22
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI oleh LathifahNurLailiyah 142310101012 AyundaHardiyanti 142310101015 JauharotunNafi’ah 142310101018 Risyda Zakiyah Hanim 142310101134 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN

EMOSI

oleh

LathifahNurLailiyah 142310101012

AyundaHardiyanti 142310101015

JauharotunNafi’ah 142310101018

Risyda Zakiyah Hanim 142310101134

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Manusia dikenal sebagai makhluk dengan emosi yang beragam. Dalamkaryanya Emotional Intelegence, psikolog dan pemerhatin perilaku manusiaDaniel Goleman memaparkan secara garis besar bahwa, kecerdasan emosionalmemberi pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan keberhasilanseseorang di dalam kehidupannya (Lihat: Daniel Goleman. 2006. EmotionalIntelegence. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama). Goleman menawarkansebuah teori yang ia sebut Emotional Quotient (EQ), yang mana menurut teori ini,keberhasilan seseorang dalam hidupnya tidak hanya ditentukan oleh kemampuanintelegensi,melainkan didukung oleh kemampuan penguasaan emosi yang baik.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi dirisendiridan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidakmelebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar bebanstres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir. Hal senada juga diungkapkan olehSteven Covey dalam karyanya “The Seven Habit Effective People”. Meskipunistilah emosi sangat dekat dengan kehidupan manusia, namun kata “emosi” masihmenjadi istilah yang maknanya diperdebatkan oleh para ahli psikologi maupunahli filsafat. Sementara pengertian yang terlanjur berkembang di tengahmasyarakat pun tak luput pula dari kekeliruan definitif di mana emosi seringkalidiidentifikasi dengan “marah”, padahal, marah adalah salah satu ekspresi perasaanmanusia ketika menghadapi sebuah realitas tertentu yang ada di hadapannya.

Menurut etimology bahasa, kata emosi berasal dari akar kata movere(Latin), berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e” untuk memberiarti “bergerak menjauh”. Sedangkan makna harfiah tentang emosi (emotion),dalam Oxford English Dictionaryditemukan definisi emosi sebagai “setiapkegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, atau setiap keadaan mentalyang hebat atau meluap-luap” Emosi adalah gejala kejiwaan yang berhubungandengan gejala kejasmanian. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosimenurut Hurlock (1978), antara lain usia , perubahan fisik dan kelenjar, jeniskelamin.

Page 3: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

1.2 Rumusan masalah1.2.1 Apa yang dimaksud dengan emosi, macam - macam, faktor dan teori dari

emosi ?1.2.2 Apa definisi, ciri, faktor, intensitas, dimensi dan jenis dari perasaan ?1.2.3 Apa definisi dan gangguan dari afek dan emosi ?

1.3 Manfaat

1.3.1 Mengetahui definisi emosi, macam - macam, faktor dan teori dari emosi

1.3.2 Mengetahui definisi perasaan, ciri, faktor, intensitas, dimensi dan jenis dari

perasaan

1.3.3 Mengetahui definisi dan gangguan dari afek dan emosi

Page 4: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Emosi

2.1.1 Definisi

Secara etimologis emosi berasal dari kata Prancis emotion, yang

berasal lagi dari emouvoir, ‘exicte’ yang berdasarkan kata

Latin emovere, artinya keluar. Dengan demikian secara etimologis

emosi berati “bergerak keluar”.

Emosi adalah suatu konsep yang sangat majemuk sehingga tidak

dapat satu pun definisi yang diterima secara universal. Emosi sebagai

reaksi penilaian(positif atau negatif) yang kompleks dari sistem saraf

seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam diri sendiri.

Menurut beberapa ahli pengertian emosi sebagai berikut.

1. Diungkap Prezz (1999) seorang EQ organizational consultant dan

pengajar senior di Potchefstroom University, Afrika Selatan, secara

tegas mengatakan emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi

tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan

aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap

situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik.

