51
PSAK 8 : PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN DAN PSAK 25 : KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI & KESALAHAN DISAJIKAN OLEH : ANWAR LUTHFI ...

PSAK 8 & PSAK 25.pptx

  • Upload
    anwarlh

  • View
    158

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

s

Citation preview

FORENSIC AUDITING

PSAK 8 : PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN DAN PSAK 25 : KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI & KESALAHANDISAJIKAN OLEH : ANWAR LUTHFI ...

PSAK 8 : PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

Tujuanuntuk menentukan:kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode pelaporan; danpengungkapan yang dibuat entitas tentang tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan.Pengertian Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal LK diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yg menguntungkan maupun yg tidak.

Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal ketika laporan keuangan sudah final, yang berartitidak ada lagi koreksi atau penyesuaian setelah tanggal tersebut. Untuk laporan keuangan auditan, tanggal ini adalah tanggal laporan auditor; sementara untuk laporan keuangan yang tidak diaudit, tanggal ini adalah tanggal ketika laporan keuangan selesai disusun oleh manajemen

ContohManajemen menyelesaikan draf laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X1 pada 28 Februari 20X2. Pada 18 Maret 20X2, dewan direksi mengkaji ulang dan mengotorisasinya untuk terbit. Entitas mengumumkan laba dan informasi keuangan lain pada 19 Maret 20X2. Laporan keuangan telah tersedia untuk pemegang saham dan pihak lain pada 1 April 20X2. Para pemegang saham menyetujui laporan keuangan dalam rapat tahunan pada 15 Mei 20X2 dan laporan keuangan yang telah disetujui tersebut kemudian disampaikan kepada regulator pada 17 Mei 20X2.

Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah 18 Maret 20X2, yaitu tanggal otorisasi penerbitan oleh dewan direksi.Tgl Awal Periode Pelaporan Tgl akhir Periode Pelaporan Tgl LK diotorisasi utk terbitRapat Pemegang SahamPeristiwa yg dilaporkan dalam LKPeristiwa setelah periode pelaporanTidak termasuk Peristiwa setelah periode pelaporan yg diatur dlm PSAK 8Peristiwa tersebut dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :Peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan) ; dan Peristiwa yg mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan (peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan)Contoh peristiwa yg memerlukan penyesuaian setelah periode pelaporanPenyelesaian kasus pengadilan setelah periode pelaporan yang memutuskan bahwa entitas memiliki kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Entitas menyesuaikan provisi yang terkait dengan kasus pengadilan tersebut sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi, atau mengakui provisi baru. Entitas tidak hanya mengungkapkan liabilitas kontinjensi akibat dari keputusan pengadilan yang memberikan bukti tambahan untuk dipertimbangkan sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009) paragraf 16.Contoh peristiwa yg memerlukan penyesuaian setelah periode pelaporan (lanjutan...)2. Penerimaan informasi setelah periode pelaporan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada akhir periode pelaporan, atau perlunya penyesuaian atas jumlah yang sebelumnya telah diakui sebagai rugi penurunan nilai aset. Misalnya:kebangkrutan pelanggan yang terjadi setelah periode pelaporan biasanya mengkonfirmasikan bahwa pada akhir periode pelaporan telah terjadi kerugian atas piutang dagang dan bahwa entitas perlu menyesuaikan jumlah tercatat piutang dagang tersebut; danpenjualan persediaan setelah periode pelaporan mungkin memberikan bukti tentang nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan;

