43
PENILAIAN STATUS GIZI Observasi Pos Layanan Terpadu ( Posyandu Lestari dan Posyandu Cempaka) Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah progam studi Penilaian Status Gizi Dosen Pengampu : Mardiana, S.KM., M.Si. Disusun oleh : Nimas Dwi Ayu R (6411413126/Rombel 05) Saraswati Windyastuti (6411413129/Rombel 05) Triyanik Istikomah (6411413147/Rombel 05) Herdianti Tri Yulinda (6411413148/Rombel 05) Hendrawan Setya N (6411413157/Rombel 05) Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Psg

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PSG

Citation preview

PENILAIAN STATUS GIZIObservasi Pos Layanan Terpadu( Posyandu Lestari dan Posyandu Cempaka)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah progam studi Penilaian Status GiziDosen Pengampu : Mardiana, S.KM., M.Si.

Disusun oleh :

Nimas Dwi Ayu R(6411413126/Rombel 05)Saraswati Windyastuti(6411413129/Rombel 05)Triyanik Istikomah(6411413147/Rombel 05)Herdianti Tri Yulinda(6411413148/Rombel 05)Hendrawan Setya N(6411413157/Rombel 05)

Jurusan Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Semarang2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Penilaian Status dengan judul Laporan Observasi Posyandu ini dengan lancar. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah prodi Penilaian Status Gizi, yakni Ibu Mardiana, S.KM., M.Si.Tugas ini disusun dari hasil pengumpulan data serta informasi yang kami peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Penilaian Status Gizi, infomasi dari media massa yang berhubungan dengan tema tugas ini serta analisis data yang diperoleh dari observasi sendiri.Akhirnya, kami berharap tugas ini dapat memberi manfaat bagi kami dan kita semua para pembaca. Sesuai pepatah tak ada gading yang tak retak, tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar tugas-tugas kami kedepan menjadi lebih baik.

Semarang, 27 Oktober 2014

Penyusun

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iii1. PENDAHULUAN 21.1. Latar Belakang 21.2. Manfaat 32. TINJAUAN PUSTAKA 42.1. Posyandu 42.2. Kegiatan Posyandu 42.3. Penyelenggaraan Posyandu 82.4. Kartu Menuju Sehat (KMS) 132.5. Antopometri 153. HASIL DAN DATA 174. PEMBAHASAN 195. PENUTUP 245.1. Kesimpulan 245.2. Saran 24DAFTAR PUSTAKA 25Lampiran 26

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPosyandu ( Posko Layanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat, swujud pelayanan kesehatan keluarga khususnya ibu hamil, bayi, balita dan lansia. Posyandu juga pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola, diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS. Posyandu salah satu Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang bertujuan memberdayakan dan memberikan kemudahan untuk masyarakat. Terutama pada pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera. Namun pada pelaksanaanya, tidak jarang dijumpai kesalahan. Dimana kesalahan tersebut menimbulkan dampak tidak baik pada tingkat derajat kesehatan bayi, balita, ibu hamil dan lansia. Salah satu komponen posyanu adalah kader. Dibandingkan dengan masa lalu, saat partisipasi kader saat ini cukup rendah. Rendahnya partisipasi kader berdampak pada rendahnya kegiatan pemantauan tingkat status gizi anak, ibu hamil dan menyusui, yang pada akhirnya tidak dapat memenuhi kebutuhan data perkembangan status gizi anak balita di Posyandu. Masalah lain yang ditemukan adalah : 1) rendahnya cakupan hasil penimbangan balita di Posyandu, 2) belum tersosialisasinya program-program upaya perbaikan gizi ke masyarakat, serta 3) masih rendahnya pengetahuan gizi yang dimiliki oleh masyarakat di desa. Dan masalah diatas menjadi beban kader maupun posyandu, yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan dan diatasi.

