148
PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 ( STUDI KASUS : POKJA INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY PADA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH II CIPUTAT ) Oleh : HERMANTO 206091004055 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H

PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

  • Upload
    lamtruc

  • View
    247

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN

RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

AT89S51

( STUDI KASUS : POKJA INFORMATION AND COMMUNICATION

TECHNOLOGY PADA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN

GEOFISIKA WILAYAH II CIPUTAT )

Oleh :

HERMANTO

206091004055

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

Page 2: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

ii

Page 3: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

iii

Page 4: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

v

ABSTRAK

Hermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information And

Communication Technology (ICT) Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika

Wilayah II Ciputat), Dibimbing Oleh Herlino Nanang dan Victor Amrizal.

Pemakaian kelistrikan yang tidak teratur pada ruangan-ruangan suatu instansi

dapat diatasi dengan cara mengontrol kelistrikan secara otomatisasi, sehingga staf

tidak perlu lagi untuk khawatir akan kealpaan untuk menghidupkan dan

mematikan arus listrik disetiap ruangan. Maka dari itu, penelitian ini dimaksudkan

untuk membangun sebuah prototipe sistem pengendali yang dapat mengontrol

kelistrikan secara otomatisasi, sentralisasi dan komputerisasi. Pengembangan

prototipe ini lebih lanjut diharapkan dapat membantu staf dalam pemantauan

kelistrikan ruangan yang dirasakan cukup tidak efisien jika dilakukan dengan

sistem saklar yang berada disetiap ruangan. Dalam perancangannya, penulis

memanfaatkan teknologi mikrokontroler AT89S51 sebagai alat bantu dalam

pengontrolan kelistrikan. Dimana dalam hal ini kantor Balai Besar Meteorologi

dan Geofisikas Wilayah 2 Ciputat Pokja ICT, mempunyai empat ruangan yang

memiliki peralatan-peralatan yang beroperasi 24 Jam. Dalam pembuatan prototipe

sistem pengendali kelistrikan ini penulis menggunakan metode pengembangan

sistem model komputer (computer model), dalam pembangunannya menggunakan

bahasa Assembly dan VB.NET sebagai antarmuka pemakai. Aplikasi ini pada

akhirnya sebagai pengendali kelistrikan ruangan yang bersifat otomatisasi,

sentralisasi, dan terkomputerisasi. Untuk implementasi pada sistem kelistrikan

sesungguhnya, terdapat penambahan digital amphere meter guna melihat output

kelistrikan yang dihasilkan, penambahan sikring untuk keamanannya, dan

perubahan relay yang mampu memberikan daya yang besar.

Kata Kunci : Mikrokontroler, AT89S51, computer model (model komputer),

Assembly, VB.NET.

5 BAB + 127 Halaman + 16 Tabel + 66 Gambar + Pustaka + 7 Lampiran

Pustaka Acuan (23, 2000-2010)

Page 5: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Judul dari skripsi ini adalah ”PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI

KELISTRIKAN RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

(STUDI KASUS : POKJA INFORMATION AND COMMUNICATION

TECHNOLOGY (ICT) PADA BALAI BESAR METEOROLOGI DAN

GEOFISIKA WILAYAH II CIPUTAT)”. Dalam menyusun skripsi ini, penulis

menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan

bimbingan dari semua pihak. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi,

2. Bapak Yusuf Durrachman, MSc., MIT selaku Ketua Program Studi

Teknik Informatika. dan Ibu Viva Arifin, MMSI., Sekretaris Program

Teknik Informatika

3. Bapak Herlino Nanang, MT. selaku Dosen Pembimbing I, Bapak Victor

Amrizal M.Kom selaku Dosen Pembimbing II, Ibu Arini MT. selaku

Dosen Penguji I, serta Bapak Ir. Bakri La Katjong, MT., MKom. Selaku

Dosen Penguji II atas kerjasamanya telah memberikan bantuan,

Page 6: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

vii

pengertian, dan dukungan baik secara moril, teknis maupun non teknis

kepada penulis.

4. Ibu Dewi Mayasari S.Kom, selaku Staff IT Support. Bapak M. Taufik ST,

selaku Electrical Engineering Pokja ICT Balai Besar Meteorologi Dan

Geofisika, sebagai pembimbing lapangan yang telah memberikan kerja

sama, bantuan dan bimbingannya semasa riset.

5. Seluruh dosen dan para staf karyawan Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staf karyawan Pokja ICT Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika.

Penulis menyadari bahwa pada skripsi ini masih terdapat banyak sekali

kekurangan. Oleh karena itu, masukkan berupa saran dan kritik yang membangun

sangat penulis harapkan demi tercapainya peningkatan atas manfaat dari skripsi

ini. Untuk itu, penulis dapat dihubungi pada [email protected]. Akhir

kata, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan sedalam-

dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini,

semoga Allah SWT akan membalas kebaikan kalian. Semoga skripsi ini dapat

memberi manfaat kepada semua pihak, Amiin.

Wassalam

Jakarta, Maret 2011

Penulis

Hermanto

Page 7: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xii

DAFTAR ISI

Lembar Judul ................................................................................................... i

Lembar Persetujuan Pembimbing ................................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian ................................................................................. iii

Lembar Pernyataan ............................................................................................ iv

Abstrak .............................................................................................................. v

Kata Pengantar ................................................................................................... vi

Lembar Persembahan ......................................................................................... vii

Daftar Isi ............................................................................................................ xi

Daftar Tabel ........................................................................................................ xv

Daftar Gambar ..................................................................................................... xvi

Daftar Lampiran .................................................................................................. xx

Daftar Istilah........................................................................................................ xxi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah ....................................................................... 2

1.3. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

1.4. Batasan Masalah ............................................................................. 3

1.5. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

1.6. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

1.7. Metodologi Penelitian ..................................................................... 6

Page 8: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xiii

1.8. Sistematika Penulisan ..................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 10

2.1. Definisi Prototipe ............................................................................ 10

2.2. Definisi Sistem ................................................................................ 10

2.3. Definisi Pengendalian .................................................................... 11

2.4. Definisi Kelistrikan ......................................................................... 11

2.5. Definisi Ruangan ............................................................................ 12

2.6. Definisi Mikrokontroler .................................................................. 12

2.6.1. Berbagai Tipe Mikrokontroler ............................................. 13

2.7. AT89S51 ......................................................................................... 14

2.7.1. Kelebihan Mikrokontroler AT89S51 ................................... 14

2.7.2. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 ................................... 16

2.7.3. Deskripsi Pin Mikrokontroler AT89S51 ............................... 17

2.7.4. Struktur Memori .................................................................... 20

2.7.5. Interupsi................................................................................. 22

2.8. Metodologi Penelitian ..................................................................... 23

2.8.1. Metode Pengumpulan Data ................................................... 23

2.8.2. Metode Pengembangan Sistem ............................................ 24

2.8.3. Pseudocode .......................................................................... 26

2.8.4. Flowchart (Diagram Alur) ................................................... 26

2.9. Bahasa Pemrograman Assembly ..................................................... 28

2.9.1. Struktur Program Assembly .................................................. 29

Page 9: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xiv

2.9.2. Program Sumber Assembly .................................................. 30

2.10. Visual Basic.NET ........................................................................ 35

2.10.1. Komponen-komponen Visual Basic. NET ......................... 35

2.10.2. Kelebihan dan Kekurangan Visual Basic.NET .................. 35

2.11. Komponen Pendukung ................................................................ 40

2.11.1. Perangkat Keras Komunikasi ............................................... 40

2.11.2. Komponen Elektronika ......................................................... 43

2.11.3. Perangkat Listrik ................................................................. 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 49

3.1. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 49

3.2. Metode Pengembangan Sistem ...................................................... 53

3.3. Diagram Alur (Flowchart) Penelitian ............................................ 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 57

4.1. Profil Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat . 57

4.1.1. Gambaran Umum Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika .............................................................................. 57

4.1.2. Sejarah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ...... 59

4.1.3. Logo Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika .......... 61

4.1.4. Visi Misi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ... 61

4.1.5. Struktur Organisasi ............................................................... 64

Page 10: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xv

4.2. Pengembangan Sistem .................................................................... 66

4.2.1. Memahami Sistem yang akan dibangun .............................. 66

4.2.2. Mengembangkan model komputer dari sistem .................... 72

4.2.3. Mengembangkan komputer dalam rancangan prototipe sistem

pengendali kelistrikan ruangan ............................................ 75

4.2.4. Membuat program Assembly, hardware prototipe, dan

pembuatan aplikasi antarmuka pemakai. ............................. 99

4.2.5. Menguji, melakukan pemeliharaan, dan mengevaluasi

ptototipe sistem pengendali kelistrikan ruangan .................. 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 125

5.1. Kesimpulan .................................................................................... 125

5.2. Saran .............................................................................................. 126

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 127

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xvi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Perbandingan Mikrokontroler Atmel .......................................... 15

Tabel 2.2 Fungsi lain dari Port 3 ................................................................. 18

Tabel 2.3 Simbol – simbol Flowchart ....................................................... 27

Tabel 2.4 Penjelasan Fungsi Tool-tool dalam toolbox ............................... 36

Tabel 2.5 Port DB 9 ................................................................................... 41

Tabel 4.1 Pengukuran Rangkaian Catu Daya ............................................ 101

Tabel 4.2 Pengukuran Rangkaian Mikrokontroler ................................... 102

Tabel 4.3 Pengukuran Rangkaian Saklar Digital ........................................ 103

Tabel 4.4 Pengukuran Rangkaian IC Max 232 .......................................... 104

Tabel 4.5 Pengukuran Rangkaian LED Indikator ...................................... 105

Tabel 4.6 Pengujian Fitur Login ................................................................. 113

Tabel 4.7 Pengujian Fitur Menu Utama ...................................................... 114

Tabel 4.8 Pengujian Fitur Tab Menu Ruang-ruangan ................................. 116

Tabel 4.9 Pengujian Fitur Menu Help ......................................................... 118

Tabel 4.10 Pengujian Fitur Tab Menu Ruang Staff ICT ............................... 119

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Kinerja Aplikasi ............................................... 121

Page 12: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xvii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Arsitektur AT89S51 ................................................................... 16

Gambar 2.2 Deskripsi Pin AT89S51 .............................................................. 17

Gambar 2.3 Visual Basic.NET ........................................................................ 38

Gambar 2.4 Konektor DB 9 Jantan ................................................................. 41

Gambar 2.5 Konektor DB 9 Betina ................................................................. 41

Gambar 2.6 USB To Serial ............................................................................. 43

Gambar 2.7 Universal Writer ......................................................................... 43

Gambar 2.8 Resistor ....................................................................................... 44

Gambar 2.9 Kapasitor ..................................................................................... 45

Gambar 2.10 Elektrolit Kondensator ................................................................ 45

Gambar 2.11 Dioda ....................................................................................... 46

Gambar 2.12 Transistor .................................................................................... 46

Gambar 2.13 Integrated Circuit ........................................................................ 47

Gambar 2.14 Transformator ............................................................................. 47

Gambar 2.15 Relay ......................................................................................... 48

Gambar 2.16 LED ............................................................................................. 48

Gambar 2.17 Stop Kontak ................................................................................ 48

Gambar 3.1 Diagram Alur (Flowchart) Penelitian Prototipe Sistem .............. 55

Gambar 3.2 Tahapan-tahapan pengembangan model komputer ................... 56

Gambar 4.1 Logo Badan Meteorologi Dan Geofisika ................................... 61

Page 13: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xviii

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kelompok Kerja (POKJA) BBMG

Wilayah II Ciputat ..................................................................... 64

Gambar 4.3 Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan manual ruang tamu .. 68

Gambar 4.4 Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan manual ruang Staff

ICT ....................................................................................... 69

Gambar 4.5 Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan manual ruang

verifikasi ..................................................................................... 70

Gambar 4.6 Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan manual ruang server 71

Gambar 4.7 Skema Ruangan Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Berbasis Mikrokontroler AT89S51 ............................................. 73

Gambar 4.8 Flowchart proses rancangan sistem ruang tamu ........................ 76

Gambar 4.9 Flowchart proses rancangan sistem ruang staff ICT ................... 77

Gambar 4.10 Flowchart proses rancangan sistem ruang verifikasi .................. 78

Gambar 4.11 Flowchart proses rancangan sistem ruang server ....................... 79

Gambar 4.12 Blok Diagram Perancangan Arsitektur Sistem Pengendali

Kelistrikan Ruangan .................................................................. 80

Gambar 4.13 Flowchart Program Assembly Pengendali Kelistrikan Ruangan

Berbasis Mikrokontroler AT89S51 ............................................ 84

Gambar 4.14 Rangkaian Catu Daya ................................................................. 85

Gambar 4.15 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ........................................ 87

Gambar 4.16 Rangkaian Saklar Digital ............................................................ 89

Gambar 4.17 Rangkaian Serial IC MAX 232 .................................................. 90

Gambar 4.18 Rangkaian Led Indikator ............................................................ 90

Page 14: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xix

Gambar 4.19 Perancangan Login ..................................................................... 91

Gambar 4.20 Perancangan Tab Beranda Menu Utama .................................... 92

Gambar 4.21 Perancangan Tab Ruang Tamu Menu Utama ............................. 93

Gambar 4.22 Perancangan Tab Ruang Staff ICT dalam Menu Utama ............. 94

Gambar 4.23 Perancangan Tab Ruang Server dalam Menu Utama ................ 95

Gambar 4.24 Perancangan Tab Ruang Staff Verivikasi dalam Menu Utama .. 96

Gambar 4.25 Perancangan Menu Help ............................................................ 97

Gambar 4.26 Perancangan About Software ..................................................... 98

Gambar 4.27 Pembuatan program Menggunakan ALDS .................................. 99

Gambar 4.28 Pembuatan Aplikasi Dengan WH 500-800 Programmer ............ 100

Gambar 4.29 Pembuatan Rangkaian Catu Daya .............................................. 101

Gambar 4.30 Pembuatan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ...................... 102

Gambar 4.31 Pembuatan Rangkaian Saklar Digital ......................................... 103

Gambar 4.32 Pembuatan Rangkaian Serial IC MAX 232 ............................... 104

Gambar 4.33 Pembuatan Rangkaian Led Indikator ......................................... 105

Gambar 4.34 Instalasi Visual Studio 2008 ...................................................... 106

Gambar 4.35 Form Login .................................................................................. 107

Gambar 4.36 Tampilan Depan ......................................................................... 109

Gambar 4.37 Tampilan Menu Ruang ............................................................... 109

Gambar 4.38 Form Help .................................................................................. 110

Gambar 4.39 Form About Software .................................................................. 111

Gambar 4.40 Integrasi prototipe sistem kelistrikan ruangan ............................ 112

Gambar 4.41 Pengujian Login Pada Aplikasi ................................................... 114

Page 15: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xx

Gambar 4.42 Pengujian Menu Utama Pada Aplikasi ....................................... 115

Gambar 4.43 Prototipe sistem antara software dan hardware telah

terkoneksi. ................................................................................... 115

Gambar 4.44 Pengujian Tampilan Tab Menu Ruang-Ruangan pada aplikasi .. 117

Gambar 4.45 Prototipe sistem dapat mengirim instruksi memutus dan

menghubungkan kelistrikan masing-masing saklar .................... 117

Gambar 4.46 Tampilan Menu Help Pada Aplikasi ......................................... 119

Gambar 4.47 Tampilan Menu About Software Pada Aplikasi ........................ 120

Page 16: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran I Mikrokontroler AT89S51 . ................................................ I-1

Lampiran II Rangkaian Elektronika Prototipe Sistem Pnegendali

Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 .. II-1

Lampiran III Proses Pembuatan Program Assembly .............................. III-1

Lampiran IV Pembuatan Perangkat Sistem. ............................................ IV-1

Lampiran V Pembuatan Antar Muka Sistem . ........................................ V-1

Lampiran VI Proses Sistem Bekerja ........................................................ VI-1

Lampiran VII Source Code Assembler.. .............................................. VII-1

Lampiran VIII Surat Penelitian.. ........................................................... VIII-1

Page 17: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xxii

DAFTAR ISTILAH

No. Daftar Istilah Keterangan

1 Interrupt Suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan

mikrokontroler berhenti sejenak untuk melayani

interrupt tersebut.

2 Random Access Memory

(RAM)

Sebuah tipe penyimpanan komputer yang isinya

dapat diakses dalam waktu yang tetap tidak

memperdulikan letak data tersebut dalam memori

3 RST (Reset) RST pada pin 9 merupakan pin reset. Jika pada pin

ini diberi masukan 1 selama minimal

2 machine cycle maka system akan di-reset dan

register-register internal akan berisi nilai

default tertentu dan program kembali

mengeksekusi dari alamat paling awal.

4 Program Store Enable

(PSEN)

PSEN (Program Store Enable)adalah kontrol

sinyal yang mengijinkan untuk mengakses

program (code) memori eksternal.

5 Address Latch Enable

(ALE)

ALE (Address Latch Enable) digunakan untuk

men-demultiplex address dan data bus. Ketika

menggunakan program memori eksternal port 0

akan berfungsi sebagai address dan data bus. Pada

setengah paruh pertama memory cycle ALE akan

bernilai 1 sehingga mengijinkan penulisan alamat

pada register eksternal dan pada setengah paruh

berikutnya akan bernilai satu sehingga port 0

dapat digunakan sebagai data bus. ALE terdapat

pada pin 30.

6 External Acces (EA) EA (External Access) yaitu akses dimana

Jika EA diberi masukan 1 maka mikrokontroler

menjalankan program memori internal

saja. Jika EA diberi masukan 0 (ground) maka

mikrokontroler hanya akan menjalankan

program memori eksternal (PSEN akan bernilai

0). EA terdapat pada pin 31.

7 Buffer Merupakan sebuah proses komputer yang

menunjukkan perilaku yang aneh.

8 UART atau Universal

Asynchronous Receiver-

Transmitter.

Bagian perangkat keras komputer yang

menerjemahkan antara bit-bit paralel data dan bit-

bit serial.

Page 18: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

xxiii

9 ISP (In System

Programming)

Proses download program langsung ke IC

mikrokontroler tanpa harus mengeluarkannya dari

board sistem.

10 Program Logic Program logika yang dibuat oleh manusia dan

dapat dibaca memory.

11 MOV Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah

untuk melakukan operasi pemindahan data dari

alamat register satu ke alamat register lainnya

12 SETB (Set Bit) Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah

untuk melakukan operasi pada bit data pada

alamat yang ditunjuk.

13 CLR (Clear) Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah

untuk memberikan data 0 pada alamat register

yang ditunjuk.

