69
PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Mamenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Ilmu Komputer Oleh : MUHAMMAD FAJAR NURYANTO M3307053 PROGRAM DIPLOMA III ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS

MIKROKONTROLLER AT89S51

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Mamenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya

Program Diploma III Ilmu Komputer

Oleh :

MUHAMMAD FAJAR NURYANTO

M3307053

PROGRAM DIPLOMA III ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

HALAMAN PERSETUJUAN

PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS

MIKROKONTROLLER AT89S51

Disusun Oleh

MUHAMMAD FAJAR NURYANTO

NIM. M3307053

Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan

Di hadapan dewan penguji :

Pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2010

Pembimbing Utama

Darsono, S. Si, M. Si

NIP 19700727199702 1 001

Page 3: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

HALAMAN PENGESAHAN

PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLER

AT89S51

Muhammad Fajar Nuryanto

M3307053

dibimbing oleh :

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2010

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Darsono, S.Si, M.Si 1.

NIP. 19700727 1997021 1 001

2. Muhammad A. Syafi’ie, S. Si 2.

NIDN. 0603118103

3. Drs. Syamsurizal 3.

NIP. 19561212 198803 1 001

Disahkan Oleh

A.n Dekan Fakultas MIPA UNS Ketua Program Studi

Pembantu Dekan I DIII Ilmu Komputer UNS

Ir. Ari Handono Ramelan, M. Sc, Ph. D Drs. YS. Palgunadi, M. Sc

NIP. 19610223 198601 1 001 NIP. 19560407 198303 1 004

Page 4: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

ABSTRACT

Muhammad Fajar, 2010. Eeg hatching prototype based on AT89S51

microcontroller final project. D3 Programs Computer Science Faculty of

Mathematics and Natural Sciences University of Sebelas March.

Eeg hatching system becomes the one thing that is very important in

livestock activities, as it is a small part of a process control. With regard to the

importance of the system, the eggs hatch is capable of monitoring temperature of

an incubator. The data will be a physical property measured temperature so as to

be processed and displayed in the form of electrical system used LM 35

temperature sensor that is able to convert these quantities with the increase of

10mV/°C. The aim of this final project is to develop.

To be able to design the system if was first carried out the process of

changing the temperature into an analog voltage using a temperature sensor

LM35. After going through, the process was strengthened by the signal

conditioning, analog voltage converted to digital data using the ADC 0804.

Digital data obtained was then processed by the microcontroller AT89S51 and

displayed, so we got some information about the plant temperature uniot °C on an

LCD. To reverse the position of the egg it was used a servo motor. Servo motor

was moved by using the pulse and was derived from the microcontroller

AT89S51.

From egg hatching system design it was obtained that this system had the

ability to measure the temperature of 25°C to 100°C with an average error of

0,2125 appointment temperature °C and returned the egg position angle 180°.

Keywords : Microcontroller AT89S51, LM35 temperature sensor, servo motors

Page 5: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

INTISARI

Muhammad Fajar, 2010. PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR

BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51. Program studi D3 Ilmu

Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

System penetas telur menjadi satu hal yang sangat penting dalam kegiatan

peternakan, karena merupakan sebagian kecil dari sebuah proses kontrol.

Berkenaan dengan pentingnya sistem, maka dilakukan perancangan sistem

penetas telur yang mampu melakukan kegiatan monitoring suhu suatu inkubator.

Data yang akan diukur merupakan sebuah besaran fisis temperature sehingga

untuk dapat diolah dan ditampilkan dalam bentuk sistem elektris digunakan sensor

suhu LM35 yang mampu mengkonversi besaran tersebut dengan kenaikan

10mV/ºC.

Untuk dapat merancang sistem maka pertama kali dilakukan proses

mengubah suhu menjadi tegangan analog menggunakan sensor suhu LM35.

Setelah melalui proses pengkondisian sinyal dengan cara dikuatkan, tegangan

analog diubah menjadi data digital menggunakan ADC 0804. Data digital yang

diperoleh kemudian diolah oleh Mikrokontroller AT89S51 dan ditampilkan,

sehingga didapatkan suatu informasi mengenai suhu plant dengan satuan ºC pada

sebuah LCD. Untuk membalik posisi telur menggunakan motor servo, motor

servo ini bergerak dengan menggunakan pulse yang yang berasal dari

Mikrokontroller AT89S51.

Dari perancangan sistem penetas telur didapatkan hasil bahwa sistem ini

memiliki kemampuan untuk mengukur suhu dari 25ºC sampai 100ºC dengan error

rata-rata penunjukan suhu sebesar 0,2125°C dan membalik posisi telur dengan

sudut 180°.

Kata kunci : Mikrokontroler AT89S51, Sensor suhu LM35, Motor servo

Page 6: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

MOTTO

- Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan

tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu

akan diminta pertanggungjawabannya. (QS Al-Israa’ : 36)

- Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan

apabila berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang

menjadikan kamu (manusia) sebagai penguasa di muka bumi? (QS An-Naml :

62)

Page 7: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan

Kepada :

- Bapak dan Ibu tercinta

- Kakakku tersayang

- Semua temanku yang

baik hati.

- Almamater

Page 8: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

selalu melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “PROTOTIPE

PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51” ini tepat

pada waktunya.

Penyusunan laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat

menempuh Program Studi D3 Teknik Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan laporan ini, tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dekan, Staf dan seluruh Dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selama ini

telah banyak membantu pada masa perkuliahan hingga terselesainya tugas

akhir ini.

2. Bapak Drs. YS. Palgunadi, M. Sc selaku Ketua Program DIII Ilmu

Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Artono Dwijo Sutomo, S.Si, M.Si selaku pembimbing akademik

yang telah memberikan pengarahan selama melaksanakan perkuliahan.

4. Bapak Darono, S. Si, M. Si selaku dosen pembimbing tugas akhir yang

telah banyak memberikan pengarahan, saran serta dukungan.

5. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi.

6. Kakakku tersayang yang selalu memberikan semangat dan dorongan.

7. Teman – teman yang telah memberikan saran, kritik dan semangat yang

membangun demi kelancaran tugas akhir.

8. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran tugas akhir dan dalam

pembuatan laporan ini.

Page 9: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan

laporan ini sehingga akan lebih baik dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis

berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 10: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………........………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………........……………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………........………… iii

ABSTRACT ............................................................................................. iv

INTISARI ................................................................................................ v

MOTTO .................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .................................................................................... vii

KATA PENGANTAR …………………………………………............ viii

DAFTAR ISI ……………………………………………........……….. x

DAFTAR GAMBAR ..............………………………….......................... xiii

DAFTAR TABEL ..............…………………………............................... xv

BAB I PENDAHULUAN ……………………………........…………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah …...……........………………... 1

1.2 Rumusan Masalah ………........……………...………… 2

1.3 Batasan Masalah ……………………………...........….. 2

1.4 Tujuan ………. …………………………........…...……... 2

1.5 Manfaat ..............…………………………........……....…. 2

1.6 Metodologi Penelitian .......................................................... 2

1.7 Sistematika Laporan... .......................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI .....................……………...………......... 4

