47
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO PERIODE 22 OKTOBER 2012 – 25 NOVEMBER 2012 Psikiatri Forensik

Psikiatri Forensik.pptx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri forensik ppt

Citation preview

Page 1: Psikiatri Forensik.pptx

K E PA N I T E R A A N K L I N I K I L M U K E S E H ATA N J I WA RU M A H S A K I T P U S AT A N G K ATA N DA R AT

G ATOT S O E B ROTOP E R I O D E 2 2 O K TO B E R 2 0 1 2 – 2 5 N OV E M B E R

2 0 1 2

Psikiatri Forensik

Page 2: Psikiatri Forensik.pptx

PENGERTIAN

Merupakan sub-spesialisasi ilmu kedokteran

yang menelaah mental manusia dan berfungsi

membantu hukum dan peradilan.

Merupakan titik singgung antara ilmu

kedokteran dan ilmu hukum, selain ilmu hukum

kedokteran.

Page 3: Psikiatri Forensik.pptx

Banyak yg menganggap psikiatri forensik, cabang ilmu kedokteran forensik.

Psikiatri forensik merupakan cabang dari psikiatri.

Forensik digambarkan sbg pemanfaatan atau aplikasi cabang ilmu kedokteran ini (psikiatri) untuk keperluan hukum.

Page 4: Psikiatri Forensik.pptx

Psikiatri (kedokteran) forensik berfungsi sbg pemberi bantuan dlm hukum bersifat aktif.

Ilmu hukum kedokteran, dokter dan ilmu kedokteran berkedudukan sbg objek telaah yg bersifat pasif.

Page 5: Psikiatri Forensik.pptx

Kegiatan utama psikiatri forensik adalah

pembuatan Visum et Repertum

Psychiatricum.

Saat ini yang paling banyak adalah pembuatan

Visum et Repertum Psychiatricum untuk kasus

pidana

Page 6: Psikiatri Forensik.pptx

Kasus-kasus Hukum

Pidana•Terperiksa sebagai pelaku•Terperiksa sebagai korban

Perdata•Pembatalan kontrak•Pengampuan (curatelle)•Hibah•Perceraian•Adopsi

Kasus lain

•Kompetensi untuk diinterview•Kelayakan untuk maju sidang

Page 7: Psikiatri Forensik.pptx

Fungsi VeRP

Membantu menentukan apakah terperiksa mengalami

gangguan jiwa dengan upaya menegakkan diagnosis

Membantu menentukan kemungkinan adanya hubungan

antara gangguan jiwa pada terperiksa dengan peristiwa

hukumnya.

Membantu menentukan kemampuan bertanggung jawab

pada terperiksa

Membantu menentukan cakap tidaknya terperiksa bertindak

dalam lalu lintas hukum.

Page 8: Psikiatri Forensik.pptx

Pasal 44 ayat 1 dan 2

1. Barang siapa mengerjakan sesuatu perbuatan, yang tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena kurang sempurna akalnya atau karena sakit berubah akal tidak boleh dihukum.

2. Jika nyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena kurang sempurna akalnya atau karena sakit berubah akal, maka Hakim boleh memerintahkan menempatkan ia di rumah sakit gila selama-lamaya satu tahun untuk diperiksa.

Page 9: Psikiatri Forensik.pptx

Alat Bukti

Pasal 184 (1) KUHAP, antara lain : 1). Keterangan saksi 2). Keterangan ahli 3). Alat bukti surat 4). Alat bukti petunjuk 5). Alat bukti terdakwa.

Page 10: Psikiatri Forensik.pptx

KETERANGAN AHLI

1. Keterangan ahli adalah keterangan yang

diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian

khusus tentang hal yang diperlukan untuk

membuat terang suatu perkara pidana guna

kepentingan pemeriksaan (KUHAP Ketentuan

Umum pasal 1 butir 28)

Page 11: Psikiatri Forensik.pptx

2. Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli

nyatakan di sidang pengadilan (KUHAP pasal 186).

3. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai

ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli

lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi

keadilan. (KUHAP pasal 179 ayat 1)

Page 12: Psikiatri Forensik.pptx

KETERANGAN AHLI

Keterangan ahli Kedokteran jiwa ada dua bentuk yaitu :

Surat keterangan ahli kedokteran jiwa (VeRP ) yang

didahului sebutan PRO JUSTITIA yang dibuat dalam

bentuk menurut pedoman yang ditetapkan dan terikat

sumpah jabatan dokter Indonesia.

Keterangan ahli Kedokteran Jiwa lisan yang dinyatakan

dalam sidang pengadilan dibawah sumpah.

Page 13: Psikiatri Forensik.pptx

UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN

Pasal 150 Ayat (1)

Pemeriksaan kesehatan jiwa untuk kepentingan

penegakan hukum (VeRP) hanya dapat dilakukan

oleh dokter Spesialis Kejiwaan pada fasilitas

pelayanan kesehatan

Page 14: Psikiatri Forensik.pptx

Alur pembuatan VeRP

Pelaku/korban tindak pidana↓

BAP (berita acara pemeriksaan) Polisi↓

Diduga menderita kelainan jiwa*

↓Surat Permohonan pembuatan

VeRP**↓

Institusi pelayanan kesehatan

Institusi Pelayanan Kesehatan↓

Observasi 2 minggu***↓

Psikiater + tim pemeriksa (psikolog, dll)

↓Pemeriksaan tambahan

↓Penyusunan VeRP

Page 15: Psikiatri Forensik.pptx

* MINTA PENDAPAT AHLI

Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus. (KUHAP pasal 120 ayat 1)

Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau seseorang yang memiliki keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi dirinya. (KUHAP pasal 65)

Page 16: Psikiatri Forensik.pptx

Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.(KUHAP pasal 180 ayat 1).

Page 17: Psikiatri Forensik.pptx

**YANG BERHAK MENJADI PEMOHON

Penyidik ( KUHAP pasal 120 ) : Polisi, KPK Penuntut umum dalam hal tindak pidana

khusus ( pasal 120, pasal 284) : Jaksa, KPK Hakim pengadilan (pasal 180 ayat 1)

Page 18: Psikiatri Forensik.pptx

Tersangka/terdakwa/korban melalui pejabat sesuai dengan tingkatan proses pemeriksaan (pasal 65, pasal 180 ayat 1,2,3,4)

Penasehat hukum/pengacara melalui pejabat sesuai dengan tingkatan proses pemeriksaan ( pasal 180 ayat 1,2)

Page 19: Psikiatri Forensik.pptx

***JANGKA WAKTU OBSERVASI

UU Kesehatan Jiwa tahun 1965 :

jangka waktu observasi antara 3 minggu sampai 6

bulan, yang didasarkan pada kemungkinan penyesuaian

diri (adaptasi) terperiksa pada lingkungan perawatan.

Page 20: Psikiatri Forensik.pptx

KUHAP berdasarkan atas Hak Asasi Manusia

yang masa penahanan tidak boleh melebihi 90

hari maka jangka waktu observasi harus

diperpendek.

Page 21: Psikiatri Forensik.pptx

Pedoman pembuatan VeRP dari Direktorat Kesehatan Jiwa menyesuaikan jangka waktu observasi dengan yang ditentukan KUHAP.

Page 22: Psikiatri Forensik.pptx

Tatacara Permintaan VeRP

Surat permintaan tertulis dari penegak hukum

(pemohon) yang ditujukan kepada sarana yankeswa

pemerintah

Berisi : - identitas lengkap pemohon

- identitas lengkap tersangka

- alasan permintaan VeRP

- berita acara pemeriksaan (BAP)

Page 23: Psikiatri Forensik.pptx

Tersangka diobservasi selama-lamanya 14 hari dan dapat diperpanjang bila diperlukan dengan persetujuan tertulis pemohon, dengan memperhatikan masa tahanan.