14 AJPM (Absolut Jump) Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah

untuk lompatan dalam sub-rutin yang sama

dengan alamat memori 11bit dari alamat yang

ditentukan

15 ACALL(Absolut Call)

Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah

Digunakan untuk memanggil program sub-rutin

yang ditunjuk dengan jangkauan maksimal 2kbyte

16 JNB (Jump on ot Bit Set) Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah

Perintah ini melakukan pengujian bit pada alamat

bit yang ditunjuk

17 CJNE (Compare and

Jump if Not Equal)

Bahasa Pemrograman Assembler dengan perintah

Melakukan perbandingan antara data sumber

dengan data tujuan

18 TMP1 dan TMP2 Permulaan Pendeklarasian variable address.

19 Watchdog Timer Fasilitas yang digunakan untuk mengatasi kondisi

dimana terjadi kemacetan program akibat

kesalahan software.

Page 19: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dalam kehidupan manusia semakin canggih, hal ini

ditandai dengan banyaknya teknologi yang mempercepat pekerjaan manusia itu

sendiri. Teknologi dapat mengubah pola pikir manusia baik dalam metode

pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Infrastruktur

kelistrikan pun bisa dengan mudah dikendalikan dengan menggunakan teknologi.

Salah satu bentuk teknologi tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi

mikrokontroler (microcontroler).

Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat pada Pokja

Information and Communication Technology (ICT) merupakan salah satu instansi

pemerintah yang sistem kelistrikannya menggunakan sistem genset. Akan tetapi

pendistribusian listrik dengan sistem genset tersebut belum mampu mencakup

keseluruhan ruangan Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat.

Pokja ICT merupakan salah satu ruangan yang beberapa peralatannya belum

termasuk dalam sistem genset. Peralatan seperti AC, PC, lampu dan lainnya sering

menyala 24 jam tanpa digunakan untuk keperluan operasional.

Melihat kondisi hal itu, maka penulis memberikan ide yang dapat digunakan

pada berbagai keperluan. Dalam skripsi ini penulis akan merancang sebuah

“Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroller

Page 20: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

2

AT89S51 (Studi Kasus : Pada Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika

Wilayah II Ciputat)”.

Dalam judul penelitian tersebut, sebenarnya sudah ada skripsi yang meneliti

tentang pengendalian listrik, namun dengan demikian hal yang membedakan

dalam pembuatan skripsi ini adalah prototipe sistem pengendali kelistrikan

berbasis mikrokontroler, dengan bahasa dan pemrograman yang berbeda.

Penelitian ini, penulis menggunakan bahasa Assembly, Visual Basic. Net 2008

sebagai program antarmuka, dan memanfaatkan koneksi serial menggunakan

perangkat RS 232 to USB. Dalam penelitian ini output dalam pengendali yaitu

lampu dengan output 5 Watt. Dalam penelitian sejenis (Irfan F ; 2010)

menggunakan simulasi lampu led , koneksi paralel port printer, dan pemrograman

visual basic sebagai user interface. Adapun kelebihan dari sistem yang penulis

rancang adalah penggunaaan timer yang ditambahkan dalam user interface,

sehingga mampu mengendalikan kelistrikan disesuaikan sesuai dengan waktu dan

kebutuhan pendistribusian kelistrikan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan pada latar belakang, maka

penulis mengidentifikasi pokok-pokok masalah yang dihadapi adalah sebagai

berikut :

1. Sistem saklar manual dan genset yang dirasakan saat ini belum

memanfaatkan teknologi informasi, sehingga dibutuhkan sebuah

aplikasi kelistrikan ruangan yang bersifat otomatisasi, sentralisasi, dan

terkomputerisasi.

Page 21: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

3

2. Dibutuhkan aplikasi prototipe guna mengendalikan kelistrikan agar

dapat diaplikasikan kedalam sistem nyata kelistrikan pada Balai Besar

Meterologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat

3. Dibutuhkan waktu yang cukup banyak pada petugas, untuk bergeser

dari lokasi kerja dan mematikan kelistrikan masing-masing ruangan.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada latar belakang penulisan,

maka masalah yang kan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang sebuah alat sebagai prototipe sistem pengendali

kelistrikan ruangan yang bersifat otomatisasi, sentralisasi, dan

terkomputerisasi?

2. Bagaimana membuktikan bahwa prototipe sistem pengendalian

kelistrikan ini sudah bekerja sebagai alat yang dirancang sebagai

pengganti ruangan-ruangan yang terdapat pada Pokja ICT Balai Besar

Meterologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat?

1.4 Batasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi masalah tersebut dengan

keadaan dilapangan meliputi :

1. Merancang aplikasi sistem pengendali kelistrikan secara otomatis

dan efisien, yang terdiri dari hardware dan software.

2. Pembangunan aplikasi sistem hardware tersebut memanfaatkan

teknologi mikrokontroler tipe AT89S51 diproduksi oleh ATMEL

dan IC RS232 sebagai IC port serial.

Page 22: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

4

3. Membangun aplikasi sistem software dengan menggunakan bahasa

pemrograman Assembly, dan Visual Basic. Net sebagai user

interface.

4. Pemrograman Visual Basic.NET 2008 hanya sebagai user interface

dimana mengendalikan kelistrikan ruangan pada lokasi listrik yang

dikendalikan dan menambahkan program timer sebagai otomatisasi

dan rekapitulasi yang dapat diatur sesuai kebutuhan instansi.

5. Perancangan sistem pengendali kelistrikan ruangan ini

menggunakan metode pengembangan model komputer (computer

model).

6. Membuktikan pengendalian kelistrikan ruangan berbasis

mikrokontroler AT89S51 diruangan pokja ICT yang sudah

dipasang 4 saklar dengan tegangan masing-masing 220 volt dengan

lampu output 5 Watt.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Merancang sebuah prototipe sistem pengendali kelistrikan berbasis

Mikrokontroler AT89S51, menggunakan bahasa Assembler, dan

pemrograman Visual Basic.Net 2008.

2. Melakukan pengetesan dan pemasangan aplikasi prototipe

pengontrolan kelistrikan ruangan secara otomatisasi, sentralisasi,

dan terkomputerisasi pada PC Staff Balai Besar Meteorologi dan

Geofisika Wilayah II Ciputat.

Page 23: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

5

3. Melakukan pengujian efektivitas kelistrikan dengan memanfaatkan

program timer pada user interface dan empat saklar sebagai

simulasi empat ruangan pada sistem kelistrikan Balai Besar

Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dibuatnya sistem pengendali kelistrikan ruangan berbasis

mikrokontroler AT89S51 ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :

a. Bagi Penulis

1. Menambah wawasan tentang bagaimana cara mengendalikan

listrik secara otomatisasi, sentralisasi, dan terkomputerisasi.

2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis khususnya

dibidang teknologi informasi, elektronika, dan listrik instalasi

dalam merancang aplikasi ini.

3. Menerapkan ilmu yang didapat penulis selama mengikuti

perkuliahan pada Teknik Informatika, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1), Teknik

Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Perusahaan

1. Kelistrikan ruangan Pokja ICT pada Balai Besar Meteorologi dan

Geofisika kini menjadi otomatisasi, sentralisasi, dan

terkomputerisasi.

Page 24: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

6

2. Memudahkan dalam pengontrolan kelistrikan ruangan.

3. Menghemat waktu dan tenaga.

c. Bagi Universitas

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi

pelajaran yang diperoleh di bangku kuliah khususnya dalam

perancangan sistem hardware dan software.

2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya

dalam pengendalian kelistrikan ruangan dan sebagai bahan

evaluasi generasi yang akan datang.

1.7 Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan data-data informasi yang lengkap

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan

beberapa metode sebagai berikut :

A. Metode Pengumpulan Data

1. Studi Lapangan

a) Observasi

Yaitu pengumpulan data dari informasi dengan cara

mengunjungi tempat penelitian ini dilakukan.

b) Wawancara

Yaitu dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihak

yang terkait pada Pokja Information and Communication

Technology (ICT) di Balai Besar Badan Meteorologi dan

Page 25: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

7

Geofisika Wilayah II untuk mengetahui permasalahan yang

dihadapi.

2. Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara mencari sumber-

sumber literatur yang digunakan untuk landasan teori dan

permasalahan mendasar dalam penelitian.

B. Metode Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem yang dilakukan menggunakan model

komputer dan simulasi secara umum, dalam hal ini digunakan adalah model

komputer yaitu sebagai berikut :

1. Memahami sistem yang akan dibangun

Jika pengembang model belum mengetahui cara kerja model sistem

yang akan disimulasikan, maka pengembang konsultasi bersama

seorang ahli (pakar) dibidang sistem yang bersangkutan.

2. Mengembangkan model komputer dari sistem

Setelah pengembang mengetahui cara-cara sistem yang akan

dibangun, maka tahap berikutnya adalah memastikan kebutuhan

sistem disesuaikan dengan karakteristik tujuan pemodelan sistem.

3. Mengembangkan komputer dalam rancangan Prototipe Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan

Pada tahap ini, kebutuhan model komputer yang sudah lengkap

diformulasikan dalam perancangan dari tujuan pemodelan simulasi

menggunakan flowchart.

Page 26: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

8

4. Membuat program dasar Assembly, hardware prototipe dan

pembuatan aplikasi antarmuka pemakai.

Tahap ini implementasi yang dihasilkan dari flowchart tahap

sebelumnya.

5. Menguji, melakukan pemeliharaan dan mengevaluasi Prototipe

Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Simulasi pada dasarnya adalah menirukan sistem nyata, sehingga

tolak ukrur baik tidaknya simulasi adalah sejauh mana kemiripan

hasil simulasi dibandingkan dengan sistem nyata.

1.8 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini terdiri dari lima bab, dengan penjelasan tiap-tiap bab sebagai

berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan tentang pengenalan prototipe, sistem,

pengendalian, kelistrikan, ruangan, Mikrokontroler AT89S51,

dasar-dasar pemrograman Assembly, dan pengenalan

pemrograman Visual Basic. Net.

Page 27: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

9

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian tentang metodologi yang digunakan

untuk mengimplementasikan penelitian dan pengembangannya.

BAB IV. PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

Pada bab ini akan dijelaskan sejarah singkat, visi, misi, struktur

organisasi Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II

Ciputat, perancangan dan pengembangan prototipe sistem

pengendali kelistrikan ruangan Mikrokontroler AT89S51,

menggunakan bahasa Assembler, dan menggunakan

pemrograman Visual Basic.NET sebagai program antarmuka

pemakai.

BAB V. PENUTUP

Pada bab ini, berisi kesimpulan dari hasil kegiatan penelitian dan

pembuatan skripsi ini, serta saran untuk pengembangan sistem

yang lebih baik.

Page 28: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Prototipe

Menurut Zulkifli (2005) prototipe (prototyping) adalah pemakaian aplikasi

khusus perangkat lunak untuk membuat versi skala kecil atau perkiraan pertama

program yang direncanakan. Versi skala kecil disebut protipe, dan dapat dibuat

relatif cepat, serta kemudian dapat dilihat oleh pemakai dengan mencobanya

terlebih dahulu. Pemakai mengetes, misalnya, prosedur pemrosesan transaksi,

membuat laporan, dan memperbarui (update).

Sesudah pemakai kahir menyelesaikan pengetesan, tim pendesain dapat

mempelajari respons dan mengerjakan kembali prototipe. Dengan pengulangan

tersebut, prototipe dapat dibuat sesuai dengan keperluan pemakai dan disetujui

oleh manajemen. Biasanya pendesain akan meneruskan pembuatan prototipe

sampai menjadi sistem skala penuh. Sementara itu beberapa tingkatan dalam

proses desain dapat diserahkan pada pemakai untuk dicobakan. Sekali prototipe

dapat disetujui, maka dapat digunakan sebagai model untuk sistem skala penuh

( Zulkifli, 2005 : 191 ).

2.2 Definisi Sistem

Menurut Jogiyanto (2003) sistem (system) dapat didefinisikan dengan

pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan

prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur

yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat

Page 29: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

11

didefinisikan sebagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem

yang didefinisikan dengan pendekatan ini misalnya sistem komputer yang

didefinisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak.

Pendekatan komponen merupakan pendekatan yang relatif baik digunakan

untuk menjelaskan suatu sistem informasi. Akan tetapi penggunaan pendekatan

ini adalah jika komponen-komponen dari sistem tidak dapat diidentifikasi dengan

jelas. Satu komponen saja tidak teridentifikasi, maka akan gagal untuk

menggambarkan sistem itu dengan baik dan sistem tersebut tidak akan dapat

mencapai tujuannya ( Jogiyanto, 2003 : 34 ).

2.3 Definisi Pengendalian

Pengendalian adalah sistem yang berfungsi sebagai pengontrol sistem yang

lain yang bersifat terpusat, dapat pula diartikan sebagai otomatisasi sebuah sistem

(Sutanto, 2004 : 8).

2.4 Definisi Kelistrikan

Jika diterjemahkan secara umum listrik adalah sumber energi yang

disalurkan melaui kabel atau penghantar lainnya. Didalam kabel akan timbul arus

listrik, yaitu muatan aliran elektron yang mengalir tiap satuan waktu

(Susanta, 2007 :5).

Jadi kelistrikan merupakan sambungan alat listrik yang sederhana dimana

minimal satu jalur tertutup yang dapat dilalui arus. Alat-alat listrik terdiri dari :

motor listrik, lampu, pemanas listrik, dan sebagainya.

Page 30: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

12

2.5 Definisi Ruangan

Menurut Suharso ruang secara umum dapat diartikan sebagai tempat yang

digunakan manusia untuk melakukan aktivitas. Sebagai contoh ruang tamu, yaitu

ruang yang digunakan untuk menerima tamu sekaligus untuk berkomunikasi

dengan orang luar. Jadi ruangan adalah kumpulan dari ruang-ruang yang berada

dalam suatu gedung yang digunakan manusia untuk melakukan aktivitas

( Suharso, 2000 : 3).

2.6 Definisi Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah Central Processing Unit (CPU) yang disertai memori

serta sarana input-output dan dibuat dalam bentuk chip (Suhata, 2004 : 143).

Mikrokontroler merupakan sistem komputer yang seluruh atau sebagian

besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga disebut dengan single chip

microcomputer. Mikrokontroler biasa dikelompokkan dalam satu keluarga,

masing–masing mikrokontroler mempunyai spesifikasi tersendiri namun masih

kompatible dalam pemrogramannya ( Budioko, 2005 : 3).

Mikrokontroler merupakan suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan

mikrokomputer, yang hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan

teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan

kandungan transistor yang lebih banyak sehingga harganya menjadi lebih murah

(dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir

untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan

keinginan alat-alat bantu yang lebih baik dan canggih.

Page 31: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

13

2.6.1 Berbagai Tipe Mikrokontroler

Berbagai tipe mikrokontroler yang berada di kalangan dunia industri

teknologi dan informasi sebagai berikut : ( Budiharto, 2005: 8)

1. Mikrokontroler ATMEL

Mikrokontroler keluaran ATMEL dapat dikatakan sebagai

mikrokontroler terlaris dan termurah saat ini. Chip mikrokontroler ini

dapat diprogram menggunakan port paralel dan port serial. Selain itu,

dapat beroperasi hanya dengan satu chip dan beberapa komponen

dasar seperti kristal, resistor dan kapasitor. Beberapa tipe

mikrokontroler keluaran Atmel : 89C51, 89S51, 89S52, dan lain lain.

2. Mikrokontroler PIC

PIC merupakan keluarga mikrokontroler tipe RISC buatan Microchip

Technologi yang bersumber dari PIC 1650 yang dibuat oleh Divisi

Mikroelektronika General Instruments. Teknologi Microchip tidak

menggunakan PIC sebagai akronim, melainkan nama brandnya yaitu

PIC micro.

3. Mikrokontroler MAXIM

Maxim merupakan salah satu produsen chip yang focus pada

komponen digital dan komunikasi, seperti mikrokontroler, akuisisi

data, dan komponen RF (Radio Frekuensi), antara lain

mikrokontroler 80C400.

Page 32: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

14

2.7 AT89S51

AT89S51 adalah mikrokontroler keluaran Atmel dengan 4K byte flash

PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), AT89S51

merupakan memori dengan teknologi nonvolatile memory, isi memori tersebut

dapat diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali. Memory ini biasa digunakan untuk

menyimpan perintah berstandar kode MCS-51 sehingga memungkinkan

mikrokontroler ini untuk bekerja dalam mode single chip operation (mode operasi

keping tunggal) yang tidak memerlukan external memory (memori luar) untuk

menyimpan source code tersebut ( Andi, 2003 : 1).

2.7.1 Kelebihan Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 merupakan versi terbaru keluaran ATMEL,

dimana sebelumnya seri AT89C51 yang telah banyak digunakan.

Mikrokontroler ini berteknologi nonvolatile kerapatan tinggi dari Atmel yang

kompatibel dengan mikrokontroler standar industri MCS-51 baik pin kaki IC

maupun set perintahnya serta harganya yang cukup murah (Budiharto,

2005: 17).

Berikut ini adalah perbandingan dan kemampuan dari mikrokontroler

AT89S51 dengan AT89C51 : ( ATMEL, 2001: 1 ).

Page 33: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

15

Tabel 2.1

Perbandingan Mikrokontroler Atmel

Jenis Mikrokontroler Atmel

AT89S51 AT89C51

Kompatibel dengan keluarga

mikrokontroler MCS51.

Kompatibel dengan keluarga

mikrokontroler MCS51.

4Kbyte didalam sistem

reprogramable flash memory,

dengan kemampuan 1.000

kali baca tulis.

4Kbyte didalam sistem

reprogramable flash memory,

dengan kemampuan 1.000 kali

baca tulis.

Bekerja pada rentang 0-33

MHz. Bekerja pada rentang 0-24 MHz.

128x8 bit RAM internal. 128x8 bit RAM internal.

32 jalur input-output yang

dapat diprogram.

32 jalur input-output yang dapat

diprogram.

Dua buah 16 bit timer-counter. Dua buah 16 bit timer-counter.

Enam sumber interupt. Enam sumber interupt.

Saluran full-duplex serial

UART. Saluran programmable serial.

Dual data pointer.

Mode pemrogramman yang

fleksibel (byte dan page

mode).

Page 34: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

16

2.7.2 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 dapat diimplementasikan dengan arsitektur

dibawah ini, sebagai berikut:

Gambar 2.1 Arsitektur AT89S51

(Sumber : ATMEL, 8 Bit Microcontroller With 4K Bytes in – System

Programmable Flash AT89S51, 2001 : 3 ).

Page 35: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

17

2.7.3 Deskripsi Pin Mikrokontroler AT89S51

Pin adalah kaki fisik dari sebuah IC AT89S51 yang memiliki 40 buah

pin dengan fungsi tersendiri yang harus diperhatikan ( Nalwan, 2003 : 2).

Berikut ini akan penulis deskripsikan pin AT89S51, sehingga dapat

dilihat pada gambar 2.2, sebagai berikut :

Gambar 2.2 Deskripsi Pin AT89S51

(Sumber : ATMEL, 8 Bit Microcontroller With 4K Bytes in – System

Programmable Flash AT89S51, 2001 : 2).