2.1 Gambaran Umum Mikrokontroller AT89S51 .......…...... 4

A. Central Processing Unit (CPU) ...................................... 4

B. Read Only Memory (ROM) ………………………... 5

C. Random Acces Memory (RAM) ................................... 5

D. Input / Output (I/O) ..............…………….……....…... 5

E. Komponen lainnya ..............…………….……....…... 5

2.2 Mikrokontroller AT89S51 .............…………………....…. 6

2.2.1 Arsitektur Mikrokontroller AT89S51 ..............…….….. 6

2.2.2 Memori Internal AT89S51 ..............………………….….. 11

Page 11: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

2.2.3 Osilator dan Clock ..............……………………….…… 12

2.2.4 Bahasa Asembling Mikrokontroller AT89S51 .........….. 13

2.2.5 Instruksi Mikrokontroller AT89S51 ..............……….…. 14

2.3 Sensor ..............…………………………........……....……. 17

2.3.1 Sensor LM35 ..............…………………………........….. 17

2.4 BT 139 (Triac) ..............…………………………........…... 18

2.5 MOC 3021 ..............…………………………........……..... 19

2.6 Liquid Crystal Display (LCD) ..............………………….. 20

2.7 Motor Servo ..............…………………………........……... 22

2.8 Power Supply ..............…………………………........……. 23

2.8.1 Transformator ..............…………………………........… 23

2.8.2 Dioda Penyearah ..............…………………………........ 23

2.8.3 Regulator ..............…………………………........……..... 24

2.9 ADC (Analog Digital Converter) ..............……………….. 24

2.10 Referensi Penetas Telur..............………………………… 25

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ………………………... 26

3.1 Perancangan Sistem ..............…………………………....... 27

3.2 Perancangan Perangkat Keras ..............………………….. 27

3.2.1 Rangkaian Kontrol ..............…………………………..... 27

3.2.2 Rangkaian Catu Daya ..............………………………… 28

3.2.3 Rancangan ADC ..............………………………….......... 29

3.2.4 Rangkaian LCD 16x2 ..............…………………………. 30

3.2.5 Rangkaian Sensor LM35 ..............……………………… 30

3.2.6 Rangkaian Motor Servo ..............……………………….. 31

3.2.7 Rangkaian Lampu Pijar ..............……………………….. 32

3.3 Perancangan Program Asembling ..............……………….. 33

3.4 Perancangan Sirkuit PCB dan Box ..............……………… 34

3.5 Perancangan Mekanik ..............………………………….... 35

3.6 Skema Mekanik ..............…………………………........…... 36

3.7 Analisa Kebutuhan ..............………………........……........ 37

3.7.1 Hardware ..............…………………………........…….... 37

Page 12: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

1. Rangkaian Catu daya dan Regulator ..............…….. 37

2. Minimum Sistem AT89S51 ..............………………… 37

3. Rangkaian ADC ..............…………………………..... 37

4. Rangkaian LCD ..............…………………………...... 38

5. Lampu Indikator ..............………………………….... 38

6. Sensor LM35 ..............…………………………........... 38

3.7.2 Software ..............…………………………........……...... 38

1. Notepad ..............…………………………........…….... 38

2. Protel Design System ..............……………………….. 38

3. Program compiler ASM51 dan program downloader

AEC ISP ASM51..............…………………………..... 38

3.7.3 Alat Pendukung ..............………………………….......... 39

1. Solder ..............…………………………........……....… 39

2. Multimeter ..............…………………………........…… 39

3. Gergaji ..............…………………………........……....... 39

4. Bor ..............…………………………........……....……. 39

5. Larutan HCL dan H2O2 ..............…………………… 39

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA .....……………………..... 40

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 ……… 40

4.2 Pengujian Rangkaian Interfacing LCD 16x2 ..............…. 40

4.3 Pengujian ADC 0804 ..............………………………….... 41

4.4 Pengujian Sensor LM35 ..............………………………… 41

4.5 Pengujian Motor Servo ..............………………………….. 42

4.6 Pengujian Lampu ..............…………………………........... 42

4.7 Pemasukan Program Assembly ke Mikrokontroller

AT89S51..............…………………………........……....… 43

4.8 Pengujian Rangkaian Keseluruhan ..............……………. 46

BAB V PENUTUP .....…………..........................................…………… 47

5.1 Kesimpulan .......................................................................... 47

5.2 Saran ..................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ..............…………………………........……....…… 48

Page 13: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

LAMPIRAN ..............…………………………........……....…………….. 49

Page 14: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sususnan Mikrokontroller ....................................................... 4

Gambar 2.2 Susunan pin AT89S51….......................................................... 7

Gambar 2.3 Rangkaian Clock ..............…………………………............. 12

Gambar 2.4 Diagram Blok AT89S51 ..............…………………………. 13

Gambar 2.5 Sensor LM35 ..............………………………….................... 18

Gambar 2.6 Simbol dan Gambar Triac ..............……………………….. 19

Gambar 2.7 MOC ..............…………………………................................... 19

Gambar 2.8 LCD ..............………………………….................................... 20

Gambar 2.9 Motor Servo Standart ..............…………………………...... 22

Gambar 2.10 Transformator ..............…………………………................ 23

Gambar 2.11 Penyearah Gelombang Penuh ..............………………….. 24

Gambar 2.12 Regulator ..............…………………………......................... 24

Gambar 2.13 ADC 0804 ..............…………………………....................... 25

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem ..............…………………………...... 27

Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroller ..............……………………… 28

Gambar 3.3 Rangkaian Catu Daya ..............………………………….... 29

Gambar 3.4 Rangkaian ADC ..............………………………….............. 30

Gambar 3.5 Rangkaian LCD ..............…………………………............... 30

Gambar 3.6 Rangkaian LM 35 ..............…………………………........... 31

Gambar 3.7 Rangkaian Motor Servo ..............………………………… 31

Gambar 3.8 Rangkaian Lampu pijar ..............………………………… 32

Gambar 3.9 Flowchart cara kerja penetas telur ..............……………… 33

Gambar 3.10 Mekanik penetas telur ..............………………………….... 36

Gambar 4.1 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 ..............………….. 40

Gambar 4.2 Suhu ditampilkan pada LCD ..............……………………. 42

Gambar 4.3 Proses konversi dari .asm ke .hex ..............………………. 43

Gambar 4.4 Tampilan program AEC_ISP ..............…………………… 44

Gambar 4.5 Proses loading fajar.hex selesai ..............………………… 44

Gambar 4.6 Memasukkan fajar.hex ke dalam memori IC AT89S51... 45

Page 15: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Gambar 4.7 Proses pemasukan fajar.hex ke dalam IC AT89S51.......... 45

Gambar 4.8 Proses riset IC AT89S51 ..............………………………….. 46

Page 16: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi Khusus port 3 ..............…………………………............ 9

Tabel 2.2 Fungsi pin LCD ..............………………………….................... 20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan pekerjaan yang dulunya

menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi otomatis

dengan menggunakan peralatan modern. Peralatan yang serba otomatis

memberikan pelayanan kepada masyarakat misalnya dibidang pertanian

seperti system kendali suhu dan kelembapan di Green House, dibidang

pendidikan yaitu absensi digital dengan RFID, dibidang kesehatan peralatan

USG yang serba canggih, dan dibidang peternakan salah satunya adalah

system kendali temperature inkubator penetas telur.

Pada umumnya inkubator penetas telur masih menggunakan peralatan

sederhana seperti kotak yang diisi sekam dan pasir, kemudian telur-telur yang

akan ditetaskan diletakkan didalamnya selain itu ada juga inkubator telur yang

menggunakan lampu minyak dan listrik sebagai pemanasnya yang biasa

disebut mesin tetas kombinasi. Walaupun sudah menggunakan tenaga listrik

akan tetapi pengontrolan suhu dan pembalikan posisi telur masih

menggunakan tenaga manusia dan belum menggunakan sistem pengontrol

secara otomatis.

Permasalahan ini dapat diatasi dengan menggunakan kontrol temperature

secara otomatis pada penetas telur akan menggunakan mikrokontroler. Sistem

Prototipe Alat Penetas Telur Berbasis Mikrokontroler AT89S51 ini

memanfaatkan LM 35 sebagai sensor suhu dan motor servo sebagai pembalik

posisi telur. Sehingga peternak telur tidak perlu lagi mengontrol suhu dan

pembalik posisi telur, karena pengontrolan suhu sudah memakai LM 35 untuk

mengontrol suhu inkubator dan motor servo untuk pembalik posisi telur

tersebut.

Rangkaian elektronik untuk mengontrol suhu menggunakan

mikrokontroler. Mikrokontroler adalah suatu chip yang berfungsi sebagai

pengontrol dan dapat menyimpan program didalamnya. Mikrokontroler adalah

Page 18: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

jenis AT89S51, mikrokontroler tersebut berfungsi untuk mengatur suhu dan

akan memberikan informasi suhu yang akan ditampilkan pada LCD.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil perumusan

masalah yaitu bagaimana merancang suatu rangkaian Prototipe Alat Penetas

Telur Berbasis Mikrokontroler AT89S51 dengan menggunakan sensor LM 35

sebagai pendeteksi suhu dan motor servo sebagai pembalik posisi telur.

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka batasan

masalah dalam tugas akhir ini adalah penggunaan sensor LM 35 sebagai

pengontrol suhu dan motor servo sebagai pembalik telur serta mencakup

proses perancangan, pembuatan dan pengujian.

1.4 Tujuan

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk rancang bangun Prototipe Alat

Penetas Telur Berbasis Mikrokontroler AT89S51 dengan menggunakan sensor

LM 35 sebagai pendeteksi suhu dan motor servo sebagai pengatur posisi telur.

1.5 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan Tugas Akhir Prototipe

Alat Penetas Telur Berbasis Mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai alat

bantu para peternak untuk mengoptimalkan pengendalian temperature dan

pengaturan posisi telur yang dilakukan secara otomatis.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam pembuatan dan penyusunan tugas akhir ini, dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

Page 19: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

a. Metode Literatur

Metode ini merupakan metode pengumpulan data dan referensi baik dari

media cetak maupun media elektronik yang menunjang dalam penyusunan

dan pembuatan tugas akhir ini.

b. Metode Observasi

Metode ini merupakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan

terhadap alat telah dibuat yang memiliki kesamaan dengan alat yang akan

dibuat dalam tugas akhir ini.

1.7 Sistematika Laporan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dapat dijelaskan seperti

dibawah berikut ini :

1. BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah,

tujuan dan manfaat, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan laporan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Berisi teori penunjang yang menguraikan tentang teori–teori yang

mendukung dari bagian-bagian perangkat atau alat yang dibuat.

3. BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

Berisi hal-hal yang berhubungan dengan perancangan dan

pembahasan perangkat keras tentang alat yang dibuat.

4. BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

Memuat hasil pengamatan dan pembahasan dari hasil pengujian

alat yang dibuat.

5. BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan cara tentang penggunaan alat yang telah

dirancang sebagai tugas akhir ini.

Page 20: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Umum Mikrokontroler

Mikrokontroler merupakan suatu IC yang di dalamnya berisi CPU, ROM,

RAM, dan I/O. Dengan adanya CPU tersebut maka mikrokontroler

dapat melakukan proses berfikir berdasarkan program yang telah diberikan

kepadanya. Mikrokontroler banyak terdapat pada peralatan elektronik

yang serba otomatis, mesin fax, dan peralatan elektronik lainnya.

Mikrokontroler dapat disebut pula sebagai komputer yang berukuran

kecil yang berdaya rendah sehingga sebuah baterai dapat memberikan

daya. Mikrokontroler terdiri dari beberapa bagian seperti yang terlihat

pada gambar di bawah ini (Agfianto Eko Putra, 2004) :

Gambar 2.1 Susunan mikrokontroler

Pada gambar tersebut tampak suatu mikrokontroler standart yang

tersusun atas komponen-komponen sebagai berikut :

A. Central Processing Unit (CPU)

CPU merupakan bagian utama dalam suatu mikrokontroler. CPU

pada mikrokontroler ada yang berukuran 8 bit ada pula yang berukuran

Page 21: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

16 bit. CPU ini akan membaca program yang tersimpan di dalam ROM

dan melaksanakannya.

B. Read Only Memory (ROM)

ROM merupakan suatu memori (alat untuk mengingat) yang

sifatnya hanya dibaca saja. Dengan demikian ROM tidak dapat

ditulisi. Dalam dunia mikrokontroler ROM digunakan untuk menyimpan

program bagi mikrokontroler tersebut. Program tersimpan dalm format

biner (‘0’ atau ‘1’). Susunan bilangan biner tersebut bila telah terbaca

oleh mikrokontroler akan memiliki arti tersendiri.