1.2. Manfaat -Untuk mengetahui secara langsung bagaimana kinerja yang dilakukana oleh posyandu tersebut.-Untuk mengetahui tingkat kinerja pelaksana posyandu.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. 2. 2.1. POSYANDUPosyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan tehnis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategi untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam meningkatkan mutu manusia dimasa mendatang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 (tiga) intervensi (Sembiring, N. 2004), yaitu:1.Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.2.Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.3.Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.Agar kegiatan posyandu merupakan kegiatan warga masyarakat setempat maka kader dan pemuka masyarakat berperan untuk menumbuhkan kesadaran semua warga agar menyadari bahwa Posyandu adalah milik warga. Pemerintah khususnya petugas kesehatan hanya berperan membantu (Azwar, 2002).

2.2. KEGIATAN POSYANDUA. Kegiatan Utama1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)a. Ibu HamilPelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca pesalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu Hamil antara lain sebagai berikut:26a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizib) Perawatan payudara dan pemberian ASIc) Peragaan pola makan ibu hamild) Peragaan perawatan bayi baru lahire) Senam ibu hamilb. Ibu Nifas dan MenyusuiPelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi.2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama).3) Perawatan payudara.4) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundusuteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.c. Bayi dan Anak balitaPelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakanPosyandu untuk balita mencakup:1) Penimbangan berat badan2) Penentuan status pertumbuhan3) Penyuluhan dan konseling4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.2. Keluarga Berencana (KB)Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.3. ImunisasiPelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.4. GiziPelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.5. Pencegahan dan Penanggulangan DiarePencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.

B. Kegiatan Pengembangan/TambahanDalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi.Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain:1. Bina Keluarga Balita (BKB).2. Kelas Ibu Hamil dan Balita.3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum.4. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).5. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB PLP).7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA).8. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.9. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).10. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).11. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial.

2.3. PENYELENGGARAAN POSYANDUA. Waktu PenyelenggaraanPosyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.B. Tempat PenyelenggaraanTempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.C Penyelenggaraan Kegiatan. Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim 5 langkah. Kegiatan yang dilaksanakan pada setiap langkah serta para penanggungjawab pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan sebagaiberikut.

D. Tugas dan Tanggungjawab Para PelaksanaTerselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan Posyandu adalah sebagai berikut.1. KaderSebelum hari buka Posyandu, antara lain:a. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melaluipertemuan warga setempat.b. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu.c. Mempersiapkan sarana Posyandu.d. Melakukan pembagian tugas antar kader.e. Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugaslainnya.f. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.Pada hari buka Posyandu, antara lain:a. Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.b. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu.c. Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku register Posyandu.d. Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT.f. Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya.g. Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.

Di luar hari buka Posyandu, antara lain:a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita.b. Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang Datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan berat badannya Naik.c. Melakukan tindak lanjut terhadap 1. Sasaran yang tidak datang.2. Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan d. Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka .e. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.2. Petugas PuskesmasKehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai berikut:a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah 5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya.c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu.e. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.3. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)a. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu kecamatan:1) Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.2) Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu.3) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.b. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu desa/kelurahan:1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan Posyandu.2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka Posyandu3) Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya.5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.c. Instansi/Lembaga Terkait:1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran serta masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode pendampingan masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan.3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan, penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan program dan anggaran serta evaluasi.5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan UKM,Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan dalam mendukung teknis operasionalPosyandu sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing, misalnya:a) Kantor Kementerian Agama, berperan dalam penyuluhan melalui jalur agama, persiapan imunisasi bagi calon pengantin, penyuluhan di pondok-pondok pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan, mobilisasi dana-dana keagamaan, dsb.b) Dinas Pertanian, berperan dalam hal pendayagunaan tenaga penyuluh lapangan, koordinasi program P4K, dsb.c) Dinas Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan, berperan dalam halpenyuluhan gizi, khususnya penggunaan garam beryodium, dsb.d) Dinas Pendidikan, berperan dalam penggerakan peran serta masyarakat sekolah dan pendidikan luar sekolah, misalkan melalui jalur program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), PAUD, dsb.e) Dinas Sosial, berperan dalam hal penyuluhan dan pendayagunaan Karang Taruna, Taman Anak Sejahtera (TAS), penyaluran berbagai bantuan sosial, dsb.f) Lembaga Profesi, misalkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI), Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) dan tenaga layanan social terkait yang dapat berperan dalam pelayanan kesehatan dan sociald. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu:1) Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Posyandu.2) Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu.3) Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan.4) Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pamantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara berkesinambungan.5) Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.6) Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.7) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala Desa/Lurah dan Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan.e. Tim Penggerak PKK:1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.2) Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu.3) Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu.4) Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau Sistim Informasi Manajemen (SIM).f. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah terbentuk):1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu.2) Menaungi dan membina kegiatan Posyandu.3) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan Posyandu.g. Organisasi Kemasyarakatan/LSM:1) Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Posyandu, antara lain: pelayanan kesehatan masyarakat, penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan minat dan misi organisasi.2) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu.h. Swasta/Dunia Usaha:1) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu.2) Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu.