Selanjutnya akan dideskripsikan fungsi dari macam–macam pin IC

AT89S51 beserta fungsinya:

1. Pin 1 sampai 8 ( Port 1)

Merupakan Port 1 yang berfungsi sebagai general purpose I/O

dengan lebar 8 bit dan tidak memiliki fungsi lain. Port 1 terdiri dari

Pin 1.0, P1.1 sampai dengan P1.7.

Page 36: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

18

2. Pin 9 (Port Reset)

Pin ini merupakan input untuk melakukan reset.

3. Pin 10 sampai 17 ( Port 3 )

Pin ini merupakan port 3 yang berfungsi sebagai general purpose I/O

dengan lebar 8 bit. Port 3 terdiri dari P3.0, P3.1, sampai dengan P3.7.

Fungsi lain dari port 3 terdapat pada table 2.1.

Tabel 2.2

Fungsi lain dari port 3

Pin Nama Fungsi Lain

P3.0 RXD Jalur penerimaan data pada komunikasi serial

P3.1 TXD Jalur pengiriman data pada komunikasi serial

P3.2 INT’0 Interupsi eksternal 0

P3.3 INT’1 Interupsi eksternal 1

P3.4 T0 Input eksternal Timer / Counter 0

P3.5 T1 Input eksternal Timer / Counter 1

P3.6 WR’ Jalur menulis memori data eksternal strobe

P3.7 RD’ Jalur membaca memori data eksternal strobe.

4. Pin 18 dan 19 ( Port Osclilator )

Jalur ini merupakan masukan ke penguat osilator berpenguatan

tinggi. Mikrokontroler ini memiliki seluruh rangkaian osilator yang

diperlukan pada chip, kecuali rangkaian kristal.

Page 37: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

19

5. Pin 20 (Ground )

Merupakan ground dari sumber tegangan yang diberi simbol GND.

6. Pin 21 sampai 28 ( Port 2 )

Merupakan Port 2 yang berfungsi sebagai general purpose I/O

dengan lebar 8 bit. Port 2 terdiri dari P2.0,P2.1 hingga P2.7.

7. Pin 29 (Program Store Enable )

Program Store Enable (PSEN) merupakan jalur kontrol untuk

mengakses eksternal program memory. PSEN pada umumnya

dihubungkan dengan output enable pada eksternal memory. PSEN

akan bernilai low pada saat pembacaan program dari external

memory.

8. Pin 30 (Address Latch Enable )

Address Latch Enable (ALE) berfungsi sebagai demultiplexer pada

saat Port 0 bekerja sebagai data bus.

9. Pin 31 (External Access )

External access (AE) merupakan pin yang berfungsi sebagai input

kontrol. Jika EA bernilai low, maka program hanya akan dijalankan

dari eksternal program memory. Jika EA bernilai high, maka

program dijalankan dari internal program memory.

10. Pin 32 sampai 39 ( Port 0 )

Merupakan port 0 yang salah satunya berfungsi sebagai general

purpose I/O dengan lebar 8 bit. Port 0 terdiri dari P0.0, P0.1, sampai

dengan P0.7.

Page 38: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

20

11. Pin 40 (VCC )

Merupakan sumber tegangan positif yang diberi symbol VCC.

2.7.4 Struktur Memori

AT89S51 mempunyai struktur memori yang terdiri atas

( Nalwan, 2003 : 4 ) :

1. RAM Internal

Memori sebesar 128 byte yang biasanya digunakan untuk

menyimpan variable atau data yang bersifat sementara.

2. Special Function Register

Memori yang berisi register – register yang mempunyai fungsi-

fungsi khusus yang disediakan oleh mikrokontroler tersebut. Berikut

fungsi dari masing-masing register :

a. Accumulator (ACC)

ACC merupakan register akumulator yang digunakan untuk

operasi aritmatik dan operasi logika selalu menggunakan register

ini.

b. Register B

Register B digunakan pada operasi perkalian dan pembagian.

Pada perintah- perintah yang lain berfungsi seperti register pada

umumnya.

c. Program Status Word (PSW)

Program status word berisikan informasi status program.

Page 39: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

21

d. Stack Pointer (SP)

Stack Pointer merupakan register 8 bit yang menyimpan dan

mengambil dari data atau ke stack.

e. Data Pointer (DPTR)

DPTR terdiri dari high byte (DPH) dan low byte (DPL). Fungsi

utamanya adalah sebagai tempat alamat 16 bit.

f. Port 0 sampai dengan Port 3

Mikrokontroler AT89S51 mempunyai empat buah port, yaitu

Port 0, Port 1, Port 2, Port 3. Digunakan memori eksternal

maupun fungsi-fungsi special, seperti eksternal interrupt, serial

ataupun eksternal timer.

g. Serial Data Buffer

Serial Data Buffer sebenarnya merupakan 2 register yang

terpisah, transmit buffer (untuk mengirim data serial) dan receive

buffer (untuk menerima data serial).

h. Register Timer

Pasangan register (TH0 & TL0), atau (TH1 & TL1), serta (TH2

& TL2) adalah register 16 bit untuk proses perhitungan Time /

Counter 0, 1, dan 2.

i. Register Control

TCON, SCON, dan PCON berisi bit control dan status untuk

sistem interrupt, time/counter, dan serial port.

Page 40: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

22

3. Flash PEROM,

Memori yang digunakan untuk menyimpan perintah-perintah

MCS51.

4. External Memory

Selain Flash PEROM dan internal RAM yang terdapat pada

mikrokontroler AT89S51, dan mempunyai memori eksternal berjenis

EEPROM (Electrically erasable programmable read only memory)

dengan kapasitas 8 Kbytes untuk menyimpan ‘user program’ yang

didownload dari PC atau data. Sesuai dengan namanya maka

EEPROM dapat ditulis dan dihapus secara elektrik, mirip seperti

RAM namun bersifat non volatile sehingga data yang tersimpan

EEPROM tidak hilang meskipun catu daya dimatikan.

Mikrokontroler AT89S51 mempunyai struktur memori yang terpisah

antara RAM internal dan Flash PEROM-nya. RAM internal diberi alamat oleh

RAM Address register (Register Alamat Progam) sedangkan Flash PEROM

yang menyimpan perintah-perintah MCS-51 dialamati oleh Program Address

Register (register alamat program). Dengan adanya struktur memori yang

terpisah tersebut, walaupun RAM internal dan flash PEROM mempunyai

alamat yang sama, namun secarta fisiknya kedua memori tidak saling

berhubungan.

2.7.5 Interupsi

Interupsi adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan

mikrokontroler berhenti sejenak untuk melayani interupsi tersebut. Program

Page 41: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

23

yang dijalankan pada saat melayani interupsi tersebut disebut Interrupt Service

Routine . ( Nalwan, 2003 :49 ).

2.8 Metodologi Penelitian

2.8.1 Metodologi Pengumpulan Data

1. Studi Lapangan

A. Observasi

Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu

teknik pengumpulan fakta/data yang cukup efektif untuk

mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung

suatu kejadian yang sedang dilakukan (Jogiyanto, 2005:623).

B. Wawancara

Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan

data atau fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam

pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan

analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpukan data

secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai

(Jogiyanto, 2005:617).

2. Studi Pustaka

Yang dimaksud dengan kepustakaan adalah segala usaha yang

dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan

dengan topic atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi

itu dapat diperoleh dari buku-buku alamiah, laporan penelitian,

karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,

Page 42: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

24

ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-

sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain (Bintarto,

2002:20).

2.8.2 Metode Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem yang dilakukan menggunakan model

komputer dan simulasi secara umum, dalam hal ini digunakan adalah model

komputer yaitu sebagai berikut :

1. Memahami sistem yang akan dibangun

Jika pengembang model belum mengetahui cara kerja model sistem

yang akan disimulasikan, maka pengembang konsultasi bersama

seorang ahli (pakar) dibidang sistem yang bersangkutan.

Hasil dari pemahaman sistem berupa penjelasan kata-kata, dan

flowchart kelemahan sistem sebelumnya.

2. Mengembangkan model komputer dari sistem

Setelah pengembang mengetahui cara-cara sistem yang akan

dibangun, maka tahap berikutnya adalah memastikan kebutuhan

sistem disesuaikan dengan karakteristik tujuan pemodelan sistem.

3. Mengembangkan komputer dalam rancangan Prototipe Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan

Pada tahap ini, kebutuhan model komputer yang sudah lengkap

diformulasikan dalam perancangan dari tujuan pemodelan simulasi

menggunakan flowchart.

Page 43: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

25

4. Membuat program dasar Assembly, hardware prototipe dan

pembuatan aplikasi antarmuka pemakai.

Tahap ini implementasi yang dihasilkan dari flowchart tahap

sebelumnya. Ada beberapa bahasa komputer, namun ada juga bahasa

komputer yang tidak cocok, semua tergantung pada fasilitas apa saja

yang tersedia pada komputer yang bersangkutan utnuk mendukung

prototipe.

5. Menguji, melakukan pemeliharaan dan mengevaluasi Prototipe

Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Simulasi pada dasarnya adalah menirukan sistem nyata, sehingga

tolak ukrur baik tidaknya simulasi adalah sejauh mana kemiripan

hasil simulasi dibandingkan dengan sistem nyata. Pengujian

dilakukan untuk melihat apakah sistem prototipe tersebut bekerja

sesuai apa yang diharapkan. Pemeliharaan dilakukan untuk

mencegah segala kemungkinan yang menggangu kinerja prototipe

kelistrikan., seperti pengecekan dari pihak petugas kelistrikan.

Evaluasi digunakan sebagai pelengkap dari aplikasi, penulis meminta

tanggapan dari staf (user), guna menganalisa dan melakuakn

perubahan dari segi desain dan program. Tanggapan prototipe sistem

pengendali kelistrikan berupa questioner untuk perorangan.

Page 44: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

26

2.8.3 Pseudocode

Menurut Jogiyanto (2003:1), Pseudo berarti imitasi atau mirip atau

menyerupai dan code menunjukkan kode dari program, berarti pseudocode

adalah kode yang mirip dengan instruksi kode program yang sebenarnya.

Pseudocode adalah kode yang mirip dengan instruksi kode program yang

sebenarnya.

Pseudocode berbasis pada bahasa pemrograman yang sesunggunya

sehingga lebih tepat digunakan untuk menggambarkan algoritma yang akan

dikomunikasikan kepada programmer. Pseudocode akan memudahkan

programmer untuk memahami dan menggunakan, karena mirip dengan kode-

kode program sebenarnya.

2.8.4 Flowchart ( Diagram Alur)

Menurut Pressman (2002:535), komputer membutuhkan hal-hal

terperinci, bahasa pemrograman bukan merupakan alat yang boleh dikatakan

baik untuk merancang sebuah algoritma awal.

Alat yang banyak dipakai untuk membuat algoritma adalah diagram alur.

Diagram alur dapat menunjukkan secara jelas arus pengendalian algoritma,

yakni bagaimana rangkaian pelaksanaan kegiatan. Suatu diagram alur

memberikan gambaran dua dimensi berupa simbol-simbol grafis.

Masing-masing simbol telah ditetapkan terlebih dahulu fungsi dan

artinya. Simbol-simbol tersebut dipakai untuk menunjukkan berbagai kegiatan

operasi dan jalur pengendalian. Diantara simbol- simbol yang akan digunakan

pada tabel 2.3 dibawah ini.

Page 45: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

27

Tabel 2.3

Simbol-simbol Flowchart (Jogiyanto, 2003:465)

Gambar Simbol Keterangan

Simbol

Kegunaan

Simbol proses

Simbol yang menunjukkan

pengolahan yang dilakukan

oleh komputer.

Simbol input-output

Simbol yang menyatakan

proses input dan output tanpa

tergantung dengan jenis

peralatannya.

Simbol decision

Simbol untuk kondisi yang

kan menghasilkan beberapa

kemungkinan jawaban /aksi.

Simbol terminal

Simbol untuk permulaan atau

akhir dari suatu program.

Simbol connector

Simbol untuk keluar atau

masuk proses dalam lembar

yang sama.

Simbol Garis Alur

Menunjukkan bagan instruksi

selanjutnya.

Simbol Document

Simbol untuk menyatakan

input berasal dari dokumen

dalam bentuk kertas.

Simbol catatan

keterangan

Berisi catatan supaya mudah

dimengerti isi/tujuan

algoritma atau uraian data

yang akan diproses.

Simbol konektor

halaman berikutnya

Tanda hubung antara satu

simbol flowchart yang

berbeda halaman.

Page 46: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

28

2.9 Bahasa Pemrograman Assembly

Dalam pembuatan perangkat lunak pada mikrokontroler AT89S51 penulis

menggunakan bahasa assembly. Bahasa assembly adalah bahasa pemrograman

tingkat rendah under DOS, bahasa assembly memakai kode mnemonic untuk

menggantikan kode biner, agar lebih mudah diingat sehingga lebih memudahkan

dalam penulisan program (Kristanto, 2003:68 ).

Bahasa pemrograman tingkat tinggi lebih berorientasi kepada manusia yaitu

bagaimana agar pernyataan-pernyataan yang ada dalam program mudah ditulis

dan dimengerti oleh manusia. Sedangkan bahasa tingkat rendah lebih berorientasi

ke mesin, yaitu bagaimana agar komputer dapat langsung mengintepretasikan

pernyataan-pernyataan program.

Kelebihan Bahasa Assembly:

1. Ketika di-compile lebih kecil ukuran

2. Lebih efisien/hemat memori

3. Lebih cepat dieksekusi

Kesulitan Bahasa Assembly:

1. Dalam melakukan suatu pekerjaan, baris program relatif lebih

panjang dibanding bahasa tingkat tinggi.

2. Relatif lebih sulit untuk dipahami terutama jika jumlah baris sudah

terlalu banyak.

3. Lebih sulit dalam melakukan pekerjaan rumit, misalnya operasi

matematis.

Page 47: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

29

Program yang ditulis dengan bahasa assembly terdiri dari label, kode

mnemonic, Operand dan lain sebagainya, pada umumnya dinamakan sebagai

program sumber (source code) yang belum bisa diterima oleh mikrokontroler

untuk dijalankan sebagai program, tapi harus diterjemahkan dulu menjadi bahasa

mesin dalam bentuk kode biner.

Program sumber dibuat dengan program editor biasa, misalnya notepad pada

windows atau dengan aplikasi bernama ASM10, selanjutnya program sumber

diterjemahkan ke bahasa mesin dengan menggunakan program assembly. Hasil

kerja program assembly adalah program objek dan juga assembly listing.

Program objek berisikan kode-kode bahasa mesin, kode-kode bahasa mesin

inilah yang diumpankan kedalam memori mikrokontroler. Pada mikrokontroler

buatan ATMEL program objek ini diisikan ke dalam Flash PEROM yang juga ada

di dalam mikrokontroler AT89S51.

Assembly listing merupakan naskah yang berasal dari program sumber,

dalam naskah tersebut pada bagian sebelah setiap baris dari program sumber

diberi tambahan hasil terjemahan program assembly. Tambahan tersebut berupa

nomor memori program berikut dengan kode yang akan diisikan pada memori

program bersangkutan. Naskah ini sangat berguna untuk dokumentasi dan sarana

untuk menelusuri program yang di tulis.

2.9.1 Struktur Program Assembly

Sarana yang ada dalam program Assembler sangat minim, tidak seperti

dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level language programming)

yang semuanya sudah siap pakai. Penulis program assembly harus

Page 48: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

30

menentukan segalanya, menentukan letak program yang ditulisnya dalam

memori program, membuat data konstan dan tabel konstan dalam memori

program, membuat variabel yang dipakai kerja dalam memori data.dan lain

sebagainya.

2.9.2 Program Sumber Assembly

Program sumber Assembler (Assembler Source Program) merupakan

kumpulan dari baris-baris perintah yang ditulis dengan program penyunting

teks (Text Editori) sederhana, misalnya program EDIT.COM dalam DOS, atau

program notepad dalam Windows. Kumpulan baris perintah tersebut biasanya

disimpan ke dalam file yang berekstensi *.ASM atau ekstensi lain misalnya

*.A51, tergantung pada program Assembler yang akan dipakai untuk

mengolah program sumber Assembler tersebut.

Setiap baris perintah merupakan sebuah perintah yang utuh, artinya

sebuah perintah tidak mungkin dipecah menjadi lebih dari satu baris. Satu

baris perintah bisa terdiri atas empat bagian, bagian pertama dikenali sebagai

label atau sering juga disebut sebagai simbol, bagian kedua dikenali sebagai

kode operasi, bagian ketiga adalah komentar. Antara bagian-bagian tersebut

dipisahkan dengan sebuah spasi atau tabulator. Secara rinci bagian-bagian

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagian Kode Operand

Kode Operasi (operation code atau sering disingkat sebagai OpCode)

merupakan bagian perintah yang harus dikerjakan. Dalam hal ini

dikenal dua macam kode operasi, yang pertama adalah kode operasi

Page 49: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

31

untuk mengatur kerja mikrokontroler. Jenis kedua dipakai untuk

mengatur kerja program assembler, sering dinamakan sebagai

assembler directive.

Kode Operasi ditulis dalam bentuk mnemonic, yaitu bentuk

singkatan-singkatan yang budah diingat, misalnya untuk keluarga

MCS-51 digunakan MOVX, MOV, ADD dan lain sebagainya.

Sedangkan kode operasi yang dikerjakan oleh program assembler

yang ada komputer atau assembler directive sangat bergantung

padaprogram assembler yang digunakan. Contoh : ORG, EQU,DB

dan lain sebagainya.

Kode operasi ini ditentukan oleh pabrik pembuat mikroprosesor /

mikrokontroler, dengan demikian setiap prosesor mempunyai kode

operasi yang berlainan.

Kode operasi berbentuk mnemonic tidak dikenal mikroprosesor /

mikrokontroler. Oleh karena itu agar program yang ditulis dengan

kode mnemonic bisa dipakai untuk mengendalikan prosesor, maka

program semacam itu diterjemahkan menjadi program yang dibentuk

dari kode operasi kode biner agar dikenali oleh mikroprosesor /

mikrokontroler.

Tugas penerjemahan tersebut dilakukan oleh program yang

dinamakan sebagai Program Assembly.

Page 50: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

32

2. Bagian Operand

Operand merupakan pelengkap bagian kode operasi, namun tidak

semua kode operasi memerlukan operand, dengan demikian bisa

terjadi sebuah baris perintah hanya terdiri dari kode operasi tanpa

operand. Sebaliknya ada pula kode operasi yang perlu lebih dari satu

operand, dalam hal ini antara operand satu dengan yang lain

dipisahkan dengan tanda koma.