C. Random Acces Memory (RAM)

Berbeda dengan ROM, RAM adalah jenis memori selain dapat dibaca

juga dapat ditulis berulang kali. Tentunya dalam pemakaian

mikrokontroler ada semacam data yang bisa berubah pada saat

mikrokontroler tersebut bekerja. Perubahan data tersebut tentunya juga

akan tersimpan ke dalam memori. Isi pada RAM akan hilang jika catu

daya listrik hilang.

D. Input / Output (I/O)

Untuk berkomunikasi dengan dunia luar, maka mikrokontroler

menggunakan terminal I/O (port I/O), yang digunakan untuk

masukan atau keluaran.

E. Komponen lainnya

Beberapa mikrokontroler memiliki timer/counter, ADC (Analog to

Digital Converter), dan komponen lainnya. Pemilihan komponen

tambahan yang sesuai dengan tugas mikrokontroler akan sangat

membantu perancangan sehingga dapat mempertahankan ukuran yang

kecil. Apabila komponen-komponen tersebut belum ada pada suatu

mikrokontroler, umumnya komponen tersebut masih dapat ditambahkan

pada sistem mikrokontroler melalui port-portnya.

Page 22: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

2.2 Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 adalah mikrokontroler CMOS 8 bit keluaran

Atmel dengan kapasitas Flash memory sebesar 4K bytes. Selain itu AT89S51

juga mempunyai kapasitas RAM sebesar 128 bytes, 32 saluran I/O,

Watchdog timer, dua pointer data, dua timer/counter 16-bit.

Memori Flash digunakan untuk menyimpan perintah (instruksi) berstandar

MCS-51, sehingga memungkinkan mikrokontroler ini untuk bekerja dalam

mode single chip operation (mode operasi keping tunggal) yang tidak

memerlukanexternal memory (memori luar) untuk menyimpan source

code tersebut (http://elektronika21.blogspot.com/mikrokontroler-

at89s51.html).

2.2.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler ini mempunyai empat port I/O, akumulator,

register, RAM internal, stack pointer, Arithmetic Logic Unit

(ALU), pengunci (latch), dan rangkaian osilasi yang membuat

mikrokontroler ini dapat beroperasi hanya dengan sekeping IC.

Secara fisik, mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 pin, 32 pin

diantaranya adalah pin untuk keperluan port masukan atau keluaran.

Satu port paralel terdiri dari 8 pin, dengan demikian 32 pin tersebut

membentuk 4 buah port paralel, yang masing-masing dikenal dengan

Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3. Di bawah ini merupakan susunan pin

AT89S51 :

Page 23: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Gambar 2.2 Susunan pin AT89S51

Berikut penjelasan dari masing-masing pin dan port :

1. Port 0

Port 0 merupakan port I/O 8 bit open drain dua arah.

Sebagai sebuah port, setiap pin dapat mengendalikan 8 input

TTL. Ketika logika “1” dituliskan ke port 0, maka port dapat

digunakan sebagai input dengan high impedansi. Port 0 dapat

juga dikonfigurasikan untuk multipleksing denganaddress /

data bus selama mengakses memori program atau data

eksternal. Pada mode ini P0 harus mempunyai pullup

(http://mytutorialcafe.com/mikrokontroller/mikrokontrollerdasar.ht

ml).

2. Port 1

Port 1 merupakan port I/0 8 bit dua arah dengan internal

pull up. Buffer output port 1 dapat mengendalikan empat TTL

input. Ketika logika “1” dituliskan ke port 1, maka port ini

akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan

sebagai input. Port 1 juga menerima alamat byte rendah

selama pemrograman dan verifikasi Flash.

Port Pin Fungsi Alternatif :

Page 24: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

P1.5 MOSI ( digunakan untuk In System Programming )

P1.6 MISO ( digunakan untuk In System Programming )

P1.7 SCK ( digunakan untuk In System Programming )

3. Port 2

Port 2 merupakan port I/O 8 bit dua arah dengan

internal pull up. Buffer output port 2 dapat mengendalikan empat

TTL input. Ketika logika “1” dituliskan ke port 2, maka port ini

akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan sebagai

input.

4. Port 3

Port 3 merupakan port I/O 8 bit dua arah dengan

internal pull up. Buffer output port 3 dapat mengendalikan empat

TTL input. Ketika logika “1” dituliskan ke port 3, maka port ini

akan mendapatkan internal pull up dan dapat digunakan sebagai

input(http://mytutorialcafe.com/mikrokontroller/mikrokontrollerda

sar.html).

5. Pin 1 sampai 8

Berfungsi sebagai: P1.0 _ P1.7. Pin 1 sampai 8

merupakan saluran I/O 8 bit yang bersifat dua arah, dengan

internal pull-up yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan

seperti mengendalikan 4 input TTL. Port ini juga digunakan

sebagai saluran alamat saat pemrograman dan verifikasi. Pada pin

6, 7, 8 terdapat port pin yang digunakan pada saat download

program.

6. Pin 9

Berfungsi sebagai : RST. Pin 9 Merupakan masukan

reset bagi mikrokontroler. Reset akan aktif dengan memberikan

input high selama 2 cycle.

7. Pin 10 sampai 17

Berfungsi sebagai : P3.0 _ P3.7. Pin 10 sampai 17

merupakan saluran I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up.

Page 25: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Di samping sebagai saluran I/O, port ini memiliki fungsi

pengganti. Bila fungsi pengganti tidak dipakai maka dapat

digunakan sebagai port paralel 8 bit serbaguna. Selain itu, sebagian

Port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol saat proses

pemrograman dan verifikasi.

Tabel 2.1 fungsi khusus port 3

8. Pin 18

Berfungsi sebagai : XTAL2. Pin 18 merupakan

keluaran dari rangkaian osilasi mikrokontroler.

9. Pin 19

Berfungsi sebagai : XTAL1. Pin 19 merupakan

masukan untuk rangkaian osilasi mikrokontroler.

10. Pin 20

Berfungsi sebagai : GND. Pin 20 merupakan ground

dari sumber tegangan.

11. Pin 21 sampai 28

Berfungsi sebagai : P2.0 _ P2.7. Pin 21 sampai 28

merupakan saluran I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up.

Saat pengambilan data dari program memori eksternal atau

Page 26: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

selama pengaksesan data memori eksternal yang menggunakan

alamat 16 bit. Port 2 berfungsi sebagai saluran alamat tinggi

(A8 – A15). Akan tetapi, saat mengakses data memori eksternal

yang menggunakan alamat 8 bit, Port 2 mengeluarkan isi P2 pada

Special Function Register.

12. Pin 29

Berfungsi sebagai : PSEN. Pin ini berfungsi pada saat

mengeksekusi program yang terletak pada memori eksternal.

Program Strobe Enable (PSEN) akan aktif dua kali setiap cycle.

13. Pin 30

Berfungsi sebagai : ALE/PROG. Pin ini dapat

berfungsi sebagai Address Latch Enable (ALE) yang menahan

low bytes address pada saat mengakses memori eksternal.

Sedangkan pada saat Flash Programming (PROG) berfungsi

sebagai pulsa input selama proses pemrograman.

14. Pin 31

Berfungsi sebagai : EA/VPP. Pada kondisi low, pin ini

akan berfungsi sebagai External Access Enable (EA) yaitu

mikrokontroler akan menjalankan program yang ada pada memori

eksternal. Jika berkondisi high, pin ini akan berfungsi untuk

menjalankan program yang ada pada memori internal. Pin ini

juga berfungsi sebagai masukan tegangan selama proses

pemrograman.

15. Pin 32 sampai 39

Berfungsi sebagai : D7 _ D0 (A7 _A0). Pin 32 sampai 39

ialah Port 0 yang merupakan saluran I/O 8 bit open collector

dan dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah

dan bus data selama adanya akses ke memori program

eksternal. Saat proses pemrograman dan verifikasi, Port 0

digunakan sebagai saluran data.

Page 27: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

16. Pin 40

Berfungsi sebagai : VCC. Pin 40 merupakan masukan

sumber tegangan positif bagi mikrokontroler.

(http://elektronika21.blogspot.com/mikrokontroler-at89s51.html).

2.2.2 Memori Internal AT89S51

Memori internal AT89S51 terdiri dari 3 bagian yaitu ROM, RAM dan

SFR.

1. Read Only Memory (ROM)

ROM adalah memori tempat menyimpan program / source

code. Sifat ROM adalah non-volatile yaitu data / program

tidak akan hilang walaupun tegangan supply tidak ada.

Kapasitas ROM tergantung dari tipe mikrokontroler. Untuk

AT89S51 kapasitas ROM adalah 4 KByte. ROM pada AT89S51

menempati address 0000 s/d 0FFF

(http://www.polibatam.ac.id).

2. Random Access Memory (RAM)

RAM adalah memori tempat menyimpan data sementara.

Sifat RAM adalah volatile yaitu data akan hilang jika tegangan

supply tidak ada. Kapasitas RAM tergantung pada tipe

mikrokontroler. Pada AT89S51 RAM dibagi menjadi 2 yaitu :

a. LOWER 128 byte yang menempati address 00 s/d 7F.

RAM ini dapat diakses dengan pengalamatan langsung

(direct) maupun tak langsung (indirect). Contoh :

Direct => mov 30h,#120 ; Pindahkan data 120 ke RAM pada

address 30h

Indirect => mov R0,#30h ; Isi Register 0 dengan 30h

mov @R0,#120 ; Pindahkan data 120 ke

RAM pada address

; sesuai isi R0

Page 28: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

b. UPPER 128 byte yang menempati address 80 s/d FF.

Address ini sama dengan address SFR meski secara fisik

benar – benar berbeda. RAM ini hanya dapat diakses

dengan pengalamatan tak langsung saja.