2. Hathersall (1985) merumuskan pengertian emosi sebagai suatu

psikologis yang merupakan pengalaman subyektif yang dapat dilihat

dari reaksi wajah dan tubuh. Misalnya seorang remaja yang sedang

marah memperlihatkan muka merah, wajah seram, dan postur tubuh

menegang, bertingkah laku menendang atau menyerang, serta jantung

berdenyut cepat.

3. Selanjutnya Keleinginna and Keleinginan (1981) berpendapat

bahwa emosi seringkali berhubungan dengan tujuan tingkah laku.

Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling), misalnya

Page 5: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikmatan,

marah, takut bahagia, sedih dan jijik.

4. Sedangkan menurut William James (dalam DR. Nyayu Khodijah)

mendefinisikan emosi sebagai keadaan budi rohani yang

menampakkan dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh.

2.1.2 Macam-Macam Emosi

Emosi sensoris

Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari

luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang

dan lapar

Emosi psikis..

Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan,

seperti : perasaan intelektual, yang berhubungan dengan ruang

lingkup kebenaran perasaan sosial, yaitu perasaan yang terkait

dengan hubungan dengan orang lain, baik yang bersifat perorangan

maupun kelompok.

1) Perasaan susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan

nilai-nilai baik dan buruk atau etika (moral)

2) Perasaan keindahan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan

keindahan akan sesuatu, baik yang bersifat kebendaan maupun

kerohanian

3) Perasaan ke-Tuhan-an, sebagai fitrah manusia sebagai makhluk

Tuhan (Homo Divinas) dan makhluk beragama (Homo Religious).

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emosi

1. Usia

Semakin bertambah usia inidvidu, diharapkan emosinya akan lebih

matang dan individu akan lebih dapat menguasai dan mengendalikan

emosinya. Individu semakin baik dalam kemampuan memandang suatu

masalah, menyalurkan dan mengontrol emosinya secara lebih stabil dan

matang secara emosi.

Page 6: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

2.Perubahan fisik dan kelenjar

Perubahan fisik dan kelenjar pada diri individu akan menyebabkan

terjadinya perubahan pada kematangan emosi. Sesuai dengan anggapan

bahwa remaja adalah periode “badai dan tekanan”, emosi remaja

meningkat akibat perubahan fisik dan kelenjar.

3. Pola Asuh Orang Tua

Dari pengalamannya berinteraksi di dalam keluarga akan menentukan pula

pola perilaku anak tehadap orang lain dalam lingkungannya. Salah satu

faktor yang mempengaruhi dalam keluarga adalah pola asuh orangtua.

Cara orangtua memperlakukan anak-anaknya akan memberikan akibat

yang permanen dalam kehidupan anak (Goleman, 2001).

4.Lingkungan

Kebebasan dan kontrol yang mutlak dapat menjadi penghalang dalam

pencapaian kematangan emosi remaja. Lingkungan disekitar kehidupan

remaja yang mendukung perkembangan fisik dan mental memungkinkan

kematangan emosi dapat tercapai (Chaube, 2002)

5. Jenis Kelamin

Laki-laki dikenal lebih berkuasa jika dibandingkan dengan perempuan,

mereka memiliki pendapat tentang kemaskulinan terhadap dirinya

sehingga cenderung kurang mampu mengekspresikan emosi seperti yang

dilakukan oleh perempuan. Hal ini menunjukkan laki-laki cenderung

memiliki ketidakmatangan emosi jika dibandingkan dengan perempuan

(Santrock, 2003).

Menurut Le Dove (Goleman 1997:20-32) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain:

1.Fisik

Secara fisik bagian yang paling menentukan atau paling berpengaruh

terhadap kecerdasan emosi seseorang adalah anatomi saraf emosinya.

Bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu konteks (kadang kadang

disebut juga neo konteks). Sebagai bagian yang berada dibagian otak yang

Page 7: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

mengurusi emosi yaitu system limbik,tetapi sesungguhnya antara kedua

bagian inilah yang menentukan kecerdasan emosi seseorang.

a) Konteks. Bagian ini berupa bagian berlipat-lipat kira kira 3 milimeter

yang membungkus hemisfer serebral dalam otak. Konteks berperan

penting dalam memahami sesuatu secara mendalam, menganalisis

mengapa mengalami perasaan tertentu dan selanjutnya berbuat

sesuatu untuk mengatasinya. Konteks khusus lobus prefrontal, dapat

bertindak sebagai saklar peredam yang memberi arti terhadap situasi

emosi sebelum berbuat sesuatu.

b) Sistem limbik. Bagian ini sering disebut sebagai emosi otak yang

letaknya jauh didalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung

jawab atas pengaturan emosi dan implus. Sistem limbik meliputi

hippocampus, tempat berlangsungnya proses pembelajaran emosi dan

tempat disimpannya emosi.

2. Psikis.

Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga

dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu. Berdasarkan uraian

tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat

mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang yaitu secara fisik dan psikis.

Secara fisik terletak dibagian otak yaitu konteks dan sistem limbik, secara

psikis diantarnya meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan non

keluarga.

2.1.4 Teori-Teori Emosi

Teori James-Lange

Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan

tubuh. Salah satu dari teori paling awal dalam emosi dengan ringkas

dinyatakan oleh Psikolog Amerika William James: “Kita merasa

sedih karena kita menangis, marah karena kita menyerang, takut

mereka gemetar”.Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh

Page 8: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

James dan psikolog Eropa yaitu Carl Lange, yang membelokkan

gagasan umum tentang emosi dari dalam ke luar. Di usulkan

serangkaian kejadian disaat kita emosi : Kita menerima situasi yang

akan menghasilkan emosi. Kita bereaksi ke situasi tersebut,Kita

memperhatikan reaksi kita. Persepsi kita terhadap reaksi itu adalah

dasar untuk emosi yang kita alami. Sehingga pengalaman emosi-

emosi yang dirasakan terjadi setelah perubahan tubuh, perubahan

tubuh (perubahan internal dalam sistem syaraf otomatis atau gerakan

dari tubuh memunculkan pengalaman emosi. Agar teori ini

berfungsi, harus ada suatu perbedaan antara perubahan internal dan

eksternal tubuh untuk setiap emosi, dan individu harus dapat

menerima mereka. Di samping ada bukti perbedaan pola respon

tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih

halus dan kurang intens, persepsi kita terhadap perubahan internal

tidak terlalu teliti.

Teori Cannon-Bard

Emosi yang dirasakan dan respon tubuh adalah kejadian yang

berdiri sendiri-sendiri. Di tahun I920-an, teori lain tentang hubungan

antara keadaan tubuh dan emosi yang dirasakan diajukan oleh Walter

Cannon, berdasarkan pendekatan pada riset emosi yang dilakukan

oleh Philip Bard. Teori Cannon-Bard menyatakan bahwa emosi yang

dirasakan dan reaksi tubuh dalam emosi tidak tergantung satu sarna

lain, keduanya dicetuskan secara bergantian. Menurut teori ini, kita

pertama kali menerima emosi potensial yang dihasilkan dari dunia

luar; kemudian daerah otak yang lebih rendah, seperti hipothalamus

diaktifkan. Otak yang lebih rendah ini kemudian mengirim output

dalam dua arah: (1) ke organ-organ tubuh dalam dan otot-otot

eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi tubuh, (2) ke korteks

cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak lebih rendah

diterima sebagai emosi yang dirasakan. Kebalikan dengan teori

Page 9: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

James-Lange, teori ini menyatakan bahwa reaksi tubuh dan emosi

yang dirasakan berdiri sendiri-sendiri dalam arti reaksi tubuh tidak

berdasarkan pada emosi yang dirasakan karena meskipun kita tahu

bahwa hipothalamus dan daerah otak di bagian lebih bawah terlibat

dalam ekspresi emosi, tetapi kita tetap masih tidak yakin apakah

persepsi tentang kegiatan otak lebih bawah ini adalah dasar dari

emosi yang dirasakan.