3. Perintah-perintah Standart MCS51

Setiap mikrokontroler mempunyai konstruksi yang berlainan,

perintah atau perintah pada software untuk mengendalikan masing -

masing mikrokontroler juga berlainan, begitu juga dengan

mikrokontroler AT89S51 hanya dapat menerima software dengan

perintah-perintah yang berstandartkan MCS51. Berikut adalah

perintah-perintah standart MCS51 yang penulis gunakan dalam

pembuatan software sistem pengendali peralatan elektronik suatu

ruangan.

A. Tranfer data

1) Perintah MOV

Perintah untuk melakukan operasi pemindahan data

dari alamat register satu ke alamat register lainnya .

Contoh : mov a, #’a’

Data a dipindahkan kedalam akumulator a.

Page 51: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

33

B. Logika

1) Perintah SETB (Set Bit)

Perintah ini melakukan operasi set pada bit data pada

alamat yang ditunjuk.

Contoh :

setb rly1

data bit pada relay satu diset menjadi bernilai 1.

2) Perintah CLR (Clear)

Perintah ini member ikan data 0 pada alamat register

yang ditunjuk.

Contoh :

clr rly1

data bit pada relay satu diset menjadi bernilai 0.

C. Lompatan Program

1) Perintah AJMP (Absolut Jump),

Digunakan untuk lompatan dalam sub-rutin yang

sama dengan alamat memori 11bit dari alamat yang

ditentukan.

Contoh :

ajmp sys_prog

melakukan lompatan ke subrutin program sistem

sejauh maksimum 11 bit.

Page 52: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

34

2) Perintah ACALL (Absolut Call)

Digunakan untuk memanggil program sub-rutin yang

ditunjuk dengan jangkauan maksimal 2kbyte.

Contoh :

acall ser_int

melakukan panggilan pada subrutin interupsi serial

dengan jangkauan maksimal 2kbyte.

D. Lompatan Program Bersyarat

1) Perintah JNB (Jump on ot Bit Set)

Perintah ini melakukan pengujian bit pada alamat bit

yang ditunjuk.

Contoh :

jnb sts_ser, prog1

Pada alamat status serial melakukan lompatan ke

subrutin program 1.

2) Perintah CJNE (Compare and Jump if Not Equal)

Melakukan perbandingan antara data sumber dengan

data tujuan.

Contoh :

Perintah : Cjne data tujuan, data sumber, alamat

lompat

Cjne A, #data, subrutin

Page 53: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

35

melakukan perbandingan antara data pada akumulator

dengan data segera. Jika datanya tidak sama maka

program akan melompat ke subrutin, tapi jika datanya

sama maka program menjalankan perintah

dibawahnya.

2.10 Visual Basic. NET

Visual basic. NET adalah bagian dari Visual Studio 2008. NET, yang

dikembangkan dari versi sebelumnya yaitu visual basic 6, visual basic.NET 2002,

visual basic.NET 2003, (Yuswanto, 2006:4).

Visual Basic.NET menyediakan beberapa template, seperti windows

application, class library, windows control library, console application, windows

service. Didalam visual basic.NET terdapat lingkungan pengembangan yang

terintegrasi atau sering disebut IDE. Lingkungan pengembangan ini mempunyai

beberapa tool yang digunakan untuk mendesain, menjalankan dan mencari

kesalahan program dari aplikasi yang dibuat (Yuswanto, 2006:7).

2.10.1 Komponen – komponen Visual Basic. NET

Komponen yang ada pada layar kerja visual basic .NET seperti pada

gambar 2.8 terdiri dari :

1. Menu Bar

Menu Bar merupakan kumpulan perintah-perintah yang

dikelompokan dalam kriteria operasinya. Daftar pilihan menu yang

disediakan oleh visual basic .NET adalah File, Edit, View, Project,

Page 54: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

36

Build, Debug, Data, Format, Tools, Window dan Help (Yuswanto,

2006:18).

2. Toolbar

Toolbar merupakan sekumpulan tombol yang mewakili suatu

perintah tertentu pada bahasa pemrograman berbasis window.

Tombol-tombol pada toolbar ini di gunakan untuk mempercepat

akses perintah. Pada visual basic .NET terdapat tidak kurang dari 25

toolbar yang dapat digunakan (Yuswanto, 2006:30).

3. Toolbox

Toolbox merupakan sebuah jendela dimana obyek atau kontrol user

interface ditempatkan dan digunakan untuk membentuk suatu

program berbasis windows atau web. Kontrol yang ada di toolbox

dikelompokan sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya seperti

general, clipboard ring, windows forms components, dan data

(Yuswanto, 2006:33).

Tabel 2.4

Penjelasan Fungsi Tool-tool Dalam Toolbox

Nama Toolbox Penjelasan Fungsi

Label Menampilakan teks tetapi pemakai tidak dapat

mengubahnya secara langsung .

Status Bar Terletak pada bagian bawah form induk dan

berisi informasi tentang keadaan aplikasi

sekarang.

Text Box Menampilkan teks yang dapat diedit oleh

pemakai pada saat program dijalankan atau

Page 55: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

37

diubah oleh program.

CheckBox Menampilkan kotak cek dan label teks.

Umumnya digunakan untuk mengatur pilihan.

Picture Box Menampilkan file gambar seperti bitmap(.bmp,

.jpg, .gif).

Timer Untuk mengeksekusi waktu kejadian pada rutin

program termasuk interval (selang waktu)

Button Digunakan untuk memulai, menghentikan atau

menginterupsi suatu proses.

Tab Control Menyediakan halaman tab untuk

mengorganisasikan dan mengakses objek yang

dikelompokkan secara efisien.

4. Form Window

Form Window merupakan pusat pengembangan visual basic .NET

dimana kontrol dari window forms pada toolbox ditempatkan

(Yuswanto, 2006:41).

5. Code Window

Code window atau sering disebut juga dengan jendela editor yang

merupakan area dimana penulis dapat menuliskan kode-kode

program visual basic .NET. Suatu kode-kode program merupakan

kumpulan dari perintah untuk menjalankan obyek yang berupa

kontrol maupun form serta logika program (Yuswanto, 2006:43).

6. Solution Explorer Window

Solution explorer window merupakan jendela yang menampilkan

daftar semua form, modul class dan file lainnya untuk membuat

Page 56: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

38

aplikasi. Pada jendela ini terdapat root yang berupa nama proyek dan

cabang-cabangnya seperti references, assemblyinfo.vb, form, module,

dan class (Yuswanto, 2006:44).

7. Properties Window

Properties window di gunakan pada mode desain yang bertujuan

untuk mengatur suatu nilai pada kontrol obyek (Yuswanto, 2006:49).

Gambar 2.3 Visual basic.Net

( Sumber : Yuswanto,2006:18 )

2.10.2 Kelebihan dan Kekurangan Pemrograman Visual Basic. NET

Berikut ini akan diuraikan mengapa penulis memilih program Visual

Basic .Net, dikarenakan ( Ario, 2003 :8) :

Page 57: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

39

1. Menyederhanakan Pengembangan perangkat lunak

VB.NET memiliki fitur compiler yang bekerja secara background

real-time, dan daftar task/tugas untuk penanganan bug/kesalahan

program sehingga pengembang dapat langsung memperbaiki

kesalahan kode yang terjadi.

2. Mendukung Penuh OOP (Object Oriented Proggramming)

Dalam VB.NET, penulis dapat membuat kode class yang

menggunakan secara penuh konstruksi berbasis objek.

3. Menyederhanakan deployment

VB.NET mengatasi masalah seputar deployment aplikasi berbasis

windows yiatu “DLL Hell” dan registrasi COM (Component Object

Model). Secara berdampingan versioning (pengaturan versi

komponen) mencegah tertindihnya dan terkorupsinya komponen dan

aplikasi.

4. Mempermudah migrasi dari VB 6 Ke VB.NET

Interoperability COM menyediakan dua arah antara aplikasi VB6

dengan VB.NET. Wizard Upgrade pada VB. NET memungkinkan

pengembang dapat melakukan migrasi lebih dari 95% kode VB6

menjadi kode VB.NET.

Berikut ini akan diuraikan beberapa kekurangan program Visual Basic

.Net, dikarenakan ( Ario, 2003 :8) :

1. VB .NET tidak dapat berjalan di platform non-microsoft sehingga

tidak bisa gratis pemakaian platformnya, namun saat ini sudah ada

Page 58: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

40

beberapa komunitas linux yang bisa menjalankan Visual Basic.NET

pada operating system tersebut.

2. Visual Basic.NET runtime-nya yang 10 kali lebih besar dari paket

runtime VB6 serta peningkatan penggunan memory pada Visual

Basic.NET membuat Visual Basic.NET dapat dikatakan boros dalam

menggunakan resource komputer. Oleh karena itu, harus didukung

oleh resource yang memadai untuk dapat menjalankan programnya.

2.11 Komponen Pendukung

2.11.1 Perangkat Keras Komunikasi

Berikut akan diuraikan beberapa perangkat keras yang digunakan

sebagai komunikasi, sebagai berikut :

1. Port Serial

Port serial (serial port) adalah port yang mengirim data satu bit demi

satu bit biasanya menghubungkan perangkat-perangkat yang tidak

memerlukan transmisi data yang cepat seperti mouse, keyboard dan

modem ( Cashman, 2002 : 203 ).

Serial RS-232 adalah bentuk standar komunikasi yang telah lama ada

untuk setiap pembuatan interface yang mengacu pada fungsi

komputer. Dalam setiap proses transfer data serial, RS 232

memerlukan sebuah Data Terminal Equipment atatu sering disebut

DTE dan Data Communication Equipment atau sering disebut DCE

pada masing-masing terminal ( Suhata, 2002 : 138 ).

Page 59: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

41

1 2 3 4 5

6 7 8 9

Gambar 2.4 Konektor DB 9 Jantan

( Sumber : Budiharto,2005:100)

Gambar 2.5 Konektor DB 9 betina

( Sumber : Budiharto,2005:100)

Berikut tabel penggunaan pin, nama pin, dan jenis sinyal yang

digunakan pada konektor serial DB9, sebagai berikut :

Tabel 2.5.

Port DB 9

Pin Nama Sinyal Jenis

1 Data Carier Detect Input

2 Received Data (RxD) Input

3 Transmitted Data (TxD) Output

4 Data Terminal Ready (DTR) Output

5 Ground -

6 Data Set Ready (DSR) Input

7 Request To Send (RTS) Output

8 Clear To Send Input

9 Ring Indicator Input

Keterangan :

a. Pin 1 (Data Carier Detect) berfungsi untuk mendeteksi boleh

atau tidaknya DTE menerima data.

Page 60: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

42

b. Pin 2 (Received Data) berfungsi sebagai jalur penerimaan

data dari DCE ke DTE.

c. Pin 3 (Transmitted Data) berfungsi sebagai jalur penerimaan

data dari DTE ke DCE..

d. Pin 4 (Data Terminal Ready) berfungsi untuk memberitahu

kesiapan terminal DTE.

e. Pin 5 (Ground) berfungsi sebagai saluran ground.

f. Pin 6 (Data Set Ready) berfungsi menyatakan bahwa status

data tersambung pada DCE.

g. Pin 7 (Request To Send ) berfungsi untuk mengirim sinyal

informasi dari DTE ke DCE bahwa akan ada data yang akan

dikirim.

h. Pin 8 (Clear To Send) berfungsi untuk memberitahu pada

DCE siap untuk menerima data.

i. Pin 9 (Ring Indicator) berfungsi untuk memberitahu pda DTE

bahwa ada terminal yang menginginkan komunikasi dengan

DCE.

2. Port Universal Serial Bus / USB Port

Port USB ( Universal Serial Bus) yaitu port yang dapat

menghubungkan sampai 127 pheriferal yang berbeda dengan sebuah

konektor (Misky : 2005 hal 200).

Page 61: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

43

3. Universal Serial Bus (USB) to Serial RS 232 Converter

Universal serial bus (USB) to serial RS 232 converter ialah suatu

alat yang dapat mengubah sinyal USB kedalam sinyal serial yang

diteruskan kedalam port serial (Misky , 2005 : 201).

Gambar 2.6 USB To Serial

(Sumber : Data Diolah Penulis)

4. Universal Writer

Universal Writer ialah suatu alat yang dapat memasukkan program

assembler yang telah dikompile kedalam file *BIN yang kemudian

dimasukkan kedalam Mikrokontroler AT89S51 (Misky , 2005 : 210).

Gambar 2.7 Universal Writer

( Sumber: Data Diolah Penulis)

2.11.2 Komponen Elektronika

Komponen Elektronika ialah komponen-komponen yang disusun

membentuk suatu kesatuan rangkaian elektronika. (Misky , 2005 : 302).

Page 62: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

44

Komponen ini yang digunakan untuk melakukan komunikasi antara

perangkat satu dengan perangkat lainnya. Berikut akan diuraikan beberapa

komponen elektronika yang digunakan dalam perakitan sistem pengendali

kelistrikan ini, sebagai berikut :

1. Resistor

Resistor ialah salah satu komponen elektronika yang berfungsi

untuk menghambat arus listrik. Resistor dapat juga diistilahkan

komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi

jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan

namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan

karbon dan resistor diberi lambing R dengan satuan ohm atau

dilambangkan dengan symbol Ω (Omega) (Zam, 2002 :19).

Gambar 2.8 Resistor

( Sumber : Zam, Daftar Simbol Elektronika, 2002:69)

2. Kapasitor (Capasitor)

Kapasitor disebut juga kondensator yang dilambangkan dengan

huruf C adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan

muatan dalam waktu tertentu tanpa disertai reaksi kimia. Tidak

seperti baterai atau aki yang bisa menyimpan tenaga listrik namun

disertai dengan reaksi kimia (Zam, 2002 :24).

Page 63: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

45

Gambar 2.9 Kapasitor

( Sumber : Zam, Daftar Simbol Elektronika, 2002:70)

3. Electrolyte Condensator (Elco)

Elctrolyte condensator terdiri dari beberapa kapasitor yang bahan

dielektriknya adalah teridir dari lapisan metal-oksida. Umumnya

kapasitor yang termasuk kelompok kapasitor polar dengan tanda

(+) posotif dan (-) negatif di badannya. Kapasitor ini memiliki

polaritas, karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa

sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutub negatif katoda

(Zam, 2002 :26).

Gambar 2.10 Elektrolit Kondensator

( Sumber : Zam, Daftar Simbol Elektronika, 2002:70)

4. Dioda

Dioda yang disingkat dengan lambang D ialah suatu komponen

elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor yang saling

dipertemukan. Dioda mempunyai dua elektroda ; bahan positifnya

disebut Anoda sedangkan bahan negative disebut katoda

(Zam, 2002 :29).

Page 64: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

46

Gambar 2.11 Dioda

( Sumber : Zam, Daftar Simbol Elektronika, 2002:70)

5. Transistor

Transistor merupakan diode dengan dua sambungan (junction).

Sambungan itu membentuk Transistor PNP (Positif Negatif

Positif) maupun NPN (Negatif Positif Negatif). Ujung-ujung

terminalnya berturut-turut disebut emitor, base, dan kolektor

(Zam, 2002 : 31).

Gambar 2.12 Transistor

( Sumber : Zam, Daftar Simbol Elektronika, 2002 : 70)

6. IC (Integrated Circuit)

Rangkaian elektronika biasanya terdiri dari atas banyak komponen,

sehingga pesawat elektronika menjadi besar terutama untuk

pesawat elektronika yang tidak sederhana. Agar alat-alat

elektronika lebih praktis dan tidak memerlukan tempat yang lebar,

maka dibuatlah rangkaian terpadu yang disebut Integrated Circuit

(Zam, 2002 : 33).

Page 65: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

47

Gambar 2.13 Integrated Circuit

( Sumber : Zam, Gambar Integrated Circuit, 2002 : 33)

7. Trafo (Transformator)

Trafo atau transformator adalah alat yang berbentuk gulungan

kawat yang fungsinya untuk memindahkan tenaga dari input ke

output. Trafo yang digunakan dalam teknik elektronika berbeda

dengan trafo yang digunakan untuk teknik listrik. Pada trafo

elektronika umumnya hanya berbentuk kecil dengan arus yang

kecil pula (Zam, 2002 : 37).

Gambar 2.14 Transformator

( Sumber : Zam, Gambar Integrated Circuit, 2002:37)

8. Relay

Relay adalah komponen yang termasuk juga saklar. Hanya

bedanya, Relay ini bekerja secara otomatis, yaitu azas kemagnitan

yang terkena aliran listrik. Biasanya Relay dibungkus dengan

sebuah mika berbentuk kubus yang tembus pandang

(Zam, 2003 : 70).

Page 66: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

48

Gambar 2.15 Relay

(Sumber : Zam, Gambar Relay, 2002:70)

9. LED

LED (Light Emiting Dioda) ialah sebuah lampu kecil yang

digunakan sebagai penanda atau pointer (Misky , 2005 : 168).

Gambar 2.16 Light Emiting Diode

(Sumber: Zam, Gambar Light Emiting Diode, 2002:70)

2.11.3 Perangkat Listrik

Perangkat listrik ialah perangkat yang digunakan untuk memperoleh

aliran listrik dari sumber listrik (Zam , 2002 : 223).

1. Stop Kontak

Stop kontak ialah alat yang digunakan untuk menghubungkan

suatu alat listrik dengan jaringan listrik secara aman.

(Sarwo 2000: 49).

Gambar 2.17 Stop Kontak

(Sumber: Zam, Gambar Stop Kontak, 2002:70)

Page 67: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Pada bab ini penulis melakukan pengumpulan data dan informasi yang

diperlukan pada penyusunan skripsi ini. Data yang diperoleh dalam penulisan ini

didapatkan dengan cara sebagai berikut.

1. Studi Lapangan

Dalam penulisan skripsi ini penulis juga memperoleh data dan informasi

berdasarkan observasi dan wawancara. Observasi dan wawancara yang

dilakukan oleh penulis dalam hal ini, adalah sebagai berikut:

A. Observasi

Untuk mendapatkan objek yang akan diteliti penulis melakukan

observasi di instansi yang mempunyai beberapa ruangan. Observasi

dilakukan untuk mengetahui sistem kelistrikan ruangan yang

digunakan pada instansi tersebut yang nantinya akan dijadikan pokok

permasalahan. Data observasinya yaitu :

1) Sistem kelistrikan ruangan yang digunakan dalam operasional

ruangan tersebut.

2) Mengetahui siapa saja yang terlibat dalam kelistrikan ruangan.

Page 68: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

50

B. Wawancara

Untuk melengkapi informasi yang didapat pada saat observasi,

penulis juga melakukan wawancara kepada praktisi –praktisi yang

terkait dengan permasalahan yang akan diteliti.

Wawancara sebagai berikut :

1) Nama : Ibu Dewi Mayasari S.Kom

Posisi : IT Support

Pertanyaan : Bagaimana sistem kelistrikan di Bagian ICT ?