Permohonan surat perpanjangan observasi dilakukan secara resmi dan tertulis

Selama diobservasi, tersangka mendapat penjagaan dari pihak pemohon dan tidak diperkenankan menerima kunjungan kecuali dengan persetujuan kepala sarana yankeswa

Page 24: Psikiatri Forensik.pptx

Selama observasi tidak dilakukan terapi, kecuali

dalam keadaan darurat medik tertentu.

Selama proses observasi, tersangka dilarang dibawa

keluar dari sarana yankeswa kecuali untuk

pemeriksaan penunjang medis.

Page 25: Psikiatri Forensik.pptx

Setelah proses observasi selesai, terperiksa harus

dibawa kembali oleh instansi pemohon dan VeRP

harus diserahkan dalam 7 hari pasca observasi selesai.

Pembiayaan ditanggung oleh instansi pemohon atau

keluarga tersangka.

Page 26: Psikiatri Forensik.pptx

Pemeriksaan dalam pembuatan Visum et Repertum

Psychiatricum

Page 27: Psikiatri Forensik.pptx

PEMERIKSAAN FISIK

Seluruh keadaan

fisik

Penampilan umum

Sistem Organ

Neurologis

Page 28: Psikiatri Forensik.pptx

Pemeriksaan psikiatrik : rangkaian pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan pada fungsi psikomotor, afektif, dan kognitif.

Pemeriksaan fungsi psikomotor :

kesadaransikap

tingkah lakukontak psikis, dll.

Pemeriksaan afektifalam perasaan dasarstabilitas emosiekspresi dan emosionalempati, dan sebagainya.

Page 29: Psikiatri Forensik.pptx

Pemeriksaan kognitif :persepsi dan gangguan persepsidaya ingatdugaan taraf kecerdasankemampuan membatasi dan membedakan fakta, data, dan ide

(discriminative judgement )kemampuan menilik diri sendiri (discriminative insight)ada tidaknya kelainan pada isi pikiran, dankeadaan mutu pikiran.

Pemeriksaan tambahan : evaluasi psikologis, pemeriksaan laboratories, pemeriksaan radiologi, EEG, CT scan dll,

Page 30: Psikiatri Forensik.pptx

pemeriksaan psikiatri forensik

1. Pemeriksaan kemampuan bertanggung jawab a. Tahap kemampuan menyadari tindakan

Seharusnya pelaku dapat mempersepsi kemudian menginterpretasi dan mengambil konklusi dari suatu stimulus. Kesadaran disini dinilai dengan pemeriksaan kesadaran.

Page 31: Psikiatri Forensik.pptx

b. Tahap memahami tindakanStimulus → respons → menelaah nilai dan resiko terhadap diri dan lingkungan ( discriminative insight ) →alternative respon yang mempertimbangkan baik-buruk,tinggi-rendah, dosa-pahala (discriminative judgement)

Page 32: Psikiatri Forensik.pptx

c. Tahap pemilihan dan pengarahan tindakan Seseorang yang normal dan mampu bertanggung

jawab akan bebas mempertimbangkan dan memilih respons yang kemudian akan bebas mengarahkan respons yang dipilih sebagai suatu tindakan.

Page 33: Psikiatri Forensik.pptx

No Tingkah laku/ perbuatan Kompetensi pertanggungjawaban

disadari dipahami direncanakan

1. + + + Bertanggung jawab

2. + + - Bertanggung jawab

3. + + impulsif Diragukan tanggung jawabnya

4. + + Terpaksa Diragukan tanggung jawabnya

5. + - - Tidak dapat bertanggung jawab

6. - - - Tidak dapat bertanggung jawab

Page 34: Psikiatri Forensik.pptx

2. Pemeriksaan Kompetensi (cakap) dalam lalu lintas hukum

tindakan yang mungkin akan dilakukan oleh si terperiksa terutama yang bersangkutan dengan hartanya atau dalam hubungannya dengan hubungan sosial yang memiliki konsekuensi yuridis.

disebut pemeriksaan prognostik dimana tindakan diperkirakan akan segera dilakukan sesudah pemeriksaan

Page 35: Psikiatri Forensik.pptx

Pada gangguan jiwa yang dapat sembuh (reversible), penentuan kompetensi tidak begitu berarti. Pada gangguan jiwa yang menetap (irreversible), maka akan berlanjut pada kasus-kasus pengampuan, hibah atau pewarisan dan sebagainya.