3. Special Function Register (SFR)

SFR adalah register dengan fungsi tertentu. Misalnya,

register TMOD dan TCON adalah timer control register yang

berfungsi mengatur fasilitas timer mikrokontroler. SFR pada

AT89S51 menempati address 80 s/d FF.

2.2.3 Osilator dan Clock

Agar dapat mengeksekusi program, mikrokontroler

membutuhkan pulsa clock. Pulsa ini dapat dihasilkan dengan

memasang rangkaian resonator pada pin XTAL1 dan XTAL2.

Frekuensi kerja maksimum AT89S51 adalah 33 MHz.

Gambar di bawah adalah contoh rangkaian osilator yang bisa

digunakan pada mikrokontroler. Komponen utamanya adalah quartz

crystal yang dihubungkan dengan kapasitor. Nilai kapasitornya

biasanya 33pF (http://www.polibatam.ac.id).

Gambar 2.3 Rangkain Clock

Page 29: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Gambar 2.4 diagram blok AT89S51

2.2.4 Bahasa Assembly Mikrokontroler AT89S51

Secara fisik, mikrokontroler bekerja dengan membaca instruksi

yang tersimpan di dalam memori. Mikrokontroler menentukan alamat

dari memori program yang akan dibaca dan melakukan proses baca

data di memori. Data yang dibaca diinterprestasikan sebagai

instruksi. Alamat instruksi disimpan oleh mikrokontroler di register,

yang dikenal sebagai program counter.(http://www.toko-

elektronika.com/tutorial/uc2.html).

Mikrokontroler AT89S51 memiliki sekumpulan instruksi yang

sangatoperand dioperasikan. Bentuk program assembly yang

umum ialah sebagai berikut :

Label mnemonic operand 1 operand 2 komentar

(isi memori) (opcode)

4000 7430 MOV A, #35 ;copy 35H ke akumulator A

Page 30: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Isi memori ialah bilangan heksadesimal yang dikenal oleh

mikrokontroler yang merupakan representasi dari bahasa assembly

yang telah dibuat. Mnemonic atau opcode ialah kode yang akan

melakukan aksi terhadap operand. Operand ialah data yang diproses

oleh opcode. Sebuah opcode bisa membutuhkan 1, 2 atau lebih

operand, kadang juga tidak perlu operand. Sedangkan komentar

dapat menggunakan tanda titik koma (;). Berikut contoh jumlah

operand yang berbeda-beda dalam suatu assembly

(http://www.toko-elektronika.com/tutorial/uc2.html diakses tanggal

27 Desember 2008).

CJNE R5,#22H, aksi ;dibutuhkan 3 buah operand

MOVX @DPTR, A ;dibutuhkan 2 buah operand

RL Aq ;1 buah operand

NOP ;tidak memerlukan operand

2.2.5 Instruksi Mikrokontroler AT89S51

Instruksi pada mikrokontroler digunakan untuk menjalankan

program sesuai dengan perintah yang diinginkan. Di bawah ini

merupakan instruksi yang dapat digunakan untuk memprogram

mikrokontrolerAT89S51(http://www.tokoelektronika.com/tutorial/lam

piran.html).

1. ACALL (Absolute Call)

Instruksi ACALL digunakan untuk memanggil sub rutin

program.

Contoh :

START:

ACALL TUNDA ; Panggil Procedure penundaan waktu

….

TUNDA: ; Label Tunda

MOV R7,#0FFH ; Isikan Register 7 dengan data 0FFH(255)

Page 31: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

2. ADD (Add Immediate Data)

Instruksi ini akan menambah 8 bit data langsung ke dalam

isi akumulator dan menyimpan hasilnya pada akumulator.

Contoh : Add A, #data

Add A, #@R1 ; Add indirect address

Add A, R6 ; Add register

Add A, 30H ; Add memori

3. CJNE (Compare Indirect Address to Immediate Data)

Instruksi ini akan membandingkan data langsung dengan

lokasi memori yang dialamati oleh register R atau Akumulator

A. Apabila tidak sama maka instruksi akan menuju ke alamat

kode.

Format : CJNE R,#data,Alamat kode

Contoh:

CJNE R7,#001H,Command( )

MOV A,StepControl

AJMP Command1

4. CLR (Clear Accumulator)

Instruksi CLR akan mereset data akumulator menjadi 00H.

Format : CLR A

5. DEC (Decrement Indirect Address)

Instruksi DEC akan mengurangi isi lokasi memori yang

ditujukan oleh register R dengan 1 dan hasilnya disimpan pada

lokasi tersebut.

Contoh: DEC 40H

DEC R7 ; decrement register

6. DJNZ (Decrement Register And Jump If Not Zero)

Instruksi DJNZ akan mengurangi nilai register dengan 1

dan jika hasilnya sudah 0 maka instruksi selanjutnya akan

dieksekusi. Jika belum 0 akan menuju ke alamat kode.

Format : DJNZ Rr,Alamat Kode

Page 32: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

7. INC (Increment Indirect Address)

Instruksi INC akan menambahkan isi memori dengan 1 dan

menyimpannya pada alamat tersebut.

Contoh: INC A

INC R7 ; increment register

8. JMP (Jump to sum of Accumulator and Data Pointer)

Instruksi JMP untuk memerintahkan loncat kesuatu alamat

kode tertentu. Format : JMP alamat kode.

Contoh :

Loop:

RL A ; Geser data Akumulator ke kiri

ACALL Long_Delay ; Panggil Procedure penundaan waktu

JMP Loop ; Loncat ke Procedure Loop

9. MOV

Instruksi ini untuk memindahkan isi akumulator/register

atau data dari nilai luar atau alamat lain.

Contoh :

MOV A,#40H

MOV @RO,A

MOV C, P1.0

MOV DPTR, #20H

MOVC A, @A+DPTR ; pindahkan kode memori offset dari

data pointer ke A

MOVX @DPTR, A ; Pindahkan akumulator ke memori eksternal

yang dialamati

; oleh data pointer

10. RET (Return from subroutine)

Instruksi untuk kembali dari suatu subrutin program ke

alamat terakhir subrutin tersebut di panggil.

Page 33: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

11. SETB (Set Bit)

Instruksi SETB untuk mengaktikan atau memberikan logika

1 pada sebuah bit data.

Format :

SETB A.1 (memberikan logika 1 pada accumulator bit ke 1)

SETB P1.1 (memberikan logika 1 pada Port 1 bit ke 1)

12. CLRB (Clear Bit)

Instruksi CLRB untuk memberikan logika 0 pada sebuat

bit data.

Format :

CLRB A.1 ; memberikan logika 0 pada accumulator bit ke 1

CLRB P1.1 ; memberikan logika 0 pada Port 1 bit ke 1

2.3 Sensor

Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur sesuatu yang digunakan

untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia

menjadi tegangan dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali

dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata,

pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler

sebagai otaknya. Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara

elektronik berfungsi mengubah besaran fisik (misalnya : temperatur,

gaya, kecepatan putaran) menjadi besaran listrik yang proposional

(http://indomicron.co.cc/elektronika/analog/pengertian-sensor). Salah satu

sensor yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sensor suhu.

2.3.1 Sensor LM 35

IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam

bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran

sangat linear berpadanan dengan perubahan suhu. Sensor ini berfungsi

sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang

memiliki koefisien sebesar 10 mV/°C yang berarti bahwa kenaikan

Page 34: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

suhu 1°C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. IC LM

35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar

karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius

pada temperature ruang.

Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :

a. Kalibrasi dalam satuan derajat celcius

b. Lineritas +10 mV/°C

c. Akurasi 0,5°C pada suhu ruang

d. Range +2°C - 150°C

e. Dioperasikan pada catu daya 4V – 30V

f. Arus yang mengalir kurang dari 60 µA

Gambar 2.5 Gambar Sensor LM 35

Keterangan Pin LM 35 :

1. Pin 1, yaitu +Vc dihubungkan dengan ADC pada pin 6

2. Pin 2, yaitu Vout

3. Pin 3, yaitu ground dihubungkan dengan ADC pada pin 7

2.4 BT 139 (Triac)

Triac adalah Triode AC Switc, yaitu thrystor dengan elektrode picu yang

mampu mengalirkan arus bolak- balik (AC) (Sutrisno, 1986). Triac adalah

komponen yang tak dapat ditinggalkan untuk keperluan menghantarkan arus

bolak- balik besar tanpa disertai rugi, dan dengan sarana tegangan kemudi

kecil. Keunggulan yang utama adalah bahwa arah hantarannya tidak

berpolaritas: triac menangani tegangan positif maupun negatif. Pulsa pendek

digerbang (G) sudah cukup untuk membuat triac menghantar. Kalau arus

Page 35: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

kemudi lenyap, triac tetap menghantar. Triac dapat dipicu dengan tegangan

polaritas positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan menggunakan

tegangan bolak-balik pada Gate. Triac banyak digunakan pada rangkaian

pengedali dan pensaklaran.

Gambar 2.6 Simbol dan Gambar Triac

Triac memiliki bagian- bagian penting:

1. Pin 1, yaitu: terminal utama 1. Biasanya dihubungkan dengan ground,

dan pada BT139 ini pin 1 biasanya ditanahkan.

2. Pin 2 ,yaitu terminal utama 2.

3. Gate, yaitu gerbang triac. Tempat terjadinya ledakan pembakaran dan

mati hidupnya alat.

4. Tab , yaitu: terminal utama 2.

2.5 MOC 3021

MOC301XM dan seri MOC302XM adalah perangkat optikal driver triac

terisolasi. Perangkat ini berisi GaAs inframerah memancarkan cahaya dioda

dan diaktifkan silikon bilateral switch, yang berfungsi seperti sebuah triac.

Dirancang untuk antar muka antara kontrol elektronik dan triac.