Jawaban : Sistem kelistrikan di Balai Besar Meterologi

dan Geofisika Wilayah II Ciputat ini menggunakan saklar listrik

biasa. Pengontrolan listrik dilakukan oleh petugas satpam dan

petugas-petugas lain yang sedang dinas operasional dimasing-

masing ruangannya.

2) Nama : M.Taufik ST

Posisi : Electrical Engineering

Pertanyaan : Bagaimana arsitektur kelistrikan disini?

Jawaban : Sistem kelistrikan di Balai Besar Meterologi

dan Geofisika Wilayah II Ciputat ini menggunakan sistem

genset yang beroperasi secara otomatis. Akan tetapi tidak semua

ruangan yang peralatan elektronik terhubung pada sistem genset

tersebut hanya peralatan tertentu saja yang terhubung dengan

sistem genset.

Page 69: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

51

C. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan untuk penelitian skripsi ini dilakukan mulai

tanggal 01 Juni 2010 sampai tanggal 01 Oktober 2010.

D. Tempat dan Lokasi

Penelitian dilakukan pada Pokja Information Communication and

Technology. Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II

Ciputat. Jl. Kampung Bulak Raya Cempaka Putih Ciputat.

Adapun alasan pemilihan tempat tersebut sebagai tempat penelitian :

1) Terdapat beberapa peralatan elektronik dan komunikasi yang

beroperasi 24 jam.

2) Dengan banyaknya peralatan yang beroperasi membutuhkan

daya yang besar sehingga diperlukasn kelistrikan yang baik.

3) Peralatan–peralatan seperti server dan peralatan

telekomunikasi, berada dibawah tanggung jawab Pokja ICt

Balai Besar Wilayah II Ciputat

4) Kemudian lokasi penelitian terjangkau dengan kampus

peneliti.

2. Studi Pustaka

Sebagai landasan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini

penulis memperoleh data atau informasi dari referensi buku-buku

perpustakaan dan browsing di internet. Buku – buku dan browsing di

internet yang digunakan sebagai referensi adalah sebagai berikut.

Page 70: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

52

A. Referensi / Jurnal

1) Kamus Teknologi Informasi

2) Buku Sistem Teknologi Informasi

3) Buku Pemrograman Bahasa Assembler

4) Buku Mikrokontroler AT89S51

5) Buku Teknik Elektronika

6) Buku Pemrograman Visual Studio 2008. NET

B. Literatur Sejenis

Pada penulisan tugas akhir ini penulis mencari sistem yang telah

ada di berbagai sumber yang nantinya akan menjadi perbandingan

atau sebagai tolak ukur bagi penulis. Dari sumber yang penulis

peroleh, penulis menemukan program yang mirip dengan apa yang

akan dibangun pada tugas akhir ini, sebagai berikut :

1) Irfan F (2010) yang berjudul “Simulasi lampu gedung

terkontrol melalui intranet”.

2) Ibnu S (2009) “Perancangan simulator pintu elektronik

dengan input password menggunakan mikrokontroler”.

Adapun kelebihan dari sistem yang penulis rancang:

a. Mikrokontroler terbaru bertipe AT89S51

b. Bahasa Assembly, dan Pemrograman Visual Basic. Net,

penggunaaan timer yang dalam user interface, sehingga

mampu mengendalikan kelistrikan disesuaikan sesuai

dengan waktu dan kebutuhan pendistribusian kelistrikan.

Page 71: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

53

c. Koneksi serial RS 232 to USB, memanfaatkan port USB

yang banyak diminati para pengguna aplikasi masa kini.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem yang dilakukan menggunakan model komputer dan

simulasi secara umum, dalam hal ini digunakan adalah model komputer yaitu

sebagai berikut :

1. Memahami sistem yang akan dibangun

Pada tahap ini penulis akan melakukan dua tahapan yaitu :

a. Indentifikasi terhadap tujuan pembuatan sistem baru.

b. Penyelesaian problem-problem yang saat ini dihadapi.

2. Mengembangkan model komputer dari sistem

Dalam tahap ini penulis melakukan :

a. Kelengkapan data yang digunakan

b. Desain arsitektur sistem kelistrikan ruangan.

c. Kelengkapan software yang digunakan

d. Kelengkapan hardware yang digunakan

3. Mengembangkan komputer dalam rancangan Prototipe Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan

Pada tahap ini penulis melakukan :

a. Perancangan proses prototipe kelistrikan ruangan

b. Perancangan arsitektur prototipe sistem pengendali

kelistrikan ruangan.

c. Perancangan Program Assembly

Page 72: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

54

d. Perancangan Hardware Rangkaian

e. Perancangan Aplikasi Antarmuka

4. Membuat program dasar assembly, hardware prototipe dan

pembuatan aplikasi antarmuka pemakai.

Pada tahap ini penulis membuat rangkaian-rangkaian

elektronika, kemudian membuat aplikasi antarmuka pemakai,

untuk detailnya sebagai berikut :

a. Pembuatan program dasar assembly

b. Pembuatan perangkat Hardware Prototipe

c. Pembuatan aplikasi antarmuka pemakai.

d. Penggabungan dan integrasi prototipe sistem pengendali

kelistrikan ruangan

5. Menguji, melakukan pemeliharaan dan mengevaluasi Prototipe

Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Setelah semua perangkat keras dan perangkat lunak yang

mendukung prototipe sistem ini selesai dirancang dan

dikonfigurasi, maka tahap selanjutnya adalah pengujian sistem,

pada pengujian sistem ini dilakukan tes terhadap beberapa

kondisi dari aktivitas PC prototipe, sebagai berikut :

a. Melakukan pengujian prototipe sistem pengendali

kelistrikan ruangan

b. Pemeliharaan

c. Evaluasi prototipe sistem.

Page 73: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

55

3.3 Diagram Alur (Flowchart)Penelitian

Dari jabaran yang telah penulis terangkan di atas, dapat digambarkan dengan

diagram alur (flowchart) penelitian. Diagram alur (flowchart) penelitian dapat

dilihat dibawah ini.

Penentuan Judul Penelitian

Menentukan Batasan Masalah

Dan Permususan Masalah

Menentukan Pengumpulan DataTahapan-tahapan Pengembangan

Model Komputer

Observasi

Studi Pustaka

Studi Literatur

Start

End

Gambar 3.1 Diagram alur (flowchart) Penelitian Prototipe Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51

(Sumber : Data diolah penulis)

Page 74: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

56

Tahapan – Tahapan

Pengembanagan

Model Komputer

Memahami sistem yang akan

dibangun

Indentifikasi terhadap tujuan pembuatan sistem baru

Menyelesaikan problem-problem yang saat ini dihadapi

Mengembangkan model komputer

Kelengkapan data Yang digunakan

Desain arsitektur sistem kelistrikan ruangan

Kelengkapan software yang digunakan

Kelengkapan hardware yang digunakan

Perancangan proses prototipe kelistrikan ruangan

Perancangan arsitektur prototipe sistem kelistrikan ruangan

Perancangan program Assembly

Pembuatan aplikasi antarmuka pemakai

Perancangan Hardware Rangkaian

Perancangan Aplikasi antarmuka

Mengembangkan komputer dalam

rancangan Prototipe Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan

Membuat hardware prototipe dan

pembuatan aplikasi

antarmuka pemakai

Menguji, melakukan pemeliharaan

dan mengevaluasi Prototipe Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan

Penggabungan dan integrasi prototipe sistem pengendali

kelistrikan ruangan

Melakukan pengujian prototipem pengendali kelistrikan ruangan

Pembuatan perangkat Hardware prototipe

Pembuatan program Assembly

Pemeliharaan

Evaluasi prototipe sistem

Gambar 3.2 Tahapan-tahapan Pengembangan Model Komputer Prototipe

Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51

(Sumber : Data diolah penulis)

Page 75: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

57

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat

Berikut ini, akan dijelaskan mengenai profil dari instansi dimana tempat

penelitian tugas akhir ini dilakukan, yaitu Balai Besar Meteorologi dan Geofisika

Wilayah II Ciputat.

4.1.1 Gambaran Umum Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika.

BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen

(LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas :

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas

udara dan geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, BMKG

menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan

data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

Page 76: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

58

5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta

masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;

7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak

terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor

meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika;

9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi,

dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan

komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen

pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika;

14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

Page 77: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

59

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh

menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.

4.1.2 Sejarah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada

tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh

Dr. Onnen, kepala rumah sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya

berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan

cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh

pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan

nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium

Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.

Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun

pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi

dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada

tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di

Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada

tahun 1928.

Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan

menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan

untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara

tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika

diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.

Page 78: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

60

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi

tersebut dipecah menjadi dua: di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang

berada di lingkungan markas tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk

melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan

Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum.

Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil

alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en

Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika

yang dipertahankan oleh pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi

tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.

Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik

Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi

Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan

Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk

sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological

Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika

menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya

menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen

Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan

Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada

tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika,

kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.

Page 79: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

61

Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya

menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di

bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan

menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan

Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.

Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002,

struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen

(LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 tahun 2008, Badan

Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi,

Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga

Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi

dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang

Yudhoyono.

4.1.3 Logo Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Gambar 4.1 Logo Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika

(Sumber : http: //www.bmg.go.id)

Page 80: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

62

Keterangan:

a. Bentuk Logo

Logo Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika berbentuk

lingkaran dengan warna dasar biru, putih dan hijau, di tengah-tengah

warna putih terdapat satu garis berwarna abu-abu. Dibawah logo yang

berbentuk lingkaran terdapat tulisan BMKG.

b. Makna Logo

Makna dari logo BMKG menggambarkan bahwa BMKG

berupaya semaksimal mungkin dapat menyediakan dan memberikan

informasi meteorologi klimatologi dan geofisika dengan

mengaplikasikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

terkini dan dapat berkembang secara dinamis sesuai kemajuan zaman.

Dalam menjalankan fungsinya, BMKG berupaya memberikan yang

terbaik dan penuh keikhlasan berdasarkan pancasila untuk bangsa dan

tanah air Indonesia yang subur yang terletak di garis kathulistiwa.

c. Arti Logo

1. Bentuk lingkaran melambangkan BMKG sebagai institusi yang

dinamis.

2. Lima garis di bagian atas melambangkan dasar Negara RI

yaitu Pancasila.

3. Sembilan garis di bagian bawah merupakan angka tertinggi

yang melambangkan hasil maksimal yang diharapkan.

4. Gumpalan awan putih melambangkan meteorology.

Page 81: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

63

5. Bidang warna biru bergaris melambangkan klimatologi.

6. Bidang berwarna hijau bergaris patah melambangkan

geofisika.

7. Satu garis melintang di tengah melambangkan garis

kathulistiwa.

d. Arti Warna Logo

1. Warna biru diartikan keagungan/ ketaqwaan.

2. Warna putih diartikan keikhlasan/ suci.

3. Warna hijau diartikan kesuburan.

4. Warna abu-abu diartikan bebas/ tidak ada batas administrasi.

4.1.4 Visi dan Misi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Seperti sebuah organisasi pada umumnya, maka instansi ini mempunyai

visi dan misi sebagai berikut.

1. Visi

Terwujudnya BMKG yang tanggap dan mampu memberikan

pelayanan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang

handal guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan

nasional serta berperan aktif di tingkat internasional.

2. Misi

a. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi,

klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

Page 82: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

64

b. Menyediakan data dan informasi meteorologi, klimatologi,

kualitas udara dan geofisika yang handal dan terpercaya.

c. Melaksanakan dan mematuhi kewajiban intenasional dalam

bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

d. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang

meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

4.1.5 Struktur Organisasi

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kelompok Kerja (POKJA)

Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II Ciputat.

( Sumber : Peraturan Kepala Balai Besar badan meteorlogi Dan Geofisika

Wilayah II Nomor : SK.476/KP. 003/BB.2/A-2010 )

1. Tugas berdasarkan Organisasi.

a. Ka. BBMG Wil II

Penanggung jawab atas seluruh kegiatan yang ada pada Balai

Besar Meterologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat .

b. Kepala Bidang Observasi

Penanggung jawab pada bidang observasi.

Page 83: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

65

c. KOBI (Kepala Sub Bidang Instrumentasi dan Kalibrasi).

Penanggung jawab pada sub bidang observasi dan khususnya

bidang instrumentasi dan kalibrasi.

d. KOBP (Kepala Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran Data).

Penanggung jawab pada sub bidang pengumpulan dan

penyebaran data.

e. Kepala Bidang Data Dan Informasi

Penanggung jawab pada bidang data dan informasi

f. Kepala Bagian Tata Usaha

Penanggung jawab pada bagian tata usaha

g. Pokja ICT tugas pokoknya adalah menjaga, merawat,

mempertahankan dan memastikan kelaikan fungsi sitem

komunikasi dan informasi, merawat, menjaga, mempertahankan

dan memastikan kelaikan fungsi sistem radar serta melakukan

monitoring dan evaluasi penerimaan dan pengiriman data.

h. Pokja Mekanik dan Elektrik tugas pokoknya adalah menjaga,

merawat , mempertahankan dan memastikan sistem catu daya dan

infrastruktur untuk kelancaran oprasional.

i. Kemanan Kantor tugas pokoknya adalah mencegah, menjaga,

mempertahankan dan memastikan ketertiban dan keamanan kantor

serta lingkungannya.

Page 84: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

66

4.2 Pengembangan Sistem

Untuk pengembangan sistem, penulis menggunakan metode menggunakan

model komputer dan simulasi secara umum pada pembangunan Prototype Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 yang telah

digambarkan pada gambar 3.2 pada bab 3.

4.2.1 Memahami sistem yang akan dibangun

1. Indentifikasi terhadap tujuan pembuatan sistem baru

Tujuan pembuatan aplikasi prototipe ini adalah sebagai solusi untuk

membantu sistem kelistrikan yang ada pada pokja ICT, dan

mempermudah dalam pengontrolan kelistrikan suatu ruangan secara

sentralisasi dan sesuai kebutuhan.

Dalam hal ini dirasakan lebih mudah dilakukan karena listrik yang

digunakan pada saat ini menggunakan sistem genset belum mampu

mengontrol keseluruhan ruangan. Sehingga dalam aplikasi prototipe ini,

pengguna dapat mengendalikan dan memantau listrik berdasarkan

kebutuhan dan waktu yang telah ditentukan.

2. Penyelesaian problem-problem yang saat ini dihadapi

Bedasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan oleh penulis,

kelistrikan dalam suatu Pokja Information and Communication

Technology (ICT) terkontrol secara manual.

Pada permulaan sistem, petugas mengontrol secara manual kelistrikan

yang ada di ruangan menggunakan saklar biasa, dimana disetiap ruangan

memiliki saklar yang terhubung kedalam kelistrikan ruangan.

Page 85: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

67

Kelemahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan ini adalah

memakan banyak waktu dan tenaga dalam kegiatan sehari-harinya.

Permasalahan lain yang dihadapai yaitu :

1. Dari Segi teknologi informasi

Sistem saklar manual dan genset yang dirasakan saat ini belum

memanfaatkan teknologi informasi, sehingga dibutuhkan sebuah

aplikasi kelistrikan ruangan yang bersifat otomatisasi, sentralisasi,

dan terkomputerisasi.

2. Dari segi kelistrikan dan elektronika

Dibutuhkan aplikasi prototipe guna mengendalikan kelistrikan agar

dapat diaplikasikan kedalam sistem nyata kelistrikan pada Balai Besar

Meterologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat

3. Dari segi waktu

Dibutuhkan waktu yang cukup banyak pada petugas, untuk bergeser

dari lokasi kerja dan mematikan kelistrikan masing-masing ruangan.

Kemudian berikut ini adalah flowchart (diagram alur) sistem

kelistrikan manual :

Page 86: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

68

Ruang Tamu

Kelistrikan Ruang

Staff ICT

Kelistrikan

Mati

Saklar

Kelistrikan

Hidup

on off

Mulai

Mengendalikan

Listrik Manual

(Sistem Saklar)

Selesai

Gambar 4.3. Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan

manual pada Ruang Tamu.

Sumber : (Data Diolah penulis)

Page 87: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

69

Ruang Staff ICT

Kelistrikan Ruang

Staff ICT

Kelistrikan

Mati

Saklar

Kelistrikan

Hidup

on off

Mulai

Mengendalikan

Listrik Manual

(Sistem Saklar)

Selesai

Gambar 4.4. Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan

manual pada Ruang Staff ICT

Sumber : (Data Diolah penulis)

Page 88: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

70

Ruang Verifikasi

Kelistrikan Ruang Verifikasi

Kelistrikan Mati

Saklar

Kelistrikan Hidup

on off

Mulai

Mengendalikan Listrik Manual

(Sistem Saklar)

Selesai

Gambar 4.5. Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan

manual pada Ruang Verifikasi

Sumber : (Data Diolah penulis)

Page 89: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

71

Saklar

off

Ruang Server

Kelistrikan Ruang Server

Kelistrikan MatiKelistrikan Hidup

on

Mulai

Mengendalikan Listrik

Manual

(Sistem Saklar)

Selesai

Gambar 4.6. Flowchart indentifikasi sistem kelistrikan

manual pada Ruang Server

Sumber : (Data Diolah penulis)

Page 90: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

72

4.2.2 Mengembangkan model komputer dari sistem

Dalam mengembangkan model komputer, ini harus memenuhi syarat-

syarat pembuatan aplikasi prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

menggunakan Mikrokontroler keluaran Atmel dengan tipe AT89S51 yang

meliputi kelengkapan data, software dan hardware.

1. Kelengkapan data yang digunakan

a) Denah Ruangan Pokja ICT Badan Meteorologi dan Geofisika

Wilayah II Ciputat.

b) Daftar Peralatan dan infrastruktur ruangan yang terdapat pada

Pokja ICT Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II

Ciputat.

2. Desain arsitektur sistem kelistrikan ruangan

Dalam tahap ini adalah desain sistem pengendali kelistrikan yang

akan dipergunakan untuk mengimplementasikan sistem pengendali

nantinya. Skema ruangan yang dirancang merupakan skema sistem

kelistrikan ruangan instansi yang telah ada sebelumnya, kemudian penulis

tidak merubah skema kelistrikan ruangan yang telah ada, dengan kata lain

penulis hanya menambahkan sistem pengendali kelistrikan ruangan yang

bersifat otomatisasi, sentralisasi, dan terkomputerisasi, yang dapat

mengendalikan kelistrikan di empat ruangan, sebagai berikut :

a) Ruang Tamu dengan penggunaan kelistrikan selama 11 Jam

b) Ruang Staff Pokja ICT dengan penggunaan kelitrikan 9 Jam

c) Ruang verifikasi dengan penggunaan kelistrikan selama 24 Jam

Page 91: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

73

d) Ruang Server dengan penggunaan kelistrikan selama 24 Jam

Dimana dalam hal ini PC pengendali menggunakan kelistrikan dari

ruang verifikasi dengan sistem kelistrikan 24 jam, dan termasuk

kelistrikan 3 komputer staff.

