Click here to load reader
Upload
endang10
View
347
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PSIKOLOGI KOGNITIF
PENDAHALUAN
Pada umumnya jika kita mahasiswa psikologi sedang membahas mengenai psikologi
kognitif, tema ini sebenarnya sangat berkaitan dengan masalah intelegensia dimana pokok-
pokok bahasan dari bab psikologi kognitif berkisar tentang pengambilan keputusan, atensi
atau konsentrasi, memori, penalaran dll. Di dalam beberapa literatur, psikologi kognitif
dikatakan sebagai perpaduan antara psikologi gestalt dan psikologi behaviorisme1. Namun
sebenarnya ada perbedaan yang sangat mendasar dari ketiganya. Jika psikologi gestalt lebih
melihat kepada struktur yang utuh dari sebuah fenomena dan psikologi behaviorisme melihat
dalam segi tingkah laku molekular atau refleks. Sedangkan psikologi kognitif memperhatikan
proses-proses yang terjadi dalam perilaku manusia dalam kesehariannya. Dan hal-hal tersebut
dalam pandangan biopsikologi diatur oleh salah satu bagian otak yaitu lobus frontal. Namun
dalam paper yang singkat ini penulis tidak akan masuk kedalam ranah biopsikologi tetapi
lebih kepada proses-proses kognitif yang seringkali terjadi pada kita.
1 Sarlito W. Sarwono, Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi hal. 90, PT. Bulan Bintang (2008)
ATENSI
Atensi ataupun disebut juga dengan perhatian merupakan salah satu bahasan utama
dari psikologi kognitif. Dalam psikologi perkembangan anak bahkan dalam hal yang
sangat general hal ini sering sekali dibahas, misalnya kaitan antara konsentrasi
seorang peserta didik dengan tingkat prestasi yang ia dapatkan di sekolah. Jika sebuah
atensi atau konsentrasi dikaitkan dengan cara kerja organ tubuh manusia, pupil
biasanya melebar dan detak jantung akan menurun pada saat seseorang sedang
berkonsentrasi atau memiliki atensi yang tinggi pada suatu pekerjaan atau objek2.
Tapi dengan catatan pupil mata akan melebar jika tugas tersebut tingkat kesulitannya
cukup tinggi. Mungkin jika bagi anda yang menyukai game yang berkaitan dengan
penembak jitu, maka seorang sniper harus menghela nafas sebelum menembak dan
detak jantungnya otomatis akan melemah hal tersebut menunjukkan konsentrasi untuk
mendapatkan sasaran dari jarak jauh.
Secara garis besar atensi dibagi menjadi dua bagian utama yaitu3 :
1. Selective Attention
Yaitu keadaan dimana seseorang memproses dua atau lebih “informasi”
kedalam otaknya melalui panca indera namun hanya merespon kepada salah
satu informasi saja. Hasil penelitian melalui cara dichotic listening yaitu
seorang diberikan sebuah headphone dan dari kedua speaker kanan dan kirinya
mempunyai suara atau informasi yang berbeda. Dan hasilnya seseorang hanya
mengingat sedikit bagian non-shadowed (yang tidak diikuti/tidak diatensikan
oleh dirinya) dan berhasil mengikuti informasi yang lainnya4.
2. Divided Attention
Seringkali disebut dual-task technique dimana seseorang memproses dua atau
lebih informasi kedalam otaknya dan merespon terhadap semua informasi
yang ia dapatkan. Menurut saya hal ini yang sering disebut orang sebagai
keahlian multi-tasking5 yang pada umumnya perempuan lebih menguasai hal
tersebut.
2 Daniel Kahneman, Attention & Effort hal. 30, New Jersey, Englewood Cliffs : Prentice Hall Inc. (1973), hal ini bisa dicoba ketika anda melakukan perkalian 17 x 36 di depan sebuah cermin tanpa menggunakan alat bantu hitung apapun dan perhatikan pupil mata anda pada saat menghitungnya diluar kepala.
3 Richard Gross, The Science of Mind & Behavior 6th edition hal. 198-199, London : Hodder Education (2010)4 Ibid., hal. 1995 Yang menjadi pertanyaan adalah apakah seorang laki-laki dapat dilatih kemampuan multi-taskingnya
seperti seorang perempuan?
PERSEPSI
Dalam psikologi gestalt sebuah fenomena biasanya dilihat dalam bentuk total tidak
parsial atau sebagian begitu juga dengan persepsi seseorang terhadap sebuah
informasi ataupun masalah. Namun, dalam psikologi kognitif yang dipelajari adalah
bagaimana otak manusia mengelola atau mengolah suatu informasi menjadi sebuah
persepsi. Seseorang yang suka menonton film action misalnya akan kurang menyukai
jenis film yang lain karena persepsi yang ada di dalam otaknya yang secara tidak
langsung membentuk persepsi kalau film yang lain adalah tidak enak atau
membosankan. Proses pembentukan persepsi seperti itulah yang akan kita pelajari
dalam sub-bab ini. Menurut Richard Groos persepsi adalah pengorganisasian dan
interpretasi dari sebuah informasi yang ditangkap panca indera terhadap inti yang
mewakili dunia luar6. Persepsi juga biasanya disertai dengan pemahaman, pemahaman
ini yang kemudian selanjutnya menimbulkan rasa suka atau tidak suka. Kebanyakan
hasil persepsi dari apa yang kita proses dari panca indera berasal dari mata, misalnya
sebuah rasa sakit akan lebih terasa ketika seseorang melihat lukanya dibandingkan
dengan tidak melihatnya sama sekali. Walaupun indera yang lain memerankan
peranan yang penting juga terhadap jenis informasi yang berbeda. Bagian-bagian otak
yang membentuk persepsi antara lain adalah lobus oksipital untuk penglihatan, lobus
parietal rangsangan sentuhan atau rasa sakit dan persepsi pendengaran diproses oleh
lobus temporal.
