikit perubahan pada pH ( 4,6 - 8,2 ). Pada konsentrassi

  • 1,5 % kisaran pH kecil : 4,3 - 6,7. Pada konsentrasi garam

    tidak menunjukkan pengaruh yang nyata pada kekerasan

    gelatin.

    Aplikasi:

    - gluten : protein pada gandum, dapat menahan tekanan

    gas CO2

    (detention gas) sehingga roti dapat mengelembung

    - karamelisasi/browning dari karbohidrat dan protein pada

    waktu pemasakan roti.

    Pertanyaan pertanyaan

    1. Uraikan mengenai fungsi protein di dalam tubuh

    manusia?

    2. Bagaima terjadinya siklus protein di dalam tubuh ?

    3. Sebutkan asam asam amino essensial dan non essensial

    ?

    4. Ada berapa macam struktur protein, berikan contoh

    proteinnya masing masing?

    5. Apa yang sdr ketahui dengan protein konyugasi?

    6. Bagaimana sifat hidrasi pada protein ?

    7. Protein dapat dihidrolisa oleh asam, basa dan enzim,

    jelaskan salah satu hidrolisa?

  • 8. Bagaima denaturasi dapat terjadi pada protein ?

    9. Sebutkan faktor penyebab terjadinya denaturasi protein ?

    10. Sebutkan

    faktor faktor yang mempengaruhi perubahan gel?

    11. Terangkan

    mengenai pembentukan gelatin dan aplikasinya ?

    BAB 5

    TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM

    Mahasiswa akan dapat memahami sifat kimia dan fisika

    enzim selama proses pengolahan dan penyimpanan

    pangan

    TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

    Setelah mengikuti kuliah dengan pokok bahasan ini

    mahasiswa akan dapat mengidentifikasi enzim, fase

    perubahan kimia enzim, perubahan kimia enzim pada bahan

    makanan.

    ENZIM

  • Enzim yang pertama kali diketemukan pada abad ke 19

    adalah enzim diastase.

    Louis Pasteur memberikan agensia yang diekstrak dari

    kecambah gandum yang didalamnya diberi amilum dan

    didiamkan selama 12 jam ternyata sebagian amilum diubah

    menjadi alkohol, kemudian ada suatu agensia yang

    dinamakan diastetik, kemudian dikembangkan nama semua

    enzim berakhiran ase (walaupun ada sebagian yang

    berakhiran ik) didepannya sesuai dengan substrat yang

    diubah enzimnya disebut amilase.

    Sifat sifat enzim

    -Dapat merusak bahan makanan yaitu enzim yang harus

    dikendalikan atau dihilangkan supaya tidak terdapat dalam

    bahan makanan (endoselulair) misalnya pada proses

    pembusukan dan pengurangan flavor.

    -Bisa digunakan dalam pembuatan bahan makanan

    biasanya bersifat eksoseluler, seperti pada proses

    fermentasi baik nabati maupun hewani.

    Produk fermentasi sebenarnya ada dua yaitu yang

    terkendali dan yang tidak terkendali.

    Pada proses fermentasi terjadi perubahan bahan oleh

    agensia organik menjadi produk lain seperti pada

  • pembuatan anggur, wine, keju dan tempe yang agensianya

    dari mikroorganisme.

    Pada pembuatan keju dapat ditambahkan enzim renet yang

    didapat dari usus lembu yang berumur 4 minggu, enzim ini

    banyak terdapat dalam pencernaan manusia sehingga

    dapat mengubah zat makanan menjadi zat makanan yang

    dapat diserap oleh usus.

    Misalnya:

    protease polipeptidase peptidase protein proteose polipeptidase peptida amilase

    karbohidrat gula sederhana diserap usus (dekstran)

    Didalam bahan makanan perubahannya tertentu sesuai

    dengan apa yang dikehendaki.

    Enzim itu protein karena sintesa enzim sama dengan

    mensintesa protein sehingga sifat-sifatnya sama.