Teori Kognitif tentang Emosi

Teori ini memandang bahwa emosi merupakan interpretasi

kognitif dari rangsangan emosional (baik dari luar atau dalam

tubuh). Teori ini dikembangkan oleh Magda Arnold (1960), Albert

Ellis (1962), dan Stanley Schachter dan Jerome Singer (1962).

Berdasarkan teori ini, proses interpretasi kognitif dalam emosi

terbagi dalam dua langkah: 1. Interpretasi stimuli dari lingkungan.

Interpretasi pada stimulus, bukan stimulus itu sendiri, menyebabkan

reaksi emosional. Contohnya, jika suatu hari kamu menerima kado

dari Wini dimana Wini adalah musuh besarmu, maka kamu akan

merasa takut atau bisa mengganggap bahwa kado tersebut

berbahaya. Tetapi akan berbeda ceritanya bila Wini adalah seorang

teman karibmu, maka kamu akan dengan senang hati menerima dan

membuka kado tersebut tanpa curiga. Jadi dalam teori kognitifpada

emosi, informasi dari stimulus berangkat pertama kali ke cerebral

cortex, dimana akan diinterpretasi pada pengalaman masa kini dan

lamapau. Lalu pesan tersebut dikirim ke limbyc system dan sistem

saraf otonom yang kemudian akan menghasilkan arousl secara

fisiologis. Interpretasi stimuli dari tubuh yang dihasilkan dari arousal

saraf otonom Langkah kedua dalam teori kognitif pada emosi yaitu

interpretasi stimulus dari dalam tubuh yang merupakan hasil dari

arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

Page 10: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

menekankan pentingnya stimuli internal tubuh dalam mengalami

emosi, tetapi sebenarnya itu berlanjut ke interpretasi kognitif dari

stimuli, dimana hal tersebut lebih penting dari pada stimuli internal

itu sendiri.

2.2 Perasaan

2.2.1 Definisi

Perasaan atau dalam istilah lain disebut “Renjana” adalah gejala psikis

yang memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan dengan persepsi dan

dialami sebagai rasa senang-tidak senang, sedih-gembira dalam berbagai

derajat dan tingkatannya.

Menurut Maramis (1999), “Perasaan adalah nada perasaan

menyenangkan atau tidak, yang menyertai suatu pikiran dan biasanya

berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologik”.

Perasaan adalah “sesuatu tentang keadaan jiwa manusia yang dihayati

secara senang atau tidak senang”.

Contoh:

Perasaan menyenangkan: senang, bangga, kasih sayang, gembira, enak,

lezat, keindahan, dan ketenangan.

Perasaan tak menyenangkan: sedih, kecewa, sakit, gelisah, kacau, mual,

dan busuk.

Menurut Kartono K. (1996), “Perasaan atau renjana adalah reaksi rasa

dari segenap organisme psiko-fisik manusia”. Sedangkan menurut abu

ahmadi (1983), “perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa

kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan

dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.

Page 11: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

2.2.2 Ciri-Ciri Perasaan

a. Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya

persepsi.

Contoh:

Perasaan gembira saat menonton pertandingan sepakbola karena

tim sepak bola favoritnya menang.

Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena

memikirkan trauma masa lalu.

Dalam diri sesorang timbul perasaan senang dan damai karena

menghayati lagu kesayangannya lewat VCD.

b. Perasaan sifatnya individual atau subjektif.

Contoh:

Pada saat menonton pertandingan sepakbola, ada penonton yang

bersorak gembira karena kesebelasan yang dijagokan dapat

menjebol gawang lawan, tetapi di pihak lain ada yang sedih karena

tim favoritnya kalah.