Contoh peristiwa yg memerlukan penyesuaian setelah periode pelaporan (lanjutan...)3. Penentuan setelah periode pelaporan atas biaya perolehan aset yang dibeli, atau hasil penjualan aset yang dijual sebelum akhir periode pelaporan;4. penentuan jumlah pembayaran bagi laba atau bonus setelah periode pelaporan, jika entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini pada akhir periode pelaporan untuk melakukan pembayaran sebagai akibat dari peristiwa setelah tanggal tersebut (lihat PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja).5. penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan keuangan tidak benar.Contoh dari peristiwa setelah periode pelaporanyang tidak memerlukan penyesuaian Terjadinya penurunan nilai pasar investasi di antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit. Penurunan nilai pasar tersebut normalnya tidak terkait dengan kondisi investasi tersebut pada akhir periode pelaporan, namun mencerminkan keadaan yang timbul setelahnya. Oleh karena itu, entitas tidak menyesuaikan jumlah pengakuan investasi tersebut dalam laporan keuangannya. Entitas juga tidak perlu memutakhirkan pengungkapan jumlah investasi tersebut pada akhir periode pelaporan, meskipun entitas mungkin membutuhkanKELANGSUNGAN USAHAEntitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha jika setelah periode pelaporan diperoleh bukti kuat bahwa entitas akan dilikuidasi atau dihentikan usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternatif lain yang realistis kecuali melakukan hal tersebut.

Jika asumsi kelangsungan usaha sudah tidak tepat, maka dampaknya sangat pervasif sehingga Pernyataan ini mensyaratkan perubahan mendasar dalam penggunaan dasar akuntansi, bukan penyesuaian atas jumlah yang diakui dengan dasar akuntansi yang semula.KELANGSUNGAN USAHA lanjutanPSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan mensyaratkan pengungkapan jika:LK tidak disusun atas dasar kelangsungan usaha; atau manajemen mengetahui adanya ketidakpastian material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang menimbulkan keraguan signifikan mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Peristiwa atau kondisi yang diungkapkan tersebut mungkin timbul setelah periode pelaporan.PENGUNGKAPANEntitas mengungkapkan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan.Jika entitas menerima informasi setelah periode pelaporan tentang kondisi yang ada pada akhir periode pelaporan, maka entitas memutakhirkan pengungkapan kondisi tersebut sesuai dengan informasi terkini.

PENGUNGKAPAN . . .Jika peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian adalah material, maka tidak diungkapkannya hal tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, entitas mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelompok peristiwa tersebut:sifat peristiwa; dan estimasi atas dampak keuangan, atau pernyataan bahwa estimasi tersebut tidak dapat dibuat.contoh peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian yang umumnya dibuat pengungkapan kombinasi bisnis signifikan setelah periode pelaporan (PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis mensyaratkan pengungkapan tertentu atas kasus tersebut) atau pelepasan entitas anak yang signifikan;pengumuman untuk menghentikan suatu operasi;pembelian aset yang signifikan, pengklasifikasian aset sebagai aset dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, pelepasan aset lain, atau pengambilalihan aset yang signifikan oleh pemerintah;kerusakan pabrik produksi yang signifikan akibat kebakaran setelah periode pelaporan;pengumuman atau dimulainya pelaksanaan restrukturisasi yang signifikan (lihat PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi);transaksi saham biasa dan transaksi saham biasa potensial yang signifikan setelah periode pelaporan (PSAK 56: Laba Per Saham mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan penjelasan transaksi tersebut, selain transaksi yang melibatkan kapitalisasi saham, atau penerbitan saham bonus, pemecahan saham, atau sebaliknya yang disyaratkan untuk disesuaikan sesuai dengan PSAK 56);contoh peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian yang umumnya dibuat pengungkapan ...perubahan besar tidak normal setelah periode pelaporan atas harga aset atau nilai tukar valuta asing;perubahan tarif pajak atau peraturan perpajakan yang diberlakukan atau diumumkan setelah periode pelaporan dan memiliki pengaruh signifikan pada aset dan liabilitas pajak kini dan tangguhan (lihat PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan);pemberian komitmen atau memiliki liabilitas kontinjensi yang signifikan, misalnya menerbitkan jaminan yang signifikan; dandimulainya proses tuntutan hukum yang signifikan yang semata-mata timbul karena peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan.PSAK 25 : KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI & KESALAHANEntitas diharuskan untuk menerapkan PSAK 25 (Rev 2009) Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan dalam hal:Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi, danAkuntansi untukPerubahan kebijakan akuntansi,Perubahan estimasi akuntansi, danKoreksi kesalahan periode lalu.