2.4. KARTU MENUJU SEHAT (KMS)Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an, sebagai sarana utama kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari (1) penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan; dan (2) menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan.1. Fungsi Kartu Menuju Sehat (KMS)Fungsi utama KMS ada 3, yaitu;a. Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh normal, kecil risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak, pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan dan imunisasi.c. Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan anak bila menderita diare.

2. Kegunaan Kartu Menuju Sehat (KMS)a. Bagi orang tua balitaOrang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap bulan membawa balita ke Posyandu untuk ditimbang. Apabila ada indikasi gangguan pertumbuan (berat badan tidak naik) atau kelebihan gizi, orang tua balita dapat melakukan tindakan perbaikan, seperti memberikan makan lebih banyak atau membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk berobat. Orang tua balita juga dapat mengetahui apakah anaknya telah mendapat imunisasi tepat waktu dan lengkap dan mendapatkan kapsul vitamin A secara rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan.b. Bagi kaderKMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan pemberian kapsul vitamin A serta menilai hasil penimbangan. Bila berat badan tidak naik 1 kali kader dapat memberikan penyuluhan tentang asuhan dan pemberian makanan anak. Bila tidak naik 2 kali atau berat badan berada di bawah garis merah kader perlu merujuk ke petugas kesehatan terdekat, agar anak mendapatkan pemerikasaan lebih lanjut.KMS juga digunakan kader untuk memberikan pujian kepada ibu bila berat badan anaknya naik serta mengingatkan ibu untuk menimbangkan anaknya di posyandu pada bulan berikutnya.c. Bagi petugas kesehatanPetugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis pelayanan kesehatan yang telah diterima anak, seperti imunisasi dan kapsul vitamin A. Bila anak belum menerima pelayanan maka petugas harus memberikan imunisasi dan kapsul vitamin A sesuai dengan jadwalnya.Petugas kesehatan juga dapat menggerakkan tokoh masyarakat dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan.KMS juga dapat digunakan sebagai alat edukasi kepada para orang tua balita tentang pertumbuhan anak, manfaat imunisasi dan pemberian kapsul vitamin A, cara pemberian makan, pentingnya ASI eksklusif dan pengasuhan anak. Petugas dapat menekankan perlunya anak balita ditimbang setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya.

2.5. ANTOPOMETRIAntropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energy. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa, dkk., 2001). Pemakaian data antropometri mengusahakan semua alat disesuaikan dengan kemampuan manusia, bukan manusia disesuaikan dengan alat. Rancangan yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya kesalahan kerja akibat adanya kesalahan disain (design-induced error) (Nugroho, 2002).Dilihat dari penggunaan antropometri yang sangat luas, maka salah satu keahlian yang harus dimiliki oleh seorang sarjana gizi adalah mampu mengukur status gizi mengenai konsep pertumbuhan, ukuran antropometri, control kualitas data antropometri dan evaluasi indeks antropometri, kelemahan dan keunggulan penggunaan antropometri dalam penilaian status gizi (Supariasa, dkk., 2001).Dari definisi tersebut di atas dapat ditarik pengertian bahwa antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukura dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis tingkat ukuran tubuh antara lain berat badan, tiggi badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit (Supariasa, dkk., 2001).Beberapa syarat yang mendasari penggunaan dari antropometri adalah (Supariasa, dkk., 2001):a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri di rumah.b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif. Contohnya apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada anak balita.c. Pengukuran buka hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.d. Biaya relative murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-bahan lainnya.e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut off points) dan baku rujukan yang sudah pasti.f. Secara ilmiah diakui kebenaraya. Hamper semua egara mengguakan antropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat, khususnya untuk penapisan (screening) status gizi. Hal ini dikarenakan antropometri diakui kebearanya secara ilmiah.Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energy. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa, dkk., 2001).Indikator antropometri antara lain berat badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Lengan Atas (LILA), dan Lapisan Lemak Bawah Kulit (LLBK). Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks, misalnya berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U) dan sebagainya (Barasi, 2008).

BAB IIIHASIL DAN DATA1. 2. 3. 3.1. Pelaksanaan Observasi3.1.1. Tempat: Posyandu Lestari 1, Jatirejo, Kec. Gunungpati, SemarangHari,Tanggal: Selasa, 14 Oktober 2014

Tempat: Posyandu Cempaka, Ngrembel, Kec. Gunungpati, SemarangHari, Tanggal: Jumat, 17 Oktober 2014

3.1.2. Tujuan: Untuk mengamati kegiatan Posyandu secara langsung Untuk mengamati kinerja pelaksanaan Posyandu

3.2. Posyandu Lestari Jatirejo 3.2.1. Fasilitas PosyanduNoNama BarangJumlahKeterangan

1. Meja Besar1Baik

2. Meja Sedang1Baik

3. Meja Kecil2Baik

4. Almari4Kurang Terawat

5. Rak Buku2Kurang Terawat

6. Stature meter2Baik

7. Timbangan Berat Badan3Baik

3.2.2. Kader PosyanduKader Posyandu Lestari berjumlah 7 orang3.2.3. Kegiatan yang BerlangsungPengukuran Berat Badan bayi/balitaPengukuran Panjang Badan bayiPengukuran Tinggi Badan balitaPenyuluhanPemberian vaksinPencatatan KMSPemberian MP-ASIPemeriksaanPelayanan Lansia

3.3. Posyandu Cempaka Ngrembel3.3.1. Fasilitas PosyanduNoNama BarangJumlahKeterangan

1. Meja3Baik

2. Dacin1Baik

3. Papan Informasi1Baik

4. Stature meter2Baik

5. Timbangan Berat Badan3Baik

6. Sofa1Baik

7. Kursi2Baik

3.3.2. Kader PosyanduKader Posyandu Cempaka sejumlah 5 orang3.3.3. Kegiatan yang BerlangsungPengukuran Berat Badan bayi/balitaPengukuran Panjang Badan bayiPengukuran Tinggi Badan balitaPenyuluhanPemberian vaksinPencatatan KMSPemberian MP-ASIPemeriksaan