Dalam keluarga, pada saat menanti anaknya belum pulang dari

sekolah, si ibu mungkin cemas, tetapi si bapak mungkin tenang-

tenang saja.

c. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang dan tidak senang.

Contoh:

Seorang mahasiswa perasaannya senang karena nilai ujiannya baik.

Seorang mahasiswa tidak senang kepada dosen yang cara

mengajarnya tidak jelas.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Perasaan

a. Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan

Contoh:

Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitif dibandingkan

orang sehat.

Perasaan individu yang pendek gemuk kebal terhadap kritik.

Page 12: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

b. Struktur kepribadian individu mempengaruhi individu dalam mengalami

suatu perasaan.

Contoh:

Individu yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang

sensitif.

Individu yang berkepribadian ekstrovert kebal terhadap perasaan.

Individu yang kepribadiannya mudah marah.

Kepribadian peramah biasanya perasaannya halus.

c. Keadaan temporer pada diri individu atau bergantung pada suasana hati,

individu yang sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap perasaan

dibanding orang yang normal.

2.2.4 Intensitas Perasaan

Intensitas (tingkat dan kekuatan) perasaan bergantung pada hal-hal sebagai

berikut.

a. Intensitas perasaan persepsi lebih kuat dibanding tanggapan, fantasi, dan

ingatan, misalnya perasaan saat bertemu dengan saudara kandung yang

sudah lama berpisah, intensitasnya lebih kuat dibanding perasaan yang

timbul hal itu sudah menjadi kenangan.

b. Intensitas perasaan melalui pengamatan indra pembau dan pengecap

intensitasnya lebih tinggi dibanding melalui penglihatan dan pendengaran,

misalnya perasaan akibat mencium bau bangkai lebih intens daripada

mendengar suara gaduh.

c. Intensitas dipengaruhi faktor fisik dan psikis, misalnya dahulu, perasaan

saya apabila mendengar musik dangdut muak sekali, tetapi sekarang

begitu mendengar alunan musiknya saja sudah ingin joget.

d. Intensitas perasaan turun karena perasaan itu dialami berulang-ulang atau

sudah cukup lama, misalnya memutar VCD dengan lagu-lagu yang

berulang-ulang membosankan,perasaannya tidak senang dibanding pada

saat pertama kali memutar VCD tersebut.

Page 13: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

2.2.5 Dimensi Perasaan

Menurut Wund perasaan itu memiliki 3 dimensi, yaitu:

a. Perasaan senang dan tidak senang, misalnya seorang merasa senang karena

penyakitnya dinyatakan sembuh oleh dokter atau seorang pasien merasa

tidak senang dirawat di suatu rumah sakit karena pelayanannya jelek.

b. Perasaan excited atau inner feeling, yaitu perasaan yang dialami individu

disertai perilaku atau perbuatan yang tampak, misalnya karena diterima

disertai menari-nari.

c. Perasaan expectancy atau release feeling, yaitu perasaan yang masih dalam

pengharapan atau memang betul-betul telah terjadi.

Contoh:

Alangkah bahagia perasaan saya apabila kelak dapat meneruskan

ke S1 Keperawatan setelah lulus D3 Keperawatan.

Waktu saya dinyatakan diterima di D3 Keperawatan, perasaan saya

betul-betul gembira sekali.

Menurut Stern, dimensi perasaan adalah:

a. Perasaan present,yaitu perasaan yang berhubungan dengan situasi aktual

atau yang sedang terjadi, misalnya saya merasa senang karena saat ini

anak saya bisa kuliah di Akademi Keperawatan.

b. Perasaan yang menjangkau maju, yaitu perasaan yang masih dalam

pengharapan, misalnya alangkah gembiranya apabila kelak anak saya

menjadi seorang dokter.

c. Perasaan yang berhubungan dengan waktu lampau, misalnya merasa sedih

apabila mengingat masa lampau, sewaktu masih anak-anak yang penuh

derita.