Dampak pajak perbaikan kesalahan periode sebelumnya dan penyesuaian retrospektif untuk perubahan kebijakan akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak PenghasilanPengertian Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan, dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Kesalahan periode lalu adalah kelalaian untuk mencantumkan, dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan, informasi andal yang:tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dansecara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Kesalahan tersebut termasuk dampak kesalahan perhitungan matematis, kesalahan penerapan kebijakan akuntansi, kekeliruan (oversights) atau kesalahan interpretasi fakta, dan kecurangan.

PengertianPerubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini dari, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas. Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru dan, oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.

Material adalah Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri maupun bersama, dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memperhatikan kondisi terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.PengertianPenerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.

Penerapan prospektif suatu perubahan kebijakan akuntansi dan pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi, masing-masing adalah: penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang terjadi setelah tanggal perubahan kebijakan tersebut; danpengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi pada periode berjalan dan periode mendatang yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut.

Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi.PengertianTidak praktis Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika entitas tidak dapat menerapkannya setelah seluruh usaha yang rasional dilakukan. Untuk suatu periode lalu tertentu, tidak praktis untuk menerapkan suatu perubahan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau menyajikan kembali secara retrospektif untuk mengoreksi kesalahan jika:dampak penerapan retrospektif atau penyajian kembali retrospektif tidak dapat ditentukan;penerapan retrospektif atau penyajian kembali retrospektif memerlukan asumsi mengenai maksud manajemen yang ada pada periode lalu tersebut; ataupenerapan retrospektif atau penyajian kembali retrospektif memerlukan estimasi signifikan atas jumlah dan tidak mungkin untuk membedakan secara obyektif informasi mengenai estimasi yang:menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di saat jumlah tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan tersedia ketika laporan keuangan periode lalu diselesaikan dengan informasi lain.Kebijakan Akuntans i : Pemilihan & Penerapan Kebijakan Akuntansi Ketika suatu PSAK secara spesifi k berlaku untuk suatu transaksi, peristiwa atau kondisi lain, kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut menggunakan PSAK tersebut.

Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi pengguna; dan andal, dalam laporan keuangan yang:menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas; mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya, dan bukan hanya bentuk hukum; netral, yaitu bebas dari bias; pertimbangan sehat; dan lengkap dalam semua hal yang material.Dalam membuat pertimbangan yang dijelaskan di paragraf 10, manajemen mengacu, dan mempertimbangkan keterterapan dari, sumber-sumber berikut ini sesuai dengan urutan menurun:persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan dengan masalah serupa dan terkait; dan definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, liabilitas, penghasilan, dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

Dalam membuat pertimbangan yang dijelaskan di paragraf 10, manajemen juga mempertimbangkan standar akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansi lain yang menggunakan kerangka dasar yang sama untuk mengembangkan standar akuntansi, literatur akuntansi lain, dan praktik akuntansi industri yang berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan sumber di paragraf 11

Konsistensi Kebijakan AkuntansiEntitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu PSAK secara spesifik mengatur atau mengijinkan pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi yang berbeda adalah hal yang tepat. Jika suatu PSAK mengatur atau mengijinkan pengelompokan tersebut, maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok.

Perubahan Kebijakan AkuntansiEntitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:disyaratkan oleh suatu PSAK; ataumenghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas entitas.Bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain yang berbeda secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya; danpenerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.

Penerapan awal suatu kebijakan untuk menilaikembali aset sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu perubahan dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007) atau PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan iniKebijakan Akuntans i : Pemilihan & Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam menentukan kebijakan akuntansi, entitas tidak memiliki pilihan kecuali harus tunduk pada urutan ketentuan berikut :

Kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk item tersebut menggunakan SAK yang bersangkutan dan mempertimbangkan Panduan Aplikasi SAK yang relevan.; dan

Dalam hal tidak ada SAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya, maka manajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan & andal.Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi

entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika ada; danjika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK yang tidak mengatur ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela, maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif.Penerapan Retrospektifketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif sesuai dengan paragraf 19(a) atau 19 (b), maka entitas menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling awal dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya.

Keterbatasan Penerapan RetrospektifKetika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf 19(a) atau 19(b), maka perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak spesifi k-periode atau dampak kumulatif perubahan tersebut.

Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak spesifi k-periode akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sajian, maka entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas pada awal periode paling awal dimana penerapan retrospektif adalah praktis, mungkin periode berjalan, dan membuat penyesuaian saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode itu.

Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif dari, pada awal periode berjalan, penerapan kebijakan akuntansi baru untuk seluruh periode lalu, maka entitas menyesuaikan informasi komparatif dengan menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal.

PengungkapanKetika penerapan awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode berjalan atau periode lalu, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, maka entitas mengungkapkan:judul PSAK;bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan ketentuan transisinya, ketika dapat diterapkan;sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;ketentuan transisi yang mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, ketika dapat diterapkan;untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis, jumlah penyesuaian:untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; danlaba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56: Laba per Saham diterapkan atas entitas,;jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan jika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf 19(a) dan 19(b) tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, atau periode-periode sebelum periode tersebut disajikan, keadaan yang mendorong ke keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan. Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang pengungkapan di atas.Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela memiliki dampak pada periode berjalan atau periode lalu, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, maka entitas mengungkapkan:sifat dari perubahan kebijakan akuntansi; alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan informasi yang andal dan lebih relevan; jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis:penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan penyesuaian laba per saham dasar dan dilusian jika PSAK 56: Laba Per Saham diterapkan atasentitas; jumlah penyesuaian yang terkait dengan periodeperiode sebelum periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan, jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode tertentu, atau untuk periode-periode sebelum periode-periode tersebut disajikan.

Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang pengungkapan ini.Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas mengungkapkan:fakta tersebut; dan informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat diketahui untuk menilai dampak yang mungkin atas penerapan PSAK baru tersebut pada laporan keuangan pada periode awal penerapannya.PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSIPerubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini dari, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan aset dan liabilitas. Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru dan, oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan

Contoh :Estimasi Akuntansi untuk persediaan yang usang;nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan;umur manfaat dari, atau ekspektasi pola konsumsi darimanfaat ekonomi masa depan yang melekat pada, aset terusutkan; dankewajiban garansi.

Perubahan estimasi akuntansi dapat disebabkan perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalamanPerubahan estimasi akuntansi Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan liabilitas, atau terkait dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset, liabilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.

Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan paragraf 37, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atauperiode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.

Pengungkapan Perubahan Estimasi AkuntansiEntitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang berdampak pada periode berjalan atau diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang, kecuali untuk pengungkapan dampak pada periode mendatang ketika tidak praktis untuk mengestimasi dampak tersebut.

Jika jumlah dampak pada periode mendatang tidak diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut.KesalahanKesalahan periode lalu adalah kelalaian untuk mencantumkan, dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan, informasi andal yang:tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dansecara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Kesalahan tersebut termasuk dampak kesalahan perhitungan matematis, kesalahan penerapan kebijakan akuntansi, kekeliruan (oversights) atau kesalahan interpretasi fakta, dan kecurangan.

Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana kesalahan terjadi; ataujika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling awal.

Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan menyajikan kembali secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak spesifi k periode atau dampak kumulatif kesalahan.

Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak spesifi k periode dari kesalahan pada informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sajian, maka entitas menyajikan kembali saldo pembuka aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode paling awal di saat penyajian kembali retrospektif adalah praktis (mungkin periode berjalan).

Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan pada semua periode lalu, maka entitas menyajikan kembali informasi komparatif untuk mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal praktis paling awal.Pengungkapan Kesalahan Periode LaluDalam penerapan paragraf 42, entitas mengungkapkan hal-hal berikut:sifat kesalahan periode lalu;untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis, jumlah koreksi:untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; danjika menerapkan PSAK 56: Laba Per Saham, maka mengungkapkan laba per saham dasar dan dilusian;jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; danjika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode tertentu, keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah dikoreksi.

Laporan keuangan periode berikutnya tidak perlu mengulang pengungkapan ini.CONTOH 1 PENYAJIAN KEMBALI RETROSPEKTIF KESALAHAN1.1. Selama 20X2, PT Beta menemukan beberapa produk yang telah dijual pada 20X1 salah tercatat pada persediaan per 31 Desember 20X1 sebesar Rp6.500.