Selain itu manusia seringkali mengalami kesalahan persepsi, seringkali disebut
dengan ilusi, waham atau delusi. Waham atau delusi seringkali terjadi pada penderita
penyakit Schizophrenia sedangkan ilusi visual tetap bisa terjadi pada orang normal.
Contohnya ketika melihat gambar dibawah ini :
6 Richard Gross, op.cit., hal. 225
MEMORI
Memori merupakan salah satu alat yang paling penting dimiliki manusia untuk
melakukan proses belajar. Memorilah yang menyimpan pengalaman masa lalu dan
kini. Memori sendiri secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu :
Memori Jangka Panjang (Long Term Memory / LTM)
Memori Jangka Pendek (Short Term Memory / STM)
Jika dilihat dari prosesnya ada 3 tahapan7 yang harus dilalui sebuah informasi agar
menjadi sebuah memori di dalam otak. Tahapan pertama adalah proses registration
(encoding) yang merupakan proses penerimaan informasi yang akan masuk kedalam
otak dalam prosesnya informasi yang akan masuk ke storage terlebih dahulu akan
menerima proses pengkodean. Yang kedua adalah proses storage yaitu tempat
penyimpanan satu atau lebih informasi yang telah melewati tahapan registration,
proses disini hampir sama ketika kita menyimpan sebuah data di dalam sebuah folder
di komputer. Dan tahapan yang terakhir adalah retrieval yaitu proses penarikan atau
pengambilan lagi memori yang sudah disimpan di didalam storage area. Walaupun
cara penyimpanan memori di dalam otak kita hampir sama dengan komputer, namun
perbedaan yang paling nampak antar keduanya adalah proses retrieval, dimana dalam
komputer kita bisa mengambil kembali secara mudah memori yang sudah disimpan,
sedangkan otak manusia agak sulit apabila sebuah memori yang disimpan jangka
waktunya sudah agak lama karena sifat ingatan manusia secara umumnya adalah
periodik bukan permanen seperti komputer. Dari banyak penelitian yang sudah
dilakukan memori bisa bertahan lama di otak manusia sangat terkait dengan atensi,
konsentrasi dan minat. Jika ditinjau dari sudut pandang kapasitas, memori manusia
memang memiliki limit ataupun batasan, contoh penyakit seperti Alzheimer adalah
salah satu contoh penyakit yang seringkali dijumpai oleh orang yang sudah berumur
dan hal tersebut hampir bisa dikatakan tidak terhindarkan.
7 Richard Gross Ibid., 258-260
PENALARAN, PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Saya menyatukan ketiga konsep ini karena saling berkaitan satu sama lain, dalam
pemecahan masalah dan penalaran biasanya dilakukan sebelum seseorang mengambil
sebuah keputusan. Dalam penalaran dan pemecahan masalah ada yang dikenal dengan
metode heuristik, metode ini sebenarnya hampir sama dengan metode bolak-balik,
seperti hal seorang pemain catur yang memotong beberapa kemungkinan lawannya
untuk melangkah8. Ada juga metode lain yang disebut dengan metode coba-salah
(trial-error) dan masih banyak lagi metode pemecahan masalah lainnya seperti
algoritma yang tidak mungkin dibahas oleh penulis satu demi satu. Namun secara
garis besar sebelum seseorang mengambil sebuah keputusan mereka sadar atau tidak
sadar sedang menggunakan metode-metode yang ada ataupun berdasarkan
pengalaman yang ia miliki. Seperti halnya yang lain, metode pemecahan masalah juga
memiliki kelemahan, bias pengalaman atau bias dalam penggunaan metode heuristik
juga bisa terjadi, karena memang demikianlah kelemahan dari manusia. Contoh dalam
kelemahan metode heuristik yang ditunjukkan oleh Daniel Kahneman dan Amos
Tversky adalah ilusi validitas dimana seseorang biasanya menggunakan prediksi dari
sekumpulan data yang telah keluar sebelumnya dan dianggap mewakili suatu
permasalahan (derajat keterwakilan / degree of representativeness) yang tidak
memperhatikan batasan dari akurasi prediksi9.
DAFTAR PUSTAKA8 Jonathan Ling & Jonathan Catling, Psikologi Kognitif hal. 178, Penerbit Erlangga (2012)9 Daniel Kahneman & Amos Tversky, Judgement Under Uncertainty : Heuristic & Biases hal. 1126,
American Association for the Advancement of Science Journal Vol. 185 (1974), didownload dari www.jstor.org
Catling, Jonathan & Jonathan Ling & (2012), Psikologi Kognitif, Penerbit Erlangga
Gross, Richard (2010), The Science of Mind & Behavior 6th edition, London : Hodder
Education
Kahneman Daniel, Attention & Effort (1973), New Jersey, Englewood Cliffs : Prentice Hall
Inc.
Kahneman, Daniel & Amos Tversky (1974), Judgement Under Uncertainty : Heuristic &
Biases, American Association for the Advancement of Science Journal Vol. 185
Sarwono, Sarlito W. (2008), Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi, PT.
Bulan Bintang