2.2.6 Jenis Perasaan

Page 14: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

a. Perasan pengindraan/indriawi atau tingkat sensoris, yaitu perasan yang

berhubungan dengan beberapa pengamatan pengindraan, atau rangsangan

jasmaniah, misalnya rasa nyeri, panas, dingin, pahit, asin, geli, dan bau.

b. Perasaan kehidupan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan fungsi

hidup atau kondisi jasmaniah, pencernaan makanan, pernapasan dan

peredaran darah, termasuk juga perasaan insting, misalnya rasa lelah,

segar, capek, haus, lapar, kurang enak badan, dan lesu.

c. Perasaan kejiwaan atau psikis, yaitu perasaan yang dapat diberi motivasi,

misalnya rasa gembira, susah, takut, kecewa, simpati, benci, bahagia,

tertekan, antipati, dan senang.

d. Perasaan kepribadian, yaitu perasaan yang berhubungan dengan

keseluruhan kepribadian, penilaian diri, dan harga diri, misalnya perasaan

harga diri, perasaan percaya diri, putus asa, dan perasaan puas.

2.3 Afek dan Emosi

2.3.1 Definisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) perasaan adalah hasil

atau perbuatan merasa dengan panca indera; atau rasa (keadaan batin)

sewaktu menghadapi merasai sesuatu atau kesanggupan merasai; atau

pertimbangan batin atas sesuatu. Emosi adalah luapan perasaan yang

berkembang dan surut dalam waktu singkat atau sebagai keadaan dan reaksi

fisiologis maupun psikologis.

Afek adalah perasaan dan emosi yang menekankan tingkat kesenangan

atau kesedihan pada kualitas senang dan tidak senang, nyaman dan tidak

nyaman yang mewarnai perasaan.

Sarafino (1998) mengartikan emosi sebagai perasaan subyektif yang

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pikiran, perilaku dan fisiologis.

Sebagian emosi bersifat positif (seperti senang, kasih sayang) dan sebagian

yang lain adalah negatif (seperti marah, takut, sedih). Terlihat bahwa Sarafino

tidak membedakan antara afek dan emosi.

Page 15: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

Batson dkk (1992) membedakan antara afek, mood dan emosi dan

menyimpulkan bahwa dari ketiga istilah ini afek adalah yang paling umum.

Afek adalah phylogenetic dan ontogenetic yang paling primitif. Afek ditandai

sebagaimana lolongan anjing atau tangisan bayi. Afek memiliki nada (tone),

valensi (positif atau negatif) dan intensitas dari lemah ke kuat.

Afek adalah perasaan yang menguasai segenap jiwa dan tidak bisa

dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi

jasmaniah, yaitu peredaran darah, denyut jantung, dan pernafasan bias cepat

atau menjadi lemah. Emosi adalah gejalan kejiwaan yang berhubungan

dengan kejasmanian

Contoh :

1. Orang yang sedang marah, mengambil, melempar, dan

membanting benda dari sekitarnya, disertai mukanya merah,

tekanan darah meningkat, dan gemetar

2. Anak yang tidak lulus ujian, menangis sampai kejang – kejang

bahkan sampai pingsan, disertai muka pucat dan keluar keringat

dingin.

2.3.2 Jenis Gangguan Afek dan Emosi

Afek dan emosi biasanya dipakai secara bergantian, dengan aspek –

aspek yang lain pada manusia ( proses berpikir, psikomotor, persepsi,

ingatan) saling mempengaruhi dan menentukan tingkat fungsi manusia itu

pada suatu waktu

Jenis gangguan afek dan emosi:

a. Depresi atau melankolis

Ciri – ciri psikologik, misalnya sedih, susah, murung, rasa tak

berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, dan

penyesalan yang patologis

Page 16: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

Ciri – ciri somatik, misalnya anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau

dingin, tekanan darah dan pols turun. Ada persepsi dengan penarikan

diri dan agitasi atau kegelisahan.

b. Kecemasan (anseitas)

Ciri – ciri psikologik, misalnya khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa

tak aman, takut, dan lekas terkejut.