I.2 Catatan akuntansi PT Beta untuk 20X2 menunjukkan penjualan Rp 104.000, harga pokok penjualan Rp86.500 (termasuk kesalahan Rp6.500 pada saldo awal persediaan), dan pajak penghasilan Rp5.250CONTOH 1 PENYAJIAN KEMBALI RETROSPEKTIF KESALAHAN ...1.3 Dalam 20X1, PT Beta melaporkan:

Penjualan Rp 73.500Beban Pokok Penjualan Rp 53.500 _Laba sebelum PPhRp 20.000PPh Rp 6.000 _LabaRp 14.0001.4 Saldo laba awal 20X1 adalah Rp20.000 dan saldo laba akhir adalah Rp34.000

PT. Beta Disajikan kembali20x220x1Penjualan 104.00073.500Beban Pokok Penjualan 80.00060.000Laba sebelum PPh24.00013.500PPh 7.2004.050 Laba16.8009.5401.5 Tarif pajak sebesar 30% untuk 20X2 dan 20X1. Tidak ada penghasilan dan beban lainnya.1.6 PT Beta memiliki modal saham Rp5.000 dan tidak ada komponen ekuitas lainnya kecuali saldo laba. Saham perusahaan tidak diperdagangkan secara publik dan tidak mengungkapkan laba per saham.Modal SahamSaldo LabaTotalSaldo per 31 Desember 20x05.00020.00025.000Laba utk thn yg berakhir 31/12/20x1 disajika kembali-9.4509450Saldo per 31 Desember 20x15.00029.45034.450Laba utk thn yg berakhir 31/12/20x2-16.80016.800Saldo per 31 Desember 20x25.00046.25051.250Beberapa produk yang telah terjual pada 20X1 tercatat salah sebesar Rp6.500 per 31 Desember 20X1. Laporan keuangan 20X1 disajikan kembali untuk membetulkan kesalahan ini. Dampak dari penyajian kembali laporan keuangan tersebut diringkaskan berikut ini. Tidak ada dampak pada 20X2.

Peningkatan dlm HP Penjualan(6.500)Penurunan beban PPh 1.950Penurunan laba (4.550)Penurunan Persediaan (6.500)Penurunan Utang PPh 1.950Penurunan Ekuitas4.550CONTOH 2 PENERAPAN PROSPEKTIF UNTUK PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KETIKA PENERAPAN RETROSPEKTIF TIDAK PRAKTIS2.1 Selama 20X2, PT. Delta mengubah kebijakan akuntansi penyusutan aset tetap, sehingga menerapkan lebih banyak pendekatan komponen secara penuh, dan pada saat yang sama menerapkan model revaluasi.

2.2 Pada tahun sebelum 20X2, catatan PT. Delta tidak cukup detail untuk menerapkan pendekatan komponen secara penuh. Pada akhir 20X1, manajemen membuat survei teknis, yang mana menyediakan Informasi tentang komponen yang dimiliki dan nilai wajarnya, umur manfaat, nilai residu estimasian, dan jumlah tersusutkan pada awal 20X2. Namun, survei tersebut tidak menyediakan dasar yang cukup untuk mengestimasi secara andal biaya untuk komponen yang sebelumnya tidak dicatat secara terpisah, dan catatan yang ada sebelum survei tidak mengizinkan informasi ini direkonstruksi.

2.3 Manajemen mempertimbangkan bagaimana mencatat untuk setiap dua aspek perubahan akuntansi. Mereka menentukan bahwa tidak praktis untuk mencatat perubahan tersebut dengan pendekatan komponen yang lebih penuh secara retrospektif, atau mencatat perubahan secara prospektif dari tanggal yang lebih awal daripada awal 20X2. Juga, perubahan dari model biaya ke model revaluasi dipersyaratkan berlaku secara prospektif. Oleh karena itu, anajemen menyimpulkan menerapkan kebijakan baru secara prospektif mulai dari 20X2.

...END...