Page 36: Psikiatri Forensik.pptx

3. Penetuan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara suatu kondisi dengan timbulnya gangguan jiwa.Kasus- kasus yang memerlukan pemeriksaan ini adalah

Kasus yang terperiksa adalah korbanKasus ganti rugi pada gangguan jiwa atau cacat

jiwa akibat suatu kondisi kerja.

Page 37: Psikiatri Forensik.pptx

4. kompetensi untuk ditanya (competence to be interviewed) dan kelayakan untuk diajukan di siding pengadilan ( fitness to stand trial)Seseorang (terperiksa) akan diajukan ke pengadilan harus memenuhi syarat-syarat berikut:Apakah sidang dapat dilaksanakan

(applicable)? Sidang dapat dilaksanakan apabila terperiksa dapat menaati peraturan ketertiban sidang.

Page 38: Psikiatri Forensik.pptx

Apakah sidang tidak berbahaya ( harmful) bagi terperiksa? Sidang tidak dapat dilaksanakan apabila suasana sidang terlalu menekan sehingga terperiksa dapat menjadi sakit atau bahkan meninggal

Apakah sidang bermanfaat ( beneficial)? Diharapkan dalam sidang, terperiksa mengerti akan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan dapat mengungkapkan pendapatnya dan dimengerti orang lain.

Page 39: Psikiatri Forensik.pptx

Contoh Visum et Repertum Psychiatricum

Page 40: Psikiatri Forensik.pptx

Nama Sarana Pelayanan Kesehatan Jiwa

demi keadilan (pro justitia)

Visum et Repertum PsychiatricumNo :…………………………..

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :Nama :Pangkat/NIP/NRP :Jabatan :Tempat dan alamat observasi:

Page 41: Psikiatri Forensik.pptx

Atas permintaan tertulis dari :

Nama :Pangkat/NIP/NRP :Jabatan :Instansi :Alamat :No surat :Tanggal :Perihal :

Telah melakukan pemeriksaan dan observasi kesehatan jiwa (psikiatri) pada tanggal ( ditulis dengan huruf)s/d tanggal (ditulis dengan huruf) terhadap….........................................

Page 42: Psikiatri Forensik.pptx

Nama :Umur :Jenis Kelamin :Agama :Alamat :Pendidikan :Status perkawinan :Pekerjaan :Status terperiksa : tersangka/terdakwa/korban/

narapidanaTuduhan :

Page 43: Psikiatri Forensik.pptx

Laporan Hasil Pemeriksaan1. Anamnesis didapat dari :

a. berita acara pemeriksaan dari kepolisianb. autoanamnesis (terperiksa)c. alloanamnesis (berbagai sumber)

2. Hasil pemeriksaan dan observasi psikiatrik

3. Hasil pemeriksaan fisik

4. Pemeriksaan penunjang

Page 44: Psikiatri Forensik.pptx

5. Kesimpulan :a. ada/tidaknya gangguan jiwa (diagnosis dan deskripsi)b. Apakah prilaku pelanggaran hukum merupakan

gejala/bagian dari gangguan jiwa.c. Ada tidaknya unsur-unsur kemampuan bertanggung

jawab berdasarkan :i. Apakah terperiksa mampu dan memahami resiko

tindakannya?ii. Apakah terperiksa mampu memaksudkan suatu

tujuan dengan sadar?iii. Apa pemeriksa mampu mengarahkan kemauan/

tujuan tindakannya?

Page 45: Psikiatri Forensik.pptx
Page 46: Psikiatri Forensik.pptx

6. Saran:

7. Penutupdemikianlah Visum et Repertum Psychiatricum ini dibuat mengingat sumpah sewaktu menerima jabatan.

Tempat / tanggal (dengan huruf) Dokter yang memeriksa

NIP/NRP

Page 47: Psikiatri Forensik.pptx

Terima kasih