Gejalanya :

Faktor somatik, misalnya napas sesak, dada tertekan, kepala seperti

mengambang, linu, lekas capek, keringat dingin, dan palpitasi

Faktor psikologik, misalnya perasaan was – was, khawatir, dan

bicara cepat terputus – putus.

c. Neurosis histerik

Fungsi mental dan jasmani hilang tanpa dikehendaki. Gejalanya :

kelumpuhan pada ekstremitas, kejang – kejang, anestesi, tuli, buta,

stupor, dan twilight state.

d. Neuro fobik

Adanya perasaan takut yang berlebihan terhadap benda atau

keadaan, yang oleh individu disadari bukan sebagai ancaman.

e. Neuro depresi

Gangguan perasaan dengan ciri – ciri semangat berkurang, rasa

harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan makan.

Biasanya berakar pada rasa salah yang tidak disadari.

Gejalanya :

Faktor somatik, misalnya perasaan tak senang, tak

bersemangat, lelah, apatis, dan bicara pelan.

Faktor psikologik, misalnya pendiam, rasa sedih, pesimistik,

putus asa, malas bergaul dan frekuensi bekerja berkurang,

tidak mampu mengambil keputusan, lekas lupa, dan timbul

pikiran untuk bunuh diri.

Page 17: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Emosi adalah reaksi penilaian(positif atau negatif) yang kompleks dari

sistem saraf seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam diri

sendiri. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi emosi yaitu usia, perubahan

fisik dan kelenjar, pola asuhan orangtua, lingkungan, dan jenis kelamin.

Selain emosi terdapat perasaan yang hampir mirip dengan emosi. Perasaan

adalah gejala psikis yang memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan

dengan persepsi dan dialami sebagai rasa senang-tidak senang, sedih-gembira

dalam berbagai derajat dan tingkatannya. Faktor yang mempengaruhi

timbulnya perasaan yaitu keadaan jasmani, struktur kepribadian, dan suasana

hati. Terdapat jenis perasaan yaitu perasaan pengindraan, perasaan kehidupan

vital, perasaan psikis, dan perasaan kepribadian.

Emosi dan perasaan saling terkait membentuk afek. Afek yaitu perasaan

dan emosi yang menekannkan tingkat kesenangan atau kesedihan pada

kualitas senang dan tidak senang, nyaman dan tidak nyaman yang mewarnai

perasaan. Kehidupan yang kompleks ini memberikan kesempatan terjadinya

penyimpangan atau gangguan, begitu pula dengan afek. Gangguan afek

contohnya depresi, kecemasan, neurosis histerik, neuro fobik, dan neuro

depresi.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis merumuskan saran yang dapat di

aplikasikan dalam berbagai kalangan antara lain

1) Masyarakat

Dengan wawasan tentang emosi ini diharapkan masyarakat dapat

mengetahui faktor-faktor emosi sehingga masyarakat dapat mengontrol

emosi dengan tepat dan mengontrol perasaannya dengan baik dan

menempatkan emosi pada yang seharusnya

Page 18: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

2) Perawat

Diharapkan untuk para perawat dapat mengaplikasikan dalam peran

perawat untuk mengetahui tingkat emosi pasien dan mempunyai rasa

empati terhadap pasien juga dapat mengetahui perasaan pasien dan dapat

melakukan caring dengan baik

Page 19: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo. 2002. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta:EGC.

Urbayatun, Siti. 2006. Hubungan Antara Pemenuhan Kebutuhan Dengan AfekPositif Dan Afek Negatif Pada Lansia. http://repository.usu.ac.id. (Diaksestanggal 14 April 2015, 21.47 WIB)

Yoga. 2014. https://yogacintaindonesia.wordpress.com/2014/02/19/makalah-emosi-psikologi-umum/ (diakses pada 14 April 2015).