Gambar 2.7 MOC

Page 36: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Keterangan pin MOC 3021 :

1. Pin 1, yaitu anoda dihubungkan dengan lampu indikator

2. Pin 2, yaitu katoda dihubungkan dengan mikrokontroller

3. Pin 3, yaitu NC

4. Pin 4 dan Pin 6, yaitu main terminal dihubungkan dengan BT 151

5. Pin 5, yaitu sub rate do not conect

2.6 Liquid Crystal Display (LCD)

LCD merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan

tugas akhir ini karena LCD dapat menampilkan perintah-perintah yang harus

dijalankan oleh pemakai. LCD mempunyai kemampuan untuk

menampilkan tidak hanya angka, huruf abjad, kata-kata tapi juga simbol-

simbol.

Jenis dan ukuran LCD bermacam-macam, antara lain 2x16, 2x20,

2x40, dan lain-lain. LCD mempunyai dua bagian penting yaitu backlight

yang berguna jika digunakan pada malam hari dan contrast yang berfungsi

untuk mempertajam tampilan (http://digilib.petra.ac.id/prototype-

chapter3.pdf).

Gambar 2.8 Bentuk fisik LCD 2x16 karakter

Table 2.2 Fungsi pin LCD

No Nama Pin Fungsi

1 VSS GND

2 VDD Supply tegangan +5V

3 VLC Tegangan kontras LCD

4 RS L = input instruksi, H = input data

5 R/W L = tulis data dari MPU ke LCM, H = baca data dari LCM ke MPU

6 E Enable Clock

Page 37: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

7 DB0 Data Bus Line

8 DB1 Data Bus Line

9 DB2 Data Bus Line

10 DB3 Data Bus Line

11 DB4 Data Bus Line

12 DB5 Data Bus Line

13 DB6 Data Bus Line

14 DB7 Data Bus Line

15 Anoda Tegangan positif backlight

16 Katoda Tegangan negatif backlight

Fungsi dari masing – masing pin pada LCD adalah pin pertama dan kedua

merupakan pin untuk tegangan suplai sebesar 5 volt, untuk pin ketiga

harus ditambahkan resistor variabel 4K7 atau 5K ke pin ini sebagai

pengatur kontras tampilan yang diinginkan. Pin keempat berfungsi untuk

memasukkan input command atau input data, jika ingin memasukkan input

command maka pin 4 diberikan logic low (0), dan jika ingin memasukkan

input data maka pin 4 diberikan logic high (1).

Fungsi pin kelima untuk read atau write, jika diinginkan untuk membaca

karakter data atau status informasi dari register (read) maka harus diberi

masukan high (1), begitu pula sebaliknya untuk menuliskan karakter

data (write) maka harus diberi masukan low (0). Pada pin ini dapat

dihubungkan ke ground bila tidak diinginkan pembacaan dari LCD dan

hanya dapat digunakan untuk mentransfer data ke LCD.

Pin keenam berfungsi sebagai enable, yaitu sebagai pengatur transfer

command atau karakter data ke dalam LCD. Untuk menulis ke dalam LCD

data ditransfer waktu terjadi perubahan dari high ke low, untuk membaca

dari LCD dapat dilakukan ketika terjadi transisi perubahan dari low ke high.

Pin-pin dari nomor 7 sampai 14 merupakan data 8 bit yang dapat ditransfer

dalam 2 bentuk yaitu 1 kali 8 bit atau 2 kali 4 bit, pin-pin ini akan

langsung terhubung ke pin-pin mikrokontroler sebagai input/output. Untuk

Page 38: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

pin nomor 15-16 berfungsi sebagai backlight.

(http://digilib.petra.ac.id/prototype-chapter3.pdf).

2.7 Motor Servo

Motor servo biasanya digunakan untuk robot berkaki, berlengan atau

sebagai actuator pada mobile robot. Motor servo terdiri dari sebuah motor DC,

beberapa gear, sebuah potensiometer, sebuah output shaft dan sebuah

rangkaian control elektronik. Motor servo dikemas dalam bentuk segi empat

dengan sebuah output shaft motor dan konektor dengan 3 kabel yaitu ground,

power dan control.

Jenis motor servo berdasarkan sudut operasi motor servo dibagi menjadi 2

yaitu:

a. Motor Servo Standart

Motor servo standart merupakan motor servo yang mampu bergerak

CW dan CCW dengan sudut operasi tertentu, misal 60o, 90o atau 180o.

sudut maksimal yang diperbolehkan untuk motor servo standart adalah

180o. Motor servo ini sering dipakai pada sistem robotika yang

menggunakan lengan atau kaki.

b. Motor Servo Continous

Motor servo continous adalah motor servo yang mampu bergerak

CW dan CCW tanpa batasan sudut operasi (berputar secara kontinyu).

Motor servo ini sering digunakan sebagai aktuator pada mobile robot.

Motor servo beoperasi pada tegangan supply 4,8 volt hingga 7,2 volt.

Bentuk fisik motor servo ditunjukkan pada Gambar 2.9. (Averroes, 2009)

Gambar 2.9 Motor Servo Standart

Page 39: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

2.8 Power Supply

Power supply merupakan alat yang digunakan untuk mensupply tegangan

pasa rangkaian sensor dan pompa. Rangkaian power supply terdiri dari

beberapa komponen, yaitu: transformator, penyearah, regulator, kapasitor dan

beban.

2.8.1 Transformator

Transformator merupakan alat pemindah daya dari lilitan primer ke

sekunder dengan perubahan arus maupun perubahan tegangan.

Besarnya tegangan yang ingin dihasilkan tergantung dari banyaknya

lilitan primer dan sekunder.

Gambar 2.10 Transformer

2.8.2 Dioda Penyearah

Pada penyearah ini digunakan gelombang penuh dengan dua buah

diode penyearah (penyearah jembatan). Penyearah ini mempunyai

puncak tegangan yang sama dengan penyearah setengah gelombang

dan memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari penyearah

gelombang penuh dengan dua dioda.

Dioda adalah komponen semikonduktor yaitu dapat berfungsi

sebagai konduktor dan isolator. Dioda dapat menjadi konduktor bila

dibias forward (diberi tegangan maju ) dan menjadi isolator bila dibias

reverse (diberi tegangan balik).

Page 40: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Gambar 2.11 Penyearah Gelombang Penuh

2.8.3 Regulator

Regulator merupakan rangkaian yang digunakan untuk menjaga

tegangan keluaran tetap stabil meskipun terjadi perubahan tegangan

atau pada kondisi beban yang berubah-ubah. Rangakaian regulator ini

telah banyak dibuat dalam bentuk IC, seperti IC Regulator Tiga

Terminal LM 78XX. Besarnya tegangan teregulasi tergantung dari dua

angka setelah nomor seri 78, misalnya 7805 dimana tegangan keluaran

adalah 5 Volt.

Gambar 2.12 Regulator IC 7812 dan 7805

2.9 ADC (Analog Digital Converter)

ADC (Analog Digital Converter) suatu rangkaian yang dapat

mengubah tegangan analog menjadi data digital. Input tegangan analog

deferensial dapat meningkatkan common mode rejection dan pengaturan

offset tegangan input nilai nol. Tegangan referensi dapat diatur untuk

mendekodekan berapapun tegangan input pada resolusi 8 bit.

Page 41: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Gambar 2.13 ADC 0804

Fungsi dari masing-masing pin adalah sebagai berikut :

CS : pemilih chip aktif

RD : enable output aktif rendah

WR : star konversi aktif rendah

CLKIN : clock external

INTR : aktif konversi aktif rendah

Vin+/Vin- : input analog

AGND : ground analog

Vref/2 : pin koneksi

DGND : ground digital

Vcc 5V : catu daya positif

CLK R : clock internal

D0-D7 : output digital 

 

2.10 Referensi Penetas Telur

Penetasan pada prisipnya menyediakan lingkungan yang sesuai untuk

perkembanganembrio unggas. Secara garis besar penetasan dapat dibagi

menjadi dua, yaitu :

a. Penetasan secara alami : penetasan ini tanpa campur tangan manusia

b. Penetasan buatan : penetasan dengan campur tangan manusia

Dengan perkembangan teknologi di bidang peternakan sekarang,

banyak mesin tetas yangyang berukuran besar yang mampu menampung

Page 42: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

banyak telur sekaligus bekerja dengan otomatis. Dengan demikian

lingkungan yang sesuai dengan perkembangan embrio

Beberapa hal yang prlu diperhatikan agar penetasan dapat berhasil

denganbaik adalah :

a. Telur

Telur tetas yang baik adalah :

‐ Berbentuk oval dengan indeks 74 %

‐ Berwarna gelap dan halus

‐ Bersih dari kotoran

‐ Rongga udara sempit dan terletak pada ujung yang tumpul

‐ Umur telur tidak lebih dari 5 hari

b. Ruang mesin tetas

‐ Temperatur antara 100° F - 103° F atau 37,7° C – 39,4° C

‐ Kelembapan 60 – 70 %

‐ Ventilasi cukup

c. Posisi telur dalam mesin tetas yaitu diletakkan miring membenrtuk

sudut 30° dan ujung tumpul di bagian atas.

d. Pemutaran telur selama penetasan :

‐ Dilakukan sejak hari keempat sampai menetas

‐ Dilakukan selama 3 kali sehari

e. Candling (pemeriksaan telur)

Dilakukan selama dua kali yaitu antara hari ketujuh sampai tiga hari

sebelum menetas. Fungsi candling adalah :

‐ Mengeluarkan telur interfil dan retak

‐ Mengeluarkan telur yang embrionya mati

Page 43: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN

3.1 Perancangan Sistem

Adapun sistenm yang digunakan dalam penetas telur ini adalah sebagai

berikut :

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Dalam hal perancangan alat, penulis telah membuat rangkaian mulai dari

sensor LM 35, LCD 16x2 dan keluaran oleh TRIAC ke lampu. System kerja

dari rangkaian ini ialah ketika mikrokontroler menerima data-data berupa

sinyal analog dari sensor LM 35 , kemudian oleh mikrokontroler data-data

tersebut diolah untuk disampaikan ke driver melalui output pada port

mikrokontroler dan kemudian dikeluarkan berupa data digital ke output

display yaitu LCD. Apabila telah sampai pada data yang diinginkan maka

mikrokontroler akan langsung mengatur hidup matinya lampu yang

terhubung langsung dengan listrik.