18'-6"

15

'-0

"

RUANG KERJA ICT

RUANG SERVER

RUANG

BELAKANG

RUANG DEPAN

RUANG KERJA ICT

RUANG SERVER

RUANG STAFF

VERIFIKASI

RUANG SERVER

S

Gambar 4.7 Skema Ruangan Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Berbasis Mikrokonroler AT89S51.

Sumber : (Data Diolah penulis)

3. Kelengkapan software yang digunakan

a) ALDS ASM 10, penulis memilih software ini karena merupakan

Integrated Development Environtment (IDE) yaitu software yang

dapat melakukan editor sekaligus compiler.

b) Software WH-500_800 Proggramer, merupakan software

downloader, dimana mikrokontroler dipindahkan kedalam

perangkat downloader, kemudian dimasukkan program assembler

yang telah dikompile ke file *Bin dan proses inilah yang disebut

Page 92: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

74

proses write program mikrokontroler. Perangkat ini disebut

universal writer keluaran Brightech, dan mendukung

Mikrokontroler Atmel AT89S51, AT89S52, AT89S53.

c) Visual Basic .Net 2008 untuk membangun perancangan user

interface pengontrolan bersifat sentralisasi dan sesuai kebutuhan

waktu yang diperlukan.

d) Adobe Photoshop CS3 sebagai software untuk membuat tampilan

login, dan pengolahan gambar-gambar lainnya dalam pembuatan

aplikasi prototipe ini.

e) Sistem operasi Windows XP Professional Service Pack 2 yang

berjalan pada PC aplikasi prototipe.

4. Kelengkapan hardware yang digunakan

a) IC Mikrokontroler bertipe AT89S51.

b) Satu Buah PC untuk membuat program dengan spesifikasi sebagai

berikut :

1) Processor 2.00 GHz

2) Memory 2 GB

3) Harddisk 160 GB

4) Mouse

5) Keyboard

6) Port USB

7) Monitor dengan resolusi 1024 x 768 pixel.

c) SebuahUSB to Serial Converter.

Page 93: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

75

d) Sebuah Universal Writer yang digunakan untuk memasukkan

program kedalam mikrokontroler.

e) Komponen-komponen hardware pendukung yaitu terdiri dari

komponen elektronika dan komponen listrik.

4.2.3 Mengembangkan komputer dalam rancangan prototipe sistem

pengendali kelistrikan ruangan

1. Perancangan proses prototipe kelistrikan ruangan.

Untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam

mengimplementasian sistem yang masih manual tersebut, penulis

merancang sebuah prototipe sistem pengendalian kelistrikan ruangan

yang bersifat terkomputerisasi, sentralisasi dan terotomatisasi yang

berbasis Mikrokontroler AT89S51. Pada pengembangannya, penulis

melakukan studi kasus pada Pokja Information and Communication

Technology (ICT) di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMG)

Wilayah II. Sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a) Seorang staff khusus bagian Pokja ICT didalam sistem ini

berperan sebagai administrator yang bertugas untuk

mengendalikan kelistrikan ruangan dan berhak menggunakan

Aplikasi Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

Berbasis Mikrokontroler AT89S51, yang diberi user dan

password khusus untuk aplikasi ini.

b) Dikarenakan sistem ini merupakan sistem yang tidak sembarangan

karyawan dapat memahami kinerja sistem pengendalian

Page 94: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

76

kelistrikan ini. Komputer pengendali diproteksi dengan login dan

password khusus, sehingga hanya administrator yang dapat

mengetahui.

c) Admin dapat melakukan pengendalian ruangan-ruangan tanpa

bergeser dari bangku kerja.

d) Admin dapat melakukan pengendalian yang bersifat otomatisasi,

sentralisasi dan terkomputerisasi.

Gambar flowchart dari perancangan prototipe sistem penulis,pada

gambar 4.7 sebagai berikut .

Ruang Tamu

Kelistrikan Ruang

Tamu

Kelistrikan

Mati

Saklar

Kelistrikan

Hidup

on off

A

D

Gambar 4.8. Flowchart proses rancangan Prototipe Sistem Ruang Tamu

Sumber : (Data Diolah penulis)

Page 95: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

77

Ruang Staff ICT

Kelistrikan Ruang

Staff ICT

Kelistrikan

Mati

Saklar

Kelistrikan

Hidup

on off

B

D

Gambar 4.9. Flowchart proses rancangan Prototipe Sistem Ruang Staff ICT

Sumber : (Data Diolah penulis)

Page 96: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

78

Ruang Verifikasi (Administrator)

Menu Utama

Kelistrikan

Mati

Saklar

Kelistrikan

Hidup

on off

Mulai

Login

Selesai

User &

Password

Validation

Ruang

Server

Ruang

Verifikasi

Ruang

Staff ICT

Ruang

Tamu

Timer TimerTimer Timer

False

True

Kelistrikan Ruang

VerifikasiA B C

D

Gambar 4.10. Flowchart proses rancangan Prototipe Sistem Ruang Verifikasi

Sumber : (Data Diolah penulis)

Page 97: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

79

off

Ruang Server

Kelistrikan Ruang

Server

Kelistrikan

Mati

Saklar

Hidup

on

C

D

Gambar 4.11. Flowchart proses rancangan Prototipe Sistem Ruang Server

Sumber : (Data Diolah penulis)

Page 98: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

80

2. Perancangan Arsitektur Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan

Ruangan

Pada tahap ini, dilakukan kegiatan perancangan arsitektur prototipe

sistem pengendali itu sendiri. sebagaimana seperti gambar dibawah,

terdapat sebuah mesin utama yang akan dibangun, yaitu : perancangan

catu daya, perancangan rangkaian Mikrokontroler AT89S51, rangkaian

saklar digital, perancangan rangkaian IC MAX 232, dan perancangan

LED indicator. Dari hasil rancangan tersebut, menunjukkan bahwa sistem

pengendali kelistrikan tersebut bekerja menunggu perintah dari komputer.

berikut adalah ilustrasi dari arsitektur prototipe sistem pengendali yang

akan dibangun.

Rangkaian Saklar

Digital

Rangkaian Output

LED/Lampu

Rangkaian Serial

IC Max 232

RangkaianMikroko

ntroler AT89S51Power Supply

Saklar 1

Saklar 2

Saklar 3

Saklar 4

SIKENTRIK 1432

MIKROKONTROLER AT89S51

Usb To Serial RS232

Gambar 4.12 Blok Diagram Perancangan Arsitektur Prototipe Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokonroler AT89S51.

Sumber : (Data Diolah penulis)

Pemegang peranan penting sistem ini terletak pada mesin

mikrokontroler yang berfungsi sebagai pengendali instruksi dan bridge ,

yaitu jembatan yang menghubungkan lingkungan eksternal (kelistrikan)

Page 99: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

81

dan internal (software). Mesin tersebut sudah terprogam menggunakan

bahasa assembler.

Penempatan mikrokontroler bertujuan agar segala macam aktivitas

yang diiinstruksi dari komputer dapat terlaksana dan terselesaikan,

sehingga hasilnya dari kegiatan tersebut yang merupakan informasi akan

digunakan sebagai bahan untuk proses analisis lebih lanjut.

Com 1 merupakan port serial. Kabel serial merupakan sarana

komunikasi dari komputer ke dalam mikrokontroler dan usb to rs 232

converter yang menghubungkan mikrokontroler serial ke port usb.

3. Perancangan Program Assembly

Pada tahap ini akan dibahas perancangan program dasar assembly,

sebagai sistem dasar dari Sistem pengendali kelistrikan berbasis

mikrokontroler AT89S51 menggunkaan pseudocode, dan flowchart pada

gamabar 4.13 dibawah ini.

1) Pseudocode

Penulisan pseudocode dari program dasar Assembly aplikasi

Prototipe sistem pengendali kelistrikan ruangan berbasis

mikrokontroler AT89S51 sebagai berikut ;

1. Mulai

2. Inisialisasi sistem

3. Baca switch (relay)

4. Input A,

Page 100: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

82

5. Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “A”,

dimana “A” adalah kondisi relay1 terhubung dengan saklar

listrik.

6. Input B,

7. Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “B”,

dimana “B” adalah kondisi relay2 terhubung dengan saklar

listrik.

8. Input C,

9. Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “C”,

dimana “C” adalah kondisi relay3 terhubung dengan saklar

listrik.

10. Input D

11. Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “D”,

dimana “D” adalah kondisi relay4 terhubung dengan saklar

listrik.

12. Input E

13. Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “E”,

dimana “E” adalah kondisi relay1 terputus dengan saklar

listrik.

14. Input F

15. Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “F”,

dimana “F” adalah kondisi relay2 terputus dengan saklar

listrik.

Page 101: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

83

16. Input G,

17. Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “G”,

dimana “G” adalah kondisi relay3 terputus dengan saklar

listrik.

18. Input H

19. Maka mikrokontroler secara otomatis membaca status “H”,

dimana “H” adalah kondisi relay4 terputus dengan saklar

listrik.

20. Selesai.

Page 102: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

84

2) Flowchart

Flowchart program dasar Assembly, sebagai berikut :

START

INISIALISASI SISTEM

BACA

SWITCH

ON RELAY I “A” ON RELAY 1

KIRIM STATUS “a”

PADA

RELAY 1

KIRIM STATUS “b”

PADA

RELAY 1

KIRIM STATUS “c”

PADA

RELAY 1

KIRIM STATUS “d”

PADA

RELAY 4

KIRIM STATUS “e”

PADA

RELAY 1

KIRIM STATUS “f”

PADA

RELAY 2

KIRIM STATUS “g”

PADA

RELAY 3

KIRIM STATUS “h”

PADA

RELAY 4

ON RELAY 2 “B” ON RELAY 2

ON RELAY 3 “C” ON RELAY 3

ON RELAY 4 “D” ON RELAY 4

OFF RELAY 1 “E” OFF RELAY 1

OFF RELAY 2 “F” OFF RELAY 2

OFF RELAY 3 “G” OFF RELAY 3

OFF RELAY 4 “H” OFF RELAY 4

END

Pokja ICT

Gambar 4.13 Flowchart Program Assembly Prototipe Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokonroler AT89S51.

Sumber : (Data Diolah penulis)

Page 103: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

85

4. Perancangan Hardware

Pada tahap ini akan dibahas hardware yang digunakan dalam

perancangan Prototype Sistem pengendali kelistrikan berbasis

mikrokontroler AT89S51 ini. Hardware tersebut diantaranya adalah

rangkaian catu daya, rangkaian mikrokontroler AT89S51, rangkaian

sakelar digital, rangkaianan serial IC MAX 232, dan rangkaian LED

indikator.

a) Perancangan Rangkaian Catu Daya

Rangkaian catu daya memberikan supply tegangan pada alat

pengendali. Rangkaian catu daya mendapatkan sumber tegangan dari

PLN sebesar 220 VAC. Tegangan 220 VAC ini kemudian diturunkan

menjadi 12 VAC melalui trafo penurun tegangan.

Tegangan 15VAC disearahkan oleh diode bridge IN4002 menjadi

tegangan DC. Kemudian kapasitor disini fungsinya untuk membuang

noise teganfan DC, keluaran diode bridge ini kemudian masuk ke IC

regulator 7805 yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan.

Gambar 4.14 Rangkaian Catu Daya

(sumber ; suhata, 2002; 204)

Page 104: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

86

b) Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Rangkaian mikrokontroler merupakan pusat pengolahan data dan

pusat pengendali alat. didalam rangkaian mikrokontroler ini terdapat

empat buah port, yang digunakan untuk menampung input atau output

data dan terhubung langsung oleh rangkaian rangkaian dari alat

pengendali.

Rangkaian ini tersusun dari atas oscliator kristal 11.0592 mhz yang

berfungsi untuk membangkitkan pulsa internal dan dua buah kapasitor

sebesar 30 pf yang berfungsi utnuk menstabilkan frekuensi.

Kemudian penjelasan akan dijabarkan sebagai berikut :

1) Port 1.0 sampai dengan port 1.3 terhubung dengan rangkaian

saklar digital (relay) 1 sampai dengan rangkaian digital keempat.

2) Port Reset, digunakan untuk melakukan reset dimana dalam

rangkaian ini terhubung dengan Resistor 4K7Ω , Kapasitor 10uF

dan terhubung pada tegangan 5 VDC.

3) Port 3.0 dan 3.1 sebagai jalur penerimaan dan pengiriman data

(RXD, TXD)

4) Port x-tal1 dan port xtal 2terhubung dengan Kristal 10MHzbertipe

NSK 11.0592, berfungsi sebagai penstabil clock dan terhubung

dengan kapasitor 22pF.

5) Port 2.0 - 2.3 terhubung dengan rangkaian led indikator.

Page 105: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

87

6) Port EA /VPP adalah port yang berfungsi sebagai input kontrol,

jika EA = low, maka program hanya akan dijalankan dari eksernal

program memory, jika EA= high, maka program akan dijalankan

dari internal program memori.

7) Port VCC dalam hal ini sebagai sumber tegangan 5VDC.

Gambar 4.15 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

(sumber ; suhata, 2002; 205)

c) Perancangan Rangkaian Saklar Digital

Rangkaian sakelar digital 1 sampai sakelar digital 4 berfungsi untuk

mengendalikan beban yang dapat digunakan lampu atau peralatan

elektronik. Rangkaian sakelar ini dikendalikan langsung oleh

mikrokontroller. Rangkaian dan komponen pada sakelar 1 sampai

sakelar 4 pada dasarnya sama , perbedaannya hanya terdapat pada port

pengendali ke mikrokontorler. Saklar 1 terhubung ke alamat p1.0,

Page 106: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

88

sedangkan sakelar 2 terhubung pada alamat p1.1, saklar 3 terhubung

1.2 , sakelar 4 terhubung pada alamat 1.3.

Untuk dapat mengontrol rangkaian ini saklar 1 sampai saklar 4

mikrokontroller harus mengirimkan data sinyal pulsa “0” atau “1”.

Jika mikrokontroller memberikan data sinyal pulsa „0‟ maka

rangkaian sakelar digital berada dalam keadaan tidak aktif, tapi bila

data sinyal pulsa 1 yang dikirimkan oleh mikrokontroller, maka

rangkaian saklar digital akan aktif.

Berikut prosesnya tegangan masuk sebesar 5VDC, mendapat tahanan

Resistor R 220Ω, melewati optopcopler PC 813 yang berfungsi

mengisolasi tegangan, dan jika optocopler diberi nol maka relay akan

aktif, berfungsilah teganagan VCC, sebaliknya jika optocopler diberi 1

maka relay akan nonaktif. Bersam itu juga rangkaian ini berhubungan

dengan Port 1.0 (dalam hal ini rangkaian relay 1), selanjutnya port 1.1

rangkaian relay 2, dan seterusnya sampai port 1.3 yaitu rangkaian

relay 4.

Keluar dari optocopler tegangan dikendalikan oleh Transistor satu dan

satu lagi ditahan oleh R 8K7Ω, kemudian disini diode IN 4148

berfungsi untuk menahan tegangan balik dari relay dari kondisi aktif

kekondisi tidak aktif, bersamaan itu juga led disini berfungsi sebagai

indikator rangkaian. Kemudian masuk kedalam relay dimana fungsi

relay adalah penghubung dan pemutus arus secara otomatis, dalam hal

ini difilter oleh kapasitor 33nF sebagai peredam bouncing /getaran.

Page 107: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

89

Jika ingin mengendalikan sakelar dengan beban yang lebih besar,

misalnya 1000 watt, maka relay diatas dapat diganti dengan relay yang

dapat menahan beban 1000 watt.

Gambar 4.16 Rangkaian Saklar Digital

(sumber ; suhata, 2002; 206)

d) Perancangan Rangkaian Serial IC MAX 232

Selanjutnya adalah perancangan rangkaian IC MAX 232 yang

berfungsi mensinkronkan komunikasi serial antara Mikrokontroler

dengan komputer. Dimana pada kaki 1,2,3,4,5,6 terhubung dengan

kaki kapasitor yang berfungsi sebagai penstabil tegangan

Pada kaki 10 terhubung dengan port 3.0 Mikrokontroler dalam hal ini

sebagai jalur penerimaan data (RXD), kemudian pada kaki 9 terhubung

dengan jalur pengiriman data (TXD) pada komunikasi serial. PAda

kaki 16 terhubung dengan tegangan 5VDC, kaki 15 terhubung dengan

ground. Sedangkan kaki 7 IC terhubung kedalam port 2 PORT DB 9

dimana Port 2 sebagai Receive Data, dan kaki 8 IC terhubung pada

port 3 sebagai Transmited Data.

Page 108: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

90

Gambar 4.17 Rangkaian Serial IC MAX 232

(sumber ; suhata, 2002; 207)

e) Perancangan Rangkaian Led Indikator

Selanjutnya adalah perancangan rangkaian led indikator yang

berfungsi sebagai indikator kelistrikan empat ruangan. Dimana pada

port 2.0 sampai dengan port 2.3 masing-masing terhubung kedalam

rangkaian led indikator, yang bekerja jika port diberi logika low, maka

led menyala, dan apabila diberi logika high maka led akan mati.