    Bagian bagian enzim terdiri atas apoenzim (protein) dan

    koenzim (non protein) yang merupakan aktivator enzim yang

    ditentukan oleh sisi aktif enzim.

    Enzim sebagai protein katalitik dibagi menjadi:

  • 1. simple protein :

    - peptidase

    - protease :

    papain, pepsin, tripsis, bromelin

    - hidrolase :

    amilase, lipase dan esterase

    2. metalloprotein :

    - Ca protein :

    fenol oksidase

    - Mo protein :

    aldehid mutase

    - Zn protein :

    heksokinase

    - Mg protein

    heksokinase

    - Mn protein :

    arginase

    - Mn dan Ag

    protein : piruvat dekarboksilase (TCA)

    3. Protein majemuk merupakan protein enzim dan kosenzim,

    seperti Co karboksilase , tiamin pirofosfat merupakan

    enzim karboksilase.

  • 4. Vitamin compound. Seperti :

    - thiamin

    karboksilase

    - fosfonukleot

    idase (yang mengandung nikotinamide)

    - yang

    mengandung asam pantotenat ; CoA.

    Klasifikasi enzim

    1. oksidoreduktase (yang banyak menyebabkan kerugian)

    2. transferase

    3. hidrolase (paling banyak digunakan untuk pengolahan

    bahan makanan)

    4. liase

    5. isomerase

    6. ligase

    Perkembangan enzim

    Enzim semuanya dalam bentuk larut dalam bahan,

    kemudian dikembangkan menjadi bentuk enzim yang

    tidak bergerak , bentuk tidak larut dalam suatu larutan.

  • Enzim yang telah dilakukan adalah glukoamilase,

    amilase, dan isoamilase.

    Perubahan -perubahan yang diinginkan oleh adanya

    aktivitas enzim:

    I. Penyediaan keadaan yang sesuai dengan aktivitas

    enzim.

    1. Pengaturan ruang penyimpanan misalnya pada

    pemeraman buah pisang, pear, jenis buah lain yang

    dipengaruhi oleh aktivitas khlorofilase.

    2. Pada pelunakan daging oleh enzim protease yaitu

    papain, bromelin dengan mengatur suhu dan tempat

    penyimpanan.

    3. Pembebasan senyawa penyebab flavor dari

    prekursornya sebelum proses rehidrasi pada

    bawang merah dan bawang putih. Pungency: jumlah

    asam piruvat yang ada (flavor yang baik) disintesa

    oleh glukosidase yang inaktif pada suhu tinggi,

    asam piruvat dalam bentuk bebas penyebab flavor

    tersebut.

    4. Stimulasi perubahan warna dengan senyawa etilen

    karena senyawa ini dapat menstimulir khlorofilase.

    II. Penambahan enzim atau enzim dalam mikroba untuk

  • proses pengolahan bahan makanan.

    1. Penggunaan proteinase seperti enzim papain,

    bromelin untuk pengempukan daging, pembuatan

    keju, roti, klarifikasi beer juga pembuatan sosis dan

    saus.

    2. Penggunaan enzim karbohidrase: maltase, laktase,

    invertase, dextrinase.

    Sukrosa invertase glukosa dan fruktosa

    Pati maltase maltose maltose

    Laktase, mencegah pengkristalan gula laktosa

    pada pembuatan es krim karena dapat merubah

    laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

    Dektrinase merubah dekstrin menjadi glukosa

    /fruktosa.

    3. Penggunaan enzim pektinase.

    Membantu ekstraksi sari buah, klarifikasi sari buah,

    mencegah terbentuknya endapan dari konsentrasi

    buah, pektinase juga dapat digunakan untuk

    menghilangkan lapisan penyelubung biji kopi,

    pektinase ini dikeluarkan oleh bakteri.

    4. Penggunan enzim tertentu untuk menstimulir

    senyawa flavor, mis: menstimulir asam piruvat

  • bawang dan menstimulir vanilin.

    5. Enzim glukosaoksidase, dapat digunakan untuk

    mencegah warna gelap putih telur kering selama

    penyimpanan.