BAB IVPEMBAHASAN1. 2. 3. 4. 4.1. Kegiatan Posyandu4.1.1. Kegiatan Posyandu Lestari JatirejoKegiatan Pos Layanan Terpadu (Posyandu) ini dilaksanakan di Dusun Jatirejo, Kecamatan Gunungpati. Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dan dilaksanakan pada tanggal 14 disetiap bulannya dalam satu tahun. Posyandu ini dibina oleh Ibu Lestari yang merupakan pegawai tetap dari puskesmas Gunung pati sebagai induk dari Posyandu kecamatan Gunung pati. Posyandu Lestari bertempat di gedung pribadi, memiliki 1 almari dan rak buku yang terisi buku mengenai gizi dan panduan pelaksanaan kegiatan posyandu. Namun, buku terlihat tidak rapi. Sasaran posyandu ini adalah bayi, balita, ibu hamil dan lansia. Akan tetapi saat dilakukn wawancara terhadap Pembina, ditemukan data yang menunjukan bahwa untuk ibu hamil dan lansia, kesadaran yang rendah untuk mengikuti kegiatan posyandu. Pada saat dilakukan observasi, datang 23 bayi dan balita untuk mengikuti kegiatan posyandu. Posyandu dilengkapi fasilitas timbangan berat badan sebanyak 3 buah yaitu timbangan Tanita dengan kisaran berat 136 kg, timbangan Dacin untuk mengukur berat badan dengan kisaran berat 25 kg dan timbangan bayi yang diletakkan diatas meja. Pada dinding dalam posyandu terdapat 2 stature meter. Namun, tidak digunakan dalam kegiatan posyandu. Dikarenakan kurang adanya kader. Secara sistematis posyandu Lestari memiliki 5 kader namun hanya 2 yang hadir untuk mengikuti kegiatan di posyandu. Di Posyandu terdapat 4 meja dengan ukuran dan fungsi yang berbeda. Meja pertama merupkan meja paling besar, terletak di posisi paling depan, berfungsi sebagai meja pendaftaran sasaran posyandu (bayi, balita, ibu hamil dn lansia). Pada meja pertama dijaga oleh 1 kader posyandu ( Ibu Dias ). Selanjutnya berjarak 1 m dibelakang meja pertama, terdapat meja kedua yang berukuran kecil panjang hanya 60 cm dan lebih pendek dengan tinggi 30 cm. Meja ini dilengkapi dengan timbangan bayi. Dan bagian samping bawah berjejer timbangan tanita dan timbangan dachin yang sedang digunakan. Dengan dijaga 1 kader ( Ibu Ais) yang melakukan penimbangan pada bayi dan balita yang datang. Dilanjut pada meja ketiga yang berada pada seberang meja kedua berjarak 3m. meja ketiga berukurang sedang (lebih kecil dari meja pertama dan lebih besar dari meja kedua ). Meja ketiga tidak digunakan dan tidak ada kader yang menjaga. Terlihat meja ketiga hanya digunakan bermain balita dan Ibu yang datang ke posyandu. Salah satu kader mengatakan bahwa seharusnya meja ketiga dipakai untuk meja penyuluhan. Selanjutnya meja ke empat yang merupakan meja terakhir di posyandu lestari tempat dilakukan observasi. Meja ke empat dijaga oleh 2 pembina posyandu ( Bidan Hanik dan Lestari ) untuk melakukan pencatatan Kartu Menuju Sehat ( KMS ). Pencatatan KMS langsung dilakukan oleh ketua posyandu dikarenakan kekurangan kader. KMS dihitung berdasarkan data hasil penimbangan yang sebelumnya dilakukan. Yang selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada bayi dan balita. Pada meja yang terakhir ini, Ibu dari bayi dan balita dapat mengatakan keluhan mengenai perkembangan bayi dan balita mereka. Jika ditemukan suatu masalah kesehatan maka, langsung dilakukan peeriksaan untuk menetukan tindakan medis selanjutnya.. Pada setiap selesai penimbangan bayi atau balita yang hadir mendapatkan MP-ASI berupa bubur dan susu. Setelah kegiatan posyandu usai, dilakukan wawancara kepada Pembiina posyandu Lestari. Dikatakan bahwa posyandu Lestari juga melakukan kegiatan vaksinasi dan penyuluhan. Untuk pengukuran Lila dan lingkar kepala dilakukan pada bulan April-Agustus. 