3.2 Perancangan Perangkat Keras

3.2.1 Rangkaian Control

Mikorokontrol yang digunakan AT89S51 adalah mikrokontroler

CMOS 8 bit keluaran Atmel dengan kapasitas Flash memory sebesar

Page 44: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

4K bytes. Selain itu AT89S51 juga mempunyai kapasitas RAM

sebesar 128 bytes, 32 saluran I/O, Watchdog timer, dua pointer

data, dua timer/counter 16-bit. Secara fisik, mikrokontroler AT89S51

mempunyai 40 pin, 32 pin diantaranya adalah pin untuk keperluan

port masukan atau keluaran. Satu port paralel terdiri dari 8 pin,

dengan demikian 32 pin tersebut membentuk 4 buah port paralel,

yang masing-masing dikenal dengan Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3.

Dimana Port 0 dihubungkan dengan lampu, Port 1 dihubungkan

dengan ADC, Port 2 dihubungkan dengan LCD dan Pin ke 16

dihubungkan dengan motor servo.

Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontrol

3.2.2 Rangkaian Catu Daya

Catu daya yang digunakan adalah adaptor 1,2 ampere yang

berfungsi menurunkan tegangan 220 Volt dari PLN menjadi beberapa

tegangan pilihan, yaitu 1.5V, 3V, 4.5V, 6V, 7.5V, 9V dan 12V.

Karena AT89S51 membutuhkan tegangan 5 V, maka adaptor di set

pada 6 V atau lebih. LM7805 digunakan untuk menstabilkan tegangan

Page 45: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

agar menjadi 5 Volt sesuai kebutuhan mikrokontroller. Dioda yang

terpasang dirangkaian berfungsi mengamankan rangkaian apabila

masukan dari adaptor terbalik polaritasnya.

Gambar 3.3 Gambar Rangkaian Catu Daya

3.2.3 Rangkaian ADC ( Analog Digital Converter )

Rangkaian ADC0804 berfungsi sebagai pengubah sinyal analog

hasil dari sensor LM 35 menjadi bilangan biner (0 dan 1) yang

dimengerti oleh AT89S51. Rangkaian ADC0804 dihubungkan

dengan komponen-komponen elektronika seperti kapasitor dan

resistor. Fungsi dari resistor dan kapasitor tersebut adalah sebagai

pegatur frekuensi internal dari ADC. Adapun rumus frekuensi ADC

adalah sebagai berikut. 0.91

Keterangan :

= frekuensi

R = resistor (Ohm)

C = Kapasitor (Farad)

Input ADC (Vin+) akan dihubungkan dengan sensor suhu

sedangkan outputnya (pin 11-18) dihubungkan dengan

mikrokontroller (P0).

Page 46: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Gambar 3.4 Rangkaian ADC0804

3.2.4 Rangkaian LCD 16 X 2

Seperti keterangan di atas, tampilan LCD ini memakai modus 8 bit,

sehingga pin yang digunakan untuk transfer data adalah pin 7-14. Port

yang digunakan untuk mengirim data ke LCD adalah port 2. Pin 3

pada LCD (VLCD) dihubungkan ke Variable Resistor (VR) untuk

mengatur kecerahan LCD.

Gambar 3.5 Rangkaian LCD

3.2.5 Sensor LM 35

Sensor LM 35 memiliki tegangan kerja 5 V namun outputnya hanya

antara 0,01 V sampai 1,00 V, mengingat LM 35 yang digunakan

adalah dari seri DZ sehingga range pengukuran hanya berkisar antara

Page 47: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

0 – 100°C dengan perubahan sebesar 10 mV per 1°C. dengan

ketelitian yang dimiliki maka sensor tersebut dapat diterapkan

langsung dengan mikrokontroler AT89S51.

Gambar 3.6 Rangkaian LM 35

3.2.6 Motor Servo

Motor servo merupakan perangkat motor yang digunakan untuk

membalik posisi telur secara horisontal dengan sudut 180⁰, kemudian

selang waktu beberapa menit motor servo tersebut bergerak lagi 180⁰

secara horizontal ke posisi semula.

Gambar 3.7 Rangkaian Motor Servo

Page 48: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

3.2.7 Lampu Pijar

Pada inkubator ini digunakan lampu pijar sebagai pencahayaan

sekaligus sebagai pemanas di dalam inkubator. Jika suhu di dalam

inkubator terlalu panas maka lampu pijar tersebut mati secara

otomatis, tetapi apabila suhu dibawah nilai yang ditetapkan maka

lampu akan dihidupkan. Inkubator telur otomatis ini menggunakan 2

buah lampu yang berfungsi sebagai pemanas, sehingga inkubator akan

bekerja secara otomatis.

Gambar 3.8 Rangkaian Lampu Pijar

3.3 Perancangan Program Asembling

Dalam melakukan perancangan software atau program, di awali dengan

pembuatan flowchart terlebih dahulu. Flowchart program seperti pada

gambar berikut.

Page 49: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Gambar 3.9 Flowchart cara kerja Penetas Telur

Setelah flowchart dibuat, tahap selanjutnya adalah menuliskan program.

Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

Page 50: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

1. Menuliskan listing program di dalam notepad. Dalam penulisan ini

digunakan bahasa assembly yang nantinya disimpan dalam ekstensi

.asm.

2. Setelah program disimpan dalam ekstensi .asm, langkah selanjutnya

adalah mengecek program yang telah dibuat tadi apakah sudah benar

atau belum. Pengecekan ini dilakukan dengan program ASM_51.

3. Setelah program dicek dan benar, program akan diubah ke dalam

ekstensi hexadecimal atau hex. Dalam hal ini digunakan ASM_51.

4. Untuk tahapan terakhir, program akan didownload ke dalam IC

AT89S51 dengan menggunakan AEC_ISP.

3.4 Perancangan Sirkuit PCB dan Box

Dalam pembuatan rangkaian ini dibutuhkan beberapa komponen

pokok yaitu Mikrokontroler AT89S51, Sensor LM 35, dan lampu sebagai

indikator. Perancangan rangkaian dimulai dari menggambar skema

rangkaian dengan menggunakan software protel design system yang akan

dipakai untuk membuat rangkaian pada PCB. Skema rangkaian yang telah

dibuat dengan menggunakan software protel design system kemudian

dicetak ke papan PCB dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mencetak gambar layout PCB yang telah dibuat pada kertas transparan.

2. Proses berikutnya adalah penyablonan secara langsung diatas lembaran

PCB dengan menggunakan sekrin. Sekrin yang digunakan harus

sudah terbentuk gambar layout PCB pada permukaan sekrin tersebut.

3. Memasukkan yang telah tersablon ke dalam air hangat yang telah

dilarutkan bubuk Ferri Clorite. Wadah yang digunakan harus selain

logam.

4. Rendam PCB ke dalam larutan Ferri Clorite selama 5-10 menit

dengan perbandingan 10 gram bubuk Ferri Clorite untuk 100cc air

panas. Goyang-goyang wadah atau tempat perendam PCB agar seluruh

lapisan tembaga yang tidak tertutup pola jalur PCB dari sablon dapat

terkikis habis lebih cepat.

Page 51: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

5. PCB dibersihkan dengan menggunakan kapas untuk menghilangkan

sisa-sisa larutan Ferri Clorite dari papan PCB. Untuk

menghilangkan sablon menggunakan tiner/bensin.

6. Proses pelubangan PCB manggunakan bor PCB dengan diameter bor 0,8

mm atau 1,0 mm.

7. Pemberian tiner pada gambar rangkaian yang telah dibor.

8. Mengolesi PCB dengan getah damar (gondorukem) untuk melapisi jalur

PCB agar tembaga tidak mudah terkelupas saat dipanaskan (di-solder)

berulang-ulang.

9. Langkah selanjutnya setelah getah damar yang dioleskan kering adalah

memasang komponen yang telah ditentukan pada jalur PCB yang telah

tergambar.

Setelah selesai melakukan perancangan alat-alat, langkah selanjutnya

adalah perakitan. Tahap perakitan dimulai dengan urutan sebagai berikut :

1. Merangkai komponen elektronik

Komponen elektronik, minimum sistem AT89S51, sensor ultrasonik,

LCD dan speaker dirangkai sesuai dengan perancangan yang telah

dibuat. Komponen dipasang pada tempatnya sesuai dengan layout PCB.

2. Memasang PCB ke dalam box

PCB yang sudah dipasangi komponen elektronik dan komponen

mikrokontroler dipasang ke dalam box agar lebih rapi dan teratur.

3.5 Perancangan Mekanik

Dalam pembuatan mekanik dibutuhkan beberapa komponen pokok yaitu

aklirik, gergaji, penggaris dan lem sebagai perekat. Perancangan mekanik

dimulai dari menggambar skema mekanik pada aklirik dengan ukuran sesuai

keinginan. Skema mekanik yang telah dibuat kemudian dipotong dengan

menggunakan gergaji langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat skema mekanik yang akan dibuat pada aklirik.

2. Proses berikutnya adalah memotong aklirik dengan menggunakan

gergaji sesuai skema yang telah dibuat.