Gambar 4.18 Rangkaian Led Indikator

(Sumber ; Suhata, 2002; 207)

Page 109: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

91

5. Perancangan Antar Muka Pemakai

Dalam perancangan antarmuka, dibuat beberapa form yang akan

diuraikan sebagai berikut.

a) Perancangan Form Login

Rancangan form login, merupakan tampilan awal ketika aplikasi

Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis

Mikrokontroler AT89S51. Form ini menampilkan dua kolom yang

masing –masing berisi user dan password yang akan diisi oleh

pengguna aplikasi ini. Bentuk gambaran form login pada antarmuka

prototipe sistem pengendali kelistrikan ruangan berbasis

mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :

Gambar 4.19 Perancangan Login

(Sumber : data diolah penulis)

b) Perancangan Form Menu Utama

Rancangan form menu utama merupakan tampilan setelah login, pada

aplikasi Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis

Mikrokontroler AT89S51. Yang terdiri atas beberapa tab-tab pilihan

ruangan sebagai berikut :

LOGO

UIN

LOGO

BMG

Nama Aplikasi

PASSWORD

NAMA

Page 110: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

92

1) Tab Beranda

Tab ini menampilkan denah Ruangan Pokja ICT Balai Besar

Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II Ciputat. Menu ini

menampilkan lampu indikator saklar kelistrikan kondisi hidup dan

saklar kelistrikan kondisi mati. Bentuk gambaran tab form beranda

menu utama pada antarmuka prototipe sistem pengendali

kelistrikan ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah

sebagai berikut :

File InformationSetting

X_

STATUS

Denah BMG

Wilayah IIRuang VerifikasiRuang Server

2. Ruang Staff

ICT1Ruang Tamu

TIME : DATE :

DENAH GEDUNG ICT BMKG

LOGO BMKG

Gambar 4.20 Perancangan Tab Beranda Menu Utama

(Sumber : data diolah penulis)

2) Tab Beranda Ruang Tamu

Rancangan tab menu ruang tamu merupakan pilihan dalam tab

form menu utama, yang terdapat pada aplikasi Prototipe Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler

AT89S51. Pada tab form menu ruang tamu ini menampilkan

beberapa pilihan pengendalian aplikasi Prototipe Sistem

Page 111: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

93

Pengendalian Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler

AT89S51 pada Pokja ICT Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika

Wilayah II Ciputat, pilihan pengendalian secara manual, maupun

secara otomatisasi hari, jam dan menit. Pengguna tinggal memilih

sesuai kebutuhan yang diperlukan perusahaan. Pada tab menu ini

juga menampilkan lampu indikator saklar kelistrikan kondisi hidup

dan saklar kelistrikan kondisi mati. Bentuk gambaran tab form

menu ruang tamu pada antarmuka sistem pengendali kelistrikan

ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :

File InformationSetting

X_

STATUS

Denha BMG

Wilayah II

4. Ruang

Verifikasi3. Ruang Server

2. Ruang Staff

ICT1. Ruang Tamu

DENAH GEDUNG ICT BMKG

MANUAL

ON OFF

WEEKLY SYSTEM

SUNDAY

MONDAY

TUESDAY

WEDNESDAY

THURSDAY

FRIDAY

SATURDAY

ON OFF

TIME

HOURS SYSTEM

Gambar 4.21 Perancangan Tab Ruang Tamu Menu Utama

( Sumber : data diolah penulis )

3) Tab Beranda Ruang Staff ICT

Rancangan tab menu ruang staff ICT merupakan pilihan dalam tab

form menu utama, yang terdapat pada aplikasi Prototipe Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler

AT89S51. Pada tab form menu ruang ruang staff ICT ini

Page 112: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

94

menampilkan beberapa pilihan pengendalian aplikasi Prototipe

Sistem Pengendalian Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler

AT89S51 pada Pokja ICT Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika

Wilayah II Ciputat, pilihan pengendalian secara manual, maupun

secara otomatisasi hari, jam dan menit. Pengguna tinggal memilih

sesuai kebutuhan yang diperlukan perusahaan. Pada tab menu ini

juga menampilkan lampu indikator saklar kelistrikan kondisi hidup

dan saklar kelistrikan kondisi mati. Bentuk gambaran tab menu

ruang staff ICT pada antarmuka sistem pengendali kelistrikan

ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :

File InformationSetting

X_

STATUS

Denha BMG

Wilayah II

4. Ruang

Verifikasi3. Ruang Server

2. Ruang Staff

ICT1. Ruang Tamu

DENAH GEDUNG ICT BMKG

MANUAL

ON OFF

WEEKLY SYSTEM

SUNDAY

MONDAY

TUESDAY

WEDNESDAY

THURSDAY

FRIDAY

SATURDAY

ON OFF

TIME

HOURS SYSTEM

Gambar 4.22 Perancangan Tab Ruang Staff ICT

dalam Menu Utama

( Sumber : data diolah penulis )

4) Tab Beranda Ruang Server

Rancangan tab menu ruang server merupakan pilihan dalam tab

form menu utama, yang terdapat pada aplikasi Prototipe Sistem

Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler

Page 113: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

95

AT89S51. Pada tab menu ruang server ini menampilkan beberapa

pilihan pengendalian aplikasi Prototipe Sistem Pengendalian

Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 pada Pokja

ICT Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II Ciputat,

pilihan pengendalian secara manual, maupun secara otomatisasi

hari, jam dan menit. Pengguna tinggal memilih sesuai kebutuhan

yang diperlukan perusahaan. Pada tab menu ini juga menampilkan

lampu indikator saklar kelistrikan kondisi hidup dan saklar

kelistrikan kondisi mati. Bentuk gambaran tab menu ruang server

pada antarmuka sistem pengendali kelistrikan ruangan berbasis

mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :

File InformationSetting

X_

STATUS

Denha BMG

Wilayah II

4. Ruang

Verifikasi3. Ruang Server

2. Ruang Staff

ICT1. Ruang Tamu

DENAH GEDUNG ICT BMKG

MANUAL

ON OFF

WEEKLY SYSTEM

SUNDAY

MONDAY

TUESDAY

WEDNESDAY

THURSDAY

FRIDAY

SATURDAY

ON OFF

TIME

HOURS SYSTEM

Gambar 4.23 Perancangan Tab Ruang Server dalam

Menu Utama

( Sumber : data diolah penulis )

5) Tab Beranda Ruang Staf Verifikasi

Rancangan tab menu ruang staf verifikasi merupakan pilihan dalam

tab form menu utama, yang terdapat pada aplikasi Prototipe Sistem

Page 114: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

96

Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler

AT89S51. Pada tab form menu ruang staf verifikasi ini

menampilkan beberapa pilihan pengendalian aplikasi Prototipe

Sistem Pengendalian Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler

AT89S51 pada Pokja ICT Balai Besar Meteorologi Dan Geofisika

Wilayah II Ciputat, pilihan pengendalian secara manual, maupun

secara otomatisasi hari, jam dan menit. Pengguna tinggal memilih

sesuai kebutuhan yang diperlukan perusahaan. Pada tab menu ini

juga menampilkan lampu indikator saklar kelistrikan kondisi hidup

dan saklar kelistrikan kondisi mati. Bentuk gambaran tab menu

ruang staf verifikasi pada antarmuka sistem pengendali kelistrikan

ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :

File InformationSetting

X_

STATUS

Denha BMG

Wilayah II

4. Ruang

Verifikasi3. Ruang Server

2. Ruang Staff

ICT1. Ruang Tamu

DENAH GEDUNG ICT BMKG

MANUAL

ON OFF

WEEKLY SYSTEM

SUNDAY

MONDAY

TUESDAY

WEDNESDAY

THURSDAY

FRIDAY

SATURDAY

ON OFF

TIME

HOURS SYSTEM

Gambar 4.24 Perancangan Tab Ruang Staf Verifikasi

dalam Menu Utama

( Sumber : data diolah penulis )

Page 115: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

97

c) Perancangan Menu Help

Rancangan menu help menampilkan beberapa bantuan antara lain cara

penggunaan aplikasi Prototipe Sistem Pengendalian Kelistrikan Ruangan

Berbasis Mikrokontroler AT89S51, yang terdiri dari ; panduan login,

panduan melakukan setting koneksi, panduan melakukan pengendalian

manual, panduan melakukan pengendalian berdasarkan Jam dan Menit,

panduan melakukan pengendalian berdasarkan Hari, Jam dan Menit.

Bentuk gambaran form menu help pada antarmuka sistem pengendali

kelistrikan ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai

berikut :

Gambar 4.25 Perancangan Menu Help

( Sumber : data diolah penulis )

Isi

Judul Menu Help

- x

Tab Menu Pilihan Panduan Aplikasi

Menu

Page 116: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

98

d) Perancangan Menu About Software

Rancangan menu About Software menampilkan informasi antara lain Use

case ini digunakan untuk menampilkan informasi antara lain informasi

versi dari aplikasi ini, jurusan dan perguruan tinggi dari penulis, kemudian

dimana penelitian ini dilakukan, beserta warning penjelasan siapa saja

yang boleh menggunakan aplikasi ini. Bentuk gambaran form menu About

Software pada antarmuka prototipe sistem pengendali kelistrikan ruangan

berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :

Gambar 4.26 Perancangan About Software

( Sumber : data diolah penulis )

Logo BMG

Nama Aplikasi

- x

Banner

Menu

Logo UIN

Info email

Warning Button

Ok

Page 117: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

99

4.2.4 Membuat program Assembly, hardware prototipe , dan pembuatan

aplikasi antarmuka pemakai.

1. Pembuatan Program Assembly

Pada tahap ini penulis melakukan pengkodean terhadap hasil

rancangan yang sudah didefinisikan sebelumnya untuk dijadikan

program aplikasi. Pembuatan aplikasi ini menggunakan beberapa tools

seperti ALDS ASM 10, dimana aplikasi ini merupakan compiler

bahasa assembly untuk MCS-51 dan merupakan copyright dari Delta

Elektronik. Sekilas tentang pembuatan program assembly ini dapat

dilihat pada gambar 4.27 dibawah ini. Untuk proses dan konstruksi

program dan source code program dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 4.27 Pembuatan Program Menggunakan

ALDS ASM 10

( Sumber : data diolah penulis )

Sekilas tentang downloader aplikasi ini menggunakan WH 500-800

Programmer, yang tersedia dalam cd software universal writer. Dapat

Page 118: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

100

dilihat pada gambar 4.28 dibawah ini. Untuk proses dan konstruksi

program dan downloader program dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 4.28 Pembuatan Aplikasi Dengan

WH 500-800 Programmer

( Sumber : data diolah penulis )

2. Pembuatan Perangkat Hardware Prototipe

Pada tahap ini penulis melakukan perakitan hardware sistem yang

tersusun dari komponen elektronika, komponen mikrokontroler

AT89S51, dan komponen kelistrikan. Komponen-komponen tersebut

disusun membentuk rangkaian-rangkaian yang terdisi dari : rangkaian

catu daya, rangkaian mikrokontroler, rangkaian relay, rangkaian serial,

dan rangkaian led simulasi. Untuk proses pembuatan rangkaian

sampai pada dan konstruksi sistem pengendali kelistrikan ruangan

berbasis mikrokontroler AT89S51 dapat dilihat sebagai berikut :

Page 119: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

101

a) Pembuatan Rangkaian Catu Daya

Pada tahap ini penulis melakukan pembuatan dan perakitan

hardware perangkat catu daya, terlihat pada gambar sebagai

berikut :

Gambar 4.29 Pembuatan Rangkaian Catu Daya

( Sumber : data diolah penulis )

Catu daya yang sesuai adalah mempunyai tegangan keluaran

5VDC. Berdasarkan pengukuran diperoleh data sbb:

Tabel 4.1

Pengukuran Rangk. Catu Daya

Pengukuran VOut

1 4,8 V

2 4,8 V

3 4,8 V

4 4,8 V

5 4,8 V

Page 120: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

102

b) Pembuatan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Pada tahap ini penulis melakukan pembuatan dan perakitan

hardware perangkat mikrokontroler AT89S51, terlihat pada

gambar sebagai berikut :

Gambar 4.30 Pembuatan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

( Sumber : data diolah penulis )

Rangkaian Mikrokontroler yang sesuai adalah mempunyai

tegangan keluaran 5VDC. Berdasarkan pengukuran diperoleh

data sbb:

Tabel 4.2

Pengukuran Rangk. Mikrokontroler AT89S51

Pengukuran VOut

1 4,8 V

2 4,8 V

3 4,8 V

4 4,8 V

5 4,8 V

Page 121: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

103

c) Pembuatan Rangkaian Saklar Digital

Pada tahap ini penulis melakukan pembuatan dan perakitan

hardware perangkat saklar digital, terlihat pada gambar sebagai

berikut :

Gambar 4.31 Pembuatan Rangkaian Saklar Digital

( Sumber : data diolah penulis )

Rangkaian Saklar Digital yang sesuai adalah mempunyai

tegangan keluaran 5VDC. Berdasarkan pengukuran diperoleh

data sbb:

Tabel 4.3

Pengukuran Rangk. Saklar Digital

Pengukuran VOut

1 4,8 V

2 4,8 V

3 4,8 V

4 4,8 V

5 4,8 V

Page 122: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

104

d) Pembuatan Rangkaian IC Max 232

Pada tahap ini penulis melakukan pembuatan dan perakitan

hardware perangkat IC Max 232, terlihat pada gambar sebagai

berikut :

Gambar 4.32 Pembuatan Rangkaian IC Max 232

( Sumber : data diolah penulis )

Rangkaian IC Max 232 yang sesuai adalah mempunyai tegangan

keluaran 5VDC. Berdasarkan pengukuran diperoleh data sbb:

Tabel 4.4

Pengukuran Rangk. IC Max 232

Pengukuran VOut

1 4,8 V

2 4,8 V

3 4,8 V

4 4,8 V

5 4,8 V

Page 123: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

105

e) Pembuatan Rangkaian LED Indikator

Pada tahap ini penulis melakukan pembuatan dan perakitan

hardware perangkat LED Indikator, terlihat pada gambar sebagai

berikut :

Gambar 4.33 Pembuatan Rangkaian LED Indikator

( Sumber : data diolah penulis )

Rangkaian led Indikator yang sesuai adalah mempunyai tegangan

keluaran 5VDC. Berdasarkan pengukuran diperoleh data sbb:

Tabel 4.5

Pengukuran Rangk. LED Indikator

Pengukuran VOut

1 4,8 V

2 4,8 V

3 4,8 V

4 4,8 V

5 4,8 V

Page 124: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

106

3. Pembuatan Program Pada Antarmuka Pemakai

Pada tahap ini penulis melakukan pengkodean terhadap hasil

rancangan antar muka yang sudah didefinisikan sebelumnya untuk

dijadikan program anatar muka aplikasi. Pembuatan aplikasi ini

menggunakan visual basic. NET 2008.

a) Instalasi Visual Studio 2008

Penulis melakukan instalasi Visual Studio 2008, dan sekaligus

melakukan Instalasi Visual Basic 2008.

Gambar 4.34 Instalasi Visual Studio 2008

( Sumber : data diolah penulis )

b) Pembuatan Form Login

Penulis melakukan pembuatan form login, sebagai berikut.

1) Source Code

Public Class form1login

Private Sub Button1_Click(ByVal sender As

System.Object, ByVal e As System.EventArgs)

Handles Button1.Click

Page 125: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

107

If TextBox1.Text = "admin" And

TextBox2.Text = "12345" Then

form2menuutama.Show()

Me.Visible = False

Else

MessageBox.Show("masukan kembali nama

dan password")

TextBox1.Text = ""

TextBox2.Text = ""

End If

End Sub

Private Sub PictureBox1_Click(ByVal sender As

System.Object, ByVal e As System.EventArgs)

Handles PictureBox1.Click

End Sub

End Class

2) Tampilan

Gambar 4.35 Form Login

( Sumber : data diolah penulis )

c) Pembuatan Form Menu Utama

Penulis melakukan pembuatan form menu utama, sebagai berikut.

1) Source Code

a. Pendeklarasian sistem Port

Imports System

Imports System.IO

Imports System.IO.Ports

Page 126: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

108

b. Source Code Button hidup

Private Sub Button1_Click(ByVal sender As

System.Object, ByVal e As System.EventArgs)

Handles Button1.Click

Try

SerialPort1.Write("A")

Label8.BackColor =

Color.Green()

Label1.BackColor =

Color.Green()

Catch ex As Exception

MsgBox(ex.ToString)

End Try

End Sub

c. Source Code Button Mati

Private Sub Button1_Click(ByVal sender As

System.Object, ByVal e As System.EventArgs)

Handles Button1.Click

Try

SerialPort1.Write("E")

Label8.BackColor = Color.Red()

Label1.BackColor = Color.Red()

Catch ex As Exception

MsgBox(ex.ToString)

End Try

End Sub

Page 127: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

109

2) Tampilan

a. Tampilan Depan

Gambar 4.36 Tampilan depan

( Sumber : data diolah penulis )

b. Tampilan Menu Ruang

Gambar 4.37 Tampilan menu ruang

Page 128: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

110

( Sumber : data diolah penulis )

d) Pembuatan Form Help

Penulis melakukan pembuatan form help, sebagai berikut.

1) Tampilan

Gambar 4.38 Form Help

( Sumber : data diolah penulis )

e) Pembuatan Form About Software

Penulis melakukan pembuatan form form about software,

sebagai berikut.

1) Source Code

Public Class form4aboutsoftware

Private txtGulung As String = "*** Dengan

Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi

Maha Penyayang ***"

Private Sub form4aboutsoftware_Load(ByVal

sender As System.Object, ByVal e As

System.EventArgs) Handles MyBase.Load

Page 129: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

111

End Sub

Private Sub Button1_Click(ByVal sender

As System.Object, ByVal e As

System.EventArgs) Handles Button1.Click

Me.Close()

End Sub

Private Sub tmrGulung_Tick(ByVal sender As

System.Object, ByVal e As System.EventArgs)

Handles tmrGulung.Tick

Dim kirikekanan As String

kirikekanan = Mid(txtGulung, 1, 1)

txtGulung = txtGulung.Remove(0, 1)

txtGulung =

txtGulung.Insert(Len(txtGulung),

kirikekanan)

lblGulung.Text = txtGulung

End Sub

End Class

2) Tampilan

Gambar 4.39 Form About Software

( Sumber : data diolah penulis )

Page 130: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

112

4. Penggabungan dan integrasi prototipe sistem pengendali

kelistrikan ruangan

Pada tahap ini penulis melakukan pemasangan dan penggabungan unit

rangkaian menjadi aplikasi prototipe, yang kemudian dipasang pada

personal komputer, dan perangkat sistem yang telah dibuat, sehingga

dapat disimulasikan di perusahaan. Untuk Integrasi sistem pengendali

kelistrikan ruangan, berbasis Mikrokontroler AT89S51, adalah sebagai

berikut :

a. Hubungkan tegangan, masing-masing rangkaian dengan kabel,

sesuai dengan skema diagram.

b. Cek keluaran masing-masing tegangan yang telah ditentukan

pada diagram, dengan multimeter.

c. Sitem Pengendali Siap Digunakan. (gambar 4.39)

Gambar 4.40 Integrasi prototipe sistem kelistrikan ruangan

( Sumber : data diolah penulis )

Page 131: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

113

4.2.5 Menguji, melakukan pemeliharaan dan mengevaluasi Prototipe

Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan

1. Melakukan pengujian prototipe sistem pengendali kelistrikan

ruangan

Pengujian aplikasi ini dilakukan pada personal computer (PC), dimana

menggunakan program downloader dengan menggunakan kabel serial

RS232 yang terhubung kedalam peralatan mikrokontroler AT89S51,

kemudian pengujian selanjutnya dengan menguji user interface untuk

melihat kecocokan sesuai kebutuhan permasalahan.

Setelah semua peralatan terhubung dengan aplikasi maka pengujian

program pada personal komputer dapat dilakukan pada semua fitur yang

ada aplikasi ini, Fitur-fitur yang diuji antara lain :

a) Fitur Login

Tabel 4.6

Pengujian Fitur Login

Rancangan

Proses

Hasil Yang

diharapkan

Hasil Keterangan

Mulai masuk

kedalam Login

Aplikasi isi

user isi

password

tekan tombol

ok .

Menampilkan

halaman login

pada form

login Aplikasi.

Sesuai Selama program

login berjalan, tidak

ada permasalahan,

sehingga program

login sesuai, dengan

rancangan.