4.1.2. Kegiatan Posyandu Cempaka NgrembelKegiatan Pos Layanan Terpadu (Posyandu) ini dilaksanakan di Dusun Ngrembel Kecamatan Gunungpati. Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dan dilaksanakan pada tanggal 17 disetiap bulannya dalam satu tahun. Posyandu ini dibina oleh Ibu Ida yang merupakan pegawai tetap dari puskesmas Gunung pati sebagai induk dari Posyandu kecamatan Gunung pati. Posyandu Lestari bertempat di rumah ketua RW. Sasaran posyandu ini adalah bayi, balita, ibu hamil dan lansia. Akan tetapi sama dengan posyandu jatirejo, ibu hamil dan lansia, kesadaran yang rendah untuk mengikuti kegiatan posyandu. Untuk menyikapi hal tersebut, posyandu memisahkan jadwal kegiatan antara bayi,balita dan ibu hamil, lansia. Untuk bayi dan balita setiap bulanya tanggal 17 dan untuk ibu hamil dan lansia hanya diadakan pada bulan-bulan awal tahun.Posyandu dilengkapi fasilitas timbangan berat badan sebanyak 3 buah yaitu timbangan Tanita dengan kisaran berat 136 kg, timbangan Dacin untuk mengukur berat badan dengan kisaran berat 25 kg dan timbangan bayi yang diletakkan diatas meja. Pada dinding dalam posyandu terdapat 1 stature meter.Namun, tidak digunakan dalam kegiatan posyandu. Dikarenakan kurang adanya kader. Secara sistematis posyandu Lestari memiliki 5 kader namun hanya 2 yang hadir untuk mengikuti kegiatan di posyandu. Di Posyandu terdapat 3 meja dengan ukuran dan fungsi yang berbeda. Meja pertama merupkan meja paling besar, terletak di teras rumah. Meja ini meupakan meja paling besar dan meja utama, karena meja ini berfungsi sebagai meja pendaftaran sasaran posyandu (bayi, balita, ibu hamil dn lansia),meja untuk melakukan pencatatan KMS dan pemeriksaan. Di jaga oeh 2 ibu ( Ibu Emelyati dan Ibu Dwi ). Pencatatan dilakukan oleh kader posyandu dibawah pengawasan wakil ketua posyandu ( Bpk. Agung). KMS dihitung berdasarkan data hasil penimbangan yang sebelumnya dilakukan. Selanjutnya meja kedua digunakan untuk tempat penyimpanan timbangan bayi. Dan meja terakhir digunakan untuk tempat makanan. Terletak di belakang berjarak meja utama dilengkapi dengan sofa yang digunakan untuk duduk ibu-ibu. Posyandu ini dilenkapi dengan papan informasi yang digunakan untuk kepentingan masyarakat dan posyandu. Pada setiap selesai penimbangan bayi atau balita yang hadir mendapatkan MP-ASI berupa bubur dan susu. Setelah kegiatan posyandu usai, dilakukan wawancara kepada Pembiina posyandu Cempaka Dikatakan bahwa posyandu Cempaka juga melakukan kegiatan vaksinasi dan penyuluhan pada bulan-bulan tertentu.

4.1.3. Kondisi Antopometri Analisis data :Dari hasil sampel yang didapat pada daerah Ngerembel Gunung Pati Semarang, berdasarkan penghitungan status Gizi pada daerah tersebut rata-ratanya berkategori baik. Status Gizi dikatakan berkategori baik bila ambang Batas Dalam Standar ANTROPOMETRI PENILAIAN STATUS GIZI ANAK berkisar -2 SD sampai dengan 2 SD. Dalam sampel terdapat ada satu yang bergizi buruk dengan BB/U nya hanya -2,2, ( Fatra ) dikatakan Gizi kurang karna ambang batasnya terkisar -3 SD sampai dengan