Page 52: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

3

3. Set

ses

4. Set

dir

3.6 Skema

Ketera

1. Bo

2. Mo

ter

dap

3. Pej

me

4. La

5. Tra

6. Ra

7. LC

ink

telah menjad

suai keingina

telah tersusu

rangkai deng

a Mekanik

G

angan gamba

ox terbuat da

otor servo y

sebut memu

pat terbalik.

jepit telur,

empermudah

mpu yang be

afo atau catu

angkaian Mik

CD yang ber

kubator terse

di potongan-

an dan penem

un rapi kemu

gan rangkaia

Gambar 3.10

ar :

ari aklirik yan

yang berfung

utar penjepit

, pada ba

h dalam men

erfungi seba

u daya.

krokontroler

rfungsi untu

ebut.

-potongan k

mpelannya m

udian box te

an mikrokont

0 Mekanik A

ng berukura

gsi untuk m

telur yang a

agian atas

nata telur

agai pemanas

r yang dipak

uk menampil

kemudian akl

menggunaka

ersebut dileta

trol yang tela

Alat Penetas

n 20x21x30

emballik po

ada pada bo

bisa dibo

s

ai.

lkan suhu ya

lirik tersebu

an lem khusu

akkan diatas

ah dibuat.

Telur

.

osisi telur, m

x sehingga p

ongkar pas

ang terdetek

ut dirangkai

us aklirik.

papan dan

motor servo

posisi telur

sang agar

ksi didalam

Page 53: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

8. LM 35 yang berfungsi sebagai pendeteksi suhu incubator.

9. Alas box yang terbuat dari papan berukuran 37x42, berfungsi untuk

meletakkan box dan rangkaian mikrokontroller.

3.6 Analisa Kebutuhan

Dalam pembuatan alat penetas telur ini membutuhkan beberapa perangkat

keras (hardware), perangkat lunak (software) dan alat-alat pendukung antara

lain:

3.6.1 Hardware

1. Rangkaian Catu Daya dan Regulator

Rangkaian ini menggunakan adaptor CT 12V/1A yang berfungsi

menurunkan tegangan 220V. Dengan menggunakan adaptor ini,

tegangan yang di inginkan dapat di pilih, mulai dari 3 V DC sampai

dengan 12 V DC. Dioda digunakan untuk mencegah kerusakan

regulator ketika polaritas terbalik. Selain itu terdapat pula regulator

LM7805 yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan sebesar 5

Volt. Jadi secara garis besar fungsi rangkaian catu daya dan regulator

LM7805 adalah untuk menurunkan tegangan dari 220 V AC ke DC.

2. Minimum Sistem AT89S51

Rangkaian ini bisa disebut sebagai CPU board yang berfungsi

sebagai pengendali utama dari keseluruhan sistem atau dapat

disebut sebagai otak dari rangkaian. Rangkaian ini dilengkapi

dengan port-port dimana CPU board dapat berhubungan

dengan modul-modul pendukung yang lain. Minimum sistem

AT89S51 menggunakan chip AT89S51.

3. Rangkaian ADC

Rangkaian ADC dengan IC 0804 berfungsi untuk mengubah

sinyal analog menjadi sinyal digital. Umumnya digunakan ADC 8 bit

untuk mengubah rentang sinyal analog 0-5 volt menjadi level digital

Page 54: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

0-255. Osilator pada rangkaian ADC ini dibangun oleh kapasitor

sebesar 150 pF dan sebuah resistor sebesar 10 Kohm.

4. Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

Rangakaian LCD memakai LCD 16x2 dengan modus 8 bit.

LCD digunakan sebagai interface suhu, sehingga suhu yang

terditeksi akan ditampilkan pada LCD tersebut.

5. Lampu Indikator

Perangkat ini digunakan sebagai indikator bahwa sensor bekerja

dengan baik. Rangkaian terdiri dari Triac (BT151) sebagai pensaklar

arus AC untuk menyalakan lampu AC dan MOC3021 sebagai

perangkat optikal driver triac.

6. Sensor LM 35

Rangkaian pengatur suhu inkubator menggunakan sensor LM 35

sebagai pengontrol suhu dan outputnya dimasukkan ke dalam

rangkaian ADC sebagai konverter. Sinyal tersebut diolah oleh

mikrokontroler untuk kemudian dikeluarkan pada LCD.ataupun ke

lampu pemanas.

3.6.2 Software

1. Notepad

Aplikasi ini digunakan untuk menuliskan program asembly yang

nantinya akan disimpan dengan ekstensi “.asm”.

2. Protel Design System

Protel sebagai program yang digunakan untuk merancang

rangkaian Elektronik dan PCB design.

3. Program compiler ASM51 dan program downloader AEC ISP

ASM51

ASM51 adalah program compiler berbasis windows untuk

mikrokontroler keluarga ATMEL. Pemrograman pada

mikrokontroler AT89S51 menggunakan bahasa tingkat tinggi yaitu

bahasa Assembler. Fungsi dari program compiler ASM51 adalah

Page 55: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

untuk me-load file berekstensi “.asm” yang sudah dibuat dengan

menggunakan Notepad untuk dirubah menjadi file berektensi

“.hex”. Setelah file dirubah menjadi “.hex” kemudian di-load

dengan menggunakan program compiler AEC ISP. Tujuannya

adalah untuk memasukkan program mikro ke dalam downloader

mikrokontroler AT89S51.

3.6.3 Alat Pendukung

1. Solder

Alat pendukung yang digunakan untuk memanaskan dan

menyambung komponen-komponen elektronika pada PCB.

2. Multimeter

Alat yang digunakan untuk mengukur arus (ampere), tegangan

(voltage) dan hambatan (resistansi). Alat ini terdiri atas dua kabel

penyidik yang berwarna merah dan hitam. Agar bisa bekerja,

multimeter ini memerlukan catu daya dari baterai.

3. Gergaji

Alat yang digunakan sebagai pemotong.

4. Bor

Alat yang digunakan untuk membuat lubang pada PCB.

5. Larutan HCL dan H2O2

Cairan ini digunakan untuk melarutkan desain rangkaian pada

PCB. Larutan ini dicampur dengan air dengan perbandingan

HCL:H2O2:air adalah 1:1:4. Desain PCB yang tidak terblok akan

mengelupas dan tembaga akan terlihat jika proses pelarutan selesai

dilakukan.

Page 56: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

BAB IV 

IMPLEMENTASI DAN ANALISA 

 

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

Pengujian  rangkaian mikrokontroller  AT89S51  ini  dilakukan  dengan membuat 

rangkaian seperti berikut : 

 

Gambar 4.1 Rangkaian uji coba rangkaian Mikrokontroller AT89S51 

 

Pengecekan mikrokontroller AT89S51 dilakukan dengan port 0.0 sampai port 0.7 

dihubungkan  dengan  delapan  buah  LED  pada  kaki  katoda.  Kaki  Kanoda  LED 

dihubungkan dengan resistor 330 ohm. Sedangkan kaki anoda dihubungkan dengan 

VCC. 

 

4.2 Pengujian Rangkaian Interfacing LCD 2x16

Bagian  ini  hanya  terdiri  dari  sebuah  LCD  dot  matriks  2  x  16  karakter  yang 

berfungsi  sebagai  tampilan  hasil  pengukuran  dan  tampilan  dari  beberapa 

Page 57: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

keterangan.  LCD  dihubungkan  langsung  ke    Port  2  dari  Mikrokontroller  yang 

berfungsi  mengirimkan  data  hasil  pengolahan  untuk  ditampilkan  dalam  bentuk 

alfabet dan numerik pada LCD. 

Display  karakter   pada    LCD diatur oleh pin E, RS dan RW:  Jalur E dinamakan 

Enable.  Jalur  ini  digunakan  untuk  memberitahu  LCD  bahwa  anda  sedang 

mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program 

E harus dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang lain RS dan 

RW.   Jalur RW adalah  jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika  low (0), maka 

informasi pada bus data akan   dituliskan   pada   layar   LCD.  Ketika   RW  berlogika   

high      ”1”,   maka      program    akan melakukan  pembacaan memori    dari    LCD.  

Sedangkan pada aplikasi   umum pin RW   selalu diberi  logika  low ( 0 )   berdasarkan   

keterangan      di      atas   maka      kita      sudah      dapat   membuat      progam    untuk 

menampilkan karaker pada display LCD.  

 

4.3 Pengujian ADC0804

Sebelumnya  dibuat  rangkaian  ADC  yang  dihubungkan  ke  port  1  di 

mikrokontroller.  Berikan  tegangan  masukan  pada  ADC  dengan  sebuah 

potensiometer.  Bila  potensiometer  diputar  dan  bobot  biner  LED  yang  padam 

(bernilai  1) berubah  sesuai perubahan  tegangan potensiometer, maka ADC  sudah 

bekerja dengan baik. 

 

4.4 Pengujian Sensor LM 35

Sensor LM 35 ini terhubung langsung dengan ADC, kemudian ADC

mengirim data ke mikrokontroller dan dicetak ke LCD. Dari LCD dapat

terbaca suhu disekitar sensor LM 35 tersebut. Tegangan keluaran linier

dengan perubahan sebesar 10mV untuk setiap kenaikan atau penurunan

sebesar 1°C. Sensor suhu LM35 diuji dengan cara memberikan catu 5V dan

memberikan pemanasan secara tidak langsung, sedangkan tegangan keluaran

langsung diamati dengan voltmeter.

Page 58: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Gambar 4.2 Suhu di tampikan pada LCD antara 38°-40°

 

4.5 Pengujian Motor Servo

Salah satu tujuan pengujian kontrol posisi Motor Servo Ac dengan teknik   “On‐

Off  Control”  adalah  untuk melihat  respon  kecepatan  dan  posisi motor  terhadap 

variasi  frekuensi  input.  Disamping  itu  dapat  juga  dilakukan  pengontrolan  posisi 

dengan tiga model operasi (putaran maju, berhenti dan putaran mundur). 

Pembalikan arah putaran motor dilakukan dengan menukar urutan fasa terminal 

motor,  yang  dilakukan  dengan  cara membalikkan  persamaan  tegangan  sinusoidal 

antara dua  fasa pada program, atau dapat  juga dilakukan dengan mengalikan nilai 

frekuensi  input dengan  (‐). Sementara  itu agar motor dapat berhenti, aliran  sinyal 

kontrol dari komputer ditunda dengan cara mengoutputkan tegangan nol pada D/A 

konverter. 