Page 20: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

LAMPIRAN

SOAL

1. Seorang anak lebih suka marah jika dia disingung tentang pekerjaanibunya, karena ibunya hanya buruh pabrik, tapi seiring berjalannya waktusaat anak itu sudah mulai masuk SMA dia mulai menyadari bahwa ibunyaitu bekerja untuknya dan saat ditanya pekerjaan ibunya dia pun tidakmarah lagi. Dari pernyataan diatas factor apa yang mempengaruhi emosiseseorang?a. Jeniskelaminb. Pekerjaanc. Lingkungand. Usiae. Polaasuh orang tua

2. Faktor apa yang mempengaruhi kecerdasan emosi seseoranga. Fisikb. Psikisc. Intelegensid. Psikis dan intelegensie. Fisik dan psikis

3. Teori yang berpendapat bahwa emosi itu bergantung pada aktivitas dariotak bagian bawah adalaha. Teori Cannon-Bardb. TeoriSchachter-Singerc. Teori James-Langed. Teori Proses-Berlawanane. Teori Emosi-Motivasi

4. Sebutkan faktor yang mempengaruhi emosi?a. fisik dan psikisb.fisikc. faktor eksternal dan internald. jenis kelamine. usia

5. Richard Solomon menjelaskan pemicu sebuah emosi adalah?a. Manusiab. Jenis kelaminc. Fisik dan psikisd. lingkungane. Semua salah

Page 21: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

6. Teori yang menekankan pada keseimbangan hidup manusia melaluimekanisme homeostatis. Adalah teori dari?a. Teori James-Langeb. Teori Proses-Berlawananc. Teori Emosi-Motivasid. Teori cannon-Barde. Semua salah

7. An. C merasa takut dan merintih kesakitan saat dipasang infus di

punggung tangan kanannya karena baru pertamakali diinfus, sedangkan

An. D merasa biasa-biasa saja karena sudah terlalu sering dirawat inap di

rumah sakit. Kasus tersebut meunjukkan bahwa perasaan setiap individu

berbeda, hal ini sesuai dengan ciri-ciri perasaan yaitu:

a. Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan lain

b. Perasaan dialami individu sebagai perasaan senang

c. Perasaan sifatnya individual atau subjektif

d. Perasaan sifatnya objektif

e. Perasaan dialami individu sebagai perasaan tidak senang

8. Orang introvert dan ekstrovert memiliki cara yang berbeda dalam

mengekspresikan perasaannya. Faktor apakah yang mempengaruhi

timbulnya perasaan orang introvert dan ekstrvert?

a. Keadaan temporer atau bergantung pada suasana hati

b. Struktu kepribadian

c. Keadaan jasmani

d. Keadaan rohani

e. Kesehatan

9. Setiap tanggal 17 agustus, seluruh warga Indonesia selalu memperingatihari kemerdekaan Indonesia, dengan mengadakan upacara bendera. Tidakterkecuali siska mahasiswi keperawatan universitas jember. Pada saatmelakukan upacara siska tiba – tiba merasa funsi mental dan jasmaninyahilang tanpa dikehendaki. Dari penjelasan diatas, siska mengalamigangguan afek dan emosi berupa?a. Neuro fobik d. kecemasanb. Neuro depresi e. melankolisc. Neuro histeric

Page 22: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DALAM KEPERAWATAN EMOSI …lathifahnur.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/163/2015/05/...arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori

10. Ujian akhir semester adalah kegiatan rutin setiap akhir semester yangdilakukan guna menguji kepahaman mahasiswa dalam materi yang telahdisampaikan. Sehari sebelum ujian rani mengalami hal yang aneh padadirinya, yakni semangat berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkandiri sendiri, gangguan tidur dan makan. Dari penjelasan diatas dapatdiambil kesimpulan bahwa rani mengalami ganggaun afek dan emosi.

a. Neuro fobikb. Neuro depresic. Neuro historicd. Kecemasane. melankolis