Page 132: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

114

Berikut adalah output yang dihasilkan pada personal komputer, untuk

fitur menu login yang ditampilkan.

Gambar 4.41 Pengujian Login Pada Aplikasi.

( Sumber : data diolah penulis )

b) Fitur Menu Utama

Tabel 4.7

Pengujian Fitur Menu Utama

Rancangan

Proses

Hasil Yang

diharapkan

Hasil Keterangan

Setelah Masuk

kedalam Login

Mulai

menjalankan

Menu Utama.

Menampilkan

halaman menu

utama pada

Aplikasi.

Sesuai Selama program menu

utama berjalan, tidak

ada permasalahan,

sehingga program

dapat terkoneksi

dengan rangkaian,

menu utama sesuai,

dengan rancangan.-

Page 133: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

115

Berikut adalah output yang dihasilkan pada personal komputer, untuk fitur

menu uatma yang ditampilkan.

Gambar 4.42 Pengujian Menu Utama Pada Aplikasi

( Sumber : data diolah penulis )

Gambar 4.43 Prototipe Sistem antara software dan hardware

telah terkoneksi

( Sumber : data diolah penulis )

Page 134: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

116

c) Fitur Tab Menu Ruang-ruangan

Tabel 4.8

Pengujian Fitur Tab Menu Ruang

Rancangan

Proses

Hasil Yang

diharapkan

Hasil Keterangan

Masuk kedalam

Menu Utama

Mulai

menjalankan

program dengan

melakukan

pengendalian

kelsitrikan

ruangan pilih

secara manual,

berdasarkan jam

dan berdasarkan

hari dan jam.

Menampilkan

halaman tab menu

ruang yang bersi

pengendalian

secara manual,

secara otomatis

dengan

berdasarkan

waktu, maupun

berdasarkan hari

dan waktu.

Sesuai Hasil sesuai, karena

dapat mengirimkan

isntruksi untuk

menghubung dan

memutuskan arus

listrik, pada skalar

sesuai ruangan yang

ingin dikendalikan

dalam hal ini empat

ruangan.

Berikut adalah output yang dihasilkan pada personal komputer, untuk fitur

tab menu ruang tamu yang ditampilkan, seperti yang terlihat pada gambar

4.44 sebagai berikut.

Page 135: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

117

Gambar 4.44 Pengujian Tampilan Tab Menu Ruang -ruangan

Pada Aplikasi

( Sumber : data diolah penulis )

Jalankan Aplikasi Dengan mengendalikan salah satu ruang, dengan

Tombol |ON untuk menyalakan, dan |Off untuk mematikan, sehingga pada

simulasi lampu dan led otomatis akan menyala, sesuai perintah dari

pemakai, dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.45 Prototipe Sistem dapat mengirim instruksi memutus dan

menghubungkan kelistrikan masing-masing saklar.

( Sumber : data diolah penulis )

Page 136: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

118

d) Fitur menu Help

Tabel 4.9

Pengujian Fitur Menu Help

Rancangan

Proses

Hasil Yang

diharapkan

Hasil Keterangan

Masuk kedalam

Menu Utama

Pilih Menu

Informasi

Pilih Menu

Help.

Menampilkan

halaman menu help,

sebagai panduan

pngguna untuk

menjalankan

aplikasi Prototipe

Sistem Pengendali

Kelistrikan

Ruangan Berbasis

Mikrokontroler

AT89S51 ini.

Sesuai Hasil sesuai,

karena dapat

menjabarkan

petunjuk

pemakaian

aplikasi pada

user admin.

Berikut adalah output yang dihasilkan pada personal komputer, untuk fitur

help yang ditampilkan, seperti yang terlihat pada gambar 4.46 sebagai

berikut.

Page 137: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

119

Gambar 4.46 Tampilan Menu Help Pada Aplikasi

( Sumber : data diolah penulis )

e) Fitur menu About Software

Tabel 4.10

Pengujian Fitur Menu About Software

Rancangan

Proses

Hasil Yang

diharapkan

Hasil Keterangan

Masuk kedalam

Menu Utama

Pilih Menu

Informasi

Pilih Menu

About software.

Menampilkan

halaman menu

About Software

sebagai informasi

pangguna dalam

menjalankan

aplikasi Prototipe

Sistem Pengendali

Kelistrikan

Ruangan Berbasis

Mikrokontroler

AT89S51 ini.

Sesuai Hasil sesuai,

karena dapat

memberikan

informasi

terkait

aplikasi.

Page 138: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

120

Berikut adalah output yang dihasilkan pada personal komputer, untuk fitur

About Software yang ditampilkan, seperti yang terlihat pada gambar 4.53

sebagai berikut.

Gambar 4.47 Tampilan Menu About Software Pada Aplikasi

( Sumber : data diolah penulis )

f) Hasil Pengujian Kinerja Aplikasi Prototipe pada personal komputer staff.

Dalam melakukan pengujian kinerja aplikasi Prototipe Sistem pengendali

kelistrikan ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 ini, maka ada

beberapa kategori pengujian, yaitu :

1) Pengujian pada personal komputer sebagai antarmuka sistem

pengendali kelistrikan ruangan, dalam hal ini pengujian atas

pembangunan visual basic.NET, dapat berjalan baik atau tidak.

2) Pengujian Koneksi port serial, dalam hal ini melakukan

pengujian sambungan dari usb dalam converter ke koneksi serial

DB9.

Page 139: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

121

3) Pengujian peralatan dan pengujian mikrokontroler dengan

memberikan perintah kemudian mikrokotroler menerjemahkan

kedalam perintah saklar.

Berdasarkan kategori pengujian diatas, bahwa aplikasi Prototipe

Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler

AT89S51 ini dapat berjalan dengan baik. Hasil dari pengujian

kinerja aplikasi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.11

Tabel Hasil Pengujian Kinerja Aplikasi Prototipe

No Kategori Personal Komputer

1. Proses Instalasi Antarmuka Berhasil

2. Uji Koneksi dengan port serial Berhasil

3. Pengujian Instruksi dari

Komputer Ke Peralatan

Berhasil

Keterangan dari table diatas adalah sebagai berikut :

1) Pengujian pada personal komputer sebagai antarmuka sistem

dikatakan berhasil karena aplikasi Prototipe Sistem pengendali

kelistrikan ruangan ini dapat dijalankan pada komputer tersebut.

2) Pengujian Koneksi port serial dikatakan berhasil karena aplikasi

Prototipe Sistem pengendali kelistrikan ruangan ini, yang

disambungkan dalam Port USB dalam alat Konverter ke Koneksi

serial DB9 tidak bermasalah dan berjalan lancar.

3) Pengujian peralatan dan pengujian mikrokontroler dikatakan

berhasil karena aplikasi Prototipe Sistem pengendali kelistrikan

Page 140: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

122

ruangan ini dapat dijalankan pada komputer tersebut, dimana

pengguna dengan memberikan perintah pada antarmuka dan

perintah tersebut dijalankan pada saklar untuk menyala dan

mematikan listrik.

2. Pemeliharaan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah proses perawatan atau

pemeliharaan. Tahap pemeliharaan ini sangat penting, karena prototype

sistem pengendali kelistrikan ini kemungkinan akan mengalami perubahan

setelah beroperasi lama. Sebagai contoh pada masa kegiatan operasional

sehari-hari, sistem yang telah dibangun sangat mungkin mengalami kesalahan

atau kegagalan dalam menjalankan fungsinya.

Selain dapat menimbulkan resiko, juga akan mengganggu kerja

kelistrikan lainnya. Namun, perubahan kearah positif juga dapat terjadi

apabila admin dan petugas kelistrikan dapat meningkatkan kemampuan dan

keualitas dari sistem tersebut. Kemungkinan lainnya yang dapat terjadi,

apabila sistem tersebut harus beradaptasi untuk mengimbangi segala

perubahan-perubahan yang ada pada lingkungan kelistrikannya.

3. Evaluasi prototipe sistem

Tahap ini digunakan sebagai pelengkap dari aplikasi, penulis memasang

aplikasi Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis

Mikrokontroler pada Pokja Bagian ICT dan meminta tanggapan dari staf

khusus disebut sebagai administrator. Tersebut setelah mendapat tanggapan

dari pemasangan prototipe aplikasi tersebut, penulis akan menganalisa dan

Page 141: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

123

melakukan perubahan dari segi desain maupun program, tanggapan prototipe

sistem pengendali kelistrikan ruangan berupa questioner for user

administrator, sebagai berikut :

Tanggapan Hasil Penelitian

Q. : Assalamualaikum, Dengan Ibu Dewi ?

Y. ; Walaikumsalam, Ya Hermanto.

Q. : Saya Hermanto, NIM 206091004055, Mahasiswa Teknik Informatika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sedang melakukan Penelitian

“Sistem Pengendalian Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokotroler

AT89S51”.

Y. ; Ya.

Q. : Saya Ingin Mengajukan beberapa pertanyan mengenai penelitian sistem

pengendali kelistrikan berbasis mikrokotroler AT89S51?

X. ; Ya Silahkan.

Q. : Apakah menurut ibu perlu melakukan pengendalian kelistrikan

terkomputerisasi tanpa harus bergeser dari kursi kerja anda pada Balai

Besar Meterologi Wilayah II Ciputat?

Y. : Ya

Q. : Menurut Ibu, apakah aplikasi ini sudah bersifat otomatisasi, sentralisasi,

dan terkomputerisasi?

Y. : Ya Sudah otomatisasi, sentralisasi, dan terkomputerisasi.

Q. : Apakah perlu digunakan database dalam aplikasi ini?

Y. : Tidak, karena belum ada kebutuhan untuk itu.

Q. : Apakah perlu berbasis web dalam aplikasi ini?

Y. : Tidak berbasis web, karena dikhawatirkan jika sistem berbasis web

akan rentan keamanannya.

Q. : Bagaimana layout tampilan antarnuka pemakai pada aplikasi ini?

Y. : Bagus, cukup sederhana.

Q. : Apakah setiap aplikasi ini dijalankan sering timbul gangguan berupa

aplikasi hang atau error?

Page 142: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

124

Y. : Tidak pernah, sampai saat ini.

Q. : Apakah aplikasi ini sudah cukup memenuhi kebutuhan anda akan

Pengendalian Kelistrikan Ruangan Bersifat otomatis dan sentralisasi?

Y. : Sangat cukup

Q. : Fitur apa saja yang sering anda gunakan dalam aplikasi ini?

Y. : Menu Hours System

Q. : Apa saran anda terhadap pengembangan aplikasi ini?

Y. : Penambahan digital Amphere Meter, penambahan relay yang mampu

memberikan daya besar, serta sikring, guna menambah keamanan

dalam sistem pengendalian kelistrikan ini.

Page 143: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

125

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat penulis simpulkan berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan, yaitu :

1. Pembuatan sebuah alat prototipe sistem pengendali kelistrikan

ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51, yaitu dengan

memasukkan program Assembly yang telah di konvert bertipe *BIN.

Kemudian membuat rangkaian hardware power supply dengan

output 5 Volt, tegangan tersebut didistribusikan pada rangkaian

mikrokontroler, LED indikator, saklar digital, dan rangkaian serial

IC MAX 232 (rangkaian penghubung komputer dengan prototipe).

Kemudian PC dapat mengirim perintah yang dapat dibaca (read)

oleh mikrokontroler AT89S51, kemudian perintah ditulis (write)

untuk memberikan instruksi pada rangkaian relay untuk

menghubungkan dan memutus arus listrik pada output prototipe.

2. Prototipe sistem pengendalian kelistrikan ruangan berbasis

miikrokontroler AT89S51 terbukti dapat mengendalikan kelistrikan

ruangan yang disimulasikan dengan empat saklar sebagai pengganti

empat ruangan yang terdapat pada Ruangan Pokja ICT Balai Besar

Meteorologi Dan Geofisika Wilayah II Ciputat.

Page 144: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

126

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat penulis berikan bagi mereka yang ingin

mengembangkan Prototipe Sistem Pengendalian Kelistrikan Ruangan Berbasis

Mikrokontroler AT89S51 ini dimasa yang kan datang, yaitu :

1. Sistem pengendali kelistrikan ruangan berbasis mikrokontroler

AT89S51 dalam hal pendistribusian listrik diperlukan standar

kabel yang lebih berkualitas.

2. Untuk melihat berapa keluaran listrik yang dihasilkan, perlu

penambahan digital amphere meter, dalam sistem pengendalian

ini.

3. Agar memperoleh keluaran kelistrikan yang bebannya besar

terdapat perubahan relay yang mampu memberikan daya besar.

4. Untuk membuat sistem pengendalian kelistrikan yang aman,

maka perlu penambahan sikring, didalam peralatan ini.

5. Untuk menjadikan sistem kelistrikan ini menjadi lebih menarik,

perancangan dari segi artistik adalah solusinya.

Page 145: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

127

DAFTAR PUSTAKA

Ario, Kusumo Suryo. 2004. Buku Latihan : Visual Basic . NET : Versi 2002 dan

2003. Jakarta ; Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Atmel Portal. 2001. ATMEL, 8 Bit Microcontroller With 4K Bytes in – System

Programmable Flash AT89S51 [ online ].

Tersedia : http://www.atmel.com [ 01 Mei 2010 ]

Bintarto, R. 2002. Interaksi Kota Dan Permasalahannya.

Jakarta : Ghalia Indonesia.

Budiharto, Widodo. 2005. Panduan Lengkap Belajar Mikrokontroler ;

Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler.

Jakarta ; Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Budioko, Totok. 2005. Belajar Dengan Mudah Dan Cepat Pemrograman Bahasa

C Dengan SDCC (Small Device C Compiler) Pada Mikrokontroler

ATX051/AT89C51/52 : Teori Simulasi Dan Aplikasi.

Yogyakarta ; Penerbit Gava Media.

Cashman, S. 2002. Discovering Computers. USA : Thomson Course Technology.

Tersedia : http://www.uad.ac.id [ 01 September 2010 ]

Jogiyanto, HM. 2003. Sistem Teknologi Informasi : Pendekatan Terintegrasi :

Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan, dan Pengelolaan.

Yogyakarta ; Penerbit ANDI.

Kristanto, Andri. 2003. Bahasa Asembler, Yogyakarta : Penerbit Gava Media.

Misky, Dudi. 2005. Kamus Informasi dan Teknologi. Jakarta ; Penerbit Edsa

Mahkota.

Nalwan, Paulus Andi. 2003. Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan

Pemrograman : MikrokontrolerAT89C51. Jakarta ; Penerbit PT. Elex

Media Komputindo.

Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi

(Buku I) Roger S. Pressman. Diterjemahkan oleh LN. Hamaningrum,

Yogyakarta.

Page 146: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

128

Supriyo, Sarwo Edy. 1992. Pendidikan Keterampilan Teknik Elektronika.

Semarang : Penerbit Aneka Ilmu.

Suhata. 2005. VB Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik.

Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Suharso. 2000. Seni Tata Ruang. Jakarta : Penerbit Kanisius.

Susanto. 2004. Microelectronics - Dictionary. Jakarta: Penerbit Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Susanta, Gatut, 2007. Kiat Hemat Bayar Listrik. Bogor : Griya Kreasi

Usman. 2008. Teknik Antarmuka dan pemrograman mikrokontroler AT89S52.

Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Wibowo, Setyo. 1996. Merakit Sendiri : 29 Jenis Rangkaian Alat Elektronika.

Surabaya ; Penerbit Tiga Dua Surabaya

Yuswanto. 2006. Pemrograman Database Visual Basic Net. Jakarta : Prestasi

Pustaka.

Zam, Evfy Zamidra. 2002. Mudah Menguasai Elektronika.

Surabaya : Penerbit Indah.

Page 147: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Hermanto

Nama Panggilan : Herman

Alamat : Jl. Kp. Baru Rt.02/010 No.52 Pd. Cabe Udik

Kec. Pamulang, Tangerang, 15418

Phone : 021 74714023 ( Home ), 02197262333 / 0812- 8172- 3635 (Mobile)

E-mail Address :

[email protected] (Google Talk)

[email protected] (Yahoo Messenger /FB / Twitter)

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 04 April 1986

Jenis Kelamin : Laki – laki

Agama : : Islam

Status : Belum Menikah

PENDIDIKAN FORMAL

Pendidikan Tempat Tahun

S D : SDN 01 Kedaung, Sawangan, Kota Depok 1992 – 1998

S M P : SMPN 1 Ciputat, Kab.Tangerang 1998 –2001

S T M : STM Negeri Bogor, Teknik Elektro Audio-Video 2001–2004

Universitas : S1 Komputer Teknik Informatika Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

2006 –2011

ORGANISASI

Organisasi Kedudukan Tahun

TMRC (TOYOTA MOTOR RACING CLUB)

HIMTI ( HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA UIN)

Anggota

Anggota

2005

2006

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA EKSTENSI FAK. SAINS TEKNOLOGI Anggota 2008

FORUM SILTURAHMI MAHASISWA ESQ 165 UIN JAKARTA (FOSMA 165 UIN) Anggota 2009

IKATAN ALUMNI STM NEGERI BOGOR (ILUNI BOGOR)

BUMI ARASY ANGKATAN 89 TELKOM

ROBOTIK UIN JAKARTA

Anggota

Ketua Kel.

Anggota

2010

2010

2011

AKTIVITAS SEMINAR & TRAINING

Aktivitas Tempat Tahun

Bahasa Inggris Cambridge School of English, Cireundeu, Ciputat. 2000

Bahasa Inggris LM PATRA , Depok 2004

Enterprise Resource Planning Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2006

Page 148: PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI KELISTRIKAN · PDF fileHermanto – 206091004055, Prototipe Sistem Pengendali Kelistrikan Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Studi Kasus: Pokja Information

Jaringan Komputer (Networking) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2006

Merakit Personal Computer Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2006

Linux Wereless Hacking Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

Cisco Certified Network Academy Universitas Bina Nusantara (BINUS) 2010

Film n Broadcast Nu Green Tea Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010

Meraup Dolar Di Layar (Depkominfo) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010

Fast learning Camp Buzan Supermap Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010

Entrepreneur dan Workshop E-Commerce Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN ) 2010

ESQ 65 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010

Digital Preneur Sukses Mandiri Telkom – Bumi Arasy

Bumi Arasy Depok 2010

PENGALAMAN KERJA

Perusahaan Tempat Tahun

Staff CCR (Central Control Room) Sunter

Dept.PPC & Logistic Department.

Div.PAD (Plant Administration Division).

Sales dan Teknisi TP-LINK Modem Telkom

Speedy.

IT Consultant

IT Teknisi Blue Plaza

PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia

PT. Central Cipta karya Distribusi

TP-LINK Modem

PT. Delta Bravo Indonesia

Pejaten, Jalarta Selatan.

Blue Plaza, Bekasi Timur

2004

2008

2009

2010

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya. Hormat saya, Hermanto