    Dapat merubah glukosa menjadi asam glukonat.

    6. Enzim selulase, digunakan pada fermentasi gula

    dalam biji-bijian yang merubah selulosa pada kulit biji

    menjadi dektrose.

    Dapat juga menghilangkan serat-serat dari jaringan

    buah atau sayuran pada yang dikalengkan.

    7. Enzim lipase, pada albumin telur (dapat memecah

    lemak sehingga dapat memperbaiki whipping

    quality). Dalam pembuatan keju dapat digunakan

    untuk pembuatan flavor.

    Dengan mikroba yang telah diketahui dapat

    digunakan untuk proses fermentasi maka dapat

    diusahakan untuk pembuatan produk tertentu seperti

    wine, pickles, beer, vinegar.

    Perubahan-perubahan oleh enzim yang tidak

    diinginkan :

    1. Pada perubahan warna dari buah-buahan dan

  • sayuran oleh enzim polifenoloxidase. Pear, peach,

    jambu, kentang dan ketela rambat.

    Golongan enzim yang tergolong fenolase:

    polifenoloksidase, tirosinase, katekoloksidase.

    2.Terbentuknya off-flavor dalam jenis sayur-

    sayuran yang disebabkan oleh enzim katalase seperti pada

    kacang polong, kacang hijau, asparagus dan jagung.

    3.Terjadinya klarifikasi (penjernihan) yang tidak

    dikehendaki pada sari buah jeruk (lemon) yang disebabkan

    oleh enzim pektinase yaitu yang menyerang pektin dalam

    buah-buahan menjadi asam galaktuturonat (yang keruh

    menjadi jernih).

    4.Akibat enzim pektinase yaitu terjadinya perubahan

    tekstur pada sayuran (kacang panjang), terjadi juga

    perusakan pada kacang-kacangan yang disebabkan

    oleh jamur Erminia sp.

    5.Terjadinya pemurnian kadar asam askorbat pada

    buah buahan yang disebabkan oleh enzim askorbat

    oksidase sehingga akan menurunkan nilai gizi buah

    tersebut karena berkurangnya vitamin C. Enzim

    askorbat oksidase terdapat pada jaringan itu sendiri

    sehingga susah untuk mengendalikannya. Pada jenis

    serealia, terjadi penurunan vitamin oleh enzim

  • lipoksigenase, karoten (provitamin A) dengan

    adanya lipoksigenase terjadi pemecahan dari

    karoten sehingga terjadi penurunan vitamin A.

    Pada jenis ikan air tawar kandungan vitamin B1 bisa

    menurun karena enzim thiaminase (terdapat pada

    jaringan ikan).

    6.Terjadinya perubahan warna buah-buahan atau

    sayuran yang disebabkan oleh enzim khlorofilase yang

    merubah khlorofil menjadi peofitin,sehingga pada buah

    dan sayuran yang berwarna hijau menjadi keabu-

    abuan.

    7.Terbentuknya rasa pahit pada jenis kacang almond,

    kacang polong karena terjadinya dekomposisi

    glukosa, HCN, aglikon. Terbentuknya dekomposisi

    ini oleh adanya enzim glikosidase dan terbentuknya

    senyawa sianogenik glikosidase.

    Pencegahannya:

    1. Selama penyimpanan. Karena mempunyai suhu

    optimum untuk aktivitasnya maka harus ada

  • pengaturan dari suhu untuk buah-buahan sayuran,

    Selama penyimpanan harus diatur untuk diusahakan

    agar enzim terinaktivasi (suhu rendah) karena

    semua proses enzimatis biasanya distimulir dengan

    ion hidrogen maka bisa dicegah proses dehidrasi

    (pengeringan). Pemakaian kadar O2 dengan

    pengemasan secara vacuum.

    2. Selama pengolahan panas. Suhu lebih besar dari

    75oC semua aktivitas enzim terhambat maka perlu

    dilakukan blanching dengan uap (steam) dan air

    panas. Hot extraction yaitu ekstraksi dengan suhu

    panas tetapi tidak melebihi 80 oC ( pada tomat )

    untuk mencegah kerusakan vitamin C.