 

4.6 Pengujian Lampu

Lampu dihubungkan di Port 0 pada mikrokontroller, dari mikrokontrol

dihubungkan dahulu pada TRIAC, TRIAC berfungsi sebagai pengganti relay,

pada prototipe ini menggunakan 2 lampu yang berfungsi sebagai pemanas.

Page 59: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Jika suhu di dalam prototipe terbaca oleh sensor lebih dari 40° maka lampu

akan mati, tetapi apabila kurang dari 38° maka lampu akan menyala.

 

4.7 Pemasukan Program Assemby ke Mikrokontroller AT89S1

Proses  ini, dilakukan oleh downloader  IC AT89xx. Adapun  langkah‐langkahnya 

adalah sebagai berikut : 

1. Tancapkan IC AT89S51 ke soket ic pada downloader.

2. Hubungkan soket female DB-25 pada downloader ke soket male DB-25 di

PC dan hubungkan power supply dengan tegangan 12 V ke downloader.

3. Buka program ASM_51.

4. Ketikan nama file assembly yang telah dibuat, yaitu fajar.asm kemudian

tekan enter dan tunggu sebentar. Setelah proses konversi dari ekstensi .asm

ke ekstensi .hex selesai, lihatlah apa ada error di dalam program tersebut,

apabila tidak ada maka bisa dilanjutkan, apabila masih ada kesalahan

maka harus diperbaiki terlebih dahulu. Peringatan error bisa di lihat dalam

file fajar.lst.

 

Gambar 4.3 Proses konversi dari .asm ke .hex 

 

5. Apabila program assembly sudah benar serta tidak ditemukannya

kesalahan, langkah selanjutnya adalah menjalankan program AEC_ISP.

Page 60: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

 

Gambar 4.4 Tampilan program AEC_ISP 

 

6. Setelah muncul Gambar 4.2, pilih A lalu masukkan nama program

(fajar.hex) yang akan didownload.

7. Setelah itu akan muncul tampilan seperti Gambar 4.4. Tekan sembarang

tombol untuk melanjutkan.

 

Gambar 4.5 Proses loading fajar.hex selesai 

 

8. Kemudian arahkan pada pilihan E, lalu tekan enter atau tekan tombol “E”.

Ini berfungsi untuk memasukkan program yang berekstensi hex ke dalam

IC AT89S51.

Page 61: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Gambar 4.6 Memasukan fajar.hex ke dalam memori IC AT89S51 

 

Gambar 4.7 Proses pemasukan fajar.hex ke dalam memori IC AT89S51 

 

9. Jika sudah 100%, tekan sembarang tombol untuk melanjutkan.

10. Langkah selanjutnya adalah memilih pilihan I, lalu tekan enter. Disitu

tampak bahwa kondisi masih tinggi (high). Dengan menekan tombol enter,

maka akan berubah menjadi rendah (low).

Page 62: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

Gambar 4.8 Proses riset IC AT89S51

11. Setelah proses download selesai, langkah selanjutnya yaitu memasang IC

AT89S51 yang berisi program lpg.hex tadi ke rangkaian.

4.8 Pengujian Rangkaian Keseluruhan

Pengujian rangkaian secara keseluruhan dilakukan setelah semua

komponen terpasang dan program assembly yang sudah dibuat di masukan ke

IC. Setelah dilakukan pengecekan ulang dan tidak ada kesalahan di

rangkaiannya, uji coba langsung dilaksanakan. Secara elektronis rangkaian

telah bekerja dengan baik, output dari Mikrokontroller dapat mengirimkan

data ke LCD. Tampilan pada LCD dapat menampilkan suhu inkubator yang

dikirimkan oleh sensor LM 35 serta pengontrolan lampu juga sudah cukup

baik. Lampu indikator digunakan untuk penanda bahwa sensor telah bekerja,

kemudian ADC mengirim sinyal ke mikro yang kemudian akan ditampilkan

ke LCD. Sensor LM 35 mengontrol suhu antara 38°-40°C bila suhu melebihi

suhu tersebut maka lampu akan mati, bila suhu kurang dari suhu tersebut

lampu akan hidup.hidup. Dan motor servo bergerak dengan selang waktu 1

menit dengan sudut 180°.

 

Page 63: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang dilakukan pada rangkaian, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Saat sensor membaca suhu lebih dari 40°C, maka sensor akan memberikan

instruksi ke mikrokontroler untuk mengaktifkan rangkaian driver sehingga

lampu mati.

2. Saat sensor membaca suhu lebih dari 38°C, maka sensor akan memberikan

instruksi ke mikrokontroler untuk mengaktifkan rangkaian driver sehingga

lampu menyala.

3. Keluaran dari sensor suhu LM 35 berupa teks yang ditampilkan oleh LCD

16x2.

4. Selang waktu beberapa menit motor servo bergerak 180° untuk membalik

posisi telur.

5. Dengan menggunakan Mikrokontroler AT89S51 kita harus membuat

rangkaian ADC karena AT89S51 belum memiliki ADC internal.

5.2 Saran

Beberapa saran perlu disampaikan pada pembuatan penetas telur ini adalah

:

1. Dengan menambah sensor kelembaban kita dapat membuat inkubator yang

lebih baik.

2. Dengan ukuran box yang lebih besar maka telur yang ditetaskan

jumlahnya juga semakin banyak.

3. Dengan menggunakan motor yang lebih besar maka dapat membalik

posisi telur dengan jumlah telur yang lebih banyak.

Page 64: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

DAFTAR PUSTAKA

‐ NN. 1996. Petunjuk Produksi Ternak Unggas 1, Purwokerto.

‐ Eko Putro, Afianto. 2004. Panduan Mikrokontroller AT89S51. Yogyakarta :

Andi.

‐ Averrous. 2009. Motor Servo Continous. Bandung : Informatika.

‐ Sutrisno. 1986. BT 139 (TRIAC). Jakarta : Elex Media Komputindo.

‐ Anonim, 2010, a, Mikrokontroller AT89S51,

http://elektronika21.blogspot.com/mikrokontroller-at89s51.html, diakses tanggal

7 Juni 2010

‐ Anonim, 2010, b, Osilator dan Clock, http://www.polibatam.ac.id, diakses

tanggal 7 Juni 2010

‐ Anonim, 2010, c, Bahasa Assembly Mikrokontroller AT89S51, http://www.toko-

elektronika.com/tutorial/uc2.html, diakses tanggal 7 Juni 2010

‐ Anonim, 2010, d, Sensor, http://indomicron.co.cc/elektronika/analog/pengertian-

sensor, diakses tanggal 10 Juni 2010

‐ Anonim, 2010, e, Karakteristik LCD, http://digilib.petra.ac.id/prototype-

chapter3.pdf, diakses tanggal 10 Juni 2010

 

   

Page 65: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

LAMPIRAN

Listing Program :

;Penetas telur

;Data LCD pada p2.3 - p2.0 (4 bit mode)

LCD equ p2

rS bit p2.4

rW bit p2.5

en bit p2.6

load bit p0.7

motor bit p3.5

wr_adc bit p0.0

in_adc bit p0.1

s_low equ 38

s_hig equ 40

dt_adc equ p1

dly equ 70h

suhu equ 71h

mnt equ 72h

dtk equ 73h

jmp start

org 0bh

mov th0,#HIGH(-50000)

MOV TL0,#LOW(-50000)

djnz dly,xtmr0

call rd_adc

mov dly,#10

djnz dtk,xtmr0

mov dtk,#120

djnz mnt,xtmr0

Page 66: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

mov mnt,#1

clr tr0

cpl f0

jb f0,kiri

call right

setb tr0

xtmr0: reti

kiri: call left

setb tr0

reti

Start: MOV TMOD,#11H

SETB TR0

SETB EA

SETB ET0

call initlcd

mov a,#0

call line1

mov dptr,#tb1

call ctkrom

mov a,#0

call line2

mov dptr,#tb2

call ctkrom

mov mnt,#1

mov dtk,#120

mov dly,#10

call left

jmp $

;initialisasi LCD 4 bit interface ========LCD Start========

Page 67: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

initlcd:mov r6,#250

dl2: call d100

djnz r6,dl2

mov lcd,#43h

CALL clk

mov r6,#41

dl3: call d100

djnz r6,dl3

mov lcd,#43h

CALL clk

dl4: call d100

mov lcd,#43h

CALL clk

call d100

mov lcd,#42h

CALL clk

call d100

mov lcd,#42h

CALL clk

CALL D100

mov lcd,#48h

CALL clk

call d100

mov lcd,#40h

CALL clk

mov lcd,#4Ch

CALL clk

call d100

mov lcd,#40h

CALL clk

mov lcd,#41h

Page 68: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

CALL clk

mov r6,#16

dl16: call d100

djnz r6,dl16

ret

;Set cursor pada LCD baris 1 kolom ke A

line1: mov lcd,#48h

call clk

add a,#40h

mov lcd,a

call clk

call d100

ret

;Set cursor pada LCD baris 2 kolom ke A

line2: mov lcd,#4ch

call clk

add a,#40h

mov lcd,a

call clk

call d100

ret

;clock enable

clk: clr en

nop

nop

setb en

RET

Page 69: PROTOTIPE ALAT PENETAS TELUR BERBASIS MIKROKONTROLLER ...... · 2.2 Mikrokontroller AT89S51 ... 3.2.7 Rangkaian Lampu ... menggunakan tenaga manusia atau secara manual sekarang menjadi

 

  

;delay 100uS

d100: mov r7,#50

djnz r7,$

ret ;========LCD END========

tb1: db 'Penetas Telur',13

tb2: db 'Suhu : ',0dfh,'C',13

end