    3. Dengan menggunakan zat penghambat (inhibitor).

    Dapat menghambat aktivitas enzim, dapat bersifat

    sebagai antioksidant, pada zat yang dapat

    menghambat aktivitas enzim dengan menggunakan

    : NaCl, NaHSO3, Na2SO3. Atau sebagai antioksidan

    seperti asam askorbat dan asam sitrat. Pada

    pengaturan pH bisa digunakan asam askorbat atau

    asam sitrat pada pengirisan kentang yang

    menyebabkan warna coklat. Pencegahannya

    dengan perlakuan menggunakan air garam, SO2,

  • NaHSO3, Na2SO3 atau dengan. mengatur pHnya

    disini enzim fenolase aktif pada pH 6 - 7, maka

    kalau memakai air biasa pengaturan pH nya sekitar

    4 - 5.

    Pada buah pisang (tepung pisang) warna tetap putih

    dan rasanya tidak sepat (karena adanya senyawa

    tannin yang merupakan senyawa polifenol oksidase).

    Dapat dijalankan dengan merendam dan mengatur pH

    sekitar 4 - 5.

    Sedangkan pada wine warna tidak berubah menjadi

    coklat karena pengaturan pH.

    Tabel 6. Penggunaan enzim dalam industri makanan.

    Sumber Enzim Industri

    Usus sapi renin keju

    Tumbuh-

    tumbuhan

    Serealia

    Getah pepaya

    Buah nanas

    Getah buah

    fig

    Amilase

    Papain

    Bromelin

    fisin

    Beer, whisky

    Pelunak

    daging

    "

    "

  • Mikroorganis

    me

    Aspergillus

    oryzae

    Aspergillus

    niger

    Rhyzopus

    delemar

    Mucor

    phussillus

    Endothica

    parasitica

    amilase dan

    protease

    amilase,

    glukosilase.

    Sellubiase,

    pektinase

    glukosilase

    renin (renet renin)

    "

    Baking dan

    brewing

    "

    "

    "

    Fungal renet

    "

    Bakteri

    Bacillus

    subtilis

    Pseudomona

    s dermosa

    dan amilase

    iso amilase (

    amilase

    dan glukosilase

    Yeast

    Sacharomyce

    s cereviceae

    Fragilis

    Invertase

    Laktase

  • Isolasi Enzim:

    Penghancuran jaringan sel pada jaringan hewan dan

    tumbuh-tumbuhan banyak bersifat endoselulair, sedangkan

    pada eksoseluler pada mikroorganisme harus ditumbuhkan

    pada media tertentu lalu dilihat kurva pertumbuhannya,

    kalau pada log phase menghasilkan enzim yang banyak

    kemudian dipisahkan enzimnya dengan jalan centrifuge

    sehingga diperoleh enzim dan cairan (crude enzym).

    Crude enzim ini dapat diperlakukan partial purification yaitu

    dengan dikentalkan dalam ammonium sufit/aseton

    kemudian terjadi presipitasi yang merupakan protein enzim

    selama penyimpanan.

    Pada endoselulair penghancuran jaringan kemudian

    ditambah larutan buffer karena didalam jaringan sel banyak

    enzime , disini digunakan pH yang sesuai dengan larutan

    buffer, setelah terjadi ekstraksi lalu dilakukan centrifugal

    sampai terdapat filtrat endapan misalnya pada pH 5.5.

    Pertanyaan-pertanyaan

    l. Jelaskan sifat sufat enzim yang sdr ketahui?

  • 2. Sebutkan klsifikasi enzim yang sdr ketahui?

    1. Perubahan perubahan apa yang diinginkan oleh adanya

    enzim?

    2. Jelaskan perubahan enzim yang tidak diinginkan ?

    3. Bagaimana pencegahan yang diusahakan untuk

    menghindari perubahan yang tidak diinginkan